jtptunimus gdl ikaratnawu 6116 2 babii

Upload: arif-endotel

Post on 10-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    1/18

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Bayi Baru Lahir

    1. Perkembangan janin

    a. Perkembangan janin pada trimester pertama

    Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan

    informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim,

    kemudian pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua,dan bayi

    berbentuk embrio Ukuranrata-rata 2-4 mm, pada minggu keenam .

    Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil

    yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak, pada

    minggu ketujuh jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri,

    begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru

    panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram.

    Pada minggu ke-8 anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun

    belum sempurna Panjang kira-kira 14-20 mm. Pada minggu ke-9

    Panjang kira-kira 14-20 mm, detak jantungnya bisa mendengar dengan

    Doppler.kemudian pada minggu ke-10 semua organ penting yang telah

    terbentuk mulai bekerjasama panjang 32 -43 mm dan berat 7 gram.

    Pada akhir semester pertama Janin mencapai panjang 76 mm danberatnya 19 gram, bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung

    kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi

    telah berada di dalam rongga perut. plasenta berkembang untuk

    menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi (Aurel,

    2009).

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    2/18

    b. Perkembangan janin pada trimester kedua.

    Pada awal trimester kedua panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25

    gram, lehernya semakin panjang dan kuat. Kelenjar prostat bayi laki-

    laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul.

    Pada minggu berikutnya Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan

    mulai bisa mendengar suara. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan

    panjang 113 mmDalam proses pembentukan ini system peredaran darah

    adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi.

    Kemudian Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis

    kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk,

    pada minggu ke-19 beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm,

    otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu

    membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol pada minggu

    berikutnya kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan

    subcutaneous Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340

    gram dan panjangnya 20 cm. Kuku tumbuh pada minggu ini. Pada akhir

    semester ini paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang

    menjaga kantung udara tetap mengembang dan tulang bayi semakin

    mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat, Berat bayi sudah

    mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm (Aurel, 2009).

    c. Perkembangan janin pada trimester ketiga.

    Minggu pertama trimester ketiga Berat bayi sudah mencapai 650-670gram dengan tinggi badan 34-37 cm, paru-paru, hati dan sistem

    kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan,

    memiliki peluang 85% untuk bertahan . Minggu ke-27 Berat umum

    bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm. Bayi

    sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai

    terbentuk. Minggu ke-29berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi

    badan 37-39 cm. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    3/18

    pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi. Minggu ke-31

    perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini. Berat

    badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm. Perkembangan

    fisik mulai sempurna, bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya

    berat badan bayilah yang akan bertambah.

    Minggu ke-34 bayi berada di pintu rahim berat badan bayi 2000-2010

    gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm. Bayi sudah dapat

    membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur. Minggu ke-

    36 Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baikBerat badan bayi 2400-

    2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm. Pada akhir semester ketiga

    kepala bayi turun ke ruang pelvic Berat badan bayi di minggu ini 2700-

    2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm. Bentuk bayi semakin membulat

    dan kulitnya menjadi merah jambu Bayi sudah bisa melihat adanya

    cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal

    aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan

    pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air

    (Aurel, 2009).

    2. Perkembangan Bayi Baru Lahir.

    a. Periode neonatal atau neonatus

    Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan.

    Selama periode ini bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang

    sangat menakjubkan (Symonds E Michael, 2010).

    1) Sistem Kardiovaskuler

    Napas pertama yang dilakukan bayi baru lahir membuat paru paru

    berkembang dan menurunkan resistensi vaskuler pulmoner, sehingga

    darah paru mengalir, tekanan arteri pulmoner menurun.

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    4/18

    2) Sistem Pernafasan

    Penyesuaian paling kritis yang harus dialami bayi baru lahir ialah

    penyesuaian sistem pernafasan. Paru paru bayi mengandung sekitar

    20 ml cairan/kg.

    3) Sistem Ginjal

    Fungsi ginjal mirip dengan fungsi orang dewasa. Biasanya sejumlah

    kecil urine terdapat dalam kandung kemih bayi saat lahir, tetapi bayi

    baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12 24 jam.

    Berkemih selama 6 10kali dalam warna pucat menunjukkan

    masukan cairan yang cukup.

    4) Sistem Cerna

    Bayi baru lahir mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan

    mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana, serta mengelmusi

    lemak. Kapasitas lambung bervariasi dari 30 90 ml tergantung

    pada ukuran bayi.

    5) Sistem Imun

    Sel sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal

    kehidupan janin. Namun sel sel ini tidk aktif selama beberapa

    bulan. Selama tiga bulan pertama kehidupan bayi dilindungi oleh

    kekebalan pasif yang diterima dari ibu berupa kolostrum dan ASI.

    6) Sistem Integumen

    Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih

    belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan

    sangat tipis. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan

    mudah. Kaput suksedanum adalah edem pada kulit kepala yang

    ditemukan dini. Tonjolan edema yang terlihat saat bayi lahir,

    memanjang sesuai garis sutura tulang tengkorak dan tulang secara

    spontan dalam tiga sampai empat hari. Sefalhematoma adalah

    kumpulan darah diantara tulang tengkorak dan periosteumnya.

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    5/18

    Biasanya sefalhematoma mencapai ukuran paling besar pada hari

    kedua atau ketiga, pada saat tersebut pendarahan berhenti.

    Sefalhematoma akan lenyap dengan spontan dalam tiga sampai enam

    minggu. Kelenjar keringat sudah ada saat bayi lahir, tetapi kelenjar

    ini tidak berespon terhadap peningkatan suhu tubuh.

    7) Sistem Reproduksi

    Pada bayi cukup bulan, libia mayora dan minora menutup

    vestibulum, ukuran genetalia eksterna bayi baru lahir laki laki

    dapat meningkat karena efek peningkatan estrogen ibu pada saat

    hamil, terdapat regue yang melapisi kantong stronum.

    8) Sistem Neuromuskuler

    Bayi baru lahir cukup bulan reaktif dan responsif, perkembangan

    sensoris dan kapasitas untuk melakukan interaksi sosial dan

    organisasi diri sangat jelas terlihat.

    b. Perilaku Sensori

    Sejak lahir bayi memiliki perilaku sensori yang mengindikasikan suatu

    tahap kesiapan untuk melakukan interaksi sosial. Bayi mampu

    menggunakan respon perilaku secara efektif dalam melakukan dialog

    mereka yang pertama. Penglihatan, sejak bayi lahir telah mampu

    memusatkan pandangan dan memperhatikansecara intensif pada suatu

    obyek.

    3. Kriteria berat badan Bayi Baru Lahir

    Pada bayi lahir memenuhi jumlah tugas perkembangan untuk memperoleh

    dan mempertahankan eksistensi fisik, secara terpisah dengan

    memungkinkan transisi dari lingkungan intrunterin ke ekstrauterin.

    Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan dikemudian

    hari. Seorang bayi yang baru lahir memiliki banyak reflek yang akan

    muncul dan menghilang, yang menunjukkan kematangan dan

    perkembangan saraf yang baik (Bobak & Jensen, 2004).

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    6/18

    Berat badan bayi baru lahir menurut Bobak, (2004) dibagi menjadi tiga,

    yaitu :

    a. Bayi berat lahir rendah: bayi dengan berat badan lahir < 2500g.

    b. Bayi berat lahir normal : bayi dengan berat badan lahir 2500 4000g

    c. Bayi berat lahir besar : bayi dengan berat badan lahir > 4000 g

    4. Penilaian Status Gizi Bayi.

    a. Pengertian

    Penilaian status gizi pada bayi dengan menggunakan indeks

    antropometri yaitu parameter antropometri merupakan dasar dari

    penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut

    indeks antropometri, indeks antropometri yang sering digunakan untuk

    bayi yaitu dengan :

    1) Berat badan menurut umur (BB/U)

    yaitu salah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh.

    Masa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan yang mendadak dan

    merupakan parameter antropometri yang sangat labil serta

    menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Supariasa, dkk 2002).

    2) Berat badan menurut panjang badan (BB/PB)

    Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan.

    Indeks BB/PB adalah indeks yang independen terhadap umur dan

    merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini

    (Supariasa, dkk 2002).

    b. Cara penyajian antropometri

    Dari berbagai jenis indeks tersebut diatas untuk menginterpretasikannya

    dibutuhkan ambang batas. Penentuan ambang batas dapat disajikan

    kedalam tiga cara yaitu: Persen terhadap median, persentil dan standar

    deviasi unit. Dari ketiga cara ini dipilih metode standar deviasi unit (Z

    Score BB/U) untuk menghitung status gizi bayi (Supariasa, dkk 2002).

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    7/18

    Rumus perhitungan Z Score adalah

    Z - Score = Nilai individu subyek - Nilai median baku rujukan

    Nilai simpangan baku rujukan

    5. Faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir rendah.

    Menurut Thomson yang dikutip oleh Symonds, (2010), beberapa faktor

    yang mempengaruhi berat badan bayi adalah :

    a. Faktor Ibu

    1) Gizi saat hamil yang kurang

    Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin.

    Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan

    ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat badan selama hamil.

    Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat memengaruhi proses

    pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi

    lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,

    asfiksia. Intra partum (mati dalam kandungan) lahir dengan beratbadan rendah (BBLR). Pertambahan berat badan selama kehamilan

    rata-rata 0,3-0,5 kg/ minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan,

    kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap

    trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir

    kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg.

    Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan, perlu dipikirkan

    adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, atau anak

    besar. Indikator lain untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah

    dengan mengukur LLA. LLA adalah Lingkar Lengan Atas. LLA

    kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang

    kurang/ buruk. Ibu berisiko untuk melahirkan anak dengan Berat

    Badan Lahir Rendah (BBLR). Dengan demikian, bila hal ini

    ditemukan sejak awal kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar

    ia lebih memperhatikan kesehatannya (Hidayati, 2003).

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    8/18

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    9/18

    4) Paritas ibu

    Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin

    sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan

    saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.

    5) Penyakit menahun ibu

    Riwayat penyakit ibu yang bisa berpengaruh pada kehamilan

    diantaranya:

    a) Asma bronkiale:

    Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering

    dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan

    oksigen (O2) atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera

    diatasi tentu akan berpengaruh pada janin, dan sering terjadi

    keguguran, persalinan premature atau berat janin tidak sesuai

    dengan usia kehamilan (gangguan pertumbuhan janin).

    b) Infeksi saluran kemih dengan bakteriuria tanpa gejala

    (asimptomatik):

    Frekuensi bakteriuria tanpa gejala kira-kira 2 10%, dan

    dipengaruhi oleh paritas, ras, sosioekonomi wanita hamil tersebut.

    Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian

    bakteriuria dengan peningkatan kejadian anemia dalam

    kehamilan, persalinan premature, gangguan pertumbunan janin,

    dan preeklampsia.

    c) Hipertensi

    Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan

    vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam

    kehamilan atau pada permulaan persalinan, hipertensi dalam

    kehamilan menjadi penyebab penting dari kelahiran mati dan

    kematian neonatal. Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan

    terjadinya insufisiensi plasenta, hipoksia sehingga pertumbuhan

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    10/18

    janin terhambat dan sering terjadi kelahiran prematur. Hipertensi

    pada ibu hamil merupakan gejala dini dari pre-eklamsi, eklampsi

    dan penyebab gangguan pertumbuhan janin sehingga

    menghasilkan berat badan lahir rendah.

    d) Gaya hidup

    Konsumsi obat-obatan pada saat hamil: Peningkatan penggunaan

    obat-obatan (antara 11% dan 27% wanita hamil, bergantung pada

    lokasi geografi) telah mengakibatkan makin tingginya insiden

    kelahiran premature, BBLR, defek kongenital, ketidakmampuan

    belajar, dan gejala putus obat pada janin (Bobak, 2004).

    Konsumsi alkohol pada saat hamil: Penggunaan alkohol selama

    masa hamil dikaitkan dengan keguguran (aborsi spontan),

    retardasi mental, BBLR dan sindrom alkohol janin.

    6) Faktor kehamilan

    Komplikasi saat hamil yaitu:

    a) Pre-eklampsia/ Eklampsia

    Pre-eklampsia/ Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan

    pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran

    mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia/eklampsia pada

    ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah plasenta, sedangkan

    bayi memperoleh makanan dan oksigen dari plasenta, dengan

    adanya perkapuran di daerah plasenta, suplai makanan dan

    oksigen yang masuk ke janin berkurang.

    b) Ketuban Pecah Dini

    Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum

    proses persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini (KPD)

    disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran yang

    diakibatkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina

    dan serviks. Pada persalinan normal selaput ketuban biasanya

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    11/18

    pecah atau dipecahkan setelah pembukaan lengkap, apabila

    ketuban pecah dini, merupakan masalah yang penting dalam

    obstetri yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan

    terjadinya infeksi ibu.

    c) Hidramnion

    Hidramnion atau kadang-kadang disebut juga polihidramnion

    adalah keadaan di mana banyaknya air ketuban melebihi 2000 cc.

    Gejala hidramnion terjadi semata-mata karena faktor mekanik

    sebagai akibat penekanan uterus yang besar kepada organ-organ

    seputarnya. Hidramnion harus dianggap sebagai kehamilan

    dengan risiko tinggi karena dapat membahayakan ibu dan anak.

    Prognosis anak kurang baik karena adanya kelainan kongenital,

    prematuritas, prolaps funikuli dan lain-lain.

    d) Hamil ganda/Gemeli

    Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada

    janin pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama.

    Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin kembar

    sama dengan janin kehamilan tunggal. Setelah itu, kenaikan berat

    badan lebih kecil, mungkin karena regangan yang berlebihan

    menyebabkan peredaran darah plasenta mengurang. Berat badan

    satu janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih

    ringan daripada janin kehamilan tunggal. Berat badan bayi yang

    baru lahir umumnya pada kehamilan kembar kurang dari 2500

    gram. Suatu faktor penting dalam hal ini ialah kecenderungan

    terjadinya partus prematurus.

    e) Perdarahan Antepartum

    Perdarahan antepartum merupakan perdarahan pada kehamilan

    diatas 22 minggu hingga mejelang persalinan yaitu sebelum bayi

    dilahirkan (Saifuddin, 2002). Komplikasi utama dari perdarahan

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    12/18

    antepartum adalah perdarahan yang menyebabkan anemia dan

    syok yang menyebabkan keadaan ibu semakin jelek. Keadaan ini

    yang menyebabkan gangguan ke plasenta yang mengakibatkan

    anemia pada janin bahkan terjadi syok intrauterin yang

    mengakibatkan kematian janin intrauterin (Wiknjosastro, 1999 :

    365). Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi berat badan

    lahir rendah, sindrom gagal napas dan komplikasi asfiksia.

    b. Faktor janin

    1) Cacat Bawaan (kelainan kongenital)

    Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan

    struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur.

    Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan

    dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi kecil

    untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah dengan kelainan

    kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam

    minggu pertama kehidupannya

    2) Infeksi Dalam Rahim

    Infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi

    hati dalam mengatur dan mempertahankan metabolisme tubuh,

    sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu atau berkurang. Oleh

    karena itu, pengaruh infeksi hepatitis menyebabkan abortus atau

    persalinan prematuritas dan kematian janin dalam rahim. Wanita

    hamil dengan infeksi rubella akan berakibat buruk terhadap janin.

    Infeksi ini dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah, cacat bawaan

    dan kematian janin.

    c. Faktor lingkungan : status sosio ekonomi, status gizi.

    d. Faktor genetik : jenis kelamin, ras, tinggi badan ibu, berat badan ibu

    sebelum hamil, tinggi dan berat badan ayah.

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    13/18

    e. Faktor demografi dan psikososial : umur ibu, status sosial ekonomi

    (pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan), status perkawinan dan faktor

    psiklogi ibu.

    f. Faktor gizi : pertambahan berat badan selama kehamilan, status gizi

    (kalori, protein, vitamin, dan lain - lain), pengeluaran energi untuk kerja

    dan aktifitas fisik.

    g. Pelayanan antenatal : kunjungan pertama antenatal, jumlah kunjungan

    pelayanan dan kualitas antenatal.

    B. Berat Badan Ibu Hamil

    Ibu dengan berat badan lebih rendah cenderung untuk melahirkan bayi

    BBLR. Hal ini mungkin disebabkan ibu dengan berat badan rendah dengan

    usia kehamilan yang lebih muda dibandingkan ibu dengan berat badan cukup.

    Ibu yang mempunyai berat badan rendah sebelum masa kehamilannya

    ternyata mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk melahirkan bayi

    BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai berat badan cukup pada

    masa sebelum kehamilannya. Ibu dengan berat badan kurang (< 45 kg/ atau

    turun sampai 10 kg atau lebih selama kehamilan, mempunyai resiko

    terjadinya BBLR. (Symonds, 2010)Adanya pengaruh tinggi berat badan

    mungkin berhubungan dengan status gizi ibu pada masa lampau, dimana ibu

    yang mempunyai tinggi badan yang rendah mempunyai status gizi yang

    kurang pada masa lampaunya.

    Dari haril penelitian Alisyahbana (2006) didapatkan Resiko relatif kejadian

    BBLR pada ibu dengan tinggi badan < 150 cm sebesar 4,3 kali dibandingkan

    dengan ibu yang tinggi badannya > 150 cm. Pertambahan berat badan selama

    hamil sekitar 10 12 kg. Dimana pada trimester I pertambahan kurang 1kg,

    trimester II sekitar 3kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat

    badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    14/18

    1. Faktor faktor mempengaruhi berat badan ibu hamil.

    Menurut Arisman (2006) faktor yang mempengaruhi berat badan berat

    badan ibu hamil adalah kadaan sosial ekonomi ibu sebelum hamil,keadaan

    kesehatan dan gizi ibu,jarak kelahiran yang terlalu dekat, paritas, dan usia

    kehamilan. berat badan pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan

    keadaan kesehatan dan berat badan waktu konsepsi, juga berdasarkan

    keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil, derajat pekerjaan fisik, asupan

    pangan dan pernah tidaknya terjangkit infeksi.

    Keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil berguna untuk memastikan

    apakah ibu berkemampuan untuk membeli atau memilih makanan yang

    bergizi tinggi. Manfaat dari riwayat obstetri adalah membantu menentukan

    besaran kebutuhan akan zat gizi, dimana ibu yang sering hamil jarak

    kelahiran yang terlalu dekat akan banyak kehilangan cadangan zat gizi

    tubuh.wanita yang memiliki penyakit kronis memerlukan bukan hanya zat

    gizi untuk mengatasi penyakitnya, tetapi untuk kehamilan yang sedang

    dijalani.

    Menurut Supariasa (2002) faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil

    ada 2 macam yaitu faktor konsumsi dan faktor ekologi.

    a. Faktor konsumsi

    Faktor konsumsi merupakan faktor untuk menentukan status gizi secara

    tidak langsung, hal ini dilihat dari jumlah dan jenis zat gizi yang

    dikonsumsi setiap hari.

    Secara umum survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk

    mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan

    makanan dan zat gizi pada ibu hamil serta faktor faktor yang

    berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    15/18

    b. Faktor ekologi

    Status gizi sangat ditentukan oleh adaya faktor ekologi,diantaranya

    keadaan infeksi, konsumsi makanan, pengaruh budaya, sosial ekonomi,

    produksi pangan, serta kesehatan dan pendidikan.

    1) Keadaan infeksi

    Scrimshaw (1959) dalam Supariasa (2002) menyatakan ada

    hubungan yang sangat erat antara infeksi bakteri, virus dan parasit

    dengan ibu hamil. Mereka menekankan interaksi yang sinergis antara

    malnutrisi dengan penyakit infeksidan juga aan mempengaruhi status

    gizi dan mempercepat malnutrisi pada ibu hamil.

    Mekanisme patologi diantaranya (1) Penurunan asupan zat gizi

    akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya absorbs dan kebiasaan

    mengurangi makanan pada saat sakit.(2) peningkatan kehilangan

    cairan/zat gizi akibat diare , mual muntah dan perdarahan yang terus

    menerus (2) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan

    kebutuhan akibat sakit (human host) dan parasit yang terdapat

    dalam tubuh.

    2) Pengaruh budaya

    Hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain

    sikap terhadap makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak, dan

    produksi pangan. Dalam hal sikap tehadap makanan , masih banyak

    tedapat pantangan, tahayul, tabu dalam masyarakat yag

    menyebabkan konsumsi makanan menjadi rendah.

    3) Faktor sosial ekonomi

    Data sosial yang perlu dipertimbangkan adalah ( keadaan penduduk

    suatu masyarakat, keadaan keluarga ( besarnya, hubungan dan jarak

    kelahiran), air, penyimpanan makanan, dapur dan perumahan.

    Data ekonomi meliputi pekerjaan , pendapatan gaji, kekayaan

    keluarga, pengeluaran dan anggaran belanja keluarga.

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    16/18

    4) Produksi pangan

    Data yang relevan untuk produksi pangan adalah penyediaan

    makanan keluarga ( produksi sendiri, membeli atau barter), sistem

    pertaniaan, peternakan dan perikanan.

    5) Kesehatan dan pendidikan

    Beberapa data penting tentang pelayanan kesehatan adalah tempat

    rujukan jika sakit (puskesmas, rumah sakit ), kunjungan ke

    pelayanan kesehatan selama kehamilan dan pendidikan keluarga.

    2. Kategori peningkatan berat badan ibu hamil

    Kategori peningkatan berat badan ibu hamil berdasar Indeks Masa Tubuh

    menurut Bobak (2005) adalah

    a. IMT sebelum hamil termasuk kategori (di bawah 18,5)

    Total kenaikan berat badan: 12-18 kg. Kenaikan trimester pertama:

    sekitar 2,3 kg, lalu naik 0,5 kg per minggu hingga akhir kehamilan.

    b. IMT kategori normal (18,5 s/d 24,9)

    Total kenaikan berat badan: 11,5-16,5 kg. Kenaikan trimester pertama:

    sekitar 1,6 kg dan naik 0,4 kg per minggu hingga akhir kehamilan.

    c. IMT kategori tinggi (25 s/d 29,9)

    Total kenaikan berat badan: 7,0-11,5 kg. Kenaikan trimester pertama:

    sekitar 0,9 kg dan naik 0,3 kg per minggu hingga akhir kehamilan.

    d. IMT kategori obesitas (di atas 30)

    Total kenaikan berat badan: 7 kg.

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    17/18

    C. Kerangka Teori

    Skema 2.1 Kerangka Teori

    Sumber: Carolyn (2008), Symonds, (2010), Bobak (2005), Supariasa (2002)

    dan Arisman (2003)

    D. Kerangka Konsep

    Variabel Independent (bebas) Variabel Dependent (terikat)

    Skema. 2.2 Kerangka Konsep

    E. Variabel Penelitian

    Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

    penelitian (Arikunto, 2005). Variabel dalam penelitian ini adalah:

    1. Variabel bebas (Independent)

    Adalah variable yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel

    lain (Arikunto, 2005). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berat

    badan ibu hamil.

    Berat badan bayi baru lahir

    Normal

    Rendah

    Besar

    Faktor yang mempengaruhi

    berat badan ibu hamil :

    a Faktor Konsumsi.

    b Faktor Ekologi

    Berat badan bayi baru lahirBerat badan ibu hamil

  • 7/22/2019 Jtptunimus Gdl Ikaratnawu 6116 2 Babii

    18/18

    2. Variabel terikat (Dependent)

    Adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain

    (Arikunto, 2005). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Berat badan

    bayi yang dilahirkan.

    F. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan dari kerangka konsep penelitian diatas, maka hipotesa yang

    dapat disimpulkan adalah :

    Ada hubungan antara berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi yang

    dilahirkan di Wilayah Puskesmas Brangsong I.