bab i pendahuluan - kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip benih 2015...

21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan Hortikultura 1 BAB I PENDAHULUAN Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun 2015 menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja pimpinan beserta jajarannya dalam memanfaatkan anggaran pembangunan yang bersumber dari APBN. Metode penyusunan LAKIP telah diatur dalam Keputusan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KepmenPan dan RB) Nomor : 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman florikultura dan tanaman obat merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar internasional yang masih terus meningkat. Selain itu meningkatnya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat juga mendorong peningkatan kemampuan daya beli dan preferensi permintaan masyarakat terhadap komoditas hortikultura dalam rangka diversifikasi konsumsi, peningkatan gizi dan peningkatan gaya hidup. Dalam era globalisasi, perdagangan komoditas hortikultura semakin terbuka untuk dikembangkan sehingga berpeluang untuk berperan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Peningkatan produktivitas dan mutu produksi komoditas hortikultura merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembangunan agribisnis hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan. Keberhasilan dalam peningkatan produktivitas dan mutu produksi hortikultura sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pengembangan inovasi terutama dalam penggunaan benih bermutu dari varietas unggul disertai dengan penyediaan sarana produksi yang memadai. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/O.T.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka Direktorat Perbenihan mempunyai tugas “Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi dibidang perbenihan hortikultura”. Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Direktorat Perbenihan Hortikultura menyelenggarakan fungsi :

Upload: others

Post on 17-Jun-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 1

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden yang tertuang dalam Instruksi Presiden

Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Direktorat

Perbenihan Hortikultura pada tahun 2015 menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja pimpinan

beserta jajarannya dalam memanfaatkan anggaran pembangunan yang bersumber dari

APBN. Metode penyusunan LAKIP telah diatur dalam Keputusan menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KepmenPan dan RB) Nomor

: 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan, tanaman sayuran,

tanaman florikultura dan tanaman obat merupakan komoditas yang sangat prospektif

untuk dikembangkan mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

internasional yang masih terus meningkat. Selain itu meningkatnya pendidikan dan

kesejahteraan masyarakat juga mendorong peningkatan kemampuan daya beli dan

preferensi permintaan masyarakat terhadap komoditas hortikultura dalam rangka

diversifikasi konsumsi, peningkatan gizi dan peningkatan gaya hidup.

Dalam era globalisasi, perdagangan komoditas hortikultura semakin terbuka untuk

dikembangkan sehingga berpeluang untuk berperan dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat. Peningkatan produktivitas dan mutu produksi komoditas hortikultura

merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembangunan agribisnis hortikultura

yang berdaya saing dan berkelanjutan. Keberhasilan dalam peningkatan produktivitas

dan mutu produksi hortikultura sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pengembangan

inovasi terutama dalam penggunaan benih bermutu dari varietas unggul disertai dengan

penyediaan sarana produksi yang memadai.

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/O.T.140/10/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka Direktorat Perbenihan

mempunyai tugas “Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis

dan evaluasi dibidang perbenihan hortikultura”.

Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Direktorat Perbenihan Hortikultura

menyelenggarakan fungsi :

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 2

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang benih tanaman buah, sayuran, obat, dan

florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih;

2. Pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi teknis di bidang benih tanaman buah,

sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang benih tanaman buah,

sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih;

4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang benih tanaman buah, sayuran,

obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih;

5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Dalam rangka menyelenggarakan fungsinya, Direktorat Perbenihan Hortikultura

mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari :

1. Subdirektorat Benih Tanaman Buah;

2. Subdirektorat Benih Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat;

3. Subdirektorat Benih Tanaman Florikultura;

4. Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih;

5. Subbagian Tata Usaha;

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Subdirektorat Benih Tanaman Buah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi teknis, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

benih tanaman buah.

Subdirektorat Benih Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi

teknis, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang benih tanaman tanaman sayuran dan tanaman obat.

Subdirektorat Benih Tanaman Florikultura mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi teknis, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

benih tanaman florikultura.

Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

penilaian varietas dan pengawasan mutu benih.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 3

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersusun atas beberapa

komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen tersebut antara lain;

Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi kinerja.

Komponen perencanaan kinerja meliputi; a) Indikator Kinerja Utama (IKU), b) Rencana

Strategis (Renstra), c) Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK)

atau juga sering disebut sebagai perjanjian kinerja.

2.1. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Indikator Kinerja Utama Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2015 telah

disesuaikan dengan Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2015 – 2019,

yaitu peningkatan ketersediaan benih hortikultura bermutu antara 3 – 4 %.

Berdasarkan Renstra Ditjen Hortikultura tersebut, Indikator Kinerja Utama Direktorat

Perbenihan Hortikultura disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbenihan Hortikultura

Sasaran Uraian Sumber Data

Terfasilitasinya

penyediaan benih bermutu

dalam mendukung

peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu

produk tanaman

hortikultura

1. Peningkatan

ketersediaan benih

bermutu (%)

- Direktorat

Perbenihan

Hortikultura

- Dinas

Pertanian

Propinsi

- BPSBTPH,

BBH

2. Penggunaan benih

unggul bermutu (%)

- Direktorat

Perbenihan

Hortikultura

- Diperta Prop,

Kab/Kota

2.2. Rencana Strategis (Renstra)

Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura merupakan perangkat untuk mencapai

harmonisasi perencanaan pembangunan sistem perbenihan hortikultura secara

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 4

menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergis baik dalam lingkup internal Direktorat

Jenderal Hortikultura, lingkup Kementerian Pertanian maupun secara eksternal

dengan instansi lain di luar Kementerian Pertanian. Renstra Direktorat Perbenihan

Hortikultura tahun 2015 - 2019 merupakan acuan, arahan kebijakan dan strategi

pembangunan perbenihan hortikultura dengan mempertimbangkan berbagai kondisi

baik internal maupun eksternal serta kecenderungan perkembangan perbenihan

masa mendatang.

Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura merupakan penerjemahan lebih lanjut

dari Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura diharapkan dapat dimanfaatkan

sebagai acuan bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perbenihan di

semua tingkatan baik di pusat, propinsi dan kabupaten. Renstra Direktorat

Perbenihan Hortikultura dilengkapi dengan kinerja program dan sasaran produksi

yang ingin dicapai, kegiatan, panduan untuk melaksanakan program dan kegiatan

tersebut selama periode 2015 – 2019, yang kemudian menyesuaikan dengan

Renstra Direktorat Jenderal pada tahun 2015 - 2019 yang mencakup :

2.2.1. Visi dan Misi

Dengan memperhatikan prioritas pembangunan nasional dan dinamika

lingkungan strategis, maka Visi Pembangunan Perbenihan tahun 2015 - 2019

adalah ”Tersedianya benih hortikultura dalam jumlah yang cukup, tepat

varietas, tepat kualitas, tepat waktu dan harga terjangkau untuk

mendukung agribisnis hortikultura yang berdaya saing dan

berkelanjutan”.

Dalam rangka mencapai visi pembangunan perbenihan tersebut, Direktorat

Perbenihan Hortikultura mengemban Misi sebagai berikut :

a. Merumuskan kebijakan perbenihan secara nasional dengan

memperhatikan kebijakan di propinsi serta kabupaten/kota.

b. Mendorong dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha

perbenihan dan sarana produksi serta memfasilitasi berkembangnya

kerjasama/kemitraan bisnis antara kelompok penangkar dan pengusaha

yang saling menguntungkan.

c. Meningkatkan kualitas SDM aparat pemerintah pada instansi terkait

maupun pelaku agribisnis perbenihan.

d. Mengembangkan inovasi dan adopsi teknologi perbenihan.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 5

e. Mempromosikan penggunaan benih bermutu varietas unggul kepada

masyarakat agribisnis hortikultura.

2.2.2. Tujuan, Target dan Sasaran Strategis

Sejalan dengan visi dan misi yang diemban, maka tujuan pembangunan

perbenihan tahun 2014 - 2015 adalah :

a. Meningkatkan ketersediaan benih bermutu varietas unggul sesuai dengan

perkembangan teknologi dan permintaan konsumen.

b. Meningkatkan penerapan stándar mutu benih dan pengawasan peredaran

benih dalam menjamin mutu benih.

c. Meningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi perbenihan di

tingkat pelaku usaha.

d. Memberdayakan potensi nasional di bidang perbenihan dan

meningkatkan peran swasta dalam penumbuhan industri benih nasional.

Sasaran pembangunan perbenihan hortikultura tahun 2014 – 2015 adalah :

a. Terpenuhinya kebutuhan benih bermutu dari varietas unggul sesuai

permintaan konsumen.

b. Terwujudnya usaha perbenihan hortikultura yang tangguh, mandiri, dan

kelanjutan.

Mengacu pada target utama Direktorat Jenderal Hortikultura, maka target

utama Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2015 – 2019 adalah :

a. Peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran dan tanaman obat

b. Peningkatan ketersediaan benih tanaman florikultura

c. Peningkatan ketersediaan benih tanaman buah

d. Peningkatan ketersediaan benih tanaman obat

e. Penguatan kelembagaan perbenihan

f. Pemasyarakatan benih bermutu

g. Sarana prasarana

h. Pedoman-pedoman

i. Layanan perkantoran

Sasaran peningkatan ketersediaan benih hortikultura tahun 2015 adalah

benih tanaman sayur 4%, benih tanaman florikultura 3 %, benih tanaman

buah 4 %, dan benih tanaman obat 2 %.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 6

2.2.3. Arah Kebijakan, Strategi dan Program

Sesuai dengan kebijakan pengembangan hortikultura yaitu “Peningkatan

produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura untuk memenuhi

kebutuhan pasar dalam negeri dan meningkatkan ekspor melalui penerapan

GAP/SOP, penerapan PHT, GHP, perbaikan kebun, penerapan teknologi

maju, fasilitasi sarana produksi benih dan penggunaan benih bermutu”. Maka

arah kebijakan pengembangan perbenihan adalah :

a. Peningkatan ketersediaan benih bermutu hortikultura (benih tanaman

sayuran dan tanaman obat, tanaman florikultura, tanaman buah) sesuai

prinsip 7 tepat (tepat jenis, varietas, mutu, jumlah, lokasi, waktu, dan

harga).

b. Penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura dengan meningkatkan

kapasitas kelembagaan perbenihan melalui pembinaan, pengawasan

peredaran dan sertifikasi benih bermutu, fasilitasi saran produksi benih

untuk penangkar (screenhouse, gudang benih, shading net, sarana

irigasi, dll).

c. Pemasyarakatan benih bermutu melalui penyediaan/ fasilitasi benih

bermutu untuk diserahkan kepada masyarakat, penyebar luasan

pengenalan varietas baru melalui kebun contoh, demplot, jambore

varietas, leaflet, pameran atau media massa lainnya.

d. Peningkatan peran produsen benih/ penangkar dan pelaku usaha

perbenihan dalam membangun industri benih dengan melakukan

pembinaan dan koordinasi demi terwujudnya pembangunan perbenihan

seutuhnya.

Strategi pengembangan perbenihan hortikultura yang merupakan penjabaran

dan strategi pengembangan hortikultura meliputi :

a. Penataan kelembagaan perbenihan melalui peningkatan kompetensi

SDM, modernisasi peralatan, pengembangan sistem, standarisasi proses

dan akreditasi, peningkatan peran dan fungsi, penguatan teknologi

informasi, pendelegasian kewenangan indeksing kepada BPSBTPH, dan

delegasi legislasi produksi benih kentang kepada BBH dan penangkar

benih.

b. Penguatan kelembagaan penangkar benih melalui fasilitasi sarana

produksi dan benih sumber.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 7

c. Melindungi, memelihara dan memanfaatkan sumber daya genetik

nasional untuk pengembangan varietas unggul lokal, melalui eksplorasi,

determinasi, domestikasi, duplikat PIT, dll.

d. Peningkatan kualitas SDM perbenihan (petugas BBH, PBT, penangkar

benih) melalui latihan, magang, seminar, dll.

e. Peningkatan peran swasta dalam membangun industri benih dalam

negeri melalui kemudahan perizinan, pembinaan proses akreditasi,

penyederhanaan regulasi dan pendaftaran varietas.

f. Peningkatan sosialisasi dan pemasyarakatan benih unggul bermutu

melalui demonstrasi lapang/jambore varietas, pemberian sarana produksi

dan bantuan benih bermutu langsung ke petani/kelompok tani.

Program pengembangan perbenihan hortikultura tahun 2015 - 2019 yaitu :

“Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura”. Program ini akan

dijabarkan lebih lanjut menjadi kegiatan–kegiatan teknis untuk mencapai

target yang telah ditetapkan. Arah Pengembangan Perbenihan Hortikultura

ditujukan untuk mencapai swasembada benih hortikultura dengan

peningkatan produksi benih, yang didukung oleh sarana prasarana yang

memadai dan juga dalam rangka mengurangi/menekan impor benih.

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, dan sesuai dengan peran

pemerintah dalam pembangunan, maka program pembangunan perbenihan

diarahkan untuk memotivasi dan menstimulasi partisipasi petani/kelompok

tani dengan memberikan regulasi yang kondusif dan fasilitasi terhadap para

pelaku usaha perbenihan, agar dapat menjalankan dan mengembangkan

usahanya dengan baik.

2.3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun

2015 telah disusun, dan sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 2015 telah

sejalan dengan indikator kinerja utama (IKU) dan disesuaikan dengan sasaran

strategis pada Renstra 2015 – 2019. Dalam rencana kinerja tahunan telah

ditetapkan target-target yang akan dijadikan ukuran tingkat keberhasilan/kegagalan

pencapaiannya. Target Rencana Kinerja Tahunan 2015 dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 8

Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

Berkembangnya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura

1 2 3 4 5 6.

Peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu Peningkatan ketersediaan benih tanaman florikultura bermutu Peningkatan ketersediaan benih tanaman obat bermutu Peningkatan ketersediaan benih tanaman buah bermutu Peningkatan kapasitas kelembagaan perbenihan hortikultura Sertifikasi dan pengawasan mutu benih

Kg Benih Kg Batang Lembaga Kali

1.387.250

5.700.000

44.000

1.044.000

179

186

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai perjanjian

kinerja tahun 2015 yang merupakan dokumen kesepakatan antara Direktur Jenderal

Hortikultura dengan Direktur Perbenihan Hortikultura dan dikenal dengan Penetapan

Kinerja (PK).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 9

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2015 diukur melalui

capaian sasaran strategis yang sudah ditetapkan yaitu berkembangnya sistem

perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura.

Sasaran strategis tersebut diukur melalui 6 indikator kinerja.

3.1. Pengukuran Kinerja

Untuk melihat sejauh mana realisasi pencapaian kinerja yang telah difasilitasi

melalui APBN maka perlu diukur target yang telah ditetapkan. Target dimaksud

adalah target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja sesuai dengan

pengalokasian anggaran dan telah disetujui oleh pejabat-pejabat yang

bertanggungjawab secara berjenjang. Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan

dengan membandingkan target yang telah ditetapkan dengan pencapaian

realisasinya. Secara rinci, realisasi pencapaian target penetapan kinerja tahun 2015

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Pengukuran Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2015

Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Berkembang

nya sistem

perbenihan

hortikultura

dalam

mendukung

pengembang

an kawasan

hortikultura

1

2

3

4

5

6

Peningkatan ketersediaan benih

tanaman sayuran bermutu (Kg)

Peningkatan ketersediaan benih

tanaman florikultura bermutu

(Benih)

Peningkatan ketersediaan benih

tanaman obat bermutu (Kg)

Peningkatan ketersediaan benih

tanaman buah bermutu (Batang)

Peningkatan kapasitas

kelembagaan perbenihan

hortikultura (Lembaga)

Sertifikasi dan pengawasan mutu benih (Kali)

1.387.250

5.700.000

44.000

1.044.000

179

186

1.303.978

5.266.180

40.271

954.086

171

161

94

92

92

91

96

87

Rata-rata 92

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 10

Dari tabel di atas diketahui bahwa secara umum target kinerja Direktorat perbenihan

Hortikultura tahun 2015 bisa tercapai seluruhnya dengan capaian rata-rata 92 %.

3.2. Analisis Pencapaian Kinerja

Untuk mencapai sasaran strategis Direktorat Perbenihan Hortikultura yaitu

berkembangnya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan

kawasan hortikultura pada tahun 2015 telah ditetapkan 6 indikator kinerja yaitu :

(1) Peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu, (2) Peningkatan

ketersediaan benih tanaman florikultura bermutu, (3) Peningkatan ketersediaan

benih tanaman obat bermutu, (4) Peningkatan ketersediaan benih tanaman buah

bermutu, (5) Peningkatan kapasitas kelembagaan perbenihan hortikultura, dan (6)

Sertifikasi dan pengawasan mutu benih

Dari masing-masing indikator tersebut akan diuraikan capaian kinerja sebagai

berikut:

a. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman Sayuran Bermutu

Upaya peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu ditunjukkan

dengan pencapaian realisasi ketersediaan benih tanaman sayuran pada tabel

berikut :

Jenis

Benih

Tahun 2014 Tahun 2015

Target

(kg)

Realisasi

(kg)

% Target

(kg)

Realisasi

(kg)

%

Sayur 592.458 790.146 133 1.387.250 1.303.978 94

Target output ketersediaan benih tanaman sayuran yang ditetapkan tahun 2014

sebesar 592.458 kg, terealisasi sebesar 790.146 kg atau sebesar 133 %.

Sedangkan untuk tahun 2015, target output ketersediaan benih tanaman

sayuran sebesar 1.387.250 kg, sampai dengan saat ini terealisasi sebesar

1.303.978 kg atau sebesar 94 %. Realisasi pencapaian target pada tahun 2015

lebih rendah dibandingkan pada tahun 2012 atau pertumbuhannya turun (- 39

%)

Pencapaian realisasi ketersediaan benih tidak sampai 100 % atau tidak

memenuhi target yang sudah ditentukan. Hal ini disebabkan naiknya harga

benih sumber sebagai bahan untuk perbanyakan benih kelas berikutnya

terutama benih sumber bawang merah. Selain itu ketersediaan benih sumber

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 11

pada saat mau tanam tidak tersedia, sehingga waktu tanam bergeser ke bulan

berikutnya (mundur). Faktor lain yang sangat berperan dalam produksi benih

sayur adalah ketersediaan air. Tahun 2015 musim kemarau lebih panjang,

sehingga produksi benih sayur menjadi turun. Dan beberapa calon benih masih

ada di lapangan karena musim tanam di mundur kan sampai musim hujan.

Untuk target ketersediaan benih sayur, Balai Benih Hortikultura ada yang

bekerjasama dengan penangkar untuk memproduksi benih sayur. Hal ini

dilakukan karena keterbatasan Balai Benih Hortikultura dalam beberapa hal

seperti : terbatasnya lahan untuk perbanyakan benih, kurangnya SDM, sarana

dan prasarana yang masih terbatas, dan anggaran perbanyakan benih yang

tidak cukup.

Pengembangan benih tanaman sayuran ditujukan untuk mencukupi

ketersediaan benih di dalam negeri sekaligus mengantisipasi ketergantungan

terhadap benih impor. Beberapa komoditas unggulan yang menjadi program

pengembangan adalah : benih kentang, bawang merah, cabe (rawit dan besar),

kemudian untuk komoditas pendukung juga dikembangkan bawang putih, jamur

wortel.

Ketersediaan benih tanaman sayuran dalam negeri dipenuhi dari hasil produksi

dalam negeri dan sebagian dari introduksi (impor). Produksi dalam negeri

dilaksanakan oleh produsen benih swasta, penangkar benih dan Balai Benih

Hortikultura (BBH). Untuk benih sayuran biji jenis hibrida lebih banyak diproduksi

oleh produsen benih skala besar seperti PT. East West Seed Indonesia dan PT.

Tanindo Subur Prima, sedangkan benih open pollinated (OP) atau nonhibrida

diproduksi oleh penangkar benih dan produsen benih skala kecil.

b. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman Florikultura Bermutu

Upaya peningkatan ketersediaan benih tanaman florikultura bermutu ditunjukkan

dengan pencapaian realisasi ketersediaan benih tanaman florikultura pada tabel

berikut :

Jenis

Benih

Tahun 2014 Tahun 2015

Target

(Benih)

Realisasi

(Benih)

% Target

(Benih)

Realisasi

(Benih)

%

Florikultura 9.132.452 9.286.942 102 5.700.000 5.266.180 92

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 12

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keindahan lingkungan

seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat menyebabkan

permintaan tanaman florikultura terus meningkat dari tahun ke tahun.

Konsekuensi logis dari permintaan tersebut adalah meningkatnya permintaan

agro-input salah satunya adalah benih bermutu.

Dari target output ketersediaan benih tanaman florikultura yang ditetapkan tahun

2014 sebesar 9.132.452 benih, terealisasi sebesar 9.286.942 benih atau

sebesar 102 %. Sedangkan pada tahun 2015, target ketersediaan benih

tanaman florikultura sebesar 8.864.640 benih, terealisasi sebesar 8.071.255

benih atau sebesar 92 %. Target maupun capaian realisasi pada tahun 2015

lebih rendah dibandingkan pada tahun 2012 atau pertumbuhannya turun (-10 %)

Penurunan target produksi benih florikultura tahun 2015 dibandingkan tahun

2014 berdasarkan pada : 1) anggaran yang tersedia untuk perbanyakan lebih

kecil; 2) permintaan benih florikultura oleh petani budidaya semakin menurun; 3)

benih benih yang diperbanyakan di Balai Benih Hortikultura jenisnya tidak terlalu

banyak sementara permintaan pasar akan florikultura sesuai dengan trend pada

saat ini.

Berdasarkan tabel diatas, capaian realisasi dari target yang sudah ditentukan

hanya 92 % atau 5.266.180. Dari laporan yang disampaikan, ada Balai Benih

Hortikultura yang tidak melaksanakan perbanyakan florikultura di daerahnya

karena tidak bisa mendapatkan benih sumber. Dengan demikian target yang

sudah ditentukan tidak bisa mencapai 100 %.

Perkembangan perbenihan tanaman florikultura sampai saat ini menunjukkan

kemajuan pesat, walaupun produksi benih florikultura masih dilakukan secara

konvensional. Kebijakan pengembangan perbenihan florikultura diprioritaskan

pada tanaman anggrek, krisan, melati, sedap malam, mawar dan gladiol.

Sedangkan pengembangan varietas-varietas lain yang banyak disukai

masyarakat di perbanyak oleh produsen swasta. Bahkan benih impor florikultura

dari luar negeri juga banyak masuk ke Indonesia untuk memenuhi permintaan

pasar.

Upaya peningkatan produksi benih florikultura bermutu masih banyak kendala

dan permasalahannya. Varietas-varietas unggul yang disukai masyarakat tidak

tersedia secara continue, benih sumber masih sulit didapatkan, dan tidak

tersedianya benih bermutu yang sesuai dengan preferensi konsumen,

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 13

sementara permintaan pasar terus meningkat. Berbagai upaya sudah dilakukan

untuk penyediaan benih florikultura, seperti : bantuan benih sumber untuk

perbanyakan benih, bantuan screenhouse, bantuan sarana laboratorium kultur

jaringan, buku pedoman SOP perbanyakan benih florikultura, dan peningkatan

kompetensi petugas, penangkar/produsen benih florikultura melalui

apresiasi/pelatihan kultur jaringan.

c. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman Obat Bermutu

Upaya peningkatan ketersediaan benih tanaman obat bermutu ditunjukkan

dengan pencapaian realisasi ketersediaan benih tanaman obat pada tabel

berikut :

Jenis

Benih

Tahun 2014 Tahun 2015

Target

(Kg)

Realisasi

(Kg)

% Target

(Kg)

Realisasi

(Kg)

%

Tan. obat 33.582 32.448 97 44.000 40.271 92

Target output ketersediaan benih tanaman obat yang ditetapkan pada tahun

2014 yaitu sebesar 33.542 kg, terealisasi sebesar 32.448 kg atau sebesar 97

%. Sedangkan pada tahun 2015, target output ketersediaan benih tanaman obat

meningkat sangat tajam menjadi 44.000 kg, dan terealisasi sebesar 40.271 kg

atau sebesar 92 %. Realisasi pencapaian target pada tahun 2015 sedikit lebih

rendah dibandingkan pada tahun 2014 atau pertumbuhannya turun (- 5 % ).

Sebenarnya capaian target untuk ketersediaan benih tanaman obat bisa lebih

dari 100 %, tetapi benih masih di lapangan dan belum dipanen, karena

penangkaran benih tanaman obat membutuhkan waktu mencapai 10 sampai 12

bulan.

Pengembangan perbenihan tanaman obat lebih diutamakan kepada tanaman

rimpang, seperti : jahe, kunyit, temulawak, kencur, dll. Ketersediaan benih

tanaman obat selain diproduksi oleh Balai Benih Hortikultura juga dikembangkan

oleh petani/penangkar. Mereka bekerjasama dengan perusahaan jamu,

minuman, obat dan kosmetik dalam menyediakan jenis-jenis rimpang yang

dibutuhkan. Terbatasnya sarana dan prasarana yang ada di petani/penangkar

menjadikan produksi dan ketersediaan benih tidak mencukupi kebutuhan yang

dibutuhkan oleh perusahaan yang menggunakan tanaman obat.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 14

d. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman Buah Bermutu

Upaya peningkatan ketersediaan benih tanaman buah bermutu ditunjukkan

dengan pencapaian realisasi ketersediaan benih tanaman buah pada tabel

berikut :

Jenis Benih

Tahun 2014 Tahun 2015

Target

(Batang)

Realisasi

(Batang)

% Target

(Batang)

Realisasi

(Batang)

%

Buah 1.232.299 1.124.175 91 1.044.000 954.086 91

Dari target output ketersediaan benih tanaman buah yang ditetapkan pada tahun

2014 yaitu sebesar 929.860 batang, terealisasi sebesar 999.600 batang atau

sebesar 107,5 %. Sedangkan untuk tahun 2015, target ketersediaan benih

tanaman buah sebesar 1.044.000 batang, terealisasi sebesar 954.086 batang

atau sebesar 91 %. Realisasi pencapaian target pada tahun 2015 sama dengan

capaian realisasi pada tahun 2014.

Tercapainya target ketersediaan benih tahun 2015 dan bahkan melebihi dari

target yang ditentukan, karena semakin meningkatnya ketrampilan petugas di

Balai Benih Hortikultura, tersedianya sarana screenhouse untuk BF dan BPMT,

dan tersedianya pohon induk. . Selain itu pembinaan secara berkala yang

dilakukan oleh BPSBTPH juga sangat berperan penting dalam meningkatkan

hasil produksi. Umumnya benih tanaman buah yang diproduksi adalah : durian,

jeruk, mangga, pisang, srikaya, manggis, dll. Produksi benih ini disesuaikan

dengan pengembangan kawasan tanaman buah.

Untuk perbanyakan benih tanaman buah, tidak semudah mengembangkan

komoditas hortikultura lainnya : (1) membutuhkan waktu relatif lama sekitar 1

sampai 2 tahun tergantung kepada komoditasnya, (2) membutuhkan sarana

screenhouse untuk BF dan BPMT, (3) mempunyai skill dan ketrampilan dalam

perbanyakannya (okulasi, mata temple, dll) dan (4) perlu modal yang cukup

besar.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 15

e. Penguatan Kelembagan

Upaya peningkatan penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura tahun 2015

telah mencapai 96 %. Dari target sebesar 179 unit, realisasi mencapai 171 unit,

yang meliputi : bantuan screenhouse, shading net, gudang, alsintan, sarana

perbenihan, kebun contoh dan benih sumber.

Bantuan screenhouse diberikan kepada penangkar benih kentang, penangkar

benih tanaman buah dan penangkar benih florikultura, sedangkan bantuan

shading net diberikan untuk penangkar benih krisan, cabe dan bawang merah.

Bantuan screenhouse kentang diperuntukkan memperbanyak benih kentang

kelas G0 dan G1; bantuan screenhouse jeruk untuk pemeliharaan BF dan BPMT

dan bantuan screenhouse florikultura untuk perbanyakn benih krisan.

Bantuan gudang diberikan kepada penangkar benih bawang putih dan benih

tanaman obat. Selama ini penangkar bawang putih dan biofarmaka menyimpan

benih di gudang-gudang sederhana atau di para-para rumah, yang dapat

merusak mutu benih. Dengan adanya gudang yang sehat dan sesuai standar

penyimpanan benih, maka penangkar bisa menyimpan benihnya sampai

digunakan untuk pertanaman berikutnya.

Bantuan benih sumber sayuran dan florikultura diberikan kepada penangkar

untuk dijadikan bahan perbanyakan kelas benih dibawahnya, sedangkan

bantuan benih sumber tanaman buah digunakan sebagai pohon induk untuk

diambil entresnya.

Kegiatan penguatan kelembagaan sangat dibutuhkan oleh penangkar, karena

selain Balai Benih Hortikultura, keberadaan penangkar menjadi sangat penting

dalam ketersediaan benih. Penangkar yang ada sekarang masih dalam taraf

sederhana, sangat perlu bantuan sarana perbenihan, pelatihan ketrampilan

memproduksi benih dan pembinaan yang continue.

f. Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih

Upaya peningkatan sertifikasi dan pengawasan mutu benih hortikultura tahun

2015 mencapai 96 %. Dari target sebesar 14.387 unit, realisasi mencapai

13.836 unit, yang meliputi : sertifikasi dan pengawasan peredaran benih

hortikultura. Kurangnya capaian realisasi 100 % disebabkan masih ada

beberapa pertanaman yang masih dilapang, yang seharusnya merupakan target

sertifikasi untuk tahun 2015. Berhubung jadwal tanam mundur, maka

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 16

sertifikasi/pelabelan dilakukan tahun berikutnya. Selain itu penangkar/produsen

benih sudah mengajukan sertifikasi sekian unit, ternyata dalam pelaksanaannya

berkurang

Sebagai jaminan mutu benih harus disertifikasi dan merupakan salah satu syarat

apabila diedarkan. Bagi penangkar/produsen benih yang belum memiliki LSSM

maka sertifikasi dilakukan oleh BPSBTPH setempat. Sedangkan penangkar/

produsen benih yang sudah memiliki sertifikat akreditasi dari KAN, bisa

melakukan sertifikasi sendiri.

3.3. Analisis Pencapaian Keuangan

Analisis pencapaian keuangan dilakukan untuk melihat sejauh mana pencapaian

sasaran strategis yang telah tergambar di Penetapan Kinerja dapat dicapai dengan

sumber keuangan yang ada.

Dalam rangka pencapaian sasaran strategis berkembanganya system perbenihan

hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura, maka

Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun 2015 mendapatkan alokasi dana

APBN regular sebesar Rp 88.706.399.000,- seperti yang tertera dalam Penetapan

Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2015.

Hingga awal Januari 2015 realisasi keuangan berdasarkan kewenangan instansi

baik pusat maupun daerah dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah

KEGIATAN PAGU (Rp)

REALISASI S/D

15 JANUARI 2015

(Rp) (%)

Pengembangan Sistem

Perbenihan Hortikultura 88.706.399.000 82.856.821.874 93,41

Pusat 33.472.680.000 31.133.166.538 93,01

Daerah 55.233.719.000 51.723.655.336 93,65

Tabel diatas menunjukkan tingkat serapan anggaran Direktorat Perbenihan

Hortikultura untuk mendanai kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam Penetapan

Kinerja maupun yang terdapat di dalam DIPA dan RKAKL.

Secara nasional capaian realisasi keuangan Direktorat Perbenihan Hortikultura

tahun 2015 adalah 93,65 %, yang terdiri dari :

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 17

1. Pencapaian realisasi keuangan pusat sebesar Rp 31.133.166.538, (93,01 %).

2. Pencapaian realisasi keuangan daerah sebesar Rp 51.723.655.336, (93,65 %).

Capaian tersebut belum menunjukkan kinerja yang maksimal karena beberapa hal

sebagai berikut :

a. Penyerapan anggaran yang kurang optimal salah satunya disebabkan adanya

penggabungan 3 satker (Dinas Pertanian provinsi, BPSBTPH, dan BBITPH)

menjadi satu satker yang berimplikasi pada bentuk pengelolaan kesatkeran baru

dan pola koordinasi baru sehingga pelaksanaan kegiatan sedikit terhambat.

b. Terdapat berbagai permasalahan managemen dan pengelolaan kesatkeran

misalnya dibeberapa daerah terjadi pergantian pengelola kesatkeran

KPA/PPK/bendahara/ULP sehingga berbagai kegiatan yang sudah di proses

kemudian diralat.

c. Adanya proses revisi DIPA sebagai akibat dari kegiatan yang diblokir, sehingga

memperlambat realisasi kegiatan.

d. Belum berjalannya regenerasi dan kaderisasi dalam pelaksanaan kegiatan

terutama pada aspek manajerial seperti : pelaporan, administrasi keuangan,

kehumasan, dan lain-lain sehingga terkadang arus pertanggungjawaban dan

pelaporan tidak berjalan lancar.

Beberapa hal yang harus menjadi penekanan tindaklanjut ke depan atas

permasalahan penyerapan angaran ini adalah :

a. Perencanaan kegiatan yang matang sesuai dengan peraturan dan prosedurnya

dengan mempertimbangkan kemampuan instansi baik dari kondisi SDM maupun

geografisnya serta keadaan iklim dan cuaca pendukungnya.

b. Pengkaderan dan harmonisasi SDM harus tetap berjalan sehingga pada saatnya

pengalihan tugas tidak terhambat.

3.4. Permasalahan Secara Umum

Berbagai keberhasilan dan manfaat telah dicapai dalam pelaksanaan pembangunan

hortikultura tahun 2015, namun demikian dalam pelaksanaannya masih ditemui

berbagai permasalahan dan hambatan, baik dari aspek teknis, budidaya maupun

aspek manajemen. Beberapa permasalahan dan hambatan yang ditemui dalam

pengembangan perbenihan hortikultura selama ini sebagai berikut :

1. Permasalahan benih tanaman buah : a) Untuk memproduksi benih tanaman buah

diperlukan waktu relatif lama sekitar 1 sampai 2 tahun tergantung dari komoditas,

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 18

sedangkan permintaan benih seringkali mendadak, b) Untuk memproduksi benih

dalam skala besar belum dapat dipenuhi oleh penangkar benih karena

keterbatasan modal, keterbatasan SDM terampil dalam menerapkan teknologi

perbanyakan benih dan belum dibarengi adanya jaminan pemasaran.

2. Permasalahan dalam pengembangan benih tanaman sayuran dan tanaman obat

adalah : a) Industri perbenihan sayuran belum berjalan dengan baik,

b) Keterbatasan benih sumber, c) Sebagian besar penangkar benih masih

berstatus informal sehingga kegiatannya belum diawasi BPSBTPH, d) Balai

Benih yang memproduksi benih sayuran masih sangat terbatas, e) Sebagian

besar petani sayuran masih menggunakan benih sendiri dari pertanaman

konsumsi dikarenakan disamping terbatasnya ketersediaan benih bersertifikat

juga kesadaran petani terhadap manfaat penggunaan benih bersertifikat masih

rendah, f) Telah banyak varietas sayuran yang telah dilepas oleh Menteri

Pertanian, namun dalam perkembangannya sebagian besar dari varietas

tersebut tidak/kurang berkembang, g) Minat petani terhadap jenis unggul lokal

cukup baik, namun masih banyak yang belum dilepas, h) Penangkar benih sudah

cukup banyak tetapi karena supply-demand tidak jelas, minat penangkar untuk

memproduksi benih menjadi rendah.

3. Permasalahan dalam pengembangan benih tanaman florikultura adalah :

a) Jumlah varietas yang telah dilepas sangat terbatas, b) Kurangnya sosialisasi

varietas baru serta kurangnya sosialisasi terhadap varietas-varietas yang sudah

dilepas oleh Mentan, maka varietas-varietas tersebut kurang berkembang

dimasyarakat, dan c) Benih sumber terbatas, masih didatangkan dari luar negeri

(impor), hal ini disebabkan karena belum adanya perusahaan/breeder dalam

negeri yang mampu menghasilkan benih tersebut.

4. Permasalahan perbenihan yang lainnya adalah : a) Terbatasnya varietas yang

diminati dan selera pasar yang cepat berubah; perubahan permintaan pasar yang

sangat cepat menyebabkan sering terjadinya pelaku usaha tanaman

mendatangkan benih dari luar negeri yang jenis maupun varietasnya disukai di

masyarakat; b) Lemahnya penguasaan teknologi produksi; khususnya

petani/penangkar benih yang memproduksi benih untuk kebutuhan sendiri belum

menguasai teknologi yang spesifik bagi masing-masing jenis tanaman,

c) Terbatasnya sarana produksi benih; d) Lemahnya permodalan penangkar

benih, dan e) Keterbatasan kemampuan dan petugas perbenihan yang

mengelola SIM perbenihan, sehingga informasi/data tidak dapat tersedia setiap

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 19

saat serta f) Belum optimalnya software perbenihan hortikultura serta

keterbatasan hardware perbenihan hortikultura, baik di BBH, BPSBTPH maupun

gapoktan/kelompok tani.

3.5. Tindak Lanjut

Beberapa upaya tindak lanjut yang telah dan akan dilakukan oleh Direktorat

Perbenihan Hortikultura untuk perbaikan tersebut, antara lain sebagai berikut :

1. Pertemuan koordinasi antar pusat, daerah dan instansi terkait (Dinas Propinsi,

BPSBTPH, BBH) yang menangani perbenihan sangat dibutuhkan dalam rangka

penyediaan benih sesuai kebutuhan benih dalam pengembangan kawasan.

2. Pembinaan penangkar-penangkar benih buah terutama di daerah luar Jawa

masih sangat diperlukan, dalam rangka antisipasi jumlah SDM yang masih

terbatas dan peningkatan penerapan teknologi produksi benih.

3. Distribusi Benih sumber tanaman buah sangat diperlukan guna merangsang

penumbuhan penangkar benih tanaman buah di daerah dan mengoptimalkan

peran Balai Benih Hortikultura di berbagai daerah terutama Balai Benih

Hortkutura di luar Jawa dalam penyediaan sumber mata tempel untuk

perbanyakan benih berikutnya serta sebagai pohon koleksi.

4. Meningkatkan pemanfaatan kegiatan pengembangan perbenihan dalam

mendukung penyediaan benih hortikultura bermutu seperti : a) Pemberdayaan

kelembagaan perbenihan, b) Perbaikan sistim informasi supply/demand benih,

c) Fasilitasi akses modal untuk mendukung pengembangan perbenihan,

d) Penumbuhan penangkar di sentra-sentra produksi, e) Pemberdayaan

stakeholder perbenihan untuk menciptakan varietas yang berdayasaing dengan

teknologi produksi f) Pilot proyek penangkaran benih bermutu.

BAB IV

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 20

PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Perbenihan

Hortikultura 2015 ini adalah salah satu media pertanggungjawaban Direktorat

Perbenihan Hortikultura dalam melaksanakan mandat Tupoksi, Misi dan Visi, serta

pertanggungjawaban dalam mengelola anggaran. Disamping itu juga sebagai umpan

balik dan introspeksi terhadap apa yang selama ini telah dilaksanakan dan apa saja

yang belum dilaksanakan, dan perbaikan apa yang perlu dilakukan dalam rangka

meningkatkan kinerja institusi. Diharapkan dengan telah disusunnya laporan ini mampu

membenahi diri dan meningkatkan prestasi kerja dan kinerja dengan meningkatkan

berbagai koordinasi, sinergisme dan kerjasama antar institusi dan swasta (petani dan

pelaku usaha) sehingga dapat dicapai hasil yang lebih optimal.

Pembinaan pengembangan produksi dan peningkatan mutu benih hortikultura telah

dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam upaya pengembangan

perbenihan dan sarana produksi hortikultura. Direktorat Perbenihan Hortikultura sebagai

instansi pusat terus melakukan pembinaan dan bimbingan dalam bidang perbenihan

hortikultura.

Dari hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura terutama

dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya,

menunjukkan bahwa kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura untuk tahun 2015 dapat

mendukung pencapaian tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan.

Kegiatan operasional dilakukan dalam bentuk penyediaan benih sumber, pelayanan

perijinan pemasukan dan pengeluaran benih, serta pembinaan kelembagaan usaha

perbenihan. Disamping kegiatan operasional tersebut juga dilakukan kegiatan yang

berupa pelatihan, pertemuan-pertemuan yang bersifat koordinasi dan pertukaran

informasi diantara para pelaku sistem perbenihan dan sarana produksi hortikultura;

tersalurnya benih sumber ke daerah yang membutuhkan; tersusunnya konsep-konsep

peraturan perbenihan; dan terbitnya buku-buku pedoman yang bersifat pembinaan.

Cakupan tugas fungsi instansi pusat terbatas dalam menggerakkan, memfasilitasi,

membimbing dan melakukan pembinaan sedangkan tugas operasional riil di lapangan

dilaksanakan oleh instansi/stakeholder di daerah. Keberhasilan secara maksimal

program-program peningkatan produksi dan mutu benih hortikultura juga ditentukan oleh

kinerja petugas dan pelaku usaha lainnya di daerah. Disamping itu kegiatan pembinaan

produksi hortikultura juga terkait dengan instansi lain baik di hulu, hilir dan instansi

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP BENIH 2015 Edit.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Direktorat Perbenihan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

Direktorat Perbenihan Hortikultura 21

pendukung, oleh karena itu kerjasama, koordinasi dan sinkronisasi antar instansi, pelaku

usaha dan stakeholder lainnya sangat berperan dalam pencapaian keberhasilan

program perbenihan hortikultura.