kultur jaringan

41
DAFTAR ISI Cover sampul........................................................ .......................................................... 1 Daftar isi .......................................................... .............................................................. . 2 Daftar tabel......................................................... ............................................................ Daftar gambar ....................................................... .......................................................... Daftar lampiran...................................................... ......................................................... Pendahuluan................................................... .............................................................. ...3 Latar belakang...................................................... ............................................................10 Tujuan ....................................................... .............................................................. ........11 Tinjauan pustaka....................................................... .......................................................12

Upload: desti-wulandari

Post on 23-Nov-2015

122 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

praktikum kultur jaringan

TRANSCRIPT

DAFTAR ISICover sampul.................................................................................................................. 1Daftar isi ......................................................................................................................... 2Daftar tabel..................................................................................................................... Daftar gambar .................................................................................................................Daftar lampiran...............................................................................................................Pendahuluan....................................................................................................................3Latar belakang..................................................................................................................10Tujuan .............................................................................................................................11Tinjauan pustaka..............................................................................................................12 Nenas ...................................................................................................................13 Duku...................................................................................................................14 Jagung..............................................................................................................15Bahan dan metode............................................................................................................17 Waktu dan tempat................................................................................................18 Alat dan bahan.....................................................................................................19 Pelaksanaan..........................................................................................................20Pembuatan larutan stokPembuatan mediaIsolasi jaringan / subkultur ( nenas, duku.jagung,subkultur) Penanaman............................................................................................................21 Inkubasi.................................................................................................................22Hasil dan pembahasan.......................................................................................................23Kesimpulan........................................................................................................................24Daftar pustaka....................................................................................................................25Lampiran............................................................................................................................26

PENDAHULUAN Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalahbudidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yangsama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanamankecil yang mempunyai sifat seperti induknya.Kultur jaringan akan lebih besar presentasekeberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringanmuda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanyapenuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissueculture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakanmempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan. Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagiantanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalammedia buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadahtertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri danbergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalahperbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan mediabuatan yang dilakukan di tempat steril. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman,khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yangdihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyaisifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besarsehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit denganjumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatantumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kulturjaringan adalah : 1)Pembuatan media 2)Inisiasi 3)Sterilisasi 4)Multiplikasi 5)Pengakaran6)Aklimatisasi Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kulturjaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, danhormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zatpengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupunjumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan ditempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril.Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yangdisemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukankultur jaringan juga harus steril. Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanameksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanyakontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telahditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengansuhu kamar. Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhanakar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan denganbaik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembanganakar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yangterkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkanjamur) atau busuk (disebabkan bakteri). Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic kebedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikansungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hamapenyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakitdan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secarabertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang samadengan pemeliharaan bibit generatif.

LATAR BELAKANGKultur jaringan tanaman merupakan bagian suatu teknik perbanyakan vegetatif nonkonvensional. Perbedaan teknik ini dibandingkan dengan teknik perbanyakan vegetatif konvensional biasanya terletak dalam situasi dan lokasi yang berbeda. Penerapan teknik kultur jaringan tanaman mensyaratkan kondisi di dalam ruangan (laboratorium) dan sifatnya aseptik (steril dari patogen). Bermuara dalam kondisi yang aseptic, maka perlu dijelaskan bahwa segala aktifitas yang berkaitan dengan jaringan harus dalam kondisi aseptik.Kultur jaringan bila diartikan ke bahasa Jerman disebut Gewebe kultur atau tissueculture (Inggris) atau weefle kweek atau weefle cultuur (Belanda). Kultur jaringan ataubudidaya in vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman sepertiprotoplasma, sel jaringan, atau organ yang serba steril, ditumbuhkan pada media buatan yangsteril, dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik sehingga bagian-bagiantersebut dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Reproduksi aseksual atau vegetatif ini kebanyakan dilakukan oleh tanaman dan oleh beberapa hewan primitif (masih sederhana) tapi tidak termasuk manusia. Reproduksi aseksual pada tumbuhan merupakan proses perbanyakan vegetatif dengan meggunakan organ vegetatif.Pada bidang pertanian, perbanyakan tumbuhan atau perbanyakan bibit tumbuhan secara besar-besaran kadangkadang sangat diperlukan. Namun perbanyakan tumbuhan dengan teknik konvensional seringkali menghadapi kendala teknis, lingkungan maupun waktu. Sebagai contoh perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji memerlukan waktu yang relatif lama dan seringkali hasilnya tidak seperti tanaman induknya. Kendala lain yang juga sering muncul adalah gangguan alam, baik yang disebabkan oleh jasad hidup, misalnya hama dan penyakit maupun cekaman lingkungan yang dapat menggangu keberhasilan perbanyakan tanaman di lapangan. Sejalan dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan terutama bidang teknologi, kendala-kendala tersebut dapat diatasi antara lain melalui teknik kultur jaringan.

Dasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh SCHLEID danSCHWANN (Sur yowinoto dan Suryowinoto, 1977) yang menyatakan totipotensi adalahbagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna,artinya dapat berepr oduksi, berkembang biak secara normal melalui biji atau spora.Teknik kultur jaringan menuntut syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dalampelaksanaannya.

Syarat pokok pelaksanaan kultur jar ingan adalah laboratorium dengan segalafasilitasnya. Laboratorium harus menyediakan alat-alat kerja, sarana pendukung terciptanyaaseptik terkendali dan fasilitas dasar seperti, air listrik dan bahan bakar. Pelaksanaan kulturjaringan memerlukan juga perangkat lunak yang memenuhi syarat. Dalam melakukanpelaksanaan kultur jaringan, pelaksana harus mempunyai latar belakang ilmu-ilmu dasartertentu yaitu botani, fisiologi tumbuhan ZPT, kimia dan fisika yang memadai.

Pelaksana akan berkecimpung dalam peker jaan yang berhubungan erat dengan ilmu-ilmudasar tersebut akan banyak berhubungan dengan berbagai macam bahan kimia, prosesfisiologi tanaman ( biokimia dan fisika) dan berbagai macam pekerjaan analitik.Pelaksana juga dituntut dalam hal ketrampilan kerja, ketekunan dan kesabaran yangtinggi serta harus bekerja intensif. Pekerjaan kultur jar ingan meliputi: persiapan media,isolasi bahan tanam (eksplan), sterilisasi eksplan, inokulasi eksplan, aklimatisasi dan usahapemindahan hasil kultur jaringan ke lapangan.

Ruang Lingkup Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kultur jaringan? 2. Apa alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan?3. Bagaimana cara penanaman kultur jaringan? 4. Apa yang menyebabkan penanaman pada kultur jaringan tidak berhasil? 5. Bagaimana pecegahan yang dilakukan agar penanaman berhasil?

Manfaat1. Siswa dapat memahami apa itu kultur jaringan.2. Siswa dapat mengetahui cara penanaman kultur jaringan.3. Sebagai bahan referensi

TUJUANTujuan 1. Mengetahui pengertian kultur jaringan. 2. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan. 3. Mengetahui cara penanaman kultur jaringan. 4. Mengetahui penyebab penanaman kultur jaringan tidak berhasil. 5. Mengetahui penyegahan agar penanaman kultur jaringan berhasil6. Mengetahui kedapatan air siwalan dijadikan suplemen tambahan pada media tumbuh kultur jaringan anggrek bulan.7. Mengetahui keefektifan air siwalan sebagai suplemen tambahan pada media tumbuh kultur jaringan anggrek bulan.

TINJAUAN PUSTAKA NENAS (ananas comuccus (L)merr)Tanaman nanas umumnya diperbanyak secara vegetatif (aseksual). Bagian tanaman nanas yang digunakan untuk perbanyakan seperti tunas akar (ratoon), tunas batang/ anakan (sucker) adalah tunas yang muncul dari bagian batang dibawah permukaan tanah, Tunas tangkai buah (slip) adalah tunas yang muncul dibawah dasar buah. Tunas samping (shoot) adalah tunas yang muncul dari aksilar daun. Mahkota buah (crown) bagian tanaman yang ada diatas buah. Lamanya waktu mulai dari tanam sampai panen bergantung pada bahan perbanyakan yang digunakan. Apabila mahkota (crown) diperlukan waktu 18-24 bulan, tunas buah (slip) 15-20 bulan, tunas batang (sucker) perlu waktu 14-17 bulan.Bahan tanaman yang digunakan untuk perbanyakan in vitro ialah mahkota nanas yang telah matang dan anakan nanas.Sebelum melakukan kultur jaringan untuk suatu tanaman, kegiatan yangpertama harus dilakukan adalah memilih bahan induk yang akan diperbanyak.Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat danbebas dari hama dan penyakit. Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harusdikondisikan dan dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agareksplan yang akan dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumberkontaminan pada waktu dikulturkan secara in-vitro.Lingkungan tanaman induk yang lebih higienis dan bersih dapatmeningkatkan kualitas eksplan. Pemeliharaan rutin yang harus dilakukan meliputi:pemangkasan, pemupukan, dan penyemprotan dengan pestisida (fungisida,bakterisida, dan insektisida), sehingga tunas baru yang tumbuh menjadi lebih sehatdan dan bersih dari kontaminan. Selain itu pengubahan status fisiologi tanamaninduk sumber eksplan kadang-kadang perlu dilakukan seperti memanipulasiparameter cahaya, suhu, dan zat pengatur tumbuh. Manipulasi tersebut bisadilakukan dengan mengondisikan tanaman induk dengan fotoperiodisitas danPemilihan bibit merupakan langkah awal dalam proses budidaya nanas. Keberhasilanagribisnis nanas tidak lepas dari penggunaan bibit unggul yang tepat. Bibit yang unggulmerupakan bibit yang memiliki produksi tinggi, tahan hama penyakit, dan mempunyaikarakteristik sesuai dengan permintaan pasar.Pada umumnya pada satu tanaman atau satu tangkai buah hanya dapat tumbuh satubuah saja, tetapi karena pengaruh lingkungan dapat pula membentuk lebih dari satu buahpada satu tangkai yang disebutmultiple fruitatau buah ganda. Pada ujung buah biasanyatumbuh tunas mahkota tunggal, tetapi ada pula tunas yang tumbuh lebih dari satu yang biasadisebutmultiple crownatau mahkota ganda.Perbanyakan tanaman nanas bertujuan untuk mendapatkan bibit yang cepat dalamjumlah banyak dan seragam. Teknik perbanyakan tanaman nanas dapat dilakukan dengancara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif yang digunakan adalah tunas akar, tunas batang,tunas buah, mahkota buah, stek batang, dan dengan cara kultur in vitro, sedangkan carageneratif dengan biji yang ditumbuh-kan di persemaian. Kualitas bibit yang baik harusberasal dari tanaman yang per-tumbuhannya normal, sehat, serta bebas dari hama danpenyakit.Nanas memilki aroma dan falvor yang khas dan cukup kuat . hal ini dapat menyebabkan nanas dugunakan dalam industri sari buah .kadar vitamin c yang banyak adalah bagian yang dekat dengan kulit buah , sedangkan yang paling sedikit adalah yang paling dekat dengan hati buah .kandungan vitamin C pada nanas dapat digunakan sebagai antioksidan .Klasifikasi buah nanas adalah sebagai berikut :Kindom: plantaeDivisio: spermatophytaKelas: Angiospermae Ordo: bromelialesGenus: ananasSpecies: anana sativusNanas diperbanyak dengan mahkota atau stek. Secara umum bahan penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang seragam. Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana semua bahan tanam bernilai, campuran tipe tunas dapat digunakan. Propagasi vegetatif dengan tunas daun, dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untukmenyediakan lebih dari 40 bibit per tunas, terutama dari mahkota daunnya. Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan, terutama introduksi baru klon atau hibrid. Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang lebar .

DUKU (LansiumdomesticumCorr)Dukuadalah nama umum dari sejenisbuah-buahananggotasukuMeliaceae. Tanaman yang berasal dariAsia Tenggarasebelah barat ini dikenal pula dengan nama-nama yang lain sepertilangsat,kokosan,pisitan,celoringdan lain-lain dengan berbagai variasinya.Nama-namayang beraneka ragam ini sekaligus menunjukkan adanya anekakultivaryang tercermin dari bentuk buah danpohonyang berbeda-beda.Duku adalahtumbuhan identitasuntuk ProvinsiSumatera Selatan.Pemerian botaniPohonyang berukuran sedang, dengan tinggi mencapai 30mdan gemang hingga 75cm. Batang biasanya beralur-alur dalam tak teratur, dengan banir (akar papan) yang pipih menonjol di atas tanah.Pepagan(kulit kayu) berwarna kelabu berbintik-bintik gelap dan jingga, mengandung getah kental berwarna susu yang lengket (resin). Daunmajemuk menyirip ganjil, gundul atau berbulu halus, dengan 69 anak daun yang tersusun berseling, anak daun jorong (eliptis) sampai lonjong, 9-21 cm 5-10 cm, mengkilap di sisi atas, sepertijangat, dengan pangkal runcing dan ujung meluncip (meruncing) pendek, anak daun bertangkai 512mm. Bungaterletak dalamtandanyang muncul pada batang atau cabang yang besar, menggantung, sendiri atau dalam berkas 25 tandan atau lebih, kerap bercabang pada pangkalnya, 1030 cm panjangnya, berambut.[2]Bunga-bunga berukuran kecil, duduk atau bertangkai pendek, menyendiri, berkelamin dua. Kelopak berbentuk cawan bercuping-5, berdaging, kuning kehijauan. Mahkota bundar telur, tegak, berdaging, 2-3 mm 4-5 mm, putih hingga kuning pucat. Benang sari satu berkas, tabungnya mencapai 2 mm, kepala-kepala sari dalam satu lingkaran. Putiknya tebal dan pendek.Buahbuni yang berbentuk jorong, bulat atau bulat memanjang, 2-4(-7) cm 1,5-5 cm, dengan bulu halus kekuning-kuningan dan daun kelopak yang tidak rontok. Kulit (dinding) buah tipis hingga tebal (kira-kira 6 mm). Berbiji 13, pipih, hijau, berasa pahit; biji terbungkus oleh salut biji (arilus) yang putih bening dan tebal, berair, manis hingga masam.[1]Kultivar-kultivar yang unggul memiliki biji yang kecil atau tidak berkembang (rudimenter), namun arilusnya tumbuh baik dan tebal, manis.Perbanyakan duku yang dilakukan menggunakanbijimengakibatkan lambannya tanaman dalam menghasilkan buah. Tanaman baru berbunga pada umur 10 sampai 15 tahun[3]. Perkecambahan tumbuhan ini memiliki perilaku poliembrioni (satu biji menghasilkan banyakembrioatau semai): satu embrio hasil pembuahan, dan sisanya embrioapomiktik,[4]. Embrio apomiktik berkembang darijaringanpohon induk sehingga keturunannya memiliki karakter yang serupa dengan induknya. Biji bersifat rekalsitran, penyimpanan lebih daripada tujuh hari akan menyebabkan kemunduran daya kecambah yang cepat.

Duku amat bervariasi dalam sifat-sifat pohon dan buahnya; sehingga ada pula ahli yang memisah-misahkannya ke dalam jenis-jenis (spesies) yang berlainan. Pada garis besarnya, ada dua kelompok besar buah ini, yakni yang dikenal sebagaiduku, dan yang dinamakanlangsat. Kemudian ada kelompok campuran antara keduanya yang disebut duku-langsat, serta kelompok terakhir yang di Indonesia dikenal sebagai kokosan.[1]Kelompok yang dikenal sebagaiduku(L. domesticumvar.duku) umumnya memiliki pohon yang bertajuk besar, padat oleh dedaunan yang berwarna hijau cerah, dengan tandan yang relatif pendek dan berisi sedikit buah. Butiran buahnya besar, cenderung bulat, berkulit agak tebal namun cenderung tidak bergetah bila masak, umumnya berbiji kecil dan berdaging tebal, manis atau masam, dan berbau harum.[1][6]Langsat(L. domesticumvar.domesticum) kebanyakan memiliki pohon yang lebih kurus, berdaun kurang lebat yang berwarna hijau tua, dengan percabangan tegak. Tandan buahnya panjang, padat berisi 1525 butir buah yang berbentuk bulat telur dan besar-besar. Buah langsat berkulit tipis dan selalu bergetah (putih) sekalipun telah masak. Daging buahnya banyak berair, rasanya masam manis dan menyegarkan.[1][6]Tak seperti duku, langsat bukanlah buah yang bisa bertahan lama setelah dipetik. Dalam tiga hari setelah dipetik, kulit langsat akan menghitam sekalipun itu tidak merusak rasa manisnya. Hanya saja tampilannya menjadi tidak menarik.

Lansium domesticumCorrNama umumIndonesia:Duku, langsat, langsep, pisitan

Inggris:Langsat

Melayu:Langsat

Vietnam:Bon Bon

Pilipina:Lansones, Boboa, Buahan

Syarat Tumbuh

Duku dapat tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Duku dapat tumbuh dan berbuah baik pada tipe tanah latosol, podsolik kuning, dan aluvial. Curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun. Tanah yang sesuai mempunyai pH antara 6-7. Tanaman lebih senang ditanam di tempat yang terlindung. Oleh karena itu, tanaman ini biasanya ditanam di pekarangan atau tegalan, bersama dengan tanaman tahunan lainnya seperti durian, jengkol, atau petai. Duku toleran terhadap kadar garam tinggi, asalkan tanahnya mengandung banyak bahan organik. Duku juga toleran terhadap tanah masam atau lahan bergambut. Tanaman ini toleran terhadap iklim kering, asalkan kandar air tanahnya kurang dari 150 cm. Tanah yang terlalu sarang, seperti pada tanah pasir, kurang baik untuk tanaman duku. Namun, tanah berpasir yang mengandung banyak bahan organik dapat digunakan untuk tanaman duku, asalkan diberi pengairan yang cukup.

Pedoman Budidaya

Tanaman diperbanyak dengan biji. Biji ini dibersihkan dari daging yang melekat pada biji (arilus), kemudian disemaikan langsung karena biji duku tidak dapat disimpan lama. Biji duku bersifat poliembrioni sebesar l0-50%. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan sambung pucuk. Batang bawah berasal dari semai biji duku berumur setahun lebih. Perbanyakan dengan penyusuan berhasil baik, tetapi dapat dipisahkan dari pohon induknya setelah 4-5 bulan kemudian. Sementara, cara okulasi jarang dilakukan karena kesulitan mengambil mata tempelnya. Cara cangkok juga jarang dilakukan karena pertumbuhan bibitnya lemah meskipun dapat berakar. Bibit dari biji mempunyai masa remaja (juvenil) panjang, antara 8-17 tahun. Umur mulai berbuah untuk bibit vegetatif belum jelas, tetapi di Thailand bibit sambungan mulai berbuah pada umur 5-6 tahun. Cabang entres diambil dari varietas unggul yang daunnya masih muda, tetapi sudah mulai menua, biasanya menjelang musim hujan. Untuk memperoleh hasil sambungan tinggi sebaiknya daun cabang entres dirompes dua minggu sebelum cabang dipotong. Di Filipina, sebagai batang bawah yang kompatibel digunakan semai Dysoxylum altisimum Merr. dan Dysoxlum floribundum Merr. Duku ditanam pada jarak tanam 6-8 m dalam lubang berukuran 6o cm x 6o cm x 50 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 20 kg/lubang. Bibit ditanam pada umur 1-2 tahun atau setelah mencapai tinggi 75 cm lebih. Pupuk buatan berupa campuran 100 g urea, 50 g P2O5, dan 50 g KCl per tanaman diberikan empat kali dengan selang tiga bulan sekali. Setelah ditanam, bibit harus diberi naungan dengan atap daun kelapa atau jerami kering. Kondisi lahan di sekitar bibit harus dij aga agar tetap lembap.

Pemeliharaan

Pohon muda hendaknya dinaungi dengan baik dan disirami selama beberapa tahun pertama. Pucuk utama langsat yang bertipe tegak harus dipenggal, dan cabang-cabang lateral yang tumbuh diikat supaya tumbuh mendatar, agar perawakannya lebih memencar. Pada pohon yang lebih tua, hanya pucuk pucuk air dan cabang-cabang yang kena penyakit yang perlu dipangkas. Pemberian mulsa yang banyak dianjurkan. Persyaratan kebutuhan haranya barangkali rendah, berkat pertumbuhannya yang lambat dan hasilnya yang rendah, tetapi pemupukan yang ringan di awal musim hujan dan setelah panen mungkin bermanfaat, terutama jika ingin diproduksi hasil yang besar. Pengairan dapat digunakan untuk mempercepat pembungaan satu atau dua bulan, asalkan calon bunga telah muncul selama periode kering sebelumnya. Perbungaan mulai tumbuh 7-10 hari setelah penyiraman. Suatu masa kering yang pendek, yang terjadi ketika buah masih menempel di pohonnya akan menimbulkan bahaya turunnya panen secara serius, disebabkan oleh pecahnya buah jika kekurangan air itu tiba-tiba dipulihkan.

Hama dan Penyakit

Penyakit busuk akar dan antraknosa merupakan 2 macam penyakit yang berbahaya, yang masing-masing menyerang pohon dan buah duku. Belum jelas betul patogen mana yang menyebabkan busuk akar, sebab belum ada bukti bahwa Phytophthora spp. terlibat dalam hal ini. Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) tampak berupa bintik kecoklatan yang berukuran kecil sampai besar pada rangkaian buah; serangan ini menyebabkan buah berguguran lebih awal, dan juga menyebabkan kerugian pasca-panen. Penggerek kulit kayu, merupakan hama yang umum, terutama pada langsat yang bertipe tegak, yang seringkali menyebabkan jeleknya penampilan ranting-rantingnya yang mati oleh ulat-ulat ngengat carpenter (Cossus sp.) dan ngengat hijau (Prassinoxema sp.). Ulatnya menjadi pupa di dalam lorong. Hama-hama ini aktif sepanjang musim hujan; sebagian kerusakan disebabkan oleh rusaknya kuncup bunga: Petani duku mencolek kulit kayu yang lepas dari cabang yang terserang, membunuh penggerek penggerek yang muncul, dan mengecat dengan insektisida cabang yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Penggerek-penggerek lain menyerang batang, ranting, dan buah. Di Malaysia, ulat penggerek buah dapat menyebabkan banyak sekali buah rontok; buah-buah yang terserang itu hendaknya dikumpulkan dan dikubur untuk memotong daur hidup hama ini: Di Indonesia, larva kumbang weevil dijumpai di dalam buah duku. Kutu perisai dan kutu kecil (mites) dapat pula menimbulkan kerusakan yang hebat. Kelelawar, burung, dan tikus suka sekali memakan buah duku; pemberantasannya yang efektif adalah menyinari dengan baterai pada rnalam hari dan membungkus tandan-tandan buah dengan kantung-kantung nilon. Daunnya dirusak oleh binatang pengebor daun, penggulung daun, kumbang, dan kutu.

ManfaatLansium domesticumCorr:Sebagian besar buah duku hanya dimakan segar sebagai buah meja. Padahal kalau kita mau sedikit berkreasi, duku dapat dijadikan beragam sajian lezat dan nikmat, seperti untuk isi puding, campuran fruits cocktail atau sebagai bahan baku selai.Dilihat dari komposisi zat gizinya, buah duku tidak terlalu mengcewakan. Setiap 100 gr buah duku terkandung kalori 70 kal, protein 1.0 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 13 g, mineral 0.7 g, kalsium 18 mg, fosfor 9 mg dan zat besi 0.9 mg. Untuk kandungan kalori, mineral dan zat besi duku setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis. Kandungan lain yang bermanfaat adalah dietary fiber atau serat. Salah satu zat yang bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan, mencegah kanker kolon dan membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab kanker.Selain daging buah yang segar menyehatkan, bagian kulit buah dan bijinya juga bermanfaat untuk bahan baku obat anti diare dan menurunkan demam. Kulit kayunya juga sering digunakan orang untuk mengobati gigitan serangga berbisa dan obat disentri. Sebagian orang juga percaya, benalu pohon duku dapat menghambat dan membasmi sel-sel kanker.

Jagung (Zea mays L)Jagung merupakan tanaman semusim(annual). Satu siklus hidiupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai 6 m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanahhingga ruas teratas sebelum bunga jantan.Menurut tjitcrosoepomo, tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuhan-tumbuhan jagung diklasifikasi sebagai berikut:Kindom: plantaeDivisio: spermatophytaKelas: Angiospermae Ordo: GramineFamily : graminaceaeGenus:ZeaSpecies: Zea mays L

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospernium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bhan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektan. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berti dalam pengolahansebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektan lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohirat yang lebih rendah, namun mempunyai kandungan protein yang lebih banyak. Diantara beberapa varietas tanaman jagung memilii jumlah daun rata-rata 12-18 helai. Varietas yang dewasa dengan cepat memiliki daun yang lebih sedikit dibanding varietas yang dewasa dengan lambat yang mempunyai banyak daun. Panjang daun berkisar antara 30-150cm dan lebar daun dapat mencapai 15cm. Beberapa varietas mempunyai kecendrungan untuk tumbuh dengan cepat. Kecendrungan ini tergantung pada kondisi iklim dan jenis tanah.Batang jagung padat, ketebalan berkisar 2-4 cm tergantung pada varietasnya. Genetik memberi pengaruh yang tinggi pada tanaman. Tinggi tanaman yang sangat bervariasi ini merupakan karakter yang sangat berpengaruh pada klasifikasi tanaman jagung.Biji tanaman jagung merupakan jenis serealia dengan kuran biji terbesar dengan berat rata-rata 250-300mg. Biji jagung memiliki bentuk yang tipis dan bulat melebar yang merupakan hasil pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji jagung diklasifikasikan sebagai kariopsis. Hal ini disebabkan biji jagung memiliki struktur embrio yang sempurna serta nutrisi yang dibutuhkan oleh calon induk baru untuk pertumbuhan dan perkembangan menjadi tanaman jagung .

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Pratikum I-VIII dilaksanakan pada hari senin tanggal 17 maret -5 Mei 2013 di Laboratorium Bioteknologi Tanaman Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau . Alat dan bahan

NoNama AlatGambarFungsi

1Botol Kultur Sebagai tempat untuk menkulturkan atau menanam eksplan

2Wrapping plastikuntuk menutup media atau botol kultur agar tidak terkontaminasi oleh cendawan, terkadang juga digunakan untuk penutup parsel atau buah-buahan.

3Cawan Petridishsebagai media perkembangan mikroorganisme

4Laminar Air Flowuntuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV

5Autoclave untukmensterilkan media, baik media agar atau pun media cair. Juga dapat digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos yang akan digunakan untuk media tanaman.

6Hotplate untuk homogen dan juga untuk pemanas. Hot plate juga merupakan alat untuk mencampur dan memasak media kultur.Hot plate digunakan untuk memasak segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas.

7Oven Digunakan untuk sterilisasi botol kultur, gunting, pinset, pisau, dan lain sebagainya yang digunakan dalam kultur jaringan

8Shakermesin pengguncang, yang digunakan dalam proses perbanyakan sel atau pertumbuhan PLB (Protocrm Likes Body) dalam kegiatan kultur jaringan, setelah dilakukan inokulasi eksplan.

9PinsetUntuk mengambil eksplan

10Gelas UkurUntuk menuangkan atau mempersiapkan bahan kimia dan aquades dalam pembuatan media.

11Batang pengaduk

Mengaduk larutan

12Rak inkubasiRak tempat meletakkan media yang sudah diinokulasi eksplan ke dalamnya

Bahan Bahan eksplan yang dipakai adalah tanaman nenas, wortel, rosella dan subkultur (anggrek).dan untuk membuat media adalah agar dan sukrosa .Alata. Alat pembuatan larutan stock-Timbangan analitik- Sendok- Pipet- Erlenmeyer

b. Alat pembuatan media tanaman- Timbangan analitik- Pipet- Scalpel- Ph meter- Gelas ukur- Gelas piala- Botol-botol kultur- Plastik pp 0.3 mm- Isolasi bening- Kertas label- Laminar air flow cabinet- Indikator pH

c. Alat sterilisasi- Autoklaf

3.2 Bahana. Bahan tanaman- Sub kultur/kalus anggrek - nenas-rosella-wortelb. Bahan pembuatan larutan stock- Aquadest- Bahan kimia untuk nutrisi, vitamin, (NH4)2 SO4, MgSO4, MnSO4 dst

c. Bahan pembuatan media tanam- Gula- Agar-agar- Aquadest- Larutan stock terdiri atas hara makro, hara mikro, vitamin- FeS04, Ca3(P04) dstd. Bahan-bahan lain- Alkohol 96%- Spirtus- Korek api- dll Pelaksanaan Pembuatan larutan stok Siapkan semuan bahan kimia yang diperlukan untuk membuat media Siapkan wadah larutan stok (erlemeyer)sebanyak jenis atau macam larutan stok .timbang bahan kimia yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan . Misalnya vitamin Pembuatan media Siapkan beker gelas volume 1000 ml dan diisi dengan aquadest 500 ml. Ambil masing-masing larutan stok sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan jumlah yang dipipet dan tuangkan kedalam gelas piala yang telah disiapkan yang telah berisi 500 ml aquadest .disarankan untuk mengurutkan pengambilan stoknya. + kan aquadest volume 900 ml -> pengukuran PH larutan -> kisaran 5,7 5,8 ,jika ph > 5,8+ kan HCL jika < 5,7 + kan KOH sedikit demi sedikit apabila sudah tercapai + kan sukrosa 25 gram dan agar 7 gram ->cukupkan volume 1000 ml . Panaskan sampai larutan terlihat bening . Masukkan kdalam botol kultur kurang lebih 20ml ->tutup dengan alumminium foil ->label ->sterilkan dalam autoclaf suhu 1200 C ->15 menit . Selanjutnya media dinkubasi selama 1 minggu tujuannya untuk memastikan bahwa media benar-benar steril . Isolasi jaringan / subkultur-Nanas: tidak tumbuh tunas-Jagung : tumbuh tunas, akar, dan daun-Duku: tidak dapt tunas

Penanaman Membuka plastik penutup botol media kultur Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan pinset. Setelah digunakan, pinset harus selalu dibakar di atas api. Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari kontaminasi

Inkubasi 1. Semua cawan dan tabung di inkubasi pada suhu yang optimum dan waktu yang tepat untuk pertumbuhan mikroorganisme yang diinokulasi. Biakan bakteri pada 35-370C selama 24 jam sampai 48 jam, khamir pada 30-350C selama 3 hari dan kapang pada 20-250C selama 5-7 hari.2. Untuk hasil inokulasi pada media MCA dan NA dimasukkan dalam incubator. Dibungkus dengan kertas coklat (duplo) dan diberi label agar tidak tertukar dengan yang lain. Sedangkan pada SDA dimasukkan dalam lemari kayu dibungkus an diberi label.3. Pengamatan dilakukan terhadap seluruh cirri makroskopis yang dapat dilihat. Jika perlu dapat dilihat cirri makroskopisnya juga. Catat seluruh pengamata dengan lengkap dan teliti bila perlu dengan foto.4. Hasil percobaan inokulasi yang terbaik dapat disimpan dalam lemari pendingin untuk dipergunakan pada percobaan minggu depannya atau untuk identifikasi.

Hasil dan Pembahsan

Gambar 1:nenas tidak ada nya tumbuh tunas

Gambar 2: wortel tidak terdapatnya tunas

Gambar 3 :tidak terdapatnya tumbuh tunas

Gambar 4: terdapat jamur pada eksplan tersebut

Pembahasan

Dalam pratikum ini pertumbuhan nanas ,dan duku tidak ada pertumbuhan tunas dan juga terdapat jamur , namun untuk jagung eksplan menghasilkan daun dan akar.

Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaanpertumbuhan dan perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro.Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman.Nutrien yang tersedia di media berguna untukmetabolisme, danvitamin pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi. Pada media MS, tidakterdapat zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media(eksogen). ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan danperkembangan tanaman.Interaksi dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam media (eksogen) dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah perkembangan suatukultur. Penambahan hormon tumbuhanatau zatpengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat mengembalikan jaringan inimenjadi meristematik kembali dan berkembang menjadi jaringan adventif tempatpucuk,tunas,akarmaupun daun pada lokasi yang tidak semestinya. Proses ini dikenal dengan peristiwadediferensiasi. Dediferensiasi ditandai denganpeningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran sel, dan perkembangan jaringan.Embrio pada prinsipnya berada dalam keadaan steril. Hal ini disebabkan karena embrio berada di dalam buah (di dalam biji) terlindung oleh jaringan-jaringan buah dan biji yang berada di luar embrio, antara lain oleh kulit buah,daging buah dan kulit biji.

KESIMPULAN

Tujuan dari pratikum kali ini Mengetahui pengertian kultur jaringan, Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan, Mengetahui cara penanaman kultur jaringan,Mengetahui penyebab penanaman kultur jaringan tidak berhasil,Mengetahui penyegahan agar penanaman kultur jaringan berhasil, tumbuh kultur jaringan anggrek bulan.

Tanaman nanas umumnya diperbanyak secara vegetatif (aseksual). Bagian tanaman nanas yang digunakan untuk perbanyakan seperti tunas akar (ratoon), tunas batang/ anakan (sucker) adalah tunas yang muncul dari bagian batang dibawah permukaan tanah, Tunas tangkai buah (slip) adalah tunas yang muncul dibawah dasar buah. Tunas samping (shoot) adalah tunas yang muncul dari aksilar daun. Mahkota buah (crown) bagian tanaman yang ada diatas buah. Lamanya waktu mulai dari tanam sampai panen bergantung pada bahan perbanyakan yang digunakan. Apabila mahkota (crown) diperlukan waktu 18-24 bulan, tunas buah (slip) 15-20 bulan, tunas batang (sucker) perlu waktu 14-17 bulan.Bahan tanaman yang digunakan untuk perbanyakan in vitro ialah mahkota nanas yang telah matang dan anakan nanas.Jagung merupakan tanaman semusim(annual). Satu siklus hidiupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai 6 m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanahhingga ruas teratas sebelum bunga jantan.Dukuadalah nama umum dari sejenisbuah-buahananggotasukuMeliaceae

DAFTAR PUSTAKAAnonim.2009.Sterilisasi Media dan Alat. http: // elearning. unram. ac. / KulJar/ BAB% 20IV % 20STERILISASI/IV2%20Sterilisasi%20 Alat.htm. Diakses tanggal Diakses 20 April 2012Pembentukan Kultur Aseptik. http://www.fp.unud.ac.id/biotek/kultur- jaringan-tanaman/5 pembentukan-kultur-aseptik.html. diakses tanggal Diakses 22 April 2012_________. 2009. Gunawan, L.W. 1988. Teknik Kultur Jaringan. Bogor: Laboratorium Kultur Jaringan, PAU Bioteknologi, IPB.Rahardja, P. C. 1995. Kultur Jaringan : Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Penerbit Swadaya, Jakarta.Sriyanti, Daisy P. dan Ari Wijayani. 2002. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisius, Yogyakarta.Tim Dosen TPB. 2012. BKPM Dasar-Dasar Kultur Jaringan. Jember: Politeknik Negeri Jember.Yusnita. 2010. Perbanyakan Invitro Tanaman Angrek. Penerbit : Universitas Lampung.Bandar Lampung.

KATA PENGANTARKami ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Kultur Jaringan pada semester VIII diProgram Studi/Jurusan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Universitas Riau.Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya apabila tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan dapat terselessaikan dengan baik.

Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun spiritualkepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsungPenulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, oleh karenaitu saran dan kritik penulis harapkan dari pembaca agar laporan ini menjadi lebihbaik. .Demikian, semoga Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini dapatbermanfaat.

Pekanbaru , 26 mei 2014

Desti wulandari.

LAMPIRAN

Gambar 1:nenas tidak ada nya tumbuh tunas

Gambar 2: wortel tidak terdapatnya tunas

Gambar 3 :tidak terdapatnya tumbuh tunas

Gambar 4: terdapat jamur pada eksplan tersebut