direktorat jenderal perkebunan kementerian...

16
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Upload: duongkhue

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

Page 2: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

ii

Page 3: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI …………………………………………………… iii

I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Tujuan ........................................................................ 2

II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ...................................................... 2

III. VISI DAN MISI ........................................................................ 2

A. Visi ........................................................................ 2

B. Misi ........................................................................ 2

IV. TUJUAN DAN SASARAN ............................................................ 3

A. Tujuan ........................................................................ 3

B. Sasaran ........................................................................ 3

V. MASALAH YANG DIHADAPI ........................................................ 5

VI. KEBIJAKAN DAN STRATEGI ....................................................... 6

A. Kebijakan ........................................................................ 6

B. Strategi ........................................................................ 7

VII. PROGRAM DAN KEGIATAN ........................................................ 9

A. Program ........................................................................ 9

B. Kegiatan ........................................................................ 10

VIII. RENCANA KERJA TAHUN 2014 .................................................... 12

LAMPIRAN MATRIK RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) 2014

Page 4: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

iv

Page 5: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP)

mengacu pada Ketetapan MPR RI nomor : XI/MPR/1998 tentang

penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi dan

nepotisme, Instruksi Presiden RI nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. SAKIP sebagai instrument utama dalam penyelenggaraan

birokrasi di lingkungan pemerintahan mempunyai kedudukan dan peran

yang sangat strategis. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan

komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder terkait lingkup Direktorat

Jenderal Perkebunan. Dengan pengimplementasian SAKIP tersebut dapat

diketahui secara tepat seberapa jauh tingkat capaian kinerja,

kendala/hambatan dan permasalahan serta upaya pemecahannya.

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja

sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam

rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui

berbagai kegiatan tahunan.

Setiap tahun rencana strategis dituangkan dalam suatu perencanaan kinerja

tahunan. Rencana kinerja tahunan ini merupakan penjabaran lebih lanjut

dari perencanaan strategis yang memuat seluruh target kinerja yang hendak

dicapai dalam suatu tahun beserta indikator kinerjanya. Rencana kinerja

tahunan ini berfungsi sebagai tolok ukur yang digunakan untuk menilai

keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintahan untuk suatu

periode tertentu.

Dokumen rencana kinerja tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun

2014 memuat informasi tentang program, sasaran strategis, indikator kinerja

serta target yang akan dicapai pada tahun dan alokasi anggaran tahun

2014. Dengan disusunnya rencana kinerja tahunan ini diharapkan indikator

kinerja serta target capaiannya akan didukung oleh semua pihak terkait

sehingga hasil yang dicapai dapat optimal sesuai yang dikehendaki untuk

mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan

berorientasi pada hasil.

Page 6: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

2

B. Tujuan

1. Menghubungkan antara perencanaan strategis dan perencanaan

operasional secara terinci;

2. Membantu pencapaian hasil pelaksanaan program

3. Memudahkan proses pengukuran dan penilaian kinerja

4. Membantu pemantauan dan evaluasi kinerja

5. Membantu dalam menetapkan target kinerja

I. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

A. Tugas Pokok

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman semusim.

B. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Direktorat Tanaman Semusim

menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan

pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta

pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan

sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan

kelembagaan tanaman semusim;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang identifikasi

dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta

pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan

pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta

pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim; dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman

Semusim.

II. VISI DAN MISI DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM

A. Visi

Visi Direktorat Tanaman Semusim adalah Menjadi fasilitator dan

dinamisator terpercaya dalam memberikan pelayanan prima

pengembangan usaha budidaya Tanaman Semusim perkebunan yang

efisien, produktif, berdayasaing dan berkelanjutan.

B. Misi

Direktorat Tanaman Semusim menetapkan misinya sebagai berikut :

Page 7: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

3

1. Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha

budidaya tanaman semusim;

2. Memfasilitasi terwujudnya integrasi antar pelaku usaha budidaya

tanaman semusim dengan pendekatan kawasan;

3. Memotivasi penerapan teknologi tepat guna yang sesuai dengan

kondisi lokal;

4. Mendorong penumbuhan dan pemberdayaan kelembagaan petani.

III. TUJUAN DAN SASARAN

A. Tujuan

Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan

tahun 2014 sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis

Pembangunan Perkebunan 2014, maka tujuan Direktorat Tanaman

Semusim adalah :

1. Mendorong peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman

semusim, peningkatan efisiensi dan keberlanjutan usaha;

2. Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian, dan

profesionalisme pelaku usaha produksi perkebunan tanaman semusim,

terutama petani perkebunan (pekebun);

3. Meningkatkan hubungan sinergis antar pelaku usaha agribisnis

perkebun nan tanaman semusim;

4. Mendorong penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha

melalui optimalisasi pemanfaatan lahan dan pengembangan agribisnis

perkebunan tanaman semusim yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan;

5. Memfasilitasi peningkatan kontribusi perkebunan tanaman semusim

dalam mengembangkan perekonomian wilayah melalui pendekatan

kawasan pengembangan perkebunan.

B. Sasaran Pembangunan Perkebunan Tanaman Semusim

Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan, lebih lanjut ditetapkan

beberapa sasaran yang akan dicapai Direktorat Tanaman Semusim dalam

tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya berbagai pedoman umum untuk tercapainya peningkatan

produktivitas perkebunan tanaman semusim, terutama di wilayah-

wilayah potensial;

2. Terfasilitasinya pencapaian peningkatan pendapatan petani dengan

usaha pokok berbasis perkebunan tanaman semusim;

3. Terwujud dan terbinanya kelembagaan petani perkebunan tanaman

semusim, baik kelembagaan ekonomi maupun kelembagaan non

ekonomi;

Page 8: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

4

4. Terfasilitasinya peningkatan tambahan penyerapan tenaga kerja;

5. Terfasilitasinya pertumbuhan perekonomian wilayah terutama di

wilayah pedesaan.

Adapun sasaran pembangunan perkebunan tanaman semusim secara

umum dilihat dari luas areal, produksi dan produktivitas adalah sebagai

berikut :

Tabel 1. Sasaran Luas Areal Komoditas Unggulan Perkebunan

Tanaman Semusim Tahun 2010 - 2014

Komoditi

Luas Areal (000 ha)

2010 2011 2012 2013 2014

Tebu 465,000 450,297 452,297 454,297 456,297

Kapas 15,00 17,50 20,00 23,50 25,00

Tembakau 205,00 205,00 205,00 205,00 205,00

Nilam 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00

Tabel 2. Perkembangan Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan

Tanaman Semusim Tahun 2010 - 2014

Komoditi

Produksi (000 ton)

2010 2011 2013 2013 2014

Tebu (gula) 2.996,00 2.228,26 2.544,17 2.816,64 3.102,82

Kapas

(kapas berbiji) 26,25 33,00 40,00 57,00 63,00

Tembakau

(daun kering) 181,00 182,00 183,00 183,00 184,00

Nilam (daun kering) 91,00 97,00 106,00 116,00 124,00

Page 9: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

5

Tabel 3. Perkembangan Produktivitas Komoditas Unggulan

Perkebunan Tanaman Semusim Tahun 2010 - 2014

Komoditi

Produktivitas (kg/ha)

2010 2011 2013 2013 2014

Tebu (gula) 6.450 4.950 5.630 6.200 6.800

Kapas (serat Berbiji) 1.750 1.900 2.000 2.200 2.500

Tembakau (daun

kering)

885 888 890 892 893

Nilam (Daun kering) 6.300 6.400 6.500 6.550 6.600

Sasaran luas areal, produksi dan produktivitas untuk komoditi tebu adalah

revisi dari Restra sebelumnya dan merupakan sasaran yang dapat

dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, seperti pertanaman tebu dengan

menggunakan benih unggulan serta dilakukan perbaikan/penyempurnaan

manajemen tebang muat angkut. Target Produktivitas untuk kapas

menggunakan benih hibrida untuk provinsi Sulawesi Selatan.

IV. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

Pengembangan agribisnis perkebunan tanaman semusim masih belum

optimal. Hal ini terkait dengan kendala beragam yang dihadapi dalam

pengembangan agribisnis dimaksud yang sifatnya sangat khas antara

pengembangan satu komoditas dengan komoditas lainnya. Pada agribisnis

berbasis tebu, misalnya, kita menyaksikan adanya persoalan kelembagaan.

Kondisi ini telah menyebabkan rendahnya efisiensi, produktivitas dan mutu

hasil industri gula nasional. Teknologi yang sebenarnya sudah tersedia untuk

mendukung pengembangan agribisnis berbasis tebu tidak dapat dioptimalkan

penggunaannya, sehingga petani menerapkan pola dan teknik budidaya yang

jauh dari standar yang seharusnya diikuti. Di lapangan ditemukan pula

adanya kesalahan manajemen, sebagai contoh: dalam penentuan jadual

tebang atau ketersediaan tenaga tebang yang tidak sesuai dengan rencana

penebangan di suatu wilayah pabrik gula, keterbatasan ketersediaan bibit

unggul, lokasi bahan baku yang ratusan kilometer dari pabrik dan sebagainya.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah dalam hal tataniaga gula yang

fluktuatif dan seringkali terancam oleh pergerakan harga gula internasional

hingga mencapai ke tingkat yang tidak dapat memberikan insentif bagi para

pelaku usaha pergulaan.

Page 10: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

6

Pada agribisnis serat kapas juga masih menghadapi beberapa kendala.

Tanaman kapas merupakan tanaman semusim yang memerlukan suplai

pengairan yang tepat waktu dan jumlah, di sisi lain pengembangan kapas pada

umumnya pada lahan marginal (kering) yang sistem pengairannya tergantung

dari iklim, sehingga apabila terjadi pergeseran musim sangat mempengaruhi

produksi dan mutu serta kapas. Disamping itu kendala teknologi juga masih

dirasakan petani, terutama gangguan organisme pengganggu tumbuhan (hama

dan penyakit) yang mengakibatkan tingginya biaya pemeliharaan, terutama

komponen pestisida. Sementara itu, teknologi rekayasa genetika yang

menghasilkan varietas kapas transgenik masih memerlukan waktu dalam

penerapannya secara luas, mengingat diperlukan berbagai uji, terutama

pengaruhnya terhadap lingkungan. Hal lain yang perlu menjadi perhatian juga

adalah keterbatasan lahan untuk pengembangan tanaman kapas. Para pakar

serat kapas memperkirakan kemampuan Indonesia dalam mengembangkan

serat kapas maksimal 30% dari kebutuhan nasional. Hal ini terkait dengan

kenyataan bahwa Indonesia hanya memproduksi kapas serat pendek sebagai

pencampur kapas serat panjang yang diimpor. Oleh karenanya, perlu segera

mendorong para pelaku industri tekstil untuk mulai menyusun design

pengembangan agribisnis berbasis serat alam lainnya, seperti rami, rosela,

jute, kenaf, abaka, dan lain-lain.

Pada agribisnis tembakau, dijumpai adanya kecenderungan kelebihan

penawaran di sentra produksi tembakau, seperti tembakau jenis virginia dan

rakyat. Hal ini menyebabkan kesulitan pemasaran hasil, terutama bagi petani

tembakau yang belum terorganisasi dalam hubungan kemitraan dengan pabrik

rokok/perusahaan pengelola. Khusus tembakau jenis virginia FC (krosok),

untuk pengovenan mengalami kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar

minyak tanah (BBMT) sehingga perlu segera dilakukan diversifikasi ke bahan

bakar alternatif (BBA), seperti batubara, LPG dan bio-briket.

Pada pengembangan tanaman nilam permasalahan utama yang dijumpai

adalah adalah mutu, tingkat harga dan fluktuasi harga. Semua pelaku usaha

(petani, penyuling dan eksportir) menerima resiko kerugian yang sama akibat

masalah tersebut. Sedangkan permasalahan mutu minyak nilam merupakan

akumulasi dari masalah mutu bahan baku tanaman, penggunaan alat

penyuling dan teknologi proses, serta apresiasi / insentif harga terhadap mutu

yang lebih baik.

V. KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Kebijakan

Guna mencapai Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Direktorat Tanaman

Semusim, serta sesuai dengan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi, serta

memperhatikan arah kebijakan pembangunan perkebunan tahun 2014

maka Kebijakan Direktorat Tanaman Semusim tahun 2014 dirumuskan

dalam kebijakan umum dan kebijakan teknis sebagai berikut:

Page 11: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

7

1. Kebijakan Umum

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, kebijakan

umum pembangunan tanaman semusim adalah: Mendorong dan

memfasilitasi peningkatan pelayanan untuk pengembangan usaha

budidaya tanaman semusim perkebunan.

2. Kebijakan Teknis

Kebijakan teknis pembangunan tanaman semusim adalah Peningkatan

Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim melalui :

a. Pengembangan komoditi tanaman semusim dengan memanfaatkan

potensi yang ada berbasis sumberdaya local, pengembangan

IPTEK dan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam;

b. Peningkatan kemampuan SDM;

c. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha;

d. Peningkatan investasi usaha tanaman semusim sesuai kaidah

pengelolaan SDA dan lingkungan hidup;

e. Pengembangan system informasi tanaman semusim.

B. Strategi

Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta implementasi

kebijakan pembangunan tanaman semusim, strategi dan rencana aksi

yang akan ditempuh selama tahun 2013 adalah mengoptimalkan peran

organisasi Direktorat Tanaman Semusim dalam memfasilitasi

pengembangan usaha budidaya tanaman semusim dan peningkatan peran

kelembagaan perkebunan dengan rincian sebagai berikut :

a. Pengembangan Komoditi Tanaman Semusim

Tingkat produktivitas dan mutu tanaman semusim dewasa ini masih

belum mencapai standar baku disebabkan karena sebagian besar atau

hampir seluruhnya diusahakan oleh petani perkebunan rakyat

(pekebun) yang pada umumnya belum melaksanakan praktek

budidaya yang baik dan benar, seperti belum seluruhnya

menggunakan benih unggul dan teknis budidaya belum sepenuhnya

mengikuti baku teknis. Untuk itu dalam pengembangan tanaman

semusim perlu dilakukan berbagai upaya seperti :

- Intensifikasi dan diversifikasi

- Penyediaan benih unggul bermutu

- Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan

- Mendorong penerapan standard mutu sesuai dengan kebutuhan

pasar.

Page 12: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

8

b. Peningkatan SDM

Sumberdaya manusia utama dalam pengembangan tanaman semusim

adalah pelaku usahanya, yaitu petani, kelompok tani, dan petugas.

Kondisi SDM yang ada saat ini masih perlu untuk ditingkatkan

kualitasnya, khususnya dalam hal pengetahuan dan keterampilannya di

bidang usaha tani melalui :

- SDM Petugas

Peningkatan kualitas moral, dan etos kerja petugas

Penciptaan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun

sistem pengawalan yang efektif

Peningkatan penerapan sistem rekruitmen dan karir yang

terprogram serta transparan untuk mewujudkan petugas yang

profesional

- SDM Petani dan Masyarakat

Peningkatan kemampuan dan kemandirian petani untuk

mengoptimalkan usahanya secara berkelanjutan

Fasilitasi peningkatan kemampuan petani untuk dapat

mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya dalam

memperkuat usahanya

Penumbuhan kebersamaan dan pengembangan kemampuan

petani dalam mengelola kelembagaan petani dan kelembagaan

usaha serta menjalin kemitraan.

c. Pengembangan Kelembagaan Petani dan Kemitraan Usaha

Dalam rangka mengembangkan kelembagaan petani dan kemitraan

usaha, strategi yang dilakukan adalah :

- Mendorong peningkatan kemampuan dan kemandirian

kelembagaan petani untuk menjalin kerjasama usaha dengan mitra

terkait serta mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya

yang tersedia;

- Mendorong terbentuknya kelembagaan komoditas tanaman

semusim yang tumbuh dari bawah;

- Meningkatkan fungsi pendampingan kepada petani dan

kelembagaan usahanya;

- Mendorong kemitraan yang saling menguntungkan, saling

menghargai dan saling bertanggungjawab.

Page 13: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

9

d. Peningkatan Investasi Usaha

Dalam rangka mendorong terciptanya iklim investasi usaha yang

kondusif, dan meningkatkan peran serta pekebun, UMKM, masyarakat,

swasta untuk berinvestasi di bidang agribisnis tanaman semusim, pihak

perbankan telah menyediakan kredit program dan kredit komersial,

seperti Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Usaha

Rakyat (KUR). Strategi yang dilakukan adalah :

- Memberikan fasilitasi, advokasi dan bimbingan dalam memperoleh

kemudahan akses untuk pelaksanaan investasi usaha;

- Mendorong pelaksanaan pemanfaatan dana perbankan untuk

pengembangan tanaman semusim, terutama untuk UMKM;

- Mempercepat proses pelayanan kepada pelaku usaha.

e. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Pembangunan perkebunan tanaman semusim tersebar di hampir

seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Untuk penyebarluasan informasi

terkait dengan SDM, teknologi, pasar, dan hasil capaian pembangunan

secara akurat dan tepat waktu dari berbagai lokasi dibutuhkan suatu

sistem informasi manajemen di setiap tingkatan (Pusat, Provinsi dan

Kabupaten). Dalam rangka pengembangan sistem informasi

manajemen tanaman semusim ditempuh srategi sebagai berikut :

- Mengembangkan sistem informasi, mencakup kemampuan

menyusun dan menyebarluaskan informasi yang lengkap

mengenai SDM, teknologi, peluang pasar, sumber permodalan,

capaian usaha perkebunan untuk mendorong dan menumbuhkan

minat pelaku usaha secara keseluruhan;

- Meningkatkan jejaring kerja dengan institusi lainnya yang terkait.

VI. PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM

A. Program

Program Direktorat Tanaman Semusim mengacu pada program Direktorat

Jenderal Perkebunan yaitu peningkatan produksi, produktivitas dan mutu

tanaman perkebunan yang berkelanjutan yang dimaksudkan untuk

memfasilitasi dan mendorong upaya-upaya untuk peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu tanaman semusim.melalui intensifikasi,

ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh perlindungan

perkebunan dan penanganan gangguan usaha serta pelayanan organisasi

secara optimal. Prioritas kegiatan adalah membina, mengawal dan

memberikan bimbingan teknis pengembangan tanaman semusim, mulai

dari identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya

dan pemberdayaan kelembagaan.

Page 14: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

10

B. Kegiatan

Kegiatan pembangunan tanaman semusim adalah peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu tanaman semusim dilaksanakan berdasarkan skala

prioritas, agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif

dan efisien. Fokus kegiatan yang terkait dengan Direktorat Tanaman

Semusim adalah :

(1) Swasembada gula nasional;

(2) Pengembangan komoditas ekspor;

(3) Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

VII. Rencana Kerja Tahun 2014

Untuk mendukung tercapainya rencana Kinerja Direktorat Tanaman

Semusim Tahun 2014, maka disususnlah Rencana Kerja Direktorat

Tanaman Semusim Tahun 2014 sebagai berikut :

(1) Pengembangan Tanaman Tebu, meliputi :

a. Bongkar Ratoon seluas 15.000 Ha di 7 Provinsi 56 Kabupaten

b. Rawat Ratoon seluas 55.000 Ha di 10 Provinsi 74 Kabupaten

c. Perluasan tebu seluas 9.000 Ha di 8 Provinsi 49 Kabupaten

d. Penataan Varietas Tebu di 9 Provinsi 39 Kabupaten

e. Pemberdayaan Pekebun dan Kelembagaan Petani Tebu 10 Paket

di 9 Provinsi

f. Operasional Tenaga Kontrak Lapangan (TKP) dan Petugas

Lapangan Pembantu TKP (PLP-TKP) sebanyak 443 orang di 10

Provinsi

g. Bantuan Peralatan yaitu :

- Alat putus akar sebanyak 268 unit di 11 Provinsi 67 Kabupaten

- Traktor sebanyak 127 unit di 9 Provinsi

- Alat Tebang sebanyak 110 paket di 9 Provinsi 74 Kabupaten

- Handtractor sebanyak 145 unit di 9 Provinsi 74 Kabupaten.

h. Sensus Lahan Tebu On-Line Lanjutan di 10 Provinsi

i. Pengawalan dan Monitoring Evaluasi Tebu di 11 Provinsi

(2) Penanaman Tanaman Nilam

a. Penanaman Nilam seluas 50 ha di 4 Provinsi dan 8 Kabupaten

b. Pemberdayaan Pekebun (Pembekalan/Pelatihan Penerapan SPO

Penanaman Nilam) sebanyak 8 paket di 4 Provinsi dan 8

Kabupaten.

c. Pengawalan Nilam di 4 Provinsi dan 8 Kabupaten.

Page 15: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

11

(3) Penanaman Tanaman Kapas

a. Pembangunan Kebun Benih Sebar Kapas, seluas 50 ha di 4

Provinsi dan 16 Kabupaten

b. Penanaman Kapas seluas 1.000 ha di 4 Provinsi dan 16

Kabupaten.

c. Operasional Tenaga Kontrak Pendamping dan Petugas Lapangan

Pembantu TKP sebanyak 90 orang di 7 Provinsi

d. Pemberdayaan Pekebun dan Penguatan Kelembagaan Petani

Kapas sebanyak 181 orang di 4 Provinsi dan 16 Kabupaten.

e. Pengawalan Kapas di 4 Provinsi dan 16 Kabupaten.

(4) Pemberian Penghargaan Petani/Kelompok Tani Berprestasi di 31

Provinsi.

(5) Koordinasi Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Semusim

(Pusat) sebanyak 1 Paket.

Page 16: DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_Tansim_2014.pdf · dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, ... telah menyebabkan rendahnya

12

Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Tanaman Semusim

Kegiatan : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim

Sasaran Target

(1) (3) Terfasilitasinya pengembangan budidaya 1. Swasembada Gula Nasional

tanaman semusim (Tebu, Kapas, - Tebu (000 ha) 456

tembakau dan nilam) 2. Pengembangan Komoditas

Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri

- Kapas (000 ha) 25

3. Pengembangan Komoditas Ekspor

- Tembakau (000 ha) 205

- Nilam (000 ha) 18

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM

TAHUN 2014

Indikator Kinerja

(2)