identitas wisudawan - digilib.unhas.ac.id

69
IDENTITAS WISUDAWAN Nama : Virandha Tangalayuk Nim : A 311 07 738 Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Prodi/Bagian : Akuntansi Email : [email protected]

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

IDENTITAS WISUDAWAN

Nama : Virandha Tangalayuk

Nim : A 311 07 738

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

Prodi/Bagian : Akuntansi

Email : [email protected]

Page 2: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN KARIR SEBAGAI

AKUNTAN PUBLIK BAGI SEORANG AKUNTAN

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

VIRANDHA TANGALAYUK

A 311 07 738

kepada

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 3: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN KARIR SEBAGAI

AKUNTAN PUBLIK BAGI SEORANG AKUNTAN

disusun dan diajukan oleh

VIRANDHA TANGALAYUK

A 311 07 738

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 15 September 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Muh. Ishak Amsari, M.Si, Ak Darmawati, S.E., M.Si, Ak.

NIP : 1955111711987031001 NIP :196705181998022001

Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Dr. H. Abd. Hamid Habbe, S.E., M.Si, Ak.

NIP : 196305151992031

Page 4: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas berkat dan karunia-

Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.Skripsi ini merupakan tugas akhir

untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Hasanuddin.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini.Pertama-tama, ucapan terima kasih peneliti berikan kepada Bapak

Drs. Muh. Ishak Amsari, M.Si, Ak dan Ibu Darmawati, S.E., M.Si, Ak sebagai dosen

pembimbing atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi, dan

memberi bantuan literatur, serta diskusi-diskusi yang dilakukan dengan peneliti.

Ucapan terima kasih juga peneliti tujukan kepada Bapak/Ibu sebagai pimpinan Kantor

Akuntan Publik di kota Makassar atas pemberian izin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian di kantor beliau. Semoga bantuan yang diberikan oleh semua pihak mendapat

balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Terakhir, ucapan terima kasih kepada Ayah dan Ibu beserta saudara-saudara peneliti

atas bantuan, nasihat, dan motivasi yang diberikan selama penelitian skripsi ini. Semoga

semua pihak mendapat kebaikan dari-NYA atas bantuan yang diberikan hingga skripsi ini

terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan dari berbagai

pihak.Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi

tanggungjawab peneliti dan bukan para pemberi bantuan. Kritik dan saran yang membangun

akan lebih menyempurnakan skripsi ini.

Makassar, Oktober 2012

Peneliti

Page 5: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

ABSTRAK

Analisis Faktor-Faktor Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik bagi Seorang

Akuntan

Virandha Tangalayuk

Drs. Muh. Ishak Amsari, M.Si, Ak

Darmawati, S.E., M.Si, Ak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan dan yang

paling dominan dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik.Sampel penelitian yang

digunakan adalah orang-orang yang berprofesi sebagai akuntan publik pada Kantor Akuntan

Publik yang tersebar di kota Makassar, baik kantor pusat maupun kantor cabang. Metode

analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan

pendekatan survei.Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan survei dengan

menyebarkan kuesioner kepada para akuntan publik yang berisi daftar pertanyaan

terstruktur.Hasil penelitian ini membuktikan bahwa faktor dominan yang selalu

dipertimbangkan oleh seorang akuntan publik dalam memilih karir adalah nilai intrinsik.Hal

ini dapat dimengerti karena seseorang membutuhkan pengakuan atas beberapa pekerjaan

yang telah dilakukannya. Pengakuan tersebut bisa berupa penghargaan, kesempatan

mendapat promosi, kenaikan jabatan, atau bisa berupa tanggung jawab pekerjaan.

Kata Kunci: Akuntan Publik, Nilai Intrinsik, Penghasilan, Pertimbangan Pasar Kerja,

Persepsi Tentang Kelemahan dan Kelebihan Profesi Akuntan, Personalitas

(Kepribadian).

This study aims to determine the factors considered and the most dominant in the selection of

a career as a public accountant.The samples used in this research are those who work as

public accountants in the public accounting firm spread across the city of Makassar, both

headquarters and branch offices. The method of data analysis in this study using quantitative

descriptive survey approach. Before performing data analysis, first conducted the survey by

distributing questionnaires to the public accountant who provides a structured questionnaire.

These results prove that the dominant factor is always taken into consideration by a public

accountant in choosing a career is intrinsic value. This is understandable because someone

needs some recognition for the work he has done. Recognition can be a reward, the

opportunity for a promotion, a raise, or it could be the job responsibilities.

Keywords: Public Accountants, Intrinsic Value, Income, Labour Market

Considerations, Perceptions About Weakness and Excess Professional Accountants,

Personality (Personality).

Page 6: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

PRAKATA……………………………………………………………………… iii

ABSTRAK................................................................................................. ……... iv

DAFTAR ISI........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3

1.3 Hipotesis ........................................................................................ 3

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 4

1.4.1 Tujuan Penelitian ............................................................ 4

1.4.2 Kegunaan Penelitian........................................................ 4

1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

2.1 Tinjauan Umum Karir Profesi Akuntan ........................................ 6

2.2 Sejarah Pendidikan Akuntansi di Indonesia .................................. 7

2.3 Profesi Akuntan di Indonesia ........................................................ 10

2.3.1 Akuntan Publik................................................................ 12

2.3.2 Akuntan Pendidik ............................................................ 13

2.3.3 Akuntan Manajemen ....................................................... 13

2.3.4 Akuntan Sektor Publik .................................................... 14

2.4 Pengertian Akuntan ....................................................................... 14

Page 7: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

2.5 Pengertian Karir ............................................................................ 15

2.6 Pengertian Pemilihan Karir ........................................................... 16

2.7 Faktor-Faktor Pemilihan Karir Akuntan ....................................... 16

2.7.1 Faktor Intrinsik ..................................................................... 17

2.7.2 Penghasilan ........................................................................... 17

2.7.3 Pertimbangan Pasar Kerja .................................................... 17

2.7.4 Latar Belakang Pendidikan SMU ......................................... 17

2.7.5 Persepsi Kerugian dan Keuntungan Menjadi Akuntan ........ 18

2.8 Review Penelitian Terdahulu ........................................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 19

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 19

3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................... 19

3.3 Penentuan Populasi dan Sampel .................................................... 19

3.4 VariabelPenelitian ......................................................................... 20

3.5 Pengumpulan dan Analisis Data ................................................... 21

3.5.1 Pengumpulan Data ............................................................... 21

3.5.2 Analisis Data ........................................................................ 22

BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................................... 26

4.1 Sejarah Singkat ……………………………………………….. 26

4.1.1 Sejarah Singkat Ikatan Akuntan Indonesia............................. 26

4.1.2 Keanggotaan Ikatan Akuntan Indonesia........................... .... 28

4.1.2.1 Anggota Individu ....................................................... 28

4.1.2.2 Anggota Asosiasi ...................................................... 29

4.1.2.3 Anggota Perusahaan.................................................. 29

4.1.2.4 Anggota Junior .......................................................... 29

Page 8: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

4.1.3 Sejarah Singkat Akuntan Publik ........................................... 29

4.1.3.1 Perizinan Akuntan Publik ......................................... 30

4.1.4 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) ............................. 31

4.1.4.1 Ikatan Akuntan Indonesia-Seksi Akuntan Publik

(IAI-SAP)…………………………………………… 33

4.1.4.2 Ikatan Akuntan Publik-Kompartemen Akuntan Publik

(IAI-KAP) …………………………………………. 34

4.1.4.3 Ikatan Akuntan Publik-Kompartemen Akuntan Publik

(IAI-KAP) menjadi Institut Akuntan Publik……….. 34

4.1.5 Kegiatan Institut Akuntan Publik... ....................................... 35

4.2 Visi Dan Misi ................................................................................. 35

4.2.1 Visi Dan Misi Ikatan Akuntan Indonesia............................... 35

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 37

5.1 Analisis Pengujian Validitas .......................................................... 37

5.2 Pengolahan Data Kuesioner ........................................................... 38

5.3 Analisis Faktor Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik ............. 40

5.3.1 Faktor Nilai Intrinsik ............................................................. 43

5.3.2 Faktor Penghasilan ................................................................ 44

5.3.3 Faktor Pertimbangan Pasar Kerja .......................................... 46

5.3.4 Faktor Persepsi Kelebihan dan Kelemahan Profesi Akuntan 47

5.3.5 Faktor Personalitas (Kepribadian) ......................................... 48

5.4 Faktor yang Paling Dominan Dalam Pemilihan Karir Sebagai

Akuntan Publik …………………………………………………... 50

Page 9: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 53

6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 53

6.2 Saran ............................................................................................. 54

6.3 Keterbatasan Penelitian .................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56

LAMPIRAN......................................................................................................... 58

Page 10: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

5.1 Rincian Sampel Penelitian............................................................................ 37

5.2 Hasil Uji Validitas......................................................................................... 38

5.3 Frekuensi Jawaban Responden Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Dalam

Pemilihan Karir............................................................................................. 42

5.4 Frekuensi Tiap Kelompok Jawaban Responden Faktor-Faktor yang

Dipertimbangkan Dalam Pemilihan Karir..................................................... 43

5.5 Ikhtisar Analisis Chi Kuadrat........................................................................ 49

5.6 Jumlah Nilai Jawaban Responden Faktor-Faktor yang Selalu

Dipertimbangkan........................................................................................... 51

Page 11: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya perkembangan dunia bisnis memberikan lapangan yang beragam untuk

angkatan kerja. Salah satu yang tergolong sebagai angkatan kerja adalah sarjana

ekonomi khususnya yang dari jurusan akuntansi.Perkembangan dalam dunia bisnis ini

harus terus direspon oleh sistem pendidikan akuntansi agar dapatmenghasilkan sarjana

akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia kerja.

Oleh karena itu, sarjana akuntansi harus memiliki kompetensi teknis dan moral

yang memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang semakin terbatas. Secara umum

sarjana ekonomi akuntansi setelah menyelesaikan jenjang pendidikan S1 memiliki

alternatif pilihan karir, pertama dapat langsung bekerja sebagai karyawan perusahaan,

karyawan instansi pemerintah maupun berwira usaha, kedua melanjutkan pendidikan

S2, ketiga melanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi akuntan publik. Dengan kata

lain mahasiswa setelah menyelesaikan jenjang pendidikan sarjana akuntansinya dapat

memilih untuk menjadi akuntan publik atau memilih untuk menjadi profesi selain

akuntan publik. Perencanaan karir merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

mencapai kesuksesan dalam karir.

Terdapat 4 sektor pekerjaan yang bisa dimasuki oleh lulusan pendidikan akuntansi

yaitu, Akuntan Pemerintahan (akuntan sektor publik), Akuntan Manajemen, Akuntan

Publik, Akuntan Pendidik.Dapat dijelaskan bahwa Akuntan pemerintah (sektor publik)

merupakan akuntan yang menjalankan profesinya di instansi-instansi publik

(pemerintah). Akuntan pemerintah terdiri dari mereka yang bertugas di perusahaan-

perusahaan negara, bank-bank pemerintah, akuntan pajak, dan direktorat jendral

pengawasan keuangan negara, dan lain-lain. Akuntan manajemen merupakan akuntan

Page 12: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

yang bekerja membantu manajemen suatu organisasi (pada umumnya perusahaan)

dalam kegiatan manajerialnya. Akuntan manajemen berstatus sebagai karyawan pada

perusahaan yang bersangkutan. Akuntan manajemen menjalankan tugasnya yang

mengatur pembukuan dan membuat ikhtisar-ikhtisar keuangan, atau membuat (men-

design) sistem akuntansi perusahaan. Akuntan pendidik adalah profesi akuntan yang

memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa jasa pendidikan akuntansi,

dilembaga-lembaga pendidikan. Sebagian besar akuntan pendidik berprofesi sebagai

tenaga pengajar di perguruan tinggi (dosen). Dan akuntan publik atau akuntan

pemeriksa (auditor) yang memberikan pelayanan atau jasa kepada masyarakat luas

dengan membuka Kantor akuntan Publik (KAP).Akuntan publik memberikan jasa

kepada masyarakat (terutama masyarakat bisnis) atas keperluannya dalam bidang

akuntansi dengan cara membuat kontrak-kontrak kerja.

Karir sebagai akuntan dianggap mempunyai nilai prestisius lebih dibandingkan profesi

akuntansi lainnya. Sejumlah tantangan berat yang harus dihadapi oleh profesi akuntan,

diantaranya persaingan di dunia kerja, faktor gaji, manfaat dan pengorbanan yang

diperoleh, kemudian bagi lulusan yang ingin berprofesi sebagai akuntan diharuskan

untuk terlebih dahulu melaksanakan pendidikan profesi akuntansi. Hal-hal tersebut

menjadikan suatu pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih profesi antara

akuntan atau non akuntan. Terkait dengan hal tersebut, menarik untuk dilakukan

penelitian untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

untuk memilih karir sebagai akuntan.

Banyak faktor yang melatar belakangi pemilihan karir sebagai akuntan saat ini.

Keputusan yang tepat atas pilihan karir, berasal dari pemikiran-pemikiran individu

mengenai pemahaman diri serta nilai dari karir tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian

sebagai berikut: "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN KARIR SEBAGAI

AKUNTAN PUBLIK BAGI SEORANG AKUNTAN.”

Page 13: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas masalah yang diidentifikasikan

dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor – faktor apa yang dipertimbangkan dalam pemilihan karir sebagaiakuntan

publik?

2. Faktor apakah yang paling dominan dalam pemilihan karir sebagai akuntan

publik?

1.3 Hipotesis

Dalam memilih karir yang akan dijalaninya sebagai seorang akuntan publik,

seorang akuntan memiliki berbagai macam pertimbangan untuk memilih karir apa

yang akan dijalaninya tergantung dari faktor-faktor yang melatar belakanginya.

Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan pada saat pemilihan karir seperti yang

disebutkan oleh Kunartinah (2003; 183) ada 5 (lima) hal yaitu:

1. Faktor lntrinsik 2. Penghasilan jangka panjang dan penghasilan jangka pendek 3. Pertimbangan pasar kerja 4. Latar belakang pendidikan SMU (Sekolah Menengah Umum) 5. Persepsi rasio kerugian dan keuntungan menjadi akuntan publik. Dalam penelitian ini peneliti tidak memakai variabel latar belakang pendidikan

SMU melainkan menggantinya dengan variabel personalitas, dengan asumsi

bahwa setiap individu memiliki perbedaan karakter yang mendasar yang

dipengaruhi oleh personalitas.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis merumuskan sebuah hipotesis:

faktor-faktor yang mempengaruhi seorang akuntan memilih karir sebagai akuntan

publik adalah faktor intrinsik, penghasilan, pertimbangan pasar kerja, personalitas,

persepsi kerugian dan keuntungan menjadi akuntan publik.

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Page 14: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

1. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan karir sebagai akuntan

publik;

2. Faktor-faktor pemilihan karir sebagai akuntan publik yang paling dominan.

1.4.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi

mahasiswa dalam pemilihan karir terutama mahasiswa akuntansi.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah

pengetahuan tentang teori-teori dan konsep-konsep yang diperoleh selama

perkuliahan dibandingkan dengan penerapannya secara nyata.

3. Bagi Pihak Lain (Lembaga pendidikan akuntansi)

Dapat berguna untuk sumber informasi, bahan pembanding bagi penelitian

lainnya, dan menjadi bahan referensi atau tambahan informasi yang

diperlukan dalam pemilihan karir akuntansi.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyajian hasil penelitian penulis disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Menguraikan tentang referensi-referensi yang berkaitan dengan berbagai rumusan

dalam penelitian ini yang selanjutnya menjadi acuan bagi penulis dalam menganalisis

masalah yang ada.Referensi yang dimaksud menyangkut berbagai definisi dan telaah atas

penelitian yang telah ada yang selanjutnya membentuk kerangka pikir dan hipotesis penulis.

Page 15: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

BAB III : METODE PENELITIAN

Menjelaskan perihal jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, jenis dan

sumber data serta metode analisis data yang akan dipakai.

BAB IV : GAMBARAN UMUM

Menjelaskan mengenai sejarah singkat Ikatan Akuntan Indonesia serta profesi akuntan

publik.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Memaparkan hasil atas penelitian yang telah dilakukan penulis berdasarkan metode

penelitian yag telah ditentukan.

BAB VI : PENUTUP

Menguraikan simpulan dari hasil penelitian, hambatan-hambatan pelaksanaan

penelitian, serta saran-saran yang diberikan penulis pada pihak-pihak terkait.

Page 16: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Karir Profesi Akuntan

Dalam era globalisasi dunia usaha dan masyarakat telah menjadi semakin

kompleks sehingga menuntut adanya perkembangan berbagai disiplin ilmu termasuk

akuntansi. Akuntansi memegang peranan penting dalam ekonomi dan sosial, karena

setiap pengambilan keputusan yang bersifat keuangan harus berdasarkan informasi

akuntansi. Prinsip akuntansi yang diterima umum merupakan pedoman dalam

penyusunan laporan keuangan. Fungsi akuntansi itu behubungan dengan

pencatatan transaksi-transaksi dalam suatu perusahaan atau suatu unit ekonomi

yang lain, dan penyusunan laporan keuangan secara periodik dari catatan tersebut.

Keadaan ini menjadikan akuntansi sebagai suatu profesi yang sangat dibutuhkan

keberadaannya dalam lingkungan organisasi bisnis. Keahlian-keahlian khusus

seperti pengolahan data bisnis menjadi informasi berbasis komputer, pemeriksaan

keuangan maupun non keuangan, penguasaan materi perundang-undangan

perpajakan adalah hal-hal yang dapat memberikan nilai lebih bagi profesi akuntansi.

Akuntan sekarang jumlahnya masih relatif kecil, dibandingkan jumlah

penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa, sangat memungkinkan

profesi akuntan berkembang dimasa yang akan datang, baik secara kuantitas

maupun kualitas. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan

semakin baik, maka profesi akuntan sangat dibutuhkan dalam membantu

mewujudkannya. Kondisi ini membawa pada suatu konsekuensi bahwa masih

terbuka lebar bagi setiap orang untuk memasuki profesi akuntan, dan menjadikan

profesi akuntan sebagai salah satu pilihan karir yang menjanjikan.

Page 17: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

2.2 Sejarah Pendidikan Akuntansi di Indonesia

Pendidikan akuntansi di Indonesia di mulai pada tahun 1930 berupa

pendidikan luar sekolah dalam bentuk kursus tata buku yang dikenal dengan kursus

"Bond A dan Bond B". Kursus yang mengajarkan tatabuku sistem Belanda (lama) ini

sangat populer sampai sesudah kemerdekaan dan bahkan mulai tahun tujuh puluhan

penyelenggaraannya diambil alih oleh Pemerintah. Pada tahun lima puluhan,

tatabuku sistem Belanda ini mulai diajarkan dijenjang pendidikan menengah yaitu

diSMEA dan SMA dan juga di tingkat pendidikan tinggi. Tatabuku metode Belanda

yang diajarkan tersebut mencakup siklus pencatatan awal sampai penyusunan

Laporan Keuangan (Neraca dan Laporan Laba Rugi).Pada tahap yang lebih lanjut

pengajaran tata buku tersebut mencakup pula penggunaan sistematika dan tehnik

pemberian kode perkiraan (accounts code) yang seragam. Pada tingkat pendidikan

tinggi pelajaran tatabuku dilengkapi oleh beberapa mata pelajaran penunjang yang

dulu dikenal dengan "ekonomi perusahaan" dan "ilmu / teori biaya" serta

pengawasan dan pemeriksaan.

Peralihan orientasi ke sistem Anglo Saxis/Amerika dimulai pada tahun 1957

ketika Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mulai mengajarkan akuntansi sistem

Anglo Saxis melalui afiliasinya dengan Unversity of California di Berkeley, Amerika

Serikat. Semenjak itu secara bertahap berbagai lembaga pendidikan tinggi yang

mempunyai jurusan akuntansi mengajarkan akuntansi yang berorientasi pada sistem

Amerika.

Mulai tahun enam puluhan pendidikan akuntansi di Indonesia sudah meluas

dalam arti sudah banyak lembaga pendidikan di tingkat sekolah menengah,

perguruan tinggi dan di jalur pendidikan diluar sekolah yang mengajarkan tatabuku

dan akuntansi.Namun semenjak itu pendidikan akuntansi di masing-masing jalur

pendidikan tersebut terlihat berkembang sendiri-sendiri. Di tingkat perguruan tinggi,

kurikulum untuk Fakultas Ekonomi dan Akademi baik negeri maupun swasta

diajarkan melalui Kurikulum Minimal/lnti yang ditetapkan Dirjen Pendidikan Tinggi

Page 18: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

dan dapat dikatakan sudah berorientasi pada sistem akuntansi di Amerika Serikat.

Pada awal tahun delapan puluhan terjadi perubahan ketentuan tentang

Program dan Srata pendidikan di pendidikan tinggi dengan diperkenalkannya dua

jenis program yartu program pendidikan gelar dengan strata S1, S2 dan S3 dan

program pendidikan Non-gelar (Diploma) dengan strata pendidikan D1 sampai D4,

Sp1 dan Sp2. Dengan adanya perubahan ini, Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan

Ijazah Akuntan (panItia Ahli) di bawah Departemen Keuangan harus menetapkan

kembali lulusan strata Fakultas Ekonomi mana yang disamakan ijazahnya/diberi

gelar akuntan, sebagai pelaksanaan dari undang-undang No.34/1954. Kenyataan

sampai saat ini menunjukan bahwa Panitia Ahli telah memberikan gelar Akuntan

kepada lulusan strata S1 Fakultas Ekonomi Negeri (yang diusulkan Konsorsium llmu

Ekonomi) dan Program D4 STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara).Pengaruhnya

pada kurikulum adalah bahwa Program S1 harus berfungsi ganda, yaitu sebagai

program yang lebih menekankan aspek akademis sebagai bekal untuk Program S2

& S3 dan sebagai program mempersiapkan tenaga profesi untuk menjadi Akuntan.

Pendidikan akuntansi di Indonesia terutama dilakukan dalam S1 dan D3.

Undang-undang No.34 tahun 1954 yang mengatur Pemberian gelar akuntan saat ini

masih mempertimbangkan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan, sehingga

belum ada perlakuan yang sama bagi lembaga pendidikan yang berbeda. Beberapa

Universitas Negeri yang menyelenggarakan pendidikan tinggi akuntansi seperti

Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (Ul), Universitas Padjajaran

(UNPAD), dan lain-lain dapat langsung memperoleh pengakuan dari Departemen

Keuangan, sehingga lulusannya dapat langsung memperoleh register negara.

Dalam Petikan Lembaran Negara Rl, Undang-undang No. 34 Tahun 1954,

tentang pemakaian gelar "akuntan" (accountant), pasal satu (1) dan dua (2) huruf a

yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan gaji resmi mengenai berbagai

Page 19: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

jabatan pada Jawatan Akuntan Negeri dan Jawatan Akuntan Pajak, hak memakai gelar "akuntan" ("accountant") dengan penjelasan atau tambahan maupun tidak, hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai ijasah akuntan sesuai dengan ketentuan dan berdasarkan undang-undang ini.

Pasal 2

Dengan ijasah tersebut dalam pasal 1 dimaksud :

a. Ijasah yang diberikan oleh suatu Unversitas Negeri atau badan perguruan

tinggi yang dibentuk menurut undang-undang atau diakui Pemerintah, sebagai

tanda bahwa pendidikan untuk akuntan pada badan perguruan tinggi tersebut

telah selesai dengan hasil baik.

Tetapi pemberian gelar akuntan hanya berlaku sampai 31 Agustus 2004 dan

selanjutnya dilakukan pendidikan profesi.

Mahasiswa yang menempuh program pendidikan akuntansi di Perguruan

Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menggunakan

kurikulum yang dirancang minimal sama, yaitu kurikulum yang dirancang untuk

menghasilkan Akuntan. Bagi yang menginginkan register akuntan, mereka akan

menempuh Ujian Nasional Akuntansi (UNA), sedangkan yang tidak

menginginkannya, mereka dapat langsung memasuki dunia kerja setelah lulus

program pendidikan S1.

Minat yang besar dari mahasiswa terhadap jurusan akuntansi telah

mendorong banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta untuk membuka

jurusan akuntansi. Pembukaan jurusan ini seringkali belum ditunjang oleh

penyediaan staf pengajar dan fasilitas lain yang mencukupi. Berbagai program

pengembangan diperlukan untuk mengatasi hal ini.Dalam jangka pendek, program

pembinaan jurusan oleh jurusan akuntansi yang sudah mapan terhadap jurusan

yang baru perlu dilaksanakan secara intensif.Dalam jangka panjang, program

pengembangan staf pengajar dari masing-masing jurusan diharapkan dapat

mempercepat jurusan tersebut menjadi mandiri.

2.3 Profesi akuntan di Indonesia

Akuntan supaya dapat dikatakan sebagai suatu profesi, ia harus memiliki

beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang

Page 20: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya. Ada banyak kriteria yang

mengemukakan kriteria suatu profesi. Menurut Abdul Halim (1995; 10):

”Setidaknya ada 3 syarat minimal agar sesuatu dapat disebut sebagai suatu profesi, yaitu: 1. Diperlukannya suatu pendidikan profesional tertentu yang biasanya setingkat S1

(graduate level) 2. Adanya suatu pengaturan terhadap diri pribadi yang didasarkan pada kode etik

profesi. 3. Adanya penelaahan atau ijin dari penguasa (pemerintah).”

Praktek akuntansi di Indonesia dimulai sejak zaman VOC (1642). Akuntan-

akuntan Belanda kemudian mendominasi akuntansi di perusahaan-perusahaan

yang juga dimonopoli penjajah, hingga abad 19. Pada masa pendudukan Jepang,

pendidikan akuntansi hanya diselenggarakan oleh Departemen Keuangan berupa

kursus ajun akuntan di Jakarta. Pesertanya saat itu 30 orang termasuk Prof.

Soemardjo dan Prof. Hadibroto.

Bersama 4 (empat) akuntan lulusan pertama FEUI dan enam lulusan

Belanda, Prof. Soemardjo merintis pendirian Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

tanggal 23 Desember 1957. Pada tahun yang sama pemerintah melakukan

nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda. Hal ini menyebabkan

akuntan-akuntan Belanda kembali ke negerinya dan sejak itu akuntan Indonesia

semakin berkembang (http://cahyawisnuardi.wordpress.com).

Perkembangan itu semakin pesat setelah Presiden meresmikan kegiatan

pasar modal 10 Agustus 1977 yang membuat peranan akuntansi dan laporan

keuangan menjadi penting. Januari 1997 Menteri Keuangan (Menkeu)

mengeluarkan surat Keputusan No. 43/1997 Tentang Jasa Akuntan

menggantikan Keputusan Menteri Keuangan (Kepmenkeu) 763/1986. selain

mewajibkan akuntan publik memiliki sertifikat akuntan publik, juga akuntan publik

asing diperbolehkan praktek di Indonesia sepanjang memenuhi persyaratan

(http://cahyawisnuardi.wordpress.com).

Profesi akuntan publik di Indonesia dinilai masih sangat langka, padahal

Page 21: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

kebutuhan profesi tersebut bagi lembaga keuangan dan perusahaan sebagai tenaga

audit sangat tinggi. Data menunjukkan dari 230 juta penduduk (2010) di Indonesia,

jumlah akuntan publik di Indonesia hanya 920 orang yang bergabung di 501 kantor

akuntan publik. Dari jumlah tersebut, menurut Sekretaris Umum IAPI Tarkosunaryo

(Agustus 2010) sebanyak 64 persen telah berusia diatas 51 tahun dan 11 persen

berusia kurang dari 40 tahun. Selain itu, dari jumlah tersebut, sebanyak 55 persen

berdomisili di wilayah Jabodetabek dan sisanya menyebar di seluruh Indonesia

(www.IAPI.or.id, 22/11/2010).

Melihat kondisi profesi akuntan dan peranannya di Indonesia sampai saat ini,

maka penulis menyimpulkan profesi akuntan memiliki beberapa keunggulan:

a) Kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja

b) Kesempatan untuk meningkatkan kualitas profesi melalui jenjang pendidikan

S2 dan S3 serta pendidikan profesi berkelanjutan

c) Keleluasaan dalam menentukan pilihan karirnya / profesinya yaitu: Akuntan

Publik, Akuntan Manajemen, Akuntan Pemerintah (Akuntan Sektor Publik),

Akuntan Pendidik.

Profesi akuntan di Indonesia menurut Moenaf Hamid Regar yang dikutip oleh

Sofyan Safri Harahap(1991; 40) dapat dikelompokan menjadi:

1. Akuntan Publik 2. Akuntan Pendidik 3. Akuntan Manajemen 4. Akuntan sektor Publik

2.3.1 Akuntan Publik

Kode Etik Akuntan Indonesia yang dikutip oleh Amir Abadi yusuf

(2003;343) mendefinisikan akuntan publik sebagai berikut:

"Akuntan Publik adalah profesi yang terdiri atas landasan kepercayaan masyarakat. Dengan demikian, dalam melaksanakan tugasnya akuntan harus mengutamakan kepentingan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha".

Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

423/KMK.06/2002 memberikan definisi akuntan publik sebagai berikut:

Page 22: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

"Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan".

Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntan publik

adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan dan

merupakan suatu profesi yang berdiri atas dasar kepercayaan dari

masyarakat yang di bayar oleh klien tetapi dalam pelaksanaannya harus

profesional, dan bertanggung jawab, serta harus mengutamakan kepentingan

masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.

2.3.2 Akuntan Pendidik

Akuntan Pendidik adalah profesi akuntan yang memberikan jasa

berupa pelayanan Pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui

lembaga-lembaga pendidikan yang ada, untuk melahirkan akuntan-

akuntan yang terampil dan profesional. Sebagian besar akuntan

pendidik berprofesi sebagai tenaga pengajar di Perguruan Tinggi

(Dosen). Profesi akuntan pendidik sangat dibutuhkan bagi kemajuan

profesi akuntansi itu sendiri, karena ditangan merekalah para calon-

calon akuntan pendidik.

Akuntan Pendidik ini bekerja dibawah atap Depdikbud. Mereka

menjadi staf pengajar dibeberapa Fakultas Ekonomi di Indonesia.

Akuntan Pendidik harus dapat melakukan transfer of knowledge kepada

mahasiswanya, memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan menguasai

pengetahuan bisnis dan akuntansi, teknologi informasi dan

mampumengembangkan pengetahuannya melalui penelitian.

2.3.3 Akuntan Manajemen

Profesi Akuntan Manajemen biasa disebut juga sebagai Akuntan

Intern. Akuntan Manajemen bekerja pada sebuah perusahaan dan

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai capital

Page 23: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

bubgeting dan menganalisa laju bisnis. Akuntan Manajemen berstatus

sebagai karyawan pada perusahaan yang bersangkutan. Kegiatan

Akuntan manajemen biasanya adalah proses pembukuan, penyusunan

anggaran, penyusunan laporan keuangan atau daftar-daftar lain yang

dibutuhkan oleh pimpinan. Atau mungkin mereka yang bertugas sebagai

kontroler atau auditor dalam perusahaan yang bersangkutan.

2.3.4 Akuntan Sektor Publik

Akuntan Pemerintah (Akuntan Sektor Publik) adalah akuntan yang bekerja di

Instansi Pemerintah atau bekerja di bawah Departemen Keuangan khususnya

di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atau di Badan

Pengawas Keuangan (BPK). Mereka ini biasanya bekerja untuk melakukan

pengawasan terhadap penggunaan uang negara oleh seluruh aparatur

pemerintah.

Di Indonesia lembaga pendidikan khusus yang mengeluarkan tenaga-

tenaga untuk ini adalah Sekolah Tinggi Ilmu Akuntan Negara (STAN) Jakarta

yang dibawahi Departemen Keuangan. Namun demikian akuntan yang lulus

dari unversitas lain tidak berarti tertutup kemugkinannya untuk menjadi

Akuntan Negara. Di lembaga lain seperti BPK Akuntan memiliki peranan yang

penting, karena lembaga ini merupakan institusi pengawasan keuangan yang

berada di luar pemerintah. (Sofyan Safri H. 1991; 41)

2.4 Pengertian Akuntan

Akuntan adalah orang yang menjalankan pekerjaan akuntansi sesuai dengan

undang-undang No.34 tahun 1954 tentang jabatan akuntan. Menurut undang-undang

tersebut gelar akuntan hanya diberikan kepada:

1. Mereka yang dinyatakan lulus dari universitas negeri jurusan akuntansi atau badan

perguruan tinggi lainnya yang di bentuk menurut undang-undang atau diakui pemerintah.

2. Mereka dinyatakan lulus dalam suatu ujian lain yang menurut pendapat ahli

Page 24: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

dapat menjalankan pekerjaan akuntan dan ijasahnya dapat disamakan

dengan ijasah tersebut diatas.

Mereka yang berhak memakai gelar akuntan adalah lulusan Fakultas

Ekonomi Negeri Jurusan Akuntansi (Ul, UNPAD, UNAIR, UNDIP, UNHAS, dan lain-

lain), lulusan STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) dan lulusan fakultas ekonomi

swasta jurusan akuntansi yang telah lulus ujian negara dan UNA Dasar serta UNA

Profesi.

Dalam surat keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 036/V/1993

tentang pendidikan profesi dan sebutannya serta dalam surat keputusan menteri

Pendidikan dan kebudayaan No. 0313 / V / 1994 tentang kurikulum minimal yang

berlaku secara nasional, dinyatakan bahwa akuntan adalah sebutan yang diberikan

bagi lulusan pendidikan profesi akuntansi.

2.5 Pengertian Karir

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menjelaskan karir adalah: "Perkembangan dan kemajuan di kehidupan pekerjaan, jabatan, dan sebagainya. Atau

karir adalah pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju".

Menurut T.Hani Handoko (2000; 121) menyebutkan bahwa suatu karir atau "career"

adalah :

"Semua pekerjaan atau jabatan yang dipunyai (atau dipegang) selama kehidupan kerja

seseorang".

Sementara menurut Edwin B. Flippo yang dialih bahasakan oleh Moh. Masud

(1992; 271) mendefinisikan karier sebagi berikut :

"Rangkaian kegiatan yang terpisah tetapi berkaitan, yang memberikan

kesinambungan, ketentraman, dan arti dalam hidup seseorang".

Dari beberapa pengertian diatas, maka karir merupakan serangkaian kegiatan

seseorang yang berhubungan dengan pekerjaan yang memberikan kesinambungan,

ketentraman, dan memberikan harapan untuk maju dimana hal tersebut memberikan

Page 25: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

arti dalam kehidupannya.

2.6 Pengertian Pemilihan Karir

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan pemilihan adalah: "Hal, cara,

hasil atau proses kerja memilih, yaitu mengambil satu diantara banyak mana yang baik,

yang sesuai."

Kamus Besar Bahasa Indonesia, menjelaskan karir adalah:

"Perkembangan dan kemajuan di kehidupan pekerjaan, jabatan, dan sebagainya. Atau

karir adalah pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju".

Dari beberapa pengertian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

pemilihan karir merupakan cara, usaha seseorang atau mengambil satu diantara banyak

jabatan atau pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju dan sesuai dengan yang di

inginkan.

Dalam menentukan pilihan pekerjaan seorang individu akan mempertimbangkan

nilai-nilai kebutuhan tertentu untuk mendapatkan kepuasan, dengan demikian individu

akan mencari pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan pada dirinya seperti yang

diinginkan.

2.7 Faktor-faktor Pemilihan Karir Akuntan

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Andriati (2001) seperti yang

dikutip oleh Kunartinah (2003), dalam penelitiannya terhadap mahasiswa akuntansi

menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi dalam memilih karir dipengaruhi oleh 5 (lima)

faktor yaitu :

1) Faktor Intrinsik 2) Penghasilan 3) Pertimbangan pasar kerja 4) Latar belakang pendidikan SMU (Sekolah Menengah Umum) 5) Persepsi rasio kerugian dan keuntungan menjadi akuntan

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Kunartinah (2003) adalah: peneliti

tidak menggunakan variabel latar belakang pendidikan SMU, melainkan

menggantinya dengan variabel personalitas, dengan asumsi bahwa setiap individu

Page 26: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

memiliki karakter yang mendasar yang dipengaruhi oleh personalitas.

2.7.1 Faktor Intrinsik

Faktor-faktor ini meliputi penghargaan, kesempatan mendapat

promosi, tanggung jawab pekerjaan, tantangan intelektual, pelatihan dan

sebagainya.

2.7.2 Penghasilan

Penghasilan atau gaji yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari

pekerjaan telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar

perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan

kepada karyawannya. Kompensasi finansial yang rasional menjadi

kebuhuhan mendasar bagi kepuasan kerja.

2.7.3 Pertimbangan pasar kerja

Job Market Consideration yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi faktor jangka pendek seperti tersediannya pekerjaan dan faktor

jangka panjang seperti keamanan kerja, fleksibilitas karier dan

kesempatan promosi.

2.7.4 Latar belakang pendidikan SMU (Sekolah Menengah Umum)

Menurut Kunartinah (2003), mahasiswa jurusan akuntansi akan

cenderung memilih karier sebagai akuntan publik, apabila ia memiliki

dasar pengetahuan (knowledge basic) tentang akuntansi yang memadai,

yang diperolehnya saat SMU dulu.

2.7.5 Persepsi kerugian dan keuntungan menjadi akuntan

Dalam berkarier menjadi akuntan publik, seorang akuntan publik

akan berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih karier tersebut,

sehingga rasio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik

Page 27: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih karir.

2.8 Review Penelitian Terdahulu

Penelitian ini adalah penelitian lanjutan dari penelitian Ipit Hanang

Permadi (2009), dimana letak perbedaannya adalah pada sampel yang digunakan

dan lokasi penelitian. Penelitian Ipit Hanang Permadi (2009) menggunakan sampel

mahasiswa akuntansi Universitas Hasanuddin, sedangkan penulis menggunakan

sampel orang-orang yang berprofesi sebagai akuntan publik yang berprofesi di

kota Makassar.

Ipit Hanang Permadi (2009), meneliti tentang analisis faktor-faktor

pemilihan karir akuntan bagi mahasiswa akuntansi. Hasil penelitiannya

menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi dalam memilih karir dipengaruhi oleh 6

(enam) faktor, yaitu: faktor intrinsik, penghasilan, pertimbangan pasar kerja, latar

belakang pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas), persepsi kerugian dan

keuntungan menjadi akuntan publik, dan personalitas. Dalam penelitian ini peneliti

tidak memakai variabel latar belakang pendidikan SMA.

Page 28: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

B A B III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode deskriptif

kuantitatif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Hartoto, adalah:

"Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat."

Pengertian kuantitatif adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sedangkan pengertian metode survei

menurut Moh. Nazir (2003; 56), adalah:

"Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode survei membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung."

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam rangka mendapatkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini,

penulis melakukan penelitian pada orang-orang yang berprofesi sebagai akuntan

publik pada Kantor Akuntan Publik yang tersebar di kota Makassar, baik kantor pusat

maupun kantor cabang.

3.3 Penentuan Populasi dan Sampel

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi

dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik bagi seorang akuntan, oleh karena itu

unit analisisnya (populasi) adalah orang-orang yang berprofesi sebagai akuntan

publik.

Page 29: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Gambaran lengkap tentang populasinya adalah sebagai berikut:

1. Universe/populasi : Akuntan publik di Indonesia.

2. Sampling Unit : Akuntan publik di Makassar.

Namun mengingat jumlah responden yang cukup banyak dan tersebar di

berbagai wilayah di Indonesia, sehingga hanya akuntan publik yang beroperasi di

Makassar, baik itu kantor pusat dan kantor cabang yang dijadikan sebagai sampel

dan bagi mereka yang menjawab kuesioner tersebut akan dianggap sebagai sampel

untuk mewakili seluruh anggota populasi. Adapun kriteria bagi mereka yang dijadikan

sebagai sampel, yaitu sarjana akuntansi yang memiliki nomor register, akuntan yang

sudah memiliki izin dan memiliki nomor register (Pemilik Kantor Akuntan Publik),

akuntan yang berprofesi sebagai akuntan publik.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagaimacam nilai.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang

melatarbelakangi pemilihan karir akuntan sebagai akuntan publik bagi seorang

akuntan. Untuk mengukur variabel tersebut digunakan metode chi kuadrat.

Adapunindikator variabel yang digunakan ada 5 (lima) indikator variabel, yaitu faktor

intrinsik dari sebuah pekerjaan, penghasilan, pertimbangan pasar pekerjaan,

persepsi keuntungan dan kerugian menjadi seorang Akuntan Publik , dan

personalitas.

3.5 Pengumpulan Dan Analisis Data

3.5.1Pengumpulan Data

Data merupakan faktor terpenting dalam suatu penelitian. Metode

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan

cara kuesioner. Penulis membuat daftar pertanyaan yang berisi daftar

Page 30: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

pertanyaan terstruktur, yaitu pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa

sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban kepada

beberapa alternatif saja ataupun kepada satu jawaban sajadan dibagikan

secara langsung oleh penulis kepada seorang akuntan publik yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Prosedur yang dapat ditempuh

adalah sebagai berikut :

a) Dilakukan survei dengan menyebarkan kuesioner kepada para akuntan publik yang

berisi daftar pertanyaan terstruktur, yaitu pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa

sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban kepada beberapa

alternatif saja ataupun kepada satu jawaban saja.

b) Kuisoner yang akan disebarkan terdiri dari beberapa bagian pertanyaan

yang terdiri dari tiga bagian pertanyaan bukan inti dan satu bagian

pertanyaan inti.

c) Tiga bagian pertanyaan bukan inti adalah merupakan bagian yang berisi

pertanyaan umum dan pertanyaan pembuka yang dibuat dengan pilihan

jawaban yang telah dibatasi untuk sebagai tambahan informasi dan

membantu pemahaman responden tentang bagian pertanyaan inti diakhir

kuisoner.

d) Terdapat lima pilihan jawaban di bagian pertanyaan inti untuk masing-

masing variabel penelitian yang mengacu pada pengukuran skala Likert

yaitu : "Sangat Setuju" (SS), "Setuju" (S), "Tidak Setuju" (TS), "Sangat

Tidak Setuju" (STS), "Tidak Tahu" (TT).

2. Penelitian Kepustakaan (Library and Internet Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder

dengan cara membaca literatur-literatur dari perpustakaan, mempelajari

kembali bahan-bahan kuliah yang mempunyai hubungan dengan masalah

yang sedang diteliti, dan internet research yang merupakan sumber data

yang cukup penting, karena pada saat sekarang ini banyak terdapat

Page 31: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

informasi mengenai akuntansi yang tercakup dalam jurnal-jurnal yang

diterbitkan oleh berbagai universitas, lembaga pendidikan akuntansi baik

dari dalam maupun luar negeri. Penelitian kepustakaan bertujuan untuk

mendapatkan landasan teoritis pada waktu melakukan penelitian lapangan

dan untuk mendukung serta menganalisis data.

3.5.2 Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk

yang paling mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data diawali dengan

pengujian validitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur

yang digunakan tepat mengukur apa yang ingin diukur atau tidak. Validitas

ditunjukkan oleh suatu indeks yang menunjukkan seberapa jauh suatu alat

ukur benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Setiap butir-butir

pertanyaan dalam kuesioner harus berkorelasi positif terhadap skor total dari

pertanyaan tersebut. Untuk pengujian validitas data dilakukan dengan uji

Person Correlation dengan menggunakan program SPSS 17 for windows.

Selanjutnya untuk mengubah data penelitian menjadi informasi yang lebih

sederhana dan mudah dipahami, dalam penelitian ini menggunakan metode

uji chi kuadrat (X2) untuk memproses data yang ada.

Analisis akan dilakukan untuk masing-masing indikator untuk

mengetahui faktor-faktor apa yang dipertimbangkan oleh seorang akuntan

publik dalam pemilihan karirnya. Prosedur yang dapat ditempuh adalah

sebagai berikut:

1. Setelah kuesioner tersebut terkumpulkan, data kualitatif dalam kuesioner yang

telah diisi oleh para responden diubah menjadi data kuantitatif.

2. Jumlah responden yang menjawab "Sangat Setuju" (SS), dan "Setuju" (S)

mengidentifikasikan bahwa indikator tersebut selalu dipertimbangkan

dalam pemilihan karir,

Page 32: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

3. Jumlah responden yang menjawab Tidak Setuju" (TS), "Sangat Tidak

Setuju" (STS), dan "Tidak Tahu" (TT) mengidentiffkasikan bahwa indikator

tersebut tidak selalu dipertimbangkan dalam pemilihan karir.

4. Menguji hipotesis dengan menggunakan uji chi kuadrat (X2) untuk mengetahui

signifikansi perbedaan frekuensi responden yang menjawab selalu

dipertimbangkan ("SS" & "S") dan tidak selalu dipertimbangkan ("TS", "STS", &

TT"), Langkah selanjutnya adalah:

a. Menguji Hipotesis

Ho: Faktor-faktor tersebut tidak selalu dipertimbangkan dalam

pemilihan karir

Ha : Faktor-faktor tersebut selalu dipertimbangkan dalam

pemilihan karir.

b. Menentukan tingkat signifikan (α) = 0,05

c. Menentukankriteriapengujian,dalampenelitianini menggunakan

pengujiansatu sisi

Ho Diterima, Ha dltolak jika x2 hitung < x2tabel, α = 0,05

Ho Ditolak, Ha diterima jika x2 hitung > x2 tabel, α = 0,05

d. Menghitung nilai X2 dengan rumus (Sugiyono,2003;104) :

h

ho

F

ffX

22 )(

dengan derajat kebebasan (dk) = k-1

Keterangan :

Fo=Frekuensi yang diobservasi

Fh=Frekuensi yang diharapkan

Dk=derajat kebebasan

X2=chi kuadrat

5. Menguji masing-masing indikator yang dominan dengan perhitungan rata-

rata (mean). Langkah-langkah dalam menganalisis hipotesis dengan mean

adalah sebagai berikut :

Page 33: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

a. Memberi bobot nilai.

Bobot nilai jawaban yaitu:

Bobot Nilai

Jawaban “Sangat Setuju” (SS) 5

Jawaban “Setuju” (S) 4

Jawaban “Tidak Setuju” (TS) 3

Jawaban “Sangat Tidak Setuju” (STS) 2

Jawaban “Tidak Tahu” (TT) 1

b. Menjumlahkan bobot nilai masing-masing indikator yang dominan

c. Menurut Sugiyono (2003;3) Mean (rata-rata) dapat diketahui dengan

rumus:

n

xMe

i

Keterangan:

Me = rata-rata (mean)

= Epsilon (baca jumlah)

n = ukuran sampel (banyak data atau objek yang diteliti)

Xi = nilai data kuantitatif (bobot nilai)

Page 34: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1 Sejarah Singkat

4.1.1 Sejarah Singkat Ikatan Akuntan Indonesia

Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu

Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri

Belanda pada tahun 1956.

Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri adalah Basuki

Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem, mereka lulus

pertengahan tahun 1957. Keempat akuntan ini bersama dengan Prof. Soemardjo

mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia

saja.Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi anggota NIVA (Nederlands

Institute Van Accountants) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormde

Accountants). Mereka menyadari keindonesiaannya dan berpendapat tidak

mungkin kedua lembaga itu akan memikirkan perkembangan dan pembinaan

akuntan Indonesia.

Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di

Aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan

akuntan Indonesia. Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan

yang ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan Pendirian Perkumpulan

Akuntan Indonesia.Panitia diminta menghubungi akuntan lainnya untuk

menanyakan pendapat mereka. Dalam Panitia itu Prof. Soemardjo duduk sebagai

ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara

sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang

dikirimkan Panitia kepada 6 akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju.

Page 35: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga yang

diadakan di Aula UI pada pukul 19.30.

Susunan pengurus pertama terdiri dari:

1. Ketua: Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo

2. Panitera: Drs. Mr. Go Tie Siem

3. Bendahara: Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta)

4. Komisaris: Dr. Tan Tong Djoe

5. Komisaris: Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan)

Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah

1. Prof. Dr. Abutari

2. Tio Po Tjiang

3. Tan Eng Oen

4. Tang Siu Tjhan

5. Liem Kwie Liang

6. The Tik Him

Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958

dan naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958.Menteri

Kehakimanmengesahkannya pada 11 Februari 1959.Namun demikian, tanggal

pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957.Ketika itu, tujuan IAI adalah:

1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan

akuntan.

2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.

Sejak pendiriannya, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat

luas.Hal ini merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak

dapat dipisahkan dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat.Salah

satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi,

tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan

Page 36: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat

dan peran dalam perumusan kebijakan publik.

4.1.2 Keanggotaan Ikatan Akuntan Indonesia

4.1.2.1 Anggota Individu

Anggota individu terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa, dan

anggota kehormatan.Anggota biasa adalah pemegang gelar akuntan atau

sebutan akuntan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia dan pemegang sertifikat profesi akuntan yang diakui oleh

IAI.Anggota luar biasa adalah sarjana ekonomi jurusan akuntansi atau

yang serupa sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku yang

terkait dengan profesi akuntan.Sedangkan anggota kehormatan adalah

warga negara Indonesia yang telah berjasa bagi perkembangan profesi

akuntan di Indonesia.Pada saat didirikannya, hanya ada 11 akuntan yang

menjadi anggota IAI, yaitu para pendirinya.Dari waktu ke waktu anggota

IAI terus bertambah.Para akuntan yang menjadi anggota IAI tersebar

diseluruh Indonesia dan menduduki berbagai posisi strategis baik

dilingkungan pemerintah maupun swasta. Sejak berdirinya hingga akhir

tahun 2007, IAI memiliki 6.606 anggota aktif yang terdiri dari 807 akuntan

pendidik, 1.204 akuntan publik, 529 akuntan manajemen 2.975 akuntan

pemerintah dan 1.091 akuntan lain-lainnya.

4.1.2.2 Angota Asosiasi

Sebagaimana keputusan Kongres Luar Biasa IAI pada bulan Mei

2007, selain keanggotaan perorangan IAI juga memiliki keanggotaan

berupa Asosiasi, dan pada saat ini IAI telah memiliki dua anggota

Asosiasi yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI),yang sebelumnya

tergabung dalam IAI sebagai Kompartemen Akuntan Publik, serta Institut

Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) yang merupakan kelanjutan IAI

Page 37: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Kompartemen Akuntan Manajemen.

4.1.2.3 Angota Perusahaan

Perusahaan pengguna jasa profesi akuntan sebagai corporate

member. Sampai saat ini, jumlah corporate member mencapai 79

perusahaan, baik perusahaan terbuka maupun tertutup.

4.1.2.4 Angota Junior

IAI juga membuka keanggotaan selain para akuntan, yaitu para

mahasiswa akuntansi yang tergabung dalam junior member.Keanggotan

junior member sampai akhir tahun 2007 mencapai 504 mahasiswa.

4.1.3 Sejarah Singkat Akuntan Publik

Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri

keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan

mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Setiap akuntan

publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi

profesi yang diakui oleh Pemerintah.

4.1.3.1 Perizinan Akuntan Publik

Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di

Indonesia, seorang akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang

dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan kepada

lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA Indonesia" (sebelum tahun

2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP). Sertifikat akan

dikeluarkan oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah

satu persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai akuntan

publik dari Kementerian Keuangan.

Page 38: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku

selama 5 tahun (dapat diperpanjang). Akuntan yang mengajukan

permohonan untuk menjadi akuntan publik harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

1. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh IAPI

atau perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk menyelenggarakan

pendidikan profesi akuntan publik.

2. Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka

wajib menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional

Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP)

dalam 2 tahun terakhir.

3. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan

paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500

(lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi

perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin

Rekan KAP.

4. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan

Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.

5. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

6. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.

7. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan

pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

8. Menjadi anggota IAPI.

9. Tidak berada dalam pengampuan.

10. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin

Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan.

Page 39: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

4.1.4 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

IAPI mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang, dimulai dari

didirikannya Ikatan Akuntan Indonesia di tahun 1957 yang merupakan

perkumpulan akuntan Indonesia yang pertama.Perkembangan profesi dan

organisasi Akuntan Publik di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari perkembangan

perekonomian, dunia usaha dan investasi baik asing maupun domestik, pasar

modal serta pengaruh global.Secara garis besar tonggak sejarah perkembangan

profesi dan organisasi akuntan publik di Indonesia memang sangat dipengaruhi

oleh perubahan perekonomian negara pada khususnya dan perekonomian dunia

pada umumnya.

Setelah hampir 50 tahun sejak berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia,

tepatnya pada tanggal24 Mei 2007 berdirilah Institut Akuntan Publik Indonesia

(IAPI) sebagai organisasi akuntan publik yang independen dan mandiri dengan

berbadan hukum yang diputuskan melalui Rapat Umum Anggota Luar Biasa IAI –

Kompartemen Akuntan Publik.

Berdirinya Institut Akuntan Publik Indonesia adalah respons terhadap dampak

globalisasi, dimana Drs. Ahmadi Hadibroto sebagai Ketua Dewan Pengurus

Nasional IAI mengusulkan perluasan keanggotaan IAI selain individu.Hal ini telah

diputuskan dalam Kongres IAI X pada tanggal 23 Nopember 2006.Keputusan

inilah yang menjadi dasar untuk merubah IAI – Kompartemen Akuntan Publik

menjadi asosiasi yang independen yang mampu secara mandiri mengembangkan

profesi akuntan publik.IAPI diharapkan dapat memenuhi seluruh persyaratan

International Federation of Accountans Committee (IFAC) yang berhubungan

dengan profesi dan etika akuntan publik, sekaligus untuk memenuhi persyaratan

yang diminta oleh IFAC sebagaimana tercantum dalam Statement of Member

Obligation (SMO).

Pada tanggal 4 Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai anggota

asosiasi yang pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Februari 2008, Pemerintah

Page 40: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008

mengakui IAPI sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang

melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan penerbitan

standar profesional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan program

pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia.

4.1.4.1 Ikatan Akuntan Indonesia – Seksi Akuntan Publik (IAI – SAP)

Di masa pemerintahan orde baru, terjadi banyak perubahan

signifikan dalam perekonomian Indonesia, antara lain seperti terbitnya

Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal

Dalam negeri (PMDN) serta berdirinya pasar modal. Perubahan

perekonomian ini membawa dampak terhadap kebutuhan akan profesi

akuntan publik, dimana pada masa itu telah berdiri banyak kantor

akuntan Indonesia dan masuknya kantor akuntan asing yang bekerja

sama dengan kantor akuntan Indonesia. 30 tahun setelah berdirinya IAI,

atas gagasan Drs. Theodorus M. Tuanakotta, pada tanggal 7 April 1977

IAI membentuk Seksi Akuntan Publik sebagai wadah para akuntan publik

di Indonesia untuk melaksanakan program-program pengembangan

akuntan publik.

Data Departemen Keuangan pada akhir Juli 2007 menunjukkan:

1. Akuntan Publik yang sudah memperoleh izin dari Menteri Keuangan

berjumlah 846 orang.

2. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sudah memperoleh izin dari Menteri

Keuangan berjumlah 437 KAP.

3. Dari KAP tersebut, ada 67 KAP yang mempunyai kantor cabang. Jumlah

seluruh cabang KAP ada 94.

4. Ada 40 KAP yang mempunyai kerja sama dengan Kantor Akuntan Publik

Asing (KAPA) atau Organisasi Audit Asing (OAA). (Theodorus M

Page 41: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Tuanakotta. 2007; 339)

Ikatan Akuntan Indonesia – Seksi Akuntan Publik (IAI-SAP) berkembang

pesat. Program-programnya memajukan akuntan publik. Di kemudian hari

kelompok-kelompok lain (Akuntan Pendidik, Akuntan Sektor Publik, Akuntan

Intern) masing-masing mendirikan kompartemen. IAI-SAP selanjutnya diubah

menjadi IAI-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP).

4.1.4.2 Ikatan Akuntan Indonesia– Kompartemen Akuntan Publik (IAI –

KAP)

Dalam kurun waktu 17 tahun sejak dibentuknya Seksi Akuntan

Publik, profesi akuntan publik berkembang dengan pesat.Seiring dengan

perkembangan pasar modal dan perbankan di Indonesia, diperlukan

perubahan standar akuntansi keuangan dan standar profesional akuntan

publik yang setara dengan standar internasional.Dalam Kongres IAI ke

VII tahun 1994, anggota IAI sepakat untuk memberikan hak otonomi

kepada akuntan publik dengan merubah Seksi Akuntan Publik menjadi

Kompartemen Akuntan Publik. (Theodorus M Tuanakotta. 2007; 343)

4.1.4.3 Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik (IAI –

KAP) Menjadi Institut Akuntan Publik Indonesia

Dalam Kongres IAI Luar Biasa tanggal 23 Mei 2007, IAI-KAP menjadi

entitas independen dengan nama Institut Akuntan Publik Indonesia

(IAPI). IAPI adalah anggota IAI. Menunjuk surat IAI-KAP (Nomor

831/V/S/XIV/2007 tanggal 24 Mei 2007) tentang pemberitahuan

pembubaran IAI-KAP, Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan

Indonesia (DPN-IAI) mengeluarkan Surat Keputusan Nomor KEP-

22/SK/DPN/IAI/VI/2007 tanggal 4 Juni 2007 tentang Penetapan

Pembubaran IAI-KAP. Pembubaran IAI-KAP diikuti dengan pendirian

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

Page 42: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

IAPI kemudian mendaftar menjadi anggota IAI, dengan surat nomor

001/V/S-IAPI/I/2007 tanggal 28 Mei 2007. Permohonan ini ditanggapi

dengan dua surat keputusan DPN-IAI sebagai berikut:

1. KEP-23/SK/DPN/IAI/VI/2007 tanggal 4 Juni 2007 tentang Penetapan IAPI

menjadi Anggota IAI.

2. KEP-24/SK/DPN/IAI/VI/2007 tanggal 4 Juni 2007 tentang Penyerahan

Mandat Perumusan, Pengembangan, dan Pengesahan Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) kepada IAPI. (Theodorus M Tuanakotta. 2007; 359)

4.1.5 Kegiatan Institut Akuntan Publik Indonesia

1. Penyusunan Standar Profesional Akuntan Publik.

2. Penyusunan Kode Etik Profesi Akuntan Publik.

3. Penyelenggaraan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP).

4. Penyelenggaraan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL).

4.2 Visi Dan Misi

4.2.1 Visi Dan Misi Ikatan Akuntan Indonesia

Visi

Menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan

praktek akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi pada etika dan

tanggungjawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan

internasional.

Misi

Misi Ikatan Akuntan Indonesia adalah :

1. Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan

manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggungjawab, dan

lingkungan hidup;

Page 43: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

2. Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, non-

atestasi, dan akuntansi bagi masyarakat; dan

3. Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya

organisasi yang sah dan dalam perspektif nasional dan internasional.

Page 44: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisis Pengujian Validitas

Untuk keperluan analisis, penulis menyebarkan kuesioner ke responden tertentu

yang memenuhi kriteria sampel yang telah ditetapkan. Rincian sampel penelitian

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.1 Rincian Sampel Penelitian

Data yang diperoleh untuk penelitian ini diambil dengan penyebaran kuesioner

pada orang-orang yang berprofesi sebagai seorang akuntan publik di Makassar. Kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari kuesioner yang pernah

digunakan pada penelitian sebelumnya dan telah teruji validitasnya. Kuesioner dibagikan ke

sebanyak 40 orang responden, yang penyebarannya dimulai pada bulan April 2012. Dari 40

orang responden tersebut penulis berhasil memperoleh 40 orang responden yang telah

mengisi secara lengkap yaitu terdiri dan 25 responden pria (62,50%), 15 responden wanita

(37,50%).

Kemudian dari catatan tersebut diatas, maka dapat diketahui tingkat jawaban

(response rate) dan penelitian ini, yaitu:

%100xdibagikanyangKuesioner

diterimayangKuesionerRR

%10040

40xRR

RR = 100 %

No Kelompok Responden

Kuesioner Disebar

Kuesioner Kembali

Tingkat Pengembalian

Kuesioner Diolah

1

Akuntan Publik

40

40

100%

40

Page 45: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Dari keseluruhan kuesioner yang kembali, kuesioner tersebut selanjutnya diuji

validitas. Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik dengan

menggunakan pendekatan validitas konstruk dengan metode “Person Correlation”. Untuk

populasi (n) sampel = n-2 = 40-2 = 38.

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas

No. Pertanyaan Total Pearson Correlation Keterangan

Pertanyaan 1 0.474** Valid

Pertanyaan 2 0.566** Valid

Pertanyaan 3 0.615** Valid

Pertanyaan 4 0.667** Valid

Pertanyaan 5 0.383* Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Jawaban Responden

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator/pertanyaan dikatakan

valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni X1=0,474; X2=0,566; X3=0,615;

X4=0,667; danX5=0,385.

5.2 Pengolahan Data Kuesioner

Rincian hasil penelitian untuk bagian I sampai III dari kuisoner adalah sebagai

berikut:

Bagian I: Data Pribadi

1. Responden berjumlah 40 orang yang telah mengisi secara lengkap yaitu terdiri atas 15

responden pria (37,50%), 25 responden wanita (62,50%).

Bagian II: Perihal Akuntansi

1. Pertanyaan tentang minat pada jurusan akuntansi,40 orang (100%) responden

berminat dari awal tentang akuntansi.

2. Dari 40 responden yang dari awal berminat pada jurusan akuntansi, yang

menyebabkan mereka mengambil jurusan akuntansi adalah karena:

Page 46: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

a) Sudah tertarik sejak memperoleh pelajaran akuntansi di SMU, sebanyak 8 orang

(20%).

b) Pelajaran akuntansi menjadi titik singgung IPS terhadap IPA, tidak ada yang

menjawab (0%).

c) Mengikuti orangtua /saudara, yang bekerja di studi akuntansi, sebanyak 3

orang (7,50%).

d) Akuntansi menciptakan profesi tersendiri, sebanyak 7 orang

(17,50%).

e) Nilai pelajaran akuntansi di SMU tinggi, tidak ada yang menjawab (0%).

f) Akuntansi menumbuhkan sikap analitis, teliti, tekun dan cermat, sebanyak 17

orang (42,50%).

g) Akuntansi selalu ada di bursa kerja, sebanyak 5 orang (12,50%).

3. Segi positif dan karakter pribadi seorang akuntan publik juga banyak disebutkan oleh

pararesponden, seperti misalnya Suka merencanakan setiap tindakan (0), Tanggung

jawab (6), Suka bekerjasama dalam Tim (4), Suka mengevaluasi untuk lebih baik lagi

(0), Suka kerja keras mengejar target (0), Suka memecahkan masalah apapun (0),

Tekun (7), Teliti (16), Analitis (7), Prosedural (0) dan Extrovert (0).

4. Di sisi lain segi negatif pun banyak dipilih para responden, seperti misalnya: Mudah

bosan (17), Suka bekerja sendiri (5), Mudah gelisah (2), Menggampangkan masalah

(0), Sulit mengkomunikasikan (0), Asal cepat selesai (5), Canggung (0), Mencari-cari

kesalahan (0). dan Introvert (11).

5. Mereka dapat menyimpulkan karakter kepribadian mereka dari kesimpulan sendiri

(13), selanjutnya dari psikolog (3), dari orangtua (16), dari informasi saudara, guru dan

teman dekat (8).

Bagian III: Perihal Karir

1. Tanggapan 40 responden bila antara penghasilan dan karir tidak terjadi hubungan

yang berbanding lurus, responden yang memilih karir sebanyak 20 orang (50%), dan

yang memilih penghasilan sebanyak 20 orang (50%).

Page 47: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

2. Dari 20 orang yang memilih karir,karir yang mereka harapkan yaitu sebanyak 8 orang

responden (40%) menginginkan karir yang bisa memberi kesejahteraan memadai, 7

orang (35%) menginginkan karir yang bisa memberikan ketenangan kerja, 4 orang

(20%) yang menginginkan karir yang memberikan tantangan kerja, dan hanya 1 orang

(5%) yang menginginkan karir yang memberi keamanan kerja.

3. Perihal tentang bagaimana cara peningkatan karir yang diinginkan,sebanyak 18 orang

(45%) menjawab lebih menyukai berdasarkan prestasi kerja perseorangan, 2 orang

(5%) berdasarkan prestasi kerja tim, 3 orang (7,50%) berdasarkan penghargaan

khusus terhadap inovasi kerja yang diterapkan, 12 orang (30%) lagi menjawab

berdasarkan lamanya waktu kerja yang telah dijalani, dan 5 orang (12,50%) yang

menjawab berdasarkan loyalitas pada atasan.

5.3 Analisis Faktor Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik

Bagian empat dari kuesioner merupakan bagian inti dari penelitian ini. Pada bagian

ini, hasil jawaban dari para responden akan lebih dijabarkan karena menyangkut

tentang faktor pemilihan karir yang merupakan fokus pembahasan pada penelitian.

Pemberian bobot nilai diberlakukan pada setiap jawaban responden, kemudian

pengujian dengan menggunakan rumus chi kuadrat (X2) untuk menguji setiap jawaban

responden apakah dapat diterima sesuai dengan hipotesis yang dijabarkan pada bab

tiga.

Setelah mengetahui hasil perhitungan dengan rumus chi kuadrat (X2), kemudian

bobot nilai dari setiap jawaban responden kembali diolah dengan menggunakan metode

perhitungan rata-rata (mean), untuk menguji indikator (faktor pemilihan karir) yang

dominan.

Faktor pemilihan karir di bagi menjadi lima faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor intrinsik, yaitu faktor yang meliputi penghargaan, kesempatan mendapat

promosi, tanggung jawab pekerjaan, tantangan intelektual, pelatihan dan

sebagainya.

Page 48: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

2. Penghasilan jangka panjang dan penghasilan jangka pendek, yaitu penghasilan atau

gaji yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara

mendasar bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk

memberikan kepuasan kepada karyawannya. Kompensasi finansial yang rasional

menjadi kebutuhan mendasar bagi kepuasan kerja.

3. Pertimbangan pasar kerja, yaitu job market consideration yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi faktor jangka pendek seperti tersedianya pekerjaan dan faktor

jangka panjang seperti keamanan kerja, fleksibilitas karier dan kesempatan promosi.

4. Persepsi kerugian dan keuntungan menjadi akuntan publik, dalam berkarir menjadi

akuntan publik, seorang akuntan publik akan berpikir tentang keuntungan dan

kerugian memilih karir tersebut sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi

akuntan publik mempengaruhi keputusan seorang akuntan untuk memilih karir

sebagai akuntan publik.

5. Personalitas,yaitukarakter yang dimiliki oleh masing-masing individu yang turut akan

dipertimbangkan oleh seorang akuntan dalam memilih karirnya.

Dari hasil jawaban responden dapat dibuat tabel 5.3 sebagai berikut:

Tabel 5.3 Frekuensi Jawaban Responden Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan karir

Faktor-faktor yang dipertimbangkan

Dalam pemilihan Karir

FrekuensiJawaban Jumlah

SS S TS STS TT

1 Nilai intrinsik 21 19 - - - 40

2 Penghasilan 21 18 1 - - 40

3 Pertirnbangan Pasar Kerja 15 22 3 - - 40

4 Persepsi tentang kelebihan dan kelemahan

profesi akuntan 18 20 2 - - 40

5 Personalitas (Kepribadian) 16 19 5 - - 40

Sumber: Hasil Pengalahan Data Jawaban Responden

Keterangan: SS : Sangat Setuju STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju TT : Tidak Tahu TS : Tidak Setuju

Page 49: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Untuk keperluan pengujian hipotesis ini, jawaban responden untuk setiap faktor

dikelompokan kedalam dua kelompok, yaitu:

1. Kelompok I : Responden dengan jawaban “Sangat Setuju”, dan “setuju

Kelompok ini mengindikasikan bahwa responden setuju bahwa faktor tersebut selalu

dipertentangkan dalam pemilihan karir.

2. Kelompok II : Responden dengan jawaban “tidak Setuju”, “Sangat Tidak Setuju”,

“Tidak Tahu”. Kelompok ini mengindikasikan bahwa responden tidak setuju bahwa

faktor tersebut selalu dipertimbangkan dalam pemilihan karir. Berdasarkan

kelompok-kelompok tersebut dapat disusun tabel 5.4 yang berisikan frekuensi tiap

kelompok jawaban tersebut untuk setiap faktor.

Tabel 5.4 Frekuensi Tiap Kelompok Jawaban Responden Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan karir

Sumber: Hasil Pengalahan Data Jawaban Responden

Dari hasil penelitian terhadap 40 responden orang-orang yang berprofesi sebagai

akuntan publik di Makassar, maka penulis melakukan pembahasan tentang faktor-faktor

yang selalu dipertimbangkan dalam karir berdasarkan frekuensi jawaban tiap kelompok

responden untuk setiap faktor, dengan menggunakan rangkuman analisis chi kuadrat

(X2).

Faktor-faktor yang Dipertimbangkan

Dalam Pemilihan Karir

Frekuensi Jawaban

Jumlah Kelompok

I

Kelompok

II

1 Nilai intrinsik 40 - 40

2 Penghasilan 39 1 40

3 Pertirnbangan pasar kerja dan

fleksibilitas pekerjaan 37 3 40

4 Persepsitentang kelebihan dan

kelemahan profesi akuntan 38 2 40

5 Personalitas (Kepribadian) 40 - 40

Page 50: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

5.3.1 Faktor Nilai Intrinsik

Faktor intrinsik merupakan faktor pekerjaan yang memiliki hubungan dengan

kepuasan yang diterima oleh individu saat atau sesudah dia melakukan pekerjaan

(job content).Faktor intrinsik tidak terpisah dari pekerjaannya itu sendiri dan

memberikan kepuasan secara langsung pada saat pekerjaan dilakukan. Hasil

jawaban responden untuk faktor intrinsik profesi terdapat 21 responden (52,50%)

menjawab sangat setuju dan 19 responden (47,50%) menjawab setuju.Pada

pertanyaan ini tidak ada responden yang menjawab tidak setuju, sangat tidak

setuju, tidak tahu. Berdasarkan jawaban responden tersebut maka frekuensi

jawaban yang masuk pada kelompok I (setuju) yaitu 40 responden, sedangkan

yang masuk pada kelompok II (tidak setuju) yaitu 0 responden.

Pengolahan Data Jawaban Responden

fo Fh (fo-Fh) (fo –Fh)

2 h

ho

F

Ff 2)(

Setuju 40 20 20 400 20

Tidak setuju 0 20 -20 400 20

Total 40 40 0 800 40

x2=40dk=1

Berdasarkan hasil perhitunganchi kuadrat, diketahui nilai perhitungan X2

hitung dengan chisquare diperoleh sebesar 40. Adapun X2 tabel dengan dk=1 dan

tingkat signifikansi yang ditetapkan α=0,05 dapat diketahui sebesar 3,84. Oleh

karena X2 hitung = 40 lebih besar dan X2 tabel = 3,84 berarti Ho ditolak den Hi

diterima, sehingga faktor nilai intrinsik termasuk salah satu dipertimbangkan oleh

seorang akuntan publik dalam pemilihan karir. Hal ini dapat dimengerti karena

seseorang membutuhkanpengakuan atas beberapa pekerjaan yang telah

dilakukannya, pengakuan tersebut bisa berupa penghargaan, kesempatan

mendapat promosi, kenaikan jabatan, atau bisa berupa tanggung jawab

pekerjaan.

Page 51: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

5.3.2 Faktor Penghasilan

Penghasilan atau gaji bagi sebagian perusahaan merupakan daya tarik utama

untuk memberikan kepuasan kerja kepada karyawannya, karena penghasilan

atau gaji merupakankontraprestasi dari pekerjaan dan telah menjadi kebutuhan

mendasar bagi kepuasan kerja karyawannya selama dia bekerja dan mengabdi

pada perusahaan tersebut. Jumlah jawaban responden untuk faktor penghasilan

terdapat 21 responden (52,50%) menjawab sangat setuju dan 18 responden

(45%) menjawab setuju, untuk pertanyaan kedua ini tidak ada responden yang

menjawab sangat tidak setuju, tetapi ada 1 responden (2,50%) yang menjawab

tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab tidak tahu. Berdasarkan

jawaban responden tersebut maka frekuensi jawaban yang masuk pada kelompok

I (setuju) yaitu 39 responden, sedangkan yang masuk pada kelompok II (tidak

setuju) yaitu 1 responden.

Pengolahan Data Jawaban Responden

fo Fh (fo-Fh) (fo –Fh)

2 h

ho

F

Ff 2)(

Setuju 39 20 19 361 18,05

Tidak setuju 1 20 -19 361 18,05

Total 40 40 0 722 36,1

x2=36,1dk=1

Berdasarkan hasil perhitunganchi kuadrat, diketahuinilai perhitungan X2

hitung sebesar 36,1. Adapun X2 tabel dengan dk=1 dan tingkat signifikansi yang

ditetapkan α=0.05 dapat diketahui sebesar 3,84. oleh karena X2 hitung = 36,1

lebih besar dan X2 tabel =3,84 berarti Ho ditolak dan Hi diterima, sehingga faktor

penghasilan selalu dipertimbangkan oleh seorang akuntan publik dalam pemilihan

karir. Hal ini dapat dimengerti karena selain penghasilan merupakan nilai dari

hasil pekerjaan yang telah dilakukan, penghasilan juga dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan hidup seseorang.

Page 52: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

5.3.3 Faktor Pertimbangan Pasar Kerja

Faktor Pertimbangan pasar kerja disini dimaksudkan adalah banyaknya

bidang pekerjaan yang tersedia di dunia kerja, baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang. Hasil jawaban responden untuk faktor pertimbangan pasar kerja

dan fleksibilitas pekerjaan ini terdapat 15 responden (37,50%) yang menjawab

sangat setuju dan 22 responden (55%) yang menjawab setuju. Pada pertanyaan

ini tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak tahu, tetapi

terdapat 3 responden (7,50%) yang menjawab tidak setuju. Berdasarkan jawaban

responden tersebut maka frekuensi jawaban yang masuk pada kelompok I

(setuju) yaitu 37 responden, sedangkan yang masuk pada kelompok II (tidak

setuju) yaitu 3 responden.

Pengolahan Data Jawaban Responden

fo Fh (fo-Fh) (fo –Fh)

2 h

ho

F

Ff 2)(

Setuju 37 20 17 289 14,45

Tidak setuju 3 20 -17 289 14,45

Total 40 40 0 578 28,9

x2=28,9 dk=1

Berdasarkan hasil perhitunganchi kuadrat, diketahui nilai perhitungan X2

hitung sebesar 28,9. Adapun X2 tabel dengan dk=1 dan tingkat signifikansi yang

ditetapkan =0.05 dapat diketahui sebesar 3,84. Oleh karena X2 hitung = 28,9

lebih besar dan X2 tabel = 3,84 berarti Ho ditolak dan Hi diterima, pertimbangan

pasar kerja selalu dipertimbangkan oleh seorang akuntan publik dalam pemilihan

karir. Hal ini dapat dimengerti karena keadaan terpuruknya perekonomian dan

sulitnya dalammencari pekerjaan, mengakibatkan seorang akuntan publik perlu

memperhatikan pertimbangan pasar kerja, baik dalam jangka pendek yaitu

tersedianya pekerjaan, dan faktor jangka panjang seperti keamanan kerja

Page 53: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

misalnya terhindar dari PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang dikarenakan

faktor ekonomi yang tidak menentu.

5.3.4 Faktor Persepsi Kelebihan dan Kelemahan Profesi Akuntan

Sebelum mengambil keputusan untuk berkarir menjadi akuntan publik,

seorang akuntan akan berpikir tentang kelemahan dan kelebihan dari karir yang

dipilihnya, sehingga faktor persepsitentang kelebihan dan kelemahan menjadi

seorang akuntan publik dapat mempengaruhi seorang akuntan dalam memilih

karir. Hasil jawaban responden untuk faktor keempat ini terdapat 18 responden

(45%) yang menjawab sangat setuju, 20 responden (50%) yang menjawab setuju,

2 responden (5%) yang menjawab tidak setuju, dan tidak terdapat responden

yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak tahu. Berdasarkan jawaban

responden tersebut maka frekuensi jawaban yang masuk pada kelompok I

(setuju) yaitu 38 responden, sedangkan yang masuk pada kelompok II (tidak

setuju) yaitu 2 responden.

Pengolahan Data Jawaban Responden

fo Fh (fo-Fh) (fo –Fh)

2 h

ho

F

Ff 2)(

Setuju 38 20 18 324 16,20

Tidak setuju 2 20 -18 324 16,20

Total 40 40 0 648 32,40

x2=32,40 dk=1

Berdasarkan hasil perhitungan chi kuadrat, diketahui nilai perhitungan

X2hitung sebesar 32,40. Adapun X2 tabel dengan dk=1 dan tingkat signifikansi

yang ditetapkan α=0.05 dapat diketahui sebesar 3,84. Oleh karena X2 hitung =

32,40 lebih besar dari X2 tabel = 3,84 Berarti Ho ditolak dan Hi diterima, persepsi

seorang akuntan publik tentang kelebihan dan kelemahan profesi akuntan selalu

dipertimbangkan oleh seorang akuntan dalam pemilihan karir. Hal ini dapat

Page 54: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

dimengerti, karena para akuntan publik berasumsimeskipun sebagai sebuah

profesi kesibukan akuntan banyak menyita waktu, tetapi tetap dianggapprofesi

yang menarik.

5.3.5 Faktor Personalitas (Kepribadian)

Setiap individu mempunyai kepribadian atau karakter yang berbeda-beda

yang akan dipertimbangkan oleh seorang akuntan publik dalam memilih karirnya

yang sesuai dengan kepribadiannya itu. hasil jawaban responden untuk faktor

personalitas (kepribadian) yaitu sebanyak 16 responden (40%) menjawab sangat

setuju dan 19 responden (47,50%) menjawab setuju bila pada saat memilih karir

mereka mencari yang sesuai dengan kepribadian mereka, sedangkan 5

responden (12,50%) menjawab tidak setuju, tidak ada responden menjawab

sangat tidak setuju dan tidak tahu. Berdasarkan jawaban responden tersebut

maka frekuensi jawaban yang masuk pada kelompok I (setuju) yaitu 35

responden, sedangkan yang masuk pada kelompok II (tidak setuju) yaitu 5

responden.

Pengolahan Data Jawaban Responden

fo Fh (fo-Fh) (fo –Fh)

2 h

ho

F

Ff 2)(

Setuju 35 20 15 225 11,25

Tidak setuju 5 20 -15 225 11,25

Total 40 40 0 450 22,50

x2=22,50 dk=1

Berdasarkan hasil perhitungan chi kuadrat, diketahui nilai perhitungan X2

hitung sebesar 19,60. Adapun X2 tabel dengan dk=1 dan tingkat signifikansi yang

ditetapkan .=0.05 dapat diketahui sebesar 3,84. Oleh karena X hitung = 22,50

lebih besar dan X2 tabel = 3,84, berarti Ho ditolak dan Hi diterima. Hipotesis ke

lima ini yaitu faktorpersonalitas (kepribadian) selalu dipertimbangkan oleh

Page 55: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

seorang akuntan publik dalam memilih karir. Hal ini dapat dikarenakan seseorang

akan senang dengan pekerjaannya bila sesuai dengan pribadinya sendiri.

Berdasarkan keseluruhan analisis tersebut, dapat disusun tabel 5.5 berisi

rangkuman analisis chi kuadrat, yaitu:

Tabel 5.5 Ikhtisar Analisis Chi Kuadrat

Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Dalam

Pemilihan Karir ChiKuadrat X2tabel Signifikansi

1 Nilai intrinsik 40 3,84 Hi diterima

2 Penghasilan 36,10 3,84 Hi diterima

3 Pertirnbangan Pasar Kerja 28,90 3,84 Hi diterima

4 Persepsitentang kelebihan dan

kelemahan profesi akuntan

32,40 3,84 Hi diterima

5 Personalitas (kepribadian) 22,50 3,84 Hi diterima

Sumber: Hasil PengoIahan Data Responden

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapatlima faktor

yang mempengaruhi pemilihan karirsebagai akuntan publik bagi seorang akuntan

yaitu:

1. Nilai lntrinsik

2. Penghasilan

3. Pertimbangan pasar kerja

4. Persepsi tentang kelemahan dan kelebihan profesi akuntan

5. Personalitas (Kepnbadian).

5.4 Faktor yang Paling Dominan Dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik

Untuk mengetahui faktor-faktor yang paling dominan dalam pemilihan karir sebagai

akuntan publik dapat dilakukan perhitungan dan hasil jawaban responden, yaitu dengan

cara memberi bobot nilai pada setiap jawaban responden. Faktor-faktor yang diikutkan

dalam penentuan faktor yang paling dominan adalah faktor yang dapat diterima oleh

responden sebagai faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan karir, yaitu nilai

Page 56: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

intrinsik, penghasilan, pertimbangan pasar kerja, persepsi tentang kelebihan dan

kelemahan profesi akuntan, serta faktor personalitas.

Hasil perhitungannya dapat dibuat tabel sebagai berikut :

Tabel 5.6 Jumlah Nilai Jawaban Responden Faktor- faktor yang selalu dipertimbangkan

Faktor yang Dipertimbangkan

Dalam Pemilihan Karir

SS S TS STS TT Bobot

Nilai Mean

5 4 3 2 1

1 Nilai intrinsik 105 76 - - - 181 4,525

2 Penghasilan 105 72 3 - - 180 4,5

3 Pertirnbangan Pasar Kerja 75 88 9 - - 173 4,3

4 Persepsi tentang kelebihan

dan kelemahan profesi

akuntan

90 80 6 - - 176 4,4

5 Personalitas (Kepribadian) 80 76 15 - - 171 4,275

Sumber : Hasil Pengolahan Data Responden

Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa faktor-faktor yang dominan

berdasarkan tingkat intensitasnya yang selalu dipertimbangkan oleh seorang akuntan

publik dalam pemilihan karir (diurutkan berdasarkan rata-rata / mean) adalah sebagai

berikut:

1. Nilai intrinsik.

2. Penghasilan.

3. Persepsi tentang kelebihan dan kelemahan profesi akuntan.

4. Pertimbangan pasar kerja.

5. Personalitas.

Dari hasil penelitian setiap bagian sebelumnya, maka secara keseluruhan faktor

pemilihan karir bagi seorang akuntan publik yang diwakili oleh 40 akuntan publiksudah

memperlihatkan pengenalanmereka pada faktor-faktor yang melatarbelakangi pemilihan

karir akuntan yang ditekuni.

Pada dasarnya seorang akuntan publik mempertimbangkan semua faktor pemilihan

karir yaitu nilai intrinsik profesi, kelebihan/kelemahan suatu profesi, pertimbangan pasar

Page 57: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

kerja, penghasilan, personalitas (kepribadian).

Nilai intrinsik menjadi faktor yang dominan dalam pemilihan karir bagi seorang

akuntan publik, yang selanjutnya diikuti oleh penghasilan, persepsi tentang kelebihan

dan kelemahan profesi akuntan, pertimbangan pasar kerja, personalitas.

Nilai intrinsik menjadi faktor yang utama berdasarkan data yang diperoleh. Hal ini

dapat dimengerti karena seseorang membutuhkan pengakuan atas beberapa pekerjaan

yang telah dilakukannya, pengakuan tersebut bisa berupa penghargaan, kesempatan

mendapat promosi, kenaikan jabatan, atau bisa berupa tanggung jawab pekerjaan.

Page 58: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis di bab V dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

A. Terdapat lima faktor yang diterima sebagai faktor yang dipertimbangkan oleh

seorang akuntan dalam pemilihan karirnya sebagai akuntan publik adalah:

1. Nilai intrinsik

2. Penghasilan

3. Pertimbangan pasar kerja

4. Persepsi tentang kelemahan dan kelebihan profesi akuntan

5. Personalitas (Kepribadian).

B. Faktor paling dominan yang dipertimbangkan oleh seorang akuntan publik dalam

memilih karir adalah nilai intrinsik. Hal ini dapat dimengerti karena seseorang

membutuhkan pengakuan atas beberapa pekerjaan yang telah dilakukannya,

pengakuan tersebut bisa berupa penghargaan, kesempatan mendapat promosi,

kenaikan jabatan, atau bisa berupa tanggung jawab pekerjaan.

Urutan faktor-faktor dimulai dan yang paling dominan, yaitu:

1. Nilai intrinsik.

2. Penghasilan.

3. Persepsi tentang kelebihan dan kelemahan profesi akuntan.

4. Pertimbangan pasar kerja.

5. Personalitas.

Page 59: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

6.2 Saran

Setelah melakukan penelitian ini, penulis mempunyai beberapa saran yang

dianggap dapat berguna bagi beberapa pihak :

1. Berkaitan dengan hasil penelitian ini, maka Kantor Akuntan Publik diharapkan dapat

lebih sering menggunakan auditor yunior dalam melaksanakan tugas, sehingga para

auditor yunior bisa mendapat pengakuan atas pekerjaan yang telah dilakukannya.

Pengakuan tersebut bisa berupa penghargaan, kesempatan mendapat promosi,

kenaikan jabatan, atau bisa berupa tanggung jawab pekerjaan.

2. Saran bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan serupa agar

memperbanyak sampel penelitian dan memperluas wilayah penelitian untuk

mendekati karakteristik populasi sesungguhnya. Dengan demikian diharapkan

kesimpulan yang dapat diambil lebih tepat dan terhindar dari bias akibat tidak

terwakilinya karakter populasi.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan faktor-faktor yang

berpengaruh, yaitu selain lima faktor yang sudah dikemukakan pada penelitian ini,

mungkin masih ada faktor lain yang cukup signifikan.

6.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menemui hambatan, yaitu kurangnya

sampel yang digunakan, juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

melakukan penelitian ini, dikarenakan dibutuhkan waktu bagi para responden untuk

mengisi kuesioner yang dibagikan. Selain itu dalam penelitian ini, penulis tidak

menggunakan variabel latar belakang pendidikan SMU yang digunakan oleh

penelitian sebelumnya, melainkan menggantinya dengan variabel personalitas,

dengan asumsi bahwa setiap individu memiliki karakter yang mendasar yang

dipengaruhi oleh personalitas.

Page 60: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga,

Jakarta: Balai Pustaka.

Flippo, Edwin B.1992, Personnel Management, Sixth Edition, dialih bahasakan oleh

Moh.Masud, Manajemen Personalia, Edisi Enam, Jilid satu, Jakarta: Erlangga.

Halim, Abdul. 1995, Auditing I (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan), Edisi Pertama,

Yogyakarta: AMP-YKPN.

Hartoto, 11 April 2009, Peneltian Deskriptif, LPMP-UNM, http://www.penalaran-

unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian-deskriptif.html. Diakses 6 November

2011.

H. Sadeli, Lili M. 2010, Dasar-Dasar Akuntansi, Cetakan keenam, Bandung: BUMI

AKSARA.

Handoko, T Hani. 2001, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi Dua,

Yogyakarta: BPFE- Universitas Gadjah Mada.

Hanang Permadi, Ipit. 2009. Analisis Faktor-Faktor Pemilihan Karir Akuntan Bagi

Mahasiswa Akuntansi (Studi Survei pada Mahasiswa Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Hasanuddin).

Harahap, Sofyan, Safiri. 1991, Auditing Kontemporer, Jakarta: Erlangga.

Kunartinah, 2003, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Sebagai Akuntan

Publik, Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol.10 No.2, hal 182- 197, Semarang:

P3M STIE Stikubank.

Nazir, Moh. 2003, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono, 2003, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan kelima, Bandung:

ALFABETA.

Tuanakotta, Theodorus M, 2007, Setengah Abad Profesi Akuntansi, Edisi Pertama, Jakarta:

Salemba Empat.

Page 61: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Wisnuardi, Cahya. 22 November 2010.Sejarah Akuntan Publik di

Indonesia.http://cahyawisnuardi.wordpress.com/sejarah-akuntan-publik-di-

indonesia. Diakses 2 November 2011.

Yusuf, Amir, Abadi. 2003, Auditing : Pendekatan Terpadu, Edisi Indonesia, Buku satu,

Jakarta: Salemba Empat.

www.IAPI.com. Diakses 2 November 2011

Page 62: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

L A M P I R A N

Page 63: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

BIODATA

Identitas Diri

Nama : Virandha Tangalayuk

Tempat Tanggal Lahir : Ambon 20 Agustus 1987

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat Rumah : Jln. Bakau H 12 Perumahan Nusa Tamalanrea Indah

Telepon Rumah dan HP : 0411-588909 / 081 34320 6600

Alamat E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

- Pendidikan Formal

TK KEMALA BHAYANGKARI 2 PASSO Tahun 1992-1993

SD NEGERI 109 TOMBANG Tahun 1993-1999

SLTP “UJUNG PANDANG” DISAMAKAN Tahun 1999-2002

SMA NEGERI 1 MAKASSAR Tahun 2002-2005

- Pendidikan Nonformal

-

Riwayat Prestasi

- Prestasi Akademik

-

- Prestasi Nonakademik

-

Pengalaman

- Organisasi

- Pengurus Persekutuan Kaum Muda Gereja KIBAID Latimojong

- Kerja

-

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar, 2 Oktober 2012

Page 64: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

CORRELATIONS /VARIABLES=X1 X2 X3 X4 X5 Total /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 Total

X1 Pearson Correlation 1 .000 .306 .223 -.058 .474**

Sig. (2-tailed) 1.000 .055 .166 .723 .002

N 40 40 40 40 40 40

X2 Pearson Correlation .000 1 .359* .128 -.056 .566

**

Sig. (2-tailed) 1.000 .023 .432 .733 .000

N 40 40 40 40 40 40

X3 Pearson Correlation .306 .359* 1 .314

* -.185 .615

**

Sig. (2-tailed) .055 .023 .049 .253 .000

N 40 40 40 40 40 40

X4 Pearson Correlation .223 .128 .314* 1 .166 .667

**

Sig. (2-tailed) .166 .432 .049 .305 .000

N 40 40 40 40 40 40

X5 Pearson Correlation -.058 -.056 -.185 .166 1 .383*

Sig. (2-tailed) .723 .733 .253 .305 .015

N 40 40 40 40 40 40

Total Pearson Correlation .474** .566

** .615

** .667

** .383

* 1

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .015

N 40 40 40 40 40 40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 65: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Uji Validitas

Tabel

validitas

No. Pertanyaan Total Pearson Correlation Keterangan

Pertanyaan 1 0.474** Valid

Pertanyaan 2 0.566** Valid

Pertanyaan 3 0.615** Valid

Pertanyaan 4 0.667** Valid

Pertanyaan 5 0.383* Valid

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa seluruh indicator/pertanyaan dikatakan valid karena

memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni X1=0,474, X2=0,566, X3=0,615, X4=0,667 dan X5=0,385.

Page 66: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

KUESIONER

Petuniuk Pengisian Kuesioner

Pertanyaan terdiri dari dua tipe, yaitu tipe pilihan dan satu tipe isian.

Pada tipe pilihan, anda bisa memilih satu atau beberapa pilihan yang menurut anda tepat,

dengan cara melingkari nomor (huruf) yang berkaitan, atau tanda silang pada kotak yang

disediakan. Pada beberapa nomor anda diminta menuliskan pilihan lain atau menguraikan

alasan lain, apabila tidak ada di dalam pilihan yang telah disediakan. Pada tipe isian, isilah di

tempat yang telah disediakan dengan singkat dan jelas.Beri tanda silang (x) pada jawaban

yang anda anggap paling tepat.

Bagian I — Data Pribadi

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Umur :

4. Universitas I Jurusan / Angkatan :

5. Program Studi : D-3 S-1

6. Dari SMU jurusan apakah anda dulu berasal?

a. IPS

b. IPA

c. Kejuruan teknik (STM dan sejenisnya)

d. Kejuruan Non-teknik (SMEA dan sejenisnya)

e. Lain-lain (sebutkan)

Bagian II— Perihal Akuntansi

1. Apakah dan semula anda memang berminat pada jurusan Akuntansi?

a. Ya

b. Tidak

2. Bila jawaban anda butir 1.a “Ya”, apakah yang menyebabkan anda tertarik pada jurusan

Akuntansi:

a. Mengikuti orangtua/ saudara yang bekerja/studi di bidang Akuntansi

b. Sudah tertarik sejak memperoleh pelajaran Akuntansi di SMU

Page 67: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

c. Nilai rapor /ujian pelajaran Akuntansi di SMU, tinggi

d. Bidang Akuntansi selalu ada di setiap bursa / lapangan kerja

e. Pelajaran Akuntansi menjadi titik singgung IPS terhadap IPA

f. Akuntansi menumbuhkan sikap analitis, teliti, tekun dan cermat

g. Akuntansi menciptakan profesi tersendiri

3. Bila jawaban anda: 1.b “Tidak”, apa yang menyebabkan anda mengambil

jurusan Akuntansi?

a. Dorongan orangtua

b. Terbawa oleh teman

c. Coba-coba

d. Asal bisa kuliah dan hanya jurusan ini yang lulus test masuknya

4. Dari sifat-sifat di bawah ini, lingkarilah mana saja yang anda miliki

a. Tekun g. Suka memecahkan masalah apapun

b. Teliti h. Suka merencaniakan setiap tindakan

c. Analitis I. Suka bekenjasama dalam Tim

d. Prosedural j. Suka kerja keras mengejar target

e. Tanggungjawab k. Suka mengevaluasi untuk lebih balk agi

f. Extrovert

5 Sifat apa saja dan yang di bawah ini yang juga anda miliki:

a. Mudah bosan f. Canggung dalam pergaulan

b. Asal cepat selesai g. Suka mencari-cari kesalahan orang

c. Menggampangkan masalah h. Suka bekerja sendiri

d. Introvert i. Sulit mengkomunikasikan sesuatu

e. Mudah gelisah kepada orang lain

6. Jawaban nomor 4 dan 5 tersebut anda peroleh dari mana saja:

a. Informasi dan Psikolog

b. Informasi dan orangtua

c. Informasi dan saudara, guru atau teman dekat

d. Kesimpulan sendiri

Page 68: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Bagian III - Perihal Karir

1. Apabila antara Penghasilan dan Karir tidak terjadi hubungan yang berbanding lurus,

manakah yang lebih anda pilih?

a. Karir

b. Penghasilan

2. Apabila jawaban anda 1.a “Karir”, yang bagaimana yang paling anda cari:

a. Yang memberi keamanan kerja

b. Yang memberi ketenangan kerja

c. Yang memberi kesejahteraan memadai (Gaji dan lainnya)

d. Yang memberi tantangan kerja

3. Cara peningkatan karir yang bagaimana yang anda sukai:

a. berdasarkan lama waktu kerja yang telah dijalani

b. berdasarkan loyalitas pada atasan

c. berdasarkan prestasi kerja perseorangan

d. berdasarkan prestasi kerja Tim yang anda berada di dalamnya

e. ada penghargaan khusus terhadap inovasi kerja yang diterapkan

Page 69: IDENTITAS WISUDAWAN - digilib.unhas.ac.id

Bagian IV— Faktor Pemilihan Karir

Cantumkan tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih, antara: SS (Sangat Setuju) S

(Setuju) ; TS (Tidak Setuju) ; STS (Sangat Tidak Setuju) dan U (Tidak Tahu).

(*) yang dimaksud dengan nilai intrinsik profesi adalah kepuasan yang diterima oleh individu

saat atau sesudah ia melakukan beberapa pekerjaan. Faktor ini meliputi penghargaan,

kesempatan mendapatkan promosi, tanggung jawab pekerjaan, tantangan intelektual dan

pelatihan.

NO

PERNYATAAN dan PERMINTAAN

PENDAPAT SS S TS STS TT

1

Nilal intrinsik profesi (*) dapat melatar

belakangi pemilihan karir seseorang. Setujukah

anda?

2

Penghasilan dapat melatar belakangi pemilihan

karir. Setujukah anda?

3

Pertimbangan pasar kerja dan fIeksibitas

pekerjaan dapat melatar belakangi pemilihan

karir. Setujukah anda?

4

Dengan mengetahui kelebihan / kelemahan

suatu profesi dapat melatar belakangi pemilihan

karir. Setujukah anda?

5 Personalitas (kepribadian) dapat melatar

belakangi pemilihan karir. Setujukah anda

Kami mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan kesediaan waktu saudara dalam mengisi

kuesioner mi. Semoga bermanfaat untuk kita semua.Amin.

Makassar, Januari 2012

(VIRANDHA TANGALAYUK)