laporan saponifikasi kelompok 8

Upload: dila-adila

Post on 09-Oct-2015

78 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

semoga bermamfaat

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES II

    REAKSI SAPONIFIKASI

    Pembuatan Sabun Padat

    Dosen Pembimbing : Umar Khayam

    Disusun oleh kelompok 4

    1. Dila Adila. 131411029

    2. Rima Agustin Merdekawati 131411061

    3. Ulfa Nurul Azizah 131411063

    Kelas : 2A

    Tanggal Praktikum : 2 Oktober 2014

    Tanggal Penyerahan : 9 Oktober 2014

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • I. TUJUAN PERCOBAAN

    Menjelaskan variable-variabel yang berpengaruh dalam proses safonifikasi

    Menentukan komposisi yang tepat dalam pembuatan sabun padat dan

    bahan additive yang ditambahkan

    Menganalisis produk sabun padat yang di dapat

    II. DASAR TEORI

    Trigliserida terdiri dari tiga gugus asam lemak yang terikat pada gugus gliserol

    .Asam lemak terdiri dari rantai karbon panjang yang berakhir dengan gugus asam

    karboksilat pada ujungnya. Gugus asam karboksilat terdiri dari sebuah atom karbon

    yang berikatan dengan dua buah atom oksigen. Satu ikatannya terdiri dari ikatan rangkap

    dua dan yang lain adalah ikatan tunggal. Pada kelompok asam, asam karboksilat biasanya

    terdapat satu buah atom hydrogen pada atom oksigen yang melekat pada ikatan tunggal

    atom karbon. Perlu diperhatikan bahwa setiap dari tiga atom karbon memiliki gugus asam

    karboksilat yang melekat pada dirinya, sehingga dinamakan trigliserol.

    Trigliserol biasanya juga disebut fats atau lemak apabila dia berbentuk padat

    pada suhu kamar. Dan disebut minyak apabila dia berbentuk cair pada suhu kamar. dan

    trigliserol tidak larut dalam air.

    Reaksi antara alkohol dan asam karboksilat disebut ester. Lemak dan minyak

    nabati merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari

    alkohol dan asam karboksilat, seperti asam stearat, asam oleat, dan asam palmitat.

    Minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat. Lemak padat

    mengandung ester gliserol dan asam stearat atau asam palmitat.

    Secara umum, sabun dibuat dengan mereaksikan suatu lemak atau minyak dengan

    larutan natrium hidroksida pekat. Hasil reaksi (sabun) adalah suatu senyawa garam

    natrium dari asam lemak yang digunakan. Proses reaksi ini disebut penyabunan.

    Reaksi antara alkohol dan asam karboksilat disebut ester. Lemak dan minyak

    nabati merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari

    alkohol dan asam karboksilat, seperti asam stearat, asam oleat, dan asam palmitat.

    Minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat. Lemak padat

    mengandung ester gliserol dan asam stearat atau asam palmitat.

    Secara umum, sabun dibuat dengan mereaksikan suatu lemak atau minyak dengan

  • larutan natrium hidroksida pekat. Hasil reaksi (sabun) adalah suatu senyawa garam

    natrium dari asam lemak yang digunakan. Proses reaksi ini disebut penyabunan.

    Sabun dapat juga dihasilkan dengan memanaskan lemak sapi atau minyak kelapa

    dalam ketel berisi natrium hidroksida berlebih. Jika natrium klorida ditambahkan

    kedalam campuran, garam natrium dari asam lemak memisah sebagai dadih sabunkasar.

    Gliserol merupakan hasil samping dan dapat dipisahkan dengan menguapkan lapisan air.

    Reaksi penyabunan dapat dituliskan sebagai berikut :

    O

    CH2 O C (CH2)16 CH3 CH2 OH

    O O

    CH O C (CH2)16 CH3 CH OH + CH3 - (CH2)16 C ONa

    O

    CH2 O C (CH2)16 CH3 CH2 OH

    Tristearin Gliserol natrium sterat

    (sabun)

    Struktur kimia sabun adalah sebagai berikut :

    HC

    H

    H

    C

    H

    H

    C

    H

    HC

    H

    H

    C

    H

    HC

    H

    H

    C

    H

    HC

    H

    H

    C

    H

    HC

    H

    H

    C

    H

    HC

    H

    H

    C

    H

    HC

    H

    H

    C

    H

    HC

    H

    H

    C

    H

    H

    CO2-Na+

    Sabun disebut sodium stearat dengan rumus kimia C17H35COO

    Na +

    dan merupakan

    hydrocarbon rantai panjang dengan 10 sampai 20 atom Carbon. Dapat digunakan untuk

    membersihkan karena kepala yang bersifat polar, merupakan komponen ionik yang larut

    dalam air dan tidak larut dalam larutan organik, yaitu minyak. Ekor dari molekul adalah

    kovalen dan larut dalam minyak tetapi tidak larut dalam air. Hal ini dapat digambarkan

    sebagai berikut :

  • CnH2n+1 COO

    Na +

    (larut dalam minyak) (larut dalam air)

    Dalam air dan minyak sabun akan bersifat sebagai berikut :

    Sabun

    Minyak

    Air

    Bila campuran ini diaduk, rantai sabun akan menguraikan minyak dalam air. Rantai

    hydrokarbon dilarutkan dalam tetesan minyak dan kepala CO2 pada permukaan air. Kotoran

    pada minyak dan bagian berminyak akan dijerat sehingga dapat dibersihkan.

    Minyak

    Sabun

    Air

  • Mencuci tangan dan membersihkan pakaian kotor dalam air sabun mengakibatkan

    kotoran tertinggal dalam air sabun.

    Pada air sadah sabun tidak berbusa karena ion stearat bereaksi dengan calsium dan

    mag-nesium, sehingga menjadi keras dan membentuk komponen yang disebut scum yang

    tidak larut dalam calsium dan magnesium stearat, reaksi :

    Ca 2+

    + 2 St - Ca St 2 (s) (St

    - = ion stearat

    Mg 2+

    + 2 St - MgSt 2 (s) = C17H35COO

    - )

    Tanpa ion stearat tidak mempunyai daya membersihkan.Salah satu pemecahan

    masalah dalam menggunakan larutan pembersih, yaitu tidak bereaksi dengan ion yang

    menyebab-kan kesadahan.

    Lemak dan minyak yang digunakan untuk membuat sabun terdiri dari 7 asam lemak

    yang berbeda. Apabila semua ikatan karbon dalam asam lemak terdiri dari ikatan tunggal

    disebut asam lemak jenuh, sedangkan bila semua atom karbon berikatan dengan ikatan

    rangkap disebut asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh dapat dikonversikan menjadi

    asam lemak jenuh dengan menambahkan atom hydrogen pada lokasi ikatan rangkap. Jumlah

    asam lemak yang tak jenuh dalam pembuatan sabun akan memberikan pengaruh kelembutan

    pada sabun yang dibuat.

  • III. ALAT DAN BAHAN

    Alat Jumlah Bahan Jumlah

    Penangas air 1 Minyak kelapa 20 mL

    Labu leher tiga 1 NaOH 10 gram

    3 gram

    Motor pengaduk 1 Air 10 mL

    Thermometer 2 NaCl 0,1 gram

    Beaker glass 250 mL 2 Amylum 0,5 gram

    Beaker glass 50 mL 1 Parfum 0,44 cc

    Pengaduk gelas 1 Indicator pp 1 tetes untuk 1 jenis

    analisa

    Buret 1 HCl 0,5 N 50 mL

  • IV. PERCOBAAN

    Flowsheet Pembuatan Sabun

    Reactor Labu Leher

    Tiga.

    3 gram NaOH +

    10 mL air

    mendidih

    (T=1000C)

    20 mL minyak

    kelapa. T=

    700C

    Larutan berubah wujud seperti

    susu kental. T= 1000C 0,1 gram

    NaCl

    Pengadukan. t = 10 menit

    Garam sudah larut dalam

    larutan. 0,5 gram

    amylum

    Pengadukan. t = 5 menit 0,04 cc

    parfum

    Pencetakan. Diamkan selama 1

    sampai 2 hari.

  • Flowsheet Analisis Sabun Padat

    a. Alkali bebas (%) dihitung sebagai NaOH

    b. Asam Lemak Bebas

    Erlenmeyer 50 mL.

    1 gram sabun

    yang telah

    dibuat

    20 mL Alkohol

    Netral

    Panaskan . t = 10 menit

    Dinginkan. Tambahkan 2

    tetes indicator PP.

    Sampai tidak berwarna.

    Titrasi dengan

    HCl 0,5 N

    Erlenmeyer 250 mL.

    5-10 gram

    sabun yang

    telah dibuat

    50 mL Alkohol

    Netral

    Panaskan . t = 10 menit

    Dinginkan. Tambahkan 2

    tetes indicator PP.

    Sampai tidak berwarna.

    Titrasi dengan

    NaOH 0,5 N

  • DATA PENGAMATAN:

    Percobaan 1

    Percobaan 2

    Proses pencampuran

    Percobaan 1

    Bahan Tempat Pengamatan Keterangan

    10 gram NaOH + 10

    ml air mendidih

    (larutan 1)

    Gelas kimia 100 mL

    diatas hot plate

    NaOH larut -

    20 ml minyak kelapa

    + larutan 1. (larutan

    2)

    Gelas kimia 250 mL

    diatas hot plate

    Berubah wujud

    seperti susu kental

    dan tidak terlihat

    minyak mengapung

    -

    0,1 gram NaCl +

    larutan 2

    Gelas kimia 250 mL

    diatas hot plate

    NaCl larut dalam

    larutan dan mulai

    memadat

    Waktu pengadukan

    10 menit sampai rata

    0,04 cc parfum Gelas kimia 250 mL

    diatas hot plate

    Parfum larut dan

    mulai terbentuk

    gumpalan gumpalan

    sabun

    Waktu pengadukan 5

    menit sampai minyak

    rata dan sabun berbau

    harum

    No Bahan Berat / Volume Massa Molekul Rumus

    1. Larutan NaOH 10 gram/10 mL 40 gr/mol NaOH

    2. Minyak Kelapa 20 mL 854 gr/mol C55H98O6

    3. NaCl 0,1 gram 58,5 gr/mol NaCl

    4. Amylum - 178 gr/mol C12H22O11

    5. Parfum 0,4 cc - -

    No Bahan Berat / Volume Massa Molekul Rumus

    1. Larutan NaOH 3 gram/10 mL 40 gr/mol NaOH

    2. Minyak Kelapa 20 mL 854 gr/mol C55H98O6

    3. NaCl 0,1 gram 58,5 gr/L NaCl

    4. Amylum 0,5 gr 178 gr/mol C12H22O11

    5. Parfum 3 mL - -

  • Percobaan 2

    Bahan Tempat Pengamatan Keterangan

    3 gram NaOH + 10

    ml air mendidih

    (larutan 1)

    Gelas kimia 100 mL

    diatas hot plate

    NaOH larut -

    20 ml minyak kelapa

    + larutan 1 (larutan

    2)

    Gelas kimia 250 mL

    diatas hot plate

    Berubah wujud

    seperti susu kental

    dan tidak terlihat

    minyak mengapung

    Minyak dipanaskan

    dengan suhu 70oC.

    Larutan 1

    dicampurkan setetes

    demi setetes kedalam

    minyak panas.

    0,1 gram NaCl +

    larutan 2 (larutan 3)

    Gelas kimia 250 mL

    diatas hot plate

    NaCl larut dalam

    larutan dan mulai

    mengental

    Waktu pengadukan

    10 menit sampai rata

    3 mL parfum Gelas kimia 250 mL

    diatas hot plate

    Parfum larut dalam

    larutan 3

    Waktu pengadukan 5

    menit sampai minyak

    rata dan sabun berbau

    harum

    Tabel hasil analisis

    Percobaan 1

    pH = 13

    jenis analisa :

    a. Alkali bebas (%) dihitung sebagai NaOH

    Bahan Tempat Pengamatan Keterangan

    1 gram sabun

    padat + 20 ml

    alcohol netral

    (larutan 1)

    Erlenmeyer 50 ml

    diatas penangas

    air

    Sabun larut

    menjadi cair

    Dididihkan selama

    10 menit kemudian

    didinginkan

    Larutan 1 + 2

    tetes indicator pp

    (larutan 2)

    Erlenmeyer 50 ml Berubah warna

    menjadi ungu

    -

    Larutan 2 dititrasi

    dengan HCl 0,5

    N

    Erlenmeyer 50 ml Berubah warna

    menjadi bening

    HCl yang

    digunakan

    sebanyak 12,6 ml

  • b. Asam lemak bebas

    Bahan Tempat Pengamatan Keterangan

    10 gram sabun

    yang diiris + 50

    ml alcohol netral

    (larutan 1)

    Erlenmeyer 250

    ml diatas

    penangas air

    Sabun larut dalam

    alcohol

    -

    Larutan 1 Erlenmeyer 250

    ml diatas hotplate

    dengan pendingin

    reflux

    Cairan mulai agak

    mengental

    Didihkan selama

    10 menit

    Larutan 1 + 2

    tetes indicator pp

    (larutan 2)

    Erlenmeyer 250

    ml

    Larutan berubah

    warna menjadi

    merah

    -

    Larutan 2 dititrasi

    dengan larutan

    NaOH 0,5 N

    Erlenmeyer 250

    ml

    Larutan berubah

    menjadi bening

    NaOH yang

    digunakan

    sebanyak 15 ml.

    Keterangan:

    Analisis lemak tak tersabunkan belum dilakukan

    Percobaan 2 belum dianalisis karena masih menunggu sabun memadat.

    V. PERHITUNGAN

    Reaksi Pemanasan Langsung

    Massa sabun yang diperoleh dari percobaan = 26,85 gram

    Massa jenis minyak kelapa sawit = 0,8948 g/mL

    Volume minyak kelapa sawit = 20 mL

    Komposisi asam lemak dalam minyak kelapa sawit :

  • Tabel data berat ekuivalen asam lemak

    No. Jenis Asam Lemak Berat Ekuivalen (g/mol)

    1. Asam laurat 200

    2. Asam oleat 282

    3. Asam stearate 284

    4. Asam palmitat 256

    5. Asam miristat 228

    6. Asam palmitoleat 254

    7. Asam linoleat 280

    8. Asam linolenat 278

    9. Asam arakidonat 304

    Berat molekul rata-rata minyak kelapa sawit :

    BM = (0,002 x Mr Asam Laurat) + (0,011 x Mr Asam Miristat) + (0,44 x Mr Asam

    Palmitat) + (0,001 x Mr Asam Palmitoleat) + (0,045 x Mr Asam Stearat) +

    (0,392 x Mr Asam Oleat) + (0,101 x Mr Asam Linoleat) + (0,004 x Mr Asam

    Linolenat) + (0,004 x Mr Asam Arakidonat)

    = (0,002 x 200 g/mol) + (0,011 x 228 g/mol) + (0,44 x 256 g/mol) + (0,001 x 254

    g/mol) + (0,045 x 284 g/mol) + (0,392 x 282 g/mol) + (0,101 x 280 g/mol) +

    (0,004 x 278 g/mol) + (0,004 x 304 g/mol)

    = 269,73 g/mol

    olume

    Massa = 0,8948 g/mL x 20 mL

    = 17,896 gram

    Mol NaOH :

    Mol sodium stearat (sabun) yang terbentuk secara teoritis :

  • Minyak kelapa sawit + 3NaOH 3Sodium Stearat + Gliserol

    m : 0,066 mol 0,075 mol - -

    r : 0,025 mol 0,075 mol 0,075 mol 0,025 mol

    s : 0,041 mol - 0,075 mol 0,025 mol

    Berat sodium palmitat (sabun) yang terbentuk secara teoritis :

    Massa = 0,075 mol x 306,17 gr/mol

    Massa = 22,96 gram

    Massa yang diperoleh dari praktikum saponifikasi = 26,85

    Yield sabun yang diperoleh :

    Yield =

    x 100%

    Yield =

    Yield = 116,99 %

    Perhitungan analisis alkali bebas

    Kadar alkali bebas =

    =

    = 25,2 %

    pH sabun yang terbentuk :

    Konsentrasi NaOH = 25,2% = 25,2 x 10-2

    pOH = -log(OH-) pH = 14 0,5986 = 13,4014

    = -log(25,2x 10-2

    )

    = 2-log25,2

    = 0,5986

    Perhitungan analisis asam lemak bebas

    Asam lemak bebas =

    =

    = 150 %

  • VI. KESELAMATAN KERJA

    Dalam percobaan ini digunakan NaOH (kaustik soda) yang merupakan

    basa kuat dan bersifat korosif. Untuk safety, gunakan selalu jas lab, kacamata

    pelindung dan sarung tangan selama praktikum dilakukan. Bila zat zat diatas

    mengenai organ tubuh, cucilah dengan air yang mengalir selama 15 menit. Bila

    terjadi gangguan kesehatan berlanjut segera hubungi dokter.

    VII. PEMBAHASAN

    DILA ADILA (131411059)

    Saponifikasi merupakan proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan

    mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan alkali yang

    menghasilkan sabun dan hasil samping berupa gliserol. Sabun merupakan garam

    (natrium) yang mempunyai rangkaian karbon yang panjang. Sabun memiliki sifat

    yang unik, yaitu pada strukturnya dimana kedua ujung daristrukturnya memiliki sifat

    yang berbeda.

    Pada percobaan pertama pembuatan sabun (saponikfikasi), bahan baku yang

    digunakan adalah minyak kelapa dan NaOH sebagai alkali yang berfungsi untuk

    mengubah minyak menjadi sabun. Pertama-tama dilakukan pemanasan 20 ml minyak

    kelapa dan 10 gram NaOH dalam 10 ml air mendidih digelas kimia terpisah pada suhu

    80C-90C. Setelah kedua larutan tersebut mencapai suhu yang diinginkan, larutan

    NaOH dimasukan kedalam larutan minyak dengan tetap menjaga suhu antara 80C-

    90C. Agar reaksi saponifikasi berjalan lebih optimal dan produk yang dihasilkan

    memiliki kualitas yang baik, maka campuran minyak dan NaOH harus dipanaskan

    sambil tetap dilakukan pengadukan yang bertujuan untuk mempercepat pelarutan.

    Proses pencampuran antara minyak dan alkali kemudian akan membentuk suatu

    cairan yang mengental, yang disebut dengan trace. Pada saat proses pengadukan dan

    pemanasan, larutan ditambahkan NaCl sebanyak 0,1 gram sambil diaduk selama 10

    menit sampai garam larut dalam campuran tersebut. NaCl digunakan untuk

    memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan

    dalam larutan NaCl karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan

    mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh

    sabun yang berkualitas. Proses pemanasan dan pencampuran dihentikan dalam waktu

    30 menit. Hal ini dikarenakan sabun sudah terbentuk dan lapisan minyak tidak

    tampak pada dasar sabun. Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan dalam proses

    pengukuran suhu sehingga suhu melebihi suhu yang diinginkan yaitu antara 80C-

  • 90C. Akibatnya sebagian minyak menguap dengan cepat dan gliserol yang terbentuk

    bercampur dengan sabun. Tidak adanya produk samping berupa gliserol membuat

    produk sabun yang dihasilkan memiliki kualitas yang kurang baik (keras). Hal ini

    dapat terlihat setelah dilakukan uji kualitas terhadap produk sabun hasil percobaan.

    Seharusnya sebelum melakukan analisis terhadapa produk, sabun yang terbentuk di

    ditambahkan 1 gram amylum. Namun pada percobaan ini kami tidak menambahkan

    amylum karena sabun sudah mengeras sebelum waktunya. Amylum berfungsi untuk

    membantu proses pengerasan/pemadatan sabun. Sabun kemudian diberikan parfum

    sebanyak 1 ml agar sabun memiliki aroma yang wangi. Setelah itu dilakukan proses

    pencetakan dan pengeringan pada sabun.

    Praktikan juga melakukan percobaan yang kedua. Dengan mengubah

    komposisi NaOHnya menjadi 3 gram dalam 10 ml air mendidih. Prosedur yang kami

    lakukan sama seperti yang sebelumnya. Hasil yang di dapatkan lebih baik dari

    sebelumnya. Berat sabun yang di dapatkan adalah 26,85 gram. Selanjutnya praktikan

    melakukan analisis terhadap produk dengan menguji kandungan alkali bebas. Pada

    proses analisis tersebut pertama-tama praktikan mencampurkan 1 gram sabun hasil

    percobaan dengwan 20 ml alkohol kedalam labu erlenmeyer 50 ml. Campuran

    kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 10 menit kemudian dinginkan (sabun

    tetap cair). Larutan kemudian distambahkan 2 tetes indicator pp kemudian dititrasi

    dengan HCL 0,5 N hingga tidak berwarna. Dari proses titrasi teresbut diperoleh

    volume titran sebesar 12,6 ml dan Alkali bebas yang diperoleh sebesar 25,2% berat

    sabun yang terbentuk 26,85 gram. Kemudian dari gram percobaan kita dapat

    menghitung % yield yang diperoleh dari proses pembuatan sabun adalah 116,99 %.

    Berdasarkan percobaan tersebut praktikan dapat menyimpulkan bahwa:

    a. Proses saponfikasi adalah reaksi antara trigliserida dengan NaOH yang

    menghasilkan produk utama berupa sabun

    b. Hasil Samping Pembuatan Sabun berupa Gliserol

    c. Berat sabun yang dihasilkan adalah 26,85 gram

    d. % yield yang didapat adalah 116,99 %

    e. Sabun yang dihasilkan kurang baik karena mengandung alkali bebas yang cukup

    banyak, yaitu 25,2 %

    f. pH sabun yang didapat adalah 13,4014.

    g. Penambahan NaCl berfungsi memisahkan gliserol dengan sabun.

  • h. Penambahan amilum berfungsi untuk memadatkan dan mengendapkan sabun.

    dalam pembuatan sabun peralatan yang digunakan dalam skala lab terbatas

    dibandingkan dengan industri yang memiliki peralatan dengan teknologi yang

    canggih. Kemudian produk sabun yang dihasilkan oleh industri memiliki alkali bebas,

    asam lemak bebas, dan lemak tak tersabunkan lebih sedikit, sehingga kualitas sabun

    yang dihasilkan lebih baik .

    VIII. PUSTAKA

    1. Petunjuk Praktikum Satuan Proses 2. 2014. Politeknik Negeri Bandung:

    Jurusan Teknik Kimia.

    2. Said, G. 1987. Bio Industri Penerapan Teknologi Fermentasi, P.T.

    Mediyatama Sarana Perkasa-Jakarta.

    3. Reynolds, S. and Stanley, R. 2000. Chemistry 2000, year 11 Melbourne

    Oxford University.

    4. Laporan Kerja Praktek di PT. Unilever Indonesia Tbk.