konservasi tanah dan air

7
Konservasi Tanah dan Air A. Definisi Konservasi Tanah dan Air Tanah menurut pengertian sehari-hari merupakan tempat berpijak makhluk hidup di fondasi tempat tinggal, dan sebagainya. Secara ilmiah, tanah merupakan media tempa tanaman. Menurut Simmonson (19!", tanah adalah permukaan lahan yang kontinyu menut kerak bumi kecuali di tempat-tempat berlereng terjal, puncak-puncak pegunungan, dae abadi. Sedangkan menurut Soil Sur#ey Staff (19!$", tanah adalah kumpulan tubuh alam permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusun-penyusunn meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembanganakar tanaman.(%eydha,&''&" Menurut Sitanala rsyad (19)9", *onser#asi tanah dalam arti yang luas adalah setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebu memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi ker tanah. +alam arti yang sempit konser#ai tanah berarti upaya mencegah kerusakan tana erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi (%erliana,&'1&" Berdasarkan definisi-definisi di atas dapatdikatakan konservasi tanah dan ai suatu tindakan atau upaya yang dilakukan manusia guna meningkatkan fungsi l menjadi lebih produktif, sehingga tidak terjadi kerusakan tanah dan air, na meminimalkan dampak negatif. B. Metode Konservasi Tanah dan Air Metode *onser#asi tanah dan air di bedakan menjadi tiga, yaitu a. Metode Mekanis Merupakan metode yang menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sa konser#asi tanah. Tujuan darimetode iniialah memperlambat aliran airdi permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air di permukaan. Metode me dikelompokkan menjadi terras kredit, terras guludan dan terras bangku. Teras kredit merupakan bangunan ehabilitasi ahan dan *onser#asi Tanah ( RLKT), dengan fungsi dan tujuannya adalah terkendalinya erosi, berkurangnya kecepatan aliran perm bertambahnya peresapan air ke dalam tanah, serta terkendalinya aliran permukaan ya meresap ke dalam tanah. (Ma/ardi, &'11"

Upload: maspriez

Post on 07-Oct-2015

245 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengertian dan Teknik

TRANSCRIPT

Konservasi Tanah dan Air

A. Definisi Konservasi Tanah dan AirTanah menurut pengertian sehari-hari merupakan tempat berpijak makhluk hidup di darat, fondasi tempat tinggal, dan sebagainya. Secara ilmiah, tanah merupakan media tempat tumbuh tanaman. Menurut Simmonson (1957), tanah adalah permukaan lahan yang kontinyu menutupi kerak bumi kecuali di tempat-tempat berlereng terjal, puncak-puncak pegunungan, daerah salju abadi. Sedangkan menurut Soil Survey Staff (1973), tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusun-penyusunnya, yang meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman. (Beydha, 2002)Menurut Sitanala Arsyad (1989), Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Dalam arti yang sempit konservai tanah berarti upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi (Berliana, 2012)Berdasarkan definisi-definisi di atas dapatdikatakan konservasi tanah dan air merupakan suatu tindakan atau upaya yang dilakukan manusia guna meningkatkan fungsi lahan menjadi lebih produktif, sehingga tidak terjadi kerusakan tanah dan air, namun dapat meminimalkan dampak negatif.B. Metode Konservasi Tanah dan AirMetode Konservasi tanah dan air di bedakan menjadi tiga, yaitu:a. Metode Mekanis Merupakan metode yang menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanah. Tujuan dari metode ini ialah memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air di permukaan. Metode mekanis dikelompokkan menjadi terraskredit, terras guludan dan terras bangku. Teras kredit merupakan bangunan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT), dengan fungsi dan tujuannya adalah terkendalinya erosi, berkurangnya kecepatan aliran permukaan, bertambahnya peresapan air ke dalam tanah, serta terkendalinya aliran permukaan yang tidak meresap ke dalam tanah. (Mawardi, 2011)

b. Metode Vegetatif Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan dan sisa-sisanya untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh, mengurangi jumlag dan daya rusak aliran permukaan dan erosi. Fungsi dari metode vegetatif adalah (Aidia, 2011): 1. Untuk melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang jatuh. 2. Untuk Melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan tanah. 3. Untuk memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahan air yang langsung mempengaruhi besarnya aliran permukaan.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk pengawetan tanah dan air menggunakan metode vegetatif ini meliputi (Kyaine, 2008):

1. Penanaman tanaman secara berjalur (strip cropping). Cara ini terutama untuk menghindari pengolahan lahan yang cukup luas. Dengan demikian ada bagian yang diolah dan ada bagian yang diusahakan. Dalam cara ini semua pekerjaan pengolahantanah dilakukan searah dengan jalur/baris.

2. Pergiliran tanaman dengan tanaman pupuk hijau. Setiap pergantian musim, petak lahan yang diusahakan ditanami tanaman secara bergilir. Misalnya pada suatu areal tanah ditanami suatu tanaman semusim tertentu dan untuk musim tanam berikutnya, bekas areal tanah tersebut ditanami tanaman pupuk hijau.

3. Penanaman rumput/makanan ternak. Cara ini sangat sesuai bila diterapkan pada daerah yang mempunyai populasi ternak cukup tinggi. Penanaman rumput dapat digabung dengan tanaman tahunan.

4. Penanaman tanaman tahunan. Jenis tanaman yang dapat dipergunakan seperti sejenis kayu-kayuan, buah-buahan atau tanaman industri. Dalam penanamannya perlu memperhatikan tempat tumbuh (ekologis) dan hasil yang diharapkan (ekonomis) serta sisa-sisa (seresah) tanaman yang cukup banyak.

5. Penggunaan sisa-sisa tanaman untuk penutup tanah. Cara ini untuk mencegah kerusakan tanah, yaitu menutup permukaan tanah dengan bahan organik, yang paling mudah didapatkan berupa sisa-sisa tanaman.

Berikut Beberapa teknik konservasi tanah dan air yang mampu mengendalikan erosi dapat ditempuh melalui cara vegetatif seperti pertanaman lorong (alley cropping), silvipastura, dan pemberian mulsa (Departemen Pertanian, 2007).

1. Pertanaman lorong

Pertanaman lorong (alley cropping) adalah sistem bercocok tanam dan konservasi tanah dimana barisan tanaman perdu leguminosa ditanam rapat (jarak 10-25 cm) menurut garis kontur (nyabuk gunung) sebagai tanaman pagar dan tanaman semusim ditanam pada lorong di antara tanaman pagar. Persyaratan ialah memiliki kelerengan 3-40% dan kedalaman tanah > 20 cm dan cocok untuk tanah dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang.

2. Silvipastura

Sistem silvipastura sebenarnya bentuk lain dari tumpangsari, tetapi yang ditanam di sela-sela tanaman hutan bukan tanaman pangan melainkan tanaman pakan ternak, seperti rumput gajah, setaria, dll. Ada beberapa bentuk silvipastura yang dikenal di Indonesia antara lain (a) tanaman pakan di hutan tanaman industri, (b) tanaman pakan di hutan sekunder, (c) tanaman pohon-pohonan sebagai tanaman penghasil pakan dan (d) tanaman pakan sebagai pagar hidup. Persyaratan Terutama untuk lereng agak curam dan curam dan Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan keinginan petani. Jika tidak, akan mematikan motivasi petani menanam dan memelihara tanaman sampai menghasilkan.

3. Pemberian mulsa

Pemberian mulsa dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah agar terhindar dari pukulan butir hujan. Mulsa merupakan teknik pencegahan erosi yang cukup efektif. Jika bahan mulsa berasal dari bahan organik, maka mulsa juga berfungsi dalam pemeliharaan bahan organik tanah. Bahan organik yang dapat dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa tanaman, hasil pangkasan tanaman pagar dari sistem pertanaman lorong, hasil pangkasan tanaman penutup tanah atau didatangkan dari luar lahan pertanian.Fungsi lain mulsa adalah :- Jika sudah melapuk dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air sehingga air lebih tersedia untuk pertumbuhan tanaman, dan memperkuat agregat tanah.- Mengurangi kecepatan serta daya kikis aliran permukaan.- Mengurangi evaporasi, memperkecil fluktuasi suhu tanah, meningkatkan jumlah pori aerasi sebagai akibat meningkatnya kegiatan jasad hidup di dalam tanah dan meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.- Menyediakan sebagian zat hara bagi tanaman.- Dianjurkan menggunakan 6 ton mulsa/ha/tahun atau lebih. Bahan mulsa yang paling mudah didapatkan adalah sisa tanaman.- Mulsa diberikan dengan jalan menyebarkan bahan organik secara merata di permukaan tanah.- Bahan mulsa yang baik adalah bahan yang sukar melapuk seperti jerami padi dan batang jagung.- Mulsa dapat juga diberikan ke dalam lubang yang dibuat khusus dan disebut sebagai mulsa vertikal.c. Metode KimiawiMerupakan metode yang memanfaatkan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi. Bahan kimia akan berpengaruh pada permeabilitas tanah, dan juga akan memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat.

C. KTA di Paingan dengan Teknik Mulsa

Pada gambar di atas diperlihatkan bagaimana pengelohan KTA dengan sistem mulsa.yaitu tanah dilapisi dengan plastik yang berperan melinduni zat hara yang dikandung tanah dan juga melindungi tanaman cabai yang diperihara dari hama dan gulma. dengan teknik ini tanah akan menjadi lebih subur dan air tidak tercemar bahan seperti peptisida.

Teknik mulsa yang terdapat di sawah Paingan merupakan mulsa vertikal yang dirancang mengikuti kontur. parit kontur dibuat dengan lebar kurang lebih 25 cm dan dalam 25 cm diisi dengan mulsa. Parit ini berfungsi menampung dan merembeskan air dan mengendapkan sendimen yang terbawa air dan menurut Fairbourn dan Gardner (1972), alur yang diberikan mulsa vertikal akan meningkatkan infiltrasi lebih besar daripada alur tanpa mulsa, mulsa vertikal dapat menghemat air 41 % lebih besar dibandingkan tanpa mulsa.

Keuntungan teknik ini ialah:

1. Cara ini efektif mengendalikan erosi dan aliran permukaan

2. Tanah yang tererosi tertahan dan tidak hanyut ke lahan daerah lain.

3. Kompos dari mulsa.

Kelemahan Teknik ini:

Tambahan tenaga kerja untuk mengawasi tumbuhan.

Daftar PustakaBeydha, Inon, 2002, Konservasi Tanah Dan Air Di Indonesia Kenyataan dan Harapan, Universitas Sumatera Utara, diakses 9 November 2012.

Beliana, Ana, 2012, Analisis Konservasi Lahan Perkebunan Kopi di Desa Lengkese, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, http://rizka-agroteknologi.blogspot.com/2012/06/jurnal-konservasi-tanah-dan-air.html, diakses 9 November 2012.

Aidia, 2011, Metode Vegetatif Pada Konservasi Tanah dan Air, http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/metode-vegetatif-pada-konservasi-tanah.html, diakses 9 November 2012.

Kyaine, 2008, Konservasi Tanah dan Air dengan Metode Vegetatif, http://padeblogan.com/2008/11/02/konserva

HYPERLINK "http://padeblogan.com/2008/11/02/konservasi-tanah-dan-air-dengan-metode-vegetatif/" si-tanah-dan-air-dengan-metode-vegetatif/, diakses 9 November 2012.

Departemen Pertanian, 2007, Petunjuk Teknis Teknologi Konservasi Tanah dan Air, Balai Besar LITBANG Sumber Daya Lahan Pertanian, diakses 9 November 2012.

Mawardi, 2011, Peranan Teras Kredit Sebagai Pengendali Laju Erosi Pada Lahan Bervegetasi Kacang Tanah, Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang, TEKNIS Vol. 6 No.3 Desember 2011 : 105 -113, diakses 9 November 2012.

Santoso, Joko, Teknologi Konservasi Tanah Vegetatif, diakses 9 November 2012.