identitas politik islam masa nabi muhammad dan …

87
IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN KHULAFA AL-RASYIDIN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Sukron Amin (1110022000037) PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN

KHULAFA AL-RASYIDIN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

Sukron Amin

(1110022000037)

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …
Page 3: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …
Page 4: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …
Page 5: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

iii

Dedikasi

“ Teruntuk Bapak H. Ahmad karyoto dan Ibu Masiha dan Semua orang yang

terlibat dalam pembun Skripsi ini”

“Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh keikhlasan.

Istiqomah dalam menghadapi cobaan. YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH.”

Page 6: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

iv

ABSTRAK

IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN

KHULAFA AL-RASYIDIN

Nabi Muhammad adalah salah satu tokoh yang diakui sebagai pencipta

pilar-pilar peradaban manusia. Khususnya umat Islam, merubah sistem tatanan

sosial dan politik ke arah yang lebih moderen. Sebab ajaran yang di bawa oleh

Nabi Muhammad bukan semata-mata sistem keyakinan, dan bukan pula

membawa satu sekumpulan doktrin, melainkan menciptakan kebudayaan dengan

kriteria politik Islam yang Unik dan bernilai Universal.

Dengan menggunakan pendekatan Historical Politic, penulis mengetahui

kontribusi (dalam peradaban dan sistem politik ) apa saja yang telah diciptakan

Nabi Muhammad dan Khulafa Al- Rasyidin. Yaitu, menyatukan kaum Arab

dengan ajaran Tauhid, menjadikan masjid sebagai pusat peradaban dan tatanan

politik. Membentuk Negara Konstitusi.

Penulis menemukan bahwa Nabi Muhammad dan Shabatnya membangun

suatu kekuatan politik baru, yang dimana pada masa itu Kaum Arab sudah

melakukan sistem politik secara struktural.

Kata Kunci: Politik Islam, Identitas, Nabi Muhammad, Khulafa Al-Rasyidin

Page 7: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan

kasih dan sayang-Nya, semoga rahmat dan hidayah-Nya selalu tercurah kepada

kita semua, amin. Shalawat serta salam senantiasa kita persembahkan kepada

junjungan alam baginda Rasulullah SAW, keluarga serta sahabat, semoga kita

sebagai ummatnya mendapat pertolongannya kelak, amin.

Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi dan mencapai gelar Strata Satu (S1)

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah adalah membuat karya tulis

ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah penulis menyusun skripsi ini

dengan judul : “IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD

DAN KHULAFA AL-RASYIDIN”

Dalam proses penyusunan skripsi ini, begitu banyak penulis temui

rintangan dan hambatan. Sungguh pun begitu Alhamdulillah atas kerja keras

semangat dan dukungan dari semua pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis

selesaikan dengan baik. Oleh karena itu izinkan penulis untuk menghaturkan

ucapan terima kasih serta penghargaan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dan memberikan dukungan moril dan materil, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini tanpa kendala yang berarti.

1. Prof. Dr.Sukron Kamil MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. H. Nurhasan MA, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam

dan Shalikatus Sa’diyah, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan

Kebudayaan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

vi

3. Dr. Awalia Rahma, MA, selaku Pembimbing Akademik yang membantu

dalam pengesahan awal dan dorongan awal penelitian skripsi ini

4. Kepada Dosen Pembimbing Dr. Abd. Choir yang dengan sabar dan penuh

dedikasi tinggi selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan materi

skripsi ini.

5. Kepada Prof. Dr. Didin Saefuddin, MA dan Drs. Ma’ruf Misbah, selaku

Dosen Penguji yang membantu menyempurnakan hasil karya ilmiah ini.

6. Kedua Orangtua ku, Bapak H. Ahmd karyoto Serta Ibu Mashika, yang

telah membimbing dan memotivasi serta memberikan dukungan moril

maupun materi yang tak terhingga dan telah mendidik penulis untuk terus

menjadi pribadi yang tangguh dan bermanfaat.

7. Kepada keluarga besar Beritatangsel.com, Kicaunews.com, 86News.co

yang telah memberikan fasilitasnya serta dukukangan secara moril.

8. Kepada seluruh Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam angkatan 2010

yang selalu memberi support kepada penulis untuk segera menyelesaikan

studi dan penulisan skripsi ini.

9. Bila Edison punya Tesla, Soekarno punya Hatta dan Nabi Musa punya

Nabi Harun, Rama punya Sinta, Habibie punya Ainun sebagai partnernya,

maka penulis punya Wenny Septiani sebagai partner. Dalam pengerjaan

karya ini, partner penulis selalu memberikan pertolongan dikala diri ini

membutuhkan pertolongan. Pertolongan-pertolongan yang berupa

dukungan semangat ataupun bantuan melakukan alih-bahasa sumber.

10. Elemen-elemen lain yang secara langsung maupun tidak langsung dalam

proses menuntaskan karya ini, petugas American Corner yang selalu

Page 9: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

vii

menyediakan tempat bagi penulis menggunakan fasilitas mengunduh

jurnal.

Penulis berharap agar kreasi ini kelak dapat bermanfaat, bisa menjadi

pencerahan untuk peminat sejarah Islam klasik khususnya Sejarah nabi dan

menjadi motivasi bagi siapapun yang membacanya. Meskipun, penulis sadari

bahwa karya ini sangatlah jauh dari batasan-batasan kesempurnaan.

Jakarta, 15 Mei 2017

Penulis

Sukron Amin

Page 10: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

DEDIKASI ............................................................................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

UCAPAN TERIMAKASIH................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah .............................................. 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5

F. Kerangka Teori ............................................................................................ 7

G. Metode Penelitian ........................................................................................ 8

H. Sistematika Penulisan ............................................................................... 11

BAB II KONSEP DAN TEORI .......................................................................... 13

A. Kaum Arab ................................................................................................ 13

B. Mekkah ...................................................................................................... 14

C. Madinah...................................................................................................... 16

D. Suku-suku .................................................................................................. 18

E. Masa Jahiliyah ........................................................................................... 21

Page 11: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

ix

BAB III KEKUASAAN DAN POLITIK DI NEGERI ARAB ........................ 24

A. Kondisi Politik .......................................................................................... 24

B. Peristiwa Perjuangan Politik Islam di Makkah .................................................... 25

C. Peristiwa Perjuangan Politik Islam di Madinah ................................................... 32

D. Perundingan dan Perjanjian dengan Umat Non-Muslim .................................... 36

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI

IDENTITAS SISTEM POLITIK ISLAM ......................................................... 39

A. Dakwah Nabi: Tekanan dan Penentangan Kaum Quraisy .................................. 39

B. Hijrah sebagai Perluasan Dakwah dan Politik Islam .......................................... 49

C. Identitas Politik Islam ......................................................................................... 55

D. Fathu Makkah ...................................................................................................... 59

E. Piagam Madinah ................................................................................................. 60

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 70

Kesimpulan ........................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71

Page 12: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

x

IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD

DAN KHULAFA AL-RASYIDIN

Skripsi

Dilaksanakan sebagai Salah Satu Tugas Akademik untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh:

Sukron Amin

Nim: 1110022000037

Disetujui oleh Pembimbing

Dr. Abd. Choir NIP: 19541231 198303 1 030

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 13: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Umat Islam bergerak karena kesadaran. Bukan karena keuntungan-keuntungan

material, seperti kekuasaan politik ataupun kepentingan kepentingan kelas dan

golongan. Islam hadir tidak dalam situasi yang baik melainkan keburukan

dimana-mana telah terjadi. Bahkan, tidak jarang Nabi dan para Sahabatnya

diperlakukan keji oleh masyarakat kafir Quraisy.1

Menurut Joseph Hell, alasan penentangan kaum Quraisy bukan terutama

ajaran-ajaran Islam yang baru, melainkan revolusi-revolusi sosial dan politik yang

diusahakan dimasukkan oleh Islam. Misalkan, ajakan Nabi untuk tidak

menyembah berhala dianggap mengganggu tradisi keagamaan para oligarki

Quraisy yang telah dianut masyarakat Arab sejak lama. Transformasi pikiran dan

cita-cita lama, yang bagi para kafir Quraisy dianggap sebagai bentuk pembunuhan

budaya lokal, berdasarkan agama pun sangat tidak menyenangkan mereka.2

Mereka semestinya menerima, sebab agama yang dibawa Rasul merupakan suatu

unit budaya yang khas, mandiri, serta lurus dan demokratis, terdiri dari konsep-

konsep yang paling paripurna. Keparipurnaan itu dapat dilihat dari bersatunya

umat Islam di seluruh dunia yang dipimpin selanjutnya oleh para murid beliau

disebut dengan Khalifah al Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali).

1 Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam. (Mizan: Bandung, 1997), h.1

2 Syed Mahmudunnasir, ISLAM: Konsepsi dan Sejarahnya. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,

1994. Cet. IV. H. 125

Page 14: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

2

Dalam pokok pemikiran Islam politik juga telah dibahas ihwal pelaksanaan

kekuasaan, siapa yang layak melaksanakannya, serta seberapa besar kekuasaan

yang bisa mereka miliki. Meskipun demikian, menurut Antony Black, sejarah

politik Islam masih diabaikan oleh para sejarawan dan teoritisi politik barat,

apalagi yang menyangkut tentang sejarah Islam tentang identitas perjuangan Nabi

dan al-Khulafa al-Rasyidin yang pada umumnya menjadi dasar utama kesejarahan

dan pondasi sistem politik Islam sampai sekarang.3

Oleh sebab itu, penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang

sejarah kebudayaan Islam klasik, terutama tentang Identitas Politik Islam di masa

Rasulullah sampai al-Khulafa al-Rasyidin, serta hal-hal yang menjadi identitas

kelompok muslim pada saat itu yang diajarkan dan diwariskan Nabi dan para

Sahabatnya, terutama oleh para empat khalifah yang ikut serta dalam dakwah di

sepanjang sejarah hidup sang Nabi.

Tujuan pokok kepemimpinan Nabi dan al-Khulafa al-Rasyidin secara garis

besar memiliki tiga tujuan, yakni sebagai berikut: pertama, menetapkan hak yang

sama bagi umat muslim; kedua, melayani kepentingan rakyat dengan jalan

perundingan; dan ketiga, menjaga keadilan umat manusia. Dengan tiga konsep

pokok tersebut, keserasian atau keseimbangan antar umat beragama tercipta

dengan baik dan damai, dan dakwah Islampun kembali dilakukan dengan tanpa

gangguan dan intimidasi.4

3 Antony Black. Pemikiran politik Barat: Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini. Serambi, Jakarta

2006. H. 21-22 4 Idiologi Politik Islam, Pidato KH. Hasyim Asyari dalam Muktamar Masyumi di Solo (Menara,

23 Februari 1946)

Page 15: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

3

Sesuai konsepsi Islam yang disampaikan dalam pidato Kebangsaan Dewan

Syuro MIAI, KH. Hasim Asyari di Solo tahun 1946 yang menggambarkan

bahwa,"bentuk pemerintahan Islam, tidak ditentukan. Ketika Junjungan Besar

kita, Nabi Muhammad akan berpulang ke Rahmatullah Beliau tidak meninggalkan

apa-apa tentang cara pemilihan Kepala Negara. Jikalau beliau menentukan satu

cara tentu menjadi aturan yang yang tetap berlaku selama- lamanya, dengan tidak

boleh diubah-ubah. Lalu Sahabat Abu bakar dipilih secara umum. Waktu Abu

bakar akan berpulang ke Rahmatullah maka ditunjuklah Umar untuk menjadi

penggantinya. Dan waktu Umar akan berpulang, Ia bentuk komisi 6 orang, untuk

memilih pengganti beliau sebagai pengganti kepala Negara. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa sistem politik Islam dalam pemilihan kepala Negara, dan

banyak lagi hal-hal kenegaraan tidaklah ditentukan atau diikat dengan satu cara

yang baku, melainkan melunak, terserah umat Islam ditiap-tiap tempat.” Islam

menganjurkan agar bagaimana umat Islam mampu menetapkan hak yang sama

bagi umat manusia, melayani kepentingan rakyat dengan jalan perundingan,

mementingkan perdamaian, dan juga bisa menjaga keadilan umat manusia.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

a. Berangkat dari latar belakang di atas, penulis memfokuskan penelitian

ini pada Sejarah Kebudayaan Islam Klasik: Identitas Politik Islam

Masa Nabi Muhammad dan Khula al-Rasyidin. Lebih jauh, masa

tersebut dipilih karena masuk ke dalam rentang yang universal

sebelum transformasi kekuasaan sesudah masa kekhalifahan empat.

Rentang masa tersebut penulis jadikan batasan karena ingin

Page 16: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

4

mengetahui lebih jauh dampak daripada perubahan menyeluruh sejarah

politik Islam di dunia-dunia Islam khususnya, umumnya di dunia,

sebagai salah satu faktor dominan dalam melihat secara utuh sistem

politik Islam.

b. Rumusan Masalah

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah, bagaimana

identitas Politik Islam masa Nabi dan al-Khulafah al-Rasyidin?

Dengan cabang masalah:

1. Bagaimana situasi politik pada masa Nabi Muhammad?

2. Bagaimana situasi dan kondisi masyarakat Islam sebelum

mengalami proses transformasi dari khalifah menjadi Dinasti

Umayyah dan Abbassiyah? Hal ini kemudian diistilahkan sebagai

faktor internal.

3. Bagaimana situasi politik politik Islam pada masa itu sehingga

berdampak pada tatanan dan system politik Islam secara

menyeluruh? Hal ini kemudian diistilahkan sebagai faktor

eskternal.

C. Tujuan Penenelitian

Lewat sejumlah permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu

ingin menjelaskan Sejarah Peradaban Islam: Identitas Politik Islam Masa Nabi

Page 17: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

5

Muhammad dan al-Khulafa al-Rosyidin. Selain itu penelitian ini juga bertujuan

untuk menjelaskan bagaimana identitas politik Islam di masa Nabi dan al-Khulafa

al-Rasyidin. Beberapa tujuan dalam penelitian ini antara lain:

- Menjelaskan bagaimana situasi dan kondisi masyarakat sebelum dan

sesudah masa Nabi Muhammad

- Menjelaskan bagaimana situasi dan kondisi masyarakat Islam sebelum

mengalami proses transformasinya dari khalifah kepada dinasti umayah

dan abasyiah.

- Menjelaskan bagaimana situasi politik Islam pada masa itu sehingga

berdampak pada tatanan dan system politik Islam secara menyeluruh? Hal

ini kemudian diistilahkan sebagai faktor eskternal.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

- Menambah wawasan kesejarahan terhadap sejarah dan politik Islam serta

menambah wawasan tentang identitas politik Islam itu sendiri yang selama

ini masih minim pembahasan.

- Menambah daftar referensi mengenai sejarah peradaban Islam di

perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah dan perpustakaan Fakultas

Adab dan Humaniora.

E. Tinjauan Pustaka

Kajian yang relevan terkait penelitian ini, penulis belum menemukannya

ditulis oleh mahasiswa-mahasiswa UIN Jakarta pada umumnya, dan mahasiswa

Page 18: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

6

Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) pada khususnya. Nampaknya, keterbatasan

fasilitas saat itu yang menjadi alasan paling rasional mengapa belum beredar

skripsi yang setidaknya mirip dengan kajian yang penulis ambil.

Kajian yang mendekati dengan penelitian yang penulis lakukan, mungkin,

adalah Identitas Politik Islam yang ditulis oleh Kuntowidjoyo. Ia menjelaskan

bahwa umat Islam semestinya mempunyai dokumen poliik yang tidak hanya

sekedar syariat dan akhlak, tetapi berbicara tentang kenyataan kongkret, sebabnya

jembatan antara moralitas pribadi dan realitas politik perlu dibangun. sehingga

dengan terobosan lain mulai bisa dipikirkan. Dimana peruabahan dan pembaruan

harus tetap berlanjut, dengan demikian pilihan jatuh pada Identitas Politik Islam

Masa Nabi Muhammad dan al-Khulafa al-Rosyidin yang sangat tepat untuk

dirasuki semangat perubahan bagi kondisi yang dialami pada saat itu.

Selanjutnya, menurutnya, kehadiran buku tersebut yang ditulis oleh

Kuntowidjoyo dengan pemikirannya menjadikan ia sebagai tokoh pembaharu

yang berpengaruh dalam memberikan perubahan identitas sosial politik umat

Islam. Perubahan dan pembaruan ini tidak hanya sebatas bidang identitas politik

islam saja, melainkan ada beberapa bidang lain yang ia pikirkan. Ia menawarkan

solusi yang dapat mengetahui posisi politik umat islam di dunia.

Oleh karenanya, penulis merasa penelitian ini perlu untuk dilakukan. Tentu

saja, penelitian ini berharap dapat menjadi pembuka dalam penelitian tentang

sejarah: identitas politik islam diawal kemunculan sejarahnya. Selain itu perlu

diperhatikan juga, agar tulisan skripsinya tidak terlalu deskriptif menjelaskan

Page 19: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

7

identitas politik Islam sehingga dapat menemukan distingsi dengan penulis

lainnya.

F. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, kerangka teori yang penulis bangun untuk menghasilkan

skripsi yang baik yakni teori deskriptif, yang biasa diartikan dengan metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran atau pun suatu peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan sekarang.

Tujuan dalam teori penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran

atau penjelasan sistematis, faktual dan akurat mengenai data-data sejarah, sifat-

sifat dan obyek sejarah yang diteliti. Menurut Whitney5 metode deskriptif adalah

pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat

serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-

sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan

pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Selanjutnya, dalam teori ini peneliti juga dapat membandingkan fenomena-

fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya

peneliti melakukan klasifikasi terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan

suatu standar atau suatu norma tertentu.

5 Moh. Nazir, P.hd, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003) h16

Page 20: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

8

G. Metode Penelitian

Sebagai studi sejarah penelitian ini pada dasarnya menggunakan metode

penelitian sejarah, menggunakan instrumen studi kepustakaan (library research).

Sejarah Peradaban Islam: Identitas Politik Islam Masa Nabi Muhammad Sampai

al-Khulafa al-Rosyidin dimanapun selalu mempunyai alasan dan berbeda

pandangan di belakangnya. Baik alasan yang muncul karena faktor dari dalam

maupun faktor yang datangnya dari luar. Dalam Sejarah Peradaban Islam:

Identitas Politik Islam Masa Nabi Muhammad Sampai al-Khulafa al-Rosyidin,

penulis memperoleh hipotesis sementara bahwa hal tersebut dapat terjadi karena

faktor dari dalam yang berbeda-beda pola pemikirannya dan seterusnya, dan yang

utama dari luar.

Selanjutnya, dalam metode penelitian sejarah terdapat tahapan-tahapan yang

biasanya dilakukan oleh peneliti sejarah dan penulis juga mengikuti prosedur yang

telah ada. Adapun, tahap-tahap yang penulis gunakan untuk penelitian skripsi ini

adalah sebagai berikut:

Tahap Pencarian Sumber

Dalam usaha mendapatkan informasi, penulis melakukan kunjungan ke

beberapa perpustakaan antara lain: Perpustakaan Umum UIN dan Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, di mana di kedua perpustakaan

tersebut, penulis hanya menemukan dua skripsi yang mempunyai sedikit

persamaan dengan penelitian ini. Adapun judul skripsi tersebut adalah,

Muhammad Abduh: pemikiran dan modernisasi Al -Azhar studi kasus:

Page 21: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

9

kepeloporan Muhammad Abduh terhadap modernisasi Al-Azhar Mesir 1849-1905

yang ditulis oleh Nursobakh.

Kemudian lokasi pencarian selanjutnya adalah Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia di Salemba Raya. Penulis hanya menemukan literatur

mengenai penelitian ini di dalam Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. situs

perpustakaan kampus-kampus di Indonesia juga penulis lihat guna kepentingan

pencarian sumber ini. Adapun situs-situs perpustakaannya seperti lontar.ui.ac.id,

tulis.uinjkt.ac.id, lib.uin-suka.ac.id, library.usu.ac.id dan lain-lain.

Tahap Pengolahan Data

Kajian sejarah, tentu saja tidak lepas dari sumber-sumber tertulis yang

menggunakan berbagai bahasa. Dalam pengolahan data, penguasaan bahasa

sangat penting agar informasi-informasi yang kita dapatkan bisa menjadi sebuah

data. Sehingga, bahasa bisa menjadi jembatan antara informasi yang begitu

banyak dengan data-data yang diperlukan. Adapun dalam penelitian kali ini,

bahasa-bahasa yang penulis kuasai guna mengolah informasi-informasi yang

penulis dapatkan pada tahapan sebelumnya yaitu, Inggris, Arab dan Indonesia.

Kemudian, setelah informasi-informasi diperoleh, maka tahap selanjutnya

adalah mensortir dan mengklasifikasikan informasi menjadi data-data berdasarkan

permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dan tentu saja sebagai landasan

untuk menjawab permasalahan

Tahap Interpretasi Data

Page 22: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

10

Setelah dilakukan pensortiran dan pengklasifikasian data, maka tahapan

selanjutnya adalah tahap interpretasi data, yang terdiri dari analisis dan sintesis.

Analisis, atau juga disebut sebagai penguraian, merupakan langkah mereduksi

data-data yang telah didapat menjadi lebih informatif guna progress penelitian ini.

Kemudian setelah dilakukan analisis, langkah selanjutnya adalah sintesis.

Sintesis yang berarti menyatukan. Yang mana dalam hal ini adalah menyatukan

hasil bacaan yang telah kita analisis sebelumnya. Dalam kasus ini, data-data yang

telah dianalisis, kemudian baru disatukan menjadi kategori-kategori besar.

Tahap Penyajian

Tahap ini, merupakan tahapan yang mengupayakan agar data-data sejarah

yang telah didapatkan sebelumnya bisa menjadi bukti untuk menjawab

permasalahan, tetapi masih terfragmentasi. Untuk itu, agar dapat menjadi suatu

kajian yang bersifat utuh, sistematis, komunikatif dan mudah dimengerti khalayak

maka harus sesuai dengan kaidah historiografi atau penulisan sejarah. Di mana,

historiografi mencakup cara penelitian, pemaparan serta hasil pelaporan penelitian

sejarah yang telah penulis lakukan.

Namun demikian, paling tidak terdapat dua hal penting agar tercipta

historiografi yang memadai dan nikmat dibaca. Yaitu, imajinasi dan kemampuan

mentransmisikan pendapat ke dalam bentuk tulisan. Karena dua hal tersebut

menjadi faktor penting guna mewujudkan karya skripsi yang integral. Dan yang

terakhir, sekaligus yang terpenting, historiografi penelitian kali ini, tetap berada di

dalam kaidah yang semestinya.

Page 23: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

11

Dalam penelitian ini, penulis cukup banyak mencantumkan nama-nama Arab.

Maka dari itu, agar tidak terjadi kesalahan penulisan nama Arab dalam

pengalihbahasaan ke dalam Bahasa Indonesia penulis menggunakan buku A

Dictionary of Modern Written Arabic: (Arabic-English) karya Hans Wehr dan J

Milton Cowan terbitan Spoken Language Service sebagai landasan acuan.

Adapun buku “Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan

Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, terbitan CeQDA 2007, menjadi

buku acuan yang penulis gunakan, supaya penelitian skripsi ini sesuai koridor

penulisan yang ditentukan oleh UIN Jakarta Syarif Hidayatullah.

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan terdiri ke dalam lima Bab pembahasan. Bab Pertama,

membahas tentang signifikansi tema yang diangkat, pembatasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, pendekatan dan

metode penelitian, kajian yang relevan serta terakhir sistematika penulisan

penelitian ini.

Bab Kedua, akan membahas kerangka berpikir, konsep dan teori yang

digunakan dalam penelitian ini. Dengan judul Konsep dan Teori. Dengan judul:

Kaum Arab, Mekkah, Madinah, Suku-suku, Masa Jahiliyah,

Bab Ketiga, akan membahas Kekuasaan dan Politik di Negeri Arab. Adapun

judul bab ini terdiri dari: Kondisi Politik, Peristiwa Perjuangan Politik Islam Di

Mekkah, Peristiwa Perjuangan Politik Islam Di Madinah, Perundingan dan

Perjanjian dengan Umat Non-Muslim

Page 24: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

12

Bab Keempat akan membahas faktor-faktor yang melatar belakangi Identitas

Sistem Politik Islam. Lebih jauh akan membahas perubahan apa saja yang terjadi

ketika masa peralihan kepemimpianan dari Nabi sampai al-Khulafa al-Rasyidin.

Dengan judul Sejarah Peradaban Islam: Identitas Politik Islam Masa Nabi

Muhammad Sampai al-Khulafa al-Rosyidin, dengan sub-bab sebagai berikut:

Dakwah Nabi: Tekanan dan Penentengan Kaum Quraisy, Hijrah Sebagai Peluasan

Dakwah dan Politik Islam, Fathu Makkah, Piagam Madinah

Sedangkan Bab Kelima berisi kesimpulan dan rekomendasi penulis yang

kemudian dilanjutkan dengan Daftar Pustaka dan Daftar Lampiran.

Page 25: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

13

BAB II

KONSEP DAN TEORI

A. Kaum Arab

Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury serta para ahli sejarah dalam Sirah

Nabawiyah membagi kaum Arab yang sesuai dengan silsilah keturunannya

menjadi tiga bagian. Pertama, Arab Ba‟idah, yaitu kaum Arab terdahulu yang

rincian sejarah mereka tidak dapat diketahui secara sempurna seperti kaum „Ad,

Samud, Thasam, Amlaq, dan lain-lain. Kedua, Arab „Aribah, yaitu kaum Arab

yang berasal dari garis keturunan Ya‟rib bin Yasyjib bin Qothan, dan dinamakan

Arab Qathaniyah. Mereka kebanyakan bertempat di negeri Yaman dan memiliki

berbagai macam kabilah, dan yang terkenal ialah kabilah Humair dan Kahlan.

Ketiga, Arab Musta‟ribah, yaitu kaum Arab yang berasal dari garis keturunan

Nabi Ismail A.S., dan dinamakan Arab Adnaniyah. Pada akhirnya datanglah

kabilah Yamaniyah, yaitu Jurham kedua; mereka tinggal di Mekkah atas izin

Ummu Ismail.6

Dengan demikian dapat ditelusuri bahwa orang-orang keturunan Ismail A.S.

atau salah satu dari kabilahnya hidup bersama orang-orang Jurhum di Mekkah dan

kawasan sekitarnya hingga saat datangnya Bani Khuza‟ah yang merupakan

kelompok dari Yaman, kelompok yang pada akhirnya berkoalisi dengan Bani

Muthar dan Kinanah. mereka mengusir Bani Jurhum dari Mekkah. Selama itu

6 Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H.2-5

Page 26: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

14

mereka berkembang dan beranak pinak dan bercabang-cabang menjadi marga-

marga yang bertebaran di berbagai tempat di wilayah Mekkah.

Pada sisi lain, dalam perkembangan selanjutnya Quraisy menjadi bercabang

dua, yaitu Quraisy al-Baththah dan Quraisy Adz-Dzawahir. Quraisy al-Baththah

merupakan keturunan dari Qushay bin Qilab dan semua orang Bani Ka‟ab bin

Lu‟aiy. Sedangkan Quraisy Adz-Dzawahir semua orang Quraisy selain mereka

yang permukimannya kurang dari satu marhalah (jarak perjalanan satu hari dari

Mekkah), sedangkan yang bermukim lebih jauh dari satu marhalah tergolong

Quraisy penghuni daerah pinggiran wilayah Mekkah.

Kemajuan orang-orang Quraisy terpusat pada orang-orang Bani Lu‟aiy bin

Ghalib bin Fihr bin Malik, dan pemimpin mereka ialah Qusyhay bin Kilab bin

Murrah bin Ka‟ab bi Lu‟aiy. Pada akhirnya mereka memainkan peranan penting

dalam sejarah Mekkah karena telah menciptakan berbagai ketentuan mengenai

peziarahan ke Ka‟bah tiap tahun. Sebuah tradisi ziarah yang dikenal selanjutnya

oleh umat Islam sebagai ibadah haji.7

B. Makkah

Herodotus seorang sejarawan abad ke 5 sebelum Masehi menyebut Makkah

dengan MakAraba. Menurut Sulaiman Bashir, nama tersebut berasal dari bahasa

Saba Selatan, Miqreb yang artinya tempat suci. Juga dalam bahasa Eutopia lama

menyebutnya dengan Mekwerab, yang berarti juga tempat suci, yang dalam

perjalanan sejarahnya kemudian memliki dua makna, yaitu tempat suci dan pusat

7 H.M.H. AL-Hamid AL Husaini, Membangun Peradaban Sejarah Muhammad SAW sejak

sebelum diutus Nabi. Pustaka HIdayah. Bandung, 2010. H. 85-88

Page 27: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

15

perdagangan. Nama Mekkah juga secara implisit disebutkan dalam perjanjian

lama. Dalam kitab kejadian tersebut diceritakan tentang Yusuf dan keluarganya.

Sementara di dalam al-Quran sendiri disebut dengan sangat eksplisit sebagai

Makkata dan Bakkata.

Secara ilmu Geografis, Mekkah dikenal sebagai wilayah yang dikenal dengan

ketandusannya. Berbeda dengan wilayah Arab bagian selatan yang kerap kali

dikucuri hujan. Oleh karenanya, ahli geografis asal Mesir-Yunani di Alexandria

pada pertengahan abad kedua menyebut kota ini dengan Macoraba yang berarti

tanah yang kering. Meskipun demikian Mekkah menyimpan misteri yang mana

dalam wilayah ini banyak melahirkan sejumlah sosok yang mempunyai pengaruh

dan Kharisma.8

Dalam Tarikh al-Thabari yang ditulis oleh Syeikh al-Thabari, dijelaskan

bahwa di Mekkah terdapat bukit Qaf yang dikelilingi langit berwarna zamrud.

Mereka tinggal di antara bukit tersebut. Bukit itu menjadi magnet tersendiri bagi

para pelancong khususnya dari Arab bagian selatan seperti Yaman yang dikenal

lebih maju. Mekkah pun dikenal sebagai daerah yang unik, meskipun cuacanya

tidak bersahabat. Sebab, bagi para pelancong daerah Mekkah menciptakan

ketenangan bathin dan menyimpan kekudusan tersendiri.9

Bagi al-Azraqi dalam Akhbar Makkata wa Ma Jaa fiha min al-Atsar

menjelaskan bahwa Kota Mekkah tidak mempunyai kekayaan alam, tapi dapat

8 Zuhairi Misrawi, MEKKAH: Kota Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim. Kompas, Jakarta 2009.

H. 91 9 Zuhairi Misrawi, MEKKAH: Kota Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim. Kompas, Jakarta 2009.

H. 92

Page 28: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

16

mengisi ruang spiritualitas masyarakat Arab dan sekelilingnya. Di mana setiap

orang akan mencari tempat untuk mengisi ruang-ruang batinnya.10

Dalam sejarahnya, Mekkah mempunyai materi kajian yang panjang baik

sebelum Islam datang dan setelah Islam datang. Peradabannya terpampang dalam

sejarah kota Mekkah yang sedari dahulu sampai sekarang selalu mengundang

ketertarikan orang-orang.

C. Madinah

Di dalam bahasa Arab kota ini dikenal sebagai Madinah al-Nabi, yaitu kota

Nabi. Kehidupan Nabi yang ditulis dalam sejarah serta ajaran-ajarannya

dikukuhkan di Madinah. Bahkan, saat Nabi berhasil menguasai Mekkah, beliau

pun memilih untuk menetap di Madinah.

Secara letak geografis, Madinah terletak di gunung dataran tinggi, di

persimpangan tiga lembah, yaitu lembah Aql, lembah Aqiq dan lembah Himd.

Oleh sebab itu, Madinah dikenal sebagai kota hijau terutama di sekitaran gunung-

gunung. Di bagian barat terdapat gunung Haji. Di barat laut ada gunung Sala‟a. Di

bagian utara ada gunung Ir. Lalu di bagian selatan ada gunung Uhud.

Madinah merupakan saksi sejarah kemashuran Islam yang tidak terbantahkan.

Kehidupan sosialnya dibangun atas keseimbangan antara iman dan amal soleh.

Hal itupun berdampak pada hadirnya peradaban manusia yang mampu

membangun kebersamaan dan solidaritas. Keistimewaan peradaban tersebut

10

Zuhairi Misrawi, MEKKAH: Kota Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim. Kompas, Jakarta

2009. H. 90-93

Page 29: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

17

dibangun melalui masjid sebagai pusat pemberdayaan umat dan upaya

membangun solidaritas batin yang kuat dan kokoh.11

Komaruddin Hidayat dalam pengantar buku Madinah menjelaskan Madinah

dikenal dengan nama Yatsrib, mengacu pada orang yang pertama datang ke

tempat tersebut, yaitu Yastrib bin Qoniyah bin Mahlail bin Irham bin Abdil bin

Irwadh bin Irham bin Sam bin Nuh AS. Mereka datang ke Madinah pada tahun

2500 SM.12

Madinah juga salah satu kota yang sangat dekat dengan umat Islam. Madinah

dapat mempersatukan seluruh umat Islam generasi awal dan bahkan Madinah juga

dapat menyatukan berbagai ajaran agama yang sudah ada sebelumnya. Harmoni

dan nuansa persatuan lahir di kota Madinah sehingga mereka sepakat bahwa

Madinah adalah salah satu kota penting bagi spiritualitas sekaligus kota penuh

toleransi. Di dalamnya terbentuk perpaduan antara kepemimpinan spiritualitas dan

rasional. Ketika Nabi ingin membuat sebuah konstitusi dan kebijakan politik,

maka Nabi terlebih dahulu melakukan musyawarah untuk mencapai kata sepakat.

Nabi pun kerap kali berkonsultasi dengan para Sahabat dalam memutuskan

berbagai persoalan dan itu menjadi sebuah wujud kepemimpinan yang selalu

menampung aspirasi dari para Sahabat dan pengikutnya13

.

Selanjutnya, Nabi juga membangun persaudaraan dan komunikasi dengan

kelompok lainnya maupun kalangan non muslim. Sehingga fase Islam di Madinah

11

Zuhairi Misrawi, MADINAH: Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Nabi Muhammad SAW.

Kompas, Jakarta 2009H.4 12

Zuhairi Misrawi, MADINAH: Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Nabi Muhammad SAW.

Kompas, Jakarta 2009. H.XIII 13

Zuhairi Misrawi, MADINAH: Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Nabi Muhammad SAW.

Kompas, Jakarta 2009. H. 3

Page 30: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

18

dikenal sebagai salah satu fase tenggang rasa dan toleransi dalam Islam yang

begitu melekat di bumi Madinah. Nabi memandang persatuan dan kebebasan

beragama sebagai sunnatullah. Bahkan jauh sebelum Islam datang, agama-agama

samawi lainnya, seperti Yahudi, Kristen merupakan agama yang hadir di Jazirah

Arab, dan agama-agama tersebut telah menjadi bagian dari Kebudayaan Arab.

Philiph K. Hitti dalam History of The Arabs menyebutkan sejarah Arab pada

hakikatnya adalah sejarah umat agama-agama samawi, dan Arab bukanlah

monopolikelompokagamatertentu.14

D. Suku-Suku

Secara kronologis, perkembangan suku-suku di Arab, pertama, bisa

dikatakan dimulai dari Dinasti Amalekit yang berpusat di Mesir. 15

Nama

Amalekit sendiri berasal dari dua kata yaitu Am yang dalam bahasa Ibrani

dimaknai bangsa dan Malek, sebuah nama salah satu suku yang berasal dari

kawasan Aqobah. Di tahun 1600 SM, Amalekit mempunyai kekuatan kekuasaan

yang tersebar ke berbagai kawasan Arab lainnya, yaitu termasuk Suriah, Yaman,

Makkah, dan Yastrib. Bahkan mereka menguasai San‟a yang kemudian dikenal

dengan nama Amalekit pula. Dalam perjalanannya mereka menempati Yatsrib

setelah pengikut Nabi Nuh A.S melakukan migrasi ke Juhfah. Di antara mereka

yang tinggal di tempat ini yaitu Bani Haf, Bani Sa‟ad bin Hazan dan Bani Mathar,

Bani al-Azraq, Badil, Rahil, dan Ghaffar. Mereka kemudian menguasasi Yastrib

14

Zuhairi Misrawi, MADINAH: Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Nabi Muhammad SAW.

Kompas, Jakarta 2009. H. 2-4 15

Zuhairi Misrawi, MADINAH: Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Nabi Muhammad SAW.

Kompas, Jakarta 2009. H.XIII

Page 31: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

19

setelah mengusir pengikut Nabi Nuh A.S. Pandangan ini kemudian ditengarai

bahwa Amalekit adalah kelompok yang pertama kali membangun kota Yastrib,

terutama setelah mereka keluar dari Mesir menuju kawasan Hijaz. Namun

padangan di atas cenderung ditolak, sebab sebelum Amalekit datang ke Yastrib

sudah ada sekumpulan yang terlebih dahulu datang, yaitu para pengikut Nabi Nuh

AS. Keberadaan mereka terdiri dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang

dipimpin oleh al-Arqam bin Abu al-Arqam, dan kelompok yang kedua ini

dianggap sebagai pihak pengusir pengikut Nabi Nuh AS dari Yastrib.

Selanjutnya Kaum Yahudi. Eksistensi kaum Yahudi di kawasan Arab

dimulai sejak Musa menaklukkan Firaun di Mesir, kemudian merambah ke

bebarapa kawasan lainnya seperti Palestina dan Yastrib. Menurut Yasin

Ghadhban, yang dimaksud dengan kaum Yahudi, yaitu semua yang memeluk

ajaran Musa, termasuk di dalamnya Bani Israel yang mereka adalah anak-anak

Ya‟qub dan cucu-cucunya, serta seluruh keturunannya. Pada masa abad ke 2

Masehi mereka tersebar kebebarapa kawasan seperti Mesir, Suriah, dan Palestina,

akibat hegemoni kekuasaan Romawi. Menurut sejarawan Msulim, orang-orang

Yahudi yang berada di Yastrib pada umumnya berasal dari keturunan Arab,

sehingga mereka disebut dengan Arab Yahudi, atau Yahudi Arab.

Lambat laut mereka terus bertambah besar, dan mereka mendapatkan

ketenangan dan kenyamanan di tempat tersebut, sehingga dikabarkan mereka

menempati hampir sebagian besar kawasan Yastrib. Di antara dari kalangan

mereka yaitu: Bani Quraydha, Bani Nadhir, Bani Qaynuqa, Bani Mathar, dan

Page 32: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

20

Bani Za‟ura. Mereka adalah kelompok mayoritas disamping kelompok mereka

sangat beragam.

Dan yang terakhir yaitu Suku Arab yang tidak lepas dari konflik dan

peperangan antar kabilah serta suku-suku yang ada di kawasan Arab. Sehingga

peperangan tidak bisa terelakan, terutama akibat dari perilaku para pemuka yang

mulai tidak adil. Salah satunya mereka memperlakukan yang berada di Yatsrib

secara tidak manusiawi dan kasar. Dalam cerita peperangan tersebut antara lain

dapat digolongkan sebagai berikut:

Perang antar Arab dan Persia

Peperangan antara sesama Bani Qahthan

Perang antara Bani Qahthan dan Bani Adnan

Perang antar sesama Bani Rabi‟ah

Perang antara Bani Rabi‟ah dan Bani Tamim

Perang antara sesama Bani Qeis

Perang anatara Bani Qeis dan Kinanah

Perang antara Bani Qies dan Bani Tamim

Perang antara Bani Dhibbah dan Kabilah Lain

Peperangan terpisah pisah di berbagai tempat. Sehingga dari peperangan tersebut

tampak jelas bahwa tabiat masyarakat Arab jahiliyah sungguh berkelindan dengan

fanatisme kekabilahan (kesukuan). Namun uniknya, sesuai dengan apa yang telah

dituturkan, bahwa berbagai peperangan yang terjadi di Arab justru menjadikan

banyak sumber inspirasi yang melahirkan kesusastraan Arab bermutu tinggi baik

Page 33: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

21

dalam bentuk puisi maupun prosa. Semua peperangan yang telah dipaparkan

diatas terjadi sebelum Muhammad dan Islam hadir sebagai pembawa

perdamaian.16

E. Masa Jahiliyah

Kata jahiliyah berasal dari kata jahl, tetapi yang dimaksud di sini bukan

jahl lawan dari ilm, melainkan lawan dari hilm17

Bangsa Arab sebelum Islam

sudah mengenal dasar-dasar beberapa cabang ilmu pengetahuan, bahkan dalam

hal seni sastra mereka telah mencapai tingkat kemajuan yang pesat. Akan teapi,

karena kemerosotan moral melanda mereka, maka label jahiliyah diberikan

kepada mereka. Syair-syair Arab Jahili amat kaya dengan informasi yang

berkaitan dengan peradaban mereka itu. Tentu saja al-Quran merupakan sumber

yang paling bisa dipercaya mengenai moral bangsa Arab menjelang dan pada saat

dakwah Islam mulai diserukan.

Pada masa itu, atau masa sebelum lahirnya Islam disebut zaman jahiliyah.

Zaman ini terbagi atas dua periode, yaitu jahiliyah pertama dan jahiliyah kedua.

Jahiliyah pertama meliputi masa yang sangat panjang, tetapi tidak banyak yang

bisa diketahui hal ihwalnya dan sudah lenyap sebagian besar masyarakat

16

H.M.H. AL-Hamid AL Husaini, Membangun Peradaban Sejarah Muhammad SAW sejak

sebelum diutus Nabi. Pustaka HIdayah. Bandung, 2010. H. 108-109 17

Al-Hilm secara bahasa berarti tidak bergegas. Al-Hilm adalah diatidak tergesa-gesa menjatuhkan

hukuman kepada orang yang bersalah untuk memberi kesempatan baginya untuk memperbaiki

kesalahan-nya. Dari sinilah muncul arti kata penyantun Syafi‟ie El-Bantanie, 99 Rahasia

Keajaiban Asmaul Husna (Jakarta : PT Wahyu Media, 2009), h. 64.

Page 34: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

22

pendukungnya. Adapun jahiliyah kedua sejarahnya bisa diketahui agak jelas.

Zaman jahiliyah kedua ini berlangsung kira-kira 150 tahun sebelum Islam lahir.18

Bangsa Arab juga memiliki beberapa pasar tempat mereka berkumpul

untuk membacakan syair dan melakukan transaksi jual beli. Pasar-pasar itu

terletak di dekat Mekkah, yang terpenting di antaranya ialah Ukadh, Majinnah dan

Dzul Majaz. Setiap tahun di pasar Ukadh diperlombakan pebacaan syair. Tujuh

Syair terbaik kemudian ditulis dengan tinta emas dan digantungkan di Ka‟bah

dekat dengan patung pujaan mereka. Ka‟bah sudah sejak lama sebelum Islam

selalu dikunjungi oleh bangsa Arab dari seluruh penjuru jazirah untuk

melaksanakan ibadah haji. Oleh karena itu, di Mekkah berdirilah pemerintahan

untuk melindungi jamaah haji dan menjamin keamanan serta keselamatan mereka.

Di tetapkan pula kesepakatan larangan berperang di kota itu, di samping larangan

berperang selama bulan-bulan tertentu.

Beberapa kabilah yang pernah menguasai Mekkah antara lain Amaliqah,

Jurhum, Khiza‟ah dan yang trekahir Quraisy. Quraisy di bawah pimpinan Qushai

merebut kekuasaan dari tangan Khuza‟ah pada sekitar tahun 400 M. Qushai

mendirikan dar al-nadwah untuk tempat bermusyawarah bagi penduduk Mekkah.

Selain itu, ia juga mengatur urusan-urusan yang berkaitan dengan Ka‟bah dengan

membentuk al-siqayah, al-rifadah, al-liwa dan al-hijabah. Keempat badan ini

secara turun temurun dipegang oleh anak cucu Qushai sampai kepada Abd al-

Muthalib, kakek Rasulullah saw19

.

18

_________ Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa kLasik HIngga Modern. LESFI, Yogyakarta,

2004. H. 18 19

_________ Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa kLasik HIngga Modern. LESFI, Yogyakarta,

2004. H. 19

Page 35: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

23

Sebagian besar bangsa Arab Jahhiliyah adalah penyembah berhala. Setiap

kabilah memiliki patung sendiri, sehingga tdak kurang dari 360 patung bertengger

di Ka‟bah yang suci itu. Ada empat patung yang terkenal, yaitu Lata, Uzza,

Manah dan Hubal miliki kabilah Quraisy. Mereka menyembah patung dengan

maksud mendekatkan diri kepada Allah.

Di kalangan penduduk Hirah dan Ghassaniah tersebut agama Nasrani

melalui Bizantium, demikian pula Najran agama ini masuk melalui Habsyi. Pusat-

pusat agama Yahudi terdapat di Taima, Wadi al Qura, Fadk, Khaibar dan yang

terpenting adalah Yastrib. Dalam pada itu, di bagian timur Jazirah Arab yang

berbatasan dengan Persia tersebar agama Majusi. Semua agama dan keepercayaan

itu terdesak oleh Islam ketika ajaran tauhid ini memancarkan sinarnya dari

jantung Jazirah Arab pada abad ke tujuh Masehi.20

20

_________ Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa kLasik HIngga Modern. LESFI, Yogyakarta,

2004. H. 20

Page 36: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

24

BAB III

KEKUASAAN DAN POLITIK DI NEGERI ARAB

Politik dan kekuasaan di Negeri Arab tidak bisa terlepas dari kehidupan

kepindahan kabilah-kabilah dan suku-suku; dalam sejarahnya negeri Arab terbagi

di antara para kabilah-kabilah yang tinggal di dalamnya. Syaikh Shafiyurrahman

dalam Sirah Nabawinya menjelaskan bahwa kabilah-kabilah yang dimaksud

pertama ialah mereka yang tinggal dekat dengan Hirah berafiliasi dengan raja

Arab yang ada di Hirah; dan kedua kabilah-kabilah yang tinggal di gurun syam

berafiliasi dengan Ghasassinah. Namun praktik mereka hanya sekedar nama,

sedangkan dalam kesehariannya tidaklah demikian. Sementara kabilah-kabilah

yang tinggal di dalam jazirah, mereka memiliki kemerdekaan mutlak.

A. Kondisi Politik

Adapaun pemerintah Hijaz merupakan pemerintahan yang dihormati oleh

orang-orang Arab, dan dipandang sebagai pemimpin pusat agama. Pada

hakikatnya, pemerintahan tersebut merupakan perpaduan antara kepemimpinan

duniawi dan kepemimpinan agama. Pemerintahan tersebut mengatur orang-orang

Arab dengan mengatasnamakan kepemimpinan agama dan berkuasa di tanah

haram (Mekkah). Negeri-negeri yang dikuasainya pun mencipta bentuk

pemerintahan yang mengatur kepentingan orang-orang yang mendatangi Ka‟bah,

dan melaksanakan hukum syariat Ibrahim. Pemerintahan tersebut memiliki badan-

Page 37: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

25

badan seperti parlemen. Tetapi pemerintahan ini lemah tidak mampu memikul

beban, sebagaimana terlihat jelas pada saat diserang oleh orang-orang Habasyah21

.

Dilihat dari tatanan sosial, Masyarakat Arab terbagi dalam berbagai

macam kelompok dan status sosial yang masing-masing di antaranya memiliki

kondisi yang berbeda. Di kalangan bangsawan, hubungan seorang lelaki dengan

keluarganya (istrinya) sudah berada pada tingkat kemajuan. Mereka diberikan

kebebasan berpikir dan berbicara dalam porsi cukup besar. Mereka juga dihormati

dan dilindungi. Sementara hubungan perempuan dan laki-laki di luar bangsawan

justru sebaliknya. Sehingga kondisi mereka lemah, ke-jahil-an tersebar luas,

demikian pula khurafat.

Begitu juga dalam kondisi ekonomi, cara kehidupan orang-orang Arab

dengan berdagang. perdagangan merupakan sarana terbesar untuk menghasilkan

berbagai kebutuhan hidup. Perjalanan untuk berdagang tidak dilakukan kecuali

dalam keadaan aman. Masyarakat Arab jahiliyah adalah masyarakat yang paling

jauh dari industri, kemiskinan mereka juga merata. berbeda dengan masyarakat

disekitaran Yaman, Hirah Syam, yang terdapat banyak industri-industri

ekonomi22

.

B. Peristiwa Perjuangan Politik Islam di Makkah

Perjuangan politik Islam di Makkah merupakan perjuangan awal kaum

Muslim mengeksistensikan dirinya sebagai agama yang memberikan rahmat

kepada alam dan manusia serta yang dirahmati Allah SWT. Dalam banyak

21

Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H.25-26 22

Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H.43

Page 38: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

26

literatur sejarah, dinyatakan bahwa Darul Arqam sebagai pusat pergerakan dan

merupakan markas kepemimpinan dakwah yang secara penuh dikendalikan oleh

Rasulullah.

Kepindahan ke Darul Arqam ini disebabkan oleh konfrontasi yang terjadi

antara orang-orang Quraisy dengan Sa‟ad bi Abi Waqqash. Mengenai hal ini Ibnu

Ishaq menuturkan,

“seperti biasanya, para sahabat melaksanakan shalat secara sembunyi-

sembunyi di celah-celah bukit yang banyak terdapat di luar kota Mekkah.

Mereka menyelinap dan bersembunyi agar tidak terlihat oleh kaumnya.

Akan tetapi setelah pusat kepemimpinannya dipindahkan ke Darul Arqam,

maka jadilah tempat tersebut sebagai markas baru yang mengendalikan

pergerakan dakwah secara rahasia. Di sinilah proses taqqi berlanjut. Para sahabat

juga mendengarkan wahyu-wahyu baru yang diturunkan kepada Rasulullah,

menyimak bacaan al-Quran, dan Nabi pun tak henti-hentinya menyuruh agar para

sahabatnya terus berdzikir. Di markas yang baru inilah para sahabat melaporkan

berbagai keluhan dan misi yang mereka emban, dan Rasulullah pun memberikan

petunjuk dan arahan kepada mereka. Seolah-olah mereka benar-benar dididik di

hadapan Allah dan tidak diragukan lagi kelompok inilah yang nantinya menjadi

permata hati Rasulullah.23

Salah satu dari alasan daripada Rasulullah memilih darul arqam menjadi

pusat pergerakan karena antara lain sebagai berikut:

23

Muhammad Ali Ash-Shalabi, Sejarah Lengkap Rasulullah. Pustaka Al-kautsar, Jakarta Timur,

2012. H.99

Page 39: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

27

“Keislaman Al-Arqam bin Abi AL-Arqam belum cukup dikenal. Dengan

demikian, orang-orang Quraisy tidak akan menyangka bahwa Rasulullah

dan para sahabat akan mengadakan pertemuan di rumahnya.”

Al-Arqam berasal dari Bani Makhzum. Bani Makhzum adalah kabilah

yang terlibat konflik dengan Bani Hasyim. Andaipun keislaman al-Arqam dikenal

orang banyak, akan sangat sulit bagi seseorang untuk menduga bahwa pertemuan

akan berlangsung di rumahnya. Sebab itu sama artinya Nabi Muhammad, yang

notabene adalah dari Bani Hasyim, berulah di sarang musuh.

Al-Arqam adalah pemuda berusia 16 tahun yang sudah masuk Islam, dan

orang Quraisy pun tidak akan berpikir bahwa Muhammad dan para sahabat beliau

akan mengadakan pertemuan di rumahnya. Bahkan, menurut degaan mereka,

besar kemungkinan petemuan itu akan diadakan di rumah para sahabat seniornya

atau bahkan di rumah beliau sendiri.

Atas dasar itu, pemilihan rumah al-Arqam ini mempunyai hikmah yang

jelas nyata terlebih jika dilihat dari segi keamanan dan kerahasiaan dakwah.

Buktinya, belum pernah ada suatu riwayat yang menyatakan bahwa oang-orang

Quraisy melancarkan pengepungan terhadap rumah ini dan membubarkan

pertemuan yang diadakan Nabi Muhammad.24

Selanjutnya perjuangan politik Islam di masa Mekkah terus dilakukan

Rasul beserta para sahabatnya untuk memupuk kekuatan dakwah terhadap hinaan

dan pendzaliman para kafir Quraisy di Mekkah. Bahkan Nabi pun melakukan

hubungan dengan orang-orang dari Yatsrib. Hal ini terlihat saat enam orang dari

24

Muhammad Ali Ash-Shalabi, Sejarah Lengkap Rasulullah. Pustaka Al-kautsar, Jakarta Timur,

2012. H.101-102

Page 40: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

28

penduduk Yastrib telah memeluk Islam pada musim haji tahun kesebelas dari

keNabian, dan mereka berjanji kepada Rasulullah untuk menyebarkan risalah

beliau ditengah-tenagah kaumnya. Sebagai hasilnya pada musim haji tahu kedua

belas keNabian (Juli 621 M), dua belas orang datang menemui Rasulullah, yang di

antara dari dua bleas orang tersebut terdapat lima dari enam orang yang pernah

menemui Rasulullah pada tahun sebelumnya. Mereka antara lain: Muazd bin al-

Harits, Ibnu Afra, dari Bani an-Najar (dari Khazraj), Dzakwan bin Abdul Qais,

dari Bani Zariq (dari Khazraj), Ubadah bin Shamit, dari Bani Ghanam (dari

Khazraj), Yasid bin Tsa‟labah, dari sekutu bani Ghanam (dari Khazraj), Al-Abbas

bin Ubadah bin Nadhlah, dari Bani Salmi (dari Khazraj), Abul Haitsam bin at-

Tihan, dari Bani Abdul Asyhal (dari Aus), Uwain bin Sa‟idah dari Bani Amer bin

Auf (dari Arab). Nama-nama diatas itu kemudian memberiat bai‟at kepada

Rasulullah di Aqobah, Mina.25

Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury dalam Sirah Nabawiyah

menjelaskan bahwa bai‟at yang dilakukan oleh kelompok dari Aus dan Khazraj

itu adalah bai‟at untuk tidak menyekutukan Allah. Dari sinilah selanjutnya pada

musim haji telah berakhir, mereka yang melakukan baiat kepada Nabi diutus atau

menjadi duta pertama ke Madinah. Tujuannya tidak lain untuk mengajarkan

hukum-hukum Islam dan pemahaman agama kepada Muslim yang ada di sana.

Rasulullah pun mengutus salah satu sahabat awal yaitu Mush‟ab bin Umair al-

Abdari RA. Ia beserta koleganya mulai menyebarkan Islam di tengah-tengah

penduduk Yastrib. Menjelang datangnya musim haji berikutnya, yaitu musim haji

25

Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H.194

Page 41: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

29

tahun ketiga belas, Mush‟ab bin Umair kembali ke Mekkah membawa berita

gembira kepada Rasulullah. Ia kemudian menceritakan kepada beliau perihal

kablah-kabilah Yastrib berikut kebaikan dan kekuatan mereka26

.

Rombongan mereka pun kemudian datang dan ketika di perjalanan

diantara mereka saling bertanya yang antara lain sebagai berikut:

“Sampai kapan kita membiarkan Rasulullah dihardik dan diancam ketika

beliau berkeliling berda‟wah di bukit-bukit Mekkah? Selepas rombongan

mereka sampai di Mekkahterjadilah kesepakatan antar kedua belah pihak

untuk berkumpul pada pertengahan hari-hari tasyrik di lembah yang

bernama Aqobah, dilakukan secara rahasia pada malam hari. Setelah

semuanya hadir kemudian ditetapkanlah perjanjian keagamaan”

Sebagai pembicara pertamanya adalah Abbas bin Abdul Muthalib, paman

Rasulullah, yang menjelaskan kepada mereka pentingnya tanggungjawab yang

akan mereka pikul sebagai konsekuensi dari perjanjian itu. Yang isinya sebagai

berikut:

Wahai orang-orang Khazraj (orang-orang Arab menamakan kaum Anshar

orang-orang Khazraj, maupun juga Aus) sebagai mana kalian ketahui,

Muhammad adalah kerabat kami. Kami melindungi dari gangguan orang-

orang yang sependapat dengan kami mengenai dia. Ia mendapat

perlindungan dari kerabatnya sendiri dan di negerinya sendiri. Tetapi, ia

menginginkan untuk bergabung dengan kalian. Jika kalian bersungguh-

sunggguh akan setia kepadanya dan kepada agama yang diserukannya,

dan kalian sanggup melindunginya dari gangguan orang-orang yang

memusuhinya, maka tanggung jawab keselamatannya kami serahkan

kepada kalian. Teapi jika kalian tidak sanggup melindunginya dan hendak

kalian serahkan kepada musuh-musuhnya setelah ia bergabung dengan

kalian, maka mulai sekarang tinggalkan saja dia, karena ia sudah berada

dibawah perlindungan kerabatnya di negerinya sendiri.27

Adapun isi dari bai‟atnya adalah sebagai berikut:

26

Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H.199 27

Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H.202

Page 42: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

30

Berjanji untuk taat dan setia kepada Nabi baik dalam keadaan sibuk

maupun senggang.

Berjanji untuk tetap berinfaq baik dalam keadaan lapang maupun dalam

keadaan sempit.

Berjanji untuk melakukan amar maruf dan nahi mungkar.

Berjanji untuk tetap teguh membela kebenaran karena Allah, tanpa rasa

takut dicela oleh orang yang mencela.

Setelah itu mereka menjabat tangan Nabi seraya mengucapkan, “Demi

Allah yang telah mengutusmu sebagai Nabi dengan membawa kebenaran, kami

berjanji akan membelamu sebagaiama kami membela diri kami sendiri.” Pada saat

bersamaan pula salah satu dari kalangan mereka, Abul Haitsam bin Taihan,

berkata, “kalau semuanya itu telah kami lakukan, kemudian Allah memenangkan

engkau (dari kaum musyrik), apakah engkau akan kembali lagi kepada kaummu

dan meninggalkan kami?” Kemudian Rasullah menjawab yang diawali dengan

senyum sebagai berikut, “darahmu adalah darahku, negerimu adalah negeriku; aku

bagian dari kamu, dan kamu bagian dari aku. Aku akan berperang melawan siapa

saja yang memerangimu, dan aku akan berdamai dengan siapa saja yang berdamai

denganmu.”28

Setalah pelaksanaan bai‟at tersebut, Rasulullah meminta dihadirkan dua

belas orang dari mereka sebagai wakil (naqib) dari kaumnya. Mereka

bertanggungjawab atas pelaksanaan isi bai‟at tersebut. Pemilihanpun dengan

segera dapat dilaksanakan, dari mereka terpilih Sembilan orang dari kabilah

28

Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H.202-205

Page 43: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

31

Khazraj dan tiga orang dari kabilah Aus. Mereka itu adalah sebagai berikut: dari

kabilah Khazraj: As‟ad bin Zararah bin Adas, Sa‟d bin Rabi‟bin Amru, Abdullah

bin Rawahah bin Tsa‟labah, Rafi‟ bin Malik bin al-Ajlan, Al-Barra bin Marur bin

Shakhar, Abdullah bin Amru bin Haram, Ubadah bin Shamit bin Qais, Sa‟d bin

Ubadah bin Dulaim, Al-Mundzir bin Amru bin Khunnis. Sementara dari Kabilah

Aus: Usaid bin Hudhair bin SImak, Sa‟d bin Khaitsamah bin al-Harits, Rifa‟ah

bin Abdul Mundzir bin Zubair. Setelah pemilihan para wakil itu, Nabi

mengadakan perjanjian yang lain dengan mereka sebagai para pemimpin. Nabi

kemudian berkata, “selaku pemimpin dari tiap-tiap kaumnya, kalian memikul

tanggung jawab atas keselamatan kaumnya sendiri-sendiri, sebagaimana kaum

hawariyyin (12 orang murid Nabi Isa) bertanggung jawab atas keselamatan Isa

Putera Maryam. Sedangkan aku bertangungjawab atas kaumku sendiri (yakni

kaum muslimin di Mekkah).” Mereka pun kemudian menyetujui apa yang beliau

ucapkan.29

C. Peristiwa Perjuangan Politik Islam di Madinah

Peristiwa perjuangan politik Islam di Madinah dimulai setelah bai‟at Aqobah, di

mana Islam berhasil mendirikan suatu negara di tengah-tengah tanah gersang yang

dulunya dipenuhi oleh kekufuran. Hal ini merupakan prestasi penting yang diraih

oleh Islam pada fase awal. Atas desakan yang dilakukan kaum Quraisy kepada

Nabi dan pengikutnya maka Nabi mengusulkan untuk hijrah ke Yatsrib yang

29

Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H.207

Page 44: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

32

kemudian dikenal dengan Madinah (kota Nabi). Kaum Muslim pun berencana

melakukan hijrah, sementara kaum kafir Quraisy, setelah mengetahui rencana

berhijrah umat Muslim, pun mulai menghalangi dengan segala cara. Meskipun

demikian kaum muslim tetap keluar meninggalkan Mekkah secara silih berganti.

Bahkan setelah dua tahun lebih dari bai‟at Aqobah kedua tidak ada kaum

Muslimin yang tersisa di Mekkah, kecuali Rasulullah, Abu Bakar, dan Ali.

Sementara itu Rasulullah telah mempersiapkan diri sambil menunggu perintah

hijrah; demikian pula Abu Bakar.30

Peristiwa hijrah ke Madinah ini menambah berang kaum Quraisy. Sebab

mereka mengetahui bahwa Madinah merupakan tempat strategis bagi

perdagangan yang melewati pantai-pantai di Laut Merah, dari Yaman ke Syam.

Bahkan dalam setiap tahun penduduk Mekkah membawa perdangangan ke Syam.

Sebab itu apabila kemudian dakwah Islam tepusat di Madinah dan penduduknya

melakukan perlawanan terhadapnya, maka itu akan menjadi semacam bahaya

besar yang mengancam keberadaan orang-orang Quraisy Mekkah. Oleh

karenanya, mereka pun kemudian mencari cara untuk menghadapi dan

menghadang umat Muslim. Para kaum Quraisy juga sepakat untuk membunuh

Muhammad dan mengepung rumahnya.31

Sementara Nabi Muhammad beserta Sahabat setia Abu Bakar berusaha

meninggalkan rumahnya dan keluar dari Mekkah melalui pintu kecil di belakang

menuju Goa Tsur, ke arah Yaman. Rasulullah meninggalkan rumahnya pada

malam dua puluh tujuh shafar tahun empat belas dari keNabian atau 12/13

30

Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H. 210 31

Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H. 216

Page 45: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

33

September 622 M. Beliau berdua menempuh arah jalan yang berlawanan, yaitu

jalan yang terletak di sebelah selatan Madinah, arah menuju Yaman, sampai tiba

disuatu gunung Tsur.32

Selanjutnya pada hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal tahun keempat belas

dari keNabian, yaitu tahun pertama hijrah, bertepatan dengan tanggal 23

September 622 M, Rasulullah beserta para sahabatnya tiba di Quba. Rasulullah

kemudian tinggal di rumah Kultsum bin al-Hadam, pendapat lain mengatakan

tinggal di rumah Sa‟d bin Kaitsamah. Menurut Syaikh Shafiyurrahman pendapat

pertama adalah yang kuat. Beliau singgah selama empat hari. Di sana kemudian

beliau mendirikan masjid pertama yang didirikan atas dasar ketaqwaan setelah

keNabian. Hari itu merupakan yang sangat bersejarah. Suara tahmid menggema di

rumah-rumah sebagai ungkapan kegembiraan. Kaum Anshar mengalunkan bait

bait syair nya sebagai berikut:

“bulan purnama telah bersinar menerangi kami

Dari staniyyat Wada‟.

Kita wajib bersyukur atas kedatangan seorang da‟i

Yang menyeru kepada Allah.

Wahai Nabi yang diutus kepada kami

Engkau datang membawa perkara yang ditaati.”

Secara keseluruhan kaum Anshar tidaklah kaya raya, tetapi setiap mereka

mengharapkan Rasulullah tinggal di rumahnya, dan mereka mengatakan, “mari

menuju kekuatan, dan perlindungan.33

Dengan demikian jadilah Madinah sebagai

satu tempat yang dihuni kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka saling berbagi

32

Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H. 225 33

Syaikh Shafiyurrahman al mubarakfury, Sirah Nabawiyah. Dar al-Hadits, Kairo. H. 236

Page 46: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

34

harta, tempat, makanan, dan tanggungjawab keislaman. Di antara beberapa

kediaman yang dijadikan tempat penampungan yaitu sebagai berikut:

Kediaman Mubsyir bin Abdul Mundzir bin Zanbar, di Quba, yang

ditempati sekelompok kaum Muhajirin, baik itu laki-laki ataupun kaum

wanita. Sahabat Umar ibn Khatab beserta keluarganya juga berkumpul di

kediaman tersebut.

Kediaman Khubaib bin Isaf, saudara bani AL-Harist bin AL-Khazraj di

As-sanh ditempati oleh Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman beserta ibunya

dan Shuhaib bin Sinan.

As‟ad Zurarah dari Bani An-Najjar, ditempati oleh Hamzah bin Abdul

Muthalib.

Kediaman Sa‟ad bin Khaitsamah, saudara bani AN-Najjjar, disebut dengan

Bait al-Uzzab (rumah para bujangan), ditempati oleh sekelompok kaum

Muhajirin yang belum menikah.

Kediaman Abdullah bin salamah saudara Bal‟ajlan di QUba, ditempati

oleh Ubaidah bin AL-Harist dan ibunya, Sakhilah, Mistah bin Ustastah bin

Ubbad bin Al-Muthalib, dan steeterusnya mereka semua tinggal di rumah

Abdullah bin Salamah di Quba.

Kediaman bani Jahjabati. Penghuninya adalah Mundzir bin Muhammad

bin Uqbah, ditempati oleh ZUbair bin Al-Awwam dan istrinya, Asma binti

Abu Bakar, serta Abu SIbrah bin Abi Wahab beserta istrinya, Ummu

Kulstum bin Suhail.

Page 47: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

35

Rumah bani Abdul Asyhal dan orang yang menampung adalah Sa‟ad bin

Muadz binn An-Numan dari bani Abdul Asyhal, ditempati oleh Mush‟ab

bin Umair dan istrinya, Hamnah binti Jahsy.

Kediaman Bani An-Najjar. Penghuni yang menampungnya adalah Aus bin

Tsabit bin AL-Mundzir. Rumah tersebut ditempati oleh Ustman bin Affan

dan istrinya, Ruqoyyah binti Rasulullah.

Dengan demikian selesailah pelaksanaan pembai‟at tempat dan jaminan

social (takaful) yang menjadi unsur penting bagi Rasulullah dan sahabat-sahabat

beliau. Dengan jiwa tinggi, keimanan kokoh dan kejujuran berinteraksi,

sempurnalah tali persaudaraan dan harmonisasi antara kaum Muhajirin dan

Anshar. Sehingga setiap orang yang memeluk Islam, setiap orang yang dibaiat

dan setiap orang yang telah memeluk Islam dan dibaiat, mereka semua

mengerjakan apa yang telah diperintahkan dan membersihkan ucapan mereka,

karena mereka takut kepada Allah, baik secara sembunyi ataupun rahasia, iman

yang terpatri dalam jiwa mereka membuat mereka dengan suka rela menampung

kaum Muhajirin. Semua orang bahkan bekerja demi kemaslahatan keseluruhan,

terciptalah ukhuwah islamiyah dan semua menginginkan pahala. Inilah yang

disebut dengan tanggungjawab bersama atau tanggungjawab masyarakat dalam

gambaran yang paling jelas dan faktanya lebih suci.34

34

Muhammad Ali Ash-Shalabi, Sejarah Lengkap Rasulullah. Pustaka Al-kautsar, Jakarta Timur,

2012. H. 274-275

Page 48: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

36

D. Perundingan dan Perjanjian dengan Umat Non-Muslim

Selanjutnya, Kondisi Madinah ketika hijrah tidaklah berarti tidak ada

persoalan sosial dan politik masyarakat, melainkan terdapat beberapa

permasalahan yang dihadapi sebagian besar umat Muslim seperti diantaranya:

masalah perbedaan kondisi antara Madinah dan Mekkah di mana di Madinah

perkara kaum Muslim ada di tangan mereka sejak awal. Maka sebab itu, sudah

saatnya mereka menghadapi masalah-masalah peradaban, meliputi kehidupan dan

ekonomi; politik dan pemerintahan; damai; serta koreksi total dalam masalah halal

dan haram, ibadah akhlak dan masalah kehidupan yang lain. Begitu juga kaum

Musyrikin Madinah yang merupakan bagian dari kabilah-kabilah asli Madinah.

Mereka tidak memiliki kekuasaan terhadap kaum Muslimin. Begitu juga orang-

orang Yahudi di Madinah, yang sudah menetap sejak zaman penyiksaan orang-

orang Asyuri dan Romawi. Rasul pun juga tidak akan datang dari keturunan

mereka. Di Madinah juga banyak penduduk Yahudi yang hidup di dalam dan di

sekitar kota dalam keadaan terpisah-pisah, tetapi terlindung oleh benteng-benteng

suku masing-masing. Hal itu disadari oleh Rasul sebagai potensi pemecah belah

antar masyarakat Madinah. Makanya, untuk menjaga keamanan dan pertahanan,

dibuatlah sebuah piagam, yang dikenal dengan nama Piagam Madinah yang

menjadi sebuah perjanjian paling toleran saat itu dalam sejarah, sebagai simbol

persatuan masyarakat Madinah. Sampai saat ini Piagam Madinah telah dipandang

sebagai salah satu dari dokumen terbesar dalam sejarah.35

35

Afzalur rahman, Muhammad Sebagai Pemimpin Militer. YAPI, Jakarta, 1990. H.256

Page 49: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

37

Perjanjian itu merupakan perjanjian antara Muhajirin dan Anshar pada sisi

lain, dan pada sisi yang lain lagi perjanjian dengan orang-orang Yahudi dan non-

Muslim lainnya. Beberapa poin yang dipersetujukan ialah menjamin hak-hak

sosial dan keagamaan orang Yahudi dan non-Muslim maupun kaum Muslimin

serta menentukan pula kewajiban-kewajiban mereka. Piagam ini sejatinya

menguatkan status agama, politik dan sosial orang-orang Yahudi dan non-Muslim

di dalam masyarakat di mana dokumen itu mempunyai ketentuan-ketentuan

sebagai berikut:

Setiap suku dan kelompok harus mengatur urusannya sendiri dan

menyelesaikan perselisihan-perselisihan dan pertengkarannya sendiri,

sesuai dengan hukum atau adatnya sendiri.

Pihak Yahudi atau muslimin tidak boleh lansung memasuki ikatan fakta

persetujuan, kapan pun dan dengan puhak mana pun yang tinggal di luar

Madinah.

Dalam hal peperangan yang terjadi di luar batas kota Madinah penduduk

Madinah tidak boleh dipaksa untuk berperang memihak salah satu dari

pihak yang berperang itu.

Orang-orang Yahudi harus (turut) menyumbang biaya apabila mereka

berperang bersama kaum muslimin melawan musuh bersama.

Setiap suku atau kelompok bebas memeluk agamanya; orang Yahudi

melaksanakan agama mereka, kaum muslimin mengamlkan agama

mereka.

Page 50: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

38

Apabila terjadi serangan dari luar, setiap pihak akan saling membantu.

Apabila salah satu phak terlibat dalam perang, pihak lain harus membantu,

dan apabila salah satu pihak mengadakan perdamaian dengan sesuatu

golongan, yang lainnya harus berdamai pula besamanya. Tidak ada pihak

yang boleh melindungi orang-orang Quraisy Mekkah.

Kota Madinah harus dianggap suci dan tidak boleh dinodai oleh pihak-

pihak yang mengikat persetujuan ini.

Dalam segala perselisihan yang timbul antara pihak-pihak di Madinah,

Muhammad adalah penengahnya, dan keputusannya adalah keputusannya

terakhir.

Dua ketentuan terakhir sangatlah penting, karena mereka mengakui Nabi sebagai

kepala negara Madinah dan pemimpin rakyat serta menjadikan Madinah sebagai

kota suci. Perjanjian ini sangat membantu menguatkan pertahanan Madinah,

setidak-tidaknya secara politis dan psikologis. Sebab kepentingan penduduk

Madinah menjadi sama, keuntungan dan kerugian, kemenangan dan kekalahan,

menjadi urusan bersama. Semuanya menjadi kesatuan untuk pertahanan

Madinah.36

36

Afzalur Rahman, Muhammad Sebagai Pemimpin Militer. YAPI, Jakarta, 1990. H.257-259

Page 51: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

39

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI IDENTITAS

SISTEM POLITIK ISLAM

A. Dakwah Nabi: Tekanan dan Penentangan Kaum Quraisy

Rasulullah melaksanakan tugas risalah selama 13 tahun di Mekkah dan 10

tahun di Madinah. Dakwah dalam periode Mekkah ditempuh melalui tiga tahap.

Tahap pertama adalah dakwah secara diam-diam. Yang menjadi dasar dimulainya

dakwah ini adalah surat al-Muddatsir ayat satu sampai tujuh. Dalam tahap ini

Rasulullah mengajak keluarga yang tinggal serumah dan sahabat-sahabat

terdekatnya agar meninggalkan agama berhala dan beribadah hanya kepada Allah

semata. Dalam fase ini yang pertama menyatakan beriman adalah Siti Khadijah,

Ali ibn Abi Thalib dan Zaid ibn Haritsah. Dari kalangan sahabat, Abu Bakar lah

yang segera menyatakan keimanannya, kemudian diikuti oleh Utsman ibn Affan,

Zubair ibn Awam, Saad ibn Abi Waqqash, Thalhah ibn Ubaidillah, ABd al-

Rahman Ibn Auf, Abu Ubaidilah ibn Jarrah, Arqam ibn Abi al-Arqam, Bilal ibn

Rabah dan beberapa penduduk Mekkah yang lain. Rasulullah mengajarkan Islam

kepada beberapa penduduk Mekkah yang lain. Rasulullah mengajarkan Islam

kepada mereka di rumah Arqam ibn Abi al-Arqam. Mereka menjalankan ajaran

agama baru ini secara sembunyi-sembunyi sekitar tiga tahun lamanya37

.

Tahap kedua adalah dakwah semi terbuka. Dalam tahap ini Rasulullah

menyeru keluarganya dalam lingkup yang lebih luas berdasarkan surat al-syuara

37

H. Rus‟an. Lintas Sejarah Islam di zaman Rasulullah saw. Wicaksana, Semarang, tahun 1981.

H. 19

Page 52: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

40

ayat 214. Yang menjadi saasarn utama seruan ini adalah bani Hasyim. Sesudah itu

Rasulullah memperluas jangkauan seruannya kepada seluruh penduduk Mekkah

setelah turun ayat 15 surat al-Hijr. Langkah ini menandai dimulainya tahap ketiga,

yaitu dakwah terbuka. Sejak saat itu Islam menjadi perhatian dan pembicaraan

penduduk Mekkah. Dalam situasi seperti itu Rasululah meningkatkan kegiatannya

dan memperluas jangkauan seruannya, mempergunakan segala sarana; politik,

ekonomi, perkawinan, perdamaian, surat menyurat, khususnya kemudian yang

terakhir dilakukan oleh Rasulullah stelah Hijrah ke Madinah dan menjadi Kepala

Negara. Sehingga, kekuasaan dan otoritasnya tidak lagi terbatas kepada penduduk

Mekah, melainkan kepada setiap orang yang datang ke Mekkah terutama pada

musim haji.38

Ketika gerakan Rasulullah makin meluas, jumlah pengikutnya bertambah

banyak dan seruannya makin tegas dan lantang. Orang-orang Qurasiy terkejut dan

marah. Mereka bangkit menentang dakwah Rasulullah dan dengan berbagai

macam cara berusaha menghalang-halanginya.39

Kelompok yang paling keras menekan dan mengolok-olok serta

mengganggu Rasulullah SAW di kalangan Musyrikin Quraisy antara lain:

Paman Rasulullah yang bernama Abu Lahab Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Ia

tidak hanya memusuhi beliau saja, tetapi juga menganiaya dan menyiksa kaum

Muslimin. Ia seorang yang berkepala batu dan sangat keras mendustakan

keNabian Muhammad SAW. Abu lahab adalah tetangga Rasulullah, bahkan

sama-sama dari bani Abdul Muthalib, tetapi karena kebenciannya yang mendalam

38

Lihat al-quran surat asyuara ayat 26 dan al-hijr ayar 214 39

Ja‟far Shubani, ARRISALAH: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW. Lentera, Jakarta. Tahun

1996. H. 20

Page 53: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

41

terhadap Islam dan kaum Muslimin ia tidak segan-segan melemparkan kotoran

binatang ke depan pintu rumah Rasulullah. Saking bencinya Abu Lahab kepada

Rasulullah, ia pun memerintahakan dua orang anak lelakinya, „Uthbah dan „Utaib

supaya mencerai istrinya masing-masing, yaitu Ruqayyah dan Ummu Kaltsum,

dua orang puteri Rasulullah.

Abu Lahab meninggal di Mekkah ketika mendengar kekalahan kaum

Musyrikin Quraisy dalam perang Badr. Ia diserang sejenis penyakit cacar basah.

1. Al-Aswad bin „Abdi Yaghuts dari Bani Zuhrah, ia paman Rasulullah dari

pihak bundanya. Dalam hal lain, ia juga mengolok-olok dan menentang

Islam serta kaum muslimin dan serangan-serangannya tidak kalah dengan

tokoh-tokoh Musyrikin lainnya yang sezaman. Di tempat mana saja ia

melihat seorang atau beberapa orang pemeluk Islam, kepada kawan-

kawannya ia berkata: “lihat, itulah raja-raja dunia yang bakal mewarisi

singgasana Kisra di Persia!” bila bertemu Rasulullah ia bertanya

mengejek. Akibat perbuatannya yang melampaui batas itu, Allah

menimpakan adzab di dunia dan akhirat kepadanya. Pada suatu hari ia

keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan. Di tengah perjalanan ia

diserang tiupan angin panas hingga kulit mukanya gosong dan berubah

warnanya menjadi hitam. Pada akhirnya keluarganya tidak ada yang

mengenalinya. Ia hidup bergelandangan kebingungan dan mati kehausan

di tengah padang pasir.

2. Al-Harits bin Qais bin Adiy dari Bani Sahm. Ia termasuk kaum Musyrikin

Quraisy yang selalu mengganggu Rasulullah. Al-Harits bin Qais bin Adiy

Page 54: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

42

dari Bani Sahm meninggal dunia pada saat sedang minum sehabis

kekenyangan makan ikan bergaram.

3. Umayyah dan Ubay, kakak beradik anak Khalaf. Keduanya termasuk yang

paling keras melancarkan gangguan terhadap Rasulullah dan paling gigih

mendustakan keNabian beliau. Pada suatu hari ubay datang kepada

Rasulullah membawa sepotong tulang kering, kemudian diremas-remas

dengan tangannya hingga hancur. Setelah itu ia berkata: “Hai Muhammad,

engkau mengatakan Tuhanmu dapat menghidupkan kembali tulang

belulang yang sudah hancur seperti ini. Cobalah minta kepada Tuhanmu

supaya menghidupkan tulang yang sudah hancur ini!”.

Mereka pun mendapatkan hukuman dari Allah; Umayyah mati dalam

perang Badr dibunuh oleh Khubaib dan Bilal bin Rabbah. Sedangkan

saudaranya, yaitu Ubay mati dalam perang Uhud terkena tombak

Rasulullah.

4. Al-„Ash bin Wa‟il As-Sahmiy, ayah Amr bin Al-„Ash. Ia termasuk orang

yang selalu mencemooh Rasulullah ketika putera Rasulullah wafat. Al-

„Ash bin Wa‟il As-Sahmiy mati terpelanting jatuh dan kakinya disengat

serangga berbisa dan tidak lama kemudian membengkak besar sekali.

Akibat kecelakaan itu ia meninggal dunia dalam usia 85 tahun.

5. An-Nahdr bin Al-Harits bin Alqomah bin Kaladah bin Abdi Manaf bin

Abdid-Dar; nama panggilan Abu Qaid. Ia terasuk orang Quraisy yang

paling keras mendustakan rasul, mengganggu beliau dan menganiaya

Page 55: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

43

kaum muslimin yang lemah. Ia meninnggal menjadi tawanan perang dan

dihukum mati, pelaksanaannya dihukum mati oleh Ali bin Abi Thalib.

6. Abu Jahl bin Hisyam Al-Makhzumiy. Ia seorang yang sangat keras

melancarkan permusuhan terhadap Rasulullah, dan paling banyak

menganiaya serta menyiksa kaum muslimin. Dalam perang badar ia

dibekuk dalam keadaan setengah mati oleh dua orang kaka beradik anak

„afra, kemudian dipercepat kematiannya oleh Abdullah bin Mas‟ud.

7. Nubaih dan Munabbih, dua orang kakak-beradik anak Al-Hajjaj dari Bani

Sahm. Keduanya berbuat sama dengan kaum musrikin yang lainnya dalam

mengganggu dan mengejek Rasulullah. Nubaih dan Munabbih mati

terbunuh dalam perang Badr di tangan Ali bin Abi Thalib.

8. Zuhair bin Abi Umayyah, saudara seayah dengan Ummu Salamah. Zuhair

bin Abi Umayyah termasuk orang yang secara terang-terangan

menyatakan permusuhan terhadap Rasulullah dan dengan keras

mengingkari keNabiannya. Dalam perang badar Zuhair bin Abi Umayyah

jatuh sebagai tawanan perang, kemudian dibebaskan tanpa syarat oleh

Rasulullah. Beberapa waktu setelah kembali dalam perang badar Zuhair

bin Abi Umayyah meninggal dunia di Mekkah.

9. Uqbah bin Abi Mu‟aith nama aslinya adalah Aban bin Abi Amr bin

Umayyah bin Abdusy-Syams, dan dikenal pula dengan nama panggilan

Abul Walid. Ia termasuk seorang yang sangat keras mengganggu

Rasulullah. Uqbah bin Abi Mu‟aith menjadi tawanan dan dihukum mati

yang pelaksanaannya dilakukan oleh „Ashim bin Tasbit Al-Anshary.

Page 56: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

44

10. Al-Aswad bin AL-Muthalib bin Asad bin Abdul-Uzza bi Qusyaiy, nama

panggilannya Abu Zamaah. Al-Aswad bin AL-Muthalib bin Asad bin

Abdul-Uzza bi Qusyaiy termasuk orang yang selalu mengejek-ejek

Rasulullah SAW dan kaum muslimin. Al-Aswad bin AL-Muthalib

tertimpa dahan yang berduri dan matanya buta.

11. Hu‟aimah bin „Adiy bin Naufal bin Abdi Manaf, nama panggilannya Abu-

Rayyun. Ia termasuk kaum Musyrikin Quraisy yang selalu mengganggu,

mendustakan dan memaki-maki Rasulullah. Hu‟aimah bin „Adiy bin

Naufal bin Abdi Manaf menjadi tawanan dan dihukum mati.

12. Rukanah bin Abdi Yazid bin Hisyam bin Al-Muthalib. Ia sangat keras

memusuhi Rasulullah. Pada suatu hari ketika bertemu dengan Rasulullah

ia menantang Rasulullah sebab ia terkenal dengan kekuatan tenaganya

hingga belum pernah ada seorang yang dapat menjatuhkannya. Ia berkata,

aku tidak akan memeluk Islam sebelum engkau dpaat memanggil pohon

itu! Rasulullah kemudian memanggil pohon itu bergerak mendekati

Rasulullah. Akan tetapi Rukanah justru berkata: “sungguh itu merupakan

kekuatan sihir yang luar biasa!”

Mereka adalah orang-orang Musyrikin Quraisy yang sangat gencar

melawan dan menekan dakwah-dakwah Rasulullah. Sebagian besar dari mereka

adalah dari kerabatnya Rasulullah sendiri.40

Menurut Ahmad Syalabi yang ditulis

ulang dalam buku Sejarah Peradaban Islam: dari masa klasik hingga modern,

40

HMH. AL Hamid AL Husaini, Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad SAW. Yayasan al

hamidi, Jakarta, 1992. 362-366

Page 57: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

45

ada lima faktor yang menyebabkan orang Quraisy menentang dakwah Rasulullah,

yaitu:

Persaingan Pengaruh dan Kekuasaan

Mereka belum bisa membedakan antara keNabian dengan kerajaan.

Mereka mengira memenuh seruan Rasulullah berarti tunduk kepada Abd

al-Muthalib. Hal ini menurut anggapan mereka akan menyebabkan suku-

suku Arab kehilangan pengaruhnya dalam masyarakat.

Persamaan Derajat

Rasulullah mengajarkan persamaan derajat di antara umat manusia. Hal ini

berlawanan dengan tradisi Arab Jahiliyah yang membeda-bedakan derajat

manusia berdasarkan kedudukan dan status social. Bangsawan Quraisy

belum siap menerima ajaran yang akan meruntuhkan tradisi dan dasar-

dasar kehidupan mereka.

Takut Dibangkitkan setelah Mati

Gambaran tentang kebangkitan kembali setelah mati sebagaimana

diajarkan Islam, sangat mengerikan di mata pemimpin-pemimpin Quraiys.

Oleh kaena itu mereka enggan memeluk Islam yang mengajarkan, bahwa

manusia akan dibangkitkan kembali dari kematiannya untuk

mempertanggungjawakan seluruh amal dan perbuatannya sewaktu hidup

di dunia.41

Taklid kepada Nenek Moyang

41

Ja‟far Shubani, ARRISALAH: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW. Lentera, Jakarta. Tahun

1996. H. 20

Page 58: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

46

Bangsa Arab jahiliyah menganggap, bahwa tradisi nenek moyang

merupakan sesuatu yang mutlak dan tidak boleh diganggu gugat.

Terlampau berat bagi mereka meninggalkan agama nenek moyangnya,

apalagi yang diajarkan Rasulullah itu bertolak belakang dengan

keyeakinan yang mereka anut.

Perniagaan Patung

Larangan menyembah patung dan larangan memahat dan

memperjualbelikannya merupakan ancaman yang akan mematikan usaha

pemahat dan pejual patung. Lebih dari itu, para penjaga Ka‟bah juga tidak

mau kehilangan sumber penghasilan dan pengaruh yang diperoleh dari

jasa pelayanan terhadap orang-orang yang datang ke Mekakah untuk

menyembah patung.

Penolakan kaum Quraisy terhadap Islam mendorong Rasulullah lebih

mengintensifkan dakwahnya. Semakin tegas dan lantang Rasulullah

mendakwahkan Islam, semakin keras permusuhan yang dilancarkan orang-orang

Quraisy terhadap beliau dan pengikutnya. Bermacam cara mereka tempuh untuk

menghentikan dakwah Rasululah dan membendung pertumbuhan agama baru ini,

mulai dari bujukan, ancaman, intimidasi, bahkan penyiksaan fisik. Tidak sedikit

sahabat Rasulullah yang menjadi korban kemarahan kaum Quraisy itu. Terhadap

Rasulullah sendiri mereka tidak berani melakukan gangguan fisik karena

kedudukan beliau sebagai bangsawan Quraisy dan dilindungi Abu Thalib, bahkan,

atas permintaan Abu Thalib, dilindungi oleh bani Hasyim dan Bani Muthalib,

Page 59: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

47

kendati pun umumnya mereka waktu itu belum masuk Islam42

. Di antara salah

satu cotoh tekanan dan penyiksaan kaum Quraisy terhadap Rasulullah antara lain:

Suatu hari, Abu Jahal melihat Nabi di Shafa. Ia mencela Nabi. Nabi tidak

menanggapinya, tapi beranjak pulang. Abu Jahal pun bergabung dengan

kaum Quraisy yang berkumpul di samping Ka‟bah.

Pada hari yang sama, Hamzah, paman sekaligus saudara angkat Nabi,

pulang dari berburu sambil membawa panah dan busur. Seperti biasa,

setelah kembali ke Mekkah dan sebelum menjumpai anak dan kerabatnya,

ia ke kabah dahulu untuk tawaf. Sesudah itu, ia menemukan kumpulan

Quraisy di sekitar Ka‟bah untuk betegur sapa, baru kemudian pulang.

Budak perempuan Abdullah Jad‟an, yang kebetulan menyaksikan

perbuatan Abu Jahal tadi, menghadap Hamzah dan berkata, “Wahai Abu

Ammarah (julukan Hamzah), kalau saja anda berada di sini beberapa saat

lalu dan menyaksikan peristiwa yang saya saksikan, anda akan tahu

bagaimana Abu Jahal mencerca dan mengganggu keponakan anda.”

Kemudian ia segera memutuskan membalas Abu Jahal atas pelecehannya

terhdap kemenakannya itu. Ia kemudian menemukan Abu Jahal sedang

duduk bersama kelompok Quraisy. Tanpa omong, ia langsung mengangkat

busur dan memukulkannya ke kepala Abu Jahal hingga tengkoraknya luka.

“Engkau mencerca dia (Nabi) padahal aku sudah memeluk agamanya. Aku

42

Sejarah Peradaban Islam. Dari Masa Klasik Hingga Modern. LESFI, Yogyakarta, 2004. H. 26-

27

Page 60: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

48

menempuh jalan yang ia tempuh. Jika mampu, ayo lawan aku,” tantang

Hamzah.43

Kebencian Musyrikin Quraisy terhadap Rasulullah makin meningkat

manakala mereka menyaksikan penganut Islam terus bertambah. Tidak hanya

penghinaan yang kemudian ditimpakan kepada Rasululah, melainkan juga

rencana pembunuhan yang disusun oleh Abbu Sufyan. Termasuk sahabat

Rasulullah yang menjadi sasaran kemarahan kaum Quraisy adalah Abdullah ibn

Mas‟ud, Bilal ibn Rabah seorang budak yang oleh Rasulullah dijuluki buah

permata dari Habsyi.

Menurut Thomas. W. Arnold dalam Sejarah Dakwah Islam

mengemukakan bahawa kegagalan Musyrikin Quraisy menghentikan dakwah

Rasulullah antara lain karena Rasulullah dilindungi bani Hasyim dan Bani

Muthalib. Menyadari hal itu mereka memboikot dua keluarga besar pelindung

Rasulullah itu, dengan memutuskan hubungan mereka dengan pihak luar berkenan

dengan perkawinan, jual beli, ziarah menziarahi dan lain-lain. Keputusan tertulis

tentang larangan ini digantungkan pada dinding Ka‟bah. Rasulullah dan para

pengikutnya serta Bani Hasyim dan Bani Muthalib terpaksa menyingkir ke Syi‟ib,

dan hanya bisa berhubungan dengan pihak luar pada bulan-bulan haji.

Pemboikotan ini berjalan selama tiga tahun dan baru berakhir ketika

Zuhair ibn Umayah dan beberapa kawannya mengambil surat pemboikotannya itu

dari Ka‟bah dan merobeknya. Belum lagi sembuh kepedihan yang dirasakan

43

Ja‟far Shubani, ARRISALAH: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW. Lentera, Jakarta. Tahun

1996. H. 184

Page 61: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

49

Rasulullah akibat pemboikotan itu, Abu Thalib, paman beliau dan khadijah, sitri

beliau meninggal dunia. Oleh karena itu tahun ini dikenal dengan am al-huzn

(tahun kesedihan). Dengan meninggalnya orang penting dari suku Quraisy

tersebut, mereka semakin berani melakukan penghinaan bahkan penganiayaan

terhadap beliau. Dalam pada itu Rasulullah mencoba pergi ke Thaif untuk

berdakwah kepada para pemuka kabilah di sana. Upaya ini gagal dan bahkan

mereka mengusir beliau dari sana.

Pada saat menghadapi ujian-ujian besar Rasulullah diperintahkan untuk

melakukan perjalanan malam dari masjidil haram ke Masjidil Aqsha di Palestina,

kemudian dinaikkan menembus langit sampai ke Sidrah al-Muntaha. Di situlah

Rasulallah menerima syariat kewajiban sholat lima waktu pada malam 27 Rajab

tahun 11 sesudah keNabian. Bagi kaum Quraisy, peristiwa itu menjadi bahan

untuk mengolok-olokan beliau44

.

B. Hijrah sebagai Perluasan Dakwah dan Politik Islam

Hijrahnya Nabi Muhammad telah disambut dengan suka cita oleh

masyarakat Madinah. Hal ini terjadi setelah Baiat Aqobah ke dua.

Nabi memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke Madinah secara

bergelombang. Gelombang pertama terdiri dari Abu Salamah ibn Abdul Asad,

disusul Amir ibn Rabi‟ah dan istrinya Layla, lalu „Abdullah ibn Jahsy, lalu Umar

ibn Khathab, satu-satunya orang yang hijrah dengan terang-terangan, lalu diikuti

oleh para sahabat yang lain. Sementara Nabi tetap tinggal di Mekkah, selain Ali

44

Thomas W. Arnold, sejarah Dawah Islam, Terj. H. A Nawawi Rambe Wijaya, Jakarta tahun

1985. H. 13-14

Page 62: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

50

ibn Abi Thalib dan Abu Bakar al-Shiddiq serta orang-orang yang dicegah secara

paksa oleh kaum musyrik.

Dalam hijrahnya itu diketahui kaum Musyrikin yang meyakini bahwa

kaum muslimin berhijrah untuk mengumpulkan kekuatan dimana mereka melihat

hijrahnya para sahabat menuju kaum Anshar. Mereka yakin para sahabat bertolak

menuju negeri yang pasti memiliki kekuatan yang bisa dipergunakan untuk

memerangi mereka di Mekkah. Akhirnya, mereka berkumpul di Darul Nadwah

untuk merencanakan pembunuhan Nabi. Malam itu juga, jibril mendatangi Nabi

dan menyruuhnya untuk tidak berbaring di ranjang tempat beliau biasa tidur. Nabi

memerintahkan Ali ibn Abi Thalib untuk berbaring di ranjang tempat beliau biasa

tidur, seraya berkata kepadanya bahwa ia takkan mendapatkan sesuatu yang

buruk. Nabi keluar melewati pintu belakang.

Nabi bergegas ke rumah Abu Bakar yang sudah menunggu. Pada malam

itu upaya kaum Musyrikin gagal total. Keterangan ini dimuat dalam surat Al-

Anfal Ayat 30.

Pilihan Hijrah Nabi dan sahabat beserta kaumnya merupakan rencana yang

jitu. Nabi membuat rencana yang sanagat matang dan cermat untuk hijrah. Beliau

menentukan peran setiap orang dengan sangat tepat. Antara lain sebagai berikut:

Pergi ke rumah Abu Bakar pada siang hari yang sangat terik, yang

sebelumnya tidak pernah beliau lakukan.

Pergi keluar dalam keadaan menyamar sehingga tak seorangpun

mengenalinya.

Page 63: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

51

Keluar dari rumah Abu Bakar pada malam hari sehingga tak seorang pun

melihatnya, dan keluar dari pintu beleakang rumah.

Meminta Ali untuk bertahan sebentar di Makkah sampai tipu daya orang-

orang musyrik benar-benar dijalankan dan gagal, lalu memerintahkannya

untuk menyusul langsung ke Madinah.

Nabi dan Abu Bakar membuat kesepakatan dengan Abdullah ibn Urayqah

agar keduanya ditemui di Gua Tsur setelah tiga hari.

Meminta Abdullah ibn Abu Bakar pergi ke Mekkah pada saat fajar

sehingga kaum Quraisy akan mengira dirinya bermalam bersama mereka,

dan baru pada malam harinya pergi ke Gua Tsur untuk menyampaikan

semua berita dari kaum Quraisy.

Asma‟ bint Abu Bakar diberi tuugas mengirim makanan dan minuman ke

Gua Tsur.

„Amir ibn Fahirah, bekas budak Abu Bakar ditugaskan mengembala

kambing kearah Gua Tsur, menghapus jejak-jejak kaki Abdullah ibn Abu

Bakar dan „Asma, dan juga mengirimkan daging dan susu kepada Nabi

dan Abu Bakar.

Nabi dan Abu Bakar tinggal di dalam Gua Tsur selama tiga hari sampai

situasi tenang dan sampai kaum Quraisy mengira keduanya telah tiba di Madinah.

Saat itulah Nabi dan Abu Bakar keluar dari Gua Tsur, melanjutkan perjalanan

hijrah.keduanya mengambil arah selatan menuju Yaman, bukan arah utara menuju

Madinah. Ini untuk menyesatkan kaum Quraisy yang tersu mengejar.

Page 64: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

52

Selanjutnya Nabi dan Abu Bakr tiba di Madinah pada hari Jum‟at, 12

Rabiul Awal, setelah empat hari berada di daerah Quba. Di Quba inilah Nabi

bertemu Ali ibn Abi Thalib yang berhasil menipu kaum Quraisy di Mekkah.

Nama Yastrib berubah menjadi Madinah yang merupakan lembaran baru sejarah

umat Islam, yang ditandai dengan berdirinya negara Islam beserta semua sendi-

sendinya dan unsur-unsur kebangsaanya.

Ada kaum Muhajirin dan Anshar, serta masyarakat Madinah yang terdiri

daripada kabilah, yang menggunakan undang-undang al-Quran yang langsung

dipimpin Rasulullah Muhammad SAW.45

Pada masa itulah Rasulullah dan para sahabat serta penduduk Madinah

melakukan kegiatan perekatan emosional dengan melakukan pembangunan

masjid pertama setibanya di Madinah. Rasulullah dan para Sahabatnya

membangun masjid, yang memiliki peran strategis dalam sejarah kebesaran Islam.

Masjid di samping tempat shalat, Masjid itu juga menjadi madrasah yang

menghasilkan kader-kader terbaik Rasulullah untuk menjadi punggawa depan

umat Islam dan pembawa panji Islam. Masjid juga menjadi tempat pemilihan

khalifah, baiat, dan diskusi tentang semua persoalan umat Islam. Di masjid juga

Rasulullah menyambut utusan para suku dan delegasi para raja dan penguasa di

dunia46

.

Selanjutnya Rasulullah dan para sahabatnya melakukan hubungan

persaudaraan muhajrin dan Anshar. Dan ini menjadi pilar kedua bagi

45

Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Sejarah Islam; Jejak Langkah Peradaban Islam

dari Masa Nabi HIngga Masa Kini. Zaman, Jakarta, 2014. H. 41-43 46

Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Sejarah Islam; Jejak Langkah Peradaban Islam

dari Masa Nabi HIngga Masa Kini. Zaman, Jakarta, 2014. H.43

Page 65: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

53

terbentuknya negara Madinah. Nabi mempersaudarakan kaum Anshar dan

Muhajirin dalam sebuah ikatan persaudaraan kuat yang belum pernah dikenal

untuk manusia. Di mana kaum Anshar membuka hati dan rumah mereka untuk

kaum muhajriin yang hendak tinggal di rumah seorang Anshar; orang Anshar

segera memberinya separuh hartanya dan rumahnya. Demikianlah Nabi

mempertalikan hati semua umat Islam. Iman berada di atas semua ikatan,

termasuk ikatan darah, dan kekerabatan. Ikatan persaudaraan lebih diutamakan

dibandingkan semua ikatan lainnya47

.

Perjanjian ini selain berisi mengenai aturan antara kaum muslimin dengan

Bani Israil sebagai suatu kesatuan masyarakat, juga menyatakan Ikrar untuk

menjadikan Madinah sebagai kota haram. Dengan demikian Madinah tidak

diperbolehkan untuk menjadi arena peperangan. Siapa pun yang akan keluar

masuk kota Madinah, terjamin keselamatan dan keamanannya. Antara lain

perjanjian itu meliputi:

Merupakan program penegakkan hukum Islam Beserta seluruh unsur

penting pendukungnya. Dengan ditetapkannya perjanjian ini, umat Islam

yang akan memulai babak kehidupan baru dalam melaksanakan ajaran

agamanya mendapatkan jaminan keselamatan dan keamanan. Sehingga

mempertebal keyakinan dan pengamalan syariat Islam bagi dirinya di

tengah-tengah kehidupan masyarakat.

47

Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Sejarah Islam; Jejak Langkah Peradaban Islam

dari Masa Nabi HIngga Masa Kini. Zaman, Jakarta, 2014. H.43-44

Page 66: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

54

Memberikan jaminan kehidupan bermasyarakat yang merupakan bagian

dari sendi-sendi ajaran Islam. Penetapan perjanjian tersebut, di samping

memberikan jaminan keamanan dan keselamatan, juga memberikan

kesempatan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dalam satu ikatan

keluarga besar yang mandiri. Dan Rasulullah telah terbukti

mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar, sehingga mereka

dapat menyelesaikan setiap permaslahan keagamaan dan kemasyarakatan

secara bersama. Hal tersebut didasarkan pada firman Allah swt dalam

suarat At-Taubat ayat 71 yang artinya: “Dan orang-orang yang beriman,

laki-laki dan perempuan, sebagaian mereka menjadi penolong bagi

sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma‟ruf, dan

mencegah dari yang mungkar, melaksanakan sholat dan menunaikan

zakat, dan taat kepada Allah dan Rosul-Nya. Mereka akan diberi rahmat

oleh Allah. Sungguh Allah maha perkasa lagi maha bijaksana48”.

Adanya kebebasan menjalankan syariat agamanya masing-masing, baik

umat Islam maupun Yahudi. Atas dasar tersebut, maka umat Islam dan

Yahudi masing-masing bebas menjalankan ajaran agamanya, meskipun

dalam urusan kenegaraan mereka harus bersatu padu. Misalnya bersama-

sama bersatu padu menghadapi musuh yang akan menyerang kota

Madinah atau mengganggu kemanan.

Dengan demikian Rasulullah tidak hanya merajut persaudaraan dan

emosional antar sesama muslim, teteapi juga melakukan persekutuan antar umat

48

Al-Qur’an, Mushaf Maqamat, Institut Ilmu Al-Quran. Surat At-Taubat ayat 71

Page 67: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

55

Islam dengan umat Yahudi, yang tentunya setelah dinyatakan umat Islam kuat di

Madinah dan mayoritasnya memeluk Islam. Rasululllah kemudian melakukan

perjanjian antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar beserta kaum Yahudi, yang

secara singkat berisi jaminan perlindungan atas agama dan harta kaum Yahudi,

dan penentuan hak-hak dan kewajiban kewajiban mereka.49

Menurut Musyrifah

Sunanto, dalam bukunya Sejarah Islam Klasik, ketika Rasulullah hijrah dan

diangkat menjadi kepala negara, Rasulullah melakasanakan: Pertama, proklamasi

berdirinya sebuah negara dengan cara mengumumkan nama Madinah al-

Munawarah bagi kota Yatsrib. Kedua, mendirikan Masjid Nabawi sebagai pusat

kegiatan ummat Islam. Ketiga, mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum

Anshar. Persaudaraan berdasarkan agama sebagai basis warga negara. keempat,

membuat undang-undang dan peraturan berdasarkan perjanjian-perjanjian yang

terkenal dengan istilah Traktat Madinah. kelima, membuat bats wilayah sebagai

basis territorial dengan membuat parit pada waktu perang Khandaq. Keenam,

membuat lembaga-lembaga pelengkap sebuah pemerintahan, pengadilan, lembaga

pendidikan, baitul mal, lembaga yang mengatur administrasi Negara, serta

menyusun ahli-ahli yang cakap yang bertindak sebagai pendamping Nabi.50

C. Identitas Politik Islam

Di awal kemunculannya, suatu identitas politik Islam pada mulanya disebut

dengan Ikrar Akaba (Janji Aqaba). Ikrar ini menjadi kekuatan Islam terutama

49

Dr. Mustafa Kamal Wasfi, Strategi Rasulullah Menghadapi Ulah Yahudi. Pustaka Mantia. 72-

73 50

Musyrifa Sunanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Prenada

Media Group, Jakarta, 2007. H. 19

Page 68: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

56

kaum Muslim yang berada di Mekkah. Sebab masa itu kekejaman Quraisy

Mekkah tambah menjadi-jadi, sehingga dakwah-dakwah Islam pun memasuki

pintu-pintu hati penduduk Yatsrib (Madinah). Di mana dari penduduk yastrib

yang telah masuk Islam dari kaum Auwas dan Khazraj, mengirim delegasi pada

dua musim haji berturut-turut untuk menjumpai Rasulullah. Delegasi terakhir

terdiri dari 72 orang, dimana mereka mengadakan pertemuan rahasia pada tengah

malam di bukit Aqabah yang terletak di luar kota Mekkah, yang menghasilkan

ikrar sebagai berikut:

“Demi Allah, kami akan membela Engkau ya Rasul, seperti halnya kami

membela istri dan anak-anak kami sendiri. Sesungguhnya kami adalah

putra-putra pahlawan yang selalu siap mempergunakan senjata.

Bunyi ikrar di atas kemudian dikenal sebagai “Ikrar Aqabah”. Di mana

setelah selesai ikrar, Rasulullah mengangkat dan melantik 12 orang yang di antara

mereka menjadi pemimpin/perwira: mereka terdiri dari tiga orang suku Khazraj

dan Sembilan orang suku Aus. Inilah awal politik Islam sekaligus sebagai langkah

nyata membentuk kekuatan fisik di luar Mekkah. Setelah itu tidak selang beberapa

lama maka Rasul dan para sahabatnya yang setia hijrah ke Yatsrib. Dengan

demikian, secara resmi para petinggi komunitas Muslim awal sudah terbentuk.

Komunitas tersebut sudah memiliki kekuatan: baik politik, ekonomi, maupun

fisik.

Peristiwa hijrah ini terjadi setelah pemuka-pemuka Quraisy berkomplot

untuk membunuh Rasul pada suatu malam tertentu.51

Pada 12 Rabul Awal tahun 1

Hijriyah, Rasulullah dilanjutkan dengan pembangunan masjid yang pertama

51

A. Hasjmy, Sejarah Keudayaan Islam. Penerbit Bulan Bintang, Jakarta, 1973. H.52

Page 69: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

57

dalam Islam di Quba pada tahun 1 Hijriah. Rasulullah dengan 100 orang

sahabatnya menuju Yatsrib. Di tengah jalan pada suatu tempat yang bernama

perkampungan bani Salim, Rasulullah mendapatkan perintah untuk menunaikan

sholat jum‟at, sebagai suatu isyarat sudah waktunya memproklamirkan berdirinya

daulah Islamiyah.52

Selanjutnya dalam suasana kekhususan jamaah jum‟at Rasulullah

menyampaikan khutbahnya yang berisikan: tahmid, salam, pesan bertaqwa, doa

sejahtera bagi muslimin/mukminin dan pembacaan beberapa ayat al-Quran yang

menjadi intinya khutbah. Pelaksanaan jamaah sholat jum‟at ini menjadi yang

pertama dalam Islam, oleh ahli-ahli sejarah politik dinyatakan sebagai proklamasi

lahirnya Negara Islam. Dimana dalam khutbah pertamanya itu Rasulullah telah

menetapkan dasar negara yaitu taqwa, yang berarti bahwa negara harus

menjalankan segala ajaran Allah, yang dalam perkembangannya politik negara

berdasarkan atas sebagai berikut: al-Adalah Insaniyah (keadilan dan peri

kemanusiaan), Asy-Syura (bermusyawarah/berdemokrasi), Al-Wahdatul Islamiyah

(persatuan Islam dan persatuan umat), al-Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan

Islamiyah/persaudaraan Islam).53

Selanjutnya, kota tersebut dijadikan pusat jamaa‟ah kaum Muslimin, dan

menjadi Ibu Kota Negara Islam yang segera didirikan oleh Rasulullah dengan

perubahan nama yang semula Yatsrib menajdi Madinah. Pada masa itu Rasulullah

mendirikan masjid, yang menjadi pusat ibadah dan kebudayaan, bahkan dijadikan

markas besar negara Islam. Rasulullah mempersaudarakan semua kaum muslimin

52

A. Hasjmy, Sejarah Keudayaan Islam. Penerbit Bulan Bintang, Jakarta, 1973. H.53 53

A. Hasjmy, Sejarah Keudayaan Islam. Penerbit Bulan Bintang, Jakarta, 1973. H.53

Page 70: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

58

yang berbeda-beda suku dan bangsa, yang berlain-lainan warna, kulit dan rupa.

Sehingga dengan demikian mereka menjadi bersaudara dan sederajat. Hal ini

disesuaikan dengan turunnya al-Quran ayat Al-Hujarat ayat 13 yang isinya:

“Wahai manusia! Sungguh. Kami telah menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.

Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang-

orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah maha mengetahui,

mahateliti.54

Demikianlah sesungguhnya agama menjadi suatu pengikat anatara

pemerintah dan rakyat, dan antara peribadi-peribadi rakyat. Tidak menutup

kemungkinan setelah diubahnya Yatsrib menjadi Madinah, maka lahirlah unsur

pada dirinya yang sangat mulia. Selama beberapa minggu Rasulullah menelaah

situasi, mempelajari keadaan politik, ekonomi, social dan lain-lainya, maka

setelah itu beliau mengeluarkan Dekrit yang dikenal dengan “SHAHIFAH”, yang

dimaknai oleh para ahli politik sebagai manifesto politik pertama dalam Negara

Islam. Demikianlah dasar sikap Nabi adalah damai dan bersahabat, hidup dan

membiarkan orang lain hidup, mengikat serta dapat dipercaya dan kuat.

Rasulullah telah berhasil menyatukan penduduk Madinah yang berbeda agama

dan unsur darah untuk menghadapi musuh.55

54

Al-Qur’an Mushaf Maqamat, Institut Ilmu Al-Qur’an, surat Al-Hujurat ayat 13 55

A. Hasjmy, Sejarah Keudayaan Islam. Penerbit Bulan Bintang, Jakarta, 1973. H.54-55

Page 71: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

59

D. Fathu Makkah

Fathu Mekkah adalah penaklukkan tersebar yang pernah diperjuangkan umat

Muslim. Melalui peristiwa ini Allah memuliakan agama, Rasulullah, sahabat, dan

umatnya. Ini pula umat manusia memulai berbondong-bondong mendatangi

Rasulullah untuk masuk Islam.56

Rasulullah ternyata telah memikirkan langkah-langkah untuk membebaskan

kota Mekkah dari kekuasaan kaum Musyrikin, berpegang pada suatu rencana:

tidak memberi kesempatan kepada kaum Musyrikin Quraisy untuk bersiap siaga

menghadapai peperangan. Beliau berharap kaum muslimin akan dapat melakukan

sergapan secara tiba-tiba agar mereka tidak sempat mengadakan perlawanan, dan

dengan demikian mereka menyerah tanpa melalui pertumpahan darah.

Untuk mencapai tujuan itu beliau memerintahkan kaum muslimin supaya

mengadakan persiapan semasak-masaknya. Beliau mewanti-wanti supaya rencana

penyerbuan ke Mekkah jangan sampai bocor dan harus dirahasiakan.57

Nabi berangkat bersama 10 ribu prajurit. Setibanya di Juhfah, daerah dekat

Rabigh, Nabi bertemu pamannya, al-Abbas, yang hendak keluar untuk berhijrah.

Saat Nabi tiba dan berhenti di lembah Zahran, Abu Shufyan datang. Abbas

menemuinya dan membawanya menghadapan Nabi. Saat itulah Abu Shufyan

menyatakan keislamannya. Abu Shufyan kembali ke Mekkah untuk

memperingatkan penduduknya perihal kedatangan pasukan muslim yang banyak.

Selanjutnya, Nabi membagi pasukannya menjadi empat bagian, masing-masing di

bawah pimpinan Zubayr ibn Awwam, Khalid ibn al-Walid, Sa‟d ibn Ubaidah, dan

56

Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh. Sejarah Islam. Zaman, Jakarta. 2014. H. 81 57

H.M.H. AL Hamid AL Husaini, Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad, SAW. Yayasan AL

Hamidi, Jakarta, 1992. H. 722

Page 72: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

60

Abu Ubaudah al-Jarrah. Pada akhirnya pasukan muslim berhasil menaklukkan

kota Mekkah tanpa peperangan. Nabi memasuki Mekkah pada Jum‟at bulan

Ramadan. Usamah ibn Zayd mengikutinya dari belakang, lalu bersimpuh sujud

dan menyatakan keimanannya kepada Allah berkat keagungan penaklukan

tersebut, dan setelah situasi Mekkah aman dan kondusif, Nabi berthawaf

mengelilingi Ka‟bah sambil menggenggam sebilah kapak.

Beliau meminta kunci Ka‟bah dari Utsman ibn Talhah. Nabi masuk dan

Shalat di dalamnya, lalu keluar dan melihat penduduk Mekkah sudah memenuhi

Masjidil haram. Mereka semua menunggu apa yang akan Nabi perbuat terhadap

mereka. Nabi kemudian keluar dengan menyatakan sebagai berikut:

“Wahai kaum Quraisy! Menurut kalian, apa yang akan kuperbuat kepada

kalian? Mereka serentak menjawab, “kebaikan, karena engkau saudara

yang mulia dan anak saudara yang mulia”. Beliau lalu bersabda,

“sungguh, aku akan berkata seperti perkataan Yusuf kepada saudara-

saudaranya, “hari ini, tidak ada cemoohan terhdap kalian”. Pergilah!

Kalian semua bebas.”

Selanjutnya Nabi memanggil Utsman ibn Thalhah seraya berkata, “ini

kuncimu, Utsman. Ini hari kebaikan dan pelunasan janji.” Dalam riwayat lain,

“terimalah kuncimu ini untuk selamanya. Tak seorang pun akan mencabutnya

(hak memegang kunci Ka‟bah) kecuali orang Zalim.58

E. Piagam Madinah

Rasulullah mengatur etika berhubungan antara para penduduk Madinah.

Beliau menetapkan suatu piagam yang dicatat oleh berbagai sumber sejarah.

58

Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh. Sejarah Islam. Zaman, Jakarta. 2014. 83-84

Page 73: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

61

Tujuan dari piagam tersebut adalah untuk menjelaskan keharusan-keharusan bagi

setiap individu yang hidup di Madinah. Beliau juga membahas mengenai

pembatasan hak dan kewajiban. Dalam piagam ini tidak ada teks-teks yang

memuji atau mencela individu atau kelompok tertentu. Karena itu, patutlah kita

menyebutnya sebagai piagam asli yang tidak dipalsukan. Rasulullah telah menulis

sebuah naskah antar Muhajirin dan Anshar yang di dalamnya beliau membuat

sebuah perdamaian dan persetujuan dengan Yahudi, memberi konfirmasi atas

agama dan hak milik mereka serta hak dan kewajiban tertentu:

Piagam Madinah

Bismillahirrahmanirrahim

Ini adalah Shahifah (piagam) dari Muhammad Rasulullah yang mengatur

hubungan antar mukmin Quraisy dan Yatsrib Madinah dan orang-orang yang

mengikuti, bergabung dan berjuang bersama-sama dengan mereka.

Mereka adalah satu masyarakat (ummah) yang mandiri yang berbeda dari yang

lain.

Muhajirin Quraisy, seperti kelaziman mereka masa lalu, bersama-sama (secara

kelompok) membayar diyat di kalangan mereka (sebagai suatu kelompok)

menerima uang tebusan atas tawanan mereka; (ini harus dilaksanakan) dengan

benar dan adil di antara para mukminin.

Bani Awf, seperti kelaziman mereka masa lalu bersama-sama (secara kelompok)

membayar diyat. Setiap thaifat (sub-clan) menerima tebusan tawanan-tawanan

mereka; (ini harus dilakukan) dengan benar dan adil di kalangan sesama

mukminin.

Banu Al-Harits, seperti kelaziman mereka masa lalu, bersama-sama (secara

kelompok) membayar diyat. Setiap thaifat (sub-clan) menerima tebusan tawanan-

tawanan mereka; ini harus dilakukan) dengan benar dan adil di kalangan sesama

Mukminin.

Bani Sa‟idah, seperti kelaziman mereka masa lalu, bersama-sama (secara

kelompok) membayar diyat. Setiap thaifat (sub-clan) menerima tebusan tawanan-

tawanan mereka; ini harus dilakukan) dengan benar dan adil di kalangan sesama

Mukminin.

Banu Jusham, seperti kelaziman mereka masa lalu, bersama-sama (secara

kelompok) membayar diyat. Setiap thaifat (sub-clan) menerima tebusan tawanan-

tawanan mereka; ini harus dilakukan) dengan benar dan adil di kalangan sesama

Mukminin.

Page 74: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

62

Banu al-Najjar, seperti kelaziman mereka masa lalu, bersama-sama (secara

kelompok) membayar diyat. Setiap thaifat (sub-clan) menerima tebusan tawanan-

tawanan mereka; ini harus dilakukan) dengan benar dan adil di kalangan sesama

Mukminin.

Banu Amr ibn Awf, seperti kelaziman mereka masa lalu, bersama-sama (secara

kelompok) membayar diyat. Setiap thaifat (sub-clan) menerima tebusan tawanan-

tawanan mereka; ini harus dilakukan) dengan benar dan adil di kalangan sesama

Mukminin.

Banu al-Nabt, seperti kelaziman mereka masa lalu, bersama-sama (secara

kelompok) membayar diyat. Setiap thaifat (sub-clan) menerima tebusan tawanan-

tawanan mereka; ini harus dilakukan) dengan benar dan adil di kalangan sesama

Mukminin.

Banu al-Aws, seperti kelaziman mereka masa lalu, bersama-sama (secara

kelompok) membayar diyat. Setiap thaifat (sub-clan) menerima tebusan tawanan-

tawanan mereka; ini harus dilakukan) dengan benar dan adil di kalangan sesama

Mukminin.

Mu‟minin tidak (diperkenankan) menyingkirkan orang yang berhutang tapi harus

memberikannya (bantuan) menurut kewajibanan, baik untuk, (membayar) tebusan

maupun untuk (membayar) diyat.

Setiap mukmin tidak diperkenankan mengangkat sebagai keluarga (halif) dari

seorang Mu‟min lainnya tanpa kerelaan (induk semangnya).

Mu‟min yang takwa kepada Allah akan bermusuhan dengan siapa saja yang

salah, atau merencanakan berbuat keonaran, dan/atau yang menyebarkan

kejahatan, dan/atau berbuat dosa dan/atau bersikap bermusuhan, dan/atau

membuat kerusakan di kalangan Mu‟minin. Semua orang akan turun tangan

walaupun dia (yang berbuat jahat itu adalah) salah seorang anak mereka sendiri.

Seorang mu‟min tidak (diperkenankan) membunuh seseorang mu‟min untuk

kepentingan kafir; dan tidak (diperkanankan) juga berpihak kepada kafir (dalam

sengketa dengan) seorang Mu‟min.

Siapa saja Yahudi yang mau bergabung (berhak) mendapatkan bantuan dan

persamaan (hak). dia tidak boleh diperlakukan secara buruk dan tidak boleh pula

memberikan bantuan kepada musuh-musuh mereka.

Dalam peperangan setiap prajurit (kavaleri) haus mengambil gilirannya saling

susul-menyusul.

Mu‟minin harus menuntut balas darah yang tertumpah di jalan Allah. Mukmin

yang takwa kepada Allah akan mendapat nikmat bimbingan yang terbaik dan

yang paling mulia.59

Selain itu, dalam isi Piagam Madinah ini dapat terlihat beberapa gambaran

pokok karakter ummah dan negara pada masa-masa awal kelahirannya, antara lain

yaitu:

59

Muhammad Ali Ash-Shalabi, Sejarah Lengkap Rasulullah. Pustaka Al-kautsar, Jakarta Timur,

2012. 337-340

Page 75: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

63

Masyarakat yang mendukung piagam ini adalah masyarakat yang

majemuk, baik ditinjau dari segi asal keturunan, budaya, maupun agama

yang dianutnya. Tali pengikat persatuan adalah politik dalam rangka

mencapai cita-cita bersama.

Masyarakat mendukungnya yang semula terpecah-pecah dikelompokkan

dalam dua kategori: a) Muslim dan b) non-Muslim. Tali pengikat sesama

muslim adalah persaudaraan seagama. Harus tertanam solidaritas yang

tinggi di antara mereka.

Negara mengakui dan melindungi kebebasan menjalankan ibadah agama

bagi orang-orang non muslim.

Semua orang mempunyai kedudukan yang sama sebagai anggota

masyarakat; wajib saling membantu dan tidak boleh seorang pun

diperlakukan secra buruk. Bahkan orang yang lemah harus dilindungi dan

dibantu.

Semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap

Negara, demikian pula tanggungjawab dalam melaksanakan tugas.

Setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di hadapan

hukum.

Hukum adat (kebiasaan masa lalu) dengan berpedoman pada keadilan dan

kebenaran tetap diberlakukan.

Hukum harus ditegakkan. Siapapun tidak boleh melindungi kejahatan,

apalagi berpihak kepada orang-orang yang melakukan kejahatan. Demi

Page 76: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

64

tegaknya keadilan dan kebenaran siapapun pelaku kejahatan tanpa

pandang bulu harus dihukum.

Perdamaian adalah tujuan utama. Namun dalam mengusahakan perdamian

tidak boleh mengorbankan keadilan dan kebenaran.

Hak setiap orang harus dihormati.

Pengakuan hak atas masing-masing individu.

Dalam piagam ini, sistem pemerintahan bersifat desentralisasi. Sebab

masalah yang bersifat intenal kelompok, diselesaikan oleh kelompok masing-

masing. Jika masalahnya menyangkut kepentingan kelompok lain, maka

penyelesainnya haruslah diserahkan kepada Nabi sebagai pemegang pucuk

pimpinan negara Madinah.

Selanjutnya, Nabi berhasil melahirkan masyarakat yang menganut asas

kebersamaan dan kedamaian. Di samping itu, penyelesaian masalah adalah

berdasarkan persetujuan bersama melalui forum permusyawaratan, seperti yang

tercermin pada lahiran Piagam Madinah itu sendiri. Sehingga dari paparan di atas

dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa watak yang dibina oeh Rasulullah yaitu,

berpegang pada prinsip kemerdekaan berpendapat, menyerahkan urusan

kemasyarakatan (duniawi) kepada umat sendiri.60

60

Nourouzzaman Shidiq, Jeram-Jeram Peradaban Muslim. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996.

H.93-94

Page 77: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

65

F. Kepemimpinan al-Khulafa al -Rosyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali)

Secara kepribadian diri Abu Bakar yaitu pribadi yang telah dikenal oleh

kaumnya sebagai seoang mulia dan selalu menolong orang lain, karena itu banyak

orang yang selalu datang mendatanginya baik untuk minta tolong maupun untuk

keperluan perdagangan. Ia selalu mengajak teman akrabnya untuk masuk Islam.

Di antara teman akrabnya yang masuk Islam dengan sebab dakwahnya

adalah Zubair bin Awwam, Usman bin Affan, Talhah bin Ubaidilah, Saad bin Abi

Wakas, dan Abdurrahman bin Auf r.a.

Kedelapan para sahabat tersebut diajak Abu Bakar untuk menghadap

Rasulullah. Kemudian Rasulullah mengajarkan tentang Islam, dan dibacakannya

ayat Al-Quran, sebanyak delapan sahabat tersbeut masuk Islam semuanya.

Pada masa enam bulan pertama pemerintahan Abu Bakar, ia melakukan

perjalanan bolak-balik dari al-Sunh ke Kota Madinah, dan tidak menerima gaji

sedikitpun karena negara saat itu belum memiliki pemasukan apapun. Semua

urusan negara ia lakukan di serambi masjid Nabi. Ia memiliki watak yang lebih

kuat dan dinamis daripada yang disebutkan dalam berbagai riwayat. Dimana

secara fisik ia diriwayatkan berkulit cerah, berperawakan sedang dan berwajah

mungil. Ia menyelamatkan umat Islam dari perpecahan karena soal penggantian

kepemimpinan setelah wafatnya Nabi. Dia juga menyelamatkan Islam dari bahaya

besar orang-orang murtad dan Nabi-Nabi palsu, dan mempertahankan

keyakinannya akan agama yang benar di Arabia.

Page 78: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

66

Begitu juga kekhalifahan kedua, Umar ibn Khattab (634-644), penerus

yang energik dan berbakat, bergaya hidup sederhana dan hemat, yang

berperawakan tinggi kuat dan agak botak. Beliau untuk beberapa lama setelah

diangkat menjadi khalifah tetap mencari penghidupan dengan cara berdaganag

dan sepanjang hidupnya menjalani hidupnya sederhana.

Dalam menghadapi masalah-masalah baru yang belum pernah ada pada masa

Rasulullah dan masa Abu Bakar, umar berijtihad antara lain: Pertama, untuk

menetapkan hukum tentang masalah-masalah yang baru. Ia memiliki jangkauan

yang menyeluruh, mencakup keseluruhan ajran Islam. Kedua, memperbaharui

organisai Negara. dimana pada masa rasul dan Abu Bakar organisasi negara masih

sederhana. Tetapi ketika umat Islam sudah terdiri dari bermacam-macam bangsa

dan urusannya makin meluas, maka disusunlah organisasi negara sebagai berikut:

Organisasi Politik.

Terdiri dari Alkhilafat, kepala negara. dalam system memilih kepala

negara menggunakan bai‟at (demokrasi), al-Wizaraat, sama dengan

menteri pada zaman sekarang. Pada msa itu khaifah umar menetapkan

Usman sebagai pembantunya untuk mengurus pemerintahan umum dan

kesejahteraan. Sedangkan Ali ibn Thalib mengurus kehakiman, surat-surat,

dan tawanan perang.

Administrasi Negara

Sesuai dengan kebutuhan, khalifah Umar ibn Khattab menyusun

Administrasi Negara menajdi bagian-bagian (departemen-departemen).

Pertama, Diwan al-Jundiy (Diwan al-Harby) Badan Pertahanan

Page 79: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

67

Keamanan. Di masa itu disusunlah satu badan yang mengurusi tentara,

angkatan bersenjata khusus, dan seterusnya. Kedua, Diwan al-Kharaj

(Keuangan Negara). Ketiga, Diwan al-Qudhat (Departemen Kehakiman di

wilayah-wilayah dan menetapkan persyaratannya).

Kedudukan khalifah selanjutnya diganti oleh Usman bin Affan, seorang

yang lemah lembut. Usman bin Affan mempunyai beberapa kelembutan. Justru

kelembutan-kelembutannya dimanfaatkan oleh bani Umayah yang pernah

memegang kekuatan politik sebelum Islam untuk meningkatkan dan

mengembalikan kedudukannya sebagai pemimpin kaum Quraisy pada masa

Islam61

. Selama kekhalifahannya telah terjadi ekspansni imperium Arab yang

lebih jauh di Asia Tengah dan Tripoli. Pemerintahannya juga patut dikenang

karena terbentuknya angkatan laut Arab. Tapi ia terlalu lemah untuk menolak

tuntutan kerabat dekatnya yang serakah. Berbagai jabatan penting diisi oleh suku

Umayah, keluarga Khalifah. Seihngga tuduhan nepotisme segera tersebar.

Rumahnya diserbu, yang kemudian peristiwa ini menjadikannya sebagai khalifah

pertama yang dibunuh oleh seorang muslim (17 Juni 656). Pembunuhan khalifah

Utsman merupakan peristiwa yang paling mengerikan di dalam sejarah Islam.

Khalifah Ustman termasyhur kaena kesalehan dan kejujurannya. Dia sangat takwa

dan sangat sederhana dalam kehidupan dan kebiasaannya. Kesederhanaan dan

kedermawaanya merupakan ciri utama dan wataknya yang menonjol. Akan tetapi

61

Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta,

Prenata Media Group, Jakarta, 2003. H. 32

Page 80: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

68

dia kurang tegas, yang merupakan hal yang sangat penting bagi seorang penguasa.

Hal ini menyebabkan kegagalannya dan akhirnya tragis.

Setelah Utsman wafat, Ali diangkat sebagai khalifah keempat di masjid

Nabawi Madinah pada 24 Juni 656. Secara otomatis, seluruh dunia Islam

mengakui kekhalifahannya. Khalifah baru ini merupakan saudara sepupu Nabi

Muhammad, suami anak perempuan Nabi yang paling disayang, serta merupakan

orang ketiga yang beriman kepada Allah. Sebagai saorang khalifah, Ali

meneruskan cita-cita khalifah sebelumnya. Ia mau mengikuti dengan tepat

prisnip-prisnip baitul-mal. Ia juga bertekat melakukan pergantian gubernur yang

tidak diseneangi rakyat. Ia mengangkat Utsman bin Hanif sebagai gubernur Basra

menggantikan Ibnu Amir. Qais dikirim ke Mesir untuk menjadi gubernur

menggantikan Abdullah. Gubernur-gubernur Siria dan Kufa menolak menaati Ali

sebagai khalifah. Menurut George Jordag dalam Buku Khalifah Terakhir,

menyatakan, ketika Ali memegang kekhalifahan kondisi amat genting.

Masyarakat terbagi dua kelompok. Satu kelompok mendukung Ali, sementara

kelompok kedua menyokong Bani Umayah dan berusaha mempertahankan

pemerintahan dan kerajaannya. Bani umayah selama bertahun-tahun berupaya

mendirikan kekuasaan yang permanen. Mereka sadar bahwa usaha tersebut akan

mengahdapi kesulitan, namun mereka sudah bertekad bulat untuk mencapai

kesuksesannya62

. Oleh karena itu, Khalifah Ali harus menghadapi kesulitan-

kesulitan dengan Muawiyah.63

62

George Jordac, Khalifah Terakhir, Jakarta, Zahira, 2013. H. 115 63

Philip K. Hitti, History of The Arabs, Serambi, Jakarta, 2010. H. 220

Page 81: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

69

Pemberontakan yang hebat dari Thalhah da Zubair memperlemah

kedudukan Ali dan memperkuat kekuasaan Muawiyah. Khalifah Ali harus

menangani pemberontakan-pemberontakan ini dan memulihkan ketertiban di dala

imperium. Kaum khawarij sejak sebelum perang Siffin sangat memperlemah

kekuatannya dan terus menerus menyibukannya. Selama kekhalifahannya, Ali

selalu hidup sederhana dan menempuh kehiudpan yang suci. Ia sangat cermat

dalam melaksanakan cita-cita Islam dan prinsip-prisnip baitul-mal dan tidak

pernah membelanjakan atau mengizinkan orang lain membelanjakan satu sen pun

dari perbendaharaan negara. wafatnya khalifah Ali merupakan kerugian besar bagi

Islam.64

64

Syed Mahmudunnasir, ISLAM: Konsepsi dan Sejarahnya. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,

1994. H. 200

Page 82: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

70

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan ini penulis jelaskan dengan poin per poin yang antara lain sebagai

berikut:

Dilihat dari tatanan sosial, Masyarakat Arab terbagi dalam

berbagai macam kelompok dan status sosial yang masing-masing

di antaranya memiliki kondisi yang berbeda. Di kalangan

bangsawan, hubungan seorang lelaki dengan keluarganya (istrinya)

sudah berada pada tingkat kemajuan. Mereka diberikan kebebasan

berpikir dan berbicara dalam porsi cukup besar. Mereka juga

dihormati dan dilindungi. Sementara hubungan perempuan dan

laki-laki di luar bangsawan justru sebaliknya. Sehingga kondisi

mereka lemah, ke-jahil-an tersebar luas, demikian pula khurafat.

Perjuangan politik Islam di Makkah merupakan perjuangan awal

kaum Muslim mengeksistensikan dirinya sebagai agama yang

memberikan rahmat kepada alam dan manusia serta yang dirahmati

Allah SWT. Dalam banyak literatur sejarah, dinyatakan bahwa

Darul Arqam sebagai pusat pergerakan dan merupakan markas

kepemimpinan dakwah yang secara penuh dikendalikan oleh

Rasulullah.Kepindahan ke Darul Arqam ini disebabkan oleh

Page 83: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

71

konfrontasi yang terjadi antara orang-orang Quraisy dengan Sa‟ad

bi Abi Waqqash Peristiwa perjuangan politik Islam di Madinah

dimulai setelah bai‟at Aqobah, di mana Islam berhasil mendirikan

suatu negara di tengah-tengah tanah gersang yang dulunya

dipenuhi oleh kekufuran. Hal ini merupakan prestasi penting yang

diraih oleh Islam pada fase awal.

Pada masa enam bulan pertama pemerintahan Abu Bakar, ia

melakukan perjalanan bolak-balik dari al-Sunh ke Kota Madinah,

dan tidak menerima gaji sedikitpun karena negara saat itu belum

memiliki pemasukan apapun. Semua urusan negara ia lakukan di

serambi masjid Nabi. Ia menyelamatkan umat Islam dari

perpecahan karena soal penggantian kepemimpinan setelah

wafatnya Nabi. Dia juga menyelamatkan Islam dari bahaya besar

orang-orang murtad dan Nabi-Nabi palsu, dan mempertahankan

keyakinannya akan agama yang benar di Arabia. Begitu juga

kekhalifahan kedua, Umar ibn Khattab, penerus yang energik dan

berbakat, Dalam menghadapi masalah-masalah baru yang belum

pernah ada pada masa Rasulullah dan masa Abu Bakar, umar

berijtihad antara lain: Pertama, untuk menetapkan hukum tentang

masalah-masalah yang baru. Ia memiliki jangkauan yang

menyeluruh, mencakup keseluruhan ajran Islam. Kedua,

memperbaharui organisai Negara. Kedudukan khalifah selanjutnya

diganti oleh Usman bin Affan, seorang yang lemah lembut. Selama

Page 84: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

72

kekhalifahannya telah terjadi ekspansni imperium Arab yang lebih

jauh di Asia Tengah dan Tripoli. Pemerintahannya juga patut

dikenang karena terbentuknya angkatan laut Arab. etelah Utsman

wafat, Ali diangkat sebagai khalifah keempat. Sebagai saorang

khalifah, Ali meneruskan cita-cita khalifah sebelumnya. Ia mau

mengikuti dengan tepat prisnip-prisnip baitul-mal. Ia juga bertekat

melakukan pergantian gubernur yang tidak diseneangi rakyat.

Page 85: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

73

Daftar Pustaka

- A. Ibrahim, Qasim dan Muhammad A. Saleh, Sejarah Islam; Jejak

Langkah

Peradaban Islam dai Masa Nabi HIngga Masa Kini. Zaman,

Jakarta, 2014.

- AL Husaini, H.M.H. AL-Hamid, Membangun Peradaban Sejarah

Muhammad SAW sejak sebelum diutus Nabi. Pustaka HIdayah.

Bandung, 2010.

- AL Husaini, HMH. AL Hamid, Riwayat Kehidupan Nabi Besar

Muhammad

SAW. Yayasan al hamidi, Jakarta, 1992.

- A. Hasjmy, Sejarah Keudayaan Islam. Penerbit Bulan Bintang, Jakarta,

1973.

- Al Kandalawy, M. Yusuf, Kehidupan Para Sahbat Rasulullah SAW.

Dialihbahasakan Bey Arifin dan Yunus Ali Al-Muhdhar. Surabaya,

1982.

- Al Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman, Sirah Nabawiyah. Dar al-

Hadits,

Kairo.

- Ash-Shalabi, Muhammad Ali, Sejarah Lengkap Rosulullah. Pustaka Al-

kautsar, Jakarta Timur,

Page 86: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

74

- Ansary, Tamim Dari Puncak Bagdad: Sejarah Dunia Versi Islam. Mizan,

Jakarta, 2010

- Balâdhuri , A mad ibn Ya y . The origins of the Islamic State: being a

translation from the Arabic. Penerjemah Philip K. Hitti. London:

P.S. King & Son, Ltd, 1916.

- Black, Antony. Pemikiran politik Barat: Dari Masa Nabi Hingga Masa

Kini. Serambi, Jakarta 2006.

Bosworth, Clifford Edmund. The New Islamic Dynasties. Newyork:

Columbia University Press, 1996.

- H. Rus‟an. Lintas Sejarah Islam di zaman rosulullah saw. Wicaksana,

Semarang, tahun 1981.

- Hitti, Phipip K. History Of The Arabs, Serambi, Jakarta, 2010.

- Idiologi Politik Islam, Pidato KH. Hasyim Asyari dalam Muktamar

Masyumi di Solo (Menara, 23 Februari 1946)

- Jordac, George, Khalifah Terakhir, Jakarta, Zahira, 2013.

- Khuluq, Lathiful fajar Kebangunan Ulama, Lakpesdan, Jogyakarta

- Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam. Mizan, Bandung. 1997.

- Misrawi, Zuhairi, MEKKAH: Kota Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim.

Kompas, Jakarta 2009.

- Misrawi, Zuhairi, MADINAH: Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan

Nabi Muhammad SAW. Kompas, Jakarta 2009

Page 87: IDENTITAS POLITIK ISLAM MASA NABI MUHAMMAD DAN …

75

- Sutrejo, Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa kLasik HIngga Modern.

LESFI, Yogyakarta, 2004

- Mahmudunnasir, Syed ISLAM: Konsepsi dan Sejarahnya. PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung, 1994. Cet ke IV

- Rahman, Afzalur, Muhammad Sebagai Pemimpin Militer. YAPI, Jakarta,

1990.

- Shubani, Ja‟far ARRISALAH: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW.

Lentera, Jakarta. Tahun 1996.

- Shidiq, Nourouzzaman, Jeram-Jeram Peradaban Muslim. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 1996.

- Sunanto, Musyrifa, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu

Pengetahuan

Islam, Prenada Media Group, Jakarta, 2007.

- W. Arnold, Thomas, sejarah Dawah Islam, Terj. H. A Nawawi Rambe

Wijaya, Jakarta tahun 1985.

- Wasfi, Dr. Mustafa Kamal, Strategi Rasulullah Menghadapi Ulah Yahudi.

Pustaka Mantia.