pembangunan kawasan perdesaan berkelanjutan · pdf filemasyarakat tidak memiliki lahan, khusus...

42
Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik) 1 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, menetapkan penyusunan rencana tata ruang mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, yang disusun secara berjenjang mulai dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Pulau, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten serta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Bentuk regulasi RTRWN dan RTRW Pulau adalah Perpres, RTRW Propinsi, Kabupaten dan Kota adalah Peraturan Daerah. Terdapat beberapa Kawasan Strategis yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP dan RTRW Kabupaten/ Kota. Salah satu Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang sekaligus merupakan kawasan strategis Propinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor adalah Kawasan Puncak yang termasuk dalam wilayah kawasan strategis JABODETABEKPUNCJUR, dengan pertimbangan dari aspek ekonomi dan lingkungan. B B A A B B 1 1 PENDAHULUAN Lokasi : Kawasan Perdesaan Berkelanjutan Pasir Lembu-Gunung Geulis Puncak Bogor

Upload: ngokhue

Post on 30-Jan-2018

243 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

1

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, menetapkan

penyusunan rencana tata ruang mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

termasuk ruang di dalam bumi, yang disusun secara berjenjang mulai dari Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Pulau, Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten serta Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota. Bentuk regulasi RTRWN dan RTRW Pulau adalah Perpres,

RTRW Propinsi, Kabupaten dan Kota adalah Peraturan Daerah. Terdapat beberapa

Kawasan Strategis yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP dan RTRW Kabupaten/

Kota. Salah satu Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang sekaligus merupakan kawasan

strategis Propinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor adalah Kawasan Puncak yang

termasuk dalam wilayah kawasan strategis JABODETABEKPUNCJUR, dengan

pertimbangan dari aspek ekonomi dan lingkungan.

BBAABB 11 PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

Lokasi : Kawasan Perdesaan Berkelanjutan Pasir Lembu-Gunung Geulis Puncak Bogor

Page 2: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

2

Secara ekonomi kawasan ini memiliki potensi kegiatan pariwisata skala nasional

dan juga internasional, sedangkan secara lingkungan merupakan kawasan berfungsi

lindung bagi daerah JABODETABEKPUNJUR.

Sumber: Rustiadi, et. al., 2014.

Kawasan perdesaan di kawasan puncak mengalami dampak pencucian sumber

daya (backwash effect), serta mengalami kebijakan Urban Bias yang berlangsung dalam

kurun waktu lama dan akhirnya memarginalkan masyarakat kawasan perdesaan yang

ada. Beberapa permasalahan pokok social, ekonomi dan tata ruang kawasan ini antara

lain:

1. Masyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi

kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung Cikeas) Penduduk

seluruhnya termasuk dalam kategori miskin (menerima raskin) dan semuanya tidak

memiliki lahan pertanian, sedangkan pekerjaannya adalah buruh tani atau petani

penggarap serta penjaga villa.

2. Terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non

pertanian, terutama pembangunan villa yang berarti

juga sudah terjadi alih kepemilikan lahan, hal ini

mengindikasikan terjadinya backwash effect.

3.

4. Banyak kawasan konservasi dijadikan sebagai lahan bangunan villa, dengan status

illegal tanpa ada IMB, namun tidak ditertibkan dalam waktu yang sudah lama,

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Page 3: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

3

sehingga banyak lahan kawasan lindung menjadi lahan kritis dan rawan bencana

banjir dan longsor.

5. Kelembagaan yang ada di desa menjadi berubah fungsi

untuk mengejar rente jual beli lahan, dalam bentuk

perubahan izin garap tanah (istilahnya

“DIKELUARKAN”).

6. Ada kecenderungan terjadi migrasi ke wilayah puncak karena sulitnya masuk ke

Jakarta, sehingga jumlah penduduk meningkat cepat. (Komunitas Peduli Ciliwung

2014)

Dalam UU 26 tahun 2007, penataan ruang kawasan perdesaan secara ekplisit

sudah disebutkan, namun sampai sekarang implementasi penataan ruang kawasan

perdesaan belum tegas dan nyata di laksanakan. Kebijakan nasional yang baru-baru ini

lahir adalah Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa. Dalam salah konsiderannya

menyebutkan saat ini desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu

dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis. Pada

pasal 78 ayat (1) menyebutkan bahwa tujuan pembangunan desa adalah meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan

kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana

Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan

lingkungan secara berkelanjutan. Arah pembangunan perdesaan sesuai RPJM adalah

memperkuat kemandirian desa dalam pemerintahan, pembangunan & kemasyarakatan,

meningkatkan ketahanan desa sebagai wilayah produksi, dan meningkatkan daya tarik

perdesaan melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan

pendapatan seiring dengan upaya peningkatan kualitas SDM dan lingkungan.

Kawasan strategis puncak Bogor merupakan kawasan perdesaan yang

memiliki fungsi strategis dalam pembangunan nasional. Sebagian besar kegiatannya

adalah pertanian lahan kering, pertanian lahan basah, peruntukan konservasi dan

kegiatan ekonomi berupa pariwisata. Alih fungsi lahan pertanian ke peruntukan pariwisata

menjadi lebih dominan, karena besarnya potensi kunjungan wisatawan ke kawasan ini.

Selain itu terdapat pemanfaatan lahan konservasi untuk kegiatan pertanian dan

pariwisata Kegiatan pertanian dilakukan oleh masyarakat desa setempat, namun

pemanfaatan untuk pariwisata berupa pembangunan villa banyak dilakukan oleh

penduduk kota terutama Jakarta dan sekitarnya. Kelembagaan social masyarakat

Page 4: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

4

berubah dan cenderung mengalami degradasi fungsi dan degradasi nilai-nilai ditengah

masyarakat. Kehidupan masyarakat dalam kemiskinan menurunkan tingkat produktivitas

(pekerjaan buruh petani dan petani penggarap menyebabkan budaya malas dan ada

kecederungan aktivitas seperti culas dan mengambil hasil kebun orang lain dianggap

sesuatu yang biasa).

Berkenaan dengan permasalahan di atas perlu ada kebijakan pengembangan

kawasan perdesaan berkelanjutan agar fungsi kawasan (konservasi dan ekonomi) yang

diemban tetap terjaga, tanpa harus ada trade off antar keduanya. Sedangkan kehidupan

sosial dan budaya serta kelembagaan di perdesaan semakin baik sesuai dengan kearifan

lokal yang sudah lama ada.

1.2 Tujuan

Tujuan Pengembangan Kawasan Kampung Pasir Lembu dan sekitarnya sebagai

Kawasan Perdesaan Berkelanjutan adalah :

1. Menciptakan system produksi kawasan perdesaan untuk sumber income bagi

ekonomi masyarakat desa dalam jangka pendek, menengah dan panjang sehingga

meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan (melalui menggiatkan pertanian

organic terintegrasi, ekowisata, agroforestry)

2. Merekonstruksi ekologi, (rehabilitasi lahan, pertanian organic terpadu, agroforestry,

tata kelola air)

3. Merekonstruksi social dan kelembagaan kawasan sehingga tercipta lingkungan social

yang lebih baik dan kelembagaan masyarakat yang efektif

1.3 Sasaran sesuai atribut P2KPB

Sasaran Pengembangan Kawasan adalah :

1. Rehabilitasi lahan (land recognition);

2. Pengembangan pertanian organic terintegrasi (integrated organic farming);

3. Pengembangan pariwisata alam (ecotourism);

4. Pemberdayaan masyarakat (empowerment);

5. Pengembangan wahana tani (agroforestry);

6. Penataan kelembagaan desa

Page 5: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

5

1.3 Lokasi dan Waktu

Lokasi perencanaan meliputi Kampung Cikeas Desa Bojong Kononeg Kecamatan

Babakan Madang, Kampung Pasir Lembu Desa Gunung Geulis Kecamatan Sukaraja dan

Kampung Sukagalih Desa Megamendung Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor

Jawa Barat. Dimensi waktu perencanaan adalah 5 tahun.

Menjadikan kawasan Hutan Organik dan sekitarnya sebagai percontohan pengembangan

kawasan perdesaan berkelanjutan bagi seluruh daerah di Indonesia.

1.4 Metodologi dan Pendekatan Perencanaan

Metode dan pendekatan yang digunakan adalah rational comprehensive planning dan

strategic planning.

Page 6: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

6

2.1 Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Bogor dan Kawasan Perencanaan

Kawasan Puncak secara nasional merupakan bagian dari Kawasan Strategis

Nasional (KSN) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur

(Jabodetabekpunjur). Kawasan ini juga dijadikan sebagai Kawasan Strategis Propinsi

Jawa Barat dan Kawasan Strategis Kabupaten Bogor yaitu wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam aspek

ekonomi dan lingkungan. Dalam RTRW Kabupaten Bogor tahun 2005-2025, rencana

pengelolaan kawasan strategis Puncak diarahkan untuk terselenggaranya

keseimbangan ekologi sebagai kawasan resapan air dan pengendali banjir.

BBAABB 22 TTIINNJJAAUUAANN KKEEBBIIJJAAKKAANN PPEENNAATTAAAANN RRUUAANNGG

Lokasi : Kawasan Perdesaan Berkelanjutan Puncak Megamendung Jawa Barat

Page 7: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

7

Untuk skala regional kawasan ini merupakan kawasan lindung bagi kawasan di

bawahnya. Secara umum pembangunan daerah Kabupaten Bogor ditekankan pada

upaya untuk mempertahankan daya dukung lingkungan, sehingga tercapai keseimbangan

dan kelestarian lingkungan. Kabupaten Bogor dihadapkan pada tantangan bagaimana

melakukan pengembangan sektor-sektor ekonomi unggulan yang dapat memberi nilai

tambah kepada masyarakat lokal yang masih bertumpu pada sumberdaya alam yaitu

melalui pengembangan sektor pertanian dalam arti luas.

Berkaitan dengan rencana struktur ruang Kabupaten Bogor khususnya di

Kawasan Perencanaan antara lain diarahkan :

a. Kegiatan ekonomi yang berbasis pada sumber daya hutan, pertanian dan industri

pengolahan yang meliputi perikanan dan pertambangan dan pariwisata dengan tetap

memperhatikan aspek pelestarian lingkungan kawasan hutan yang memiliki nilai-nilai

konservasi.

b. Pengembangan di wilayah bagian selatan Kabupaten Bogor (lereng Gn Salak dan

Gede Pangrango dan sekitarnya/Kecamatan Tamansari, Ciawi, Megamendung, dan

Cisarua) dikendalikan secara ketat karena terkait fungsinya sebagai kawasan

perlindungan bagi wilayah bawahnya.

Beberapa fungsi kawasan yang diemban berdasarkan RTRW Kabupaten Bogor adalah:

Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung di Kabupaten Bogor pada umumnya banyak dimanfaatkan untuk

kegiatan kehutanan dan pariwisata.

Kawasan Resapan Air

Kawasan yang memiliki kemampuan tinggi untuk meresap air hujan sehingga merupakan

tempat pengisian air bumi (akuifer) yang berguna sebagai sumber air. Kawasan hulu

sungai dan memiliki sumber air terbesar di Kabupaten Bogor, yaitu di Kecamatan Cisarua,

Megamendung

Kawasan Sempadan Mata Air dan Waduk/ Embung

Sumber mata air yang tersebar di Kabupaten Bogor sangat prioritas dijaga

kelestariannya, untuk itu kawasan sekitar mata air harus dilindungi. Disamping itu ada

beberapa waduk /embung yang kawasan sempadannya perlu dilindungi dari kegiatan

budidaya yang merusak kelestariannya.

Kawasan Pelestarian Alam

Page 8: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

8

Kawasan pelestarian alam yang dapat ditetapkan di Kabupaten Bogor meliputi

Kawasan Taman Wisata Alam dan merupakan kawasan yang memiliki daya tarik

pemandangan alam dan sekaligus dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi/wisata tanpa

mengganggu kawasan konservasi.

Kawasan Pertanian

Kawasan Pertanian Lahan Basah

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah di mana pengairannya

dapat diperoleh secara alamiah maupun teknis ( dalam hal ini yang dimaksud adalah

sawah ).

Kawasan Pertanian Lahan Basah Tadah Hujan

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah di mana pengairannya

sepenuhnya tergantung pada hujan. Kawasan ini menempati areal dengan topografi

datar, jenis tanah aluvial, dan status kesuburan tinggi. Kawasan ini menyebar secara

spot-spot di berbagai wilayah Kecamatan.

Kawasan Pertanian Lahan Kering

Kawasan yang diperuntukkan bagi pertanian tanaman semusim dataran rendah. Kawasan

ini menyebar spot-spot di berbagai wilayah Kecamatan, menempati areal dengan

bentuk wilayah berombak (4-8%), jenis tanah koluvial (endapan kaki bukit), batuan

permukaan sedikit. Pola penggunaan lahan eksisting adalah ladang dengan jenis

tanaman adalah ubi kayu dan jagung.

Kawasan Pertanian Tanaman Tahunan/Perkebunan

Kawasan perkebunan atau berupa kebun campuran yang diperuntukkan bagi tanaman

tahunan atau perkebunan yang menghasilkan baik bahan pangan maupun bahan baku

industri.

Permukiman di Perdesaan

Program perbaikan lingkungan permukiman untuk meningkatkan kualitas fisik

permukiman di perdesaan

Program penataan ruang permukiman perdesaan, agar upaya pengembangan lahan

untuk fungsi permukiman dengan pengembangan fungsi-fungsi lainnya dapat

dilakukan secara proposional

Program penyediaan prasarana dan sarana dasar untuk permukiman perdesaan.

Page 9: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

9

Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian,

termasuk didalamnya pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan

sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial

dan kegiatan ekonomi. Pengembangan kawasan perdesaan dilakukan dengan dasar

pertimbangan ekonomi keruangan dan lingkungan. Pertimbangan ekonomi keruangan

dalam hal ini adalah menciptakan keseimbangan perkembangan kawasan perdesaan

dengan kawasan perkotaan, dalam struktur perekonomian. Kawasan perdesaan akan

dikembangkan sebagai kawasan ekonomi berbasis pada kegiatan pertanian.

Dengan pertimbangan tersebut di atas, maka arahan pengelolaan kawasan

perdesaan adalah sbb:

Kegiatan yang dikembangkan pada kawasan perdesaan adalah kegiatan pertanian dalam pengertian luas

Kegiatan budidaya lain yang berkaitan dengan pengembangan pertanian, seperti industri pengolahan hasil pertanian, dapat dilaksanakan pada kawasan ini

Fungsi kegiatan pelayanan perkotaan dikembangkan pada pusat-pusat permukiman perdesaan potensial, sebgai daerah penyangga antara perdesaan dengan perkotaan

Pola permukiman perdesaan dikembangkan dengan sedapat mungkin adanya satu pusat permukiman perdesaan untuk setiap kawasan tertentu, yang menjadi pusat kegiatan ekonomi, sosial dan pemerintahan

Dalam upaya pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Bogor, aspek

yang perlu dipertimbangkan yaitu :

1) Dari segi teknis empat unsur utama pengembangan parawisata dari aspek teknis

yakni: unsur tourist attraction (objek wisata) dalam arti luas, unsur fasilitas wisata

(hotel-hotel, losmen, toko, kantor pos, dan kemudahan-kemudahan lainnya), unsur

aksesibilitas yang menghubungkan tempat tinggal wisatawan menuju objek wisata

dan fasilitas wisata tersebut, unsur pengorganisasian.

2) Dari segi non teknis; aspek non teknis mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan wisata, karena melibatkan berbagai instansi dan masyarakat diluar jajaran parawisata, oleh kerena itu pengembangan parawisata tidak hanya tergantung pada aspek teknis tetapi juga tergantung pada aspek non teknis

Pengembangan jaringan jalan kabupaten (lokal), meliputi ruas :

1. Babakanmadang – Megamendung.

Rencana Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air.

Page 10: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

10

Pengembangan Air Bersih.

Masalah Air Minum di Kabupaten Bogor antara lain :

- Keterbatasan Sumber air baku di wilayah Kab. Bogor untuk pengembangan

- Kuantitas air tanah pada musim kemarau cenderung berkurang. Sebagai langkah preventif perlu dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bogor

mulai saat ini untuk melindungi keberlangsungan keberadaan sumber air tanah dan air

permukaan yang ada.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah rawan kekeringan yang tidak

memiliki potensi mata air, dikembangkan pemanfaatan air hujan. Pemanfaatan air hujan

dapat dilakukan dengan membangun Sistem Penampungan Air Hujan (PAH) di

kawasan perkotaan, dan Sistem Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan (SABSAH) di

kawasan pedesaan. Jika dikembangkan Sistem PAH dan Sistem ABSAH, maka

diperlukan beberapa bangunan sebagai kolam penampung.

Rencana pengembangan sistem Penampungan Air Hujan (PAH) di kawasan

perkotaan, dan sistem Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan (ABSAH) dikembangkan

pada lokasi-lokasi sebagai berikut:

Tabel 1.2

Lokasi Rencana Pengembangan sistem PAH dan SABSAH

Air Baku

Pembangunan prasarana sumber daya air melalui upaya penyediaan air baku

(kebutuhan air domestik, industri dan air pertanian) melalui pemanfaatan dan

pengembangan sumber air permukaan (sungai, waduk,embung) maupun sumber air

bawah permukaan. Rencana pengembangan prasarana sumber air permukaan untuk air

baku, dikembangkan di lokasi Sungai Ciliwung di ( Kecamatan Megamendung, Cisarua.)

dan Sungai Cidurian di Kecamatan Nanggung serta Sungai Cijurai di Kecamatan

Sukamakmur.

Pengembangan prasarana sumber air tanah untuk air baku dengan melakukan

penurapan mata air dan membangun sumur bor, pencegahan pencemaran pada

No Kecamatan Rencana Pengembangan Sistem

Lokasi / Desa Sistem

1 Babakan Madang : 1.Desa Karang tengah 2.Desa Bojongkoneng 3.Desa Cijayanti

1.SAB 2.SAB 3.SAB

Page 11: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

11

Cekungan Air Tanah (CAT). Pengembangan waduk, dam dan embung ditetapkan

meliputi : Waduk Cijurei, Waduk Cidurian dan Waduk Gadog.

Dalam kebencaan, Tipologi kawasan rawan bencana longsor di Kabupaten Bogor

termasuk dalam tipologi kawasan rawan bencana zona A,B dan C. untuk tingkat

Kerawanan Sedang meliputi Kecamatan Cisarua, Megamendung dan Babakanmadang.

BBAABB 22 TTIINNJJAAUUAANN KKEEBBIIJJAAKKAANN PPEENNAATTAAAANN RRUUAANNGG

Lokasi : Kawasan Perdesaan Berkelanjutan Puncak Megamendung Jawa Barat

Page 12: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

12

2.1 Profil Singkat Kawasan

DESA GUNUNG GEULIS

GAMBARAN UMUM DESA:

a. Luas wilayah Desa dan batas wilayah

Luas wilayah Desa : 465,50 ha. Tanah sawah : 3 ha, Tanah darat : 462,50 ha,

Batas Wilayah: Sebelah Barat : Desa Nagrak , Sebelah selatan : Desa

Cipayung ( Kec. Megamendung ), Sebelah Timur : Desa Bojongkoneng ( Kec.

Babakan Madang ), Sebelah Utara : Desa Cijayanti ( Kec.Babakan Madang ).

b. Tofografi (dataran rendah,tinggi,pantai)

c. Jarak dari Ibukota Negara : 200 km, Jarak dari Ibukota Provinsi : 112 km. Jarak dari

Ibu kota Kabupaten : 35 km. Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan : 30 km.

d. Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 1625 KK. Jumlah total : 6401 jiwa. Perempuan :

3026 jiwa. Laki-laki : 3375 jiwa.

e. Mata Pencaharian Penduduk : 1. PNS : 20 orang. 2. TNI/ Polri : 5 orang. 3. Pegawai

swasta : 495 orang. 4. Wiraswasta/ pedagang : 225 orang. 5. Petani : 38 orang. 6.

Pertukangan : 68 orang. 7. Buruh tani : 699 orang. 8. Pensiunan : 14 orang. 9.

Nelayan : - orang. 10. Pemulung : - orang. 11. J a s a : 2 orang

f. Tingkat Pendidikan : 1. SD/ Sederajat : 1849 orang. 2. SLTP/ Sederajat : 455 orang.

3. SLTA/ Sederajat : 290 orang. 4. Perguruan tinggi : 29 orang

g. Jarak ke ibukota kecamatan 16 km

Gambaran Kondisi Wilayah

Page 13: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

13

DESA CIJAYANTI

GAMBARAN UMUM DESA:

Potensi di wilayah desa Cijayanti sangat besar, selain punya pemandangan yang indah

adanya gunung fulis di sebelah kidul sama gunung pancar sebelah kaler juga

wilayahnya mendukung karena punya lahan yang masih luas. Desa Cijayanti adalah

salah satu desa yang tersohor menghasilkan singkong ajang penggilingan aci yang

ada di wilayah Kabupaten Bogor. selain itu masyarakatnya juga banyak bisa nya

seperti membuat bilik atau anyaman dari awi, dan membuat genteng (lio).

Dibidang pertanian, sebagian lahan yang ada di desa ini banyaknya ditanami singkong

dan kembang hias. Sedangkan lahan yang berwujud rawa di Tanami padi, dibikin

kolam atau balong untuk ternak ikan. Masayarakat diDesa Cijayanti juga banyak

memelihara domba

Page 14: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

14

Kebun di Desa Cijayanti kebanyakan ditanami pohon karet, mahoni, afrika dan pinus,

dan juga terdapat pohon buah seperti rambutan, manggu, bunga, durian, dukuh,

kecapi, dangka dan sejenis pohon buah lainnya.

Jumlah penduduk: 15.457

Jumlah RT:43 RW:8

Kepadatan 606 jiwa/km2

Luas wilayah: 25,51 km2

Luas tanah menurut penggunaan: sawah: 33,3 Ha, pekarangan 276,3 Ha,

perumahan 1.074 Ha, Ladang: 40,4 Ha, Empang: 2 Ha, kuburan: 4,5 Ha,

Lainnya :1.153 Ha

Jarak ke ibukota kecamatan 6 km

Gambaran Kondisi Wilayah

Page 15: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

15

DESA CIPAYUNG GIRANG

GAMBARAN UMUM DESA:

Jumlah penduduk: 9137 Jumla RW:4 RT:24

Kepadatan 3.888 jiwa/km2

Luas wilayah: 2,36 km2

Luas tanah menurut penggunaan: sawah: 46 Ha,

pekarangan&perumahan:135 Ha, Ladang: 5 Ha, Empang: 1,5 Ha,

kuburan: 1,6 Ha, Lainnya :45,9 Ha

Jarak ke ibukota kecamatan 1 km

Gambaran Kondisi Wilayah

DESA MEGAMENDUNG

Page 16: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

16

GAMBARAN UMUM DESA:

Jumlah penduduk : 6240

Jumlah RT: 18, RW:5 Jumlah KK 1.840

Luas wilayah : 12 km2

Kepadatan: 520 jiwa/km2

Luas tanah menurut penggunaan: sawah: 2 Ha,

pekarangan&perumahan:346 Ha, Ladang:239,8 Ha, Empang:0,1 Ha,

kuburan:0,5 Ha, Lainnya :611,6 Ha

Jarak ke ibukota kecamatan 0.5 km

Gambaran Kondisi Wilayah

DESA BOJONG KONENG

GAMBARAN UMUM DESA:

Page 17: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

17

Kondisi geografis:

Ketinggian 507 dpl

Luas wilayah 24,41 km2

Kepadatan 505 jiwa/km2

Jumlah RT: 3.537. RW :15

Jumlah Penduduk: 12325

Tingkat pendidikan: tamat SD 2.568, tamat SMP 293, tamat SMA 56, Akademi

6, Universitas 90, tidak tamat SD 6.209, Belum Sekolah 3.102

Jarak ke ibukota kecamatan 5 km

Gambaran Kondisi Wilayah

Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan penataan ruang Kabupaten Bogor yakni

terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan

Page 18: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

18

lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan lindung sebagai kawasan

konservasi air dan tanah, tercapainya pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong

perkembangan wilayah, maka diperlukan suatu perencanaan pembangunan kawasan

perdesaan berkelanjutan.

1.10 Tujuan

Tujuan pengembangan kawasan perdesaan berkelanjutan adalah tercapainya

peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan melalui peningkatan kesempatan

kerja, kesempatan berusaha, dan pendapatan berdasarkan pendekatan bina lingkungan,

bina usaha dan bina manusia, dan secara tidak langsung meletakkan dasar-dasar yang

kokoh bagi pembangunan nasional. Sedangkan tujuan pembangunan kawasan

perdesaan berkelanjutan jangka pendek adalah untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi dalam kegiatan ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya manusia dan

sumberdaya alam. Secara spasial tujuan pembangunan kawasan perdesaaan

berkelanjutan adalah terciptanya kawasan perdesaan yang mandiri, berwawasan

lingkungan, selaras, serasi dan bersinergi dengan kawasan-kawasan lain melalui

pembangunan holistik dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang damai,

demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera.

Page 19: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

19

BBAABB 22 PPEERRAANNCCAANNGGAANN PPUUSSAATT KKAAWWAASSAANN Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Page 20: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

20

3.1.1 Konsep pengembangan kawasan

Dilakukan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya dengan menghasilkan beberapa alternatif konsep pengembangan kawasan perdesaan, yang berisi:

1) rumusan tentang tujuan penataan ruang kawasan perdesaan; dan

2) konsep pengembangan kawasan perdesaan.

Tujuan Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan Hutan Organik

adalah mewujudkan Kawasan sebagai Percontohan Nasional Pengembangan Kawasan

Perdesaan Berkelanjutan menuju Industri Perdesaan Mandiri.

BBAABB 33 KKOONNSSEEPP PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN Program Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Page 21: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

21

Konsepsi Pengembangan Kawasan adalah mengembangkan kawasan berbasis

sumber daya local yang membangun daya saing kawasan sebagai sebuah system

produksi kawasan industry perdesaan mandiri.

Strateginya mengembangkan system produksi kawasan secara terencana, terarah dan

terpadu serta bertahap sebagai pusat bahan baku industry perdesaan mandiri dan

berdaya saing.

Strategi kedua menjadikan kawasan sebagai Pusat Pembelajaran Pengembangan

Kawasan Konservasi dan Pertanian Organik Terintegrasi (integrated organic farming).

Pengembangan Kawasan Konservasi meliputi konservasi kawasan hutan dan konservasi

sumber daya air. Integrated organic farming meliputi Pertanian organic, Pusat

pengembangan pupuk dan pestisida organic, perikanan darat, peternakan

3.2 Konsep Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan

Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai dasar perumusan

rencana tata ruang kawasan perdesaan. Hasil kegiatan perumusan konsepsi rencana tata

ruang kawasan perdesaan terdiri atas:

1) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang kawasan perdesaan

Dirumuskan berdasarkan karakteristik tata ruang kawasan perdesaan terkait

pengembangan kawasan perdesaan menuju desa mandiri pangan berorientasi

agrobisnis, agroindustri, desa pariwisata dan pusat konservasi buatan.

Rencana struktur ruang kawasan perdesaan

Disusun berdasarkan hasil analisis sistem pusat-pusat permukiman atau

kegiatan kawasan dan sistem jaringan prasarana yang berangkat dari tujuan

penataan ruang kawasan perdesaan dengan memperhatikan kebijakan dan

strategi struktur ruang wilayah kabupaten.

2) Rencana pola ruang kawasan perdesaan

Disusun berdasarkan analisis optimasi pemanfaatan ruang yang berangkat dari

tujuan penataan ruang kawasan perdesaan dengan memperhatikan kebijakan dan

strategi pola ruang kabupaten.

3) Ketentuan arahan pemanfaatan ruang

Ketentuan pemanfaatan ruang disusun berdasarkan:

Page 22: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

22

(a) Rencana struktur ruang dan pola ruang;

(b) Ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;

(c) Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan;

(d) Masukan dan kesepakatan dengan pihak swasta; dan

(e) Pentahapan rencana pelaksanaan program sesuai dengan rencana

pembangunan jangka panjang (RPJP) daerah dan rencana pembangunan

jangka menengah (RPJM) daerah, serta rencana terpadu dan program

investasi infrastruktur jangka menengah (RPI2JM)

4) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perdesaan disusun

berdasarkan:

(a) rencana struktur ruang dan pola ruang;

(b) masalah, tantangan, dan potensi yang dimiliki kawasan perdesaan;

(c) kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan; dan

(d) ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

3.2 Konsep Pengembangan Kawasan

3.2.1Delineasi Kawasan Perdesaan (Kawasan Perencanaan)

Salah satu persoalan krusial dalam perencanaan kawasan perdesaan sesuai

dengan Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah deliniasi

kawasan. Berdasarkan UU ini, kawasan perdesaan merupakan wilayah yang mempunyai

kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan

fungsi kawasan sebagai tempat permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial, dan kegiatan ekonomi. Sedangkan wilayah merupakan ruang yang merupakan

kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan

berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

Kawasan perdesaan berkelanjutan yang menjadi wilayah perencanaan merupakan

kawasan fungsional meliputi fungsi lindung, budidaya pertanian, perlindungan mata

air/sumber air baku, permukiman dan pariwisata. Kawasan ini merupakan satu kesatuan

system wilayah ekologis, ekonomi dan social budaya. Pusat kawasan secara ekologis

berada di Kampung Pasir Lembu Desa Gunung Geulis Kecamatan Sukaraja. Pusat

Page 23: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

23

Pariwisata berada di desa Bojong Koneng Kecamatan Babakan Madang. Pusat

Permukiman berada di desa Gunung Geulis, Cipayung Girang dan Megamendung.

3.2.2 Delineasi Pusat Pelayanan Kawasan

Pusat pelayanan kawasan perdesaan berkelanjutan dalam kegiatan ini ditetapkan secara

fungsional, sehingga diperoleh 3 (tiga) pusat pelayanan kawasan perencanaan yakni :

1. Kampung Pasir Lembu sebagai pusat pelayanan kawasan perdesaan untuk

pengelolaan dan perlindungan ekologi serta pengembangan pertanian organik

2. Desa Cijayanti sebagai pusat pelayanan kawasan perdesaan untuk pariwisata alam

dan pengunungan

3. Desa Gunung Geulis dan Megamendung sebagai pusat pelayanan kawasan

perdesaan untuk permukiman

Perancangan pusat pelayanan dalam kegiatan ini hanya dibuat pada desa Pasir

Lembu sebagai pusat pelayanan kawasan perdesaan untuk pengelolaan dan

perlindungan ekologi serta pengembangan pertanian organik

3.3. Konsep Pengembangan Desa Pasir Lembu

3.3.1 Pusat Perlindungan Sumber Daya Air Baku

Penutupan hutan (forest cover) mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perybahan

iklim dan air. Hutan mengintersepsi butir hujan dan salju, mengurangi limpasan

permukaan, meningkatkan kelembaban nisbi dan menghambat salju yang meleleh, erosi

tanah, serta pengeringan permukaan. Dari pengaruh hutan tersebut, yang terpenting

adalah pengaruhnya terhadap pasokan air ke sungai-sungai dan keteraturan lainnya (Lee

1988 diacu dalam Darussalam 2002).

Peran kawasan hutan sebagai pengatur tata air adalah melalui fungsi hidrologis sebagai

penyerap, penyimpan, penghasil dan pendistribusi air. Kebutuhan air irigasi pertanian

dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan terus meningkat sejalan dengan

pertambahan penduduk. Kerusakan fungsi hidrologis hutan oleh berbagai sebab

membuat cadangan air tanah yang mendukung sistem irigasi semakin berkurang.

Kerusakan hutan saat ini telah menyebabkan berbagai bencana seperti banjir dan

kekeringan yang mengancam keberlanjutan pertanian pangan. Salah satu contoh peran

Page 24: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

24

kawasan hutan dalam mendukung ketahanan pangan dan ketersediaan air adalah

kawasan hutan organik megamendung.

Pengaruh Hutan terhadap Hidrologi

Keberadaan hutan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas air. Pertama, intersepsi tajuk

hutan dapat mengurangi jumlah presipitasi yang mencapai tanah mineral. Kemudian, air

yang berada di dalam tanah (soil moisture) dilepaskan ke udara melalui sistem parakaran

– batang – daun dalam proses transpirasi. Pada akhirnya, sistem perakaran, bahan

organik, dan serasah meningkatkan laju infiltrasi dan kapasitas menyimpan air tanah

(Ground water). Kombinasi dari ketiga proses ini dapat mengurangi limpasan permukaan,

memperlambat waktu limpasan permukaan, dan memperlambat waktu kenaikan debit

sungai pada DAS yang berhutan daripada DAS yang tidak berhutan (Chang 2003).

Peranan hidrologi penutupan tajuk hutan diperbesar oleh bahan-bahan organik pada

lantai hutan dan zone perakaran. Suatu tegakan hutan biasanya menghasilkan 1 hingga

10 metrik ton/ha/tahun serasah organik, dan akumilasi bersih serasah yang

terdekomposisi ada suatu tegakan dewasa secara khas adalah sebesar 1 – 3 gram

(bahan kering)/cm2 permukaan; bahan ini melindungi tanah dari dampak tetesan hujan,

memperbaiki strukturnya, menghambat pembekuan, meningkatkan kapasitas infiltrasi,

menyerap fraksi hujan dan salju yang melebur, serta benar-benar mengeliminir aliran

permukaan (overland flow) dan erosi permukaan dalam hujan yang paling lebat (Lee

1988).

Berdasarkan teori diatas, maka kegiatan rehabilitasi lahan kritis di hutan organic

megamendung sangat berperan besar didalam mengatur tata guna air. Hal ini dibuktikan

dengan munculnya beberapa mata air baru setelah dilakukannya rehabilitasi lahan,

dimana pada awal pada tahun 2002/2003 hanya terdapat satu mata air.

Page 25: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

25

kondisi tahun 2002/2003 hanya Proses rehabilitasi lahan kritis terdapat satu mata air

Munculnya mata air baru Terbentuknya hutan organik di kawasan hutan

3.3.2 Pusat EDUWISATA Pembangunan Kawasan Perdesaan Indonesia

Berkelanjutan (Hutan Organik 2)

Eduwisata Agrowisata, Ekowisata, Agroforestry, Greenliving

Di Indonesia, Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk

kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata

dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan

usaha di bidang pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang

memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk

memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang

pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam

memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil

melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal

Page 26: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

26

(indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan

alaminya.

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu

kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan

untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di

lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Deptan, 2005).

Antara ecotourism dan agritourism berpegang pada prinsip yang sama. Prinsif-

prinsif tersebut, menurut Wood, 2000 (dalam Pitana, 2002) adalah sebagai berikut:

a) Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan

yang dapat merusak daerah tujuan wisata.

b) Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu

pelestarian.

c) Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan

unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan

memberikan manfaat pada usaha pelestarian.

d) Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian,

menejemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi.

e) Memberi penekanan pada kebutuhan zone pariwisata regional dan penataan serta

pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan yang

ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.

f) Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan

sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan menekan

serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.

g) Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan

masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan yang

dilindungi.

h) Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampui batas-

batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang ditetapkan para peneliti

yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal.

i) Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan

binatang liar, dan menyesuaikannya dengan lingkungan alam dan budaya.

Page 27: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

27

3.3.3 Pusat Konservasi Kawasan Hutan Organik 1

Hutan merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup

dimuka bumi. Hutan merupakan jantung kehidupan, karena selain sebagai tempat tinggal

berbagai flora dan fauna, hutan juga sangat bermanfaat untuk keperluan kebutuhan

manusia. Kerusakan hutan Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Hasil penelitian

oleh Matthew C,Hansen dari University of Maryland menyebutkan bahwa laju kerusakan

hutan di Indonesia mencapai 2 juta hektar per tahun. Aksi pengundulan hutan yang

massif terjadi sepanjang tahun 2011 hingga 2012.

Kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia memberikan akibat yang nyata bagi kehidupan

manusia. Sekarang banyak pihak yang merasakan betapa pentingnya menjaga dan

memelihara hutan karena begitu banyak bencana yang terjadi akibat terjadinya kerusakan

hutan. Menjaga dan memelihara hutan tidak saja memberikan dampak untuk saat ini,

tetapi juga untuk masa depan.

Adapun akibat dan dampak dari kerusakan hutan adalah sbb:

Page 28: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

28

Terganggunya sistem hidrologis

Hilangnya biodiversitas

Kemiskinan dan kerugian secara ekonomis

Perubahan iklim dan pemanasan global

Kerusakan ekosistem darat dan laut

Hilangnya budaya masyarakat

Berdasarkan kondisi diatas serta munculnya keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan

dan bertambah luasnya lahan kritis, maka melahirkan ide untuk membuat kebun

percobaan rehabilitasi ekosisstem dan lahan kritis yang berlokasi di blok S, Kp.Sirnagalih,

Megamendung (Cipendawa) Bogor.

Data dari Pusat Perpetaan Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan, Departemen

Kehutanan Mei 2002 disebutkan bahwa Total Indikasi Kawasan Hutan dan Lahan yang

Perlu Dilakukan Rehabilitasi diseluruh Indonesia telah mencapai 96,30 juta hektar atau

l.k. 50% dari luasan daratan Indonesia. Sementara di Kabupaten Bogor tercatat :Total

luasan yg perlu dilakukan rehabilitasi di kab. Bogor 251.700 hektar, Jika total luas

Kabupaten Bogor seluas 344.071 hektar, atau seluas 73% dari luas seluruh

kabupaten.

Diawali dari keprihatinan thd kerusakan lingkungan dan lahan kritis di lahan kami dgn

kontur yg ekstrim dari 15o s/d 80o seperti mangkuk, situasi tahun 2002 / 2003, ada 1 bh

mata air yg sudah mati, 70% area alang2, vegetasi sangat sedikit, kondisi PH 2 ½ - 4,

tidak ditemukan cacing.

Page 29: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

29

Setelah 12 tahun dilakukan percobaan kondisi sekarang di hutan megamendung adalah:

Page 30: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

30

Adapun prinsip dasar dalam rehabilitasi ekosistem ini adalah Belajar dari alam, sehingga

Hutan Alam adalah model yang harus ditiru, dimana hutan alam terbentuk bukan karena

pupuk kimia tetapi oleh bahan organik, sehingga seluruh kegiatan percobaan baik

pertanian, peternakan, hanya menggunakan cara organik.

Landasan kerangka percobaan rehabilitasi : Diangkat dari Earth Summit

Johannesburg 2002 ; World Summit on Sustainable Development (WSSD), dimana 5

elemen utama kehidupan yang wajib dipelihara dan dijaga meliputi : Water and Sanitation,

Energy, Health and Environment, Agriculture, Biodiversity and ecosystem management

(WEHAB)

Skenario pelaksanaan : Proses yang berkesinambungan (sustainable process) adalah

acuan utama dalam skenario rehabilitasi ini, dimana antara Pertanian Organik –

Penghutanan Kembali – Peternakan Organik, terproses dalam lingkaran tertutup dan

akan menjadi pusaran kuat dalam proses rehabilitasi yang alami.

Page 31: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

31

Animasi Proses Penghutanan Kembali

Tanaman

Tumpang sari,

antara

lain:sayuran,

biji-bijian

Pohon keras

yg ditanam

otomatis

terawat

Hanya

menggunakan

pupuk kandang

Page 32: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

32

Tanaman keras Hutan Produksi

Ketinggian 2 m tanaman keras

Tinggi 1m

Hutan Alam

3.3.4 Pusat Percontohan Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Page 33: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

33

Page 34: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

34

1. Analisis Perekonomian

1.1 Analisis Struktur Ekonomi

Dilihat dari struktur ekonomi kawasan perencanaan, kegiatan ekonomi utama yang berkembang di kawasan perencanaan adalah pada

sektor primer (pertanian). Pada umumnya masyarakat setempat mayoritas berprofesi sebagai petani.

1.2 Analisis komoditas Unggulan

Kegiatan perekonomian utama yang berkembang di kawasan perencanaan meliputi pertanian tanaman pangan, buah-buahan, sayur-

sayuran, dan peternakan.

A. Analisis Location Quotient (LQ)

Pertanian Tanaman Pangan

Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ), untuk komoditas tanaman pangan, komoditas unggulan dikawasan perencanaan

adalah padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar.

No Desa

Nilai LQ Interpretasi

Padi Jagung Kacang

Tanah

Ubi

Kayu

Ubi

Jalar

Padi Jagung Kacang

Tanah

Ubi

Kayu

Ubi

Jalar

1 Gunung

Geulis

0,85 1,21 0,15 0,99 1,27 NB B NB NB B

Page 35: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

35

2 Cipayung

Girang

0,96 1,23 1,13 1,06 0,83 NB B B B NB

3 Megamendung 0,88 1,38 1,10 1,18 1,06 NB B B B B

Sumber:Hasil Analisis 2014

Ket: LQ adalah suatu perbandingan antara besarnya peran suatu komoditas di suatu kawasan terhadap besarnya peran komoditas

tersebut di tingkat yang lebih luas

Interpretasi: B (komoditas Basis/Unggulan), NB (komoditas non basis)

Peternakan

Page 36: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

36

Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ), untuk peternakan komoditas unggulan dikawasan perencanaan adalah : sapi, sapi

perah, kerbau, itik, ayam pedaging,

No Desa

Nilai LQ Interpretasi

Sapi

perah

Sapi Kerbau Itik Ayam

pedaging

Sapi

perah

Sapi Kerbau Itik Ayam

pedaging

1 Gunung

Geulis

0 1,90 5,63 1,45 0 NB B B B NB

2 Cipayung

Girang

0,58 0,03 0,11 2,53 2,53 NB NB NB B B

3 Megamendung 0,07 0,52 0,09 4,92 2,43 NB NB NB B B

Sumber:Hasil Analisis 2014

Ket: LQ adalah suatu perbandingan antara besarnya peran suatu komoditas di suatu kawasan terhadap besarnya peran komoditas

tersebut di tingkat yang lebih luas

Interpretasi: B (komoditas Basis/Unggulan), NB (komoditas non basis)

Sayur-Sayuran

Page 37: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

37

Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ), untuk sayur-sayuran komoditas unggulan dikawasan perencanaan adalah: cabai,

sawi, kacang panjang, buncis, dan bawang daun.

No Desa

Nilai LQ Interpretasi

Cabai Sawi Kacang

Panjang

Buncis Bawang

Daun

Cabai Sawi Kacang

Panjang

Buncis Bawang

Daun

1 Gunung

Geulis

5,05 0 0,26 0 0 B NB NB NB NB

2 Cipayung

Girang

2,04 1,19 1,46 1,18 0,65 B B B B NB

3 Megamendung 0,77 0,96 1,08 1,11 0,96 NB NB B B NB

Sumber:Hasil Analisis 2014

Ket: LQ adalah suatu perbandingan antara besarnya peran suatu komoditas di suatu kawasan terhadap besarnya peran komoditas

tersebut di tingkat yang lebih luas

Interpretasi: B (komoditas Basis/Unggulan), NB (komoditas non basis)

Buah-Buahan

Page 38: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

38

Berdasarkan analisis Locationt Quotient (LQ), untuk buah-buahan komoditas unggulan di kawasan perencanaan adalah:nanas,

papaya, durian, pisang, alpukat.

No Desa Nilai LQ Interpretasi

Nanas Papaya Durian Pisang alpukat Nanas Papaya Durian Pisang alpukat

1 Gunung

Geulis

0 0 0 0 0 NB NB NB NB NB

2 Cipayung

Girang

1,13 1,10 0,66 0,94 0,96 B B NB NB NB

3 Megamendung 0,97 0,92 1,33 1,11 0,90 NB NB B B NB

Sumber:Hasil Analisis 2014

Ket: LQ adalah suatu perbandingan antara besarnya peran suatu komoditas di suatu kawasan terhadap besarnya peran komoditas

tersebut di tingkat yang lebih luas

Interpretasi: B (komoditas Basis/Unggulan), NB (komoditas non basis)

Page 39: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

39

Page 40: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

40

Page 41: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

41

Page 42: Pembangunan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan · PDF fileMasyarakat tidak memiliki lahan, khusus di kawasan perdesaan yang menjadi kawasan perencanaan (Kampung Pasir Lembu dan Kampung

Prakarsa Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

Tema : Kawasan Perdesaan Berbasis Pertanian (pertanian organik)

42