rinologi update ome edit

14
PENATALAKSANAAN OTITIS MEDIA EFUSI M. Fiza Fadly S, Harry A. Asroel, Askaroellah Aboet PENDAHULUAN Otitis Media Efusi (OME) atau dikenal juga dengan Otitis Media Sekretori, Otitis Media Serosa, Otitis Media Mukoid (Glue Ear) adalah penumpukan cairan di telinga tengah tanpa tanda dan gejala inflamasi. 1,2 Sebahagian menyatakan OME adalah suatu proses inflamasi pada ruang telinga tengah yang mengakibatkan penumpukan cairan di belakang membran timpani yang utuh. 3 Hal ini dapat terjadi secara unilateral ataupun bilateral. 4 OME merupakan penyakit yang sering di derita anak- anak sekitar 90% pada usia 6 bulan sampai 4 tahun. 5 Kondisi ini sering menyebabkan gangguan pendengaran, gangguan bicara, belajar, tingkah laku dan kualitas hidup penderitanya. 2,5 Faktor utama yang berperan pada keadaan ini adalah terganggunya fungsi Tuba Eustakius, disamping faktor- faktor lainnya seperti hipertrofi adenoid, adenoiditis, palatoskisis, nasofaring karsinoma dan lain-lain. 1,6,7 Penatalaksanaan OME masih menjadi perdebatan yang terpenting mengetahui penyebab utamanya. Pemberian terapi antimikroba selama ini menunjukkan hasil yang baik. Pada Otitis Media Serosa Persisten meskipun sudah mendapatkan pengobatan medikementosa tetapi tidak memberikan hasil 1

Upload: rikosusilo

Post on 23-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

123

TRANSCRIPT

Page 1: Rinologi Update OME Edit

PENATALAKSANAAN OTITIS MEDIA EFUSI

M. Fiza Fadly S, Harry A. Asroel, Askaroellah Aboet

PENDAHULUAN

Otitis Media Efusi (OME) atau dikenal juga dengan Otitis Media Sekretori,

Otitis Media Serosa, Otitis Media Mukoid (Glue Ear) adalah penumpukan cairan di

telinga tengah tanpa tanda dan gejala inflamasi.1,2 Sebahagian menyatakan OME

adalah suatu proses inflamasi pada ruang telinga tengah yang mengakibatkan

penumpukan cairan di belakang membran timpani yang utuh. 3 Hal ini dapat terjadi

secara unilateral ataupun bilateral. 4

OME merupakan penyakit yang sering di derita anak-anak sekitar 90% pada

usia 6 bulan sampai 4 tahun.5 Kondisi ini sering menyebabkan gangguan

pendengaran, gangguan bicara, belajar, tingkah laku dan kualitas hidup penderitanya. 2,5

Faktor utama yang berperan pada keadaan ini adalah terganggunya fungsi

Tuba Eustakius, disamping faktor-faktor lainnya seperti hipertrofi adenoid,

adenoiditis, palatoskisis, nasofaring karsinoma dan lain-lain. 1,6,7

Penatalaksanaan OME masih menjadi perdebatan yang terpenting mengetahui

penyebab utamanya. Pemberian terapi antimikroba selama ini menunjukkan hasil

yang baik. Pada Otitis Media Serosa Persisten meskipun sudah mendapatkan

pengobatan medikementosa tetapi tidak memberikan hasil yang memuaskan, maka

tindakan operasi dapat menjadi pilihan. 8

ANATOMI TELINGA

Secara anatomi telinga dibagi atas tiga, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam . 9

1

Page 2: Rinologi Update OME Edit

Gambar 1: Anatomi telinga10

Gambar 2: Membran timpani12

Gambar 3: Tuba Eustakius 7,17

2

Page 3: Rinologi Update OME Edit

ETIOLOGI

Penyebab pasti dari OME masih belum jelas. 1 Ada beberapa faktor yang

diduga berhubungan dengan terjadinya OME :

1. Alergi.

2. Infeksi.

3. Malfungsi dari tuba eustakius. 23

4. Barotrauma.

5. Radioterapi.

PATOFISIOLOGI

Kelainan fungsi dari tuba eustakius merupakan hal terpenting dalam terjadinya

otitis media. Tuba eustakius pada bayi dan anak-anak lebih pendek, lebih horizontal

dan fungsinya yang kurang matang dibandingkan orang dewasa. Kondisi saperti

infeksi saluran nafas atas menyebabakan edema pada mukosa sehingga

menyebabakan penyempitan lumen tuba eustakius. Hal ini menyebabkan peningkatan

tekanan negatif ditelinga tengah, menyebabkan masuknya bakteri dan virus dari

nasofaring ketika tuba eustakius terbuka, maka terjadilah proses inflamasi pada

telinga tengah.

GEJALA KLINIS

1. Kadang-kadang anak hanya menarik-narik telinga atau mengeluhkan telinga

tersumbat atau telinga terasa penuh.

2. Orang tua anak dengan OME sering mengeluhkan pendengaran terganggu,

keterlambatan bicara dan perkembangan bahasa.

3. Pasien mengeluhkan suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada

telinga yang sakit.

4. Terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala

berubah.

DIAGNOSIS

1. Anamnesis. 5

2. Otoskopi.

3

Page 4: Rinologi Update OME Edit

Gambar 4 : Tampak air bubble pada gambaran otoskopi telinga kiri 22

3. Tes Pendengaran

Tes penala : Menunjukkan tuli konduktif. 23

TATALAKSANA

Secara garis besar terapi dibagi atas :

1. Konservatif 20,22,23

a. Anti histamin

b. Dekongestan oral / topikal

c. Antibiotik

d. Kortikosteroid oral atau topikal

e. Mukolitik

f. Inflasi telinga tengah :

• Parasat Valsava

• Parasat Toynbee

• Metode Politzer.

. Kateterisasi.

4

Page 5: Rinologi Update OME Edit

2. Operasi

Miringotomi.

Gambar 5 : Miringotomi 24

Aspirasi cairan (timpanosintesis)

Tube/Pipa Timpanostomi (Tube/Pipa Ventilasi = Grommet).

Gambar 6 : Tube yang terbuat dari plastik atau Teflon. 25

5

Page 6: Rinologi Update OME Edit

KOMPLIKASI / SEKUELE

Gejala sisa dapat terjadi akibat proses penyakit atau akibat dari pengobatan : 20,21,23

6

Catatan : Jika tidak tersedia timpanometer atau audiometer, sebaiknya dikonsulkan ke sentra yang mempunyai fasilitas

Page 7: Rinologi Update OME Edit

1. Atrofi membran timpani dan atelektasis dari telinga tengah.

2. Perforasi yang menetap.

3. Otorrhea.

4. Timpanosklerosis.

5. Gangguan berbicara, berbahasa, belajar dan tingkah laku.

6. Tuli Sensorineural.

7. Cholesterol granuloma.

DAFTAR PUSTAKA

7

Page 8: Rinologi Update OME Edit

1. Yaman H, Oztume K, Gurbilen M, Effectiveness of Corticosteroid in

Otitis Media With Effusion : An Experimental Study, The Journal of

Laryngology and Otology (2008), 122, 25-30, 2007

2. Vlastarakos PV, Nikolopoulos, Korres S , Tavoulari E et al, Grommets in

Otitis Media with Effusion: the most frequent operation in children, But is

it associated with significant complication : Eurofa journal pediatric

(2007), 166; 385-91

3. Lee KJ. Infection of the Ear. Essential Otolaryngology and Head and

Neck Surgery, Ninth Edition. New York : Elsevier, 2008. p. 318-22.

4. Thompson J, Child Health: Otitis Media Effusion, Community

Practitioner; Aug 2000; 73, 8; ProQuest Medical Library pg. 728

5. Rosenfeld, R. M., Culpepper, L., Doyle, K. J., Grundfast, K. M.,

Hoberman, A., Kenna, M. A., et al. (2004). Clinical practice guideline :

Otitis media with effusion. In R. M. Rosenfeld, Otolaryngology-Head and

Neck Surgery (pp. 95-113). London: American Academy of Pediatrics

6. Djaffar ZA, Kelainan Telinga Tengah. Dalam : Soepardi EA, Iskandar N,

Eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit THT. Edisi ke-5. Jakarta : Balai Penerbit

FK UI, 2006. h. 49-62

7. Dhingra PL. Eustachian Tube and Its Disorders. In : Diseases of Ear, Nose

and Throat, Ed. 5th . New Delhi. Reed Elsevier India Private Limited. 2011.

p. 63 – 68.

8. MD Cotton, T Robin, The Surgical Management of Chronic Otitis Media

With Effusion, Pediatric Annals; Nov 1991; 20, 11; ProQues pg. 628

9. Dhingra PL. Anatomy of Ear. In : Diseases of Ear, Nose and Throat, Ed.

5th . New Delhi. Reed Elsevier India Private Limited. 2011. p. 3 – 15.

10. Dikutip google image result from; http. 112.bp.blogspot.com

11. Richard R, Gacek MD. Anatomy of the Auditory and Vestibular Systems.

In: Ballenger’s Otorhinolaryngology Head And Neck Surgery. BC Decker,

2009. p. 1-15

12. Gambar gendang Telinga. Diunduh dari

http://wiki.verkata.com/id/wiki/Gendang_telinga

8

Page 9: Rinologi Update OME Edit

13. Helmi, Otitis Media Supuratif, dalam Anatomi Bedah Regio Temporal

Pengetahuan Dasar Terapi Medik Mastoidektomi timpanoplasti, Balai

Penerbit FK UI. Jakarta, 2005. p. 4-27.

14. Lee KJ. Anatomy of the Ear. Essential Otolaryngology and Head and

Neck Surgery, Ninth Edition. New York : Elsevier, 2008. p. 1-22.

15. Bluestone CD. Anatomy And Phisiology of the Eustachian Tube. In :

Byron J, Bailey JB, Ed. Otolaryngology Head and Neck Surgery.

Philladelphia: Lippincott Comp, 1993. p. 1473-82.

16. Rosenfeld, R. M., & Bluestone, C. D. (2003). Clinical Pathway for Otitis

Media with Effusion. In Rosenfeld, & Bluestone, Evidence Based Otitis

Media (2nd Edition ed.,vol 19, pp. 303-20). London: BC Decker

17. Alexander T, Flying with Eusthacian Tube Dysfuction, University of

California. Available At: http;//drdoherty.ucsd.edu/Default.aspx

18. Wright T, Valentine P. The Anatomy and Embriology of External and

Middle Ear. In : Scott Brown’s Otolaryngology Head and Neck Surgery.

7th ed. London : Michael Gleeson, 2008. p.3105 -25

19. Bluestone CD, Klen JO. Otitis Media, Atelectasis, and Eustachian Tube

Dysfunction. In : Bluestone CD, Ed. Peadiatric Otolaryngology. Vol 1. 2nd.

Ed. Philadelphia : WB Saunders Company, 1990. p. 321-437.

20. Paparella MM, Jung TKK, Goycoolea MV. Otitis Media With Effusion. In

: Paparella MM, Shumrick DA, Eds. Otology and Neuro-Otology-

Otolaryngologi. Vol II. 3rd Ed. Philadelphia : WB Saunders Co, 1991. p.

1317-42

21. Faitong MC, Hasselt CAV. Otitis Media With Effusion in Adults, In :

Scott-Brown’s Otolaryngology Head and Neck Surgery. 7th Ed. London :

Michael Gleeson. 2008. p. 3388-94.

22. Browning G. Otitis Media With Effusion, In : Scott-Brown’s

Otolaryngology. Pediatric Otolaryngologi. 7th Ed. London : Clarke Ray,

2008. p. 6/7/1-17.

23. Dhingra PL. Anatomy of Ear. In : Disorder of Middle Ear, Nose and

Throat, Ed. 5th . New Delhi. Reed Elsevier India Private Limited. 2011. p.

69 – 74.

9

Page 10: Rinologi Update OME Edit

24. Bluestone CD, Timpanostomy Tubes And Related Prosedures. In:

Rosenfeld RM. Surgical Atlas of Pediatric Otolaryngology. Canada. 2002.

p.1-20

25. Texas Pediatric Surgical Associates Surgeon for Infants, Children, and

Adolescents,Available from URL,

http://www.pedisurg.com/PtEducENT/tube.htm

26. L. Gillian. Myringotomy.In :Rob & Smith’s Operative Surgery . 4 th ed.

Ear. Butterworths 1986. p. 27-37

27. Kelompok Studi PP. PERHATI-KL periode 2003-2007. Dalam : Soetjipto

D, Wardhani RS, Guideline Penyakit THT-KL di Indonesia, 2007. h. 56

10