lapora persaingan intra interspesies

Click here to load reader

Upload: firlita-nurul-kharisma

Post on 05-Dec-2014

1.772 views

Category:

Education


5 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

  • 1. LATIHAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN LATIHAN II PERSAINGAN INTRA TANAMAN DAN INTER TANAMAN Disusun Oleh : Nama : Firlita Nurul Kharisma NIM : A420120008 Kelompok :3 Korektor : Desti Trisnaningsih Nilai : LABORATORIUM BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling berinteraksi antar satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam suatu spesies mampu di lihat pada jarak antar tumbuhan, dimana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan (Fadlah, 2011). Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun intraspesies. Penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman. Mengingat pentingnya mengengetahui jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman, maka dilakukan penelitian tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis (intra) maupun berbeda spesies (inter) (Fadlah, 2011). Kacang tolo dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang tolo dan jagung. Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang tolo dan Jagung akan mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah 2
  • 3. percobaan ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan kacang tolo (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays), (Fadlah, 2011). . B. Permasalahan 1. Apa pengertian intra tanaman dan inter tanaman? 2. Apa yang terjadi dengan persaingan antara dua jenis tanaman? 3. Bagaimana perbedaan pertumbuhan tanaman yang ditanam intra spesies dengan inter spesies? C. Tujuan 1. Mempelajari fenomena persaingan antara dua jenis tanaman 2. Membandingkan pertumbuhan tanaman yang ditanam intra spesies dengan inter spesies D. Manfaat 1. Mahasiswa dapat memahami macam tanaman yang ditanam secara intra spesies dan inter spesies dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mahasiswa dapat memahami persaingan antara dua jenis tanaman yang berbeda. 3. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman yang ditanam intra spesies dengan inter spesies. 3
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Lingkungan Terhadap Tumbuhan Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan allelopati (Irwan,2007). Hubungan atau Interaksi Sesama Tanaman Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya untuk keperluan estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan bantuan tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan. Tumbuh-tumbuhan dapat mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain. Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada disekitarnya . Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan sesama tanaman yaitu: 1. Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi ini disebut juga alelospoli. 2. Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebut allelopati. 3. Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dap[at mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan rumah atau inang (Irwan,2007). 4
  • 5. Kompetisi Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing, menyatakan bahwa kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Indriyanto, 2006). Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ) .Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua , yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative competition), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain. Persaingan Dalam Komunitas Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara individu yang berbeda jenis. Persaingan 5
  • 6. yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik (Odum, 2005). Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan. Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain lain. Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu : 1. Jenis tanaman 2. Kepadatan tumbuhan 3. Penyebaran tanaman 4. Waktu Different plant species contain allelochemicals (phenolics being most abundant) that vary in type and concentration. Weeds can be better controlled by incorporating plant residues that release a greater fraction of allelochemicals in the soil. Release of allelochemicals by mixed residues can have a synergistic and/or additive effect on target species Although useful levels of herbicidal activity through residue incorporation have been achieved, there are still undesirable instances of phytotoxicity to subsequent crops. As a practical approach, residue-mediated phytotoxins must selectively target weed species and not crop plants (Matloob et al., 2010). 6
  • 7. BAB III METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan 1. Alat a. Polybag : 16 buah b. Cethok : 3 buah c. Kertas label : secukupnya d. Alat tulis : secukupnya e. Table data pengamatan : 4 lembar 2. Bahan a. Tanah : 6 cethok b. Kompos : 2 cethok c. Pasir : 2 cethok d. Arang sekam :2 cethok e. Air : secukupnya f. Biji yang mudah berkecamba h : secukupnya B. Cara Kerja Prosedur pelaksanaan : Hari : Sabtu Tanggal : 12 Oktober 2013 Waktu : 10.20-12.00 Tempat : Green House 1. Mengecambahkan biji yang dipilih (mudah tumbuh) selama 1 minggu (maksimal). 2. Membuat media tanam dengan percampuran antara tanah, kompos, pasir dan arang sekam dengan perbandingan 3:1:1:1. 3. Menyisipkan polybag, kemudian mengisi polybag dengan media tanam. 7
  • 8. 4. Menanam biji yang telah berkecambah dengan dua daun dalam polybag yang telah tersedia dengan perlakuan intra dan inter. 5. Melakukan penyiraman agar tanaman tidak mati selama satu bulan. 6. Melakukan dengan pengamatan pertambahan tanaman dengan interval waktu 1 minggu selama satu bulan. 7. Memasukkan hasil pengamatan ke dalam tabel. C. Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan data menggunakan metode, antara lain: 1. Metode eksperimen yaitu metode percobaan yang sistematis dan berencana untuk membuktikan kebenaran suatu teori. Dalam hal ini ingin membuktikan bahwa adanya persaingan antara tanaman yang ditanam secara intraspesies dan interspesies. 2. Metode dokumentasi yaitu pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan, pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan seperti gambar dan kutipan. 3. Metode kepustakaan yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan browsing sumber-sumber tertulis yang berhubungan dengan persaingan antara tanaman intraspesies dan interspesies. Analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian selain itu analisis ini merupakan salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapatnya kompetisi dalam masing-masing tanaman yang ditanam secara intaspesies dan interspesies. 8
  • 9. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Jumlah Daun Warna Daun Berat Biomassa NI M Kacang Tholo 1 Intra Nama Tanaman 6 8,5 13 20 24 2 3 5 8 +++ +++ +++ +++ 1,94 0,36 18,56 % 11 8 13 6 9,5 3 2 14 8 7 21 15 9 27 20 11 2 2 2 5 5 4 8 5 4 8 6 4 +++ ++ +++ +++ +++ +++ +++ ++ +++ ++ + +++ 1,90 4,93 4,06 0,35 1,0 0,33 18,42 % 2,28 % 8,12 % 8 12 20 24 2 2 5 8 +++ +++ +++ +++ 1,82 0,28 15,38 % 11 8 13 6 11 2,5 3 8 5 9 10 8 3 8 5 9,5 4 7 12 6,5 2 3 4,5 12 6 8 15 13 10 11 8,5 6 10 7 15 12 13,5 14 9 6 10 7 18,5 7 12 20 23 21 18 9 11 13 8 18 21 18 22 13 10 12 10,5 21 9 13 27 25 24 19 11 13 16 12 27 23 23 14 17 11 16 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 5 5 5 3 3 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 8 10 8 8 4 4 5 4 6 8 8 7 5 4 5 5 7 4 4 8 11 11 8 3 4 5 5 8 10 11 8 5 4 5 5 +++ ++ ++ +++ ++ +++ +++ ++ ++ ++ ++ +++ + +++ +++ ++ ++ ++ ++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ ++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ ++ + +++ +++ + ++ +++ +++ + ++ +++ +++ + +++ +++ +++ + +++ +++ 2,80 2,15 2,70 1,90 2,16 1,45 1,54 1,62 1,80 6,19 2,44 1,33 1,13 1,86 2,18 6,10 1,70 6,89 3,80 0,48 0,28 0,63 0,35 0,49 0,31 0,37 0,22 0,28 1,26 0,36 0,38 0,32 0,47 0,36 0,89 0,23 1,05 0,59 17,14 % 13,00 % 23,33 % 18,42 % 22,68 % 21,38 % 24,02 % 13,58 % 15,5 % 20,35 % 14,75 % 28,57 % 28,31 % 25,26 % 16,51 % 14,59 % 13,52 % 15,23 % 15,52 % Jagung 1 Kacang Tholo 2 Jagung 2 Kacang Tholo Inter 8 11 13 6 8 11 13 6 8 11 13 6 8 11 13 Kontrol Jagung Kacang Tholo Jagung A. I II III IV I II III IV Hasil Keterangan: + : Hijau kekuningan ++ : Hijau muda +++ : Hijau tua 9 I II III IV Basah Keri ng ( X 100%)
  • 10. Hasil Perhitungan Minggu ke 2 1. Monospesies (Jagung) No Xn (cm) (Xn - x ) (Xn - x)2 1. 6 -1,25 1,56 2. 7 -0,25 0,06 3. 8 0,75 0,56 4. 8 0,75 0,56 29 0 2,74 x 7,25 nB = 4 XBK = = = 7,25 SBK = = = = 0,95 2. Heterospesies (Jagung) No Xn (cm) (Xn - x) (Xn - x)2 1. 6 -0,5 0,25 2. 7 0,5 0,25 13 0 0,5 x 6,5 nA = 2 10
  • 11. XAK = SAK = thitung = dF = = = 6,5 = = = = 0,7 = = = = = = = = [-1,1] = 1,1 = = 3,83 2 = 1,83 = 2 dF = 2, thitung = 1,1, ttabel = 2,920, thitung < ttabel = tidak signifikan artinya tidak ada perbedaan yang nyata antara tinggi tanaman jagung yang ditanam secara intra dan interspesies. 11
  • 12. 3. Monospesies (Kacang Tholo) No Xn (cm) (Xn - x ) (Xn - x)2 1. 13 0,25 0,06 2. 12 -0,75 0,56 3. 14 1,25 1,56 4. 12 -0,75 0,56 51 0 2,75 x 12,75 nB = 4 XBK = = SBK = = 12,75 = = = 0,96 4. Heterospesies (Kacang Tholo) No Xn (cm) (Xn - x) (Xn - x)2 1. 15 2,5 6,25 2. 10 -2,5 6,25 25 0 12,5 x 12,5 nA = 2 XAK = = = 12,5 12
  • 13. SAK = thitung = dF = = = = = 3,53 = = = = = = = = [-0,1] = 0,1 = = 3,04 2 = 1,04 = 1 dF = 1, thitung = 0,1, ttabel = 6,314, thitung < ttabel = tidak signifikan artinya tidak ada perbedaan yang nyata antara tinggi tanaman kacang tholo yang ditanam secara intra dan interspesies. 13
  • 14. Minggu ke 3 1. Monospesies (Jagung) No Xn (cm) (Xn - x) (Xn - x)2 1. 7 -3,75 14 2. 9 -1,75 3 3. 12 1,25 1,5 4. 15 4,25 18 43 0 36,5 x 10,75 nB = 4 XBK = = = 10,75 SBK = = = = = 3,5 2. Heterospesies (Jagung) No Xn (cm) (Xn - x) (Xn -x )2 1. 8 -1,5 2,25 2. 11 1,5 2,25 19 0 4,5 x 9,5 nA = 2 XAK = = = 9,5 14
  • 15. SAK = thitung = = = = dF = = 2,1 = = = = = = = = 0,54 = = 3,9 2 = 1,9 = 2 dF = 2, thitung = 0,54, ttabel = 2,920, thitung < ttabel = tidak signifikan artinya tidak ada perbedaan yang nyata antara tinggi tanaman jagung yang ditanam secara intra dan interspesies. 15
  • 16. 3. Monospesies (Kacang Tholo) No Xn (cm) (Xn - x) (Xn - x)2 1. 20 0,125 0,01 2. 20 0,125 0,01 3. 21 1,125 1,26 4. 18,5 -1,375 1,89 79,5 0 3,17 x 19,875 nB = 4 XBK = = SBK = = 19,875 = = = 1,03 4. Heterospesies (Kacang Tholo) No Xn (cm) (Xn - x) (Xn - x)2 1. 20 -0,5 0,25 2. 21 0,5 0,25 41 0 0,5 x 20,5 nA = 2 XAK = = = 20,5 16
  • 17. SAK = thitung = dF = = = = = 0,7 = = = = = = = = 0,87 = = 3,92 2 = 1,92 = 2 dF = 2, thitung = 0,95, ttabel = 2,92, thitung < ttabel = tidak signifikan artinya tidak ada perbedaan yang nyata antara tinggi tanaman kacang tholo yang ditanam secara intra dan interspesies. 17
  • 18. Minggu ke 4 1. Monospesies (Jagung) No Xn (cm) (Xn - x) (Xn - x)2 1. 9 -4,25 18 2. 11 -2,25 5 3. 13 -0,25 0,06 4. 20 6,75 45,56 53 0 68,62 x 13,25 nB = 4 XBK = = SBK = = 13,25 = = = 4,78 2. Heterospesies (Jagung) No Xn (cm) (Xn - x) (Xn - x)2 1. 12 -0,5 0,25 2. 13 0,5 0,25 25 0 0,5 x 12,5 nA = 2 XAK = = = 12,5 18
  • 19. SAK = thitung = dF = = = = = 0,7 = = = = = = = = [-0,3] = 0,3 = = 4,87 2 = 2,87 = 3 dF = 3, thitung = 0,3, ttabel = 2,353, thitung < ttabel = tidak signifikan artinya tidak ada perbedaan yang nyata antara tinggi tanaman jagung yang ditanam secara intra dan interspesies. 19
  • 20. 3. Monospesies (Kacang Tholo) No Xn (cm) (Xn - x) (Xn - x)2 1. 24 -0,75 0,56 2. 24 -0,75 0,56 3. 27 2,25 5,06 4. 24 -0,75 0,56 99 0 6,74 x 24,75 nB = 4 XBK = = SBK = = 24,75 = = = 1,5 4. Heterospesies (Kacang Tholo) No Xn (cm) (Xn - x) (Xn - x)2 1. 27 1,5 2,25 2. 24 -1,5 2,25 51 0 4,5 x 25,5 nA = 2 XAK = SAK = = = 25,5 = = = 2,12 20
  • 21. thitung = = dF = = = = = = = = = 0,45 = = 2,89 2 = 0,87 = 1 dF = 1, thitung = 0,45, ttabel = 6,314, thitung < ttabel = tidak signifikan artinya tidak ada perbedaan yang nyata antara tinggi tanaman kacang tholo yang ditanam secara intra dan interspesies. Perhitungan Biomassa Intraspesies Jagung 1 Jagung 2 Interspesies Kacang tolo Jagung Kontrol Kacang tolo Jagung Hasil Diskusi 21
  • 22. 1. Bagaimanakah persaingan yang terjadi pada interaksi intra tanaman dalam praktikum yang anda lakukan ! a. Adanya persaingan/kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energi atau sumber daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi ini disebut juga alelospoli. b. Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebut allelopati. c. Adanya pengaruh baik fisik maupun biologis lingkungan yang dapat mempengaruhi tumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan rumah atau inang. Pada praktikum yang kami lakukan trdpat perbedaan antara 2 tanaman yang sama (intaspesifik) dalam 1 tempat, salah satu dari tanaman tersebut memiliki perbedaan tinggi yang spesifik,ini disebabkan karena adanya system perakaran yang menyebar luas,persaingan zat hara, suhu, cahaya, oksigen air dan kegiatan fisiologistanaman. 2. Bagaimanakah persaingan yang terjadi pada inter tanaman dalam praktikum yang anda lakukan ! Sampel yang digunakan pada inter tanaman adalah kacang tolo dan jagung. Kacang tolo lebih dahulu berkecambah, menyerap unsur hara lebih dulu dari pada jagung, sedangkan jagung membutuhkan waktu lama dalam berkecambah. Apabila suatu tanaman berkecambah terlebih dahulu dibanding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya matahari, air dan unsur hara tanah lebih banyak dibandingkan dengan yang lain. Tinggi tanaman kacang tolo lebih tinggi dibandingkan tinggi tanaman jagung. Faktor yang mempengaruhi persaingan interspesifik adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman dan waktu lamanya tanaman hidup. Dalam hal ini, kacang tolo memenangkan kompetisi dalam persaingan inter spesifik. 3. Jelaskan pengertian kompetisi intraspesifik dan interspesifik beserta contohnya dalam praktikum yang anda lakukan ! a. Kompetisi intra spesifik adalah kompetisi antara individu yang sama dalam satu populasi. Contoh : 22
  • 23. Kompetisi kacang tolo dengan kacang tolo dalam satu tempat Kompetisi jagung dengan jagung dalam satu tempat. b. Kompetisi interspesifik adalah kompetisi antara dua individu dalam satu tempat. Contoh :Kompetisi jagung dengan kacang tolo dalam satu tempat. B. Pembahasan Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing. Pengertian lain kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya yaitu kemampuan biji atau tumbuhan tersebut untuk bertahan hidup berdampingan dengan tumbuhan lain.Faktor eksternal yang menjadi perebutan antar tanaman diantaranya intensitas cahaya, unsure hara, suhu, air, oksigen , dan karbondioksida. Selain faktor yang menjadi perebutan, ada juga faktor yang mempengaruhi keadaan fisiologis pertumbuhan tanaman diantaranya kondisi tanah, kelembaban tanah, udara,angin, dan gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan fisiologis tumbuhan. Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung pemutusan dormansi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya. Setelah dilakukan pengamatan pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tolo selama 1 bulan, dilakukan pemanenan dan penimbangan berat basah (biomassa total) dari masing-masing jenis dan masing-masing plot. Tanaman jagung 1 (J1) biomassanya lebih besar dibandingkan dengan biomassa pada J2 yang ditanam secara 23
  • 24. intraspesies. Hal ini disebabkan pada J1 berkecambah lebih cepat dapat dikarenakan oleh adanya kompetisi berupa perebutan unsur hara dan air dari tanah. Biomassa pada tanaman jagung dan kacang tolo yang ditanam dengan pola JK yang ditanam secara interspesies. Pada JK terlihat bahwa biomassa kacang tolo lebih besar dibandingkan dengan biomassa jagung. Sehingga dapat dikatakan bahwa kacang tolo memenangkan kompetisi. Karena kacang tolo lebih dahulu berkecambah sehingga kacang tolo menyerap unsur hara lebih dulu dari pada jagung. Sedangkan jagung membutuhkan waktu lama dalam berkecambah. Secara umum, pertumbuhan tanaman kacang tolo baik pada pola interaksi kompetisi intraspesifik maupun pola kompetisi interspesifik pertumbuhannya lebih baik dibandingkan dengan tanaman jagung. Selain dilihat dari tinggi tanaman juga dapat dilihat dari banyaknya biji yang tumbuh ataupun banyaknya biji yang tidak tumbuh. Tinggi tanaman muda kacang tolo lebih tinggi dibandingkan tinggi tanamn muda jagung. Persaingan diantara tumbuhan ini secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di dalam tanah, sistem-sistem ini akan bersaing untuk air dan bahan makanan. Dan karena mereka tidak bergerak, maka ruang menjadi faktor penting, di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi menguasai sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembaban serta aliran udara pada permukaan tanah. Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling) merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang lain. Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu : 1. Jenis tanaman Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas 24
  • 25. menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air. 2. Kepadatan tumbuhan Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman. 3. Penyebaran tanaman Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air. 4. Waktu Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-30 % pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh kompetisi. 25
  • 26. BAB V SIMPULAN 1. Pertumbuhan tanaman kacang tolo lebih cepat daripada tanaman jagung maka kacang tolo adalah pemenang dalam kompetisi intraspesifik dan interspesifik. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman, dan waktu lamanya tanaman hidup. 3. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat karena persaingan mendapatkan sumber daya atau unsur hara dari tanah semakin ketat. 4. Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi. 5. Pada setiap tumbuhan pasti akan mengalami persaingan untuk mendapatkan nutrisi sebagai bahan untuk kelangsungan hidupnya, baik secara intraspesifik (dalam 1 jenis) dan Interspesifik (antara spesies lain). 6. Terjadinya kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman mati. 26
  • 27. DAFTAR PUSTAKA Fadlah,Astuti.2011.Penggunaan Triakontanol dan jarak tanam pada tanaman kacang tolo. Bandung: ITB. Indriyanto.2006.Ekologi Hutan.Jakarta:Bumi Aksara. Irwan, Z.D.2007.Prinsip-Prinsip Ekologi.Jakarta: Bumi Aksara. Matloob, A., A. Khaliq, M. Farooq, and Z. A. Cheema.2010.Quantification of allelopathic potential of different crop residus for the purple nutsedge suppression. Pakistan Journal of Weed Science Research. Michael.2004.Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium.Jakarta:UI Press. Naughhton.2002.Ekologi Umum edisi Ke 2.Yogyakarta:UGM Press. Odum, E.P.2005.Dasar-dasar Ekologi.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada. Setiadi, dkk.2005.Penuntun Praktikum Ekologi.Bogor:IPB. Wirakusumah, S.2003.Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas.Jakarta:UI Press. 27