identitas mahasiswa

7
WAHYU CANDRA APRILIYANTO, 1301406013 PERBEDAAN KINERJA KONSELOR DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN ANTARA KONSELOR LULUSAN PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR DENGAN KONSELOR

Upload: damali

Post on 15-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

WAHYU CANDRA APRILIYANTO, 1301406013 PERBEDAAN KINERJA KONSELOR DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN ANTARA KONSELOR LULUSAN PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR DENGAN KONSELOR YANG BELUM MENEMPUH PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR SE-JAWA TENGAH TAHUN 2010. Identitas Mahasiswa. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Identitas Mahasiswa

WAHYU CANDRA APRILIYANTO, 1301406013

PERBEDAAN KINERJA KONSELOR DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN ANTARA KONSELOR LULUSAN PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR DENGAN KONSELOR YANG BELUM MENEMPUH PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR SE-JAWA TENGAH TAHUN 2010

Page 2: Identitas Mahasiswa

Identitas Mahasiswa - NAMA : WAHYU CANDRA APRILIYANTO - NIM : 1301406013 - PRODI : Bimbingan dan Konseling - JURUSAN : Bimbingan Dan Konseling - FAKULTAS : Ilmu Pendidikan - EMAIL : achilez pada domain yahoo.co.id - PEMBIMBING 1 : Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd.,Kons - PEMBIMBING 2 : Drs. Suharso, M.Pd.,Kons - TGL UJIAN : 2011-02-23

Page 3: Identitas Mahasiswa

JudulPERBEDAAN KINERJA KONSELOR DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN ANTARA KONSELOR LULUSAN PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR DENGAN KONSELOR YANG BELUM MENEMPUH PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR SE-JAWA TENGAH TAHUN 2010

Page 4: Identitas Mahasiswa

AbstrakLayanan konseling perorangan harus dilaksanakan sesuai dengan tahapan dan proseduryang ada. Akan tetapi, kondisi yang terjadi di lapangan menunjukkan kurang optimalnyakinerja Konselor dalam menyelenggarakan layanan konseling perorangan. Sebagai salahsatu upaya untuk meningkatkan keprofesionalan Konselor, maka diadakannya PendidikanProfesi Konselor (PPK). Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakinerja Konselor lulusan PPK dan Konselor yang belum menempuh PPK dalammelaksanakan layanan konseling perorangan, serta adakah perbedaan kinerja antarakedua kelompok Konselor tersebut dalam melaksanakan layanan konseling perorangan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan perbedaan kinerja Konselor antaraKonselor lulusan PPK dengan Konselor yang belum menempuh PPK dalammelaksanakan konseling perorangan. Populasi penelitian ini adalah semua Konselor SMP,SMA, SMK Negeri Se-Jawa Tengah. Jumlah sampel penelitian adalah 25 Konselorlulusan PPK dan 25 Konselor yang belum menempuh PPK, teknik pengambilan sampeldengan menggunakan teknik area sampling. Metode pengumpulan data pada penelitianini menggunakan angket tertutup. Analisis datanya menggunakan analisis deskriptifpersentase dan Uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan dari 25 Konselor lulusan PPKterdapat 19 Konselor (76%) memiliki kinerja dalam kriteria tinggi dan dari 25 Konseloryang belum menempuh PPK terdapat 13 Konselor (52%) memiliki kinerja dalam kriteriasedang. Hasil Uji t-test menunjukkan bahwa nilai t hitung ( 6,37) > t tabel (2,01), jaditerdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara Konselor lulusan PPK dengan Konseloryang belum menempuh PPK dalam melaksanakan layanan konseling perorangan.Kesimpulannya bahwa kinerja Konselor lulusan PPK termasuk dalam kriteria tinggi,kinerja Konselor yang belum menempuh PPK termasuk dalam kriteria sedang, danterdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara kedua kelompok Konselor tersebutdalam melaksanakan layanan konseling perorangan. Saran yang diberikan yaitu, 1)Konselor hendaknya selalu meningkatkan keprofesionalannya salah satunya denganmengikuti PPK, 2) bagi Kepala sekolah hendaknya mengetahui dan memahami denganbenar konteks tugas Konselor sekolah, 3) bagi MGBK hendaknya selalu meningkatkankompetensi Konselor di daerahnya melalui pelatihan maupun seminar, 4) bagi PPPPTKPenjas dan BK dan LPMP, hendaknya menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yangberhubungan dengan layanan konseling perorangan terutama pada tahap pelaksanaan.

Page 5: Identitas Mahasiswa

Kata Kuncikinerja, konselor, konseling perorangan, Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

Page 6: Identitas Mahasiswa

ReferensiArifin dan Eti Kartikawati. 1995. Syarat-Syarat Pembimbing (Konselor) Sekolahdan Madrasah. http://alfaruq2010.blogspot.com. {accessed2010/08/29}.Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.Azwar, Syaifudin. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : PustakaPelajar Offset.---------------. 2006. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.Dasar Standarisasi Profesi Konseling. Jakarta: Direktorat Jenderal PendidikanTinggi Departemen Pendidikan Nasional.Dewi Anggraeni. 2006. Perbedaan Unjuk Kerja Guru Pembimbing SMP DitelaahDari Latar Belakang Kependidikannya (Studi Tentang PerbedaanUnjuk Kerja Guru Pembimbing SMP Di Gugus 02 Bandung BaratUtara (BBU) Padalarang Tahun 2006).Fatoni, M. 2003. Perbedaan Kinerja Guru Pembimbing antara yang BerlatarBelakang Pendidikan BK dengan yang tidak Berlatar BelakangPendidikan BK dalam Pelaksanaan Pelayanan BK di SLTP NKabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2002/2003.Hajati, Kartika. 2009. Pengembangan Kompetensi Konselor Sekolah MenengahAtas Menurut Standar Kompetensi Konselor Indonesia (StudiBerdasarkan Profil Diskrepansi Kompetensi Aktual denganKompetensi Standar pada Konselor SMA Negeri di Wilayah X).Jakarta.Hidayah, Nur. 1998. Pemahaman Individu : Teknik Non Tes. Malang :UNIBRAW Press.Ifdil. (2005). Konseling Perorangan. Available at http://konselingindonesia.com{accessed 2010/03/07}.Jalal, Fasli. 2007. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan KonselingDalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Departemen PendidikanNasional.Kartadinata, Sunaryo. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor danLayanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur PendidikanFormal. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi DepartemenPendidikan Nasional.Mugiarso, Heru. 2005. Bimbingan dan Konseling. Semarang. UPT MKKUNNES.Muhlisin. (2009). Profesionalisme Kinerja Guru Menyongsong Masa Depan.Available at www.muhlis.files.wordpress.com {accessed2010/08/29}.Munadhifah, Umik. 2005. Persepsi Klien Tentang Keefektifan Konselor DalamMelaksanakan Konseling Individual Ditinjau Dari TingkatPendidikan, Pengalaman Kerja Dan Gender Konselor Di SMANegeri Se-Kota Semarang Tahun Ajaran 2004/2005.Mustafa, Hasan. (2000). Teknik Sampling. Available at www.damandiri.or.id{accessed 2008/11/24}.Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.Nurihsan, Juntika. 2003. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung:Mutiara Offset.Nuryakin. (2001). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman dan MotivasiTerhadap Kinerja AnggotaDPRD Kab.Barito Prop.Kalteng.Available at www.damandiri.or.id {accessed 2008/11/24}.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005. StandarNasional Pendidikan. Jakarta.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.Jakarta.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun2008. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.Jakarta.Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:P2LPTK DepdikbudPrayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Padang:IKIP Padang.-----------. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling. Padang: UNP Press.Setiawati, Elisabeth. 2006. Kemampuan Guru Pembimbing Dalam MelaksanakanProses Konseling Individual : Studi Kasus Untuk PenyusunanProgram Hipotetik Pelatihan Konseling Individual Bagi GuruPembimbing Sekolah Menengah SMP Santo Yusup dan SMA SantaMaria 3.Setiawan, Deni. 2010. Akreditasi Sekolah. Available at www.denioioi.blogspot.com {accessed 2011/02/25}.Stein, M. David dan Scott DeBerard. 2001. Does Holding a Teacher EducationDegree Make a Difference in School Counselors' Job Performance.Journal of Professional Counseling 2001. Vol. IV No. 7 AcademicResearch Library page 6Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.Sukaemi. 2004. Persepsi siswa tentang kinerja konselor sekolah dalammelaksanakan layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar diSMP N 30 Semarang. Semarang.Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang.Taufik. 1996. Pemahaman Guru Pembimbing Tentang Layanan Bimbingan DanKonseling Serta Kebutuhan Meningkatkan Kemampuan UntukMelaksanakannya: Studi Desktiptif-Analitik Dalam RangkaPengembangan Program Peningkatan Kemampuan GuruPembimbing Di SMU Kodya Bukittinggi Dan Kabupaten AgamSumatra Barat.Tim Penyusun. 2005. Kode Etik Bimbingan dan Konseling. Bandung: ABKIN.------------------. 2008. Handout tentang Pendidikan dan Latihan Profesi Guru danProgram Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Semarang: UNNES.------------------. 2009. Proposal Penyelenggaraan Program PendidikanProfesional Konselor. Padang.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.Willis, S. Sofyan. 2004. Konseling Perorangan (Teori dan Praktek). Bandung:Alfabeta.Winkel, W.S dan M.M. Sri Hastuti. 1991. Bimbingan dan Konseling di InstutusiPendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.Pengertian Kinerja. Online at http://id.wikipedia.org {accessed 2010/06/24}.Definisi Kinerja. Online at http://ronawajah.wordpress.com {accessed2010/08/29}.Definisi Konselor. Online at http://wikipedia.org. {accessed 2010/08/29}.Pengertian Kode Etik. Online at www.archive_file.com. {accessed 2010/08/29}.

Page 7: Identitas Mahasiswa

Terima Kasihhttp://unnes.ac.id