juni 2017 majalah kementerian agama provinsi lampung

36
Ukhuwah Juni 2017 1 U khuwah JUNI 2017 Majalah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tema Utama Berita Berita Mencermati Konsep Full Day School Ilmu Alat, Untuk Tafsir yang Bertanggung Jawab Pejabat Jangan Ragu! 3 26 30 Menimbang Sekolah Sepanjang Hari Suasana belajar yang menyenangkan wajib dipenuhi oleh sekolah yang menerapkan full day school.

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ukhuwah Juni 2017 1

ukhuwahJUNI 2017 Majalah Kementerian Agama Provinsi Lampung

Tema Utama Berita Berita

Mencermati Konsep Full Day School

Ilmu Alat, Untuk Tafsiryang Bertanggung Jawab Pejabat Jangan Ragu!

3 26 30

Menimbang Sekolah Sepanjang Hari

Suasana belajar yang menyenangkan wajib dipenuhi oleh sekolah yang menerapkan full day school.

UkhuwahJuni 20172

Redaksi

Daftar Isi

5 Tema utama

Pondok Pesantren Lebih Dulu Memakai Full Day School

32 Berita

Apresiasi Pegawai Berprestasi

14 Berita

Tingkatkan Mutu dan Daya Saing di Aksioma

17 Berita

KUA adalah Etalase Kemenag

25 Berita

Khataman Meriah oleh Festival Hadrah

35 Percik

Sekolah yang Tinggioleh Drs. H. Suhaili, M.Ag.

Majalah Ukhuwah diterbitkan Bagian Informasi dan Hubungan Masyarakat Kantor Kementerian Agama Provinsi Lampung

Desain dan Fotografer

Alamat Redaksi:

Rico Ariasena

Yuda Surya Darma

Sekretariat

JumhoiriahSorizal, S.H. Antonius Jemi, S.Kom. Fenny Indra Astuti, S.Si. Melawati, S.Kom.I. Asnawati Delasuri, S.Pd.I.

ReporterPenanggung Jawab

Drs. H. Suhaili, M.Ag.

Kantor Kementerian Agama Provinsi Lampung

Jalan Cut Meutia No. 27, Telukbetung

Bandar Lampung (0721-481533)

Web: hhtp//:lampung.kemenag.go.id

E-mail: [email protected]

[email protected]

ZulkarnaenRusnida Haniar, S.E Fahrul Agus Setiawan, S.H.I.

Pemimpin Redaksi

Redaktur

H. M. Aris Rayusman, S.Ag., M.Pd.I.

Redaktur Pelaksana

Hj. Istutiningsih, M.Kom. I.

H. SaryonoAlifah, M.Kom. I.

Dari Redaksi

Ketika menyaksikan madrasah, pondok pe-santren, sekolah-sekolah Islam terpadu, sekolah-sekolah yang dikelola yayasan

keagamaan diserbu calon siswa, rasa optimistis untuk masa depan bangsa ini menguat. Betapa tidak, ketika era modern menyerang setiap sendi kehidupan umat dengan membawa pengaruh negatif, kita semua menjadi amat prihatin. Be-tapa modernitas telah menggerus dan meng-hayutkan generasi kepada dekadensi moral.

Antusiasme umat untuk memilih jalur pendidikan sebagai solusi masa depan anak-anaknya adalah respons positif. Fenomena ini terjadi pada semua orang tua tak pandang proofesi. Tak hanya orang awam dan kaum ping-giran, bahkan kalangan selebritas pun banyak yang mengirim anaknya ke pondok pesantren. Tujuannya jelas, agar masa depan anaknya lebih bermartabat dengan menggenggam agama sebagai acuan hidup.

Adalah madrasah, entitas lembaga pen-didikan berbasis Islam yang menjadi harapan dari begitu banyak umat. Setiap kali dibuka pendaftaran siswa baru, ribuan siswa ber-jejal untuk mendapat porsi tempat duduk. Tak jarang, praktik kurang terpuji dilakukan orang tua demi anaknya bisa menjadi santri di madrasah itu.

Menjadi tantangan bagi kita para pengelola madrasah dan Kementerian Agama Republik Indonesia pada umumnya. Seleksi untuk masuk madrasah memang bagian dari mekanisme mendapatkan raw material atau input siswa terbaik. Namun, keinginan generasi muda untuk menimba ilmu di ruang-ruang karismatik dengan

suasana keagamaan yang syahdu, sesungguh-nya adalah hak yang tidak boleh ditolak.

Idealnya, siapa pun yang ingin menjadi bagian dari barisan orang-orang cerdas dengan sifat saleh-salihah yang tertanam tak boleh ditolak. Mereka adalah kekuatan umat yang akan menjadi pilar-pilar penyangga masa depan bangsa yang penuh kemaslahatan. Namun, daya tampung dan sumber daya yang ada pada pemerintah memang mengharuskan madrasah terpaksa harus menyeleksi.

Mimpi agar semua keinginan bisa belajar di madrasah milik pemerintah mungkin sulit diwu-judkan. Namun, sebagai bagian dari penerima tanggung jawab atas dititipkannya anak-anak umat kepada madrasah adalah amanah yang bukan sekadar pekerjaan dengan upah mate-rial. Menjadi kepala madrasah, menjadi guru, menjadi administrator, menjadi gardener, atau apa pun peran di madarasah adalah rangkaian aktivitas yang bernilai ibadah.

Menguatkan pendidikan berbasis agama adalah bagian dari upaya mengapresiasi insan madrasah yang telah menaikkan reputasi. San-gat membanggakan ketika lulusan madrasah kemudian diterima di sekolah-sekolah favorit, di perguruan tinggi ternama, dan mencatatkan diri di papan skor sebagai orang sukses yang punya integritas tinggi terhadap tugasnya. Akhlak yang baik, kinerja yang tinggi, kecerdasan mum-puni, kepedulian yang peka, dan membangun kemaslahatan umat adalah masa depan dari pendidikan yang bermartabat. n

IstutiningsihRedaktur Pelaksana

Menguatkan Funggsi Pendidikan

Ukhuwah Juni 2017 3

WACANA full day school (FDS) yang disorongkan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Muhadjir Efendy beberapa

waktu lalu mengundang polemik. Tawaran untuk menyelenggarakan sekolah formal sepanjang hari itu dinilai beberapa kalan-gan membelenggu kreativitas anak dan mengurangi interaksi sosial di masyarakat. Bahkan, kalangan pesantren dan pendidikan keagamaan menganggap kebijakan itu akan menggerus keberadaan pendidikan diniyah.

Pro-kontra itu terus bergulir hingga mas-ing-masing pihak akhirnya melunak dengan catatan. Menteri Pendidikan dan juga pemerintah akhirnya juga menyatakan full day school tidak diharuskan, tetapi menjadi opsi bagi yang sudah memenuhi persyara-tan. Di media sosial, penolakan terhadap program full day school ini cukup masif. Hal ini sebagai respons atas pernyataan

Muhadjir yang akan memberlakukan waktu delapan jam pelajaran setiap hari, di semua lembaga pendidikan dasar dan menengah, mulai tahun ajaran 2017/2018.

Muhadjir menyebut program ini sebagai awal dari reformasi sekolah di Indonesia. “Reformasi sekolah segera dimulai dengan delapan jam waktu di sekolah dengan sistem belajar yang kreatif, kritis, dan analitis,” kata dia, pada 14 Mei lalu.

Meskipun mendapat penolakan, Muhadjir tetap berniat melanjutkan rencana pelaksa-naan sekolah lima hari mulai tahun ajaran 2017/2018. Namun, Muhadjir menyampai-kan bahwa aturan tersebut tidak wajib di-laksanakan seluruh sekolah. Hanya sekolah yang siap yang bisa melaksanakannya.

Sebagai tindak lanjut dari program pelak-sanaan sekolah lima hari ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan akan memperkuat pendidikan agama dengan kegiatan di luar kelas (sebel-

Full day school sesungguhnya

sudah dijalankan oleh pendidikan agama Islam di

Pondok Pesantren. Meskipun dinilai

sangat baik untuk kawah pendidikan

paripurna, penerapan full

day school harus memperhatikan daya dukungnya.

Mencermati Konsep Full Day SchoolSiswa sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar di luar kelas.

UkhuwahJuni 20174

Tema Utama

umnya ramai diberitakan Kemendikbud meng-hapus pelajaran agama di dalam kelas).

Hal tersebut diungkapkan Muhadjir dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, di Jakarta, Selasa (13/6/2017). Pada per-temuan itu, Muhadjir menyampaikan dalam pembelajaran agama untuk siswa, sekolah dapat mengajak mereka belajar di masjid, madrasah, maupun rumah ibadah ataupun mendatangkan guru madrasah ke sekolah. “Sekolah lima hari tidak sepenuhnya berada di sekolah. Siswa hanya beberapa jam di dalam kelas dan sisanya di luar kelas,” kata Muhadjir memberikan alasan.

Pernyataan Muhadjir yang hendak meng-hapus pelajaran agama di dalam kelas tersebut sontak menuai polemik baru. Karena itu, Kemendikbud mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak akan menghapus pendidikan agama, melainkan memperkuat melalui ekstrakurikuler. “Upaya untuk me-niadakan pendidikan agama itu tidak ada di dalam agenda reformasi sekolah sesuai arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM), Ari Santo-so, dalam siaran pers yang diterima Antara, di Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Pendidikan AgamaKetua Umum Majelis Ulama Indonesia

Maruf Amin dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj sempat menemui Presiden Joko Widodo, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Keduanya menyampaikan keberatan atas rencana penerapan sekolah lima hari yang digagas Kementerian Pendidikan dan Ke-budayaan.

“Kami menyampaikan salam dari kiai pesantren seluruh In-

donesia yang semuanya menolak sekolah lima hari," kata Said di Istana Presiden, Jakarta, usai pertemuan dengan Jokowi. Dengan sekolah lima hari, jam belajar akan ditambah hingga mencapai delapan jam per harinya. Said menegaskan hal tersebut akan mengganggu kegiatan pengajian dan ilmu agama di madrasah yang dimulai selepas salat zuhur atau pukul 12.00. “Itu akan menggusur sekolah agama dan madrasah-madrasah yang jumlahnya 6.000—7.000 di seluruh Indonesia milik NU yang dibangun masyarakat," ucap Said.

Dia mengatakan Presiden memahami betul keberatan yang disampaikan. Presi-den, kata Said, berjanji akan mempercepat pembentukan peraturan presiden yang akan menggugurkan peraturan Menteri Pendidikan Nomor 23 Tahun 2017. Selama perpres belum terbit, permen yang ditandatangani Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy itu juga tidak akan diberlakukan. "Saya kira nanti perpres yang akan membatalkan permen itu," ujar Said.

Lebih jauh Said Aqil mengatakan pihaknya tidak keberatan apabila sekolah lima hari dit-erapkan secara opsional seperti sekarang ini. Artinya, sekolah bisa memberlakukan sistem tersebut apabila memang menginginkan-nya, namun tidak dipaksakan dalam bentuk aturan. “Tidak usah diformalkan ada pera-turan karena efeknya bisa panjang. Ulama-

ulama akan tersinggung dan marahlah kalau full day school dipaksakan," ujar Said Aqil.

Reaksi LokalSanternya isu full day school juga mendapat

tanggapan luas di Lampung. Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung Suhaili menilai full day school sesungguhnya bukan hal baru bagi dunia pendidikan Islam. Pondok pesantren, misalnya, sejak awal adalah model full day school, bahkan full time school.

“Di pondok pesantren itu bukan full day school dengan delapan jam belajar, tetapi lebih dari itu, setiap waktu adalah belajar. Karena, setiap santri belajar jauh sebelum orang-orang pada bangun dengan salat malam sebagai pembelajaran. Lalu aktivitas sekolah formal di siang hari, bahkan pelajaran tambahan sampai jauh malam,” kata dia.

Meskipun menyebut pola pondok pe-santren, Suhaili tidak menyamakan atau membandingkan dengan full day school yang digagas Kemendikbud. “Kalau yang digagas Pak Menteri Muhadjir kan pendidikan formal, jadi agak berbeda. Tetapi di sekolah-sekolah Islam terpadu, itu juga sudah dilaksanakan. Yang jadi persoalan, full day school itu harus memenuhi persyaratan dasar. Fasilitasnya cukup, tempat bermainya ada, gurunya juga harus disiapkan khusus, dan infrastrukturnya juga memadai. Lebih dari itu, orang tuanya juga harus dipikirkan,” kata dia.

Kalau pada sekolah yang sudah memadai, full day school menurut Suhaili adalah opsi yang baik. Kecenderungan masa kini, kata dia, ketika anak sekolah masuk pukul 07.30 dan pulang pukul 12.30, ketika pulang di ru-mah, kedua orang tuanya masih bekerja dan tidak ada orang di rumah. Akibatnya, anak tidak terkontrol dan mempunyai kecend-erungan yang mungkin tidak diinginkan.

“Dasar pemikirannya kan begitu. Dari-pada di rumah tidak ada yang mengawasi dan mengontrol, lebih baik berada di ling-kungan sekolah. Tetapi, lagi-lagi kesiapan sekolah dan fasilitasnya harus cukup. Ada tempat bermain, ada lapangan olahraga, ada ruang makan khusus, dan lainnya,” tambah dia. (HUMAS/LB)

Ukhuwah Juni 2017 5

Tema Utama

WACANA penerapan kebi-jakan full day school oleh Kementer ian Pendidikan dan Kebudayaan menuai re-

spons beragam dari masyarakat. Sebagian masyarakat berpandangan kebi-jakan itu akan berimbas negatif pada eksistensi madrasah diniyah dan pondok pesantren. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta rencana penerapan full day school tersebut harus memberikan jaminan terhadap kelangsungan madrasah diniyah dan pondok pesantren.

"Harus ada jaminan bahwa penerapan kebijakan tersebut benar-benar justru untuk mem-berikan pengakuan dan pengua-tan terhadap eksistensi madrasah diniyah, pondok pesantren, dan sejumlah lembaga pendidikan keagamaan informal dan non formal lainnya, termasuk pengakuan dan pemberdayaan guru-gurunya," terang Me-nag Lukman di Jakarta, Rabu (14/6/17).

Menurut Menag, jaminan penguatan eksis-tensi madrasah diniyah dan pondok pesantren juga harus tertuang dalam regulasi. Bila tidak ada jaminan tersebut, Menag berpandangan sebaiknya rencana penerapan kebijakan Full Day School ditinjau kembali. "Jika tidak ada ja-minan, sebaiknya dikaji secara lebih mendalam lagi dampak negatif (mudarat) yang ditimbul-kannya, karena ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," ujarnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Peraturan Menteri Pen-didikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Pasal 2 Permendikbud tersebut mengatur hari sekolah dilaksana-kan delapan jam dalam satu hari atau 40 jam selama lima hari dalam satu minggu.

Sebagian masyarakat berpandangan aturan ini akan mengganggu kegiatan lembaga pen-didikan keagamaan nonformal yang selama ini sudah berkembang di masyarakat.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama In-

donesia (MUI) Provinsi Lampung Khairudin Tahmid mengatakan sistem full day school yang menjadi polemik saat ini sesungguhnya mengadopsi dari pondok pesantren. “Sistem pembelajaran yang diterapkan pondok pesantren sudah terbukti dan teruji output-nya sehingga sekarang metode tersebut banyak diadopsi oleh lembaga pendidikan lain meskipun hanya mengubah istilahnya saja jadi full day school,” kata dia.

Ia menjelaskan sistem pendidikan di pondok pesantren lebih kompleks dari sekadar full day school. “Mulanya pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan kiai serta mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam lingkungan yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan

keagamaan lainnya,” kata mantan Ketua PWNU Lampung itu.

Di Indonesia, kata dia, sistem pendidikan model pondok pesantren lebih paripurna dibandingkan dengan sekolah pada umum-

nya. Model pembelajaran ini masih tetap bertahan dan terus berkembang di Indonesia. “Saya sangat paham bagaimana kehidupan di pondok pesantren hampir tak ada waktu terbuang percuma karena aktivitas belajarnya dimulai dari waktu subuh hingga terlelap tidur malam hari. Itulah potret pendidikan Islam tradisional pesantren yang dinilai berhasil dan diadopsi. Hingga sampai saat ini tak ada pihak yang mengatakan sistem pendidikan islam tradisional pesantren tidak efektif untuk pem-belajaran santrinya,” tegas doktor yang juga Wakil Dekan I Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung itu.

Keberhasilan pembentukan karakter dan perbaikan akhlak umat melalui Pondok Pesantren, tambah dia, harus didukung penuh untuk menghasilkan generasi rab-bani yang berkarakter dan berakhlak mulia. (HUMAS/LB)

Pondok Pesantren Lebih Dulu Memakai Full Day School

Suasana belajar pada full day school harus kreatif.

UkhuwahJuni 20176

Tema Khusus

KEPALA Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Suhaili membuka acara halalbihalal di Aula Pepadun, Kantor Kemenag Provinsi

Lampung, 3 Juli 2017. Acara yang digelar secara sederhana pada hari pertama masuk kerja usai cuti bersama Hari Raya Idulfitri itu dihadiri pejabat dan karyawan kantor wilayah dan juga Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI yang hadir untuk memonitoring kedisiplinan pegawai selepas libur panjang.

Dalam sambutannya, Kakanwil menga-takan hampir seluruh ASN Kanwil Kemenag Provinsi Lampung hadir. “Sebanyak 99% karyawan Kanwil Kemenag Provinsi Lam-pung hari ini hadir, karena surat edaran dari Inspektorat Jenderal terkait dengan cuti bersama Hari Raya Idulfitri sudah kami sampaikan dan teruskan ke Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-Provinsi Lam-pung,” kata Suhaili.

Para ASN, lanjut Suhaili, mematuhi surat edaran tersebut, bahkan ada yang sudah mengajukan cuti jauh-jauh hari dengan sangat menyesal dibatalkan. Kalaupun ada yang tidak masuk hari ini, ucapnya, itu

dikarenakan sakit. “Pada hari ini kita masuk kerja setelah libur panjang Hari Raya Idulfitri. Biasanya kita apel pagi di lapangan. Namun, karena cuaca gerimis, jadi kita pindahkan di dalam aula. Namun, hal ini tidak mengurangi semangat kita untuk apel sekaligus halalbil-halal,” imbuhnya.

“Halalbihalal adalah tradisi masyarakat Indonesia yang bernilai syar’i. Tradisi ini tidak ada di negara mana pun, bahkan tidak di zaman Rasulullah Saw. Namun, jangan terburu-buru menyebut ini bid’ah. Karena ini adalah tradisi yang sangat baik, karena usai menjalankan ibadah puasa, di hari kemenangan kita saling bermaaf-maafan agar dosa kita kepada sesama manusia terhapuskan,” ucap Suhaili.

Dalam kesempatan itu, Kepala Kan-tor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung juga memberikan motivasi kerja kepada jajarannya. “Sebagaimana logo Kementerian Agama ‘Ikhlas Beramal’, se-bagai aparatur Kementerian Agama harus ikhlas dalam bekerja meskipun tidak ada satu pun pegawai yang ikhlas bekerja jika tidak mendapatkan gaji,” kata Suhaili yang disambut dengan gelak tawa audiens.

“Setiap bulan kita mendapatkan gaji, uang makan, tunjangan kinerja, dan pendapatan lain seperti honor. Untuk itulah pemerintah menuntut kita bekerja serius setimpal dengan apa yang sudah diberikan pemerintah kepada kita, seh-ingga kita bisa makan, minum, punya tempat tinggal yang layak, kendaraan yang bagus. Tidak bisa dimungkiri se-mua itu dari Kementerian Agama. Kar-enanya, sudah seharusnya kita bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan gaji yang kita dapatkan,” kata dia.

Sementara itu. Ketua Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI Hj. Suryati Asia Dewi mengatakan dia bersama tiga orang lainnya ditugaskan untuk melihat tingkat kehadiran dan kedisiplinan di ling-kungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. Menurut Dewi, sudah sejak beberapa tahun yang lalu dia menjadi tim monitoring di wilayah Lampung dan hasilnya selalu baik. “Bahkan, hasil audit kinerja terakhir Kanwil Kemenag Lampung mendapatkan hasil yang memuaskan,” ucap auditor senior asli Lampung itu. (HUMAS KEMENAG/LB)

HALALBIHALAL KEMENAG LAMPUNG`

Tradisi Bernilai Syar’iKakanwil Kemenag Lampung Suhaili melakukan halalbihalal dengan seluruh pegawai Kanwil Kemenag Lampung.

Ukhuwah Juni 2017 7

Tema Khusus

“Saudara wajib menjalankan tugas sebaik-baiknya ses-uai dengan amanah. Dan, mampu menjadi teladan

bagi orang lain,” demikian disampaikan Kakanwil Kemenag Provinsi Lampung Drs. H. Suhaili, M.Ag. pada acara pelantikan pejabat eselon III di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Lampung, Kamis 8 Juni 2017, di Aula Pepadun Kanwil Kemenag Provinsi Lampung.

Hadir pada acara tersebut Bupati Tulang-bawang diwakili Asisten II, Bupati Tulang-bawang Barat diwakili Asisten II, dan Bupati Pesawaran diwakili Asisten II. Acara ini juga dihadiri para kepala Kemenag Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung, para kepala madrasah, dan para pejabat eselon IV di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Lampung.

Pejabat yang dilantik yaitu Drs. H. Johan Yusuf, sebelumnya menjabat Kepala Ke-menag Kabupaten Pesawaran, menjadi Ke-menag Kota Metro. H. Komaruzaman, M.A., sebelumnya menjabat Kepala Kemenag Kota Metro, menjadi Kepala Kemenag Kabupaten Lampung Utara. Drs. H. Budi Cipto Utomo, sebelumnya menjabat Kepala Kemenag Kabupaten Lampung Utara, menjadi Kepala Kemenag Kabupaten Tulangbawang.

Selanjutnya, Drs. H. Karwito, sebelumnya menjabat Kepala Kemenag Tulangbawang, menjadi Kepala Kemenag Kabupaten Lampung Timur. Drs. H.Sukandi, M.Pd.I., sebelumnya Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Lampung, menjadi Kepala Kemenag Kabupaten Lampung Selatan.

Lalu, Drs. H. M. Yusuf, sebelumnya men-jabat Kepala Kemenag Tanggamus, menjadi Kepala Kemenag Kabupaten Pringsewu.

Drs. H. Murdi Amin, sebelumnya menjabat Kepala Kemenag Pringsewu, menjadi Kepala Kemenag Kabupaten Tanggamus.

Kemudian, Drs. H. Karwito, sebelumnya menjabat Kemenag Kabupaten Tulang-bawang, menjadi Kepala Kemenag Kabu-paten Lampung Timur. Drs. H. Juanda Naim, sebelumnya Kepala Kemenag Kabupaten Tulangbawang Barat, menjadi Kepala Bidang Pendidikan Madrasah pada Kanwil Kemenag Provinsi Lampung.

Selain itu, Kepala Kemenag Kabupaten Pesawaran diisi oleh H. Farid Wajedi yang sebelumnya menjabat Kasubbag Tata Usaha pada Kemenag Kabupaten Pesawaran. Kemenag Kabupaten Mesuji diisi Drs. Helmi yang sebelumnya menjabat Kasi pada Ke-

menag Kabupaten Way Kanan.Kakanwil Kemenag Lampung Suhaili

berpesan kepada kepada pejabat yang baru dilantik agar segera melakukan koordinasi dengan bupati serta koordinasi internal. Lalu, Kakanwil mengharapkan agar para pejabat yang baru dapat menanamkan lima budaya kerja dengan lebih baik lagi dan menjadi pelopor Pancasila di wilayahnya masing-masing.

“Harapan terakhir, agar para pejabat dapat menyosialisasikan sembilan seruan Menteri Agama terkait ceramah di rumah ibadah. Kepada Dharma Wanita selaku pen-damping para pejabat juga agar selalu dapat membantu para suami agar lebih dinamis,” pungkas Suhaili. (HUMAS KEMENAG/LB)

PELANTIKAN 8 PEJABAT ESELON III

Tanamkan Budaya Kerja yang Lebih Baik

UkhuwahJuni 20178

Tema Khusus

Di podium tempatnya berbi-cara, Karwito bersemangat menjelaskan betapa pen-didikan diniyah dan pondok

pesantren mampu membentuk manu-sia berkarakter. Ia mengatakan tujuan pendidikan Islam adalah upaya sadar dan terstruktur serta sistematis dalam membentuk karakter khas islami.

“Pendidikan Islam menciptakan insan berkepribadian Islam atau syakhshiyyah islamiyah. Ini konsekuensi keimanan seorang muslim. Muslim harus memiliki dua aspek fundamental, yaitu pola pikir atau aqliyyah dan pola jiwa atau nafsiy-yah yang berpijak pada akidah Islam,” ujar Karwito, Kepala Kantor Kemenag Tulangbawang.

Poin kedua, kata dia, adalah mengua-sai perangkat ilmu dan pengetahuan Islam. Kata dia, Islam telah mewajibkan

setiap muslim untuk menuntut ilmu.Hal itu ia katakan dalam acara peng-

uatan tugas dan fungsi pendidikan diniyah dan pondok pesantren dengan tema Layanan Manajemen Pendidikan Keagamaan Islam dalam Peningkatan Akses, Mutu, Relevansi, dan Daya Sa-ing Pendidikan Islam, di Aula Kantor Kementerian Agama Tulangbawang.

Acara diadakan Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Kemenag Tulangbawang.

Acara itu sendiri diikuti oleh 50 pe-serta yang terdiri dari perwakilan pondok pesantren dan madrasah diniyah se-Tulangbawang dan dibuka Karwito.

Karwito juga menjelaskan tentang kebijakan pemerintah dalam tugas dan fungsi pendidikan agama Islam pada madrasah diniyah dan pondok pesan tren. Menurut dia, tujuan pen-

didikan Islam merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang berkarakter atau khas Islami.

Sanusi, pemateri lain, menyampaikan tentang proses, perizinan operasional pendirian pada madrasah diniyah dan pondok pesantren. Menurut Sanusi, setiap lembaga keagamaan Islam harus terdaftar dan mempunyai izin operasional pendirian dari Kantor Ke-menterian Agama.

“Tujuannya agar memiliki legalitas hukum dan untuk menghindari adan-ya lembaga-lembaga keagamaan islam yang fiktif yang kadang dis-alahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dan merusak nama Islam,” ujar Sanusi.

Menurut Sanusi, aspek legalitas lem-baga menjadi sangat penting. Pasalnya, itu sebagai acuan dalam pemberian bantuan, baik finansial maupun gedung bangunan. (HUMAS KEMENAG/LB)

Diniyah dan Pondok Bentuk Manusia Berkarakter

Tujuan pendidikan Islam merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang berkarakter atau khas Islami.

Islam telah mewajibkan setiap muslim untuk menuntut ilmu.

Ukhuwah Juni 2017 9

Tanggamus Berjaya di MTQ Ke-45 Provinsi Lampung

Musabaqah Tilawati l Quran (MTQ) Ke-45 Prov ins i Lampung d i Kabupaten Pe-

sawaran berakhir. Dalam event tahunan yang diselenggarakan selama tujuh hari itu, Kabupaten Tanggamus tampil menjadi yang terbaik di antara 15 kabupaten/kota. Lalu, tuan rumah berhasil menduduki posisi kedua. Semen-tara Lampung Utara menggenapi tiga besar MTQ Ke-45 Provinsi Lampung itu (perincian lihat ta-bel).

Dalam kesempatan itu, Bupati Pe-

sawaran Dendi Ramadhona selaku tuan rumah mengajak para umat muslim untuk tetap mempertahank-an semangat dalam membaca dan menghayati Alquran dalam berke-hidupan. “Jangan hanya tumbuh sesaat lalu layu untuk semusim. Alquran mesti dipandang sebagai kebutuhan,” ujar Bupati.

Pada kesempatan itu, Dendi juga memberi selamat kepada para pemenang sekaligus mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyelenggarakan hajat mulia ini hingga dapat berjalan dengan lancar. (TIM/LB)

Bupati Tanggamus Samsul Hadi (kanan) menerima trofi juara MTQ Ke-45 Tingkat Provinsi Lampung.

I Tanggamus

II Pesawaran

III Lampung Utara

IV Way Kanan

V Pringsewu

VI Lampung Tengah

VII Lampung Barat

VII Lampung Timur

IX Lampung Selatan

X Bandar Lampung

XI Tulangbawang Barat

XII Mesuji

XIII Metro

XIV Pesisir Barat

XV TulangbawangPeRI

ngKA

T

KABUPATen/KoTA

peringkat loMba MtQ ke-45 provinSi laMpung

Tema Khusus

UkhuwahJuni 201710

Berita

KEMENTERIAN Agama berkomitmen mendukung keuangan syariah. Salah satu bentuk dari komitmen ini adalah dengan penandatanganan

perjanjian kerja sama dengan Bank Syariah Mandiri Area Lampung. Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Drs. H. Suhaili M.Ag. usai meneken nota kesepahaman dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) di Aula Pepadun, Kantor Wilayah Kemen-terian Agama Provinsi Lampung.

“Sebagai dukungan struktural, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama sudah menerbitkan surat edaran kepada satuan kerja Kemenag agar bekerja sama perbankan syariah,” kata Suhaili. “Jadi, tidak salah kiranya jika pada hari ini kita menandatangani MoU dengan bank syariah. Kita tidak pilih kasih bank syariah mana yang paling baik untuk bekerja sama. Namun, yang datang duluan kurang lebih satu bulan yang lalu menawarkan kerja sama adalah Bank Syariah Mandiri.”

Suhaili berharap kerja sama dengan bank syariah ini membawa keberuntungan

dan keuntungan bagi kedua pihak, baik itu Kementerian Agama maupun BSM. Ke depan, lanjut Kepala Kemenag, kerja sama ini akan terus dikembangkan, baik itu dari penyaluran gaji, tunjangan, maupun pemba-yaran honor-honor kegiatan, yang hendaknya

melalui BSM. “Hal ini tentunya akan memberikan ke-

mudahan bagi semua pihak, salah satunya adalah pemeriksa keuangan yang bisa mengecek langsung pembayaran honor atau apa pun itu melalui rekening. Jadi, setiap pegawai Kanwil Kemenag Lampung harus membuat rekening di BSM,” ucap Suhaili.

Menurutnya, perjanjian kerja sama dengan

BSM ini dimulai dari Kantor Wilayah Kemen-terian Agama Provinsi Lampung dan akan diteruskan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Bagi pegawai yang be-ragama nonmuslim, Kakanwil memberikan kelonggaran untuk memilih apakah akan ikut menggunakan bank syariah atau tetap menggunakan bank konvensional.

Sementara itu, Area Manager Bank Syariah Mandiri Area Lampung Heri

Suhendro mengatakan pihaknya telah melakukan MoU dengan UIN Raden Intan Lampung, Uni-

versitas Lampung, serta Poltekkes Tanjungkarang, dan hari ini dengan

Kantor Wilayah Kementerian Agama Lampung.

Heri berharap kerja sama terus berlanjut karena BSM adalah merupakan salah satu bank yang telah ditunjuk pemerintah sebagai bank operasional II. Menurut Heri, banyak kerja sama yang bisa dikembangkan dari kerja sama bank operasional II, misalnya pembiayaan PNS untuk kepemilikan rumah, kendaraan, renovasi, pendidikan, dan lain-lain. (HUMAS KEMENAG/LB)

MOU KEMENAG-BSM

Dukung Keuangan Syariah

Kepala Kementerian Agama Provinsi Lampung Suhaili bersama Area Manager Bank Syariah Mandiri Area Lampung Heri Suhendro berbincang saat acara penandatanganan MoU antara Kemenag dan BSM.

Ukhuwah Juni 2017 11

Berita

Pererat Semangat persaudaraan

MUDA-MUDI Buddhis yang terdiri dari dua al i ran/sekte (Bud-dhayana dan Thera-

vada) mengadakan pertemuan di Wihara Sri Buddha Sari Desa Sri Minosari, Kecamatan Labu-hanmaringgai, Kabupaten Lam-pung Timur.

Selain menjadi agenda rutin, pertemuan ini juga untuk menjaga semangat persaudaraan sesama pemuda buddhis. Koordinator Wilayah Sekber PMVBI Dayato

mengatakan pertemuan ini sen-gaja melibatkan dari dua aliran/sekte.

Selain untuk menjaga kerukunan, juga dapat menjadi ajang bertukar informasi. Lebih lanjut, Dayato menyampaikan kebaikan dan ke-benaran tidak hanya dimiliki satu aliran, tetapi universal.

Hal senada juga disampaikan pe-nyuluh agama Buddha Kementerian Agama Kabupaten Lampung Timur, Sarijo, S.Ag., bahwa generasi muda adalah generasi pewaris kebenaran

dan penerus kebaikan. “Jadi, bukan lagi sibuk mengurusi perbedaan aliran, tetapi lebih pada karya nyata untuk kebersamaan,” ujarnya.

Hadir juga Ketua Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hik-mahbudhi) Provinsi Lampung Duty Metta Setyani yang mengenalkan program dan pengurus.

Selain perkenalan, kegiatan ini juga memberikan motivasi kepada muda-mudi Buddhis untuk selalu berkarya dan menampilkan kualitas generasi muda. (HUMAS KEMENAG/LB)

UkhuwahJuni 201712

TENAGA penyuluh non-PNS dituntut bekerja profesional dan bertanggung jawab. Harapan ini disampaikan

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bandar Lampung Seraden Ni-han pada rapat koordinasi bersama dengan 144 penyuluh non-PNS di aula setempat, 26 Mei 2017. Menu-rutnya, penyuluh merupakan profesi yang mulia. Mereka dianggap lebih paham bidang keagamaan disband-ing masyarakat biasa.

Seraden menilai selama lima bulan terakhir ini, perkembangan 144 orang penyuluh non-PNS sudah lebih baik dari sebelumnya. “Tetapi, dari hasil evaluasi, tetap

perlu dikoordinasi. Evaluasi harus terus dilakukan rutin tiap triwulan atau semester,” ungkapnya.

Seraden juga mengingatkan kepada para penyuluh non-PNS untuk tidak bertindak sebagai petugas pencatat nikah (PPN). ”Penyuluh non-PNS harus bek-erja sesuai tupoksi penyuluh,” tegasnya.

Dia menjelaskan pelayanan pen-catatan nikah dilakukan oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) selaku PPN atau dilakukan oleh penghulu sebagai PNS di KUA kecamatan. Penyuluh agama Islam non-PNS yang sebelumnya bertindak sebagai pembantu penghulu tidak boleh lagi

melaksanakan layanan pencatatan nikah kecuali kalau diminta untuk memberikan nasihat perkawinan atau khotbah nikah atau diminta memimpin doa baik oleh keluarga pengganti atau diminta oleh petu-gas KUA.

“Penyuluh agama Islam yang PNS atau non-PNS tugasnya untuk memberikan pembinaan kehidupan keagamaan Is lam yang ada di wilayahnya masing-masing. Jadi, tupoksi penyuluh salah satunya member pembi-naan dan informasi ter-update tentang keagamaan di wilayahnya masing-masing,” tandasnya. (HU-MAS KEMENAG/LB)

RAKOR PENYULUH NON-PNS

Bekerja Sesuai Tupoksi

Ukhuwah Juni 2017 13

Berita

BANDAR LAMPUNG—UKHUWAH. Jumat pagi. Hari krida di akhir pekan bagi pegawai itu selalu memberi aura segar bagi ka-

langan pegawai dan sekolah di bawah Kementerian Agama. Berangkat bekerja dengan pakaian olah raga dan jam masuk yang lebih pagi membuat suasana suka cita semakin terasa. Aneka insentif ringan berupa irama kerja yang rileks, jenis tugas yang disesuaikan, dan prakarsa untuk membawa aneka kudapan kecil memban-gun rasa akrab antarkaryawan.

Di Kantor Kementerian Agama Lampung, misalnya. Suasana ceria segera terasa ketika panitia telah memutar lagu berirama ritmik untuk senam melalui sound sistem. Ketika sampai kantor, karyawan segera bergabung untuk gerak badan dengan selingan berbagai jenis senam.

“Ini sudah menjadi tradisi dan agenda

rutin di Kemenag Lampung. Kita ada pro-gram namanya Jumsihat, singkatan dari Jumat bersih, sehat,” kata Istutiningsih, Kasubbag Humas.

Program Jumsihat ini telah diakomodasi dan dilaksanakan di seluruh lembaga di bawah Kementerian Agama Lampung. Di MIN 2 Pringsewu, misalnya. Setiap Jumat pagi, seluruh siswa dan warga sekolah wajib mengikuti aneka kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama.

“Kita melakukan senam SKJ (senam kesegaran jasmani, red). Lalu, kami semua melakukan bersih-bersih di kompleks sekolah. Setelah itu, ada waktu yang lebih longgar untuk semua warga sekolah untuk bersantai sebelum melakukan aktivitas ru-tin. Intinya, Jumsihat ini membangun tubuh yang sehat, membudayakan kebersihan diri dan lingkungan, dan menciptakan jiwa yang kuat. Dan yang pasti, akan tercipta

kebersamaan,” kata Rasikun, pendidik di madrasah ini.

Di Metro, program Jumsihat juga menda-pat respons positif. Dengan modifikasi olah raga senam, seluruh pegawai di lingkungan Kemenag Metro terlihat antusias mengikuti irama lagu dan arahan pemandu senam. Aneka jenis senam, seperti SKJ, senam areobik, poco-poco, senam jantung, hingga bentuk gerakan senam lansia dicoba untuk variasi agar peserta tidak jenuh.

“Olahraga itu adalah obat terbaiak bagi semua penyakit. Dengan olah raga, tubuh bisa sehat dan jiwa bisa gembira. Semua penyakit dan berbagai stres bisa dicegah dengan olah raga,” kata Drs. Syahro, Ka-bag Tata Usaha Kemenag Metro. (HUMAS KEMENAG /LB)

Jumsihat Terpelihara di Kemenag Lampung

Program Jumsihat ini telah diakomodasi dan dilaksanakan di seluruh lembaga di bawah Kementerian Agama Lampung.

UkhuwahJuni 201714

Berita

“MADRASAH Lebih Baik, Lebih Baik Madrasah”, “Madrasah Bebas Narkoba”, “Madra-sah Tahfiz Alquran”. Jargon-

jargon penuh semangat ini diucapkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Drs. H. Suhaili, M.Ag. diikuti oleh seluruh peserta saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) Kabupaten Lampung Timur yang dilaksanakan di Lapangan Merdeka Way Jepara.

Suhaili mengatakan Aksioma sudah dilaksana-

kan sejak tahun 2009 dalam rangka peningkatan mutu dan daya saing pendidikan madrasah dengan ditopang peserta didik sehat secara jasmani dan rohani dalam menerima pendidikan di madrasah.

Tujuan Aksioma, menurut Suhaili, adalah mem-bangun citra madrasah sebagai basis pengem-bangan rohani, jasmani, skill, dan intelektualitas; mengembangkan potensi-kreativitas siswa; serta memberi kesempatan dan penghargaan bagi siswa berprestasi sesuai dengan minat dan bakatnya untuk dapat beraktualisasi diri juga salah satu tujuannya.

“Siswa madrasah adalah generasi muda

Tingkatkan Mutu dan Daya Saing di Aksioma

Siswa madrasah adalah generasi

muda pilihan yang bebas dari narkoba, karena narkoba adalah perusak moral

bangsa.

Kepala Kementerian Agama Provinsi Lampung Suhaili melepaskan balon ke udara dalam pembukaan Aksioma.

Ukhuwah Juni 2017 15

Berita

pilihan yang bebas dari narkoba, karena narkoba adalah perusak moral bangsa,” ujar Suhaili. "Untuk itulah siswa madrasah harus diarahkan untuk mengikuti kegia-tan-kegiatan yang positif, seperti kegiatan olahraga dan seni. Salah satu program unggulan untuk madrasah di Provinsi Lam-

pung adalah tahfiz quran. Hampir semua madrasah sudah memiliki program tahfiz quran ini. Semoga dengan program ini kecintaan terhadap Alquran akan semakin meningkat,” kata Suhaili.

Aksioma Kabupaten Lampung Timur dibuka Wakil Bupati Lampung Timur Zai-

ful Bokhari selaku Ketua KONI Lampung Timur dan dihadiri Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung beserta ibu dan jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Timur dan dii-kuti seluruh siswa madrasah se-Kabupaten Lampung Timur.

Dalam sambutannya, Zaiful Bokhari men-gatakan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur sangan concern dengan kegiatan olahraga dan seni di daerahnya. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur sangat memperhatikan perkembangan kegiatan olahraga dan seni.

“Untuk itu, kami sangat mendukung Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Ma-drasah ini. Saya berharap agar kegiatan ini serius dilaksanakan untuk menjaring atlet dan seniman dari madrasah di ling-kungan Kabupaten Lampung Timur,” ujar Zaiful Bokhari.

Pembukaan Aksioma Kabupaten Lampung Timur meriah dengan penampilan tari massal yang berjudul Asmarandana, persembahan Madrasah Aliah Pasirsakti, Lampung Timur. Kemeriahan semakin terasa saat wakil Bupati, Kakanwil, Kepala Kemenag, dan un-dangan lainnya turut bergoyang bersama puluhan penari dalam dance kewer-kewer. (HUMAS KEMENANG/LB)

UkhuwahJuni 201716

Berita

LIWA—UKHUWAH. Di dusun dengan suhu rata-rata 22 derajat Celsius itu, Siti, guru non-PNS di salah satu madrasah ibtidaiah di Lam-

pung Barat itu terlihat lebih bersemangat. Setiap pagi, ia rela menembus hawa dingin membelasak kabut untuk hadir berbagi ilmu dan membimbing siswa untuk mengantar mencapai cita-cita.

Siti adalah satu dari 105 guru non-PNS di Kabupaten Lampung Barat yang tahun ini mendapat pendapatan tetap. Setiap bulan, dia akan mendapatkan upah Rp1,5 juta melalui program inpassing yang dige lontorkan Kementerian Agama. Angin segar itu mengobati cita-cita Siti dan guru-guru non-PNS yang sesung-guhnya ingin diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.

“Kalau secara agama, seorang guru dalam membagikan ilmu kepada orang lain atau

anak murid memang tidak boleh mengharap imbalan. Tetapi, karena tuntutan profesi ini juga tidak bisa dijalankan dengan sekenanya, wajar kalau kami ingin beban kehidupan kami juga bisa dicukupi oleh pemerintah,” kata dia.

Siti mengaku senang dengan adanya program inpassing ini. Setidaknya, kata ibu dua anak ini, untuk biaya operasional pulang-pergi ke sekolah bisa tertutupi dengan insentif yang dia peroleh.

Kementerian Agama telah memublikasikan adanya peraturan baru pembayaran tunja-ngan profesi bagi GBPNS, yakni Peraturan Menteri Agama Nomor 43 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Profesi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (GBPNS) pada Kementerian Agama. Besaran TPG bagi guru non-PNS ditetapkan sebesar Rp1,5 juta per bulan.

Dalam hal ini, guru di lingkungan Kemenag

Kabupaten Lampung Barat telah lulus inpassing tahun 2011 sebanyak 105 orang. Namun, untuk proses pencairan dana inpassing berdasarkan hasil audit Irjen Kemenag, yang dilaksanakan dari tanggal 18 s/d 29 Januari 2016 di Kanwil Kemenag Provinsi Lampung. Adapun syarat pengajuan Inpassing GBPNS adalah:

Masa kerja sebagai guru sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut pada Satmikal yang sama; usia maksimal 59 tahun pada saat diusulkan; telah memiliki NUPTK yang dikeluarkan oleh Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemendiknas.

Lalu, fotokopi surat keputusan pengang-katan sebagai guru tetap dari yayasan; fotokopi ijazah terakhir yang disahkan oleh pejabat yang berwenang. Kemudian, surat keterangan asli melaksanakan kegiatan pembelajaran pada satmikal dari kepala sekolah. (HUMAS KEMENAG/LB)

Progaram Inpassing Guru non-PnS Lambar

Peraturan Menteri Agama nomor 43 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Profesi guru Bukan Pegawai negeri Sipil (gBPnS) pada Kementerian Agama. Besaran TPg bagi guru non-PnS ditetapkan sebesar Rp1,5 juta per bulan.

Ukhuwah Juni 2017 17

Berita

Aula Pepadun Kantor Kemente-rian Agama Provinsi Lampung itu seperti ruang debat. Pu-luhan Kepala Kantor Urusan

Agama (KUA) dari seluruh Lampung adu cerdas di hadapan beberapa juri. Hari itu, penilaian untuk mencari KUA Teladan Tingkat Provinsi Lampung dihelat.

Ada beberapa model para juri dalam menguji para kepala KUA itu. Pada sesi awal, setiap peserta diminta tampil di depan forum untuk menyampaikan visi, misi, dan moto pelayanan dalam sesi presentasi. Selesai pada model kon-vensional ini, dipadu dengan beberapa strategi kreatif agar dihasilkan sosok yang pantas.

Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag Lampung Drs. H. Muharam Ibrahim, M.M. menyatakan seleksi ini sebagai bagian dari pemacu kinerja

dan perbaikan layanan. Menurut dia, KUA adalah etalase dan pelayan ter-depan dalam urusan keagamaan bagi masyarakat.

“Itulah mengapa KUA harus baik. Karena KUA-lah yang banyak lang-sung berhadapan dengan masyarakat. Lomba ini menjadi penting karena kita harus menyiapkan orang-orang pelayanan dengan integritas tinggi,” kata dia.

Said Karimin, ketua pelaksana penila-ian, menguraikan 10 kriteria penilaian. Pertama, tentang visi, misi, dan moto pelayanan; lalu standar dan maklumat pelayanan; sistem, mekanisme, dan prosedur pelayanan; sumber daya manusia.

Poin berikutnya, sarana dan prasara-na pelayanan; penanganan pengaduan; indeks kepuasan masyarakat; sistem informasi pelayanan publik; produktivitas

dalam pencapaian target pelayanan; dan performa KUA.

“Kita menginginkan performa KUA di tingkat kecamatan bisa memberi layanan terbaik kepada masyarakat. Oleh karena itu, berbagai tes yang kami nilai sangat komprehensif. Terdiri dari tes tertulis dan wawancara; pembacaan dan pemahaman Alqur’an, khutbah nikah, dan baca kitab Munakahat; lalu pema-haman hukum positif perkawinan dan perundang-undangan terkait,” ujar Said Karimin yang juga Kasi Pemberdayaan KUA di Kemenag Lampung ini.

Saat membuka acara, Kepala Kanwil Kemenag Lampung Drs. H. Suhaili, M.Ag. berpesan agar semua Kepala KUA di Lampung bekerja dengan integritas tinggi. “Kami titip nama baik Kemen-terian Agama kepada bapak-bapak kepala KUA semua. Sebab, di KUA itulah layanan tingkat pertama dilakukan,” kata Suhaili.

Ia menambahkan penilaian ini se-sungguhnya bukan untuk mencari pemenang, apalagi menjatuhkan yang lain. Sepuluh kriteria yang dibuat ini, lanjut Suhaili, adalah sarana untuk saling memperbaiki dan menemukan standar terbaik. (HUMAS KEMENAG/LB)

PENILAIAN KUA TELADAN

KUA adalah Etalase Kemenag

UkhuwahJuni 201718

MARSYUM membaca-kan kata pelantikan di depan puluhan pen-gurus Badan Penase-

hatan Pembinaan dan Pelestarian

Perkawinan (BP4) Tulangbawang, Tulangbawang Barat, dan Mesuji. Setiap ucapan yang dilontarkan Kepala BP4 Lampung itu diikuti dengan khidmat dan saksama, di

Aula Kantor Kementerian Agama Tulangbawang.

Di sisi lain, Sekretaris Umum BP4 Lampung Tatik Rahayu Ningsih ikut menghadiri acara itu. Tiga Kepala Kantor Kementerian Agama juga hadir, masing-masing Karwito (Tulangbawang), Juanda Naim (Tulangbawang Barat), dan Sedarno (Mesuji).

Marsyum mengatakan BP4 bertu-gas memberikan penasehatan dan pembinaan agar setiap perkawinan tetap lestari, langgeng, dan ber-tahan sepanjang hidup. BP4, kata dia, sejak didirikan sampai dengan sekarang, banyak melakukan upaya pembinaan rumah tangga.

Menurut Marsyum, sejak pasan-gan mendaftar pernikahan di KUA, mereka mengikuti kursus calon pengantin. Demikian juga pas-capernikahan, BP4 ikut berupaya membina, memberikan advokasi, dan mediasi dalam mewujudkan keluarga sakinah.

“Yang diperlukan BP4 adalah mediator bersertifikat sehingga bisa menggunakan metode me-diasi yang modern yang dapat memberikan bekal kepada calon pengantin dan memberikan pe-nasihatan yang menyentuh pihak yang berselisih untuk berdamai dan menjaga rumah tangganya,” ujarnya.

PELANTIKAN PENGURUS BP4

Jaga Kelanggengan Keluarga!

Rangkaian kegiatan pelantikan Pengurus BP4 di berbagai daerah di Lampung.

Ukhuwah Juni 2017 19

Marsyum menuturkan data perceraian cukup tinggi. Ia meminta BP4 mengam-bil peran untuk memberikan nasihat agar keluarga lestari. “Berkoordinasilah dengan pemerintah dan ormas Islam atau lembaga-lembaga dakwah yang ada," ungkap Marsyum.

Sementara itu, acara serupa juga diadakan di Aula Kantor Kementerian Agama Lampung Timur, Sukadana. Tiga BP4 dikukuhkan yakni Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Kota Metro.

Acara di Lampung Timur itu dihadiri Wakil Ketua BP4 Provinsi Lampung Abdullah Ismail, Sekretaris BP4 Tatik Rahayu Ningsih, jajaran pengurus lain, kepala Kantor Kementerian Agama Lam-pung Timur, dan para kasi Bimas.

Abdullah Ismail mengatakan adalah keluarga adalah cikal bakal berdirinya negara. Jika keluarga kokoh, kokoh pulalah negeri. “Tugas mulia ini tidak bergantung semata kepada pemerin-tah,” ujarnya.

Abdullah juga menyoroti angka perceraian yang cukup tinggi. Ia me-minta BP4 mengambil peran dengan memberikan nasihat agar keluarga tetap lestari. Acara itu tak sekadar pelantikan. Sebuah acara dialog juga

digelar. Sekretaris Umum BP4 Lampung

Tatik Rahayu Ningsih didaulat mem-buka dialog terkait peran dan fungsi BP4 di masyarakat. Dalam dialog, banyak pertanyaan yang menge-muka. Ada yang bertanya soal dana hibah yang dahulu melalui pemda, mempertanyakan kevakuman pengu-rus, dan soal tugas pokok dan fungsi lembaga ini.

Atas pertanyaan itu, Tatik menjawab satu per satu. Ia mengatakan BP4 sudah berbadan hukum sejak 1961. BP4, kata dia, mesti proaktif dan menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah khususnya bidang kesra. “Pengalaman kami di BP4 Provinsi Lampung, kami diberikan hibah oleh pemerintah. Meski tidak besar, bisa menstimulus tugas,”

ujarnya.Tatik juga menyarankan agar BP4

mengajak pejabat bidang kesra secara langsung menyaksikan kegiatan BP4. “Sesekali perlu juga kita ajak pejabat untuk menyaksikan pembinaan prap-ernikahan,” ujarnya.

Sedangkan pengukuhan BP4 Pe-sawaran, Lampung Selatan, dan Bandar Lampung dilakukan di Aula Kantor Ke-menterian Agama Bandar Lampung.

Kepala Kantor Kementerian Agama Bandar Lampung Seraden Nihan men-gatakan BP4 mempunyai peran strategis dalam memberikan solusi permasalahan keluarga. “Kami akan coba usulkan bantuan operasional bagi pengurus BP4 kabupaten/kota melalui DIPA Kemen-terian Agama,” kata Seraden. (HUMAS KEMENAG/LB)

UkhuwahJuni 201720

Berita

DIRJEN Pendis Kementerian Agama Nursyam menegaskan guru atau pendidik adalah kunci pendidi-kan. Penegasan ini disampaikan

Nursyam ketika memberikan sambutan pada acara Temu Pakar Pendidikan Agama Islam: Deradikalisasi, Multikultural, Wawasan Kebangsaan, serta Penguatan Akhlakul Ka-rimah di Hotel Santika, TMII, Jakarta, Senin 24/9. “Guru menjadi faktor penting dalam membangun pendidikan ke depan,” tegas Nursyam.

Sebagai kunci pendidikan, lanjut Nursyam, guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, sistem dan kriteria rekrutmen menjadi faktor yang san-gat menentukan. Berkenaan dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI), Nursyam menegaskan keteladanan juga menjadi hal utama yang harus dikedepankan. Artinya, selain profesional, guru PAI juga harus mampu menjadi teladan bagi peserta didiknya. “Profil guru seperti apa yang harus mengajarkan Pendidikan Agama Islam juga penting untuk didiskusikan dalam forum ini,” ujar Nursyam.

Temu Pakar Pendidikan Agama Islam yang diadakan Direktorat Pendidikan Agama Islam (Dit-PAI), Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama, ini dihadiri oleh Prof. Dr. K.H. Tholchah Hasan, M.A., Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, M.A., Prof. Dr. Atho Mudzhar, M.A., para direktur di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam, utusan dari Direktorat Pembinaan SD, SMP, dan SMA Kemendikbud, serta guru agama dari beberapa SMA di lingkungan Jakarta.

Dalam laporannya, Direktur PAI Amin Haedari menjelaskan forum ini akan mendis-kusikan problematik pembelajaran PAI, sep-erti kualitas lulusan, perilaku menyimpang (narkoba, kekerasan, pergaulan bebas, dan kriminal), berkembangnya paham

radikalisme, serta problem kualitas tenaga pendidik PAI. ”Forum ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan tentang potensi PAI, inovasi pengembangan PAI, dan optimalisasi pendidikan PAI di sekolah,“ tutup Amin.

Pengaruh Pendidikan Agama Dipertanyakan

“Capaian dan pengaruh pendidikan agama dipertanyakan”, penegasan ini disampaikan pakar pendidikan Islam, K.H. Tholchah Hasan, ketika menjadi narasumber dalam temu Pakar Pendidikan Islam: Deradikalisasi, Multikul-tural, Wawasan Kebang-saan, serta Penguatan Akhlakul Karimah, di Hotel Santika, TMII, Jakarta, Senin (24/09).

“Banyaknya perilaku menyimpang di kalangan pemuda pelajar, seperti radikalisasi, narkoba, pergaulan bebas, dan kriminalitas memuncul-kan pertanyaan tentang sampai di mana capaian dan pengaruh Pendidikan Agama Islam (PAI) terh-adap perubahan perilaku dan sikap peserta di seko-lah,” ujar Kiai Tholchah. Menurut Kiai Tholchah, setidaknya ada lima faktor yang perlu dicermati dalam merespons problem pen-didikan PAI.

Pertama , faktor guru agama dan kom-petensinya. Problem penguasaan materi ajar guru PAI masih sangat terbatas. Bahkan, tidak semua guru agama di sekolah mem-punyai kelayakan mengajar agama, baik dari segi penguasaan bahan ajar agama, performa dalam menjalankan tugas, maupun keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk itu, perlu adanya pembekalan berkesinambungan bagi penguatan pen-guasaan guru terhadap materi ajar. Selain itu, pendidikan agama juga lebih berfokus pada aspek kognitif, bukan afektif.

Pendidikan agama masih berhenti pada pengajaran ilmu agama, belum mencapai internalisasi nilai. Pendekatanya masih pada a’malul jawarih tidak sampai pada a’malul qulub. Guru agama juga lebih mencerminkan dirinya sebatas sebagai pendidik profesional,

tidak bisa menjadi pendakwah yang bertang-gung jawab terhadap pendidikan spiritual.

Kompetensi leadership guru agama lemah. Padahal, menurut Kiai Tholchah, di luar kompetensi pendidik yang diatur dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pen-didikan, khusus guru agama, harus ada dua kompetensi yang di kuasai yaitu leadership dan spiritual. Akibat dari semua ini adalah pendidikan agama di sekolah terasa kering. (HUMAS KEMENAG/LB)

Muhammad TohirGuru MTsN 1 Lampung Tengah

Guru adalah Kunci Pendidikan

Ukhuwah Juni 2017 21

Berita

POTENSI zakat di Provinsi Lampung diperkirakan mencapai Rp1,8 triliun. Namun, zakat yang dikum-pulkan oleh Badan Amil Zakat

Nasional (Baznas) Provinsi Lampung masih terbilang kecil. Untuk menggenjot potensi zakat itu, Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo mencanangkan Gerakan Zakat Daerah (GZD) yang diharapkan mampu menghimpun kekuatan zakat, infak, dan sedekah dalam membantu pembiayaan pembangunan umat.

Ridho meminta kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk rutin membayar zakat tidak hanya pada bulan Ramadan. “Di saat keterbatasan anggaran pemerintah, zakat merupakan salah satu alternatif pembiayaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujar Ridho di Gedung Pusiban, 13 Juni 2017. Ridho mengatakan pembayaran zakat sangat penting untuk kemajuan suatu daerah.

“Saya telah menginstruksikan seluruh satker untuk membayar zakat,” kata Rido. “Walau sedikit, jika dilakukan secara masif, akan berdampak besar,” ucapnya

usai menyerahkan zakat secara simbolis kepada Baznas di Gedung Pusiban Pemprov Lampung.

Menurut Ridho, zakat bagi pegawai di lingkungannya dipotong 2,5% dari take home pay para pegawai. “Kemajuan daerah dipengaruhi kesadaran masyarakat dalam membayar zakat,” ucapnya.

Hadir dalam pencanangan GZD Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Lam-pung Drs. H. Suhaili, M.Ag., Ketua Baznas Provinsi Lampung Mahfud Santoso, Forko-pimda, dan Ketua SKPD Provinsi Lampung. Dalam kesempatan itu, Kakanwil mengata-kan sangat mendukung program zakat di Provinsi Lampung. Bahkan, menurutnya, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung sudah melaksanakan zakat profesi sejak tahun 2011 yang kemudian diikuti se-luruh Kemenag kabupaten/kota se-Provinsi Lampung. “Artinya, sejak enam tahun yang lalu kita sudah melaksanakan program ini,” kata Suhaili.

Sementara itu, Ketua Baznas Provinsi Lampung Mahfud mengatakan Gerakan Zakat Daerah diawali 6 Juni lalu. Kala itu

digelar sosialisasi di Balai Keratun. Sejak sosialisasi itu dilaksanakan, tiga rekening Baznas Lampung terus naik, bahkan satu minggu terkumpul dana hingga Rp1,15 miliar. “Ini rekor pengumpulan zakat terbesar se-Indonesia,” kata Mahfud. Dia berharap dukungan Gubernur Lampung merupakan awal yang baik karena besarnya potensi zakat di Provinsi Lampung.

“Potensi Rp1,8 triliun itu perhitungan minimal dari sepertiga warga Lampung. Ini tantangan bagi Baznas untuk terus menghimpun zakat yang nantinya akan disalurkan kepada para mustahik,” ujat Mahfud. Dalam mengumpulkan zakat tersebut, Baznas memiliki cabang di selu-ruh kabupaten/kota se-Provinsi Lampung. Hasil pengumpulan zakat ini dipergunakan sebagai dana bergulir untuk pemberdayaan ekonomi umat.

Baznas, menurut Mahfud, membagikan zakat produktif secara bertahap Rp50 juta di 15 kabupaten/kota se-Lampung. Selain itu, Baznas juga membiayai mahasiswa dari keluarga kurang mampu. (HUMAS KEMENAG/LB)

POTENSI ZAKAT LAMPUNG

Rp1,8 Triliun untuk Pembangunan Umat

Ini tantangan bagi Baznas untuk terus menghimpun zakat yang nantinya akan disalurkan kepada para mustahik

UkhuwahJuni 201722

Berita

BERTEMPAT di Raudhatul Athfal (RA) Perwanida 1 di Jalan Gatot subroto, Garuntang, Ikatan Guru

Raudhatul Athfal (IGRA) se-Kota Bandar Lampung menggelar Pelati-han Peningkatan Mutu Kepala dan Guru RA Se-Kota Bandar Lampung. Kegiatan ini diikuti 75 peserta yang terdiri dari kepala madrasah dan guru RA se-Kota Bandar Lampung serta dihadiri dan dibuka Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bandar Lampung Seraden Nihan, didampingi Pengawas RA Kota Ban-dar Lampung Jumiyanti, M.Pd. dan Drs. Faizalludin dan Ketua IGRA Kota Bandar Lampung Tahun 2016.

Dalam sambutannya dan pem-bukaannya, Kepala Kantor Kemen-terian Agama Kota Bandar Lampung Drs. H. Seraden Nihan, M.H. me-maparkan dewasa ini kesadaran akan pentingnya penyelenggaraan

pendidikan anak usia dini telah tumbuh sebagai sebuah kesadaran kolektif antara masyarakat dan pemerintah, sehingga pertumbuhan lembaga pendidikan semacam RA semakin meningkat, begitu juga jumlah siswanya yang semakin bertambah.

"Sedemikian pentingnya penye-lengaraan pendidikan RA, perlu kiranya dilakukan langkah pembi-naan agar lembaga yang dikelola oleh para kepala RA dan guru-gu-runya memiliki kesamaan visi-misi dalam mengembangkan kulaitas anak didiknya. Pembinaan itu di-wujudkan dengan cara memberikan latihan pada hari ini," ujarnya.

Lebih lanjut Seraden menjelaskan kepala sekolah sebagai manajer pendidikan yang berada di sekolah memiliki peranan penting dalam me-nentukan atau membawa sekolah yang dipimpinnya memperoleh mutu

PELATIHAN TENAGA PENDIDIK

Strategi Jitu Optimalkan Mutu Guru

Sedemikian pentingnya penyelengaraan pendidikan RA, perlu kiranya dilakukan langkah pembinaan agar lembaga yang dikelola oleh para kepala RA dan guru-gurunya memiliki kesamaan visi-misi dalam mengembangkan kulaitas anak didiknya. Pembinaan itu diwujudkan dengan cara memberikan latihan pada hari ini.

Para guru RA antusias mendengarkan pemamaparan yang dibawakan pemateri.

Ukhuwah Juni 2017 23

Berita

pembelajaran yang baik. Keadaan terse-but tentunya dapat diwujudkan dengan baik, apabila kepala sekolah mampu menciptakan strategi yang relevan dengan kondisi dalam meningkatkan mutu pembelajarannya.

Adapun komponen-komponen pen-ingkatan mutu pembelajaran tersebut yang pertama adalah penampilan guru. Artinya, rangkaian kegiatan yang dilaku-kan seorang guru dalam melaksana-kan pengajaran sangat menentukan terhadap mutu pembelajaran. Keadan tersebut karena guru merupakan salah satu pelaku dan bahwa pemeran utama dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Oleh karena itu, diharapkan guru

harus benar-benar memiliki kemam-puan, keterampilan, dan sikap seorang guru yang profesional, sehingga mampu menunjang terhadap peningkatan mutu pembelajaran yang akan dicapai.

Kedua, penguasaan materi/kuri-kulum. Artinya, penguasaan materi/kurikulum mutlak harus dilakukan guru dalam menyelenggaran pembelajaran. Keadaan tersebut karena kurikulum/materi merupakan objek yang akan disampaikan pada peserta didik. Dengan demikian, kedudukan penguasaan ma-teri ini merupakan kunci yang menentu-kan keberhasilan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Sebab itu, seorang guru dituntut atau ditekankan untuk

menguasai materi/kurikulum sebelum melaksanakan pengajaran di depan kelas.

Ketiga, penggunaan metode men-gajar. Artinya, penggunaan metode mengajar yang dipakai guru dalam menerangkan di depan kelas tentunya akan memberikan kontribusi tersebut peningkatan mutu pembelajaran. Den-gan menggunakan metode mengajar yang benar dan tepat, siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disapai-kan guru.

Keempat, pendayagunaan alat/fasili-tas pendidikan. Mutu pembelajaran akan baik apabila dalam pelaksanaan pembelajaran didukung oleh alat/

Diharapkan guru harus benar-benar memiliki kemampuan, keterampilan, dan sikap seorang guru yang profesional, sehingga mampu menunjang terhadap peningkatan mutu pembelajaran yang akan dicapai.

UkhuwahJuni 201724

Berita

fasilitas pendidikan yang tersedia. Keadaan tersebut memudahkan guru dan siswa untuk menyelenggarakan pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan pendayagunaan alat/fasilitas belajar harus memperoleh perhatian yang baik bagi sekolah dalam upayanya mendukung terhadap peningkatan mutu pembelajaran.

Kelima, penyelenggaraan pembelajaran dan evaluasi. Mutu pembelajaran juga diten-tukan penyelenggaraan pembelajaran dan evaluasinya. Keadaan ini menunjukkan pada dasarnya mutu akan dipengaruhi proses. Dengan demikian, guru harus mampu men-gelola pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran sehingga mampu mewujudkan peningkatan mutu yang tinggi.

Keenam, pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Artinya, mutu akan mampu ditingkatkan apabila dalam pembelajaran siswa ditambah dengan adanya kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Keadaan ini beralasan diadakannya kegiatan tersebut akan menambah pengetahuan siswa di luar pengajaran inti di kelas. Tentunya hal tersebut akan lebih meningkatkan kreativitas dan kompetensi siswa.

Selain itu, penerapan disiplin yang ketat juga merupakan salah satu strategi yang dilakukan kepala sekolah dan guru dalam meningkat-kan mutu pembelajaran. Penerapan disiplin ini penting dilakukan sehubungan dengan rendahnya tingkat kedisiplinan guru maupun siswa, antara lain datang terlambat, berpaka-ian kurang rapi, dan pulang belajar mengajar belum pada waktunya.

Pendisiplinan ini dilakukan untuk mengon-disikan semua warga PAUD/RA memiliki kin-erja dalam menjalankan tugas dan peranannya secara optimal.

Melalui pendisiplinan ini, diharapkan para personel pendidikan mampu memberikan kin-erjanya yang optimal. Sementara pendisiplinan yang terapkan pada siswa diharapkan mampu menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam menjalankan atau mengikuti pembelajaran.

Untuk itu, dia berharap melalui pelatihan ini, para kepala sekolah dan guru RA se-Kota Bandar Lampung mendapatkan ilmu men-didik yang baik dengan mempunyai sikap profesional, disiplin, berkarakter, dan berdaya saing, sehingga anak selaku aset bangsa mendapatkan pendidikan yang layak. (HUMAS KEMENAG/LB)

Penerapan disiplin ini

penting dilakukan sehubungan

dengan rendahnya tingkat kedisiplinan

guru maupun siswa, antara lain datang terlambat, berpakaian kurang

rapi, dan pulang belajar mengajar

belum pada waktunya.

Ukhuwah Juni 2017 25

Berita

EGIATAN Haflatut Tasyak-kur lil Ikhtitam Pondok Pe-santren API Bahrul Ulum di Desa Margodadi, Kecamatan

Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, setiap tahunnya selalu diadakan dengan me-riah. Ribuan pengunjung pun memadati rangkaian kegiatan Pondok Pesantren Tua di Kabupaten Tanggamus yang setiap tahunnya diisi dengan berbagai kegiatan pra-Haflah.

Salah satu kegiatan yang cukup menarik dalam rangka memeriahkan haflah ikhtitam para santri Pesantren API Bahrul Ulum Mar-godadi tersebut adalah festival hadrah bagi

grup hadrah di Provinsi Lampung.Menurut salah satu panitia pelaksana,

Sulaiman, kegiatan ini juga digelar dalam rangka mensyiarkan seni budaya Islam bagi kalangan santri.

Kegiatan festival hadrah di pesantren asu-han K.H. Hamdan Ma’mun yang merupakan alumnus Pesantren Tegalrejo, Magelang, ini akan dilaksanakan pada 18 Mei 2017. “Pendaftaran dimulai dari 18 April sampai dengan 14 Mei di Pondok Pesantren API Bahrul Ulum,” ujarnya.

Sulaiman menjelaskan beberapa hal terkait festival ini di antaranya peserta me-nampilkan dua buah lagu wajib dan bebas.

“Lagu wajib sudah dipilihkan panitia yaitu Ya Asyiqol Musthofa,” kata dia.

Dalam setiap grup hadrah, lanjutnya, maksimal terdiri dari 15 personel dengan menggunakan alat hadrah murni tanpa menggunakan alat bantu elektronik. “Un-tuk detailnya, nanti akan dijelaskan pada technical meeting,” ujarnya.

Panitia sudah menyiapkan hadiah bagi para pemenang di beberapa kategori yang terdiri dari juara I, II, III, juara harapan I, II, dan II, serta juara favorit dan the best music. “Silakan bagi grup hadrah di Provinsi Lam-pung untuk bersama-sama mensyiarkan seni hadrah,” kata dia. (HUMAS KEMENAG/LB)

Kegiatan ini juga digelar dalam rangka mensyiarkan seni budaya Islam bagi kalangan santri.“ “

KEGIATAN PONPES API BAHRUL ULUM

Khataman Meriah oleh Festival Hadrah

K

Festival hadrah mewarnai acara khataman di Ponpes Bahrul Ulum.

UkhuwahJuni 201726

Berita

Langgam selawat dari sound system berkekuatan besar telah bersenandung sejak pagi di halaman Kompleks Pondok Pesantren Alhi-

dayat, Gerning, Pesawaran. Tenda besar terpasang dengan seribuan kursi di bawahnya. Di bagian de-pan, satu panggung cukup megah berdiri.

Dari panggung pengajian di lipatan wilayah sepi itu, Prof. Said Agil Husein Almunawar mewanti-wanti umat. Mantan Menteri Agama Republik Indonesia itu dihadirkan untuk mem-berikan tausiah di tengah masyarakat yang kian galau oleh perkembangan dunia yang sulit dibendung dari pen-

garuh buruk.“Saya tegaskan kepada jemaah dan

masyarakat muslim Indonesia. Pilihan untuk memasukkan anak-anak ke pesantren sudah sangat tepat. Jangan terpengaruh dengan godaan dunia yang menawarkan pendidikan cang-gih dan kemapanan fasilitas. Sebab, pondok pesantren memiliki konsep dan dasar ilmu yang kuat untuk mem-pelajari ilmu agama,” kata dosen UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta ini.

Pesan agar umat belajar agama dari guru yang tepat ini disampaikan lelaki kelahiran Palembang 1954 ini menanggapi maraknya ajaran agama yang disampaikan dengan penguasan ilmu yang kurang kuat.

“Sekarang ini banyak sekali anak muda yang mendadak jadi ustaz. Arti dari kata ustaz adalah guru. Tetapi, untuk menjadi guru agama Islam, tidak cukup dengan modal pengetahuan umum. Ada tahapan, tingkatan, dan penguasaan alat untuk menafsir suatu ilmu agama,” kata peraih gelah doktor Universitas Ummul Quro’ Mekah, Arab Saudi, itu.

Pesan itu disampaikan Menteri Agama era Megawati Soekarnoputri ini menjawab pertanyaan umat soal maraknya paham baru dan radika-lisme. Gerakan radikal yang diduga menjadi induk dari aksi terorisme mengemuka bersama gencarnya dakwah yang dilakukan anak muda

Ilmu Alat, Untuk Tafsiryang Bertanggung Jawab

Jangan terpengaruh dengan godaan dunia yang menawarkan pendidikan canggih dan kemapanan fasilitas. Sebab, pondok pesantren memiliki konsep dan dasar ilmu yang kuat untuk mempelajari ilmu agama.Prof. Said Agil Husein Almunawar

Ukhuwah Juni 2017 27

Berita

dengan mengedepankan semangat jihad.

“Saya juga kadang-kadang heran, mengapa televisi mengambil dan memilih ustaz-ustaz muda yang wawasan dan keilmuannya belum teruji. Ini memang fenomena yang baik untuk percepatan syiar. Ustaz muda memang lebih menarik ketika ditayangkan gambarnya. Ini membuat khalayak, terutama anak-anak muda, juga tertarik. Namun, apakah ustaz muda-muda itu sudah siap dari segi ilmunya?” kata dia.

Di luar keilmuan, Said Agil me-maklumi bahwa para dai muda itu mengamalkan hadis yang menyeru agar menyampaikan ilmu kebenaran yang kita miliki walaupun hanya satu ayat. Namun, ketika sang penyampai ilmu itu kemudian disukai jemaah karena penampilannya yang menarik dan cara menyampaikannya enak, dia akan terjebak kepada masalah kualitas.

Pertanyaan-pertanyaan dari jemaah yang semakin kritis tidak sebanding dengan penguasaan ilmu agama yang

hanya modal satu ayat. “Yang baik, kalau kita memang hanya punya satu ayat, ya sampaikan saja. Tetapi, kalau jemaah minta tambahan ayat semen-tara kita belum menguasai, seharus-nya terus terang saja belum sampai lalu mengaji lagi. Nah, yang celaka, mereka memaksa mengeluarkan dalil dan ta fs i r- ta fs i r yang mengandal-kan logika atau hasil membaca dari satu buku saja atau bah-kan dari petikan di Google. Ini bahaya,” kata dia.

Ustaz-ustaz muda yang telanjur men-jadi idola dalam dakwah diakui Said Agil sebagai berkah dan fenomena baik. Namun, tantangannya akan lebih besar. Sebab, jemaah akan terus mengejar ilmu dari sang ustaz tanpa tahapan. Sementara, untuk belajar ilmu alat menjadi mufas-sir atau menafsir ayat Alqur’an tidak bisa secepat keinginan jemaah.

Kondisi ini kerap memaksa ustaz-ustaz muda mengambil jalan pintas. Tanpa ilmu alat yang kuat, mereka memilih membaca buku dan men-gutip dari berbagai bahan bacaan. “Masih mending kalau tanya kepada guru yang lebih senior dan punya

ilmu Nahwu-Sharaf yang berland-askan Kitab Kuning. Itu pun tidak bisa serta-merta kemudian diambil kesimpulan.”

Pelajari Kitab KuningMemberi solusi kepada fenomena

ini, Said Agil sepakat dengan imbauan

Menteri Agama Lukman Hakin Syaifudin di hadapan para pimpinan Pondok pesantren se-Lampung

Ketika sang penyampai ilmu itu kemudian disukai jemaah karena

penampilannya yang menarik dan cara menyampaikannya

enak, dia akan terjebak kepada masalah kualitas.

UkhuwahJuni 201728

Berita

Kementerian Agama yang akan mengktualisasi-kan lagi kajian Kitab Kuning. Menurut Said Agil, kitab-kitab seperti Alfiah, Jurumiah, Imrithi, dan lainnya adalah cara sistematis dengan jenjang yang jelas dan terukur ketika seseorang akan mempelajari ilmu alat.

“Kitab Kuning itu sangat jelas jenjangnya. Pada tahap awal santri hanya boleh mempelajari kitab tertentu dan belum boleh membaca kitab tertentu. Bukan karena tidak boleh terlalu cepat atau melompat. Tetapi, sebelum seorang santri memahami ilmu dasarnya, dia akan berbahaya jika sudah mencomot ilmu yang lebih tinggi, karena setiap ilmu itu ada dasarnya,” kata dia.

Sementara itu, ketika berbicara di hadapan ratusan pimpinan pondok pesantren se-Lampung di Islamic Center, Bandar Lampung, April lalu, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin men-gaku sedang merancang konsep penguatan pen-gajaran Kitab Kuning. Pemerintah, kata Lukman Hakim, merasa sangat perlu mengaktualisasikan pembelajaran ilmu agama secara mendasar

dengan pijakan yang kuat untuk menepis semakin santernya isu radikalisme.

“Orang mengikuti ajaran yang kemudian bisa kita identifikasi sebagai radikal itu karena pemahaman terhadap agama yang kurang baik. Jangankan yang hanya belajar agama dari buku atau Google, yang sudah khatam Kitab Kuning juga ada perbedaan. Tetapi, itu soal pilihan,” ujar Lukman.

Meskipun sudah cukup kompleks, Lukman Hakim mengaku masih optimistis pemahaman umat terhadap kebenaran Islam yang rahmatan lil alamin masih kuat.Ini bisa dilihat dari semakin tumbuhnya minat umat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke pondok pesantren.

“Kita masih punya sekitar 27 ribu pondok pesantren di seluruh Indonesia. Ini modal besar yang harus kita syukuri. Ke depan, pemerintah akan mendukung, memberi bantuan dana insentif kepada pondok-pondok pesantren. Kurikulum yang mengajarkan Kitab Kuning harus kita per-tahankan,” tukas dia. (TIM/R)

Kitab Kuning itu sangat jelas jenjangnya. Pada tahap awal santri hanya boleh mempelajari kitab tertentu dan belum boleh membaca kitab tertentu.

Ukhuwah Juni 2017 29

Berita

METRO—UKHUWAH:Puluhan wali murid bertandang ke MAN 1 Metro di Jalan Ki Hajar De-wantara, No. 110, Iring Mulyo,

Metro Timur, untuk menghadiri sosial-isasi Program Indonesia Pintar. Agenda ini ditaja pihak seko-lah untuk membantu siswa kurang mampu agar terus bisa melanjutkan pendidikan mereka.

Sebuah aula disiapkan pihak sekolah untuk menampung para wali murid. Di dalam ruangan, kursi-meja disusun rapi memanjang bersaf-saf. Kursi kayu yang sehari-hari dipakai siswa untuk saat be-lajar ini dialihfungsikan untuk tempat duduk para orang tua siswa.

Tempat duduk hampir terisi penuh saat kepala sekolah didampingi beberapa guru masuk ke aula. Suasana yang semua riuh tetiba langsung hening, tanda bahwa peserta siap menerima materi so-sialisasi Program Indonesia Pintar. Satu-dua wali murid yang terlambat langsung mengisi bangku yang kosong, berusaha menyesuaikan diri dengan sua-sana.

Bagi para orang tua, momen ini tentu kudu didatangi. Bahkan, kebanyakan dari wali murid yang bekerja sebagai petani rela meninggalkan rutinitas harian mereka. “Sawah ditinggal dulu, Mas. Saya berharap betul dapet bantuan program Pak Jokowi ini. Moga-moga anak saya diterima, supaya

terus bisa belajar,” kata salah satu orang tua murid.

Kepala MAN 1 Metro Antoni Iswantoro, M.Pd. mulai memperkenalkan dirinya juga beberapa guru yang mendampinginya. Tu-

juan kegiatan ini pun dipaparkan. Senyum penuh harapan dan anggukan kepala tanda ekspresi orang tua merespons penjelasan kepala sekolah.

Sebuah layar proyektor yang berdiri di tengah aula menampilkan potongan-potongan instisari materi. Kepala sekolah tampak berusaha memilih kata-kata yang pas untuk menerjemahkan slide-slide itu kepada wali murid.

Pemaparan dilanjutkan dengan tanya-jawab. Suasana kembali ramai. Acungan

tangan seakan tak henti. Pihak sekolah pun tak kalah semangat meladeni antusiasme-wali murid yang bertanya. Usai mendapatkan kriteria dan sarat-sarat penerima bantuan, pihak sekolah mengimbau para wali murid

segera melengkapi berkas yang diperlukan. Rapat pun selesai.

“Sungguh disayangkan jika para siswa MAN 1 Metro, yang memiliki prestasi baik akademik maupun nonakademik, harus ter-ganjal semangat belajarnya karena memikir-kan kebutuhan dan keperluan penunjang pendidikan” ujar Kepsek Antoni Iswantoro, usai acara. “Tetap semangat mengukir prestasi. Pemerintah akan terus berupaya untuk menyejahterakan para siswa yang memiliki prestasi.” (HUMAS KEMENAG/LB)

MAN 1 Metro Sosialisasikan Program Indonesia Pintar

UkhuwahJuni 201730

Berita

WAJAH pejabat teknis Kan-tor Kementerian Agama Provinsi Lampung yang biasanya memilih berada di balik layar, akhir Mei

lalu, tampak banyak hadir di Hotel Emersia. Hari itu mereka antusias ketika institusi tempatnya bekerja mengundang Kejaksaan Tinggi Lampung untuk sosialisasi dan pem-binaan hukum berkaitan dengan pelaksan-aan tugas sebagai aparat sipil negara.

“Kami sangat membutuhkan sosialisasi, pengetahuan, dan informasi tentang pen-anganan hukum berkaitan dengan tugas kami sebagai pejabat teknis di lapangan. Kami butuh pembinaan hukum supaya tidak waswas mengambil langkah,” kata salah seorang pejabat pembuat komitmen (PPK) yang enggan disebut identitasnya.

Pihak Kementerian Agama Provinsi Lampung memang sengaja mengundang para penggawa Kejati Lampung untuk memberi suluh kepada seluruh jajaran Ke-menag. Kepala Kanwil Kemenag Lampung Drs. Suhaili, M.Ag. mengatakan banyak masalah hukum perdata dan tata usaha

negara di lingkungan Kemenag yang kerap mengganggu kinerja. Akibatnya, banyak en-ergi terbuang untuk urusan itu, sementara masalahnya juga tidak segera tuntas.

“Kami sengaja bekerja sama dengan Kejati agar segala sesuatu yang menyang-kut hukum perdata, tata usaha negara, dan juga mungkin potensi hukum pidana bisa dipahami jajaran kami. Sebab, kita sering kurang berani mengambil kebijakan karena ketidakpahaman posisi hukumnya,” kata Suhaili.

Dalam kesempatan itu, Kementerian Agama menandatangani kesepakatan kerja sama, yakni dalam rangka untuk menangani penyelesaian masalah hukum perdata dan tata usaha negara di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung serta untuk meningkatkan penga-manan aset negara.

“Kami terus melakukan inventarisasi-barang milik negara agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan kesempatan. Kerja sama ini juga untuk mencegah terjadinya gugatan karena posisi hukum kita yang sudah jelas dan kuat,” tambah

Suhaili.Penandatanganan kerja sama yang

dilakukan Suhaili dengan Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Lampung Amran, M.H. Beberapa pejabat di Kejati Lampung seperti asisten pidana khusus dan beberapa jaksa hadir. Mereka membagikan ilmu dan mem-beri rambu-rambu penting kepada para pelaksana di Kemenag Lampung.

Dalam sambutannya, Suhaili menga-takan permasalahan perdata dan tata usaha negara yang dihadapi oleh satker pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung baik itu Kementerian Agama kabupaten/kota.

Itu juga terjadi di instansi di bawah Keme-nag, seperti madrasah negeri dan lembaga keagamaan lain. Mereka kerap berpolemik mengenai aset barang milik negara berupa tanah yang telah bersertifikat maupun be-lum, terutama yang perolehannya melalui hibah atau wakaf dari masyarakat.

“Akhir-akhir ini ada kecenderungan muncul upaya pihak tertentu yang mem-persoalkan keabsahan kepemilikan atas aset-aset Kementerian Agama.Pihak-pihak

MoU Kemenag dan Kejati Lampung

Pejabat Jangan Ragu!Kerja sama ini juga untuk mencegah terjadinya gugatan karena posisi hukum kita yang sudah jelas dan kuat.

Jajaran pejabat Kemenag Provinsi Lampung berfoto bersama dalam acara penandatanganan MoU antara Kemenag Lampung dan Kejaksaan Tinggi.

Ukhuwah Juni 2017 31

Berita

tersebut kebanyakan berasal dari keluarga ahli waris atau yang menghibahkan, yang didampingi lembaga-lembaga tertentu. Untuk itu, kami memandang perlu untuk melakukan upaya pengamanan terhadap aset-aset tersebut dengan didampingi pihak yang berkompeten tentang permasala-han hukum, yaitu Kejaksaan Tinggi Lampung,”imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Kejak-saan Tinggi Lampung Amran, M.H. mengatakan menyambut baik diadakannya kerjasama ini. Bahkan, menurutnya, kerjasama semacam ini juga di lakukan dengan pemerintah daerah dan dinas instansi lainnya.Sebab, hal ini juga merupakan salah satu tu-gas dari kejaksaan untuk memberikan pendampingan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

“Pejabat tak boleh ragu dalam mengambil kebijakan selagi mengikuti aturan hukum. Jika ragu dan terhambat, pembangunan bisa terkendala. Kami siap membantu,” kata Amran.

Amran berharap kegiatan ini segera diikuti dan dilaksanakan di tingkat ka-bupaten/kota, yaitu Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota se-Provinsi Lam-pung dengan Kejaksaan Negeri (Kejari)

setempat. Amran mengatakan pihaknya bersedia untuk memberikan bantuan hu-kum, pelayanan hukum, maupun tindakan hukum lainnya.

“Saya kira banyak hal yang bisa kita gali dan kerjakan bersama selain pendampingan permasalahan hukum. Kita juga bisa bekerja sama dalam bidang lain. Misalnya, ketika Kejati membutuhkan tenaga rohaniwan, penceramah, dan kegiatan keagamaan lainnya, tentunya Kementerian Agama akan sangat dibutuhkan perannya. Bahkan, sela-ma ini di bidang kerukunan umat beragama hubungan yang harmonis dan kerjasama yang baik antara Kanwil Kemenag Lampung

dan Kejati,” kata Amran.Kegiatan penandatanganan perjanjian

kerja sama dilakukan bersamaan dengan pembinaan hukum yang bertujuan mem-berikan wawasan hukum bagi aparatur sipil negara dilingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. Mereka terdiri dari pejabat pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lam-pung, kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota se-Provinsi Lampung, kepala MIN, MTsN, dan MAN se-Kota Bandar Lampung, serta pejabat, jaksa, pengacara negara di lingkungan Kejaksaan Tinggi Lampung. (HUMAS KEMENAG/LB)

UkhuwahJuni 201732

Berita

Per i ng atan Har i a ma l Bakti Hari amal Bakti ke-71 Kementerian agama republik indones ia d i i s i dengan

berbagai kegiatan positif. awal Desember 2016, dihelat

pertandingan olahraga internal. Perlombaan ini dilaksanakan internal Kanwil Kemenag kabupaten/kota. Kemudian, tangkai acara berlanjut pada akhir Desember, yakni diadakannya pertandingan olahraga dan seni tingkat provinsi yang dilaksanakan di Lampung Utara. Kompetisi ini diikuti Kanwil, iain raden intan Lampung, iain Jurai Siwo Meto, dan 14 Kemenag kabupaten/kota.

Lalu, diadakan ziarah ke taman Makam Pahlawan Kedaton dengan penanggung

PUNcAK HAB KE-71

Apresiasi Pegawai Berprestasi

3

2

Ukhuwah Juni 2017 33

Berita

PUNcAK HAB KE-71

Apresiasi Pegawai Berprestasi

jawab i a in raden intan Lampung. Sebelum melakukan zairah kubur, digelar upacara di taman Makan Pahlawan. Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Kepala Bagian tata Usaha Kanwil Kemenang Provinsi Lampung Mahmudin aris rayusman, S.ag., M.Pd.i.

rangkaian acara dengan tema “Bersih Melayani” ini ditutup

pada 3 Januari di Mts negeri 2 B a n d a r

Lampung. Puncak acara ini diakhiri dengan upacara bendera yang dipusatkan di Mts negeri 2 Bandar Lampung. Dalam seremoni ini, bertindak sebagai pembina upacara ialah rektor iain raden intan Prof. dr. M. Mukri, M.ag. yang membacakan sambutan Menteri agama Lukman Hakim Saifuddin.

Pada upacara tersebut , dilaksanakan penganugerahan Satyalancana Karya Satya bagi aparatur sipil negara dengan masa bakti 10, 20, dan 30 tahun. Di samping itu, juga dilakukan pembagian piagam penghargaan kepada para pegawai di Kemenag yang berprestasi.

Senarai kegiatan HaB ke-71 Kementerian ri terangkum dalam berita foto berikut. (HUMaS KeMenag/LB)

1. Kepala Kementerian Agama Provinsi Lampung Drs. Suhaili, M.Ag. mengikuti upacara puncak peringatan HAB ke-71 di halaman MTs N 2 Bandar Lampung.

2. Kepala Kemenag Lampung Drs. Suhaili, M.Ag. menyerahkan piala bergilir kepada Kasubbag TU Kemenag Kabupaten Pesawaran sebagai juara umum lomba peringatan HAB ke-71 tahun 2017 di halaman MTs N 2 Bandar Lampung.

3. Jajaran Kemenag Provinsi Lampung melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kedaton dalam rangkaian acara HAB ke-71.

4. Kepala Kemenag Lampung Drs. Suhaili, M.Ag. menyematkan penghargaan Satyalancana Karya Satya kepada aparatur sipil negara dengan masa bakti 10. 20, dan 30 tahun.

5. Penyerahan piala kepada juara keluarga sakinah oleh Hj. Apriyani Suhaili.

1

4

4

Daerah

PesawaranLampung TimurLampung UtaraBandar LampungUIn Raden IntanPringsewuKemenag LampungTanggamusMesujiIAIn Metro

JuaraI II III Poin Ket.

2 2 2 18 Juara Umum

2 1 2 15 II

2 0 0 10 III

2 0 0 10 IV

0 2 1 7 V

0 1 1 4 VI

0 1 0 3 VII

0 1 0 3 VIII

0 0 1 1 IX

0 0 1 1 X

TABEL PEROLEHAN POIN LOMBA OLAHRAGA DAN SENI HARI AMAL BAKTI 2017

UkhuwahJuni 201734

Berita

PRINGSEWU—UKHUWAH. Walau-pun belum ada indikasi warga masyarakat Kabupaten Pringsewu yang ikut Kelompok Gerakan Fajar

Nusantara atau Gafatar, Majelis Ulama Indo-nesia Kabupaten Pringsewu mengharapkan kepada seluruh warga untuk mewaspadai kelompok yang sudah mengarah kepada kesesatan ini.

“Dalam rangka pencegahan kita telah berkoordinasi dengan seluruh MUI di Provinsi Lampung untuk memberikan pemahaman terhadap ummat Islam agar mewaspadai Gerakan Kelompok ini,“ kata Ketua MUI Kabupaten Pringsewu H. Hambali.

Ia juga telah mengimbau kepada MUI kecamatan untuk mendeteksi apakah ada atau tidak indikasi Gafatar di masing-masing wilayah kecamatan. Jika ada laporan, MUI

Pringsewu akan segera turun dan mem-berikan pemahaman kepada orang yang tergabung dalam Gafatar.

Ia menambahkan bahwa Kelompok Gafa-tar ini sudah muncul dan meresahkan serta membuat banyak pihak prihatin. Karena dalam kegiatannya, diduga kuat terlibat da-lam tindakan penculikan, penghilangan, dan pembujukan sejumlah orang di Indonesia untuk masuk organisasi tersebut.

Berdasarkan hal ini, dia memberitahukan bahwa MUI pusat sudah melakukan kajian mendalam mengarah kuat kepada kesim-pulan bahwa kelompok ini masuk dalam kategori aliran sesat dan menyesatkan. Oleh karena itu, ia berpesan agar umat Islam meningkatkan kewaspadaan khususnya di internal keluarga agar tidak terjebak mengikuti aliran ini.

“Kelompok ini tidak mewajibkan puasa

dan salat kepada anggotanya. Dan ini tentunya sudah menyimpang dari ajaran Islam,“ tegasnya.

Oleh karenanya, ini juga merupakan tanggung jawab dan tugas para alim ulama untuk memberikan pencerahan kepada umat agar tidak mudah masuk aliran atau kelompok yang pahamnya menyimpang dari hukum-hukum Islam. Ia juga mengharapkan kepada warga masyarakat khususnya di Kabupaten Pringsewu untuk tidak tergiur iming iming berupa materi ataupun peker-jaan yang mensyaratkan harus bergabung dengan kelompok semacam ini.

“Berdasarkan pemberitaan di media tentang kasus orang hilang yang berkaitan dengan Gafatar, motif ekonomi dan peker-jaan menjadi salah satu penyebab utama mereka bergabung “ terangnya. (HUMAS KEMENAG/LB)

MUI Pringsewu

WaspadaiGafatar

Dalam rangka pencegahan kita telah berkoordinasi dengan seluruh MUI di Provinsi Lampung untuk memberikan pemahaman terhadap ummat Islam agar mewaspadai gerakan Kelompok ini

H. HambaliKetua MUI Kabupaten Pringsewu

Ukhuwah Juni 2017 35

Percik

iskusi tentang pendidikan memang selalu menarik. Ketika musim libur sekolah telah hampir habis dan segera memasuki tahun ajaran baru, dinamika soal pendidikan menjadi sorotan

nomor satu. Ada yang membincangkan ten-tang makin mahalnya biaya pendidikan, sistem rekrutmen atau penerimaan siswa baru, soal sistem pendidikan, hingga kebijakan yang berubah. Namun, itulah pendidikan. Sep-erti kebutuhan makan minum, dengan risiko apapun, pendidikan tetap harus berjalan.

Ketertarikan publik untuk terus saja meng-kancah soal pendidikan ini gejala baik. Itu artinya, semua kalangan, dari yang berprofesi dengan pekerjaan yang mohon maaf kurang bersentuhan dengan nilai-nilai pendidikan hingga para elite begitu peduli. Zaman ini menunjukkan bahwa kesadaran bahwa pendidikan adalah dasar utama menggapai harkat hidup yang lebih baik sudah mendapat tempat terhormat. Hampir tak ada orang yang rela membiarkan anak-anaknya tidak sekolah, apalagi menganjurkan tidak sekolah.

Ketika proses sekolah su-dah berjalan, polemik dana wacana-wacana baru juga timbul. Baru-baru ini, ada polemik cukup santer soal full day school. Terlepas pro-kontanya, masalah pendidikan yang muncul kemudian mendapat respons luas itu menunjukkan makin komitmen-nya semua kalangan terhadap pendidikan.

Yang pro dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan punya alasan kuat dengan berbagai pers-pektifnya. Sedangkan yang menolak juga punya dal i l mantap untuk mengajukan keberatannya. Lalu, bagaiman kita harus bersikap?

Bagi masyarakat, kebijakan yang dike-luarkan pemerintah pasti sudah melalui kajian mendalam. Meskipun ketika dilun-curkan kemudian menuai kontra dengan argumentasi yang sangat kuat, kebijakan yang diambil pemerintah tentu bukan tidak baik. Suara kita tetap didengar dan dibutuhkan agar setiap langkah bisa diantisipasi dampak negatifnya.

Seperti kebijakan Mendikbud Muhadjir Efendy tentang full day school, tentu harus dikritisi dengan arif. Sebab, secara historis, sesungguhnya full day school itu sudah ada dan dipakai oleh kalangan umat Islam melalui pendok pesantren. Kekhawatiran beberapa pihak tentang full day school yang disam-paikan juga beralasan. Sebab, masih banyak sekolah umum yang siswanya juga merangkap belajar di sekolah keagamaan pada paruh waktu tersisa.

Dengan prasyarat tertentu yang cukup ketat, Pemerintah akhirnya menya-t a kan f u l l day school boleh di-

jalankan oleh sekolah yang memenuhi kriteria. Sedangkan kepada sekolah-sekolah yang belum punya infrastruktur, baik soft skil mau-pun hard warenya, bolah tidak menggunakan metode ini.

Prinsip dari pendidikan yang harus dilewati adalah semua anak Indonesia harus sekolah, harus mendapatkan pendidikan yang baik. Saya sudah sangat senang saat ini orang tua tidak lagi menggantungkan pendidikan sebagai jalur utama untuk mendapatkan peker jaan sebagai PNS atau peker jaan mentereng lainnya. Setiap orang tua sudah sadar bahwa sekolah tinggi bukan lagi harus menjadi pejabat.

Kesadaran ini menggembirakan. Sebab, sekolah atau pendidikan sejatinya adalah suatu proses untuk membimbing perilaku anak untuk menjadi manusia dewasa dengan ilmu yang dimiliki. Jadi, tidak ada korelasi langsung antara sekolah atau pendidikan

dengan pekerjaan.Namun demikian, ketika kita me-

nyekolahkan anak sampai jenjang tertinggi, tentu punya pengharapan agar kelak memiliki pekerjaan atau profesi yang baik. Stratifikasi baik di sini juga tidak selalu identik dengan kekayaan materi, tetapi juga dengan reputasi dan dedi-kasi. Ini sejalan dengan hadis

yang mengatakan “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Apapun yang kita lakukan adalah proses ikhtiar untuk menuju kepada kedewasaan berpikir dan bertindak. Tetap kritis, tetap dinamis, tetapi harus bijak. Sebab, orang berpendidikan ditandai dengan langkah konkret yang bijaksana. Tetaplah sekolah untuk meraih pendidi-kan yang tinggi. n

D Drs. H. Suhaili, M.Ag.

Sekolah yang Tinggi

UkhuwahJuni 201736

INFORMASI DAN HUMAS KANwIL KEMENAG PROvINSI LAMPUNG

http://www.lampung.kemenag.go.id [email protected]

Mengucapkan

Selamat Hari Raya Idulfitri 1438 H

Mohon Maaf Lahir-Batin

Keluarga Besar Kanwil Kemenag

Provinsi Lampung