ii. kajian pustaka a. sumber pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang...

23
6 II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Konsepsi Penanganan masalah kekerasan terhadap anak merupakan pekerjaan rumah bagi seluruh masyarakat luas yang tiap harinya terus bertambah jumlahnya. Sejauh ini banyak pihak yang telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi masalah ini. Untuk itu, ide mengenai kasus kekerasan anak ini diimplementasikan ke dalam karya seni. Melalui karya seni, diharapkan pesan dari seniman dapat tersampaikan kepada masyarakat luas yaitu untuk lebih peduli pada anak korban tindak kekerasan. Oleh karena itu, dalam proses implementasi tersebut memerlukan peninjauan terkait isu kekerasan anak, yaitu tidak terlepas dari kajian serupa yang pernah diteliti sebelumnya. Salah satu kajian terdahulu yang membahas masalah kekerasan anak dibuat oleh Sigit Tri Purnomo dalam proyek tugas akhirnya. Ia mengkampanyekan iklan “Stop Kekerasan Terhadap Anak-Anak” melalui media komunikasi audio visual. Fokus utama dalam karya iklan ini adalah tema kekerasan anak yang traumanya terbawa sampai masa tua, di mana tindakan kekerasan yang dialami seorang anak akan mempengaruhi kondisi psikisnya hingga dewasa. Melalui karya iklan ini, diharapkan dapat menyadarkan masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam melindungi anak-anak, khususnya menyadarkan orang tua untuk tidak melakukan tindak kekerasan terhadap anak.

Upload: vuquynh

Post on 12-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

6

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Sumber Pustaka

1. Rujukan Konsepsi

Penanganan masalah kekerasan terhadap anak merupakan pekerjaan

rumah bagi seluruh masyarakat luas yang tiap harinya terus bertambah

jumlahnya. Sejauh ini banyak pihak yang telah melakukan berbagai langkah

untuk mengatasi masalah ini. Untuk itu, ide mengenai kasus kekerasan anak ini

diimplementasikan ke dalam karya seni. Melalui karya seni, diharapkan pesan

dari seniman dapat tersampaikan kepada masyarakat luas yaitu untuk lebih

peduli pada anak korban tindak kekerasan. Oleh karena itu, dalam proses

implementasi tersebut memerlukan peninjauan terkait isu kekerasan anak, yaitu

tidak terlepas dari kajian serupa yang pernah diteliti sebelumnya.

Salah satu kajian terdahulu yang membahas masalah kekerasan anak

dibuat oleh Sigit Tri Purnomo dalam proyek tugas akhirnya. Ia

mengkampanyekan iklan “Stop Kekerasan Terhadap Anak-Anak” melalui

media komunikasi audio visual. Fokus utama dalam karya iklan ini adalah tema

kekerasan anak yang traumanya terbawa sampai masa tua, di mana tindakan

kekerasan yang dialami seorang anak akan mempengaruhi kondisi psikisnya

hingga dewasa. Melalui karya iklan ini, diharapkan dapat menyadarkan

masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam melindungi anak-anak, khususnya

menyadarkan orang tua untuk tidak melakukan tindak kekerasan terhadap anak.

Page 2: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

7

Gambar 1. Karya iklan layanan masyarakat “Stop Kekerasan Terhadap Anak-Anak”

oleh Sigit Tri Purnomo yang dibuat dalam media poster, dimensi 31x42 cm

(Sumber: Screenshot Pengantar TA Sigit Tri Purnomo, 2016)

Konsep serupa mengenai sisi lain kehidupan anak-anak juga diangkat

oleh Findri Ary Hartanto pada tahun 2009. Ia mengangkat isu tentang

kehidupan anak-anak marginal di perkotaan. Perasaannya yang sedih dan

prihatin melihat kerasnya kehidupan yang dialami anak-anak tersebut,

mendorongnya untuk memvisualisasikannya ke dalam suatu karya seni.

Melalui karya yang dibuat, ia mengajak orang lain untuk lebih peduli pada

keadaan anak-anak marginal di perkotaan. Karya yang dibuatnya adalah dalam

bentuk digital print di atas kertas. Di dalam karyanya menampilkan suasana

kehidupan anak yang suram, figur-figur anak dengan simbol-simbol

pendukungnya.

Page 3: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

8

Gambar 2. Karya Findri Ary Hartanto berjudul “Terpenjara”, ukuran 80x50 cm, digital

print di atas kertas, 2008

(Sumber: Screenshot Pengantar TA Findri Ary Hartanto, 2016)

Selain konsep kekerasan yang diangkat sebagai karya seni, terdapat juga

penelitian mengenai kekerasan anak lainnya. Salah satunya adalah karya

skripsi oleh Yustina Saptarini berjudul “Kekerasan dalam Lembaga Pendidikan

Formal (Studi Mengenai Kekerasan oleh Guru Terhadap Siswa Sekolah Dasar

di Surakarta). Ia mengangkat topik kekerasan anak yang ada di lingkungan

sekolah. Subjek utama dalam tindak kekerasan di sekolah adalah oknum guru

(pelaku) dan siswa (korban). Berdasarkan hasil penelitiannya, latar belakang

oknum guru melakukan tindak kekerasan dipengaruhi oleh kondisi eksternal

dari sistem pendidikan yang ada. Kekerasan jenis ini adalah kekerasan

personal, di mana masalah pribadi merupakan pemicu tindak kekerasan yang

pada akhirnya dilampiaskan terhadap siswa.

Konsep serupa mengenai potret buram kehidupan anak-anak juga

diangkat ke dalam suatu karya seni lukis. Banyak perbedaan dari tiga konsep di

Page 4: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

9

atas jika dikomparasikan dengan konsep penulis. Jika dibandingkan

berdasarkan perwujudan ke dalam karya seni, penggunaan medianya jelas

berbeda. Jika penulis mewujudkannya ke dalam karya seni lukis, kedua

rujukan tugas akhir tersebut masing-masing menggunakan audio visual dan

digital print sebagai medianya. Walaupun mempunyai tujuan yang sama, yaitu

menampilkan kehidupan suram anak-anak, masing-masing mempunyai cara

sendiri dalam memvisualisasikan tema tersebut. Sedangkan bila dibandingkan

dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas

berbeda. Sumber rujukan memfokuskan jenis kekerasan anak yang berada di

lingkungan sekolah, latar belakang tindak kekerasan yang dilakukan, dan

contoh praktik tindak kekerasan yang terjadi di sekolah. Sementara itu, konsep

penulis adalah kekerasan anak secara luas, baik itu subjek tindak kekerasan,

faktor-faktor yang mempengaruhi, jenis-jenis tindak kekerasan, serta

implementasinya ke dalam suatu karya seni.

Perwujudan konsep kekerasan terhadap anak ke dalam karya seni ini

merupakan hal yang baru baik secara visual maupun tulisan sebagai konsep

pengantarnya. Selain itu, hasil yang disajikan bersifat baru dan berbeda dari

konsep visual dan penelitian-penelitian sebelumnya. Dapat dikatakan baru dan

berbeda dikarenakan hasil dari penelitian dan perwujudan karya merupakan ide

asli dari penulis. Sementara itu, penelitian dan konsep karya serupa hanyalah

bersifat sebagai sumber referensi. Sumber yang telah dipaparkan di atas hanya

bersifat rujukan dan sebagai pembanding, sehingga dapat diketahui unsur

novelti di dalam karya yang dibuat.

Page 5: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

10

2. Referensi Teoritik

a. Dunia Anak

Anak-anak adalah bagian kecil dari suatu keluarga. Keberadaan anak

sebagai seseorang yang baru hadir dan paling kecil, masih dianggap sebagai

manusia kecil yang lugu dan polos. Oleh karena kepolosan anak itu,

tentunya orang tua dan orang-orang di sekitar harus turut menjaga dan

mengajarinya agar ia tumbuh dan berkembang dengan baik. Masa kanak-

kanak adalah masa yang berharga bagi anak untuk tumbuh. Masa ini juga

turut menentukan sikap dan perilaku anak kelak ketika dewasa. Oleh karena

itu, agar anak mempunyai karakter yang baik kelak, maka sejak dini harus

didukung dengan lingkungan yang baik pula.

Menurut Hurlock, masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa

bayi yang penuh dengan ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun

sampai saat matang secara seksual, kira-kira 13 tahun untuk wanita dan 14

tahun untuk pria. Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-

kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat di mana

dianggap cukup tua, baik secara fisik dan mental, untuk menghadapi tugas-

tugas pada saat mereka mengikuti pendidikan formal (Hurlock, 1999: 108-

109).

Di dalam psikologi perkembangan banyak dibicarakan bahwa dasar

kepribadian seseorang terbentuk pada masa anak-anak. Proses-proses

perkembangan yang terjadi dalam diri seorang anak ditambah dengan apa

yang dialami dan diterima selama masa anak-anaknya secara sedikit demi

sedikit memungkinkan ia tumbuh dan berkembang menjadi manusia

Page 6: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

11

dewasa. Pada akhir abad ke 17, seorang filsuf Inggris bernama John Locke

(1632-1704) mengemukakan, bahwa pengalaman dan pendidikan

merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan

kepribadian anak (Gunarsa, 2008: 3-17).

b. Anak Rawan Tindak Kekerasan

Anak bermasalah sosial biasa disebut anak rawan, tingkat kerawanan

anak bisa dapat dipahami sebagai suatu situasi, kondisi, dan tekanan-

tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum atau tidak

terpenuhi hak-haknya dan sering kali dilanggar hak-haknya. Hal itu

menyebabkan menjadikan mereka tersisih dari kehidupan normal dan

terganggu proses tumbuh kembangnya secara wajar. Kehidupan mereka

sering menjadi korban situasi sosial, tereksploitasi, dan mengalami

diskriminasi, serta perlakuan salah dari lingkungannya.

Gambaran mengenai persoalan sosial anak antara lain kekerasan

terhadap anak, anak jalanan, anak berhadapan dengan hukum, dan masalah

sosial lainnya. Anak-anak yang kategori rawan ini biasanya memang tidak

kelihatan dan suaranya pun nyaris tidak terdengar. Mereka tersembunyi di

kolong jembatan, hidup di rumah petak yang dihimpit gedung bertingkat,

ditampung di camp-camp pengungsian, dan berserakan di wilayah pedesaan

yang terisolir. Sehingga bila dibandingkan hiruk pikuk persoalan politik,

sepertinya persoalan anak rawan sama sekali tidak penting. Padahal di saat

yang sama, ketika eneergi dan perhatian elit politik telah terkuras habis

untuk berebut kekuasaan, maka tanpa dapat dicegah lagi setiap hari, atau

Page 7: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

12

bahkan setiap jam, jumlah anak-anak yang membutuhkan perlindungan

khusus terus bertambah (Suyanto, 2013: 2).

Sebagai sebuah permasalahan sosial, disadari bahwa dalam menyikapi

persoalan anak rawan pemerintah bukan hanya dituntut untuk meningkatkan

perlindungan sosial dan santunan sosial seperti beasiswa bagi siswa miskin,

pelatihan program kejar paket A dan B bagi buruh anak yang terlanjur DO

(drop-out), atau upaya lain yang sifatnya karitatif semata. Lebih dari itu,

yang dibutuhkan anak-anak rawan itu sesungguhnya adalah sebuah

komitmen yang benar-benar serius, tidak hanya menjadi slogan politik

ketika Pemilu berlangsung, yang kemudian dioperasionalkan dalam bentuk

program aksi bersama yang konkret dan kontekstual, sesuai dengan prinsip-

prinsip dasar yang tercantum dalam KHA (konvensi hak anak) (Suyanto,

2013: 6).

Pemahaman mengenai anak rawan tindak kekerasan tidak terbatas

pada kekerasan yang terjadi dalam keluarga. Bisa saja faktor dari luar

keluarga menjadi penyebab terjadinya tindak kekerasan. Faktanya, tindak

kekerasan yang terjadi pada anak, kebanyakan dilakukan oleh pelaku yang

merupakan orang lain selain keluarga. Untuk itu, orang tua harus lebih

berhati-hati pada kemungkinan tindak kekerasan yang terjadi, serta

menghindari lingkungan yang rawan kekerasan pula.

c. Kekerasan Terhadap Anak

Menurut WHO, kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan

kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan, atau

sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan

Page 8: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

13

besar mengakibatkan memar atau trauma, kematian, kerugian psikologis,

kelainan perkembangan atau perampasan hak. Sedangkan menurut Thomas

Santoso dalam bukunya, Teori-Teori Kekerasan, kekerasan sendiri adalah

istilah untuk menggambarkan perilaku, baik terbuka maupun tertutup, dan

baik yang bersifat menyerang atau bertahan, yang disertai penggunaan

kekuatan kepada orang lain (Santoso: 2002).

Pada awal mulanya istilah tindak kekerasan pada anak (child abuse)

berasal dan mulai dikenal dunia kedokteran. Sekitar 1946, Caffey, seorang

radiologist, melaporkan kasus cedera yang berupa gejala klinik seperti patah

tulang panjang yang majemuk pada anak atau bayi tanpa diketahui

sebabnya. Kasus yang ditemukan Caffey ini makin menarik perhatian publik

ketika Henry Kempe menulis masalah ini di Journal of the American

Medical Association, dan melaporkan bahwa dari 71 rumah sakit yang ia

teliti, terjadi 302 kasus tindak kekerasan terhadap anak-anak, di mana 33

anak dilaporkan meninggal akibat penganiayaan yang dialaminya, serta 85

anak mengalami kerusakan otak yang permanen. Kemudian oleh Henry

Kempe, kasus penelantaran dan penganiayaan terhadap anak ini disebut

Battered Child Syndrome. Di sini yang diartikan sebagai tindak kekerasan

terhadap anak tidak hanya luka berat saja, termasuk luka memar atau

pembengkakan sekalipun dan diikuti kegagalan anak untuk berkembang

baik secara fisik maupun intelektual.

Menurut para ahli, tindak kekerasan atau pelanggaran hak-hak anak

diklasifikasikan setidaknya dalam empat bentuk:

Page 9: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

14

1. Kekerasan fisik

Bentuk kekerasan ini adalah yang paling mudah dikenali. Tindakan

yang dikategorikan kekerasan fisik yaitu menampar, menendang,

memukul/meninju, mencekik, mendorong, menggigit, membenturkan,

mengancam dengan benda tajam, dan sebagainya. Biasanya tampak

langsung pada fisik korban.

2. Kekerasan psikis

Kekerasan jenis ini tidak mudah dikenali. Dampak kekerasan ini

akan berpengaruh pada situasi perasaan tidak aman dan nyaman,

menurunnya harga diri dan martabat korban. Wujud konkret kekerasan

psikis seperti penggunaan kata-kata kasar, penyalahgunaan kepercayaan,

mempermalukan orang lain di depan umum, melontarkan ancaman

dengan kata-kata, dan sebagainya. Akibat dari adanya perilaku tersebut

biasanya korban akan merasa rendah diri, minder, merasa tidak berharga,

dan lemah dalam membuat keputusan.

3. Kekerasan seksual

Termasuk tindak kekerasan seksual yaitu segala tindakan yang

muncul dalam bentuk paksaan atau mengancam untuk melakukan

hubungan seksual, melakukan penyiksaan atau bertindak sadis serta

meninggalkan seseorang setelah melakukan hubungan seksualitas

(termasuk mereka yang masih berusia anak-anak).

4. Kekerasan ekonomi

Kekerasan jenis ini sering terjadi dalam lingkungan keluarga. Pada

anak-anak, kekerasan ini sering terjadi ketika orang tua memaksa anak di

Page 10: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

15

bawah umur untuk dapat memberikan kontribusi ekonomi keluarga,

sehingga fenomena penjual koran, pengamen jalanan, pengemis anak,

dan lain-lain kian banyak terutama di perkotaan (Suyanto, 2013: 27-30).

Fenomena kekerasan anak banyak terjadi di Indonesia. Di wilayah

Surakarta sendiri, cukup banyak contoh kasus kekerasan anak yang terjadi.

Dikutip dari m.okezone.com, pada tahun 2015 lalu di Wonogiri terdapat

kasus penganiayaan oleh ibu terhadap anak kandungnya. Ibu berinisial SR

ini telah ditetapkan sebagai tersangka pelaku penganiayaan anak oleh Polres

Wonogiri setelah melakukan pemukulan yang mengakibatkan luka lebam di

wajah anaknya dan nyaris membuatnya kehilangan penglihatan akibat

pukulan di mata. Selain itu terdapat bekas luka di bagian belakang tubuh

yang diduga luka cubitan. Tindak kekerasan ini sudah dilakukannya dalam

tiga bulan terakhir, alasannya adalah karena korban tidak mau menuruti

kata-katanya dan selalu membantah. Selain itu, korban merupakan

pelampiasan dari amarah pelaku terhadap suaminya yang dianggap tidak

bertanggung jawab.

Maraknya kasus kekerasan yang terjadi di Surakarta, banyak dari

pemerintah dan lembaga-lembaga perlindungan anak melakukan program

penanggulangan kekerasan anak. Dikutip dari majalahkartini.co.id pada

September 2015 lalu, Pemkot Surakarta akan mengkampanyekan program

“Keluarga Ramah Anak” yang direncanakan diluncurkan pada tahun 2016

ini. Program tersebut didasari pada keprihatinan atas meningkatnya kasus

kekerasan anak di keluarga. Program ini disosialisasikan melalui kelurahan

dan Posyandu, sehingga diharapkan masyarakat luas, khususnya keluarga,

Page 11: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

16

dapat lebih memperhatikan hak-hak anak. Berbagai penyuluhan dilakukan

untuk mewujudkan kota di Solo Raya sebagai kota ramah anak dan kota

layak anak.

d. Seni Lukis

Menurut Ki Hajar Dewantara, seni yaitu segala perbuatan manusia

yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah sehingga dapat

menggerakkan jiwa perasaan manusia. Sedangkan pengertian seni menurut

Ahdiat K. Miharja yaitu bahwa seni adalah kegiatan rohani manusia yang

merefleksikan kenyataan dalam karya berkat bentuk maupun isinya

mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam

rohani si penerimanya. Berbeda dengan pendapat Sudarso S.P., menurutnya

seni adalah hasil karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-

pengalaman batinnya, pengalaman batin tersebut disajikan secara indah dan

menarik sehingga memberikan rangsangan timbulnya pengalaman batin

pula kepada manusia lain yang menghayatinya. Kelahirannya tidak didorong

hasrat memenuhi kebutuhan manusia yang pokok, melainkan merupakan

usaha manusia untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat

kemanusiaan atau untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat spiritual

(Mulyadi, 1995: 5-6).

Menurut Edy Tri Sulistyo, pengertian umum tentang seni lukis adalah

seni lukis merupakan salah satu hasil karya seni rupa dwimatra, di samping

seni grafis ilustrasi, desain komunikasi visual, gambar dan sketsa. Seni

gambar dan sketsa permasalahanya hampir sama dengan seni lukis,

meskipun demikian kedua karya tersebut dapat dirinci pengertiannya dan

Page 12: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

17

memiliki kekhususan yang berbeda. Lukisan, kadang kala disebut gambar,

karena di dalam lukisan kadang terdapat gambar. Sketsa, juga memiliki

permasalahan yang sama dengan lukisan, karena di dalam karya sketsa

unsur ekspresi sangat dominan. Perbedaan yang mencolok untuk keduanya

sebagai berikut, sketsa pada umumnya mengunakan media tinta di atas

kertas dan karenanya hanya terlihat hitam dan putih, sedangkan lukisan

umumnya menggunakan cat warna misalnya cat minyak di atas kain kanvas

atau cat air di atas kertas. Selain itu di dalam seni lukis tidak terlepas dari

komponen seni, antra lain: tema (subject matter), bentuk (form), dan isi

(content) (Sulistyo, 2005: 1).

1. Subject Matter

Subject matter dalam karya seni adalah suatu persoalan yang

diungkapkan dalam suatu karya, karena itu sering kali juga disebut pokok

soal atau tema. (Mulyadi, 1995: 15). Sedangkan menurut The Liang Gie

dalam buku Garis Besar Estetika mengemukakan bahwa tema adalah

suatu dalil atau ide pokok yang hendak dijadikan dasar dari suatu karya

seni (Gie, 1976: 68).

2. Bentuk

Bentuk ialah satu kesatuan hubungan antara unsur-unsur yang

dipilih seniman. Bentuk merupakan hubungan nilai-nilai feeling unsur

pendukungnya, atau kesatuan hubungan nilai-nilai feeling garis, warna,

tekstur, shape, dan value. Kesatuan itu secara teoritis bersifat konkrit

tetapi juga bersifat abstrak. Bersifat konkrit apabila kesatuan hubungan

Page 13: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

18

itu ada pada bentuk fisikal karya, sedangkan bersifat abstrak apabila

kesatuan hubungan itu ada pada imajinasi (Suradjijo, 1996: 32-36).

3. Isi

Isi yaitu kualitas atau arti yang ada dalam suatu karya seni. Isi juga

disebut sebagai final statement, mood, atau pengalaman penghayat. Isi

merupakan arti yang esensial daripada bentuk, dan seringkali dinyatakan

sebagai sejenis emosi, aktivitas intelektual atau sosialisasi yang kita

lakukan terhadap suatu karya seni (Mulyadi, 1995: 16)

Di dalam seni rupa terdapat elemen seni rupa yang terdiri dari unsur-

unsur seperti garis, warna, tekstur, ruang, dan volume. Di dalam buku Kritik

Seni (Bahari, 98-103), setiap unsurnya dijelaskan sebagaimana berikut.

1. Garis

Garis mempunyai dimensi ukuran dan arah tertentu. Garis bisa

pendek, panjang, halus, lurus, melengkung, dan sifat lainnya. Garis dapat

melahirkan bentuk sekaligus tekstur, nada, nuansa, ruang, dan volume

tertentu, sehingga dapat melahirkan karakter khusus atau perwatakan dari

seseorang.

2. Bidang

Bidang (shape) adalah suatu bentuk yang sekelilingnya dibatasi

oleh garis. Secara umum dikenal dalam dua jenis bidang, yaitu bidang

geometris dan organis.

3. Warna

Warna adalah gelombang cahaya dengan frekuensi yang dapat

memengaruhi penglihatan kita. Secara garis besar fungsi warna dapat

Page 14: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

19

dibagi menjadi tiga macam. Pertama, dalam ilmu semiotik, warna bisa

berfungsi sebagai tanda berdasarkan sifatnya. Kedua, sebagai lambang

atau simbol kesepakatan bersama. Ketiga, warna juga bisa dijadikan ikon

sesuatu.

4. Tekstur

Tekstur adalah kesan halus dan kasarnya suatu permukaan suatu

lukisan atau gambar. Tekstur juga merupakan rona visual yang

menegaskan karakter suatu benda yang dilukis atau digambar. Tekstur

terbagi menjadi tekstur nyata dan semu.

5. Ruang dan Volume

Dalam seni lukis, ruang dan volume dimanfaatkan secara ilusif

karena tehnik penggarisan yang perspektifis atau adanya tone (nada)

dalam pewarnaan yang bertingkat dan berbeda-beda.

6. Cahaya dan Bayang-bayang

Citra cahaya dalam karya dua dimensional yaitu ilusi terang yang

diakibatkan oleh pembubuhan warna terang pada bagian tertentu dari

subyek gambar atau lukisan yang membedakannya dengan warna gelap

pada bagian lain secara bergradasi.

B. Sumber Ide

Di dalam pengolahan konsep kekerasan terhadap anak, penulis terinspirasi

dari beberapa seniman, di antaranya Mark Ryden, Made Supena, dan Seth

Globepainter. Pemilihan ketiga seniman sebagai sumber inspirasi didasarkan pada

konsep berkarya masing-masing seniman yang sesuai dengan konsep kekerasan

terhadap anak. Ketiga seniman ini mempunyai karakteristik yang berbeda dalam

Page 15: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

20

menampilkan karya dengan tema dunia anak. Penulis terinspirasi baik dari segi

konsep maupun bentuk visual karya.

1. Mark Ryden

Mark Ryden adalah seorang pelukis asal Amerika. Ia adalah salah satu

seniman yang berperan penting dalam gerakan Lowbrow Art (Pop Surealis).

Hasil dari proses kreatifnya terinspirasi dari apapun yang bersifat atau

memunculkan hal-hal misteri seperti mainan usang, model anatomi, hewan

yang berdempet-dempet, rangka tubuh, dan barang-barang lain yang biasanya

ditemukan di pasar barang bekas.

Ryden menjalani proses kreatif dengan berbagai fase berbeda. Debutnya

di Pasadena pada tahun 1998 menampilkan “daging” sebagai temanya dalam

berkarya. Ia mengamati tentang tidak adanya hubungan di dalam budaya

kontemporer antara daging yang kita gunakan untuk makan dan hidup, dengan

makhluk hidup dari mana daging itu berasal. Menurutnya, daging adalah materi

fisik yang membuat manusia hidup. Kita semua menggunakan tubuh kita,

layaknya pakaian yang terbuat dari daging. Pada tahun 2007, Ryden

mengeksplorasi tentang pengalaman manusia modern mengenai alam. Ia

menjelaskan, sebagian manusia menggunakan alam sebagai media spiritual,

seperti pohon. Tetapi manusia lain hanya menganggapnya sebagai pohon biasa

untuk ditebang dan menjualnya saja. Kemudian pada tahun 2009, karya-

karyanya lebih ke arah suasana tenang, sunyi, damai, dan mengarah ke

introspeksi diri.

Mark Ryden dijadikan sebagai salah satu sumber referensi dalam

berkarya. Aspek yang dapat diambil dari proses kreatif Ryden yaitu konsepnya

Page 16: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

21

mengenai permasalahan sosial yang terjadi pada manusia, banyak figur anak-

anak dan simbol-simbol tentang dunia anak yang ditampilkan dalam karya-

karyanya. Selain itu, pemilihan warna yang digunakan dalam berkarya, serta

tehnik menggambarnya yang sangat halus merupakan sumber referensi dalam

berkarya (https://en.wikipedia.org/wiki/Mark_Ryden).

Gambar 3. Karya Mark Ryden “The Magic Circus”, ukuran 40” x 60”, oil on canvas,

tahun 2001

(Sumber: markryden.com)

Page 17: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

22

Gambar 4. Karya Mark Ryden “Rosies Tea Party”, ukuran 28” x 30”, oil on canvas,

tahun 2005

(Sumber: markryden.com)

Page 18: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

23

Gambar 5. Karya Mark Ryden “Cloven Bunny”, ukuran 4.25 “x3.5”, tahun 2003, oil

on panel

(Sumber: markryden.com)

Mark Ryden merupakan salah satu seniman yang menjadi sumber

inspirasi penulis. Dari beberapa fase berkarya Mark Ryden, kebanyakan

menampilkan dunia anak-anak. Penulis terinspirasi pada bagian karya Mark

Ryden, dimana ia memadukan dunia anak-anak yang cenderung ceria, dengan

hal-hal yang agak mengerikan seperti mainan usang, boneka yang rusak dan

berdarah, dan lainnya. Penulis juga memunculkan paduan tersebut dalam

beberapa karya yang dibuat.

2. Made Supena

I Made Supena adalah salah satu seniman asal Bali. Konsep karyanya

secara keseluruhan adalah menggali persoalan alam dan kehidupan untuk

Page 19: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

24

direpresentasikan secara formalistik. Proses kreatifnya adalah menggali

persoalan alam dan permasalahan sosial untuk diwujudkan dalam karya seni

rupa. Selain melukis, ia juga mengembangkan gagasannya dalam bentuk

patung, instalasi, dan performance art.

Dari sekian banyak konsep yang diangkat, ia mengangkat tema tindak

kekerasan terhadap anak. Konsep tersebut disalurkannya dalam media patung

yang ia buat dari tahun 2005 sampai 2010. Karya patungnya ini adalah sebagai

bentuk keprihatinannya pada kasus tindak kekerasan pada anak. Sebagian besar

wajah patung itu terlihat sedih. Tema patung ini sebagai representasi

menggantung harapan untuk anak-anak dan generasi muda. Anak-anak

mempunyai mimpi dan masa depan, tapi di tengah jalan ada riak-riak seperti

kasus kekerasan, dan lain sebagainya.

Gambar 6. Karya instalasi patung Made Supena

(Sumber: indonesiaartnews.or.id)

Page 20: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

25

Gambar 7. Karya Made Supena “Menggantung Harapan”, ukuran 185x200 cm

acrylic on canvas, 2008-2010

(Sumber: www.jakartaartawards.com)

Proses mematung terus ia lakukan dengan pengaruh dari kehidupan Bali

dan fenomena anak yang bunuh diri atau terbunuh dengan alasan yang

sederhana tapi berprinsip, khususnya pada anak-anak tingkat sekolah. Bentuk

visual yang ditampilkan seperti tidak punya seragam, sepatu, dan fasilitas

lainnya sehingga menyebabkan bunuh diri. Selain itu, sekarang ini banyak anak

menjadi korban kekerasan hingga meninggal karena perbuatan orang lain. Hal

ini menjadi catatan serius bagi Made Supena, sebagai seniman dan manusia

untuk prihatin terhadap masalah ini.

Page 21: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

26

3. Seth Globepainter (Julian Malland)

Seniman jalanan Perancis Julien Malland atau lebih dikenal dengan nama

Seth Globepainter, menjadi dikenal dunia dengan karya muralnya tentang

manusia, lebih sering mengenai anak-anak, yang menampilkan warna-warni

pelangi. Ia aktif sebagai ahli graffiti pemandangan Paris sejak tahun 1990-an.

Berbagai koleksi karya muralnya akhir-akhir ini dibuat di Kanada, Puerto Rico,

dan Paris. Seth juga membuka pameran di Itinerrance Gallery, Paris (Sumber:

http://www.boredpanda.com/street-art-julien-malland-seth-globepainter/).

Gambar 8. Karya mural Seth Globepainter “Escape”, di Festival Seni Kontemporer

Icastica, Arezzo, Italia

(Sumber: @seth_globepainter)

Page 22: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

27

Gambar 9. Karya Seth “Gemili”, spray on canvas, Roma (Sumber: @seth_globepainter)

Seth adalah seorang seniman besar yang cukup dikenal di dalam dunia

street art. Suatu keunikan bahwa ia kerap kali menggunakan media yang besar

sebagai kanvasnya, seperti tembok-tembok gedung dan media di jalanan yang

lain. Tehnik spray yang digunakannya pun sangat baik. Dari karya- karya yang

dibuat Seth, penulis cukup banyak terinspirasi darinya, mulai dari segi visual,

maupun beberapa makna karya. Latar belakang penulis memilihnya sebagai

salah satu sumber referensi yaitu karena figur yang ditampilkannya biasanya

adalah anak-anak, dan biasanya ia mengangkat permasalahan anak yang berada

di daerah kunjungannya di setiap belahan dunia. Permasalahan anak-anak yang

Page 23: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka · dengan rujukan skripsi di atas, konsep kekerasan anak yang disajikan jelas ... tekanan kultur maupun struktur yang menyebabkan mereka belum

28

tertindas, anak-anak terlantar, dan imajinasi anak-anak pun sering ia tampilkan.

Selain itu objek-objek dan simbol-simbol kekerasan pun muncul dalam

beberapa karyanya.