kimia organik 3
DESCRIPTION
SENYAWA POLISIKLIS. Komponen utama dalam pewangi ini adalah naftalena, suatu senyawa polisiklis aromatis. KIMIA ORGANIK 3. Kuliah 3. SENYAWA POLISIKLIS ?. Senyawa polisiklis adalah senyawa yang tersusun dari dua atau lebih sistem cincin. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
KIMIA ORGANIK 3
SENYAWA POLISIKLISSENYAWA POLISIKLIS
Kuliah 3
Komponen utama dalam pewangi ini adalah naftalena, suatu senyawa polisiklis aromatis
SENYAWA POLISIKLIS ? Senyawa polisiklis adalah senyawa yang tersusun dari dua atau lebih
sistem cincin. jenis senyawa polisiklis: alami, sintetik, aromatis, nonaromatis,
homosiklis, heterosiklis, cincin terpadu, atau cincin terpisah Naftalena (kapur barus atau kamper) merupakan senyawa polisiklis
yang tersusun dari dua cincin. Naftalena sering digunakan sebagai pewangi, antiseptik dan pengusir
ngengat. Derivat naftalena digunakan sebagai bahan aditif pada bahan bakar motor dan pelumas, seringkali pula digunakan sebagai zat antara dalam pembuatan zat warna, plastik, dan pelarut.
Sebagian besar naftalena diproduksi dari tar batu bara, tetapi naftalena juga dapat diperoleh dari minyak bumi. Naftalena dalam jumlah kelumit ditemukan pula pada sejenis rayap, tampaknya digunakan sebagai penolak semut, jamur beracun, dan cacing. Naftalena tergolong senyawa polisiklis yang aromatis karena menunjukkan ciri-ciri aromatis.
BEBERAPA SENYAWA POLISIKLISO
estron
HO
O
O
CH2-CH=C
CH3
CH2-C15H31CH3
vitamin K1
O
O
OH
lawsona
[7]sirkulena
OHOH
HO
OH
CH3
CH3
CH3
H3C
KLASIFIKASI SENYAWA POLISIKLISSENYAWA POLISIKLIS
KEAROMATISAN
AROMATIS
NON AROMATIS
JENIS ATOM PENYUSUN
HOMOSIKLIS
HETEROSIKLIS
CARA PENGGABUNGAN
CINCIN
TERPADU
ORTHO
BERJEMBATAN
SPIRO
TERPISAH
JEMBATAN TANPA ANGGOTA
JEMBATAN BERANGGOTA
bisiklo[4.4.0]dekana atau dekalinnaftalena
Contoh senyawa polisiklis aromatis dan nonaromatis
N
S CH3
CH3
COOHO
PhCH2CONH
O OOH
OHOH
CH3 OHN(CH3)2
OH
CONH2
sistem cincin homosiklis sistem cincin heterosiklis
penisilin Gtetrasiklin
Contoh senyawa polisiklis homosiklis dan heterosiklis
Contoh sistem cincin terpadu dan terpisah
aromatis Non aromatis
Senyawa polisiklis alisiklis yang berupa cincin homosiklis, mempunyai dua atau lebih atom karbon yang dimiliki oleh dua cincin atau lebih.
Nama senyawa tersebut merujuk pada nama senyawa berantai terbuka yang mempunyai jumlah karbon sama, ditambah suatu awalan yang menunjukkan jumlah cincin yang ada, seperti bisiklo, dan trisiklo.
Titik pertemuan cincin-cincin disebut kepala jembatan. Jumlah atom-atom di antara titik pertemuan pada setiap jembatan ditunjukkan dalam tanda kurung. Jumlah anggota jembatan terbanyak dituliskan paling awal, diikuti yang lebih kecil. Penulisan di antara angka anggota jembatan menggunakan titik.
TATANAMA SENY POLISIKLIS ALISIKLIS
kepala jembatan
jembatan 3 anggota
jembatan2 anggota
jembatan 1 anggota
bisiklo[3.2.1]oktana
Sistem penomoran dimulai dari kepala jembatan, dan bergerak sepanjang jembatan-jembatan.
Jembatan terpanjang diberi nomor-nomor awal, diikuti yang kedua, dan seterusnya.
Bila terdapat pilihan karena panjang jembatan sama, maka penomoran diatur sedemikian rupa sehingga gugus fungsi atau substituen mempunyai nomor-nomor sekecil mungkin.
Keberadaan substituen ditunjukkan posisinya dengan angka, dan disisipkan pada nama utama sesuai aturan pada sistem tatanama senyawa organik.
CH
CH2
CH
H2C
bisiklo[1.1.0]butana bisiklo[2.2.2]oktana bisiklo[2.1.1]heksana bisiklo[3.2.2]nonana
1
2
34
5
6
7
bisiklo[2.2.1]hept-2-ena
OH
H3C 1
2
34
5
6
7
8
5-metilbisiklo[2.2.2]oktan-2-ol
Sistem trisiklis, atau tetrasiklis dinamakan dengan terlebih dahulu menetapkan sistem bisiklis utama, yaitu sistem dengan tiga jembatan terpanjang. Lokasi jembatan tambahan ditunjukkan dengan angka superskrip pada angka yang menyatakan jembatan tambahan.
1
2
3
4
5
6
7
trisiklo[2.2.1.0 2.6]heptana
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
trisiklo[4.2.2.1
11
undekana]2.8
Sistem cincin senyawa polisiklis aromatis mempunyai nama khusus yang bersifat individual.
penomoran ditetapkan berdasarkan perjanjian, dan tidak berubah dengan adanya substituen.
TATANAMA SENY POLISIKLIS AROMATIS
1
2
3
45
6
7
8 1
2
3
45
6
7
8 9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
naftalena antrasena
fenantrena pirena
1
2
3 4
5
6
7
89
10
Pada naftalena monosubstitusi, posisi substituen dapat juga dinyatakan oleh huruf Yunani. Posisi yang berdekatan dengan karbon-karbon pertemuan cincin disebut posisi , sedangkan pada posisi berikutnya adalah posisi .
CH3
CH2CH(CH 3)2
CH3
CH3
CH3CH=CH 2
3-isobutil-1-metilnaftalena 9,10-dimetilantrasena2-metil-9-vinilfenantrena
NO2
nitro naftalenaCl
SO3H
asam m-kloronaftalensulfonat (m = meta )
10 atom C menggunakan orbital hibrida sp2. Orbital sp2 membentuk struktur segitiga
datar dengan besar sudut sama, yaitu 120o, jadi stuktur naftalena berupa cincin datar.
jumlah elektron pada naftalena adalah 10. Hal tersebut memenuhi aturan Huckel untuk n = 2
STRUKTUR NAFTALENA
H
H
H
HH
H
H
H
120o
120120 oo
Dalam benzena, semua panjang ikatan C-C sama, akibat proses delokalisasi atau resonansi ikatan yang sempurna.
Dalam senyawa polisiklis aromatis, panjang ikatan karbon-karbon tidak semuanya sama.
ikatan karbon-karbon pada naftalena yang lebih mempunyai karakter ikatan rangkap adalah ikatan antara karbon 1 dan karbon 2. Hal ini merupakan penjelasan dari fakta percobaan yang menunjukkan bahwa reaksi-reaksi yang khas untuk ikatan rangkap terjadi pada posisi karbon 1-karbon 2.
1,36 Ao
1,40 Ao
1,42 Ao
1,39 Ao
Panjang ikatan C-C dalam alkana = 1,54 ǺPanjang ikatan C=C dalam alkana = 1,34 Ǻ
Panjang ikatan C-C dalam benzena = 1,40 Ǻ
dari tiga struktur resonansi naftalena, dua diantaranya menunjukkan ikatan rangkap pada karbon 1- karbon 2
Dari lima struktur resonansi fenantrena, terdapat empat di antaranya yang mempunyai ikatan rangkap pada posisi ikatan karbon 9 dan karbon 10. Dengan demikian, posisi ikatan karbon 9 dan karbon 10 mempunyai karakter ikatan rangkap lebih besar. Hal ini sejalan dengan fakta percobaan yang menunjukkan reaksi-reaksi khas ikatan rangkap pada fenantrena selalu terjadi pada posisi karbon 9- karbon 10. Misalnya, reaksi adisi ikatan rangkap yang khas pada alkena terjadi pada fenantrena di posisi 9-10
FENANTRENA
Pada naftalena, substitusi elektrofilik dapat berlangsung pada posisi (1) atau (2), walaupun demikian, sebagian besar reaksi berlangsung pada posisi
REAKSI-REAKSI SENY POLISIKLIS AROMATIS
1-bromonaftalena
Br
1-nitronaftalena
asam 1-naftalenasulfonat
1-asetilnaftalena
NO2
SO3H
CCH3O
Br2, FeBr3
HNO3, H2SO4
H2SO4 berasap
80oC
CH3CCl, AlCl3
O
SUBSTITUSI ELEKTROFILIK
MEKANISME SUBSTITUSI ELEKTROFILIK
+ E
H E
+
E
+ H+lambat cepat
zat antara
+elektrof il
H E
+E+ memerlukan 36 kkal untuk merusak kearomatisan benzena
+
EHE+
memerlukan 25 kkal untuk merusak sebagian kearomatisan naftalena
Bila dibandingkan dengan benzena, maka zat antara pada substitusi elektrofilik naftalena lebih disukai atau berenergi lebih rendah, karena masih mempunyai struktur cincin benzena yang utuh, jadi substitusi elektrofilik pada naftalena lebih mudah dari benzena.
SUBSTITUSI α ATAU β ?
H E
+
+
EH
+
EH
+
EH H E
+
keduany a masih mempertahankan struktur benzena,sehingga merupakan peny umbang utama kestabilan zat antara
H
E
+
+E
H H
E+
H
E+
H
E
+
hany a terdapat satu y ang mempertahankan struktur benzena
Struktur-struktur resonansi zat antara untuk substitusi :
Struktur-struktur resonansi zat antara untuk substitusi :
Jumlah struktur resonansi zat antara substitusi dan sama.
Struktur resonansi zat antara yang menghasilkan substitusi pada posisi mempunyai dua struktur benzenoid , dan jika substitusi berlangsung pada posisi , hanya terdapat satu struktur resonansi benzenoid.
Struktur zat antara substitusi lebih stabil dari substitusi .
substitusi naftalena pada posisi lebih disukai dari substitusi pada posisi .
Pada temperatur tinggi (160oC), naftalena dapat disulfonasi pada posisi , sedangkan pada temperatur rendah, naftalena tersulfonasi pada posisi .
Asam 1-naftalenasulfonat merupakan produk kendali kinetika. asam 2-naftalensulfonat merupakan produk kendali termodinamika.
SULFONASI NAFTALENA
SO3HSO3H
91 % 9 %
85 %15 %
SO3HSO3H
80oC
160oC
asam 1-naf talenasulf onat asam 2-naf talenasulf onat
asam 1-naf talenasulf onat asam 2-naf talenasulf onat
+ SO3
SULFONASI NAFTALENA
SO3H
SO3H
G ±
G
G ±
G
pada 160oC reaksi lebih banyak yang mengikuti jalur ini
pada 80oC reaksi lebih banyak yang mengikuti jalur ini
asam 1-naftalensulfonat asam 2-naftalenasulfonat
asam 1-naftalensulfonat lebih stabil dari asam 2-naftalensulfonat., karena pada asam 1-naftalensulfonat gugus sulfonat yang berukuran besar berada pada posisi lebih sesak.
asilasi Friedel Crafts berlangsung lebih mudah pada naftalena dibandingkan dengan pada benzena.
Bila reaksi asilasi dilakukan dalam karbon disulfida (CS2), substitusi berlangsung pada posisi , akan tetapi bila nitrobenzena yang digunakan sebagai pelarut, substitusi berlangsung pada posisi . Hal tersebut disebabkan nitrobenzena (PhNO2) membentuk kompleks dengan alumunium triklorida (AlCl3) dan asilklorida (RCOCl) sehingga menjadi gugus yang ruah. Keruahan gugus tersebut menyulitkannya untuk masuk pada posisi , sehingga substitusi lebih banyak berlangsung pada posisi .
ASILASI FRIEDEL CRAFT
+ RCCl
O
C
C
O R
O
R
AlCl3
CS2
AlCl3PhNO 2
Faktor yang dipertimbangkan : sifat substituen yang telah terdapat pada naftalena, substituen yang
merupakan gugus pengaktivasi cincin akan mengaktifkan cincin terutama pada cincin tempat terdapatnya gugus pengaktivasi tersebut. Dengan demikian posisi substitusi kedua akan berlangsung pada cincin yang mengikat substituen pertama. Sebaliknya, substituen yang bersifat mendeaktivasi cincin akan mendeaktivasi cincin terutama pada cincin tempat terikatnya substituen tersebut. Oleh karena itu, serangan elektrofilik akan lebih memilih pada cincin yang tidak terdapat substituen.
posisi substituen pada naftalena. Bila naftalena telah mengikat suatu gugus pengaktivasi pada posisi 1, maka sebagian besar substitusi berlangsung pada posisi 4, tetapi bila gugus pengaktivasi tersebut berada pada posisi 2, maka sebagian besar substitusi berlangsung pada posisi 1. Pada kondisi naftalena telah mengikat suatu gugus pendeaktivasi pada posisi 1, maka substitusi berlangsung pada posisi 8, sedangkan bila gugus pendeaktivasi tersebut terikat pada posisi 2, maka substitusi sebagian besar berlangsung pada posisi 5.
SUBSTITUSI ELEKTROFILIK KEDUA
Jenis
gugus
O- NH2,
NHR,
NR2,
OH,
OR
NHCOR,
OCOR,
Ph,
R
F, Cl,
Br,
I
CO2R,
CO2H,
CHO,
COR,
CN
NO2,
SO3H,
NH3,
NR3+
Jenis pengarah substitusi
o, po , p o , p o , p o , p m m m
Gugus pendeaktivasiGugus pengaktivasi
GUGUS PENGAKTIVASI PENDEAKTIVASI CINCIN
Substituen pertama : gugus pengaktivasi
OH OH
NO2
OH
NO2+HNO 3, H2SO4
banyak sedikit
posisi para,tidak sesak
posisi ortho, lebih sesak
Br2, FeBr3 + +
OH OH
Br
OH
Br
OH
Br
paling banyak sangat sedikitsedikit
OH
H NO2
+
OH
H NO2
+
OH
H NO2
+
+
NO2H
OH
OH
H NO2
+
+
NO2H
OH
+
NO2
H
OH OHNO2
H
+ +
H
NO2OH
OHNO2
H++ H
NO2OH
Struktur-stuktur resonansi zat antara substitusi para Struktur-stuktur resonansi zat antara substitusi ortho
Posisi 1
Posisi 2
Br2, FeBr3
SO3H SO3H
Br
SO3H
Br
+
banyak sedikit
asam 2-naf talesulf onat
asam 5-bromonaf talensulf onat asam 8-bromonaf talensulf onat
+
NO2NO2 H HNO2 NO2
+
+
NO2NO2 H
+
NO2NO2 H
HNO2 NO2
+ +
NO2NO2 H HNO2 NO2
+
Substituen pertama : gugus pendeaktivasiPosisi 1
Posisi 2
NO2
NO2H
+
+
H NO2
NO2 NO2
NO2H
+
NO2
NO2H
+
+
H NO2
NO2
NO2H
+
+
H NO2
NO2tolak menolakmuatan positif N
O O+
-
Struktur-struktur resonansi zat antara substitusi 8: Struktur-struktur resonansi zat antara substitusi 5:
Antrasena lebih reaktif terhadap substitusi elektrofilik daripada benzena dan substitusi berlangsung paling banyak pada posisi 9. Alasan substitusi lebih banyak berlangsung pada posisi 9 adalah karena elektron-elektron pada struktur zat antaranya lebih terdelokalisasi daripada yang berlangsung pada posisi lainnya,
Substitusi elektrofilik pada fenantrena juga paling banyak berlangsung pada posisi 9.
SUBS. ELEKTROFILIK ANTRASENA DAN FENANTRENA
+ E+
E
1
2
3
45
6
7
8 9
10
+ E+
E1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Reaksi adisi pada senyawa polisiklis aromatis berlangsung jauh lebih mudah daripada reaksi adisi pada benzena
REAKSI ADISI
Na, etanol tak ada reaksi
Na, etanol
Na, etanol
Pt
225oC, 35 atm
reaksi adisi pada antrasena dan fenantrena seringkali ditemukan berlangsung pada posisi 9 dan 10.
Br2
Br
Br
O
O
O
O
O
O
+
maleat anhidrida
Reaksi brominasi fenantrena
Reaksi Diels Alder antrasena
reaksi oksidasi pada senyawa aromatis polisiklis lebih mudah berlangsung daripada benzena. Reaktivitas yang lebih besar tersebut disebabkan oleh senyawa polisiklis aromatis dapat bereaksi hanya pada salah satu cincin, sehingga masih mempunyai setidaknya satu cincin benzena yang masih utuh, baik dalam struktur zat antara maupun produknya.
Kation benzilik, anion benzilik, dan radikal bebas benzilik semuanya terstabilkan secara resonansi dengan cincin benzena. Akibatnya posisi benzilik merupakan letak kereaktivan dalam berbagai reaksi, termasuk oksidasi. Semua senyawa polisiklik aromatis, apapun jenis alkilnya, dapat dioksidasi pada posisi benzilik menghasilkan gugus karboksil.
REAKSI OKSIDASI
COH
COH
O
O
O
O
O
V2O5
udarakalor
-H2O
asam o-ftalat anhidrida asam ftalat
Naftalena tersubstitusi dapat dioksidasi pada bagian cincin yang lebih aktif.
OKSIDASI NAFTALENA TERSUBSTITUSI
NO2 NO2
HOC
HOC
O
O
CrO3CH3CH2OH
NH2
COH
COH
O
O
CrO3CH3CH2OH
CH3CH2OHCrO3
O
O
COH
COHOH
1-nitronaf talena
asam 3-nitro-1,2-f talat
1-naf tilamina
asam o-ftalat
naf tol
asam o-ftalat
Walaupun oksidasi pada umumnya berlangsung hingga tingkat oksidasi tertingginya (menjadi gugus –COOH), tetapi bila kondisi reaksi dikendalikan (suhu dan tekanan diperendah), maka oksidasi dapat berlangsung hingga pembentukan gugus karbonil (C=O). Misalnya, naftalena dapat diubah menjadi 1,4-naftokuinon. Perhatikan bahwa posisi aktif reaksi tetap pada posisi karbon benzilik.
Pengendalian kondisi reaksi hingga tercapai kondisi yang lunak, juga dapat mengoksidasi gugus hidroksi yang terikat pada senyawa polisiklis aromatis menjadi gugus karbonil, sehingga dihasilkan suatu kuinon
O
O
O
O
O
O
CrO3H2SO4
CrO3H2SO4
CrO3H2SO4
1,4-naftakuinon
9,10-antrakuinon
9,10-fenantrakuinon
O
O
O
O
O
O
OH
OH
OH
OH
OH
HO
[O]
[O]
[O]
kondisi lunak
kondisi lunak
kondisi lunak
OKSIDASI NAFTALENA TERSUBSTITUSI