makalah air tanah

25
TUGAS MAKALAH DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN AIR TANAH OLEH KELOMPOK 11 AGHNII NURAZIIZA 140410130087 MARSYA DIAH IZDIHAR 140410130089 RETNANINGTYAS SISKA DIANTY 140410130097 ZAHARA LARASATY 140410130081

Upload: marsya-diah-izdihar

Post on 25-Sep-2015

24 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Makalah Air Tanah

TRANSCRIPT

TUGAS MAKALAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN

AIR TANAH

OLEH

KELOMPOK 11

AGHNII NURAZIIZA140410130087

MARSYA DIAH IZDIHAR140410130089

RETNANINGTYAS SISKA DIANTY140410130097

ZAHARA LARASATY140410130081

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015BAB I

PENDAHULUAN

Spesies independen, tanaman membutuhkan volume air dari tanah untuk mengatasi kebutuhan metabolik. Melalui proses transpirasi tanaman mengirimkan ke atmosfer sebagian besar air diserap dari tanah (umumnya sekitar 90%). Dari perspektif ini, diketahui bahwa permintaan kebutuhan air tanaman didefinisikan terutama oleh atmosfer evapotranspiratif, yang merupakan proses yang didominasi pasif. Kiasan, dan dengan beberapa keberatan, kita dapat membandingkan aliran air tanaman dengan prinsip-prinsip aliran minyak di sumbu mode lampion tua.

Ketika dipecah, minyak yang terbakar pada ekstremitas atas sumbu cepat digantikan oleh yang baru yang terletak tepat di bawah, dan sebagainya - mengikuti kekuatan fisik interaksi antara cairan dan jaringan - hingga mencapai tingkat waduk bahan bakar, di ujung basal sumbu. Menerapkan contoh ini untuk tanaman, pembakaran minyak dapat dianalogikan dengan proses hilangnya uap air melalui daun mereka, yaitu transpirasi, yang disebabkan oleh gradien tekanan uap antara jaringan jenuh dengan air dari daun dan udara , suasana "kering". Variasi dalam gradien tekanan uap akan menentukan permintaan penguapan lingkungan di mana tumbuhan ini tumbuh. Di ekstrim lain - di mana ia merupakan reservoir cairan dari lampion - kami memiliki kandungan air yang ada di tanah. Dalam adegan ini, diketahui bahwa aliran air melalui tanaman tergantung pada energi yang dibentuk oleh gradien kadar air yang dibangun antara tanah dan atmosfer. Namun, kita akan melihat bahwa tanaman, seperti lampion kami, dapat dan harus memodulasi gradien ini untuk bertahan hidup variasi luas ketersediaan air antara jenis tanah, cuaca dan musim.

Potensi air tanah mempengaruhi waduk air dan ketersediaannya bagi tanaman, sehingga memiliki dampak besar pada pertumbuhan tanaman dan produksi. Selain itu, kandungan air tanah memberikan pengaruh yang besar pada beberapa sifat fisik dan kimia tanah, seperti kandungan oksigen, yang mengganggu pernapasan akar, aktivitas mikroba dan status kimia tanah. Potensi air secara langsung tergantung pada sifat fisik tanah, dan bervariasi dengan waktu dan ruang, tergantung pada keseimbangan air tanah. Keseimbangan yang ditentukan oleh masukan (hujan, irigasi) dan output dari tanah (drainase, penguapan dan penyerapan root). Perlu dicatat bahwa jumlah hujan yang mempengaruhi waduk air tanah hanya curah hujan efektif. Ini adalah jumlah curah hujan yang sebenarnya ditambahkan dan disimpan di dalam tanah.

Sebagai contoh, selama musim kering kurang dari 5 mm dari curah hujan harian tidak akan dianggap efektif, karena jumlah ini curah hujan kemungkinan akan menguap dari permukaan sebelum meresap ke tanah. penting untuk menekankan bahwa perilaku air ke dalam tanah berbeda dari yang di pot, seperti minyak di reservoir lampion. Artinya, air tanah berinteraksi dengan matriks dan zat terlarut, dan berada di bawah tekanan atau ketegangan, sehingga berbagai negara energi, relatif terhadap air bebas. Berkenaan dengan aspek fisiologis, penting untuk menunjukkan bahwa kandungan air dalam tanah dikaitkan dengan tiga hal: kapasitas lapang, titik layu permanen dan kadar air yang tersedia.

BAB II

AIR TANAH

1. Pengertian Air Tanah

Air tanah adalah massa air yang ada dibawah permukaan tanah. Air tanah pada litosfer kurang dari 0,62% dari seluruh air yang ada di bumi. Volume air tanah yang ada di berbagai tempat tidak sama, bergantung kepada persyaratan yang menunjang proses penyerapannya.

2. Media Penyerapan Air Tanah

Air tanah berasal dari air hujan yang menyerap melalui berbagai media penyerapan yaitu sebagai berikut :

a. Pori-pori tanah. Tanah yang gembur atau berstruktur lemah akan meresapkan air lebih banyak daripada tanah yang pejal

b. Retakan-retakan lapisan tanah akibat kekeringan yang terjadi pada musim hujan sangat basah atau becek, seperti tanah liat dan lumpur.

c. Rongga-rongga yang dibuat oleh hewan (cacing dan rayap).

d. Rongga-rongga akibat robohnya tumbuhan-tumbuhan yang berakar besar.

e. Rongga-rongga akibat pencairan berbagai Kristal es yang membeku pada musim dingin.

Selain kelima faktor tersebut, penutupan vegetasi di permukaan bumi pun besar pengaruhnya terhadap peresapan air (infiltrasi) hujan ke dalam tanah. Hujan yang lebat akan tertahan oleh daun-daun dan rangring-ranting sehingga jatuhnya dipermukaan bumi terjadi secara perlahan. Dengan demikian, proses peresapan air berlangsung lebih lancar.

Dalam banyak kasus, air juga memasuki tanah dari tanah di bawahnya, air naik ke atas untuk mengisi ruang-ruang kosong antara partikel tanah. Banyak zat larut ke dalam air, dan dibawa dari satu bagian dari tanah yang lain. Air membuat dan menyediakan mikroorganisme dengan air yang diperlukan bagi kehidupan. Air meninggalkan tanah melalui penguapan, serta melalui drainase. Berlebihnya air dapat mengambil nutrisi tanah dengan membawa mereka pergi ke lokasi lain. Proses ini dikenal sebagai pencucian.

Air tanah mengalami dua jenis proses penguapan, yaitu :

a. Penguapan langsung, yaitu melalui pori-pori di permukaan tanah sebagai akibat dari pemanasan lapisan tanah oleh sinar matahari.

b. Penguapan tidak langsung, yaitu melalui permukaan daun tumbuhan. jenis penguapan ini dinamakan transpirasi.

Dalam klimatologi dan hidrologi kedua jenis penguapan ini dinamakan evapotranspirasi. Lapisan tanah yang dipengaruhi oleh evapotranspirasi hanya sampai kedalaman 30 cm saja. Diderah gurun menjadi lebih dalam lagi karena curah hujan rendah dan pemanasan terus-menerus sehingga lapisan atas tanah gurun menjadi kering.

Jumlah maksimum air yang tanah dapat menangani dikenal sebagai kapasitas lapangan tanah itu. Ketika tanah berada pada kapasitas lapangan, itu berarti bahwa semua pori-pori yang tersedia dalam tanah sudah diisi dengan air, dan bahwa tidak ada ruang untuk lebih banyak air untuk masuk. Di daerah beriklim sedang, di mana empat musim berlangsun, tidak jarang untuk tanah untuk mencapai kapasitas lapangan selama musim dingin, ketika suhu rendah menghambat tanaman menggunakan air dan juga mengurangi penguapan.

Sebaliknya, selama musim panas hal sebaliknya bisa terjadi. Tanaman memerlukan sejumlah besar air untuk bertahan hidup, menyebabkan akar mengalirkan pasokan air tanah. Peningkatan penguapan juga mengurangi tingkat air, menciptakan defisit, di mana tanah memiliki air kurang dari yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai bentuk kehidupan yang hidup di dalamnya. Ketika ini terjadi, tanaman mulai layu, dan hewan mulai mati.

3. Klasifikasi Air Tanah

Pengelompokan air tanah berdasarkan letak kedalaman :

a. Air tanah dalam

Air tanah dalam adalah air tanah yang berada dibawah lapisan air tanah dangkal dan diantara dua lapisan impermeable. Air tanah dalam merupakan akuifer bawah yang dimanfaatkan sebagai sumber air minum penduduk kota, perhotelan, perkantoran, dan industri.

Air tanah dalam yang bertekanan besar dapat memancar ke permukaan tanah melalui patahan atau retakan batuan secara alami, sumber air ini disebut air artesis. Apabila tanah digali atau dibor ke dalam mencapai akuifer bertekanan, maka air memancar melalui lubang sumur yang disebut sumur artesis.

b. Air tanah dangkal

Air tanah dangkal adalah air tanah yang berada dibawah permukaan tanah dan diatas batuan impermeable. Air tanah dangkal merupakan akuifer atas yang disebut pula air freatis. Air tanah dangkal dimanfaatkan sebagai air untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dengan membuat sumur rumahan.

Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan kedalam tujuh jenis :

a. Meteoric water (Vadose Water) merupakan air tanah yang berasal dari hujan dan terdapat dilapisan tanah yang tidak jenuh.

b. Commate Water ( Air Tanah Tubit ) adalah air tanah yang berasal dari air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi. Termasuk juga air yang terperangkap rongga-rongga batuan beku lelehan ketika magma tersembut ke permukaan bumi. Dapat berasal dari air laut atau air darat.

c. Fossil Water ( Air Fosil ) merupakan air tanah yang berasal dari hasil pengendapan fosil, baik fosil hewan maupun fosil tumbuhan.

d. Juvenile Water ( Air Magma ) merupakan air yang berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan berasal dari atmosfer atau air permukaan.

e. Pellicullar Water ( Air Perikular ) merupakan air yang tersimpan didalam tanah akibat tarikan molekul-molekul tanah.

f. Phreatis Water ( Air Freatis ) merupakan air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan air tersebut berada diatas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau diantara dua lapisan yang tidak tembus air.

g. Artesian Water ( Air Artesis ) dinamakan juga air tekanan. Air tersebut berada diantara dua lapisan batuan yang kedap air sehingga dapat menyebabkan air tersebut berada dalam keadaan tertekan. Jika air tanah ini memperoleh jalan keluar baik secara disengaja ataupun tidak disengaja, akan keluar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah sumber air artesis.

4. Sifat Air Tanah

a. SifatFisik

Sifatfisik antara lain warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan, suhu.

1. Warna air tanahdisebabkan oleh zat yang terkandung di dalamnya, baik berupa suspensi maupun terlarut.

2. Bau air tanahdapat disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai aroma yang terkandung dalam air.

3. Rasa air tanahditentukan oleh adanya garam atau zat yang terkandung dalam air tersebut, baik yang tersuspensi maupun yang terlarut.

4. Kekentalan air dipengaruhi oleh partikel yang terkandung di dalamnya. Semakin banyak yang dikandung akan semakin kental. Di samping itu apabila suhunya semakin tinggi maka kekentalannya akan semakin kecil (encer).

5. Kekeruhan air disebabkan oleh adanya tidak terlarutkan zat yang dikandung. Sebagai contoh adalah adanya partikel lempung, lanau, juga zat organikataupun mikroorganisme.

Suhu air juga merupakan sifatfisik dari air. Suhu ini dipengaruhi oleh keadaansekeliling, seperti musim, cuaca, siang-malam, tempat ataupun lokasinya.

b. SifatKimia

Termasuk dalam sifatkimiaadalah kesadahan, jumlah garam terlarut (total dissolved solids atau TDS), daya hantar listrik (electric conductance atau DHL), keasaman, dan kandungan ion.

1. Kesadahan atau Kekerasan

Kesadahan atau kekerasan (total hardness), adanya kandungan Ca dan Mg. Kesadahan ada dua macam, yaitu kesadahan karbonatdan kesadahan non karbonat. Air dengan kesadahan tinggi sukar melarutkan sabun, oleh karenanya air tersebut perlu dilunakkan lebih dahulu (Tabel 2-1).

Tabel 21 Klasifikasi air berdasarkan kesadahan(Hem, 1959; Sawyer dan Mc.Carty, 1994)

Kesadahan (mg/l CaCo3)

Kelas Air

Hem (1959)

Sawyer dan Mc. Carty(1994)

0 60

0 - 75

Lunak

61 - 120

75 - 150

Menengah

121 - 180

150 - 300

Keras

> 180

> 300

Sangat keras

Jumlah garam terlarut adalah jumlah garam yang terkandung di dalam air. Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut menurut Hem (1959) tertera seperti pada Tabel 22, sedangkan menurut David dan De Wiest (1966)tertera seperti pada Tabel 23.

Tabel 22 Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut(Hem, 1959)

Jumlah garam terlarut

Macam Air

(mg/l)

< 3000

Tawar

3000 - 10.000

Asin (moderate saline)

10.000 - 35.000

Sangat asin (very saline)

> 35.000

Asin sekali (briny)

Tabel 23 Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut(Davis dan DeWiest, 1966)

Jumlah garam terlaur

Macam Air

(mg/l)

< 1000

Tawar

1000 - 10.000

Payau (brackish)

10.000 - 100.000

Cukup asin (moderate saline)

> 100.000

Asin sekali (briny)

Sebagai gambaran adalah air lautmengandung garam-garaman terlarut sekitar34.000 mg/l.

2. Daya Hantar Listrik

Daya Hantar Listrik adalah sifatmenghantarkan listrik dari air. Air yang banyak mengandung garam akan mempunyai DHL tinggi. Pengukurannya dengan alat Electric Conductivity Meter (EC Meter), yang satuannya adalah mikromhos/cm atau mhos/cm atau siemens/cm sering ditulis S/cm.

Air tanahpada umumnya mempunyai harga 100 - 5000 mhos. Besaran DHL dapat dikonversikan menjadi jumlah garam terlarut (mg/l), yaitu: 10 m3 mhos/cm = 640 mg/l atau 1 mg/l = 1,56 mmhos/cm (1,56 S/cm).

Hubungan antara harga DHL dengan jumlah garam yang terlarut secara tepat perlu banyak koreksi seperti temperaturpengukuran, maupun tergantung juga dengan jenis garam yang terlarut, tetapi secara umum angka tersebut di atas sedikit banyak dapat mewakili. Hubungan antara harga DHL dan macam air seperti terlihat Tabel 2-4.

Tabel 24 Klasifikasi air berdasarkan harga DHL

DHL (mmhos/cm pada 25C)

Macam Air

0,055

Air murni

0,5 - 5,0

Air suling

5 - 30

Air hujan

30 - 2000

Air tanah

35.000 - 45.000

Air laut

3. Keasaman Air

Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1-14. Air yang mempunyai pH 7 adalah netral, sedangkan yang mempunyai pH lebih besar/kecil dari 7 disebut bersifat basa/asam. Jadi air yang mengandung garam kalsium karbonat atau magnesium karbonat, bersifat basa (pH 7,5 - 8), sedangkan yang mempunyai harga pH < 7 adalah bersifat asam, sangat mudah melarutkan Fe, sehingga air yang asam biasanya mempunyai kandungan besi (Fe) tinggi. PengukuranpH air di lapangandilakukan dengan pH meter, atau kertas lakmus.

4. Kandungan Ion

Kandungan ion baik kation maupun anion yang terkandung di dalam air diukur banyaknya, biasanya dalam satuan part per million (ppm) atau mg/l. Ion-ion yang diperiksa antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3, H2SF, NH4, NO3, , NO2, KMn O4, SiO2, boron, ion-ion logam yang biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai racun antara lain As, Pb, Sn, Cr, Cd, Hg, Co.

5. Komposisi Kimia Air Tanah

Air hujan yang meresap ke bawah permukaan tanah dalam bentuk penelusan maupun peresapan, dalam perjalanannya membawa unsur-unsur kimia. Komposisi kimia air tanah ini memberikan beberapa pengaruh terhadap berbagai kegiatan pemanfaatannya seperti pertanian, industri maupun domestik. Komposisi zat terlarut dalam air tanah dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok :

Unsur utama (major constituents), dengan kandungan 1,0-1000 mg/l, yakni: natrium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, klorida, silika.

Unsur sekunder (secondary constituents), dengan kandungan 0,01-10 mg/l, yakni besi, strountium, kalium, kabornat, nitrat, florida, boron.

Unsur minor (minor constituents), dengan kandungan 0,0001-0,1 mg/l, yakni atimon, aluminium, arsen, barium, brom, cadmium, krom, kobalt, tembaga, germanium, jodium, timbal, litium, mangan, molibdiunum, nikel, fosfat, rubidium, selenium, titanium, uranium, vanadium, seng.

Unsur langka (trace constituents), dengan kandungan biasanya kurang dari 0,001 mg/l, yakni berilium, bismut, cerium, cesium, galium, emas, indium, lanthanum, niobium, platina, radium, ruthenium, scandium, perak, thalium, tharium, timah, tungsten, yttrium, zirkon.

Hasil analisis kimia air tanah sering disajikan dalam bentuk diagram, disesuaikan dengan maksud dari analisis kimia tersebut. Misalnya untuk mengetahui pemberian nama jenis air tanah, biasanya digunakan Diagram Segitiga Piper. Untuk memetakan wilayah yang mempunyai jenis air tanah sama, digunakan Diagram Stiff, juga dikenal Diagram Bar Vertikal, Diagram Vertikal, Diagram Vector, Diagram Lingkaran, Diagram Schoeller semilog, yang masing-masing mempunyai kelebihan sendiri-sendiri di dalam menggambarkan hasil analisisnya untuk maksud tertentu.

6. Kapilaritas tanah

Molekul air memiliki dua macam sifat :

Gaya Kohesi : Karena adanya gaya kohesi, molekul air berinteraksi satu sama lain. Kohesi menyebabkan molekul air berikatan satu sama lain dan membentuk tetesan air.

Gaya Adhesi : Gaya ini bertanggung jawab untuk pengikatan antara air dan lapisan yang padat. Contohnya, tetesan air dapat menempel pada dinding gelas sebagai bentuk dari adhesi.

Air juga sebagai properti dari tegangan permukaan :

Permukaan air memiliki sifat yang tidak biasa karna adanya kohesi. Saat molekul air lebih berinteraksi dengan molekul air yang lain seperti pada partikel udara, lapisan air bersifat layaknya lapisan yang diperluas. Fenomena ini yang membuat kemungkinan terjadi pada serangga untuk berjalan sepanjang lapisan air.

Gerak Kapilaritas :

Gerak kapilaritas, juga disebut kapilaritas adalah kombinasi dari kohesi atau adhesi dan gaya tegangan perrmukaan.

Gerak kapilaritas didemonstrasikan dengan gerakan keatas dari air melewati tabung yang sempit melawan gaya gravitasi.

Gerak kapilaritas terjadi ketika gaya adhesi didalam molekul antara cairan, seperti air, dan lapisan padat dari tabung lebih kuat dari gaya kohesi didalam molekul antara molekul air.

Sebagai hasil dari kapilaritas, yaitu membentuk meniscus cembung dimana cairan didalamnya berikatan dengan lapisan vertical.

Kapilaritas meningkat pada tinggi yang air naik di dalam tabung, dan turun seiring dengan lebar tabung yang meningkat. Sehingga, semakin sempit tabung, air akan naik pada tinggi yang diinginkan.

Gambar 1. Tingkat kapilaritas pada variasi lebar tabung. Gambar ini mendemonstrasikan fenomena dari tingkat kapilaritas. Seperti yang terlihat, cairan naik pada tinggi yang diinginkan pada tabung yang tersempit (paling kanan), tapi tingkat kapilaritas paling rendah pada tabung yang terlebar (paling kiri). Walaupun mudah untuk mendemonstrasikan dengan eksperimen yang simple menggunakan tabung, gerak kapilaritas juga terjagi pada tanah. Pori-pori yang lebih kecil yang terdapat pada tanah bertekstur halus memiliki kapasitas yang paling baik untuk menahan dan menyimpan air dibandingkan tanah kasar yang memiliki pori-pori yang lebih besar.

Gerak kapilaritas juga terjadi pada material yang menyerap, seperti busa, untuk merendam cairan.

Kapilaritas juga sebagai gaya yang paling primer yang memungkinkan tanah untuk menampung air, dan juga meregulasi pergerakanya.

Fenomena kapilaritas juga terjadi di dalam tanah. Pada waktu yang sama, air bergerak ke atas melewati tabung melawan gaya gravitasi ; air bergerak naik melewati pori-pori tanah atau celah antara partikel tanah.

Tinggi dari tiap air yang naik bergantung pada ukuran pori-pori. Sebagai hasil, semakin kecil pori-pori tanah, semakin tinggi tingkat kapilaritas.

Tanah bertekstur halus, separti Maui, cenderung memiliki pori-pori yang lebih kecil dibandingkan tanah bertekstur kasar. Tetapi, tanah bertekstur halus memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menahan dan menampung air dalam tanah pada celah antar partikel. Kita mengenal pori-pori antara parikel tanah liat yang kecil sebagi mikropori. Sebaliknya, celah pori yang lebih besar antara partikel yang lebih besar, seperti pasir, disebut makropori.

Sebagai tambahan pada penyimpanan air, kapilaritas pada tanah juga memungkinkan gerakan keatas dan kesamping dari air didalam tanah, yang melawan dengan gerakan kebawah dikarenakan gaya gravitasi. Gerakan keatas dan kesamping yang terjadi ketika lapisan paling bawah tanah yang memiliki kelembapan lebih dibandingkan lapisan tanah paling atas dan ini penting sebab dapat diabsorpsi oleh akar. Gambar 2. Gambar ini menunjukan seberapa banyak air yang dapat ditahan antara partikel halus melawan gaya gravitasi, dibandingkan dengan partikel kasar. Sebagai hasil, tanah bertekstur halus memiliki kapasitan penahan air yang paling baik.

7. Konservasi Air Tanah

Pengambilan air tanah di Indonesia untuk berbagai sektor pembangunan cenderung terus meningkat. Hampir 70% kebutuhan air bersih masih mengandalkan air tanah, pada sektor industri bahkan 90% kebutuhan airnya masih harus dipenuhi dari air tanah. Pengambilan air tanah tersebut di samping memberi manfaat yang positif, di lain pihak juga menimbulkan dampak negatif berupa penurunan muka air tanah, intrusi air laut, dan amblesan tanah. Kemerosotan kondisi air tanah baik kuantitas dan kualitasnya perlu diupayakan untuk diatasi melalui pengaturan, dilandasi kebijakan yang tepat yang penyusunannya melibatkan berbagai instansi pemerintah serta melalui sarana rekayasa teknis.

Konservasi air tidak bisa lepas dari konservasi tanah, sehingga keduanya sering disebut bersamaan menjadi konservasi tanah dan air. Hal ini mengandung makna, bahwa kegiatan konservasi tanah akan berpengaruh tidak hanya pada perbaikan kondisi lahan tetapi juga pada perbaikan kondisi sumber daya airnya, demikian juga sebaliknya.

Konservasi air tanah adalah upaya melindungi dan memelihara keberadaan, kondisi dan lingkungan air tanah guna mempertahankan kelestarian atau kesinambungan ketersediaan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, demi kelangsungan fungsi dan kemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik waktu sekarang maupun pada generasi yang akan datang.

Pada awalnya konservasi air tanah diartikan sebagai menyimpan air dan menggunakannya untuk keperluan yang produktif di kemudian hari. Konsep ini disebut konservasi segi pasokan. Perkembangan selanjutnya konservasi lebih mengarah kepada pengurangan atau efisiensi penggunaan air, dan dikenal sebagai konservasi sisi kebutuhan.

Konservasi air yang baik merupakan gabungan dari kedua konsep tersebut, yaitu menyimpan air di kala berlebihan, menggunakannya sesedikit mungkin untuk keperluan tertentu yang produktif. Konservasi air domestik berarti menggunakan air sesedikit mungkin (secukupnya) untuk mandi, mencuci, menggelontor toilet, dan penggunaan-penggunaan rumah tangga lainnya. Konservasi air industri berarti pemakaian air sesedikit mungkin (secukupnya) untuk menghasilkan suatu produk. Konservasi air pertanian pada dasarnya berarti penggunaan air sesedikit mungkin (secukupnya) untuk menghasilkan hasil pertanian yang sebanyak-banyaknya (optimal).

Untuk mendukung konservasi air tanah, maka diselanggarakan pemantauan air tanah. Obyek pemantauan air tanah antara lain pemantauan kedudukan muka air, debit aliran, jumlah pengambilan air tanah, kuantitas, kualitas, dan lingkungan keberadaan air tanah.

Pembuatan sumur pantau di kawasan industri seperti daerah Cimahi Kab. Bandung dimaksudkan untuk pengamatan perubahan kuantitas air tanah di daerah tersebut akibat pengambilan air tanahnya, apakah terjadi penurunan muka air tanah yang signifikan dan berpengaruh terhadap kondisi geologi tanahnya atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Chavarria, Geraldo dan Enrique Pessoa dos Santos. 2012. Plant Water Relations : Absorption, Transportation, and Control Mechanism. Advances in Selected Plant Physiology Aspects. Rijeka : InTech.

Hartono. 2007. Geografi. Bandung : Citra Praya

http://airtanah.esdm.go.id/content/kandungan-unsur-dalam-air-tanah ( akses : Jumat 20 Februari 2015 20:19 WIB).

http://airtanah.esdm.go.id/content/konservasi-air-tanah ( akses : Jumat 20 Februari 2015 20:19 WIB).

http://www.ctahr.hawaii.edu/mauisoil/a_comp03.aspx ( akses : Jumat 20 Februari 2015 20:19 WIB).

http://www.kidsgeo.com/geology-for-kids/0015-soil-color.php ( akses : Jumat 20 Februari 2015 20:19 WIB).

17