bab ii landasan teori a. identitas diri 1. pengertian...

38
15 BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian Identitas Diri Menurut Erikson (dalam Berk, 2007) identitas merupakan pencapaian besar dari kepribadian remaja dan merupakan suatu tahap yang penting agar individu dapat menjadi orang dewasa yang produktif dan bahagia. Identitas diri pada individu akan melibatkan penjelasan mengenai siapa diri individu, apa yang menjadi nilai individu, dan hal-hal yang dipilih individu tersebut untuk menjalani hidup. Identitas diri merupakan suatu konsep mengenai diri, pembuatan suatu tujuan, nilai, dan kepercayaan dimana untuk hal-hal tersebut individu memiliki komitmen. Marcia (dalam Moshman, 2005) menyatakan bahwa identitas diri adalah suatu hal yang dimiliki secara kuat oleh individu, adanya kesadaran akan diri, dan pilihan-pilihan diri akan komitmen yang dimiliki terhadap pekerjaan, seksualitas, serta idiologi agama, dan politik. Identitas diri merupakan penggabungan dari keterampilan dan kepercayaan pada masa kanak-kanak, yang mengalami pengidentifikasian sehingga membuat keterampilan dan kepercayaan tersebut menjadi lebih jelas atau pada akhirnya tidak lagi digunakan, merupakan hal yang unik, serta merupakan hal yang membuat individu merasa memiliki kelanjutan dari masa lalunya dan memiliki pandangan untuk mencapai masa depannya. Universitas Sumatera Utara

Upload: hoangliem

Post on 06-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. IDENTITAS DIRI

1. Pengertian Identitas Diri

Menurut Erikson (dalam Berk, 2007) identitas merupakan pencapaian

besar dari kepribadian remaja dan merupakan suatu tahap yang penting agar

individu dapat menjadi orang dewasa yang produktif dan bahagia. Identitas diri

pada individu akan melibatkan penjelasan mengenai siapa diri individu, apa yang

menjadi nilai individu, dan hal-hal yang dipilih individu tersebut untuk menjalani

hidup. Identitas diri merupakan suatu konsep mengenai diri, pembuatan suatu

tujuan, nilai, dan kepercayaan dimana untuk hal-hal tersebut individu memiliki

komitmen.

Marcia (dalam Moshman, 2005) menyatakan bahwa identitas diri adalah

suatu hal yang dimiliki secara kuat oleh individu, adanya kesadaran akan diri, dan

pilihan-pilihan diri akan komitmen yang dimiliki terhadap pekerjaan, seksualitas,

serta idiologi agama, dan politik. Identitas diri merupakan penggabungan dari

keterampilan dan kepercayaan pada masa kanak-kanak, yang mengalami

pengidentifikasian sehingga membuat keterampilan dan kepercayaan tersebut

menjadi lebih jelas atau pada akhirnya tidak lagi digunakan, merupakan hal yang

unik, serta merupakan hal yang membuat individu merasa memiliki kelanjutan

dari masa lalunya dan memiliki pandangan untuk mencapai masa depannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

16

Sementara itu Blasi dan Glodis (dalam Moshman, 2005) menyatakan

identitas diri merupakan jawaban dari pertanyaan, “Siapakah saya?” yang terdiri

dari pencapaian suatu kesatuan antara elemen-elemen masa lalu individu dan

harapan di masa yang akan datang, yang menjadi dasar adanya perasaan

berkesinambungan pada diri individu. Identitas diri terbentuk melalui penilaian

individu terhadap dirinya yang didasarkan pada pertimbangan budaya, idiologi,

dan harapan masyarakat serta adanya penilaian diri yang didasarkan pada persepsi

orang lain.

Santrock (2007) menyatakan bahwa identitas diri merupakan identitas

yang diawali pada masa kanak-kanak yang kemudian berlanjut di usia remaja

yang ditandai dengan pertanyaan yang sering muncul, yaitu “Siapakah saya?”.

Identitas di masa remaja banyak ditandai dengan upaya mencari keseimbangan

antara kebutuhan untuk mandiri dan juga kebutuhan untuk berhubungan dengan

orang lain. Hal yang paling sederhana yang dapat dilihat sebagai bentuk dari

identitas diri adalah adanya komitmen individu dalam area tertentu seperti

vokasional, sikap idiologis, dan orientasi seksual.

Pengertian lain mengenai identitas dikemukakan oleh Waterman (dalam

Lefrancois, 1993) yang menyatakan identitas sebagai kemampuan individu untuk

menggambarkan secara jelas mengenai dirinya yang mencakup gambaran

mengenai tujuan, nilai, dan kepercayaan, dimana individu tersebut memiliki

komitmen yang jelas. Komitmen tersebut berkembang sepanjang waktu dan

dibuat karena adanya pandangan bahwa pemilihan tujuan, nilai, dan kepercayaan,

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

17

merupakan hal-hal yang dapat memberikan petunjuk, manfaat, dan makna dalam

hidup.

Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah dikemukakan

sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa identitas diri adalah penghayatan

yang berasal dari apa yang dipikirkan oleh individu mengenai siapa dirinya,

adanya penentuan terhadap arah dan tujuan hidup, serta individu memiliki nilai-

nilai yang diyakini, yang dapat dilihat berdasarkan komitmen yang dimiliki

terhadap pekerjaan, seksualitas, dan idiologi; yang terbentuk dari pemikiran

individu mengenai siapa dirinya dan harapan masyarakat terhadap dirinya.

2. Pembentukan Identitas Diri

Erikson (dalam Berk, 2007) menyatakan bahwa dalam tahap psikososial

yang dialami oleh remaja, yaitu identity versus role confusion, remaja akan

mengalami kondisi yang disebut sebagai krisis identitas, yaitu suatu periode

dimana remaja mengalami masa-masa yang sulit ketika mencoba alternatif yang

ada pada domain identitas sebelum remaja memutuskan untuk membuat nilai dan

tujuan dalam hidupnya. Remaja melalui proses pencarian dari dalam diri,

melakukan pencarian melalui karakteristik-karakteristik yang menggambarkan

diri yang dimiliki saat remaja berada dimasa kanak-kanak dan mengkombinasikan

hal tersebut dengan kapasitas dan komitmen yang dimiliki oleh remaja. Remaja

akan menjadikan hal ini menjadi bagian inti dari dalam diri yang kemudian akan

menghasilkan kematangan identitas diri.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

18

Pembentukan identitas diri dapat digambarkan melalui status identitas

berdasarkan ada atau tidaknya eksplorasi dan komitmen (Marcia, 1993).

Eksplorasi adalah suatu periode dimana remaja akan secara aktif bertanya,

mengidentifikasi, mencari tahu, menggali, dan menyelidiki berbagai alternatif

yang ada untuk mencapai suatu keputusan mengenai tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan

keyakinan yang akan diambil. Remaja akan melakukan eksplorasi dengan

mempertanyakan kembali, mengkaji dan mendalami berbagai domain dari

identitas diri. Sementara komitmen adalah kesetiaan, keteguhan pendirian,

prinsip, dan tekad yang dimiliki untuk melakukan berbagai kemungkinan atau

alternatif yang dipilih. Remaja yang memiliki komitmen akan menetapkan

pilihannya, mempertahankan prinsipnya, kukuh dalam pendirian dan tidak

bergeming terhadap hal-hal yang dapat membuat pendiriannya berubah.

Munculnya krisis dan komitmen pada domain identitas dalam diri

individu akan semakin kuat ketika individu berada di remaja akhir (Marcia, 1993).

Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam teori perkembangan mengenai

pembentukan identitas diri bahwa masa remaja awal dilihat sebagai masa

perubahan dimana pemikiran-pemikiran, kondisi psikoseksual, dan pemenuhan

fisiologis yang dimiliki individu sebelum memasuki usia remaja mengalami

perubahan menjadi bentuk yang lebih dewasa. Masa remaja tengah dilihat sebagai

periode terjadinya pembentukan kembali dimana pada usia ini individu

mengalami pengaturan baru pada keahlian-keahlian yang lama dan yang baru

dimiliki. Masa remaja akhir, yang dilihat sebagai usia yang bertolak belakang

dengan usia remaja awal dan remaja tengah, merupakan usia terjadinya

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

19

penggabungan, yaitu usia dimana susunan identitas diri dapat dibedakan, dan

terjadi pengujian identitas diri pada lingkungan. Oleh karena itu, masa remaja

akhir merupakan periode dimana pada kebanyakan individu identitas diri sudah

benar-benar terbentuk.

Interaksi dengan teman sebaya merupakan hal yang sangat penting di

usia remaja yang dapat menolong remaja dalam memberikan gambaran mengenai

pilihan-pilihan yang ada dan nilai-nilai yang dapat dimiliki oleh remaja yang akan

membentuk identitas diri remaja tersebut (Berk, 2007). Interaksi dengan teman

sebaya dapat mempengaruhi pandangan remaja mengenai hubungan dengan orang

lain, seperti, apa nilai yang diyakini ketika bersahabat dengan orang lain dan

ketika akan memilih pasangan hidup nantinya. Selain itu, teman sebaya juga dapat

mempengaruhi remaja dalam hal pencarian informasi mengenai karir dan juga

mempengaruhi keputusan remaja dalam memilih karir.

Menurut Papalia (2008) interaksi dengan teman sebaya merupakan

sumber dari adanya rasa kasih sayang, simpati dan saling memahami bagi remaja.

Melalui interaksi dengan teman sebaya remaja dapat mempelajari hal-hal yang

berkaitan dengan moral, yaitu pengetahuan mengenai apa yang benar dan salah

serta mempelajari nilai-nilai yang berkaitan dengan politik dan agama, seperti

adanya keinginan untuk memperhatikan kesejahteraan dalam kehidupan

masyarakat, serta memilih keyakinan yang tepat bagi dirinya.

Interaksi remaja dengan teman sebaya juga dapat mempengaruhi

pandangan remaja mengenai perasaan-perasaan seksual seperti gairah seksual dan

perasaan tertarik, mengembangkan bentuk intimasi yang baru, serta mengatur

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

20

perilaku seksual sehingga remaja dapat menghindari konsekuensi yang tidak

diinginkan (Santrock, 2007). Kelompok teman sebaya merupakan tempat bagi

remaja untuk dapat membentuk hubungan yang dekat, yang dapat menjadi suatu

proses pembelajaran bagi remaja untuk dapat menjalankan peran sebagai orang

dewasa nantinya.

3. Status Identitas

Menurut Erikson (dalam Berk, 2007), pembentukan identitas diri dapat

dilihat berdasarkan ada tidaknya eksplorasi dan komitmen dalam diri individu.

Kombinasi dari ada tidaknya krisis dan komitmen menghasilkan beberapa status

identitas yang dikemukan oleh Marcia (dalam Berk, 2007). Status identitas yang

dimiliki individu dapat dilihat ketika individu berada pada remaja akhir yaitu usia

18-22 tahun (Honess & Yardley, 2005).

Marcia (dalam Berk, 2007) menyatakan bahwa terdapat empat jenis

status identitas, yaitu:

1. Identity Diffusion

Diffusion merupakan status dimana individu tidak memiliki krisis

dan komitmen. Individu pada status identitas ini tidak memiliki arahan yang

jelas, dimana individu tidak memiliki keterikatan dengan nilai dan tujuan

dan juga tidak secara aktif mencoba untuk menemukan nilai dan tujuan

tersebut. Individu pada status identitas ini juga tidak pernah mencari

alternatif-alternatif dan juga tidak pernah mendapatkan tugas-tugas yang

terlalu berat dan berbahaya.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

21

2. Identity Foreclosure

Foreclosure merupakan status dimana individu tidak memiliki

krisis akan tetapi memiliki komitmen. Pada status identitas foreclosure

individu telah memiliki komitmen terhadap nilai dan tujuan namun tanpa

disertai adanya pencarian terhadap alternatif-alternatif yang ada. Individu

yang berada pada status identitas foreclosure menerima identitas yang telah

dipilihkan untuk individu oleh figur otoritas seperti orang tua, guru,

pemimpin agama, atau pasangan individu tersebut.

3. Identity Moratorium

Moratorium merupakan status dimana individu memiliki krisis

akan tetapi tidak memiliki komitmen. Pada status identitas moratorium

individu berada pada proses pencarian dimana individu berusaha untuk

mengumpulkan informasi dan mencoba berbagai aktivitas, dengan keinginan

untuk mendapatkan nilai dan tujuan-tujuan yang akan mengarahkan

kehidupan mereka. Namun pada status identitas ini individu belum membuat

komitmen yang pasti dalam hidup.

4. Identity Achievement

Achivement merupakan status dimana individu memiliki krisis dan

komitmen. Pada status identitas ini individu telah mencari alternatif,

individu melakukan penyusunan pada pilihan diri terhadap nilai-nilai dan

tujuan. Individu yang memiliki status identitas achievement merasa telah

memiliki kesejahteraan secara psikologis, merasa memiliki persamaan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

22

dimiliki sepanjang waktu, dan mengetahui kemana arah yang akan dituju

nantinya.

4. Domain Identitas

Perkembangan identitas dapat terjadi dalam beberapa domain (Berk,

2007). Marcia (1993), menyatakan bahwa terdapat beberapa domain dalam

identitas diri, dimana pencapaian domain tersebut meliputi tugas perkembangan

pada masa remaja.

Menurut Erikson (dalam Cobb, 2007), domain identitas diri yang pada

umumnya terdapat pada masa remaja adalah:

1. Pilihan Pekerjaan

Hal utama yang menjadi pertanyaan dalam domain ini adalah

keputusan mengenai kehidupan kerja individu nantinya. Hal ini

mencakup aktivitas-aktivitas yang akan dikerjakan untuk mendapatkan

penghasilan, aktivitas yang dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab

dalam keluarga dan orang tua, sebagai pekerja sukarela, atau aktivitas

lain dimana individu menghabiskan waktunya. Akan tetapi pemilihan

pekerjaan yang dilihat tidak semata-mata untuk tujuan keuangan, namun

juga dapat berupa hal-hal yang dianggap menarik bagi individu untuk

dikerjakan seperti penentuan pilihan terhadap karir dan juga jenis

pendidikan yang diminati.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

23

2. Kepercayaan Idiologis

Domain ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan

yang dimiliki oleh individu dalam agama dan politik. Dalam agama

berkaitan dengan seberapa jauh individu melakukan apa yang menjadi

pandangannya secara subjektif mengenai agama yang diyakini, filosopi

hidup yang dimiliki, serta tanggung jawab sosial dan etika. Dalam politik

berkaitan dengan hubungan antara individu dan masyarakat dimana

individu tersebut tinggal. Domain ini tidak hanya mencakup hal-hal yang

berkaitan dengan pesta politik, tetapi juga berkaitan dengan masalah-

masalah yang sedang terjadi di tengah masyarakat seperti pengetahuan

tentang adanya kebijakan-kebijakan ekonomi, hal-hal yang berkaitan

dengan masalah perlindungan lingkungan serta hal yang berkaitan

dengan masalah hukum di tengah masyarakat.

3. Kepercayaan Hubungan Seksual Interpersonal

Domain ini mencakup hal yang berkaitan dengan peran gender

yang menentukan seseorang disebut wanita atau pria dan hal-hal yang

berkaitan dengan hubungan seksual. Kepercayaan akan peran gender

mencakup hal yang berkaitan dengan pandangan individu mengenai

apa yang dapat dilakukan oleh seorang wanita atau pria, dalam

lingkungan yang seperti apa sebaiknya individu melakukan peran

gendernya sebagai wanita atau pria, dan juga hal-hal yang berkaitan

dengan peran gender yang mempengaruhi individu dalam pemilihan

pasangan. Hubungan seksual berkaitan dengan pandangan individu

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

24

mengenai orientasi seksual, pandangan individu mengenai hubungan

dalam berpacaran dan hubungan seksual, dan juga pandangan individu

mengenai hubungan seksual sebelum dan sesudah menikah.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Identitas Diri

Pembentukan identitas dapat terjadi karena adanya interaksi antara

individu dengan lingkungannya (Weigert dalam Ristianti, 2009). Disamping itu,

perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan dan juga dalam diri individu

akan sangat mempengaruhi pembentukan identitas dalam diri individu tersebut

(Kunnen & Bosma dalam Berk, 2007).

Masa remaja merupakan periode dimana pembentukan identitas terjadi,

dan menjadi lebih baik di sepanjang rentang kehidupan. Pembentukan identitas

pada masa remaja merupakan awal dari pembentukan yang terjadi di sepanjang

hidup, merupakan proses yang dinamis, serta dipengaruhi oleh berbagai faktor

yang berhubungan dengan diri dan lingkungan (Berk, 2007).

Menurut Berk (2007), terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi perkembangan identitas diri individu, yaitu:

1. Orang Tua

Ketika orang tua menyediakan dukungan emosional dan kebebasan

bagi anak untuk menjelajahi lingkungannya, maka anak akan

berkembang dengan memiliki pemahaman yang sehat mengenai siapa

dirinya. Hal ini juga terjadi pada remaja dalam pencarian identitas yang

sedang dilakukannya. Pembentukan identitas remaja akan berkembang

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

25

dengan semakin baik ketika remaja memiliki keluarga yang memberikan

“rasa aman” dimana anak diijinkan untuk dapat melihat ke dunia luar

yang lebih luas. Kelekatan anak dengan orang tua, pemberian kebebasan

kepada anak untuk menyampaikan setiap pendapat yang ingin diberikan,

dukungan dan kehangatan dari orang tua, serta adanya komunikasi yang

terbuka antara orang tua dan remaja akan mempengaruhi pembentukan

identitas diri remaja.

2. Interaksi dengan Teman Sebaya

Melalui interaksi dengan teman sebaya yang beragam, perolehan

remaja mengenai ide dan nilai juga akan bertambah. Adanya dukungan

secara emosi yang diperoleh dari teman dekat akan membuat remaja

saling membantu satu sama lain dalam mencari pilihan-pilihan dan teman

sebaya dapat menjadi model peran bagi remaja pada perkembangan

identitas. Hubungan dengan teman sebaya akan membuat remaja belajar

mengenai nilai yang mereka miliki dalam pertemanan, pilihan akan

pasangan hidup nantinya, pencarian informasi mengenai karir, serta

pemilihan remaja akan karir. Selain itu kelompok teman sebaya

merupakan sumber bagi remaja untuk memperoleh pandangan mengenai

kasih sayang, rasa simpati, pemahaman akan orang lain, mengetahui

nilai-nilai moral, serta sebagai tempat bagi remaja untuk mempersiapkan

diri menuju kehidupan dewasa nantinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

26

3. Sekolah dan Komunitas

Sekolah dan komunitas yang menawarkan kesempatan yang luas

dan beragam dalam hal pencarian yang dilakukan oleh remaja juga

mendukung perkembangan identitas. Sekolah dapat membantu remaja

dalam penyediaan kelas yang memiliki tingkat pemikiran yang tinggi,

kegiatan ekstrakulikuler yang membuat remaja memiliki tanggung jawab

dalam peran yang diambilnya, tersedianya guru atau konselor yang dapat

mengarahkan remaja pada pemilihan akan bidang-bidang yang

diminatinya, seperti jurusan yang ingin diambilnya nantinya, serta

tersedianya program-program pembelajaran yang dapat menjadi suatu

sarana dimana remaja dapat memperoleh gambaran mengenai dunia

pekerjaan yang sesungguhnya ketika remaja berada pada usia dewasa

nantinya.

4. Kebudayaan

Budaya memiliki pengaruh besar dalam perkembangan identitas,

dimana budaya dapat membentuk adanya self-continuity disamping

perubahan diri yang terjadi. Perbedaan budaya yang terdapat dalam

lingkungan individu akan mempengaruhi bagaimana individu

memandang peran-peran yang mereka miliki dalam lingkungan

masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

27

6. Perkembangan Pembentukan Identitas Diri Remaja

Di masa remaja awal, sebagian besar remaja memiliki status identitas

diffusion, foreclosure, dan moratorium (Santrock, 2007). Seiring dengan

pertambahan usia ketika memasuki remaja akhir, kebanyakan individu berada

pada status identitas achievement. Menurut Berk (2007) beberapa remaja dapat

mengalami hanya satu status identitas, namun terdapat juga remaja yang

mengalami perubahan dari satu status identitas menjadi status identitas yang lain.

Marcia (1993) membuat sebuah skema mengenai perubahan status identitas yang

dapat terjadi.

A A A

M M M M

F F F

D D D D D

Figure 2.1. Sebuah model yang menunjukkan perkembangan identitas

(D= status identitas diffusion; F= status identitas foreclosure; M= status identitas

moratorium; A= status identitas achievement)

Individu yang berada pada status identitas diffusion dapat berubah ke

status identitas moratorium jika individu tersebut mulai mencoba mencari tahu

secara serius sejumlah alternatif yang dapat digunakannya sebagai pilihan-pilihan

untuk membuat komitmen (D�M), dapat berubah menjadi individu yang berada

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

28

pada status identitas foreclosure jika individu tersebut memiliki komitmen tanpa

adanya pencarian pilihan-pilihan yang ada sebelum komitmen tersebut dibuat

(D�F), atau individu akan tetap berada pada status identitas tersebut jika individu

tersebut tidak pernah berusaha untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan

identitas (D�D).

Individu yang berada pada status identitas foreclosure dapat berubah

menjadi individu yang berada pada status identitas moratorium jika individu

tersebut mempertimbangkan kembali komitmen yang sebelumnya sudah diambil

dan mencari berbagai pilihan baru yang dapat diambil (F�M), dapat tetap berada

pada status identitas foreclosure (F�F), atau individu tersebut dapat mengalami

kemunduran dengan berada pada status identitas diffusion jika komitmen yang

sudah dimiliki individu tersebut tidak ada lagi dan individu tersebut tidak mencari

tahu mengenai pilihan-pilihan yang dapat diambilnya (F�D).

Individu yang berada pada status identitas moratorium dapat berubah

menjadi individu yang berada pada status identitas achievement jika individu

tersebut membuat komitmen dari pilihan-pilihan yang sudah dimilikinya (M�A),

atau dapat berubah menjadi individu yang berada pada status identitas diffusion

jika individu tersebut tidak lagi berusaha mencari tahu mengenai pilihan-pilihan

yang dapat diambil untuk membuat komitmen (M�D)

Individu yang berada pada status identitas achievement dapat tetap

berada pada status identitas tersebut dimana individu tetap mempertahankan

komitmen dan terus mencari tahu mengenai berbagai alternatif yang dapat

diambilnya (A�A), dapat berubah menjadi individu yang berada pada status

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

29

identitas moratorium dengan mempertimbangkan kembali komitmen yang sudah

dimiliki dan mencari pilihan yang lain untuk mengganti komitmen tersebut

(A�M), atau dapat kembali ke status identitas diffusion jika komitmen awal yang

sudah dibuat tidak dipertahankan lagi dan individu tersebut tidak mencari tahu

mengenai pilihan-pilihan lain yang dapat diambil (A�D).

Kebanyakan remaja akan mengalami perubahan dari status identitas yang

lebih rendah yaitu antara foreclosure atau diffusion menuju status identitas yang

lebih tinggi yaitu moratorium atau achievement (Berk 2007). Menurut Archer

(dalam Santrock, 2007) remaja yang mengembangkan identitas diri yang positif

biasanya memiliki siklus perubahan status identitas dari moratorium-achievement-

moratorium-achievement, dimana hal ini lebih menunjukkan adanya krisis yang

terjadi pada masa remaja, bukan menunjukkan suatu penurunan perkembangan

identitas. Siklus tersebut dapat terus berulang pada diri remaja seiring dengan

adanya perubahan yang terjadi dalam pribadi remaja tersebut, pada lingkungan

keluarga, dan lingkungan sosial yang menuntut remaja untuk mengeksplorasi

berbagai alternatif dan mengembangkan berbagai komitmen baru (Santrock,

2007). Menurut Berk (2007) terjadinya perubahan dalam diri individu atau pada

lingkungan seperti adanya dukungan orang tua, interaksi dengan teman sebaya,

sekolah dan komunitas, serta budaya, dapat menjadi suatu peluang terjadinya

pembentukan identitas pada diri remaja.

Menurut Monks (2002), norma-norma yang dimiliki dalam kelompok

teman sebaya akan dapat mempengaruhi pembentukan identitas diri remaja. Pada

masa remaja terdapat banyak hal yang dilakukan bersama dengan teman sebaya,

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

30

sehingga nilai-nilai yang dianggap benar dalam kelompok teman sebaya dapat

mempengaruhi nilai yang dimiliki remaja. Hal tersebut akan mempengaruhi

pandangan dan penilaian remaja mengenai suatu hal, termasuk hal-hal yang

berkaitan dengan identitas dirinya.

B. KECANDUAN INTERNET

1. Pengertian Kecanduan

Kecanduan dapat menjadi suatu masalah personal dan juga masalah

sosial, dimana untuk masalah personal kecanduan dilihat sebagai suatu

keberadaan yang dapat merugikan bagi individu yang memiliki kontrol dan

motivasi yang kurang, dan untuk masalah sosial kecanduan dilihat sebagai

kondisi yang dapat merusak lingkungan dan memperkecil kesempatan-

kesempatan yang ada, yang dapat diambil oleh individu, pada lingkungan tersebut

(Essau, 2008).

Carpenter (dalam Essau, 2008) menyatakan bahwa kecanduan

merupakan suatu kondisi dimana seseorang memerlukan suatu zat dengan tujuan

untuk menghilangkan reaksi fisik dan psikologis yang muncul karena tidak

adanya zat tersebut, dan biasanya melibatkan penyesuaian atau ketergantungan.

Menurut West (dalam Essau, 2008) kecanduan adalah suatu masalah

yang terjadi dalam sistem motivasi seseorang yang melibatkan dorongan dan

keinginan, perasaan akan kebutuhan, dan juga melibatkan pengertian seseorang

terhadap identitasnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

31

Menurut Sarafino (2006) kecanduan adalah kondisi yang di sebabkan

oleh konsumsi zat-zat alami atau sintetik, dimana seseorang menjadi bergantung

pada zat tersebut, baik secara fisik maupun secara psikologis. Ketergantungan

fisik muncul ketika tubuh telah menyesuaikan diri pada suatu zat dan zat tersebut

bergabung pada fungsi jaringan tubuh yang normal. Kecanduan psikologis adalah

keadaan dimana individu merasa terpaksa menggunakan zat untuk memperoleh

efek dari zat tersebut.

2. Pengertian Internet

Internet dideskripsikan sebagai sebuah jaringan dari jaringan-jaringan,

yang menggabungkan komputer pemerintah, universitas dan pribadi bersama-

sama dan menyediakan infrastruktur untuk penggunaan e-mail, bulletin,

penerimaan file, dokumen hypertext, basis data hingga sumber-sumber komputer

lainnya. Melalui jalur elektronik inilah kita dapat bertukar informasi dengan

semua tempat yang ada di dunia (Srihartati, 2007).

Perkembangan internet dimulai pada tahun 1968, karena adanya

kebutuhan di bidang militer, Amerika memulai rencana proyek jaringan (network)

yang dinamakan the Advanced Research Project Agency Network (ARPANET).

Proyek ini bertujuan menghubungkan beberapa pusat penelitian yang tersebar di

berbagai tempat terpisah. Proyek ARPANET inilah yang kemudian menjadi cikal

bakal berkembangnya internet. Tahun-tahun berikutnya internet terus mengalami

perkembangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

32

Jaringan komputer tersebut pada awalnya bertujuan memberikan

pelayanan di lingkungan institusi pendidikan. Saat ini, internet benar-benar

merupakan sistem komputer lintas batas, lintas negara dan lintas industri. Di

seluruh dunia, ada lebih dari ratusan negara, ratusan juta pengguna yang

terhubung lewat jaringan ini.

3. Aplikasi yang Terdapat dalam Internet

Beberapa aplikasi yang sering digunakan dalam internet adalah (Setiyo,

2006) :

1. Chatting

Chatting adalah aplikasi yang merupakan system komunikasi yang

memungkinkan individu melakukan percakapan melalui internet dan

dalam bentuk teks. Percakapan dapat dilakukan oleh banyak pihak,

beberapa, puluhan, dan bahkan ratusan orang pada saat yang bersamaan

di seluruh dunia. Dalam perkembangannya, chatting sudah tidak lagi

hanya dalam bentuk teks, namun juga menggabungkan suara ataupun

video dalam percakapannya.

2. Game Online

Game online adalah aplikasi yang merupakan layanan game (permainan)

yang tersedia di komputer. Layanan ini dapat menghubungkan berbagai

orang melalui internet dalam memainkan jenis permainan yang sama dan

dalam waktu yang bersamaan. Permainan dapat menjadi ajang kompetisi

dan strategi serta keterampilan dalam memenangkan sebuah permainan.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

33

3. E-mail (Electronic Mail)

E-mail atau Electronic Mail merupakan aplikasi yang memungkinkan

untuk mengirimkan surat berupa teks ketikan di komputer ke penerima di

manapun di belahan dunia dalam waktu sangat singkat. Saat ini, selain

teks, e-mail juga memungkinkan mengirimkan aneka bentuk lain seperti

berbagai dokumen elektronik, gambar, suara, video, dan sebagainya

sebagai lampiran dalam mengirimkan surat elektronik tersebut.

4. WWW (World Wide Web)

Aplikasi WWW merupakan aplikasi internet yang paling banyak

digunakan sebagai aplikasi multimedia saat ini. Melalui WWW, dapat

diakses baik informasi berupa teks, gambar, suara, bahkan streaming

video. Aplikasi WWW atau website merupakan aplikasi yang paling

digemari dan paling banyak digunakan saat ini.

5. Web Search

Aplikasi Web Search merupakan aplikasi internet yang memungkinkan

untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai berbagai macam hal

yang terdapat di internet.

4. Pengertian Kecanduan Internet

Menurut Young (dalam Essau, 2008), kecanduan internet memiliki

pengertian yang sama dengan perilaku kecanduan yang lainnya, dimana

didalamnya melibatkan perilaku yang kompulsif, kurangnya ketertarikan pada

aktivitas lain, berhubungan dengan ketergantungan yang lain, dan adanya

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

34

symptom fisik dan mental yang muncul ketika perilaku tersebut berusaha

dihentikan. Individu yang dinyatakan telah kecanduan terhadap internet adalah

individu yang menghabiskan banyak waktunya dalam fungsi interaktif internet

dan juga terlibat dalam berbagai forum yang tersedia dalam internet.

Ketergantungan terhadap internet merupakan kondisi yang menunjukkan

munculnya masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga, lingkungan sosial, serta

dalam kehidupan sekolah atau pekerjaan yang diakibatkan karena penggunaan

internet. Individu yang mengalami kecanduan internet akan mengalami masalah

yang signifikan dalam hidupnya seperti masalah dalam kesehatan, pekerjaan,

masalah sosial, dan keuangan. Semakin interaktif fungsi internet yang dirasakan

oleh individu maka semakin besar kecenderungan individu tersebut mengalami

kecanduan.

Menurut Brenner (dalam Essau, 2008) individu dapat mengalami

kecanduan ketika menghabiskan waktunya selama 19 jam per minggu, dimana

dalam penggunaannya individu menunjukkan adanya keinginan untuk menambah

waktu penggunaan internet, adanya ketidaknyamanan yang dirasakan ketika

individu tersebut tidak menggunakan internet, dan adanya keinginan untuk secara

terus-menerus menggunakan internet.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kecanduan

internet merupakan suatu kondisi ketergantungan yang dirasakan oleh individu

sehingga menghabiskan banyak waktu menggunakan internet, minimal 3 jam per

hari, dimana melibatkan perilaku yang berulang-ulang untuk menggunakan

internet dan tidak tertarik untuk melakukan aktivitas lainnya, merasa bahwa dunia

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

35

maya di layar komputer lebih menarik dan munculnya perasaan yang tidak

menyenangkan ketika individu berusaha untuk menghentikan tingkah laku

tersebut.

5. Gejala Kecanduan Internet

Individu yang mengalami kecanduan internet dapat dilihat dari beberapa

simptom yang muncul. Beberapa simptom tersebut seperti selalu membayangkan

aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan dalam menggunakan internet, merasa

membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk menggunakan internet sehingga

waktu untuk menggunakan internet lebih panjang dari waktu yang sudah

direncanakan, merasa tidak memiliki kontrol untuk menggunakan internet, merasa

tidak mampu untuk menghentikan penggunaan internet, munculnya masalah-

masalah dalam hubungan dengan orang lain, dalam pekerjaan, pendidikan atau

karir, serta merasa adanya perasaan tidak berguna, merasa bersalah, atau perasaan

cemas ketika tidak menggunakan internet (Young dalam Essau, 2008).

Tidak jauh berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Stefanescu

et al (2007), remaja yang mengalami kecanduan internet akan merasa bahwa

kepuasaan untuk menggunakan internet akan mereka peroleh ketika mereka

memiliki waktu yang lebih banyak untuk menggunakan internet. Ketika remaja

yang mengalami kecanduan tidak dapat menggunakan internet, maka mereka akan

mengalami simptom-simptom seperti menarik diri, merasa cemas, menjadi orang

yang mudah marah, gelisah, memiliki pemikiran yang obsesif, memiliki perilaku

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

36

kompulsif terhadap internet dan juga selalu membayangkan hal-hal yang berkaitan

dengan internet.

Tingkatan kecanduan terhadap internet juga beragam pada individu dan

akan jelas terlihat dari pola perilaku yang muncul, yang dimulai dari rentang

perilaku yang tidak biasa, kronis, dan tingkat perilaku yang terus-menerus dimiliki

oleh individu tersebut. West (dalam Essau, 2008) menyatakan, terdapat tiga hal

yang dapat menunjukkan tingkatan seseorang yang mengalami kecanduan, yaitu:

1. Adanya sesuatu yang tidak biasa yang dirasakan individu ketika individu

tersebut tidak lagi menggunakan internet, seperti mengalami kecemasan

jika tidak menggunakan internet

2. Adanya kebutuhan yang tidak biasa yang muncul karena ketergantungan

terhadap penggunaan internet, seperti keinginan untuk menggunakan

internet terus-menerus

3. Terjadinya sesuatu yang tidak biasa yang muncul dalam lingkungan

sosial individu tersebut, seperti munculnya tekanan dari lingkungan atau

larangan untuk tidak menggunakan internet pada individu

6. Komponen Kecanduan Internet

Menurut Griffiths (dalam Essau, 2008) terdapat beberapa komponen inti

dari kecanduan internet, yaitu:

1. Salience

Hal ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang

paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi pemikiran,

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

37

perasaan (merasa sangat butuh), dan perilaku (kemunduran dalam

perilaku sosial) individu. Individu akan selalu memikirkan tentang

internet, meskipun sedang tidak menggunakan internet.

2. Mood modification

Hal ini merupakan pengalaman subjektif yang disebutkan sebagai

suatu konsekuensi yang menyenangkan dari penggunaan internet, dan

dapat dilihat sebagai suatu strategi coping dari masalah yang dimiliki

oleh individu.

3. Tolerance

Hal ini berarti individu akan meningkatkan jumlah waktu yang

dihabiskan dalam penggunaan internet sehingga dapat memperoleh efek

yang menyenangkan yang dirasakan dalam diri individu tersebut ketika

menggunakan internet.

4. Withdrawal symptoms

Hal ini merupakan terbentuknya perasaan yang tidak

menyenangkan yang terjadi ketika penggunaan internet dihentikan atau

dikurangi secara tiba-tiba (misalnya mudah marah dan cemas).

5. Conflict

Hal ini menunjukkan konflik yang muncul antara pengguna

internet dengan orang-orang yang berada di sekitar mereka (konflik

interpersonal), konflik dalam tugas yang dimiliki (pekerjaan, tugas

sekolah, kehidupan sosial, hobi, dan ketertarikan) atau dengan diri

individu itu sendiri (konflik dalam batin dan atau perasaan subjektif dari

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

38

kehilangan kontrol), yang disebabkan karena individu menghabiskan

waktu yang terlalu banyak dalam penggunaan internet.

6. Relapse

Hal ini merupakan kecenderungan untuk berulangnya kembali pola

penggunaan internet dan bahkan kecenderungan untuk menggunakan

kembali internet secara berlebihan. Kondisi ini terjadi segera setelah

usaha penghentian penggunaan internet atau setelah pengontrolan

terhadap penggunaan internet dilakukan.

C. REMAJA

1. Pengertian Remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin yaitu adolescer,

yang berarti “tumbuh” atau “bertumbuh menjadi dewasa”. Masa remaja mencakup

kematangan mental, emosional, dan fisik (Hurlock, 1990). Masa remaja

merupakan masa transisi perkembangan dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa yang melibatkan perubahan besar pada fisik, kognitif, dan psikososial

(Papalia, 2007).

Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1990) secara psikologis masa remaja

adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana

anak tidak lagi merasa di bawah tingkatan orang-orang yang lebih tua melainkan

berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang

lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

39

khas dari cara berpikir remaja memungkinkan remaja untuk mencapai integrasi

dalam hubungan sosial orang dewasa, yang merupakan ciri khas dari periode

perkembangan remaja.

2. Tugas Perkembangan pada Remaja

Menurut Hurlock (1990), seluruh tugas perkembangan pada masa remaja

dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan

dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Adapun tugas

perkembangan remaja adalah:

a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya

baik pria maupun wanita

b. Mencapai peran sosial pria dan wanita

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa

lainnya

f. Mempersiapkan karir ekonomi untuk masa yang akan datang

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

h. Memperoleh nilai-nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk

berperilaku dan mengembangkan ideologi

Tugas perkembangan tersebut berkaitan dengan domain identitas yang

digunakan untuk melihat identitas diri remaja. Adapun domain identitas tersebut

adalah pekerjaan, keyakinan idiologis dan keyakinan seksualitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

40

3. Ciri-ciri Remaja

Terdapat delapan ciri-ciri remaja yang dinyatakan oleh Hurlock (1990),

yaitu:

1. Masa remaja sebagai periode yang penting

Remaja mengalami perkembangan fisik dan perkembangan mental

yang cepat dan penting dimana semua perkembangan tersebut

menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan pembentukan sikap,

nilai, dan minat baru.

2. Masa remaja sebagai periode peralihan

Peralihan tidak berarti putus dengan atau berubah dari apa yang

telah terjadi sebelumnya, melainkan perpindahan dari satu tahap

perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya. Dengan demikian,

dapat diartikan bahwa apa yang telah terjadi sebelumnya akan

meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan

datang, serta mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru pada

tahap berikutnya.

3. Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja

sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi

dengan pesat diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap yang juga

berlangsung pesat.

4. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

41

Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun

masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh

anak laki-laki maupun anak perempuan. Ada dua alasan bagi kesulitan

ini, yaitu:

a. Sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian

diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan

remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah

b. Remaja merasa mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi

masalahnya sendiri, sehingga menolak bantuan dari orang tua dan

guru-guru

5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada awal tahun masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok

masih tetap penting. Lambat laun remaja mulai mendambakan identitas

diri dan tidak merasa puas dengan persamaan yang dimiliki dengan

teman-teman dalam segala hal. Keinginan untuk tetap sama dengan

kelompok dan juga keinginan untuk memiliki identitas diri akhirnya

menimbulkan suatu dilema yang menimbulkan ”krisis identitas” atau

masalah pada identitas remaja. Hal ini sesuai dengan apa yang

dinyatakan oleh Erikson (dalam Hurlock, 1990) bahwa identitas diri yang

dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa

peranannya dalam masyarakat, apakah ia seorang anak atau seorang

dewasa, apakah ia dapat menjadi seorang suami atau ayah, apakah ia

mampu untuk tetap percaya diri sekalipun latar belakang ras, budaya,

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

42

agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya, dan

secara keseluruhan apakah ia akan berhasil atau gagal dalam

mengerjakan banyak hal dalam hidupnya.

6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Adanya anggapan stereotype budaya bahwa remaja adalah anak-

anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak

dan berperilaku merusak, sehingga menyebabkan orang dewasa harus

membimbing dan mengawasi kehidupan remaja.

7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja pada masa ini melihat dirinya sendiri dan orang lain sesuai

dengan apa yang ia inginkan dan bukan sesuai dengan apa adanya,

terlebih dalam hal cita-cita. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila

orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil dalam tujuan

yang ditetapkannya sendiri.

8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi

gelisah untuk meninggalkan streotype belasan tahun dan untuk

memberikan kesan bahwa mereka hampir dewasa, remaja mulai

memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa

yaitu merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obatan dan

terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini

akan memberikan citra yang mereka inginkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

43

4. Batasan Usia Remaja

Monks, dkk (2002) membagi fase-fase masa remaja ke dalam tiga tahap,

yaitu:

a. Remaja awal (12-15 tahun)

Pada tahap ini, remaja mulai beradaptasi terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang

menyertai perubahan-perubahan tersebut. Individu berusaha untuk

menghindari ketidaksetujuan sosial atau penolakan dan mulai

membentuk kode moral sendiri tentang benar dan salah. Individu menilai

baik terhadap apa yang disetujui orang lain dan buruk apa yang ditolak

orang lain. Pada tahap ini, minat remaja pada dunia luar sangat besar dan

juga tidak mau dianggap sebagai kanak-kanak lagi namun belum bisa

meninggalkan pola kekanakannya.

b. Remaja pertengahan (15-18 tahun)

Pada tahap ini, remaja berada dalam kondisi kebingungan dan

terhalang dari pembentukan kode moral karena ketidakkonsistenan dalam

konsep benar dan salah yang ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari.

Keraguan semacam ini juga jelas dalam sikap terhadap masalah

mencontek, pada waktu remaja duduk di sekolah menengah atas. Karena

hal ini sudah agak umum, remaja menganggap bahwa teman-teman akan

memaafkan perilaku ini, dan membenarkan perbuatan mencontek bila

selalu ditekan untuk mencapai nilai yang baik agar dapat diterima di

sekolah tinggi dan yang akan menunjang keberhasilan dalam kehidupan

Universitas Sumatera Utara

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

44

sosial dan ekonomi di masa-masa mendatang. Pada tahap ini, mulai

tumbuh semacam kesadaran akan kewajiban untuk mempertahankan

aturan-aturan yang ada, namun belum dapat

mempertanggungjawabkannya secara pribadi.

c. Masa remaja akhir (18-21 tahun)

Pada tahap ini, individu dapat melihat sistem sosial secara

keseluruhan. Individu mau diatur secara ketat oleh hukum-hukum umum

yang lebih tinggi. Alasan mematuhi peraturan bukan merupakan

ketakutan terhadap hukuman atau kebutuhan individu, melainkan

kepercayaan bahwa hukum dan aturan harus dipatuhi untuk

mempertahankan tatanan dan fungsi sosial. Remaja sudah mulai memilih

prinsip moral untuk hidup. Individu melakukan tingkah laku moral yang

dikemudikan oleh tanggung jawab batin sendiri. Pada tahap ini, remaja

mulai menyadari bahwa keyakinan religius penting bagi mereka. Nilai-

nilai yang dimiliki juga akan menuntun remaja untuk menjalin hubungan

sosial dan keputusan untuk menikah atau tidak. Selain itu, individu juga

mulai merasa bahwa hidupnya tidak akan dapat secara terus-menerus

bergantung pada orang tua sehingga individu mulai memikirkan

mengenai pekerjaan atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi yang dapat

dipilih untuk masa depannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

45

D. GAMBARAN IDENTITAS DIRI PADA REMAJA YANG MENGALAMI

KECANDUAN INTERNET

Masa remaja dikarakteristikkan dalam dua hal yang berbeda. Pertama,

masa remaja dilihat sebagai suatu periode yang dipenuhi oleh ketertarikan,

pertumbuhan dan pengalaman, dan mengarah kepada perkembangan untuk

menjadi dewasa muda yang produktif. Kedua, masa remaja merupakan periode

yang penuh konflik dan juga bermasalah dalam keluarga yang memungkinkan

terjadinya disfungsi dan juga pengasingan diri (Essau, 2008).

Menurut Erikson (Papalia, 2008), yang menjadi tugas utama pada masa

remaja adalah pencarian identitas diri. Identitas diri adalah suatu konsepsi

mengenai diri, penentuan tujuan, nilai, dan keyakinan yang dipegang teguh oleh

individu. Masa remaja merupakan masa dimana individu harus dapat memutuskan

siapakah mereka, apa keunikan yang mereka miliki dan apa yang menjadi tujuan

hidup mereka. Hal ini akan diperoleh ketika remaja dapat menyelesaikan krisis

yang muncul dari tahap perkembangan psikososial identity versus identity

confusion. Kemampuan untuk menyelesaikan krisis tersebut akan membentuk

remaja menjadi orang dewasa unik dengan pemahaman akan diri yang utuh dan

memahami peran nilai dalam masyarakat.

Marcia (1993) menyatakan bahwa identitas diri individu dapat

digambarkan melalui status identitas, yang dilihat berdasarkan ada tidaknya

dimensi krisis dan komitmen dalam beberapa area atau domain, yaitu pekerjaan

(sekolah, pekerjaan, dam karir), keyakinan idiologis (berisikan masalah

keagamaan dan sikap politik), serta keyakinan mengenai seksualitas (terdiri dari

Universitas Sumatera Utara

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

46

sikap terhadap peran jenis kelamin dan seksualitas). Krisis adalah suatu periode

dimana remaja akan secara aktif bertanya, mengidentifikasi, mencari tahu,

menggali, dan menyelidiki berbagai alternatif yang ada untuk mencapai suatu

keputusan mengenai tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan keyakinan yang akan diambil.

Komitmen adalah kesetiaan, keteguhan pendirian, prinsip, dan tekad yang dimiliki

untuk melakukan berbagai kemungkinan atau alternatif yang dipilih.

Munculnya eksplorasi dan komitmen pada domain identitas dalam diri

individu akan semakin kuat ketika individu berada di remaja akhir (Marcia, 1993).

Hal ini disebabkan karena pada masa remaja akhir susunan identitas diri dapat

dibedakan, dan terjadi pengujian identitas diri pada lingkungan. Di usia remaja

akhir, individu sudah mulai memilih prinsip moral untuk hidup serta menyadari

bahwa keyakinan religius penting bagi mereka. Nilai-nilai yang dimiliki juga akan

menuntun individu untuk menjalin hubungan sosial dan keputusan untuk menikah

atau tidak. Selain itu, di usia remaja akhir, individu juga mulai merasa bahwa

hidupnya tidak akan dapat secara terus-menerus bergantung pada orang tua

sehingga remaja mulai memikirkan mengenai pekerjaan atau jenjang pendidikan

yang lebih tinggi yang dapat dipilih untuk masa depannya.

Menurut Marcia et al (1993) identitas individu dapat terbentuk melalui

interaksi yang terjadi dengan orang tua, keluarga dan teman sebaya. Interaksi

tentunya dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Interaksi

individu secara langsung di usia remaja akan banyak dilakukan dengan teman

sebaya, dimana remaja menghabiskan waktu dengan melakukan aktivitas bersama

teman-teman seusianya (Berk, 2007). Sedangkan interaksi secara tidak langsung

Universitas Sumatera Utara

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

47

dapat dilakukan dengan berbagai media, dan salah satunya yang saat ini banyak

digunakan adalah komunikasi melalui internet.

Interaksi yang terjadi melalui internet akan mengurangi peluang

seseorang untuk menangkap tanda-tanda komunikasi dari orang yang terlibat

dalam komunikasi, sehingga membatasi penerimaan informasi yang diperoleh

individu. Berbeda dengan interaksi secara langsung, pada interaksi melalui

internet individu tidak dapat menangkap gerak-gerik, raut muka, nada suara, dan

hal-hal lain dari individu yang terlibat dalam interaksi. Namun demikian, internet

tetap dapat menghasilkan suatu komunikasi antara orang-orang yang

menggunakannya (Putubuku, 2008).

Meskipun interaksi melalui internet memiliki perbedaan dengan interaksi

yang dilakukan secara langsung, namun jumlah pengguna internet dunia, termasuk

Indonesia terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari data yang

dinyatakan oleh Nasir (2010) bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia

berjumlah 20 juta pengguna pada tahun 2006 dan 25 juta pengguna pada tahun

2007 serta sebanyak 64% dari jumlah pengguna tersebut berasal dari kalangan

remaja. Pada tahun 2010 jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat

hingga mencapai angka 30 juta orang.

Penggunaan internet merupakan hal yang sangat menarik perhatian para

remaja saat ini. Hal ini terjadi karena melalui internet remaja dapat melakukan

komunikasi dengan orang lain sehingga dapat saling memberikan dan menerima

informasi. Karakteristik sosial yang muncul dalam komunikasi yang terjadi di

dunia nyata juga dapat muncul secara alami ketika terjadi komunikasi secara maya

Universitas Sumatera Utara

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

48

pada penggunaan internet, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya

pembentukan identitas (Rimskii, 2010). Individu yang berkomunikasi dapat

menentukan dirinya sebagai anggota dari suatu kelompok, menerima nilai-nilai

dari kelompok tersebut, menerima peran sebagai individu dari anggota kelompok,

serta menentukan perbedaan dan persamaan dengan anggota kelompok. Selain itu,

dalam pertukaran informasi, individu yang menggunakan internet juga dapat

membentuk identitas mereka dengan menginternalisasikan elemen-elemen yang

mereka dapatkan dari internet, seperti sikap, persepsi, pandangan mengenai orang

lain, pertimbangan akan sesuatu, pendapat mengenai sesuatu, penilaian mengenai

sesuatu, hal-hal yang menjadi prioritas dalam hidup, berbagi mengenai

karakteristik dari aktivitas yang disukai dan hal lainnya.

Seiring dengan semakin berkembang dan semakin mudahnya akses

terhadap jaringan internet, penggunaan internet secara berlebihan dapat terjadi

pada siapa saja. Penggunaan internet yang berlebihan menyebabkan berkurangnya

kontrol individu terhadap waktu yang digunakan untuk mengakses internet

sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kecanduan. Pada umumnya individu

yang mengalami kecanduan internet tidak dapat mengontrol diri sehingga

cenderung mengabaikan kegiatan lainnya, seperti sekolah, pekerjaan, interaksi

secara langsung dengan lingkungan, dan kewajiban lainnya. Menurut Brenner

(dalam Essau, 2008) individu dapat dinyatakan mengalami kecanduan internet

ketika sudah menghabiskan waktunya rata-rata 19 jam per minggu untuk

menggunakan internet.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

49

Individu yang mengalami kecanduan internet dapat mengalami beberapa

simptom. Simptom tersebut seperti selalu membayangkan aktivitas yang dapat

dilakukan dalam internet, merasa membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk

menggunakan internet, merasa tidak memiliki kontrol ketika menggunakan

internet, merasa tidak mampu untuk menghentikan penggunaan internet,

mengalami masalah dalam hubungan dengan orang lain, pekerjaan, pendidikan,

atau karir, serta memiliki perasaan tidak berguna, merasa bersalah, atau perasaan

cemas ketika tidak menggunakan internet. Hal ini tidak jauh berbeda dari

pendapat Stefanescu et al (2007) yang menyatakan, remaja yang mengalami

kecanduan internet akan mengalami simptom-simptom seperti menarik diri,

merasa cemas, menjadi orang yang mudah marah, gelisah, memiliki pemikiran

yang obsesif, memiliki perilaku kompulsif terhadap internet dan juga selalu

membayangkan hal-hal yang berkaitan dengan internet.

Kecanduan internet yang dimiliki oleh individu dapat dilihat dari

beberapa komponen kecanduan internet yang dinyatakan oleh Griffiths (dalam

Essau, 2008). Komponen kecanduan internet tersebut adalah: salience, mood

modification, tolerance, withdrawal symptoms, conflict dan relapse. Remaja yang

mengalami kecanduan internet akan memiliki pandangan bahwa hubungan yang

dimiliki melalui internet lebih menarik dibandingkan dengan dunia nyata sehingga

remaja tersebut mengabaikan hubungan yang seharusnya dapat mereka miliki

dengan orang lain di dunia nyata dan lebih memilih untuk melakukan interaksi

melalui internet.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

50

Penggunaan internet dapat menjadi sebuah sarana untuk menciptakan

hubungan sosial yang semakin baik bagi para penggunanya (Mazalin & Moore,

2004). Pengguna internet dapat saling memberi dukungan melalui interaksi yang

terjadi, meningkatkan hubungan dengan orang lain, serta para pengguna dapat

menggunakan internet untuk semakin meningkatkan pemahamannya mengenai

identitas dirinya. Penggunaan internet dapat bermanfaat untuk meningkatkan

interaksi sosial apabila interaksi yang dilakukan melalui internet juga tetap

disertai dengan interaksi yang terjadi secara langsung di dunia nyata. Artinya,

interaksi yang seharusnya dilakukan di dunia nyata tidak digantikan oleh interaksi

yang dilakukan melalui internet.

Interaksi yang lebih banyak dilakukan melalui internet tentunya juga

dapat menyebabkan kecenderungan untuk mengabaikan interaksi secara langsung,

yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kematangan identitas diri individu.

Kurangnya kedekatan secara langsung dengan teman sebaya, yang merupakan

interaksi yang paling banyak dilakukan di usia remaja, merupakan salah satu hal

yang dapat membatasi kesempatan bagi remaja untuk belajar dari lingkungan

sosialnya secara langsung dan juga mengurangi kesempatan belajar peran dari

teman sebayanya. Hal ini dapat menghambat kematangan identitas remaja pada

masa perkembangan (Mazalin & Moore, 2004).

Kedekatan remaja secara langsung dengan teman sebaya di dunia nyata

akan mempengaruhi remaja untuk dapat belajar peran, menentukan sikap, dan

membentuk perilaku yang juga akan mempengaruhi perkembangan identitas

remaja. Menurut Kunnen & Bosma (dalam Berk, 2007), melalui interaksi secara

Universitas Sumatera Utara

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

51

langsung dengan teman sebaya yang beragam, perolehan remaja mengenai ide dan

nilai juga akan bertambah. Teman dekat yang dimiliki remaja akan membuat

remaja saling membantu satu sama lain dalam mencari pilihan-pilihan dengan

adanya dukungan secara emosi dan teman sebaya dapat menjadi model peran bagi

remaja pada perkembangan identitas. Hubungan dengan teman sebaya akan

membuat remaja belajar mengenai nilai yang mereka miliki dalam pertemanan,

pilihan akan pasangan hidup nantinya, pencarian informasi mengenai karir, serta

pemilihan remaja akan karir. Selain itu kelompok teman sebaya merupakan

sumber bagi remaja untuk memperoleh pandangan mengenai kasih sayang, rasa

simpati, pemahaman akan orang lain, mengetahui nilai-nilai moral, serta sebagai

tempat bagi remaja untuk mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa

nantinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS DIRI 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34165/3/Chapter II.pdf · Berdasarkan beberapa pengertian identitas diri yang telah

52

Keterangan garis: Keterangan Terdiri dari Menyebabkan

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Remaja

Pembentukan Identitas Diri

Dipengaruhi oleh interaksi

Interaksi tidak langsung Interaksi langsung

Semakin berkurangnya aktivitas sosial untuk berinteraksi secara langsung

Remaja tetap melakukan aktivitas sosial secara nyata untuk berinteraksi

Kecanduan Internet Aktivitas sosial remaja secara nyata, termasuk interaksi dengan lingkungan berkurang dan remaja lebih banyak melakukan interaksi melalui internet

Interaksi melalui internet

Bagaimana gambaran identitas diri pada remaja yang mengalami kecanduan internet?

Universitas Sumatera Utara