industri kapal update

Upload: nasrulloh

Post on 31-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kapal update

TRANSCRIPT

  • 13 August, 2010

    Office of Chief Economist

    Industry | Update

    Volume 14, Agustus 2010

    News

    Harga minyak mentah dunia turun, menyusul keluarnya laporan pertumbuhan industrial output di China yang melambat serta penurunan produktivitas tenaga kerja di AS. Kedua laporan itu menimbulkan ketidakpastian di pasar atas keberlangsungan pemulihan ekonomi global. Akibatnya, harga future minyak mentah dunia, salah satu komoditas yang biasa dilihat sebagai indikator pemulihan ekonomi, mengalami penurunan. Sebagai catatan, angka industrial output di China pada bulan Juli lalu hanya tumbuh sebesar 13,4% yoy, melambat selama empat bulan berturut-turut setelah pemerintah China mengeluarkan kebijakan untuk membatasi kegiatan spekulasi di sektor property (real-estate), membatasi pertumbuhan kredit serta menutup beberapa target dalam rangka memenuhi target efisiensi penggunaan sumber energi. Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa penurunan output pekerja per jam di AS sebesar 0,9%, yang merupakan penurunan pertama sejak akhir tahun 2008 lalu.

    Harga komoditas karet turun didorong oleh penurunan harga minyak mentah serta apresiasi nilai tukar JPY yang menyebabkan turunnya permintaan karet pada produksi ban. Harga karet untuk pengiriman bulan Januari di pasar Tokyo turun untuk ketiga kalinya menjadi USD 3.263 per MT. Meski demikian, penurunan harga karet diperkirakan hanya bersifat sementara didorong oleh adanya proyeksi pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor di China. Penjualan otomotif China tahun ini, sebagai pasar terbesar di dunia, diperkirakan akan naik menjadi sekitar 16 juta unit, naik dari prediksi sebelumnya sekitar 15 juta unit. Kenaikan prediksi penjualan secara keseluruhan tahun ini terindikasi dari penyerahan unit hingga pertengahan tahun ini yang melebihi ekspektasi.

    Harga gandum di pasar global naik akibat concern bahwa eksportir gandum di kawasan Laut Hitam akan mengikuti langkah Rusia menerapkan pembatasan ekspor. Hal ini dikhawatirkan akan menurunkan supply ke negara importir termasuk Mesir, sebagai importir gandum terbesar dunia, dimana kebutuhan gandum di negara tersebut untuk pengiriman bulan September mencapai 55.000 MT. Panen gandum di Rusia, sebagai negara eksportir ketiga terbesar di dunia, diperkirakan akan mengalami perlambatan akibat cuaca buruk yang menimpa negara tersebut. Akibatnya, pemerintah negara tersebut memberlakukan kebijakan pembatasan ekspor gandum yang dimaksudkan untuk melindungi pemenuhan komoditas tersebut di dalam negeri. Harga gandum naik menjadi USD 8,68 per bushel, merupakan harga kontrak tertinggi dalam dua tahun terakhir. Secara keseluruhan, harga gandum telah naik sekitar 73% dari level terendahnya pada bulan Juni lalu yakni sebesar USD 4,255 per bushel.

    Quote of the Week

    Oil will likely stay in the USD 70 to

    USD 80 range, and right now were

    at the mid point

    Tobias Merath, Zurichbased Head of Commodity

    Research - Credit Suisse Group AG

    Crude Oil Daily Price at Nymex (USD/barrel)

    Source: Bloomberg

    50

    60

    70

    80

    90

    12/08/09 12/11/09 12/02/10 12/05/10 12/08/10

    Rubber Daily Price (USD cents/pound)

    Source: Bloomberg

    Wheat Daily Price (USD/bushel)

    Source: Bloomberg

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    12/08/09 12/11/09 12/02/10 12/05/10 12/08/10

    400

    500

    600

    700

    800

    900

    12/08/09 12/11/09 12/02/10 12/05/10 12/08/10

  • hal 2

    Industry Update

    Volume 14, Agustus 2010

    Indonesia merupakan negara maritim dengan potensi kelautan nasional yang sangat besar, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Kapal-kapal nasional masih memiliki kapasitas yang terbatas dalam hal pengangkutan kargo. Dibanding dengan negara lain di Asia, Indonesia menduduki peringkat ke-9 dan hanya memiliki kapasitas 0,61% dari kapasitas DWT dunia.

    Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 253 perusahaan industri perkapalan/galangan kapal yang mampu memproduksi kapal baru (new building) dan reparasi kapal (docking repair). Sebagian perusahaan yang ada adalah perusahaan skala menengah dan kecil dengan mesin/peralatan produksinya relatif sudah tua. Industri kapal dalam negeri memiliki fasilitas produksi terbesar berupa graving dock berkapasitas 150.000 DWT, dengan pengalaman membangun kapal baru maupun reparasi kapal berbagai jenis, tipe dan ukuran sampai dengan kapasitas 50.000 DWT. Namun demikian, perusahaan yang terdaftar di Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) hanya sebanyak 108 perusahaan yang terdiri dari 80 perusahaan galangan kapal, 4 perusahaan lepas pantai, 16 perusahaan penunjang, dan 8 perusahaan konsultan & klasifikasi. Ke depan, sejumlah investor asal China, Korea Selatan, Italia dan Malaysia akan merencanakan pembangunan galangan kapal di Indonesia dengan nilai investasi sekitar USD 400 juta. Investor-investor tersebut akan menjajaki kerjasama dengan perusahaan galangan lokal untuk mendirikan perusahaan patungan (joint venture).

    Di lihat dari persebarannya, perusahaan galangan kapal terkonsentrasi di Sumatera. Di wilayah ini terdapat sekitar 81 perusahaan galangan kapal dengan kapasitas docking repair mencapai 3,7 juta GT. Kawasan lainnya yang cukup potensial menghasilkan produk-produk kapal adalah pulau Jawa. Di kawasan ini terdapat 79 perusahaan dengan kapasitas docking 2,2 juta GT. Kemudian Kalimantan 56 perusahaan (253,1 ribu ton), Sulawesi 18 perusahaan (327 ribu ton), Irian Jaya 12 perusahaan (58 ribu ton), dan Maluku 4 perusahaan (22 ribu ton).

    Amanat dari Inpres No. 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional, yang kemudian diperkuat oleh UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, mendorong permintaan kapal yang cukup tinggi. Berdasarkan data Depperin, pada tahun 2007, Indonesia mendapatkan order pembangunan kapal sekitar 200 kapal baru dengan bobot 930.158 GT (gross ton) dengan nilai hampir USD 2 miliar. Pada tahun yang sama Indonesia juga mampu menyelesaikan pembangunan kapal baru sekitar 70 unit dengan total 325.000 GT senilai Rp 6,25 triliun. Pada tahun 2008, order kapal naik sekitar 12,5% menjadi 225 unit dengan total bobot 1.046.000 GT senilai USD 2,7 miliar. Begitu juga pada tahun itu Indonesia mampu menyelesaikan

    Industri Galangan Kapal

    Kapasitas Pengangkutan Kargo Negara-Negara Maritim di Asia

    (Juta DWT)

    Sumber: UNCTAD, BIMCO Review/Mediadata

    Kondisi Industri Perkapalan Nasional, Tahun 2009

    Sumber: Depperin, Iperindo

    Jumlah Perusahaan Galangan Kapal Berdasarkan Wilayah

    (Unit)

    93,539,5

    31,525,2

    19,718,8

    6,44,94,5

    2,8

    JepangChina

    HongkongKorea

    Taiw anSingapura

    MalaysiaFilipina

    IndonesiaThailand

    Sumber: Dephub

    Sumber: Depperin, Iperindo

    Kapasitas Perusahaan Galangan Kapal Berdasarkan Wilayah

    (000 GT)

    19

    18

    56

    79

    81

    253

    Sumatera

    Jaw a

    Kalimantan

    Sulaw esi

    Lainnya

    TOTAL

    Uraian KeteranganJumlah perusahaan 253Investasi USD 1 miliarTenaga Kerja 35.000 orangJumlah fasilitas building berth dan building dock untuk bangunan baru

    160

    Jumlah fasilitas floating dock, slipway, graving dock, shiplift untuk reparasi kapal

    210

    Fasilitas terbesar building berth/graving dock untuk bangunan baru dan reparasi kapal

    s.d 150.000 DWT

    Uraian KeteranganJumlah perusahaan 253Investasi USD 1 miliarTenaga Kerja 35.000 orangJumlah fasilitas building berth dan building dock untuk bangunan baru

    160

    Jumlah fasilitas floating dock, slipway, graving dock, shiplift untuk reparasi kapal

    210

    Fasilitas terbesar building berth/graving dock untuk bangunan baru dan reparasi kapal

    s.d 150.000 DWT

    116,6

    272,8

    -

    10,0

    -

    3.738,1

    2.193,0

    253,1

    327,0

    80,0

    Sumatera

    Jaw a

    Kalimantan

    Sulaw esi

    LainnyaDocking RepairNew Shipbuilding

  • hal 3

    Industry Update

    Volume 14, Agustus 2010

    sekitar 75 unit kapal baru dengan bobot total sebesar 350.000 GT senilai Rp 7,4 triliun. Sementara itu, reparasi kapal (ship repair) yang telah diselesaikan pada tahun 2007 tercatat 5,6 juta GT senilai Rp 2,3 triliun, dan tumbuh sebesar 29,5% pada tahun berikutnya dengan volume reparasi kapal menjadi 7,25 juta GT senilai Rp 3,96 triliun.

    Krisis global yang terjadi tahun 2009 lalu menyebabkan penurunan harga kapal di pasar global mencapai sekitar 50%. Hal ini secara tidak langsung mendorong masuknya impor kapal bekas ke Indonesia. Pelaku bisnis pelayaran nasional lebih memilih impor daripada membangun kapal di galangan kapal Indonesia. Akibatnya, galangan kapal nasional dilanda penurunan khususnya pemesanan pembangunan kapal baru dari industri pelayaran nasional. Galangan kapal milik PT PAL misalnya, order permintaan kapal baru oleh perusahaan pelayaran nasional hanya 30%, sementara pesanan dari luar negeri mencapai 70% dari total pembangunan kapal. Membanjirnya kapal impor, mendorong sejumlah pelaku usaha galangan kapal mendesak pemerintah untuk memperketat masuknya impor kapal bekas ke Indonesia. Pada akhirnya, pemerintah segera akan merevisi peraturan terkait dengan ketentuan impor kapal bekas. Peraturan Menteri Perdagangan No. 49/2007 mengatur tentang ketentuan impor barang modal bukan baru, termasuk kapal bekas berusia dibawah 25 tahun. Mulai tahun 2010 akan diturunkan menjadi 20 tahun dan pada 2011 ditargetkan impor kapal maksimal berusia 15 tahun. Sejumlah kapal milik perusahaan di Asia, seperti Malaysia dan Singapura yang akan masuk ke Indonesia terpaksa ditunda seiring dengan adanya peraturan baru tersebut.

    Saat ini, selain impor kapal bekas, pelaku industri pelayaran dalam negeri pun lebih memilih membeli kapal baru impor. Hal ini disebabkan karena harga kapal dalam negeri tidak kompetitif dibandingkan dengan harga kapal baru impor. Menurut perhitungan INSA, disparitas harga keduanya cukup tinggi yakni mencapai 17%. Kondisi ini dipicu oleh biaya yang ditanggung perusahaan kapal seperti BM komponen, PPN dan PPh termasuk tingginya bunga bank. Sebagai catatan, struktur biaya pembangunan satu unit kapal baru mencakup biaya pengadaan mesin dan konstruksi badan kapal yang masing-masing menghabiskan 50% dari total harga kapal. Biaya jasa konstruksi kapal 20% dari total biaya konstruksi badan kapal atau 10% dari total harga kapal. Sementara pemerintah menggolongkan pajak pembuatan kapal baru ke dalam jasa non-konstruksi, sehingga jasa konstruksi kapal baru dikenai PPh sebesar 6%. Hal inilah yang menyebabkan harga kapal buatan lokal menjadi tidak kompetitif dan pada akhirnya pengusaha pelayaran cenderung membeli kapal baru impor karena harganya lebih murah sekitar 17%.

    Sumber: Iperindo

    Biaya Komponen dan Produksi Kapal Baru

    Sumber: Depperin

    Sumber: Dephub

    Produksi Kapal Nasional (000 GT)

    2.450 2.8004.200

    5.6007.250

    58 120

    201

    325

    350

    2004 2005 2006 2007 2008

    Reparasi Kapal Kapal Baru

    Sumber: BPS

    Nilai Impor Kapal Indonesia (USD Juta)

    Jumlah Kapal Periode Tahun 2006-2009

    321,0 328,0

    1.501,0

    540,0

    1.395,8

    2.702,4

    889,3

    2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010**) s.d Mei 2010

    Pungutan/Biaya Besar Pungutan Keterangan

    Kapal Baru 10% PPNKomponen Kapal 5%-15% Tarif BM

    PPh 6% Pajak Penghasilan

    Pengadaan Mesin dan Konstruksi Badan Kapal 50%

    Dari total harga kapal

    Jasa Konstruksi Kapal 10%Dari total biaya konstruksi badan kapal

    Pungutan/Biaya Besar Pungutan Keterangan

    Kapal Baru 10% PPNKomponen Kapal 5%-15% Tarif BM

    PPh 6% Pajak Penghasilan

    Pengadaan Mesin dan Konstruksi Badan Kapal 50%

    Dari total harga kapal

    Jasa Konstruksi Kapal 10%Dari total biaya konstruksi badan kapal

    2.779

    367

    130

    2.492

    2.357

    975

    417

    172

    General Cargo

    Container

    Bulk

    Barge

    Tug Boat

    Tanker

    Penumpang

    Ro-Ro

  • hal 4

    Industry Update

    Volume 14, Agustus 2010

    Composite Index Performance

    Commodities Price Movement

    Published by:

    Office of Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Phone: 62-21-5245557 Fax: 62-21-5210430

    Chief Economist Mirza Adityaswara

    Analyst

    Faisal Rino Bernando Rini Setyowati Nina Anggraeni Nadia Kusuma Dewi M. Ajie Maulendra

    Disclaimer

    Published by PT Bank Mandiri (Persero) which regulated by Indonesian Banking Regulatory. This document is for information purposes only. The

    information and opinion in this document has been obtained from sources believed reliable, but no guarantee is given regarding its

    accuracy or completeness and it should not be relied upon as such. All opinion expressed here may not necessarily be shared by all

    employees within Bank Mandiri and its group and are subject to change without notice. No part of this document may be reproduced in any

    manner without written permission of Bank Mandiri. Additional information is available upon request.

    Commodities Unit Last Price* MoM YoYOil - London Exchange USD/barrel 75,1 2% 3%Oil - New York Exchange USD/barrel 75,74 1% 8%Coal USD/metric ton 93,1 -5% 21%Aluminum USD/metric ton 2135 11% 22%Copper USD/metric ton 7255 9% 17%Nickel USD/metric ton 21110 10% 9%Tin USD/metric ton 20100 14% 37%Gold USD/troy oz 1214,8 1% 28%Platinum USD/troy oz 1531,6 1% 23%Pulp USD 887,77 -3% 65%Rubber USDcents/pound 176,61 -7% 97%Palm Oil USD/ton 907,5 13% 23%Soybean USD/bushel 10,24 8% -2%Cocoa USD/metric ton 3056,38 -5% 3%* Closing date:08/12/2010Source: Bloomberg

    Composite Index Trading Day Closing PriceAgricultural Index 30/07/2010 1677,172

    02/08/2010 1676,52903/08/2010 1649,53604/08/2010 1687,39805/08/2010 1777,59706/08/2010 1814,51909/08/2010 1824,91710/08/2010 1795,21211/08/2010 1767,24512/08/2010 1767,798

    Mining Index 30/07/2010 2274,802/08/2010 2316,303/08/2010 2295,404/08/2010 2291,605/08/2010 2309,306/08/2010 2340,109/08/2010 2350,410/08/2010 2329,611/08/2010 2299,112/08/2010 2272,7

    Basic Industries & Chemical Index 30/07/2010 340,102/08/2010 338,003/08/2010 329,004/08/2010 326,405/08/2010 331,106/08/2010 329,009/08/2010 329,510/08/2010 328,011/08/2010 327,912/08/2010 328,2

    Source: Bloomberg, Jakarta Stock Exchange