modul kimia organik (asam amino)

Upload: fitra-bulex

Post on 01-Mar-2016

393 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

penenalan kimia

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

    Asam amino merupakan monomer yang menyusun polimer-polimer pada protein. Asam

    amino dapat mengalami proses hidrolisis yang menghasilkan hidrolisat protein. Hidrolisat protein

    didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitik dengan asam atau basa kuat

    dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil. Fungsi hidrolisat protein dapat sebagai

    penyedap atau sebagai intermedia tes untuk isolasi dan memperoleh asam amino secara individu

    atau dapat pula untuk pengobatan yaitu sebagai diet untuk penderita pencernaan.

    Asam amino, sesuai dengan namanya merupakan senyawa yang mempunyai fungsi ganda

    karena mempunyai gugus asam (COOH) maupun basa (NH2) pada struktur molekulnya. Asam

    amino adalah penyusun protein, yaitu asam organik yang mengandung gugus amimo (-NH2)

    disamping gugus karboksilat (-COOH). Asam amino yang terdapat di alam selalu berupa asam

    amino , artinya gugus - NH2 selalu terikat pada atom C- , yaitu atom C di dekat gugus

    COOH. Asam amino yang dikenal banyak sekali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun

    protein alami.

    Asam amino dibebaskan dari ikatan peptida pada protein oleh hidrolisis enzim ( protease )

    atau asam, dalam hal ini kondisi hidrolisis adalah pada 6N HCL 110 C selama 72 jam. Asam

    amino umumnya larut dalam air dan hanya sebagian kecil yang larut dalam pelarut organik.

    Asam amino dalam larutan netral berada dalam bentuk zwitterion dan tidak sebagai molekul

    yang tidak terorganisasi. Asam amino diklasifikasikan berdasarkan gugus R (rantai samping).

    Biasanya bersifat seperti hidrofobik, polar dan nonpolar, serta ada tidaknya gugus terionisasi.

    Hanya dua puluh asam amino yang lazim dijumpai dalam protein tumbuhan dan hewan,

    namun keduapuluh ini dapat digabungkan menurut berbagai cara, membentuk otot, urat, kulit,

    kuku, bulu, sutera, hemoglobin, enzim, antibody, dan banyak hormon.

  • 2

    1.2 Tujuan Umum

    Tujuan dari pembuatan modul ini yaitu untuk mengetahui struktur asam amino dan apa

    saja yang menyangkut dengan asam amino.

    1.3 Tujuan Khusus

    Tujuan dari pembuatan modul ini yaitu :

    1. Untuk mengetahui struktur dari asam amino

    2. Untuk mengetahui tatanama asam amino

    3. Untuk mengetahui sifat-sifat dari asam amino

    4. Untuk mengetahui pembuatan asam amino.

  • 3

    BAB II

    KEGIATAN BELAJAR

    2.1 Uraian Materi

    2.1.1 Struktur Asam Amino dan Tatanama Asam Amino

    Protein yang ditemukan umumnya tersusun dari 20 macam asam amino+, semua asam

    amino berada dalam bentuk asam -amino. Asam -amino yang paling sederhana adalah asam

    amino asetat (H2NCH2CO2H), yang tidak memiliki rantai samping, dan karena itu karbon -nya

    bersifat kiral, yang disebut glisina. Asam amino lainnya mempunyai rantai cabang yang terletak

    pada atom karbon-. Karena asam -amino mempunyai dua gugus polar yang berbeda, maka

    asam amino merupakan senyawa yang sangat polar. (Riswiyanto, 2009: 394)

    Rumus umum Asam amino

    Prolina ( asam -amino sekunder )

    Kecuali asam amino glisina, semua asam amino mempunyai pusat atom karbon- yang

    asimetris (stereogenik). Asam amino yang ada di alam umumnya ditemukan dalam bentuk

    konfigurasi (S) atau (L) daripada (R) atau (D) pada atom karbon-. (S)-alanina mempunyai

    konfigurasi yang sama dengan L(-)-gliseraldehida. Oleh karena itu, asam amino yang ditemukan

    dialam dikelompokkan sebagai L-asam amino. (Riswiyanto, 2009:394)

  • 4

    (S)-alanina L-(-)-griseldehida

    Asam amino merupakan suatu senyawa yang hanya memiliki nama trivialnya saja dan tidak

    memiliki nama IUPAC. Berikut asam amino yang lazim terdapat dalam protein :

    1. Asam aspartate

    Singkatan : asp

    Strukturnya :

    2. Asam glutamate

    Singkatan : glu

    Strukturnya :

    3. Alanine

    Singkatan : ala

    Strukturnya :

  • 5

    4. Arginine

    Singkatan : Arg

    Strukturnya :

    5. Asparin

    Singkatan : Asn

    Strukturnya :

    6. Fenilalanin

    Singkatan : Phe

    Strukturnya :

    7. Glisin

    Singkatan : Gly

    Strukturnya :

  • 6

    8. Glutamin

    Singkatan : Glu

    Strukturnya :

    9. Histidin

    Singkatan : His

    Strukturnya :

    10. Isoleusin

    Singkatan: Ile

    Strukturnya :

    11. Leusin

    Singkatan: Leu

    Strukturnya :

  • 7

    12. Lisin

    Singkatan: Lys

    Strukturnya:

    13. Metionin

    Singkatan: Met

    Strukturnya :

    14. Prolina

    Singkatan: Pro

    Strukturnya :

  • 8

    15. Serin

    Singkatan: Ser

    Strukturnya:

    16. Sistein

    Singakatan: Cys

    Strukturnya:

    17. Tirosin

    Singkatan: Tyr

    Strukturnya:

    18. Treonin

    Singkatan: Thr

    Strukturnya:

  • 9

    19. Triptofan

    Singkatan: Trp

    Strukturnya:

    20. Valin

    Singkatan: Val

    Strukturnya :

    Macam-macam Asam Amino Asam amino pada umumnya mempunyai satu gugus karboksilat dan satu gugus amina,

    namun demikian ada beberapa asam amino yang mempunyai dua gugus karboksilat (asam

    aspartat dan glutamate) dan ada yang mempunyai dua gugus amino seperti lisin, arginine, dan

    histidin. Asam amino dapat dikelompokkan sebagai asam amino alifatik, asam amino aromatic ,

    dan hetero asam amino, dan lain-lain.

  • 10

    a. Asam Amino alifatik

    Asam amino ini hanya mempunyai satu gugus karboksilat dan satu gugus amino dan biasa

    disebut asam amino netral.

    1. Asam amino netral

    Contoh : glisin, alanine, serin, sistein, tirosin, metionin, valin, leusin, dan isoleusin.

    2. Asam amino asam

    Dinamakan asam amino asam karena jenis ini mempunyai dua gugus karboksilat dan

    satu gugus amino pada struktur molekulnya.

    Contohnya : asam -amino suksinat, asam -amino glutarat

    3. Asam amino basa

    Asam amino basa mempunyai dua gugus amino dan satu gugus karboksilat sehingga

    bersifat basa.

    Contohnya: asam -diamino kaproat

    b. Asam amino aromatic

    Ditandai dengan adanya cincin benzene pada struktur molekulnya, sehingga disebut

    dengan asam amino aromatic

    Fenilalain Tirosin

  • 11

    c. Hetero asam amino

    Triptofan Histidin

    d. Asam amino yang berasal dari sumber-sumber tertentu

    Contoh : citrulina (terdapat dalam melon, jus, dihati), asam jengkolat (terdapat dalam

    jengkol), tiroksin, dan lain-lain.

    2.1.2 Sifat-sifat Asam Amino

    Meskipun asam amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu asam dan basa, namun bentuk

    struktur ionnya bergantung pada pH. Jika melepaskan proton, gugus karboksilat akan

    memberikan ion karboksilat, sedangkan gugus amino akan terprotonasi menjadi ion ammonium.

    Keadaan struktur semacam ini disebut sebagai ion dipolar atau zwitter ion.

    Stuktur dipolar ini menjadi asam amino mempunyai sifat yang sangat menarik, yaitu :

    1. Asam amino larut dalam air dan pelarut polar lain, tetapi tidak larut dalam pelarut non polar

    seperti dietil eter atau benzene.

    2. Momen dipol yang besar atau tinggi dibandingkan senyawa asam atau basa pada umumnya.

    3. Mempunyai sifat asam da basa tetapi kurang bersifat asam

    4. Pada umumnya asam amino berupa Kristal dan terkomposisi pada suhu tinggi dibandingkan

    dengan amina dan asam karboksilat yang bersesuaian.

    5. Mempunyai struktur ion dipolar

  • 12

    Mengapa asam amino menununjukkan sifat-sifat yang tidak biasa? Karena suatu asam

    amino mengandung gugus amino yang bersifat basa dan gugus karboksil yang bersifat asam

    dalam molekul yang sama. Suatu asam amino mengalami reaksi asam-basa internal yang

    menghasilkan yang menghasilkan ion dipolar, yang disebut juga zwitterion (hibrida). Karena

    terjadinya muatan ion, suatu asam amino mempunyai banyak sifat garam. Tambahan pula PKa

    dari gugus CO2H, melainkan dari gugus NH3+. PKb bukan dari gugus amino yang bersifat basa,

    melainkan dari gugus CO2- yang bersifat basa sangat lemah. (Fessenden, 1982:364)

    Reaksi Asam Amino

    a. Keamfoteran Asam amino Suatu asam amino mengandung baik suatu ion karboksilat (-CO2-) maupun suatu ion

    ammonium (-NH3+) dalam sebuah molekul. Oleh karena itu asam amino bersifat amfoter.

    Konsentrasi ion hydrogen (pH) yang tidak dipengaruhi oleh medan listrik disebut titik

    isolistrik. Titik isolistrik dapat ditentukan dengan elektroforesis, yaitu suatu proses untuk

    mngukur migrasi ion dalam suatu medan listrik. Titik isolistrik suatu asam amino adalah

    suatu tetapan fisis. Nilainya beranekaragam tetapi berada dalam salah satu dari tiga

    kisaran. Untuk suatu asam amino netral, titik isolistriknya, yang terutama bergantung

    pada harga pKa dan pKb dari gugus NH3+ dan COO2- adalah sekitar 5,5-6,0.

    (Fessenden, 1982:372-373)

    Asam amino akan bermuatan positif jika berada dalam larutan asam (pH rendah ) dan

    bermuatan negative dalam larutan basa (pH tinggi). Bila asam amino dalam suasana basa

    ditempatkan dalam medan listrik, maka asam amino akan bergerak kea rah anode

    (elektroda positif). Sebaliknya dalam suasana asam, asam amino akan bergerak kea rah

    katoda (elektroda negative). (Riswiyanto, 2009:397)

    Asam amino standard dan titik isolistriknya :

    Nama Titik isolistrik Gugus fungsi pada rantai samping

    Glisin 6,0 Tidak ada

    Alanine 6,0 Gugus alkil

    Valin 6,0 Gugus alkil

    Leusin 6,0 Gugus alkil

  • 13

    Isoleusin 6,0 Gugus alkil

    Fenilalanin 5,5 Gugus aromatic

    Prolin 6,3 Struktur siklik

    Serin 5,7 Gugus hidroksil

    Treonin 5,6 Gugus hidroksil

    Tirosin 5,7 Gugus fenolik

    Sistein 5,0 Tiol

    Metionin 5,7 Sulfide

    Asparagine 5,4 Amida

    Glutamin 5,7 Amida

    Triptofan 5,9 Indol

    Asam glutamate 3,2 Asam karboksilat

    Lisin 9,7 Gugus amino

    Arginine 10,8 Gugus guanidine

    Histidin 7,6 Cincin imidazole

    Asam aspartate

    b. Asilasi

    Gugus amino dari suatu asam amino dapat dengan mudah diasilasi dengan suatu halida

    asam ataupun dengan hidrida asam untuk menghasilkan amida.

    c. Reaksi dengan ninhidrin

    Asam-asam amino bereaksi dengan ninhidrin untuk membentuk produk yang disebut

    ungu Ruheman. Reaksi itu biasanya digunakan sebagai uji bercak untuk mendeteksi

    hadirnyan asam-asam amino pada kertas kromatografi.

  • 14

    2.1.3 Pembuatan Asam Amino

    Asam amino dapat diperoleh dengan cara menghidrolisis protein, kemudian campuran

    asam amino dipisahkan dengan berbagai macam metode pemisahan. Dalam bagian ini, asam

    amino dihasilkan dengan menggunakan reaksi-reaksi standar yang sudah dikenal. Salah satu cara

    yang paling umum dan sederhana untuk membuat asam amino adalah menggunakan metode

    amonolisis langsung ( direct amonolysis). (Riswiyanto, 2009:399)

    a. Amonolisis langsung

    Asam amino dibuat dengan mereaksikan -brominasi karboksilat memakai Br2 dan PBr3

    (reaksi Hell-Volhard-Zelinsky), kemudian dilakukan reaksi subtitusi nukleofilik dengan NH3

    sehingga diperoleh produk asam amino, seperti berikut ini.

    b. Sintesis strecker

    Sintesis Strecker dari asam amino, yang dikembangkan dalam tahun 1850, merupakan

    rentetan dua tahap. Tahap pertama ialah reaksi antara suatu aldehida dan suatu campuran

    ammonia dan HCN untuk menghasilkan suatu aminonitril. Hidrolisis aminonitril itu

    menghasilkan asam amino. (Fessenden, 1982:369)

  • 15

    c. Sintesis Hell-Volhard-Zelinsky

    Asam -halogen atau ester dapat dibuat dengan memakai ester malonat.

    d. Sintesis Gabriel ftalamida

    Salah satu metode sintesis asam amino yang paling baik adalah kombinasi antara sintesis

    amina dari Gabriel dan sintesis ester malonat dari asam karboksilat. Sintesis ester malonat

    dari Gabriel dimulai dengan ester N-ftalimido malonat, kemudian direaksikan dengan etil

    kloroasetat. Setelah dihidrolisis dengan HCL-panas, dilanjutkan dengan penambahan basa

    kuat (OH-) sehingga diperoleh produk berupa asam amino aspartat. Keuntungan sintesis ini

    terhadap aminasi langsung ialah tidak terjadi alkilasi berlebihan. (Riswiyanto, 2009: 400)

  • 16

    e. Aminasi Reduktif

    Aminasi reduktif suatu asam -keto merupakan suatu prosedur lain untuk memperoleh asam

    amino rasemat. (Ingat, gugus karboksil tidak mudah direduksi)

    2.2 Soal Latihan

    1) Manakah yang lebih bersifat basa jika berada dalam suatu larutan bersifat basa, suatu asam amino yang mempunyai dua gugus basa NH2 dan COO- ? Gugus mana yang lebih mudah terprotonasi jika ditambahkan asam ke dalamnya ?

    2) Berilah semua kemungkinan struktur suatu tripeptida yang mengandung ala, gly, dan phe?

    2.3 Penyelesaian Soal Latihan

    1) Yang bersifat lebih basa adalah NH2 > -COO- Proton akan masuk ke NH2 membentuk N3H+ CH COO- R

    2) Kemungkinan terbentuknya strukturnya adalah : Ala-gly-phe, ala-phe-gly, gly-ala-phe Gly-phe-ala, phe-ala-gly, phe-gly-ala

  • 17

    BAB III

    RANGKUMAN

    Asam amino merupakan monomer yang menyusun polimer-polimer pada protein. Protein

    yang ditemukan umumnya tersusun dari 20 macam asam amino+. semua asam amino berada

    dalam bentuk asam -amino. Asam -amino yang paling sederhana adalah asam amino asetat

    (H2NCH2CO2H), yang tidak memiliki rantai samping, dan karena itu karbon -nya bersifat kiral,

    yang disebut glisina. Adapun asam amino yang menyusun protein yaitu glisina, prolina, histidin,

    fenilalanin, alanine, argini, asparagine, asam aspartate, sistein, asam glutamate, glutamin,

    isoleusin, leusin, lisin, metionin, serin, treonin, triptofan, tirosin, dan valin.

    Meskipun asam amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu asam dan basa, namun bentuk

    struktur ionnya bergantung pada pH. Jika melepaskan proton, gugus karboksilat akan

    memberikan ion karboksilat, sedangkan gugus amino akan terprotonasi menjadi ion ammonium.

    Keadaan struktur semacam ini disebut sebagai ion dipolar atau zwitter ion. asam amino

    mengandung baik suatu ion karboksilat (-CO2-) maupun suatu ion ammonium (-NH3+) dalam

    sebuah molekul. Oleh karena itu asam amino bersifat amfoter. Konsentrasi ion hydrogen (pH)

    yang tidak dipengaruhi oleh medan listrik disebut titik isolistrik. Titik isolistrik dapat ditentukan

    dengan elektroforesis, yaitu suatu proses untuk mngukur migrasi ion dalam suatu medan listrik.

    Titik isolistrik suatu asam amino adalah suatu tetapan fisis. Nilainya beranekaragam tetapi berada

    dalam salah satu dari tiga kisaran. Untuk suatu asam amino netral, titik isolistriknya, yang

    terutama bergantung pada harga pKa dan pKb dari gugus NH3+ dan COO2- adalah sekitar 5,5-

    6,0.

    Sifat-sifat fisik yang ada pada asam amino adalah Asam amino larut dalam air dan pelarut

    polar lain, tetapi tidak larut dalam pelarut non polar seperti dietil eter atau benzene, momen dipol

    yang besar atau tinggi dibandingkan senyawa asam atau basa pada umumnya, mempunyai sifat

    asam da basa tetapi kurang bersifat asam, pada umumnya asam amino berupa kristal dan

    terkomposisi pada suhu tinggi dibandingkan dengan amina dan asam karboksilat yang

    bersesuaian, dan mempunyai struktur ion dipolar

    Pembuatan asam amino dapat dilakukan dengan cara yaitu amonolisis langsung, sintesis

    strecker, sintesis Hell-Volhard-Zelinsky, sintesisi Gabriel ftalamida dan aminasi reduktif.

  • 18

    SOAL TEST FORMATIF

    A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dibwah ini !

    1.

    Berdasarkan Struktur asam amino diatas, apakah nama dari struktur tersebut ?

    a. Alanine

    b. Tirosin

    c. Sistein

    d. Arginine

    e. Glutamin

    2. Pernyataan yang benar tentang uji ninhidrin dibawah ini adalah

    a. Bertujuan untuk mengetahui adanya cincin benzene dalam suatu protein

    b. Uji positif yang mnghasilkan larutan berwarna jingga

    c. Bertujuan untuk mengetahui adanya belerang

    d. Uji positif menghasilkan endapan hitam

    e. Uji positif menghasilkan larutan berwarna ungu

    3. Dibawah ini merupakan beberapa contoh dari asam amino netral, kecuali..

    a. glisin

    b. Alanine

    c. Glutamin

    d. Sistein

    e. Isoleusin

  • 19

    4. Berapakah titik isolistrik dari isoleusin dan fenilalanin

    a. 6,0 dan 6,0

    b. 5,7 dan 5,0

    c. 6,0 dan 5,5

    d. 7,6 dan 5,7

    e. 5,4 dan 3,2

    5. Bila asam amino glutamin dilarutkan dalam air, bagaimana sifat larutan yang diperoleh ..

    a. Hampir-netral

    b. Basa

    c. Asam

    d. Asam kuat

    e. Netral

    6.

    Berdasarkan Struktur asam amino diatas, apakah nama dari struktur tersebut ?

    a. Prolin

    b. Asam aspartate

    c. Leusin

    d. Glisin

    e. Glutamin

    7. Asam amino disebut juga dengan zwitterion, apa yang dimaksud dengan zwitterion ..

    a. Suatu asam amino mengalami reaksi asam-basa internal yang menghasilkan

    ion dipolar

    b. Asam amino yang ditandai dengan adanya cincin benzene

    c. Asam amino yang mempunyai dua gugus fungsi

    d. Asam amino yang terdiri dari gugus COOH dan NH2

    e. Asam amino yang terdiri dari 1 gugus karboksilat

  • 20

    8.

    Reaksi di atas merupakan mekanisme dari..

    a. Sintesis strecker

    b. Amonolisis langsung

    c. Reaksi dengan ninhidrin

    d. Sintesis Hell-Volhard-Zelinsky

    e. Sintesis Gabriel Ftalamida

    B. Essay

    1. Tuliskan sintesis strecker ?

    2. Tuliskan struktur dari :

    a. Histidin

    b. Fenilalanin

    c. Sistein

    3. Mengapa asam amino menununjukkan sifat-sifat yang tidak biasa?

    4. Sebutkan sifat fisika dari asam amino ?

  • 21

    PETUNJUK SOAL TEST FORMATIF

    A. Pilihan berganda

    1. A

    2. E

    3. C

    4. C

    5. A

    6. D

    7. A

    8. C

    B. Essay

    1. Sintesis strecker

    2. Struktur dari :

    a. Histidin

  • 22

    b. Fenilalanin

    c. Sistein

    3. Karena suatu asam amino mengandung gugus amino yang bersifat basa dan gugus

    karboksil yang bersifat asam dalam molekul yang sama.

    4. Sifat-sifat fisik dari asam amino :

    1. Asam amino larut dalam air dan pelarut polar lain, tetapi tidak larut dalam pelarut non

    polar seperti dietil eter atau benzene.

    2. Momen dipol yang besar atau tinggi dibandingkan senyawa asam atau basa pada

    umumnya.

    3. Mempunyai sifat asam da basa tetapi kurang bersifat asam

    4. Pada umumnya asam amino berupa Kristal dan terkomposisi pada suhu tinggi

    dibandingkan dengan amina dan asam karboksilat yang bersesuaian.

    Mempunyai struktur ion dipolar

  • 23

    BAB IV

    DAFTAR PUSTAKA

    Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S. 1982. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

    Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

    www.GoogleImage.com. Diakses pada tanggal 16 Maret 2015