hubungan minat linguistik dan minat interpersonal...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN MINAT LINGUISTIK DAN
MINAT INTERPERSONAL DENGAN MINAT BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PESERTA DIDIK
KELAS XI JURUSAN MIPA
DI SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID
KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nurlaela
NIM. 23010150132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
HUBUNGAN MINAT LINGUISTIK DAN
MINAT INTERPERSONAL DENGAN MINAT BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PESERTA DIDIK
KELAS XI JURUSAN MIPA
DI SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID
KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nurlaela
NIM. 23010150132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTTO
It is of the utmost importance that we recognize and nurture all of the
varied human intelligences, and all of the combinations of intelligences. We are
all so different largely because we all have different combinations of intelligences.
If we recognize this, I think we will have at least a better chance of dealing
appropriately with the many problems that we face in the world.
-Howard Gardner
Sangat penting bagi kita untuk mengenali dan memelihara semua
kecerdasan manusia yang beragam, dan semua kombinasi kecerdasan. Jika kita
menyadari hal ini, saya pikir kita akan memiliki setidaknya kesempatan yang
lebih baik untuk berurusan dengan banyak masalah yang kita hadapi di dunia.
-Howard Gardner
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta Karunia-Nya,
maka skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku tercinta Juwardi dan Ibuku tersayang Fatonah yang selalu
memberikan kasih sayang, mendoakan, memberikan nasihat, semangat dan
motivasi dalam hidupku.
2. Kakak tercinta Zulistiyani, A.md. yang selalu mendoakan, memberi arahan
dan semangat dalam hidupku.
3. Adekku tercinta Akhmad Makhrus Akhyari yang selalu mendoakan dan
memberi semangat.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Hubungan Minat Linguistik dan Minat Interpersonal dengan Minat Belajar
Pendidikan Agama Islam pada Peserta Didik Kelas XI Jurusan MIPA di SMA
Negeri 1 Kota Mungkid Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga Bapak Suwardi,
M. Pd. yang telah memberikan izin penelitian.
3. Ketua program studi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga Ibu Hj. Siti
Rukhayati, M.Ag. yang telah memberikan izin penyusunan penelitian.
4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan senang hati, tulus,
ikhlas dan sabar memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Segenap dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing, mendidik dan
memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis, edukatif dan inovatif
selama berada di lingkungan kampus IAIN Salatiga.
x
xi
ABSTRAK
Nurlaela. 2019. Hubungan Minat Linguistik dan Minat Interpersonal
dengan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam pada Peserta
Didik Kelas XI Jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi,
Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
Kata Kunci: Minat Linguistik, Minat Interpersonal, Minat Belajar
PAI
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana
tingkat variabilitas minat linguistik pada peserta didik, 2) Bagaimana
tingkat variabilitas minat interpersonal pada peserta didik, 3) Bagaimana
tingkat variabilitas minat belajar Pendidikan Agama Islam pada peserta
didik, 4) Adakah hubungan secara bersama antara minat linguistik dan
minat interpersonal dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam pada
peserta didik.
Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dan bersifat hubungan. Sumber
data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni peserta didik kelas
XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid. Sumber sekunder
berupa buku-buku yang mendukung penelitian ini. Teknik pengumpulan
data berupa wawancara, angket dan dokumentasi. Responden dalam
penelitian ini sebanyak 56 peserta didik. Analisis yang digunakan adalah
analisis korelasi berganda dengan menggunakan bantuan SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) Tingkat variabilitas
minat linguistik pada kategori tinggi sebanyak 20 responden (36%),
kategori sedang sebanyak 28 responden (50%) dan kategori rendah
sebanyak 8 responden (14%). 2) Tingkat variabilitas minat interpersonal
pada kategori tinggi sebanyak 19 responden (34%), kategori sedang
sebanyak 13 responden (23%) dan kategori rendah sebanyak 24 responden
(43%). 3) Tingkat variabilitas minat belajar PAI pada kategori tinggi
sebanyak 12 responden (21,43%), kategori sedang sebanyak 32 responden
(57,14%) dan kategori rendah sebanyak 12 responden (21,43%). 4)
Hubungan secara bersama antara minat linguistik dan minat interpersonal
dengan minat belajar PAI diperoleh r = 0,487 dan r tabel 0,259 pada taraf
signifikansi 5% atau diartikan r hitung lebih besar dari r tabel (0,487 >
0,259). Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis yang berbunyi “Tidak ada
hubungan antara minat linguistik dan minat interpersonal dengan minat
belajar PAI” ditolak. Artinya penelitian ini membuktikan adanya
hubungan antara minat linguistik dan minat interpersonal dengan minat
belajar PAI pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1
Kota Mungkid.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN BERLOGO ........................................................................................ ii
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ vii
MOTTO ................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7
D. Manfaat Teoretis ............................................................................................. 8
E. Definisi Operasional ....................................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori ............................................................................................ 14
B. Kajian Pustaka .............................................................................................. 36
C. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 40
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 40
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 41
D. Variabel Penelitian ....................................................................................... 42
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 43
F. Uji Coba Instrumen Penelitian ..................................................................... 45
xiii
G. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 48
H. Teknis Analisis Data ..................................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Kota Mungkid......................................... 53
B. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................... 58
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 81
D. Pemaknaan Hasil Penelitian ......................................................................... 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 90
B. Saran ............................................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban Angket Tertutup .................................. 43
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Minat Linguistik ............................................ 44
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Minat Interpersonal ........................................ 44
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar PAI ........................................... 45
Tabel 3.5 Pedoman Pengkategorian ............................................................ 50
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Minat Linguistik ........................................... 59
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Minat Interpersonal ...................................... 60
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Minat Belajar PAI ........................................ 61
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen .................................................. 62
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Linguistik ......................... 64
Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Variabilitas Minat Linguistik ........................ 67
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Interpersonal ..................... 68
Tabel 4.8 Distribusi Tingkat Variabilitas Minat Interpersonal ................... 70
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Belajar PAI ....................... 72
Tabel 4.10 Distribusi Tingkat Variabilitas Minat Belajar PAI ................... 74
Tabel 4.11 Uji Normalitas ........................................................................... 75
Tabel 4.12 Korelasi X1 dengan Y ............................................................... 76
Tabel 4.13 Korelasi X2 dengan Y ............................................................... 77
Tabel 4.14 Korelasi Berganda .................................................................... 79
Tabel 4.15 Pedoman Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi .......... 80
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................ 39
Gambar 4.1 Diagram Batang Variabel Minat Linguistik .......................... 65
Gambar 4.2 Diagram Pie Tingkat Variabilitas Minat Linguistik .............. 67
Gambar 4.3 Diagram Batang Variabel Minat Interpersonal ..................... 69
Gambar 4.4 Diagram Pie Tingkat Variabilitas Minat Interpersonal ......... 71
Gambar 4.5 Diagram Batang Variabel Minat Belajar PAI ....................... 72
Gambar 4.6 Diagram Pie Tingkat Variabilitas Minat Belajar PAI ........... 74
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian di Kesbangpol
Lampiran 3 Surat Perizinan Penelitian dari Kesbangpol
Lampiran 4 Surat Perizinan Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian di sekolah
Lampiran 6 Angket Penelitian
Lampiran 7 Daftar Nama Responden
Lampiran 8 Data Penelitian
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 10 Hasil Analisis Descriptif
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas
Lampiran 12 Hasil Uji Hipotesis
Lampiran 13 Dokumentasi
Lampiran 14 Tabel nilai r Product Moment
Lampiran 15 Lembar Konsultasi
Lampiran 16 Daftar Nilai SKK
Lampiran 17 Surat Bukti Penelitian
Lampiran 18 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beraneka ragam minat yang dimiliki oleh masing-masing peserta
didik. Ada peserta didik yang berminat di bidang matematika karena
menyukai dengan hitung-hitungan. Ada pula peserta didik yang berminat di
bidang bahasa karena suka membaca, menulis dan mendengarkan. Ada peserta
didik yang berminat di bidang seni maka ia suka bernyanyi, menggambar,
melukis dan lain-lain. Itulah beberapa potret peserta didik yang mempunyai
minat terhadap suatu hal.
Seperti yang dikemukakan oleh Gardner bahwa seseorang yang suka
memecahkan (soal) matematis maka ia mempunyai kecerdasan logis
matematis. Seseorang yang gemar membaca, menulis dan berbicara maka ia
memiliki kecerdasan linguistik. Sedangkan seseorang yang gemar
menggambar, melukis atau mengukir gagasan-gagasan yang ada di kepala dan
sering menyajikan suasana serta perasaan hatinya melalui seni, maka ia
memiliki kecerdasan spasial (Jasmine, 2016:16-22). Jadi dapat dipahami
bahwa masing-masing peserta didik itu mempunyai minat yang beraneka
ragam karena setiap individu memiliki kecerdasan seperti yang dikemukakan
oleh Gardner.
Apabila peserta didik itu mempunyai minat yang tinggi terhadap mata
pelajaran tertentu, maka ia akan bersungguh-sungguh menekuni dalam bidang
2
tersebut. Djamarah (2011:167) mengemukakan bahwa minat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Peserta didik yang berminat terhadap
suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena
ada daya tarik baginya. Lain halnya dengan peserta didik yang tidak
mempunyai minat dengan mata pelajaran tertentu, maka ia akan merasa malas
dan enggan untuk menekuninya. Bahkan untuk mempelajarinya pun tidak
dilakukan dengan sebaik-baiknya atau tidak bersungguh-sungguh. Slameto
(2010:57) menjelaskan bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar,
karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta
didik, maka peserta didik itu tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak
memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Jadi dapat dikatakan bahwa minat
sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar peserta didik.
Minat peserta didik yang berbeda-beda tentunya mempunyai faktor-
faktor yang memengaruhinya. Munculnya minat dalam diri peserta didik itu
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal saja, melainkan juga faktor
eksternal. Slameto mengemukakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi
minat dalam belajar itu terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal masih dibedakan menjadi tiga yaitu faktor jasmani, faktor psikologis
dan faktor kelelahan (Kompri, 2017:143-149).
Dunia pendidikan selama ini masih banyak yang menggunakan tes IQ
sebagai alat untuk mengukur tingkat kecerdasan peserta didik. Padahal
menurut Gardner, inteligensi bukanlah suatu kesatuan tunggal yang bisa
3
diukur secara sederhana dengan tes IQ. Inteligensi dapat ditingkatkan dan
berkembang sepanjang sejarah hidup seseorang (Prasetyo dan Andriani,
2009:1). Jadi dapat diketahui bahwa kecerdasan peserta didik itu tidak
selamanya bersifat statis melainkan kecerdasan akan berkembang sepanjang
sejarah kehidupan seseorang sehingga kecerdasan itu bersifat dinamis. Di
samping itu tes IQ bukanlah suatu hal yang mutlak untuk mengukur banyak
jenis kecerdasan karena tidak bisa diukur dengan tes IQ standar.
Gardner mengemukakan bahwa ada sembilan jenis kecerdasan
(awalnya ada tujuh kecerdasan, kemudian Gardner mengidentifikasi dua
kecerdasan lagi). Howard Gardner menyatakan bahwa semua orang memiliki
berbagai jenis kecerdasan (kecerdasan majemuk) dengan kadar dan kombinasi
yang unik untuk masing-masing orang. Kecerdasan majemuk tersebut antara
lain: kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan musikal,
kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetis, kecerdasan interpersonal,
kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan eksistensial
(Musrofi, 2010:110-111).
Mempelajari suatu mata pelajaran dibutuhkan suatu kemampuan yang
melibatkan adanya suatu kecerdasan. Tentunya kecerdasan linguistik dan
interpersonal itu berfungsi untuk mempelajari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI). Aktivitas belajar yang dilakukan itu seperti
mendengarkan, membaca, berkomunikasi, menulis, kerja sama, diskusi dan
lain sebagainya. Kecerdasan verbal/linguistik adalah kemampuan untuk
menggunakan inti operasional bahasa dengan jelas. Aspek-aspek utama dari
4
kecerdasan ini ialah komunikasi melalui membaca, menulis, mendengar dan
berbicara berdasarkan kunci kemampuan literasi. Kemampuan untuk
menghubungkan pengetahuan baru dengan berbagai pengalaman sebelumnya,
juga merupakan satu komponen penting dari kecerdasan ini (English,
2005:24). Allah berfirman dalam Qs. An Nahl 16: 78:
مع واألبصبر واألفئدة هبتكم ال تعلمىن شيئب وجعل لكم السه أخرجكم مه بطىن أمه وللاه
لعلهكم تشكرون
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Berdasarkan ayat di atas dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia
dengan memberikan pendengaran, penglihatan dan hati. Jadi seseorang yang
mempunyai minat linguistik, maka ia akan menyukai suatu aktivitas yang
menggunakan pendengarannya untuk mendengarkan. Selain itu, ia akan
menyukai aktivitas yang menggunakan penglihatannya untuk membaca.
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan
berinteraksi baik dengan orang lain. Kemampuan ini melibatkan penggunaan
berbagai keterampilan: verbal dan nonverbal, kemampuan kerjasama,
manajemen konflik, strategi membangun konsensus, kemampuan untuk
percaya, menghormati, memimpin, dan memotivasi orang lain untuk mencapai
tujuan umum (English, 2005:162). Allah berfirman dalam Qs. Al-Maidah 5: 2:
شديد وتعبووىا عل البر والتهقىي وال تعبووىا عل اإلثم والعدوان واتهقىا إنه للاه للاه
العقبة
5
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-
Nya.
Berdasarkan ayat tersebut Allah memerintahkan kepada manusia
untuk saling tolong-menolong. Jadi manusia tidak bisa hidup sendiri karena
akan selalu membutuhkan bantuan orang lain sehingga manusia disebut
dengan makhluk sosial. Ayat tersebut berkaitan dengan kecerdasan
interpersonal karena menunjukkan adanya interaksi antara individu yang satu
dengan individu yang lain yaitu tolong-menolong. Seseorang yang
mempunyai minat interpersonal maka ia akan memiliki empati yang tinggi.
Ketika ada seseorang yang membutuhkan bantuan, maka ia akan membantu
orang tersebut dengan perasaan senang.
Peneliti merasa tertarik untuk menjadikan SMA Negeri 1 Kota
Mungkid sebagai tempat penelitian karena merupakan sebuah Sekolah
Menengah Atas Negeri unggulan di Kabupaten Magelang. Berbagai prestasi
yang diperoleh seperti prestasi tingkat internasional, nasional, provinsi dan
kabupaten. Di samping itu peneliti lebih memilih SMA Negeri 1 Kota
Mungkid daripada Sekolah Menengah Atas Negeri yang lainnya karena di
sekolah ini telah meraih prestasi internasional yaitu menjalin kerjasama
dengan Rotary Yoneyama Scholarship dari Jepang untuk bidang penghijauan
lingkungan (http://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_1_Kota_Mungkid#
Prestasi_Internasional).
6
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, beberapa peserta didik kelas
XI jurusan MIPA banyak yang aktif mengikuti pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) di kelas dengan selalu bertanya, mengemukakan pendapat,
menjawab pertanyaan, selalu menulis materi yang disampaikan oleh guru
meskipun tidak disuruh mencatat dan lain sebagainya. Namun ada beberapa
peserta didik yang pasif ketika mengikuti pembelajaran di kelas dengan tidak
selalu bertanya, tidak menjawab pertanyaan dari guru dan tidak berinisiatif
untuk menulis materi yang disampaikan oleh guru.
Ketika pembelajaran di kelas sedang berlangsung, beberapa peserta
didik menyukai adanya kerja sama, diskusi dan saling mengajari dengan
teman-teman yang lainnya. Namun ada beberapa peserta didik yang kurang
berminat untuk mengikuti pembelajaran PAI di kelas jika metode yang
digunakan adalah diskusi karena tidak semua peserta didik menyukai adanya
aktivitas kelompok. Di samping itu ketika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
sedang berlangsung di kelas, ada beberapa peserta didik yang kurang berminat
untuk mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas karena masih
dijumpai beberapa peserta didik yang kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran di kelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: “Hubungan Minat Linguistik dan Minat
Interpersonal dengan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam pada Peserta
Didik Kelas XI Jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019.”
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat variabilitas minat linguistik pada peserta didik kelas XI
jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid Kabupaten Magelang
tahun pelajaran 2018/2019?
2. Bagaimana tingkat variabilitas minat interpersonal pada peserta didik kelas
XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid Kabupaten Magelang
tahun pelajaran 2018/2019?
3. Bagaimana tingkat variabilitas minat belajar Pendidikan Agama Islam
pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota
Mungkid Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2018/2019?
4. Adakah hubungan secara bersama antara minat linguistik dan minat
interpersonal dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam pada peserta
didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid Kabupaten
Magelang tahun pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian pasti memiliki arah yang akan dituju. Hal itu
memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun dalam penelitian ini memiliki
beberapa tujuan diantaranya yaitu sebagai berikut:
8
1. Mengetahui tingkat variabilitas minat linguistik pada peserta didik kelas
XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid Kabupaten Magelang
tahun pelajaran 2018/2019.
2. Mengetahui tingkat variabilitas minat interpersonal pada peserta didik
kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid Kabupaten
Magelang tahun pelajaran 2018/2019.
3. Mengetahui tingkat variabilitas minat belajar Pendidikan Agama Islam
pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota
Mungkid Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2018/2019.
4. Mengetahui hubungan secara bersama antara minat linguistik dan minat
interpersonal dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam pada peserta
didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid Kabupaten
Magelang tahun pelajaran 2018/2019.
D. Manfaat Teoretis
Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang peniliti paparkan, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keilmuan dan
menambah suatu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya dalam
mengkaji pentingnya minat peserta didik yakni seperti minat linguistik dan
interpersonal terhadap minat belajar Pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat Praksis
a. Memberikan informasi kepada guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam mengenai minat peserta didik
9
b. Mengenali minat yang dimiliki oleh peserta didik sehingga seorang
tenaga pendidik dapat mengimplementasikan pola pembelajaran yang
sesuai dengan minat belajar peserta didik.
E. Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari dua independent variable (variabel bebas)
yaitu minat linguistik dan minat interpersonal, serta dependent variable
(variabel terikat) yaitu minat belajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Variabel
ini masih memiliki pengertian yang umum dan luas, sehingga untuk
membatasi ruang lingkup pembahasan mengenai judul di atas, maka perlu
adanya suatu penjelasan, yaitu sebagai berikut:
1. Minat Linguistik
Kata linguistik (berpadanan dengan linguistics dalam bahasa
Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa
Belanda) diturunkan dari kata bahasa Latin lingua yang berarti “bahasa”
(Chaer, 2003:2). Kecerdasan linguistik adalah kapasitas menggunakan
bahasa untuk menyampaikan pikiran dan memahami perkataan orang lain,
baik secara lisan maupun tertulis (Prasetyo dan Andriani, 2009:43).
Sedangkan minat adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada
diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang
(Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:173).
Jadi dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa minat linguistik adalah
kecenderungan jiwa yang disertai dengan perasaan suka dengan hal yang
10
berkaitan dengan penggunaan bahasa seperti berbicara, menulis, membaca
dan lain sebagainya.
2. Minat Interpersonal
Interpersonal adalah segala sesuatu yang berlangsung antara dua
pribadi (Chaplin, 2001:257). Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan
untuk memahami dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain.
Kemampuan ini melibatkan penggunaan berbagai keterampilan: verbal dan
nonverbal, kemampuan kerjasama, manajemen konflik, strategi
membangun konsensus, kemampuan untuk percaya, menghormati,
memimpin, dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan umum
(English, 2005:162). Sedangkan minat adalah kecenderungan jiwa yang
relatif menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan
perasaan senang (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:173).
Jadi minat interpersonal adalah rasa suka dan kecenderungan hati
yang tinggi terhadap proses interaksi antara individu yang satu dengan
individu yang lain. Peserta didik yang mempunyai minat interpersonal,
maka ia memiliki jiwa sosial yang tinggi, menyukai adanya kerja sama,
suka berempati dan lain sebagainya.
3. Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri
seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Sedangkan
pengertian belajar adalah suatu kegiatan yang menimbulkan suatu
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan
11
lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja. Jadi, minat belajar adalah aspek
psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala,
seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses
perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari
pengetahuan dan pengalaman. Minat belajar itu adalah perhatian, rasa
suka, ketertarikan seseorang (peserta didik) terhadap belajar yang
ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar
(Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:173).
4. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan
antar-umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa
(Baharuddin, 2016:196). Sedangkan menurut Masdub (2015:3),
pendidikan agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran Islam
(Al-Qur’an dan Sunnah) yakni suatu kegiatan bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah menyelesaikan pendidikan
mereka akan dapat memahami, menghayati kemudian meyakini secara
keseluruhan, selanjutnya ajaran-ajaran Islam tersebut dijadikan suatu
prinsip pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan jasmani
dan rohani kelak menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
12
Jadi dari definisi pendidikan agama Islam di atas, maka dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha
sadar dan terencana yang disiapkan untuk peserta didik melalui ajaran-
ajaran Islam agar nantinya dapat dipahami, dihayati hingga meyakini
ajaran Islam.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini dibagi menjadi
tiga bagian, yakni bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal
terdiri dari sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan sampul), persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian penulisan, motto,
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar
dan daftar lampiran.
Adapun sistematika bagian inti dari skripsi terdiri dari lima bab, yaitu;
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini memuat uraian yang berisi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
definisi operasional, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II : Landasan Teori
Pada bab ini, diuraikan tentang pembahasan teori yang
menjadi landasan teoretis dalam penelitian, yaitu berkaitan dengan
minat linguistik, minat interpersonal dan minat belajar Pendidikan
Agama Islam pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA
13
Negeri 1 Kota Mungkid. Di samping landasan teori, peneliti juga
menguraikan mengenai kajian pustaka dan hipotesis penelitian.
Bab III : Metodologi Penelitian
Pada bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian,
instrument penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode
pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV : Deskripsi dan Analisis Data
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum SMA Negeri 1
Kota Mungkid mulai dari sejarah berdirinya, visi, misi dan tujuan
sekolah. Di samping itu, peneliti juga menganalisis data minat
linguistik, minat interpersoanal, dan minat belajar Pendidikan
Agama Islam pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA
Negeri 1 Kota Mugkid Kabupaten Magelang.
Bab V : Penutup
Pada bab ini diakhiri dengan kesimpulan dan saran.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Minat Linguistik
Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2005:744), minat
adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan.
Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:173) menjelaskan bahwa minat
adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang dan
biasanya disertai dengan perasaan senang. Sedangkan menurut Syah
(2010:152) minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda
dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu
yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan
minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan di situ diperoleh
kepuasaan (Slameto, 2010:57).
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memerhatikan
dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap
suatu aktivitas akan memerhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan
rasa senang. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
15
adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar minat (Djamarah, 2011:166).
Berdasarkan pengertian minat dari beberapa tokoh di atas, maka
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan hati
dan kegairahan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu diikuti dengan
perasaan senang.
Menurut Chaplin (2001:278), linguistics adalah studi bahasa, asal-
usulnya, struktur, dan evolusinya. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa (2005:675), linguistik adalah ilmu bahasa, telaah bahasa secara
ilmiah. Sedangkan menurut Chaer (2003:2), kata linguistik (berpadanan
dengan linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa
Prancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda) diturunkan dari kata
bahasa Latin lingua yang berarti “bahasa”. Jadi linguistik adalah ilmu yang
mempelajari tentang bahasa.
Berdasarkan definisi mengenai minat dan lingusitik, maka dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa minat linguistik adalah perasaan suka dan
kecenderungan hati yang tinggi terhadap bahasa. Jadi peserta didik yang
mempunyai minat linguistik, maka ia akan menyukai hal-hal yang
berkaitan dengan penggunaan bahasa untuk menyampaikan pikiran dan
memahami perkataan orang lain baik secara lisan maupun tertulis. Ia akan
suka membaca, menulis, berbicara, mendengarkan dan lain sebagainya.
16
2. Kecerdasan Linguistik
a. Pengertian Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menyusun
pikiran dengan jelas dan mampu menggunakannya secara kompeten
melalui kata-kata, seperti bicara, membaca, dan menulis (Suyadi,
2014:126). Kecerdasan linguistik adalah kapasitas menggunakan
bahasa untuk menyampaikan pikiran dan memahami perkataan orang
lain, baik secara lisan maupun tertulis (Prasetyo&Andriani, 2009:43).
Linguistic is the capacity to use words effectively. Some of
these uses include rhetoric (using language to convince others to take
a specific course of action), mnemonics (using language to remember
information), explanation (using language to inform), and
metalanguage (using language to talk about itself) (Armstrong,
2009:6).
Kecerdasan verbal/linguistik adalah kemampuan untuk
menggunakan inti operasional bahasa dengan jelas. Aspek-aspek
utama dari kecerdasan ini ialah komunikasi melalui membaca,
menulis, mendengar, dan berbicara berdasarkan kunci kemampuan
literasi. Kemampuan untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan
berbagai pengalaman sebelumnya, juga merupakan satu komponen
penting dari kecerdasan ini (English, 2005:24). Kecerdasan linguistik
merupakan kemampuan dalam menggunakan kata secara efektif, baik
secara lisan atau tertulis. Kecerdasan linguistik mencakup kemampuan
17
menggunakan kata, bahasa, bunyi, makna, dan retorika (Putra,
2013:108).
b. Karakteristik Kecerdasan Linguistik
Menurut Musrofi (2010:112), karakteristik seseorang yang
memiliki kecerdasan linguistik diantaranya yaitu:
1) Banyak bertanya
2) Suka berbicara
3) Memiliki kosa kata yang banyak
4) Gampang belajar bahasa asing
5) Suka permainan kata-kata
6) Suka membaca
7) Suka menulis
8) Memiliki ingatan yang sangat baik
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseorang yang
memiliki kecerdasan linguistik, maka dapat diketahui dengan melihat
beberapa karakteristik yang telah disebutkan di atas.
c. Kemampuan Kecerdasan Linguistik
Menurut Prasetyo dan Andriani (2009:43), bahwa dengan
memiliki kecerdasan linguistik maka akan mampu melakukan hal-hal
berikut:
1) Menghafal dan mengingat nama, kata, dan istilah baru sepanjang
waktu
2) Mempelajari bahasa asing dengan sangat mudah
18
3) Memahami informasi dan petunjuk/instruksi baru yang
didengarnya
4) Memiliki kepekaan terhadap arti kata dan urutannya yang baru
didengarnya
5) Menyampaikan suatu pesan lisan dengan jelas dan runtut
6) Menulis suatu karya tulis, seperti esai, cerita, puisi, jurnal, dan
sebuah buku
7) Melakukan persuasi dan negosiasi dengan orang lain
8) Belajar melalui kata yang didengarnya dan tulisan yang dibacanya
9) Menggunakan kata dan bahasa secara efektif untuk berbicara
dalam kehidupan sehari-hari
10) Menyukai dan mahir dalam berdiskusi, berpidato, dan berdebat
Menurut Armstrong (2005:25), anak-anak yang berbakat dalam
kemampuan linguistik mempunyai keterampilan pendengaran yang
sangat berkembang dan menikmati bermain-main dengan bunyi
bahasa. Mereka sering berpikir dalam kata-kata. Mereka sering asyik
membaca atau sibuk menulis cerita atau puisi. Meski seandainya tidak
menikmati membaca atau menulis, mereka mungkin seorang penutur
cerita yang berbakat. Mereka sering menyukai permainan kata-kata
dan mungkin mereka sangat hafal pantun, lirik, atau hal-hal kecil.
Mereka paling cepat belajar dengan menggunakan kata-kata, atau
dengan mendengar dan melihatnya. Berikut keterampilan dalam
kecerdasan linguistik:
19
1) Suka menulis kreatif di rumah
2) Mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon dan cerita
3) Sangat hafal nama, tempat, tanggal, atau hal-hal kecil
4) Menikmati membaca buku di waktu senggang
5) Mengeja kata-kata dengan tepat dan mudah
6) Menyukai pantun lucu dan permainan kata
7) Suka mengisi teka-teki silang atau melakukan permainan seperti
Scrabble atau Anagram
8) Menikmati mendengarkan kata-kata lisan (cerita, program radio,
pembacaan buku, dan sebagainya)
9) Mempunyai kosakata yang luas untuk anak seusianya
10) Unggul dalam pelajaran sekolah yang melibatkan membaca dan
atau menulis
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa seseorang
yang memiliki kecerdasan linguistik maka akan memiliki sejumlah
kemampuan-kemampuan tersebut.
3. Pengertian Minat Interpersonal
Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2005:744), minat
adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan.
Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:173), menjelaskan bahwa minat
adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang dan
biasanya disertai dengan perasaan senang. Sedangkan Syah (2010:152)
20
mengemukakan bahwa minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda
dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu
yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan
minat selalu diikiuti dengan perasaan senang dan di situ diperoleh
kepuasaan (Slameto, 2010:57).
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memerhatikan
dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap
suatu aktivitas akan memerhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan
rasa senang. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar minat (Djamarah, 2011:166).
Dari definisi tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa minat
adalah kecenderungan hati dan kegairahan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu diikuti dengan perasaan senang.
Menurut Chaplin (2001:257), interpersonal adalah segala sesuatu
yang berlangsung antara dua pribadi; mencirikan proses-proses yang
21
timbul sebagai satu hasil dari interaksi individu dengan individu lain;
sosial.
Jadi minat interpersonal adalah rasa suka dan kecenderungan hati
yang tinggi terhadap proses interaksi antara individu yang satu dengan
individu yang lain. Peserta didik yang mempunyai minat interpersonal,
maka ia memiliki jiwa sosial yang tinggi, menyukai adanya kerja sama,
suka berempati dan lain sebagainya.
4. Kecerdasan Interpersonal
a. Pengertian Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami
dan berinteraksi baik dengan orang lain. Kemampuan ini melibatkan
penggunaan berbagai keterampilan: verbal dan nonverbal, kemampuan
kerjasama, manajemen konflik, strategi membangun konsensus,
kemampuan untuk percaya, menghormati, memimpin, dan memotivasi
orang lain untuk mencapai tujuan umum (English, 2005:162). Menurut
Prasetyo dan Andriani (2009:74), kecerdasan interpersonal adalah
kapasitas untuk memahami maksud, motivasi, dan keinginan orang
lain.
Interpersonal is the ability to perceive and make distinctions in
the moods, intentions, motivations, and feelings of other people.
This can include sensitivity to facial expressions, voice, and
gestures; the capacity for discriminating among many different
kinds of interpersonal cues; and the ability to respond effectively to
those cues in some pragmatic way (e.g., to influence a group of
people to follow a certain line of action) (Armstrong, 2009:7).
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan mempersepsikan
dan membedakan suasana hati, keinginan, motivasi dan perasaan orang
22
lain. Komponen utama kecerdasan ini adalah kepekaan pada ekspresi
wajah, suara, gerak, isyarat, merespons dan memengaruhi (Putra,
2013:110).
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal yang baik
membuat yang bersangkutan mempunyai kepekaan hati yang tinggi
sehingga bisa berempati tanpa menyinggung apalagi menyakiti
perasaan orang lain (Suyadi, 2014:133-134).
b. Karakteristik Kecerdasan Interpersonal
Menurut Musrofi (2010:121), bahwa seseorang yang memiliki
kecerdasan interpersonal akan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Empati terhadap orang lain
2) Memiliki jiwa kepemimpinan
3) Suka bekerja sama
4) Memiliki perasaan sensitif terhadap orang lain
5) Bagus sebagai mediator
6) Memahami orang lain dengan baik
7) Suka berorganisasi
8) Dapat memanipulasi orang lain
Dengan demikian dapat diketahui bahwa seseorang yang
memiliki kecerdasan interpersonal maka akan menunjukkan
karakteristik-karakteristik tersebut. Jadi seseorang yang memiliki
23
kecerdasan interpersonal, maka mereka akan mudah untuk
bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
c. Kemampuan Kecerdasan Interpersonal
Menurut Prasetyo dan Andriani (2009:74), bahwa dengan
memiliki kecerdasan interpersonal maka akan mampu melakukan hal-
hal berikut:
1) Memiliki kepekaan untuk mengetahui pikiran, perasaan, dan
maksud orang lain
2) Bekerja sama dengan orang lain dalam suatu tim kerja
3) Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain
4) Mudah berempati dengan orang lain
5) Memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu menjadi penengah di
antara orang lain dalam suatu masalah
6) Membujuk dan mengarahkan orang lain
7) Mengajar dan berbicara di depan banyak orang
8) Mudah menjalin relasi sosial dengan orang baru
9) Suka berorganisasi dan menjadi anggota suatu perkumpulan sosial
10) Memberikan saran dan konseling kepada orang lain.
Menurut Armstrong (2005:32), anak-anak yang berbakat dalam
bidang kecerdasan antarpribadi bisa memahami orang. Mereka sering
menjadi pemimpin di antara teman-teman mereka di lingkungan
perumahan atau di kelas mereka atau di sekolah. Mereka
mengorganisir (sic), mengkomunikasikan, dan yang terburuk
24
memanipulasi. Mereka mungkin mengetahui berita tentang semua
orang di lingkungan mereka, siapa menyukai siapa, siapa memusuhi
siapa, dan siapa akan berkelahi dengan siapa sepulang sekolah. Para
remaja ini mahir mendamaikan konflik di antara teman-teman mereka
karena kemampuan menakjubkan mereka dalam mengetahui perasaan
serta maksud seseorang. Cara belajar terbaik mereka adalah
berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain. Berikut
keterampilan dalam kecerdasan antarpribadi:
1) Mempunyai banyak teman
2) Banyak bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggal
3) Tampak sangat mengenal lingkungannya
4) Terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah
5) Berperan sebagai “penengah keluarga” ketika terjadi pertikaian
6) Menikmati permainan kelompok
7) Berempati besar terhadap perasaan orang lain
8) Dicari sebagai “penasihat” atau “pemecah masalah” oleh teman-
temannya
9) Menikmati mengajari orang lain
10) Tampak mempunyai bakat memimpin
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal maka akan
mempunyai jiwa sosial yang tinggi karena mudah berinteraksi dengan
orang lain.
25
5. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2005:744),
minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah,
keinginan. Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:173), menjelaskan
bahwa minat adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada
diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang.
Sedangkan menurut Syah (2010:152), minat (interest) berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi
berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak
dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan
senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan di
situ diperoleh kepuasaan (Slameto, 2010:57).
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti
yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat memengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar siswa sesuai dengan bidang-bidang
studi tertentu (Islamuddin, 2012:20).
26
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
memerhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang
berminat terhadap suatu aktivitas akan memerhatikan aktivitas itu
secara konsisten dengan rasa senang. Minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Djamarah,
2011:166).
Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
minat adalah kecenderungan hati dan kegairahan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu diikuti dengan perasaan senang.
Belajar merupakan kegiatan yang berhubungan dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap (Alizamar, 2016:1).
Menurut Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:173) belajar adalah
suatu kegiatan yang menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang
relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan atau usaha
yang disengaja.
Djamarah (2011:13) mengemukakan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
27
psikomotor. Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah
laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak
berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam
penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyanti, 2011:17).
Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang
menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan,
perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui
berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan
pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa
suka, ketertarikan seseorang (peserta didik) terhadap belajar yang
ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam
belajar (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:173).
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah perhatian,
rasa suka, dan kecenderungan hati yang tinggi terhadap belajar. Peserta
didik yang mempunyai minat belajar dapat ditunjukkan melalui
keaktifan, partisipasi, keantusiasan dan perhatiannya ketika mengikuti
proses pembelajaran di kelas. Jadi minat belajar peserta didik itu dapat
diketahui oleh guru dengan melihat aktivitas belajar di kelas.
b. Unsur-unsur Minat Belajar
Khairani (2017:138) mengemukakan bahwa unsur-unsur minat
belajar terdiri atas:
28
1) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa
tertentu kepada suatu obyek, atau pendayagunaan kesadaran untuk
menyertai suatu aktivitas. Orang yang menaruh minat pada suatu
aktivitas akan memberikan perhatian yang besar.
2) Perasaan
Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus
berpengaruh terhadap semangat belajar. Perasaan senang akan
menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif.
Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam
mengajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak
menunjang minat dalam belajar.
3) Motif
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang
mendorongnya. Hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang
mendorong seseorang untuk belajar. Sedangkan minat merupakan
potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali
motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia
akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.
c. Fungsi Minat dalam Belajar
Menurut Khairani (2017:200-201), fungsi penting minat
dengan pelaksanaan belajar atau studi antara lain ialah:
29
1) Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran
seseorang. Perhatian serta merta yang diperoleh secara wajar dan
tanpa pemaksaan tenaga kemampuan seseorang memudahkan
berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran terhadap
sesuatu pelajaran.
2) Minat mencegah gangguan perhatian di luar
Minat belajar mencegah terjadinya gangguan perhatian dari
sumber luar misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah
terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan
perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, itu disebabkan
karena minat belajarnya kecil.
3) Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
Daya mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlaksana
kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya.
4) Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri
Segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus
menerus berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat
perhatian. Penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang
juga hanya bisa terlaksana dengan hanya menumbuhkan minat
belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.
Minat itu sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar peserta
didik. Apabila peserta didik mempunyai minat yang tinggi terhadap
30
mata pelajaran tertentu, maka ia akan mempunyai konsentrasi yang
penuh dan akan memusatkan perhatiannya ketika mengikuti
pembelajaran di kelas. Jadi fungsi adanya minat adalah dapat
memperkecil tingkat kebosanan dalam diri individu, memudahkan
terciptanya konsentrasi, mencegah gangguan perhatian dari luar karena
peserta didik yang mempunyai minat yang tinggi itu akan selalu
memerhatikan guru ketika mengajar di kelas.
d. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat dalam Belajar
1) Faktor Internal
Slameto berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat
memengaruhi minat belajar, yakni faktor jasmani, faktor psikologis
dan faktor kelelahan (Kompri, 2017:143-149).
a) Faktor Jasmani
(1) Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap
badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit.
Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat, kesehatan
seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
(2) Cacat tubuh, yang berarti sesuatu yang menyebabkan
kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau
badan seperti buta, tuli, patah kaki, patah tangan dan lain-
lain.
31
b) Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke
dalam faktor psikologis yang memengaruhi belajar peserta
didik. Faktor-faktor itu adalah inteligensi, perhatian, minat
bakat, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(1) Kelelahan jasmani, kelelahan jasmani terlihat dengan lemah
lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh.
(2) Kelelahan rohani, kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang hilang.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal atau lingkungan yang dimaksud adalah segala
sesuatu yang berada di luar diri anak. Kaitannya dengan proses
pembelajaran di sekolah faktor lingkunganlah yang paling dominan
memengaruhi minat belajar siswa yaitu menyangkut tujuan belajar,
guru, bahan pelajaran, metode mengajar dan media pengajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat yang timbul dalam diri
peserta didik itu tentunya terdapat faktor-faktor yang
memengaruhinya seperti faktor internal dan eksternal. Jadi tidak
32
hanya berasal dari faktor internal saja melainkan faktor eksternal juga
memengaruhinya. Faktor eksternal juga berperan penting untuk
menumbuhkan minat belajar peserta didik karena dengan adanya
metode pembelajaran yang menarik, guru yang menyenangkan dan
lain sebagainya, maka dapat menumbuhkan minat peserta didik untuk
mempelajari mata pelajaran.
Faktor yang dapat memengaruhi munculnya minat belajar
dalam sudut pandang lainnya yaitu:
1) Belajar
Minat belajar dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan
belajar peserta didik yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran
tertentu, lama kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan
mengenai pelajaran tersebut, minat belajar pun tumbuh sehingga ia
akan lebih giat lagi mempelajari pelajaran tersebut.
2) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru
Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat
belajar adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada
peserta didik. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar peserta
didik, akan sering dipelajari oleh peserta didik yang bersangkutan.
Sedangkan guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan
membangkitkan minat belajar peserta didik.
33
3) Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh
karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat
belajar seorang peserta didik terhadap pelajaran.
4) Teman Pergaulan
Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minat
belajarnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya.
5) Lingkungan
Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minat
belajarnya.
6) Cita-cita
Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk
para peserta didik. Cita-cita juga memengaruhi minat belajar
peserta didik, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai
perwujudan dari minat belajar seseorang dalam prospek kehidupan
di masa yang akan datang.
7) Bakat
Melalui bakat seseorang akan memiliki minat belajar.
8) Hobi
Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu yang
menyebabkan timbulnya minat belajar.
34
9) Media Massa
Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau
pun media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak
untuk memerhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut
menyangkut istilah, gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku
sehari-hari. Minat belajar khalayak dapat terarah pada apa yang
dilihat, didengar, atau diperoleh dari media massa.
10) Fasilitas
Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang
berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan
pengaruh yang positif dan negatif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi munculnya minat belajar peserta didik. Jadi tidak hanya
faktor intern seperti bakat, hobi, cita-cita dan lain sebagainya, akan
tetapi juga terdapat faktor ekstern seperti lingkungan, keluarga, teman
pergaulan, guru dan lain-lain.
e. Indikator Minat Belajar
Menurut Kompri (2017:141-142) indikator minat sebagai alat
pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat belajar. Ada
beberapa indikator peserta didik yang memiliki minat belajar yang
tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar di kelas maupun di
rumah.
35
1) Perasaan Senang
Seorang peserta didik yang memiliki perasaan senang atau
suka terhadap pelajaran Sains misalnya, maka ia harus terus
mempelajari ilmu yang berhubungan dengan Sains. Sama sekali
peserta didik tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari
bidang tersebut.
2) Perhatian dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat
belajar. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa kita
terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan
mengesampingkan yang lain daripada itu. Seseorang yang
memiliki minat belajar pada objek tertentu maka dengan sendirinya
dia akan memerhatikan objek tersebut.
3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik
Tidak semua peserta didik menyukai suatu mata pelajaran
karena faktor minat belajarnya sendiri. Ada yang mengembangkan
minat belajarnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena
pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan pelajaran yang
menarik. Lama-kelamaan jika peserta didik mampu
mengembangkan minat belajarnya terhadap mata pelajaran niscaya
ia bisa memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia tergolong
peserta didik yang berkemampuan rata-rata.
36
5) Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran
Adanya manfaat dan fungsi pelajaran juga merupakan salah
satu indikator minat belajar.
6. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan melalui
pengajaran atau pelatihan, bimbingan dan asuhan dalam mempersiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran Islam sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman hidup
(Baharuddin, 2016:196; Masdub, 2015:3; Majid dan Andayani, 2005:132;
Syafaat dkk, 2008:16; Majid, 2014:13).
Dari definisi pendidikan agama Islam di atas, maka dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan
terencana yang disiapkan untuk peserta didik melalui pengajaran atau
pelatihan, bimbingan, dan asuhan terkait ajaran-ajaran Islam agar nantinya
dapat dipahami, dihayati, dan diamalkan.
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian singkat mengenai hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya berkaitan dengan masalah
yang sejenis. Kajian pustaka ini berfungsi sebagai dasar outentik tentang
keaslian dalam penelitian. Namun ada beberapa karya yang cukup berkaitan
diantaranya yaitu sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan Aisyah Fitri dan Farida Mukti (2015)
dengan judul “Hubungan antara Kecerdasan Linguistik dan Motivasi Belajar
37
Peserta Didik dengan Hasil Belajar Bahasa Inggris (Studi Korelasi pada
Peserta Didik Kelas XI di SMK Negeri 1 Bojonggede Kabupaten Bogor”.
Jumlah sampel dalam penelitian ini terdiri dari 40 peserta didik yang dipilih
dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan tes dan angket. Hasil penelitian ini sebagai berikut: 1)
Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan linguistik (X1)
dengan hasil belajar Bahasa Inggris (Y) dengan koefisien korelasi ry1= 0,876
dan persamaan regresi Y= -31.316 + 0,757 XI, 2) Terdapat hubungan positif
dan signifikan antara motivasi belajar (X2) dengan hasil belajar (Y) dengan
koefisien korelasi sebesar ry2 = 0,812 dan persamaan regresi Y = -29.991 +
0,686X2, 3) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan
linguistik (X1) dan motivasi belajar (X2) dengan hasil belajar Bahasa Inggris
(Y) dengan koefisien korelasi ry12= 0,876 dengan persamaan regresi Y= -
31.549 + 0,730X1 + 0,028X2. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan oleh Aisyah Fitri dan Farida Mukti yaitu sama-sama meneliti
dari salah satu teori Multiple Intelligence yaitu Kecerdasan Linguistik.
Perbedaannya yaitu variabel X1 tentang kecerdasan sedangkan penelitian yang
sekarang berkaitan dengan minat. Di samping itu perbedaannya juga terletak
pada variabel X2 Motivasi Belajar dan Y1 Hasil Belajar, sedangkan penelitian
ini variabel X2 Minat Interpersonal dan Y1 Minat Belajar PAI.
Penelitian yang dilakukan Nadzifah Ajeng Daniyati dan Sugiman
(2015) dengan judul “Hubungan antara Kemampuan Verbal, Kemampuan
Interpersonal, dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika”.
38
Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas VIII SMP di Kabupaten
Purworejo. Sampel dalam penelitian ini berasal dari sembilan sekolah.
Pengumpulan data menggunakan tes dan angket. Hasil analisis menunjukkan
kemampuan verbal, kemampuan interpersonal, dan minat belajar Matematika
secara bersama-sama berhubungan dengan prestasi belajar Matematika siswa
SMP, di mana kontribusi yang diberikan sebesar 38,60% serta persamaan
regresi yang diperoleh ialah Y= -1,385 + 0,635X1 + 0,039X2 + 0,085X3.
Hubungan antara kemampuan verbal dan prestasi belajar Matematika dengan
kontribusi sebesar 23,62%; hubungan antara kemampuan interpersonal dan
prestasi belajar Matematika dengan konstribusi sebesar 1,64% dan hubungan
antara minat belajar Matematika dan prestasi belajar Matematika dengan
kontribusi sebesar 6,15%. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nadzifah Ajeng Daniyati dan Sugiman yaitu sama-sama
meneliti tentang beberapa teori Multiple Intelligence yaitu Kecerdasan Verbal
dan Kecerdasan Interpersonal. Perbedaannya yaitu dalam penelitian ini tidak
mengukur kemampuan akan tetapi mengukur minat peserta didik. Di samping
itu, penelitian ini tidak mengukur prestasi belajar Matematika melainkan
mengukur minat belajar Pendidikan Agama Islam.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan, setelah dibuktikan melalui data yang
dapat dipercaya keabsahannya lalu berubah status menjadi tesa (kebenaran).
Itulah sebabnya istilah yang digunakan adalah hipotesis, gabungan dari “hipo”
artinya “di bawah” dan “tesis” artinya “kebenaran”. Secara keseluruhan
39
“hipotesis” berarti “di bawah kebenaran”, kebenaran yang masih berada di
bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran
jika memang telah disertai dengan bukti-bukti (Arikunto, 2016:45). Para ahli
menafsirkan arti hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua
variabel atau lebih. Jadi hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang
harus diuji kebenarannya (Siregar, 2010:151-152).
Berdasarkan pengertian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah “Terdapat hubungan secara bersama antara minat linguistik dan minat
interpersonal dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid tahun
2019.”
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:
Minat Linguistik
Minat Interpersonal
Minat Belajar
PAI
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.
Arikunto (2010:27) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif banyak
dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Jenis penelitian ini
merupakan hubungan simetris. Sugiyono (2017:37) menjelaskan hubungan
simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersama. Penelitian ini termasuk pada penelitian korelasional yang
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa
variabel (Arikunto, 2016:247). Jadi penelitian korelasional ini digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat linguistik dan minat
interpersonal dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam pada peserta
didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid. Analisis data
menggunakan prosedur statistik dengan menggunakan program SPSS.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini di SMA Negeri 1 Kota Mungkid
Kabupaten Magelang Jalan Letnan Tukiyat, Deyangan, Mertoyudan Telp
(0293) 788114 Jawa Tengah 56511 Website: www.smansakom.sch.id.
Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2019 s.d.
20 Maret 2019.
41
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2017:80).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)
sehingga kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi (Sugiyono,
2017:81).
Arikunto (2016:95) mengatakan, jika peneliti mempunyai beberapa
ratus responden dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25-
30% dari jumlah responden tersebut. Jika jumlah responden dalam populasi
hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan data
peneliti menggunakan angket, sebaiknya responden sejumlah itu diambil
seluruhnya. Jumlah populasi kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota
Mungkid itu sebanyak 169 peserta didik. Peneliti mengambil sampel 33% dari
sejumlah populasi sehingga hanya 56 peserta didik yang menjadi responden
dalam penelitian ini. Peneliti tidak mengambil sampel sebanyak 25-30%
karena menurut Arikunto (2016:94) semakin besar sampel penelitian, hasil
42
yang diperoleh akan menjadi semakin baik. Pengampilan sampel yang besar
akan lebih tercermin gambaran hasil yang nyata.
Peneliti menggunakan “Random Sampling” yaitu peneliti memberikan
kesempatan yang sama kepada tiap-tiap subjek untuk terambil sebagai anggota
sampel (Arikunto, 2010:95). Sedangkan peserta didik kelas XI jurusan MIPA
di SMA Negeri 1 Kota Mungkid terbagi menjadi lima kelas. Dalam random
sampling ini peneliti menggunakan teknik undian atau untung-untungan
karena jumlah populasinya yang sedemikian banyak.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu atribut yang mencerminkan atau
mengungkapkan konsep/konstruksi sehingga memperjelas peneliti akan arah
sasaran yang ingin dicapai berdasar tujuan penelitian yang telah disepakati
(Ghony dan Almanshur, 2009:123). Effendi mengemukakan variabel dalam
penelitian ilmiah adalah faktor yang selalu berubah-ubah, atau suatu konsep
yang mempunyai variasi nilai (Ghony dan Almanshur, 2009:117).
Berdasarkan judul penelitian, maka variabelnya sebagai berikut:
a. Variabel independen, dengan XI Minat Linguistik dan X2 Minat
Interpersonal. Variabel ini disebut sebagai variabel stimulus, predictor,
antecedent. Variabel independen dalam Bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).
43
b. Variabel dependen, dengan Y Minat Belajar Pendidikan Agama Islam
sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel dependen
dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:39).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang
terkumpul, sehingga tepatlah jika hubungan antara instrumen dengan data ini
dikemukakan dalam ungkapan: garbage tool garbage result (Arikunto,
2016:134).
Pengembangan angket tersebut berdasarkan pada kerangka teori yang
disusun dalam indikator-indikator yang kemudian dijadikan butir-butir
pertanyaan. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yang disajikan
dengan empat jawaban, sehingga responden tinggal memberikan tanda silang
pada pilihan jawaban yang sesuai. Setiap pertanyaan memiliki alternatif
jawaban yang diberi skor sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skor Alternatif Jawaban Angket Tertutup
Alternatif Jawaban Skor untuk Pertanyaan
Positif Negatif
A 4 1
B 3 2
C 2 3
D 1 4
44
Instrumen yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui minat
linguistik dan minat interpersonal terhadap minat belajar Pendidikan Agama
Islam adalah daftar pertanyaan dalam angket. Angket akan disusun dalam
serangkaian pertanyaan yang ditujukan pada peserta didik. Berikut ini kisi-kisi
angket yang akan dirancang dalam pertanyaan:
a. Minat Linguistik
Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Minat Linguistik
No. Indikator Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
Positif Negatif
1. Membaca 1, 3, 4, 5, 7 2, 6 7
2. Menulis 9, 10, 11 8 4
3. Mendengarkan 12, 19 - 2
4. Berbicara 13, 14, 15, 20 - 4
5. Menghafalkan 16, 17 18 3
Total Butir Pertanyaan 20
b. Minat Interpersonal
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Minat Interpersonal
No. Indikator Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
Positif Negatif
1. Berempati
1, 2, 3, 4, 5, 6, 11,
18, 19, - 9
2. Bekerja sama 7, 20 2
3. Mudah menjalin relasi sosial 8, 9 - 2
4. Memberi saran dan konseling 10, 12 - 2
5. Dicari sebagai penasihat 13 - 1
6. Mempunyai banyak teman 14 - 1
7. Bagus sebagai mediator 15 - 1
8. Suka berorganisasi 16 - 1
45
9. Komunikasi 17 - 1
Total Butir Pertanyaan 20
c. Minat Belajar PAI
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Minat Belajar PAI
No. Indikator Nomor Butir Pertanyaan
Jumlah
Positif Negatif
1. Perasaan Suka 3, 4, 5, 9, 15 1, 19, 20 8
2. Perhatian
2, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13,
14, 17 - 10
3. Konsentrasi 16 18 2
Total Butir Pertanyaan 20
F. Uji Coba Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen
yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Yuliardi dan
Nuraeni, 2017:91). Rumus untuk menghitung validitas soal yaitu
menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson.
rxy = ∑ (∑ )( ∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi
n : Banyaknya sampel
X : Skor masing-masing item
Y : Skor total variabel
46
Item yang dikategorikan valid jika nilai rhitung ≥ rtabel, sebaliknya
apabila rhitung < rtabel maka data tidak berkolerasi signifikan/tidak valid.
Pengujian validitas instrumen bisa menggunakan aplikasi SPSS,
langkah-langkah pengolahan datanya yaitu sebagai berikut:
1) Buka program SPSS for windows
2) Input data ke dalam SPSS
3) Kita masukkan datanya di data view
4) Untuk analisis data, klik Analyze CorrelateBivariate
5) Selanjutnya akan muncul kotak dialog, kita masukkan semua variabel
6) Pada Correlate Coeficient kita pilih Pearson, dan pada Test of
Significance kita pilih Two-Tailed, selanjutnya klik OK (Yuliardi dan
Nuraeni, 2017:95-97).
Kriteria Uji:
1) Apabila nilai rhitung < rtabel maka data tidak berkolerasi
signifikan/tidak valid
2) Apabila nilai rhitung ≥ rtabel maka data berkolerasi signifikan/valid
3) Atau apabila nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data berkolerasi
signifikan/valid
4) Apabila nilai Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka data tidak berkolerasi
signifikan/tidak valid (Yuliardi dan Nuraeni, 2017:98).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keakuratan alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan
akurat jika memberikan hasil yang konsisten atau tidak berubah-ubah
47
pengukurannya apabila diukur berkali-kali pada kurun waktu yang berbeda
(Periantalo, 2016:128; Indrawan dan Yaniawati, 2014:125, Sangadji dan
Sopiah, 2010:145-146). Teknik dalam pengukuran reliabilitas ini yaitu
menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 (Arikunto, 2010:239).
Rumus Alpha:
r11 = (
( )) (
∑
)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ = jumlah varian butir
= varians total
Pengujian reliabilitas instrumen bisa menggunakan aplikasi SPSS,
langkah-langkah pengolahan datanya yaitu sebagai berikut:
1) Bukalah program SPSS
2) Klik variabel view (sesuaikan settingan variabel)
3) Klik pada data view kemudian input data ke dalam SPSS sesuai dengan
kriteria yang telah dibuat.
4) Pada menu utama, klik Analyze Scale Reliability Analysis
5) Masukkan semua variabel kecuali variabel total ke dalam kolom items
6) Pilih metode pengujian reliabilitas, dalam hal ini kita pilih metode
alpha, klik OK (Yuliardi dan Nuraeni, 2017:106-107).
48
G. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan sebuah cara yang digunakan
untuk memperoleh data atau keterangan melalui komunikasi dengan
sumber data atau responden (Irham & Wiyani, 2017:267). Metode ini
digunakan peneliti untuk memperoleh informasi terkait dengan kondisi
dan permasalahan yang ada di sekolah.
b. Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
berupa daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden (Irham & Wiyani, 2017:271;
Arikunto, 2014:194; Sugiyono, 2017:142). Di dalam pengumpulan data
ini, peneliti menggunakan jenis kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup
yaitu sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih
(Arikunto, 2014:195). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data
minat linguistik, minat interpersonal dan minat belajar Pendidikan Agama
Islam pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara
mengutip, mengcopy, atau mengambil gambar dari sumber-sumber catatan
yang memang sudah ada dan terdokumentasikan (Irham dan Wiyani,
2017:274). Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
49
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya
(Arikunto, 2014:201).
H. Teknis Analisis Data
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah teknik analisis data yang digunakan
untuk menggambarkan kondisi variabel penelitian (Widodo, 2018:76).
Peneliti menggunakan statistik deskriptif karena berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,
2010:29). Jadi statistik deskriptif merupakan penyajian data yang
diperoleh selama penelitian.
Hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai mean, median,
modus, standar deviasi, nilai minimum, nilai maximum, tabel distribusi
frekuensi dan diagram batang. Dari hasil analisis deskriptif ini dapat
diketahui kondisi variabel penelitian, apakah dalam kondisi baik/tinggi,
cukup/sedang atau buruk/rendah (Widodo, 2018:76).
Untuk memperoleh frekuensi relatif (angka presentase) dari setiap
kategori jawaban, maka peneliti menganalisis dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
p =
x 100 %
50
f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
p = angka presentase (Sudijono, 2010:43).
Penyajian hasil analisis deskriptif biasanya berupa frekuensi dan
presentase, tabulasi silang, berbentuk grafik dan chart pada data yang
bersifat kategorikal (Azwar, 2004: 126). Pengkategorian skor dari masing-
masing variabel penelitian dikelompokan ke dalam tiga kategori.
Pengkategorian dilakukan berdasarkan mean (M) dan standar deviasi (SD)
pada variabel tersebut. Azwar (2012: 149) membagi kecenderungan tiap
variabel menjadi tiga kategori sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pedoman Pengkategorian
No. Kategori Skor
1. Tinggi X ≥ M + SD
2. Sedang M- SD ≤ X < M + SD
3. Rendah X < M-SD
Keterangan:
M (Mean Ideal) = 1/2 (skor tertinggi + skor terendah)
SD (Standar Deviasi Ideal) = 1/6 (skor tertinggi-skor terendah)
X = Skor yang dicapai peserta didik
b. Uji Prasyarat Analisis
Ada persyaratan analisis yang harus dipenuhi ketika menggunakan
statistik parametrik yang disebut dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi
klasik adalah uji statistik yang dipersyaratkan untuk penggunaan statistik
parametrik (Widodo, 2018:77). Peneliti menggunakan uji asumsi klasik
sebagai berikut:
51
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi
data bersdistribusi normal atau tidak (Yuliardi dan Nuraeni, 2017:111).
Peneliti menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov. Data
dikatakan normal apabila nilai signifikansi dalam SPSS lebih besar
dari 0,05. Apabila signifikansi kurang dari 0,05 maka datanya tidak
berdistribusi normal (Riadi, 2016:122).
c. Uji Hipotesis
1. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya
hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat
simetris, kausal dan reciprocal. Korelasi ganda (multiple correlation)
merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan
antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan
satu variabel dependen. Pada bagian ini dikemukakan korelasi ganda
(R) untuk dua variabel independen dan satu dependen. Cara
menghitung korelasi ganda dua variabel ditunjukkan pada rumus
berikut:
R y.x1x2 = √
Keterangan:
R y.x1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-
sama dengan variabel Y
52
r yx1 = Korelasi Product Moment antara variabel X1 dengan Y
r yx2 = Korelasi Product Moment antara variabel X2 dengan Y
r x1x2 = Korelasi Product Moment antara variabel X2 dengan X2
Jadi untuk dapat menghitung korelasi ganda, maka harus
dihitung terlebih dahulu korelasi sederhananya melalui korelasi
Product Moment dari Pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk
mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel
bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data
dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (Sugiyono, 2010:228-
233). Cara menghitung korelasi sederhana menggunakan rumus
berikut:
r xy = ∑ (∑ )( ∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
d. Koefisien Determinasi
Menurut Sarwono dan Salim (2017:108), koefisien determinasi
digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel
bebas terhadap variabel tergantung. Koefisien determinasi dihitung
dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan
100 % ( x 100 %).
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Kota Mungkid
1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kota Mungkid
SMA Negeri 1 Kota Mungkid berlokasi di wilayah Kabupaten
Magelang, tepatnya di Jalan Mayor Unus Kota Mungkid, Desa Deyangan,
Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Latar belakang berdirinya
SMA Negeri 1 Kota Mungkid adalah didorong oleh berpindahnya Ibu
Kota Kabupaten Magelang dari tempat lama yang berdomisili berdekatan
dengan wilayah sentral Kota Magelang menuju ke suatu wilayah di
Kabupaten Magelang yang sekarang bernama Kota Mungkid. Sebagai ibu
kota kabupaten, waktu di wilayah kabupaten (Kota Mungkid) baru
terdapat lembaga pendidikan jenjang TK, SD, dan SMP sehingga tidak
lengkaplah domisili ibu kota kabupaten tanpa keberadaan lembaga
pendidikan jenjang SMA. Berdasarkan latar belakang inilah terinspirasi
didirikannya SMA Negeri yang berlokasi di wilayah Kota Mungkid dan
karenanya diberi nama SMA Negeri 1 Kota Mungkid sebagai sekolah
baru.
SMA Negeri 1 Kota Mungkid didirikan pada tanggal 18 Juli 1983
dan belum memiliki gedung sendiri, sehingga proses belajar mengajar
untuk sementara menggunakan gedung SMP Negeri 1 Kota Mungkid yang
sekarang ini menjadi tetangga sekolah terdekat sambil menunggu
54
selesainya pembangunan unit gedung baru (UGB) SMA Negeri 1 Kota
Mungkid. UGB SMA Negeri 1 Kota Mungkid selesai dibangun untuk
tahap pertama pada bulan Desember 1983, sehingga proses belajar
mengajar di SMP Negeri 1 Kota Mungkid hanya berlangsung selama satu
semester. UGB SMA Negeri 1 Kota Mungkid diresmikan sebagai gedung
baru SMA Negeri 1 Kota Mungkid dan diresmikan penggunaannya oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Prof. Dr. Nugroho Notosusanto
pada tanggal 15 Desember 1983. Diresmikannya UGB SMA Negeri 1
Kota Mungkid maka seluruh proses belajar mengajar berpindah dari SMP
Negeri 1 Kota Mungkid ke UGB SMA Negeri 1 Kota Mungkid.
Pada saat pendiriannya tahun pelajaran 1983/1984 SMA Negeri 1
Kota Mungkid menerima siswa tiga kelas yang terdiri dari 120 siswa
dengan empat guru tetap yang dibantu oleh beberapa guru yang
diperbantukan dari SMA Negeri 1 Magelang. Kepala sekolah definitif
pada saat pendirian belum ada sehingga yang bertindak sebagai pejabat
kepala sekolah adalah Bapak Drs. Wahono yang menjabat sebagai kepala
SMA Negeri 1 Magelang. Seiring dengan selesainya UGB SMA Negeri 1
Kota Mungkid maka berdatanglah tiga guru baru sehingga staf pengajar
menjadi tujuh orang.
Sampai usianya yang ke 35 tahun sekarang ini dinamika
kepemimpinan dan staf pengajar telah silih berganti. Dinamika
kepemimpinan kepala SMA Negeri 1 Kota Mungkid dari tahun pendirian
sampai dengan sekarang ini telah mengalami pergantian sebagai berikut:
55
1) Drs. Wahono (penjabat kepala sekolah saat pendirian)
2) Drs. Soekardjo (1983 s.d. 1994)
3) Drs. Suhardjono (1994 s.d. 1995)
4) Drs. Mujahid A. Baifas (1995 s.d. 1997)
5) Drs. Sardjono (1997 s.d. 2000)
6) Dra. Siti Wardhani, M.Pd. (2000 s.d. 2005)
7) H. Asfar Istiyono, S.Pd. (2005 s.d. 2013)
8) Slamet Suprihanto, S.Pd, M.Pd. sebagai Plt Kepala Sekolah
(2012/2013)
9) Drs. Asep Sukendar, M.Pd. (2013 s.d. Oktober 2018)
10) Marjono, S.Pd. (Plt Kepala Sekolah Oktober 2018 s.d. sekarang)
2. Visi SMA Negeri 1 Kota Mungkid
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat; era
informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap
pendidikan, serta kondisi riel sekolah, memacu sekolah untuk merespon
tantangan sekaligus peluang itu. SMA Negeri 1 Kota Mungkid memiliki
citra yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang
yang diwujudkan dalam visi sekolah berikut:
“Terwujudnya Peserta Didik yang Bertaqwa, Cinta Tanah Air, Unggul dan
Berwawasan Lingkungan.”
56
3. Misi SMA Negeri 1 Kota Mungkid
Untuk mencapai visi tersebut, SMA Negeri 1 Kota Mungkid
mengembangkan misi sebagai berikut:
a. Membentuk pribadi yang utuh berdasarkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Menumbuhkembangkan kejujuran dalam pikiran, perkataan dan
perbuatan
c. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menjunjung tinggi nilai luhur
Bangsa Indonesia
d. Meningkatkan budaya disiplin dan pola pikir kritis
e. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dengan mengoptimalkan
sumber daya sekolah
f. Memberikan bimbingan yang optimal untuk memenuhi standar
kompetensi lulusan
g. Memberikan pembelajaran yang berorientasi untuk bersaing ke PTN
h. Membangun, membentuk dan memiliki tim lomba yang solid dan
kompetitif
i. Melaksanakan kegiatan pembelajaran kecakapan hidup yang kreatif
dan efektif (inovatif)
j. Mewujudkan sekolah adiwiyata
57
4. Tujuan Sekolah
a. Membentuk peserta didik yang memiliki ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan mampu mengamalkan setiap keyakinannya dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Mewujudkan peserta didik berperilaku jujur
c. Membentuk peserta didik yang berbudi pekerti luhur, mampu
menghormati orangtua, guru dan sesama peserta didik serta
lingkungannya.
d. Membentuk peserta didik yang bertanggungjawab
e. Meningkatkan kualitas kelulusan peserta didik
f. Meningkatkan peringkat sekolah dalam pencapaian nilai Ujian
Nasional untuk tingkat kabupaten menjadi peringkat satu baik untuk
peminatan MIPA maupun IPS diantara sekolah negeri.
g. Meningkatkan predikat nilai Ujian Nasional berkategori minimal B
untuk peminatan MIPA maupun IPS.
h. Meningkatkan peringkat sekolah dalam pencapaian nilai Ujian
Nasional untuk tingkat provinsi pada urutan 20 s.d 30 untuk peminat
IPS maupun peminatan MIPA di antara sekolah negeri
i. Mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif dan optimal dalam
rangka meningkatkan ketuntasan belajar peserta didik dalam kegiatan
evaluasi
j. Membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan yang memadai
untuk dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi serta mampu
58
meraih prestasi akademik optimal sesuai kemampuan, minat dan
bakatnya.
k. Mengekspesikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
l. Mewujudkan peningkatan dalam perolehan juara lomba Olimpiade
Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Magelang minimal
peringkat 2 untuk semua mata pelajaran
m. Mewujudkan peningkatan perolehan lomba non akademik di tingkat
Kabupaten Magelang minimal peringkat 2 untuk setiap bidang lomba
n. Mewujudkan peserta didik yang memiliki keterampilan melalui
program pengembangan diri, kecakapan hidup yang makin efektif dan
menarik
o. Mewujudkan suasana harmonis antar warga sekolah, warga sekolah
dengan masyarakat maupun instansi lain
p. Menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan hidup dan cagar
budaya
q. Mengupayakan dan melestarikan lingkungan seolah tetap hijau (green
school)
r. Melakukan upaya daur ulang limbah organik dan anorganik.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas
Dalam penelitian ini pengukuran validitas dengan
menggunakan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan skor
59
konstruk atau variabel. Uji validitas menggunakan Corrected Item
Total Correlation dengan bantuan SPSS for windows versi 16.
Instrumen dinyatakan valid apabila hasil perhitungan yaitu rhitung ≥ rtabel
pada taraf signifikansi 5% dan apabila rhitung < rtabel pada taraf
signifikansi 5% maka instrumen tidak valid. Jika instrumen tidak valid,
maka tidak dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
Instrumen ini telah diuji coba kepada 56 peserta didik kelas XI jurusan
MIPA. Jumlah responden = 25, sehingga r table = 0,259. Hasil uji
validitas instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Linguistik
Penelitian ini instrument variabel minat linguistik
dikembangkan menjadi 20 butir pertanyaan. Dari hasil uji validitas
yang diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for
windows versi 16 terdapat 6 butir pertanyaan yang tidak valid dan
dinyatakan gugur. Butir pertanyaan yang tidak valid adalah butir
pertanyaan nomor 6, 15, 16, 17, 19 dan 20. Dari 14 butir
pertanyaan yang tersisa sudah dapat mewakili untuk dijadikan
sebagai butir pertanyaan dari variabel minat linguistik dan telah
mewakili indikator yang diungkap dalam penelitian ini. Hasil uji
validitas dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut init:
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel Minat Linguistik
Butir
Pernyataan
r hitung r tabel Keterangan
X1 0, 281 0,259 Valid
X2 0,327 0,259 Valid
X3 0,383 0,259 Valid
60
X4 0,552 0,259 Valid
X5 0,320 0,259 Valid
X6 0,000 0,259 Tidak Valid
X7 0,340 0,259 Valid
X8 0,460 0,259 Valid
X9 0,424 0,259 Valid
X10 0,425 0,259 Valid
X11 0,402 0,259 Valid
X12 0,336 0,259 Valid
X13 0,428 0,259 Valid
X14 0,323 0,259 Valid
X15 0,126 0,259 Tidak Valid
X16 0,234 0,259 Tidak Valid
X17 0,73 0,259 Tidak Valid
X18 0,497 0,259 Valid
X19 -0,25 0,259 Tidak Valid
X20 -0,113 0,259 Tidak Valid
Sumber: Data Primer
2) Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Interpersonal
Instrumen variabel minat interpersonal dikembangkan menjadi
20 butir pertanyaan. Dari hasil uji validitas dengan menggunakan
program SPSS for windows versi 16 terdapat 4 butir pertanyaan
yang tidak valid dan dinyatakan gugur, karena butir pertanyaan
tersebut rhitung yang diperoleh kurang dari rtabel pada taraf signifikan
5%. Butir pertanyaan yang tidak valid yaitu no 5, 6, 17 dan 20.
Kemudian 16 butir pertanyaan yang tersisa sudah dapat mewakili
untuk dijadikan sebagai butir pertanyaan dari variabel minat
interpersonal dan telah mewakili indikator yang diungkap dalam
penelitian ini. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut
ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Variabel Minat Interpersonal
Butir
Pernyataan
r hitung r tabel Keterangan
X1 0,309 0,259 Valid
X2 0,318 0,259 Valid
61
X3 0,381 0,259 Valid
X4 0,503 0,259 Valid
X5 0.228 0,259 Tidak Valid
X6 0,238 0,259 Tidak Valid
X7 0,522 0,259 Valid
X8 0,406 0,259 Valid
X9 0,658 0,259 Valid
X10 0,402 0,259 Valid
X11 0,554 0,259 Valid
X12 0,551 0,259 Valid
X13 0,321 0,259 Valid
X14 0,487 0,259 Valid
X15 0,423 0,259 Valid
X16 0,484 0,259 Valid
X17 0,171 0,259 Tidak Valid
X18 0,434 0,259 Valid
X19 0,518 0,259 Valid
X20 0,224 0,259 Tidak Valid
Sumber: Data Primer
3) Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Belajar PAI
Instrumen variabel minat belajar PAI dikembangkan menjadi
20 butir pertanyaan. Dari hasil uji validitas dengan menggunakan
program SPSS for windows versi 16 terdapat 6 butir pertanyaan
yang tidak valid dan dinyatakan gugur, karena butir pertanyaan
tersebut rhitung yang diperoleh kurang dari rtabel pada taraf signifikan
5%. Butir pertanyaan yang tidak valid yaitu no 8, 10, 12, 14, 15,
18. Kemudian 14 butir pertanyaan yang tersisa sudah dapat
mewakili untuk dijadikan sebagai butir pertanyaan dari variabel
minat belajar PAI dan telah mewakili indikator yang diungkap
dalam penelitian ini. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Minat Belajar PAI
Butir
Pernyataan
r hitung r tabel Keterangan
X1 0,424 0,259 Valid
X2 0,544 0,259 Valid
62
X3 0,599 0,259 Valid
X4 0,458 0,259 Valid
X5 0,274 0,259 Valid
X6 0,629 0,259 Valid
X7 0,560 0,259 Valid
X8 0,168 0,259 Tidak Valid
X9 0,556 0,259 Valid
X10 0,247 0,259 Tidak Valid
X11 0,297 0,259 Valid
X12 0,060 0,259 Tidak Valid
X13 0,376 0,259 Valid
X14 0,183 0,259 Tidak Valid
X15 0,181 0,259 Tidak Valid
X16 0,398 0,259 Valid
X17 0,315 0,259 Valid
X18 0,173 0,259 Tidak Valid
X19 0,510 0,259 Valid
X20 0,494 0,259 Valid
Sumber: Data Primer
b. Uji Reliabilitas
Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini
adalah teknik Cronbach Alpha. Uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan program SPSS for windows versi 16. Berikut adalah
hasil dari uji reliabilitas instrumen yang telah dilakukan:
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No. Variabel Cronbach Alpha r tabel Keterangan
1. Minat Linguistik 0,593 0,259 Reliabel
2. Minat Interpersonal 0,735 0,259 Reliabel
3. Minat Belajar PAI 0,706 0,259 Reliabel
Sumber: Data Primer
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha
dari variabel minat linguistik, minat interpersonal dan minat belajar
PAI lebih besar dari 0,259. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen
variabel minat linguistik, minat interpersonal dan minat belajar PAI
tersebut dikatakan reliabel atau andal.
63
2. Statistik Deskriptif
Data yang sudah terkumpul setelah penelitian maka data tersebut
dipaparkan secara sistematis dan rasional yang menggambarkan
keterkaitan dan keutuhan fokus penelitian. Deskripsi data yang disajikan
dalam penelitian ini meliputi paparan/penyajian data tiap variabel meliputi
mean (M), median (Me), standar deviasi (SD).
Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA
di SMA Negeri 1 Kota Mungkid. Pada penelitian ini jumlah populasi
sebanyak 169 peserta didik. Sedangkan sampel dalam penelitian ini
sebanyak 56 peserta didik. Pengambilan sampel menggunakan teknik
simple random sampling.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa matoritas peserta didik kelas XI jurusan MIPA yang menjadi
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 peserta didik dan
responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 41 peserta didik.
Data penelitian ini mencakup data variabel bebas dan data variabel
terikat. Data variabel bebas meliputi variabel minat linguistik (X1) dan
minat interpersonal (X2). Sedangkan data variabel terikat yaitu minat
belajar Pendidikan Agama Islam (Y).
Adapun analisis deskriptif dari masing-masing data tiap variabel
adalah sebagai berikut:
64
a. Minat Linguistik
Data minat linguistik diperoleh melalui angket (kuesioner) yang
diberikan kepada peserta didik kelas XI jurusan MIPA sebanyak 56
responden. Setelah memperoleh angka dari angket yang disebar,
langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis terhadap data tersebut.
Data diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows
versi 16 dan diketahui harga mean sebesar 39,78, median sebesar 40,
standar deviasi sebesar 5,09, skor maksimum sebesar 49, skor
minimum sebesar 26. Menemukan jumlah kelas interval menggunakan
rumus Struges 1+3,3 log n, di mana n adalah jumlah responden. Dari
penelitian diketahui n adalah 56, sehingga diperoleh banyak kelas 1 +
3,3 log 56= 6,77 Rentang data (Range) diperoleh dari data terbesar –
data terkecil 49 - 26 = 23. Setelah mengetahui rentang data maka dapat
diperoleh panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu
rentang data : jumlah kelas interval yakni, 23 : 6,77 = 3,39 dibulatkan
menjadi 4. Berikut dapat dilihat tabel 4.5 distribusi frekuensi variabel
minat linguistik:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Variabel Minat Linguistik
No. Interval Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1. 26 – 29 3 5,4
2. 30 – 33 5 9
3. 34 – 37 7 12,5
4. 38 – 41 21 37.5
5. 42 – 45 12 21.4
6. 46 – 49 8 14.2
Jumlah 56 100
Sumber: Data Primer
65
0
5
10
15
20
25
26 - 29 30 - 33 34 - 37 38 - 41 42 - 45 46 - 49
Minat Linguistik
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui distribusi frekuensi variabel
minat linguistik paling tinggi pada kelas interval nomor 4 yang
mempunyai rentang 38-41 sebanyak 21 peserta didik. Selanjutnya
variabel minat linguistik dapat digambarkan dalam diagram batang
pada gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Diagram Batang Variabel Minat Linguistik
Distribusi frekuensi variabel minat linguistik dapat dilihat pada
gambar 4.1 yaitu pada interval 26-29 sebanyak 3 peserta didik, interval
30-33 sebanyak 5 peserta didik, interval 34-37 sebanyak 7 peserta
didik, interval 38-41 sebanyak 21 peserta didik, interval 42-45
sebanyak 12 peserta didik dan interval 46-49 sebanyak 8 peserta didik.
Tingkat minat linguistik dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:
Kategori tinggi = X ≥ M + SD
Kategori sedang = M-SD ≤ X < M + SD
Kategori rendah = X < M-SD
66
Hasil perhitungan Mean ideal (M) dan Standar Deviasi ideal (SD)
adalah sebagai berikut:
M = 1/2 (skor tertinggi + skor terendah)
= ½ (49+26)
= 37,5
SD = 1/6 (skor tertinggi-skor terendah)
= 1/6 (49-26)
= 3,8
Setelah diketahui Mean ideal (M) dan Standar Deviasi ideal
(SD), kemudian dapat disusun kriteria sebagai berikut:
Kategori tinggi = X ≥ M + SD
= X ≥ 41,3
Kategori sedang = M - SD ≤ X < M + SD
= 37,5 - 3,8 ≤ X < 37,5 + 3,8
= 33,7 ≤ X < 41,3
Kategori rendah = X < M – SD
= X < 33,7
Berdasarkan perhitungan di atas, berikut distribusi tingkat
variabilitas minat linguistik:
67
36%
50%
14%
Minat Linguistik
X ≥ 41,3 (Tinggi) 33,7 ≤ X < 41,3 (Sedang) X < 33,7 (Rendah)
Tabel 4.6
Distribusi Tingkat Variabilitas Minat Linguistik
No. Skor Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Kategori
1. X ≥ 41,3 20 36 Tinggi
2. 33,7 ≤ X < 41,3 28 50 Sedang
3. X < 33,7 8 14 Rendah
Jumlah 56 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa variabel minat
linguistik memiliki tingkat variasi yang berbeda-beda. Pada kategori
tinggi sebesar 36% sebanyak 20 peserta didik, pada kategori sedang
sebesar 50% sebanyak 28 peserta didik dan pada kategori rendah
sebesar 14% sebanyak 8 peserta didik. Berdasarkan tabel 4.6 dapat
digambarkan dengan diagram pie sebagai berikut:
Gambar 4.2 Diagram Pie Tingkat Variabilitas Minat Linguistik
b. Minat Interpersonal
Data minat interpersonal diperoleh melalui angket yang diberikan
kepada peserta didik kelas XI jurusan MIPA sebanyak 56 responden.
Setelah memperoleh angka dari angket yang disebar, langkah
selanjutnya yaitu melakukan analisis terhadap data tersebut. Data
68
diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi
16 dan diketahui harga mean sebesar 59,12, median sebesar 57,5,
standar deviasi sebesar 1,107, skor maksimum sebesar 80, skor
minimum sebesar 40. Menemukan jumlah kelas interval menggunakan
rumus Struges 1+3,3 log n, di mana n adalah jumlah responden. Dari
penelitian diketahui n adalah 51, sehingga diperoleh banyak kelas
1+3,3 log 56= 6,77. Rentang data (Range) diperoleh dari data terbesar
– data terkecil 80 – 40= 40. Setelah mengetahui rentang data maka
dapat diperoleh panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu
rentang data : jumlah kelas interval yakni, 40 : 6,77= 5,9 dibulatkan
menjadi 6. Berikut dapat dilihat tabel distribusi frekuensi variabel
minat interpersonal:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Variabel Minat Interpersonal
No. Interval Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1. 40 – 45 5 8,9
2. 46 – 51 13 23,2
3. 52 – 57 10 17,9
4. 58 – 63 5 8,9
5. 64 – 69 8 14,3
6. 70 – 75 13 23,2
7. 76 – 81 2 3,6
Jumlah 56 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui distribusi frekuensi
variabel minat interpersonal paling tinggi pada kelas interval nomor 2
dan 6 yang mempunyai rentang 46 – 51 sebanyak 13 peserta didik dan
70 – 75 sebanyak 13 peserta didik. Selanjutnya variabel minat
69
5
13
10
5
8
13
2 0
2
4
6
8
10
12
14
40 – 45 46 – 51 52 – 57 58 – 63 64 – 69 70 – 75 76 – 81
interpersonal dapat digambarkan dalam diagram batang pada gambar
berikut ini:
Minat Interpersonal
Gambar 4.3 Diagram Batang Variabel Minat Interpersonal
Distribusi frekuensi variabel minat interpersonal dapat dilihat
pada gambar 4.3 yaitu pada interval 40-45 sebanyak 5 peserta didik,
interval 46-51 sebanyak 13 peserta didik, interval 52-57 sebanyak 10
peserta didik, interval 58-63 sebanyak 5 peserta didik, interval 64-69
sebanyak 8 peserta didik, interval 70-75 sebanyak 13 peserta didik dan
interval 76-81 sebanyak 2 peserta didik.
Tingkat minat interpersonal dapat dikategorikan menjadi 3,
yaitu:
Kategori tinggi = X ≥ M + SD
Kategori sedang = M- SD ≤ X < M + SD
Kategori rendah = X < M-SD
Hasil perhitungan Mean ideal (M) dan Standar Deviasi ideal (SD)
adalah sebagai berikut:
M = 1/2 (skor tertinggi + skor terendah)
= ½ (80+40)
70
= 60
SD = 1/6 (skor tertinggi-skor terendah)
= 1/6 (80-40)
= 6,7
Setelah diketahui Mean ideal (M) dan Standar Deviasi ideal
(SD), kemudian dapat disusun kriteria sebagai berikut:
Kategori tinggi = X ≥ M + SD
= X ≥ 66,7
Kategori sedang = M - SD ≤ X < M + SD
= 60 – 6,7 ≤ X < 60+ 6,7
= 53,3 ≤ X < 66,7
Kategori rendah = X < M – SD
= X < 53,3
Berdasarkan perhitungan di atas, berikut tabel distribusi tingkat
variabilitas minat interpersonal:
Tabel 4.8
Distribusi Tingkat Variabilitas Minat Interpersonal
No. Skor Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Kategori
1. X ≥ 66,7 19 34 Tinggi
2. 53,3 ≤ X < 66,7 13 23 Sedang
3. X < 53,3 24 43 Rendah
Jumlah 56 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.8 distribusi tingkat variabilitas minat
interpersonal dapat dilihat bahwa variabel minat linguistik memiliki
tingkat variasi yang berbeda-beda. Pada kategori tinggi sebesar 34%
sebanyak 19 peserta didik, pada kategori sedang sebesar 23% sebanyak
71
34%
23%
43%
Minat Interpersonal
X ≥ 66,7 (Tinggi)
53,3 ≤ X < 66,7
(Sedang)
X < 53,3 (Rendah)
13 peserta didik dan pada kategori rendah sebesar 43% sebanyak 24
peserta didik. Berdasarkan tabel 4.8 dapat digambarkan dengan
diagram pie sebagai berikut:
Gambar 4.4 Diagram Pie Tingkat Variabilitas Minat Interpersonal
c. Minat Belajar Pendidikan Agama Islam
Data minat belajar Pendidikan Agama Islam diperoleh melalui
angket (kuesioner) yang diberikan kepada peserta didik kelas XI
jurusan MIPA sebanyak 56 responden. Setelah memperoleh angka dari
angket yang disebar, langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis
terhadap data tersebut. Data diolah dengan menggunakan bantuan
program SPSS for windows versi 16 dan diketahui harga mean sebesar
39,87, median sebesar 40, standar deviasi sebesar 5,762, skor
maksimum sebesar 53, skor minimum sebesar 27. Menemukan jumlah
kelas interval menggunakan rumus Struges 1+3,3 log n, di mana n
adalah jumlah responden. Dari penelitian diketahui n adalah 56,
sehingga diperoleh banyak kelas 1+3,3 log 56= 6,77. Rentang data
(Range) diperoleh dari data terbesar – data terkecil 53 – 27 = 26.
72
0
2
4
6
8
10
12
14
16
27 – 30 31 – 34 35 – 38 39 – 42 43 – 46 47 – 50 51 – 54
Minat Belajar PAI
Setelah mengetahui rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas
interval masing-masing kelompok yaitu rentang data : jumlah kelas
interval yakni, 26 : 6,77 = 3,84 dibulatkan menjadi 4. Berikut dapat
dilihat tabel distribusi frekuensi variabel minat belajar Pendidikan
Agama Islam:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Variabel Minat Belajar PAI
No. Interval Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1. 27 – 30 4 7,14
2. 31 – 34 6 10,7
3. 35 – 38 13 23,2
4. 39 – 42 15 26,8
5. 43 – 46 12 21,42
6. 47 – 50 4 7,14
7. 51 – 54 2 3,6
Jumlah 56 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui distribusi frekuensi
variabel minat belajar Pendidikan Agama Islam paling tinggi pada kelas
interval nomor 4 yang mempunyai rentang 39-42 sebanyak 15 peserta
didik. Selanjutnya variabel minat belajar Pendidikan Agama Islam
dapat digambarkan dalam diagram batang pada gambar berikut ini:
Gambar 4.5 Diagram Batang Variabel Minat Belajar PAI
73
Distribusi frekuensi variabel minat belajar PAI dapat dilihat pada
gambar 4.5 yaitu pada interval 27-30 sebanyak 4 peserta didik, interval
31-34 sebanyak 6 peserta didik, interval 35-38 sebanyak 13 peserta
didik, interval 39-42 sebanyak 15 peserta didik, interval 43-46
sebanyak 12 peserta didik, interval 47-50 sebanyak 4 peserta didik dan
interval 51-54 sebanyak 2 peserta didik.
Berdasarkan perhitungan data menggunakan program SPSS for
windows versi 16 di atas dapat diketahui skor tertinggi dan
terendahnya. Skor tertingginya yaitu 53 dan skor terendahnya 27.
Kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:
i =( )
Keterangan:
i = interval
Xt = nilai tertinggi
Xr = nilai terendah
ki = kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
i =( )
=
= 9
Setelah menghitung interval, maka langkah selanjutnya membagi
data minat belajar PAI menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan
rendah. Berikut dapat dilihat distribusi tingkat variabilitas minat
belajar PAI:
74
Minat Belajar PAI
Skor 45-53 (Tinggi) Skor 36-44 (Sedang) Skor 27-35 (Rendah)
21,43% 21,43%
Tabel 4.10
Distribusi Tingkat Variabilitas Minat Belajar PAI
No. Skor Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Kategori
1. 45-53 12 21.43 Tinggi
2. 36-44 32 57,14 Sedang
3. 27-35 12 21,43 Rendah
Jumlah 56 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.10 distribusi tingkat variabelitas minat
belajar PAI dapat dilihat bahwa variabel minat linguistik memiliki
tingkat variasi yang berbeda-beda. Pada kategori tinggi sebesar
21,43% sebanyak 12 peserta didik, pada kategori sedang sebesar
57,14% sebanyak 32 peserta didik dan pada kategori rendah sebesar
21,43% sebanyak 12 peserta didik. Berdasarkan tabel 4.10 dapat
digambarkan dengan diagram pie sebagai berikut:
Gambar 4.6 Diagram Pie Tingkat Variabilitas Minat Belajar PAI
3. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
bersdistribusi normal atau tidak (Yuliardi dan Nuraeni, 2017:111).
Peneliti menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov dengan
bantuan SPSS. Berikut hasil penghitungan uji normalitas:
57,14%
75
Tabel 4.11
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 56
Normal Parametersa Mean .0000000
Std.
Deviation 4.82118164
Most Extreme Differences Absolute .085
Positive .085
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .640
Asymp. Sig. (2-tailed) .808
Sumber: Data Primer
Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi dalam SPSS lebih
besar dari 0,05. Apabila signifikansi kurang dari 0,05 maka datanya
tidak berdistribusi normal (Riadi, 2016:122). Berdasarkan hasil uji
normalitas pada tabel 4.11 diketahui nilai signifikansi 0,808. Jadi
dapat disimpulkan bahwa data variabel minat linguistik, minat
interpersonal dan minat belajar Pendidikan Agama Islam berdistribusi
normal karena 0,808 > 0,05.
4. Uji Hipotesis
Jenis – jenis hipotesis itu dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesis
nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol adalah hipotesis yang
menyatakan ketidakadanya hubungan antara variabel. Notasi hipotesis ini
dituliskan dengan “Ho”. Sedangkan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja
adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel. Dalam
notasi, hipotesis ini dituliskan dengan “Ha” (Arikunto, 2016:47).
Berdasarkan teori tersebut, peneliti menguji hipotesis, yaitu:
76
a. Hubungan Minat Linguistik dengan Minat Belajar PAI
Ho : ρ = 0 (Tidak ada hubungan antara minat linguistik dengan
minat belajar Pendidikan Agama Islam).
Ha : ρ ≠ 0 (Terdapat hubungan antara minat interpersonal
dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam).
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya
hipotesis penelitian yang diajukan. Pengujian ini untuk mengetahui
hubungan antara minat linguistik dengan minat belajar PAI dengan
menggunakan program SPSS for windows versi 16.
Tabel 4.12
Korelasi X1 dengan Y
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .441a .194 .179 5.02172 .194 13.014 1 54 .001
a. Predictors: (Constant), Minat
Linguistik
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel Product Moment jika jumlah sampel atau n =
56 responden dengan taraf kesalahan 5%, maka harga tabel = 0,259.
Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari tabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh >
r tabel) maka Ha diterima. Hasil output program SPSS for windows
versi 16 pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa r hitung (0,441) lebih
besar dari r tabel (0,259). Jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak,
77
artinya terdapat hubungan antara minat linguistik dengan minat belajar
Pendidikan Agama Islam.
Analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan.
Jadi koefisien determinasi adalah 0,4412 = 0,1944. Hal ini berarti
minat belajar PAI dengan persentase sebesar 19,44% ditentukan oleh
minat linguistik. Sedangkan sisanya dengan persentase sebesar 80,56%
ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peniliti.
b. Hubungan Minat Interpersonal dengan Minat Belajar PAI
Ho : ρ = 0 (Tidak ada hubungan antara minat interpersonal
dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam).
Ha : ρ ≠ 0 (Terdapat hubungan antara minat interpersonal
dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam).
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesis
penelitian yang diajukan. Pengujian ini untuk mengetahui hubungan
antara minat interpersonal dengan minat belajar PAI dengan
menggunakan program SPSS for windows versi 16.
Tabel 4.13
Korelasi X2 dengan Y
Model Summary
Mode
l R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .347a .121 .104 5.24611 .121 7.404 1 54 .009
a. Predictors: (Constant), Minat
Interpersonal
Sumber: Data Primer
78
Berdasarkan tabel Product Moment jika jumlah sampel atau n
= 56 responden dengan taraf kesalahan 5%, maka harga tabel = 0,259.
Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari tabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh >
r tabel) maka Ha diterima. Hasil output program SPSS for windows
versi 16 pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa r hitung (0,347) lebih
besar dari r tabel (0,259). Jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak,
artinya terdapat hubungan antara minat interpersonal dengan minat
belajar Pendidikan Agama Islam.
Analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan
Jadi koefisien determinasi adalah 0,3472 = 0,1204. Hal ini berarti
minat belajar PAI dengan persentase sebesar 12,04% ditentukan oleh
minat interpersonal. Sedangkan sisanya dengan persentase sebesar
87,96% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
c. Hubungan Minat Linguistik dan Minat Interpersonal dengan
Minat Belajar PAI
Ho : ρ = 0 (Tidak ada hubungan secara bersama antara minat
linguistik dan minat interpersonal dengan minat belajar Pendidikan
Agama Islam).
79
Ha : ρ ≠ 0 (Terdapat hubungan secara bersama antara minat
linguistik dan minat interpersonal dengan minat belajar Pendidikan
Agama Islam).
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya
hipotesis penelitian yang diajukan. Pengujian ini untuk mengetahui
hubungan secara bersama antara minat linguistik dan minat
interpersonal dengan minat belajar PAI dengan menggunakan program
SPSS for windows versi 16.
Tabel 4.14
Korelasi Berganda
Model Summary
Model R
R
Square
Adjuste
d R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .487a .237 .208 5.12704 .237 8.235 2 53 .001
a. Predictors: (Constant), Minat Interpersonal, Minat
Linguistik
Sumber: Data Primer
Pada tabel 4.14 menunjukkan Sig. F change = 0,001. Jika F hitung
lebih kecil dari 0,05 maka berkorelasi. Apabila F hitung lebih besar dari
0,05 maka tidak berkorelasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat
linguistik dan minat interpersonal terhadap minat belajar Pendidikan
Agama Islam terdapat korelasi karena F change yang menunjukkan angka
0,001 lebih kecil dari 0,05.
Berdasarkan tabel Product Moment jika jumlah sampel atau n = 56
responden dengan taraf kesalahan 5%, maka harga tabel = 0,259.
80
Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari tabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > r tabel)
maka Ha diterima. Hasil output program SPSS for windows versi 16 pada
tabel 4.11 menunjukkan bahwa r hitung (0,487) lebih besar dari r tabel
(0,259). Jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat
hubungan secara bersama antara minat linguistik dan minat interpersonal
dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam.
Analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan Jadi
koefisien determinasi adalah 0,4872 = 0,2371. Hal ini berarti minat belajar
PAI pada peserta didik dengan persentase sebesar 23,71% ditentukan oleh
minat linguistik dan minat interpersonal. Sedangkan sisanya dengan
persentase sebesar 76,29% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti
oleh peneliti.
Setelah mengetahui nilai r hitung, maka dapat diketahui tingkat
hubungannya berdasarkan tabel berikut ini:
Tabel 4.15
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Data Sekunder
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS for
windows versi 16 pada tabel 4.14 menunjukkan adanya hubungan positif
sebesar 0,487. Untuk dapat interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu,
81
maka dapat menggunakan pedoman seperti tabel 4.15 di atas. Berdasarkan
tabel tersebut, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,487
termasuk pada kategori sedang.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Minat linguistik pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri
1 Kota Mungkid
Kata linguistik (berpadanan dengan linguistics dalam bahasa
Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa
Belanda) diturunkan dari kata bahasa Latin lingua yang berarti “bahasa”
(Chaer, 2003:2). Kecerdasan linguistik adalah kapasitas menggunakan
bahasa untuk menyampaikan pikiran dan memahami perkataan orang lain,
baik secara lisan maupun tertulis (Prasetyo dan Andriani, 2009:43).
Sedangkan minat adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada
diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang
(Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:173).
Jadi dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa minat linguistik adalah
kecenderungan jiwa yang disertai dengan perasaan suka dengan hal yang
berkaitan dengan penggunaan bahasa seperti berbicara, menulis, membaca
dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa
minat linguistik pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri
1 Kota Mungkid pada umumnya dalam kondisi tinggi sebanyak 20
82
responden (36%), kondisi sedang sebanyak 28 responden (50%),
sementara kondisi rendah sebanyak 8 responden (14%).
Berdasarkan penjelasan di atas tentang masing-masing kategori
dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden berada pada kategori
sedang yaitu 28 peserta didik (50%). Jadi minat linguistik peserta didik
kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid berada pada
kondisi sedang.
2. Minat interpersonal pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA
Negeri Kota Mungkid
Interpersonal adalah segala sesuatu yang berlangsung antara dua
pribadi (Chaplin, 2001:257). Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan
untuk memahami dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain.
Kemampuan ini melibatkan penggunaan berbagai keterampilan: verbal dan
nonverbal, kemampuan kerjasama, manajemen konflik, strategi
membangun konsensus, kemampuan untuk percaya, menghormati,
memimpin, dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan umum
(English, 2005:162). Sedangkan minat adalah kecenderungan jiwa yang
relatif menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan
perasaan senang (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:173).
Jadi minat interpersonal adalah rasa suka dan kecenderungan hati
yang tinggi terhadap proses interaksi antara individu yang satu dengan
individu yang lain. Peserta didik yang mempunyai minat interpersonal,
83
maka ia memiliki jiwa sosial yang tinggi, menyukai adanya kerja sama,
suka berempati dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa
minat interpersonal pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA
Negeri 1 Kota Mungkid pada umumnya dalam kondisi tinggi sebanyak 19
responden (34%), kondisi sedang sebanyak 13 responden (23%),
sementara kondisi rendah sebanyak 24 responden (43%).
Berdasarkan penjelasan di atas tentang masing-masing kategori
dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden berada pada kategori
rendah yaitu 24 peserta didik (43%). Jadi minat interpersonal peserta didik
kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid berada pada
kondisi rendah.
3. Minat belajar Pendidikan Agama Islam pada peserta didik kelas XI jurusan
MIPA di SMA Negeri Kota Mungkid
Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang
menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan,
perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui
berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman,
dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan
seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan,
partisipasi dan keaktifan dalam belajar (Fathurrohman dan Sulistyorini,
2012:173).
84
Menurut Masdub (2015:3), pendidikan agama Islam adalah
pendidikan melalui ajaran-ajaran Islam (Al-Qur’an dan Sunnah) yakni
suatu kegiatan bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah menyelesaikan pendidikan mereka akan dapat memahami,
menghayati kemudian meyakini secara keseluruhan, selanjutnya ajaran-
ajaran Islam tersebut dijadikan suatu prinsip pandangan hidupnya demi
keselamatan dan kesejahteraan jasmani dan rohani kelak menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa
minat belajar Pendidikan Agama Islam pada peserta didik kelas XI jurusan
MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid pada umumnya dalam kondisi
tinggi sebanyak 12 responden (21,43%), kondisi sedang sebanyak 32
responden (57,14%), sementara kondisi rendah sebanyak 12 responden
(21,43%).
Berdasarkan penjelasan di atas tentang masing-masing kategori
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berada pada kategori
sedang yaitu 32 peserta didik (57,14%). Jadi minat belajar Pendidikan
Agama Islam peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota
Mungkid berada pada kondisi sedang.
4. Hubungan secara bersama antara minat linguistik dan minat interpersonal
dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam pada peserta didik kelas XI
jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid
85
Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan SPSS for
windows versi 16 menunjukkan bahwa Sig. F change = 0,001. Jika F
hitung lebih kecil dari 0,05 maka berkorelasi. Apabila F hitung lebih besar
dari 0,05 maka tidak berkorelasi. Jadi dapat dikatakan bahwa minat
linguistik dan minat interpersonal dengan minat belajar Pendidikan Agama
Islam terdapat korelasi karena F change yang menunjukkan angka 0,001
lebih kecil dari 0,05. Adanya korelasi atau tidak berkorelasi, juga bisa
dilihat dari r hitungnya. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka
berkorelasi, sedangkan jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka tidak
berkorelasi. Berdasarkan tabel r Product Moment, jika jumlah responden
(n) = 56 dengan taraf signifikansi 5% maka diketahui r tabel = 0,259.
Sedangkan penghitungan dengan menggunakan program SPSS
menunjukkan r = 0,487. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi
secara bersama antara minat linguistik dan minat interpersonal dengan
minat belajar PAI karena r hitung lebih besar dari r tabel.
D. Pemaknaan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian serta merujuk teori terkait dengan judul,
minat belajar adalah hal pokok yang sangat urgen untuk dimiliki masing-
masing peserta didik. Tanpa adanya minat belajar yang tinggi, maka peserta
didik tidak akan belajar bersungguh-sungguh dan cenderung kurang antusias
untuk mempelajari suatu ilmu. Minat belajar itu tentunya juga akan
memengaruhi aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Jika peserta didik
memiliki minat belajar yang tinggi, maka ia cenderung untuk menekuni mata
86
pelajaran yang disukai. Misalnya jika peserta didik menyukai mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, maka ia akan memanfaatkan waktunya untuk
membaca buku-buku terkait keagamaan, berlatih soal-soal yang ada di buku,
selalu bertanya ketika pembelajaran di kelas sedang berlangsung dan lain
sebagainya. Lain halnya dengan peserta didik yang memiliki tingkat minat
belajar yang rendah, maka ia cenderung untuk malas-malasan dan enggan
untuk mempelajari suatu ilmu.
Munculnya minat belajar pada peserta didik itu tidak serta merta
berasal dari faktor internal saja, melainkan faktor eksternal juga
memengaruhinya. Misalnya peserta didik yang awalnya sudah memiliki minat
yang tinggi terhadap mata pelajaran PAI, sedangkan faktor eksternalnya
berasal dari guru yang selalu menggunakan metode pembelajaran yang
menyenangkan dan tentunya tidak membuat peserta didik itu bosan. Maka
peserta didik itu cenderung semakin berminat untuk mempelajari mata
pelajaran PAI. Lain halnya dengan peserta didik yang sejak awal sudah tidak
berminat mempelajari mata pelajaran PAI, ditambah dari faktor eksternalnya
yaitu metode pengajaran yang digunakan oleh guru itu sangat membosankan
sehingga peserta didik itu tidak berminat untuk mempelajari mata pelajaran
PAI.
Peserta didik kelas XI yang masuk jurusan MIPA memiliki minat
linguistik dalam kategori rendah dengan persentase 14% sebanyak 8 peserta
didik. Berdasarkan jawaban angket yang sudah dikerjakan oleh responden:
dalam waktu seminggu beberapa peserta didik hanya membaca buku pelajaran
87
sebanyak 1 buku, jika diharuskan untuk membaca buku ada yang merasa tidak
senang, dalam waktu satu bulan hanya berkunjung ke perpustakaan 1 kali, jika
diharuskan untuk menulis mata pelajaran PAI ada yang merasa tidak suka. Hal
ini kemungkinan mereka cenderung lebih menyukai dengan adanya
kemampuan logis matematisnya dibandingkan dengan minat linguistik.
Peserta didik kelas XI yang masuk jurusan MIPA memiliki minat
interpersonal dalam kategori rendah dengan persentase 43% sebanyak 24
responden. Berdasarkan jawaban angket yang sudah dikerjakan oleh
responden: beberapa peserta didik ada yang merasa canggung ketika berada di
lingkungan baru karena agak sulit untuk bergaul, ada yang tidak menyukai
organisasi dan beberapa peserta didik hanya memiliki teman dekat sebanyak
2-3. Hal ini mereka kemungkinan lebih berminat di bidang intrapersonal
dibandingkan dengan minat interpersonal.
Peserta didik kelas XI yang masuk jurusan MIPA memiliki minat
belajar Pendidikan Agama Islam dalam kategori rendah dengan persentase
21,43% sebanyak 12 peserta didik. Berdasarkan jawaban angket yang sudah
dikerjakan oleh responden: ada beberapa peserta didik yang merasa senang
ketika pembelajaran PAI kosong, ketika pembelajaran PAI merasa bosan ada
yang mengajak berbicara dengan temannya, selain itu hanya 8 dari 56 peserta
didik yang berminat melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil
jurusan PAI. Hal ini kemungkinan mereka cenderung berminat di bidang
umum bukan di bidang agama, karena peserta didik dari jurusan MIPA itu
mereka lebih berminat sesuai dengan bidangnya, hal ini bisa dilihat pada
88
jawaban angket peserta didik yang sebagian besar mereka menjawab akan
melanjutkan ke perguruan tinggi dengan memilih jurusan seperti di bidang
Pendidikan IPA, Pendidikan Biologi dan Pendidikan Matematika. Peserta
didik yang lulusan dari SMA Negeri 1 Kota Mungkid sebagian besar juga
melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri dengan mengambil jurusan yang
umum. Bahkan yang mengambil jurusan PAI itu bisa dihitung karena terlalu
sedikitnya yang mengambil jurusan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara minat linguistik dengan minat belajar Pendidikan
Agama Islam. Peserta didik yang suka membaca, mendengarkan, menulis dan
lain sebagainya mempunyai hubungan yang positif dengan minat belajar
Pendidikan Agama Islam karena ketika pembelajaran di kelas juga
menggunakan kemampuan seperti membaca, mendengarkan, menulis dan lain-
lain. Jadi peserta didik yang pada mulanya sudah menyukai adanya kegiatan
membaca, menulis dan mendengarkan maka ia juga akan mempunyai minat
belajar Pendidikan Agama Islam. Lain halnya dengan peserta didik yang tidak
suka membaca atau tidak suka mendengarkan orang yang sedang berbicara
atau tidak suka menulis dan lain sebagainya. Maka aktivitas peserta didik saat
di kelas juga tidak menunjukkan adanya minat belajar Pendidikan Agama
Islam. Hal ini dibuktikan dengan jawaban angket pada peserta didik, ketika
diharuskan untuk membaca buku, ada peserta didik yang merasa tidak senang
dan ada yang merasa malas. Ketika mengikuti pembelajaran Pendidikan
89
Agama Islam di kelas merasa bosan, ada peserta didik yang mengerjakan
tugas yang lain dan ada yang mengajak berbicara dengan teman sebangku.
Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan
yang positif dan signifikan antara minat interpersonal dengan minat belajar
Pendidikan Agama Islam. Jadi peserta didik yang suka bekerja sama dan
berkomunikasi memiliki hubungan dengan minat belajar Pendidikan Agama
Islam karena ketika pembelajaran di kelas juga melakukan kegiatan seperti
bekerja sama dan berkomunikasi. Peserta didik yang dari awal sudah
mempunyai minat interpersonal, maka ketika pembelajaran di kelas ia akan
lebih menyukai dengan adanya aktivitas kelompok atau kerja kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan
secara bersama antara minat linguistik dan minat interpersonal dengan minat
belajar Pendidikan Agama Islam. Jadi peserta didik yang suka membaca,
menulis, berkomunikasi dan bekerja sama mempunyai hubungan yang positif
dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan
aktivitas yang dilakukan peserta didik berdasarkan jawaban angket seperti
bertanya mengenai materi yang dijelaskan oleh guru PAI, memerhatikan guru
PAI ketika menjelaskan materi, ketika pembelajaran PAI sedang berlangsung
beberapa peserta didik berkonsentrasi penuh dan tidak mau diganggu oleh
teman dan lain sebagainya.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Minat linguistik pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri
1 Kota Mungkid pada umumnya dalam kondisi tinggi sebanyak 20
responden (36%), kondisi sedang sebanyak 28 responden (50%), kondisi
rendah sebanyak 8 responden (14%).
2. Minat interpersonal pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA
Negeri 1 Kota Mungkid pada umumnya dalam kondisi tinggi sebanyak 19
responden (34%), kondisi sedang sebanyak 13 responden (23%), kondisi
rendah sebanyak 24 responden (43%).
3. Minat belajar Pendidikan Agama Islam pada peserta didik kelas XI jurusan
MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid pada umumnya dalam kondisi
tinggi sebanyak 12 responden (21,43%), kondisi sedang sebanyak 32
responden (57,14%), kondisi rendah sebanyak 12 responden (21,43%).
4. Terdapat hubungan secara bersama antara minat linguistik dan minat
interpersonal dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam pada peserta
didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid. Hal ini
diperoleh dari penghitungan dengan menggunakan program SPSS for
windows versi 16 yang menunjukkan r = 0,487. Sedangkan berdasarkan r
91
tabel n= 56 dengan taraf signifikansi 5 % menunjukkan r tabel sebesar
0,259. Jadi r hitung lebih besar dari r tabel.
Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis yang berbunyi “Terdapat
hubungan secara bersama antara minat linguistik dan minat interpersonal
dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam pada peserta didik kelas XI
jurusan MIPA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid tahun pelajaran
2018/2019” ditolak. Artinya terdapat hubungan secara bersama antara
minat linguistik dan minat interpersonal dengan minat belajar Pendidikan
Agama Islam pada peserta didik kelas XI jurusan MIPA di SMA Negeri 1
Kota Mungkid tahun pelajaran 2018/2019.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru hendaknya bisa menumbuhkan minat belajar terhadap peserta
didik yang tingkat minatnya itu dalam kategori rendah dengan cara
mengemas pembelajaran yang semenarik mungkin sehingga peserta didik
itu akan merasa senang dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran PAI di
kelas karena tanpa adanya minat belajar yang kuat maka peserta didik itu
tidak akan selalu memerhatikan guru. Di samping itu juga guru hendaknya
menumbuhkan minat linguistik dan minat interpersonal pada peserta didik,
karena keduanya itu memiliki hubungan yang positif dan signifikan
dengan minat belajar PAI.
92
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penulis merekomendasikan untuk dijadikan rujukan penelitian
lanjutan tentang hubungan secara bersama antara minat linguistik dan
minat interpersonal dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Alizamar. 2016. Teori Belajar & Pembelajaran; Implementasi dalam Bimbingan
Kelompok Belajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Media
Akademi.
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Penedekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
. 2016. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Armstrong, Thomas. 2005. Setiap Anak Cerdas !; Panduan Membantu Anak
Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya.
Diterjemahkan Oleh: Rina Buntaran. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
. 2009. Multiple Intelligences in the Classroom, 3rd ed. USA:
ASCD.
Baharuddin. 2016. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaplin, C.P. 2001. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Daniyati, Nadzifah Ajeng dan Sugiman. 2015. “Hubungan antara Kemampuan
Verbal, Kemampuan Interpersonal, dan Minat Belajar dengan
Prestasi Belajar MAtematika”. Dalam Jurnal Pendidikan
Matematika: Vol. No. 1.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
English, Evelyn Williams. 2005. Mengajar dengan Empati, Panduan Belajar
Mengajar Tepat dan Menyeluruh untuk Ruang Kelas dengan
Kecerdasan Beragam. Diterjemahkan Oleh: Fuad Ferdinan.
Bandung: Nuansa.
Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran
Yogyakarta: Teras.
2
Fitri, Aisyah dan Farida Mukti. 2015. “Hubungan antara Kecerdasan Linguistik
dan Motivasi Belajar Peserta Didik dengan Hasil Belajar Bahasa
Inggris (Studi Korelasi pada Peserta Didik Kelas XI di SMK
Negeri 1 Bojonggede Kabupaten Bogor)”. Dalam Jurnal
Teknologi Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan,
Fakultas Pascasarjana, UIKABogor: Vol. 4. No. 1.
Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2009. Metodologi Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Malang: UIN Malang Press.
Indrawan, Rully, Poppy Yaniawati. 2014. Metodologi Penelitian; Kuantitatif,
Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan
Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama.
Irham, Muhammad dan Novan Ardy Wiyani. 2017. Psikologi Pendidikan; Teori
dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jasmine, Julia. 2016. Metode Mengajar Multiple Intelligences. Bandung: Nuansa.
Khairani, Makmun. 2017. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Kompri. 2017. Belajar Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta:
Media Akademi.
Majid, Abdul. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Majid, Abdul, Dian Andayani. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Masdub. 2015. Sosiologi Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Musrofi, M. 2010. Melesatkan Prestasi Akademik Siswa; Cara Praktis
Meningkatkan Prestasi Akademik Siswa Tanpa Kekerasan dan
Tanpa Harus Menambah Jam Belajar. Yogyakarta: Pedagogia.
Periantalo, Jelpa. 2016. Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Prasetyo, Reza dan Yeny Andriani. 2009. Multiply Your Multiple Intelligences.
Yogyakarta: Andi.
Putra, Darma. 2013. Rahasia Membuat Otak Super. Jogjakarta: Laksana.
Riadi, Edi. 2016. Statistika Penelitian; Analisis Manual dan IBM SPSS.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Sangadji, Etta Mamang, Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian; Pendekatan
Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi.
3
Siregar, Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
.2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Kajian Neurosains.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syafaat, Aat dkk. 2008. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah
Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2017. Psikologi Belajar. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed.
3. Jakarta: Balai Pustaka.
Widodo. 2018. Metodologi Penelitian Populer & Praktis. Depok: PT Raja
Grafindo Persada.
Yuliardi, Ricki dan Zuli Nuraeni. 2017. Statistika Penelitian Plus Tutorial SPSS.
Yogyakarta: Innosain.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian di Kesbangpol
Lampiran 3 Surat Perizinan Penelitian dari Kesbangpol
Lampiran 4 Surat Perizinan Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian di sekolah
Lampiran 6 Angket Penelitian
Lampiran 7 Daftar Nama Responden
Daftar Nama Responden Peserta Didik Kelas XI Jurusan MIPA
No. Nama No
Urut
Jenis
Kelamin
Kode
Responden
1. HIBAN FAISAL FARAS 14 L 1
2. UMI MUHIMATUS S 30 P 2
3. SAROH INDARSIH 27 P 3
4. RORO WINDA PUJI L 24 P 4
5. ANNISA NURUL CAHYA 4 P 5
6. TSALITSA SYIFA'UFUADI 29 L 6
7. ARWIN PUJI RAHAYU 7 P 7
8. AMADELA ANDRA D 3 P 8
9. RACHMA AKMILA LAILA 19 P 9
10. ZEIN ANDRI FAISAL A 34 L 10
11. YUDHA PRATAMA W 32 L 11
12. ARIA ABRAR HADANU 5 L 12
13. NUR ROHMAH 18 P 13
14. IBAD ARKANIAH 11 P 14
15. ROHIMA AZIZAH 23 P 15
16. LISA ARIYANTI SAFITRI 13 P 16
17. RAKYAN HARYO A 21 L 17
18. BIMANTORO K 8 L 18
19. ADINDA DYAH AYU M 1 P 19
20. YUSTISIA TRI ESTHI EKA P 33 P 20
21. ARLINDA AGUSTINA 6 P 21
22. RINDA APRIANA NUR AINI 22 P 22
23. ROSHA INDRIYANI 25 P 23
24. RAIHANA PUTRI 20 P 24
25. VIDHA DAYU LAUTANIA 31 P 25
26. NINA DWI RAHMAWATI 22 P 26
27. ELICIA AZZAHRA 9 P 27
28. DHEA CHESILIA 7 P 28
29. MUHAMMAD ALFIN 20 L 29
30. OKRAVIANI 24 P 30
31. YOFINGGA ANISA DWI S 32 P 31
32. RISMA PUTRI W 26 P 32
33. FIKRI MAULANA YASIN 10 L 33
34. IRFAN RAHMAT RAFII 16 L 34
35. HENDRIK WICAKSONO 13 L 35
36. HABBATUL QOLBI H 11 L 36
37. DERIPEL AGUSTIAN 5 L 37
38. RIYAN KRISNA ALBITYA 27 L 38
39. AULIA DHEA INDRIANI 2 P 39
40. DINDA PUTRI V 8 P 40
41. SITI FATIMAH S 28 P 41
42. IFA ROQIJAH 15 P 42
43. HANI VUZTASARI 12 P 43
44. ISWIDIANTONO 17 L 44
45. DEWI YUGI WULANDARI 6 P 45
46. SUSANA 29 P 46
47. ANA SETYANINGRUM 1 P 47
48. KATRIEN WIDALAKSITA 18 P 48
49. NURUL AZIZAH 23 P 49
50. NABIILA 'AZMI M 21 P 50
51 CITRA KARTIKA YUSUF 4 P 52
52. TRI UNAESA 31 P 53
53. TIOLITA MAHARANI 30 P 54
54. AZZAHRA AMALIA N 3 P 55
55. KHUSNA RIZQI R 19 P 56
56. MOHAMMAD ALIMU A 14 L 57
1
Lampiran 8 Data Penelitian
DATA PENELITIAN
Data Hasil Jwaban Responden Variabel Minat Linguistik
Kode
Responden
No. Butir Pertanyaan
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. 3 1 1 1 1 3 2 1 3 1 4 4 1 3 3 1 3 3 4 3 46
2. 4 4 4 1 2 2 2 4 3 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 2 62
3. 4 4 1 2 2 3 2 4 3 3 4 4 2 3 3 1 4 4 4 2 59
4. 1 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 2 4 3 1 4 3 4 3 65
5. 4 4 3 2 2 1 3 4 3 3 4 4 3 3 3 1 4 4 4 2 61
6. 1 4 4 1 1 3 3 4 3 3 4 4 1 3 2 4 4 4 4 2 59
7. 1 4 4 2 2 1 3 4 3 3 4 4 2 3 3 1 4 4 3 2 57
8. 1 2 4 2 2 4 3 4 3 3 4 2 2 3 3 1 4 4 4 4 59
9. 3 4 4 4 2 0 4 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 65
10. 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 4 2 3 4 1 4 4 4 4 59
11. 4 1 1 2 2 1 3 4 3 3 4 4 4 3 4 1 4 3 3 4 58
12. 1 3 1 1 1 1 2 1 1 3 1 4 1 3 3 1 4 3 4 4 43
13. 4 3 1 1 2 4 2 4 4 3 1 3 1 1 3 1 4 3 3 2 50
2
14. 4 4 1 2 3 1 2 4 3 1 4 4 2 3 4 1 4 4 3 2 56
15. 4 4 1 2 2 1 2 4 3 1 4 4 2 3 3 1 4 3 3 2 53
16. 3 4 1 1 2 4 3 4 3 3 0 3 1 4 2 1 4 3 4 3 53
17. 4 2 4 2 1 3 2 4 3 3 4 4 2 3 3 1 4 3 4 3 59
18. 4 4 4 3 1 1 2 4 3 2 4 4 4 3 4 1 4 4 4 3 63
19. 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 2 4 3 1 4 3 4 3 65
20. 4 4 1 1 1 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 1 4 2 3 1 56
21. 4 4 1 2 1 2 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 62
22. 4 4 2 4 2 4 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 65
23. 4 4 2 4 2 4 2 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 63
24. 3 3 2 4 3 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 1 4 4 4 4 62
25. 2 4 2 1 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 1 4 4 4 2 61
26. 0 4 4 2 2 3 3 4 3 3 1 4 4 3 4 1 4 4 4 2 59
27. 1 4 4 2 2 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 1 4 4 2 2 61
28. 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 1 4 2 3 3 1 4 4 3 3 59
29. 3 4 1 2 1 1 2 4 3 2 4 4 3 3 3 1 4 4 4 4 57
30. 4 4 1 1 1 3 2 4 1 4 1 3 4 3 4 3 4 3 4 2 56
31. 4 2 2 1 2 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 63
32. 3 3 2 3 2 1 3 4 3 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 62
33. 3 4 1 1 2 3 2 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4 61
34. 4 3 2 1 2 3 2 4 3 3 2 4 4 3 4 1 4 3 3 4 59
35. 4 3 1 2 4 2 4 3 3 4 3 2 3 3 1 4 4 4 2 56
36. 2 3 1 1 2 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 1 4 3 4 2 53
37. 2 3 1 1 2 1 2 4 3 1 4 4 2 3 4 1 1 4 4 3 50
38. 4 4 4 1 3 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 2 65
3
39 3 4 4 1 2 2 2 4 4 4 4 4 2 3 4 1 1 3 3 4 59
40. 1 4 2 1 2 4 3 3 1 1 1 3 1 2 3 1 4 3 3 4 47
41. 4 3 4 1 2 4 2 3 3 1 3 4 4 3 2 1 4 3 4 2 57
42. 4 3 4 1 2 2 2 3 3 1 3 4 4 3 2 1 4 3 4 2 55
43. 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 2 1 3 1 1 4 4 2 60
44. 4 3 1 1 2 2 2 4 3 3 2 3 1 3 3 1 4 3 4 2 51
45. 1 1 4 1 2 4 3 4 2 3 4 4 4 2 3 1 4 3 3 2 55
46. 1 1 4 1 3 4 3 4 3 1 4 4 4 2 3 1 4 3 3 2 55
47. 2 4 4 2 3 3 2 4 4 2 2 4 2 3 3 1 4 3 4 2 58
48. 3 1 4 2 2 1 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 58
49. 0 1 4 2 2 1 2 4 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 56
50. 2 3 3 1 2 4 2 4 3 3 2 1 2 2 3 2 4 3 3 4 53
51. 1 4 2 2 2 2 2 4 3 3 2 4 2 3 4 1 4 4 3 3 55
52. 3 3 2 2 2 4 2 3 3 1 3 2 1 3 3 1 4 3 4 3 52
53. 3 3 2 2 2 4 2 3 3 1 3 2 1 3 3 1 4 3 4 4 53
54. 1 3 4 2 1 3 2 4 3 3 2 4 1 3 4 1 4 3 4 2 54
55. 1 3 3 2 1 1 2 4 2 2 1 3 3 4 4 1 4 2 4 4 51
56. 2 2 2 1 1 1 2 4 2 3 4 1 2 4 3 3 4 4 4 3 52
4
DATA PENELITIAN
Data Hasil Jwaban Responden Variabel Minat Interpersonal
No
No Butir Pertanyaan
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 4 2 4 4 4 2 3 4 3 3 3 1 4 4 1 4 3 3 4 63
2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 75
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 74
4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 71
5 3 4 4 1 3 4 2 1 2 3 3 3 1 1 1 3 3 4 3 4 53
6 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 73
7 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 66
8 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 2 3 2 4 4 1 4 4 3 3 65
9 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 70
10 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 70
11 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 2 4 2 4 3 3 4 3 67
12 3 4 2 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 66
13 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 72
14 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 71
15 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4 2 67
16 3 4 2 2 4 4 2 3 3 3 3 1 3 4 4 1 4 3 4 2 59
17 3 4 2 3 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 69
18 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 1 3 3 69
5
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 78
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
21 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 74
22 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 73
23 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 75
24 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 70
25 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 2 4 2 1 4 3 3 4 65
26 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 2 72
27 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 71
28 3 4 3 4 4 2 2 1 3 3 3 3 3 2 4 2 4 3 4 4 61
29 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 4 3 64
30 3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 4 3 4 4 3 65
31 3 4 4 2 4 2 2 3 4 3 3 3 2 4 1 1 3 3 3 2 56
32 3 4 4 1 4 4 2 3 3 3 3 3 2 1 2 2 4 1 3 3 55
33 3 4 4 4 3 4 2 2 3 3 3 4 3 4 1 4 4 3 4 2 64
34 3 4 4 4 3 4 2 2 3 3 3 4 3 4 1 4 3 4 4 2 64
35 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 65
36 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 1 4 2 1 3 3 4 2 63
37 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 1 4 2 1 3 3 3 2 60
38 3 4 4 4 3 1 4 3 3 3 2 4 3 4 1 4 2 1 4 3 60
39 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 67
40 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 3 3 3 3 65
41 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 62
42 1 1 2 4 4 2 2 4 3 3 3 1 3 1 4 3 4 4 3 2 54
43 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 1 4 4 3 3 4 2 68
6
44 4 4 2 4 3 2 2 1 3 4 4 3 3 1 4 1 4 3 4 4 60
45 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 71
46 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 3 3 71
47 3 4 3 2 4 4 2 2 2 3 3 4 3 0 1 4 4 2 3 2 55
48 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 72
49 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 71
50 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 1 2 4 3 3 2 64
51 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 68
52 3 1 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 2 4 4 1 4 4 3 2 63
53 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 74
54 3 1 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 4 1 1 2 53
55 4 3 4 2 4 4 3 2 3 3 4 3 3 1 4 4 3 3 2 4 63
56 3 3 4 2 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 68
7
DATA PENELITIAN
Data Hasil Jwaban Responden Variabel Minat Belajar PAI
No
No Butir Pertanyaan
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 3 3 4 3 1 1 3 3 4 1 1 1 4 3 1 2 4 3 47
2 1 2 4 3 4 1 1 1 4 1 4 1 1 4 4 3 4 2 4 3 52
3 2 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 1 2 4 4 3 3 2 4 3 64
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 1 4 4 4 3 2 2 4 4 66
5 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 1 2 4 3 3 2 2 3 3 63
6 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 70
7 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 4 1 3 4 4 4 1 3 1 4 56
8 1 2 4 3 4 1 3 2 3 2 4 1 1 4 3 3 2 2 4 3 52
9 1 3 3 3 2 3 4 1 4 3 4 2 4 4 4 3 2 2 3 3 58
10 4 1 3 3 3 2 2 1 4 2 4 1 3 4 1 2 1 2 3 3 49
11 2 4 4 3 2 2 4 1 3 2 2 1 3 4 3 3 3 2 3 4 55
12 4 2 3 3 4 2 1 1 4 4 4 1 3 4 3 3 4 2 3 4 59
13 1 2 3 4 2 2 3 1 4 3 4 1 4 4 3 3 2 2 3 4 55
14 3 4 4 4 2 2 1 1 4 4 4 1 2 4 3 3 2 2 4 4 58
15 1 2 3 3 3 3 1 1 4 3 4 1 1 4 4 3 1 3 4 3 52
16 3 2 3 3 4 2 1 1 4 1 4 1 2 4 3 3 4 2 3 4 54
8
17 4 1 3 3 4 2 1 1 4 0 2 0 3 4 3 3 2 2 3 3 48
18 1 2 3 3 2 1 3 2 4 2 4 1 2 3 3 3 2 2 3 3 49
19 1 4 3 4 4 4 4 1 4 0 4 2 2 4 4 2 1 3 4 4 59
20 1 2 4 3 2 2 3 2 4 3 4 2 2 4 3 3 2 2 2 3 53
21 3 2 3 3 3 1 3 1 4 2 4 1 3 4 2 4 4 4 4 3 58
22 3 2 4 3 4 4 3 1 4 1 4 1 3 4 3 4 4 4 4 3 63
23 3 3 4 4 2 2 2 1 4 1 4 1 3 4 4 3 4 2 3 4 58
24 3 3 3 4 2 2 2 1 4 1 4 1 3 4 4 3 4 2 3 4 57
25 1 2 3 3 2 2 3 1 4 3 4 1 2 4 4 3 2 2 4 3 53
26 1 3 3 3 3 3 1 1 4 1 4 1 2 4 3 3 1 2 3 3 49
27 3 0 3 3 2 0 0 1 3 3 4 1 3 4 4 3 1 2 0 3 43
28 1 4 3 3 4 2 4 1 4 3 2 1 2 2 2 1 4 4 3 3 53
29 1 4 3 3 4 4 4 1 4 3 2 1 4 4 4 3 1 2 4 3 59
30 1 2 3 4 2 4 3 1 4 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 4 54
31 4 2 4 3 4 2 3 1 4 3 4 1 3 4 3 3 2 4 4 3 61
32 1 3 4 4 4 4 1 1 4 1 4 1 3 4 4 3 3 2 4 4 59
33 2 4 2 3 4 4 4 1 3 3 4 1 3 4 4 3 1 2 4 3 59
34 1 3 3 3 4 2 2 0 3 2 1 0 2 4 4 2 1 2 1 3 43
35 1 4 3 3 4 2 3 1 3 1 4 1 2 4 3 3 2 2 3 3 52
36 1 4 3 3 4 2 2 1 3 1 4 1 2 4 3 3 1 2 3 3 50
37 1 3 1 3 2 2 2 1 3 4 2 1 3 4 4 1 1 2 3 3 46
38 1 2 2 3 3 2 3 1 4 2 2 1 3 4 4 2 1 2 4 3 49
39 4 4 4 4 4 2 2 1 4 3 4 0 3 4 3 3 2 2 4 4 61
40 4 4 4 3 4 4 2 1 3 3 4 2 2 4 3 3 1 2 4 3 60
41 1 0 3 3 2 0 0 1 3 0 4 2 2 4 3 3 4 2 2 3 42
9
42 1 3 4 3 4 1 4 1 4 3 4 1 2 4 4 3 1 2 3 4 56
43 1 0 2 3 2 0 0 0 3 3 4 3 3 4 1 2 1 2 3 3 40
44 2 1 3 4 4 1 2 1 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 2 4 57
45 3 2 2 3 4 1 1 1 3 2 4 2 2 3 4 2 2 4 2 3 50
46 3 2 4 4 2 1 3 1 4 3 3 1 2 4 3 2 2 2 4 4 54
47 4 2 3 3 2 2 3 1 4 2 4 1 1 4 3 3 2 2 3 3 52
48 1 2 4 3 2 3 3 1 4 3 4 1 3 4 3 3 2 4 4 4 58
49 1 4 2 3 4 2 3 1 3 3 2 1 2 4 4 3 1 2 1 3 49
50 1 4 2 3 4 2 1 1 3 4 2 2 2 4 4 3 1 2 1 3 49
51 1 3 3 3 4 3 2 1 3 1 2 1 2 4 4 2 2 2 1 3 47
52 4 3 3 3 4 2 3 1 4 3 4 1 2 4 3 3 2 2 2 3 56
53 1 2 2 3 4 2 3 1 3 2 3 1 3 4 4 3 1 2 3 3 50
54 1 3 2 3 4 2 3 1 3 1 3 2 2 4 3 2 2 2 3 3 49
55 1 2 3 3 2 2 3 1 3 2 4 1 1 4 2 3 1 3 3 3 47
56 3 4 4 4 4 4 4 1 4 3 2 2 2 4 3 3 1 2 3 4 61
1
Lampiran 9 Uji Reliabilitas
Hasil Uji Reliabilitas Minat Linguistik
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 55 98.2
Excludeda 1 1.8
Total 56 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.593 14
1
Hasil Uji Reliabilitas Minat Interpersonal
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 56 100.0
Excludeda 0 .0
Total 56 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.735 16
2
Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar PAI
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 56 100.0
Excludeda 0 .0
Total 56 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.706 14
3
Lampiran 10 Hasil Analisis Descritive
Hasil Analisis Descriptive Variabel Minat Linguistik
Statistics
Minat Linguistik
N Valid 56
Missing 0
Mean 39.7857
Std. Error of Mean .68077
Median 40.0000
Mode 40.00
Std. Deviation 5.09443
Variance 25.953
Range 23.00
Minimum 26.00
Maximum 49.00
Sum 2228.00
Minat Linguistik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 26 1 1.8 1.8 1.8
28 1 1.8 1.8 3.6
29 1 1.8 1.8 5.4
33 5 8.9 8.9 14.3
34 1 1.8 1.8 16.1
35 2 3.6 3.6 19.6
36 3 5.4 5.4 25.0
37 1 1.8 1.8 26.8
38 5 8.9 8.9 35.7
4
39 2 3.6 3.6 39.3
40 9 16.1 16.1 55.4
41 5 8.9 8.9 64.3
42 2 3.6 3.6 67.9
43 4 7.1 7.1 75.0
44 3 5.4 5.4 80.4
45 3 5.4 5.4 85.7
46 4 7.1 7.1 92.9
47 2 3.6 3.6 96.4
48 1 1.8 1.8 98.2
49 1 1.8 1.8 100.0
Total 56 100.0 100.0
5
Hasil Analisis Descriptive Variabel Minat Interpersonal
Statistics
Minat Interpersonal
N Valid 56
Missing 0
Mean 59.1250
Std. Error of Mean 1.47975
Median 57.5000
Mode 51.00
Std. Deviation 1.10734E1
Variance 122.620
Range 40.00
Minimum 40.00
Maximum 80.00
Sum 3311.00
Minat Interpersonal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40 1 1.8 1.8 1.8
41 2 3.6 3.6 5.4
42 1 1.8 1.8 7.1
45 1 1.8 1.8 8.9
47 4 7.1 7.1 16.1
48 2 3.6 3.6 19.6
50 2 3.6 3.6 23.2
51 5 8.9 8.9 32.1
52 4 7.1 7.1 39.3
53 2 3.6 3.6 42.9
55 1 1.8 1.8 44.6
56 2 3.6 3.6 48.2
6
57 1 1.8 1.8 50.0
58 2 3.6 3.6 53.6
59 3 5.4 5.4 58.9
65 2 3.6 3.6 62.5
66 2 3.6 3.6 66.1
67 2 3.6 3.6 69.6
69 2 3.6 3.6 73.2
70 3 5.4 5.4 78.6
71 2 3.6 3.6 82.1
72 2 3.6 3.6 85.7
73 2 3.6 3.6 89.3
74 2 3.6 3.6 92.9
75 2 3.6 3.6 96.4
78 1 1.8 1.8 98.2
80 1 1.8 1.8 100.0
Total 56 100.0 100.0
7
Hasil Analisis Descriptive Variabel Minat Minat Bealajar PAI
Statistics
Minat Belajar Pendidikan Agama Islam
N Valid 56
Missing 0
Mean 39.8750
Std. Error of Mean .77000
Median 40.0000
Mode 38.00a
Std. Deviation 5.76214
Variance 33.202
Range 26.00
Minimum 27.00
Maximum 53.00
Sum 2233.00
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown
Minat Belajar Pendidikan Agama Islam
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 27 1 1.8 1.8 1.8
28 1 1.8 1.8 3.6
30 2 3.6 3.6 7.1
31 1 1.8 1.8 8.9
32 1 1.8 1.8 10.7
34 4 7.1 7.1 17.9
35 2 3.6 3.6 21.4
36 4 7.1 7.1 28.6
37 2 3.6 3.6 32.1
38 5 8.9 8.9 41.1
8
39 4 7.1 7.1 48.2
40 4 7.1 7.1 55.4
41 2 3.6 3.6 58.9
42 5 8.9 8.9 67.9
43 1 1.8 1.8 69.6
44 5 8.9 8.9 78.6
45 4 7.1 7.1 85.7
46 2 3.6 3.6 89.3
48 3 5.4 5.4 94.6
49 1 1.8 1.8 96.4
52 1 1.8 1.8 98.2
53 1 1.8 1.8 100.0
Total 56 100.0 100.0
9
Lampiran 11 Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 56
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 4.82118164
Most Extreme Differences Absolute .085
Positive .085
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .640
Asymp. Sig. (2-tailed) .808
10
Lampiran 12 Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Hipotesis
Minat Linguistik terhadap Minat Belajar PAI
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Minat
Linguistika
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Minat Belajar PAI
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .441a .194 .179 5.02172 .194 13.014 1 54 .001
a. Predictors: (Constant), Minat
Linguistik
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 328.172 1 328.172 13.014 .001a
Residual 1361.756 54 25.218
Total 1689.929 55
a. Predictors: (Constant), Minat Linguistik
b. Dependent Variable: Minat Belajar PAI
11
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.459 5.331
3.275 .002
Minat Linguistik .479 .133 .441 3.607 .001
a. Dependent Variable: Minat Belajar PAI
12
Hasil Uji Hipotesis
Minat Interpersonal terhadap Minat Belajar PAI
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Minat
Interpersonala
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Minat Belajar PAI
Model Summary
Mode
l R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .347a .121 .104 5.24611 .121 7.404 1 54 .009
a. Predictors: (Constant), Minat Interpersonal
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 203.758 1 203.758 7.404 .009a
Residual 1486.170 54 27.522
Total 1689.929 55
a. Predictors: (Constant), Minat Interpersonal
b. Dependent Variable: Minat Belajar PAI
13
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 26.259 3.841
6.836 .000
Minat Interpersonal .174 .064 .347 2.721 .009
a. Dependent Variable: Minat Belajar PAI
14
Hasil Uji Hipotesis
Minat Linguistik dan Minat Interpersonal terhadap Minat Belajar PAI
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Minat
Interpersonal,
Minat
Linguistika
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Minat Belajar Pendidikan
Agama Islam
Model Summary
Mode
l R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .487a .237 .208 5.12704 .237 8.235 2 53 .001
a. Predictors: (Constant), Minat Interpersonal, Minat Linguistik
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 432.941 2 216.470 8.235 .001a
Residual 1393.184 53 26.286
Total 1826.125 55
a. Predictors: (Constant), Minat Interpersonal, Minat Linguistik
b. Dependent Variable: Minat Belajar Pendidikan Agama Islam
15
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.455 5.844
2.816 .007
Minat Linguistik .405 .143 .358 2.839 .006
Minat Interpersonal .124 .066 .237 1.882 .065
a. Dependent Variable: Minat Belajar Pendidikan Agama Islam
16
Lampiran 13 Dokumentasi
17
Lampiran 14 Tabel Nilai r Product Moment
18
Lampiran 15 Lembar Konsultasi
19
Lampiran 16 Daftar Nilai SKK
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Nurlaela Jurusan : Pendidikan Agama Islam
NIM : 23010150132 Dosen P.A. : Prof. Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.
No. Nama Kegiatan Pelakasanaan Sebagai Nilai
1. SEMINAR NASIONAL
HMJ Komunikasi dan
Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah IAIN Salatiga
dengan Tema "Peran Media
Massa terhadap Kelestarian
Lingkungan Hidup"
19 November 2015 Peserta 8
2. SEMINAR NASIONAL
LDK Fathir Ar Rasyid IAIN
Salatiga dengan Tema
"Muslimah Sejati Bertabur
Inspirasi"
29 November 2015 Peserta 8
3. Intensive English Language
Program yang
diselenggarakan oleh UPTB
IAIN Salatiga
22 Februari-10 Juni
2016
Peserta 8
4. SIBA yang diselenggarakan
oleh UPTB IAIN Salatiga
22 Februari-10 Juni
2016
Peserta 8
5. SEMINAR
INTERNASIONAL dalam
rangkaian Festival
Solidaritas untuk Petani
Indonesia
18 September 2016 Peserta 8
6. SEMINAR NASIONAL
dengan tema
"Menumbuhkan Jiwa
Kewirausahaan Melalui
Usaha Online untuk
10 Desember 2016 Peserta 8
20
Masyarakat Ekonomi
Mandiri"
7. SEMINAR NASIONAL
dan LAUNCHING
Majalah LPM Dinamika
dengan tema "Hedonisme"
4 Maret 2017 Peserta 8
8. SEMINAR
INTERNASIONAL
dengan tema "Menjadi
Mobilepreuneur dalam Era
E-commerce"
25 April 2017 Peserta 8
9. SEMINAR NASIONAL
Peringatan Hari Bumi 22
April
29 April 2017 Peserta 8
10. SEMINAR NASIONAL
dengan tema "Serukan
Persatuan Umat Islam
dalam Mewaspadai
Konspirasi Pemurtadan"
15 Mei 2017 Peserta 8
11. National Achivement
Motivasion Training dengan
tema "Cerdas Akademik
Militan dalam Organisasi"
yang diselenggarakan oleh
LDK Fathir Ar-Rasid IAIN
Salatiga
30 September 2017 Peserta 8
12. SEMINAR NASIONAL
dengan tema "Reaktualisasi
Cantik Dhohir dan Batin
dalam Kacamata Islam"
18 November 2017 Panitia 8
13. Pelatihan TOEFL yang
diselenggarakan oleh UPTB
IAIN Salatiga
12 Maret-9 April
2018
Peserta 8
14. SEMINAR NASIONAL
DAN LAUNCHING
FKKDKN
7 Mei 2018 Panitia 8
15. SEMINAR NASIONAL
dengan tema "Reaktualisasi
Kesetaraan Gender di Era
Millenial"
13 Oktober 2018 Panitia 8
16. INTERNATIONAL
SCHOLARSHIP
TALKSHOW dengan tema
"Create Your Bright History
Through Scholarship"
10 November 2018 Peserta 8
17. SEMINAR NASIONAL 27 November 2018 Peserta 8
21
dengan tema "Pentingnya
Advokasi bagi Mahasiswa
di Kalangan Kampus"
18. SEMINAR NASIONAL
dengan tema "Potret Literasi
dalam Perspektif Filsafat
dan Bahasa"
1 Desember 2018 Peserta 8
19. Pesantren Kilat Ramadhan
LDK Fathir Ar-Rasyid di
SMP N 9 Salatiga
4-6 Juni 2018 Pemateri 6
20. SK Pengurus LDK Fathir
Ar-Rasyid IAIN Salatiga
Masa Bakti 2018
29 Januari 2018 Pengurus 6
21. Lomba PBB Tingkat
SMA/MA/SMK Se-Kota
Salatiga dan Kab. Semarang
dalam Rangka
Memperingati HUT
MENWA ke 28 IAIN
Salatiga
24 Oktober 2015 Panitia 4
22. Seminar Kemuslimahan
dengan tema Wanita yang
Dirindukan Surga" yang
diselenggarakan oleh
majelis Ta'lim Risalah
Rindu Rasulullah Sidorejo
Kota Salatiga
3 Juni 2017 Panitia 4
23. TRAINING OF
HYPNOTEACHING
METHOD dengan tema
"Melejitkan Potensi Diri
Menjadi Guru PAI Kreatif
dan Profesioanl" yang
diselenggarakan oleh Biro
Konsultasi Psikologi
TAZKIA
2 Juni 2018 Peserta 2
24. PELATIHAN
KEPRAMUKAAN yang
diselenggarakan oleh FTIK
IAIN Salatiga
19-21 Juli 2018 Peserta 4
25. IBTIDA’ LDK Fathir Ar-
Rasyid IAIN Salatiga
3-4 November 2018 Panitia 4
26. OPAK FTIK dengan tema
"Integrasi Pendidikan
Karakter Mahasiswa
Melalui Kampus Edukatif
13 Agustus 2015 Peserta 3
22
Humanis dan Religius"
27. OPAK IAIN SALATIGA
dengan Tema "Penguatan
Nilai-nilai Islam Indonesia
Menuju Negara yang Aman
dan Damai"
14 Agustus 2015 Peserta 3
28. Workshop Leadership dan
Achievment Motivation
Training yang
diselenggarakan oleh Forum
Komunikasi Mahasiswa
Magelang
1-2 Oktober 2016 Panitia 3
29. IBTIDA' LDK Fathir Ar
Rasyid IAIN Salatiga
29-30 Oktober 2016 Peserta 3
30. Penerimaan Anggota Baru
(PAB) JQH AL-Furqon
2016
12-13 November 2016 Peserta 3
31. IBTIDA' LDK Fathir Ar
Rasyid IAIN Salatiga
4-5 November 2017 Panitia 3
32. TRAINING KADER I LDK
Fathir Ar-Rasyid IAIN
Salatiga dengan tema
“Mencetak Kader Dakwah
yang Berkarakter Rabbani
Demi Mewujudkan
Generasi Unggul”
8-9 April 2017 Peserta 3
33. TRAINING KADER II
LDK Fathir Ar-Rasyid
dengan tema "Membentuk
Kader Dakwah Cerdas,
Berkarakter dan Siap
Berkontribusi di
Masyarakat"
1-2 Desember 2017 Peserta 3
34. LIBRARY USER
EDUCATION (Pendidikan
Pemustaka) yang
Diselenggrakan oleh UPT
Perpustakaan IAIN Salatiga
21 Agustus 2015 Peserta 2
35. DISKUSI AKTIF
dengan Tema "Peran
Perempuan dalam Dunia
Pendidikan"
10 September 2015 Peserta 2
36. Training Makalah dan
Motivasi LDK Fathir Ar-
Rasyid IAIN Salatiga
12 September 2015 Peserta 2
23
Dr. H. Achmad Maimun, M.Ag.
NIP. 19700510 199803 1 003
37. WORKSHOP
Manajemen Dakwah dalam
rangka Milad LDK FA XV
dengan tema "Fastabiqul
Khairat"
28 April 2017 Peserta 2
Jumlah 206
24
Lampiran 17 Surat Bukti Penelitian
25
Lampiran 18 Daftar Riwayat Hidup