(kaidah-kaidah quran)€¦ · rasulullah saw jawamiul kalim yaitu ucapan singkat namun maknanya...
TRANSCRIPT
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Qawaid Quraniyyah
(Kaidah-kaidah Quran)
Penulis kitab: Prof. Dr. Umar bin Abdullah Al Muqbil
Disampaikan oleh : Ustadz Akhmad Nizaruddin, B.Ed., MA., pada Kajian Ramadhan
1441 H yang diselenggarakan oleh KAF Tangsel, Posku KAF Tangsel, dan Majlis Ta’lim
Riyadus Shalihin
Muqoddimah
Kenapa kita mengambil kaidah dalam Al Qur'an? Allah swt menjadikan ucapan
Rasulullah saw jawamiul kalim yaitu ucapan singkat namun maknanya dalam dan
luas. Ini yang Allah berikan khusus kepada Rasulullah saw. Apalagi kalamullah, ayat-
ayat Al Quran, tentu banyak yang bisa kita ambil dan jadikan kaidah.
Pada kitab ini terdapat 50 ayat-ayat dalam Al Quran yang bisa menjadi kaidah
kehidupan kita.
Kaidah 1
QS. Al Baqarah:83
ا ن س لناس ح وقولوا ل
"Ucapkanlah hal yang baik kepada orang lain".
.adalah lafadz umum, jadi yang dimaksud di sini adalah manusia siapa pun itu→ للناس
Ibnu Mas’ud RA pernah mengatakan, “Demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya,
tidaklah ada sesuatu di bumi ini yang harus dipenjara / dijaga kecuali lisan”.
Rasulullah saw berpesan pada Muadz bin Jabal, "Hai Muadz tahanlah lisanmu".Maka
sahabat Muadz RA bertanya "Apakah kita akan dimasukkan ke neraka karena lisan
kita?" Rasul saw menjawab, "Banyak orang terjerumus ke dalam neraka karena hasil
panen lisan mereka".
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Sebuah syair Arab: Seorang itu karena kesalahan lisannya bisa menyebabkan
kematiannya.
Syariat Islam mengajarkan kita menjaga lisan kita (termasuk pena).
• QS. Al Isra:53 >>ucapkanlah sesuatu yang baik
• QS. Al Ankabut: 43>> jangan membantah ahli kitab kecuali dengan perkataan
yang baik.
Kaidah 2
QS. Al Baqarah : 216
م والل ك ر ل و ش ا وه ئ ي بوا ش ن ت ى أ س م وع ك ي ل و خ ا وه ئ ي كرهوا ش ن ت ى أ س وع
مون ل ع م ل ت ت ن م وأ ل ع ي "......Boleh jadi kalian tidak menyukai sesuatu padahal ada kebaikan untuk kalian dan
boleh jadi mencintai sesuatu tapi boleh jadi ada keburukan untuk. kalian. Allah Maha
Mengetahui sedang kalian tidak mengetahui”
Ayat ini sebenarnya membahas tentang masalah jihad. Dan ini juga berkaitan dengan
rukun iman yang ke-6.
Ayat lain yang kurang lebih mirip:
QS. An Nisa :19
يا ث يه خيا ك ل الل ف ع ا وي ئ ي كرهوا ش ن ت ى أ س ع ف “Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak.”
Adapun An Nisa : 19 ini mengenai masalah rumah tangga.
Yang pertama terkait jihad yang umumnya ada luka fisik, yang kedua terkait
hubungan suami istri (perceraian) yang biasanya akan ada luka psikis. Walaupun dua-
duanya luka, tapi ada banyak kebaikan yang Allah siapkan.
Contoh:
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
*Kisah Ibu Nabi Musa AS
*Kisah Nabi Yusuf AS
*Kisah Nabi Khidir AS saat membunuh anak kecil
*Kisah perang Badar
*Kisah Ummu Salamah ditinggal wafat Abu Salamah
Kaidah 3
QS. Al Baqarah : 237
م ك ن ي ل ب ض ف سوا ال ن ول ت
“Dan janganlah kalian melupakan kebaikan di antara kalian”.
Ayat ini berisi tentang perceraian yang terjadi sebelum suami menggauli istrinya,
maka Allah katakan mahar nya adalah 1/2.
Ayat ini memerintahkan kepada orang-orang yang terikat dalam ikatan suci untuk
tidak melupakan kebaikan-kebaikan yang pernah terjalin antara suami dan istri, yang
padahal ayat ini menjelaskan suami istri yang belum melakukan hubungan. Apalagi
jika hubungan suami istri sudah terjalin lama.
Pesan Rasulullah saw, "Janganlah seorang mukmin membenci istrinya karena ada 1
atau 2 sifat yang tidak dia sukai. Tentu sifat-sifat yang baik dan disukai itu lebih
banyak".
Sesuatu yang di luar kewajiban → الفضل
Kita berharap Allah memperlakukannya dengan الفضل Nya bukan keadilan Nya.
Karena kenikmatan yang kita terima masih jauh lebih banyak dari amal dan
ketakwaan kita.
“Yaa Allah jangan perlakukan kami dengan keadilanMu, tapi dengan
kemurahanMu...”
Pada ayat ini, Allah mengarahkan kita untuk memaafkan, lalu Allah tutup dengan
kalimat >> وهللا بما تعملون بصي.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Jika ada kekurangan dari pasangan kita, maafkan, ingat kebaikan-kebaikannya. Jika
qodarullah terjadi perceraian, maka jangan menjadi musuh.
Kaidah ini juga berlaku untuk interaksi dengan berbagai pihak, bukan hanya terkait
suami istri.
Rasulullah saw menerjemahkan dan mempraktikkan Al Quran dalam kehidupan
beliau. Contohnya kisah Rasulullah saw yang tidak melupakan kebaikan Muth'im bin
Adiy.
Kaidah 4
QS. Al Qiyamah: 14-15
صية ه ب س ف ى ن ل ان ع س ن ل ال ب“Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri”.
Ayat ini adalah kaidah tentang bagaimana berinteraksi dengan jiwa kita dan
membersihkannya.
Dalam QS. Asy Syam : 9-10
beruntungnya orang yang membersihkan jiwa →قد أفلح من زكاها وقد خاب من دساها
Makna dari kaidah ini adalah bahwa manusia jika dia berusaha untuk membela
dirinya dengan lisan dan perbuatannya padahal pembelaan itu tidak benar dan
menyelisihi hati nuraninya, maka sesungguhnya hatinya mengetahui hakikat yang
sebenarnya.
Pada ayat ini Allah swt menggunakan kata ة ة Karena . عليمة bukan بصي mengandung بصي
makna "jelas" tidak ada yang tertutupi, jiwa kita menjadi hujjah bagi diri kita sendiri.
Kenapa ada ta marbuthoh, padahal posisinya sebagai khabar dari اإلنسان yang
mudzakkar? ini adalah ta mubalaghoh, yaitu kejelasan yang diketahui manusia itu
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
sangat-sangat jelas. Hati kita sangat mengetahui, meskipun kita mencoba menutup-
nutupinya dengan aneka argumen.
Penerapan kaidah ini :
1. Bagaimana sekelompok orang berinteraksi dengan wahyu atau hadits Rasulullah
saw
Contoh:
ketika bertemu dengan ayat عليكم القصاصيأيهاالذين آمنوا كتب
dan
..يأيهاالذين آمنوا كتب عليكم الصيام
Kenapa penerimaannya terhadap dua ayat ini bisa berbeda? Padahal jika bertanya
kepada نفسه maka kita akan yakin bahwa keduanya adalah kebenaran.
Terkadang kita mencari pembenaran atas kekurangan kita baik masalah akhirat
maupun masalah dunia. Misal tidak mau hadir majlis ilmu dengan mencari alasan
lelah, sibuk, banyak pekerjaan rumah dll, padahal dialah yang paling mengetahui
tentang dirinya. Benarkah itu semua?
2. Orang yang disibukkan dengan mencari-mencari kesalahan orang lain
Di antara manusia ada yang sibuk mencari kesalahan orang, pemimpin, tokoh, siapa
pun, lalu dia umbar dst. Disibukkan dengan aib orang lain tapi lupa aib sendiri, yang
padahal dengan Rahmat Allah aib dan dosa-dosanya ditutupiNya.
Qotadah Rahimahullah mengatakan, "Orang itu jago dengan aib orang lain dan lalai
dengan air sendiri. Dan ini tanda Allah meninggalkannya". Na'udzubillah
Bakar bin Abdullah Al Muzani mengatakan," Kalau engkau melihat orang sibuk
dengan kesalahan orang lain, sungguh orang tsb dibuat lalai dari kesalahan dirinya"
Imam Syafii, " Abdul malik bin Marwan mengatakan kepada Al Hajjaj bin Yusuf,
'Tidaklah seorang pun melainkan dia paling faham aib dirinya sendiri. Teruslah cari
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
kekurangan dirimu dan jangan menyembunyikan kekurangan itu darimu, jangan
mencari pembenaran.'"
3. Jangan terlena dengan pujian orang yang kadang berlebihan, dan jangan mudah
tersinggung dengan hinaan.
Kesimpulan dari kaidah ini:
• Benar katakan benar, salah katakan salah.
• Introspeksi diri
Kaidah 5
QS. Thaha: 56-62
ن افتى اب م د خ وق
“Sungguh celaka orang yang membuat kebohongan”
.berdusta, menyekutukan Allah, dzalim, berbuat kerusakan <<افتى
Ibnu Qoyyim mengatakan bahwa Allah swt menjamin bahwa Allah akan
mencelakakan orang yang suka افتى, dan membinasakan dengan azab-Nya.
Penerapan kaidah :
Orang yang berdusta atas nama Allah swt. (QS.Al An'am:93 & QS. Al A’raf
: 33)
Maksudnya di sini adalah orang yang menghalalkan yang diharamkan Allah dan atau
mengharamkan yang Allah halalkan. Di dalamnya termasuk orang-orang yang
memberi fatwa tanpa ilmu. Orang yang berfatwa itu seperti tanda tangan atas nama
Allah, maka harus hati-hati.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Kisah sekretaris Khalifah Umar saat menuliskan keputusan khalifah, ia menulis, "Ini
adalah keputusan Allah yang ditampakkan pada Umar". Umar melarangnya, tapi
tulislah kata beliau, "Ini keputusan Umar".
Kisah kehati-hatian Imam Malik saat ditanya berpuluh-puluh pertanyaan tapi
menjawab, "Laa Adri".
Allah berfirman, "Siapa yang berdusta atas nama-Ku maka dia masuk neraka".
Contoh yang diketahui penulis:
1. Imam Ahmad bin Nasr dan 3 ulama penjilat penguasa
2. Kisah seorang anak SMA di Saudi yang didzalimi temannya
Kaidah 6
QS.An Nisa:128
ي ح خ ل والص
“Perdamaian itu lebih baik”.
Ayat ini berbicara tentang hubungan rumah tangga. Namun kaidah ini bukan hanya
dalam urusan rumah tangga, tapi dalam berbagai jenis hubungan.
حا ,terulang hanya 2x di Al Quran dan di ayat ini saja. Sedangkan lawan katanya→صل
yaitu Al Fasad terulang 50x.
Ketika suami istri mengalami masalah rumah tangga, dan mengalami kebuntun,
maka harus ada keinginan Ishlah, dengan itu insyaaAllah Allah akan memberikan
taufik-Nya. (QS.An Nisa:35)
Seorang mufasir dari Andalus mengatkan bahwa, ي خ
حل adalah lafadz umum. Ketika الص
Ishlah ini dilakukan, ini baik bagi suami istri. Ishlah bisa mencegah tercerai-berainya
masyarakat.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Dalam QS. Al Anfal saat membahas perselisihan harta rampasan perang, maka Allah
katakan >>فاصلحوا بينهما.
Adapun ketika ingin mengadakan ishlah, maka harus ada pihak yang mau mengalah.
Jadi seharusnya ishlah itu dilakukan sebelum masuk ke pengadilan. Yang mau
mengalah akan mendapat pahala dari Allah. Karena pada dasarnya tabiat manusia itu
kikir dan tidak mau mengalah, maka mengalah itu berat.
Apakah amalan yang lebih baik dari puasa, zakat dan sedekah? Yaitu mengishlah dua
pihak yang bersengketa. Karena rusaknya hubungan bisa merusak tatanan sosial
masyarakat (Al Hadits).
Jika istri takut ditinggal suaminya maka dianjurkan untuk mengalah (ishlah), atau
sebaiknya begitu juga suami. Ini adalah upaya mempertahankan rumah tangga.
Contoh Ibunda Saudah RA yang memberikan jatah malamnya untuk Ibunda Aisyah
RA, padahal tentu saja Rasulullah saw tidak akan menceraikan beliau.
Syarat Ishlah: tidak menghalalkan yang Allah haramkan dan tidak
mengharamkan yang Allah halalkan.
Ishlah ini bukan dalam rumah tangga saja tetapi dalam urusan sosial juga. Dalam QS.
An Nisa:114, Allah memuji orang mengishlah --> diberi pahala yang besar أجرا عظيما.
Penerapan kaidah:
Kita dianjurkan mengalah, kecuali hak itu diambil secara dzalim. Jika hak kita
didzalimi maka yang seperti ini tentu harus dilawan.
Kaidah 7
QS. At Taubah : 91
يل ب ن س ني م ن س ح م ل ى ا ل ا ع م
“Tidak ada alasan apapun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik.”
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Ini adalah potongan ayat ke-91 dalam surat At Taubah yang masih berhubungan
dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Ayat ini berbicara tentang perang Tabuk yang
terjadi pada bulan Rajab tahun 9 H, yang juga disebut dengan Jaisul Usroh (tentara
yang kesulitan).
صح
.artinya: tulus, makanya nasihat itu berasal dari ketulusan→ن
Menurut ahli tafsir, ayat 91 ini turun kepada Abdullah bin Ghafar Al Muzani, atau Abu
Musa Al Asyari (sahabat-sahabat yang tidak mampu). Kaidah ن من سبيل ini ما عىل المحسني
salah satu kaidah berinteraksi dengan sesama manusia, walaupun tekstualnya
mengenai perang Tabuk.
Tidak ada dosa bagi yang memiliki udzur-udzur syari dengan syarat benar-benar tulus
dan ikhlas karena Allah swt.
Imam Al-Qurtubi mengatakan mengenai ayat ini, "Ayat ini adalah dalil bahwa orang-
orang yang berbuat baik tapi ada keteledoran maka jangan diberi hukuman".
Mufasir lain mengatakan, "Manusia itu tempatnya kesalahan. Jika sudah berusaha
tapi tetap ada kesalahan maka harus dimaklumi dan dimaafkan".
Contoh :
- Ada orang yang menjadi badal khatib karena yang seharusnya menjadi khatib shalat
Jum’at tidak datang. Ternyata saat orang tersebut khutbah ada kekurangan, maka
jangan dicela.
-Anak kita ingin membantu pekerjaan rumah tangga ternyata banyak kurangnya,
maka jangan dicela tapi seharusnya dipuji.
- Dalam amal jamai tentu tidak ada yang sempurna, maka jangan mudah mentahdzir,
sampaikan kritik dengan cara baik.
Orang yang melakukan sesuatu sebaik mungkin ن bukan lah orang lalai atau ,محسني
orang sembrono. Maka, jika masih belum sempurna jangan dicela, tetap ucapkan
terima kasih.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Ayat ini Allah tutup dengan وهللا غفور رحيم maka kita sebagai makhluk-Nya harus
mengikuti sifat-sifat Allah ini.
Kaidah 8
خرى زر وازرة وزر أ ول ت
“ Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain”.
Ayat ini terulang 5 kali dalam Al Quran, yaitu Al An'am:164, Al Isra:15, Fatir:18,
Az zumar:7, An Najm:38. Menurut para ulama ayat ini menunjukkan prinsip
keadilan yang diajarkan dalam syariat Islam.
Kelima surat tsb pun adalah surat Makkiyyah, yang menunjukkan Allah ingin
menanamkan prinsip keadilan ini sejak Rasulullah saw dan para sahabat di Makkah.
Seseorang hanya akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya. Seorang
yang mukallaf akan diberi balasan baik atas amal kebaikannya dan balasan buruk atas
dosanya. Oleh karena itu, dalam Islam tidak dikenal istilah dosa turunan.
Kenapa وازرة bukan وازر? Karena kembali kepada نفس yang merupakan muannats.
Mengapa dosa disebut ر artinya beban. Jadi dosa itu وزر Karena secara bahasa ?وز
merupakan beban berat yang akan ditanggung seseorang.
Ayat ini diulang 5 kali menunjukkan betapa pentingnya kaidah ini. Kaidah ini pun
bukan khusus untuk umat Rasulullah saw, tapi kaidah umum untuk umat seluruh
nabi.
Contoh penerapan kaidah:
> Jangan melimpahkan kekesalan pada pihak yang tidak salah. Misal punya masalah
di kantor maka jangan dilampiaskan kepada keluarga di rumah.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
> Jika menemukan oknum yang berbuat buruk, maka jangan mudah mengeneralisir
pihak lain yang tidak bersalah.
Lalu bagaimana dengan ayat yang menyatakan adzab akan menimpa suatu negeri baik
kepada yang dzalim maupun yang tidak. Maka ini maksudnya adalah jika kemaksiatan
itu terang-terangan namun tidak ada satu pun yang tergerak untuk nahi mungkar.
Artinya tidak ada kontradiksi dalam dua hal ini.
Kaidah 9
QS. Ali Imran: 36
ى ث الن ر ك س الذك ي ول
“Tidaklah sama antara laki-laki dan perempuan”.
Ini adalah potongan ayat dalam QS.Ali Imran yang mengisahkan tentang nadzar
ibunda nya Maryam, yaitu Hannah.
Para mufassir berbeda pendapat apakah kalimat ini termasuk ungkapan Hannah atau
kalimat terpisah yang merupakan Kalamullah.
Ayat ini menegaskan adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Namun
demikian, syariat tetap memperlakukan keduanya sama dalam hal:
*Ketaqwaan ( Al Hujurat: 13)
*Amal perbuatan (An Nahl: 98)
* Ibadah, akhlak, sosial (Ahzab: 33)
Adapun perbedaan terhadap laki-laki dan perempuan yaitu dalam hal:
*Tanggung jawab
* Kewajiban, hak, dan tugas
* Warisan (An Nisa: 11)
Laki-laki 2x dari perempuan karena tanggung jawab laki-laki besar. Harta milik laki-
laki tidak bisa seutuhnya untuk dirinya sendiri karena laki-laki harus menafkahi
keluarganya, orang tuanya, dsb. Sedangkan bagi perempuan harta bisa utuh
dimilikinya sendiri.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
* Pesaksian (Al Baqarah: 222)
2 perempuan = 1 laki-laki
Namun ini hanya dalam persaksian bab Muamalah. Mengapa? Karena umumnya laki-
laki lah yang keluar rumah sehingga lebih familiar dan kuat ingatannya pada masalah
perniagaan, dll. Sedangkan wanita akan lebih kuat ingatannya pada masalah rumah
tangga. Walau ada juga perempuan yang sibuk dengan perkara seperti ini, namun
yang jadi patokan adalah mayoritas.
Adapun persaksian dalam hal lain seperti melihat hilal, kelahiran, li'an, maka posisi
perempuan dan laki- laki sama.
Allah memerintahkan kita untuk berbuat adil dan ihsan, bukan meminta penyetaraan.
Inilah keadilan syariat ini. Bagaimana yang dimaksud adil ini? Yaitu laki-laki
bertanggung jawab / melakukan pekerjaan yang sesuai dengannya, begitu pula
perempuan. Jika pun perempuan bekerja, maka menyesuaikan kondisi dan
kemampuannya, tidak disamakan dengan laki-laki.
Jangan saling iri dan jangan menuntut sesuatu yang menyalahi fitrah, karena
hakikatnya yang kita semua inginkan adalah Surga Allah.
Kaidah 10
QS. Al Hajj : 40
صره ن ن ي صرن الل م ن ي ل و
“Demi Allah, Allah akan memenangkan siapa yang memenangkanNya.”
Bagaimana agar ditolong ALLAH swt? → Tolonglah (agama) Allah.
Ini adalah kaidah mulia yang memancar Qudrot Ilahiyah untuk memberi pertolongan
kepada tentara-tentara Allah.
Kalimat kemenangan dan pertolongan adalah kalimat yang disenangi oleh siapa pun.
Untuk itu Allah memberikan panduannya. Jangan sampai kita mencari sebab-sebab
kemenangan selain yang Allah tetapkan.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Hal ini juga menegaskan kepada ahli Quran bahwa hakikat kemenangan adalah
menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya, menolong para rasul,
menolong agama Allah, meninggikan kalimat Allah. Orang-orang yang Allah
menangkan akan semakin kokoh dengan ketundukkannya yaitu denganshalat, zakat,
memerintahkan yang ma'ruf. Inilah kemenangan sejati yang diridhoi Allah.
Yang mencari sebab kemenangan selain yang Allah perintahkan maka tidak akan
memperoleh kemenangan itu. Ada ل qosam dan ن taukid pada لينرصن yang
menunjukkan keniscayaan.
QS. Muhammad : 7 >> Tsabat di jalan Allah itu menurut Sayyid Qutub adalah
kemenangan. Orang yang Allah menangkan akan tsabat di jalan Allah.
Untuk apa menolong Allah? Allah kan tidak butuh ditolong . Cara kita menolong Allah
adalah dengan menolong agamaNya, menolong Rasul Nya saat beliau hidup,
menghidupkan sunnah Rasul saw setelah wafatnya.
Sebab utama pertolongan Allah adalah dengan menolong agama Allah, bukan dengan
mengumpulkan materi semata atau dengan cara melanggar syariat bahkan
meninggalkan syariat.
*Kisah perang Badar>> Taatlah kepada Allah dan RasulNya.
*Kisah perang Hunain>> jumlah bukan penentu kemenangan.
*Kisah perang Uhud>>kekalahan itu adalah sebabnya kalian.
Kemenangan yang diharapkan muslimin tidak mungkin didapatkan jika jauh dari
Allah swt. Sayyid Qutub menjelaskan terkadang pertolongan itu turun di saat-saat
akhir, saat orang sudah putus asa dan hanya berharap kpd Allah swt. Maka, jujurlah
bahwa memang benar kita menolong agama Allah dan jangan ada tujuan selain Allah.
Kaidah 11
QS. Thaha : 69
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
ى ت ث أ ي ر ح اح ح الس ل ف ول ي
“Tidak akan menang penyihir itu, dari mana saja dia datang.”
Ayat ini masih ada hubungannya dengan kaidah yang ke- 5. Ayat ini berkisah tentang
Nabi Musa yang berhadapan dengan tukang-tukang sihir Firaun. Ayat ini serupa juga
dengan QS. Yunus: 77.
Ini adalah kaidah Quran yang muhkam (tidak akan berubah). Seperti hari ini yang
katanya zaman sudah modern, masih saja ada orang yang bermain sihir
Makna الفلح → kebaikan di dunia & akhirat. Kaidah ini berlaku secara umum, karena
secara bahasa, يفلح adalah fiil mudhori.
Maksud حيث أت → tukang sihir saat masa Firaun itu di datangkan dari berbagai daerah.
Begitu pun tukang sihir zaman sekarang, dari daerah mana saja metode nya apa saja,
.mereka tidak akan menang ,ال يفلحون
Syaikh Asy-Syinqiti mengatakan bahwa penggunaan ال يفلح menunjukkan bahwa orang
yang mempraktikkan sihir itu hukumnya kafir, karena orang yang dinafikan dari
keberuntungan berarti orang itu kafir. Yang menguatkan ini adalah,
1. Al Baqarah:102
2. Yunus: 69
Betapa banyak ayat dalam Al Qur'an yang menjelaskan tentang sihir, tapi tetap saja
ada yang percaya dengan sihir, dukun-dukun. Yang ternafikan dari keberuntungan
bukan hanya tukang sihirnya tapi juga yang mendatanginya.
Yang aneh, masih saja ada orang yang mengaku beriman tapi percaya kepada tukang
sihir, percaya ramalan-ramalan, dsb.
Jika ada yang terkena sihir maka ini adalah bagian dari takdir Allah swt. Jangan
sampai ingin lepas dari sihir dengan cara sihir juga. Mengadulah kepada Allah,
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
lakukan ruqyah syariyyah. Jika masih terus begitu, sabarlah karena Allah ingin kita
masih terus meratap berdoa kepada Nya, Allah ingin hapuskan dosa. Maka terus
sabar, husnudzon kepada Allah. Jangan sampai karena tidak sabar, akhirnya malah
bersentuhan dengan sihir. Na’udzubillah.
Kaidah 12
QS. Al Hujurat : 13
م قاك ت د الل أ ن م ع ك كرم ن أ إ“Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa di antara
kalian.”
Kaidah ini adalah kaidah besar. Allah menjadikan standar kemuliaan yaitu dengan
standar ketaqwaan. Ketaqwaan itu ada di dalam hati, bisa dilihat dengan amalan
dzohir walaupun yang dzohir ini tidak bisa jadi patokan satu-satunya.
Kaidah ini menunjukkan kemuliaan agama ini, ketinggian prinsip-prinsipnya. Ayat ini
ada di surat Al Hujurat (surat jami'atul adab). Kaidah ini adalah pokok dan muara
adab-adab yang baik, dan akan hilangnya adab-adab yang buruk.
Ketika ayat ini turun (Arab jahiliyah) fanatisme kabilah sangat kental, rendahnya
pandangan terhadap budak dan mawali (mantan budak), dst.
Dari Al-Ma’rur bin Suwaid rahimahullah, dia berkata:
“Aku melihat Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu memakai pakaian yang 1 setel dan
budaknya pun sama 1 setel (padahal itu budak). Lalu aku bertanya kepada Abu Dzar
tentang apa yang mendorong dia untuk menyamakan dirinya dengan budak dalam
pakaian. Abu Dzarr menjelaskan, “Aku pernah mencela seseorang (dalam riwayat lain
yang dicela adalah adalah Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat dari
kalangan mantan budak), sehingga diadukan olehnya aku kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku, “Apakah
kau menghina dia dengan (menyebut nama) ibunya?” Abu Dzarr menjawab, “Iya.”
Kemudian Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya pembantu-pembantu / budak-budak
kalian adalah saudara-saudara kalian. Allah menjadikan mereka di bawah
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
kekuasaan kalian. Barangsiapa yang saudaranya di bawah kekuasaan dia, hendaklah
dia memberikan makan seperti dia dari apa yang dia makan dan memberikan pakaian
kepada dia seperti apa yang dia pakai. Jangan kalian memberikan pekerjaan kepada
mereka sesuatu yang mereka tidak mampu melakukan. Kalau kalian memberikan
suatu pekerjaan yang berat kepada mereka, maka bantulah mereka.”
Kaidah 13
QS. An Nisa : 11
ا ع ف م ن ك رب ل ق م أ ه ي درون أ م ل ت اؤك ن ب م وأ آبؤك
“Orang tuamu dan anak-anakmu, kami tidak mengetahui siapa di antara mereka yang
lebih banyak manfaatnya.”
Ayat 11 surat An Nisa ini berisi tentang hukum faraid yang panjang dan detail.
Mengapa sampai sedetail ini? Karena jika diserahkan kepada kita, akal kita ini
terbatas.
Kaidah ini memposisikan seorang hamba mengagumi ke-Mahakuasa-an Allah, dan
menyadarkan atas keterbatasan akal pikiran manusia. Jika urusan faraid diserahkan
kepada akal manusia maka akan terjadi bencana yang dahsyat. Bahkan saat itu, anak
perempuan tidak diberi waris karena dianggap tidak ikut mencari nafkah dan tidak
ikut perang.
Namun sesungguhnya kaidah ini bermanfaat untuk selain urusan waris.
QS. At Tur:21 → Jika ada keluarga beriman yang semuanya masuk Surga, maka yang
paling tinggi derajatnya lah yang akan mengangkat derajat keluarganya di Surga. Bisa
jadi yang paling tinggi itu adalah orang tua, anak, atau bahkan cicit.
Maka dari itu tidak boleh berlaku tidak adil terhadap anak-anak (pilih kasih).
Maksudnya berupa perbuatan dzahir kepada mereka , sedangkan hati ada dalam
genggaman Allah.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Jika ada orang tua yang dikaruniai anak yang merupakan anak perempuan semua,
kemudian merasa sedih, bingung siapa yang akan membantu saat tua, lalu protes
kepada Allah, maka ini tidak boleh. Karena siapa tahu anak-anak perempuan lah yang
akan memberi banyak manfaat karena baktinya, kepatuhannya, kelembutannya yang
lebih dari anak laki-laki.
Seperti kisah yang diketahui penulis kitab ini, ada seorang laki-laki tua yang memiliki
banyak anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Ternyata yang paling berbakti
adalah anak perempuannya yang hanya seorang itu.
Maka, bagi yang Allah karuniakan anak-anak perempuan,
1. Ingat kaidah ini (An-Nisa:11)
2. Asy-Syuro : 49-50, Ibnu Qoyyim mengatakan tentang ayat ini, "Cukuplah seorang
mendapat murka Allah jika dia protes terhadap pemberian Allah".
3. Hadits Rasul saw tentang keutamaan memiliki anak perempuan 3 orang, 2 orang,
dst.
Termasuk dalam masalah ini adalah bagi orang tua yang dianugerahi anak-anak
dengan kebutuhan khusus. Jangan protes, jangan sedih. Karena bisa jadi malah anak
ini yang paling memberi manfaat. Menjadikan orang tuanya bertambah kedekatannya
dengan Allah, bertambah munajat dan rasa bergantungnya kepada Allah. Bukankah
ini anugerah luar biasa bisa semakin dekat dengan Allah?
Kaidah ini pun bukan hanya tentang masalah anak, tapi bisa juga tentang ibadah.
Jangan sepelekan ibadah satu dibanding ibadah yang lain. Contoh: kisah terompah
Bilal yang terdengar di Surga. Ternyata hal ini karena amal beliau yang nampak kecil
jika dibandingkan pengorbanan atau siksaan yang pernah beliau alami. Apakah itu?
Yaitu amalan menjaga shalat sunnah wudlu.
Kaidah 14
QS. Al Qashash: 50
م ه هواء عون أ ب ت نا ي م أ ل اع ك ف يبوا ل ج ت س ن ل ي إ ف
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
“Kalau mereka (orang-orang kafir itu) tidak mau tunduk, ketahui lah bahwa mereka
mengikuti hawa nafsu mereka.”
Di akhir ayat ini Allah berfirman, "Siapa yang lebih sesat dari orang yang mengikuti
hawa nafsunya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim".
Kaidah ini menunjukkan sikap seseorang terhadap wahyu atau hawa nafsunya. Ketika
seseorang tidak mau tunduk kepada wahyu berarti ia tunduk kepada hawa nafsunya.
Dan orang yang mengikuti hawa nafsu, diumpamakan seperti binatang ternak bahkan
lebih buruk.
"Tidak sempurna iman seseorang hingga hawa nafsunya menjadi pengikut ajaran
Rasulullah saw".
Kaidah ini adalah kaidah yang muhkam (jelas), yang menjelaskan ketundukkan
kepada perintah Allah, perintah Rasul-Nya, dan kepada syariat Allah swt.
Hendaklah kita senantiasa سمعنا و أطعنا terhadap petunjuk Allah.
QS. Al Hujurat :1 >> adab kepada Allah dan RasulNya, termasuk salah satunya adalah
tunduk kepada syariat Allah dan RasulNya.
Latar dari ayat 11 surat al Qashash ini adalah Rasulullah saw mengajak masyarakat
musyrikin saat itu namun mereka terus mendebat beliau, malah menuduh macam-
macam pada Rasul saw, padahal Allah sudah menunjukkan berbagai mukjizat
Rasulullah saw kepada mereka.
Ibnu Qoyyim mengatakan tentang kaidah ini, " Pilihannya hanya 2, hawa nafsu atau
wahyu. Adapun yang tidak dikatakan Allah dan tidak Allah tunjukkan ke arahnya,
maka itu bukan lah kebenaran. Urusan kita hanya dua, mengikuti petunjuk Rasul atau
mengikuti hawa nafsu. Orang yang merespon ajakan syariat dengan berpaling kepada
hal yang bertentangan dengan syariat, maka ia telah mengikuti hawa nafsunya."
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Seperti halnya ucapan kita pun ada ada dua. Pertama yang mengikuti wahyu berupa
perkataan baik atau kedua yang mengikuti hawa nafsu yaitu perkataan yang dimurkai
Allah.
Ibnu Abbas RA berkata," Pembicaraan Al Qur'an mengenai hawa nafsu, semuanya
mencela hawa nafsu".
"Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai hawa nafsu kita, sedangkan
neraka dikelilingi berbagai hal yang disukai hawa nafsu kita". (Hadits)
Al Furqon: 43 dan Al Jatsiyah: 18 >> yang mengikuti hawa nafsu akan Allah sesatkan.
Maka ikutilah petunjuk Allah dalam berbagai hal. Dalam rumah tangga, mendidik
anak, bersosialisasi, berekonomi, berpolitik, dsb. Karena syariat Allah ini meliputi
semua dimensi kehidupan kita bahkan untuk urusan mimpi sekalipun.
Jika kita tidak mengikuti panduan wahyu artinya kita mengikuti hawa nafsu. Padahal
yang paling tau tentang kita adalah Allah yang menciptakan kita. Dan Allah telah
menurukan panduan bagi kita untuk menjalani hidup ini.
Kaidah 15
QS. Al A'raf :128 & QS. Al Qashash : 83
ني تق م ل ة ل ب اق ع وال
“Dan akhir yang baik bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Al A'raf : 128→ terkait kisah Nabi Musa dan Bani Israil yang menghadapi penindasan
Firaun.
Al Qashash : 83 → tentang kisah Qorun dan apa hukuman Allah baginya
Ada juga ayat yang hampir sama bunyinya, yaitu di akhir QS. Thaha : 132 والعاقبة للتقوى.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Kaidah ini menumbuhkan optimisme, harapan bagi orang-orang beriman, dan
memenuhi hati mereka dengan keyakinan yang mutlak kepada janji Allah. Ketika
seorang muslim menghadapi ujian dan rintangan, yakinlah dengan janji Allah ini.
Dalam bahasa Arab, jika sebuah kata digandeng dengan huruf ل, menunjukkan yang
baik. Maka العاقبة pada ayat ini disebut akhir yang baik, karena digandeng dengan ل.
Tapi jika digandeng dengan عىل, maka menjadi akhir yang buruk.
Akhir yang baik itu tidak hanya di akhirat saja, tapi juga di dunia. Lalu mana janji
Allah itu jika melihat realita muslimin hari ini?
Sebelum kita bertanya janji Allah, tanya kepada diri sendiri, apakah kita sudah
merealisasikan ketaqwaan itu, baik yang bersifat pribadi maupun jama'i? Karena janji
Allah ini untuk orang bertaqwa, bukan hanya untuk muslimin. Karena bagaimana pun
janji Allah itu tidak mungkin tidak ditepati. Siapa yang merealisasikan ketaqwaan
pasti akan merasakan dampak yang baik.
Untuk للتقوى dan ن nya menujukkan kepimilikan. Maka akhir yang baik ل huruf ,للمتقي
memang milik orang bertaqwa.
Kisah Ashabul Ukhdud yang dilempar ke dalam api. Dalam kaca mata manusia
endingnya nampak buruk, tapi dalam kaca mata iman mereka mendapat
keberuntungan. Mereka mendapatkan syahid, dan mati syahid jika dilihat dari kaca
mata iman adalah kebaikan.
Kalimat ini ( ن memiliki makna yang umum. Yaitu, jika ingin mendapat (والعاقبة للمتقي
akhir yang baik dalam hidup kita maka harus mewujudkan ketaqwaan dalam diri kita.
Umat Islam hari ini mengalami kelemahan, perpecahan, dikuasai musuh, membuat
sebagian orang berpaling dari ajaran Islam. Merasa sistem Islam sudah tidak relevan
dengan zaman, dan mencari sumber lain selain Islam. Ini malah membuat kita
terpuruk. Semakin jauh dari ajaran ini maka akan semakin terpuruk.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Syaikh Rasyid Ridho mengenai ayat ini, "Dengan bertaqwa kepada Allah dan
memperhatikan sunah Allah swt, berpegang teguh pada agama Allah, menegakan
keadilan".
Sudah merasa bertaqwa tapi belum merasakan janji Allah? Yakin lah ini adalah proses.
Bahkan para nabi dan rasul yang merupakan orang-orang yang paling bertaqwa, tetap
mengalami ujian. Apalagi kita, maka bersabarlah.
Ketika Abasiyah hancur oleh Mongol, Al Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah
bersumpah bahwa orang Mongol ini tidak akan lama, kemenangan itu akan diberikan
bagi orang beriman dan akhir yang baik milik orang bertaqwa. “Allah akan menolong
kita mengalahkan mereka dan membalaskan dendam kita. Maka bergembiralah
dengan pertolongan Allah dan akhir baik. Inilah keyakinan kita”.
Kaidah 16
QS. Al Maidah : 100
ب يث والطي توي الب س ل ل ي ق
“Katakanlah (Muhammad) tidak sana antara yang buruk dengan yang baik.”
Dalam Al Quran,
• Kata الخبيث terulang 16x
• Kata الطيب terulang 50x
Ini menunjukkan yang baik itu lebih banyak dari yang buruk. Contoh makanan yang
Allah halalkan jauh lebih banyak dari yang diharamkan. Ucapan dan perbuatan baik
lebih banyak dari ucapan dann perbuatan buruk yang Allah haramkan.
Maka, ketika kita dihadapkan pilihan, pilih lah yang baik. Ini adalah kaidah bagi
manusia untuk memilah ucapan, perbuatan, tingkah lalu.
Definisi الخبيث adalah apa yang tidak disukai karena dia sesuatu yang jelek, hina,
apakah itu berupa sesuatu yang kongkrit (makanan, perbuatan, dll) atau sesuatu yang
abstrak (akidah, pemikiran).
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Segala ucapan yang buruk, keyakinan yang tidak benar, perbuatan buruk, dan segala
yang tidak disukai Allah, maka pelakunya akan dimasukkan ke dalam neraka. (Al
Anfal:37).
Sedangkan الطيب yang berlawanan dengan الخبيث adalah segala sesuatu yang disukai
Allah.
Sesuatu yang buruk apapun itu tidak sama dengan sesuatu yang baik.
"Sesungguhnya Allah Maha Baik, Allah tidak menerima kecuali sesuatu yang baik".
(Hadits)
Firman Allah, "Wahai Rasul makanlah makanan yang thoyyib..."
Dalam ayat ini (Al Maidah:100) Allah berbicara tentang berbagai macam makanan,
minuman, dan buruan. Saat Allah menyampaikan ayat ini, bukan sekadar
menyampaikan yang buruk dan baik itu beda. Tapi maksud Allah adalah agar manusia
itu senantiasa berusaha untuk melakukan yang baik itu, tidak cukup dengan hanya
mengetahuinya saja.
Tempat yang baik, maka darinya akan tumbuh sesuatu yang baik. Misal dalam rumah
tangga. Jika sebuah rumah tangga baik, maka yang keluar dari rumah itu akan baik,
dengan izin Allah. Dan tempat yang buruk maka yang keluar akan sesuatu yang buruk.
Allah juga berbicara tentang harta . Infaq lah dengan harta yang baik, jangan memberi
dengan barang yang kualitasnya buruk. Ketika mencari harta, mencari nafkah, maka
cari lah harta yang baik. Ketika makan, maka makan lah yang halal dan baik, baik itu
cara memperoleh nya, gizi nya, dst.
QS. Ibrahim: >> كلمة طيبة yaitu ucapan yang baik (الإله إال هللا)
QS. An Nur: 26 >Manusia juga ada yang baik dan buruk >> wanita yang baik untuk
laki-laki yang baik, wanita yang buruk untuk laki-laki yang buruk >> ada yang
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
menafsirkan bahwa ucapan yang keluar dari orang baik adalah kebaikan dan
sebaliknya.
Amalan yang baik dan buruk. QS. An nahl:32 >> org beriman ketika diwafatkan
disebut ن .طبتم Di akhir surat Az Zumar, orang beriman disebut .طيبي
Kaidah ini mamacu kita untuk memilah-milah mana yang baik dan buruk dalam
berbagi hal.
Kaidah 17
QS. Al Qashash : 26
ني قوي الم جرت ال أ ت ن اس ي م ن خ إ“Sesungguhnya sebaik-baik orang yang engkau pekerjakan adalah orang yang kuat
dan amanah.”
Ayat ini berkisah tentang Musa AS yang sedang lari ke negeri Madyan dan bertemu
dengan 2 orang wanita yang akan mengambil air untuk binatang ternak mereka. Salah
seorang wanita tersebut mengatakan kepada ayahnya untuk mengambilnya menjadi
orang yang bekerja dan mengatakan bahwa Musa AS orang yang kuat lagi amanah.
Apa parameternya sehingga wanita tsb mengatakan demikian?
1. Kuat→ Nabi Musa AS bisa mengangkat batu besar sendiri, yang biasanya harus
dilakukan oleh 10 orang.
2. Amanah → Nabi Musa AS tidak mau berjalan di belakang 2 wanita tsb, karena
beliau menjaga pandangannya.
Kedua karakter ini lah yang menonjol dari diri Nabi Musa AS sehingga beliau layak
mendapatkan pekerjaan dari Syu'aib AS.
Ini adalah kaidah Quran dalam bab Muamalah dan hubungan sesama manusia.
Muslim yang baik harus punya dua sifat ini dalam mengemban tugas apa pun.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Orang yang paling berhak menduduki jabatan adalah orang yang memiliki 2 sifat ini.
Semakin tinggi amanahnya maka 2 sifat ini semakin mutlak diperlukan dan harus
semakin tinggi.
Allah swt pun menyifati Malaikat Jibril dengan 2 sifat ini>> QS. At Takwir: 19-21.
Pun Rasulullah saw adalah orang yang kuat dan amanah. Beliau pernah menang
bergulat dengan pegulat Arab yang tak terkalahkan bernama Rukanah. Rasul saw pun
dikenal sebagai Al Amin bahkan sebelum beliau diangkat sebagai rasul.
Kekuatan yang dimaksud ini bukan hanya fisik, tapi juga ilmu. Seperti Nabi Yusuf AS
saat menawarkan diri menjadi bendahara Mesir.
QS. An Naml: 39 >> kisah Nabi Sulaiman AS memerintahkan memindahkan
singgasana Bilqis.
Ibnu Taimiyah, "Hendaklah seseorang mengetahui siapa yang paling pantas
menduduki suatu jabatan. Karena wilayah (jabatan) ada 2 rukun yg harus dipenuhi,
yaitu kekuatan dan amanah."
Al Quwwah itu tergantung posisi apa.
1. Panglima perang --> Kekuatan : keberanian.
2. Pemimpin masyarakat --> Kekuatan : ilmu dan keadilan, mengerti mengurus
orang lain, kemampuan mengeksekusi hukum.
Sedangkan Al Amin adalah rasa takut kepada Allah swt. Orang yang amanah tidak
akan menjual agama dengan harga yang sedikit (QS. Al Ahzab: 72).
Orang yang memiliki 2 hal ini jumlahnya sedikit. Jika ada orang shalih tapi tidak
memiliki kemampuan manajerial, maka jangan diserahkan amanah itu padanya.
Contoh kisah:
- Rasulullah menugaskan Khalid sebagai panglima perang walaupun banyak sekali
sahabat yang lebih shalih dari Khalid.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
- Abu Dzar tidak memiliki Al Quwwah yang harus dimiliki seorang yang mengemban
amanah, maka Rasulullah tidak memberikan amanah itu kepadanya.
Ibnu Taimiyah melanjutkan, orang yang menjalankan amanah berarti akan
menyelisihi hawa nafsunya, maka Allah yang menjaganya dan keluarganya.
Sedangkan orang yang mengikuti hawa nafsunya (tidak amanah) akan Allah hukum
dengan sesuatu yang berlawanan dengan keinginannya. Allah akan hinakan ia dan
keluarganya. >> Kisah Umar bin Abdul Aziz yang meninggalkan harta waris sangat
sedikit, hanya beberapa dirham saja per anak. Tapi keberkahannya luar biasa.
Berkebalikan dengan khalifah lain yang bisa mewariskan sampai 600 rb dinar per
anak namun akhir kehidupan mereka sungguh berbeda.
Kaidah 18
QS. Fatir : 43
ه ل ل به ئ إ ي ر الس ك م يق ال ول ي
“Tipu daya yang buruk itu tidak akan mendatangkan kemudharatan kecuali untuk
orang yang membuatnya.”
Ayat ini bercerita tentang orang kafir yang tidak percaya kepada Rasulullah saw.
Mereka bersumpah bahwa jika ada yang datang membawa peringatan maka mereka
akan menerimanya dan akan lebih baik dari 2 umat (Yahudi dan Nasrani). Tapi ketika
Rasul saw datang mereka malah menjauh bahkan memusuhi dakwah. Kenapa kata
Allah? Karena mereka sombong dan punya makar yang buruk.
Allah menggunakan kata المكر yang artinya orang yang merencanakan sesuatu secara
tersembunyi. Kata المكر sebenarnya kata yang netral. Seperti ayat Al Qur'an ومكروا ومكر
هللا وهللا خي الماكرين
Artinya ada juga makar yang dinisbatkan pada Allah, yang berarti makar baik. Oleh
karena itu pada ayat ini Allah menyifati المكر nya dengan السي yaitu makar buruk.
Kaidah ini menjelaskan sunnatullah dalam interaksi seorang hamba dengan orang
lain. Dalam makna kaidah ini, para orang kafir itu lari dan memusuhi dakwah karena
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
kesombongan mereka dan rencana makar buruk mereka. Pada penutup ayat ini Allah
menegaskan bahwa ini adalah Sunnatullah dan tidak akan berubah. Siapapun yang
membuat makar yang buruk pastilah dia yang akan merasakan akibatnya.
Contoh:
-Kisah Firaun membuat makar, salah satu nya membunuh bayi-bayi laki-laki Bani
Israil, pada akhirnya Allah menenggelamkannya di laut
-Kisah 9 orang pembuat makar dalam kaum Nabi Shalih AS
-Makar saudara-saudaranya Nabi Yusuf AS
-Makar kaum musyrikin Quraisy kepada Rasulullah saw
QS. Ibrahim: 46-47, Allah menggunakan kata يحيق yang artinya meliputi seseorang
dari segala penjuru. Artinya pembuat makar buruk tidak akan bisa melarikan diri
Lalu bagaimana dengan hari ini saat orang-orang kafir berbuat berbagai makar buruk
kepada kaum muslimin? Kita harus meyakini kaidah ini, namun juga tetap melakukan
usaha terbaik bukan hanya berdiam diri.
Kaidah 19
QS. Al Baqarah : 179
ي اة صاص ح ق م ف ال ك ول
“Dan dalam qisos itu ada (jaminan) kehidupan bagimu”.
Pengertian قصاص secara bahasa : mengikuti jejak إتباع األثر
Allah menjelaskan qisos dalam banyak ayat, salah satunya dalam kisah Musa AS saat
bersama asistennya (Yusya Bin Nun) ketika dalam perjalanan menuju Khidir AS.
Bahkan surat Al Qosos pun (kisah) dinamakan demikian karena kisah-kisah itu adalah
menceritakan orang - orang sebelumnya.
Adapun secara istilah قصاص artinya penerapan hukum sesuai pelanggaran yang
dilakukannya. Maka para ulama pun ada khilaf, apakah qisos itu dengan pedang atau
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
sesuai dengan perbuatannya, misal membunuh dengan menenggelamkan makan
qisosnya pun ditenggelamkan, dsb.
Pada ayat sebelumnya, yaitu ayat 178, Allah mengawalinya dengan
صاصياأيهاالذين آمنوا كتب عليكم الق ....
Sama seperti ayat perintah puasa, qisos pun adalah perintah Allah dan hanya orang-
orang beriman lah yang bisa melaksanakannya.
Dalam qisos itu ada kehidupan, maka siapa pun yang ingin hidupnya damai
seharusnya menerapkan hukum ini.
Allah menggunakan kata ولكم. Di mana ل ini menunjukkan kebaikan. Jika mengikuti
tata bahasa, لكم harusnya ada di belakang kareba ل muta'allaqnya kepada حيوة. Tetapi,
Allah meletakkannya di depan sebagai bentuk penegasan bahwa ini benar-benar
untuk kalian.
Sedangkan حيوة adalah isim nakirah (tidak definitif). Kenapa Allah menakirohkan? Li
ta'dzim, untuk menunjukkan makna yang luar biasa.
Allah pun mengiringi ayat ini dengan ياأوىل األلباب, di mana األلباب adalah jamak dari لب
yang artinya akal. Maka, jika seseorang itu beriman dan menggunakan akalnya, pasti
dia akan سمعنا وأطعنا dan akan meyakini aturan Allah ini. Sebaliknya, orang yang
menolak qisos bahkan menstigma negatif hukum ini artinya orang tsb bukan orang
yang menggunakan akalnya.
Pasa masa jahiliyah, jika ada pembunuhan maka yang dibalas bukan hanya pelakunya
tetapi juga keluarga bahkan kabilahnya. Maka Allah turunkan ayat ini.
Islam sangat menghargai nyawa, dan pembunuhan adalah dosa terbesar setelah syirik.
Ada 3 jenis pembunuhan:
1. Pembunuhan disengaja >> diberlakukan qisos.
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
2. Pembunuhan semi sengaja (bermaksud melukai tapi tidak ada niat membunuh.
Tidak memakai alat mematikan dan bukan di bagian tubuh yanh mematikan) >> tidak
berlaku qisos
3. Pembunuhan salah (misal salah tembak saat berburu) >> tidak berlaku qisos
Syaikh Asy Syinqithi mengatakan, negara yang tingkat pembunuhan rendah adalah
negara yang menerapkan qisos, karena orang tidak akan menganggap remeh nyawa.
Kaidah 20
QS. Al Hajj : 18
كرم ن م ه م ا ل م ن الل ف ه ن ي وم
“Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya.”
Ini adalah bagian akhir pada ayat 18 surat Al Hajj yang berisi tentang kaidah ketika
seseorang ingin mendapatkan kemuliaan dan penghormatan, maka sumbernya adalah
dengan tunduk kepada Allah swt. Semua makhluk, hewan, bahkan gunung tunduk
kepada Allah, tapi manusia tidak semuanya tunduk kepada Allah.
Perkataan Umar RA, "Kita adalah umat yang dimuliakan dengan Islam. Kalau kita
mencari kemuliaan selain Islam, pasti Allah akan hinakan".
Tingkatan paling tinggi dalam kemuliaan adalah Tauhid kepada Allah yang
diwujudkan dengan sujudnya, khusyunya, dsb. Bahkan Allah menyebut Rasulullah
saw dalam beberapa ayat sebagai عبده (hambaNya). Ketika عبد ini dinisbatkan kepada
Allah maka ini adalah puncak pencapaian tertinggi seseorang.
QS. Al Munafiqun: 8 >>saat Abdullah bin Ubay mengatakan orang-orang mulia akan
mengusir orang-orang hina, maka Allah katakan bahwa izzah itu milik Allah, RasuNya
dan orang-orang beriman.
Ketika orang melanggar aturan Allah maka dia telah menghinakan dirinya. Ibnu
Qoyyim mengatakan, "Kemaksiatan adalah sumber kehinaan di hadapan Allah".
=======================================
Resume ini ditulis oleh : Wulan Ummu Kayyisah
Hasan Al Basri mengatakan, "Orang maksiat itu hina di mata Allah. Seandainya pelaku
maksiat itu punya kemuliaan di sisi Allah maka Allah pasti akan menjaganya dari
maksiat itu".
Jika ada orang yang tidak tunduk kepada Allah namun secara pandangan manusia ia
mulia, maka sesungguhnya itu kemuliaan semu. Misal penguasa dzalim. Dia
dihormati bukan karena izzah tapi karena orang takut, atau pendukungnya memiliki
maksud tertentu. Dan pada akhirnya para pemimpin dzalim itu tumbang dan
terhinakan lalu dicatat sejarah sebagai orang yang hina.
Maka seperti salah satu doa nabi Ibrahim AS dalam QS.Asy Syura, "Yaa Allah
....jadikanlah untukku menjadi manusia yang dipuji-puji banyak orang pada generasi
setelahku..”