kartu identitas kontaminan pestisida

Upload: lilystitch

Post on 02-Jun-2018

340 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    1/36

    1

    KARTU IDENTITAS KONTAMINAN/POLUTAN

    PESTISIDA

    Disusun Oleh :

    Lisa Dini A. L. 11030234006 KA2011

    Ika Kurniyanti 11030234201 KB2011

    Amrul Wahyu H. 11030234205 KB2011

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

    PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

    2014

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    2/36

    2

    KARTU IDENTITAS KONTAMINAN/POLUTAN

    Nama Kontaminan/Polutan : Pestisida

    1. Karakter (sifat-sifat Fisik)

    Penggolongan pestisida menurut asal dan sifat kimia menurut Butarbutar

    (2009) adalah:

    a. Hasil alam: Nikotinoida, Piretroida, Rotenoida dll.

    b. Sintetik

    1) Anorganik: garam-garam beracun seperti arsenat, flourida, tembaga sulfat

    dan garam merkuri.

    2) Organik:

    a) Organo khlorin: DDT, BHC, Chlordane, Endrin dll.

    b) Heterosiklik: Kepone, mirex dll.

    c) Organofosfat: malathion, biothion dll.

    d) Karbamat: Furadan, Sevin dll.

    e) Dinitrofenol: Dinex dll.

    f) Thiosianat: lethane dll.

    g) Sulfonat, sulfida, sulfon.

    h) Lain-lain: methylbromida dll.

    Sedangkan menurut Soemirat (2005) Klasifikasi pestisida menurut asal dan

    struktur atau golongan zat kimianya antara lain:

    a. Pestisida alamiah:

    1) Pyrethum: Pyrethrin, Cinerin

    2) Derris: Rotenon

    b. Pestisida sintetik:

    1) Senyawa halogen organik: DDT, Lindan

    2) Senyawa fosfatester organik: Dichlorvos, Malathion

    3) Senyawa karbamat : Prpoxur, Dimetilan

    4) Derivat kumarin : Cumachlor

    5) Senyawa Dinitrofenol : Dinobuton

    Berdasarkan asal bahan yang digunakan untuk membuat pestisida, maka

    pestisida dapat dibedakan ke dalam empat golongan yaitu:

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    3/36

    3

    a. Pestisida Sintetik, yaitu pestisida yang diperoleh dari hasil sintesa kimia,

    contoh: organoklorin, organofospat, dan karbamat.

    b. Pestisida Nabati, yaitu pestisida yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,

    contoh: neem oil yang berasal dari pohon mimba.

    c. Pestisida Biologi, yaitu pestisida yang berasal dari jasad renik atau

    mikrobia,contoh: jamur, bakteri atau virus.

    d. Pestisida Alami, yaitu pestisida yang berasal dari bahan alami, contoh:

    bubur bordeaux.

    Dengan melihat bentuk fisiknya, pestisida digolongkan kedalam beberapa

    bentuk :

    a. Tepung hembus

    b. Tepung semprot ( Wetable Powder)

    c. Minyak

    d. Aerosol

    e. Rook patroner

    Sedangakan menurut Yuantari (2009) berdasarkan bentuk formulasi,

    pestisida dapat digolongkan dalam bentuk:

    a. Butiran (Granule=G)

    Berbentuk butiran yang cara penggunaanya dapat langsung disebarkan

    dengan tangan tanpa dilarutkan terlebih dahulu.

    b. Tepung (Dust=D)

    Merupakan tepung sangat halus dengan kandungan bahan aktif 1-2% yang

    penggunaanya dengan alat penghembus (duster).

    c. Bubuk yang dapat dilarutkan (wettable powder=WP)

    Berbentuk tepung yang dapat dilarutkan dalam air yang penggunaanya

    disemprotkan dengan alat penyemprot atau untuk merendam benih.

    Contoh: Mipcin 50 WP.

    d. Cairan yang dapat dilarutkan

    Berbentuk cairan yang bahan aktifnya mengandung bahan pengemulsi yang

    dapat digunakan setelah dilarutkan dalam air. Larutannya berwarna putih

    susu tapi berwarna coklat jernih yang cara penggunaanya disemprotkan

    dengan alat penyemprot.

    e. Cairan yang dapat diemulsikan

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    4/36

    4

    Berbentuk cairan pekat yang bahan aktifnya mengandung bahan

    pengemulsi yang dapat digunakan setelah dilarutkan dalam air. Cara

    penggunaanya disemprotkan dengan alat penyemprot atau di injeksikan

    pada bagian tanaman atau tanah. Contoh: Sherpa 5 EC.

    f. Volume Ultra Rendah

    Berbentuk cairan pekat yang dapat langsung disemprotkan tanpa dilarutkan

    lagi. Biasanya disemprotkan dengan pesawat terbang dengan penyemprot

    khusus yang disebut Micron Ultra Sprayer. Contoh: Diazinon 90 ULV.

    g. Aerosol (A)

    Aerosol merupakan formulasi yang terdiri dari campuran bahan aktif

    berkadar rendah dengan zat pelarut yang mudah menguap (minyak)

    kemudian dimasukkan ke dalam kaleng yang diberi tekanan gas propelan.

    Formulasi jenis ini banyak digunakan di rumah tangga, rumah kaca, atau

    perkarangan.

    h. Umpan beracun (Poisonous Bait = B)

    Umpan beracun merupakan formulasi yang terdiri dari bahan aktif pestisida

    digabungkan dengan bahan lainnya yang disukai oleh jasad pengganggu.

    Daftar Pustaka Butarbutar, J. 2009. Pestisida dan Pengendaliannya.

    Koperasi Serba Usaha SUBUR Provinsi SumateraUtara. Medan. www.koperasisubur.com. Diakses 20

    Pebruari 2014.

    Soemirat, J. 2005. Toksikologi Lingkungan. Gadjah

    Mada University Press. Yogyakarta

    Yuantari, Maria. 2009. Tesis: Studi Ekonomi

    Lingkungan Penggunaan Pestisida dan Dampaknya

    pada Kesehatan Petani Di Area Pertanian Hortikultura

    Desa Sumber Rejo Kecamatan Ngablak Kabupaten

    Magelang Jawa Tengah. Universitas Diponegoro.

    Semarang. Diakses 21 Pebruari 2014.

    2. Sumber (Asal kontaminan/polutan)

    Residu dari pangan peternakan

    Limbah kaleng pestisida pada pertanian yang tercemar pada air

    Buah-buahan dan sayur-sayuran hasil pertanian

    Daftar Pustaka http://lintasgayo.co/2013/12/17/sumber-air-dipermatamulai-tercemar-pestisida-warga-3-kecamatan-resah. Diakses

    http://lintasgayo.co/2013/12/17/sumber-air-dipermatamulai-tercemar-pestisida-warga-3-kecamatan-resahhttp://lintasgayo.co/2013/12/17/sumber-air-dipermatamulai-tercemar-pestisida-warga-3-kecamatan-resahhttp://lintasgayo.co/2013/12/17/sumber-air-dipermatamulai-tercemar-pestisida-warga-3-kecamatan-resahhttp://lintasgayo.co/2013/12/17/sumber-air-dipermatamulai-tercemar-pestisida-warga-3-kecamatan-resah
  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    5/36

    5

    22 Pebruari 2014

    http://www.slideshare.net/yenniauliawati/kontaminasitanah-

    air-dan-udara-oleh-limbah. Diakses 22 Pebruari 2014

    3. Reaksi-reaksi yang Relevan (Karakter Kimia)

    Pestisida adalah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang

    dipergunakan untuk memberantas atau mematikan hama tanaman. Misalnya :

    insektisida (untuk mematikan hama yang disebabkan oleh serangga), rodentisida

    (disebabkan oleh binatang pengerat), akarisida (disebabkan oleh acarina).

    Pestisida adalah obat-obatan atau senyawa kimia yang umumnya bersifat

    racun, digunakan untuk membasmi jasad pengganggu tanaman, baik hama,

    penyakit, maupun gulma (Kusnadi dan Santoso, 1996). Winarno (1993)

    menambahkan pestisida merupakan bahan yang beracun dan berbahaya yang

    bila tidak digunakan dan dikelola dengan bijaksana akan mempunyai dampak

    negatif, misalnya residu pada bahan pangan yang tinggi, polusi di udara , di air,

    dan di lahan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi

    kesehatan dan kesejahteraan manusia.

    Pestisida digolongkan beberapa kelompok berdasarkan jenis zat kimianya

    yaitu pestisida organik dan anorganik; berdasarkan tujuan dan sasarannya

    pestisida dapat dibedakan menjadi golongan insektisida, herbisida, fungisida,

    nematosida, rodentisida dan bakterisida.

    1. INSEKTISIDA

    Insektisida merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk

    membunuh serangga. Insektisida dapat dibedakan menjadi :

    A. Insektisida Anorganik

    Bahan penyusun insektisida ini terdiri dari bahan-bahan anorganik,

    yaitu : Lead arsenate, calcium arsenat, Paris green, sodium fluo-

    silicate, komponen merkuri, sulphur dan komponen penyusunnya,

    komponen tembaga, komponen halogen, komponen phospor. Ketiga

    yang disebut pertama adalah komponen utama yang digunakan untuk

    mengontrol serangga.

    a. Kalsium Arsenat

    Kalsium Arsenat digunakan karena tingkat keamanannya yang cukup baikdan kemampuannya dalam memberantas serangga, dan secara total

    http://www.slideshare.net/yenniauliawati/kontaminasitanah-air-dan-udara-oleh-limbahhttp://www.slideshare.net/yenniauliawati/kontaminasitanah-air-dan-udara-oleh-limbahhttp://www.slideshare.net/yenniauliawati/kontaminasitanah-air-dan-udara-oleh-limbahhttp://www.slideshare.net/yenniauliawati/kontaminasitanah-air-dan-udara-oleh-limbah
  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    6/36

    6

    residu racun dapat hilang. Cu(C2H3O2)2.3Cu(AsO2)2merupakan preparat

    arsenat komersial yang pertama. Terbuat dari campuran copper arsenite

    dan asam asetat cair.

    b. Lead Arsenate

    Komponen penyusun lead arsenate yaitu PbHASO4dan jenis arsenat yang

    lain, yaitu Pb2As2O7, PbH2As2O7. Lead arsenate biasanya berupa racun

    perut yang digunakan dalam bentuk serbuk atau disemprotkan untuk

    mengontrol serangga pemakan daun. Salah satu keuntungan penggunaan

    lead arsenate adalah hanya membasmi serangga pemakan daun yang

    disemprot, sedangkan serangga lain tidak ikut terbasmi.

    c. Komponen Merkuri

    Mercurous dan mercuric chloride efektif sebagai fungisida

    d. Paris Green

    Terdiri atas serbuk kuarsa berwarna hijau, terdiri dari arsenic yang

    merupakan salah satu bahan aktif penyusunnya. Biasanya digunakan dalam

    bentuk serbuk dan disemprotkan.

    e. Sulfur dan Komponen penyusunnya.

    Sulfur merupakan partikel yang tidak beracun lebih sering digunakan untuk

    kontrol tumbuhan yang dimakan tungau dan ditumbuhi spora jamur.

    f. Komponen Tembaga

    Cuprisulfat digunakan sebagai salah satu golongan fungisida yang biasa

    digunakan secara langsung atau dicampur dengan komponen organik untuk

    mengontrol penyakit tanaman.

    g. Komponen Halogen

    Garam yang tersusun atas asam hidrohalogen seperti sodium chloride

    mempunyai efek membasmi tetapi dalam konsentrasi tinggi. Chriolid

    sebagai insektisida perut untuk mengontrol serangga dengan

    menyemprotkan pada tanaman dengan kadar 0,2 % suspensi cair. Chriolid

    tersusun atas barium luosilikat dan sodium fluoaluminat.

    h. Komponen fosfor

    Dua komponen pospor yang umum digunakan sebagai insektisida Zinc

    Phosphide dan Aluminium Phospide. Zinc Phosphide digunakan

    sebagai pengontrol larva spesies murine dan Aluminium Phospide

    untuk mengontrol serangga.

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    7/36

    7

    B. Insektisida Organik

    Insektisida organik terdiri Chlorinated Hidrocarbon dan komponen

    organik phospor.

    a. Chlorinated Hidrocarbon

    Hidrokarbon terklorinasi berfungsi menyerang sistem saraf dan jaringan

    otot dari insekta. Salah satu contoh hidrokarbon terklorinasi yaitu DDT

    (

    (dichlorodiphenyltrichloroethane).

    DDT ini merupakan bahan kimia pertama yang cukup baik dalam

    membunuh serangga dengan menyemprotkan pada permukaan.

    DDT dihasilkan oleh reaksi khloral (CCl3CHO) dengan khlorobenzene

    (C6H5Cl) dihadapan asam sulfat, yang bertindak sebagai katalis

    + 2 + H2O

    b. BHC (benzene hexaclorida)

    Komponen ini terdiri dari beberapa stereo isomer yang dalam jangka

    waktu panjang menyebabkan racun. Reaksi kimia pembentukan BHC

    sebagai berikut : C6H6 + 3Cl2C6H6Cl6

    (BHC)

    c. Lindane

    Insektisida ini 99 % merupakan preparat gama murni dari BHC. Lindane

    menyerang sebagai insektisida perut pemberian insektisida ini dilakukan

    dengan penyemprotan. Insektisida ini memiliki reaksi racun seperti BHC.

    d. Chlordane

    Chlordane terdiri dari clorinated terpene dengan kandungan 64-70%. Ini

    bertahan lama di tanah daripada BHC tetapi tidak selama DDT . Chlordane

    ini berfungsi sebagai racun perut dan racun kontak.

    e. Heptachlor

    Heptachlor hampir sama dengan BHC dalam cara kerjanya kecuali pada

    tingkat toksinnya. Dalam aksinya heptachlor sebagai racun kontak dan

    racun perut.

    O

    H

    C Cl

    Cl

    Cl

    H

    Cl C

    C

    ClCl

    Cl

    Cl

    Cl

    H

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    8/36

    8

    f. Toxaphene

    Toxaphene merupakan chlorinated camphene yang mengandung 67%

    chlorine. Biasanya digunakan untuk membunuh seranga pada tanaman

    kapas. Toxaphene utamanya berperan sebagai racun perut tapi kadang-

    kadang digunakan sebagai racun kontak. Toxaphene memiliki kemampuan

    racun 4 kali dari DDT.

    g. Aldrine

    Aldrin adalah insektisida yang kerjanya lebih efektif dari pada insektisida

    chlorine lain. Aldrine utamanya berperan sebagai racun kontak dan racun

    perut. Digunakan dalam bentuk serbuk atau disemprotkan. Aldrine

    mempunyai sebaran yang luas.

    Pengologan Insektisida Berdasarkan Formulasi Bahan Aktifnya

    1. Organoklorin

    Organoklorin adalah suatu senyawa insektisida yang mengandung atom

    karbon hidrogen dan klorine (Ekha, 1998). Golongan organoklrin dibagi

    menjadi 3 sub golongan utama yaitu dikloro difenil trikloro (DDT),

    benzene hexacloride (BHC) dan siklodiena. Dijelaskan lebih lanjut

    oleh Oka (1995) bahwa insektisida hidrokarbon berklor merupakan

    kelomok pestisida yang paling persisten.

    2. Organofosfat

    3. Insektisida golongan organofosfat adalah racun syaraf yang bekerja efektif

    pada vertebrata dibandingkan insektisida golonganhidrokarbon berklor.

    Insektisida ini scara kimia bersifat tidak stabil dan tidak persisten.

    (Ware, 1983). Matsumura (1983) menambahkan contoh-contoh isektisida

    ini adalah diazinon, metidation, curacron (profenofos), malathion dan

    parathion.

    2. RODENTISIDA

    Bahan kimia yang bersifat racun yang berfungsi dalam mengontrol

    binatang pengganggu seperti tikus, tupai, tikus tanah dan binatang pengerat

    lainnya. Berfungsi dalam membunuh tikus dengan frekuensi tinggi dan

    memusnahkan tikus. Terdiri dari :

    1. Zinc Phospide

    Racun pembunuh tikus dengan dosis tinggi. Penggunaannya yaitu dengan

    mencampur zinc phospide dengan tepung, gandum atau gram flour atau

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    9/36

    9

    milot, sejumlah kecil mustard atau minyak kacang tanah juga ditambahkan.

    Minyak membantu untuk meningkatkan absorbsi phosporus dalam tubuh,

    disamping membuat lebih mudah.

    2. Warfarin

    Racun tikus dengan reaksi lambat, anti koagulan darah dan ketika termakan

    menghasilkan haemuragi yang berakibat fatal. Warfarin mempunyai nama

    kimia 3-(alfa-Asetonil-bensil)-4-Hidroxykoumarin.

    Tidak seperti kebanyakan racun warfarin berbau dan berasa.

    3. Strychine Hydrochloride

    Prinsip penggunaan racun ini yaitu dengan dicampurkan ke daging sebagai

    umpan. Racun ini merupakan ekstrak alkaloit dari tanaman. Racun ini

    biasanya digunakan

    4. Barium Carbonate

    Memiliki sifat racun yang rendah terhadap tikus kecepatan konsentrasi

    tinggi, barium carbonat bersifat memiliki rasa dan bau, berbentuk garam

    berwarna putih dan memiliki tingkat racun yang rendah untuk tikus.

    Barium carbonat harus dicampur dengan umpan yang harus lembab,dengan

    menggunakan molases dan air.

    5. Calcium Cyanide

    Ini digunakan dalam bentuk sebuk sebagai pemberantas tikus got dengan

    gas asam hidrosianic. Tikus yang terkena racun ini akan segera mati.

    3. FUNGISIDA

    Fungisida adalah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa

    kimia yang dipergunakan untuk memberantas/mematikan cendawan

    yang menyebabkan penyakit. Pestisida untuk mengendalikan cendawan

    (fungi) menurut efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    10/36

    10

    macam. Pertama, senyawa-senyawa yang mempunyai efek fungistatik,

    yakni senyawa yang hanya mampu menghentikan perkembangan

    cendawan. Cendawan akan berkembang lagi bila senyawa fungistik

    tersebut hilang. Kedua, senyawa-senyawa yang mempunyai efek

    fungitoksik atau efek fungisida (fungicidal effect), yakni senyawa

    yang mampu membunuh cendawan.

    Penggolongan Fungisida Berdasarkan Susunan Inti Racunnya

    Dapat digolongkan menjadi golongan tembaga anorganik, golongan belerang

    anorganik dan golongan organik.

    1. Golongan Tembaga Anorganik

    a. Bubur Bordeaux (Bordeaux Mixture)

    Bubur Bordeaux (BB) dapat kita buat dari terusi, kapur dan air. Terusi

    ditumbuk sampai halus, supaya mudah larut di dalam air yang dingin.

    b. Bubur Burgundy (Burgundi Mixture)

    c. Bubur Cheshunt (Cheshunt Mixture)

    d. Eau Celeste (Sky Blue Water)

    Apabila kapur di dalam BB digantikan dengan Ammonia liquider maka

    akan diperoleh eau celeste. Eau celeste biasanya dicampur dengan sabun

    dan disemprotkan ke atas permukaan bagian tanaman. Misalnya untuk

    memberantas Phoma sabdariffae.

    e. Senyawa-senyawa Insoluble Coppers (Fixed Coppers)

    Senyawa ini berupa tepung yang sangat halus, sukar melarut di dalam air,

    tetapi memiliki daya laying yang tinggi. Sifat-sifat lainya yaitu mudah

    dibuat,reaksinya netral, dapat disimpan sampai sehari semalam,

    kemungkinan kerusakan pada tanaman kecil, tidak meninggalkan endapan,

    untuk menggunakan hanya memerlukan air yang sedikit saja, tidak merusak

    alat penyemprot dan dapat dipakai sabagai obat penyemprot, obat serbuk

    dan emulsi.dengan sifat-sifat tersebut maka penggunaan senyawa insoluble

    coppers dapat mendesak penggunaan BB.

    2. Golongan Belerang Anorganik

    a. Tepung belerang

    Tepung belerang ini dapat dibuat dari belerang Lumpur dan belerang cirrus.

    Karena kandungan S nya 65% berbanding 90% maka harga harga belerang

    Lumpur lebih murah daripada belerang cirrus. Di samping itu belerang

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    11/36

    11

    cirrus tidak bersifat higroskopis jadi akan segera dapat dipergunakan.

    b. Bubur California (Lime sulfur)

    Bubur California kita peroleh dengan jalan merebus belerang dan kapur

    hingga terbentuk cairan berwarna coklat karat. Bubur California ini

    disamping memiliki efek fungisida juga memiliki efek insektisida, hanya

    bubur ini merupakan obat keras yang dapat merusakkan alat serta

    berbahaya bagi manusai; di samping itu penggunaan bubur California

    jangan di waktu cuaca panas karena akan dapat membakar bagian tanaman

    yang disemprot. Bubur kalifornia ini akan dapat kita simpan asal di tempat

    yang rapat misalnya di dalam botol lalu di atasnya dituangkan minyak

    tanah untuk melapisi permukaaannya. Karena kalau terjadi reaksi dengan

    udara bubur ini akan menjadi rusak.beberapa jenis bubur calofornia yaitu

    bubur California homeboiled, bubur California yang masak sendiri (self

    boiled lime sulfure) dan bubur California yang kering (dry lime sulfure).

    c. Belerang Basah (wettable sulfure)

    Fungisida ini berbentuk pasta belerang atau tepung belerang yang terdiri

    dari unsur belerang murni, sehingga pengaruh kerusakan terhadap tanaman

    dapat lebih dikurangi lagi.

    4.

    HERBISIDA

    Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma

    atau tumbuhan penganggu yang tidak dikehendaki. Karena herbisida

    aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotoksik. Herbisida

    dibagi menjadi dua : selektive herbisida dan non selektive herbisida.

    Formulasi herbisida terdiri dari :

    Larutan air atau minyak

    Emulsi

    Serbuk basah.Tipe formulasi agar herbisida dapat terserap ke dalam

    tanaman bersama dengan penambahan bahan yang bekerja di permukaan

    dan di dalam tanah sehingga membentuk suspensi apabila dicampur dalam

    air.

    Herbisida granular. Material granular dapat disebar dengan tangan atau

    dengan penyebar mekanik. Hal ini punya keuntungan, penyemprotan dalam

    air tidak digunakan dalam penggunannya.

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    12/36

    12

    Debu. Insektisida dan fungisida dangat sering menyusun debu. Walaupun

    demikian beberapa herbisida diaplikasikan sebagai debu karena racunnya.

    Daftar Pustaka Dhingra, K.C. 1981.Handbook Of Pesticides. Small Industry

    Research Institute, Roop Nagar, Delhi.Ekha, I. 1998. Dilema Pestisida : Tragedi Revolusi

    Hijau. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

    Oka, I.N. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan

    Implementasinya. Gadjah Mada University Press,

    Yogyakarta.

    Matsumura, F. 1998. Toksilogy Of Insectisides. Plenum

    Press, New York.

    Ware, G. W. 1983. Pestisides : Theory and Application.

    W.H. Freeman and Company, San Fransisco.

    4. Perubahan-perubahan Spesies (Karakter Kimia)

    Air menjadi pahit

    Air sungai busuk

    Pengendapan lumpur di air laut

    Perubahan pH air

    Air menjadi keruh

    Kelarutan oksigen dalam air menurun Pengikatan nitrogen pada tumbuhan terganggu

    Terhambatnya pertumbuhan tumbuhan

    Daftar Pustaka Anonim.Pencemaran Air. www.repostory.binus.ac.id.

    Diakses 26 Februari pukul 04.00 WIB

    Jurnal Pencemaran Lingkungan Volume 2

    Pohan, Nurhasmawaty.2004.Pestisida dan Pencemarannya.

    Universitas Sumatera Utara (1-11)

    5. Perpindahan (Jejak di Sistem & Lingkungan air,udara, atau tanah)

    http://www.repostory.binus.ac.id/http://www.repostory.binus.ac.id/
  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    13/36

    13

    Persebaran di udara

    Pestisida dapat tersuspensi di udara sebagai partikulat yang terbawa oleh angin ke

    area selain target dan mengkontaminasinya. Pestisida yang diaplikasikan ke

    tanaman dapat menguapdan ditiup oleh angin sehingga membahayakan ekosistem

    di luar kawasan pertanian. Kondisi cuaca seperti temperatur dan kelembaban juga

    menjadi penentu kualitas pengaplikasian pestisida karena seperti halnya fluida

    yang mudah menguap, penguapan pestisida amat ditentukan oleh kondisi cuaca.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Penguapanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lahan_usaha_tanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Lahan_usaha_tanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Penguapan
  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    14/36

    14

    Kelembaban yang rendah dan temperatur yang tinggi mempermudah penguapan.

    Pestisida yang menguap ini dapat terhirup oleh manusia dan hewan di sekitar.

    Selain itu, tetesan pestisida yang tidak larut atau tidak dilarutkan oleh air dapat

    bergerak sebagai debu sehingga dapat mempengaruhi kondisi cuaca dan kualitas

    presipitasi.

    Penyemprotan pestisida dekat dengan tanah memiliki resiko persebaran lebih

    rendah dibandingkan penyemprotan dari udara. Petani dapat menggunakan zona

    penyangga di sekitar tanaman pertanian yang terdiri dari lahan yang kosong atau

    ditumbuhi tanaman non-pertanian seprti pohon yang berfungsi sebagai pemecah

    anginyang menyerap pestisida dan mencegah persebaran ke area lain.

    Persebaran di air

    Residu pestisidajuga telah ditemukan di air hujan dan air tanah. Dampak pestisida

    pada sistem perairan seringkali dipelajari menggunakan model transportasi

    hidrologi untuk mempelajari pergerakan dan akhir dari pergerakan zat kimia di

    aliran sungai. Pada awal tahun 1970an, analisis kuantitatif aliran pestisida

    dilakukan dengan tujuan untuk memprediksi jumlah pestisida yang akan mencapai

    permukaan air.

    Terdapat empat jalur utama bagi pestisida untuk mencapai perairan: terbang ke

    area di luar yang disemprotkan, melalui perkolasi menuju ke dalam tanah, dibawa

    oleh aliran air permukaan, atau ditumpahkan secara sengaja maupun tidak.

    Pestisida juga bergerak di perairan bersama dengan erosi tanah. Faktor yang

    mempengaruhi kemampuan pestisida dalam mengkontaminasi perairan mencakup

    tingkat kelarutan, jarak pengaplikasian pestisida dari badan air, cuaca, jenis tanah,keberadaan tanaman di sekitar, dan metode yang digunakan dalam

    mengaplikasikannya. Fraksi halus sedimenpenyusun dasar perairan juga berperan

    dalam persebaran pestisidaDDTdan turunannya.

    Persebaran di tanah

    Berbagai senyawa kimia yang digunakan sebagai pestisida merupakan bahan

    pencemar tanah yang persisten, yang dapat bertahan selama beberapa dekade.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Debuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cuacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Presipitasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pohonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemecah_angin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemecah_angin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Residu_pestisidahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Model_transportasi_hidrologi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Model_transportasi_hidrologi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Erosihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelarutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sedimenhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=DDT&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kontaminasi_tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kontaminasi_tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kontaminasi_tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kontaminasi_tanahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=DDT&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sedimenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelarutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Erosihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Model_transportasi_hidrologi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Model_transportasi_hidrologi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Residu_pestisidahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemecah_angin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemecah_angin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pohonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Presipitasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Cuacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Debu
  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    15/36

    15

    Penggunaan pestisida mengurangi keragaman hayatisecara umum di tanah. Tanah

    yang tidak disemprot pestisida diketahui memiliki kualitas yang lebih baik, dan

    mengandung kadar organik yang lebih tinggi sehingga meningkatkan kemampuan

    tanah dalam menahan air. Hal ini diketahui memiliki dampak positif terhadap hasil

    pertanian di musim kering. Telah diketahui bahwapertanian organikmenghasilkan

    20-40% lebih banyak dibandingkan pertanian konvensional ketika musim kering

    berlangsung. Kadar organik yang rendah juga meningkatkan kemungkinan

    pestisida meninggalkan lahan dan menuju perairan, karena bahan organik tanah

    mampu mengikat pestisida. Bahan organik tanah juga bisa mempercepat proses

    pelapukan bahan kimia pestisida.

    Tingkat degradasi dan pengikatan merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat

    persistensi pestisida di tanah. Tergantung pada sifat kimiawi pestisida, proses

    tersebut mengendalikan perpindahan pestisida dari tanah ke air secara langsung,

    yang lalu berpindah ke tempat lainnya termasuk udara dan bahan pangan.

    Pengikatan mempengaruhi bioakumulasi pestisida yang tingkat aktivitasnya

    bergantung pada kadar organik tanah. Asam organik yang lemah diketahui

    memiliki kemampuan pengikatan oleh tanah yang rendah karena tingkat keasaman

    dan strukturnya. Bahan kimia yang telah terikat oleh partikel tanah juga telah

    diketahui memiliki dampak yang rendah bagi mikrorganisme, dan bahan organik

    tanah mempercepat pengikatan tersebut. Mekanisme penyimpanan dan pelapukan

    pestisida di tanah masih belum diketahui banyak, namun lamanya waktu singgah

    (residence time) di tanah sebanding dengan peningkatan resistensi degradasi

    pestisida.

    Daftar Pustaka Anonim. Pencemaran Air. www.repostory.binus.ac.id.

    Diakses 26 Februari 2013 pukul 04.00 WIB

    Pohan, Nurhasmawaty.2004.Pestisida dan Pencemarannya.Universitas Sumatera Utara (1-11)

    http://www.thinglink.com/

    www.ecifm.rdg.ac.uk

    6. Efek Toksikologi

    No. Jenis Pestisida Gejala & Tanda Keterangan

    1 Insektisida

    http://id.wikipedia.org/wiki/Keragaman_hayatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_organikhttp://www.repostory.binus.ac.id/http://www.thinglink.com/http://www.ecifm.rdg.ac.uk/http://www.ecifm.rdg.ac.uk/http://www.thinglink.com/http://www.repostory.binus.ac.id/http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Keragaman_hayati
  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    16/36

    16

    Organoklorin Mual, muntah,

    gelisah, lemah,

    kejang otot, tidak

    sadar

    Tidak ada antidote

    untuk langsung

    mengatasi

    keracunan. Obat

    yang diberikan

    hanya mengurangi

    gejala.

    Organofosfat dan karbamat Lelah, sakit kepala,

    pusing, mual,

    kejang perut, diare,

    penglihatan kabur,

    air liur berlebih,

    denyut jantung

    lambat, buang air

    besar dan kecil

    tidak terkontrol

    Gejala keracunan

    karbamat cepat

    muncul namun

    cepat hilang jika

    dibandingkan

    dengan

    organofosfat.

    Piretroid Alergi, iritasi kulit

    dan asma

    Pada umumnya

    efek muncul 1-2

    jam setelah

    paparan dan hilang

    dalam 24 jam

    2 Herbisida

    Herbisida bipendil parakuat Pertumbuhan

    abnormal pada:

    paru, lensa dan

    kornea mata,

    mukosa hidung,

    kerusakan paru-

    paru, ginjal, hati

    dan otak

    Akumulasi selama

    24-27 jam

    menimbulkan

    kematian

    Dikuat Gangguan lensa

    mata, finding

    saluran usus,

    Lebih ringan dari

    parakuat

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    17/36

    17

    gelisah,

    mengurangi

    sensitivitas pada

    ransangan

    3 Fungisida

    Kreosot Iritasi kulit hingga

    dermatitis, iritas

    mata dan saluran

    pernafasan,

    kerusakan hati

    Oral

    Arsenik Mual, sakit kepala,

    diare, nyeri perut,

    pusing, kejang

    otot, mengigau,

    kejang-kejang

    Berdampak pada

    system saraf pusat,

    paru-paru, jantung

    dan hati.

    4 Rodentisida

    Kumarin Sakit kepala, sakit

    perut, demam,

    pendarahan pada

    hidung, kencing

    berdarah

    Indadion Kerusakan saraf,

    jantung dan sistem

    sirkulasi

    5. Fumigan

    Sulphur florida Depresi,

    sempoyongan,

    gagap, mual,

    muntah, nyeri

    lambung, gelisah,

    mati rasa,

    kelumpuhan

    pernafasan

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    18/36

    18

    Fosfin Rasa dingin, nyeri

    dada, diare,

    muntah, batuk,

    dada sesak, sukar

    bernafas, lemas,

    nyeri lambung,

    hilangnya

    koordinasi, kulit

    kebiruan, nyeri

    tungkai, perbesaran

    pupil, koma dan

    kematian

    Daftar Pustaka Anonim.Pencemaran Air. www.repostory.binus.ac.id.

    Diakses 26 Februari pukul 04.00 WIB

    Jurnal Pencemaran Lingkungan

    Manuaba, I.B. Putra. 2008. Cemaran Pestisida Fosfat-

    Organik di Air Danau Buyan Buleleng Bali. Jurnal

    Kimia Universitas Udayana(7-14)

    7. Identifikasi (Kualitatif)Uji warna terhadap asam nitrat-belerang

    Reagen : campuran 1 ml asam nitrat dengan 30 ml hidrogen sulfida

    Metode : Menambahkan 1 ml etanol dan sedikit NaOH pada sampel. Menguapkan

    pada suhu 100C dalam wadah. Menambahkan 0,5 ml air dan 1 ml karbon

    tetraklorida pada residu. Mengocok, memisahkan endapan karbon tetraklorida dan

    kocok dengan 1 ml reagen.

    Indikasi : Warna merah pada larutan asam menunjukkan adanya DDT atau DDE.

    Warna merah berubah menjadi orange, kemudian hijau. Warna merah juga dapat

    disebabkan adanya DDD, tetapi warna ini tidak berubah.

    Daftar

    Pustaka

    Besbelli, Nida. 1999.DDT.

    http://www.inchem.org/documents/pims/chemical/pims127.

    htm. Diakses 22 Februari 2014

    http://www.repostory.binus.ac.id/http://www.repostory.binus.ac.id/
  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    19/36

    19

    8. Identifikasi (Kuantitatif, termasuk prinsip dasarreaksi dan kerja instrumen/alat)

    Uji kuantitatif terhadap kadar residu pestisida pada buah tomat

    Prinsip kerja:Eksperimen dilakukan dengan berbagai cara seperti perebusan, pencucian

    menggunakan air suling dan detergen. Penentuan residu dilakukan dengan cara

    kromatografi gas dilengkapi detektor fotometri nyala, kolom OV-17 pada suhu

    220oC, laju alir gas pembawa nitrogen 35 mL/menit, suhu injektor dan detektor

    230oC. Pada kondisi tersebut akan diperoleh waktu retensi metidation rata-rata.

    Buah tomat yang telah diperlakukan tersebut, diekstraksi dengan etilasetat.

    Prosedur:

    1.Perlakuan tomat praekstraksi

    Sampel yang digunakan adalah tomat yang tidak disemprot pestisida, disemprot

    pestisida pada 2 hari seblumnya dan 6 hari sebelumnya. Tomat yang disemprot

    dicuci dengan air suling kemudian direbus selama 30 menit.

    2.Ekstraksi

    300 g tomat dari hasil perlakuan pra ekstraksi dicincang lalu ditimbang sebanyak

    25 g, ditambah 25 g natrium sulfat anhidrat dan 50 ml etilasetat, kemudian

    diekstraksi selama 10 menit dengan alat ekstraksi khusus. Ekstrak disaring dengan

    penyaring vakum, ampas diekstraksi kembali dengan 25 ml etilasetat selama 10

    menit, kemudian disaring kembali dengan penyaring vakum, filtrat kedua dicampur

    dengan filtrat pertama. Hasil kedua campuran kemudian dipekatkan pada suhu

    35oC hingga menghasilkan ekstrak pekat sebanyak 1-3 ml.

    3. Penentuan kondisi optimum sistem kromatografi gas

    Sistem KG dengan detektor fotometri nyala menggunakan filter fosfor kolom OV-

    17 suhu 220oC, fase gerak gas nitrogen dengan kecepa-tan aliran 35 mL/ menit,

    suhu detektor dan injektor 230oC, tekanan nitrogen, oksigen, hidrogen berturut-

    turut 20, 250, 75 kPa dan FPD amplifier1000.

    4.Penentuan kecermatan

    Kecermatan diukur dengan cara spike recovery sampel. Untuk penentuan

    kecermatan dibuat larutan baku metidation dengan konsentrasi 1 ; 2,5; 5 bpj dalam

    etilasetat. Kemudian 25 g sampel tomat yang telah dicincang halus di spike dengan

    larutan baku metidation tersebut, lalu diekstraksi sesuai dengan prosedur ekstraksi,

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    20/36

    20

    lalu disuntikkan pada kromatografi gas dan perolehan kembali dari sampel

    terhadap kadar larutan baku yang ditambahkan dapat dihitung menurut persamaan

    berikut ini :

    % PK = (Xr/Xa) 100 %

    dengan Xr adalah kadar yang diperoleh dari hasil pengukuran ekstrak sampel dan

    Xa adalah kadar sebenarnya larutan baku yang ditambahkan. Prasyarat metode ini

    me-miliki kecermatan yang baik apabila persen perolehan kembali berada pada

    rentang 80%-110%.

    5.Pembuatan kurva kalibrasi

    Pembuatan kurva kalibrasi dari larutan baku pembanding metidation dengan kadar

    0,1 ; 0,5 ; 1 ; 5 ; 10 bpj di dalam pelarut etilasetat, jumlah penyuntikan adalah 2 L

    kemudian dibuat kurva kalibrasi (persamaan garis antara area kromatogram

    terhadap kadar)

    6.Penentuan linearitas, batas deteksi, kuantisasi dan determinasi

    Linearitas dari metode diperoleh dengan menghitung koefisien korelasi (r) dari

    persamaan garis yang diperoleh dari pembuatan kurva kalibrasi dan harga r yang

    menunjukan linearitas metode yang masih dapat digunakan adalah r > 0,99.

    7.Penetapan kadar residu pestisida metidation

    1-2 L ekstrak disuntikkan pada KG, yang sebelumnya telah diatur pada kondisi

    optimum pengukuran kadar residu pestisida. Detektor yang digunakan fotometri

    nyala dengan filter fosfor, diatur pada penguatan 1000 x. Sebelum ekstrak sampel

    disuntikkan pada injektor KG, tekanan gas hidrogen pada generator harus stabil

    pada 1,5 bar, kolom harus dipanaskan pada suhu 220oC. Selanjutnya penentuan

    kuantitatif dilakukan dengan membandingkan area kromatogram antara larutan

    baku dan sampel dengan persamaan :

    R = (Au/Ab) [(Cb Vb)Vu] (Ve/Wu)

    Dengan R kadar residu pastisida (mg/kg), Au area kromatogram sampel, Ab area

    kromatogram standar/baku, Cb konsentrasi standar (bpj),Vb volume larutan

    standar yang disuntikan (L), Vu volume larutan sampel yang disuntikkan (L),

    Ve volume ekstrak sampel (mL) dan Wu berat sampel (g).

    8.Hasil penetapan kadar residu pestisida metidation dalam tomat

    Hasil pengujian dari ekstrak sampel tomat tersebut menunjukkan adanya

    pengurangan residu pestisida. Pengurangan atau degradasi residu pestisida dapat

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    21/36

    21

    disebabkan oleh beberapa faktor antara lain penguapan, perlakuan mekanis dan

    fisis, dan disebabkan oleh peristiwa kimia. Kandungan residu pestisida awal (tomat

    2 hari setelah penyemprotan) 0,86 mg/kg setelah dicuci dengan detergen pencuci

    sayuran menjadi 0,07 mg/kg (penurunan 92 %), dengan air suling menjadi 0,08

    mg/kg (penurunan 91 %), sedang dengan direbus menjadi 0,15 mg/kg (penurunan

    83 %).

    Daftar Pustaka Atmawidjaja, Sudana, dkk. 2004. Acta Pharmaceutica

    Indonesia, Vol. XXIX, No. 2:Pengaruh Perlakuan

    terhadap Kadar Residu Pestisida Metidation pada

    Tomat. http://acta.fa.itb.ac.id/pdf_dir/issue_29_2_2.pdf.

    Diakses 22 Februari 2014.

    9. Perundang-undangan yang Terkait dan Tuntutan yangdiberlakukan

    UU No. 4 Tahun 1982, menjelaskan bahwa Pencemaran adalah masuknya

    atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam

    lingkungan dan atau merubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

    atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu

    yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi

    sesuai dengan peruntukannya.

    Peraturan pemerintah RI No. 7 Tahun 1973, yang dimaksud dengan Pestisida

    ialah Semua zat kimia dan bahan-bahan lain serta jasad-jasad renik dan virus

    yang digunakan untuk:

    - Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman,

    bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian.

    - Memberantas rerumputan

    - Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tak diinginkan.

    - Mencegah hama-hama air.

    - Membrantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit

    pada manusia

    Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, yang

    dimaksud dengan Pestisida adalah zat pengatur dan Pedoman Pembinaan

    Penggunaan Pestisida TA.2011 perangsang tumbuh, bahan lain, serta

    organisme renik, atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan

    tanaman

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    22/36

    22

    Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman,

    diamanatkan bahwa penggunaan Pestisida dalam rangka pengendalian

    Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah merupakan alternatif

    terakhir, dan dampak negatif yang timbul harus ditekan seminimal mungkin

    serta dilakukan secara tepat guna.

    Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 ditegaskan bahwa : Pestisida yang akan

    diedarkan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia wajib terdaftar,

    memenuhi standar mutu, terjamin efektivitasnya, aman bagi manusia dan

    lingkungan hidup serta diberi label.

    Permentan No. 45/Permentan/SR.140/10/2009 diamanatkan bahwa: Pestisida

    yang terdaftar/diijinkan adalah Pestisida yang telah memenuhi persyaratan

    administrasi dan kriteria teknis yang ditetapkan Menteri Pertanian.

    Peraturan Menteri Pertanian pasal 7 No. 45/Permentan/SR.140/10/2009 tentang

    Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pestisida, diatur bahwa :

    - Setiap orang yang menggunakan Pestisida terbatas wajib memiliki

    Sertifikasi Penggunaan Pestisida Terbatas.

    - Sertifikat Penggunaan Pestisida Terbatasdiberikan kepada orang yang telah

    Lulus Pelatihan yang diselenggarakan oleh Ketua Komisi Pengawasan

    Pestisida Provinsi/ Kabupaten/ Kota atau Pejabat yang ditunjuk.

    - Sertifikat berlaku selama 5 (lima) tahundan dapat diperpanjang.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2009 tentang pengesahan

    Stockholm Convention on Persistent Organic Pollutants (Konvensi Stockholm

    Tentang Bahan Pencemar Organik yang Persisten) menjelaskan:

    a. bahwa pada tanggal 23 Mei 2001 Pemerintah Indonesia ikut serta

    menandatangani Stockholm Convention on Persistent Organic Pollutants

    (Konvensi Stockholm tentang Bahan Pencemar Organik yang Persisten),

    yang bertujuan melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup dari

    bahan pencemar organik yang persisten;

    b. bahwa berdasarkan Konvensi Stockholm, telah teridentifikasi 12 bahan yang

    dikategorikan sebagai bahan pencemar organik yang persisten yang sangat

    berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup, salah satunya

    adalah DDT.

    Peraturan produksi dan penggunaan DDT secara garis besar adalah sebagai

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    23/36

    23

    berikut:

    - Produksi dan penggunaan DDT wajib dihentikan kecuali bagi Para Pihak

    yang telah memberitahu Sekretariat maksudnya memproduksi dan/atau

    menggunakan bahan tersebut. Suatu Daftar DDT dengan ini ditetapkan dan

    wajib tersedia bagi publik. Sekretariat wajib memelihara Daftar DDT

    tersebut.

    - Setiap Pihak yang memproduksi dan/atau menggunakan DDT wajib

    membatasi produksi dan/atau penggunaannya untuk pengendalian terhadap

    vektor pembawa penyakit sesuai rekomendasi dan pedoman dari Organisasi

    Kesehatan Dunia mengenai penggunaan DDT dan dalam hal alternatif yang

    aman, efektif dan terjangkau di daerah setempat tidak tersedia bagi Pihak

    bersangkutan.

    - Dalam hal bahwa suatu Pihak yang tidak tercantum dalam Daftar DDT

    menentukan bahwa Pihak tersebut memerlukan DDT untuk mengendalikan

    vektor pembawa penyakit, Pihak tersebut wajib memberitahukan kepada

    Sekretariat sesegera mungkin agar namanya ditambahkan segera ke dalam

    daftar DDT. Pihak tersebut wajib pada saat yang bersamaan

    memberitahukan Organisasi Kesehatan Dunia.

    Daftar

    Pustaka

    Anonim. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2009.

    http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/uu/2009/19-09.pdf. Diakses

    21 Februari 2014

    Kementrian Pertanian. 2011.Pedoman Pembinaan Penggunaan

    Pestisida.http://ppvt.setjen.pertanian.go.id/ppvtpp/downlot.php?fil

    e=Pembinaan_Penggunaan_Pestisida.pdf. Diakses 22 Februari

    2014

    Pohan, Nurhasmawaty. 2004.Pestisida Dan Pencemarannya.

    http://journal-id.org/index.php/agrotropika/article/viewFile/1/1.

    Diakses 21 Februari 2014

    10. Ide-ide Penanganan (preventif dan kuratif)Preventif:

    Mencegah atau mengurangi serangga hama dengan cara:

    - pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam,

    - memilih varietas yang tahan lama,

    - memanfaatkan musuh-musuh alami serangga,

    - penggunaan hormon serangga,

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    24/36

    24

    - pemanfaatan daya tarik seks pada serangga

    - sterilisasi

    - jangan terjadi salah berantas. Misalnya herbisida jangan digunakan untuk

    membasmi serangga.- ikuti aturan pakai dan dosis yang dianjurkan

    - jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida,

    - Jangan telat memberantas hama. Dengan semakin meluasnya hama akan

    membutuhkan penggunaan pestisida dalam jumlah besar

    - jangan salah pakai pestisida. Selain satu jenis pestisida biasanya hanya

    digunakan untuk suatu jenis hama tertentu

    - pahamilah dengan baik cara pemakaian pestisida. Jangan sampai tercecer di

    sekitar tanaman,

    - jika pestisida yang akan digunakan harus dibuat larutan terlebih dahulu,

    jangan sampai tercecer ke tempat lain.

    Pelatihan petani

    - Upaya pencegahan dengan kajian

    - Penggunaan pestisida harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang

    diberkalukan oleh pemerintah.

    - Pelaksanaan peraturan harus diawasi dan diatur oleh otoritas pestisida

    nasional

    - Semua tingkatan penggunaan pestisida, mulai dari pembelian, aplikasi di

    lapangan, penyimpanan dan penjualan, harus di dokumentasikan

    - Petani sebagai operator harus mempunyai pengetahuan praktis dan keahlian

    tentang penggunaan pestisida secara benar

    - Petani harus mengikuti instruksi dan rekomendasi dari label yang tertera

    - Pestisida harus di gunakan berdasarkan pada prinsip-prinsip pengendalian

    hama terpadu (PHT), mempertimbangkan dampak pada lingkungan dan

    organisme yang menguntungkan lainya.

    - Tidak boleh menjalani pemaparan lebih dari 5 jam sehari dan 30 jam dalam

    seminggu.

    - Memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang berupa pakaian kerja, sepatu

    laras tinggi, sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan

    pelindung pernapasan.

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    25/36

    25

    - Menjaga kebersihan badan, pakaian kerja, APD, alat perlengkapan kerja,

    tempat kerja serta menghindari tumpahan dan percikan pestisida.

    - Dalam penyemprotan tidak boleh menggunakan pestisida dalam bentuk

    debu.

    - Pekerja tidak boleh dalam keadaan mabuk pada saat bekerja atau yang

    mempunyai kekurangan-kekurangan lain, baik fisik maupun mental yang

    mungkin dapat membahayakan.

    - Pekerja yang luka atau mempunyai penyakit kulit pada anggota badan yang

    kemungkinan dapat terkena oleh pestisida, kecuali bila dapat dilakukan

    tindakan perlindungan.

    - Pekerja bukan wanita hamil atau sedang menyusui.

    Penyimpanan racun-racun hama:

    - Racun-racun harus disimpan dalam wadah-wadah yang diberi tanda,

    sebaiknya tertutup dan dalam lemari tersendiri yang terkunci.

    - Campuran racun dengan tepung atau makanan tidak boleh disimpan dekat

    makanan. Campuran yang rasanya manis biasanya paling berbahaya.

    Tanda-tanda harus jelas biar untuk mereka yang buta huruf sekalipun tabu.

    - Tempat-tempat bekas menyimpan yang telah tidak dipakai lagi harus

    dibakar, agar racun-racun sisa musnah sama sekali.

    - Pestisida disimpan dalam kemasan aslinya, jangan dipindahkan ke wadah

    lain terutama wadah yang biasa digunakan untuk menyimpan makanan atau

    minuman.

    - Dalam jumlah besar, pestisida dapat disimpan dalam gudang dengan

    ketentuan sebagai berikut :

    a. Lokasi gudang harus terpisah dari aktivitas umum dan tidak terkena

    banjir dan lantai gedung harus miring.

    b. Dinding dan lantai gudang kuat dan mudah dibersihkan.

    c. Pintu dapat ditutup rapat dan diberi peringatan atau dengan tulisan atau

    gambar.

    d. Mempunyai ventilasi, penerangan yang cukup, dan suhu memenuhi

    ketentuan yang berlaku.

    e. Selalu dikunci apabila tidak ada kegiatan.

    f. Tidak boleh disimpan bersama-sama bahan lain.

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    26/36

    26

    g. Pemasangan instalasi listrik dan penggunaan peralatan listrik harus

    memenuhi persyaratan yang berlaku.

    h. Di luar ruangan penyimpanan ditulis papan peringatan.

    Cara penyimpanan pestisida harus memenuhi syarat yang berlaku terhadap

    kemungkinan bahaya peledakan.

    Pembuangan limbah pestisida

    - Sampah pestisida sebelum dibuang harus dirusak terlebih dahulu sehingga

    tidak dapat digunakan lagi.

    - Drum dan kaleng yang terbuat dari logam setelah dirusak (dilubangi dengan

    cara menusuk) dihancurkan serta selanjutnya di kubur. Jangan melakukan

    pemusnahan pada kaleng-kaleng bekas aerosol.

    - Wadah yang terbuat dari plastik dirusak ( punctured) dan selanjutnya di

    kubur di tempat yang aman.

    - Wadah berupa gelas dipecah dan dikubur di tempat yang aman

    - Wadah berupa kertas atau karton dibakar

    - Pembakaran wadah pestisida harus dilakukan di suatu tempat yang letaknya

    jauh rumah untuk mencegah terhirupnya asap yang ditimbulkan panas

    pembakaran tersebut

    - Pembuangan sampah atau limbah pestisida sebaiknya harus ditempat

    khusus, bukan di tempat pembuangan sampah atau limbah umum.

    - Lokasi tempat pembuangan dan pemusnahan sampah atau limbah pestisida

    harus terletak pada jarak yang aman dari daerah pemukiman dan badan air.

    - Untuk melakukan pemusnahan pestisida, pilihlah tempat yang permukaan

    air tanah pada musim hujan tidak lebih tinggi dari 3,25 meter di bawah

    permukaan tanah.

    - Tempat penguburan pestisida letaknya harus jauh dari sumber air, sumur,

    kolam ikan dan saluran air minum (100 meter atau lebih).

    - Jarak antara 2 (dua) lubang tidak boleh kurang dari 10 (sepuluh) meter.

    Pemakaian alat-alat pelindung

    - Pakailah masker dan adakanlah ventilasi keluar setempat selama melakukan

    pencampuran kering bahan-bahan.

    - Pakailah pakaian pelindung, kaca mata dan sarung tangan terbuat dari

    neopren, jika kerjaan dimaksudkan untuk mencampur bahan tersebut

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    27/36

    27

    dengan minyak atau pelarut-pelarut organis.Pakaian pelindung harus dibuka

    dan kulit dicuci sempurna sebelum makan.

    - Pakailah pelindung pernafasan, kaca mata, baju pelindung, dan sarung

    tangan selama menyiapkan dan enggunakan semprotan, kabut atau aerasol,

    jika kulit atau paru-paru mungkin kontak dengan bahan tersebut. Alat-alat

    pelindung harus terbuat dari karet atau bahan tahan minyak.

    Selalu menyemprot ke arah yang tidak memungkinkan angin membawa bahan,

    sehingga terhirup atau mengenai kulit dari tenaga kerja yang bersangkutan.

    Hindarkan waktu kerja lebih dari 8 jam sehari bekerja di tempat tertutup dengan

    memakai penguap termisi jauhkan alat tersebut dari rumah penduduk dan

    tempat pengolahan bahan makanan.

    Janganlah disemprot tempat-tempat yang sebagian tubuh manusia akan

    bersentuhan dengannya pestisida, manusia dihadapkan pada suatu dilema.

    Membuat kebijakan global pembatasan penggunaan pestisida sintetik yang

    mengarah pada pemasyarakatan teknologi bersih (clean technology) yaitu

    pembatasan penggunaan pestisida sintetik untuk penanganan produk-produk

    pertanian terutama komoditi andalan untuk eksport

    Kuratif:

    Peneliti mengatakan bahwa keberadaan DDT cukup stabil dan tidak sepenuhnya

    dapat dihilangkan dari lingkungan. Metode menghilangkan DDT dilakukan

    dengan menggunakan CO2. Pada suhu dan tekanan yang sangat rendah, CO2

    bekerja sangat baik sebagai pelarut DDT, dan dapat digunakan untuk

    membersihkan DDT dari bahan-bahan yang tercemar.

    Panduan pertolongan pertama pada kasus keracunan pestisida:

    - Apabila gejala keracunan mulai timbul betapapun ringannya gejala tersebut,

    segeralah berhenti dan bekerja dan pergilah ke dokter atau klinik terdekat

    untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Hal tersebut harus segera

    dilakukan karena sewaktu-waktu keadaan dapat berkembang menjadi gawat.

    Supaya tindakan pertolongan selanjutnya dapat dilakukan dengan cepat dean

    tepat, dokter harus diberitahu nama pestisida yang menyebabkan keracunan.

    Untuk ini sebaiknya bawalah label pestisida tersebut untuk ditunjukkan

    kepada dokter.

    - Dalam hal kulit ataau rambut dan pakaian terkena pestisida, cucilah segera

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    28/36

    28

    kulit dan rambut yang terkena dengan sabun dan air yang banyak lepaskan

    pakian untuk diganti dengan yang bersih.

    - Apabila pestisida mengenai mata, cucilah mata segera dengan air bersih yang

    banyak selama 15 menit atau lebih terus-menerus. Kemudian ditutup dengan

    kapas steril yang dilengketkan dengan kain pembalut.

    - Apabila debu, uap, das atau butir-butir semprotan terhisap melalui

    pernafasan, bawalah penderita ke tempat terbuka yang berudara segar,

    longgarkan pakaiannya yang ketat dan baringkan dengan dagunya agak

    terangkat ke atas supaaya dapat bernafas dengan bebas. Jaga supaya

    penderita dalam keadaan tenang dan tidak kedinginan (apabila perlu

    selimutilah penderita tetapi jangan sampai terlalu kepanasan). Sementara

    menunggu pertolongan dokter, awasilah terus keadaan penderita.

    - Apabila pestisida tertelan dan penderita dalam keadaan sadar, usahakan

    supaya penderita muntah dengan cara mencongkel bagian belakang

    tenggorokan dengan jari tangan atau alat lain yang bersih dan memberi

    minuman larutan garam sebanyak satu sendok makan dalam segelas air

    hangat. Ulangi proses pemuntahan sampai yang dimuntahkan berupa cairan

    yang jernih. Pada waktu penderita mulai muntah, usahakan mukanya

    menghadap kebawah dan kepalanya agak direndahkan supaya muntahan

    tidak masuk dalam paru-paru. Selanjutnya harus dijaga jangan sampai

    muntahan menghalangi pernafasan. Usaha permuntahan tidak dapat

    dilakukan apabila penderita dalam keadaan kejang atau tidak sadar, penderita

    telah menelan bahan yang mengandung minyak bumi dan penderita telah

    menelan bahan alkalis atau asam kuat yang korosif (secara kimiawi merusak

    jaringan hidup) dengan gejala rasa terbqakar atau nyeri sekali pada mulut dan

    kerongkongan.

    - Apabila bahan korosif tertelan pada penderita dalam keadaan sadar, beerilah

    penderita minum susu atau putih telur dalam air, atau air saja dimana kondisi

    susu dan putih telur tidak tersedia. Susu dan minyak tidak boleh diberikan

    kepada penderita keracunan pestisida hirokarbon berklor.

    - Apabila penderita tidak sadar, usahakan supaya saluran pernafasan tidak

    tersumbat. Bersihkan hidung dari lendir atau muntahan dan bersihnya mulut

    dari air liur, lendir, sisa makanan dan sebagainya. Jangan memberikan

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    29/36

    29

    sesuatu melalui mulut kepada penderita yang tidak sadar.

    - Apabila pernafasan penderita berhenti, usahakaanlah pernafasan buatan.

    Bersihkan lebih dahulu mulut dari aair liur, lendir, sisa makanan dan

    sebagainya.

    - Apabila penderita kejang, usahakanlah kekejangan tersebut tidak

    menyebabkan cidera. Longgarkan pakaian disekitar leher, taruh bantal di

    bawah kepala dan berilah ganjal antara gigi untuk mencegah supaya bibir

    atau lidah tidak tergigit.

    - Penanggulangan keracunan setelah dilakukan pertolonagn pertama

    selanjutnya diambil tindakan sebagai berikut a)untuk golongan pestisida

    klor organik, dilakukan tindakan mencuci lambung dengan memberikan

    garam isotoris larutan natrium bikarbonat 5%. Untuk mengurangi absorsi

    dapat diberikan 30 gram norit yang disuspensikan dalm air, b) untuk

    golongan fosfat organik, diberikan antidote atropin sulfat intravena atau

    intra muskuler, bila mungkin dilakukan penyuntikan intra vena. Dosis

    dewasa dan anak-anak lebih dari 12 tahun 0,4 2,0 mg dan untuk anak-

    anak 0,05 mg/kg berat badan. Dosis diulangi tiap 15 30 menit sampi

    kelihata gejala atropinasi/gejala keracunan ringan dari atropin seperti muka

    merah, frekuensi detak jantung meningkat (140/menit) dan pupil melebar.

    Pralidoxim diberikan setelah atropin, bila diberikan sebelum 36 jam setelah

    keracunan akan dapt menanggulangi efek dari pestisida fosfat organik ini.

    Dosis dewasa I gr/kg berat badan dan anaak-anak 20 50 gr/kg berat badan

    dengan kecepatan tidak lebih dari setengah dosis total tiap menit. Ulangi

    setelah sau jam bila kelemahan/ kelumpuhan oto belum tertanggulangi, c)

    untuk golongan karmabat, penanggulangannya sama dengan golonagn

    senyawa dipiridil tindakannya adalah untuk mengurangi absorsi dari

    saluran pencernaan, diberikan absorben Fuller`s Earth 30% suspensi dalam

    air, e) untuk golongan antikoagulan dilakukan pemberian antidote

    fitonadion, yakni dosis dewasa dan anak-anak lebih dari 12 tahun 25 mg

    intra muskuler dan anak-anak di bawah 12 tahun 0,6 mg/kg berat badan, f)

    untuk golongan arsen dilakukan pemberian antidote Dimerkaprol (B.A.L),

    Dimerkaptopropanol.

    - Untuk penanggulangan selanjutnya, dilakukan pendataan mencakup tempat

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    30/36

    30

    kejadian, tanggal, nama korban, umur, jenis kelamin, keracunan melalui

    apa (mulut, pernafasan, kulit), sampel pestisida, muntahan atau sisa

    makanan (dalam penderita tidak diketahui), dapat disebutkan pestisida-

    pestisida apa yang biasa digunakan di tempat tersebut, dan jenis-jenis

    pertolongan yang telah diberikan kepada penderita.

    Daftar

    Pustak

    a

    Adriyani, Retno. 2006. Usaha Pengendalian Pencemaran Lingkungan

    Akibat Penggunaan Pestisida Pertanian.

    http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/JKL/article/download/739/7

    39. Diakses 21 Februari 2014

    Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 1984.Pestisida Untuk

    Pertanian dan Kehutanan. Jakarta: Direktoret Jenderal Pertanian

    Tanaman Pangan

    Lestari, Yuniar. 2011.Pencemaran Lingkungan Oleh Pestisida.

    http://repository.unand.ac.id/18455/1/Pencemaran%20Pestisida%20ok.pptx. Diakses 21 Februari 2014

    Pohan, Nurhasmawaty. 2004.Pestisida Dan Pencemarannya.

    http://journal-id.org/index.php/agrotropika/article/viewFile/1/1.

    Diakses 21 Februari 2014

    Sofia, Diana. 2001.Pengaruh Pestisida Dalam Lingkungan Pertanian.

    http://library.usu.ac.id/download/fp/fp-diana.pdf. Diakses 21

    Februari 2014

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    31/36

    31

    JAWABAN PERTANYAAN

    KA Ririn Setyani : Bagaimana cara penanganan untuk petani yang tidak tahu

    mengenai bahaya pestisida? Lalu bagaimana cara mengatasi

    jika polutan pestisida sudah mencemari perairan?

    Jawaban : Diadakan penyuluhan tentang bahaya pestisida ke tempat-

    tempat yang mayoritas penduduknya di wilayah pertanian dan pelatihan petani

    tentang peraturan penggunaan pestisida yang diberkalukan oleh pemerintah. Cara

    untuk mengatasi pencemaran pestisida di perairan yaitu dengan memanfaatkan

    tanaman yang mampu mengadsorpsi polutan yang ada di air, contohnya enceng

    gondok. Peneliti mengatakan bahwa keberadaan DDT cukup stabil dan tidak

    sepenuhnya dapat dihilangkan dari lingkungan. Sehingga cara mengatasi polutan

    pestisida yang sudah mencemari perairan lebih cenderung pada penanganan preventif.

    Suatu bahan yang tercemar pestisida diatasi dengan cara menghilangkan DDT

    menggunakan CO2. Pada suhu dan tekanan yang sangat rendah, CO2bekerja sangat

    baik sebagai pelarut DDT, dan dapat digunakan untuk membersihkan DDT dari

    bahan-bahan yang tercemar.

    KA Fitri Wulan Sari : Apa yang dimaksud dengan Volume Ultra Rendah?

    Jawaban :

    Volume ultra rendah (Ultra low volume, ULV) merupakan formulasi khusus untuk

    penyemprotan dengan volume sangat rendah, yaitu volume semprot antara 1-5 l/ha.

    ULV merupakan formulasi siap guna yang tidak harus dicampur lagi. Formulasi ULV

    umumnya berbasis minyak karena dengan volume ultra rendah butiran semprot harus

    sangat halus sebab butiran berbasis air yang sangat halus akan mudah menguap

    (kering).

    Berbentuk cairan pekat yang dapat langsung disemprotkan tanpa dilarutkan lagi.

    Biasanya disemprotkan dengan pesawat terbang dengan penyemprot khusus yang

    disebut Micron Ultra Sprayer. Contoh: Diazinon 90 ULV.

    KA Keshinanta : Bagaimana efek dan penanganan dengan pestisida untuk

    memberantas nyamuk jika terhirup oleh manusia?

    Jawaban : Efeknya yaitu dapat mengganggu pernapasan. Oleh karena

    itu dalam penggunaan pembasmi nyamuk harus melihat jika telah menggunakan,

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    32/36

    32

    segera menghindar dari tempat yang telah disemprotkan pembasmi nyamuk tadi. Agar

    pestisida pada pembasmi nyamuk tidak terhirup. Efek yang bisa dirasakan langsung

    akibat obat antinyamuk akan berbeda-beda. Tetapi umumnya, akan merasa sesak

    napas, alergi dalam bentuk gangguan di kulit, kulit teriritasi, batuk-batuk, pusing,

    mual, muntah, bahkan pingsan. Lebih jauh, mungkin saja perkembangan otak anak

    akan terhambat. Untuk jangka panjang, kontak dengan obat antinyamuk setiap hari

    dan kontinyu dapat menyebabkan kanker paru-paru dan kanker kulit (dari jenis

    losion) pada 5-10 tahun ke depan. Jangka pendeknya bisa mengiritasi kulit, kulit

    terasa panas dan perih.

    Cara menghindari efek buruk obat antinyamuk:

    - Penggunaan obat nyamuk bakar sebaiknya dihindari. Jikapun terpaksa, gunakan di

    tempat yang berventilasi lebar atau ruang terbuka.

    - Untuk obat antinyamuk semprot, penggunaannya minimal 2 jam sebelum seseorang

    masuk ke ruangan. Ruangan ini pun harus berventilasi yang baik. Selain itu, si

    penyemprot harus menggunakan masker antipolusi. Idealnya, semua barang di

    ruangan yang disemprot setelahnya dilap dengan kain basah. Sedangkan bahan yang

    terbuat dari kain atau sejenisnya yang menyerap zat kimia agar diganti. Bisa juga

    dengan menutup semua benda yang ada di ruangan tersebut sebelum disemprot.

    - Untuk obat antinyamuk listrik, 2 jam sebelum penghuni ruangan masuk harus sudah

    dinonaktifkan.

    - Obat antinyamuk OLES yang menggunakan bahan kimia sintetik dan bahan aktif

    DEET sebaiknya tidak digunakan oleh anak, ibu hamil, dan ibu menyusui karena

    kandungannya yang bersifat korosif dapat diserap kulit. Anak balita yang berkulit

    sensitif dapat mengalami alergi. Atau anak mungkin keracunan karena ia

    memasukkan jari yang diolesi losion antinyamuk itu ke mulutnya.

    - Bagi orang dewasa, jika ingin menggunakan losion pengusir nyamuk, maka

    gunakanlah sesedikit mungkin. Jika kulit terasa panas, perih, merah, gatal, atau tidak

    nyaman segera hentikan, basuh dengan air bersih, dan jangan gunakan lagi.

    - Jangan menggunakan obat antinyamuk setiap hari karena peluangnya makin besar

    bagi bahan insektisida untuk masuk ke dalam tubuh. Kalau sudah masuk, sulit sekali

    dikeluarkan, dan tentunya akan menjadi racun bagi tubuh.

    - Menggunakan tanaman antinyamuk alternatif yang yaitu kemangi, serai, kayu

    putih dan lavender.

    Penanganan pertama jika obat antinyamuk terhirup oleh manusia:

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    33/36

    33

    -Uap, gas atau butir-butir semprotan terhisap melalui pernafasan, bawalah penderita

    ke tempat terbuka yang berudara segar, longgarkan pakaiannya yang ketat dan

    baringkan dengan dagunya agak terangkat ke atas supaya dapat bernafas dengan

    bebas

    -Apabila penderita tidak sadar, usahakan supaya saluran pernafasan tidak tersumbat.

    Bersihkan hidung dari lendir atau muntahan dan bersihnya mulut dari air liur, lendir,

    sisa makanan dan sebagainya. Jangan memberikan sesuatu melalui mulut kepada

    penderita yang tidak sadar.

    -Apabila pernafasan penderita berhenti, usahakaanlah pernafasan buatan. Bersihkan

    lebih dahulu mulut dari aair liur, lendir, sisa makanan dan sebagainya.

    -Apabila penderita kejang, usahakanlah kekejangan tersebut tidak menyebabkan

    cidera. Longgarkan pakaian disekitar leher, taruh bantal di bawah kepala dan berilah

    ganjal antara gigi untuk mencegah supaya bibir atau lidah tidak tergigit.

    Penanggulangan keracunan setelah dilakukan pertolonagn pertama selanjutnya

    diambil tindakan sebagai berikut: a)untuk golongan pestisida klor organik, dilakukan

    tindakan mencuci lambung dengan memberikan garam isotoris larutan natrium

    bikarbonat 5%. Untuk mengurangi absorsi dapat diberikan 30 gram norit yang

    disuspensikan dalm air, b) untuk golongan fosfat organik, diberikan antidote atropin

    sulfat intravena atau intra muskuler, bila mungkin dilakukan penyuntikan intra vena.

    Dosis dewasa dan anak-anak lebih dari 12 tahun 0,4 2,0 mg dan untuk anak-anak

    0,05 mg/kg berat badan. Dosis diulangi tiap 15 30 menit sampi kelihata gejala

    atropinasi/gejala keracunan ringan dari atropin seperti muka merah, frekuensi detak

    jantung meningkat (140/menit) dan pupil melebar. Pralidoxim diberikan setelah

    atropin, bila diberikan sebelum 36 jam setelah keracunan akan dapt menanggulangi

    efek dari pestisida fosfat organik ini. Dosis dewasa I gr/kg berat badan dan anaak-

    anak 20 50 gr/kg berat badan dengan kecepatan tidak lebih dari setengah dosis total

    tiap menit. Ulangi setelah sau jam bila kelemahan/ kelumpuhan oto belum

    tertanggulangi, c) untuk golongan karmabat, penanggulangannya sama dengan

    golonagn senyawa dipiridil tindakannya adalah untuk mengurangi absorsi dari saluran

    pencernaan, diberikan absorben Fuller`s Earth 30% suspensi dalam air, e) untuk

    golongan antikoagulan dilakukan pemberian antidote fitonadion, yakni dosis dewasa

    dan anak-anak lebih dari 12 tahun 25 mg intra muskuler dan anak-anak di bawah 12

    tahun 0,6 mg/kg berat badan, f) untuk golongan arsen dilakukan pemberian antidote

    Dimerkaprol (B.A.L), Dimerkaptopropanol.

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    34/36

    34

    KB Luy : Apa yang dimaksud dari DDT, DDE, dan DDD? Diantara

    DDT, DDE, dan DDD mana pestisida yang paling

    berbahaya?

    Jawaban :

    DDT (dichlorodiphenyltrichloroethane) adalah pestisida yang banyak digunakan

    untuk mengendalikan serangga pertanian dan serangga yang membawa penyakit

    seperti malaria. DDT berwarna putih, kristal padat tanpa bau atau rasa.

    Penggunaannya di Amerika Serikat dilarang pada tahun 1972 karena berdampak

    buruk pada satwa liar, tetapi masih digunakan di beberapa negara.

    DDE (dichlorodiphenyldichloroethylene) dan DDD (dichlorodiphenyldichloroethane)

    adalah bahan kimia yang mirip dengan DDT yang umumnya mencemari sediaan

    DDT. DDE tidak memiliki kegunaan komersial. DDD juga digunakan untuk

    membunuh hama, namun penggunaannya juga telah dilarang. Salah satu bentuk DDD

    telah digunakan secara medis untuk mengobati kanker kelenjar adrenal.

    Diantara DDT, DDE, dan DDD pestisida yang paling berbahaya adalah DDT karena

    dalam DDT itu sendiri juga terkandung DDE dan DDD. Selain itu DDT juga paling

    berbahaya karena mengadung lebih banyak Cl dibanding DDE dan DDD.

    Dua sifat buruk yang menyebabkan DDT sangat berbahaya terhadap lingkungan

    hidup adalah:

    1. Sifat apolar DDT: ia tak larut dalam air tapi sangat larut dalam lemak.

    Makin larut suatu insektisida dalam lemak (semakin lipofilik) semakin tinggi

    sifat apolarnya. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab DDT sangat

    mudah menembus kulit

    2. Sifat DDT yang sangat stabil dan persisten. Ia sukar terurai sehingga

    cenderung bertahan dalam lingkungan hidup, masuk rantai makanan

    (foodchain)melalui bahan lemak jaringan mahluk hidup. Itu sebabnya DDT

    bersifat bioakumulatif dan biomagnifikatif.

    KA Lailatul : Apa jenis pestisida yang paling berbahaya dan paling aman?

    Jelaskan!

    Jawaban : Jenis pestisida yang paling beracun adalah yang mirip

    dengan gas syaraf, yaitu jenis Organofosfat dan Metilcarbamat. Pestisida jenis ini

    sangat berbahaya karena mereka menyerang acetilcholinesterase, suatu bahan yang

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    35/36

    35

    diperlukan oleh system syaraf kita agar dapat berfungsi dengan normal. Pestisida jenis

    ini menurunkan kadar acetilcholinesterasedan hal inilah yang memunculkan gejala-

    gejala keracunan. Pestisida gas syaraf menyebabkan kematian yang paling banyak di

    seluruh dunia dibanding pestisida jenis lain

    Pestisida yang paling aman adalah pestisida yang ramah lingkungan. Studi terbaru

    yang dimuat di American Societys 28th

    National Meeting, para peneliti dari Kanada

    melaporkan suatu subyek penelitian baru yang sangat menarik dibidang essential oil

    pestisida atau yang disebut sebagai aroma pembunuh. Zat ini mewakili kelas baru

    dalam insektisida alami yang memperlihatkan sifat ramah lingkungan dan dapat

    dipergunakan sebagai pengganti insektisida konvensional dimana dapat mengurangi

    resiko keracunan terhadap manusia dan hewan, kata para peneliti. Antinyamuk

    alternatif yang yaitu kemangi, serai, kayu putih dan lavender. Insektisida alami

    lainnya adalah rosemary, thyme, bawang putih, dan mint Diantara manfaat tersebut,

    terdapat kekurangan dari pestisida ini yaitu essential oil cenderung lebih cepat

    menguap dan terdegradasi secara cepat dengan adanya sinar matahari, sehingga para

    petani cenderung untuk mengaplikasikan pestisida ini beberapa kali dibandingkan

    dengan pestisida konvensional. Beberapa pestisida alami ini bertahan beberapa jam,

    dibandingkan pestisida konvensional yang bisa bertahan beberapa hari sampai satu

    bulan, kerugian yang lain diperlukan konsentrasi yang jauh lebih tinggi untuk dapat

    berfungsi secara efektif. Para peneliti sekarang bekerja untuk meneliti agar pestisida

    alami ini dapat bertahan lebih lama dan lebih bersifat potensial.

  • 8/10/2019 Kartu Identitas Kontaminan Pestisida

    36/36

    36

    KA Minhatun Nafisah : Pada uji kualitatif, bagaimana rekasi yang terjadi?

    Jawaban : Tidak ditemukan reaksi yang berlangsung pada uji kualitatif

    mengingat struktur dari pestisida itu sangat kompleks.