cover laporan tahunan 2017 - kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/laporan...
TRANSCRIPT
LAPORAN Tahunan 2017 i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya “Laporan Tahunan Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2017”
dapat diselesaikan.
Tujuan dari pembuatan laporan tahunan ini adalah sebagai bentuk laporan
tahunan yang merupakan wujud pertanggung jawaban tertulis Pusat Penyuluhan
Pertanian kepada pemberi wewenang dan mandat, dalam hal ini Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Laporan Tahunan ini juga
menggambarkan tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/
kebijakan strategis dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran Pusat
Penyuluhan Pertanian selama tahun 2017.
Mengingat terbatasnya kemampuan, kami menyadari bahwa Laporan Tahunan
yang disusun ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu segala koreksi dan
saran dalam rangka penyempurnaan sangat kami harapkan.
Jakarta, Januari 2018 Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian
Dr. Ir. Siti Munifah, M.Si NIP. 19650723 199403 2 001
LAPORAN Tahunan 2017 ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................... 1
C. Keluaran ........................................................................................ 2
BAB II ORGANISASI ...................................................................................... 3
A. Dasar Hukum dan Organisasi ....................................................... 3
B. Keragaan Sumber Daya Manusia (SDM) ...................................... 7
C. Keragaan Sarana dan Prasarana .................................................. 8
D. Dukungan Anggaran .................................................................... 8
BAB III PROGRAM, RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN SERTA
ANGGARAN PEMANTAPAN PENYULUHAN PERTANIAN ............. 9
A. Program dan Kegiatan ................................................................. 9
B. Rencana Anggaran ...................................................................... 13
C. Realisasi Anggaran dan Kegiatan Pemantapan Sistem
Penyuluhan Pertanian di Pusat ................................................... 16
D. Realisasi Kegiatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
Melalui Dana Dekonsentrasi .......................................................... 177
LAPORAN Tahunan 2017 iii
BAB IV PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT .......................... 191
A. Permasalahan ............................................................................... 191
B. Upaya Tindak Lanjut ..................................................................... 193
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 195
A. Kesimpulan ................................................................................... 195
B. Saran ........................................................................................... 196
LAPORAN Tahunan 2017 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) merupakan salah satu Unit Kerja
Eselon II Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia
Pertanian, Kementerian Pertanian sebagaimana dituangkan dalam Peraturan
Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
Pusat Penyuluhan Pertanian sebagai salah satu unit kerja di Kementerian
Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,
program dan pelaksanaan pengembangan penyuluhan pertanian. Tugas dan
fungsi tersebut diartikan sebagai upaya untuk membangun sistem
penyuluhan yang berwawasan agribisnis melalui perumusan kebijakan
nasional, dan pedoman, dukungan bagi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota, dan pelaksana kerjasama penyuluhan pertanian
tingkat regional, nasional dan internasional. Untuk memperlancar
pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, Pusat Penyuluhan Pertanian pada
tahun 2017 difasilitasi dengan dukungan pembiayaan yang bersumber dari
DIPA APBN Tahun 2017.
Laporan Tahunan Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2017 disusun sebagai
bagian dari Laporan Tahunan Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Pertanian Tahun 2017, juga sebagai wujud
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan anggaran tahun 2017.
B. Tujuan
1. Memberikan informasi pelaksanaan kegiatan pemantapan sistem
penyuluhan pertanian tahun anggaran 2017 baik yang dilaksanakan di
pusat maupun kegiatan pusat yang di dekonsentrasikan, meliputi aspek-
aspek ketenagaan, kelembagaan, penyelenggaraan dan pembiayaan;
2. Menggambarkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi selama
tahun 2017, upaya pemecahan dan rencana tindak lanjutnya;
LAPORAN Tahunan 2017 2
3. Menyediakan rekomendasi bagi perencanaan kegiatan pemantapan
sistem penyuluhan pertanian tahun berikutnya.
C. Keluaran
Keluaran laporan tahunan berupa informasi mengenai penyelenggaraan
penyuluhan pertanian selama tahun 2017, meliputi : rencana dan realisasi
program, kegiatan anggaran, permasalahan dan upaya tindaklanjut yang
perlu dilakukan pada tahun mendatang.
LAPORAN Tahunan 2017 3
BAB II
ORGANISASI
A. Dasar Hukum dan Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, tugas Pusat Penyuluhan Pertanian adalah
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program,
penyelenggaraan penyuluhan pertanian, menyelenggarakan penyuluhan
pertanian serta pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan.
Pada pelaksanaan tugas tersebut, Pusat Penyuluhan Pertanian
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, serta pemantauan
evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
2. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penyuluhan
pertanian;
3. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyuluhan
pertanian;
4. Pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian; dan
5. Pelaksanaan pengembangan kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan
pertanian.
Pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Penyuluhan Pertanian di dukung oleh 3
(tiga) Bidang, 6 (enam) Sub Bidang serta Kelompok Jabatan Fungsional
Penyuluh Pertanian, yaitu:
1. Bidang Program dan Evaluasi Penyuluhan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan
program, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Program
dan Evaluasi Penyuluhan menyelenggarakan fungsi-fungsi:
LAPORAN Tahunan 2017 4
a. Penyiapan penyusunan rencana, program, anggaran dan di
bidang penyuluhan pertanian;
b. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Bidang Program dan Evaluasi Penyuluhan mempunyai dua subbidang
terdiri atas:
(1) Subbidang Program dan Kerjasama Penyuluhan mempunyai
tugas melakukan penyiapan penyusunan rencana, program,
anggaran dan kerjasama di bidang penyuluhan pertanian.
(2) Subbidang Evaluasi Penyuluhan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
2. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis serta pengembangan di bidang
kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan pertanian. Dalam
melaksanakan tugas, Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan
Penyuluhan Pertanian menyelenggarakan fungsi-fungsi:
a. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan pertanian;
b. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan pertanian;
c. Penyiapan penguatan kelembagaan penyuluhan pertanian;
d. Penyiapan peningkatan kapasitas ketenagaan penyuluhan
pertanian.
LAPORAN Tahunan 2017 5
Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan mempunyai dua
subbidang terdiri atas:
(1) Subbidang Kelembagaan Penyuluhan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
bimbingan teknis dan supervisi, serta penguatan di bidang
kelembagaan penyuluhan pertanian;
(2) Subbidang Ketenagaan Penyuluhan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
bimbingan teknis dan supervisi, serta peningkatan kapasitas di
bidang ketenagaan penyuluhan pertanian.
3. Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan
teknis di penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Dalam melaksanakan
tugas, Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan menyelenggarakan fungsi-
fungsi:
1. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
2. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
3. Penyiapan penyusunan informasi dan matari penyuluhan
pertanian;
4. Penyiapan pemberdayaan kelembagaan petani.
Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan mempunyai dua subbidang terdiri
atas:
(1) Subbidang Informasi dan Materi Penyuluhan mempunyai tugas
melakukan bahan penyusunan informasi dan matari penyuluhan
pertanian;
LAPORAN Tahunan 2017 6
(2) Subbidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan
penyuluhan pertanian serta pemberdayaan kelembagaan petani.
4. Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian mempunyai
tugas:
a. Melakukan penyelenggaraan penyuluhan pertanian; dan
b. Melakukan kegiatan lainnya sesuai dengan jenjang jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-
undanga yang berlaku.
Adapun bagan struktur organisasi Pusat Penyuluhan Pertanian, secara rinci
dapat dilihat pada bagan berikut
STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN
KEPALA PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KEPALA BIDANG KELEMBAGAAN DAN KETENGAAN
PENYULUHAN
KEPALA BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI
PENYULUHAN
KASUBBID KELEMBAGAAN PENYULUHAN
KASUBBID KETENAGAAN PENYULUHAN
KEPALA BIDANG PENYELENGGARAAN
PENYULUHAN
KASUBBID INFORMASI DAN MATERI
PENYULUHAN
KASUBBID PEMBERDAYAAN
KELEMBAGAAN PETANI
KASUBBID PROGRAM DAN
KERJASAM
PENYULUHAN
KASUBBID EVALUASI
PENYULUHAN
LAPORAN Tahunan 2017 7
B. Keragaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pusat Penyuluhan Pertanian
didukung oleh 68 orang Aparatur Sipil Negara terdiri dari 10 orang pejabat
struktural, 14 orang pejabat fungsional penyuluh pertanian dan 44 orang staf:
Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan
K
e
r
a
g
a
a
n
S
a
r
LAPORAN Tahunan 2017 8
C. Keragaan Sarana dan Prasarana
Pusat Penyuluhan Pertanian didukung oleh sarana-prasarana meliputi
fasilitasi ruangan untuk pimpinan mulai dari ruangan Kepala Pusat, Kepala
Bidang, Ruang Rapat, Kelompok Penyuluh, ruangan khusus bagi Sekretariat
Organisasi Petani di Tingkat Nasional. Disamping itu juga tersedia sarana
dan prasarana perkantoran yang memadai bagi staf. Guna mobilitas kerja,
para pejabat struktural eselon II dan III mendapat kendaraan operasional
roda empat masing-masing satu unit.
D. Dukungan Anggaran
Pengalokasian dana dekonsentrasi Pusat Penyuluhan Pertanian mengacu
pada hasil sinergitas antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota,
serta berbagai sumber pembiayaan yang tersedia baik dari APBD Provinsi
dan Kabupaten/Kota maupun sumber-sumber lain yang sah. Anggaran
Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 2017 sebesar
Rp. 571.456.860.000,-. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Dukungan Anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2017
PROGRAM /KEGIATAN
OUTPUT PAGU
Pemantapan Sistem
Penyuluhan Pertanian
Peningkatan Kapasitas SDM Penyuluhan Pertanian
467,389,899,000
Peningkatan kapasitas kelembagaan petani
75,360,738,000
Layanan Internal (Overhead) 28,706,223,000
571,456,860,000
LAPORAN Tahunan 2017 9
BAB III
PROGRAM, RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN SERTA ANGGARAN PEMANTAPAN PENYULUHAN PERTANIAN
A. Program dan Kegiatan
Program Badan PPSDMP periode 2015-2019 adalah Peningkatan,
Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan Pertanian, difokuskan pada
peningkatan efektivitas penyuluhan dalam mendukung pencapaian target
pembangun pertanian.
Dalam mendukung program tersebut, Pusat Penyuluhan Pertanian
menyelenggarakan kegiatan pemantapan sistem penyuluhan pertanian tahun
2017 baik diselenggarakan di pusat maupun melalui dana dekonsentrasi,
meliputi:
1. Kegiatan pemantapan sistem penyuluhan pertanian di pusat
a. Bidang Program dan Evaluasi
1) Sub Bidang Program dan Kerjasama
a) Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian Dalam
Rangka Pengawalan UPSUS;
b) Pengawalan dan Pendampingan UPSUS di Luar Kawasan/
Sergap/Percepatan Realisasi;
c) Pertemuan Sinkronisasi dan Koordinasi Program;
d) Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian;
e) Kerjasama Penyuluhan Dalam dan Luar Negeri;
f) Pembinaan dan Koordinasi Penyuluhan Pertanian;
g) Administrasi Kegiatan;
h) Penyusunan dan Pengiriman Pedoman Penyuluhan
Pertanian;
i) Langganan Majalah Kebijakan Pertanian;
j) Pengawalan Program Sekolah Lapangan dan Aplikasi Paket
Teknologi/Rel;
k) Pengawalan Program Pengembangan Kawasan Perbatasan;
LAPORAN Tahunan 2017 10
l) Sinkronisasi Pendampingan Penyuluhan Komoditas
Strategis;
m) Pengawalan Program Prioritas.
2) Sub Bidang Evaluasi
a) Penyusunan Sistem Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan
Tahun 2017;
b) Konsolidasi Audit dan Evaluasi Penyelenggaraan
Penyuluhan Tahun 2017;
c) Penyusunan Laporan Bulanan, Tahunan dan Lakip;
d) Evaluasi Kelembagaan Petani;
e) Pengendalian Intern Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian;
f) Monitoring dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian;
g) Monitoring dan Evaluasi Kelompok Usaha Bersama (KUB).
b. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan
1) Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan
a) Fasilitasi Wadah Koordinasi Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan;
b) Pemberian Penghargaan Bagi BPP Terbaik;
c) Fasilitasi Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN);
d) Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Penyuluhan
Pertanian;
e) Pengawalan dan Pendampingan Kelembagaan Penyuluhan
Dalam Rangka Mendukung Program Pencapaian
Swasembada Pangan Strategis Nasional;
f) Pembinaan Kelembagaan Penyuluhan (Provinsi, Kabupaten/
Kota dan Kecamatan);
g) Penyusunan Peraturan-Peraturan/Pedoman Kelembagaan
Penyuluhan Pertanian;
h) Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi UPSUS SIWAB.
LAPORAN Tahunan 2017 11
2) Sub Bidang Ketenangaan Penyuluhan
a) Penyesuaian Ijasah THL-TB PP;
b) Pengembangan Profesionalisme Penyuluh Pertanian Pusat;
c) Fasilitasi Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional
Penyuluh Pertanian;
d) Pembinaan Penyuluh Pertanian (PNS, THL-TB PP, dan
Swadaya);
e) Fasilitasi Revisi Peraturan Perundang-Undangan Tentang
Ketenagaan Penyuluhan Pertanian;
f) Sosialisasi Pengangkatan THL-TB PP Menjadi ASN PPPK;
g) Pengelolaan Validasi/Verifikasi Data THL-TB PP Penyuluh
Pertanian Menjadi PPPK;
h) Rancang Bangun Sistim Aplikasi Penilaian Angka Kredit
Berbasis Online;
i) Pemberian Penghargaan Bagi Penyuluh Pertanian Teladan;
j) Pembinaan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Pusat;
k) Penyerahan Hasil Seleksi CPNS Ke Pejabat Pengelola
Kepegawaian Kab/Kota;
l) Pemberkasan CPNS Bagi THL-TB PP Penyuluh Pertanian;
m) Pengarahan dan Pelepasan bagi CPNS THL-TB Penyuluh
Pertanian;
n) Fasilitasi Tim Penilai Inpassing Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian;
o) Pengawalan dan Pendampingan Program Peningkatan
Produktivitas Benih dan Bibit.
LAPORAN Tahunan 2017 12
c. Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan
1) Sub Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani
a) Dokumentasi dan Publikasi Penas Melalui Media Elektronik
dan Cetak
b) Bimbingan Teknis Penumbuhan dan Pengembangan
Ekonomi Petani Bagi Petugas;
c) Verifikasi dan Validasi Database Kelembagaan Petani dan
Kelembagaan Ekonomi Petani;
d) Pengawalan dan Pendampingan Penyusunan RDK/ RDKK
dan POSLUHDES;
e) Pemberian Penghargaan Bagi Petani, Gapoktan dan
Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi;
f) Pembinaan, Pengawalan dan Pendampingan Kelembagaan
Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani;
g) Turunan Undang-Undang No.19 Tahun 2013 Tentang
Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani;
h) Pembinaan dan Supervisi Kelompok Usaha Bersama (KUB);
i) Bimbingan Teknis Kelompok Usaha Bersama.
2) Sub Bidang Informasi dan Materi Penyuluhan Pertanian
a) Penyusunan dan Penyebaran Materi Melalui Media Cetak;
b) Penyusunan dan Penyebaran Melalui Cyber Extension;
c) Penyusunan Majalah Ekstensia;
d) Penyusunan dan Penyebaran Materi Melalui Media
Elektronik;
e) Pembinaan Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan
Pertanian (SMIPP);
f) Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian;
g) Pengembangan Sistem dan Integrasi Data Penyuluhan;
h) Workshop Penyusunan Artikel (Berita, Informasi dan Materi
Penyuluhan Pertanian).
LAPORAN Tahunan 2017 13
2. Kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian melalui Dana
Dekonsentrasi
a. Kelembagaan Petani yang difasilitasi
1) Sekolah Lapang mendukung peningkatan produksi dan
produktivitas komoditas pangan strategis nasional di tingkat
kecamatan, melalui kegiatan:
a) Rembug Tani Desa kegiatan SL
b) Pertemuan kegiatan SL
c) Bantuan Transport pemandu SL
d) Perjalanan sinkronisasi dan supervisi
e) Penyusunan materi cyber extension.
2) Aplikasi Paket Teknologi/Research Extension Linkage (REL);
3) Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi
Petani.
4) PENAS Petani Nelayan XV di Provinsi Aceh.
b. Ketenagaan Penyuluhan yang difasilitasi
1) Biaya Operasional Penyuluh (BOP) PNS;
2) Honorarium, BOP dan Asuransi THL-TBPP.
B. Rencana Anggaran
1. Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2017 sebesar
Rp. 571.456.860.000,-. Adapun alokasi anggaran tersebut meliputi:
a. Anggaran Satker Pemantapan Sistem Punyuluhan Pertanian di pusat
sebesar Rp. 35,485,352,000,-
b. Anggaran Satker Dana Dekonsentrasi di 34 provinsi dan 514
kabupaten/kota Rp. 535,971,508,000,-
Secara menyeluruh disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
LAPORAN Tahunan 2017 14
Tabel 2. Pagu Anggaran Pusat dan Provinsi Tahun 2017
No Satker Pagu
Anggaran (Rp)
A. Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di Pusat
35.485.352.000
B. Satker Dana Dekonsentrasi 535.971.508.000
1. Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh
43.642.976.000
2. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara
37.270.030.000
3. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat
18.226.030.000
4. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
10.234.226.000
5. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kep. Riau
464.972.000
6. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi
10.563.254.000
7. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan
18.013.440.000
8. Dinas Pertanian Provinsi Bangka Belitung
2.766.380.000
9. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu
9.422.212.000
10. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung
20.574.886.000
11. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat
39.589.054.000
12. Dinas Pertanian Provinsi Banten 8.913.380.000
13. Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah
59.754.728.000
14. Badan Ketahanan Pangan, Pertanian dan Penyuluhan Provinsi DI.Yogyakarta
6.586.548.000
LAPORAN Tahunan 2017 15
No Satker Pagu
Anggaran (Rp)
15. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
59.272.158.000
16. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat
11.151.182.000
17. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah
9.744.126.000
18 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan
15.301.244.000
19 Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur
6.552.390.000
20. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara
1.724.952.000
21. Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara
8.975.976.000
22. Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo 4.793.238.000
23. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah
10.486.344.000
24. Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan
26.139.664.000
25. Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat
4.939.470,000
26. Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara
12.947.234.000
27. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali
7.863.852.000
28. Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat
20.125.842.000
29. Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur
27.579.206.000
30. Dinas Pertanian Provinsi Maluku 6.407.244.000
31. Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara 5.152.612.000
LAPORAN Tahunan 2017 16
No Satker Pagu
Anggaran (Rp)
32. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua
9.432.098.000
33. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat
4.293.334.000
34. Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta
847.226.000
TOTAL 571.456.860.000
C. Realisasi Anggaran dan Kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan
Pertanian di Pusat
1. Reliasasi Anggaran
a. Realisasi anggaran Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di
pusat sampai dengan bulan Desember 2017 sebesar 92,68% atau
Rp. 32.887.860.724,- dari pagu anggaran Rp. 35.485.352.000,-
meliputi:
1) Bidang Program dan Evaluasi Penyuluhan terealisasi sebesar
93.32% atau Rp. 12.215.775.750,- dari pagu anggaran
Rp. 13,090.083,000,- terdiri dari:
a) Sub Bidang Program dan Kerjasama sebesar 92,35% atau
Rp. 9.347.239.400,- dari pagu anggaran
Rp. 10.121.333.000,-
b) Sub Bidang Evaluasi sebesar 96,62% atau
Rp. 2.868.536.350,- dari pagu anggaran Rp. 2,968,750,000,-
2) Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan terealisasi
sebesar 92,49% atau Rp. 8.407.727.150,- dari pagu anggaran
Rp. 9.090.389.000,- terdiri dari:
a) Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan sebesar 95,45% atau
Rp. 3.267.485.900,- dari pagu anggaran Rp. 3,423.340,000,-
LAPORAN Tahunan 2017 17
b) Sub Bidang Ketenagaan sebesar 90,70% atau
Rp. 5.140.241.250,- dari pagu anggaran Rp. 5,667,049,000,-
3) Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan terealisasi sebesar
92,17% atau Rp. 12.262.457.824,- dari pagu anggaran
Rp. 13,304.880,000,- terdiri dari:
a) Sub Bidang Kelembagaan Petanisebesar 89,43% atau
Rp. 7.316.460.550,- dari pagu anggaran Rp. 8,181.040,000,-
b) Sub Bidang Materi dan Informasisebesar 96,53% atau
Rp. 4.945.997.274,- dari pagu anggaran Rp. 5,123,840,000,-
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Realisasi Anggaran Satker Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2017
NO KEGIATAN ANGGARAN PENYERAPAN PERS
EN (%)
SISA ANGGARAN
A BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI PENYULUHAN
13.090.083.000 12.215.775.750 93,32 874.307.250
1 SUB BIDANG PROGRAM DAN KERJASAMA
10.121.333.000 9.347.239.400 92,35 774.093.600
a. Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian Dalam Rangka Pengawalan UPSUS
1.723.161.000 1.348.896.180 78,28 374.264.820
b. Pengawalan dan Pendampingan Upsus di Luar Kawasan/Sergap/ Percepatan Realisasi
385.779.000 385.690.400 99,98 88.600
c. Pertemuan Sinkronisasi dan Koordinasi Program
2.389.950.000 2.359.226.000 98,71 30.724.000
d. Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian
989.983.000 977.009.100 98,69 12.973.900
e. Kerjasama Penyuluhan Dalam dan Luar Negeri
230.700.000 229.024.870 99,27 1.675.130
LAPORAN Tahunan 2017 18
NO KEGIATAN ANGGARAN PENYERAPAN PERS
EN (%)
SISA ANGGARAN
f. Pembinaan dan Koordinasi Penyuluhan Pertanian
352.500.000 350.063.400 99,31 2.436.600
g. Administrasi
Kegiatan 394.560.000 384.432.200 97,43 10.127.800
h. Penyusunan dan Pengiriman Pedoman Penyuluhan Pertanian
456.500.000 454.222.700 99,50 2.277.300
i. Langganan Majalah Kebijakan Pertanian
102.600.000 102.600.000 100,00 0
j. Pengawalan Program Sekolah Lapangan dan Aplikasi Paket Teknologi/REL
312.000.000 271.651.400 87,07 40.348.600
k. Pengawalan Program Pengembangan Kawasan Perbatasan
861.600.000 840.360.200 97,53 21.239.800
l. Sinkronisasi Pendampingan Penyuluhan Komoditas Strategis
1.365.500.000 1.107.570.550 81,11 257.929.450
m. Pengawalan
Program Prioritas 556.500.000 536.492.400 96,40 20.007.600
2 SUB BIDANG EVALUASI PENYULUHAN
2.968.750.000 4.945.997.274 96,62 100.213.650
a. Penyusunan Sistem Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Tahun 2017
104.300.000 103.293.300 99,03 1.006.700
b. Konsolidasi Audit dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Tahun 2017
1.753.650.000 1.682.990.350 95,97 70.659.650
c. Penyusunan Laporan Bulanan, Tahunan dan LAKIP
105.000.000 104.508.400 99,53 491.600
d. Evaluasi Kelembagaan Petani
186.900.000 185.800.900 99,41 1.099.100
LAPORAN Tahunan 2017 19
NO KEGIATAN ANGGARAN PENYERAPAN PERS
EN (%)
SISA ANGGARAN
e.
Pengendalian Intern Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
72.650.000 72.283.200 99,50 366.800
f. Monitoring dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian
312.000.000 311.660.200 99,89 339.800
g. Monitoring dan Evaluasi Kelompok Usaha Bersama (KUB)
434.250.000 408.000.000 93,96 26.250.000
B
BIDANG KELEMBAGAAN DAN KETENAGAAN PENYULUHAN
9.090.389.000 8.407.727.150 92,49 682.661.850
1 SUB BIDANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN
3.423.340.000 3.267.485.900 95,45 155.854.100
a. Fasilitasi Wadah Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
296.850.000 284.817.100 95,95 12.032.900
b. Pemberian Penghargaan Bagi BPP Terbaik
200.000.000 176.742.000 88,37 23.258.000
c. Fasilitasi Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN)
302.150.000 299.994.100 99,29 2.155.900
d. Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Penyuluhan Pertanian
1.205.600.000 1.151.302.500 95,50 54.297.500
e. Pengawalan dan Pendampingan Kelembagaan Penyuluhan Dalam Rangka Mendukung Program Pencapaian Swasembada Pangan Strategis Nasional
355.540.000 347.112.000 97,63 8.428.000
LAPORAN Tahunan 2017 20
NO KEGIATAN ANGGARAN PENYERAPAN PERS
EN (%)
SISA ANGGARAN
f. Pembinaan Kelembagaan Penyuluhan (Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan)
334.500.000 323.354.200 96,67 11.145.800
g. Penyusunan Peraturan-Peraturan/Pedoman Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
245.500.000 243.157.000 99,05 2.343.000
h. Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi UPSUS-SIWAB
483.200.000 441.007.000 91,27 42.193.000
2 SUB BIDANG KETENAGAAN PENYULUHAN
5.667.049.000 5.140.241.250 90,70 526.807.750
a. Penyesuaian
Ijasah THL-TBPP 535.300.000 360.568.300 67,36 174.731.700
b. Pengembangan Profesionalisme Penyuluh Pertanian Pusat
99.200.000 94.575.900 95,34 4.624.100
c. Fasilitasi Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian
267.000.000 228.820.600 85,70 38.179.400
d. Pembinaan Penyuluh Pertanian (PNS, THL-TB PP, dan Swadaya)
301.000.000 300.247.200 99,75 752.800
e. Fasilitasi Revisi Peraturan Perundang-Undangan Tentang Ketenagaan Penyuluhan Pertanian
291.600.000 271.234.400 93,02 20.365.600
f. Sosialisasi Pengangkatan THL-TBPP Menjadi ASN PPPK
306.575.000 298.809.800 97,47 7.765.200
g. Pengelolaan Validasi/Verifikasi Data THL-TBPP Menjadi PPPK
389.000.000 388.328.650 99,83 671.350
LAPORAN Tahunan 2017 21
NO KEGIATAN ANGGARAN PENYERAPAN PERS
EN (%)
SISA ANGGARAN
h. Rancang Bangun Sistim Aplikasi Penilaian Angka Kredit Berbasis Online
273.750.000 221.171.000 80,79 52.579.000
i. Pemberian Penghargaan Bagi Penyuluh Pertanian Teladan
170.000.000 158.624.400 93,31 11.375.600
j. Pembinaan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Pusat
183.840.000 170.380.000 92,68 13.460.000
k. Penyerahan Hasil Seleksi CPNS ke Pejabat Pengelola Kepegawaian Kab/Kota
790.660.000 727.750.200 92,04 62.909.800
l. Pemberkasan CPNS bagi THL-TB Penyuluh Pertanian
144.500.000 130.738.300 90,48 13.761.700
m. Pengarahan dan Pelepasan bagi CPNS THL-TB Penyuluh Pertanian
1.373.874.000 1.328.664.000 96,71 45.210.000
n. Fasilitasi Tim Penilai Inpassing Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian
106.500.000 52.404.500 49,21 54.095.500
o. Pengawalan dan pendampingan program peningkatan produktivitas benih dan bibit
434.250.000 407.924.000 93,94 26.326.000
C BIDANG PENYELENGGARAAN PENYULUHAN
13.304.880.000 12.262.457.824 92,17 1.042.422.176
1 SUB BIDANG KELEMBAGAAN PETANI
8.181.040.000 7.316.460.550 89,43 864.579.450
a. Rembug Madya
dan Utama 411.293.000 402.834.700 97,94 8.458.300
b. Temu Sukses Petani dan Penyuluh Pertanian
175.330.000 170.133.100 97,04 5.196.900
LAPORAN Tahunan 2017 22
NO KEGIATAN ANGGARAN PENYERAPAN PERS
EN (%)
SISA ANGGARAN
c. Temu Wicara dan Temu Teknis Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
224.897.000 216.802.400 96,40 8.094.600
d. Pameran Penyelenggaraan Kegiatan Penyuluhan, Pelatihan dan Pendidikan
348.971.000 348.230.100 99,79 740.900
e. Penguatan Kepemimpinan Petani dan Kesadaran Lingkungan
107.434.000 107.434.000 100,00 0
f. Asean Exchange
Farmer Visit 172.600.000 172.130.000 99,73 470.000
g. Pengembangan Jejaring Alumni Magang Jepang
107.800.000 107.785.000 99,99 15.000
h. Pertemuan
Wirausaha Muda 207.900.000 200.643.000 96,51 7.257.000
i. Temu Pimpinan Kelembagaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
196.000.000 184.390.600 94,08 11.609.400
j. Bimbingan Teknis Penumbuhan dan Pengembangan Ekonomi Petani Bagi Petugas
431.255.000 430.968.000 99,93 287.000
k Verifikasi dan Validasi Database Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani
440.000.000 439.053.500 99,78 946.500
l. Pengawalan dan Pendampingan Penyusunan RDK/RDKK dan Posluhdes
300.000.000 294.923.200 98,31 5.076.800
m. Pemberian Penghargaan Bagi Petani, Gapoktan dan Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi
481.672.000 472.168.900 98,03 9.503.100
LAPORAN Tahunan 2017 23
NO KEGIATAN ANGGARAN PENYERAPAN PERS
EN (%)
SISA ANGGARAN
n. Pembinaan, Pengawalan dan Pendampingan Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani
631.988.000 631.891.850 99,98 96.150
o. Turunan Undang-Undang No.19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
310.400.000 118.596.900 38,21 191.803.100
p. Pembinaan dan Supervisi Kelompok Usaha Bersama (KUB)
434.250.000 432.225.500 99,53 2.024.500
q. Bimbingan Teknis Kelompok Usaha Bersama
3.199.250.000 2.586.249.800 80,84 613.000.200
2 SUB BIDANG INFORMASI &MATERI
5.123.840.000 4.945.997.274 96,53 177.842.726
a. Dokumentasi dan Publikasi Penas Melalui Media Elektronik dan Cetak
2.182.664.000 2.158.026.128 98,87 24.637.872
b. Penyusunan dan Penyebaran Materi Melalui Media Cetak
279.476.000 269.362.500 96,38 10.113.500
c. Penyusunan dan Penyebaran Melalui Cyber Extension
268.550.000 265.418.800 98,83 3.131.200
d. Penyusunan Majalah Ekstensia
312.050.000 310.697.800 99,57 1.352.200
e. Penyusunan dan Penyebaran Materi Melalui Media Elektronik
482.000.000 465.430.700 96,56 16.569.300
f. Pembinaan Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian (SMIPP)
1.023.700.000 1.021.875.746 99,82 1.824.254
LAPORAN Tahunan 2017 24
NO KEGIATAN ANGGARAN PENYERAPAN PERS
EN (%)
SISA ANGGARAN
g. Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
77.900.000 77.900.000 100,00 0
h. Pengembangan Sistem dan Integrasi Data Penyuluhan
256.500.000 204.142.100 79,59 52.357.900
i. Workshop Penyusunan Artikel (Berita, Informasi dan Materi Penyuluhan Pertanian)
241.000.000 173.143.500 71,84 67.856.500
TOTAL (A+B+C) 35,485,352,000 32.887.860.724 92,68 2.597.491.276
Berdasarkan Tabel 3, secara rinci kegiatan pemantapan penyuluhan
pertanian di pusat dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bidang Program dan Evaluasi
1) Sub Bidang Program dan Kerjasama
a) Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian
Dalam Rangka Pengawalan UPSUS
Fasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh pertanian dalam
rangka pengawalan UPSUS dilakukan melalui kegiatan
pertemuan koordinasi UPSUS di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota serta pengawalan dan pendampingan dari
mulai pusat sampai kabupaten/kota.
Pagu anggaran kegiatan sebagai berikut:
a. Pagu : Rp. 1.723.161.000,-
b. Realisasi : Rp. 1.348.896.180,- (78,28%)
LAPORAN Tahunan 2017 25
(1) Rakor Gerakan dan Percepatan Tanam Periode
Okmar 2017/2018 di Provinsi Gorontalo, Tanggal 21
Desember 2017
Tujuan
- Memberikan pengawalan dan pendampingan
dalam percepatan gerakan tanam UPSUS padi
dan jagung di Provinsi Gorontalo untuk
mendukung percepatan pencapaian
swasembada berkelanjutan padi dan jagung; dan
- Mengidentifikasi permasalahan dan
pemecahannya dalam pengawalan dan
pendampingan di lapangan guna mendukung
kegiatan UPSUS.
Hasil Pelaksanaan
Dari beberapa materi yang disampaikan oleh para
narasumber, dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Laporan Pencapaian UPSUS Periode Asep
2017 dan Percepatan Tanam Okmar
2017/2018
Evaluasi UPSUS Padi Periode Asep 2015, Asep
2016 dan Asep 2017
Realisasi pencapaian luas tanam periode Asep
2015 (musim kemarau) seluas 25.580 ha, Asep
2016 seluas 37.855 ha dan Asep 2017 seluas
38.117 ha.
Evaluasi UPSUS Padi Periode Okmar
2015/2016, Okmar 2016/2017 dan Okmar
2017/2018
LAPORAN Tahunan 2017 26
Realisasi pencapaian luas tanam periode Okmar
2015/2016 seluas 34.997 ha, Okmar 2016/2017
seluas 43.306 ha, dan Okmar 2017/2018 s.d 20
Desember 2017 seluas 6.115 ha.
Capaian Produksi Padi Tahun 2014 s.d Aram II
Tahun 2017
Produksi padi Tahun 2014 sebesar 314,703 ton
(meningkat 6,35% ), produksi Tahun 2015
sebesar 331, 220 ton (meningkat 8,47%),
produksi Tahun 2016 sebesar 344,870 ton
(meningkat 4,12%), dan produksi Tahun 2017
sebesar 346, 166 ton (meningkat 0,38%).
Rencana panen pada Desember 2017 seluas
24.544 ha
Langkah-langkah Peningkatan Produksi Padi
Tahun 2017/2018
Langkah langkah peningkatan produksi dan
produktivitas padi pada ARAM II BPS 2017 dan
target periode Okmar 2017/2018 agar mencapai
target, diperlukan:
Pendampingan dan pengawalan dari
Babinsa, Penyuluh Pertanian dan Mantri
Tani dalam percepatan tanam;
Percepatan olah tanah dengan
menggunakan alsintan melalui Brigade
Provinsi dan kabupaten/kota dan dari
TNI;
Penyediaan benih dan pupuk, baik
melalui APBD dan APBN.
Provinsi Gorontalo mendapat alokasi
bantuan benih padi inhibrida untuk 10.000 ha
dari Kementrian Pertanian yang langsung
diberikan ke rekening kelompok pada tanggal
LAPORAN Tahunan 2017 27
27 Desember 2017 (saat ini kelompoktani
masih mengurus buku rekening. Kabupaten
yang menerima alokasi bantuan tersebut
yaitu Kota Gorontalo, Kabupaten Bone
Bolango, Kabupaten Pohuwato, dan
Kabupaten Boalemo)
Perbaikan Irigasi dan Saluran Tersier;
dan
Penyediaan Asuransi Usaha Tani Padi
(AUTP)
Capaian Produksi Jagung Tahun 2014 s.d Aram
II BPS Tahun 2017
Produksi jagung Tahun 2014 sebesar
719,780 ton (meningkat 7,58% ), produksi
Tahun 2015 sebesar 643, 513 ton (turun
7,10%), produksi Tahun 2016 sebesar
911,350 ton (meningkat 41,62%), dan
produksi Tahun 2017 sebesar 1.477, 222
ton (meningkat 62,09%).
Capaian Produksi Kedelai Tahun 2014 s.d Aram
II Tahun 2017
Produksi kedelai Tahun 2014 sebesar 4,723
ton ( turun 3,13% ), produksi Tahun 2015
sebesar 3,203 ton (turun 12,85%), Tahun
2016 sebesar 3,910 ton (turun 22,10%), dan
Tahun 2017 sebesar 1, 424 ton (turun 68%).
Permasalahan
Petani masih menggunakan
kepercayaan tanam dengan anjuran
Panggoba (melihat waktu yang baik utk
melakukan hambur tanam);
LAPORAN Tahunan 2017 28
Kabupaten Bone Bolango dan Kota
Gorontalo tidak melakukan tanam pada
Desember karena rencana hambur baru
dilakukan pada tanggal 23 Desember
sesuai dengan keesepakatan petani dan
sudah ada penetapan tanam dari Bupati
kbupaten Bone Bolango dan Walikota
Kota Gorontalo.
- Gerakan Percepatan Pencapaian Target
Tanam Padi Periode Okmar 2017/2018
Provinsi Gorontalo
Permasalahan
Target tanam padi periode Okt-Des
2017/18 sebesar 8.740 ha lebih rendah
dibanding target tanam Okt-Des
2016/2017 sebesar 34.887 ha atau
selisih 26.147 ha (74,9%);
Realisasi tanam padi periode Okt-Des
2017/2018 sebesar 5.816 Ha lebih
rendah dibanding target tanam Okt-Des
2016/2017 sebesar 21.767 ha atau
selisih 15.951 ha (73.28%). Realisasi
tanam baru mencapai 25 % dari target
Okt-Des, karena antara lain kalender
tanam yang ditargetkan pusat tidak sama
dengan kalender tanam yang di
rekomendasikan oleh komunitas
panggoba (kearifan lokal);
Berdasarkan target tanam padi periode
Okt-Des 2017/18 sebesar 8.740 ha baru
terealisasi sebesar 5.816 ha sehingga
LAPORAN Tahunan 2017 29
terjadi kekurangan luas tanam sebesar
2.924 ha;
Koordinasi dengan TNI (babinsa) dalam
pemecahan masalah di lapangan masih
perlu ditingkatkan, antara lain: mulai dari
pemetaan dan pemanfaatan lahan, baik
yang belum maupun yang sudah panen
serta penyerapan gabah/beras oleh
BULOG. Komitmen belum terbangun
sepenuhnya antar instansi terkait
mendukung padi, jagung dan kedele;
Brigade alsintan belum berjalan secara
optimal mulai dari kegiatan on farm
sampai dengan panen, karena pemetaan
dan identifikasi kegiatan tidak ada
sampai dengan tingkat lapangan;
Tidak berfungsinya saluran tersier
secara optimal karena sedang diperbaiki,
antara lain di Kabupaten Bonebolango,
Kabupaten Gorontalo, Kabupaten
Pohuwato pada saat akan tanam;
Target tanam di Kabupaten Bone
Bolango tidak tercapai karena pihak
pengairan (DAS) melanggar kesepatan;
Lahan hasil cetak sawah di Kecamatan
Randangan Kabupaten Pohuwato seluas
900 ha belum bisa ditanami karena
belum terbangun jaringan irigasi
sedangkan sebagian lagi sudah ada
jaringan irigasi tersiernya namun belum
mau dialiri air oleh proyek;
LAPORAN Tahunan 2017 30
Sebagian petani padi (areal sawah)
beralih menanam jagung karena
dianggap lebih menguntungkan;
Sistim pelaporan terlambat karena data
dari BPP kurang terkini, sehingga
pelaporan kegiatan UPSUS tidak sesuai
dengan data faktual di lapangan.
b) Pengawalan dan Pendampingan UPSUS di Luar
Kawasan/Sergap/Percepatan Realisasi
Anggaran
a. Pagu : Rp. 385.779.000,-
b. Realisasi : Rp. 385.690.400,- (99,98%)
Hasil Pelaksanaan
- Kegiatan yang sudah dilaksanakan berupa
pengawalan dan pendampingan serap gabah
Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini diawali dengan
Rapat Koordinasi antara petugas dari pusat dan
daerah, dengan peserta sebanyak 90 orang yang
terdiri dari unsur:
Kepala Sub Divre Indramayu, Cirebon,
Karawang, Cianjur, Ciamis, Bandung dan
Subang;
Penanggungjawab Sub Divre dari BPPSDMP
dan UPTD lingkup BPPSDMP;
Koordinator Penyuluh Jawa Barat;
Komandan Distrik Militer wilayah Jawa Barat.
- Menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut, Tim
Sergap BPPSDMP melakukan kunjungan ke lokasi-
lokasi Sub Divre yang ada di Jawa Barat dengan
LAPORAN Tahunan 2017 31
tujuan mendorong petani dan mitra Bulog untuk
menjual gabah ke Bulog.
- Dengan turunnya Tim Sergap ke lapangan
menjadikan kenaikan hasil serapan gabah ke Bulog.
c) Pertemuan Sinkronisasi dan Koordinasi Program
Anggaran
a. Pagu : Rp. 2.389.950.000,-
b. Realisasi : Rp. 2.359.226.000,- (98,71%)
Tujuan
- Meningkatkan sinergitas dan koordinasi antara
kelembagaan penyuluhan, kelembagaan teknis dan
kelembagaan penelitian serta kelembagaan lainnya
dalam pencapaian swasembada padi, jagung,
kedelai, daging sapi, tebu, aneka cabe dan bawang
merah;
- Melakukan advokasi kepada pimpinan kelembagaan
penyuluhan di daerah terkait arah kebijakan
penyuluhan pertanian untuk mendukung pencapaian
target swasembada pangan;
- Mensinkronisasikan kegiatan dana dekonsentrasi
pemantapan sistem penyuluhan pertanian di daerah.
Pelaksanaan
(1). Pertemuan Sinkronisasi Perencanaan Program
Sasaran
Pimpinan Kelembagaan Teknis Pertanian di
Pusat dan Provinsi;
LAPORAN Tahunan 2017 32
Pimpinan Kelembagaan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian di Pusat dan
Provinsi.
Hasil
Persiapan TOR Pertemuan di tiga regional
Penyusunan Jadwal Pertemuan di tiga
regional
Penyiapan surat undangan Pertemuan di tiga
regional
Pembuatan Nota Dinas dari Kepala Pusat
Penyuluhan Pertanian kepada Sekretaris
Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian mengenai Pertemuan
Koordinasi dan Sinkronisasi di 3 (tiga)
region;
Penyusunan surat pemanggilan peserta,
surat permohonan narasumber, jadwal
pertemuan dan RAB di tiga regional.
(2). Pertemuan Sinkronisasi dan Koordinasi Program
dan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Tahun
2017
Waktu dan Tempat
Pertemuan Sinkronisasi dan Koordinasi Program
dan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Tahun
2017 Region I dilaksanakan di Hotel Ibis, Gading
Serpong, Tangerang pada tanggal 20 - 22 Maret
2017.
LAPORAN Tahunan 2017 33
Peserta
Peserta sebanyak 274 orang yang terdiri dari 12
Provinsi, 98 Kabupaten dan 164 BPP, tetapi
yang hadir terdiri dari 12 Provinsi, 58 Kabupaten
dan 139 BPP.
Hasil Pelaksanaan
Strategi penyelenggaraan penyuluhan dan
pengembangan SDM pertanian tahun 2017
untuk mewujudkan SDM yang profesional,
mandiri, dan berdaya saing adalah (a)
Gerakan Pemberdayaan Petani, (b)
Penumbuhan dan Penguatan Korporasi
Petani, (c) Pengembangan Penyuluhan
Pertanian berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, (d) Transformasi Pendidikan
Pertanian guna menyiapkan SDM Pertanian
Andal, (e) Peningkatan Kompetensi dan
Profesionalisme SDM Pertanian, dan (f)
Regenerasi Petani.
Dalam Gerakan Pemberdayaan Petani
dilaksanakan melalui (a) Peningkatan
kapasitas BPP, (b) Diklat tematik/on the job
trainning, (c) Diseminasi teknologi dan kaji
terap/REL, (d) Penumbuhan dan
pemberdayaan penyuluh swadaya/ swasta,
(e) Sekolah Lapang dan kursus tani bagi
kelompoktani di sentra produksi.
Penumbuhan dan Penguatan Korporasi
Petani, dilaksanakan melalui (a)
Pembentukan korporasi petani, (b)
Peningkatan kompetensi dan
profesionalisme pengelola korporasi, (c)
LAPORAN Tahunan 2017 34
Jejaring usaha dengan sumber modal,
saprotan, alsintan, (d) Kemitraan usaha
untuk jaminan pasar, serta (e) Pengawalan
dan pendampingan teknis dan manajemen.
BPP sebagai basis utama gerakan
penyuluhan pertanian perlu ditingkatkan
kapasitasnya melalui:
Pembiayaan operasional, administrasi,
sarana dan prasarana sehingga BPP
mampu memberikan pelayanan
penyuluhan pertanian, informasi,
kemitraan, dan percontohan bagi
Penyuluh Pertanian;
Peningkatan kapasitas Teknologi
Informasi (TI) di BPP (SIMLUHTAN,
SIMOTANDI, Cyber Extension, Penilaian
Angka Kredit on line, dan pelaporan
Luas Tambah Tanam/LTT);
Peningkatan kapasitas SDM (Penyuluh
Pertanian, petugas, dan petani), antara
lain melalui pelatihan/kursus, magang,
Sekolah Lapang, studi banding, rembug
tani, kursus tani, pemanfaatan media
cetak dan elektronik;
Koordinasi pelaksanaan kegiatan teknis
sektor pertanian melalui temu koordinasi
penyuluhan pertanian di kecamatan; dan
Melakukan kemitraan dengan pihak
swasta dan BUMN/BUMD dalam
peningkatan nilai tambah komoditas
pertanian melalui pelayanan informasi
(teknologi, permodalan, pasar dan
harga), dan penyediaan sarana produksi.
LAPORAN Tahunan 2017 35
Pengembangan Penyuluhan Pertanian
berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi dilaksanakan melalui (a)
Pemanfaatan SIMLUHTAN, Cyber
Extension, Televisi/radio pertanian dan
media lainnya, dan (b) Evaluasi kinerja
penyuluh pertanian berbasis TIK (e-
evaluation). Transformasi Pendidikan
Pertanian dilaksanakan melalui (a) Kurikulum
dan proses pembelajaran, (b) Dosen/guru
dan tenaga kependidikan, (c) Sarana dan
Prasarana Pendidikan, (d) Pembukaan
Program Studi baru, dan (e) Transformasi
Kelembagaan (STPP menjadi Politeknik)
Penguatan kelembagaan penyuluhan
pertanian setelah penyelenggaraan
penyuluhan terintegrasi dengan Dinas
Teknis, di provinsi dilaksanakan melalui
supervisi, pembinaan dan advokasi, di
kabupten/kota melalui supervisi, pembinaan,
dan di kecamatan melalui (a) penguatan
BPP sebagai Posko Program, Pelaksana
Kegiatan serta Pusat Data dan Informasi, (b)
Penguatan koorporasi petani/KEP
berdasarkan kawasan, (c) REL, (d)
Informasi Teknologi, (e) LAKUSUSI, dan
(f) Pemberdayaan P4S
Pengembangan kelembagaan petani
menjadi korporasi/Kelembagaan Ekonomi
Petani (KEP) diarahkan untuk meningkatkan
kapasitas kelembagaanya menjadi
kelembagaan ekonomi sehingga mencapai
LAPORAN Tahunan 2017 36
skala ekonomi, daya saing, wadah investasi,
entrepreneur, sistem pengelolaan bersama,
dan berbasis IT.
Fokus kegiatan BPPSDMP dalam
pengawalan dan pendampingan terpadu
tahun 2017 untuk mendukung program
UPSUS 2017 yang difasilitasi dari dana
dekonsentrari APBN 2017 adalah:
Di Sentra Pangan/Kawasan Pertanian,
dilaksanakan melalui (1) Sekolah Lapang
(SL) melalui Pelatihan Alsintan, serta (2)
Pengawalan dan Pendampingan oleh
Penyuluh Pertanian dan Mahasiswa;
Penguatan BPP melalui kegiatan
Aplikasi Paket Teknologi/Research
Extension Linkage (REL) dengan
komponen kegiatan: (1) Rembug Tani,
(2) Kursus Tani, (3) Farmer Field Day/
FFD, (4) Pembuatan Media Penyuluhan
(Hasil Pembelajaran REL), (5)
Koordinasi REL, (6) Kaji Terap, (7)
Pendampingan Penyuluh Pertanian di
Provinsi; serta (8) Pembinaan; dan
Penumbuhan Wirausahawan Muda
Pertanian (Calon Petani, Calon
Wirausahawan) melalui penumbuhan (1)
Petani Muda oleh Penyuluh Pertanian,
(2) Generasi Muda melalui Pelatihan
bagi Generasi Muda, dan (3)
Wirausahawan Muda oleh Perguruan
Tinggi mitra, STPP, dan SMK-PP.
LAPORAN Tahunan 2017 37
(3). Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun
2017
Sasaran
Pimpinan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di
lokasi kegiatan yang difasilitasi dengan dana
dekonsentrasi penyuluhan pertanian sebanyak
270 unit BPP.
Waktu dan Tempat
Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Region II
diselenggarakan pada tanggal 20-22 April 2017
di Hotel Green Forest Bogor, Provinsi Jawa
Barat.
Hasil Pelaksanaan
BPP sebagai basis utama gerakan
penyuluhan pertanian perlu ditingkatkan
kapasitasnya;
Kapasitas SDM Tenaga Penyuluh Pertanian
perlu ditingkatkan;
Pengembangan kelembagaan petani
menjadi korporasi/ Kelembagaan Ekonomi
Petani (KEP) diarahkan untuk meningkatkan
kapasitas kelembagaanya menjadi
kelembagaan ekonomi sehingga mencapai
skala ekonomi, efisiensi usaha, dan posisi
tawar;
Fokus kegiatan BPPSDMP dalam
pengawalan dan pendampingan terpadu
tahun 2017 untuk mendukung program
UPSUS 2017, yang difasilitasi dari dana
dekonsentrari APBN 2017 adalah:
LAPORAN Tahunan 2017 38
Di Sentra Pangan/Kawasan Pertanian:
(1) Sekolah Lapangan (SL) melalui
Pelatihan Alsintan, dan (2) Pengawalan
dan Pendampingan oleh Penyuluh
Pertanian dan Mahasiswa;
Di Wilayah
Perbatasan/Terluar/Tertinggal: (1)
Pelatihan di lokasi Replikasi Rural
Empowerment Agricultural
Development/READ dan (2) Pengawalan
dan Pendampingan oleh Penyuluh
Pertanian dan Mahasiswa;
Penguatan BPP sebagai Pusat
Koordinasi Program dan Kegiatan, Data
dan Informasi, Teknologi, Pelatihan,
Pemberdayaan Penyuluh Pertanian
Swadaya melalui kegiatan Aplikasi Paket
Teknologi/Research Extension Linkage
(REL) dengan komponen kegiatan: (1)
Rembug Tani, (2) Kursus Tani, (3)
Farmer Field Day/ FFD, (4) Pembuatan
Media Penyuluhan (Hasil Pembelajaran
REL), (5) Koordinasi REL, (5) Kaji Terap,
(6) Pendampingan Penyuluh Pertanian di
Provinsi; dan (7) Pembinaan; dan
Penumbuhan Wirausahawan Muda
Pertanian (Calon Petani, Calon
Wirausahawan) melalui penumbuhan (1)
Petani Muda oleh Penyuluh Pertanian,
(2) Generasi Muda melalui pelatihan, (3)
dan Wirausahawan Muda melalui
pelatihan.
LAPORAN Tahunan 2017 39
Aplikasi Paket Teknologi/Research
Extension Linkage (REL) agar dioptimalkan
sebagai ajang peningkatan pengetahuan dan
keterampilan Penyuluh Pertanian dan media
penyuluhan pertanian bagi petani. Hal lain
yang tidak kalah penting dalam pengawalan
dan pendampingan untuk mendukung
program UPSUS adalah agar
memperhatikan dengan cermat waktu
penyelesaian kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan ketepatan dan kesesuaian
dengan pelaksanaan kegiatan yang telah
ditetapkan.
(4). Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Pusat
Penyuluhan Pertanian Tahun 2017
Tempat dan Waktu
Penyelenggaraan kegiatan pertemuan
Sinkronisasi dan Koordinasi dilaksanakan di:
BBPP Ketindan, Jl. Ketindan No.1, Lawang,
Malang, Jawa Timur pada tanggal 29 Juli
2017;
Kantor Dinas Pertanian Sumatera Barat,
pada tanggal 4 Agustus 2017.
Peserta
Peserta pertemuan Sinkronisasi dan Koordinasi
terdiri dari unsur Kepala Dinas Pertanian
Provinsi, Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota, Penyuluh Pertanian PNS, THL-
TBPP dan perwakilan PERHIPTANI Provinsi.
LAPORAN Tahunan 2017 40
Hasil Pelaksanaan
Sistem Penyuluhan Pertanian
Kelembagaan Penyuluhan
o Peta penyelenggaraan sub urusan
penyuluhan di daerah berdasarkan
UU N0.23 tahun 2014
Penyuluhan perikanan =
kewenangan pusat
Penyuluhan kehutanan =
kewenangan pusat + provinsi
Penyuluhan Pertanian =
kewenangan pusat + provinsi +
kab/kota
o Kelembagaan penyuluhan provinsi
dan kabupaten/kota berada di Dinas,
yaitu Fungsi penyuluhan diwadahi
pada Perangkat Daerah yang
melaksanakan Urusan Pemerintahan
bidang pertanian
o Kondisi aktual Balai Penyuluhan
Pertanian
Kecamatan se-Indonesia 6.798
unit
Jumlah Balai Penyuluhan
Pertanian 5.515 unit
BPP sebagai pusat data dan
informasi, konsultasi agribisnis,
pusat pembelajaran, pusat
pengembangan kemitraan dan
koordinasi program
pembangunan pertanian
LAPORAN Tahunan 2017 41
Ketenagaan Penyuluhan
o Jumlah ketenagaan penyuluhan
pertanian
Penyuluh PNS : 25.464 orang
THL-TB PP : 19.176 orang
(6.058 lulus CPNS)
Penyuluh Swasta : 92 orang
Penyuluh Swadaya : 22.348
orang
Kelembagaan Petani
o Kelompoktani, Gapoktan dan
Kelembagaan ekonomi petani/Badan
usaha milik petani (BUMP)
o Penumbuhan dan Penguatan
Kelembagaan Ekonomi Petani
Pembentukan korporasi petani
Kompetensi dan profesionalisme
pengelola koperasi
Jejaring usaha dengan sumber
modal, saprotan dan alsintan
Kemitraan usaha untuk jaminan
pasar
Pengawalan dan pendampingan
teknis dan manajemen
Penyelenggaraan Penyuluhan
o Penyelenggaraan penyuluhan di
daerah terjadi banyak permasalahan
dan perkembangan yaitu :
Transisi kelembagaan
penyuluhan di daerah
Tenaga penyuluh yang semakin
berkurang
LAPORAN Tahunan 2017 42
Target produksi semakin
meningkat
Wilayah layanan semakin
berkembang
Perkembangan TIK dan IPTEK
begitu cepat
(5). Pertemuan Penyusunan RKA-KL Pagu Anggaran
2018
Keberhasilan sektor pertanian tahun 2018 tidak
terlepas dari dukungan arah kebijakan BPPSDMP
melalui :
Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan
Pertanian yang meliputi:
Optimalisasi Peran Penyuluh dalam
Pendampingan Program di Tingkat BPP dan
WKPP;
Peningkatan daya saing dan kinerja Balai
Pelatihan serta Sertifikasi Profesi Pertanian;
Pemantapan Sistem Administrasi dan
Manajemen yang Transparan dan
Akuntabel; serta
Program pendidikan pertanian menjadi
Pendidikan Vokasi melalui Transformasi Sistem
Pendidikan di STPP dan SMK-PP.
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor: S-
582/MK.02/2017 tanggal 18 Juli 2017 perihal
Pelaksanaan Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L
TA. 2018, maka RKA-K/L TA. 2018 harus
diselesaikan pada akhir bulan juli 2017.
Penyelesaian himpunan RKA-K/L 2018 akan menjadi
lampiran Nota Keuangan dan RAPBN TA. 2018.
Dikarenakan Pagu Anggaran TA. 2018 belum dapat
LAPORAN Tahunan 2017 43
ditetapkan dalam waktu dekat, maka sebagai acuan
sementara untuk disampaikan kepada Kementerian
Keuangan c.q Direktorat Jenderal Anggaran untuk
digunakan sebagai bahan penelaahan RKA-K/L TA.
2018, didasarkan pada Pagu Indikatif TA. 2018.
Mengingat Sistem Penganggaran RKA-KL Sekarang
telah Berbasis KRISNA, beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan RKA-K/L Pagu
Anggaran adalah sebagai berikut:
Kegiatan yang direncanakan harus terukur
capaiannya (output dan outcome), serta fokus
pada arah dan kebijakan Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian tahun 2015 –
2019;
Kegiatan yang direncanakan harus operasional
di lapangan, sehingga dalam pelaksanaannya
tidak banyak dilakukan Revisi Anggaran.
d) Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian
Anggaran
a. Pagu : Rp. 989.983.000,-
b. Realisasi : Rp. 977.009.100,- (98,69%)
Hasil Pelaksanaan
(1) Penyusunan Program Pengembangan
Penyuluhan Pertanian
Tujuan
Tersusunnya program pengembangan
penyuluhan pertanian yang dijabarkan dalam
rencana kegiatan, jadual pelaksanaan kegiatan,
dan anggaran untuk terciptanya keselarasan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian antara
pusat dan daerah.
LAPORAN Tahunan 2017 44
Sasaran
Para pejabat/petugas/pelaksana Bidang Program
Penyuluhan Pertanian di Pusat dan Daerah.
Hasil
Usulan Revisi Nomenklatur Satker Dana
Dekonsentrasi dari Bakorluh ke Dinas Pertanian
Usulan Revisi DIPA ke Direktorat Jenderal
Anggaran 2017 Pusat dan daerah
Usulan Anggaran 2018 Pusat Penyuluhan
Pertanian ke Bagian Perencanaan, BPPSDMP
Menghadiri Rapim B di Lembang pada tanggal 17
Februari 2017
Koordinasi dengan beberapa kabupaten terakit
dengan perubahan kelembagaan dan mekanisme
pelaksanaan kegiatan SL di lokasi pajale.
(2) Penyusunan Sistem Informasi Perjanjian Kinerja
(Sipeka) Satker Lingkup BPPSDMP TA. 2017
Beberapa hal yang melatarbelakangi dibangunnya
SIPEKA adalah dokumen Perjanjian Kinerja yang
disusun oleh UPT Pusat belum sepenuhnya sinkron
dengan dokumen Renstra dan Renja, baik dalam
penetapan indikator kinerja maupun target. Selain
itu, masih banyaknya Satker Dekon/Tugas
Pembantuan yang belum menyusun dokumen
Perjanjian Kinerja dikarenakan belum dipahaminya
implementasi penyusunan Perjanjian Kinerja bagi
satker Dekon/TP.
Oleh karena itu perlu dibangun suatu sistem untuk
meningkatkan kualitas perencanaan kinerja, efisiensi
dan efektivitas. Hal tersebut juga diamanatkan dalam
salah 1 langkah Reformasi Birokrasi, yaitu K/L wajib
membangun e-government, yang mencakup e-office,
LAPORAN Tahunan 2017 45
e-procurement, e-planning, e-budgetting,
e-performance, dan e-audit.
E-performance sebagai tindak lanjut Reformasi
Birokrasi diimplementasikan melalui SIPEKA.
Perjanjian Kinerja mempunyai peran strategis dalam
menentukan tingkat capaian implementasi SAKIP.
Perjanjian Kinerja menggambarkan capaian kinerja
yang akan diwujudkan oleh instansi pemerintah/unit
kerja dalam suatu tahun tertentu dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.
Dengan demikian, meskipun anggaran terbatas,
namun tetap harus memberikan kinerja yang terbaik.
Berdasarkan evaluasi SAKIP tahun 2016, masih
terdapat beberapa SKPD yang belum mengisi
SIPEKA. Berdasarkan hal tersebut, kami
mengharapkan masing-masing Satker mengevaluasi
kembali kelengkapan SAKIP, dan memperbaikinya
untuk kegiatan tahun berikutnya sebagai upaya
untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja organisasi.
(3) Pembahasan APBN-P
Tujuan
Mempercepat pembangunan pertanian di
daerah (Provinsi, Kecamatan/Kabupaten dan
Kecamatan);
Mempercepat ketersediaan benih di ltingkat
pelaku utama/petani.
Hasil
Mendorong ketersediaan benih/bibit bagi pelaku
utama di Daerah Sentra Pangan serta
memastikan bahwa pelaku utama tidak
kekurangan benih/bibit.
LAPORAN Tahunan 2017 46
Usulan Anggaran dan Kegiatan APBNP Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Tahun Anggaran 2017
Usulan Kegiatan Pemantapan Sistem
Penyuluhan Pertanian Melalui APBNP Tahun
2017 sebesar Rp. 44.480.000.000,- dengan
rincian sebagai berikut:
Pendampingan Penyuluh pada petani
program peningkatan prodktivitas benih dan
bibit (Kursus Tani, sarana pembelajaran dan
Bantuan Transport) sebanyak 7.200 orang
dengan niai Pagu Rp. 24.480.000.000,-
Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani
(Kelompok Usaha Bersama/KUB, Koperasi
Tani) untuk petani muda dan wanita tani
sebanyak 400 unit dengang nilai Pagu Rp.
20.000.000.000,-
e) Kerjasama Penyuluhan Dalam dan Luar Negeri
Anggaran
a. Pagu : Rp. 230.700.000,-
b. Realisasi : Rp. 229.024.870,- (99,27%)
Hasil Pelaksanaan
(1) Kunjungan Tim Kementerian Pertanian Indonesia
ke Malaysia dalam rangka mengikuti Seminar
Pembangunan Industri Jagung Malaysia dan
pertemuan dengan Menteri Pertanian dan Industri
Asas Tani Malaysia.
Kunjungan tim Kementerian Pertanian Indonesia ke
Malaysia dilakukan pada tanggal 5-7 Juli 2017.
Kunjungan dilakukan atas undangan dari Director-
LAPORAN Tahunan 2017 47
General Agriculture, Kementerian Pertanian dan
Industri Asas Tani Malaysia (Dato’ Ahmad Zakaria
Bin Mohamad Sidek) untuk menghadiri dan
berpartsipasi pada acara sebagai berikut: (1)
Seminar Pembangunan Industri Jagung Bijian
Kebangsaan Tahun 2017; (2) Panen jagung
bersama Menteri Pertanian dan Industri Asas Tani
Malaysia; dan (3) Pertemuan dengan Menteri
Pertanian Malaysia.
Secara ringkas hasil kunjungan tim Kementerian
Pertanian Indonesia ke Malaysia, sebagai berikut:
Panen Jagung Bersama Menteri Pertanian
Malaysia
Panen jagung dilakukan di Kampung Dadong,
Kemaman-Terengganu pada tanggal 5 Juli 2017
dengan luasan sekitar 38 hektar. Kegiatan panen
dihadiri sekitar 250 orang yang terdiri atas
berbagai stakeholder dari berbagai wilayah di
Malaysia.
Petani di Malaysia baru mulai mengembangkan
tanaman jagung pada tahun 2016 dengan
teknologi yang masih konvesional (misalnya,
menanam jagung dengan mengunakan tugal)
pada luasan yang terbatas. Namun pada tahun
2017, Malaysia sudah mulai mengembangkan
teknologi modern seperti penerapan mekanisasi
alat tanam dan panen dengan luasan tanaman
jagung sudah mencapai sekitar 760 ha. Dengan
kondisi tersebut, Menteri Pertanian Malaysia terus
mendorong agar petani jagung Malaysia terus
belajar terutama dari pengalaman Indonesia yang
LAPORAN Tahunan 2017 48
telah berhasil mengembangkan tanaman jagung
untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya.
Seminar Pembangunan Industri Jagung Malaysia
Tujuan dilaksanakan Seminar Pembangunan
Industri Jagung Peringkat Kebangsaan tahun
2017 adalah untuk mempromosikan jagung biji-
bijian di Malaysia sebagai komoditi penting untuk
mendukung industri pakan di Malaysia. Selain itu,
seminar dimaksudkan juga sebagai media untuk
sharing knowledge dan experiance dari berbagai
wilayah dalam mengembangkan industri jagung
biji-bijian di Malaysia. Seminar dibuka langsung
oleh Menteri Pertanian dan Industi Asas Tani
Malaysia (YB. Dato’ Sri Ahmad Shabery Cheek) di
Dewan Berlian Utama, Majelis Perbandaraan
Kemaman-Terengganu Malaysia pada tanggal 6
Juli 2017.
Menteri Pertanian Malaysia dalam sambutannya
pada pembukaan seminar menyebutkan bahwa
kebutuhan jagung Malaysia saat ini sekitar 4 juta
ton per tahun. Kebutuhan jagung tersebut
dipenuhi 100 persen dari impor terutama dari
negara Argentina dan Brazil. Meskipun demikian
Malaysia saat ini terus berupaya untuk memenuhi
kebutuhan jagung domestiknya sekitar 30 persen.
Oleh karena itu, sejak tahun 2016 Malaysia mulai
mengembangkan tanaman jagung. Pada tahun
2017 tanaman jagung yang telah dikembangkan di
Malaysia sekitar 760 ha. Pada tahun 2020
ditargetkan tanaman jagung di Malaysia dapat
dikembangkan sekitar 20.000 hektar.
LAPORAN Tahunan 2017 49
Pertemuan dengan Menteri Pertanian Malaysia
Beberapa point strategik hasil pertemuan dengan
Menteri Pertanian Malaysia di Hotel Arwana
Resort Kijal, Kemaman-Terengganu pada 6 Juli
2017 sebagai berikut:
Sejak tahun 2016 Malaysia telah mulai
mengembangkan tanaman jagung di beberapa
wilayah di Malaysia dengan teknologi yang
masih konvensional pada luasan yang terbatas.
Namun, pada tahun 2017 tanaman jagung yang
dikembangkan telah menggunakan teknologi
mekanisasi dengan luasan sudah mencapai
sekitar 760 ha. Dari grand design
pengembangan jagung Malaysia, disebutkan
bahwa kendala utama pengembangan tanaman
jagung di Malaysia adalah terbatasnya
ketersediaan lahan. Dengan demikian target
pengembangan tanaman jagung di Malaysia
sampai pada tahun 2020 hanya sekitar 20.000
hektar. Dari target tersebut diperkirakan
produksi jagung Malaysia akan dapat
memenuhi kebutuhan jagung domestiknya
sekitar 10 persen dari total kebutuhan (4 juta
ton).
Menteri Pertanian Malaysia berserta pelaku
usaha beras dan jagung dalam waktu dekat ini
akan berkunjung ke wilayah perbatasan
Kalimantan Barat dan sekaligus akan
melakukan penanaman jagung bersama
dengan Menteri Pertanian Republik Indonesia
di Desa Kenaman Kecamatan Sekayam
Kabupaten Sanggau dengan luasan sekitar 100
hektar. Lokasi tersebut selanjutnya akan
LAPORAN Tahunan 2017 50
dijadikan sebagai alternatif lokasi Internasional
Corn-Field Laboratory Indonesia-Malaysia.
Sebelum melakukan kunjungan ke wilayah
perbatasan Kalimantan Barat, Menteri
Pertanian Malaysia dalam waktu dekat ini akan
mengundang Sekretaris Jenderal Kementerian
Pertanian Republik Indonesia ke Kuala Lumpur
untuk mendetailkan secara teknis point-point
tersebut di atas. Dari pihak Malaysia telah
ditunjuk Director-General Agriculture,
Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani
Malaysia (Dato’ Ahmad Zakaria Bin Mohamad
Sidek) sebagai koordinator untuk
menindalanjuti kerjasama pengembangan
pertanian di wilayah perbatasan Indonesia-
Malaysia.
f) Pembinaan dan Koordinasi Penyuluhan Pertanian
Anggaran
a. Pagu : Rp. 352.500.000,-
b. Realisasi : Rp. 350.063.400,- (99,31%)
Sasaran
Para penyelenggara penyuluhan di Provinsi,
Kabupaten/Kota dan kecamatan, Penyuluh Pertanian
dan pihak terkait lainnya.
Metode
Perjalanan pembinaan
Hasil
Menyamakan persepsi dan langkah-langkah dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian di provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan;
LAPORAN Tahunan 2017 51
Membangun strategi penyelenggaraan penyuluhan
dan pengembangan SDM pertanian tahun 2017
untuk mewujudkan SDM yang profesional, mandiri,
dan berdaya saing melalui upaya (a) Gerakan
Pemberdayaan Petani, (b) Penumbuhan dan
Penguatan Korporasi Petani, (c) Pengembangan
Penyuluhan Pertanian berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi, (d) Transformasi Pendidikan
Pertanian guna menyiapkan SDM Pertanian Andal,
(e) Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme
SDM Pertanian, dan (f) Regenerasi Petani.
Dalam Gerakan Pemberdayaan Petani dilaksanakan
melalui (a) Peningkatan kapasitas BPP, (b) Diklat
tematik/on the job trainning, (c) Diseminasi teknologi
dan kaji terap/REL, (d) Penumbuhan dan
pemberdayaan penyuluh swadaya/ swasta, (e)
Sekolah Lapang dan kursus tani bagi kelompoktani
di sentra produksi. Penumbuhan dan Penguatan
Korporasi Petani, dilaksanakan melalui (a)
Pembentukan korporasi petani, (b) Peningkatan
kompetensi dan profesionalisme pengelola
korporasi, (c) Jejaring usaha dengan sumber modal,
saprotan, alsintan, (d) Kemitraan usaha untuk
jaminan pasar, serta (e) Pengawalan dan
pendampingan teknis dan manajemen.
Pengembangan Penyuluhan Pertanian berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi dilaksanakan
melalui (a) Pemanfaatan SIMLUHTAN, Cyber
Extension, Televisi/radio pertanian dan media
lainnya, dan (b) Evaluasi kinerja penyuluh pertanian
berbasis TIK (e-evaluation). Transformasi
Pendidikan Pertanian dilaksanakan melalui (a)
Kurikulum dan proses pembelajaran, (b) Dosen/guru
LAPORAN Tahunan 2017 52
dan tenaga kependidikan, (c) Sarana dan Prasarana
Pendidikan, (d) Pembukaan Program Studi baru, dan
(e) Transformasi Kelembagaan (STPP menjadi
Politeknik)
Penguatan kelembagaan penyuluhan pertanian
setelah penyelenggaraan penyuluhan terintegrasi
dengan Dinas Teknis, di provinsi dilaksanakan
melalui supervisi, pembinaan dan advokasi, di
kabupten/kota melalui supervisi, pembinaan, dan di
kecamatan melalui (a) penguatan BPP sebagai
Posko Program, Pelaksana Kegiatan serta Pusat
Data dan Informasi, (b) Penguatan koorporasi
petani/KEP berdasarkan kawasan, (c) REL, (d)
Informasi Teknologi, (e) LAKUSUSI, dan
(f) Pemberdayaan P4S
Fokus kegiatan BPPSDMP dalam pengawalan dan
pendampingan terpadu tahun 2017 untuk
mendukung program UPSUS 2017 yang difasilitasi
dari dana dekonsentrari APBN 2017.
g) Administrasi Kegiatan
Tujuan
Memfasilitasi pengelolaan keuangan Pusat
Penyuluhan Pertanian;
Memfasilitasi pengelolaan ketatausahaan Pusat
Penyuluhan Pertanian;
Memfasilitasi pengelolaan administrasi kantor Pusat
Penyuluhan Pertanian;
Memfasilitasi pengelolaan urusan rumah tangga dan
perlengkapan Pusat Penyuluhan Pertanian.
LAPORAN Tahunan 2017 53
Sasaran
Terselenggaranya manajemen administrasi Pusat
Penyuluhan Pertanian tahun 2017 yang baik dan benar.
Metode
Metode yang dilaksanakan adalah fasilitasi pengelolaan
administrasi melalui pertemuan/rapat-rapat, dan lain-lain.
Tempat dan Waktu
Kegiatan ini akan dilaksanakan Januari - Desember 2017
yang direncanakan diselenggarakan di Jakarta dan Jawa
Barat
Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah Sub Bidang Program, Bidang
Program dan Evaluasi, Pusat Penyuluhan Pertanian.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 394.560.000,-
b. Realisasi : Rp. 384.432.200 (97,43%)
Hasil
Pemberian honorarium bagi 12 orang admin SMIPP
(4 triwulan);
Perbaikan dan pemeliharaan alat dan mesin seperti
komputer, printer, laptop, dll;
Berlangganan tv kabel dan media cetak (koran dan
tabloid);
Renovasi ruang rapat Pusat Penyuluhan Pertanian;
Bantuan transport dan uang saku untuk peserta
rapat dalam kantor (RDK).
LAPORAN Tahunan 2017 54
h) Penyusunan dan Pengiriman Pedoman Penyuluhan
Pertanian
Anggaran
a. Pagu : Rp. 456.500.000,-
b. Realisasi : Rp. 454.222.700,- (99,50%)
Hasil Kegiatan
(1) Penyusunan Pedoman Dekonsentrasi
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun
2017
Tujuan
Sebagai acuan bagi pengelola Dana
Dekonsentrasi penyuluhan pertanian agar
efektif dan efisien serta menjaga
akuntabilitas administrasi, keuangan dan
teknis; dan
Meningkatkan koordinasi dan sinergitas
penyelenggaraan kegiatan penyuluhan
pertanian antara pusat dan daerah.
Sasaran
Penyelenggara Penyuluhan Pertanian di 34
provinsi, 514 kabupaten/kota, dan 816
kecamatan;
Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil
(PNS) Penerima BOP sebanyak 24.677
orang;
Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu
Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) sebanyak
18.728 orang di 514 kabupaten/kota;
Kelembagaan Ekonomi Petani di tingkat
Kecamatan sebanyak 400 Unit.
LAPORAN Tahunan 2017 55
Hasil
Tersusun dan tercetaknya Pedoman
Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian Tahun 2017.
(2) Penyusunan Pedoman Sekolah Lapangan
Tujuan
Memberikan pengetahuan kepada petani
tentang sekolah lapangan komoditas pangan
strategis nasional tentang cara-cara
membudidayakan dan diharapkan mampu
mengembangkan usaha taninya serta
mampu menghasilkan produksi yang
maksimal.
Meningkatkan pemahaman, keterampilan
dan pengetahuan dasar tentang komoditas
pangan strategis nasional agar petani
menjadi ahli di lahan usaha taninya dan di
dalam wilayah kelompoknya dan diharapkan
dapat menularkan keahliannya serta dapat
menerapkannya di lapangan.
Sasaran
Penyuluh pertanian, kelompoktani, gabungan
kelompoktani, serta kelembagaan ekonomi
petani.
Hasil
Tersusun dan tercetaknya Pedoman Sekolah
Lapangan
LAPORAN Tahunan 2017 56
(3) Penyusunan Pedoman Aplikasi Paket Teknologi/
Research Extension Linkages (REL)
Tujuan
Meyakinkan kesesuaian paket teknologi
usahatani dengan kebutuhan dan
kemampuan serta kondisi agroekosistem
petani/kelompoktani di wilayah dimana kaji
terap dilaksanakan;
Mempercepat penyebaran informasi paket
teknologi pertanian yang telah
direkomendasikan sesuai spesifik lokasi.
Sasaran
Peneliti dan Penyuluh Pertanian di BPTP,
Penyuluh Pertanian di Provinsi,
Kabupaten/Kota, BPP dan WKPP;
Petani/Kelompoktani pelaksana
Implementani Rekomendasi Uji Teknologi;
dan
Para penyelenggara penyuluhan di pusat,
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan yang
menangani.
Hasil
Tersusun dan tercetaknya Pedoman Aplikasi
Paket Teknologi/Research Extension Linkages
(REL).
LAPORAN Tahunan 2017 57
(4) Revisi Permentan 131 Tahun 2014 Tentang
Mekanisme dan Hubungan Kerja Antar Lembaga
yang membidangi Pertanian dalam Mendukung
Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian
Strategis Nasional
Tujuan
Penetapan mekanisme dan hubungan kerja
yaitu untuk meningkatkan koordinasi dan
sinergitas program dan kegiatan antar lembaga
yang membidangi pertanian di Pusat, provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan dalam
mendukung peningkatan produksi komoditas
pertanian strategis nasional.
Sasaran
Sekretariat/Direktorat/Inspektorat Jenderal
dan Badan lingkup Kementerian Pertanian di
Pusat;
Lembaga yang membidangi pertanian di
provinsi dan kabupaten/kota;
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan petugas
yang melaksanakan tugas teknis di bidang
pertanian.
Hasil
Tersusunnya peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan penyuluhan Pertanian.
LAPORAN Tahunan 2017 58
i) Langganan Majalah Kebijakan Pertanian
Anggaran
a. Pagu : Rp. 102.600.000,-
b. Realisasi : Rp. 102.600.000,- (100%)
Hasil
Berlangganan majalah kebijakan pertanian bagi 19 UPT
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
sebanyak 10 eksemplar selama 12 bulan.
j) Pengawalan Program Sekolah Lapangan dan Aplikasi
Paket Teknologi/REL
Anggaran
a. Pagu : Rp. 312.000.000,-
b. Realisasi : Rp. 271.651.400,- (87,07%)
k) Pengawalan Program Pengembangan Kawasan
Perbatasan
Anggaran
a. Pagu : Rp. 861.600.000,-
b. Realisasi : Rp. 840.360.200,- (97,53%)
Hasil Kegiatan
(1) Pertemuan Koordinasi UPSUS di Provinsi
Kalimantan Barat
Tujuan
Dalam rangka menyamakan pemahaman
dan menyepakati langkah-langkah
percepatan pencapaian target luas tambah
tanam, peningkatan produktivitas dan
produksi padi;
LAPORAN Tahunan 2017 59
Memperkuat 5 (lima) daerah perbatasan
yang berpotensi untuk dikembangkan
menjadi lumbung pangan yaitu Kabupaten
Sambas, Kabupaten Bengkayang,
Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang
dan Kabupaten Kapuas Hulu.
Persiapan rencana kunjungan kerja Menteri
Pertanian ke daerah perbatasan dan
rencana Indonesia akan melakukan ekspor
perdana beras produksi Kalimantan Barat,
khusus daerah perbatasan ke Malaysia oleh
Presiden RI.
Sasaran
Percepatan kegiatan dan realisasi kegiatan
Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian di Provinsi Kalimantan Barat;
Upaya khusus penambahan luas tambah
tanam secara intensif di Provinsi Kalimantan
Barat.
Hasil Pencapaian
Realisasi target dan realisasi tanam Provinsi
Kalimantan Barat periode Oktober-Maret
(terlampir)
(2) Program dan Kegiatan UPSUS 2017 di
Kalimantan Barat
Tujuan
Tujuan dilakukannya pengawalan dan supervisi
program UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai di
Provinsi Kalimantan Barat, yaitu :
LAPORAN Tahunan 2017 60
Agar pelaksanaan kegiatan pencapaian
swasembada pangan diseluruh
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Barat dapat tercapai sesuai target yang telah
ditetapkan;
Memastikan pelaksanaan kegiatan UPSUS
Padi, Jagung dan Kedelai serta sarana
pendukung lainnya dalam pencapaian
swasembada pangan di Provinsi Kalimantan
Barat terjabarkan dan terlaksana dengan
baik dan benar sampai ke tingkat kelompok
tani di setiap Kabupaten/Kota.
Hasil Pelaksanaan
Program Kegiatan Pusat dari Anggaran
Pusat
- Alokasi Benih Bersubsidi (APBN)
Padi Inbrida (Rp. 2.500/kg)
Kedelai (Rp. 3.100/kg)
- Alokasi Kegiatan Peningkatan Produksi
Padi (APBN)
TP. Provinsi
Padi Inbrida : 30.500 Ha, Rp.
8.235.000.000
Padi Hazton : 18.500 Ha, Rp.
44.252.000.000
Padi Hibrida : 2.000 Ha, Rp.
2.250.000.000
Padi Organik : 60 Ha,
149.880.000
LAPORAN Tahunan 2017 61
TP. Mandiri
Padi Inbrida : 70.050 Ha,Rp.
18.913.500.000
Padi Hazton : 28.000 Ha, Rp.
66.976.000.000
Padi Hibrida : 2.000 Ha, Rp.
2.250.000.000
Padi Organik : 140 Ha, Rp.
349.720.000
- Alokasi Kegiatan Peningkatan Produksi
Padi (APBN)
Pengembangan desa Mandiri Benih
7 unit, Rp.1.540.000.000
UPPO : 143 unit, Rp.
25.025.000.000
Benih Sumber : 10.500 kg, Rp.
157.500.000
Biaya Sertifikat : 420 Ha, Rp.
14.700.000
- Alokasi Bantuan Alsintan
Dana Tugas Pembantuan:
Combine Harvester kecil 35 unit
Combine Harvester sedang 33
unit
Combine Harvester besar 8 unit
RMU Wilayah perbatasan 5 unit
Brigade Pangan:
Com Sheller 43 unit
Power Thresher Multiguna 10
unit
Combine Harvester besar 25 unit
Com Combine Harvester 2 unit
LAPORAN Tahunan 2017 62
Program Kegiatan di Daerah
- Luas Percetakan Sawah 6.500 Ha
- Kegiatan Serealia
Dam area Hazton 3 paket (10 ha per
paket), melalui bantuan benih,
pupuk NPK, KCL, pupuk Phospate
dan pupuk organik;
Bantuan benih padi Inbrida 5 paket
(10 ha per paket);
Dukungan pengembangan padi
Inbrida melalui bantuan pupuk dan
pestisida di Kabupaten Sambas,
Bengkayang, Mempawah, Ketapang
dan Kubu Raya;
Penumbuhan penangkar dengan
bantuan pupuk NPK, pupuk organik
padat dan cair, Dekomposer dan
pembenah tanah;
Bantuan benih jagung komposit
sebanyak 3 paket (10 ha per paket);
Bantuan benih jagung komposit,
pupuk NPK dan pupuk organik padat
sebanyak 5 paket (5 ha per paket).
- Kegiatan Akabi : bantuan benih kedelai
sebanyak 2 paket (5 ha per paket).
Target Tanam Pajale Periode Okmar
(Menteri) 2016/2017
Target tanam Padi, Jagung dan Kedelai
periode Okmar 2016/2017 yang telah
dicanangkan oleh Menteri Pertanian, dapat
dilihat pada lampiran 1.
LAPORAN Tahunan 2017 63
Perkembangan Realisasi Tanam Pajale
Periode Okmar 2016/2017
- Realisasi Tanam Pajale:
Bulan Oktober 2016
Target luas tambah tanam bulan
Oktober 2016 sebesar 90.816 ha
namun hanya terealisasi sebesar
89.232 ha (98.26%).
Bulan November 2016
Target luas tambah tanam bulan
Oktober 2016 sebesar 72.842 ha
namun hanya terealisasi sebesar
76.442 ha (104.94%).
Bulan Desember 2016
Target luas tambah tanam bulan
Oktober 2016 sebesar 46.678 ha
namun hanya terealisasi sebesar
41.180 ha (88.22%).
Bulan Januari 2017
Target luas tambah tanam bulan
Oktober 2016 sebesar 14.921 ha
namun hanya terealisasi sebesar
9.911 ha (66.42%).
Bulan Februari 2017
Target luas tambah tanam bulan
Oktober 2016 sebesar 2.680 ha
namun hanya terealisasi sebesar
2.146 ha (80.07%).
Bulan Maret 2017
Target luas tambah tanam bulan
Oktober 2016 sebesar 43.073 ha
namun hanya terealisasi sebesar
43.856 ha (101.82%).
LAPORAN Tahunan 2017 64
(3) Pengembangan Kawasan Padi dan Jagung
Persiapan Ekspor di Kawasan Perbatasan
Kalimantan Barat antara Pemerintah RI dengan
Pemerintah Malaysia
Tujuan
Mencari peluang untuk melakukan pemasaran
dan ekspor produk pertanian ke Brunei
Darussalam dan Malaysia.
Sasaran
Sasaran jangka pendek penanaman pada
lahan seluas 19.000 ha dengan 12.000 ha
untuk padi dan 7.000 ha untuk jagung.
Sasaran jangka menengah sampai tahun
2018 penanaman pada lahan seluas 50.000
ha.
Terwujudnya kawasan komoditas pertanian
modern di perbatasan yang memenuhi
luasan skala ekonomi didukung oleh
infrastruktur yang memadai dengan
pengelolaan oleh satu manajemen
Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).
Terwujudnya produk beras kualitas ekspor
yang memenuhi standar Good Agriculture
Practice (GAP), Good Manufacture Practice
(GMP) dan Good Handling Practice (GHP).
Hasil
Jangka Pendek (Periode Maret – Oktober 2017)
Lokasi Pengembangan Kawasan
Dari target 50.000 ha untuk jangka
pendek dikembangkan 19.000 ha dengan
rincian sebagai berikut:
LAPORAN Tahunan 2017 65
7.000 ha di Kabupaten Sanggau untuk
tanaman padi dan 7.000 ha untuk
tanaman jagung yang akan
dilaksanakan di Kecamatan Sekayam,
Kembayan, Bonti, Bedulai dan
Entikong.
4.000 ha di Kabupaten Sambas akan
dikembangkan tanaman padi yaitu di
Kecamatan Selakau/Pemangkat
dengan varietas IPB 3S
1.000 ha di Kabupaten Kapuas Hulu
akan dikembangkan tanaman padi yaitu
di Kecamatan Badau dan Lanja dengan
varietas lokal Raja Uncak.
Dalam rangka mencapai target tersebut
perlu peningkatan sumberdaya manusia
untuk itu diperlukan pelatihan khususnya
untuk Penyuluh Pertanian, Siswa SMK
Pertanian, Petani Muda (GEMPITA) di
lapangan dan Babinsa meliputi aspek
teknis, manajerial dan mekanisasi dalam
rangka mengawal program dan kegiatan di
lapangan. Sumber pendanaan berasal dari
APBN, APBD dan CSR tahun 2017 di Pusat
dan Daerah. Gubernur dan 5 (lima) Bupati
telah berkomitmen untuk mensukseskan
kegiatan tersebut.
Penguatan Kelembagaan
Penguatan kelembagaan dengan
membentuk Koperasi/Kelembagaan
Ekonomi Petani (KEP). Pembentukan KEP
dimaksudkan agar mereka dapat bermitra
dengan pihak swasta dan pemerintah,
LAPORAN Tahunan 2017 66
seperti BULOG, Perbankan, dan PIHC guna
mendapatkan bantuan CSR ataupun Kredit
Usaha Rakyat (KUR).
Persiapan Ekspor
Perusahaan yang akan melakukan
ekspor adalah PT. Gema Supra Abadi
yang sudah membangun komunikasi
dengan BERNAS BERHAD di Kuala
Lumpur melalui kuasa Direktur
Perusahaan di Sarawak, Malaysia;
PT. Gema Supra Abadi sudah
mengirimkan sampel beras ke BERNAS
BERHAD untuk diekspor ke Sarawak,
Malaysia.
BERNAS BERHAD telah melakukan
survey pasar di Sarawak, Malaysia;
PT. Gema Supra Abadi telah
mengajukan permohonan rekomendasi
ekspor beras dari Kementerian
Pertanian dam ijin ekspor beras ke
Kementerian Perdagangan RI;
PT Gema Supra Abadi telah melakukan
kemitraan dengan beberapa
penggilingan beras di Kalimantan Barat
yang telah memenuhi persyaratan
BERNAS BERHAD. Sejak bulan Maret
– Desember 2017 telah mampu
mengekspor beras premium sebanyak
1.200 – 1.500 ton/bulan. Program
jangka panjang akan mengekspor 5.000
ton/bulan tergantung permintaan pasar
di Sarawak. Hingga saat ini Provinsi
LAPORAN Tahunan 2017 67
Kalimantan Barat telah surplus beras
sebanyak 300.000 ton;
Percepatan uji coba ekspor oleh
Menteri Pertanian pada bulan Maret
dan pengiriman truk ke 1.000 oleh
Presiden RI pada bulan Oktober 2017;
Mendorong BERNAS BERHAD
mempercepat ekspor beras dari
Kalimantan Barat ke Sarawak melalui
PLBN Entikong Tebedu.
(4) Laporan Fact-Finding Mission TM Malaysia ke
Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat
Kunjungan tim “FACT-FINDING MISSION” dari
Kementerian Pertanian dan Industri Azas Tani
Malaysia ke wilayah perbatasan Kalimantan Barat
telah dilaksanakan pada tanggal 24-26 Mei 2017.
Tim Malaysia berjumlah 5 (lima) orang, yaitu Mr.
Cristopher John Biai (Principle Assistant Director,
Department of Agrculture Malaysia/ketua delegasi),
Dr. Noraini Samat (Senior Scientis, MARDI
Malaysia), Mr. Benedict Teo Chung Beng
(Assistent Director, Department of Agriculture
Serawak), Mr. Yazid Bostaman (Senior Scientis
Department of Agriculture Serawak), dan Mr.
Nicholas Ak Jenek (Assistent Director of Veterinary
Division Department of Agriculture Serawak).
Selama berada di Kalimantan Barat, Tim Malaysia
didampingi oleh tim dari Kementerian Pertanian dan
Pemerintah Daerah Kalimantan Barat. Tujuan fact-
finding mission dari tim Kementerian Pertanian dan
Industri Azas Tani Malaysia adalah untuk menggali
informasi secara akurat tentang kesiapan Indonesia,
LAPORAN Tahunan 2017 68
khususnya di wilayah perbatasan Kalimantan Barat
sebagai salah satu pemasok beras, jagung dan
komoditi lainnya ke pasar ekspor Malaysia.
Kunjungan tim Malaysia di Kalimantan Barat diawali
dengan memaparkan gambaran tentang “Kebijakan
Pembangunan Pertanian di Indonesia” dan
“Program Ekspor Beras di Wilayah Perbatasan
Kalimantan Barat” di kantor Dinas Pertanian dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat-Pontianak.
Selanjutnya, tim Malaysia melakukan kunjungan
lapangan di beberapa lokasi diantaranya: (1)
Alsintan Centre, Training Centre dan Rice Milling
Unit (RMU) di Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya;
(2) Balai Benih Induk (padi), Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Barat yang terletak di Desa Peniraman,
Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak;
(3) Kawasan tanaman jagung seluas 2000 ha di
Desa Bange Kecamatan Sangau Ledo Kabupaten
Bengkayang; (4) Kawasan tanaman padi seluas
1700 ha di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas,
(5) Industri Pakan Ternak dan Industri Pupuk
Organik terbesar di Asia Tenggara yang diusahakan
oleh PT. Bintang Jaya Proteina di Kota Singkawang;
(6) Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Barat yang terletak di Anjongan,
Kabupaten Mempawah; (7) Kawasan tanaman padi
seluas 100 ha di Desa Tunggal Bakti Kecamatan
Kembayang Kabupaten Sanggau yang sekaligus
merupakan lokasi pusat kegiatan HPS 2017; dan (8)
Areal rencana tanam jagung bersama Menteri
Pertanian Republik Indonesia dengan Menteri
LAPORAN Tahunan 2017 69
Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia seluas 56
ha di Desa Kenaman Kecamatan Sekayam.
Selama 3 (tiga) hari kunjungan di wilayah perbatasan
Kalimantan Barat, tim Kementerian Pertanian dan
Industri Azas Tani Malaysia telah melihat dan
menemukan fakta-fakta sebagai berikut:
Berbagai kebijakan dan program yang telah
dilakukan oleh Kementerian Pertanian Indonesia
untuk kurun waktu dua tahun (2015-2016) telah
berhasil meningkatkan produksi padi secara
signifikan. Hal ini telah membuat Indonesia
mencapai target swasembada beras dan
sekaligus memiliki surplus beras pada tahun
2015 dan 2016 masing-masing sekitar 10 juta
ton dan 8 juta ton. Khusus di Kalimantan Barat
surplus beras telah dicapai sejak tahun 2013.
Pada tahun 2016 surplus beras tercatat sekitar
258 ribu ton, yang sebagian besar (78,5%)
adalah berasal dari wilayah perbatasan
(Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang,
Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang dan
Kabupaten Kapuas Hulu). Demikian halnya
dengan produksi jagung secara nasional pada
tahun 2016 tercatat sekitar 23,2 juta ton atau
meningkat 21,9% dari total produksi pada tahun
2014 (19,0 juta ton). Dengan produksi jagung
tersebut, Indonesia mampu mengurangi impor
jagung sebesar 62,0% pada tahun 2016.
Dengan memperhatikan perkembangan
kawasan tanaman padi dan jagung di wilayah
perbatasan, maka potensi ekspor komoditas
beras dan jagung ke Malaysia sangat besar
LAPORAN Tahunan 2017 70
dengan kualitas dan harga yang bersaing.
Apalagi kebutuhan jagung saat ini di Malaysia
sekitar 3,71 juta ton masih dipenuhi hampir
100% dari impor. Dengan dibukanya pasar
ekspor beras dan jagung Malaysia dari wilayah
perbatasan Kalimantan Barat akan memberikan
banyak keuntungan bagi Malaysia terutama
dilihat dari aspek keamanan pangan dan jarak
yang tidak terlalu jauh.
Pertanian Indonesia, khususnya di wilayah
perbatasan Kalimantan Barat dinilai memiliki
banyak keunggulan diantaranya; memiliki
berbagai jenis dan varietas benih/ bibit, teknologi
budidaya terpadu, alat dan mesin pertanian yang
sudah dilisensikan kepada swasta/pabrik, serta
model kelembagaan sistem pengelolaan
produksi pertanian. Dengan memperhatikan
keunggulan-keunggulan tersebut, pihak Malaysia
sangat berminat melakukan kerjasama teknik
dengan Indonesia terutama dalam bentuk
pengembangan capacity building di bidang
pertanian.
Wilayah perbatasan Kalimantan Barat dinilai
memiliki potensi yang sangat besar untuk
pengembangan berbagai komoditas pertanian.
Apalagi selama ini diketahui, beberapa komoditi
pertanian yang diusahakan petani telah
diperdagangkan ke Malaysia secara tradisional
seperti: lada, pisang, jeruk, kakao, lidah buaya,
karet, CPO, beras aromatik (beras hitam, beras
hijau dll). Dengan kondisi seperti ini, maka
sangat terbuka peluang bagi Malaysia dan
LAPORAN Tahunan 2017 71
Indonesia untuk mengembangkan kerjasama
dalam bentuk joint investment, seperti
pengembangan program Food Estate, investasi
dalam distribusi input pertanian, pengolahan dan
distribusi hasil pertanian dan lainnya.
Dalam upaya mempererat hubungan kerjasama
bilateral antara kedua negara yang serumpun,
tim dari Kementerian Pertanian dan Industri Azas
Tani Malaysia dan Kementerian Pertanian
Indonesia sepakat untuk menindaklanjuti hasil
FACT-FINDING MISSION dengan membawa
beberapa usulan kegiatan ke tingkat pimpinan
yang lebih tinggi di masing-masing Kementerian,
antara lain:
Mempersiapkan launching “Kerjasama
Pengembangan Kawasan Perbatasan”, yang
diawali dengan memanfaatkan momentum
“Hari Pangan Sedunia” pada tanggal 21
Oktober 2017 dengan melakukan ekspor
perdana beras, jagung dan komoditi lainnya
termasuk alat dan mesin pertanian dari
wilayah perbatasan Kalimantan Barat ke
Malaysia.
Tanam jagung bersama Menteri Pertanian
Republik Indonesia dengan Menteri
Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia
yang direncanakan akan dilakukan di Desa
Kenaman Kecamatan Sekayam pada awal
atau pertengahan Agustus 2017.
LAPORAN Tahunan 2017 72
(5) Pertemuan Teknis Pengembangan Lumbung
Pangan Berorientasi Ekspor di Wilayah
Perbatasan Kalimantan Barat
Pertemuan teknis pengembangan Lumbung
Pangan Berorientasi Ekspor Wilayah Perbatasan
(LPBE-WP) di Kalimantan Barat dilaksanakan di
Hotel Golden Tulip Pontianak pada tanggal 2
Agustus 2017. Pertemuan tersebut dihadiri oleh
120 peserta yang terdiri dari Wakil Gubernur
Kalimantan Barat, Kepala Badan PPSDMP, Staf
Ahli Menteri Pertanian bidang SDM, Kepala
Pusat Penyuluhan Pertanian, Kepala Balai Besar
Pengkajian Teknologi Pertanian, Kelapa Dinas
Pertanian Provinsi Kalimantan Barat, Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten Perbatasan
(Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan
Kapuas Hulu), Bank BRI, Monsanto, PT. Bisi
Internasional Tbk, PT. Agro Kimia, PT. Cahya
Agrolev Kencana, PT. Rainbow Agrocience,
GPMT Kalimantan Barat, Peneliti Badan Litbang
Pertanian dan BPTP Kalimantan Barat.
Tujuan pertemuan teknis adalah untuk
merumuskan langkah-langkah strategis
pengembangan lumbung pangan berorientasi
ekspor di wilayah perbatasan Kalimantan Barat,
khususnya pengembangan tanaman jagung.
Secara spesifik tujuan pertemuan teknis adalah:
Melakukan penajaman Grand Design
pengembangan LPBE-WP;
Merumuskan pola kemitraan strategis
LPBE-WP; dan
LAPORAN Tahunan 2017 73
Mensinergikan berbagai kebijakan dan
program pembangunan di wilayah
perbatasan.
Untuk merumuskan langkah-langkah konkret
dalam melaksanakan LPBE-WP, peserta
pertemuan teknis telah diberikan pembekalan
wawasan mengenai pembangunan wilayah
perbatasan oleh beberapa narasumber dengan
materi yang meliputi: (1) Pos Lintas Batas
Negara (PLBN) Sebagai
Lokomotif Pengembangan Ekonomi Sektor
Agribisnis di Kawasan Perbatasan (Dr. Sinis
Munandar, M.S./Anggota Kelompok Ahli BNPP);
(2) Menuju Lumbung Pangan Dunia (Dr. Sam
Herodian/Staf Ahli Menteri Bidang SDM
Kementan); (3) Kerjasama Pembiayaan Pola
Kemitraan BRI dalam Pengembangan Lumbung
Pangan Berorientasi Ekspor di Wilayah
Perbatasan (Arief/BRI Jakarta); (4) Grand Design
Pengembangan Lumbung Pangan Berorientasi
Ekspor di Wilayah Perbatasan Kalimantan
Barat (Penjab Lumbung Pangan Berorientasi
Ekspor Wilayah Perbatasan Kalimantan
Barat/Kepala Pusat penyuluhan Pertanian).
Program LPBE-WP di Kalimantan Barat
akan dilaksanakan melalui kerjasama
kemitraan strategis antara Pemda dan
Kementan, Bank BRI, swasta dan
petani/koperasi petani serta kelembagaan
ekonomi petani.
LAPORAN Tahunan 2017 74
(6) Pengawalan dan Pendampingan Perbatasan
Kalimantan Barat
Tanggal 15 Oktober 2017, Tim Pusat
mengunjungi BPP Tebas, Kabupaten Sambas.
Adapun rincian koordinasi dilakukan sebagai
berikut:
Kesiapan BPP Tebas untuk mendampingi
dan mengawal perbatasan Kalimantan Barat
berorientasi ekspor beras ke Malaysia;
Memastikan KEP yang siap untuk
mengekspor beras ke Sarawak - Malaysia
yaitu KEP Tebas Gemilang Jaya;
Perlunya dipersiapkan profil KEP Tebas
Gemilang Jaya secara rinci untuk dukungan
data;
Memastikan KEP tersebut mampu
menyiapkan beras untuk ekspor perdana
pada tanggal 21 Oktober 2017 serta
menentukan kualitas dan kuantitas standart
ekspor (kadar air, kebersihan, patahan
beras), di Kalimantan Barat, sebanyak 10
ton;
Mengunjungi gudang beras KEP Tebas
Gemilang Jaya memiliki kapasitas 20 ton;
Kunjungan lapangan dokumentasi open
camera;
Kendala
Adapun kendala yang dihadapi di lapangan
sebagai berikut:
KEP Tebas Gemilang Jaya perlu
membutuhkan sarana dan prasarana
seperti alat panen combine harvester
dan alat penggiling yang modern;
LAPORAN Tahunan 2017 75
Perlunya sinergi pengawalan dan
pendampingan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah (provinsi,
kabupaten, kecamatan) untuk
pengawalan perbatasan Kalimantan
Barat berorientasi ekspor beras.
Tanggal 17 Oktober 2017, Pusat melakukan
kunjungan, yaitu:
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Entikong, adapun hasil kunjungan sebagai
berikut:
Bertemu dengan Kepala Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Entikong;
Berkoordinasi untuk melengkapi
dokumen-dokumen eksport perdana
beras yang akan dilakukan pada
tanggal 21 Oktober 2017;
Kesiapan sarana angkutan eksport
beras perdana sudah disiapkan pihak
pemerintah sebanyak 5 truk dengan
kapasitas 5 ton;
Pada tanggal 20 Oktober 2017, di BPP
Kembayan, Kabupaten Sanggau, truk
yang mengangkut beras yang akan
ekspor sudah tiba;
Alur ekspor beras perdana;
- Truk berkumpul di BPP Kembayan,
Kabupaten Sanggau
- Berangkat dari BPP Kembayan,
Kabupaten Sanggau menuju ke
PLBN Entikong
LAPORAN Tahunan 2017 76
- Barang didrop sampai PLBN
Entikong kemudian diserahkan pihak
Malaysia
Masih ada kendala di dokumen yang
belum lengkap yaitu belum adanya
surat IP (Import Permit) dari Malaysia
sehingga pihak Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Entikong belum bisa
mengeluarkan surat PC (Phytosanitary
Certificate).
Kunjungan ke Kantor KPPBC Tipe Madya
Pabean C Entikong, adapun rincian hasil
kunjungan tersebut:
Pusat Kementerian Pertanian
menyampaikan untuk melakukan
ekspor perdana beras pada tanggal 20
Oktober 2017 yang akan diresmikan
oleh Presiden Republik Indonesia;
Berkoordinasi kesiapan dokumen
ekspor yang perlu dilengkapi;
Perlunya untuk mengisi modul data
ekspor.
Tanggal 18 - 19 Oktober 2017, Koordinasi di
Kantor KPPBC Tipe Madya Pabean C Entikong;
Menyiapkan dokumen-dokumen PT. Gema
Supra Abadi (GSA) untuk mengisi
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB),
adapun dokumen yang disiapkan yaitu; Surat
Invoice PT. GSA, Surat Packing List, Surat
Warranty Certificate, Surat Outward Manifest
dan Surat Kuasa, surat pemberitahuan
pemberian akses Kepabean dan Surat
LAPORAN Tahunan 2017 77
penerimaan permohonan registrasi
Kepabean;
Mengisi Pemberitahuan Ekspor Barang
(PEB) bersama staf Bea dan Cukai di
Pabean Entikong.
Tanggal 20 Oktober 2017, Kepala Pusat
Penyuluhan Pertanian menghadiri Launching
Perdana Ekspor Beras ke Malaysia, di Desa
Tunggal Bakti, Kecamatan Kembayan,
Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.
Peserta undangan: Menteri Pertanian RI,
Sekjen Kementerian Malaysia, Bupati
Sanggau, Kepala Badan Ketahanan Pangan,
Kementan, Kepala Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Barat, Kepala Dinas Pertanian
Kab. Sanggau, Camat Kembayan, Penyuluh
Pertanian Kecamatan se Kabupaten
Sanggau, Perwakilan Bernas;
Menteri Pertanian melakukan ekspor beras
hasil produksi pertanian Kabupaten Sanggau
ke Sarawak Malaysia melalui jalur
perbatasan Entikong. Kabupaten Sanggau
sudah surplus 50 ribu ton beras, Kalimantan
Barat surplus 350 ribu ton. Surplus ini kita
kirim ke negara tetangga. Ada permintaan
beras 140 ribu ton;
Pada ekspor kali ini, beras medium INPARI
33 yang akan dikirim hanya sebagai
perkenalan awal ke Malaysia. Beras yang
akan dikirim sebagai permulaan ini
jumlahnya 25 ton. Nantinya, ekspor resmi
akan dilakukan pada tahun 2018 mendatang.
LAPORAN Tahunan 2017 78
l) Sinkronisasi Pendampingan Penyuluhan Komoditas
Strategis
Anggaran
a. Pagu : Rp. 1.365.500.000,-
b. Realisasi : Rp. 1.107.570.550,- (81,11%)
Hasil Kegiatan
(1) Pembahasan DAK
Tujuan
Mendukung pencapaian produksi komoditas
pertanian strategis;
Peningkatan kemampuan produksi bahan
pangan dalam negeri untuk pengamanan
kebutuhan pangan nasional;
Mendukung peningkatan nilai tambah, daya
saing dan ekspor komoditas; dan
Meningkatkan kinerja pembangunan
pertanian di daerah.
Hasil Pencapaian
Rancangan Kegiatan DAK Bidang Pertanian
Tahun 2018
- Provinsi
Pembangunan/Perbaikan
UPTD/Balai Diklat Pertanian dan
SMK Pertanian Pembangunan dan
Penyediaan Sarana Pendukungnya
Pembangunan/Perbaikan UPTD
Balai Mekanisasi Pertanian dan
Penyediaan Sarana Pendukungnya
LAPORAN Tahunan 2017 79
Pembangunan/Perbaikan
UPTD/Balai/Instalasi Perbibitan dan
Hijauan Pakan Ternak, Lab.
Kesmavet, Lab. Pakan dan
Penyediaan Sarana Pendukungnya
- Kabupaten/Kota
Pembangunan/Perbaikan Sumber-
Sumber Air (Kegiatan Wajib) meliputi
Irigasi Air Tanah
(dangkal/dalam)/embung/dam
parit/pintu air/long storage
Pembangunan/Perbaikan Jalan
Pertanian (Jalan Usaha Tani dan
Jalan Produksi)
Pembangunan/Perbaikan Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) di
Kecamatan dan penyediaan sarana
pendukungnya
Pembangunan/Perbaikan
Balai/Instalasi Perbibitan dan
Hijauan Pakan Ternak, Rumah
Potong Hewan (RPH), Puskeswan
dan Penyediaan Sarana
Pendukungnya
- Hasil Pembahasan Kegiatan DAK
Bidang Pertanian 2018 dengan
BAPPENAS
Hasil rapat BPPSDMP dengan
BAPPENAS, bahwa untuk tahun 2018
akan dialokasikan anggaran untuk 500
unit Balai Penyuluhan Pertanian di
Kecamatan sebesar 250 Milyar.
LAPORAN Tahunan 2017 80
Berdasarkan hasil rapat tersebut Pusat
Penyuluhan Pertanian melakukan
pendataan di beberapa kabupaten/kota
di Jawa Barat, Bogor, Jawa tengah dan
Jawa Timur dengan tujuan untuk
mendata kembali kebutuhan dana untuk
BPP tersebut.
Kunjungan di beberapa Kabupaten/Kota
secara umum sangat direspon oleh para
Penyuluh Pertanian terutama yang
belum ada bangunan BPP maupun
bangunan BPP yang tidak layak.
(2) Persiapan Pertemuan Sinkronisasi
Pendampingan Penyuluhan Komoditas Strategis
Tujuan
Tujuan kegiatan Pertemuan Sinkronisasi
Pendampingan/Pengawalan Penyuluh Pertanian
Terhadap Komoditas Strategis Nasional adalah
untuk:
Sinkronisasi antara kegiatan pembekalan
petugas yang akan melaksanakan
pendampingan/ pengawalan, pola dan
proses pendampingan kegiatan APBN-P
tahun 2017 tingkat Provinsi;
Mensinergikan Calon Peserta Calon Lokasi
(CPCL) yang akan melaksanakan
pendampingan sesuai dengan komoditas;
Sebagai upaya maksimal dalam melakukan
pendampingan yang sekaligus melakukan
antisipasi terhadap potensi kendala yang
mungkin terjadi terkait upaya pemecahan
masalah (exit strategies).
LAPORAN Tahunan 2017 81
Peserta
Peserta kegiatan Pertemuan Sinkronisasi
Pendampingan/ Pengawalan Penyuluh Pertanian
Terhadap Komoditas Strategis Nasional dihadiri
oleh 100 orang yang meliputi: Kepala Dinas yang
menangani fungsi penyuluhan pertanian di
Kabupaten/Kota.
Output
Output dari pertemuan ini adalah tercapainya
koordinasi, integrasi dan sinergitas serta
terkonsolidasikannya pelaksanaan kegiatan
pendampingan/pengawalan kegiatan APBN-P
Tahun 2017 lingkup Badan PPSDMP yang
meliputi antara lain: (a) Pemetaan petani dan
kelompoktani penerima program; (b) kesiapan
benih/bibit, lahan, dan target-target yang akan
dicapai; (c) penyiapan materi, metoda, dan
media pendampingan bagi penerima manfaat
program; (d) petugas pendamping guna
pemantapan materi pembekalan; (e)
pelaksanaan pembekalan/bimbingan taknis bagi
petani/Poktan penerima manfaat; (f) Pengawalan
kegiatan oleh Dosen, Widyaiswara, dan Petugas
Dinas; pendampingan kegiatan oleh mahasiswa,
alumni, pemuda tani; (g) penguatan
Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP)/Kelompok
Usaha Bersama (KUB); dan (h) monitoring, dan
supervisi pelaksanaan.
LAPORAN Tahunan 2017 82
(3) Pertemuan Sinkronisasi Pendampingan
Penyuluhan Komoditas Strategis Tahun 2017
Tujuan
Sinkronisasi antara kegiatan pembekalan
petugas yang akan melaksanakan
pendampingan/ pengawalan, pola dan
proses pendampingan kegiatan APBN-P
tahun 2017 tingkat Provinsi;
Mensinergikan Calon Peserta Calon Lokasi
(CPCL) yang akan melaksanakan
pendampingan sesuai dengan komoditas
serta mengidentifikasi kendala yang mungkin
terjadi terkait pelaksanaan pendampingan/
pengawalan.
Tempat dan Waktu
Kegiatan Sinkronisasi Pendampingan
Penyuluhan Komoditas Strategis dilaksanakan
pada tanggal 13 – 15 September 2017 di
Platinum Adisucipto Hotel & Confrence Centre,
D.I. Yogyakarta.
Peserta
Peserta pertemuan Sinkronisasi dan Koordinasi
terdiri dari Kepala Dinas yang menangani fungsi
penyuluhan pertanian di Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Hasil Pelaksanaan
Memperhatikan arahan Kepala Badan PPSDMP,
Dirjen Tanaman Pangan, Kepala Pusat
Penyuluhan Pertanian, Kepala Pusat Pelatihan
Pertanian, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian
dan pemaparan dari narasumber serta hasil
diskusi, dapat dirumuskan sebagai berikut:
LAPORAN Tahunan 2017 83
Dalam rangka mewujudkan swasembada dan
wasembada berkelanjutan komoditas strategis
nasional menuju kedaulatan pangan dan
kesejahteraan petani, tahun 2017 Kementerian
Pertanian mengalokasikan kegiatan dan
anggaran untuk memperkuat perbenihan/
perbibitan komoditas Tanaman Pangan,
Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan.
Komoditas strategis tersebut meliputi kedelai,
bawang putih, bawang merah, aneka cabai,
mangga, jeruk, dan karet, kopi, kakao, kelapa
dalam, serta sinkronisasi akseptor Inseminasi
Buatan (IB). Penguatan perbenihan/perbibitan
dimaksudkan untuk meningkatkan produksi guna
pemenuhan kebutuhan dalam negeri, dan juga
peningkatan nilai ekspor.
Untuk mendukung suksesnya pelaksanaan
kegiatan APBN-P tahun 2017, Badan PPSDMP
melaksanakan kegiatan pengawalan dan
pendampingan kepada petani, kelompoktani
(Poktan) penerima manfaat program mulai dari
penerimaan benih/bibit, pengolahan tanah,
penanaman, dan benih/bibit tumbuh sehat, serta
pengawalan dan pendampingan akseptor
Intensifikasi kawin alam (INKA). Pelaksanaan
kegiatan pengawalan dan pendampingan
dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian (yang
mengkoordinasikan penyuluhan) dan Perguruan
Tinggi Mitra serta untuk tercapainya target
kegiatan APNP tahun 2017.
Kegiatan pengawalan dan pendampingan
difokuskan untuk komoditas kedelai seluas
500.000 ha; bawang putih seluas 3.150 ha,
LAPORAN Tahunan 2017 84
aneka cabai seluas 2.250 ha, bawang merah
1.200 ha, jeruk 1.225 ha, dan mangga 410 ha;
karet, kelapa dalam, kopi, kakao, dengan total
luasan 78.370 ha; dan sinkronisasi IB/SIWAB
untuk 111.800 akseptor IB. Perluasan Areal
Tanam (PAT) Kedelai mencakup 20 provinsi
dengan total areal 500.000 hektar. Lahan yang
digunakan untuk komoditas kedelai adalah lahan
kering, lahan bera, lahan tidur, lahan pasang
surut, lahan perkebunan, lahan Perhutani, serta
lahan ex-program Perluasan Areal Tanam Baru
(PATB) Jagung tahun 2017. Sedangkan
pengawalan dan pendampingan oleh CPNS
Penyuluh Pertanian terutama di lahan calon
benih kedelai.
m) Pengawalan Program Prioritas
Anggaran
a. Pagu : Rp. 556.500.000,-
b. Realisasi : Rp. 536.492.400,- (96,40%)
LAPORAN Tahunan 2017 85
2) Sub Bidang Evaluasi
a) Penyusunan Sistem Evaluasi Penyelenggaraan
Penyuluhan Tahun 2017
Tujuan
Membangun sistem pemantauan dan evaluasi
berbasis teknologi informasi yang bisa diakses oleh
pelaksana dan pengambil keputusan di setiap
tingkatan;
Melakukan penataan sistem admin database dan
jaringan yang terstrukstur dari pusat hingga
pelaksana di tingkat WKBPP.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 104.300.000,-
b. Realisasi : Rp. 103.293.300,- (99,03%)
Sasaran
Admin tingkat Pusat, dan Admin di BPP/WKBPP;
Pelaksana kegiatan di BPP/WKBPP;
Pembina penyuluhan di provinsi, kabupaten/kota,
dan kecamatan.
Metode
Diskusi;
Uji coba perangkat lunak
Hasil
Tersedianya sistem pemantauan dan evaluasi yang
berbasis teknologi informasi;
Tersajinya data perkembangan yang up to date dan
dapat dipantau oleh penerima manfaat dan pemberi
manfaat;
LAPORAN Tahunan 2017 86
Diperolehnya perkembangan kegiatan fasilitasi
kegiatan dan anggaran sistem penyelenggaraan
penyuluhan pertanian yangdapat digunakan sebagai
pengambilan kebijakan saat pelaksanaan (on going
evaluation) dan hasil akhir kegiatan (post
evaluation).
b) Konsolidasi Audit dan Evaluasi Penyelenggaraan
Penyuluhan Tahun 2017
Tujuan
Mengetahui distribusi dana Biaya Operasioanal
Penyuluh (BOP) PNS dan THL-TBPP, Honor THL-
TBPP melalui Dana Dekonsentrasi Semester I
(Januari-Juli) 2017;
Mengetahui hambatan dan masalah di lapangan
(fisik dan keuangan) guna mengukur pelaksanaan
kegiatan SL, REL dan KEP;
Membuat kesepakatan pengawalan dan
pendampingan dana dekonsentrasi dari setiap
provinsi untuk Agustus-Desember 2017;
Menyusun rencana target pencapaian fisik dan
keuangan pelaksanaan kegiatan Semester II
(Agustus-Desember) 2017.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 1.753.650.000,-
b. Realisasi : Rp. 1.682.990.350,- (95,97%)
Pelaksanaan
Pertemuan I
Waktu : 23 - 25 Agustus 2017
Tempat : Hotel Santika Premiere, Kota Harapan
Indah, Bekasi, Jawa Barat.
LAPORAN Tahunan 2017 87
Materi
Arah Kebijakan Penyuluhan Pertanian
Mendukung Swasembada Pangan;
Review dan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan
melalui Dana Dekonsentrasi Semester I Tahun
2017;
Evaluasi Kegiatan Penguatan Kelembagaan
Ekonomi Petani (KEP);
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian.
Hasil
Pengelola Dana Dekonsentrasi
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun
2017, harus melakukan akselerasi/percepatan
pelaksanaan kegiatan fisik dan keuangan :
pembayaran honor dan BOP THL TBPP, BOP
PNS, kegiatan REL, SL dan KEP berdasarkan
rencana tindak lanjut yang disusun oleh masing-
masing provinsi;
Pelaksanaan kegiatan REL yang baru
dilaksanakan sampai tahap kaji terap tetap harus
melaksanakan implementasi rekomendasi/
diseminasi hasil kaji terap semaksimal yang
dapat dilaksanakan sampai akhir tahun
anggaran dan harus dikawal secara teknis
sampai tahun berikutnya;
Anggaran Honor dan BOP THL-TBPP dari
penyuluh THL-TBPP yang diangkat menjadi
CPNS harus segera di revisi sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh BPPSDMP.
Surat dari Kepala Badan PPSDMP rencana akan
LAPORAN Tahunan 2017 88
disampaikan paling lambat minggu, 1
September 2017;
Pengelola Dana Dekonsentasi harus segera
melakukan identifikasi dan verifikasi KEP secara
cermat dan sungguh-sungguh mengingat
Pemerintah memberlakukan kebijakan bahwa
penerima manfaat fasilitasi bantuan pemerintah
harus berbasis kelompok tani dan memiliki legal
formal/berbadan hukum;
Pengelola Dana Dekonsentrasi wajib
menggunakan instrumen siluhtan.net sebagai
alat pengendalian kinerja penyelenggaraan
penyuluhan pertanian yang meliputi pemantauan
capaian fisik dan keuangan, serta kualitas
pelaksanaan setiap tahapan kegiatan. Setiap
minggu harus dilakukan updating serta kualitas
pelaksanaan setiap tahapan kegiatan. Setiap
minggu harus dilakukan updating data untuk
melaporkan perkembangan pelaksanaannya;
Pelaksanaan kegiatan SL merupakan kegiatan
prioritas yang menjadi tolok ukur kinerja
Penyuluhan Pertanian yang dipantau langsung
oleh Kantor Staf Presiden (KSP). Untuk itu,
kegiatan SL harus dilaksanakan sesuai petunjuk
pelaksanaannya dan dilaporkan secara tertib
dan lengkap;
Pencapaian kinerja pelaksanaan penyuluhan
pertanian tahun 2017 dari masing-masing
provinsi akan menjadi dasar pertimbangan bagi
Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan
dan Pengembangan SDM Pertanian dalam
pengalokasian anggaran tahun 2018;
LAPORAN Tahunan 2017 89
Rumusan hasil pertemuan ini berikut rencana
tindak lanjut dari unit pengelola dana
dekonsentrasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian dari setiap provinsi akan dikirimkan
oleh Pusat Penyuluhan kepada Kepala Dinas
Provinsi yang membidangi penyuluhan untuk
dapat menjadi bahan pengendalian internal.
Pertemuan II
Tujuan
Mengevaluasi penyelenggaran kegiatan
penyuluhan pertanian melalui dana
dekonsentrasi 2017;
Memperoleh masukan dalam penyelenggaraan
penyuluhan pertanian melalui dana
dekonsentrasi tahun 2017;
Menyusun langkah-langkah operasional
percepatan kegiatan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian bulan November dan
Desember 2017
Waktu : 8 s.d 10 Oktober 2017
Tempat : Java Paragon Hotel and Residences,
Surabaya - Jawa Timur.
Materi
Arah Kebijakan Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian
Riview Implementasi Kebijakan Penyuluhan
melalui Dana Dekon 2017
Riview hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pertanian sampai dengan tahun 2017 dan saran
tindak lanjut untuk anggaran 2018
LAPORAN Tahunan 2017 90
Review dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian melalui dana
dekonsentrasi sampai dengan bulan Nopember
2017 serta rencana percepatan realisasi sampai
Desember 2017
Evaluasi kinerja penyuluh THL-TB dalam
mengoptimalkan peran BPP
Evaluasi kegiatan penguatan Kelembagaan
Ekonomi Petani (KEP) dan Kelompok Usaha
Bersama (KUB)
Review Pelaksanaan Kegiatan Kelompok A.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
Penanggungjawab Teknis/Koordinator Penyuluh
Review Pelaksanaan Kegiatan Kelompok B.
Bendahara Pengeluaran
Review Pelaksanaan Kegiatan Kelompok C.
Kepala/Koordinator BPP
Metode
Pemaparan dan pembahasan laporan hasil
pemeriksaan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan;
Diskusi dan tanya jawab;
Pemaparan dari masing-masing daerah.
Hasil Pelaksanaan
Dasar hukum Penyelenggaraan Penyuluhan di
daerah tetap mengacu pada Undang-undang 16
tahun 2006, oleh karena itu pemerintah daerah
wajib memfasilitasi kegiatan penyelenggaraan
penyuluhan. Penyelenggaraan penyuluhan
bersifat penting dalam pembangunan daerah
dan bersifat konkuren, oleh karena itu perlu
LAPORAN Tahunan 2017 91
dilakukan pendekatan pada Sekda dan Bapeda
agar dapat memberikan dukungan.
Aspek terpenting dalam Penyelenggaran
penyuluhan adalah ketenagaan dan
kelembagaan Pemerintah dan petani
Pasal 80 Undang-undang 19 tahun 2013
mengisyaratkan perlunya membentuk tim KEP di
kecamatan.
Amanat Permentan No 91 tahun 2013 tentang
evaluasi kinerja Penyuluh Pertanian belum
sepenuhnya dilaksanakan oleh penyuluh.
Dari 6.058 THL-TBPP yang lulus sebagai CPNS
penetapan NIP dari BKN baru 5.995. NIP yang
belum terbit disebabkan oleh adanya
permasalahan data antara lain: ketidaksesuaian
latar belakang pendidikan, tanggal lahir, nama
dan WKPP.
Untuk mendukung pencapaian swasembada
kedelai tahun 2018, Kementerian Pertanian
melalui APBN-P mentargetkan penanaman
kedelai seluas 500.000 hektar, yang
pelaksanaannya menerapkan azas“buy 1 get 1
free”, artinya setiap 1 ha penanaman kedelai
yang didukung oleh dana APBN-P harus diikuti
dengan penanaman kedelai seluas 1 ha secara
swadaya.
Untuk mendukung kegiatan tersebut sebanyak
5.200 Penyuluh Pertanian akan dilibatkan dalam
pendampingan di 20 provinsi.
LAPORAN Tahunan 2017 92
Perkembangan CP-CL penanaman kedelai
APBN-P saat ini baru mencapai 370.000
hektar.Kekurangannya sebanyak 130.000 hektar
harus segera dilakukan CP-CL selambat-
lambatnya minggu ke dua bulan November
2017. Untuk mendukung agar sampai dengan
akhir Desember 2017 seluas 500.000 ha sudah
ditanami kedelai, maka selambat-lambatnya
minggu ketiga bulan November 2017 semua
benih kedelai harus sudah tersalurkan kepada
kelompok tani penerima bantuan.
Sampai dengan triwulan 3, penyerapan
anggaran dana dekonsentrasi baru mencapai
72,79% dari 31 provinsi yang melaporkan
perkembangannya melalui siluhtan.net
Perkiraan realisasi sampai dengan akhir
Desember 88,17% (berdasarkan data yang
diterima dari 28 Provinsi). Provinsi yang belum
menyerahkan perkiraan serapan sampai akhir
Desember 2017 adalah Papua, Papua Barat,
DKI, Jatim, Maluku, dan Bali.
Pengunggahan laporan dari BPP
perkembangannya cukup signifikan bila
dibandingkan dengan saat permulaan
dikembangkan pelaporan melalui siluhtan.net.
Pelaksanaan SL untuk seluruh komoditas di
seluruh provinsi sudah di atas 90% pada bulan
November 2017. Sedangkan realisasi keuangan
untuk kegiatan tersebut baru 70%. Oleh karena
itu perlu adanya percepatan pencairan anggaran
karena kegiatan sudah selesai dilaksanakan.
LAPORAN Tahunan 2017 93
c) Penyusunan Laporan Bulanan, Tahunan dan LAKIN
Tujuan
Menyediakan data dan informasi pelaksanaan
kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian
setiap bulan;
Menyediakan data dan informasi pelaksanaan
kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian
setiap tahunan;
Menyediakan data dan informasi sebagai bahan
pertimbangan bagi pimpinan untuk kebijakan dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian pada tahun
mendatang.
Sasaran
Sasaran penyusunan laporan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian adalah manajemen administrasi
Pusat Penyuluhan Pertanian yang baik dan benar.
Waktu dan Tempat
Penyusunan laporan penyelenggaraan penyuluhan
pertanian dilaksanakan pada bulan Februari – Desember
2017 di Jawa Barat.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 105.000.000,-
b. Realisasi : Rp. 104.508.400,- (99,53%)
Hasil
Tersusunnya Laporan Bulanan, Tahunan dan LAKIN
tahun 2017
LAPORAN Tahunan 2017 94
d) Evaluasi Kelembagaan Petani
Tujuan
Tujuan pemantauan dan evaluasi kelembagaan petani
adalah untuk mengetahui perkembangan kelembagaan
petani dari aspek kuantitas dan kapasitas kelembagaan
petani
Sasaran
Kelembagaan petani
Metode
Perjalanan Monev
Anggaran
a. Pagu : Rp. 186.900.000,-
b. Realisasi : Rp. 185.800.900,- (99,41%)
Hasil
Peningkatan jumlah kelompok tani di tahun 2017
Peningkatan kapasitas (kelas kemampuan poktan)
poktan dalam kemampuan merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan kegiatan,
pengendalian dan pelaporan kegiatan;
Peningkatan kemampuan poktan dalam menjalankan
fungsinya (wahana belajar, kelas kerjasama dan unit
produksi).
e) Pengendalian Intern Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
Tujuan
Memastikan bahwa unit kerja yang
bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
penyuluhan memahami tentang pengendalian intern
LAPORAN Tahunan 2017 95
Memastikan agar pelaksanaan kegiatan dalam
penyelenggaraan penyuluhan berjalan sesuai
prosedur atau tahap pelaksanaan kegiatan yang
diperlukan;
Mengatasi sedini mungkin hambatan yang terjadi
atau yang mungkin akan terjadi dalam pelaksanaan
program dan kegiatan penyelenggaraan penyuluhan
serta memberikan solusi untuk mengatasi hambatan
dan permasalahan yang ada;
Memperoleh masukan-masukan bagi
penyempurnaan program dan kegiatan yang akan
datang.
Sasaran
Seluruh sub bidang di Pusat Penyuluhan Pertanian,
BPPSDMP Kementerian Pertanian dan unit kerja/Satuan
Kerja Pelaksana Dana Dekonsentrasi Penyuluhan
Pertanian di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Metode
Wawancara, diskusi dan korespondensi untuk
pengendalian dalam pengelolaan anggaran dana
dekonsentrasi yang dilakukan setiap bulan dalam bentuk
surat yang dikirimkan baik melalui pos, facsimili maupun
email, dan komunikasi melalui telepon.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 72.650.000,-
b. Realisasi : Rp. 72.283.200,- (99,50%)
Hasil
Kegiatan pengendalian intern pelaksanaan
penyuluhan pertanian Tahun Anggaran 2017 telah
dilakukan untuk seluruh kegiatan yang dilaksanakan
LAPORAN Tahunan 2017 96
dengan menggunakan instrument SOP PI yang
difokuskan pada kegiatan penyuluhan pertanian
yang didanai dengan dana dekonsentrasi.
Pengendalian intern pelaksanaan penyuluhan
pertanian meliputi (1) unsur-unsur manajemen
organisasi sebagaimana merujuk kepada Modul 1 –
5 Pelatihan Sistem Pengendalian Intern di
Lingkungan Kementerian Pertanian yang diterbitkan
oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian
Tahun 2009; (2) kegiatan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah
(provinsi, kabupaten/kota, kecamatan) dengan
menggunakan dana dekonsentrasi; dan (3)
administrasi keuangan dana dekonsentrasi untuk
penyelenggaran penyuluhan.
Kegiatan penyuluhan yang menjadi tanggung jawab
jajaran penyuluhan di tingkat Pusat dan Daerah
(Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan) telah
dilaksanakan meskipun hasil yang dicapai dirasakan
kurang optimal karena adanya pergantian petugas
pelaksana di daerah, perubahan/revisi anggaran
karena adanya refocusing program sesuai arahan
pimpinan di Kementerian Pertanian; dan adanya
pengunduran waktu pelaksanaan sehingga kurang
sesuai lagi dengan jadwal yang seharusnya.
f) Monitoring dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Tujuan
Mengetahui pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan
penyuluhan yang dilaksanakan melalui anggaran
APBN melalui dekonsentrasi;
LAPORAN Tahunan 2017 97
Mengetahui implementasi dan dampak
penyelenggaraan penyuluhan yang difasilitasi
melalui anggaran Dekonsentrasi di 34 Provinsi.
Sasaran
Pengelola/management anggaran dana
dekonsentrasi tingkat provinsi, kabupaten dan
pelaksana di BPP;
Penyuluh pertanian;
Petani sebagai penerima manfaat dari
peyelenggaraan penyuluhan pertanian
Metode
Analisis data primer melalui website www.siluhtan.net
serta pengambilan data primer berupa kunjungan dan
wawancara langsung kepada penangung jawab kegiatan
serta petani yang menggunakan daftar pertanyaan
terstruktur (kuesioner).
Anggaran
a. Pagu : Rp. 312.000.000,-
b. Realisasi : Rp. 311.660.200,- (99,89%)
Hasil
Penyelenggaran kegiatan penyuluhan pertanian
melalui dana dekonsentrasi telah dilaksanakan di 34
provinsi melalui kegiatan SL, REL, Pemberian BOP;
Pelaksanaan kegiatan berupa SL, REL, dll masih
perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas mapun
kuantitas;
Diperlukan koordinasi dan sinkronisasi program
penyelenggaraan penyuluhan baik dipusat, provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan;
LAPORAN Tahunan 2017 98
Membangun strategi penyelenggaraan penyuluhan
dan pengembangan SDM pertanian tahun 2017
untuk mewujudkan SDM yang profesional, mandiri,
dan berdaya saing melalui upaya (a) Gerakan
Pemberdayaan Petani, (b) Penumbuhan dan
Penguatan Korporasi Petani, (c) Pengembangan
Penyuluhan Pertanian berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi, (d) Transformasi Pendidikan
Pertanian guna menyiapkan SDM Pertanian Andal,
(e) Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme
SDM Pertanian, dan (f) Regenerasi Petani.
Dalam Gerakan Pemberdayaan Petani dilaksanakan
melalui (a) Peningkatan kapasitas BPP, (b) Diklat
tematik/on the job trainning, (c) Diseminasi teknologi
dan kaji terap/REL, (d) Penumbuhan dan
pemberdayaan penyuluh swadaya/ swasta, (e)
Sekolah Lapang dan kursus tani bagi kelompoktani
di sentra produksi. Penumbuhan dan Penguatan
Korporasi Petani, dilaksanakan melalui (a)
Pembentukan korporasi petani, (b) Peningkatan
kompetensi dan profesionalisme pengelola
korporasi, (c) Jejaring usaha dengan sumber modal,
saprotan, alsintan, (d) Kemitraan usaha untuk
jaminan pasar, serta (e) Pengawalan dan
pendampingan teknis dan manajemen.
Pengembangan Penyuluhan Pertanian berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi dilaksanakan
melalui (a) Pemanfaatan SIMLUHTAN, Cyber
Extension, Televisi/radio pertanian dan media
lainnya, dan (b) Evaluasi kinerja penyuluh pertanian
berbasis TIK (e-evaluation). Transformasi
Pendidikan Pertanian dilaksanakan melalui (a)
LAPORAN Tahunan 2017 99
Kurikulum dan proses pembelajaran, (b) Dosen/guru
dan tenaga kependidikan, (c) Sarana dan Prasarana
Pendidikan, (d) Pembukaan Program Studi baru, dan
(e) Transformasi Kelembagaan (STPP menjadi
Politeknik)
Penguatan kelembagaan penyuluhan pertanian
setelah penyelenggaraan penyuluhan terintegrasi
dengan Dinas Teknis, di provinsi dilaksanakan
melalui supervisi, pembinaan dan advokasi, di
kabupten/kota melalui supervisi, pembinaan, dan di
kecamatan melalui (a) penguatan BPP sebagai
Posko Program, Pelaksana Kegiatan serta Pusat
Data dan Informasi, (b) Penguatan koorporasi
petani/KEP berdasarkan kawasan, (c) REL, (d)
Informasi Teknologi, (e) LAKUSUSI, dan
(f) Pemberdayaan P4S.
g) Monitoring dan Evaluasi Kelompok Usaha Bersama
(KUB)
Tujuan
Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
penumbuhan dan pengembangan kelompok usaha
bersama (KUB)
Sasaran
Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Metode
Perjalanan
Wawancara
LAPORAN Tahunan 2017 100
Anggaran
a. Pagu : Rp. 434.250.000,-
b. Realisasi : Rp. 408.000.000,- (93,96%)
Hasil
Tumbuhnya KUB yang dikelola oleh petani muda
dapat membangun daya saing dan posisi tawar
dengan pelaku usaha lainnya;
Masih ditemui pembinaan dari kelembagaan
penyuluhan provinsi dan kabupaten/kota yang belum
efektif karena keterbatasan anggaran;
Masih ditemui penyuluh yang belum memahami pola
pembinaan kelompok usaha bersama;
Pembinaan dan supervisi kelompok usaha bersama
terkendala oleh persepsi yang beragam terhadap
pengertian kelembagaan petani karena adanya
poktan yang ditumbuhkan oleh Dinas Teknis yang
tidak dilaporkan kepada kelembagaan penyuluhan di
provinsi dan kabupaten/kota sehingga menyulitkan
dalam pembinaan oleh penyuluh di lapangan;
Pemahaman penyuluh dan petugas teknis terhadap
pola penumbuhan dan pengembangan KUB masih
beragam.
LAPORAN Tahunan 2017 101
b. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan
1) Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan
a) Fasilitasi Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN)
Tujuan
Memberikan masukan dan rekomendasi kepada
Menteri Pertanian sebagai bahan penyusunan
kebijakan dan strategi penyuluhan;
Memberikan alternatif pemecahan masalah dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
Merekomendasikan Alternatif bentuk kelembagaan
penyuluhan tingkat provinsi, kabupaten dan
kecamatan di tiga kementerian pasca terbitnya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.
Metode
Penyusunan rekomendasi bahan kebijakan
penyuluhan pertanian nasional;
Koordinasi KPPN dengan KPPP dan KPPK;
Pembinaan KPPP dan KPPK.
Sasaran/Peserta
Anggota Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
(KPPN);
Anggota Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Waktu/tempat
Pertemuan dilakukan di provinsi Jawa Barat;
Pembinaan ke provinsi Aceh, Gorontalo, Lampung,
NTB, Sumut, Kalimantan Timur.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 302.150.000
b. Realisasi : Rp. 299.944.100 (99,29%)
LAPORAN Tahunan 2017 102
Hasil
Bahan masukan kebijakan strategis penyuluhan
kepada Menteri Pertanian;
Terpecahkannya masalah dalam penyelenggaraan
penyuluhan pertanian;
Terbentuknya alternatif bentuk kelembagaan
penyuluhan tingkat provinsi, kabupaten dan
kecamatan di tiga kementerian pasca terbitnya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.
b) Fasilitasi Wadah Koordinasi Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan
Tujuan
Mendukung penyelenggaraan kegiatan Badan
Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan dengan mengkoordinasikan,
mengintegrasikan, mensinkronisasikan, dan
mengoptimalkan kinerja penyuluhan pada tingkat pusat.
Metode
Pertemuan dan pembinaan
Sasaran/Peserta
Kementerian terkait: (1) Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian; (2) Kementerian Pertanian;
(3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
(4) Kementerian Kelautan dan Perikanan; (5)
Kementerian PAN dan RB; (6) Kementerian Dalam
Negeri; (7) Kementerian Sekretariat Kabinet; (8)
Kementerian Keuangan; dan (9) Badan
Kepegawaian Negara (BKN);
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian, Kementerian Pertanian;
LAPORAN Tahunan 2017 103
Badan Pengembangan SDM Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan;
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;
Kelembagaan yang Menangani Penyuluhan di
Provinsi, dan Kabupaten/Kota; dan
Eselon I terkait.
Waktu/tempat
Januari s.d Desember 2017
Anggaran
a. Pagu : Rp. 296.850.000
b. Realisasi : Rp. 284.817.100 (95,95%)
Hasil
Terbangunnya persepsi yang sama dalam
penyelenggaraan penyuluhan dikalangan pejabat lingkup
pertanian, perikanan, dan kehutanan, dalam: 1)
Menjabarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan (SP3K); (2) PP No. 43 Tahun 2009 tentang
Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; (3) Peraturan
Presiden No. 154 Tahun 2014 tentang Kelembagaan
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dan
(4) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
LAPORAN Tahunan 2017 104
c) Pembinaan Kelembagaan Penyuluhan (Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan)
Tujuan
Melakukan pembinaan dan advokasi terhadap unit
kerja yang menangani kelembagaan penyuluhan
pertanian di provinsi, kabupaten/kota dan
kecamatan, sehingga tercipta persamaan persepsi
tentang tugas dan fungsi.
Melakukan pengawalan dan pendampingan terhadap
unit kerja yang menangani kelembagaan penyuluhan
pertanian di provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan
agar kelembagaan penyuluhan menjadi penggerak
utama penyelenggaraan penyuluhan di masing-
masing tingkatan administrasi pemerintahan.
Metode
Pembinaan, pengawalan, dan pendampingan.
Sasaran
Unit kerja yang menangani kelembagaan penyuluhan
pertanian ataupun stakeholder yang terkait di Provinsi
dan kabupaten/kota.
Waktu/Tempat
Januari s.d Desember 2017
Anggaran
a. Pagu : Rp. 334.500.000
b. Realisasi : Rp. 323.354.200 (96,67%)
Hasil
Terbentuknya unit kerja yang menangani kelembagaan
penyuluhan pertanian di provinsi, kabupaten/kota dan
kecamatan di masing-masing tingkatan administrasi
pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.
LAPORAN Tahunan 2017 105
d) Pemberian Penghargaan Bagi BPP Terbaik
Tujuan
Memberikan motivasi dan meningkatkan kapasitas Balai
Penyuluhan Kecamatan dalam memberikan pelayanan
penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha.
Metode
Pertemuan;
Memverifikasi dan mengusulkan para calon
penerima penghargaan di daerah;
Pemberian penghargaan.
Sasaran
Sasaran dalam kegiatan pemberian penghargaan tahun
2017 adalah Balai Penyuluhan Kecamatan yang
Berprestasi dalam hal pelayanan kepada pelaku utama
dan pelaku usaha di 34 provinsi, dan diseleksi menjadi 3
pemenang.
Waktu/Tempat
Maret s.d 19 Agustus 2017
Anggaran
a. Pagu : Rp. 200.000.000,-
b. Realisasi : Rp. 176.742.000,- (88,37%)
Hasil
Adanya pemenang penghargaan untuk Balai
Penyuluhan Kecamatan Berprestasi
Pemberian hadiah berupa tabungan sebesar
Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah akan
ditransfer melalui rekening BRI
LAPORAN Tahunan 2017 106
e) Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Penyuluhan
Pertanian
Tujuan
Mengidentifikasi dan mengawal fungsi kelembagaan
yang melaksanakan penyuluhan pertanian;
Menyusun rencana aksi penyuluhan pertanian tahun
2018;
Mensinkronisasikan Kegiatan Dana Dekonsentrasi
Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di
daerah.
Metode
Pertemuan
Sasaran
Kepala SKPD Provinsi yang melaksanakan fungsi
penyuluhan pertanian sejumlah 22 orang;
Kepala BPP dan Koordinator Penyuluh Pertanian di
BPP sejumlah 158 orang.
Waktu/Tempat
Tanggal 17 s.d 19 April 2017, di Bogor, Jawa Barat
Anggaran
a. Pagu : Rp. 1.205.600.000,-
b. Realisasi : Rp. 1.151.302.500,- (95,50%)
Hasil
Dalam sistem penyuluhan pertanian yang dimaknai
sebagai ruang terbuka bagi para pihak untuk terlibat dan
berkontribusi dalam penyuluhan pertanian, maka Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) dan para penyuluh yang
terhimpun di dalamnya perlu ditata-ulang dengan
semangat dan cara kerja baru yang mengedepankan
pendekatan kerja tim dan optimalisasi peran sektor
swasta dan masyarakat. BPP harus menjadi “rumah
LAPORAN Tahunan 2017 107
besar” (pemerintah, swasta, dan masyarakat) yang
menjalankan pelayanan penyuluhan secara polivalen,
namun para penyuluh yang langsung berinteraksi
dengan para petani harus memiliki kompetensi dan
keahlian khusus (spesialis), sehingga bisa
mengakselerasi pemecahan masalah yang dihadapi oleh
para petani yang sifatnya spesifik lokalita.
f) Pengawalan dan Pendampingan Kelembagaan
Penyuluhan Dalam Rangka Mendukung Program
Pencapaian Swasembada Pangan Strategis Nasional
Anggaran
a. Pagu : Rp. 355.540.000,-
b. Realisasi : Rp. 347.112.000,- (97,63%)
Rapat Koordinasi Program Sapi Indukan Wajib
Bunting (SIWAB)
Rapat berlangsung di Ditjen Peternakan dipimpin
oleh Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian selaku
Penanggungjawab (PJ) SIWAB Nasional pada
tanggal 6 Januari 2017 di Ruang Rapat Ditjen
Peternakan;
Hasil keputusan rapat sebagai berikut:
- Masing-masing PJ Provinsi harus segera
melakukan rapat koordinasi dengan PJ Kab/Kota
dengan Dinas Peternakan Prov dan Kab/Kota
untuk mensosialisasikan Program SIWAB. Materi
tayangan sosialisasi merujuk pada materi selaku
PJ SIWAB Nasional;
- PJ Provinsi harus segera membentuk jaringan
komunikasi melalui aplikasi sosial media, untuk
membangun komukasi dan mempercepat alur
pelaporan;
LAPORAN Tahunan 2017 108
- Untuk itu Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian
sebagai PJ SIWAB Provinsi Sulawesi Tengah
harus menindaklanjuti keputusan rapat tersebut.
g) Penyusunan Peraturan-Peraturan/Pedoman
Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
Anggaran
a. Pagu : Rp. 245.500.000,-
b. Realisasi : Rp. 243.157.000,- (99,05%)
Penyusunan Buku Pintar Kelembagaan Penyuluhan
Pertanian
Dalam rangka memberikan panduan bagi pimpinan
dan staf kelembagaan kelembagaan penyuluhan
pertanian maupun pemangku kepentingan terkait,
maka perlu disusun Buku Pintar Kelembagaan
Penyuluhan;
Melalui hasil rapat lingkup Subbidang Kelembagaan
Penyuluhan maka ditetapkan outline buku tersebut
yaitu:
- Pengertian Kelembagaan Penyuluhan (UU 16
tahun 2006)
- Kelembagaan sesuai Undang-Undang 16 tahun
2006
Jenis kelembagaan (pusat, provinsi,
kabupaten/kota, dan kecamatan)
Tugas dan Fungsi (pusat, provinsi,
kabupaten/kota, dan kecamatan)
Kelembagaan Penyuluhan pasca terbitnya Undang-
Undang 23 tahun 2014 antara lain:
Jenis kelembagaan (pusat, provinsi, kabupaten/kota,
dan kecamatan)
LAPORAN Tahunan 2017 109
Tugas dan Fungsi (pusat, provinsi, kabupaten/kota,
dan kecamatan)
Peraturan Perundangan turunan Undang-Undang 16
tahun 2006
Peraturan Presiden 154 tahun 2014 tentang
Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan
Peraturan Pemerintah 43 tahun 2009 tentang
Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
Permentan 26 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengolaan Balai
Permentan 131 Tahun 2014 tentang Mekanisme dan
Tata Hubungan Kerja
Permentan 49 tahun 2009 tentang Kebijakan dan
Strategi Penyuluhan Pertanian
Keputusan Kepala Badan PPSDMP NO. 35 Tahun
2015 tentang Buku Pintar Penyuluhan
Peraturan Kepala Badan PPSDMP No. 112 Tahun
2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi
Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan (IBU DIVA)
Peraturan Perundangan Turunan Undang-Undang 23
tahun 2014
PP 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
RPP Pelayanan Urusan Pemerintah Konkuren
Permentan 40 Tahun 2016 tentang Pemetaan
Urusan Pemerintah Bidang Pangan dan Bidang
Pertanian
Permentan 43 Tahun 2016 tentang Pedoman
Nomenklatur Tugas dan Fungsi Bidang Urusan
LAPORAN Tahunan 2017 110
Pangan dan Bidang Urusan Pertanian Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota
Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang
UPTD
h) Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi UPSUS SIWAB
Tujuan
Terselenggaranya koordinasi dan konsolidasi dalam
pelaksaan Siwab di Provinsi Sulawesi Tengah.
Metode
Pertemuan
Sasaran
Kepala SKPD Provinsi yang melaksanakan fungsi
penyuluhan pertanian sejumlah 22 orang;
Kepala BPP dan Koordinator Penyuluh Pertanian di
BPP sejumlah 158 orang.
Waktu/Tempat
Tanggal 17 s.d 19 April 2017, di Bogor
Anggaran
a. Pagu : Rp. 483.200.000,-
b. Realisasi : Rp. 441.007.000 (91,27%)
Hasil
Dalam sistem penyuluhan pertanian yang dimaknai
sebagai ruang terbuka bagi para pihak untuk terlibat dan
berkontribusi dalam penyuluhan pertanian, maka Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) dan para penyuluh yang
terhimpun di dalamnya perlu ditata-ulang dengan
semangat dan cara kerja baru yang mengedepankan
pendekatan kerja tim dan optimalisasi peran sektor
swasta dan masyarakat. BPP harus menjadi “rumah
besar” (pemerintah, swasta, dan masyarakat) yang
LAPORAN Tahunan 2017 111
menjalankan pelayanan penyuluhan secara polivalen,
namun para penyuluh yang langsung berinteraksi
dengan para petani harus memiliki kompetensi dan
keahlian khusus (spesialis), sehingga bisa
mengakselerasi pemecahan masalah yang dihadapi oleh
para petani yang sifatnya spesifik lokalita.
2) Sub Bidang Ketenangaan Penyuluhan
a) Penyesuaian Ijasah THL-TB PP
Tujuan
Terlaksananya Penyesuaian Ijazah bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian yang kompeten dalam bidang
Penyuluh Pertanian.
Peserta
1.152 orang THL-TB Penyuluh Pertanian yang
mengikuti uji kompetensi Penyesuaian Ijazah.
Waktu dan Lokasi
Pelaksanaan Uji Kompetensi Penyesuaian Ijazah
dilaksanakan pada tanggal 26 - 28 Juli 2017 di 11 lokasi
dan pada tanggal 2 - 4 Agustus 2017 dilaksanakan di
Provinsi NTB.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 535.300.000,-
b. Realisasi : Rp. 360.568.300,- (67,36%)
Hasil
Dilaksanakan pada tanggal 26 - 28 Juli 2017 di
beberapa lokasi sebagai berikut:
Dinas Provinsi Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur dengan jumlah peserta 274
orang THL-TB Penyuluh Pertanian, yang berasal dari
LAPORAN Tahunan 2017 112
Provinsi Jawa Timur (262 orang), Bali (2 orang) dan
NTT(10 orang);
Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dengan jumlah
peserta 42 orang THL-TB Penyuluh Pertanian, yang
berasal dari Provinsi Sumatera Barat (20 orang),
Riau (12 orang), jambi (9 orang), Kepulauan Bangka
Belitung (1 orang);
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa
Tengah dengan jumlah peserta 188 orang THL-TB
Penyuluh Pertanian, yang berasal dari Provinsi Jawa
Tengah (156 orang) dan DI Yogyakarta (32 orang);
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Lampung dengan jumlah peserta 48 orang THL-TB
Penyuluh Pertanian, yang berasal dari Provinsi
Lampung;
Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Tengah dengan jumlah peserta
49 orang, yang berasal dari Provinsi Kalimantan
Selatan (15 orang), Kalimantan Barat (10 orang),
Kalimantan Tengah (5 orang) dan Kalimantan Timur
(19 orang);
UPTD Balai Pusat Penyuluhan Pertanian Provinsi
Jawa Barat dengan jumlah peserta 135 orang THL-
TB Penyuluh Pertanian, yang berasal dari Provinsi
jawa Barat (114 orang), Banten (21 orang);
Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan dengan
jumlah peserta 177 orang THL-TB Penyuluh
Pertanian, yang berasal dari Provinsi Sulawesi
Selatan (172 orang), Gorontalo (4 orang) dan Papua
(1 orang);
LAPORAN Tahunan 2017 113
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Sumatera Utara dengan jumlah peserta 58 orang
THL-TB Penyuluh Pertanian, yang berasal dari
Provinsi Sumatera Utara (58 orang);
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provnsi Aceh
dengan jumlah peserta 85 orang THL-TB Penyuluh
Pertanian, yang berasal dari Provinsi Aceh (85
orang);
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Sumatera Selatan dengan jumlah peserta
32 orang THL-TB Penyuluh Pertanian, yang berasal
dari Provinsi Sumater Selatan (32 orang);
Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara dengan
jumlah peserta 42 orang THL-TB Penyuluh
Pertanian, yang berasal dari Provinsi Sulawesi
Tenggara (25 orang), Sulawesi Utara (6 orang),
Sulawesi Tengah (5 orang), Sulawesi Barat (6
orang).
Dilaksanakan di Balai Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB pada
tanggal 3 - 4 Agustus 2017.
b) Fasilitasi Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional
Penyuluh Pertanian
Tujuan
Melakukan penilaian angka kredit jabatan fungsional
penyuluh pertanian pusat, provinsi, kabupaten/kota
dan BPTP terhadap usulan DUPAK
Melakukan pembinaan dalam rangka
pengembangan pola karir dan bimbingan teknis bagi
penyuluh PNS
LAPORAN Tahunan 2017 114
Termotivasinya para penyuluh menyusun angka kredit
secara rutin sebagai kewajiban yang harus dipenuhi
selaku pejabat fungsional penyuluh pertanian
Metode
Penilaian terhadap berkas DUPAK Penyuluh Pertanian
Sasaran/Peserta
Penyuluh Pertanian Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/kota;
Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian di
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/kota;
Penyuluh Pertanian PNS dapat mencapai karier puncak
melalui angka kredit.
Waktu dan Lokasi
Pelaksanaan Penilaian DUPAK Penyuluh Pertanian
dilaksanakan bulan Januari s.d. Desember 2017 di
Bogor, Jawa Barat
Pembinaan Angka Kredit Penyuluh Pertanian
dilaksanakan bulan September s.d. Desember 2017 di
Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Sukabumi, Karawang),
Provinsi Jawa Tengah (Kabupaten Grobogan, Blora,
Rembang, Wonogiri, Temanggung, Cilacap, Purbalingga),
Provinsi Banten (Pandeglang), Provinsi NTT (Timor
Tengah Selatan), Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi
Sumatera Barat, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi
Kalimantan Utara, Provinsi Sulawesi Selatan
Anggaran
a. Pagu : Rp. 267.000.000
b. Realisasi : Rp. 228.820.600 (85,70%)
Hasil
Penilaian berkas DUPAK Penyuluh Pertanian dan
berdasarkan hasil pleno Tim Penilai dan KEpala
Pusat Penyuluhan Pertanian
LAPORAN Tahunan 2017 115
Melakukan Perjalanan Pembinaan Angka Kredit Penyuluh
Pertanian
- Penyuluh Pertanian Pusat selaku Tim Penilai
Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian melaksanakan kegiatan
Pembinaan/Bimbingan Teknis Tim Penilai
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian PNS
pada tanggal 4 - 6 September 2017 di
Kabupaten Sukabumi;
- Penyuluh Pertanian Pusat selaku Tim Penilai
Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian melaksanakan kegiatan
Pembinaan/Bimbingan Teknis Tim Penilai
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian PNS
pada tanggal 5 - 7 September 2017 di
Kabupaten Timor Tengah Selatan;
- Kepala Sub Bidang Ketenagaan, Penyuluh
Pertanian Pusat selaku Tim Penilai Angka Kredit
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian, dan
Staf Fungsional Umum melaksanakan kegiatan
Pembinaan/Bimbingan Teknis Tim Penilai
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian PNS
pada tanggal 22 - 24 September 2017 di
Kabupaten Pandeglang;
- Penyuluh Pertanian Pusat selaku Tim Penilai
Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian, dan Staf Fungsional Umum
melaksanakan kegiatan Pembinaan/Bimbingan
Teknis Tim Penilai Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian PNS pada tanggal 24 - 26 September
2017 di Kalimantan Timur;
- Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan
Penyuluhan Pertanian, Staf Fungsional Umum
LAPORAN Tahunan 2017 116
melaksanakan kegiatan Pembinaan/Bimbingan
Teknis Tim Penilai Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian PNS pada tanggal 16 Oktober 2017 di
Kabupaten Karawang;
- Penyuluh Pertanian Pusat selaku Tim Penilai
Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian melaksanakan kegiatan
Pembinaan/Bimbingan Teknis Tim Penilai
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian PNS
pada tanggal 17 - 19 Oktober 2017 di Provinsi
Sumatera Barat;
- Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan
Penyuluhan Pertanian, Staf Fungsional Umum
melaksanakan kegiatan Pembinaan/Bimbingan
Teknis Tim Penilai Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian PNS pada tanggal 18 - 19 Oktober
2017 di Jawa Tengah;
- Staf Fungsional Umum melaksanakan kegiatan
Pembinaan/Bimbingan Teknis Tim Penilai
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian PNS
pada tanggal 18 - 20 Oktober 2017 di Provinsi
Kalimantan Selatan;
- Penyuluh Pertanian Pusat selaku Tim Penilai
Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian melaksanakan kegiatan
Pembinaan/Bimbingan Teknis Tim Penilai
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian PNS
pada tanggal 25 - 28 Oktober 2017 di Kabupaten
Cilacap, Banyumas dan Purbalingga;
- Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan
Penyuluhan Pertanian, Penyuluh Pertanian
Pusat melaksanakan kegiatan
Pembinaan/Bimbingan Teknis Tim Penilai
LAPORAN Tahunan 2017 117
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian PNS
pada tanggal 26 - 28 Oktober 2017 di Provinsi
Kalimantan Utara;
- Penyuluh Pertanian Pusat selaku Tim Penilai
Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian melaksanakan kegiatan
Pembinaan/Bimbingan Teknis Tim Penilai
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian PNS
pada tanggal 26 - 28 Oktober 2017 di Kabupaten
Grobogan, Blora, dan Rembang;
- Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan
Penyuluhan Pertanian, Staf Fungsional Umum
melaksanakan kegiatan Pembinaan/Bimbingan
Teknis Tim Penilai Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian PNS pada tanggal 30 Oktober - 2
November 2017 di Kabupaten Wonogiri, dan
Rembang;
- Ketua Sekretariat Tim Penilaian Angka Kredit
Penyuluh Pertanian Pusat dan Anggota
Sekretariat melaksanakan kegiatan
Pembinaan/Bimbingan Teknis Tim Penilai
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian PNS
pada tanggal 5 – 7 Desember 2017 di
Kabupaten Temanggung;
- Kepala Sub Bidang Ketenagaan, Penyuluh
Pertanian Pusat selaku Tim Penilai Angka Kredit
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian, dan Staf
Fungsional Umum melaksanakan kegiatan
Pembinaan/Bimbingan Teknis Tim Penilai Jabatan
Fungsional Penyuluh Pertanian PNS pada tanggal
11 - 13 Desember 2017 di Provinsi Sulawesi Selatan;
LAPORAN Tahunan 2017 118
c) Sosialisasi Pengangkatan THL-TB Penyuluh Pertanian
menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Tujuan
Tujuan diselenggarakannya pertemuan ini adalah untuk
memberikan pemahaman yang komprehensif dan
menyamakan persepsi dalam upaya Pengangkatan THL-
TB Penyuluh Pertanian menjadi ASN PPPK
Metode
Metode yang dilakukan adalah Pertemuan dan Tatap
Muka
Sasaran/Peserta
Peserta pertemuan Sosialisasi Pengangkatan THL-TB
Penyuluh Pertanian menjadi ASN PPPK sebanyak 1.000
orang THL-TB Penyuluh Pertanian
Waktu dan Lokasi
Kegiatan Sosialisasi Pengangkatan THL-TB Penyuluh
Pertanian menjadi ASN PPPK diselenggarakan pada
tanggal 24-25 Januari 2017 di desa Ponggok, kecamatan
Polanharjo, Klaten Provinsi Jawa Tengah
Anggaran
a. Pagu : Rp. 306.575.000
b. Realisasi : Rp. 298.809.800 (97,47 %)
Hasil
Penyuluh Pertanian menjadi sangat penting dalam
menyelenggarakan program-program pembangunan
pertanian di lapangan, khususnya dalam mengawal
dan mendampingi petani guna memastikan
penerapan teknologi yang direkomendasikan,
memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan
kelembagaan petani dan Kelembagaan Ekonomi
LAPORAN Tahunan 2017 119
Petani (KEP), memfasilitasi pengembangan
kemitraan dengan pelaku usaha, meningkatkan
akses petani terhadap modal, prasarana dan sarana
pertanian serta pasar, hingga permuara pada
peningkatan produktifvitas dan produksi komoditas
pangan strategis nasional (padi, jagung, kedelai,
tebu, daging sapi, aneka cabai, dan bawang merah)
Hal-Hal yang menjadi issue strategis dalam
pembangunan pertanian adalah:
- Efisiensi dan efektifitas pembentukan
kelembagaan pertanian dampak terbitnya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
- Kekurangan tenaga penyuluh yang diakibatkan
karena adanya usia pensiun dan alih tugas
jabatan fungsional ke structural serta kebijakan
moratorium rekruitmen PNS;
- Peningkatan kapasitas petani melalui regenerasi
petani
- Optimalisasi pemanfaatan Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP) di kecamatan sebagai pusat
koorinasi kegiatan dan program pembangunan
pertanian dan pusat data di tingkat kecamatan.
Kementerian Pertanian telah menerbitkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2016 tentang
Pemetaan Urusan Pemerintahan Bidang Pangan dan
Pertanian dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43
Tahun 2016 tentang Pedomana Nomenklatur, Tugas dan
Fungsi Urusan Pangan dan Pertanian. Hal ini untuk
mengisi regulasi pembentukan organisasi perangkat
daerah oleh Kementerian Dalam Negeri. Peraturan
Menteri tersebut sebagai rujukan pemerintah daerah
memasukkan fungsi penyuluhan pertanian di Dinas
Pertanian dalam bentuk bidang dan atau seksi
LAPORAN Tahunan 2017 120
penyuluhan. Selain itu pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten/kota membentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Bidang Penyuluhan sesuai klasifikasi UPTD
berdasrkan beban kerja.
Penyelenggaraan penyuluhan pertanian harus tetap
berjalan, meskipun pada saat ini masih terjadi transisi
kelembagaan guna mendukung program-program
strategis pembangunan pertanian nasional
Menteri Pertanian berharap sepenuhnya kepada
Pemerintah Daeraha agar penyuluh pertanian tetap
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai penyuluh dan
tidak mengalihfungsikan penyuluh tersebut menjadi
tenaga struktural lain
Menteri Pertanian Bapak Andi Amran Sulaiman meminta
para Tenaga Harian Lepas dan Tenaga Bantu Penyuluh
Pertanian (THL-TBPP) bersabar terkait tuntutan mereka
diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN).
Pada tahun 2016 ada sekitar 19.000 THL-TBPP yang
diusulkan mengikuti tes untuk pengangkatan menjadi
ASN. Hanya, dari jumlah tersebut hanya sekitar 7.600
THL-TB Penyuluh Pertanian yang memenuhi syarat
mengikuti tes. Pemerintah masih membahas nasib para
THL-TBPP yang menuntut peningkatan status menjadi
pegawai pemerintah.
Selain menanggapi tuntutan THL-TBPP soal peningkatan
status, Menteri Pertanian berjanji memberikan apresiasi
kepada 10 orang THL-TBPP yang kinerjanya baik untuk
melakukan studi banding keluar negeri dalam bidang
pertanian.
LAPORAN Tahunan 2017 121
d) Pemberian Penghargaan bagi Penyuluh Pertanian
Teladan
Tujuan
Tujuan Pemberian Penghargaan Tingkat Nasional
Tahun 2017 adalah memberikan apresiasi dan
meningkatkan motivasi bagi para penyuluh pertanian
(PNS/THL-TB/Swadaya) Teladan dan Balai Penyuluhan
Pertanian Berprestasi Tingkat Nasional guna
meningkatkan kinerjanya di dalam pembangunan
pertanian.
Metode
Pertemuan
Kunjungan
Sasaran
Peserta penerima penghargaan terdiri dari 3 (tiga) orang
Penyuluh Pertanian (PNS/THL-TB/Swadaya) Teladan
dan 3 (tiga) Balai Penyuluhan Pertanian Berprestasi.
Daftar hadir terlampir
Waktu dan Lokasi
Pemberian Penghargaan Tingkat Nasional Tahun 2017
dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 19 Agustus 2017 di
Hotel Swiss Bell Kalibata, Jl. Raya Kalibata, Rawajati,
Pancoran, Jakarta Selatan
Anggaran
a. Pagu : Rp. 170.000.000
b. Realisasi : Rp. 158.624.000 (93,31%)
Hasil
Setelah melalui seleksi terhadap calon penerima
penghargaan diperoleh 5 (lima) besar dan ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kepala Badan Penyuluhan
dan Pengembangan SDM Pertanian Nomor
145/Kpts/KP.590/I/08/17 tanggal 7 Agustus 2017,
dengan nama-nama Penyuluh Pertanian Teladan
sebagai berikut:
LAPORAN Tahunan 2017 122
No Nama Penyuluh Pertanian (PNS/THL/Swadaya)
Provinsi/Kab/Kota
1 Nurul Aida, SP PNS
NIP. 197311132006042018
Aceh/
Aceh Besar
2 Rudi Efendi
Hasibuan, SP, M.Si
THL-TB PP Sumatera Utara/
Serdang Bedagai
3 Herlina, SP PNS
NIP. 196402101986032007
Lampung/
Lampung Timur
4 M. Aziz Lubis, SP PNS
NIP. 19651108 2000031006
Jawa Timur/
Ponorogo
5 Mulyadi, STP PNS
NIP. 198106262010011017
Kalimantan Selatan/
Hulu Sungai Selatan
Kemudian dari 5 (lima) besar diseleksi untuk mendapatkan 3 (tiga)
orang dari masing-masing kategori dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor Nomor:
482/Kpts/Kp.590/8/2017 tanggal 14 Agustus 2017, dengan nama-
nama Penyuluh Pertanian (PNS/THL-TB/Swadaya) Teladan sebagai
berikut:
Peserta penerima penghargaan mengikuti rangkaian kegiatan
berkaitan dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke 72,
sebagai berikut: 1) Mengikuti Sidang Paripurna DPR RI dan Pidato
Kenegaraan Presiden RI; 2) Pemberian Penghargaan oleh Menteri
Pertanian; 3) Mengikuti Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan
Kalibata; 4) Mengikuti Peringatan Detik-Detik Proklamasi Hut RI ke 70;
6) Pemberian Penghargaan oleh Menteri Pertanian; dan 7)
Silaturahmi Presiden RI dengan para teladan.
No Nama Penyuluh Pertanian
(PNS/THL-TB/Swadaya) Provinsi/Kab/Kota
1 Nurul Aida, SP PNS
NIP.19731113 200604 2 018
Aceh/
Aceh Besar
2 Rudi Efendi Hasibuan,
SP, M.Si
THL-TB PP Sumatera Utara/
Serdang Bedagai
3 Herlina, SP PNS
NIP.19640210 198603 2 007
Lampung/
Lampung Timur
LAPORAN Tahunan 2017 123
e) Penyerahan Hasil Seleksi CPNS Ke Pejabat Pengelola
Kepegawaian Kab/Kota
Tujuan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota segera
mempersiapkan dokumen guna proses pemberkasan
CPNS oleh BKD kabupaten/kota dan BKN;
Terlaksananya pengangkatan CPNS dimaksud oleh BKD
kabupaten/kota dengan Terhitung Mulai Tanggal (TMT)
pada 1 Mei 2017 dan atau TMT 1 Juni 2017.
Terwujudnya menempatkan para CPNS dimaksud
sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai
penyuluh pertanian di wilayah kerja penyuluh
pertanian.
Metode
Metode yang digunakan adalah pertemuan dan tatap
muka dalam penyelenggaraan penyerahan Hasil
Formasi dan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS
Penyuluh Pertanian dari THL-TB Penyuluh Pertanian
oleh Menteri Pertanian
Sasaran/Peserta
Peserta terdiri dari unsur-unsur, sebagai berikut:
Bupati/Walikota dari 441 kabupaten/kota;
Kepala BKD dari 442 kabupaten/kota;
Kepala Dinas Pertanian dari 442 kabupaten/kota yang
melaksanakan fungsi penyuluhan pertanian, serta;
Perwakilan THL-TB Penyuluh Pertanian peserta
seleksi kompetensi dasar.
Peserta yang hadir pada Pertemuan Penyerahan
Formasi dan Hasil SKD CPNS Penyuluh Pertanian dari
THL-TB Penyuluh Pertanian sebanyak 1.741 orang dari
1.851 orang yang diundang.
LAPORAN Tahunan 2017 124
Waktu dan Lokasi
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 11 April 2017 di
Alun-alun Bung Karno, Desa Kalirejo, Ungaran,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 790.660.000
b. Realisasi : Rp. 727.750.200 (92,04%)
Hasil
Pelaksanaan Penyerahan Formasi dan Hasil Seleksi
Komptensi Dasar (SKD) CPNS Penyuluh Pertanian dari
Menteri Pertanian kepada 441 Bupati/Walikota selaku
Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) merupakan
tindaklanjut dari kegiatan seleksi CPNS Penyuluh
Pertanian yang telah dilaksanakan pada tanggal 3-6
Oktober 2016. Seleksi ini khusus diperuntukkan bagi
THL-TBPP yang direkrut tahun 2007, 2008 dan 2009
dengan keputusan Menteri Pertanian Nomor
117/KPTS/KP.100/2/2016 dan Nomor
392/KPTS/KP.100/6/2016. dari 7.684 orang yang
diusulkan, ternyata yang memenuhi syarat untuk
mengikuti seleksi sebanyak 6.069 orang THL-TB
Penyuluh Pertanian dan yang dinyatakan lulus dalam
seleksi sebanyak 6.058 orang.
Menteri Pertanian berharap, dengan diangkatnya THL-
TB Penyuluh Pertanian ini menjadi CPNS Penyuluh
Pertanian dapat meningkatkan kinerja dan kualitas serta
profesionalisme demi menunjang peningkatan produksi
pangan.
Hadir dalam acara Penyerahan Formasi dan Hasil SKD
CPNS Penyuluh pertanian, diantaranya Gubernur Jawa
Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Ketua Komisi IV yang
membidangi pertanian Herman Kaheron, Anggota Kimisi
IV DPR RI Firman Subagyo, perwakilan KPK dan
perwakilan Kementerian PAN-RB, dan undangan
lainnya.
LAPORAN Tahunan 2017 125
f) Pemberkasan CPNS Bagi THL-TB PP Penyuluh Pertanian
Tujuan
Melakukan pemberkasan dengan tertib dan lancar
sesuai waktu yang direncanakan.
Meningkatkan kinerja dan kualitas serta
profesionalisme penyuluh pertanian guna menunjang
peningkatan produksi pangan melalui Upaya Khusus
(UPSUS) Kementerian Pertanian khususnya padi,
jagung dan kedelai serta Sapi Induk Wajib Bunting
(SIWAB).
Metode
Kunjungan ke Kantor Regional BKN Provinsi
Sasaran/Peserta
Peserta CPNS Penyuluh Pertanian dari THL-TB
Penyuluh Pertanian berjumlah 6.058 orang
Waktu dan Lokasi
Pemberkasan CPNS Penyuluh Pertanian dari THL-TB
Penyuluh Pertanian dilaksanakan pada bulan Mei s.d
Juni 2017 di 14 Kantor Regional Badan Kepegawaian
Negara.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 144.500.000
b. Realisasi : Rp. 130.738.300 (90,48%)
Hasil
Hasil Pemberkasan bagi CPNS Penyuluh Pertanian dari
THL-TB Penyuluh Pertanian di 14 Kantor Regional
Badan Kepegawaian Negara adalah:
Penghitungan masa kerja CPNS Penyuluh Pertanian
dari THL-TB Penyuluh Pertanian;
Kanreg X BKN Denpasar mengusulkan agar BKN
Pusat membuat Petunjuk Teknis (Juknis) mengenai
LAPORAN Tahunan 2017 126
proses pengusulan penetapan NIP. Berkas CPNS
Penyuluh Pertanian agar segera dilengkapi;
Pada saat melakukan entry data Sistem APlikasi
Pelayanan Kepegawaian (SAPK) oleh Badan
Kepegawaian Daerah (BKD), ada kolom pengisian
Surat Perintah Menjalankan Tugas (SPMT). BKD
kesulitan mengisi kolom tersebut karena THL TB
Penyuluh Pertanian tidak memiliki SMPT.
Sampai saat ini masih banyak BKD yang belum
mengusulkan penetapan NIP ke Kanreg BKN,
sementara penetapan NIP TMT 1 Juni 2017 ;
Ada THL TB Penyuluh Pertanian yang lulus Test
Kemampuan Dasar (TKD) di Kab. Cilacap Prov Jawa
Tengah yang berpendidikan SLTA Umum (Non
Pertanian) atas nama Andi Tri Wibowo dan Wahid
Surya Kurniawan;
Ada beberapa BKD terdapat kendala mengenai
Legalisir Ijazah S1/DIV, disebabkan karena
Perguruan Tinggi yang bersangkutan sudah
ditutup/tidak operasional;
Penempatan wilayah kerja yang ada di SK Menteri
PAN-RB ada perbedaan dengan SK Menteri
Pertanian;
Terdapat 1 orang THL TB Penyuluh Pertanian di
Kanreg XIV Manokwari yang diindikasikan telah
memperoleh NIP sebagai CPNS di Kantor
Kecamatan atas nama Hermanus Dowansiba;
Beberapa Kabupaten/Kota untuk pembayaran gaji
bagi CPNS dari THL TB Penyuluh Pertanian Tahun
2017 belum dianggarkan.
LAPORAN Tahunan 2017 127
g) Pengarahan dan Pelepasan bagi CPNS THL-TB Penyuluh
Pertanian
Tujuan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota segera
mempersiapkan pelatihan dasar bagi CPNS
Penyuluh Pertanian di masing-masing BKD
kabupaten/kota;
Terlaksananya penugasan CPNS Penyuluh
Pertanian oleh Bupati/walikota Kabupaten/kota
dengan Terhitung Mulai Tanggal (TMT) pada 1 Juni
2017;
Terwujudnya menempatkan para CPNS Penyuluh
Pertanian dimaksud sesuai dengan tugas dan
fungsinya sebagai penyuluh pertanian di wilayah
kerja penyuluh pertanian.
Metode
Pertemuan
Diskusi dan Tanya Jawab
Sasaran/peserta:
Jumlah peserta 300 orang perwakilan THL-TB Penyuluh
Pertanian dari 34 Provinsi
Waktu dan Lokasi
Pertemuan Pengarahan dan Pelepasan CPNS Penyuluh
Pertanian dari Pelamar THL-TB Penyuluh Pertanian oleh
Menteri Pertanian dilaksanakan pada tanggal 11-13
September 2017 di Hotel Kaisar, Jakarta.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 1.373.874.000
b. Realisasi : Rp. 1.328.664.000 (96,71%)
LAPORAN Tahunan 2017 128
Hasil
Keberhasilan pembangunan pertanian tidak terlepas
dari peran serta Penyuluh Pertanian PNS yang keber
adaanya semakin berkurang karena pensiun,
sehingga kehadiran Tenaga Harian Lepas-Tenaga
Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) sejak tahun
2007 dirasakan sangat membantu untuk
mendampingi dan mengawal petani dalam
mensukseskan program-program pertanian yang
dicanangkan pemerintah terutama dalam mengawal
swasembada padi, jagung dan kedelai (PAJALE)
serta komoditas lainnya.
Sebagai wujud dari penghargaan atas pengabdian
para THL-TB Penyuluh Pertanian maka kami telah
melayangkan Surat Menteri Pertanian Nomor:
B/3582/Kp.110/A/09/ 2016, tentang usulan Formasi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari pelamar THL-TB
(Penyuluh Pertanian usia di bawah 35 tahun)
sebanyak 6.058 orang dan telah dilaksanakan ujian
seleksi. Sedangkan bagi yang berusia lebih dari 35
tahun rencana akan kami carikan solusinya melalui
Pengangkatan P3K (Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja)
Kementerian Pertanian telah menyerahkan Formasi
dan Hasil SKD CPNS Penyuluh Pertanian tanggal 11
April 2017 sebanyak 6.058 orang dari jumlah 19.503
THL-TB Penyuluh Pertanian. Diharapkan dengan
meningkatnya status kontrak menjadi CPNS
penyuluh pertanian, dapat meningkatkan motivasi
dan kinerja mereka dalam pengawalan dan
pendampingan kepada petani
LAPORAN Tahunan 2017 129
Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian RI untuk
meningkatkan publikasi hasil kinerja Kementerian
Pertanian RI, CPNS Penyuluh Pertanian dari THL-
TB Penyuluh Pertanian diharapkan berperan aktif
untuk menyebarkan berita positif dan informasi yang
bermanfaat berkaitan dengan capaian/keberhasilan
pembangunan pertanian, dengan cara menjadi
follower akun medsos Menteri Pertanian (@A.Amran
SUlaiman); Kementan (@Kementan) dan Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
(BPPSDMP).
h) Fasilitasi Revisi Peraturan Perundang-Undangan
Tentang Ketenagaan Penyuluhan Pertanian
(1). Penyusunan Pedoman/Juklak Penyesuaian Ijazah
Bagi THL-TB Penyuluh Pertanian
Tujuan
Tujuan disusunnya Pedoman Pelaksanaan
Penyesuaian Ijazah bagi THL-TB Penyuluh
Pertanian untuk mendapatkan THL-TB Penyuluh
Pertanian yang kompeten dalam bidang Penyuluhan
Pertanian.
Waktu
Rapat Penyusunan Juklak Penyesuaian Ijazah bagi
THL-TB Penyuluh Pertanian dilaksanakan pada
tanggal 20 Januari 2017.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 291.600.000,-
b. Realisasi : Rp. 271.234.400,- (93,02%)
LAPORAN Tahunan 2017 130
Hasil
Dihasilkannya Petunjuk Pelaksanaan Penyesuaian
Ijazah bagi THL-TB Penyuluh Pertanian
(2). Penyusunan Pedoman Pengangkatan Penyuluh
Pertanian PNS Melalui Inpassing
Waktu
Rapat penyusunan Pedoman dimaksud
dilaksanakan pada tanggl 19 Januari 2017
Hasil
Dihasilkannya Draf I Pedoman Pengangkatan
Penyuluh Pertanian PNS Melalui Inpassing
i) Pembinaan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Pusat
Tujuan
Memberikan pengawalan terhadap
penyelenggarakan penyuluhan di seluruh wilayah
kerja penyuluhan pada 34 provinsi di seluruh
Indonesia;
Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan
kegiatan di lapangan dan memberikan saran
pemecahannya;
Melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan
profesionalisme Penyuluh Pertanian.
Sasaran
Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Penyuluh
Pertanian, Pelaku utama dan Pelaku usaha di 34
provinsi.
Metode
Kunjungan
LAPORAN Tahunan 2017 131
Anggaran
a. Pagu : Rp. 183.840.000,-
b. Realisasi : Rp. 170.380.000,- (92,68%)
Hasil
Terlaksananya pengawalan terhadap
penyelengggaraan penyuluhan di seluruh wilayah
kerja penyuluhan di 34 provinsi di Indonesia;
Teridentifikasinya permasalahan dalam kegiatan
penyuluhan di lapangan dan saran pemecahannya;
Kinerja Penyuluh Pertanian meningkat.
j) Pengelolaan Validasi/Verifikasi Data THL-TB PP
Penyuluh Pertanian Menjadi PPPK
Tujuan
Mendapatkan data dan kondisi kelembagaan
penyuluhan pertanian ditingkat provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan agar dapat
dipergunakan sebagai acuan perencanaan untuk
pengembangan kegiatan pembangunan pertanian.
Menyediakan data Ketenagaan penyuluh pertanian
PNS, Penyuluh pertanian swasta, penyuluh
pertanian swadaya, dan THL-TB Penyuluh Pertanian
yang akurat dan mutakhir.
Sasaran
Kelembagaan penyuluhan pertanian di 34 Propinsi
dan 514 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
Penyuluh pertanian PNS, Penyuluh pertanian
swasta, penyuluh pertanian swadaya, dan THL-TB
Penyuluh Pertanian di seluruh Indonesia
Metode
Kunjungan
LAPORAN Tahunan 2017 132
Anggaran
a. Pagu : Rp. 389.000.000,-
b. Realisasi : Rp. 388.328.650,- (99,83%)
Hasil
Tersedianya data ketenagaan THL-TB Penyuluh
Pertanian secara berkala bagi perencanaan program dan
kegiatan penyuluhan.
k) Rancang Bangun Sistim Aplikasi Penilaian Angka Kredit
Berbasis Online
Tujuan
Melakukan penilaian DUPAK Penyuluh Pertanian Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota dan BPTP secara cepat
(online)
Sasaran
Penyuluh Pertanian PNS Pusat, Provinsi,
Kabupaten/kota dan BPTP
Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian di
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/kota.
Metode
Pembuatan aplikasi software penilaian dupak
Anggaran
a. Pagu : Rp. 273.750.000,-
b. Realisasi : Rp. 221.171.000,- (80,79%)
Hasil
Tersedianya rancangan penilaian Dupak penyuluh
pertanian.
LAPORAN Tahunan 2017 133
l) Fasilitasi Tim Penilai Inpassing Jabatan Fungsional
Penyuluh Pertanian
(1). Pengangkatan PNS dalam jabatan Penyuluh
Pertanian melalui penyesuaian/inpassing
Tujuan
Tujuan Pengangkatan PNS dalam jabatan Penyuluh
Pertanian melalui penyesuaian/inpassing yaitu untuk
memenuhi kekurangan penyuluh pertanian masing-
masing unit kerja pemerintah dan pemerintah daerah
di seluruh Indonesia.
Metode
Seleksi peserta PNS dalam jabatan Penyuluh
Pertanian melalui penyesuaian/inpassing
Sasaran
PNS yang telah dan/atau masih menjalankan
tugas di bidang pertanian sesuai keputusan
Pejabat yang berwenang;
PNS yang masih menjalankan tugas jabatan
sesuai dengan formasi jabatan fungsional bidang
pertanian dan telah mendapatkan kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi;
Pejabat pimpinan tinggi, administrator dan
pengawas yang memiliki kesesuaian antara
jabatan terakhir yang diduduki dengan jabatan
fungsional bidang pertanian yang akan
didudukinya;
PNS yang dibebaskan sementara dari
jabatannya dan belum diberhentikan dari
jabatannya, karena dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun sejak diangkat jabatan/pangkat terakhir
tidak dapat memenuhi Angka Kredit untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
LAPORAN Tahunan 2017 134
Waktu dan Lokasi
Pelaksanaan Inpassing/Penyesuaian bagi PNS
bulan September s.d. November 2017 yang
lokasinya di Pusat Penyuluhan Pertanian, Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Temanggung dan Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Demak.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 106.500.000,-
b. Realisasi : Rp. 52.404.500,- (49,21%)
Hasil
Berdasarkan hasil Penilaian uji kompetensi dibahas
dan ditetapkan dalam rapat pleno yang dihadiri oleh
seluruh Tim Penguji, untuk menetapkan kelulusan uji
kompetensi menetapkan bahwa peserta uji
kompetensi dinyatakan lulus jika mememperoleh
nilai kumulatif paling kurang 76 (tujuh puluh enam).
m) Pengawalan dan Pendampingan Program Peningkatan
Produktivitas Benih dan Bibit
Tujuan
Pengawalan dan Pendampingan Program
Sasaran
CPCL Penerima manfaat
Metode
Pertemuan dan kunjungan
Anggaran
a. Pagu : Rp. 434.250.000,-
b. Realisasi : Rp. 407.924.000,- (93,94%)
Hasil
Tercapainya peningkatan produktivitas Benih dan Bibit
LAPORAN Tahunan 2017 135
n) Pengembangan Profesionalisme Penyuluh Pertanian
Pusat
Tujuan
Meningkatkan Profesionalisme Penyuluh Pertanian
Pusat dalam mengembangkan materi dan metoda untuk
mendukung penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Sasaran
Penyuluh Pertanian Pusat
Metode
Seminar/Lokakarya/Workshop/Pertemuan/Diklat dan
Kunjungan
Anggaran
a. Pagu : Rp. 99.200.000,-
b. Realisasi : Rp. 94.575.900,- (95,34%)
Hasil
Meningkatnya Profesionalisme Penyuluh Pertanian
Pusat dalam mengembangkan materi dan metoda untuk
mendukung penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
o) Pembinaan Penyuluh Pertanian (PNS,TB PP, dan
Swadaya)
Tujuan
Melakukan pembinaan bagi Penyuluh Pertanian PNS
dan THL-TB Penyuluh Pertanian melalui kegiatan
monitoring dan supervisi dan evaluasi kinerja penyuluh
pertanian di lapangan
Sasaran
Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB Penyuluh
Pertanian
Metode
Kunjungan
LAPORAN Tahunan 2017 136
Anggaran
a. Pagu : Rp. 301.000.000,-
b. Realisasi : Rp. 300.247.200,- (99,75%)
Hasil
Terlaksananya pembinaan bagi Penyuluh Pertanian PNS
dan THL-TB Penyuluh Pertanian melalui kegiatan
monitoring, supervisi dan evaluasi kinerja penyuluh
pertanian di lapangan.
c. Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan
1) Sub Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani
a) Dokumentasi dan Publikasi Penas Melalui Media
Elektronik dan Cetak
Tujuan
Meningkatkan motivasi dan kegairahan petani-nelayan
dan petani hutan serta masyarakat pelaku agribisnis
dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang
berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan melalui
kemitraan yang saling menguntungkan.
Waktu
PENAS Petani-Nelayan XV Tahun 2017 diselenggarakan
pada tanggal 06 sampai dengan 11 Mei 2017.
Tempat
Pusat kegiatan PENAS Petani-Nelayan XV Tahun
2017 dilaksanakan di Stadion Harapan Bangsa Desa
Lhong Raya, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda
Aceh, Provinsi Aceh.
Penempatan peserta dan lokasi kegiatan PENAS
Petani-Nelayan XV Tahun 2017 lainnya
dilaksanakan di Kota Banda Aceh dan Kabupaten
Aceh Besar, Provinsi Aceh.
LAPORAN Tahunan 2017 137
Peserta
Peserta yang hadir pada kegiatan PENAS Petani-
Nelayan XV Tahun 2017 berjumlah 38.000 orang peserta
terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
Peserta Utama (70%), berasal dari petani, nelayan
dan perwakilan petani ASEAN serta Mitra ASEAN;
Peserta Pendamping (15%), berasal dari aparat
pemerintah dan pemerintah daerah;
Peserta Peninjau (15%), berasal dari organisasi
profesi atau pemerhati/pakar yang bergerak di
bidang pertanian, perikanan dan kehutanan serta
pelaku agribisnis.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 2.182.664.000
b. Realisasi : Rp. 2.158.026.128 (98,87%)
Hasil Pelaksanaan
Terselenggaranya kegiatan PENAS Petani Nelayan
XV Tahun 2017 di Provinsi Aceh dengan baik dan
sukses;
Tersedianya dan terdistribusinya bahan dan sarana
yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan PENAS
Petani Nelayan XV Tahun 2017, yaitu;
- Panduan/Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) PENAS
Petani Nelayan XV Tahun 2017
- Undangan acara pembukaan dan penutupan;
- Sertifikat Peserta PENAS Petani Nelayan XV
Tahun 2017;
- Tanda Paserta (nametag) Pendamping dan
Peninjau serta Panitia PENAS Petani Nelayan
Tahun 2017;
- Tanda Parkir PENAS Petani Nelayan XV Tahun
2017;
LAPORAN Tahunan 2017 138
- Souvenir PENAS Petani Nelayan XV Tahun
2017;
- Baju Batik Seragam PENAS Petani Nelayan XV
Tahun 2017;
- Perangkat publikasi dan dokumentasi, yaitu:
Duplikator DVD;
Perangkat kamera;
Eksternal Hardisk.
- Laporan penyelenggaraan PENAS XV Tahun
2017;
- Majalah kebijakan penyuluhan pertanian;
- Tabloid edisi khusus penyuluh pertanian.
Publikasi melalui iklan layanan masyarakat tentang
PENAS Petani Nelayan XV 2017 yang ditayangkan
di TVRI;
Publikasi melalui infografis yang ditayangkan di
billboard videotron di Kantor Pusat Kementerian
Pertanian dan media sosial (youtube);
Publikasi melalui baliho, spanduk dan umbul-umbul
dipasang di area Kementerian Pertanian, bandara
Abdurachman Saleh dan area lokasi
penyelenggaraan PENAS XV Tahun 2017 di Banda
Aceh;
Pemberitaan oleh stasiun TV (TVRI dan CNN);
Tersedianya sarana pelayanan transportasi bagi
Presiden beserta rombongan dan Para Menteri
Kabinet Kerja, tamu VIP lainnya serta panitia
penyelenggara pusat.
Respon peserta pada pelaksanaan kegiatan setiap
seksi diikuti oleh seluruh peserta PENAS Petani-
Nelayan XV 2017 dengan antusias, terbukti dari
tingkat kehadiran peserta yang rata-rata melebihi
jumlah yang direncanakan;
LAPORAN Tahunan 2017 139
Berbagai pertemuan yang dilaksanakan pada
penyelenggaraan PENAS XV Petani-Nelayan 2017
telah mengakomodir kebutuhan informasi dan
teknologi para petani yang berorientasi ke depan;
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan
apresiasi, baik dari peserta pengunjung maupun dari
Pemerintah Daerah;
Pada kegiatan Rembug Utama Kelompok KTNA
Nasional Tahun 2017 yang bertepatan dengan
penyelenggaraan PENAS XV telah ditetapkan tuan
rumah PENAS Petani-Nelayan XVI Tahun 2020 yaitu
Provinsi Sumatera Barat.
b) Bimbingan Teknis Penumbuhan dan Pengembangan
Ekonomi Petani Bagi Petugas
Tujuan
Meningkatkan wawasan dan kemampuan pengurus
kelembagaan ekonomi petani dalam menumbuhkan
dan mengembangkan kelembagaan ekonomi petani;
Meningkatkan kemampuan kelembagaan ekonomi
petani dalam mengelola usahatani melalui
pengembangan jejaring usaha dan kemitraan
berbasis komoditas padi dan jagung.
Peserta
Peserta pertemuan sebanyak 100 orang Pengurus
Kelembagaan Ekonomi Petani dari 71 kabupaten di 12
provinsi, sebagai berikut hadir 92 orang sehingga
kekurangan peserta dipanggil dari kabupaten yang
terdekat dengan lokasi pertemuan.
LAPORAN Tahunan 2017 140
Waktu dan Tempat
Kegiatan Bimbingan Teknis Penumbuhan dan
Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani
dilaksanakan pada:
Waktu : Selasa - Kamis, 13 – 15 Juni 2017
Tempat : Hotel ARCH, Bogor
Anggaran
a. Pagu : Rp. 431.255.000
b. Realisasi : Rp. 430.968.000 (99,93%)
Hasil Kegiatan
Selama ini kelembagaan petani (Poktan dan
Gapoktan) sudah sering mengalami jatuh bangun
dalam penumbuhan dan pengembangan KEP, untuk
itu semua pengalaman yang dialami agar digunakan
untuk kemajuan sehingga lahir KEP-KEP yang kuat
dan mandiri;
Usaha KEP agar dimulai dari hilir dan kembangkan
usaha pengolahan hasil dan pemasaran secara
berkelompok yang terpadu dengan usaha simpan
pinjam;
Kepada para peserta agar mempunyai jaringan
informasi yang dapat saling berkomunikasi diantara
peserta dan akses terhadap sumber-sumber
infomasi pemasaran. Pusat penyuluhan diharapkan
agar mengawal dan membina para peserta Bintek
sehingga menjadi kelompok yang maju;
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga
desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah
desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa
yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi
desa. Bumdes diharapkan dapat bersinergi dengan
LAPORAN Tahunan 2017 141
KEP dan sumber-sumber pendanaan lainnya yang
tersedia di desa.
Petani termasuk kategori pengusaha mikro dan
pembinaan usaha mikro yang paling efektif dilakukan
melalui pendekatan kelompok. Untuk itu, jajaran
penyuluhan perlu secara terus-menerus memotivasi
petani yang belum tergabung menjadi anggota
poktan untuk bergabung dalam poktan. Selanjutnya
ikut menyusun RDK/RDKK dan memperoleh kartu
tani sebagai identitas petani yang berhak
memperoleh pupuk;
Bank Rakyat Indonesia memfasilitasi permodalan
usaha tani melalui program Kredit Usaha Rakyat
(KUR), yang dapat di akses melalui pengajuan KUR
Mikro sampai dengan 25 juta, dengan persyaratan
perijinan/legalitas usaha, yang dapat digantikan
dengan surat keterangan lurah/kepala desa atau
RT/Rw atau surat keterangan domisili. Sedangakan
untuk plafond KUR Ritel sampai dengan 250 juta
dengan persyaratan perijinan/legalitas usaha dapat
digantikan dengan surat keterangan lurah/kepala
desa setempat yang mencantumkan lama usaha
berjalan.
Kementerian Perdaganagan dalam upaya
menstabilkan harga produk pertanian dan upaya
peningkatan nilai tambah bagi petani telah
menyediakan program Sistim Resi Gudang (SRG)
yaitu dokumen/surat bukti kepemilikan barang yang
disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola
gudang tertentu yang telah mendapat persetujuan
dari Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka
Komoditi (BAPPEBTI),
LAPORAN Tahunan 2017 142
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai basis
utama gerakan penyuluhan pertanian di Kecamatan
perlu meningkatkan kapasitas dan mengoptimalkan
perannya untuk melakukan kemitraan dengan pihak
swasta dan BUMN/BUMD dalam peningkatan nilai
tambah komoditas pertanian melalui pelayanan
informasi (teknologi, permodalan, pasar dan harga),
dan penyediaan sarana produksi bagi petani.
Untuk menggalang penangkar benih menjadi mitra
PT Pertani yaitu dengan memilih kelompoktani yang
telah lama menjadi penangkar benih dan telah
mempunyai hubungan melembaga dengan KUD,
memiliki perencanaan program tahunan yang dapat
meningkatkan pendapatan anggota, program usaha
tani terpadu, inovasi baru serta memiliki sarana dan
prasarana, mesin prosesing, alat pengukur kadar
air.;
Pasar Komoditas Nasional (Paskomnas) bersedia
memfasilitasi pasar induk berjaringan nasional dan
memberikan fasilitas lapak secara gratis di Pasar
Induk kepada para petani yang akan menjual produk
pertaniannya dengan syarat sudah bergabung dalam
kelompoktani maupun gabungan kelompoktani.
Menindaklanjuti hasil bimtek ini, diminta agar seluruh
peserta melakukan Rencana tindak lanjut dari apa
yang telah diperolehnya melalui kegiatan: 1)
peningkatan modal usaha dengan mengakses
permodalan melalui KUR maupun CSR
perusahaaan, 2) pengembangan kemitraan
perbenihan dengan PT Pertani dan mitra kerja on
farm dengan BULOG, 3) melakukan sinergitas
penguatan KEP melalui pemanfaataan resi gudang
dan program desa (BUM Des), 4) mengakses
LAPORAN Tahunan 2017 143
pemasaran hasil pertanian dengan Paskomnas, 5)
membangun jejaring dengan sesama peserta
bimbingan teknis, serta 6) penumbuhan dan
penguatan KEP yang memiliki badan hukum.
Pusat Penyuluhan akan membentuk Tim supervisi
dan monitoring dalam pelaksaanaan tindak lanjut
yang telah dibuat peserta.
c) Verifikasi dan Validasi Database Kelembagaan Petani
dan Kelembagaan Ekonomi Petani
Tujuan
Menyediakan informasi berupa data kelembagaan petani
dan kelembagaan ekonmi petani oyang dipergunakan
untuk: 1) menetapkan kebijakan dan strategi pembinaan
di lapangan; 2) pemberdayaan kelembagaan petani dan
kelembagaan ekonomi petani serta 3) menyusun
rencana pola-pola pembinaan sesuai dengan kondis
kelembagaan petani.
Metode
Pengumpulan data
Verifikasi dan validasi data
Kunjungan lapangan
Sasaran/Peserta
Petugas pada kelembagaan penyuluhan di povinsi
dan kabupaten/kota yang menangani pembinaan
kelembagaan petani dan ekonomi petani (poktan,
gapoktan, KEP);
Penyuluh.
Waktu/tempat
Januari-Desember 2017
LAPORAN Tahunan 2017 144
Telah dilaksanakan pembinaan terhadap
pengembangan data base kelembagaan petani dan
kelembagaan ekonomi petani di Provinsi Aceh,
Lampung, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Banten,
Jawa Tengah, Jawa Timur.
Kegiatan pembinaan pusat dikaitkan dengan
pelaksanaan updating data melalui Simluhtan
kepada admin di pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota.
Database kelembagaan petani dan ekonomi petani
dikembangkan berdasarkan :
- Rekap Kelompok Tani per BP3K;
- Rekap Kelembagaan Pelaku Utama;
- Rekap Kelompok Tani berdasarkan Kelas
Kelompok Tani;
- Rekap Kelompok Tani berdasarkan Jenis
Kelompok;
- Rekap Kelompok Tani berdasarkan Jumlah
anggota Gapoktan dan
- Rekap Kelompok Tani penerima bantuan.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 440.000.000,-
b. Realisasi : Rp. 439.053.500 (99,78%)
Permasalahan
Masih terdapat kabupetan/kota yang belum
menyampaikan data kelembagaan petani dan
ekonomi petani baik melalui Simluhtan maupun
pengiriman langsung ke pusat.
Keterbatasn sarana termasuk fasilitas bagi pengolah
data mengakibatkan adanya petugas admin yang
belum efektif dalam mengirimkan data.
LAPORAN Tahunan 2017 145
Keterbatasan sarana dan petugas pengelola
database di pusat yang mengakibatkan
keterlambatan dalam pelaksanaan verifiksi dan
validasi data.
Rencana Tindak Lanjut
Perlunya pelatihan bagi admin/petugas database di
provinsi, kabupaten/kota dan BP3K.
Penyediaan sarana dan fasilitas pengolah data yang
memadai.
Perlu dikembangkan sistem offline data agar admin
di provinsi, kabupaten/kota dan BP3K dapat
mengirimkan data tanpda terkendala oleh signal
yang kurang baik.
d) Pengawalan dan Pendampingan Penyusunan RDK/RDKK
dan POSLUHDES
Tujuan
Melaksanakan pembinaan terhadap kelembagaan
penyuluhan di provinsi dan kabupaten/kota pada
pelaksanaan pendampingan penyuluh dalam
penyusunan RDKK;
Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam
penyusunan RDKK di lapangan;
Melaksanakan pembinaan terhadap petugas teknis
pada kelembagaan penyuluhan di provinsi dan
kabupaten/kota dalam pelaksanaan pembinaan,
pengawalan dan pendampingan Posluhdes;
Melakukan analisis permasalahan dan upaya
pemecahan masalah dalam pembinaan Posluhdes.
Metode
Penyusunan instrumen;
Diskusi;
Kunjungan Lapangan
LAPORAN Tahunan 2017 146
Sasaran/Peserta
Petugas teknis pada kelembagaan penyuluhan di
provinsi dan kabupaten/kota yang menangani
pembinaan kelembagaan petani (Poktan dan
Gapoktan) dalam pendampingan penyusunan
RDKK;
Penyuluh Pertanian.
Waktu/tempat
Januari – Desember 2017
Anggaran
a. Pagu : Rp. 300.000.000
b. Realisasi : Rp. 294.923.200 (98,31%)
Hasil Kegiatan
Telah dilaksanakan pembinaan terhadap
pendampingan penyuluh dalam penyusunan RDKK
di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan
Aceh.
Kegiatan pembinaan pusat dikaitkan dengan
pelaksanaan penyusunan RDKK sesuai dengan
Permentan 82 tahun 2013.
Pembinaan pusat juga disinergikan dengan
pengawalan dan pengawasan pupuk bersubsidi dari
Ditjen PSP khususnya dalam penyusunan RDKK
pupuk bersubsidi.
Rencana Tindak Lanjut
Sosialisasi pendampingan penyusunan RDKK
secara berjenjang di usulkan agar dapat didukung
oleh APBD;
Meningkatkan koordinasi dengan Dinas Teknis
dalam fasilitasi penyusunan RDKK pupuk bersubsidi;
LAPORAN Tahunan 2017 147
Meningkatkan alokasi anggaran pendampingan
penyuluh dalam penyusunan RDKK;
Sosialisasi pembinaan penumbuhan posluhdes
secara berjenjang di usulkan agar dapat didukung
oleh APBD;
Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah
terutama pemerintah kabupaten/kota, kecamatan
dan desa dalam fasilitasi penumbuhan posluhdes.
e) Pemberian Penghargaan Bagi Petani, Gapoktan dan
Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi
Tujuan
Memberikan apresiasi dan meningkatkan motivasi
bagi petani, gapoktan dan kelembagaan ekonomi
petani guna meningkatkan kinerjanya di dalam
pembangunan pertanian;
Memotivasi dan meningkatkan kinerja para petani,
gapoktan dan kelembagaan ekonomi petani untuk
peningkatan produktivitas, pendapatan, dan
kesejahteraan petani beserta keluarganya.
Metode
Seleksi administrasi calon penerima penghargaan,
Petani, Gapoktan, dan Kelembagaan Ekonomi
Petani Berprestasi;
Kunjungan Lapangan dalam rangka verifikasi hasil
seleksi administrasi calon penerima penghargaan
bagi Petani, Gapoktan, dan Kelembagaan Ekonomi
Petani Berprestasi;
Penilaian dan Penetapan nama penerima
penghargaan Petani , Gapoktan, dan Kelembagaan
Ekonomi Petani Berprestasi;
LAPORAN Tahunan 2017 148
Pemanggilan peserta penerima penghargaan Petani,
Gapoktan, dan Kelembagaan Ekonomi Petani
Berprestasi;
Pemberian Penghargaan kepada Petani, Gapoktan,
dan Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi.
Seleksi administrasi calon penerima penghargaan,
Petani, Gapoktan, dan Kelembagaan Ekonomi
Petani Berprestasi;
Kunjungan Lapangan dalam rangka verifikasi hasil
seleksi administrasi calon penerima penghargaan
bagi Petani, Gapoktan, dan Kelembagaan Ekonomi
Petani Berprestasi;
Penilaian dan Penetapan nama penerima
penghargaan Petani , Gapoktan, dan Kelembagaan
Ekonomi Petani Berprestasi;
Pemanggilan peserta penerima penghargaan Petani,
Gapoktan, dan Kelembagaan Ekonomi Petani
Berprestasi;
Pemberian Penghargaan kepada Petani, Gapoktan,
dan Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi.
Sasaran/Peserta
Petani
Gapoktan
Kelembagaan Ekonomi Petani
Waktu/tempat
13 – 19 Agustus 2017 di Hotel Swiss Bell Jakarta
Anggaran
a. Pagu : Rp. 481.672.000,-
b. Realisasi : Rp. 472.168.900 (98,03%)
Hasil Kegiatan
Tersedia penerima penghargaan bagi petani
berprestasi sebanyak 3 orang, sebagai berikut:
LAPORAN Tahunan 2017 149
No Nama Provinsi/Kab/Kota
1. Asep Halim Jamaludin, SP Jawa Barat/Ciamis
2. Mursidin Nusa Tenggara Barat/
Lombok Barat
3. Karel Pattipeme Papua/Kota Jayapura
Tersedianya penerima penghargaan bagi gapoktan berprestasi
sebanyak 3 gapoktan, sebagai berikut:
No Nama Kelembagaan Provinsi/Kab/Kota
1. Fajar Maju Lampung/Lampung Timur
2. Bangun Banua Kalimantan Selatan/Tabalong
3. Mabbulo Sibatang Sulawesi Selatan/Bulukumba
Tersedianya penerima penghargaan bagi kelembagaan
ekonomi petani sebanyak 3 KEP, sebagai berikut:
No Nama Kelembagaan Provinsi/Kab
1. Koperasi Tani Margo Dadi D.I.Yogyakarta/Gunung Kidul
2. Koperasi Tani Syariah
Harapan Bersama
Nusa Tenggara Barat/
Lombok Barat
3. Koperasi Tani Teobroma Sulawesi Tengah/Sigi
Pemberian penghargaan bagi para teladan tingkat nasional
merupakan salah satu bentuk apresiasi dari Kementerian
Pertanian terhadap para pelaku utama agar termotivasi dan
terus meningkatkan kinerjanya. Tahun 2017 Kementerian
Pertanian memberikan Penghargaan Tingkat Nasional
diantaranya bagi Petani Berprestasi; Gapoktan Berprestasi; dan
Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi;
LAPORAN Tahunan 2017 150
Peserta penerima penghargaan mengikuti rangkaian
kegiatan berkaitan dengan HUT Proklamasi
Kemerdekaan RI yang ke 71, sebagai berikut: 1)
Mengikuti Sidang Paripurna DPR RI dan Pidato
Kenegaraan Presiden RI; 2) Pemberian
Penghargaan oleh Menteri Pertanian; 3) Mengikuti
Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan
Kalibata; 4) Mengikuti Peringatan Detik-Detik
Proklamasi Hut RI ke 70; 5) Pemberian
Penghargaan oleh Menteri Pertanian; dan 6)
Silaturahmi Presiden RI dengan para teladan;
Bentuk apresiasi kepada para penerima
penghargaan tingkat nasional adalah berupa hadiah
uang masing-masing sebesar Rp. 20.000.000
dipotong pajak sebesar 15%.
Rencana Tindak Lanjut
Sebagai bentuk apresiasi Menteri Pertanian kepada para
penerima penghargaan bagi petani, gapoktan dan
kelembagaan ekonomi petani berprestasi, hadiah berupa
tabungan sebesar Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta
rupiah) dipotong pajak 15%, akan ditransfer ke rekening
peserta melalui rekening BRI secepatnya.
f) Pembinaan, Pengawalan dan Pendampingan
Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani
Tujuan
Melaksanakan pembinaan terhadap petugas teknis
pada kelembagaan penyuluhan di provinsi dan
kabupaten/kota pada pelaksanaan pendampingan
penyuluh dalam melakukan pembinaan, pengawalan
dan pendampingan terhadap kelembagaan petani
(poktan dan gapotan) dan Kelembagaan Ekonomi
Petani;
LAPORAN Tahunan 2017 151
Melakukan analisis permasalahan dan upaya
pemecahan masalah dalam pembinaan
kelembagaan petani dan Kelembagaan Ekonomi
Petani.
Metode
Wawancara;
Diskusi kelompok;
Kunjungan lapangan.
Sasaran/Peserta
Penyuluh Pertanian;
Petugas Teknis pada kelembagaan penyuluhan atau
kelembagaan yang membidangi penyuluhan,
pengurus kelembagaan petani dan kelembagaan
ekonomi petani.
Waktu/tempat
Januari – Desember 2017
Anggaran
a. Pagu : Rp. 631.988.000
b. Realisasi : Rp. 631.891.850 (99,98%)
Hasil Pelaksanaan
Telah dilaksanakan pembinaan pengawalan dan
pendampingan penumbuhan serta pengembangan
kelembagaan ekonomi petani di provinsi dan
kabupaten, yaitu:
- Sumatera Utara;
- Sumatera Barat;
- Lampung;
- Jawa Barat (Bogor, Purwakarta, Kab. Bandung,
Cirebon, Tasikmalaya, Kuningan, Subang,
Sukabumi);
LAPORAN Tahunan 2017 152
- Banten;
- Jawa Tengah (Brebes, Magelang, Boyolaly,dan
Klaten)
- D.I.Y;
- Jawa Timur (Mojokerto, Kediri, tulung)
- Kalimantan Barat *Sanggau, Engtikong)
Pembinaan kelembagaan petani terkendala oleh
persepsi yang beragam terhadap pengertian
kelembagaan petani karena adanya poktan yang
ditumbuhkan oleh Dinas Teknis yang tidak
dilaporkan kepada kelembagaan penyuluhan di
provinsi dan kabupaten/kota sehingga menyulitkan
dalam pembinaan oleh penyuluh di lapangan.
Perlu adanya surat edaran/nota kesepahaman
tentang keterlibatan pihak terkait seperti Dinas
Koperasi, Dinas Perdagangan dan lain-lain sebagai
informasi MoU antara Menteri Pertanian dan Menteri
Koperasi tentang pengembangan gapoktan menjadi
koperasi belum semua daerah mengetahuinya
Juklak penumbuhan dan pengembangan
kelembagaan ekonomi petani perlu untuk
ditingkatkan menjadi Permentan agar dapat dijadikan
acuan oleh daerah.
g) Turunan Undang-Undang No.19 Tahun 2013 Tentang
Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani
Tujuan
Menyusun pedoman bagi petugas, petani dan
stakeholder terhadap turunan UU No. 19 Tahun
2013;
LAPORAN Tahunan 2017 153
Melakukan sosialisasi terhadap pedoman bagi
petugas, petani dan stakeholder turunan UU No. 19
Tahun 2013.
Output
Tersusunnya pedoman terkait UU No. 19 Tahun
2013;
Tersusunnya langkah-langkah operasional pedoman
hasil turunan UU No. 19 Tahun 2013
Sasaran
Pemangku kebijakan pemberdayaan kelembagaan
petani;
Pelaku dan stakeholeder pemberdayaan
kelembagaan petani.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 310.400.000
b. Realisasi : Rp. 118.596.900 (38,21%)
Hasil Kegiatan
Tersusunnya Pedoman Pembentukan dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Petani (BUMP);
Tersusunnya Pedoman Penilaian Kelas Kemampuan
Kelompoktani;
Tersusunnya Pedoman Penerapan Sistem Pertanian
Terpadu.
h) Bimbingan Teknis Kelompok Usaha Bersama
Tujuan
Menumbuhkan kelembagaan ekonomi yang dikelola
petani muda dan wanita tani dalam rangka
membangun daya saing dan posisi tawar dengan
pelaku usaha lain dalam mendukung program
prioritas Kementerian Pertanian;
LAPORAN Tahunan 2017 154
Melakukan sinkronisasi kegiatan penumbuhan dan
pengembangan KEP bagi Petani Muda/wanita tani;
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dan
rencana kerja pengembangan KEP Petani
Muda/Wanita Tani
Metode
Pemaparan dan tanya jawab;
Diskusi kelompok
Penugasan kepada peserta;
Bimbingan dan penyusunan rencana tindaklanjut
pertemuan.
Sasaran/Peserta
Kelembagaan Ekonomi Petani dalam bentuk KUB Petani
Muda/wanita tani yang dapat berasal dari poktan, KWT,
Gapoktan, P4S, organisasi Kepemudaan petani, gerakan
pemuda tani yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat yang berpotensi memberikan konstribusi
terhadap peningkatan produksi komoditas unggulan.
Waktu/tempat
Kegiatan Bimbingan Teknis Kelompok Usaha Bersama
dilaksanakan 4 region, pelaksanaan sebagai berikut:
Pada tanggal : 17 – 19 September 2017 di Hotel
Santika Bekasi;
Pada tanggal : 28 – 30 September 2017 di Hotel
Bogor Valley;
Pada tanggal : 7 – 9 Oktober 2017 di Hotel
Pajajaran Suite, Bogor;
Pada tanggal : 7 – 9 Desember 2017 di Hotel
Permata, Bogor;
LAPORAN Tahunan 2017 155
Anggaran
a. Pagu : Rp. 3.199.250.000
b. Realisasi : Rp. 2.586.249.800 (80,84%)
Hasil Kegiatan
Pentingnya petani-petani dikorporasikan dalam
bentuk Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) sebagai
pengembangan kelembagaan petani (poktan,
gapoktan atau Kelompok Wanita Tani (KWT)
sehingga memiliki kekuatan yang besar dan mampu
melayani petani dari hulu sampai hilir dengan
manajemen profesional.
Penumbuhan dan pengembangan Kelembagaan
Ekonomi Petani (KEP)/Wanita Tani bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas atau kemampuan
kelembagaan petani yang telah melaksanakan
kegiatan usahatani yang berorientasi pasar, baik
yang berbadan hukum seperti Koperasi, Perseroan
terbatas (PT), Yayasan, Perkumpulan bidang
pertanian yang dikelola oleh petani maupun yang
belum berbadan hukum dalam bentuk Kelompok
Usaha Bersama (KUB) untuk meningkatkan sebesar-
besarnya kesejahteraan petani.
Usaha KEP dapat dimulai dari usaha hulu (usaha
tani) sampai dengan usaha hilir seperti pengolahan
dan pemasaran hasil yang dapat dipadukan dengan
usaha simpan pinjam sehingga tumbuh dan
berkembang KEP-KEP yang kuat dan mandiri untuk
kesejahteraan petani.
Pengembangan KEP diupayakan berbasis kawasan
dengan skala usaha lebih luas agar efisien dan lebih
menguntungkan sehingga memiliki kekuatan posisi
tawar yang kuat serta meningkatkan jaringan
LAPORAN Tahunan 2017 156
kemitraan agribisnis KEP dengan pelaku usaha
lainnya dalam memanfaatkan peluang usaha dan
memenuhi permintaan pasar yang lebih luas.
KEP dapat memanfaatkan program Sistim Resi
Gudang (SRG) sebagai lembaga yang menstabilkan
harga produk pertanian di perdesaan dalam upaya
peningkatan nilai tambah bagi petani,
Untuk memperkuat kapasitas dan permodalan
usaha, KEP bersinergi dan bermitra dengan lembaga
desa seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa
melalui pemanfaatan inovasi desa dan dana desa
serta sumber-sumber pendanaan lainnya yang
tersedia di desa seperti Bank Rakyat Indonesia
memfasilitasi permodalan usaha tani melalui progran
Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang dapat di akses
melalui pengajuan KUR Mikro.
Dalam upaya peningakatan penyediaan benih di
tingkat petani, kelompoktani sebagai penangkar
benih dapat bermitra dengan PT Pertani terutama
penangkar benih yang memiliki sarana dan
prasarana, mesin prosesing, alat pengukur kadar air
dan gudang penyimpanan serta sarana angkutan;
Dibutuhkan pendampingan dan sinergi dari berbagai
pihak untuk penumbuhan dan pengembangan KEP
seperti sinergi dengan program desa, fasilitasi
permodalan dari perbankan, penguatan KEP melalui
kemitraan usaha perbenihan dengan Pertani, dan
lainnya.
Menindaklanjuti hasil bimtek ini, diharapkan seluruh
peserta merealisaikan kegiatan-kegiatan yang telah
dituangkan dalam Rencana Tindak Lanjut (RTL)
LAPORAN Tahunan 2017 157
tentang: 1) upaya peningkatan produksi/penyediaan
benih melalui kemitraan, 2) upaya penyediaan modal
pembiayaan, 3) rencana pemasaran, 4)
penumbuhan dan penguatan KEP yang berbadan
hukum, 5) pengembangan hasil olahan pangan
untuk penganekaragaman konsumsi dan keamanan
pangan 6) membangun jejaring komunikasi sesama
peserta bimbingan teknis,
Pusat Penyuluhan Pertanian Badan PPSDMP akan
melakukan monitoring dan supervisi penumbuhan
dan pengembangan KEP.
i) Pembinaan dan Supervisi Kelompok Usaha Bersama
(KUB)
Tujuan
Melaksanakan pembinaan terhadap peran pemuda
tani/wanita tani dalam mendukung program prioritas
Kementerian Pertanian;
Melakukan analisis permasalahan dan upaya
pemecahan masalah dalam pembinaan
kelembagaan petani dan Kelembagaan Ekonomi
Petani.
Sasaran
Para pemangku kepentingan lingkup pertanian dan
instansi terkait di pusat, provinsi, kabupaten/kota,
penyuluh pertanian dan petugas lapangan terkait
lainnya;
Petani muda/organisasi kepemudaan petani/
organisasi kepemudaan di masyarakat dan
kelompok wanita tani yang mempunyai kepedulian
dan bersedia berkontribusi aktif mendukung program
prioritas Kementerian Pertanian.
LAPORAN Tahunan 2017 158
Anggaran
a. Pagu : Rp. 434.250.000
b. Realisasi : Rp. 432.225.500 (99,53%)
Hasil
Telah dilaksanakan pembinaan dan supervisi kelompok
usaha bersama di provinsi dan kabupaten, yaitu:
Jawa Barat (Cirebon, Sukabumi, Tasikmalaya,
Bandung, Purwakarta, Ciamis, Majalengka, Ciamis,
Indramayu, Garut, Sumaedang);
Banten;
Jawa Tengah;
D I.Jogjakarta
Sulawesi Selatan;
Sulawesi Tengah;
Sulawesi Utara;
Kalimanta Barat (Bengkayang, Kapuas Hulu,
Sintang, Sanggau,Sambas dan Landak.
Permasalahan
Dalam penyelenggaraan pembinaan dan supervisi
kelompok usaha bersama terdapat beberapa
permasalahan yang dihadapi, yaitu:
Masih ditemui pembinaan dari kelembagaan
penyuluhan provinsi dan kabupaten/kota yang belum
efektif karena keterbatasan anggaran;
Masih ditemui penyuluh yang belum memahami pola
pembinaan kelompok usaha bersama;
Pembinaan dan supervisi kelompok usaha bersama
terkendala oleh persepsi yang beragam terhadap
pengertian kelembagaan petani karena adanya
poktan yang ditumbuhkan oleh Dinas Teknis yang
tidak dilaporkan kepada kelembagaan penyuluhan di
LAPORAN Tahunan 2017 159
provinsi dan kabupaten/kota sehingga menyulitkan
dalam pembinaan oleh penyuluh di lapangan.
Pemahaman penyuluh dan petugas teknis terhadap
pola penumbuhan dan pengembangan KUB masih
beragam;
Keterlibatan pihak terkait seperti Dinas Koperasi,
Dinas Perdagangan dan lain-lain belum optimal.
Adanya persepsi yang belum sama tentang
kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi
petani
Tingkat pendidikan anggota kelembagaan petani
rata-rata setingkat SD/SMP menyulitkan dalam
memenuhi persyaratan menjadi pengelola KEP.
Kegiatan temu teknis dalam rangka membangun
sinergitas dan koordinasi dengan dinas teknis belum
berjalan dengan baik;
Koordinasi antara pelaksana kegiatan dilapangan
(BP3K), TPOP, Tim Teknis Kabupaten dan Satker
Provinsi belum berjalan dengan baik, terutama
dalam mekanisme penyampaian laporan
pelaksanaan kegiatan.
2) Sub Bidang Informasi dan Materi Penyuluhan Pertanian
a) Penyusunan dan Penyebaran Materi Melalui Media Cetak
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan penyuluh,
petani dan masyarakat lainnya tentang materi
penyuluhan yang mendukung program prioritas
pertanian.
Sasaran
Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan
kecamatan;
Penyuluh Pertanian PNS, THLTBPP dan Swadaya;
LAPORAN Tahunan 2017 160
Pelaku utama dan pelaku usaha.
Output
Tersedianya materi-materi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian yang terdiri dari:
Liptan sebanyak 10 judul
Leaflet sebanyak 2 judul
Brosur sebanyak 1 judul
Buku Informasi sebanyak 1 judul
Outcome
Tersedianya materi penyuluhan dalam bentuk media
cetak yang dapat membantu penyuluh dalam melakukan
pengawalan dan pendampingan di lapangan.
Waktu
Pelaksanaan kegiatan penyusunan dan penyebaran
informasi dilaksanakan bulan Januari s.d Desember
2017.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 279.476.000
b. Realisasi : Rp. 269.362.500 (96,38%)
Hasil Kegiatan
Pencetakan dalam bentuk leaflet (design terlampir)
dengan jumlah 3.000 eksemplar, terdiri dari:
No. Judul Materi Jumlah
1. Penerapan Standar Nasional
Indonesia (SNI) Bahan Olahan
Karet (BOKAR)
1.500 eks
2. Teknologi Mengatasi Kekurangan
(defisiensi) Hara Mikro Pada
Tanaman Jeruk
1.500 eks
Pencetakan dalam bentuk brosur (design terlampir),
dengan jumlah 2.000 eksempar, terdiri dari:
No. Judul Materi Jumlah
1. Peran Penyuluh Pertanian Pada
Pendampingan dan Pengawalan
UPSUS SIWAB
2.000 eks
LAPORAN Tahunan 2017 161
Pencetakan dalam bentuk buku Informasi dengan jumlah 3.000
eksemplar, terdiri dari:
No. Judul Materi Jumlah
1. Standar Operasional Prosedur Pengelolaan
Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan
Pertanian (SIMLUHTAN)
3.000 eks
Dalam bentuk Liptan sebanyak 10 edisi (dimuat dalam tabloid Sinar
Tani) yang terdiri atas:
No Tanggal
Terbit Topik Penulis
1. 08-14/2/2017
Menjaga Kualitas Buah Pisang
Tetap Baik
Ir.Sumardi, MM
2. 08-14/3/2017 Teknik Jitu Budidaya Kopi
(Robusta) Yang Baik dan
Berkelanjutan
Ir. Sri Puji
Rahayu,MM
3. 12-18/4/2017 Teknik Budidaya Buah Naga
agar Aman Dikomsumsi
Ir. Susilo Astuti
Handayani,MM
4. 10-16/5/2017 Teknologi Usahatani Yang
Adaptif Terhadap Perubahan
Iklim
Ume Humaidah,
SP,MSi
5. 14-20/7/2017 Ragam Alternatif Hijauan Pakan
Ternak
Ir.Sri Wijiastuti
6. 12-18/7/2017 Keuntungan Ganda Dengan
Memadukan Tanam Jajar
Legowo Super dan Mina Padi
Ir. Yulia ST
7. 09-15/8/2017 Budidaya Hijauan Pakan Ternak
dan Pemanfaatan bagi Ternak
Suwarna, SP
8. 13-19/9/2017 Budidaya Cabai Merah Kencana
Secara Off Season untuk
Swasembada Cabai
Dalmadi
9. 22 Sept – 03
Okt 2017
Penerapan Budidaya Kelapa
Sawit Yang Benar
Miskat Ramdhani
10 22-28/11/2017 Strategi Peningkatan Produksi
Kedelai Menuju Swasembada
Ruslia Atmaja
LAPORAN Tahunan 2017 162
b) Penyusunan dan Penyebaran Melalui Cyber Extension
Tujuan
Menyediakan materi informasi pertanian yang
dibutuhkan penyuluh, pelaku utama, pelaku usaha dan
masyarakat pertanian sebanyak 600 judul.
Sasaran
Penyuluh Pertanian PNS, Penyuluh Pertanian Swadaya,
Penyuluh Pertanian Swasta, THL-TB PP, Kelembagaan
Penyuluhan di Provinsi, Kelembagaan Penyuluhan di
Kabupaten/Kota, Balai Penyuluhan Kecamatan/BPP di
Kecamatan, Masyarakat pengguna internet pada
umumnya.
Output
Tersedianya materi/informasi penyuluhan pertanian
sebanyak 500 judul yang dibutuhkan oleh petani,
penyuluh dan masyarakat pertanian.
Waktu
Pelaksanaan Penyusunan Materi Cyber Extension
dilaksanakan mulai bulan Januari s.d Desember 2017.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 268.550.000
b. Realisasi : Rp. 265.418.800 (98,83%)
Hasil
Tersedianya dan terpublikasikannya materi penyuluhan
pertanian melalui Cyber Extension sebanyak 500 judul
yang terdiri dari subsektor Tanaman Pangan sebanyak
125 judul, Hortikultura sebanyak 121 judul, Peternakan
sebanyak 112 judul, dan Perkebunan sebanyak 101
judul serta Sumberdaya Manusia sebanyak 41 judul.
Selain itu, tahun 2017 ada juga materi-materi lain yang
juga tersedia di Cyber Extension yaitu, Gerbang
LAPORAN Tahunan 2017 163
Nasional sebanyak 55 judul, Gerbang Daerah sebanyak
1.344 judul, Materi Spesifik Lokalita sebanyak 2.277
judul, dan Desiminasi Teknologi Pertanian sebanyak 120
judul (masing-masing judul materi terlampir).
c) Penyusunan Majalah Ekstensia
Tujuan
Menyediakan sumber informasi bagi penyuluh,
pelaku utama dan pemangku kepentingan lainnya
tentang kebijakan, program pembangunan pertanian
dan penyuluhan pertanian.
Menyediakan informasi tentang keberhasilan
program pemberdayaan petani serta kesuksesan
penyuluh dan petani.
Sasaran
Sasaran Majalah Ekstensia adalah penyuluh pertanian,
pelaku utama, masyarakat pertanian di seluruh
Indonesia.
Output
Tersedianya sumber informasi bagi penyuluh, pelaku
utama & pemangku kepentingan lainnya tentang
kebijakan, program pembangunan pertanian dan
penyuluhan pertanian.
Tersedianya informasi tentang keberhasilan program
pemberdayaan petani dan kesuksesan penyuluh dan
petani.
Waktu
Pelaksanaan Penyusunan dan Penerbitan Majalah
Ekstensia 15 dilaksanakan mulai Januari sampai dengan
November 2017.
LAPORAN Tahunan 2017 164
Metode
Metode yang digunakan dalam penerbitan majalah
ekstesia menggunakan pengumpulan dan pengolahan
bahan dari berbagai narasumber dengan tahapan
sebagai berikut:
Melakukan Rapat Intern membahas Rencana Tema
Penulisan Majalah Ekstensia
Menentukan lokasi dan petugas untuk melakukan
wawancara dan pencarian bahan informasi
Perjalanan ke lapangan
Menyusun dan mengedit hasil penulisan
Menyusun Layout dan Seting
Proses Pencetakan dan Pengiriman
Menyusun Laporan.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 312.050.000
b. Realisasi : Rp. 310.697.800 (99,57%)
Hasil Kegiatan
Tersedianya dan terpublikasikannya materi dan informasi
penyuluhan pertanian melalui majalah ekstensia edisi 15
sebanyak 7.000 eksemplar. Dengan percepatan dan
pembagian tugas dalam penyusunan majalah ekstensia
memungkinkan tim penulis serta tim design lebih cepat
dalam berkoordinasi dan menghasilkan majalah yang
lebih baik dan tepat waktu. Adanya pemahaman yang
sama dalam penulisan materi ekstensia akan
mempercepat tim penulis dan tim design dalam
berkoordinasi.
Dengan adanya majalah ekstensia informasi terbaru
mengenai kebijakan dan keberhasilan yang ada di pusat
maupun daerah dapat tersebarkan ke seluruh indonesia.
LAPORAN Tahunan 2017 165
d) Penyusunan dan Penyebaran Materi Melalui Media
Elektronik
Tujuan
Menginformasikan dan menyebarluaskan kebijakan
dan kegiatan Penyuluhan Pertanian kepada
masyarakat luas;
Mengembangkan media informasi dan komunikasi
mengenai penyuluhan Pertanian;
Meningkatnya efisiensi dan efektivitas kegiatan
informasi Penyuluh Pertanian.
Sasaran
Pelaku utama, pelaku usaha, para penyuluh dan pihak-
pihak pemangku kepentingan lainnya di bidang pertanian
dan masyarakat pada umumnya.
Output
Tersiarkannya video Kinerja Presiden melalui
videotron pada acara Penas XV 2017.
Tersusunnya naskah dan tersiarkannya feature
dengan judul “BPP, Kantornya Petani”, “Penyuluh
Sahabat Petani” dan “Ayo Berkelompok” melalui
siaran televisi nasional.
Waktu
Pelaksanaan kegiatan penyusunan dan penyebaran
informasi dilaksanakan bulan Januari s.d Desember
2017.
Anggaran
a. Pagu : Rp. 482.000.000
b. Realisasi : Rp. 465.430.000 (96,56%)
Hasil Kegiatan
Materi penyuluhan melalui media elektronik telah
disusun dan dibuat dalam bentuk video, feature
LAPORAN Tahunan 2017 166
keberhasilan pembangunan pertanian pada umumnya
dan penyuluhan pertanian pada khususnya baik di
videotron pada acara Penas XV 2017 maupun di televisi
nasional, dengan rincian sebagai berikut:
Video Kinerja Presiden melalui videotron pada acara
Pembukaan Penas XV 2017;
Feature dengan judul “BPP, Kantornya Petani”, yang
ditayangkan di TVRI pada bulan Desember 2017
dengan durasi 5 menit (bukti siar dan DVD
terlampir).
Feature dengan judul “Penyuluh Sahabat Petani”,
yang ditayangkan di TVRI pada bulan Desember
2017 dengan durasi 5 menit (bukti siar dan DVD
terlampir).
Feature dengan judul “Ayo Berkelompok”, yang
ditayangkan di TVRI pada bulan Desember 2017
dengan durasi 5 menit (bukti siar dan DVD
terlampir).
Selanjutnya materi ditayangkan di televisi nasional
melalui pihak ketiga.
e) Pembinaan Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan
Pertanian (SMIPP).
Tujuan
Memperoleh informasi dan permasalahan mengenai
operasional pengelolaan sistem manajemen
informasi penyuluhan pertanian (SMIPP) meliputi
pemanfaatan Cyber Extension, updating data
Simluhtan oleh petugas admin guna memperoleh
masukan bagi penyempurnaan pengelolaan SMIPP
yang akan datang;
LAPORAN Tahunan 2017 167
Memastikan agar pelaksanaan kegiatan dalam
pengelolaan sistem manajemen informasi
penyuluhan pertanian (SMIPP) sesuai standar
operasional prosedur atau tahap pelaksanaan
kegiatan yang diperlukan guna mengatasi sedini
mungkin hambatan yang mungkin terjadi.
Sasaran
Sasaran kegiatan pembinaan SMIPP adalah Tim
Pengelola dan admin SMIPP (Cyber Extension dan
Simluhtan) di pusat, provinsi, kabupaten/kota dan
kecamatan.
Output/Indikator Keberhasilan
Kegiatan pengelolaan SMIPP di masing-masing
tingkatan dapat berjalan sesuai dengan
prosedur/tahap pelaksanaan kegiatan;
Teratasinya hambatan dan permasalahan dalam
pelaksanaan kegiatan pengelolaan SMIPP sejak dini
dan terumuskannya upaya pemecahan
permasalahannya;
Terhimpunnya masukan-masukan bagi
penyempurnaan program dan kegiatan pengelolaan
SMIPP yang akan datang.
Waktu dan Tempat
Waktu
Pelaksanaan pembinaan sistem manajemen
informasi penyuluhan pertanian akan dilaksanakan
pada Bulan Januari-Desember 2017.
Tempat
Tempat/lokasi perjalanan pembinaan SMIPP
dilakukan kepada tim pengelola dan admin pusat,
provinsi dan kabupaten/kota.
LAPORAN Tahunan 2017 168
Anggaran
a. Pagu : Rp 1.023.700.000
b. Realisasi : Rp.1.021.875.746 (99,82%)
Hasil Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan SMIPP selain
untuk mengetahui hambatan dan permasalahan
dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan SMIPP,
diharapkan juga dapat menghimpung masukan-
masukan bagi penyempurnaan program dan
kegiatan pengelolaan SMIPP yang akan datang.
Pembinaan SMIPP dilakukan secara berjenjang dari
mulai provinsi sampai dengan tingkat kecamatan.
Responden dalam pelaksanaan pembinaan, terbagi
menjadi 3 (tiga) yaitu: 1) Pimpinan
Kelembagaan/Pejabat yang menangani Penyuluhan;
2) Penyuluh Pertanian; dan 3) Admin SMIPP.
Dari hasil kunjungan ke lokasi binaan, banyak
pejabat yang menangani penyuluhan belum
mengetahui SMIPP lebih jauh, mereka hanya
mengenal Simluhtan sebagai basis data
kelembagaan petani. Hal ini dikarenakan para
pejabat rata-rata berasal bukan dari kelembagaan
penyuluhan sebelumnya (Sekretariat Bakorluh dan
Bapelluh). Informasi tentang SIMPP khususnya
Simluhtan diperoleh dari pertemuan-pertemuan yang
berkenaan dengan kelembagaan petani serta
adanya kebijakan tentang e-proposal yang data
kelembagaan petaninya harus berbasis simluhtan;
Dalam mendukung pengelolaan data, perlu didukung
oleh sarana dan prasarana pengolah
data/pendukung TI, namun kenyataannya banyak
instansi yang belum dilengkapi dengan sarana
LAPORAN Tahunan 2017 169
pengolah data baik PC maupun peralatan lainnya
seperti Laptop, printer, LCD projector, modem dan
kamera. Untuk pengolahan data masih
menggunakan/menumpang dengan sarana yang
ada, asset lama dari kelembagaan penyuluhan
terdahulu banyak yang pindah tangan;
Untuk mengupdata data di Simluhtan diperlukan
akses internet yang memadai, untuk tingkat provinsi
dan kabupaten/kota relatif masih ada akses internet,
namun untuk kecamatan masih sangat terbatas dan
menggunakan akses/paket data pribadi;
Permasalahan lain yang dihadapi adalah
berpindahnya petugas admin keberbagai bidang
atau dinas lain, sehingga proses peng-update-an
terhenti cukup lama, untuk itu disarankan agar
dibentuk Tim SMIPP yang terdiri dari
Penanggungjawab data dan admin SMIPP. Petugas
pengentry data/admin sebagian besar adalah para
penyuluh pertanian THL-TBPP;
Pengenalan Dalam mengakses SMIPP masih
banyak penyuluh pertanian khususnya yang PNS
masih memanfaatkan sarana yang ada di kantor,
sedangkan penyuluh pertanian THL-TBPP
menggunakan laptop milik pribadi;
Salah satu keuntungan menggunakan pemutakhiran
data menggunakan system adalah : 1) Kemubajiran
data terkurangi; 2) Integritas data dapat selalu
terjaga; 3) Berbagai data dapat selalu dilakukan oleh
setiap user; 4) Penggunaan data lebih mudah; dan
5) Konsistensi data dapat selalu terjaga. Untuk dapat
mendukung pemutakhiran data tersebut, diperlukan
dukungan dari berbagai pihak khususnya
Pemerintah Daerah. Dengan banyaknya admin yang
LAPORAN Tahunan 2017 170
berubah, maka dukungan yang diperlukan adalah:
1) Pertemuan/Pelatihan/Bimbingan Teknis;
2) Honorarium Admin; dan 3) Akses internet. Dari
hasil kunjungan, beberapa provinsi telah
mengalokasikan anggaran untuk Bimbingan Teknis
dengan mengundan admin kab/kota dan kecamatan;
Kendala yang dihadapi dalam penerapan SMIPP
- Penyedia data dan materi yaitu penyuluh
pertanian yang sehari-hari sudah dibebankan
pada berbagai kegiatan;
- Pengelola Data (Penanggung Jawab dan Admin
SMIPP) banyak yang baru, maka diperlukan
sosialisasi atau bimbingan teknis;
- Tidak adanya dana operasional bagi pengelola
data, baik sarana/akses internet maupun
honorarium bagi pengelola data.
Penyuluh pertanian provinsi, kabupaten/kota dan
kecamatan dapat memanfaatkan cyber ini untuk
mempromosikan aktivitas didaerahnya melalui
gerbang daerah, sedangkan untuk menyampaikan
materi penyuluhan di wilayahkan, mereka dapat
memanfaatkan materi spesifik lokalita. Dari hasil
kunjungan diperoleh kesimpulan bahwa sebagai
besar penyuluh pertanian belum memanfaatkan
cyber extension secara optimal. Pemanfaatan cyber
baru terbatas pada akses informasi belum menjadi
bagian/mempromosikan aktivitas didaerahnya pada
gerbang daerah dan memasukkan materi
penyuluhan spesifik lokalita;
Dalam perencanaan kegiatan penyuluhan
dilapangan, penyuluh pertanian jarang
menggunakan data yang tersedia di dalam
simluhtan, dan keterlibatan para penyuluh pertanian
LAPORAN Tahunan 2017 171
masih terbatas penyedia data bagi pimpinan
kelembagaan;
Kendala yang dihadapi dalam penerapan SMIPP
- Penyedia data dan materi yaitu penyuluh
pertanian yang sehari-hari sudah dibebankan
pada berbagai kegiatan;
- Pengelola Data (Penanggung Jawab dan Admin
SMIPP) banyak yang baru, maka diperlukan
sosialisasi atau bimbingan teknis;
- Tidak adanya dana operasional bagi pengelola
data, baik sarana/akses internet maupun
honorarium bagi pengelola data.
f) Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian.
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan penyuluh
pertanian, petani, dan masyarakat lainnya tentang
kebijakan, informasi dan materi penyelenggaraan
penyuluhan pertanian.
Sasaran
Sasaran kegiatan penyusunan dan penyebaran materi
melalui media cetak, yaitu:
Pemerintah Daerah di tingkat Provinsi, daN
Kabupaten/Kota;
Kepala Kelembagaan Penyuluhan di tingkat Provinsi,
dan Kabupaten/Kota;
Penyuluh Pertanian PNS;
Petani dan Kelembagaan Petani.
LAPORAN Tahunan 2017 172
Waktu
Pelaksanaan penyusunan pedoman penyelenggaraan
penyuluhan pertanian dilaksanakan pada Bulan Januari-
Mei 2017.
Anggaran
a. Pagu : Rp 77.900.000
b. Realisasi : Rp.77.900.000 (100%)
Hasil Pelaksanaan
Tersusunya 2 (dua) pedoman penyelenggaraan
penyuluhan, yaitu:
Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMP);
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.
g) Pengembangan Sistem dan Integrasi Data Penyuluhan
Tujuan
Pengembangan SIMLUHTAN lebih lanjut agar
sesuai dengan kebutuhan;
Sistem lebih stabil dan mudah untuk dioperasikan
oleh pengguna.
Sasaran
Sasaran kegiatan Pengembangan Software
SIMLUHTAN adalah jajaran pimpinan, pemangku
kebijakan dan petugas lingkup Kementerian Pertanian
serta jajaran penyuluhan dan stakeholder lainnya di
daerah yang membutuhkan data dan informasi
Penyuluhan Pertanian.
Waktu
Pelaksanaan pengembangan software Simluhtan
dilaksanakan pada bulan September - Nopember 2017.
LAPORAN Tahunan 2017 173
Anggaran
a. Pagu : Rp 256.500.000
b. Realisasi : Rp.204.142.100 (79,59%)
Hasil
Terbangunnya software SIMLUHTAN yang telah
dikembangkan lebih lanjut dengan perbaikan
program dan penambahan komponen data yang
diperlukan, sebagai berikut:
- Penambahan dan perubahan komponen data
kelembagaan penyuluhan
Penambahan input untuk nomenklatur
kelembagaan penyuluhan di tiap tingkatan;
Penambahan input data penghargaan yang
pernah diterima oleh kelembagaan
penyuluhan tingkat kecamatan (BPP);
Ada 3 pilihan input data koordinator penyuluh
di tiap tingkatan, yaitu: penyuluh pertanian
PNS, THL-TB PP, atau Lainnya (penyuluh
non-pertanian atau pejabat struktural).
- Penambahan dan perubahan komponen data
ketenagaan penyuluhan
Penambahan input untuk wilayah kerja
penyuluh yang sebelumnya maksimal 5 desa
menjadi maksimal 10 desa;
Pemisahan data THL-TB Penyuluh Pertanian
berdasarkan sumber anggaran/kontrak
(APBN dan APBD).
- Penambahan dan perubahan komponen data
kelembagaan pelaku utama
Perubahan aksi simpan data pada form input
data anggota kelompok tani menjadi satu per
satu;
LAPORAN Tahunan 2017 174
Penambahan komponen input untuk pilihan
jenis kelompok tani;
Penambahan komponen input untuk data
anggota kelompok tani, yaitu: nama sesuai
ktp, tanggal lahir dan alamat sesuai ktp,
serta status keanggotaan.
Penambahan fasilitas download dan upload
data anggota kelompok tani menggunakan
format excel.
Penambahan modul input Luas Lahan
Sawah per Kecamatan tahun 2017
- Perbaikan (redesign dan reprogram) modul-
modul Laporan, serta penambahan query
laporan);
- Perbaikan modul pengaturan user/admin;
- Perbaikan modul pengaturan wilayah.
Terintegrasinya database penyuluhan yaitu data
kelembagaan penyuluhan, ketenagaan,
kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi
petani sebagai bahan penyusunan kebijakan
penyelenggaraan penyuluhan dan pembangunan
pertanian pada umumnya.
h) Workshop Penyusunan Artikel (Berita, Informasi dan
Materi Penyuluhan Pertanian).
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan penyuluh pertanian dan
pranata humas tentang teknik dan metode penulisan
karya tulis ilmiah semi populer yang baik dan benar;
Meningkatkan pengetahuan penyuluh pertanian dan
pranata humas tentang teknik dan metode penulisan
berita di media massa (cetak dan online);
LAPORAN Tahunan 2017 175
Meningkatkan pengetahuan penyuluh pertanian dan
pranata humas tentang teknik dan metode
pembuatan vlog.
Keluaran
Meningkatnya pengetahuan penyuluh pertanian dan
pranata humas tentang teknik dan metode penulisan
karya tulis ilmiah semi populer yang baik dan benar;
Meningkatnya pengetahuan penyuluh pertanian dan
pranata humas tentang teknik dan metode penulisan
berita di media massa (cetak dan online);
Meningkatnya pengetahuan penyuluh pertanian dan
pranata humas tentang teknik dan metode
pembuatan vlog.
Waktu dan Tempat
Workshop Penyusunan Artikel (Berita, Informasi dan
Materi Penyuluhan Pertanian) dilaksanakan pada:
Waktu : Senin - Rabu, 20 - 22 November 2017;
Tempat : Hotel Arch - Bogor, Jawa Barat.
Anggaran
a. Pagu : Rp 241.000.000
b. Realisasi : Rp.173.143.500 (71,84%)
Peserta
Peserta pertemuan sebanyak 34 orang, terdiri atas
penyuluh pertanian dari provinsi dan kabupaten/kota
yang aktif berkontribusi dalam penulisan materi dan
informasi penyuluhan di website cyber extension serta
pranata humas dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
LAPORAN Tahunan 2017 176
Materi dan Narasumber
No. Materi Narasumber
1. Kebijakan Penyuluhan
dan Pengembangan
SDM Pertanian
Kepala Pusat
Penyuluhan Pertanian
2. Kebijakan
Pengembangan Informasi
dan Materi Penyuluhan
Kepala Bidang
Penyelenggaraan
Penyuluhan
3. Teknik Penulisan Karya
Tulis Ilmiah Semi Populer
(Materi Penyuluhan)
Setia Lesmana dari
Majalah Sains
4. Teknik Penulisan Berita
di Media Massa (Cetak
dan Online)
Drs. Prasetyo Hadi dari
Interstudy dan Majalah
Kicau Bintaro
5. Teknik Pembuatan Vlog Dr. Rulli Nasrullah, M.SI
dari Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
Metode
Pemaparan dan Tanya Jawab;
Diskusi Kelompok;
Praktek penulisan;
Praktek pembuatan Vlog.
Hasil Pelaksanaan
Secara umum Workshop Penyusunan Artikel (Berita,
Informasi dan Materi Penyuluhan Pertanian) Tahun
2017 telah diselenggarakan dengan baik dan lancar;
Semua materi dan praktek yang telah disampaikan
oleh narasumber secara umum dapat dimengerti dan
dipahami oleh peserta. Dengan workshop ini dapat
menyamakan persepsi dan strategi serta langkah-
langkah dalam penulisan berita, materi penyuluhan
dan pembuatan vlog sebagai media penyuluhan
pertanian.
LAPORAN Tahunan 2017 177
Pembinaan kepada penulis materi pada setiap
tingkatan perlu dilakukan secara berkesinambungan
agar mereka dapat menyediakan berita dan materi
penyuluhan baik di pusat maupun daerah dapat
berjalan dengan baik dan lancar;
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar dapat
berperan dalam memfasilitasi pengelolaan cyber
extension agar proses penyediaan informasi dan
materi penyuluhan baik di pusat maupun daerah
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
D. Realisasi Kegiatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui
Dana Dekonsentrasi
1. Realisasi Anggaran dan Kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan
Pertanian melalui Dana Dekonsentrasi
Realisasi anggaran Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian melalui
dana dekonsentrasi sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar 83,21%
atau Rp. 449.127.429.810,- dari pagu anggaran Rp. 539.751.508.000,-.
Secara rinci realisasi anggaran di 34 provinsi terdapat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4. Realisasi Anggaran Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian
Melalui Dana Dekonsentrasi
No Satker APBN
Pagu Realisasi %
1. Dinas Pertanian
Dan Perkebunan
Provinsi Aceh
35,394,148,000 30,915,020,854 87.35
8,248,828,000 7,451,575,750 90.33
2. Dinas Tanaman
Pangan Dan
Hortikultura
Provinsi Sumatera
Utara
33,698,380,000 32,176,930,000 95.49
3,571,650,000 2,495,392,000 69.87
LAPORAN Tahunan 2017 178
No Satker APBN
Pagu Realisasi %
3. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat
14,358,930,000 12,833,123,200 89.37
2,237,100,000 1,882,752,147 84.16
4. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan Provinsi Riau
9,106,726,000 7,784,297,300 85.48
1,127,500,000 484,700,000 42.99
5. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian Dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepulauan Riau
433,272,000 403,823,700 93.20
31,700,000 31,700,000 100
6. Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
2,648,880,000 2,437,810,242 92.03
117,500,000 117,229,429 99.77
7. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Peternakan Provinsi Jambi
9,210,618,000 8,084,606,839 87.77
1,352,636,000 1,167,946,000 86.35
8. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan
15,734,590,000 14,184,530,225 90.15
2,278,850,000 1,135,330,100 49.82
9. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan Provinsi Bengkulu
8,723,272,000 7,917,925,600 90.77
698,940,000 448,370,000 64.15
10. Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Lampung
15,816,136,000 15,454,534,574 97.71
4,758,750,000 4,040,570,000 84.91
LAPORAN Tahunan 2017 179
No Satker APBN
Pagu Realisasi %
11. Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, Dan Pertanian Provinsi Dki Jakarta
847,226,000 837,890,750 98.90
12. Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat
35,661,804,000 32,379,182,853 90.80
3,927,250,000 3,926,375,000 99.98
13. Dinas Pertanian Dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah
56,174,723,000 51,912,823,700 92.41
3,580,005,000 2,808,031,750 78.44
14. Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan Propinsi D.I. Yogyakarta
5,427,748,000 5,195,350,000 95.72
1,158,800,000 1,156,126,500 99.77
15. Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
51,693,308,000 50,154,965,500 97.02
7,578,850,000 5,259,130,670 69.39
16. Dinas Pertanian Provinsi Banten
7,330,130,000 6,788,530,000 92.61
1,583,250,000 1,583,250,000 100
17. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan Provinsi Bali
6,510,552,000 6,086,697,600 93.49
1,353,300,000 803,218,300 59.35
18. Dinas Pertanian Dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat
14,677,742,000 12,576,463,300 85.68
4,023,100,000 2,180,317,784 54.19
19. Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur
24,300,056,000 23,109,685,750 95.1
3,279,150,000 2,737,803,500 83.49
LAPORAN Tahunan 2017 180
No Satker APBN
Pagu Realisasi %
20. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat
10,186,382,000 9,405,740,560 92.34
964,800,000 933,034,600 96.71
21. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah
8,746,926,000 7,909,899,760 90.43
997,200,000 670,963,500 67.28
22. Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan
12,885,144,000 11,397,493,220 88.45
2,416,100,000 1,090,130,000 45.12
23. Dinas Pangan, Tanaman Pangan, Dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur
5,981,590,000 5,285,732,838 88.37
570,800,000 569,656,000 99.80
24. Dinas Pertanian, Kehutanan Dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara
1,661,552,000 1,315,483,800 79.17
63,400,000 58,800,300 92.74
25. Dinas Pertanian Dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara
5,539,776,000 5,272,264,000 95.17
3,436,200,000 3,436,200,000 100
26. Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah
7,685,644,000 6,938,952,550 90.28
2,800,700,000 1,650,680,000 58.94
27. Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan
21,285,714,000 20,741,769,000 97.44
4,853,950,000 2,484,587,000 51.19
LAPORAN Tahunan 2017 181
No Satker APBN
Pagu Realisasi %
28. Dinas Tanaman Pangan Dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara
10,446,234,000 9,801,350,000 93.83
2,501,000,000 1,728,959,800 69.13
29. Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat
3,253,320,000 3,117,472,400 95.82
1,686,150,000 1,684,409,500 99.90
30. Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo
3,401,138,000 3,140,720,600 92.34
1,392,100,000 1,388,500,000 99.74
31. Dinas Pertanian Provinsi Maluku
5,023,044,000 4,833,858,500 96.23
659,200,000 658,200,000 99.85
32. Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara
4,453,512,000 4,453,512,000 100
699,100,000 699,100,000 100
33. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan Provinsi Papua Barat
3,773,434,000 3,735,840,000 99.00
519,900,000 519,900,000 100
34. Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Papua
8,924,898,000 7,100,079,285 79.55
507,200,000 475,500,000 93.75
Berdasarkan tabel 4, dapat digambarkan realisasi fisik kegiatan melalui
dana dekonsentrasi sebagai berikut:
a. Kelembagaan Petani yang difasilitasi
1) Sekolah Lapangan mendukung peningkatan produksi dan
produktivitas komoditas pangan strategis nasional di tingkat
kecamatan.
LAPORAN Tahunan 2017 182
a) Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani
dalam melakukan kegiatan/pengembangan
usahataninya;
Meningkatkan kemampuan dan kesadaran petani dalam
memanfaatkan lahan usahataninya agar lebih produktif;
Menggerakkan dan memberdayakan petani/poktan
dalam mengembangkan usahataninya.
b) Sasaran
BPP sebanyak 816 unit di 32 provinsi;
Penyuluh pendamping;
Petani/poktan.
c) Tahapan Pelaksanaan
Rembug Tani Desa kegiatan SL;
Pertemuan kegiatan SL;
Bantuan Transport pemandu SL;
Perjalanan kunjungan dan supervisi;
Penyusunan materi cyber extension.
d) Hasil
Sekolah Lapangan dilaksanakan di 816 kecamatan/Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP), setiap BPP melaksanakan
di 5 (lima) di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian.
Dengan demikian sekolah lapangan dilaksanakan
sebanyak 4.080 Unit/WKPP, dimana setiap WKPP
didampingi oleh 1 orang Penyuluh Pertanian
(PNS/THLTB-PP);
Sebagian besar (75,1%) pelaksanaan sekolah lapangan
berbasis pada komoditas padi, jagung dan kedelai
dimana komoditas ini yang menjadi sasaran utama
dalam rangka swasembada pangan. Sisanya 24,9%
tersebar pada komoditas ternak, bawang merah dan
aneka cabai;
LAPORAN Tahunan 2017 183
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai ujung tombak
pelaksanaan penyuluhan pertanian memiliki arti penting
dalam penyelenggaraan sekolah lapangan. Berdasarkan
data yang diperoleh menunjukan sebagian besar kelas
BPP pada posisi pratama 42,2% dan Madya (49%),
sedangkan kelas madya (8,1%) dan kelas Utama (0,6%).
Kondisi ini menggambarkan bahwa BPP sebagai
penyelenggara penyuluhan pertanian melalui metode
sekolah lapangan saat ini sangat minim apabila
dibandingkan dengan tugas fungsi sebagai ujung tombak
penyuluhan pertanian. Kelas pratama maupun madya
dalam kategori level 1 dan 2 yang memberikan
gambaran banyak keterbatasan-keterbatasan sarana
dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
Pelaksanaan sekolah lapangan sangat memberikan
konstribusi bagi proses adopsi teknologi, dimana proses
pembelajaran yang secara langsung dapat dipraktekan
pada lahan usahatani sebagai media pembelajaran.
Pelaksanaan sekolah lapangan ini telah diikuti sebanyak
10.343 kelompok tani di berbagai tingkatan;
Poktan peserta sekolah lapangan sebagian besar pada
kelas Pemula (43,9%) dan Lanjut (43,3%). Sedangkan
sisanya 11,3% adalah Madya dan sebagian kecil yang
memiliki kelas Utama (1,5%);
Pelaksanaan sekolah lapangan secara keseluruhan telah
melibatkan sebanyak 554.614 petani yang
mengusahakan 7 komoditas strategis. Dari keseluruhan
peserta tesebut sebanyak 49,3% adalah petani yang
berusia dibawah 25 tahun;
Pada hakekatnya pelaksanaan sekolah lapangan ini
selain proses alih teknologi juga mampu membangun
generasi muda petani yang memiliki kemampuan dan
ketrampilan pada usahatani nya. Tabel berikut disajikan
LAPORAN Tahunan 2017 184
jumlah peserta yang mengikuti pelaksanaan sekolah
lapangan yang dirinci berdasarkan provinsi;
Pelaksanaan Sekolah Lapangan mampu memberikan
konstribusi terhadap peningkatan produksi;
Secara umum hasil pelaksanaan SL dapat meningkatkan
skor kelas kemampuan kelas kelompok meningkat
dengan kisaran 60 -110 yang disesuaikan dengan
jenjang kelas kelompok saat ini. Peningkatan yang
signifikan (93,47%) dari kelas Pemula menjadi kelas
Lanjut. Sedangkan kelas Lanjut menjadi Madya sebesar
80,6%.
2) Aplikasi Paket Teknologi/Research Extension Linkage (REL)
a) Tujuan
Meyakinkan kesesuaian paket teknologi usahatani
dengan kebutuhan dan kemampuan serta kondisi
egroekosistem petani/poktan di wilayah kajo terap
dilaksanakan;
Mempercepat penyebaran informasi paket teknologi
pertanian yang telah direkomendasikan sesuai spesifik
lokasi.
b) Sasaran
Peneliti dan Penyuluh Pertanian di BPTP, Penyuluh
Pertanian di Provinsi, kabupaten/kota, BPP dan WKPP;
Petani/poktan;
Para penyelenggara penyuluhan di pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan yang menangani
penyuluhan
c) Tahapan Pelaksanaan
Rembug Tani;
Bahan Saprodi Demplot;
Kursus Tani;
LAPORAN Tahunan 2017 185
Pengawalan Demplot di Lapangan;
Farmers Field Day/Hari Lapang Petani.
d) Hasil
Pelaksanaan Adaptasi Paket Teknologi dilaksanakan di
17 provinsi yang bekerjasama dengan Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian;
Pelaksanaan kegiatan Implementasi Rekomendasi Paket
Teknologi di Balai Penyuluhan Pertanian untuk
mendukung peningkatan produksi dan produktivitas
komoditas pangan strategis nasional di kecamatan;
Penelitian dan penyuluhan pertanian merupakan
komponen yang berperan penting dalam mewujudkan
peningkatan produktivitas komoditas pertanian dalam
mendukung swasembada dan swasembada
berkelanjutan menuju kedaulatan pangan;
Penelitian bertanggung jawab untuk menghasilkan dan
meningkatkan kualitas teknologi dalam rangka
menghasilkan komoditas pertanian yang berdaya saing.
Penyuluhan pertanian menyediakan mekanisme agar
teknologi yang dihasilkan oleh lembaga penelitian dapat
didiseminasikan dan diadopsi petani melalui kegiatan
penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian;
Kedua komponen utama tersebut harus terkait secara
efektif agar transfer teknologi dapat berhasil dengan
baik. Strategi keterkaitan antara penelitian dengan
penyuluhan pertanian, yaitu (1) menempatkan penelitian
dan penyuluhan pertanian sebagai sistem yang
terintegrasi antara sistem pengetahuan dan teknologi, (2)
fokus terhadap fungsi-fungsi penelitian dan penyuluhan
pertanian dengan melibatkan berbagai kelembagaan dan
pemangku kepentingan lain, (3) mengembangkan dan
memperkuat jejaring di setiap jenjang wilayah, dan (4)
LAPORAN Tahunan 2017 186
pemberdayaan kelompok petani untuk mengembangkan
kemampuan dalam melakukan kajian dan penyuluhan
yang dilakukan oleh petani sendiri.
Desiminasi hasil Aplikasi Paket Teknologi pelaksanaan
nya menggunakan metode sekolah lapangan, dimana
dalam satu wilayah Balai Penyuluhan Pertanian
dilakukan diseminasi di 5 wilayah kerja penyuluhan
pertanian (WKPP) dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian
(PNS/THLTB-PP) yang membimbing sebanyak 3-5
kelompok tani.
3) Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi
Petani
a) Tujuan
Pemberdayaan petani dalam pengembangan usaha yang
dikelola oleh petani sendiri secara profesional disektor
pertanian.
b) Sasaran
Kelembagaan petani di 400 kecamatan di 22 pprovinsi
Penyuluh Pertanian;
Petani/poktan;
Para penyelenggara penyuluhan di pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan yang menangani
penyuluhan
c) Metode
Rembug Tani;
Pembelajaran pengembangan agribisnis komoditi
unggulan.
LAPORAN Tahunan 2017 187
d) Hasil
Tumbuhnya kelembagaan ekonomi petani baik yang
belum berbadan hukum maupun yang sudah berbadan
hukum;
Meningkatnya pengetahuan manajerial dan
kepemimpinan kelembagaan petani untuk dapat
ditumbuhkembangkan menjadi kelembagaan ekonomi
petani;
Meningkatnya optimisme dan semangat petani dalam
pengelolaan usahatani yang berorientasi pasar dalam
menumbuhkan kelembagaan ekonomi petani;
Meningkatnya kapasitas kelembagaan ekonomi petani
dalam upaya pengembangan unit-unit usaha berbasis
agribisnis berkelanjutan, dengan memberdayakan
potensi sumberdaya yang ada;
Meningkatnya kemampuan manajerial dan
kepemimpinan bagi pengurus kelembagaan ekonomi
petani, dengan pelaksanaan tata kelola dan manajemen
organisasi serta pembagian tugas sesuai tupoksi dan
insentif tambahan bagi yang berprestasi.
4) PENAS Petani Nelayan XV di Provinsi Aceh
a) Tujuan
Meningkatkan motivasi dan kegairahan petani-nelayan dan
petani hutan serta masyarakat pelaku agribisnis dalam
pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya
saing, berkerakyatan, berkelanjutan melalui kemitraan yang
saling menguntungkan.
b) Waktu
PENAS Petani-Nelayan XV Tahun 2017 diselenggarakan
pada tanggal 06 sampai dengan 11 Mei 2017.
LAPORAN Tahunan 2017 188
c) Sasaran
Petani, nelayan dan perwakilan petani ASEAN serta
Mitra ASEAN;
Aparat pemerintah dan pemerintah daerah;
Organisasi profesi atau pemerhati/pakar yang bergerak
di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan serta
pelaku agribisnis.
d) Hasil
Secara keseluruhan kegiatan PENAS Petani-Nelayan XV
2017 telah terlaksana dengan baik dan sukses;
Respon peserta pada pelaksanaan kegiatan setiap seksi
diikuti oleh seluruh peserta PENAS Petani-Nelayan XV
2017 dengan antusias, terbukti dari tingkat kehadiran
peserta yang rata-rata melebihi jumlah yang
direncanakan;
Berbagai pertemuan yang dilaksanakan pada
penyelenggaraan PENAS XV Petani-Nelayan 2017 telah
mengakomodir kebutuhan informasi dan teknologi para
petani yang berorientasi ke depan;
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan
apresiasi, baik dari peserta pengunjung maupun dari
Pemerintah Daerah;
Pada kegiatan Rembug Utama Kelompok KTNA
Nasional Tahun 2017 yang bertepatan dengan
penyelenggaraan PENAS XV telah ditetapkan tuan
rumah PENAS Petani-Nelayan XVI Tahun 2020 yaitu
Provinsi Sumatera Barat.
LAPORAN Tahunan 2017 189
b. Ketenagaan Penyuluhan yang difasilitasi
1) Biaya Operasional Penyuluh (BOP) PNS
a) Tujuan
Fasilitasi operasional penyuluh di tingkat pusat, provinsi
kabupaten/kota, kecamatan dan desa untuk melakukan
kunjungan/pembinaan penyuluhan pertanian di wilayah
binaannya masing-masing.
b) Waktu
Fasilitasi BOP diberikan selama 12 bulan
c) Sasaran
Penyuluh Pertanian PNS yang telah diangkat menjadi
pejabat fungsional penyuluh pertanian.
d) Hasil
Satker pengelola Dana Dekonsentrasi di provinsi telah
melakukan verifikasi ulang terhadap penyuluh pertanian
calon penerima BOP dan menerbitkan surat keputusan
(SK);
Pencairan BOP dilakukan oleh bendahara pengeluaran
satker provinsi yang selanjutnya ditransfer ke rekening
penyuluh pertanian penerima BOP atas dasar
persetujuan/rekomendasi dari koordinator penyuluh
pertanian. Pencairan BOP dilakukan paling lambat
setiap 3 bulan sekali;
BOP sebagai fasilitasi operasional bagi penyuluh
pertanian PNS berkontribusi untuk peningkatan kinerja
dalam pengawalan dan pendampingan kepada
kelembagaan pelaku utama serta pengawalan upaya
khusus peningkatan produksi dan produktivitas
komoditas pangan strategis nasional;
Besaran BOP dibedakan dalam 3 (tiga) wilayah (wilayah
barat: Rp. 320.000; wilayah tengah: Rp. 400.000 dan
wilayah timur: Rp. 480.000)
LAPORAN Tahunan 2017 190
2) Honorarium, BOP dan Asuransi THL-TBPP
a) Tujuan
Fasilitasi honor dan biaya operasional THL-TB PP untuk
melakukan kunjungan/pembinaan penyuluhan pertanian di
wilayah binaannya masing-masing.
b) Waktu
Fasilitasi Honor dan BOP THL-TB PP diberikan selama 11
bulan
c) Sasaran
THL-TB PP Penyuluh Pertanian yang tercantum dalam SK
Menteri Pertanian tentang THL-TB PP Tahun 2017.
d) Hasil
Pencairan Honor dan BOP THL-TB PP dilakukan oleh
bendahara pengeluaran satker provinsi kepada THL-TB
PP yang tercantum dalam SK Mentan tentang THL-TB
PP Tahun 2017 serta menandatangani kontrak kerja
THL-TB PP dengan PPK di satker dana dekonsentrasi
BPPSDMP;
Honor dan BOP sebagai fasilitasi dalam peningkatan
kinerja THL-TB PP dalam tumbuh kembangnya
kelembagaan petani, peningkatan kapasitas pelaku
utama dan peningkatan produktivitas serta skala usaha
pelaku utama;
Besaran honor dibedakan berdasarkan tingkat
pendidikan THL-TB PP (S1/D4: Rp.2.000.000; D3:
Rp.1.500.000; SLTA: Rp.1.200.000);
Besaran BOP dibedakan dalam 3 (tiga) wilayah (wilayah
barat: Rp.320.000; wilayah tengah: Rp.400.000 dan
wilayah timur: Rp. 480.000).
LAPORAN Tahunan 2017 191
BAB IV
PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT
A. Permasalahan
Dalam penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian selama tahun 2017,
permasalahan yang dihadapi dalam pemantapan sistem penyuluhan
pertanian sebagai berikut:
1. Belum optimalnya peran lembaga yang menangani fungsi penyuluhan
pertanian di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan. Hal ini
disebabkan oleh berbagai hal diantaranya:
a. Terbitnya Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
b. Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
c. Terbitnya Permentan No.43 Tahun 2016 tentang Pedoman
Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Dinas Urusan Pangan dan Dinas
Urusan Pertanian Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
d. Surat Edaran Mendagri No.520 Tahun 2017.
Atas dasar peraturan-peraturan di atas memberikan dampak
melemahnya implementasi UU No.16 Tahun 2016 tentang Sistem
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,
sehingga mengakibatkan lembaga yang menangani penyuluhan
diintegrasikan ke dalam urusan bidang pertanian atau dileburnya ke
Dinas Pertanian. Setelah dileburnya fungsi penyuluhan ke Dinas
Pertanian struktur yang menangani fungsi penyuluhan pertanian di
provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan menjadi sangat beragam
(dalam bentuk bidang, seksi, KJF bahkan ada yang berupa satgas).
2. Belum optimalnya peran ketenagaan penyuluhan pertanian dalam
mendalami fungsi penyuluhan pertanian. Hal ini disebabkan oleh
berbagai hal diantaranya:
LAPORAN Tahunan 2017 192
a. Jumlah tenaga penyuluh pertanian, petani swadaya dan aparat
penyuluhan masih sangat terbatas;
b. Kualitas tenaga penyuluh (PNS, THL-TBPP dan swadaya) sangat
beragam atau belum memiliki kualifikasi yang jelas;
c. Terbatasnya lembaga yang menangani tenaga penyuluh pertanian di
tingkat provinsi, kabupaten/kota bahkan tingkat kecamatan dan
desa akibat lembaga yang menangani fungsi penyuluhan beragam.
3. Belum optimalnya penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya dengan terintegrasinya
penyelenggaraan penyuluhan pertanian ke dalam urusan bidang
pertanian, sehingga tenaga penyuluh pertanian yang ada di lapangan
menjadi terbelah.
Lebih jauh akibat dari terintegrasinya fungsi penyuluhan pertanian ke
dalam dinas pertanian atau lembaga yang memiliki fungsi mengatur
bidang pertanian, maka sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian
menjadi terganggu atau mengalami pergeseran diantaranya:
a. Pelaksanaan/metode-metode penyuluhan pertanian tidak optimal
dilaksanakan;
b. Jumlah dan kompetensi ketenagaan penyuluhan pertanian semakin
tidak cukup dan lemah karena sebagian dialihfungsikan ke jabatan
struktural dan dukungan material terkait pengembangan
kompetensi penyuluh pertanian menjadi sangat terbatas;
c. Aksesibilitas poktan/gapoktan/KEP terhadap materi, permodalan,
teknologi maupun dalam pengembangan usaha menjadi sangat
terbatas;
d. Pengawalan dan pendampingan yang dilakukan oleh penyuluh
pertanian kurang optimal;
4. Dukungan sarana prasarana penyelenggaraan penyuluhan sangat
terbatas;
5. Pembiayaan penyelenggaraan belum optimal;
LAPORAN Tahunan 2017 193
B. Upaya Tindak Lanjut
Dalam pelaksanaan sistem penyuluhan masih ditemui berbagai
permasalahan, namun dengan kekuatan yang dimiliki kelembagaan
penyuluhan dan lembaga/instansi terkait lainnya sebagai pendukung dalam
penyelenggaraan penyuluhan, masih memiliki peluang untuk meningkatkan
kinerja bidang penyuluhan, sebagai upaya tindak lanjut antara lain:
1. Sinkronisasi pelaksanaan sistem penyelenggaraan penyuluhan
pertanian di 34 provinsi; karena beragamnya lembaga yang menangani
fungsi penyuluhan di setiap level tingkatan;
2. Memberikan advokasi kepada provinsi dan kabupaten/kota untuk
mengakomodir aturan yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang
No.23 Tahun 2014, Undang-Undang No.16 Tahun 2006, Perpres No.18
Tahun 2016 dan surat edaran Mendagri No.520 Tahun 2017;
3. Menumbuhkembangkan penyuluh swadaya untuk memenuhi
kekurangan penyuluh pertanian dalam rangka desiminasi teknologi dan
penerapan sistem terpadu;
4. Melakukan bimbingan teknis terhadap penyuluh atau penanggungjawab
kegiatan penumbuhan dan pengembangan ekonomi petani;
5. Mengadvokasi BKD untuk melakukan analisa jabatan pada setiap
SKPD di provinsi dan kabupaten/kota dan apabila terjadi kelebihan di
salah satu OPD didorong menjadi penyuluh pertanian sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada;
6. Mendorong THL-TBPP yang diatas 35 tahun untuk dikoordinasikan
dengan Menpan dan BKN diangkat menjadi PPPK;
7. Mengoptimalkan peran provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka
penerapan metodologi penyuluhan karena urusan pertanian menjadi
urusan konkuren yg artinya urusan pertanian diurus oleh pusat, provinsi
dan kabupaten/kota;
LAPORAN Tahunan 2017 194
8. Dengan adanya sifat konkurensi terhadap urusan bidang pertanian
sehingga pembiayaan untuk penyelenggaraan penyuluhan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan
dapat dianggarkan dan didukung pembiayaannya oleh pemerintah
daerah;
9. Mengadvokasi provinsi dan kabupaten/kota untuk melakukan
pendataan terhadap aset-aset penyuluhan yang berada pada institusi
sebelumnya untuk diserahkan ke lembaga yang baru, sehingga
penyelenggaraan sistem didukung oleh sarana prasarana yang lebih
memadai;
10. Mendorong pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk
penyelenggaraan sistem penyuluhan pertanian walaupun kelembagaan
yang menangani fungsi penyuluhan pertanian di provinsi dan
kabupaten/kota terlalu kecil (seksi, KJF, bahkan satgas yang
menangani fungsi penyuluhan.
LAPORAN Tahunan 2017 195
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan realisasi kegiatan Pusat Penyuluhan Pertanian tahun 2017,
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian belum berjalan dengan
optimal;
2. Dengan terbitnya UU No.23 Tahun 2014, Perpres No.18 Tahun 2016,
Permentan No.43 Tahun 2016 dan Surat Edaran Mendagri No.520
Tahun 2017 memberikan dampak melemahnya implementasi UU No.16
Tahun 2016 tentang Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan, sehingga mengakibatkan lembaga yang
menangani penyuluhan diintegrasikan ke dalam urusan bidang pertanian
atau dileburnya ke Dinas Pertanian, sehingga struktur yang menangani
fungsi penyuluhan pertanian di provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan
menjadi sangat beragam, yaitu dalam bentuk bidang, seksi, KJF bahkan
ada yang berupa satgas;
3. Realisasi anggaran kegiatan Pusat Penyuluhan Pertanian sesudah
adanya kebijakan dari Menteri Pertanian dalam penghematan/self
blocking sampai dengan 31 Desember 2017 mencapai 92,68% atau
sebesar Rp. 32.887.860.724,- dari total anggaran sebesar
Rp. 35.485.352.000,-
4. Realisasi anggaran Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian melalui
dana dekonsentrasi sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar 83,21%
atau Rp. 449.127.429.810,- dari pagu anggaran Rp. 539.751.508.000,-.
LAPORAN Tahunan 2017 196
B. Saran
Perbaikan ke depan sebagai langkah antisipasi menyikapi permasalahan
yang terjadi di tahun 2017 antara lain:
1. Kelembagaan penyuluhan provinsi segera melakukan koordinasi,
sinkronisasi, rencana kerja, rancangan sinergitas, pendataan poktan
serta matrik kegiatan pemberdayaan kelompok tani di lokasi sentra
pangan;
2. Kelembagaan penyuluhan provinsi dan kabupaten melakukan
pengumpulan hasil evaluasi kinerja Penyuluh PNS dan THL-TBPP;
3. Melakukan advokasi percepatan pemahaman pelaksanaan kegiatan dan
pertanggung jawaban;
4. Kelembagaan penyuluhan tingkat kabupaten melakukan koordinasi untuk
membahas hasil pendataan poktan, matrik pemberdayaan dan lokasi
kecamatan penerima kegiatan pemberdayaan kelompoktani di lokasi
sentra pangan;
5. BP3K memastikan bahwa materi kegiatan rembug tani merupakan
kelanjutan dari temu teknis tingkat kecamatan, memastikan adanya
rencana usaha tani yang telah disepakati dan memastikan kesesuaian
rencana kegiatan penyuluhan dengan programa penyuluhan;
6. BP3K mereview pendampingan penerapan teknologi spesifik lokasi
kepada poktan di WKPP;
7. Melakukan pendataan sasaran penumbuhan dan pengembangan
kelembagaan ekonomi petani.