hubungan kebersihan mulut dengan penyakit sistemik dan ... larasati1 jsh... · 97 hubungan...

Download HUBUNGAN KEBERSIHAN MULUT DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN ... Larasati1 JSH... · 97 HUBUNGAN KEBERSIHAN MULUT DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN USIA HARAPAN HIDUP Ratih Larasati 1 Abstract

If you can't read please download the document

Upload: nguyenkiet

Post on 05-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 97

    HUBUNGAN KEBERSIHAN MULUT DENGAN PENYAKIT SISTEMIKDAN USIA HARAPAN HIDUP

    Ratih Larasati1

    Abstract. Oral health and overall health should not be construed as a separate entitybecause oral health is an integral part of overall health. People who live healthy,then his life will be better quality. Several factors related to health and longevity is ahealthy diet, propernutrition, healthy lifestyle, avoiding harmful substances ( tobacco,alcohol, and drugs ) reducing stress, execise, and emotional life and mental health.Everyone who cares about the health of course understand the relationship betweenthe factors that effect health and longevity. However, there are other factors thatneglected its role in overall health. These factor are dental disease and its effect onhealth. Dental problems can effect many serious diseases, ranging from heart attack,stroke, and idiopathic diseases, such as Menieres and chronic fatigue syndrome.

    Keywords : oral hygiene; systemic disease; longevity

    1 Dosen Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar

    Terdapat sejumlah isu bahwa kesehatan mulutdapat berpengaruh negatif pada kesehatanumum. Isu-isu tersebut dibagi menjadi duakategori yaitu penyakit gigi/mulut yangberdampak serius pada kesehatan secaraumum (penyakit periodontal, saluran akaryang terinfeksi, kavitasi, dan penyakit lainpada rongga mulut) dan tambalan amalgamserta bahan-bahan kedokteran gigi lainnya.Semua masalah kesehatan gigi/mulut dapatmempengaruhi kesehatan umum tergantungpada tingkat keseriusan masalahnya, durasi,dan banyaknya gigi yang bermasalah.Kesehatan rongga mulut memegang perananyang penting dalam menciptakan pola hidupsehat, jika kebersihan mulut tidak dipeliharadengan baik, maka akan menimbulkanberbagai penyakit di rongga mulut. Penyakitperiodontal (gingivitis dan periodontitis) dankaries gigi merupakan akibat kebersihan mulutyang buruk. Kedua penyakit tersebutdipengaruhi oleh tindakan kontrol plak olehpasien dan perawatan dari dokter gigi, jikagigi bersih maka karies tidak akan terjadi. Halini sesuai dengan pernyataan J. Leon Williams(1852-1931), presiden pertama AmericanDental Association (ADA) bahwa

    kebersihan mulut yang baik akan mencegahtimbulnya karies1.

    Pembahasan

    Penyakit GigiPenyakit gigi dapat berupa kerusakan gigi(karies) dan penyakit gusi. Secara teknis,penyakit gusi dibagi menjadi dua kategori yaituradang gusi (bentuk awal dan ringan daripenyakit gusi), dan periodontitis (infeksi padajaringan lunak dan tulang di sekitarnya).Sedangkan penyebab dasar dari kerusakangigi dan penyakit gusi adalah kebersihan mulutyang buruk dan faktor-faktor lain misalnyadiet, merokok, kekurangan vitamin, dan zatberacun seperti merkuri. Diantara duapenyakit tersebut, penyakit gusi merupakanpenyakit gigi yang paling berbahaya bagikesehatan umum2.Hasil studi morbiditas Survei KesehatanRumah Tangga (SKRT) - Survei KesehatanNasional (Surkenas) tahun 2001menunjukkan, dari 10 kelompok penyakitterbanyak yang dikeluhkan masyarakat,penyakit gigi dan mulut menduduki urutanpertama (60 persen).

  • 98

    Hasil Surkenas tahun 1998 menunjukanbahwa 62,4 persen penduduk merasaterganggu produktivitas kerja / sekolah karenasakit gigi, selama rata-rata 3,86 hari3. Secaraumum penyakit gigi yang dikeluhkanmasyarakat adalah karies gigi dan penyakitgusi. Hasil studi SKRT tahun 2001menyatakan bahwa 52,3 persen pendudukusia 10 tahun ke atas mengalami karies gigiyang belum ditangani. Prevalensi karies umur10 tahun ke atas adalah 71,2 persen, dengancatatan bahwa prevalensi karies lebih tinggipada umur lebih tinggi, pada pendidikan lebihrendah, serta pada status ekonomi lebihrendah. Penduduk usia 10 tahun ke atas, 46%mengalami penyakit gusi, prevalensi semakintinggi pada umur yang lebih tinggi3.Selanjutnya, hasil SKRT tahun 2011Departemen Kesehatan RI menunjukkanbahwa penyakit gigi dan mulut termasuk kariesdan penyakit periodontal merupakan masalahyang cukup tinggi (60%) yang dikeluhkan olehmasyarakat4.Penyakit gigi dapat menyebabkan penyakitgusi, perdarahan, abses, kerusakan gigi,kehilangan gigi, dan bau nafas. Penyakit gigimengakibatkan stres sehingga dapatmenciptakan ketakutan, kecemasan, nyeri,dan ketidaknyamanan. Hal ini bisa menjadisangat mahal, terutama ketika biayapengobatannya seumur hidup. Banyak yangberanggapan, termasuk di kalanganprofesional kesehatan, efek merusak daripenyakit gigi hanya terbatas pada gigi dangusi. Pemahaman ini terbentuk karenakebanyakan orang cenderung berpikir bahwamulut tidak benar-benar bagian dari tubuh.Namun, setiap profesional kesehatansependapat bahwa infeksi kronis dalam setiapbagian tubuh akan selalu berpengaruh negatifpada seluruh tubuh5.

    Penyakit Gigi dan Efeknya TerhadapKesehatan Keseluruhan Penyakit gigi tidak dapat diremehkan karenamempengaruhi seluruh tubuh. Penyakit gigibukan penyakit ringan pada gusi dan gigi,

    melainkan penyakit dari tubuh yang terjadinyadi mulut. Jika dibiarkan, dapat berkontribusiterhadap penyakit lain yang lebih berbahayasehingga mempengaruhi kualitas hidup danmemperpendek usia harapan hidup. Iniberarti bahwa tenaga kesehatan harusberperan lebih aktif dalam mendidikmasyarakat agar dapat mengembalikan kekeadaan sehat dan fungsional. Penyakit gusi/periodontal dapat mengancam nyawa, berikutini efek yang ditimbulkan penyakit gusi : a)Meningkatkan resiko serangan jantungsebanyak 25%; b) Meningkatkan risikostroke; c. Meningkatkan keparahan diabetes;d) Berkontribusi terhadap kelahiran prematurdan berat bayi lahir rendah (BBLR); e)Berkontribusi terhadap penyakit pernapasan;f) Mengganggu pencernaan; g) Berperandalam osteoporosis; h) Stres; i) Menurunkanketahanan tubuh terhadap infeksi lainnya; j)Mengurangi usia harapan hidup5.Efek penyakit gusi pada sistem kekebalantubuh akan memperburuk atau memicumunculnya penyakit dan masalah kesehatanyang lain, termasuk idiopatik (istilah medisuntuk penyakit yang tidak diketahuipenyebabnya) misalnya Meniere, sindromkelelahan kronis (CFIDS) dan fibromyalgia.Infeksi tertentu yang berhubungan langsungdengan penyakit gigi adalah abses periapikal(infeksi pada syaraf gigi dan tulang disekitarnya) dan kavitasi dari rahang (infeksitersisa ketika gigi diekstraksi).Kerusakan paling serius disebabkan olehpenyakit gusi yang lanjut. Penting untukdipahami bahwa penyakit periodontal tidakhanya melibatkan jaringan lunak mulut. Jikadibiarkan, penyakit gusi akan merusakstruktur tulang rahang, sehingga sakuperiodontal semakin dalam, dan menjadi surgabagi berbagai jenis bakteri berbahaya. Seiringwaktu, infeksi bakteri terus berkembang,mengekspos sistem peredaran darah,sehingga dapat membawa bakteri dan racunke bagian lain dari tubuh, termasuk jantung,paru-paru, ginjal dan hati1.

    Jurnal Skala Husada Volume 9 Nomor 1 April 2012 : 97 - 104

  • 99

    Dalam kaitannya dengan umur panjang (usiaharapan hidup), penemuan paling pentingmenunjukkan bahwa indikator kuat kematiandini selain penyakit jantung koroner adalahpenyakit periodontal dan kebersihan mulutyang buruk. Pria muda yang memiliki indekskebersihan mulut maksimum 6 memiliki risikokematian 3-4 kali lebih tinggi dibandingkanyang memiliki indeks kebersihan 0. Selain itu,pria muda dengan periodontitis memiliki risikokematian hampir tiga kali lipat akibat penyakitjantung koroner, dan sekitar 50% risikomasuk ke rumah sakit. Bila dibandingkandengan subjek yang menderita penyakitperiodontal ringan atau tidak ada, individudengan gingivitis (penyakit periodontal ringan)memiliki risiko kematian sekitar 23% lebihtinggi. Orang dengan periodontitis, atau tidakada gigi, memiliki risiko meninggal sekitar 50%lebih tinggi. Dari sudut pandang kesehatan,temuan ini bermakna karena risiko kematianpenderita jantung dengan gingivitis lebihrendah daripada periodontitis. Tetapi, radanggusi akan cepat mengarah ke bentuk yanglebih parah jika tidak diobati. Matillamengemukakan bahwa hubungan antarakesehatan gigi dan serangan jantung tetapbermakna, walaupun telah dilakukanpengontrolan usia, kelas sosial, hipertensi,lipid serum dan konsentrasi lipoprotein,merokok, adanya diabetes, dan serum Ckonsentrasi peptida (yang mencerminkanresistensi terhadap insulin). Endotoksin bakteriatau faktor serupa dapat berhubungan denganinfark miocard, dan kesehatan gigi yangburuk tidak bisa dikesampingkan sebagaifaktor penyebab5.

    StrokeTerdapat hubungan antara infeksi gigi denganinfark cerebral (stroke) pada laki-laki6. Semua infeksi gigi dan periodontal berasal daribakteri. Perawatan gigi dapat menyebabkanbakteremia transien (adanya bakteri dalamdarah), bahkan mengunyah dapatmenginduksi peningkatan bakteri dalam darahseseorang dengan kesehatan mulut buruk.

    Untuk lebih memahami tingkat keseriusan dariinfeksi mulut, maka bentuk ringan daripenyakit gusi, jika ditata datar ataudibentangkan, daerah yang terinfeksi akanseukuran kartu pos5. Dalam kasus penyakitgusi sedang sampai berat, daerah yangterinfeksi bisa mencakup area sebesar kertasukuran A4, maka dapat dibayangkan jikadaerah yang terinfeksi kemudian ditransferdari mulut ke leher atau bagian lain dari tubuh.Fakta lain yang penting untuk dipertimbangkanbahwa infeksi gigi mungkin tidak mudahdiidentifikasi. Perlu diwaspadai jika tidak adarasa sakit atau gejala, bisa jadi merupakanpenyakit berbahaya, jika tidak diobati akanmenghancurkan jaringan gusi dan tulangpenyangganya.

    Penyakit Gigi dan Hubungannya denganPenyakit LainSejumlah penelitian menunjukkan hubunganantara penyakit gigi dan penyakit tubuhlainnya. Berikut adalah penyakit sistemikyang berkaitan dengan penyakit gigi :

    JantungDalam sebuah penelitian ditemukan hubunganantara penyakit gigi dan risiko kematian.Penelitian ini dilakukan di Amerika Serikatdengan responden sebanyak 9.760 orang.Penelitian tersebut menyimpulkan bahwaseseorang dengan periodontitis (peradanganpada jaringan penyangga gigi) memiliki risikomenderita penyakit jantung koroner sebesar25% dibandingkan dengan responden denganpenyakit periodontal yang ringan (penyakitgusi). Pada pria di bawah usia 50 tahun,penyakit periodontal merupakan faktor risikopenyakit jantung koroner. Dalam kelompokini, pria dengan periodontitis hampir dua kaliberisiko menderita penyakit jantung koronerdibanding pria yang memiliki penyakitperiodontal ringan atau yang tidak menderitapenyakit tersebut. Dalam total populasi (priadan wanita dari segala usia) plak gigi dankalkulus (karang gigi) merupakan faktor risikokuat terjadinya penyakit jantung koroner5.

    Ratih Larasati (Hubungan kebersihan mulut...)

  • 100

    Peneliti juga menemukan bahwa faktor yangterkait dengan penyakit gusi dapatberkontribusi pada penyebab aterosklerosis.Diketahui infeksi bronkus kronis dankesehatan gigi yang buruk (terutama dariinfeksi gusi kronis) dapat meningkatkan risikostroke (iskemia serebrovaskular)7. Penyakitgusi dan infeksi saluran akar merupakankontributor utama dalam penyakit gigikronis. Infeksi pada tulang rahang sebagaiakibat infeksi saluran akar juga merupakanfaktor risiko stroke. Saluran akar dapatmenyebabkan masalah kesehatan bukanlahhal baru. Konsep ini disebut teori fokal infeksi.Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwaperawatan saluran akar secara tradisionaltidak dapat mensterilkan saluran akar danribuan tubulus secara efektif. Teori inimenjelaskan bahwa infeksi yang ada disaluran akar dapat ditransfer melalui sistemperedaran darah ke bagian lain dari tubuh8.

    DiabetesDiabetes dapat mempengaruhi penyakitperiodontal, bahkan penelitian barumenunjukkan bahwa penyakit periodontaldapat mempengaruhi diabetes juga. Tingkatkeparahan penyakit gusi dapat meningkatkanresiko kontrol glikemik yang buruk. Biladibandingkan pasien diabetes denganpenyakit gusi yang ringan, maka orang-orangdengan penyakit gusi parah memilikiprevalensi protein dalam urin (proteinuria)yang signifikan dan sejumlah komplikasikardiovaskular. Oleh karena itu, dibutuhkanperhatian dan kerjasama yang erat antaradokter dan dokter gigi. Mengobatikomplikasi periodontal dapat meningkatkankontrol metabolik dari penyakit diabetes9.

    Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)BBLR masih merupakan penyebab kematianbayi nomor satu. Hal ini menyebabkanmasalah kesehatan jangka panjang, misalnya peningkatan risiko cerebral palsy, epilepsi,penyakit paru kronis, ketidakmampuanbelajar dan gangguan perhatian.

    Terdapat bukti baru bahwa ibu hamil yangmenderita penyakit periodontal beresiko tinggimelahirkan bayi prematur dengan beratbadan lahir rendah. Hasil penelitian tersebutmemperoleh 18% dari semua kasusprematur berat lahir rendah berkaitandengan penyakit periodontal. Hal ini jugamenunjukan bahwa penyakit gusimerupakan faktor risiko yang sebelumnyatidak dikenal dan secara klinis pentingbagi bayi prematur BBLR10.

    Infeksi Pernapasan Ada dugaan bahwa rongga mulut bertindaksebagai reservoir bagi bakteri bergerakmenuju ke paru-paru11. Lebih lanjut, terbuktibahwa ada peningkatan skor plak dan gingivapada penderita asma dibandingkan kelompokkontrol12.

    OsteoporosisPara peneliti di University of Buffalo, yangdipimpin oleh Jean Wactawski-Wende,melaporkan bahwa sebagian besar penderitapenyakit periodontal mungkin berisiko terkenaosteoporosis. Penelitian ini merupakanpenelitian pertama tentang hubungan antarametabolisme tulang dan kesehatan mulut. Parapenulis melaporkan bahwa jika hubungantetap kuat pada penelitian lebih berikutnya,maka dimungkinkan sinar-X yang digunakandapat mengeroposkan tulang5.

    Gangguan GastrointestinalHubungan yang paling bermakna antarapenyakit gigi dan gangguan pencernaan adalahkehilangan gigi. Pasien edentulous (tanpa gigi)paling rentan terhadap masalah gastrointestinal dan lainnya. Sebuah penelitianmembuktikan bahwa pasien dengan gigi palsumengalami kesulitan / ketidakmampuanmengunyah makanan dengan benar. Ketidakmampuan mengunyah dapatmenurunkan asupan vitamin A dan serat,terutama dari buah-buahan dan sayuran,sehingga dapat memancing gangguanpencernaan dan mempengaruhi kesehatansecara keseluruhan.

    Jurnal Skala Husada Volume 9 Nomor 1 April 2012 : 97 - 104

  • 101

    Penelitian yang lain menunjukkan bahwaefisiensi mengunyah seseorang yang memakaigigi palsu adalah sekitar seperenamnya yangmengunyah dengan gigi asli. Dengan kata lain,orang dengan gigi palsu memerlukan waktu 6kali lebih lama untuk mengunyah makanannyadibanding yang mengunyah dengan gigi asli13.Dalam penelitian lain, para penelitimengumpulkan data tentang asupan makanandan asupan gizi 49.501 pria ahlikesehatan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa peserta ompong mengkonsumsisayuran lebih sedikit, kurang serat dankaroten, memiliki kolesterol tinggi, dan lemakjenuh dibandingkan peserta dengan 25 ataulebih gigi. Peneliti menyimpulkan bahwafaktor-faktor ini dapat meningkatkan risikokanker dan penyakit kardiovaskular.Penelitian ini menggambarkan bahwa masalahyang dihadapi individu edentulous tidakberakhir dengan menghilangkan infeksiperiodontal saja, tetapi harus menghadapimasalah kesehatan yang baru14.

    Sistem Kekebalan Tubuh Ketika sistem kekebalan tubuh terganggumaka akan terkena dampak negatif padamasalah kesehatan baik langsung ataupuntidak langsung. Infeksi gigi, terutama penyakitperiodontal, abses periapikal dan kavitasi,memiliki pengaruh yang merusak sistemkekebalan tubuh dan dapat membahayakankeberhasilan pengobatan medis untuk setiappenyakit yang berhubungan dengan kekebalantubuh8.

    Isu Lain yang MempengaruhiKesehatan Gigi dan Harapan HidupAda beberapa masalah lain yang dapatmeningkatkan resiko dan keparahanpenyakit2, antara lain :

    Tambalan yang Mengandung Merkuri(Amalgam / Perak Amalgam)Merkuri adalah logam, lebih beracun dariarsenik, memiliki konsekuensi kesehatannegatif yang dapat bervariasi pada setiaporang. Gejala keracunan merkuri bersifat

    ringan sampai parah, dan dapat berakibat fataldalam dosis akut. Ada sejumlah cara terkena merkuri,diantaranya melalui tambalan amalgam. Setiaptambalan amalgam ukuran sedangmengandung sekitar 50% unsur merkuri, atausekitar 1.000 miligram merkuri. Sejumlahpenelitian telah membuktikan bahwa uapmerkuri dilepaskan dari tambalan amalgam,dapat diserap oleh paru-paru sampai dengan80% dan masuk ke darah, lalu diangkutseluruh tubuh, termasuk otak dan sistem sarafpusat. Dalam tambalan amalgam, merkuridalam keadaan unsurnya. Ketika unsurmerkuri lepas dari amalgam, maka bakteridapat mengubahnya dalam mulut dan usus kebentuk yang lebih toksik (100 kali lebihberacun, disebut metil merkuri). Tingkat racundari merkuri diukur dalam satuan mikrogram,uap merkuri dalam mulut dapat berkisar 20dan 400mcg/m3 (mikrogram merkuri permeter kubik udara) atau lebih. MenurutOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) rata-rata waktu tertimbang (TWA) untuk pajananuap merkuri sebesar 25 mcg/m3. Lebih lanjut,Badan Zat Beracun dan Penyakit Registry(ATSDR) mengemukakan bahwa tingkatrisiko minimal (BMR) sebesar 0,2 mcg/m3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merkuridapat mengganggu leukosit danmenonaktifkan neutrofil.Tidak semua orang dengan tambalan amalgammenunjukkan gejala keracunan merkuri, halini berkaitan dengan jumlah dan lama waktutambalan antara penyakit periodontal dengankelahiran prematur. Selama kehamilanterdapat perubahan psikologi dan perilakudengan kecenderungan kurangnya perawatandiri termasuk kesehatan mulut, amalgam dimulut, kesehatan individu, dan kemampuanalami tubuh untuk membersihkan merkuri.Terlepas dari fakta tersebut, ADA mengatakanbahwa tidak seorangpun dengan tambalanamalgam perlu khawatir karena uap merkuriyang dilepaskan tidak cukup untukmenimbulkan masalah kesehatan, kecuali bagiyang alergi terhadap merkuri.

    Ratih Larasati (Hubungan kebersihan mulut...)

  • 102

    KavitasiKavitasi adalah kerusakan tulang di daerahgigi yang telah diekstraksi / dicabut. Salah satudampak kavitasi adalah menginduksineuralgia cavitational osteonekrosis(NICO). Menurut para ahli, jika gigi tidakdicabut dengan benar, maka penyembuhan-nya tidak sempurna sehingga meninggalkanlubang pada tulang rahang. Kavitasi jugadiyakini memberikan kontribusi terhadap fokalinfeksi, sehingga dapat berdampak padakesehatan sistemik dan menyebabkan stres.

    Tanda dan Gejala Penyakit LainnyaAda 25 penyakit dari tubuh yang tanda-tandadan gejala awalnya dapat dilihat dalam ronggamulut. Deteksi dini dari setiap penyakit inidapat meningkatkan keberhasilanpengobatan, dan dapat memperpanjang usiaharapan hidup. Beberapa penyakit yang lebihserius yang menunjukkan tanda-tandapertama dalam rongga mulut, bibir, atau lidah,adalah leukemia, hemofilia, sarkoma Kaposi,melanoma maligna, sifilis, diabetes, karsinomasel skuamosa, myoblastoma, TBC, epilepsi,dan hemangioma.

    Sensitivitas Terhadap Bahan GigiSensitivitas terhadap bahan gigi mungkin tidakmenjadi masalah serius bagi banyakorang, tetapi bagi yang alergi dapatmenimbulkan bahaya kesehatan yangberpotensi serius. Jika memiliki alergi tetapitidak mengetahui alergennya, hendaknyasegera dilakukan tes alergi.

    Kesimpulan dan Saran

    Banyak yang beranggapan, termasuk dikalangan kesehatan, efek merusak daripenyakit gigi hanya terbatas pada gigi dan gusi.Bahkan, ada sebagian masyarakatmemandang remeh karena penyakit gigi tidakmengganggu pekerjaan sehari-hari.Pemahaman tersebut terbentuk karenakebanyakan orang cenderung berpikir bahwamulut bukan bagian dari tubuh.

    Mengingat pentingnya gigi dan mulut dalamkomunikasi verbal dan non verbal, makapenyakit gigi cenderung merusak citra diri danmengubah kemampuan untuk mempertahan-kan dan membangun hubungan sosial dankepuasan diri. Kesehatan mulut yang burukdapat mempengaruhi nafsu makan dankemampuan makan sehingga mengakibatkankekurangan gizi. Makanan atau asupan giziyang tidak memadai bisa terjadi karenaberkurang atau hilangnya fungsi kunyahdisebabkan oleh karies, penyakit periodontal,sakit gigi, kehilangan gigi, mulut kering, gigipalsu, bibir sakit. Kesehatan mulut yang burukmenyebabkan nyeri, ketidaknyamanan yangdapat mempengaruhi belajar dan tumbuhkembang anak, serta konsentrasi bekerja.Periodontitis merupakan salah satu infeksimulut yang berkontribusi terhadap terjadinyapenyakit sistemik. Periodontitis menyebabkankehilangan perlekatan dan kehilangan tulang.Penderita osteoporosis dengan kepadatantulang yang rendah maka kemungkinannyatulang alveolarnya rentan terhadapperiodontitis. Dampak penyakit gigi padapenyakit sistemik antara lain jantung, diabetes,stroke, BBLR, infeksi pernafasan,osteoporosis, gangguan intestinal, dan sistemkekebalan tubuh. Penelitian epidemiologi (cross sectional dan longitudinal) dapatmengidentifikasi hubungan kebersihan mulutdengan penyakit sistemik tetapi belumdiketahui penyebabnya, kecuali jantung dandiabetes. Infeksi dapat menjadi faktor utamapada kelahiran prematur. Beberapa penelitianmenunjukkan hubungan potensial yang kuatIbu hamil juga mengalami perubahanmetabolik dan hormonal yang dapatmenyebabkan pregnancy gingivitis danpyogenic granuloma. Racun atau produklain yang dihasilkan bakteri mulut pada ibuhamil dapat masuk peredaran darah, melewatiplasenta dan membahayakan janin.Meningkatnya perhatian terhadap kesehatangigi dapat meminimalkan dampak dariperubahan metabolik.

    Jurnal Skala Husada Volume 9 Nomor 1 April 2012 : 97 - 104

  • 103

    Daftar Pustaka

    1. Laskaris, G., Scully, C., and Tatakis,D.N., 2003, PeriodontalManifestations of Local and SystemicDiseases,

    2. McGuire, T., 1994, Tooth Fitness: YourGuide to Healthy Teeth, St. MichaelsPress

    3. Moeis, E.F., 2011, MeneropongPenyakit Melalui Gigi, http://www.pdgi-online.com

    4. Soeroso, Y., 2011, Efek PaparanKitosan dari Kulit Udang TerhadapOsteogenesis Sel Punca yang Diisolasidari Ligamentum Periodontal, Disertasi,http://www.ui.ac.id

    5. McGuire, T., 2000, The Relationshipof Oral Health to Overall Health andLongevity, http : // www.menieres-disease.ca/menieres-and-mercury

    6. Syrjnen, J., Peltola, J., Valtonen, V.,Iivanainen, M., Kaste, M., andHuttunen, J.K., 1989, Dentalinfections in association with cerebralinfarction in young and middle-agedmen, Journal of Internal Medicine, 225:179-184

    7. Mattila, K.J., Nieminen, M.S.,Valtonen, V.V., Rasi, V.P., Kasaniemi,Y.A., Syrjala, S.L., Jungell,P.S., Isoluoma, M., Hietaniemi, K., andJokinen, M.J., 1989, Associationbetween dental health and acutemyocardial infarction, British MedicalJournal 298: 779-82

    8. Stavkin, C.H., and Baum, B.J., 2000,Relationship of dental and OralPathology to Systemic Illness,JAMA,284 (10) : 1215-1217

    Pada prinsipnya, jika keadaan umum lemahbiasanya bakteri mulut yang tidak berbahayadapat menjadi merugikan dan mulaimempengaruhi bagian lain dari tubuh. Dengankata lain, rongga mulut merupakan tempatberkumpulnya bakteri dan memberikontribusi yang cukup berarti dalammenimbulkan bakteremia. Pada keadaanpenurunan imunitas, bakteri rongga mulut yangsemula komensal dapat berubah menjadipatogen sehingga menyebabkan bakteremiadan infeksi sistemik.Berdasarkan pembahasan di atas nampakjelas bahwa penyakit gigi dapat mengganggukualitas hidup dan memperpendek harapanhidup. Hal ini diperkuat dengan hasil Surkenastahun 1998 bahwa 62,4 persen pendudukmerasa terganggu produktivitas kerja sekolahkarena sakit gigi, selama rata-rata 3,86 hari.Pendapat lama bahwa penyakit gigi adalahpenyakit yang terlokalisir hanyamempengaruhi gigi dan gusi, telahterbantahkan. Banyak penelitian telahmembuktikan bahwa penyakit gigi dan isu-isu lain yang berkaitan dengan mulut ikutberkontribusi pada masalah kesehatan yangserius. Mengabaikan penyakit gigi dapatmengganggu keberhasilan pengobatan danmempersingkat usia harapan hidup.Pencegahan adalah tindakan yang terbaik danmenghemat biaya. Pencegahan yangdisarankan adalah fluoridasi air dan fissuresealant, fluoridasi air efektif untuk mencegahkaries pada masyarakat. Hasil penelitian diAmerika Serikat setiap $ 1 yangdiinvestasikan pada fluoridasi masyarakatakan menghemat $ 38. Meningkatkanperhatian pada kebersihan gigi dan mulutdapat meminimalkan dampaknya padakesehatan umum.

    Ratih Larasati (Hubungan kebersihan mulut...)

  • 104

    9. Southerland, J.H., Taylor, W.G., andOffenbacher, S., 2005, Diabetes andPeriodontal Disease : Making TheConnection, Clinical Diabetes Journal,Vol. 23, No. 4: 171-178

    10. Offenbacher, S., Katz, V., Fertik, G.,Collins, J., Boyd, D., Maynor, G.,McKaiq, R., and Beck, J., 1996,Periodontal infection as a possible riskfactor for preterm low birth weight,Journal of Periodontology 67:1103-13

    11. Ramos, V.P., Hernandez, C.H., Rojas,A.E.S., Aguilar, E.C., and Guerrero,J.S., 2006, Association between DentalCaries and Pneumonia in Patients withSystemicLupus Erythematosus, TheJournal of Rheumatology, 33 : 1996-2002

    12. Judarwanto, W., 2010, Dental Caries,Allergy Diseases and Asthma, http://childrenallergyclinic.wordpress.com

    13. Kaumudi, J., et al, 1996, The Impactof Edentulousness on Food andNutrient Intake, JADA Vol. 127: 459-67

    14. Brodeur, J.M., Laurin, D., Vallee, R.,and Lachapelle, D., 1993, NutrientIntake and Gastrointestinal DisordersRelated to Masticatory Performance inThe Edentulous Elderly, J Prosthet Dent70: 468-73

    Jurnal Skala Husada Volume 9 Nomor 1 April 2012 : 97 - 104