kementerian dalam negeri...laporan akuntabilitas kinerja pembangunan kawasan perdesaan - tahun 2016...

LAPORAN KINERJA

DIREKTORAT JENDERAL

PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

TAHUN 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pembangunan Kawasan Perdesaan - Tahun 2016 ii

KATA PENGANTAR

Suatu tata pemerintahan yang baik membutuhkan adanya penerapan prinsip-

prinsip transparansi dan akuntabilitas. Sebagai perwujudan penerapan kedua prinsip

tersebut, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia telah

menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang bermuara pada

Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai cerminan kinerja yang diwujudkan pada satu

tahun tertentu.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang

dilakukan guna mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang ditetapkan

dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2016. Laporan ini disajikan untuk

memberikan gambaran terperinci tentang pelaksanaan tugas dan fungsi dengan tetap

memperhatikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan.

Di masa mendatang Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

akan melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan

produktivitas kinerja seluruh jajaran dengan tetap mengedepankan prinsip

transparansi dan akuntabilitas dalam rangka menciptakan good governance dan clean

governance di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.

Semoga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan Tahun 2016 ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh jajaran

organisasi dalam melakukan berbagai langkah perbaikan yang diperlukan guna

meningkatkan kinerja di masa mendatang.

Jakarta, Januari 2017

Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Drs. Johozua M. Yoltuwu, M.Si

Agung Prahadian K

Stamp

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pembangunan Kawasan Perdesaan - Tahun 2016 iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... I-1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. I-1

B. Maksud dan Tujuan ....................................................................................................... I-3

C. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ................................................................................... I-4

D. Struktur Organisasi ......................................................................................................... I-5

E. Sumber Daya Manusia ................................................................................................... I-6

F. Sistematika Penyajian Laporan................................................................................. I-7

BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................................................. II-1

A. Rencana Strategis ............................................................................................................ II-1

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ................................................................................. II-5

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................. III-1

A. Kategori Pengukuran Capaian Kinerja .................................................................. III-1

B. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016 ........................................................... III-1

1. Capaian Indikator Kinerja Utama 1 ................................................................ III-3







C. Akuntabilitas Keuangan ............................................................................................... III-12

D. Analisis Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran ........................................... III-14

1. Faktor Pendukung ................................................................................................. III-14

2. Tindaklanjut .............................................................................................................. III-14

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ IV- 1

A. Kesimpulan ......................................................................................................................... IV- 1

B. Saran ...................................................................................................................................... IV- 1

LAMPIRAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pembangunan Kawasan Perdesaan - Tahun 2016 iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pendekatan Membangun Desa dan Desa Membangun ............................ II-2

Tabel 2.2 Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan Tahun 2016 ........................................................................................... II-6

Tabel 3.1 Kategori Pencapaian Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan

Kawasan Perdesaan Tahun 2016 ....................................................................... III-1

Tabel 3.2 Target dan Realisasi Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016 ...................................... III-2

Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja Utama 1 ................................................................... III-3







Tabel 3.10 Capaian Realisasi Anggaran Berdasarkan Indikator Kinerja

Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun

2016 ................................................................................................................................. III-13

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pembangunan Kawasan Perdesaan - Tahun 2016 v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perjanjian Kinerja Ditjen PKP Tahun 2016 .................................................. L-1

Lampiran 2 Perguruan Tinggi Dan Lokasi RPKP Tahun 2016 ....................................... L-4

Lampiran 3 Lokasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan

Perdesaan Tahun 2016 .......................................................................................... L-5

Lampiran 4. Lokasi Pelaksanaan Direktorat Pengembangan Sumber Daya

Alam Kawasan Perdesaan ...................................................................................... L-9

Lampiran 5. Lokasi Pelaksanaan Direktorat Pembangunan Ekonomi

Kawasan Perdesaan .................................................................................................. L-11

Lampiran 6. Lokasi Pelaksanaan Direktorat Kerjasama Pengembangan

Kapasitas ....................................................................................................................... L-15

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan cita negara kesejahteraan dan

mendistribusikan kesejahteraan secara merata, maka pemerintah baik

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, maupun

pemerintah Desa memandang perlu untuk membuat terobosan pembangunan

dari lingkup kewilayahan terkecil, yaitu desa. Pandangan dan upaya sistemik ini

menjadi kebutuhan dan keharusan seiring dengan amanat implementasi Undang-

undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Desa merupakan titik simpul terkecil

pembangunan, sehingga mendinamisasikan pembangunan di desa akan

memberikan dampak secara stimulan terhadap pembangunan pada lingkup

kewilayahan yang lebih luas.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

yang diberi mandat untuk mewujudkan cita ke-3 pada Nawacita yaitu:

”membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan”, merupakan langkah strategis untuk

meletakan desa sebagai titik tumpu kemajuan Indonesia di masa mendatang.

Membangun kawasan perdesaan yang masih tertinggal memerlukan

penanganan yang cermat, akurat, dan spesifik dibanding kawasan perkotaan yang

telah maju. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang lebih bersifat

keberpihakan, pemberdayaan, dan percepatan dengan tetap berpijak pada nilai-

nilai sosial kultural yang melekat pada masing-masing daerah tersebut, agar

kebijakan yang akan diterapkan nantinya tidak akan merusak tatanan kehidupan

masyarakat desa. Dengan perubahan pendekatan ini, maka pembangunan di desa

tidak seharusnya hanya berfokus pada keberadaan desa tersebut sebagai sebuah

wilayah tersendiri. Desa harus dibangun dalam sebuah kerangka pembangunan

yang koheren, terencana dan terpadu dengan desa-desa yang lain sebagai sebuah

kawasan yang satu dengan lainnya saling berinteraksi dan bersinergi.

Pembangunan di desa sudah semestinya didorong dalam persepektif kawasan,

sehingga akselerasi pembangunan dapat lebih cepat terwujud mengingat potensi

dan permasalahan desa dapat terpetakan dan diselesaikan dalam perspektif yang

lebih komprehensif.

Dalam melaksanakan pembangunan kawasan perdesaan, Direktorat

Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, sesuai tugas dan fungsinya telah

menetapkan berbagai kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan Rencana


Strategis (Renstra) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi periode 2015-2019. Kebijakan, Program dan Kegiatan tersebut

telah dijabarkan setiap tahun menjadi dokumen Rencana Kerja (Renja) dan

Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) sebagai pedoman dalam Penetapan

Kinerja (PK) Tahunan, baik tingkat lembaga (Menteri), unit organisasi (Eselon 1)

dan satuan kerja (Eselon 2). Tahunan 2015 merupakan tahun pertama

penjabaran Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi periode 2015-2019.

Salah satu tuntutan publik pada saat ini adalah adanya transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Muara tuntutan ini pada intinya

adalah terselenggaranya tata kepemerintahan yang baik (good governance).

Sejalan dengan hal tersebut, maka diterbitkan Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam ketentuan tersebut dinyatakan

bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi kepastian hukum, azas

tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas

proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas.

Dari tujuh azas-azas umum penyelenggaraan negara tersebut dinyatakan

bahwa azas akuntabilitas merupakan azas yang paling utama yang mensyaratkan

bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus

mempertanggungjawabkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Inpres No. 7 Tahun 1999 mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai

unsur penyelenggara negara mulai dari pejabat eselon II ke atas untuk

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya yang

dipercayakan padanya berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) yang telah

dirumuskan sebelumnya.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Tahun 2016 ini disusun sebagai bentuk perwujudan manajemen kinerja dan

sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara

Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta sebagai bentuk

pertanggungjawaban/akuntabilitas atas pelaksanaan Program/Kegiatan yang

didanai oleh APBN.


Tahun 2016 juga dimaksudkan sebagai salah satu wujud akuntabilitas

pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan


Perdesaan dalam mewujudkan good governance, transparansi informasi kepada

publik, dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja unit

organisasi internal. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan secara keseluruhan menggambarkan kinerja dan tingkat pencapaian

target kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

serta pendayagunaan sumber daya yang dimiliki Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan selama tahun 2016.

Diharapkan dengan disusunnya Laporan Kinerja Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016 dapat terjadi optimalisasi dan

peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja seluruh pejabat dan

pelaksana di lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan pada

tahun-tahun selanjutnya.

B. Maksud Dan Tujuan

Maksud penyusunan Laporan Kinerja (LAPKIN) Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun Anggaran 2016 adalah :

1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan atas kinerja Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016.

2. Memberikan gambaran dan informasi mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan program/kebijakan yang telah ditetapkan untuk

mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran Direktorat Jenderal Pembangunan

Kawasan Perdesaan.

3. Memberikan gambaran mengenai tingkat keberhasilan dan atau tingkat

kegagalan capaian pelaksanaan suatu kegiatan dan program kerja Direktorat

Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016.

Adapun tujuan yang diharapkan dari penyusunan LAPKIN Direktorat

Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016 adalah :

1. Terwujudnya akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan

Kawasan Perdesaan pada Tahun 2016;

2. Memberikan umpan balik (feed back) bagi peningkatan kinerja

perencanaan program dan kegiatan maupun lingkungan Direktorat

Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan;

3. Dihasilkan suatu umpan balik bagi pengambilan kebijakan strategik dan

peningkatan kinerja perencanaan program/kegiatan di lingkungan

Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016;

4. Terlaksananya sasaran penyelenggaraan Pembangunan Kawasan

Perdesaan sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan; dan


5. Terlaksananya kegiatan program kerja secara efisien, efektif dan responsif

serta tanggap terhadap kondisi Pembangunan Kawasan Perdesaan di

daerah.

C. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 6

Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, mempunyai

tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan di bidang perencanaan

pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasarana kawasan

perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, dalam BAB VI pasal 245

disebutkan bahwa, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

menjalankan serangkaian fungsi, meliputi:

1. Perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan kawasan

perdesaan, pembangunan sarana/prasarana kawasan perdesaan, dan

pembangunan ekonomi kawasan perdesaan;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan kawasan

perdesaan, pembangunan sarana/prasarana kawasan perdesaan, dan

pembangunan ekonomi kawasan perdesaan;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perencanaan


perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan;

4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan


perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan;

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan pembangunan

kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasarana kawasan perdesaan,

dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan;

6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan; dan

7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

D. Struktur Organisasi

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut,

Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan mempunyai Struktur

organisasi sesuai Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi, sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pembangunan Kawasan Perdesaan - Tahun 2016

Gambar 1-1

Struktur Organisasi Ditjen PKP

BAGIAN HUKUM,

ORGANISASI & TATA LAKSANA

SUB DIREKTORAT

WILAYAH V (MALUKU, NUSRA,

PAPUA)

SUB DIREKTORAT

PEMBANGUNAN SARPRAS WILAYAH V

(MALUKU, NUSRA, PAPUA)

SUB DIREKTORAT

PENGEMBANGAN WILAYAH V

(MALUKU, NUSRA, PAPUA)

SUB DIREKTORAT

WILAYAH IV (KALIMANTAN)

SUB DIREKTORAT

PENGEMBANGAN FASILITAS USAHA

DAN PEMASARAN

SUB DIREKTORAT

PEMBANGUNAN SARPRAS WILAYAH IV

(KALIMANTAN)

SUB DIREKTORAT

PENGEMBANGAN WILAYAH IV

(KALIMANTAN)

SUB DIREKTORAT

KESERASIAN KAWASAN PERDESAAN

SUB DIREKTORAT

WILAYAH III (SULAWESI)

SUB DIREKTORAT

PENGEMBANGAN PERMODALAN DAN

INVESTASI

SUB DIREKTORAT

PEMBANGUNAN SARPRAS WILAYAH III

(SULAWESI)

SUB DIREKTORAT

PENGEMBANGAN WILAYAH III

(SULAWESI)

SUB DIREKTORAT

KERJASAMA DAN KEMITRAAN

SUB DIREKTORAT

WILAYAH II (JAWA, BALI)

SUB DIREKTORAT

PENGEMBANGAN PUSAT

PERTUMBUHAN EKONOMI

SUB DIREKTORAT

PEMBANGUNAN SARPRAS WILAYAH II

(JAWA BALI)

SUB DIREKTORAT

PENGEMBANGAN WILAYAH II

(JAWA BALI)

SUB DIREKTORAT

PENYIAPAN MEDIA DAN

PEMBELAJARAN

SUB DIREKTORAT

WILAYAH I (SUMATERA)

SUB DIREKTORAT

ANALISA KEBIJAKAN EKONOMI

KAWASAN PERDESAAN

SUB DIREKTORAT

PEMBANGUNAN SARPRAS WILAYAH I

(SUMATERA)

SUB DIREKTORAT

PENGEMBANGAN WILAYAH I

(SUMATERA)

SUB DIREKTORAT

PENDAMPINGAN MANAJEMEN DAN

TEKNIS

DIREKTORAT

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT

PEMBANGUNAN EKONOMI

KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT

PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA

KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA ALAM

KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT

KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN

KAPASITAS

DIREKTORAT JENDERAL

PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

SEKRETARIAT

DIREKTORAT JENDERAL

BAGIAN

PERENCANAAN

BAGIAN

KEUANGAN & BMN

BAGIAN

KEPEGAWAIAN DAN UMUM


0

20

40

60

80

100

GolonganIV

GolonganIII Golongan

II Golongan I

28 48

1 1

7

34

1

Pria Wanita

Berdasarkan struktur di atas, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan terdiri atas :

1. Sekretariat Direktorat Jenderal;

2. Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan;

3. Direktorat Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan;

4. Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Perdesaan;

5. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan; dan

6. Direktorat Kerja Sama dan Pengembangan Kapasitas.

E. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data Kepegawaian Direktorat Jenderal Pembangunan

Kawasan Perdesaan didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 434 oarng

terdiri dari 119 orang Pegawai Negeri Sipil dan 315 orang Non PNS, dengan

komposisi sebagai berikut:

1. Berdasarkan Jenis Pendidikan:

2. Berdasarkan Golongan:

S3 S2 S1 D3 D1 SMA SMP SD

PNS 2 50 54 1 12

NON PNS 1 26 183 14 2 88 1

2

50 54

1 12

1

26

183

14 2

88

1 0

20406080

100120140160180200NO PENDIDIKAN PNS

NON- PNS

Jumlah %

1 Strata 3 (S-3) 2 1 3 0,69%

2 Strata 2 (S-2) 50 26 76 17,51%

3 Strata 1 (S-1) 54 183 237 54,61%

4 Diploma 3 (D-3) - 14 14 3,23%

5 Diploma 1 (D-1) 1 2 3 0,69%

6 SMA/SMK 12 88 100 23,04%

7 SMP - - - -

8 Sekolah Dasar (SD) - 1 1 0,23%

JUMLAH 119 315 434 100,0%

No Golongan Jumlah

1 Golongan IV 34

2 Golongan III 82

3 Golongan II 2

4 Golongan I 1

JUMLAH 119


3. Berdasarkan Jabatan:

F. Sistematika Penyajian Laporan


Tahun 2016 dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan,

kedudukan, tugas dan fungsi, struktur organisasi, sumber daya manusia

Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, serta sistematika

penyajian laporan.

2. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, terdiri dari Rencana Strategis

dan Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan.

3. Bab III Akuntabilitas Kinerja, terdiri dari pengukuran capaian kinerja,

evaluasi capaian kinerja dan akuntabilitas keuangan.

4. Bab IV Kendala dan Faktor Pendukung Pencapaian, bab ini memuat

kendala yang dihadapi dan Faktor Pendukung Pencapaian Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini memuat ringkasan dari tinjauan

pelaksanaan kegiatan dan kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan Tahun 2016 yang dirangkum kedalam kesimpulan terhadap

Akuntabilitas Kinerja.

*****

No Jabatan Jumlah KET

1 ESELON I 1 -

2 ESELON II 6 1 Dir. belum

dilantik

3 ESELON III 27 -

4 ESELON IV 60 7 Kasubag/ Kasi belum dilantik

5 JFU 33 -

6 Staf Pendukung

(Honorer) 315

-

JUMLAH 442 -


BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis

Lahirnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa (UU Desa)

mengembangkan paradigma dan konsep baru kebijakan tata kelola desa secara

nasional. UU Desa ini tidak lagi menempatkan desa sebagai latar belakang

Indonesia, tetapi halaman depan Indonesia. Sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2014

tentang Desa, pembangunan desa memiliki tujuan akhir adalah peningkatan

kualitas hidup, kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, serta pengurangan

kemiskinan. Tujuan akhir pembangunan desa juga mencakup tercapainya

kemandirian, pendapatan desa dan daya saing desa. Tujuan akhir tersebut dapat

tercapai melalui keberlanjutan manfaat pembangunan desa dan kawasan

perdesaan berupa pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan, pengembangan teknologi tepat guna, pengembangan potensi

ekonomi lokal dan akses kegiatan ekonomi, pengembangan usaha bersama untuk

meningkatkan daya saing, peningkatan efektivitas pemerintah desa untuk

mempercepat dan meningkatkan akses maupun kualitas pelayanan pemerintah

desa kepada masyarakat, percepatan pembangunan desa, pemberdayaan

masyarakat, pembinaan kelembagaan masyarakat, serta kestabilan keamanan dan

ketertiban. Pembangunan perdesaan (rural development) maupun membangun

desa menjadi bagian dari pembangunan perdesaan. UU Desa menempatkan desa

sebagai subyek pembangunan.

Pemerintah supradesa menjadi pihak yang menfasilitasi tumbuh

kembangnya kemandirian dan kesejahteraan desa melalui skema kebijakan

yang mengutamakan rekognisi dan subsidiaritas. Desa menjadi subyek

pembangunan justru desa tidak lagi akan menjadi entitas yang membebani tugas

pokok pemerintah kabupaten, provinsi bahkan pusat. Justru desa akan menjadi

entitas negara yang berpotensi mendekatkan peran negara dalam membangun

kesejahteraan, kemakmuran dan kedaulatan bangsa baik di mata warga

negaranya sendiri maupun negara lain.

Pada Tabel 2.1 berikut menyajikan uraian secara utuh dan sistematis atas

perbedaan pembangunan perdesaan (membangun desa) yang merupakan domain

pemerintah dan pembangunan desa (desa membangun).


Tabel 2.1

Pendekatan Membangun Desa dan Desa Membangun

Item / Isu Membangun Desa

(Pembangunan Perdesaan) Desa Membangun

(Pembangunan Desa) (1) (2) (3)

Cakupan Perdesaan Desa Pendekatan Fungsional Lokus Level Rural Development Local Development Isu dan konsep-konsep terkait

Rural-urban linkage, market, pertumbuhan, lapangan pekerjaan, infrastruktur, kawasan, sektoral, dll

Kemandirian, kearifan lokal, modal sosial, demokrasi, partisipasi, kewenangan, alokasi dana, gerakan lokal, pemberdayaan, dll.

Level, skala dan cakupan

Kawasan ruang dan ekonomi yang lintas desa

Dalam jangkauan skala dan yurisdiksi desa

Skema kelembagaan

1. Pemda melakukan perencanaan dan pelaksanaan didukung alokasi dana khusus

2. Pusat melakukan fasilitasi, supervisi dan akselerasi

Regulasi menetapkan kewenangan skala desa, melembagakan perencanaan desa, alokasi dana dan kontrol lokal.

Pemegang kewenangan

Pemerintah daerah Desa (pemerintah desa dan masyarakat)

Tujuan Mengurangi keterbelakangan, ketertinggalan, kemiskinan, sekaligus membangun kesejahteraan

1. Menjadikan desa sebagai basis penghidupan dan kehidupan masyarakat secara berkelanjutan

2. Menjadikan desa sebagai ujung depan yang dekat dengan masyarakat, serta desa yang mandiri

Peran pemerintah daerah

Merencanakan, membiayai dan melaksanakan

Fasilitasi, supervisi dan pengembangan kapasitas desa

Peran desa Berpartisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan

Sebagai aktor (subyek) utama yang merencanakan, membiayai dan melaksanakan

Hasil 1. Infrastruktur lintas desa yang lebih baik

2. Tumbuhnya kota-kota kecil sebagai pusat pertumbuhan dan penghubung transaksi ekonomi desa kota.

3. Terbangunnya kawasan hutan, collective farming, industri, wisata, dll.

1. Pemerintah desa menjadi ujung depan penyelenggaraan pelayanan publik bagi warga

2. Satu desa mempunyai produk ekonomi unggulan (one village one product)

Sesuai dengan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJPN) 2005-2025, visi pembangunan nasional tahun 2005 – 2025 adalah:

Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta aman dan bersatu

dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan dalam

pembangunan Tahap III, RPJM 2015-2019 ditujukan untuk lebih memantapkan


pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan

pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan

sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat.

Dalam upaya dalam pencapaian visi dan misi tersebut, ditetapkan

Sembilan Agenda Strategis Prioritas dalam pemerintahan lima tahun ke depan

disebut dengan NAWACITA sebagai agenda prioritas pembangunan nasional,

sebagai berikut:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional

sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia

lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Merujuk pada agenda prioritas pembangunan nasional, khususnya

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan maka Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi menetapkan bahwa Sasaran Strategis dalam Pembangunan Desa

dan Kawasan Perdesaan Tahun 2015-2019, yaitu berkurangnya jumlah desa

tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau meningkatnya jumlah desa mandiri

sedikitnya 2.000 desa.

Dengan memperhatikan sasaran strategis dalam pembangunan desa, maka

arah kebijakan dan strategi pembangunan kawasan perdesaan difokuskan pada:

1. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan hidup berkelanjutan, serta

penataan ruang kawasan perdesaan untuk mendukung kedaulatan pangan,

melalui strategi:


a. Menjamin pelaksanaan distribusi lahan kepada desa-desa dan distribusi

hak atas tanah bagi petani, buruh lahan dan nelayan ;

b. Menata ruang kawasan perdesaan untuk melindungi lahan pertanian

dan menekan alih fungsi lahan produktif dan lahan konservasi ;

c. Menyiapkan dan melaksanakan kebijakan untuk membebaskan desa

dari kantong-kantong hutan dan perkebunan ;

d. Menyiapkan dan melaksanakan kebijakan dan regulasi baru tentang

shareholding antara pemerintah, investor, dan desa dalam pengelolaan

sumber daya alam pengelolaan sumber daya alam ;

e. Menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan

dengan pola shareholding melibatkan desa dan warga desa sebagai

pemegang saham;

f. Merehabilitasi kawasan perdesaan yang tercemar dan terkena dampak

bencana khususnya di daerah pesisir dan daerah aliran sungai.

2. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan

desa-kota dengan strategi:

a) Mewujudkan dan mengembangkan sentra produksi, serta nilai industri

pengelolaan hasil pertanian dan perikanan, serta destinasi pariwisata;

b) Meningkatkan akses transportasi desa dengan pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah ;

c) Mengembangkan kerjasama antardesa, antardaerah, dan antar

pemerintah swasta termasuk kerjasama (melalui pengelolaan BUM Desa

kerjasama antara 2 BUM Desa);

d) Membangun agribisnis kerakyatan melalui pembangunan bank khusus

untuk pertanian, UMKM, dan koperasi;

e) Membangun sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan;

f) Mengembangkan komunitas teknologi informasi dan komunikasi bagi

petani untuk berinteraksi dengan pelaku ekonomi lainya dalam kegiatan

produksi, penjualan, distribusi, dan lain-lain.

3. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Pembangunan Sumber Daya

Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa Penguatan

Pemerintahan Desa dan masyarakat Desa melalui strategi :

a) Melengkapi dan mensosialisasikan peraturan pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;


b) Meningkatkan kapasitas pemerintah desa, Badan Permusyawaratan

Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan,

pelaksanaan dan monitoring pembangunan desa, pengelolaan keuangan

desa serta pelayanan publik melalui fasilitasi, pelatihan, dan

pendampingan;

c) Menyiapkan data dan informasi desa yang digunakan sebagai acuan

bersama perencanaan dan pembangunan desa.

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, menegaskan bahwa setiap entitas

akuntabilitas kinerja diwajibkan untuk menyusun dokumen

perjanjian/penetapan kinerja. Penetapan kinerja merupakan tekad dan janji

kinerja dalam mewujudkan target yang ingin dicapai.

Penetapan kinerja bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas,

transparansi, dan kinerja aparatur. Penetapan kinerja Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan memuat rencana kinerja yang ingin dicapai

pada tahun 2016 sekaligus sebagai ukuran keberhasilan unit kerja yang menjadi

dasar penilaian dalam evaluasi kinerja pada akhir tahun anggaran 2016.

Penetapan kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Tahun 2016 mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 sebagaimana pada Tabel

2.2.


Tabel 2.2

Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016

No. Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1. Berkurangnya Jumlah desa tertinggal dan meningkatnya jumlah desa mandiri melalui pembangunan/ pengembangan 70 kawasan perdesaan

1) Terfasilitasinya kabupaten dalam penggunaan dan pemanfaatan wilayah desa dalam rangka penataan kawasan perdesaan sesuai dengan tata ruang kabupaten/kota

72 Kabupaten

2) Terpenuhinya Fasilitas Pelayanan Dasar(sarana dan prasarana) antar Desa pada kawasan perdesaaan

Kawasan Perdesaan pada 70 Kabupaten

3) Terselenggaranya program P2B-PKKPM dalam rangka Penanggulangan Kemiskinan dan Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Desa di kawasan perdesaan

183 kecamatan di 102 Kabupaten

4) Terselenggaranya Pembangunan Sumber Daya Manusia, Peningkatan Keberdayaan, dan Pembentukan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan

Kawasan Perdesaan di 80 kabupaten

5) Terkelolanya Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan di kawasan pedesaan

70 Kawasan Perdesaan

6) Berkembangnya Ekonomi Kawasan Perdesaan dalam rangka Mendorong Keterkaitan Desa- Kota


7) Meningkatnya Pelayanan di Bidang Manajemen dan Administrasi untuk Mendukung Kelancaran Pelaksanaan tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

12 Bulan

Program Anggaran

Pembangunan Kawasan Perdesaan Rp 1.093.629.700.0000,-


BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Kategori Pengukuran Capaian Kinerja

Pengukuran capaian kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan rencana tingkat

capaian (target) masing-masing indikator kinerja utama dengan capaian kinerja

nyata (realisasi) melalui penilaian sendiri (self assessment). Pengukuran dilakukan

guna mengetahui capaian kinerja organisasi untuk dituangkan dalam dokumen

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun

2016 yang merupakan wujud pertanggungjawaban terhadap tingkat keberhasilan

pencapaian kinerja institusi. Pengukuran capaian kinerja beserta indikatornya

menggunakan rentang penilaian capaian kinerja dan kategori capaian pada tabel

sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kategori Pencapaian Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016

No. Rentang Capaian Kinerja Kategori Capaian Kinerja

1. 85 % - 100 % Sangat Baik

2. 70 % - 84 % Baik

3. 55 % - 69 % Sedang

4. < 55 % Kurang

Sumber: Modifikasi Modul 4 Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah LAN Tahun 2000

Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan telah menetapkan

indikator kinerja utama yang digunakan untuk menginformasikan kinerja, baik

berupa output maupun outcome.

B. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016

Metode pengukuran kinerja yang digunakan adalah membandingkan

antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi

kinerja (performance result) yang dicapai. Dalam rangka menetapkan indikator

kinerja yang baik, dipergunakan kriteria SMART sebagai akronim dari specific

(spesifik), measurable (terukur), achievable (dapat dicapai), relevant (relevan),


dan timebound (memiliki batas waktu). Pengukuran dan evaluasi kinerja tahun

2016 menggunakan indikator kinerja yang terdapat di dalam Penetapan Kinerja.

Metode Penerapan PP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan merupakan upaya untuk menjawab

dan memenuhi tantangan dan kebutuhan dalam rangka melaksanakan siklus

manajemen pembangunan secara utuh. Tersedianya sistem monitoring dan

evaluasi (monev) yang handal akan memberikan kontribusi nyata guna

berjalannya siklus umpan balik pada tahap perencanaan yang pada ahirnya akan

meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan. Sistem monev kinerja

pembangunan, khususnya terhadap program dan kegiatan yang dituangkan dalam

dokumen perencanaan, perlu terus dikembangkan agar lebih bermanfaat bagi

manajemen pembangunan. Penyempurnaan mekanisme dan pelaporan monev,

secara langsung mengharuskan terpenuhinya dokumen perencanaan yang

berkualitas dan dapat dievaluasi. Akuntabilitas capaian kinerja Direktorat

Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan tertuang dalam dokumen Rencana

Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Tahun 2015-2019. Pengukuran kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan

Kawasan Perdesaan diarahkan pada 1 sasaran program dan 7 indikator kinerja

utama. Rekapitulasi Pencapaian Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Target dan Realisasi Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016

No. Sasaran Program/Kegiatan

dan Indikator Kinerja TARGET REALISASI %

A BERKURANGNYA JUMLAH DESA TERTINGGAL DAN MENINGKATNYA JUMLAH DESA MANDIRI MELALUI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN 70 KAWASAN PERDESAAN

INDIKATOR KINERJA :

1 Terfasilitasinya kabupaten dalam penggunaan dan pemanfaatan wilayah desa dalam rangka penataan kawasan perdesaan sesuai dengan tata ruang kabupaten/kota

72 Kabupaten

72 Kab. 99 kec. 499

desa

100%

2 Terpenuhinya Fasilitas Pelayanan Dasar (sarana dan prasarana) antar Desa pada kawasan perdesaaan


76 Kabupaten,

481 kec, 661 desa

108,6%

3 Terselenggaranya program P2B-PKKPM dalam rangka Penanggulangan Kemiskinan dan Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Desa di kawasan perdesaan

183 kecamatan di 102 Kabupaten

0 0%


No. Sasaran Program/Kegiatan

dan Indikator Kinerja TARGET REALISASI %

4 Terselenggaranya Pembangunan Sumber Daya Manusia, Peningkatan Keberdayaan, dan Pembentukan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan



98,8%

5 Terkelolanya Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan di kawasan pedesaan

70 Kawasan Perdesaan

68 Kabupaten

97,14%

6 Berkembangnya Ekonomi Kawasan Perdesaan dalam rangka Mendorong Keterkaitan Desa- Kota


70 Kabupaten

100%

7 Meningkatnya Pelayanan di Bidang Manajemen dan Administrasi untuk Mendukung Kelancaran Pelaksanaan tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

12 Bulan 12 Bulan 100%

Analisis dan evaluasi capaian kinerja masing-masing sasaran tahun 2016

Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 1

Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja Utama 1

IKU TARGET REALISASI CAPAIAN

Terfasilitasinya kabupaten dalam penggunaan dan pemanfaatan wilayah desa dalam rangka penataan kawasan perdesaan sesuai dengan tata ruang kabupaten/kota

72 Kabupaten

72 Kab. 74 kawasan perdesaan

99 kecamatan 499 desa

100%

Untuk mewujudkan Capaian Indikator Kinerja Utama 1 yakni: Terfasilitasinya

kabupaten dalam penggunaan dan pemanfaatan wilayah desa dalam rangka penataan

kawasan perdesaan sesuai dengan tata ruang kabupaten/kota, telah dilakukan

berbagai kegiatan untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut. Kegiatan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan rencana pelaksanaan, bahan, serta narasumber pelaksanaan

kegiatan;


2. Studi literatur terkait dengan pengembangan wilayah, khususnya kawasan

perdesaan, baik berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan

Menteri/Keputusan Menteri, dan Peraturan daerah serta dokumen lainnya

3. Melakukan inventarisasi dan identifikasi wilayah, potensi ekonomi, mobilitas

penduduk, dan sarana prasarana desa dan calon Kawasan Perdesaan yang telah

disepakati;

4. Melakukan survey lokasi dan pengumpulan data-data teknis di lapangan, yang

diawali dengan kajian terhadap kesesuaian dengan RTRW dan RPJMD

5. Melakukan kajian dan analisis secara teknokratis untuk menyusun rancangan

Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) antara lain meliputi aspek-

aspek kewilayahan (fisik dasar dan keagrariaan), potensi ekonomi,

kependudukan (termasuk mobilitas) dan sosial budaya serta sarana prasarana

dan pelayanan;

6. Melakukan fasilitasi FGD dengan pemerintah daerah terkait dengan RPKP FGD

dengan SKPD terhadap rancangan RPKP di tingkat provinsi /regional ;

7. Menyusun Rancangan Surat Keputusan Bupati/Walikota untuk pembentukan

Tim Koordinasi pembangunan Kawasan Perdesaan (TK-PKP) Kabupaten dan

Penetapan Kawasan Perdesaan serta Peraturan Bupati untuk Penetapan

Rancangan RPKP menjadi RPKP;

8. Menyusun Laporan RPKP di 72 kabupaten yang menjadi lokasi kegiatan secara

komprehensif yang memuat gambaran umum wilayah, potensi unggulan,

kebutuhan pengembangan wilayah berdasarkan potensi unggulan kawasan

yang meliputi kebutuhan kegiatan maupun anggaran untuk jangka waktu 5

tahun.

Dalam rangka melaksanakan kegiatan tersebut di atas agar efisien dan efektif, Ditjen

PKP telah menjalin kerjasama dengan 17 Perguruan Tinggi untuk menyusun RPKP di

72 kabupaten. Daftar nama perguruan tinggi dan lokasi 72 kabupaten disajikan pada

Lampiran. Hasil yang telah diperoleh dari kegiatan Fasilitasi Daerah dalam Penetapan

Kawasan Perdesaan Tahun 2016 ini adalah tersusunnya RPKP di 72 kabupaten yang

terdiri dari 74 kawasan perdesaan pada 32 provinsi, tersebar di 99 kecamatan dan

mencakup 499 desa. Berdasarkan data Indeks Pembangunan Desa (IPD), dari 499

desa tersebut, terdapat 85 desa tertinggal, 393 desa berkembang, 13 desa maju,

sedangkan 8 belum memiliki status IPD.


2. CAPAIAN KINERJA INDIKATOR KINERJA UTAMA 2

Tabel 3.4 Capaian Kinerja Indikator Kinerja Utama 2

IKU Target Realisasi Capaian

Terpenuhinya Fasilitas Pelayanan Dasar (sarana dan prasarana) antar Desa pada kawasan perdesaaan


Kawasan Perdesaan di 76

Kab. 481 kec, 661 desa

108,6%

Salah satu arah kebijakan Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan

Perdesaan yang ditetapkan RPJMN 2015-2019 adalah Pemenuhan Standar Pelayanan

Minimum di Desa termasuk Kawasan Transmigrasi. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan

wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Menurut UU Nomor

23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, yang dimaksud pelayanan

dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. SPM

di bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten/Kota antara lain

meliputi: 1) Penyediaan air baku untuk kebutuhan masyarakat; 2) Penyediaan jalan

untuk melayani kebutuhan masyarakat; 3) Penyediaan air minum; 4) Penyediaan

sanitasi; 5) Penataan bangunan dan lingkungan; 6) Penanganan permukiman kumuh

perkotaan; 7) Pengembangan sistem informasi jasa konstruksi, dll.

Dalam rangka memenuhi Fasilitas Pelayanan Dasar (sarana dan prasarana)

antar Desa pada kawasan perdesaaan, dan mewujudkan Capaian Kinerja Indikator

Kinerja Utama 2, yaitu: “Terpenuhinya Fasilitas Pelayanan Dasar (sarana dan

prasarana) antar Desa pada kawasan perdesaan”, Ditjen Pembangunan Kawasan

Perdesaan telah melaksanakan kegiatan untuk membangun sarana dan prasarana

perdesaan antara lain adalah:

1) Pembangunan/Peningkatan Jalan:

Pembukaan jalan, pengerasan aspal, beton dan timbunan pilihan (sirtu);

Jalan yang dibangun untuk mendukung konektivitas di kawasan perdesaan

(antar desa);

Telah dibangun 131 km di 18 kabupaten yang meliputi 42 kabupaten di 42

desa;

2) Penyediaan Alat Peraga Pendidikan PAUD:


Dalam rangka mendukung Lembaga PAUD baik negeri/swasta di desa yang

membutuhkan

Telah disalurkan bantuan 549 paket di 34 kabupaten meliputi 549 desa;

3) Penyediaan Alat Kesehatan:

Diberikan kepada Rumah Sakit dan Puskesmas yang membutuhkan

Telah disalurkan bantuan @ 3 paket di 19 kabupaten meliputi 152 desa;

4) Pembangunan Pelabuhan Sungai :

Jenis pelabuhan yang dibangun adalah pembangunan Dermaga Apung

Sungai

Telah dibangun 1 paket di 1 kabupaten meliputi 3 desa;

5) Pengadaan Peralatan Pendukung :

Alat-alat berat untuk pekerjaan konstruksi diserahkan kepada BUMDES via

Bapermas

Telah disalurkan bantuan 11 paket di 11 kabupaten meliputi 40 desa;




Terselenggaranya program P2B-PKKPM dalam rangka Penanggulangan Kemiskinan dan Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Desa di kawasan perdesaan

183 kecamatan di 102

Kabupaten

0 0%

Capaian sasaran strategis ini sebesar 0%, hal ini disebabkan program P2B-PKKPM

(Program Penghidupan Berkelanjutan – Peningkatan Kesejahteraan Keluarga melalui

Pemberdayaan Masyarakat) dalam rangka Penanggulangan Kemiskinan dan

Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Desa di kawasan perdesaan diusulkan

berubah pada tahun 2016 menjadi Pendampingan Ekonomi Masyarakat di Kawasan

Perdesaan (PEMKP) tetapi keputusan tersebut masih menunggu kepastian hasil


pemotongan anggaran sehingga proses realisasi anggaran belum ada. Namun pada

akhirnya kegiatan ini tidak jadi dilaksanakan karena adanya penghematan anggaran.


Tabel 3.6

Capaian Indikator Kinerja Utama 4


Terselenggaranya Pembangunan

Sumber Daya Manusia,

Peningkatan Keberdayaan, dan

Pembentukan Modal Sosial

Budaya Masyarakat Desa di

Kawasan Perdesaan

Kawasan

Perdesaan di

80 kabupaten

Kawasan

Perdesaan di

79 kabupaten

98,8%

Dalam rangka mencapai sasaran strategis Indikator Kinerja Utama

Terselenggaranya Pembangunan Sumber Daya Manusia, Peningkatan Keberdayaan,

dan Pembentukan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan

diperoleh capaian output adalah 98,8% dengan jumlah capaian target kabupaten

sebanyak 79 kabupaten, di bawah sedikit target yang ditetapkan yaitu 80 kabupaten.

Untuk mencapai proses capaian indikator output maka diperlukan sub ouput yang

mendukung antara lain :

1. Pelaksanaan fasilitasi pendampingan manajemen dan teknis kawsan

perdesaan di 54 kabupaten;

2. Pelaksanaan bantuan pemerintah bagi wira usaha baru di kawasan perdesaan

di 6 kabupaten;

3. Pendirian Toko Ritel Desa'Smart di 19 kabupaten dengan 20 kelompok.





Terkelolanya Sumber Daya

Alam dan Lingkungan Hidup

Berkelanjutan di kawasan

pedesaan

70 Kawasan

Perdesaan

68 Kabupaten

229 desa

97,14%

Target yang ditetapkan pada indikator kinerja “Terkelolanya Sumber Daya Alam

dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan di kawasan pedesaan” adalah 70 Kawasan

Perdesaan, namun realisasi capaian hingga akhir tahun adalah 68 kabupaten terdiri

dari 229 desa dari target 70 Kabupaten atau mencapai 97,14%.

Output Capaian kinerjanya antara lain adalah:

1) Tersalurkannya Bantuan Cool Storage tahun 2016 dimaksudkan untuk

meningkatkan efektivitas, dan efisiensi serta menjaga kualitas pemanfaatan

sumber daya alam khususnya sumber daya perikanan yang akan di kelola oleh

lembaga BUMDesa Bersama. Pemberian bantuan melalui mekanisme yang

telah ditentukan dan disepakati baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah

kabupaten, dan BUMDesa Bersama. Bantuan cool storage Tahun 2016 ini di

berikan kepada 9 Provinsi, 11 Kabupaten, 12 Kecamatan, 22 Desa dan 11

BUMDesa Bersama. Dengan adanya bantuan ini diharapkan dapat

meningkatkan kualitas hasil tangkapan masyarakat Nelayan di wilayahnya;

2) Tersalurkannya bantuan Kapal Tangkap Ikan dengan tujuan dapat

meningkatkan kuantitas hasil tangkapan masyarakat nelayan dan

mengoptimalkan pemanfaatan produksi hasil tangkapan laut bagi nelayan di

kawasan pesisir. Sebaran lokasi bantuan Kapal Tangkap Ikan ukuran 10 GT di

20 Provinsi dan 35 Kabupaten, ukuran 17 GT di 6 Provinsi dan 14 Kabupaten

dan ukuran 30 GT di 3 Provinsi dan 4 Kabupaten. Beberapa jenis spesifikasi

bantuan kapal adalah sebagai berikut:

a. Bantuan Kapal Tangkap Ikan 10 GT (paket 1) Tahun 2016 ini di berikan

kepada 7 Provinsi, 11 Kabupaten, 11 Kecamatan, 26 Desa dan 1315

BUMDesa Bersama;


b. Bantuan Kapal Tangkap Ikan 10 GT (paket 2) Tahun 2016 ini di berikan

kepada 12 Provinsi, 24 Kabupaten, 27 Kecamatan, 56 Desa dan 25 BUM

Desa Bersama;

c. Bantuan Kapal Tangkap Ikan 17 GT Tahun 2016 ini di berikan kepada 6

Provinsi, 14 Kabupaten, 15 Kecamatan, 48 Desa dan 14 BUM Desa

Bersama;

d. Bantuan Kapal Tangkap Ikan 30 GT Tahun 2016 ini di berikan kepada 3

Provinsi, 4 Kabupaten, 4 Kecamatan, 5 Desa dan 4 BUMDesa Bersama.

3) Tersalurkannya Bantuan Pengembangan Peternakan Sapi Terpadu Tahun 2016

ini di berikan kepada 4 Provinsi, 6 Kabupaten, 9 Kecamatan, 27 Desa dan 7

BUM Desa Bersama, bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan

dan kesejahteraan Petani/Peternak Sapi;

4) Tersalurkannya bantuan pabrik es mini ini di berikan kepada 10 Provinsi, 10

Kabupaten, 10 Kecamatan, 34 Desa dan 10 BUM Desa Bersama, bantuan ini

diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan dan kesejahteraan nelayan.




Berkembangnya Ekonomi Kawasan Perdesaan dalam rangka Mendorong Keterkaitan Desa- Kota

Kawasan Perdesaan

pada 70 Kabupaten

Kawasan Perdesaan di 73 Kab. (29

Pasar Kawsan & 44 UBK)

104,3%

Target yang ditetapkan pada indikator kinerja “Berkembangnya Ekonomi

Kawasan Perdesaan dalam rangka Mendorong Keterkaitan Desa- Kota” adalah 70

Kawasan Perdesaan, sedangkan realisasi capaian hingga akhir tahun adalah 73

Kawasan Perdesaan di 73 Kabupaten yang terdiri dari 29 Pasar Kawasan dan 44

Usaha Bersama Komunitas.


1) Pembangunan Pasar Kawasan/ Pasar Kecamatan untuk mendukung pusat

pertumbuhan kawasan perdesaan dengan jumlah 29 unit pasar.


Konsep dalam kegiatan penyediaan Pasar Kawasan adalah VIRA (Village Industrial

and Rest Area), dimana akan terjadi transaksi produk lokal yang akan dibawa

untuk konsumen daerah lain dan produk daerah lain untuk mensupport

kehidupan di desa. Pasar ini akan dikelola oleh BUMDes Bersama sebagai stimulan

guna menarik investor untuk melakukan pengembangan bisnis di sekitar pasar

kawasan pada lahan yang masih kosong, baik dari pihak swasta maupun BUMN

melalui CSR-nya. Bangunan pasar kawasan perdesan akan terdiri dari lapak

pedagang, kantor pengelola pasar, gudang, warung kuliner, dan ruang galeri untuk

memamerkan produk-produk unggulan di kawasan perdesaan setempat. Oleh

karena itu, pembangunan Pasar Kawasan harus berada di jalan provinsi atau jalan

utama dengan luasan lahan minimal 1 (satu) hektar dengan luas bangunan seluas

300 m2 berserta fasilitas jalan untuk tempat mobilisasi barang;

2) Pengembangan Bumdes menjadi BUMA Des Bebasis Usaha Bersama Komunitas di

44 unit UBK yang tersebar di 19 Provinsi, 44 Kabupaten, 47 Kecamatan dan 206

Desa.

Pembentukan/pengembangan BUMDes Bersama. BUM Desa merupakan salah satu

strategi kebijakan membangun Indonesia dari pinggiran melalui pengembangan

usaha ekonomi Desa yang bersifat kolektif untuk meningkatkankualitas hidup

manusia Indonesia di Desa. Kegiatan Pengembangan BUMADes meliputi:

Bantuan sarana dan prasana produksi UBK (Alat), bantuan modal/bahan

produksi UBK

Pelatihan manajemen organisasi dan sosilasisasi BUMDesa Bersama, pelatihan

manajemen produksi, praktek produksi dan pelatihan alat, ekspo nasional

produk UBK




Meningkatnya Pelayanan di Bidang Manajemen dan Administrasi untuk Mendukung Kelancaran Pelaksanaan tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

12 Bulan 12 Bulan 100%

Capaian sasaran strategis ini sebesar 100% (realisasi 12 Bulan layanan dari

target 12 Bulan Layanan), diperoleh dengan penjelasan parameter untuk mengukur


indikator kinerja “Meningkatnya Pelayanan di Bidang Manajemen dan Administrasi

untuk Mendukung Kelancaran Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan”.


1. Peningkatan kapasitas organisasi dan tatalaksana Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan, melalui Sekretariat Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam pembinaan dan penyelenggaraan

organisasi dan tata laksana di Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.

2. Peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja dicapai

dengan beberapa komponen: (1) Pelaksanaan Penyusunan Renja, Renja,

Renstra dan Kegiatan Ditjen PKP; (2) Penyelenggaraan Rapat Internal dan

Eksternal; (3) Rapat Kerja Ditjen PKP; (4) Fasilitasi Penyusunan Dokumen

Anggaran; (5) Fasilitasi Revisi dan Penelaahan Anggaran; (6) Penyelarasan dan

Penguatan Koordinasi Program Kemiskinan (QW). Penyusunan Keberhasilan

Sekretariat Direktorat Jenderal dalam penyelenggaraan koordinasi dan

penyusunan perencanaaan umum, program, anggaran, serta pemantauan,

evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan anggaran Direktorat

Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan melalui sistem pemantauan,

evaluasi dan pelaporan yang dapat memberikan informasi capaian kinerja yang

efektif dan penerapan penganggaran berbasis kinerja.

3. Peningkatan pelayanan informasi dan publikasi dicapai dengan beberapa

komponen sebagai berikut: (1) Penyediaan Informasi dan Publikasi, (2)

Analisis dan Pengolahan Data, (2) Publikasi data dan informasi.

4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dan pelayanan umum

yang memadai serta ketersediaan sarana dan prasarana perkantoran yang

layak dan mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Desa, PDT

dan Transmigrasi sehingga menciptakan kodisi kerja yang kondusif dan

nyaman;

5. Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan barang milik negara

dalam melaksanakan pembinaan keuangan dan barang milik negara (BMN) di

lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan melalui

penatausahaan, pengelolaan Keuangan dan BMN yang tertib;

6. Penyediaan landasan hukum/regulasi dalam Direktorat Jenderal Pembangunan

Kawasan Perdesaan untuk mendukung capaian kinerja utama komponen yang

mendukung antara lain: (1) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan (2)

Reviu Pelaksanaan SOP (3) Penataan dan Penguatan Organisasi Dalam Rangka

Reformasi Birokrasi.


7. Terselenggaranya layanan perkantoran Ditjen PKP untuk mendukung capaian

kinerja utama komponen yang mendukung antara lain : (1) Gaji, (2)

Operasional kantor, (3) Operasional kantor lainya dan (4) Gedung dan

Bangunan.

C. Akuntabilitas Keuangan

Pagu anggaran berdasarkan DIPA Direktorat Jenderal Pembangunan

Kawasan Perdesaaan Tahun 2016 adalah sebesar Rp 1.093.629.700.000,-

(satu triliun sembilan puluh tiga milyar enam ratus dua puluh sembilan

tujuh ratus ribu rupiah). Setelah pelaksanaan dalam bulan berjalan Direktorat

Jenderal PKP mendapatkan penghematan anggaran dengan dasar surat

kementerian keuangan DJA Nomor S-1834/AG/2016 tanggal 27 Juli 2016

tentang Pengesahan Revisi Anggaran, kemudian Ditjen PKP mendapatkan

penambahan APBN-P Tahap I dengan nilai Rp. 135.000.000.000 yang di

tempatkan di Direktorat Jenderal Pembangunan Sarana dan Prasarana

Kawasan Perdesaan pagu anggaran berubah menjadi sebesar Rp

1.139.865.578.000,- (satu triliun seratus tiga puluh sembilan milyar

delapan ratus enam puluh lima juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu

rupiah).

Selanjutnya berdasarkan Surat Sekjen KDPDTT No. 226/SJ.01/09/2016

yang menyatakan bahwa sehubungan dengan adanya Refocusing dan

penghematan anggaran negara untuk kegiatan yang bersifat Prioritas, maka

Dirjen PKP mengalami Blokir Inpres sebesar Rp. 481,96 Miliar, sehingga

alokasi anggaran efektif untuk Tahun 2016 Dirjen PKP adalah sebesar

Rp.657.904.538.000,-

Berdasarkan anggaran efektif tersebut, realisasi anggaran sampai akhir

tahun adalah sebesar Rp. 650.483.651.712,- atau sebesar 98,87% yang

merupakan capaian tertinggi Eselon I di Kementerian Desa, PDT dan

Transmigrasi. Capaian Realisasi Anggaran Berdasarkan Indikator Kinerja

Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016 disajikan

pada Tabel berikut.


Tabel 3.10

Capaian Realisasi Anggaran Berdasarkan Indikator Kinerja

Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2016

No Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran Capaian

% Pagu Realisasi

1 Terfasilitasinya kabupaten dalam penggunaan dan pemanfaatan wilayah desa dalam rangka penataan kawasan perdesaan sesuai dengan tata ruang kabupaten/kota

Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan

18.193.755.000 18.093.960.113 99,45%

2 Terpenuhinya Fasilitas Pelayanan Dasar(sarana dan prasarana) antar Desa pada kawasan perdesaaan

Pembangunan Sarana Prasarana Kawasan Perdesaan

316.709.116.000 313.326.949.272 98,93%

3 Terselenggaranya program P2B-PKKPM dalam rangka Penanggulangan Kemiskinan dan Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Desa di kawasan perdesaan

(Penghematan Blokir INPRES)

- -

4 Terselenggaranya Pembangunan Sumber Daya Manusia, Peningkatan Keberdayaan, dan Pembentukan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan

Peningkatan Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas

Faslitasi Pembentukan BUMDesa Bersama (Desa’Smart)

23.556.908.000 23.497.296.303 99,75%

5 Terkelolanya Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan di kawasan pedesaan

Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan

169.546.617.000 168.688.105.950 99,49%

6 Berkembangnya Ekonomi Kawasan Perdesaan dalam rangka Mendorong Keterkaitan Desa- Kota

Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan

86.504.900.000 85.050.236.930 98,32%

7 Meningkatnya Pelayanan di Bidang Manajemen dan Administrasi untuk Mendukung Kelancaran Pelaksanaan tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

43.393.242.000 41.827.103.144 96,39%

JUMLAH 657.904.538.000 650.483.651.712 98,87%


D. ANALISIS CAPAIAN KINERJA DAN REALISASI ANGGARAN

1. Faktor Pendukung

1) Proses penelahaan anggaran bisa dapat dilakukan dengan cukup cepat;

2) Kerja sama dan kerja keras personil Direktorat Pembangunan Sarana

Prasarana PKP meskipun dengan jumlah terbatas;

3) Pengawasan, monitoring dan evaluasi dilakukan secara efektif sehingga

proses pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan target

waktu yang telah ditetapkan.

2. Tindaklanjut

Guna meningkatkan upaya pembangunan kawasan perdesaan dan mengatasi

berbagai permasalahan pada Tahun 2016 Direktorat Jenderal Pembangunan

Kawasan Perdesaan pada Tahun 2016 akan melakukan kebijakan sebagai

berikut :

1) Mempercepat proses penelaahan anggaran pada awal tahun ;

2) Meningkatkan kerja sama dan kerja keras personil Ditjen PKP;

3) Pengawasan, monitoring dan evaluasi dilakukan secara efektif sehingga

proses pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan target

waktu yang telah ditetapkan;

4) Perlu upaya-upaya strategis dan inovatif agar kegiatan yang telah

direncanakan dapat dilaksanakan secara optimal melalui pendekatan yang

aktif, interaktif dan partisipatif, serta komitmen yang kuat dari segenap

jajaran di lingkungan Ditjen PKP.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pembangunan Kawasan Perdesaan -, Tahun 2016

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengukuran Kinerja Pelaksanaan Anggaran didasarkan pada aspek

kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan, kepatuhan terhadap regulasi

(compliance) dan efektivitas pelaksanaan kegiatan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan yang disusun ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban

penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban pada tahun 2016. Pengukuran

kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan diarahkan pada 1

(satu) sasaran program dan 7 (tujuh) indikator kinerja utama. Hasil capaian

kinerja utama yang ditetapkan, pada umumnya dapat memenuhi target dan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil capaian kinerja Ditjen PKP

pada Tahun 2016 secara umum belum dapat memenuhi target dan sesuai

rencana yang telah ditetapkan dengan angka capaian 99,23% dengan kategori

“Sangat Baik”.

Sedangkan capaian realisasi penyerapan anggaran Dirjen PKP Tahun 2016

adalah sebesar Rp.650.483.651.712,-. Apabila realisasi penyerapan dibandingkan

dengan Pagu Efektif sebesar Rp.657.904.538.000,- maka prosentase capaian

penyerapan adalah sebesar 98,87%. Capaian ini merupakan realisasi penyerapan

paling tinggi di lingkungan Ditjen Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi.

Sedangkan jika realisasi penyerapan dibandingkan dengan Pagu DIPA Tahun

2016 sebesar Rp.1.139.865.578.000,-, maka realiasi penyerapan anggaran

sebesar 57,07%.

Dengan terlaksananya kegiatan dan pencapaian target, baik Capaian

Kinerja maupun Realisasi Anggaran, diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi

dan instrospeksi terhadap kinerja pada tahun-tahun berikutnya agar pencapaian

kinerja dapat lebih optimal dan pencapaian target Tahun 2016 dapat

dipertahankan atau ditingkatkan.


B. Saran

Pengukuran kinerja pelaksanaan anggaran dilakukan dengan menggunakan

vaiabel-variabel yang terkait dengan pelaksanaan anggaran sebagai indikatornya.

Variabel penyerapan anggaran hanya merupakan salah satu dari ukuran kinerja

pelaksanaan anggaran. Variabel lain yang tidak kalah penting antara lain adalah:.

Revisi DIPA, Pengelolaan UP, Pengembalian/ Kesalahan SPM, Penyelesaian

Tagihan, Data Kontrak dll.

Sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan tugas di masa yang

akan datang, maka perlu dipersiapkan langkah-langkah antara lain sebagai

berikut:

1. Dalam upaya peningkatan realiasasi untuk tahun anggaran 2017 maka perlu

adanya pemantapan pelaksanaan dengan fokus percepatan penyerapan

anggaran, bil melakukan penyelesaian tahap lelang program/kegiatan

2. Melakukan koordinasi secara intensif dengan Direktorat Jenderal Anggaran

dalam rangka percepatan penerbitan DIPA Revisi;

3. Melakukan koordinasi secara intensif dengan Tim BPKP dalam rangka

percepatan penandatangan Berita Acara Hasil Review sehingga dana blokir

dapat segera diajukan pencairannya ke Kementerian Keuangan.

4. Mendorong Perusahan yang telah mendatangani kontrak kerja agar segera

mencairkan uang muka kerja.

5. Melakukan pemantauan secara rutin setiap proses pelaksanaan

pelelangan/pengadaan barang/jasa sehingga dapat diketahui secara dini

berbagai hambatan yang terjadi.

6. Terus melakukan peningkatan kompetensi SDM agar dapat cepat tanggap

dalam memprediksi atau mendeteksi dini terhadap perubahan lingkungan

strategis sehingga dapat memberikan kontribusi dan peran positif bagi

peningkatan kinerja dan mampu segera mengambil langkah-langkah

antisipatif dalam memecahkan persoalan di lingkup Ditjen PKP;

7. Diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh jajaran di lingkungan Ditjen PKP

mulai dari Eselon I - IV, Staf sampai tenaga pendukung serta pemerintah

daerah untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan.

8. Agar segera menindaklanjuti hasil telaah yang dilakukan BPK sehingga dapat

tercapai ouput indikator kinerja utama khusunya pada Direktorat Jenderal

Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Perdesaan.

*****

LAMPIRAN


Lampiran. 1 Perjanjian Kinerja 2016


Lampiran. 2 Perguruan Tinggi Dan Lokasi RPKP Tahun 2016

PROVINSI KABUPATEN KATEGORI PERGURUAN

TINGGI WILAYAH I (SUMATERA)

1 ACEH 1 ACEH TIMUR PRIORITAS NASIONAL UNSRI

2 BENER MERIAH POTENSI/USULAN UNSRI 2 SUMATERA SELATAN 8 BANYUASIN PRIORITAS NASIONAL UNSRI

9 OKU TIMUR PRIORITAS NASIONAL UNSRI

3 SUMATERA UTARA 3 MANDAILING NATAL POTENSI/USULAN ITB 4 SUMATERA BARAT 4 TANAH DATAR POTENSI/USULAN ITB

5 KEPULAUAN RIAU 5 KARIMUN POTENSI/USULAN UNPAD

6 BENGKULU 6 BENGKULU UTARA PRIORITAS NASIONAL ITB 7 BENGKULU TENGAH POTENSI/USULAN ITB

7 BANGKA BELITUNG 10 BELITUNG PRIORITAS NASIONAL ITB

11 BELITUNG TIMUR PRIORITAS NASIONAL ITB 8 JAMBI 12 MERANGIN POTENSI/USULAN UNPAD

9 LAMUNG 13 MESUJI PRIORITAS NASIONAL UNPAD

14 TULANG BAWANG PRIORITAS NASIONAL UNPAD WILAYAH II (JAWA-BALI)

10 BANTEN 15 LEBAK POTENSI/USULAN UPI

16 TANGERANG POTENSI/USULAN UPI

11 JAWA BARAT 17 BANDUNG POTENSI/USULAN UPI 18 KUNINGAN POTENSI/USULAN UPI

19 CIREBON POTENSI/USULAN UPI

12 JAWA TENGAH 20 GROBOGAN POTENSI/USULAN UNDIP 21 BATANG POTENSI/USULAN UNDIP

22 PEMALANG POTENSI/USULAN UNDIP

23 KARANGANYAR POTENSI/USULAN UNS 24 BOYOLALI POTENSI/USULAN UNS

13 DIY 25 KULONPROGO POTENSI/USULAN UNS

14 JAWA TIMUR 26 GRESIK POTENSI/USULAN UB 27 PAMEKASAN PRIORITAS NASIONAL UB

28 SAMPANG PRIORITAS NASIONAL UB

29 TRENGGALEK POTENSI/USULAN UB 30 BANYUWANGI PRIORITAS NASIONAL UB

15 BALI 31 TABANAN PRIORITAS NASIONAL UDAYANA

32 JEMBRANA POTENSI/USULAN UDAYANA 33 KARANGASEM POTENSI/USULAN UDAYANA

WILAYAH III (KALIMANTAN)

16 KALIMANTAN BARAT 34 KUBU RAYA PRIORITAS NASIONAL UNTAN 35 KAYONG UTARA PRIORITAS NASIONAL UNTAN

36 SINTANG POTENSI/USULAN UNTAN

17 KALIMANTAN SELATAN 37 HULU SUNGAI SELATAN

PRIORITAS NASIONAL UGM

38 BARITO KUALA PRIORITAS NASIONAL UGM 39 TANAH LAUT POTENSI/USULAN UGM

18 KALIMANTAN TENGAH 40 BARITO UTARA POTENSI/USULAN UGM

41 KOTAWARINGIN BARAT

PRIORITAS NASIONAL UGM

42 KATINGAN POTENSI/USULAN UGM

19 KALIMANTAN TIMUR 43 KUTAI KERTANEGARA

POTENSI/USULAN UGM

44 PASER POTENSI/USULAN UGM

20 KALIMANTAN UTARA 45 BULUNGAN POTENSI/USULAN UGM WILAYAH IV (SULAWESI)

21 SULAWESI UTARA 46 MINAHASA UTARA POTENSI/USULAN UNSRAT

22 GORONTALO 47 GORONTALO UTARA PRIORITAS NASIONAL UNSRAT 48 POHUWATO POTENSI/USULAN UNSRAT

23 SULAWESI TENGAH 49 BUOL PRIORITAS NASIONAL TADULAKO

50 MOROWALI UTARA POTENSI/USULAN TADULAKO 51 SIGI POTENSI/USULAN TADULAKO

24 SULAWESI SELATAN 52 BARRU PRIORITAS NASIONAL IPB

53 BANTAENG PRIORITAS NASIONAL IPB 54 PINRANG PRIORITAS NASIONAL IPB

25 SULAWESI TENGGARA 55 WAKATOBI PRIORITAS NASIONAL IPB

56 KONAWE SELATAN PRIORITAS NASIONAL IPB 57 MUNA BARAT PRIORITAS NASIONAL IPB

26 SULAWESI BARAT 58 MAMUJU TENGAH PRIORITAS NASIONAL IPB WILAYAH V (MALUKU, NUSA TENGGARA DAN PAPUA)

27 NTB 59 LOMBOK TENGAH PRIORITAS NASIONAL IAIN MATARAM 60 LOMBOK TIMUR PRIORITAS NASIONAL IAIN MATARAM

61 SUMBAWA PRIORITAS NASIONAL IAIN MATARAM

28 NTT 62 MANGGARAI BARAT PRIORITAS NASIONAL UNPATI 63 NGADA PRIORITAS NASIONAL UNPATI

64 ENDE PRIORITAS NASIONAL UNPATI

29 MALUKU 65 SERAM BAGIAN TIMUR

PRIORITAS NASIONAL UNPATI

66 KEPULAUAN ARU POTENSI/USULAN UNPATI

30 MALUKU UTARA 67 HALMAHERA BARAT POTENSI/USULAN UNPATI

68 PULAU MOROTAI PRIORITAS NASIONAL UNPATI

31 PAPUA 69 JAYAPURA PRIORITAS NASIONAL UNHAS 70 BIAK NUMFOR POTENSI/USULAN UNHAS

32 PAPUA BARAT 71 TELUK BINTUNI POTENSI/USULAN UNHAS

72 MANOKWARI PRIORITAS NASIONAL UNHAS


Lampiran 3. Lokasi Pelaksanaan Direktorat Sarana dan Prasarana Kawasan Perdesaan

NO PROVINSI KABUPATEN KEGIATAN DETAIL KEGIATAN PEKERJAAN

1 Maluku Maluku Barat Daya Jalan Pembangunan Jalan Kawasan Perdesaan di Kabupaten Maluku Barat Daya PAKET 1 (RUAS NYAMA - MOAIN)

Pembangunan Jalan Sirtu Nyama – Moain

Pembangunan Jalan Kawasan Perdesaan di Kabupaten Maluku Barat Daya PAKET 2 (RUAS MOAIN - KIERA)

Pembangunan Jalan Sirtu Moain – Kiera

2 Sulawesi Tenggara Konawe Selatan Jalan Pembangunan jalan kawasan perdesaan di kabupaten konawe selatan (aspal)

Pengaspalan Jalan Desa Telutu Jaya Pengaspalan Jalan Poros Basala -

Lere (Tersebar)

Pembangunan jalan kawasan perdesaan di kabupaten konawe selatan (Non aspal)

Perkerasan Jalan Desa Abenggi Perkerasan Jalan Desa Bakutaru +

Deker 1 Bh

Perkerasan Jalan Desa Mataiwoi + 6 bh Deker

Perkerasan Jalan Desa Wawobende

Perkerasan Jalan Desa Wondowatu + 8 Bh Deker

Perkerasan Jalan Desa Bumi Raya + Deker 6 Bh

Perkerasan Jalan Desa Marga Cinta 3 Banten Serang Jalan Pembangunan Jalan di

Kabupaten Serang Peningkatan Jalan Desa Lebak

Peningkatan Jalan Desa Pancanegara

Peningkatan Jalan Desa Kaharu Peningkatan Jalan Desa Sindang

Heula 4 Lampung Tulang Bawang

Barat Jalan Pembangunan Jalan di

Kabupaten Tulang Bawang Barat

Peningkatan Jalan SP. Daya Murni – SP. Gunung Timbul

Peningkatan Jalan Panaragan Kampung – Brebes – Panaragan Jaya

5 Sulawesi Tenggara Kolaka Utara Jalan Pembangunan Jalan di Kabupaten Kolaka Utara

Pembangunan Jalan Kawasan Perdesaan Kec. Ngapa Ruas 1

Pembangunan Jalan Kawasan Perdesaan Kec. Ngapa Ruas 2

6 Jawa Timur Magetan Jalan Pembangunan Jalan di Kabupaten Magetan

Peningkatan Jalan Desa SidoKerto – Sumberdodol

7 Jawa Timur Ngawi Jalan Pembangunan Jalan di Kabupaten Ngawi

Pembangunan Jalan Poros Desa Sekarjati

Pembangunan Jalan Poros Desa Bendo-Banjaransari

Pembangunan Jalan Poros Desa Ngale-Jeblokan

8 Nusa Tenggara Timur

Sikka Jalan Pembangunan Jalan di Kabupaten Sikka

Peningkatan Jalan

9 Sulawesi Tenggara Buton Utara Jalan Pembangunan Jalan di Kabupaten Buton utara

Pembangunan Jalan Desa rombo

Pembangunan Jalan Desa Lemoea 10 Nusa Tenggara

Timur Nagekeo Jalan Pembangunan Jalan di

Kabupaten Nagekeo Pembangunan Jalan Desa Mbay I – Mbay II

11 Lampung Lampung Utara Alat Peraga Pendidikan

Penyediaan Alat Peraga Pendidikan Paud

Ape Luar, Ape Dalam, Buku

12 Sumatera Utara Tapanuli Utara Alat Peraga Pendidikan



13 Sumatera Utara Toba Samosir Alat Peraga Pendidikan



14 Jawa Barat Sukabumi Alat Peraga Pendidikan




NO PROVINSI KABUPATEN KEGIATAN DETAIL KEGIATAN PEKERJAAN 15 Jawa Barat Subang Alat Peraga

Pendidikan Penyediaan Alat Peraga Pendidikan Paud


16 Jawa Barat Kuningan Alat Peraga Pendidikan



17 Banten Lebak Alat Peraga Pendidikan



18 Jawa Tengah Temanggung Alat Peraga Pendidikan



19 Jawa Tengah Batang Alat Peraga Pendidikan



20 DI Yogyakarta Gunung Kidul Alat Peraga Pendidikan



21 Jawa Timur Tulung Agung Alat Peraga Pendidikan



22 Jawa Timur Pamekasan Alat Peraga Pendidikan



23 Jawa Timur Jombang Alat Peraga Pendidikan



24 Jawa Timur Sumenep Alat Peraga Pendidikan



25 Sulawesi Selatan Tanah Toraja Alat Peraga Pendidikan



26 Sulawesi Selatan Toraja Utara Alat Peraga Pendidikan



27 Sulawesi Selatan Gowa Alat Peraga Pendidikan



28 Sulawesi Selatan Jeneponto Alat Peraga Pendidikan



29 Sulawesi Tenggara Buton Selatan Alat Peraga Pendidikan



30 Sulawesi Selatan Pangkajene Kep. Alat Peraga Pendidikan



31 Sulawesi Tengah Donggala Alat Peraga Pendidikan



32 Sulawesi Tenggara Wakatobi Alat Peraga Pendidikan



33 Sulawesi Tenggara Kolaka Utara Alat Peraga Pendidikan



34 Sulawesi Tengah Sigi Alat Peraga Pendidikan



35 Nusa Tenggara Barat

Bima Alat Peraga Pendidikan



36 Nusa Tenggara Barat

Dompu Alat Peraga Pendidikan




Manggarai Barat Alat Peraga Pendidikan




Manggarai Timur Alat Peraga Pendidikan




Ngada Alat Peraga Pendidikan




Sikka Alat Peraga Pendidikan




Ende Alat Peraga Pendidikan



42 Maluku Utara Morotai Alat Peraga Pendidikan



43 Maluku Buru Selatan Alat Peraga Pendidikan



44 Papua Barat Raja Ampat Alat Peraga Pendidikan



45 Maluku Utara Halmahera Utara Alat Peraga Pendidikan

Penyediaan Alat Peraga SD Penyediaan Alat Peraga SD

46 Jawa Timur Ngawi Alat Peraga Pendidikan

Penyediaan Alat Peraga SD Penyediaan Alat Peraga SD

47 Jawa Tengah Banyumas Penyedian Alat Kesehatan

Penyedian Alat Kesehatan 1


48 Jawa Timur Tuban Penyedian Alat Kesehatan



49 DI. Yogyakarta Kulon Progo Penyedian Alat Kesehatan



50 Nusa Tenggara Manggarai Penyedian Alat Penyedian Alat Kesehatan Penyedian Alat Kesehatan 1


NO PROVINSI KABUPATEN KEGIATAN DETAIL KEGIATAN PEKERJAAN Timur Kesehatan 1

51 Jawa Timur Ponorogo Penyediaan Alat Kesehatan

Penyediaan Alat Kesehatan Penyediaan Alat Kesehatan 2

52 DI. Yogyakarta Kulon Progo Penyediaan Alat Kesehatan



Nagekeo Penyediaan Alat Kesehatan


54 Jawa Timur Situbondo Penyediaan Alat Kesehatan


55 Jawa Tengah Magelang Penyediaan Alat Kesehatan


56 Sulawesi Selatan Maros Penyediaan Alat Kesehatan



Sumba Barat Penyediaan Alat Kesehatan



Sumba Tengah Penyediaan Alat Kesehatan


59 Sulawesi utara Bolaang Mongondow

Penyediaan Alat Kesehatan


60 Sulawesi utara Bolaang Mongondow Timur



61 Kepulauan Bangka Belitung

Bangka Selatan Penyediaan Alat Kesehatan


62 Sulawesi Selatan Takalar Penyediaan Alat Kesehatan


63 DI. Yogyakarta Gunung Kidul Penyediaan Alat Kesehatan


64 Lampung Lampung Barat Penyediaan Alat Kesehatan



Timor Tengah Utara



66 Jawa Timur Ponorogo Penyediaan Alat Kesehatan

Penyediaan Alat Kesehatan Penyediaan Alat Kesehatan 3,1




Nagekeo Penyediaan Alat Kesehatan


69 Jawa Timur Situbondo Penyediaan Alat Kesehatan


70 Jawa Tengah Magelang Penyediaan Alat Kesehatan


71 Sulawesi Selatan Maros Penyediaan Alat Kesehatan



Sumba Barat Penyediaan Alat Kesehatan



Sumba Tengah Penyediaan Alat Kesehatan


74 Sulawesi utara Bolaang Mongondow



75 Sulawesi utara Bolaang Mongondow Timur



76 Kepulauan Bangka Belitung

Bangka Selatan Penyediaan Alat Kesehatan


77 Sulawesi Selatan Takalar Penyediaan Alat Kesehatan


78 DI. Yogyakarta Gunung Kidul Penyediaan Alat Kesehatan


79 Lampung Lampung Barat Penyediaan Alat Kesehatan


80 Nusa Tengah Timur Timor Tengah Utara



81 Jawa Tengah Banyumas Penyediaan Alat Kesehatan


82 Jawa Timur Tuban Penyediaan Alat Kesehatan





Manggarai Penyediaan Alat Kesehatan



Penyediaan Alat Kesehatan 3

Penyediaan Alat Kesehatan 3.2


NO PROVINSI KABUPATEN KEGIATAN DETAIL KEGIATAN PEKERJAAN 86 Jawa Timur Tuban Penyediaan

Alat Kesehatan Penyediaan Alat Kesehatan 3






Manggarai Penyediaan Alat Kesehatan






90 Jawa Timur Sumenep Pembangunan jalan

Pembangunan Jalan di Kabupaten Sumenep (2 ruas)

Pembangunan Jalan di Kabupaten Sumenep (2 ruas)

91 Sumatera Barat Solok Pembangunan jalan

Pembangunan Jalan di Kabupaten Solok (1 ruas)

Pembangunan Jalan di Kabupaten Solok (1 ruas)

92 Papua Jayapura Pembangunan jalan

Pembangunan Jalan di Kabupaten Jayapura (1 ruas)

Pembangunan Jalan di Kabupaten Jayapura (1 ruas)

93 Sumatera Selatan Prabumulih Pembangunan jalan

Pembangunan Jalan di Kabupaten Prabumulih (1 ruas)

Pembangunan Jalan di Kabupaten Prabumulih (1 ruas)

94 Papua Mappi Pembangunan jalan

Pembangunan Jalan di Kabupaten Mappi (1 ruas)

Pembangunan Jalan di Kabupaten Mappi (1 ruas)

95 Maluku Utara Halmahera Utara Pembangunan jalan

Pembangunan Jalan di Kabupaten Halmahera Utara (2 ruas)

Pembangunan Jalan di Kabupaten Halmahera Utara (2 ruas)


Kupang Pembangunan jalan

Pembangunan Jalan di Kabupaten Kupang (1 ruas)

Pembangunan Jalan di Kabupaten Kupang (1 ruas)

97 Papua Paniai Pembangunan jalan

Pembangunan Jalan di Kabupaten Paniai (1 ruas)

Pembangunan Jalan di Kabupaten Paniai (1 ruas)

98 Sulawesi Selatan Toraja Utara Pembangunan jalan

Pembangunan Jalan di Kabupaten Toraja Utara1 (2 ruas)

Pembangunan Jalan di Kabupaten Toraja Utara1 (2 ruas)

Pembangunan jalan

Pembangunan Jalan di Kabupaten Toraja Utara 2 ( ruas)

Pembangunan Jalan di Kabupaten Toraja Utara 2 ( ruas)

99 Papua Waropen Pembangunan jalan

Pembangunan Jalan di Kabupaten Waropen

Pembangunan Jalan di Kabupaten Waropen

100 Jawa Barat Sukabumi Pelabuhan Sungai

Dermaga Apung Pengadaan Dermaga Apung Sungai di Kabupaten Sukabumi

101 Sulawesi Selatan Toraja Utara Pembangunan Talud

Pembangunan Talud Pembangunan Talud

102 Maluku Maluku Barat Daya Pembangunan Rumah Dryer

Pembangunan Rumah Dryer


103 Sulawesi Selatan Pangkajene Kepulauan




104 Aceh Aceh Barat Daya Pembangunan Rumah Dryer



105 Jawa Tengah Temanggung Pembagunan Sarana Sekolah

Pembagunan Sarana Sekolah

Pembagunan Sarana Sekolah

106 Lampung Lampung Timur Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan

Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan


107 Lampung Pesisir Barat Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan



108 Jawa Tengah Temanggung Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan



109 Purbalingga Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan




NO PROVINSI KABUPATEN KEGIATAN DETAIL KEGIATAN PEKERJAAN Perdesaan

110 Blora Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan



111 Simelue Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan



112 Bengkulu Utara Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan



113 Luwu Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan



114 Luwu Timur Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan



115 Nagekeo Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan



116 Maluku Barat Daya Penyediaan Peralatan Pendukung Pembangunan Kawasan Perdesaan



Lampiran 4. Lokasi Pelaksanaan Direktorat Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan

NO. PROGRAM/KEGIATAN Volume Lokasi

1 Perumusan Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Kawasan Perdesaan

a. Identifikasi dan Pemetaan Potensi SDA Kawasan Perdesaan

1 paket Jakarta

2 Pelaksanaan Kebijakan Dalam Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan

a. Pengadaan Bantuan Peternakan Sapi Terpadu : 3 Paket - Paket "1" 1 Paket Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Blora - Paket "2" 1 Paket Kab. Tuban - Paket "3" 1 Paket Kab. Maluku Tengah Kab. Rote Ndao b. Pengaadaan Kapal Tangkap Ikan 4 Paket

- Pengadaan Kapal Tangkap ikan 10 GT (Paket 1) 1 Paket Kab. Aceh Utara Kab. Nias Kab. Nias Selatan Kab. Serdang Bedagai



Kab. Batubara Kab. Kep. Natuna Kab. Pesisir Selatan Kab. Mentawai Tanjung Jabung Barat Kab. Muko-Muko Kab. Tojo Una - Una - Pengadaan Kapal Tangkap ikan 10 GT (Paket 2) 1 Paket Kab. Paser Kab. Mahakam Hulu KAB, Tanah Laut Kab. Tanah Tidung Kab. Bolang Mangodow Kab. Minahasa selatan Kab. Bantaeng kab. Bulu Kumba

Kab, mamuju Kab. Pahwato Kab. Buton Kab. Konawe Kepulauan Kab. Muna Kab. Wakatobi Kab. Maluku Tengah Kab. Maluku Tenggara Barat Kab. Maluku Tenggara Kab. Halmahera barat

Kota Tidore Kab. Biak Numfor Kab. Yapen Waropen Kab. Marauke Kab. Fak Fak Kab. Kaimana - Pengadaan kapal tangkap Ikan 17 GT 1 Paket Kab. Serang Kab. Tangerang Kab. Garut Kab. Sukabumi

Kab. Kebumen Kab. Cilacap Kab. Pati Kab. Tulung Agung Kab. Sumbawa barat Kab. Lombok Tengah Kab. Sumba Barat Kab. Sabu Raijua Kab. Ende Kab. Sumba Timur

- Pengadaan Kapal Kayu Tangkap Ikan 30 GT 1 Paket Kab. Sambas Kab. Buol Kab. Toli - Toli Kab. Mamuju Tengah c Bantuan Pengadaan Cold Storage 1 Paket Kab. Nias Kab. Mentawai Kab, Bintan Kab. Kep. Sangihe Kab. Sikka Kab. Sabu Raijua

Kab. Maluku Barat Daya Kab. Maluku Tenggara Kab. Halmahera Barat Kab. Merauke Kab. Raja Ampat d Bantuan Pengadaan Mesin Pembuat Es 1 Paket Kab. Simelu Kab. Nias Kab. Kep. Meranti Kab. Sambas Kab. Sangihe

Kab. Parigi Moutong Kab. Alor Kab. Maluku Tenggara Kab. Taliabu



Kab. Sorong Selatan 3 Monitoring, Evaluasi dan Supervisi Pelaksanaan

Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan 5 Dokumen Jakarta

4 Dukungan Layanan Perkantoran 12 Bulan Jakarta

Lampiran 5. Lokasi Pelaksanaan Direktorat Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan

NO KEGIATAN TARGET KINERJA CAPAIAN KINERJA LOKASI

KABUPATEN DESA

1 Toko Ritel Desa'SMart

19 Kabupaten, 20 Kelompok

19 Kabupaten, 20 Kelompok Kota Pariaman Cubadak Mentawai

Lampung Timur Banjar Rejo Pesisir Barat Negeri Ratu Ngambur Garut Haruman Karawang Teluk Jambe Bogor Tugujaya Cinajur Mangun Kerta Ciamis Geger Bentang Blora Palon Pekalongan Kedung Jaran Magelang Ngawen Kudus Peganjaran Demak Karang Anyar Jepara Nalum Sari Klaten Jetis Wetan Jombang Ploso Kabuh Gresik Wringin Anom Malang Candi Renggo Ponorogo Ngebel Kajian 2 Dokumen 2 Dokumen : 1. Petunjuk Teknis 2. Panduan Umum 2 Pasar Kawasan 29 Kabupaten 29 Kabupaten Aceh Besar Saree

Humbang Hasundutan

Hutapaung

Pakpak Barat Prongil

Tanjung Jabung Barat

Bram Itam Kiri

Kerinci Tutung Belitung Timur Buding Kaur Sulau Wangi Mukomuko Sumber Makmur Pali Air Itam Pesisir Barat Biha Serang Labuan Tasikmalaya Ciheras Kuningan Karangkancana Garut Maroko Grobogan Mojoagung Cilacap Widarapayung Kebumen Jladri Pati Gembong Demak Bakung Jepara Raguklampitan Jombang Bandung Trenggalek Pandean Banyuwangi Alasrejo Malang Bululawang Gresik Bulurejo Donggala Watatu Muna Marobo Konawe Selatan Sukamukti Buru Pela

3 UBK 44 Kabupaten, 47

Kelompok 44 Kabupaten, 47

Kelompok SIMEULUE 1. Salur

2. Lasengalu



KABUPATEN DESA 3. Pulau Teupah PESISIR SELATAN 1. Lunang Satu 2. Lunang Dua 3. Lunang Tiga

4. Lunang Selatan 5. Lunang Barat BANYUASIN 1. Limau 2. Muara Damai 3. Santan Sari 4. Purwosari 5. Pulau Muning MUARO JAMBI 1. Pudak 2. Muara Kumpeh 3. Kota Karang

4. Sakean 5. Kasang Kumpeh LAMPUNG BARAT 1. Tugu Mulya 2. Muara Jaya I 3. Tribudi Sukur SUKABUMI 1. Parakanlima 2. Kertaraharja 3. Bojong Raharja 4. Bojong Kembar 5. Sukamulya

BANDUNG BARAT 1. Gunung Halu 2. Sirnajaya 3. Taman Jaya 4. Bunijaya 5. Cilangari GARUT 1. Cigawir 2. Mekarsari 3. Cirapuhan 4. Putrajawa 5. Selaawi

TASIKMALAYA 1. Gunung Sari 2. Tawang Banteng 3. Sukaratu 4. Indrajaya 5. Sinagar KARAWANG 1. Wargasetra 2. Mekarbuana 3. Cintalaksana 4. Cipurwasari 5. Kutamaneuh

PURWAKARTA 1. Nangewer 2. Pasirangin 3. Linggamukti 4. Sawit 5. Sirnamanahan KUNINGAN 1. Karangkancana 2. Sukasari 3. Simpay Jaya 4. Cihanjaro 5. Tanjungkerta

PATI 1. Sambiroto 2. Doro Rejo 3. Tayu Wetan 4. Tayu Kulon 5. Kalikalong TEMANGGUNG 1. Pagergunung 2. Soborejo 3. Klepu

4. Nglorog 5. Pingit MAGELANG 1. Banyudono 2. Banyubiru 3. Dukun 4. Sumber



KABUPATEN DESA 5. Wates KEBUMEN 1. Jladri 2. Wonodadi 3. Rangkah

4. Geblug 5. Pakuran TEGAL 1. Kedungjati 2. Warureja 3. Sukareja 4. Sidamulya 5. Kedung Kelor DEMAK 1. Karang Rejo 2. Kembangan 3. Krajan Bogo

1. Jleper 2. Pecuk 3. Ngegot BANTUL 1. Wonolelo 2. Bawuran 3. Segoroyoso 4. Pleret 5. Wonokromo GUNUNG KIDUL 1. Bedoyo 2. Ponjong

3. Sumbergiri 4. Gombang 5. Sidorejo MALANG 1. Gajahrejo 2. Sidodadi 3. Tumpakrejo 4. Sindurejo 5. Girimulyo JOMBANG 1. Senden 2. Ngrandu Lor

3. Tugusumberejo 4. Bongkot 5. Tanjunggunung MOJOKERTO 1. Bangsal 2. Pacing 3. Puloniti 4. Kedung Uneng 5. Peterongan NGANJUK 1. Ngepung 2. Pakuncen

3. Babadan 4. Pecuk 5. Patianrowo TUBAN 1. Kasiman 2. Kedung Rejo 3. Karanglo 4. Mliwang 5. Gaji SITUBONDO 1. Tanjung Pecinan 2. Tanjung Kamal

3. Mangaran 4. Trebungan 5. Semiring JEMBER 1. Sumberdanti 2. Pocangan 3. Arjasa 4. Sumberwringin 5. Baletbaru

MADIUN 1. Ketawang 2. Doho 3. Dolopo 4. Candimulyo 5. Bader TULUNGAGUNG 1. Rejotangan



KABUPATEN DESA 2. Blimbing 3. Karangsari 4. Jatidowo 5. Banjarejo

BANGKALAN 1. Alaskokon 2. Pakong 3. Karang Anyar LEBAK 1. Sukamanah 2. Bolang 3. Cipeundeuy 4. Pagelaran 5. Malingping Utara 6. Cilangkahan PANDEGLANG 1. Gunungsari

2. Kurung Kambing 3. Mandalawangi 4. Mandalasari 5. Nembol 1. Kertaraharja 2. Bojen Wetan 3. Bojen 4. Pangkalan 5. Teluk Lada LOMBOK TIMUR 1. Montong Tangi

2. Gelanggang 3. Lepak 1. Tumbuh Mulia 2. Bagik Payung 3. Dasan Borok SUMBA TIMUR 1. Dapayemi 2. Temu 3. Hambapray SUMBA TENGAH 1. Tana Modu 2. Elu

3. Oka Wacu KAPUAS 1. Serapat Tengah 2. Mambulau Barat 3. Mambulau Tengah

KUTAI KARTANEGARA

1. Bhuana Jaya

2. Bukit Pariaman 3. Mulawarman BONE 1. Lamuru 2. Mattoanging 3. Itterung 4. Waji 5. Ajjalireng PINRANG 1. Massewae 2. Kabballangang 3. Katomporang 4. Paria 5. Buttusawe DONGGALA 1. Tamarenja 2. Sindosa 3. Sipeso PARIGI MOUTONG 1. Posona 2. Posona Atas 3. Sumber Tani MAMUJU 1. Karampuang 2. Bambu 3. Tadui BELITUNG 1. Air Saga 2. Air Merbau 3. Palempang Jaya TABANAN 1. Kediri 2. Abian Tuwung 3. Banjar Anyar 4. Kaba-Kaba 5. Pejaten


Lampiran 6. Lokasi Pelaksanaan Direktorat Kerjasama Pengembangan Kapasitas

KODE

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN

DAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA

CAPAIAN KINERJA

JUDUL KAJIAN LOKASI KABUPATEN

5492

Kesepakatan Kerjasama dan Kemitraan Para Pihak dalam rangka Pembangunan Kawasan Perdesaan

5492,001

Jumlah dokumen rumusan kebijakan peningkatan kerjasama dan pengembangan kapasitas dalam pembangunan kawasan perdesaan

5 Dokumen

5 Dokumen

1

Penyusunan Modul Cluster Keserasian Usaha Kawasan Perdesaan;

2

Penyusunan Juknis Pengembangan Kelembagaan Kawasan Perdesaan;

3 Penyusunan Panduan Seleksi Pendamping Kawasan Perdesaan;

4

Penyusunan Pedoman Pendampingan Manajemen dan Tknie Kawasan Perdesaan; dan

5

Penysunan Modul Pendampingan Manajemen dan Teknis Kawasan Perdesaan.

5492,002

Jumlah kabupaten yang melaksanakan kebijakan peningkatan kerjasama dan pengembangan kapasitas dalam pembangunan kawasan perdesaan

60 Kabupaten

60 kabupaten

Jumlah kabupaten pelaksanaan bantuan pemerintah bagi wira usaha baru di kawasan perdesaan

6 kabupaten

6 kabupaten

1 Bogor 2 Indramayu 3 Klaten 4 Karo 5 Rote Ndao

6 Maluku Tenggara Barat

Jumlah kabupaten pelaksanaan fasilitasi pendampingan manajemen dan teknis kawsan perdesaan

54 kabupaten

54 kabupaten

1 Nagan Raya 2 Simalungun 3 Bintan 4 Musi Rawas 5 Seluma 6 Agam 7 Pesisir Selatan 8 Lampung Selatan 9 Bangka 10 Bogor 11 Sukabumi 12 Indramayu 13 Tasikmalaya 14 Garut 15 Purwakarta


KODE

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN

DAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA

CAPAIAN KINERJA

JUDUL KAJIAN LOKASI KABUPATEN

16 Bandung Barat 17 Serang 18 Pandeglang 19 Klaten 20 Temanggung 21 Wonosobo 22 Wonogiri 23 Pati 24 Rembang 25 Kudus 26 Sleman 27 Ngawi 28 Ponorogo 29 Mojokerto 30 Jombang 31 Tuban 32 Kapuas 33 Hulu Sungai Utara 34 Kutai Barat 35 Nunukan 36 Sanggau

37 Bone 38 Dinggala 39 Konawe 40 Mamuju Uta 41 Kep. Sangihe 42 Kep. Talaud 43 Boalemo 44 Lombok Barat 45 Rote Ndao 46 Alor 47 Maluku Tengah

48 Maluku Tenggara Barat

49 Halmahera Selatan 50 Hamahera Timur 51 Merauke 52 Keerom 53 Raja Ampat 54 Sorong

5492,003

Jumlah provinsi pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi kerjasama dan pengembagan kapasitas dalam pembangunan kawasan perdesaan

33 provinsi

33 provinsi

5492,004

Jumlah laporan pelaksanaan peningkatan kerjasaman dan pengembangan kapasitas dalam pembangunan kawasan perdesaan

4 Dokumen

4 Dokumen

5492,005 Dukungan layanan perkantoran

12 Bulan 12

Bulan

kementerian dalam negeri...laporan akuntabilitas kinerja pembangunan kawasan perdesaan - tahun 2016...

Documents