jurnal kulit complete translated

17
Seroepidemiologi Virus Varicella Zoster pada tenaga medis di Babol, Iran Utara Abstrak Latar belakang : Infeksi Virus Varicella Zoster (VVZ) merupakan salah satuninfeksi nosokomial dan tenaga medis berada pada kelompok yang memiliki risiko tinggi untuk tertular dan menularkan varicella. Studi ini mengkaji mengenai seroprevalensi VVZ pada kelompik risiko tinggi di Babol, Iran. Metode : Uji serologis VVZ menggunakan Enzyme linked immusorbent assay (ELISA) dilakukan pada 459 tenaga medis di RS Ayatollah Rouhani, Babol, Iran Utara selama 2011 hingga 2012. Kuesioner yang dibagikan mencakup data mengenai usia, jenis kelamin, tempat tinggal, status perkawinan, riwayat cacar, tingkat pendidikan, pekerjaan dan risiko paparan. Data kemudian dikumpulkan dan dianalisis. Hasil : Rerata usia partisipan 32.2 +- 1.1 tahun. Sebanyak 416 orang (90.6%) perempuan, dan 43 orang (9.4%) laki-laki. Secara keseluruhan, prevalensi serum VVZ sebanyak 94.6%. Tidak ada perbedaan signifikan terkait usia, jenis kelamin, tempat tinggal, risiko pajanan, status perkawinan, tingkat

Upload: letchumana-krishnan

Post on 15-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kulit

TRANSCRIPT

Seroepidemiologi Virus Varicella Zoster pada tenaga medis di Babol, Iran Utara

Abstrak

Latar belakang : Infeksi Virus Varicella Zoster (VVZ) merupakan salah satuninfeksi nosokomial dan tenaga medis berada pada kelompok yang memiliki risiko tinggi untuk tertular dan menularkan varicella. Studi ini mengkaji mengenai seroprevalensi VVZ pada kelompik risiko tinggi di Babol, Iran.

Metode : Uji serologis VVZ menggunakan Enzyme linked immusorbent assay (ELISA) dilakukan pada 459 tenaga medis di RS Ayatollah Rouhani, Babol, Iran Utara selama 2011 hingga 2012. Kuesioner yang dibagikan mencakup data mengenai usia, jenis kelamin, tempat tinggal, status perkawinan, riwayat cacar, tingkat pendidikan, pekerjaan dan risiko paparan. Data kemudian dikumpulkan dan dianalisis.

Hasil : Rerata usia partisipan 32.2 +- 1.1 tahun. Sebanyak 416 orang (90.6%) perempuan, dan 43 orang (9.4%) laki-laki. Secara keseluruhan, prevalensi serum VVZ sebanyak 94.6%. Tidak ada perbedaan signifikan terkait usia, jenis kelamin, tempat tinggal, risiko pajanan, status perkawinan, tingkat pendidikan, riwayat pekerjaan dan seropositivitas. Hasil positif serum Varicella ditemukan pada 278 (95.5%) dari 297 kasus dengan riwayat positif dan 30 (81.1%) dari 37 kasus yang tidak memiliki riwayat (p=0.005).

Kesimpulan : Hasil menunjukkan bahwa riwayat positif infeksi VVZ di masa lalu berhubungan dengan hasil tes serum yang positif tetapi tidak bisa menjadi indikator untuk imunitas, karena itu, skrining serologis harus dipertimbangkan untuk dilakukan pada semua tenaga medis.

Kata Kunci : Seroprevalensi, VVZ, tenaga medis, Iran

Pendahuluan

Virus Varicella Zoster (VVZ) mudah menular melalui droplet pada saat batuk, saliva, atau cairan vesikel cacar yang pecah. Biasanya penyakit ini dapat sembuh sendiri pada anak-anak. Namun, pada orang dewasa dengan imunitas kurang, virus ini dapat menjadi lebih parah. Pada pasien dengan immunocompromised, neonatus, dan wanita hamil memiliki risiko tinggi morbiditas dan mortilitas. Pada negara beriklim panas, sebagian besar terjadi menjelang usia dewasa muda. Di Iran, serum positif didapatkan pada 82.3% orang dengan rentang usia 16-20 tahun. Hasil ini lebih rendah daripada yang banyak dilaporkan di Amerika Serikat dan Eropa.

Penularan VVZ cukup dikenal sebagai salah satu infeksi nosokomial dan juga dipandang sebahai salah satu risiko pekerjaan yang cukup rentan terjadi diantara tenaga medis, yang dapat menyebar ke sesama tenaga medis lain ataupun pasien. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (PP2P) merekomendasikan vaksinasi VVZ bagi tenaga kesehatan yang rentan. Menurut guidelines, adanya data mengenai riwayat pemberian vaksin yang tepat dapat menjadi salah satu indikator dalam mendiagnosis kekebalan seseorang terhadap Varicella. Studi lainnya juga menunjukkan bahhwa adanya pendekatan berbeda terhadap pencegahan Varicella. Rekomendasi ini berdasarkan beragamnya seroprevalensi VVZ pada lokasi berbeda di seluruh dunia.

Berkenaan dengan perbedaan-perbedaan epidemiologi, kita harus mengadopsi kebijakan pencegahan berdasarkan data epidemiologi VZV yang dapat diandalkan di Iran. Dengan demikian, pengetahuan tentang data ini sangat penting dalam membuat keputusan terbaik terhadap varicella. Studi yang terbatas dilakukan di Iran. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi tingkat VZV- IgG antara petugas kesehatan di Rumah Sakit Rouhani Ayatollah, Babol, Northern Iran.

Metode

Antara Maret 2011 dan Maret 2012, total 459 relawan staf rumah sakit termasuk perawat, perawat bantuan dan teknisi paramedis Rumah Sakit Rouhani Ayatollah, Babol, Iran Utara berpartisipasi dalam penelitian ini. Semua petugas kesehatan ini adalah kontak tidak langsung dengan pasien.

Informed consent tertulis diperoleh dari semua subjek dan disetujui oleh Komite Etika Babol Universitas Ilmu Kedokteran. Kuesioner diisi oleh semua subjek termasuk usia, jenis kelamin, tempat tinggal (perkotaan dan pedesaan), tingkat pendidikan, status perkawinan, riwayat cacar air, pengalaman (berapa tahun) dan risiko eksposur bekerja. Contoh darah diambil dan sera dipisahkan dan disimpan pada -20o C sampai saat pemeriksaan, Enzim Linked Immunosorbent Assay (ELISA) menggunakan kit komersial (IBL, Hamburg, Jerman) digunakan. Spesifisitas dan sensitivitas tes adalah > 95%.

Menurut rekomendasi, nilai antibodi lebih 12 Uml-1 dianggap sebagai seropositif, nilai kurang dari 8 Uml-1 sebagai seronegatif dan nilai-nilai antara dua sebagai samar-samar.

Analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS 20.0 (SPSS Inc, Chicago, IL, USA). Nilai mean SD untuk frekuensi kontinyu dan (%) untuk variabel kategori disajikan untuk karakteristik petugas kesehatan. Prevalensi antibodi VZV dan riwayat infeksi varicella dihitung untuk variabel yang berbeda. Sebuah p