kelalaian medis

Upload: meyke-liechandra

Post on 18-Oct-2015

189 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

KELALAIAN MEDISAngela Michelle, Elisabeth Evelyn Taneh, Meyke Liechandra, Ulfa Camelia Indiasari

A. PENDAHULUANKesalahan medik yang dapat dicegah telah membunuh dan melukai ratusan hingga ribuan penduduk Amerika tiap tahun. Semua diskusi mengenai kelalaian medik yang tidak membahas mengenai kesalahan medik tersebut telah mengabaikan permasalahan dasar ini. Sementara itu, beberapa diskusi lebih fokus mengenai asuransi premium dokter, biaya pelayanan kesehatan, atau sistem kompensasi alternatif lainnya, padahal cara terbaik untuk mengatasi semua masalah tersebut adalah dengan mengurangi kesalahan medis. Mencegah kesalahan medis dapat menurunkan biaya pelayanan kesehatan, mengurangi asuransi premium dokter, dan melindungi kesehatan dan kesejahteraan pasien.1Sekalipun angka kejadian kesalahan medis sangat mengejutkan, hanya sedikit pasien yang pernah menuntut kejadian kelalaian medis. Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua gugatan mengenai kelalaian medis bermanfaat dan gugatan tersebut dimaksudkan untuk meminta pertanggungjawaban karena sebagian besar pasien yang dirugikan akibat kesalahan medis yang sebenarnya dapat dicegah ditinggalkan tanpa kepastian mengenai kondisi mereka dan tidak diberi penjelasan oleh dokter mereka.1World Medical Association (WMA) mengingatkan pula bahwa tidak semua kegagalan medis adalah akibat malpraktek medis. Suatu peristiwa buruk yang tidak dapat diduga sebelumnya (unforeseeable) yang terjadi saat dilakukan tindakan medis yang sesuai standar tetapi mengakibatkan cedera pada pasien tidak termasuk ke dalam pengertian malpraktek.An injury occurring in the course of medical treatment which could not be foreseen and was not the result of the lack of skill or knowledge on the part of the treating physician is untoward result, for which the physician should not bear any liability.2B. DEFINISIKelalaian medik adalah salah satu bentuk dari malpraktek medis, sekaligus merupakan bentuk malpraktek medis yang paling sering terjadi. Pada dasarnya kelalaian terjadi apabila seseorang melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh orang lain yang memiliki kualifikasi yang sama pada suatu keadaan dan situasi yang sama. Perlu diingat bahwa pada umumnya kelalaian yang dilakukan orang-per-orang bukanlah merupakan perbuatan yang dapat dihukum, kecuali apabila dilakukan oleh orang yang seharusnya (berdasarkan sifat profesinya) bertindak hati-hati, dan telah mengakibatkan kerugian atau cedera bagi orang lain. Pengertian istilah kelalaian medik tersirat dari pengertian malpraktek medis menurut World Medical Association (1992), yaitu: medical malpractice involves the physicians failure to conform to the standard of care for treatment of the patients condition, or lack of skill, or negligence in providing care to the patient, which is the direct cause of an injury to the patient.2

C. EPIDEMIOLOGIBerkisar antara tahun 2001 hingga 2005, terdapat kasus kematian yang diinvestigasi oleh Dewan Kedokteran Forensik di Turki dengan pengaduan kasus malpraktek medis, dengan persentase kasus malpraktek yang terjadi di tiap cabang ilmu kesehatan seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini :3

Jumlah Kasus%

Obstetri dan Ginekolog3722,2

Bedah Umum2917,4

Dokter Umum2816,7

Pediatri1710,2

Interna127,2

Bedah Saraf116,6

Anestesi74,2

Bedah Kardiovaskuler74,2

Ortopedi42,4

Kardiologi31,8

Spesialis Penyakit Infeksi21,2

THT21,2

Urologi21,2

Tabel 1. Cabang ilmu kesehatan yang digugat akibat malpraktek medis.3

Jenis kasus malpraktek yang sering terjadi berdasarkan studi kasus kematian yang diinvestigasi oleh Dewan Kedokteran Forensik di Turki pada tahun 2001 hingga 2005, yaitu :3

Jumlah Kasus%

Kasus yang meliputi satu jenis malpraktek

Kesalahan diagnosis127,2

Kegagalan follow up2514,9

Penolakan konsultasi53

Kegagalan terapi atau kesalahan terapi3923,4

Kasus yang meliputi lebih dari satu jenis malpraktek

Kesalahan diagnosis dan kesalahan terapi2716,2

Keterlambatan diagnosis dan terapi1911,3

Kegagalan follow up dan kesalahan terapi148,4

Kesalahan diagnosis dan kegagalan follow up95,4

Penolakan untuk mendiagnosis dan pengajuan konsul84,8

Penolakan terapi dan pengajuan konsul21,2

Kegagalan diagnosis, terapi, dan follow up74,2

Tabel 2. Kasus yang digugat sebagai malpraktek medis. 3

D. PERBEDAAN ANTARA KECELAKAAN MEDIS, RISIKO MEDIS, KESALAHAN MEDIS, DAN KELALAIAN MEDIS1) Kecelakaan Medis (Medical Misadventure)Kecelakaan medis merupakan suatu keadaan yang tidak terduga, tindakan yang tidak disengaja (Oxford Illustrated Dictionary; 1975) sehingga mengakibatkan kerugian bagi pasien. Kecelakaan medis sangat berbeda dengan kelalaian medis, dimana kelalaian medis dapat dipersalahkan sedangkan kecelakaan medis tidak dapat dipersalahkan jika kecelakaan medis tersebut merupakan kecelakaan murni dan dilakukan dengan tidak sengaja. Kecelakaan medis mengandung tiga unsur yaitu tidak dapat dipersalahkan (verwijtbaarheid), tidak dapat dicegah (vermijdbaarheid), dan terjadinya tidak dapat diduga sebelumnya (voorzienbaarheid).4

2) Risiko Medis (Medical Risk)Risiko medis adalah risiko yang timbul sebagai akibat dari proses tindakan medis yang dilakukan kepada pasien. Apabila dalam praktek, dokter sudah melakukan tindakan medis secara hati-hati dan teliti menurut standar profesi medis maka dokter yang bersangkutan tidak dapat dipersalahkan. Risiko yang dapat diterima sebagai risiko medis adalah sebagai berikut :4a. Risiko yang derajat probabilitas dan keparahannya cukup kecil, dapat diantisipasi, diperhitungkan atau dapat dikendalikan, misalnya efek samping obat, perdarahan, infeksi pada pembedahan, dan lain-lain.b. Risiko yang derajat probabilitas dan keparahannya besar pada keadaan tertentu, yaitu apabila tindakan medis yang berisiko tersebut harus dilakukan karena merupakan satu-satunya cara yang harus ditempuh (the only way), terutama dalam keadaan gawat darurat.

3) Kesalahan Medis (Medical Mistake)Kesalahan medis adalah kesalahan yang terjadi dalam proses pelayanan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya. Dapat sebagai akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).44) Kelalaian Medis (Medical Negligence)Kelalaian adalah kegagalan seorang dokter untuk bersikap hati-hati sehingga menimbulkan kerugian bagi pasien. Untuk menentukan adanya kelalaian dokter, harus terdapat 4 unsur yaitu duty, deriliction of duty, damage, dan direct caution. 4E. UNSUR - UNSUR KELALAIANSebagaimana diuraikan di atas, di dalam suatu layanan medik dikenal gugatan ganti kerugian yang diakibatkan oleh kelalaian medik. Suatu perbuatan atau tindakan medis disebut sebagai kelalaian apabila memenuhi empat unsur di bawah ini: 21. Duty atau kewajiban tenaga medis untuk melakukan sesuatu tindakan medis atau untuk tidak melakukan sesuatu tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi yang tertentu. Dasar dari adanya kewajiban ini adalah adanya hubungan kontraktual-profesional antara tenaga medis dengan pasiennya, yang menimbulkan kewajiban umum sebagai akibat dari hubungan tersebut dan kewajiban profesional bagi tenaga medis tersebut. Kewajiban profesional diuraikan di dalam sumpah profesi, etik profesi, berbagai standar pelayanan, dan berbagai prosedur operasional. Kewajiban-kewajiban tersebut dilihat dari segi hukum merupakan rambu-rambu yang harus diikuti untuk mencapai perlindungan, baik bagi pemberi layanan maupun bagi penerima layanan; atau dengan demikian untuk mencapai safety yang optimum.2. Dereliction of the duty atau penyimpangan kewajiban tersebut. Dengan melihat uraian tentang kewajiban di atas, maka mudah buat kita untuk memahami apakah arti penyimpangan kewajiban. Dalam menilai kewajiban dalam bentuk suatu standar pelayanan tertentu, haruslah kita tentukan terlebih dahulu tentang kualifikasi si pemberi layanan (orang dan institusi), pada situasi seperti apa dan pada kondisi bagaimana. Suatu standar pelayanan umumnya dibuat berdasarkan syarat minimal yang harus diberikan atau disediakan (das sein), namun kadang-kadang suatu standar juga melukiskan apa yang sebaiknya dilakukan atau disediakan (das sollen). Kedua uraian standar tersebut harus hati-hati diinterpretasikan. Demikian pula suatu standar umumnya berbicara tentang suatu situasi dan keadaan yang normal sehingga harus dikoreksi terlebih dahulu untuk dapat diterapkan pada situasi dan kondisi yang tertentu. Dalam hal ini harus diperhatikan adanya Golden Rule yang menyatakan What is right (or wrong) for one person in a given situation is similarly right (or wrong) for any other in an identical situation.3. Damage atau kerugian. Yang dimaksud dengan kerugian adalah segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan / kedokteran yang diberikan oleh pemberi layanan. Jadi, unsur kerugian ini sangat berhubungan erat dengan unsur hubungan sebab-akibatnya. Kerugian dapat berupa kerugian materiel dan kerugian immateriel. Kerugian yang materiel sifatnya dapat berupa kerugian yang nyata dan kerugian sebagai akibat kehilangan kesempatan. Kerugian yang nyata adalah real cost atau biaya yang dikeluarkan untuk perawatan / pengobatan penyakit atau cedera yang diakibatkan, baik yang telah dikeluarkan sampai saat gugatan diajukan maupun biaya yang masih akan dikeluarkan untuk perawatan / pemulihan. Kerugian juga dapat berupa kerugian akibat hilangnya kesempatan untuk memperoleh penghasilan (loss of opportunity). Kerugian lain yang lebih sulit dihitung adalah kerugian immateriel sebagai akibat dari sakit atau cacat atau kematian seseorang.4. Direct causal relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata. Dalam hal ini harus terdapat hubungan sebab-akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugian yang setidaknya merupakan proximate cause.Gugatan ganti rugi akibat suatu kelalaian medik harus membuktikan adanya ke-empat unsur di atas, dan apabila salah satu saja diantaranya tidak dapat dibuktikan maka gugatan tersebut dapat dinilai tidak cukup bukti.2

F. DASAR HUKUMIlmu kedokteran telah menjadi bisnis yang menguntungkan, dimana bisnis ini ikut berpartisipasi dalam peningkatan biaya kesehatan yang lazim. Namun, komersialisasi terhadap ilmu kedokteran ini telah mengubah peran dokter sebagai penyelamat hidup. Ini mengacu bahwa dokter tidak lagi meluangkan waktu dan perhatian yang sebenarnya dibutuhkan dan diharapkan dari mereka. Kemampuan seorang dokter tidak lagi dinilai berdasarkan kemampuannya dalam menangani kasus yang sulit, melainkan dari kemampuannya untuk menangani banyaknya jumlah pasien yang dibebankan padanya oleh pihak rumah sakit. 5Winston Churchill pernah berkata bahwa harga dari sebuah kebesaran adalah tanggung jawab. Namun, rasa tanggung jawab tidak dapat dijamin tanpa adanya keadaan untuk dipertanggung jawabkan, sehingga dibutuhkan sistem hukum kesehatan yang menyeluruh untuk diberlakukan. Pembentukan hukum ini bergantung pada konsistensi dan efektifitas pengaplikasian hukum dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, termasuk sistem pelayanan kesehatan.5Sistem yang berlaku di Amerika Serikat yang membahas mengenai malpraktek medis berada di bawah hukum tort, dimana tort berarti suatu tindakan (tidak harus ilegal) yang menyebabkan kerugian terhadap seseorang. Kelalaian adalah salah satu bentuk dari tort, dimana suatu kasus dapat disebut sebagai kelalaian apabila penggugat dapat membuktikan adanya empat unsur yaitu duty, breach of duty, damage atau injury, dan breach of duty yang menyebabkan damage. Orang yang mengalami kerugian berhak untuk mendapat kompensasi atas kerugian yang dialaminya.5Di Indonesia, terdapat beberapa pasal baik dalam hukum perdata maupun pidana yang membahas dan mengatur mengenai kelalaian medis dan hukuman yang diberlakukan apabila terjadi pelanggaran.Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terdapat setidaknya 6 pasal yang berkaitan dengan kelalaian medis, yaitu :6 Pasal 1365 KUH PerdataTiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut. Pasal 1366 KUH PerdataSetiap orang bertanggung jawab, bukan hanya atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan kelalaian atas kesembronoannya. Pasal 1367 KUH PerdataSeseorang tidak hanya bertanggung jawab, atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan barang-barang yang berada di bawah pengawasannya.Orangtua dan wali bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh anak-anak yang belum dewasa, yang tinggal pada mereka dan terhadap siapa mereka melakukan kekuasaan orangtua atau wali. Majikan dan orang yang mengangkat orang lain untuk mewakili urusan-urusan mereka, bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh pelayan atau bawahan mereka dalam melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada orang-orang itu.Guru sekolah atau kepala tukang bertanggung jawab atas kurgian yang disebabkan oleh murid-muridnya atau tukang-tukangnya selama waktu orang-orang itu berada di bawah pengawasannya. Tanggung jawab yang disebutkan di atas berakhir, jika orangtua, guru sekolah, atau kepala tukang itu membuktikan bahwa mereka masing-masing tidak dapat mencegah perbuatan itu atas mana mereka seharusnya bertanggung jawab. Pasal 1370 KUH PerdataDalam hal pembunuhan dengan sengaja atau kematian seseorang karena kurang hati-hatinya orang lain, suami, atau istri yang ditinggalkan, anak atau orangtua korban yang lazimnya mendapat nafkah dan pekerjaan korban, berhak menuntut ganti rugi yang harus dinilai menurut kedudukan dan kekayaan kedua belah pihak, serta menurut keadaan. Pasal 1371 KUH PerdataMenyebabkan luka atau cacat anggota badan seseorang dengan sengaja atau karena kurang hati-hati, memberi hak kepada korban selain untuk menuntut penggantian biaya pengobatan, juga untuk menuntut penggantian kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat badan tersebut. Juga penggantian kerugian ini dinilai menurut kedudukan dan kemampuan kedua belah pihak dan menurut keadaan. Ketentuan terakhir ini pada umumnya berlaku dalam hal menilai kerugian yang ditimbulkan oleh suatu kejahatan terhadap pribadi seseorang. Pasal 1372 KUH PerdataTuntutan perdata tentang hal penghinaan diajukan untuk memperoleh penggantian kerugian serta pemulihan kehormatan dan nama baik. Dalam menilai satu sama lain, hakin harus memperhatikan kasar atau tidaknya penghinaan, begitu pula pangkat, kedudukan, dan kemampuan kedua belah pihak dan keadaan. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), terdapat setidaknya 3 pasal yang berkaitan dengan kelalaian medis dan hukuman yang mengikutinya :7 Pasal 359 KUHPBarang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. Pasal 360 KUHP(1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.(2) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lam enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah. Pasal 361 KUHPJika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat disabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumnya.

G. KESIMPULANKelalaian terjadi apabila seseorang melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh orang lain yang memiliki kualifikasi yang sama pada suatu keadaan dan situasi yang sama dimana bisa dibedakan menjadi satu atau lebih dari satu jenis kelalaian. Kelalaian medis adalah salah satu bentuk dari malpraktek medis. Malpraktek medis terbanyak yang diinvestigasi oleh Dewan Kedokteran Forensik di Turki pada 2001 hingga 2005 terletak pada kesalahan diagnosis dan terapi serta terbanyak pada kasus obstetri dan ginekolog. Kelalaian medis harus dibedakan dari kesalahan medis, risiko medis, dan kecelakaan medis. Unsur-unsur kelalaian medis adalah duty, dereliction of the duty, damage, dan direct causal relationship. Hukum mengenai kelalaian medis diatur dalam hukum perdata maupun pidana sebagai bentuk pemantauan terhadap adanya pelanggaran medis.DAFTAR PUSTAKA

1. American Association for Justice. Medical Negligence : The Role of Americas Civil Justice System in Protecting Patients Rights. 2011. Cited from : xxx, on November 4th 2013.2. Sampurna B. Kelalaian Medis. 2007. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cited from : xxx, on November 4th 2013.3. Pakis I, Yayci N, Karapirli M, Gunce E, Polat O. Autopsy profiles of malpractice cases. 2008. Elsevier Ltd and Faculty of Forensic and Legal Medicine. Cited from : xxx, on November 8th 2013.4. Purwadianto A, Sriyana, Sentot M. Buku Pedoman Hak Asasi Manusia Dokter dan Pasien Dalam Mencegah Malpraktek Kedokteran. 2008. Jakarta. Cited from : xxx, on November 6th 2013.5. Sheikh A, Ali S, Ejaz S, Farooqi M, Ahmed S S, Jawaid I. Malpractice awareness among surgeons at a teaching hospital in Pakistan. 2012. BioMed Central. Cited from : xxx, on November 8th 2013.6. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Cited from : xxx, on : November 7th 2013.7. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Cited from : xxx, on : November 7th 2013.