hubptain gdl haniatusso 7777 5 babii

25
 16 BAB II KONSEP BELAJAR BERMAKNA DAVID AUSUBEL A. Biografi  Nama lengkap Dr. Ausub el adalah David Paul Ausubel, se ora ng tokoh ahli  psikologi kognitif yang dilahirkan di New York pada tahun 1981 i a tumbuh dan  besar serta menamatkan pendidikan dasarnya di Brooklyn New York. Kemudi an kuliah di universitas Pennsylvania, mengambil  Pre. Medical course dan  psikologi. Pada tahun 1944, setelah lulus dari sekolah medis di universitas Middlesex, ia menyelesaikan magang di Rumah Sakit Gouveneur (salah satu departemen Rumah Sakit di New York City) yang terletak di dataran rendah  bagian Timur Manhattan , termasuk little Italy dan Chinatown . 30  Tugas militernya di mulai kemudian bersama US Public Health Service  (layanan kesehatan masyarakat Amerika Serikat). Dia ditugaskan di UNRRA (United Nation Relief And Rehabilitation Administration ), di Stuttgart, Jerman sebagai tenaga yang memberikan pelayanan medis pada orang-orang terlantar setelah perang dunia ke-II. Kemudian tiga tempat perawatan gangguan jiwa : dengan US  Publi c Hea lth S ervice  di Kentucky,  Buffalo Psychiatric Center  dan  Bronx Psychiatric Center . Dengan bantuan GI Bill, dia memperol eh gelar PH. D dalam bidang psi kologi perkembangan dari universitas Columbia. Serangkaian 30  FIP UNY,  Inisi asi PKN , (Februari, 2008), http://Fip.uny.ac.id/pjj/wp.content/upload sd

Upload: ayu-rinjani

Post on 14-Jul-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 1/25

16

BAB II

KONSEP BELAJAR BERMAKNA DAVID AUSUBEL

A.  Biografi

Nama lengkap Dr. Ausubel adalah David Paul Ausubel, seorang tokoh ahli

psikologi kognitif yang dilahirkan di New York pada tahun 1981 ia tumbuh dan

besar serta menamatkan pendidikan dasarnya di Brooklyn New York. Kemudian

kuliah di universitas Pennsylvania, mengambil Pre. Medical course dan

psikologi. Pada tahun 1944, setelah lulus dari sekolah medis di universitas

Middlesex, ia menyelesaikan magang di Rumah Sakit Gouveneur (salah satu

departemen Rumah Sakit di New York City) yang terletak di dataran rendah

bagian Timur Manhattan, termasuk little Italy dan Chinatown.30 

Tugas militernya di mulai kemudian bersama US Public Health Service 

(layanan kesehatan masyarakat Amerika Serikat). Dia ditugaskan di UNRRA

(United Nation Relief And Rehabilitation Administration), di Stut tgart, Jerman

sebagai tenaga yang memberikan pelayanan medis pada orang-orang terlantar

setelah perang dunia ke-II. Kemudian tiga tempat perawatan gangguan jiwa :

dengan US Public Health Service di Kentucky,   Buffalo Psychiatric Center dan

 Bronx Psychiatric Center . Dengan bantuan GI Bill, dia memperoleh gelar PH.D

dalam bidang psikologi perkembangan dari universitas Columbia. Serangkaian

30FIP UNY, Inisiasi PKN , (Februari, 2008), http://Fip.uny.ac.id/pjj/wp.content/uploadsd

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 2/25

17

Gelar Profesor psikologi di beberapa sekolah pendidikan : universitas Illionis,

Universitas Toronto dan Universitas Eropa di Berne, Universitas Salesian di

Roma, dan Universitas Pelatihan Pegawai di Munich. Pada 1957-1958 dia

memperoleh dana penelitian Fulbright untuk melakukan studi banding motivasi

kerja orang-orang Maoris dengan orang-orang Eropa.

Pada tahun 1973 dia pensiun dari kehidupan akademis untuk bekerja penuh

dalam praktek psikiater (mengatasi gangguan jiwa). Ketertarikan utamanya pada

bidang psikiater meliputi : psikopatologi umum, perkembangan Ego,

ketergantungan obat-obatan, psikiater forensik. Dr. Ausubel juga sering menulis

buku panduan dalam psikologi perkembangan dan pendidikan, serta buku-buku

khusus tentang topik-topik ketergantungan obat-obatan, psikopatologi,

perkembangan Ego, dan lebih dari 150 artikel dalam jurnal-jurnal psikologi dan

psikiater.

Pada tahun 1976 dia menerima penghargaan Thorndike dari persatuan

psikolog Amerika, untuk kontribusinya dalam bidang psikologi pendidikan. Dan

pada tahun 1994 dia benar-benar pensiun dari kehidupan profesionalnya dan

menghabiskan semua waktunya pada usia 75 tahun untuk menulis. Empat buku

telah dihasilkan. 31 

Sebagai salah satu tokoh ahli psikologi kognitif David Ausubel

mengembangkan teori psikologi kognitif merupakan salah satu cabang dari

psikologi umum dan mencakup studi ilmiah tentang gejala-gejala kehidupan

31http://www.david Ausubel.org

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 3/25

18

mental sejauh berkaitan dengan cara manusia berpikir dalam memperoleh

pengetahuan, mengolah kesan-kesan yang masuk melalui indra, pemecahan

masalah, menggali ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan

dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan mental mencakup gejala kognitif, efektif,

konatif pada taraf tertentu, yaitu psikomatis yang tidak dapat dipisahkan secara

tegas satu sama lain. Oleh karena itu, psikologi kognitif tidak hanya menggali

dasar gejala khas kognitif, tetapi juga dari efektif (penafsiran dan pertimbangan

yang menyertai reaksi perasaan), konatif (keputusan kehendak). Ilmu kognitif 

menjelaskan bidang penelitian psikologi yang mengurusi proses kognitif seperti

perasaan, pengingatan, penalaran, pemutusan dan pemecahan masalah, serta

menghindari adanya tumpang-tindih ilmu pengetahuan yang tertarik dalam proses

tersebut seperti filisofi.32 

Belajar menurut pandangan teori ini merupakan suatu proses yang sifatnya

internal, tidak dapat diamati secara langsung. Suatu perubahan dalam kemampuan

individu respons terhadap situasi-situasi tertentu. Perubahan pada perilaku yang

nampak merupakan refleksi dari perubahan yang sifatnya internal tadi. 33 

Sehingga Ausubel menekankan pada aspek pengelolaan (organizer ) yang

memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Teori belajar bermakna Ausubel di

mana informasi baru di asimilasikan dalam pengertian yang dimiliki siswa

32Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 63

33Nana Syaodih S., Landasan..., 156

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 4/25

19

merupakan teori yang sangat dekat dengan inti pokok konstruktivisme, 34 yang

beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia.

35

Filsafat

konstruktivisme dalam proses belajar digunakan pertama kali oleh piaget seorang

pakar psikologi kognitif yang banyak memberikan kontribusi bagi pengkajian

perkembangan psikologi kognitif.36 Oleh karena itu piaget banyak mempengaruhi

pemikiran-pemikiran Ausubel dalam psikologi kognitif dan konstruktivisme

proses belajar.

B.  Karya-Karyanya

Sebagai salah satu tokoh ahli psikologi dan psikiater David P. Ausubel

menulis banyak buku dan sejumlah artikel baik tentang psikologi perkembangan

dan pendidikan maupun buku-buku tentang topik-topik ketergantungan obat-

obatan, psikopatologi, perkembangan ego dan lain-lain. Berikut ini adalah buku-

buku karya David Ausubel, antara lain:

1.  Ego Development and the Personality Disorders. Orlando, FL: Grune &

Stratton, 1952.

2.  Theory and Problems of Adolescent Development. Orlando, FL: Grune &

Stratton, 1954. (German edition, 1968). (Portuguese edition. In press.) (2nd

edition, 1977.) (Italian edition, 1968,) (2nd German edition, 1981).

34Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius,1997),54

35  Ibid ., 28

36Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani

Quraisy, 2004), 37

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 5/25

20

3.  Alcohol and Narcotic Drugs. Teachers' Manual (with W. B. Spalding).

Springfield: Office of Superintendent of Public instruction, State of Illinois,

1957.

4.  Theory and Problems of Child Development. Orlando, FL: Grune & Stratton,

1958. Revised edition (with E. V. Sullivan), 1970. (German edition, 1974.)

(3rd edition, 1980).

5.  Drug Addiction: Physiological, Psychological, and Sociological Aspects. New

York: Random House, 1958.

6.  The Fern and the Tikli An American View of New Zealand National

Character, Social Attitudes and Race Relations. Sydney, Australia: Angus &

Robertson, 1960. Reissued by Holt, Rinehart & Winston (New York), 1965,

and Christopher House (N. Quincy, MA), 1977.

7. 

Maori Youth. A Psychoethnological Study of Cultural Deprivation.

Wellington, New Zealand: Price, Milburn, 1961. Reissued by HoIt, Rinehart

& Winston (New York), 1965. Reissued by Christopher House (N. Quincy,

MA), 1977.

8.  The Psychology of Meaningful Verbal Learning. Orlando, FL: Grune &

Stratton,1963.(Italianedition,1966.)

Readings in the Psychology of Cognition. (Co-editor with R. C. Anderson.)

New York: Holt, Rinehart & Winston, 1965.

9.  Learning Theory and Classroom Practice. Toronto: The Ontario Institute for

Studies in Education, 1967.

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 6/25

21

10. Educational Psychology: A Cognitive View. New York: Holt, Rinehart &

Winston, 1968. (German edition, 1974.) (2nd edition, 1978.) (Spanish edition,

1977.) (2nd German edition, 1980.) (Italian edition, 1978.) (Portuguese

edition, 1980.) (Romanian edition, 1981.) (2nd Spanish edition, 1982).

11. School Learning: An Introduction to Educational Psychology. (With Floyd C.

Robinson.) New York: Holt, Rinehart & Winston, 1969. (British edition,

1971.) (Japanese edition, with A. Yoshida, 1984.) (Australian edition, 1972.)

(Romanian edition, 1973).

12. Reading. In School Learning. New York: Holt, Rinehart & Winston, 1969.

(British edition, 1970.) (Australian edition, 1971).

13. Psychology in Teacher Preparation. (With John Herbert.) Toronto: The

Ontario Institute for Studies in Education, 1969.

14. Ego Psychology and Mental Disorder. New York: Grune & Stratton, 1977.

15. What Every Well-Informed Person Should Know About Drug Addiction.

Chicago: Nelson-Hail, 1980.

16. Der Erwerb und dam Behalten von Wissen. Beltz Verlag Weinbein, West

Germany. (The Acquisition and Retention of Knowledge.) (Written in, not

translated into, German. Subsequently withdrawn from publication.)

17. Ego Development and Psychopathology. New Brunswick, NJ, Transaction

Publishers (Rutgers University), 1996.

18. The Acquisition and Retention of Knowledge. Dordrecht, The Netherlands,

Kluwer Academic Publishers 2000

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 7/25

22

19. Death and the Human Condition. iUniverse, 2002,

20. Theory and Problems of Adolescent Development, 3rd edition iUniverse.

2002.37 

C.  Teori Belajar Bermakna David Ausubel

Belajar menurut Ausubel adalah proses internal yang tidak dapat diamati

secara langsung. Perubahan terjadi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkah

laku dan berbuat dalam situasi tertentu, perubahan dalam tingkah laku hanyalah

suatu reflek dari perubahan internal (berbeda dengan aliran behaviorisme, aliran

kognitif mempelajari aspek-aspek yang tidak dapat diamati secara langsung

seperti, pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreativitas, harapan dan pikiran).38 

Bermakna menurut Ausubel merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru

pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang

faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah

diketahui siswa.

Pandangan Ausubel agak berlawanan dengan Burner yang beranggapan

bahwa belajar dengan menemukan sendiri (discovery learning) adalah sesuai

dengan hakikat manusia sebagai seorang yang mencari-cari secara aktif dan

menghasilkan pengetahuan serta pemahaman yang sungguh-sungguh bermakna.

37http://www.david ausubel.org

38M. Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Terapan, (Yogyakarta:

YPFE, 1990), 121-122

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 8/25

23

Sedang menurut Ausubel kebanyakan orang belajar terutama dengan menerima

dari orang lain (reception learning).

39

 

Kedua pandangan tersebut sangat mirip yakni sebuah konstruksi

pengetahuan baru yang sesungguhnya bergantung pada sistem pembelajaran yang

bermakna.40 Hanya saja discovery learning Burner menonjolkan corak berpikir

induktif sedangkan reception learning Ausubel menonjolkan corak berpikir

deduktif. Sebagai konsekuensinya, Ausubel mencanangkan mengajar yang

disebutkan “mengajar dengan menguraikan” (expository teaching).41 

Psikologi pendidikan yang diterapkan oleh Ausubel adalah bekerja untuk 

mencari hukum belajar yang bermakna, berikut ini konsep belajar bermakna

David Ausubel.

1.  Pengertian belajar bermakna

Menurut Ausubel ada dua jenis belajar : (1) Belajar bermakna

(meaningful learning) dan (2) Belajar menghafal (rote learning). Belajar

bermakna adalah suatu proses belajar di mana informasi baru dihubungkan

dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang

belajar.42 Sedang Noeng Muhadjir mengatakan bahwa belajar bermakna yang

dimaksud Ausubel adalah dimilikinya kesiapan belajar karena telah

memahami hakiki substansial dan hakiki kebutuhan individual dari apa yang

39WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), 404

40Alfi Laila, Cognitive Approach to Teaching Theory David Ausubel, (Makalah Tugas Mata

Kuliah “Teori dan Psikologi Belajar”, PPS UNY, 2007), 241

WS. Winkel, Psikologi…, 40642

Paul Suparno, Filsafat…, 53-54

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 9/25

24

sedang dan akan dipelajari. 43 Sedangkan belajar menghafal adalah siswa

berusaha menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yang

dibaca tanpa makna.44 

Sebagai ahli psikologi pendidikan Ausubel menaruh perhatian besar

pada siswa di sekolah, dengan memperhatikan/memberikan tekanan-tekanan

pada unsur kebermaknaan dalam belajar melalui bahasa (meaningful verbal

learning). Kebermaknaan diartikan sebagai kombinasi dari informasi verbal,

konsep, kaidah dan prinsip, bila ditinjau bersama-sama. Oleh karena itu

belajar dengan prestasi hafalan saja tidak dianggap sebagai belajar

bermakna.45 

Maka, menurut Ausubel supaya proses belajar siswa menghasilkan

sesuatu yang bermakna, tidak harus siswa menemukan sendiri semuanya.

Malah, ada bahaya bahwa siswa yang kurang mahir dalam hal ini akan banyak 

menebak dan mencoba-coba saja, tanpa menemukan sesuatu yang sungguh

berarti baginya. Seandainya siswa sudah seorang ahli dalam mengadakan

penelitian demi untuk menemukan kebenaran baru, bahaya itu tidak ada;

tetapi siswa bukan ahli, maka bahaya itu ada.

Di lain pihak Ausubel mengakui bahwa pengetahuan dan pemahaman

yang baru harus diintegrasikan ke dalam kerangka kognitif yang sudah

43Noeng Muhadjir,   Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Rake Serasin,

2003), 8944

Nana Syaodih, Landasan…, 18845

WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), 404

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 10/25

25

dimiliki oleh siswa; jadi mirip dengan Bruner tentang bangunan mental yang

terstruktur. Karena itu, Ausubel tidak memandang belajar dengan menghafal

saja sebagai hasil belajar yang bermakna, karena hasil itu tidak dikaitkan

dengan isi dalam kerangka kognitif yang tersusun secara hierarkis apalagi

diintegrasikan kedalamnya.46 

Ia juga berpendapat bahwa pemerolehan informasi merupakan tujuan

pembelajaran yang penting dan dalam hal-hal tertentu dapat mengarahkan

guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa. 47 Dalam hal ini guru

bertanggung jawab untuk mengorganisasikan dan mempresentasikan apa yang

perlu dipelajari oleh siswa, sedangkan peran siswa di sini adalah menguasai

yang disampaikan gurunya.

Belajar dikatakan menjadi bermakna (meaningful learning) yang

dikemukakan oleh Ausubel adalah bila informasi yang akan dipelajari peserta

didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik itu

sehingga peserta didik itu mampu mengaitkan informasi barunya dengan

struktur kognitif yang dimilikinya.48 

Belajar seharusnya merupakan apa yang disebut asimilasi bermakna,

materi yang dipelajari di asimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan

yang telah dipunyai sebelumnya. Untuk itu diperlukan dua persyaratan :

46WS. Winkel, Psikologi…, 405

47B. Joyce dan Marsha Weil,  Model of Teaching, (Boston: Ally and Bacon Publisher, 1980),

2nd

 edition, 7648

Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Depdikbud Dikti P2LPTK, 1988)

36

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 11/25

26

a.  Materi yang secara potensial bermakna dan dipilih oleh guru dan harus

sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan masa lalu peserta

didik.

b.  Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna, faktor motivasional

memegang peranan penting dalam hal ini, sebab peserta didik tidak akan

mengasimilasikan materi baru tersebut apabila mereka tidak mempunyai

keinginan dan pengetahuan bagaimana melakukannya. Sehingga hal ini

perlu diatur oleh guru, agar materi tidak dipelajari secara hafalan. 49 

Berdasarkan uraian di atas maka, belajar bermakna menurut Ausubel

adalah suatu proses belajar di mana peserta didik dapat menghubungkan

informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dan agar

pembelajaran bermakna di perlukan 2 hal yakni pilihan materi yang bermakna

sesuai tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa dan situasi

belajar yang bermakna yang dipengaruhi oleh motivasi.

Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak pada

kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa.

Ausubel tidak setuju dengan pendapat bahwa kegiatan belajar penemuan

(discovery learning) lebih bermakna daripada kegiatan belajar penerimaan

(reception learning). Sehingga dengan ceramahpun asalkan informasinya

49Teoti Soekamto dan Udin Saparudin WP, Teori-teori belajar dan model-model

 pembelajaran, (Jakarta: P2T UT Dirjen PT. Dikbud, 1997), 25

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 12/25

27

bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya sistematis akan dihasilkan

belajar yang baik.

2.  Prinsip-prinsip belajar bermakna

David Ausubel mengemukakan lima prinsip utama yang harus

diperhatikan di dalam proses belajar, yakni:50 

a.  Subsumption, yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman terhadap

pola-pola ide yang telah lalu yang telah dimiliki dalam hal ini terdapat 2

macam subsumption yakni: 51  Subsumption  Derivatife; sejenis subtansi

yang berlangsung ketika materi baru dapat diketahui, dan corelatif 

subsumption dimana sebuah tipe pembelajaran yang berlangsung ketika

informasi baru memerlukan penjelasan karena sebelumnya belum

diketahui.

b.  Organizer , yaitu usaha mengintegrasikan pengalaman lalu dengan

pengalaman baru sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman. Dengan

prinsip ini dimaksudkan agar pengalaman yang diperoleh bukan

merupakan sederetan pengalaman yang satu dengan yang lainnya hanya

berangkai-rangkai saja yang mudah lepas dan hilang kembali.

50A. Tabrani Rasyan, et. al., Pendekatan Proses Belajar Mengajar , (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 1994), 8851

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),

25

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 13/25

28

c.  Progressive differentiation, dimaksudkan bahwa di dalam belajar, suatu

keseluruhan secara utuh harus lebih dulu muncul sebelum sampai kepada

sesuatu yang lebih spesifik.

d.  Konsolidasi , dimaksudkan bahwa suatu pelajaran harus lebih dulu

dikuasai sebelum sampai kepada pelajaran berikutnya bila pelajaran

tersebut menjadi dasar untuk pelajaran selanjutnya.

e.    Integrative reconciliation, yaitu bahwa ide atau pelajaran baru yang

dipelajari itu harus dihubungkan dengan ide pelajaran yang telah dipelajari

lebih dulu.

Dari kelima prinsip-prinsip belajar bermakna David Ausubel tersebut

dapat diketahui bahwa prinsip-prinsip tersebut mengarahkan kepada

pengelolahan informasi dalam struktur kognitif siswa, agar siswa dapat

merelevansikan pengetahuan (informasi) baru dengan pengetahuan yang telah

dimiliki sebelumnya sehingga dapat dihasilkan belajar yang bermakna yang

kemudian dapat diaplikasikan di dalam kehidupan si pembelajar.

3.  Langkah langkah pembelajaran menurut Ausubel

Prinsip-prinsip teori belajar bermakna Ausubel di atas dapat diterapkan

dalam proses belajar mengajar melalui langkah- langkah pembelajaran sebagai

berikut :52 

a.  Menentukan tujuan pembelajaran.

52C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 50-51

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 14/25

29

b.  Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, motivasi,

gaya belajar, dan sebagainya).

c.  Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan

mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti.

d.  Mengidentifikasikan prinsip-prinsip yang harus dikuasai peserta didik dari

materi tersebut.53 

e.  Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus

dikuasai peserta didik.54 

f.  Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk  advance

organizer yang akan dipelajari siswa.

g.  Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam

bentuk nyata/konkret.

h. 

Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

4.  Prosedur pengembangan belajar bermakna melalui advance organizer 

Berlandaskan konsep belajar bermakna di atas, Ausubel menyatakan

bahwa faktor tunggal yang sangat penting dalam proses pembelajaran adalah

apa yang telah diketahui oleh siswa berupa materi pelajaran yang telah

dipelajarinya.

55

Karena menurut Ausubel mengajar adalah upaya

53http://tepeUNY.wordpress.com.Teori belajar bermakna, (April, 23.2008)

54  Ibid. 

55Oktaviyanto, Pembelajaran Model Advance Organizer , (March, 13, 2008),

http://PKab.wordpress.com

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 15/25

30

menstrukturkan apa yang dipelajari. 56 Apa yang telah dipelajari siswa dapat

dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam mengkomunikasikan

informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan

agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang telah

dipelajari dengan informasi atau ide baru. Namun fakta yang sering terjadi

siswa tidak mampu melakukannya. Dalam keadaan seperti inilah sangat

diperlukan alat penghubung yang dapat menjembatani informasi atau ide baru

dengan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa. Alat penghubung yang

dimaksud oleh Ausubel dalam teori belajar bermaknanya adalah advance

organizer .57 

a.  Definisi Advance Organizer 

 Advance organizer diartikan secara beragam secara etimologis yakni:

pengatur kemajuan (belajar) di dalam bukunya Hamzah B. Uno, di dalam

buku Muhammad E. Bell Gredler (Terj. Munandir) diartikan sebagai

organisasi, sedangkan secara terminologi advance organizer adalah:

1)  Sebuah statemen perkenalan yang menghubungkan antara skema yang

sudah dimiliki oleh siswa dengan informasi baru yang akan

dipelajari. 58 

56Noeng Muhadjir, Teori Pendidikan, 89

57Oktaviyanto, Model Pembelajaran Advance Organizer  

58Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Arruz

Media, 2007), 131

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 16/25

31

2)  Penyajian singkat informasi visual atau verbal yang tidak mengandung

isi atau bahan tertentu dari materi baru yang akan dipelajari.  Advance

organizer  menyatakan konsep-konsep pokok yang merupakan payung

bagi bahan baru. 59 

3)  Menguraikan garis besar struktur/materi baru dikaitkan dengan yang

sudah diketahui mengawali uraian rinci materi baru. 60 

4)  Konsep atau informasi umum yang mewadahi (mencakup) semua isi

pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.61 

5)  Pernyataan umum yang memperkenalkan bagian-bagian utama yang

tercakup dalam urutan pengajaran, ia berfungsi sebagai kerangka

konseptual bagi pengetahuan berikutnya yang lebih rinci dan abstrak. 62 

Dari berbagai definisi di atas jelaslah bahwa pengertian advance

organizer  secara etimologi berbeda sesuai dengan pemahaman penulis

atau penerjemahnya, akan tetapi definisi secara terminologi mempunyai

makna yang sama yakni sebuah kerangka konseptual yang digunakan guru

dalam proses pembelajaran yang menyajikan bagian-bagian utama atau

konsep-konsep pokok yang tercakup dalam urutan pengajaran dan

59Margaret E.B. Gredler,  Belajar dan Membelajarkan (Terj. Munandir), (Jakarta: Rajawali,

1991), 26960

Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan , 8961

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,

2006), 1262

I Nyoman Sudana Degeng,   Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel, (Jakarta: Depdik Dikti

P2LPTK, 1989), 134-135

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 17/25

32

membawa stabilitas serta kejelasan akan pengetahuan yang dimiliki siswa

sebelumnya, sehingga berfungsi sebagai jembatan.

Lebih jelasnya Ausubel mengatakan bahwa advance organizer  

mengarahkan para siswa ke materi yang akan dipelajari, dan menolong

mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat

digunakan dalam menanamkan pengetahuan baru. 63 

b.  Fungsi dan tujuan Advance Organizer  

 Advance organizer mempunyai tiga tujuan sebagai berikut :64 

1)  Memberi arahan bagi siswa untuk mengetahui apa yang terpenting dari

materi yang akan dipelajarinya;

2)  Meng highlight diantara hubungan-hubungan yang akan dipelajari;

3)  Dan memberikan penguatan terhadap pengetahuan yang diperoleh/ 

dipelajari;

Sedangkan manfaatnya adalah:65 

1)  Dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi belajar

yang akan dipelajari oleh siswa;

2)  Dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara apa

yang sedang dipelajari siswa “saat ini” dengan apa yang “akan”

dipelajari siswa, sedemikian rupa sehingga;

63Ratna Wilis Dahar, Teori-teori belajar , (Jakarta: Depdikbud), Dirjen Dikti P2LPTK, 1984),

14464

Baharuddin dan Esa Nur, Teori Belajar..., 13165

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru..., 12

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 18/25

33

3)  Mampu membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih

mudah.

Joyce dan Weil juga mengungkapkan bahwa advance organizer  

berfungsi untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan mengaitkan

pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang sudah

dimiliki oleh siswa.66 

Oleh karena itu pengetahuan guru terhadap isi pelajaran atau materi

harus sangat baik. Dengan demikian, seorang guru akan mampu

menemukan dan menyampaikan secara baik kepada siswa, informasi yang

menurut Ausubel sangat abstrak, umum dan inklusif yang mewadahi apa

yang akan diajarkan. Selain itu guru juga dituntut memiliki logika berpikir

yang baik, Karena tanpa itu guru akan kesulitan memilah-milah materi

pelajaran, merumuskannya dalam rumusan yang singkat dan padat, serta

mengurutkan materi demi materi ke dalam struktur urutan yang logis dan

mudah dipahami.

c.  Jenis atau tipe Advance Organizer  

Dalam hal ini terdapat dua tipe advance organizer , yaitu: 67 

 Expository dan Comparative.   Expository Organizer adalah tipe advance

organizer  yang membantu siswa memberikan kerangka berpikir untuk 

materi yang belum dikenal. Sedangkan Comparative Organizer adalah

66I Nyoman S. Degeng, Ilmu Pengajaran... , 134

67Margaret E.B. Gredler, Belajar..., 270

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 19/25

34

tipe advance organizer  yang dirancang untuk memadukan konsep baru

dengan didasarkan pada adanya kesamaan konsep dalam struktur kognitif 

mereka. Selain itu comparative organizer  juga dapat digunakan untuk 

membedakan antara konsep baru dan konsep lama yang telah ada untuk 

menghindari kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan konsep

diantara mereka. Misalnya, seorang anak yang lebih dahulu mengenal

cicak akan menganggap buaya adalah cicak berukuran besar, padahal

keduanya adalah binatang yang berbeda.68 

d.  Karakteristik  Advance Organizer  

Terdapat empat karakteristik advance organizer , yaitu:69 

1)   Advance Organizer adalah perkenalan materi pelajaran.

2)  Merelevansikan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.

3)   Advance Organizer merupakan konsep generik tingkat tinggi yang

dipresentasikan sebelum pelajaran dimulai ke dalam konsep-konsep

yang lebih spesifik.

4)    Advance Organizer membuat hubungan  Explicit  antara pengetahuan

utama dengan pelajaran yang disajikan.

Dalam advance organizer guru mengajak siswa untuk mengingat

kembali pengalaman lalu atau membantu siswa memahami

68B. Joyce dan Marsha Weil, Models of..., 82-83

69Alfi Laila, Cognitive Approach..., 2

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 20/25

35

pengalaman sebelumnya dengan menyajikan atau mendiskusikan

konsep-konsep pokok yang telah diterima sebelumnya.

Penggunaan pemetaan konsep merupakan inovasi baru yang

penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna

di dalam kelas. Model pembelajaran   Advance Organizer dapat

menggunakan media peta konsep dalam aplikasinya.70 

Joyce dan Weil menguraikan tentang unsur-unsur dalam model

pembelajaran advance organizer sebagai berikut:71 

1)  Sintak 

Pada model   Advance Organizer terdapat tiga tahap kegiatan

yaitu: penyajian   Advance Organizer , penyajian materi pembelajaran

dan penguatan struktur kognitif siswa.

Tahap penyajian   Advance Organizer terdiri atas tiga aktivitas

yang meliputi (1) menyampaikan tujuan pembelajaran; (2) menyajikan

 Advance Organizer ; (3) mendorong kesadaran akan pengetahuan yang

relevan. Penyampaian tujuan pembelajaran merupakan salah satu cara

untuk menarik perhatian siswa dan mengorientasikan siswa pada

tujuan pembelajaran pada hari itu, kedua hal ini diperlukan untuk 

mewujudkan tercapainya pembelajaran bermakna. Penyampaian

tujuan pembelajaran juga dapat membantu guru dalam merencanakan

70Trianto, Model-model..., 157

71B. Joyce dan Weil, Model of..., 84-88

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 21/25

36

pembelajaran. Sedangkan dalam menyajikan   Advance Organizer  

haruslah secara eksplisit agar siswa terarah dan dapat melihat urutan

logis materi serta bagaimana kaitan materi dengan  Advance Organizer .

Sebuah   Advance Organizer tidak harus panjang tetapi  Advance

Organizer  haruslah mudah diterima, mudah dipahami dan

berhubungan dengan materi baru.

Pada tahap kedua terdapat empat aktivitas yang harus dilakukan

guru yaitu (1) menyajikan teori secara jelas; (2) menarik perhatian

siswa; (3) memberikan contoh; (4) memberikan latihan dan motivasi.

Tahap ketiga yaitu tahap memperkuat struktur kognitif siswa

meliputi: (1) meningkatkan integrative reconsiliation; (2)

meningkatkan belajar aktif; (3) meningkatkan pendekatan kritis pada

materi pembelajaran; (4) merangkum materi pembelajaran.

Seperti yang telah dipaparkan bahwa   Advance Organizer  

digunakan sebagai jembatan yang menghubungkan struktur kognitif 

yang lalu dan materi yang baru, maka Joyce dan Weil memberikan

cara untuk meningkatkan integrative reconsiliation atau memadukan

materi baru dengan struktur kognitif yaitu dengan cara: (1)

mengingatkan siswa pada ide-ide (gambaran umum); (2) meminta

siswa meningkatkan pemahaman pada hal-hal penting dari materi baru;

(3) mengulangi definisi-definisi utama; (4) membedakan beberapa

aspek penting materi; (5) meminta siswa menguraikan materi

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 22/25

37

pembelajaran yang mendukung konsep/pernyataan yang digunakan

sebagai Advance Organizer .

Sedangkan untuk meningkatkan belajar aktif dapat ditempuh

dengan cara (1) meminta siswa untuk menjelaskan hubungan antara

materi baru dengan pengetahuan awal; (2) meminta siswa untuk 

memberikan contoh-contoh lain dari konsep materi yang baru; (3)

meminta siswa untuk menyampaikan hal-hal penting dalam materi

yang baru dengan menggunakan kata-kata sendiri; (4) meminta siswa

untuk mengulang dan menjelaskan kembali materi; (5) meminta siswa

untuk menghubungkan materi baru dengan materi lain, pengalaman

dan pengetahuan.

Pendekatan kritis pada materi pembelajaran dapat ditingkatkan

dengan cara (1) meminta siswa untuk mengenal asumsi-asumsi dan

simpulan dalam materi; (2) meminta siswa untuk menguji asumsi-

asumsi tersebut; (3) menemukan perbedaan-perbedaan dalam

menggunakan asumsi-asumsi tersebut.

Pembelajaran ini akhirnya ditutup dengan merangkum materi

pembelajaran. Dalam suatu pembelajaran siswa mungkin merasa

kurang jelas terhadap materi pembelajaran, maka disinilah peran guru

untuk menjawab dan memberikan informasi tambahan, mengulang-

ulang informasi atau mengaplikasikannya pada contoh-contoh baru.

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 23/25

38

2)  Sistem baru

Pada model pembelajaran   Advance Organizer guru memegang

kontrol terhadap struktur pembelajaran. Hal ini diperlukan dalam

upaya menghubungkan materi pembelajaran dengan  Advance

Organizer dan membantu siswa untuk membedakan antara materi baru

dengan materi terdahulu. Keberhasilan penguasaan materi ini

bergantung pada kekritisan dan keinginan siswa untuk memadukan

atau mengintegrasikan materi serta bagaimana guru menyajikan

 Advance Organizer . Sistem sosial ini terlihat sangat mencolok dalam

tahap III dengan situasi belajar yang lebih ideal karena lebih bersifat

interaktif dengan banyaknya siswa yang berinisiatif untuk bertanya.

3)  Prinsip reaksi

Pada model pembelajaran   Advance Organizer guru

memperlihatkan responnya terhadap reaksi siswa yang diarahkan

melalui pencapaian tujuan untuk mengklasifikasikan makna materi

baru, mendiferensiasikan dan menyelaraskan dengan pengetahuan

yang ada, lalu secara pribadi dikaitkan dengan pengetahuan siswa

untuk meningkatkan pendekatan kritis terhadap pengetahuan. Idealnya

siswa akan memulai pertanyaan mereka sendiri sebagai respon

terhadap informasi yang mereka peroleh.

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 24/25

39

4)  Sistem pendukung

Sarana pendukung yang diperlukan   Advance Organizer adalah

materi yang terorganisasi dengan baik yaitu materi yang saling

berhubungan dengan materi terdahulu. Keefektifan Advance Organizer  

tergantung pada suatu hubungan integral yang tepat antara konsep-

konsep yang diorganisasikan dan isi. Model ini memberikan petunjuk 

untuk mere-organisasikan materi pembelajaran.

5)  Dampak instruksional

Dampak instruksional dari model ini yaitu ide/gagasan yang

pernah dipelajari digunakan sebagai organizer dan dipresentasikan

secara jelas seperti halnya dalam mempresentasikan materi pelajaran.

Sehingga siswa mampu menggunakan struktur kognitif mereka untuk 

menunjang materi baru.

6)  Dampak pengiring

Dampak model ini secara tidak langsung siswa memperoleh

kemampuan untuk belajar dari membaca, perkuliahan dan media lain

yang digunakan dalam penyajian pembelajaran. Hal ini akan

membangkitkan kesadaran akan pengetahuan yang relevan dan sikap

kritis dalam belajar.

Dari uraian di atas maka teori belajar Ausubel dengan menggunakan

expository teaching (direct instruction) yakni pembelajaran langsung

memberikan gambaran pada pembelajaran yang berpusat pada guru seperti,

5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 25/25

40

ceramah, penjelasan, dan penugasan. Pendekatan konstruktif yang

berpusat pada siswa, hal ini dapat dilihat pada guru mencoba memberikan

kesempatan pada siswa untuk mengkonstruk makna mereka sendiri. Untuk 

itu guru mempersiapkan pembelajaran terlebih dahulu secara sistematis.

 Advance Organizer  sebagai model pembelajaran yang digunakan Ausubel

untuk memperoleh pembelajaran yang bermakna, yaitu dikaitkannya

pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan pengetahuan baru yang

akan dipelajari.

Salah satu tujuan pendidikan yang terpenting adalah memperkuat

siswa dengan cara memberikan pengetahuan, keterampilan, dan rasa

percaya diri kepada mereka. Kadang-kadang apa yang tidak diketahui oleh

siswa atau suatu pemahaman yang keliru dari apa yang mereka ketahui

mempengaruhi proses belajar dan pemahaman mereka. Oleh karena itu

diperlukan sebuah pembelajaran yang menekankan pada pentingnya

keterkaitan pemahaman antar materi maupun intern materi, sebagaimana

konsep belajar bermakna Ausubel dan prosedur pengembangannya

melalui advance organizer .