hubungan karakteristik perawat terhadap tingkat …

97
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELAKSANAAN NURSING EARLY WARNING SCORING SYSTEM (NEWSS)DI RUANG RAWAT NEUROSAIN RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA SKRIPSI Disusun oleh : Dewi Darmawanti NIM. 011721043 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS BINAWAN JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 03-Feb-2022

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT

KEPUASAN PELAKSANAAN NURSING EARLY WARNING SCORING

SYSTEM (NEWSS)DI RUANG RAWAT NEUROSAIN

RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

SKRIPSI

Disusun oleh :

Dewi Darmawanti

NIM. 011721043

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS BINAWAN

JAKARTA 2019

Page 2: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT

KEPUASAN PELAKSANAAN NURSING EARLY WARNING SCORING

SYSTEM (NEWSS)DI RUANG RAWAT NEUROSAIN

RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

Telah disetujui dan disahkan untuk mempertahankan di depan dewan penguji

sidang Skripsi Program Studi Keperawatan

Universitas Binawan

Menyetujui,

Koordinator Mata Ajar

(Ns. Handayani, M. Kep., Sp. Mat)

Pembimbing I

(Tri Mustikowati, M.Kep)

Pembimbing I

(Erika Lubis, S.Kp.,MN)

Page 3: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Penelitian dengan judul

“HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT

KEPUASAN PELAKSANAAN NURSING EARLY WARNING SCORING

SYSTEM (NEWSS)DI RUANG RAWAT NEUROSAIN RSUPN Dr. CIPTO

MANGUNKUSUMO JAKARTA”

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dosen Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk Mata Ajar Nursing Inquiry pada

program studi Ilmu Keperawatan Universitas Binawan.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Tri Mustikowati, M.Kep ………………..

Pembimbing II : Erika Lubis, S.Kp.,MN ………………..

Penguji : Sondang Manurung, S.Kp.,M.Kep ..........................

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 31 Juli 2019

Mengetahui

Ketua Program Studi Keperawatan

Universitas Binawan

( Dr. Aan Sutandi Skep.,Ns.,MN)

Page 4: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademis UNIVERSITAS BINAWAN Jakarta,saya yang

bertandatangan dibawah ini:

Nama : Dewi Darmawanti

NIM : 011721043

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Jenis Karya : Tugas Akhir Riset

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui memberikan hak kepada

UNIVERSITAS BINAWAN Jakarta Hak Bebas Royalti Non Eksekutif (Non

Executive Royalty Free) untuk mempublikasikan skripsi saya dengan judul:

“ HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT

KEPUASAN PELAKSANAAN NURSING EARLY WARNING SCORING

SYSTEM (NEWSS)DI RUANG RAWAT NEUROSAIN RSUPN Dr. CIPTO

MANGUNKUSUMO JAKARTA”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti

Noneksekutif (Non Executive Royalty Free) UNIVERSITAS BINAWAN

Jakarta berhak menyimpan,mengalih media/formatkan,mengelola dalam bentuk

pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak

Cipta.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 21 Agustus 2019

Yang menyatakan

(DEWI DARMAWANTI)

Page 5: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dewi Darmawanti

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta,11 September 1981

Alamat : Jl Tanah Ara Rt004/12 No 26 Pondok Pinang

Kebayoran Lama Jakarta Selatan

Pekerjaan : Perawat RSCM

Alamat Institusi : Jl Diponegoro No 71 Jakarta Pusat

Riwayat Pendidikan : 1. SDN 09 Pagi Pondok Pinang

2. SMPN 87 Pondok Pinang

3. SMUN 29 Jakarta

4. Akademi Keperawatan Fatmawati Jakarta

5. S1 Keperawatan Universitas Binawan

Page 6: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan Penelitian

yang berjudul “Hubungan Karakteristik Perawat Terhadap Tingkat

Kepuasan Pelaksanaan Nursing Early Warning Scoring System (NEWSS) di

Ruang Rawat Neurosain RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta”. Skripsi

ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar S1 di Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Binawan.

Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang bisa

penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis

menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas semua bantuan dan dukungan

nya selama pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini kepada :

1. Bapak Drs. Sofyan Hawadi selaku Rektor Universitas Binawan.

2. Ibu Dr. Aliana Dewi, S.Kp.,MN selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Binawan.

3. Bapak Dr. Aan Sutandi, Skep.,Ns.,MN selaku Ketua Program Studi

Keperawatan Universitas Binawan.

4. Ibu Handayani, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Koordinator Mata Ajar

Nursing Inquiry.

5. Ibu Tri Mustikowati, S.Kp.,M.Kep selaku pembimbing pertama yang

telah memberikan arahan,bimbingan serta dukungan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

vii

6. Erika Lubis, S.Kp.,MN selaku pembimbing kedua yang telah memberikan

arahan,bimbingan serta dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Sondang Manurung, S.Kp.,M.Kep selaku dosen penguji.

8. Suami,anak, keluarga tercinta dan semua pihak yang selalu memberikan

doa dan dukungannya dalam penyusunan skripsi ini.

Seperti halnya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga penelitian ini

dapat bermanfaat.

Jakarta, 21 Agustus 2019

Penulis

Page 8: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

viii

Nama : Dewi Darmawanti

NIM : 011721043

Fakultas : Ilmu Kesehatan Universitas Binawan

Program Studi : Keperawatan

Judul : Hubungan karakteristik perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN

Cipto Mangunkusumo

ABSTRAK

Kepuasan kerja perawat merupakan suatu respon subjektif yang dirasakan perawat

saat melakukan asuhan keperawatan yang diberikan tentang puas atau tidak puas.

Penelitian ini menguji usia, pendidikan, dan lama kerja terhadap kepuasan yang

dirasakan perawat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan

karakteristik perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang

rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini menggunakan desain

cross sectional dengan menggunakan 47 responden. Alat penelitian menggunakan

kuisioner kepuasan perawat. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar usia perawat

adalah 26-35 tahun (51,1%), pendidikan perawat adalah D3 Keperawatan (72,3%),

lama kerja perawat adalah 5 tahun (74,5%), dan kepuasan perawat adalah kurang

(51,1%), ada hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan (nilai p: 0,013),

tidak ada hubungan pendidikan perawat dengan tingkat kepuasan (nilai p: 0,574),

ada hubungan lama kerja perawat dengan tingkat kepuasan (nilai p: 0,024).

Peneliti menyarankan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo hendaknya memberikan

reward terkait kinerja asuhan keperawatan.

Kata kunci : Tingkat kepuasan, lama kerja, pendidikan, usia

Page 9: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

ix

Nama : Dewi Darmawanti

NIM : 011721043

Fakultas : Ilmu Kesehatan Universitas Binawan

Program Studi : Keperawatan

Judul :Hubungan karakteristik perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan Nursing Early Warning Scoring System

(NEWSS) di ruang rawat Neurosain RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo

ABSTRACT

Nurse job satisfaction is a subjective response that is felt by nurses when doing

nursing care given about being satisfied or not satisfied. This study examines the

age, education, and length of work of the satisfaction felt by nurses. The purpose

of this study was to determine the relationship of nurse characteristics with the

level of satisfaction in implementing NEWSS in the Neurosain ward of Cipto

Mangunkusumo General Hospital. The research design was descriptive correlative

with cross sectional approach and involved 47 respondents. The results showed

that most nurses were 26-35 years old (51.1%), nurses 'education was D3 Nursing

(72.3%), nurses' working time was 5 years (74.5%), and nurse satisfaction was

lacking ( 51.1%), there is a relationship between nurse age with satisfaction level

(p value: 0.013), there is no relationship between nurse education and satisfaction

level (p value: 0.574), there is a relationship between nurse's work duration and

satisfaction level (p value: 0.024). Researchers suggest Dr. RSUPN Cipto

Mangunkusumo should take steps to increase nurse satisfaction in using NEWSS.

Keywords: Level of satisfaction, length of work, education, age

Page 10: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

x

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ................................................................................................................................... i

Pernyataan Orisinalitas............................................................................................ii

Lembar Persetujuan.......................................................................................................... iii

Halaman Pengesahan.............................................................................................iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi............................................................v

Daftar Riwayat Hidup............................................................................................vi

Kata Pengantar ...................................................................................................... vii

Abstrak ............................................................................................................................ viii

Abstrak English.......................................................................................................ix

Daftar Isi ............................................................................................................................ vi

Daftar Pustaka..........................................................................................................

Daftar Tabel ..................................................................................................................... viii

Daftar Gambar ................................................................................................................... ix

Lampiran……………………………………………………………………….....x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ...............................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .........................................................................3

1.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................3

1.4. Kegunaan Penelitian.......................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Konsep NEWSS ...........................................................................6

Page 11: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

xi

2.2. Konsep Kepuasan .......................................................................13

2.3. Kerangka Teori ...........................................................................24

BAB III KERANGKA KERJA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................25

3.2. Hipotesis Penelitian.....................................................................25

3.3. Definisi Operasional.....................................................................26

BAB IV METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian..........................................................................28

4.2. Populasi dan Sampel ....................................................................28

4.3. Tempat Penelitian dan Waktu .....................................................30

4.4. Alat Pengumpulan Data ...............................................................30

4.5. Pengolahan Data...........................................................................33

4.6. Analisa Data .................................................................................34

4.7. Etika Penelitian ............................................................................36

4.8. Jadwal Penelitian..........................................................................37

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1.Analisis Univariat ...............................................................................38

5.2.Analisis Bivariat ...........................................................................42

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Pembahasan Univariat ................................................................44

6.2. Pembahasan Bivariat ....................................................................50

Page 12: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

xii

BAB VII PENUTUP

7.1.Kesimpulan .........................................................................................59

7.2.Saran .............................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

xiii

Daftar Tabel

Halaman

Tabel 3.1. Definisi Operasional ............................................................................26

Tabel 5.1. Gambaran distribusi frekuensi usia perawat ........................................39

Tabel 5.2. Gambaran distribusi frekuensi pendidikan perawat .............................40

Tabel 5.3. Gambaran distribusi frekuensi lama kerja perawat ..............................40

Tabel 5.4. Gambaran distribusi frekuensi kepuasan perawat ................................41

Tabel 5.5. Hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan ..............................42

Tabel 5.6. Hubungan pendidikan perawat dengan tingkat kepuasan ....................43

Tabel 5.7. Hubungan lama kerja perawat dengan tingkat kepuasan ....................44

Page 14: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

xiv

Daftar Gambar

Kerangka teori .......................................................................................................24

Kerangka konsep penelitian ..................................................................................25

Page 15: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …
Page 16: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …
Page 17: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Scanned by CamScanner

Page 18: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Scanned by CamScanner

Page 19: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Scanned by CamScanner

Page 20: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Scanned by CamScanner

Page 21: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nursing Early Warning Scoring System atau yang dikenal dengan skoring

NEWSS merupakan sebuah sistem skoring fisiologis (tanda-tanda vital) yang

umumnya digunakan di unit medikal bedah sebelum pasien mengalami kondisi

kegawatan. Skoring NEWSS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil

skoring dari pengkajian pasien (Duncan & Mc.Mullan, 2012).

Penerapan NEWSS cukup berdampak baik bagi pelaksanaan asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah menjelang kegawatdaruratan. Dengan

dilakukannya penerapan NEWSS, tanda-tanda perburukan pasien dapat diketahui

lebih dini. Terutama di ruang-ruang perawatan yang cenderung memiliki pasien

pengawasan, seperti ruang neurologi. Masalah kesehatan pada ruang neurologi

yang paling sering adalah stroke, cedera kepala, infeksi pada otak atau lapisan

otak, dan juga pasien dengan indikasi tindakan kraniotomi. Mayoritas pasien yang

mengalami gangguan persarafan mengalami gangguan pada tingkat kesadarannya.

Stroke adalah salah satu penyakit yang paling banyak dirawat di ruang

neurologi, pertumbuhan penyakit ini cukup tajam. Stroke merupakan penyakit

penyebab kematian tertinggi di dunia tahun 2015 dengan peringkat dua setelah

penyakit jantung. Prevalensi stroke di dunia pada tahun 2010 adalah sebanyak 33

juta, dengan 16,9 juta orang terkena stroke serangan pertama. Dari data South

East Asian Medical Information Centre (SEAMIC) diketahui bahwa angka

Page 22: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

2

kematian stroke terbesar di Asia Tenggara terjadi di Indonesia yang kemudian

diikuti secara berurutan oleh Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand.

Stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia tahun 2014 sebesar

21,1% ( Kemenkes RI,2014). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

2013, prevalensi stroke di Indonesia 12,1 per 1.000 penduduk. Angka tersebut

meningkat dibandingkan Riskesdas 2007 sebesar 8,3 perseribu.. Berdasarkan data

medical record RSUPN Cipto Mangunkusumo (2017) didapatkan angka kematian

karena penyakit stroke di Ruang Neurosain lantai 5 RSUPN Cipto

Mangunkusumo pada tahun 2015 adalah 69 pasien, dan pada tahun 2016 adalah

35 pasien.

Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,NEWSS mulai diterapkan sejak tahun

2016. Selama pelaksanaan NEWSS di ruang perawatan banyak terdapat kelebihan

dan kekurangan yang ditemui oleh perawat. Kelebihan dari pelaksanaan NEWSS

adalah identifikasi pasien menjelang kegawatdaruratan dapat dideteksi secara

dini. Sedangkan kekurangannya adalah dalam pelaksanaan NEWSS memerlukan

waktu dan tenaga yang cukup banyak.

Saat dilakukan wawancara pada perawat yang bekerja di ruang neurosain

RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo didapatkan hasil bahwa perawat merasa puas

dalam melaksanakan NEWSS karena dapat lebih optimal dalam menilai kondisi

kegawatdaruratan pasien meskipun dapat menghabiskan lebih banyak waktu

dalam penulisan catatan keperawatan, sehingga waktu yang digunakan untuk

melakukan tindakan ke pasien secara langsung berkurang. Saat dilakukan studi

pendahuluan di ruang rawat Neurosain didapatkan bahwa pelaksanaan NEWSS

Page 23: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

3

sudah dilaksanakan tepat pada sasaran yaitu pasien yang mengalami perburukan.

Mayoritas perawat mampu menggunakan standar operasional prosedur

pelaksanaan NEWSS dengan benar, sebagian kecil perawat memerlukan edukasi

tentang pelaksanaan NEWSS khususnya perawat baru di ruang rawat Neurosain

baik yang memiliki latar belakang pendidikan S1 Ners maupun D3 Keperawatan.

Saat dilakukan observasi pada pelaksanaan NEWSS pada status rekam medik

pasien didapatkan bahwa pelaksanaan NEWSS yang dilakukan perawat masih

kurang lengkap jika dibandingkan dengan SOP yang ada di Rumah Sakit. Saat

dilakukan wawancara pada perawat didapatkan mayoritas perawat mengatakan

bahwa pelaksanaan NEWSS perlu ditingkatkan kembali.

Berdasarkan paparan diatas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan

karakteristik perawat terhadap tingkat kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang

rawat Neurosain RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

1.2 Rumusan Masalah

Pelaksanaan NEWSS cukup memberikan dampak yang baik bagi pelaksanaan

asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah menjelang kegawatdaruratan.

Dengan dilakukannya penerapan NEWSS, tanda-tanda perburukan pasien dapat

diketahui lebih dini. Pelaksanaan NEWSS sendiri bagi perawat di ruang rawat

Neurosain RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memiliki kelebihan dan

kekurangan. Mayoritas perawat mengatakan bahwa pelaksanaan NEWSS dapat

ditingkatkan kembali. Berdasarkan fenomena ini didapatkan bahwa kepuasan

perawat terhadap pelaksanaan NEWSS selama ini cukup bervariasi. Berdasarkan

Page 24: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

4

uraian tersebut, peneliti membuat pertanyaan penelitian apakah ada hubungan

karakteristik perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang

rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan karakteristik perawat terhadap tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui gambaran data demografi perawat (usia, pendidikan,

dan masa kerja) di ruang di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo.

1.3.2.2 Mengetahui gambaran tingkat kepuasan perawat di ruang rawat

Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo.

1.3.2.3 Mengetahui hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo.

1.3.2.4 Mengetahui hubungan pendidikan perawat dengan tingkat

kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN

Cipto Mangunkusumo.

1.3.2.5 Mengetahui hubungan lama kerja perawat dengan tingkat

kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN

Cipto Mangunkusumo.

Page 25: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

5

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Untuk Rumah Sakit

Diharapkan hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi rumah sakit agar

dapat meningkatan mutu pelayanan.

1.4.2 Untuk Perawat

Diharapkan setelah dilakukan penelitian ini perawat dapat meningkatkan

mutu asuhan keperawatan dengan melaksanakan standar operasional

prosedur yang sudah dibuat, sebagai contoh pelaksanaan NEWSS.

1.4.3 Untuk Peneliti

Diharapkan dapat menjadi rujukan dan sebagai pertimbangan hasil

penelitian selanjutnya.

1.4.4 Untuk Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan mutu

perawatan di Rumah Sakit, untuk bahan pembelajaran di masa depan

dalam bidang pelayanan di Rumah Sakit.

Page 26: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Nursing Early Warning Scoring System (NEWSS)

2.1.1 Definisi

Early Warning System (EWS) adalah sistem peringatan dini yang dapat

diartikan sebagai rangkaian sistem komunikasi informasi yang dimulai dari deteksi

awal, dan pengambilan keputusan selanjutnya. Deteksi dini merupakan gambaran

dan isyarat terjadinya gangguan fungsi tubuh yang buruk atau ketidakstabilan fisik

pasien sehingga dapat menjadi kode dan atau mempersiapkan kejadian buruk dan

meminimalkan dampaknya, penilaian untuk mengukur peringatan dini ini

menggunakan Early Warning Score (Putra, 2017).

National Early Warning Score (NEWS) adalah sebuah pendekatan sistematis

yang menggunakan skoring untuk mengidentifikasi perubahan kondisi sesorang

sekaligus menentukan langkah selanjutnya yang harus dikerjakan. Penilaian ini

dilakukan pada orang dewasa (berusia lebih dari 16 tahun), tidak untuk anak-anak

dan ibu hamil (Royal College of Physicians, 2012).

Nursing Early Warning Scoring System atau yang dikenal dengan skoring NEWSS

merupakan sebuah sistem skoring fisiologis (tanda-tanda vital) yang umumnya

digunakan di unit medikal bedah sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan.

Skoring NEWSS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari

pengkajian pasien (Duncan & Mc. Mullan, 2012).

Menurut Suryani (2016) Nursing Early Warning Scoring System merupakan

sebuah skoring fisiologis untuk mendeteksi perburukan kondisi pasien. NEWSS

Page 27: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

7

disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian

pasien. Pada pasien dewasa parameter yang digunakan adalah frekuensi nadi,

tekanan darah sistolik, pernafasan, tingkat kesadaran, dan suhu tubuh.

Penelitian Liswati (2015) tentang gambaran tingkat pengetahuan perawat

tentang Nursing Early Warning Score System (NEWSS) di RSKB Cinta Kasih Tzu

Chi Cengkareng, didapatkan hasil bahwa pengetahuan baik sebanyak 39,7%, dan

pengetahuan sedang sebanyak 60,3%. Berdasarkan hasil tersebut, Liswati

merekomendasikan pelatihan tentang EWS di Rumah Sakit.

Penelitian Engeline (2017), tentang gambaran sikap perawat mengenai nursing

early warning scoring system (NEWSS) di ruang rawat inap, didapatkan hasil

57,5% responden memiliki sikap positif terhadap pelaksanaan NEWSS sedangkan

42,5% memiliki sikap yang negatif terhadap pelaksanaan NEWSS di ruang rawat

inap.

2.1.2 Penggunaan Nursing Early Warning Scoring System

Menurut Putra (2017), penggunaan NEWSS ditunjukan pada pasien dewasa

(usia 16 tahun atau lebih), digunakan untuk penyakit akut, penurunan kesadaran

klinis, dan menginisiasi respons klinis yang tepat waktu dan sesuai. NEWSS tidak

digunakan pada pasien dengan usia kurang dari 16 tahun, pasien hamil, pasien

dengan PPOK.

Menurut Suryani (2016), penggunaan NEWSS bertujuan untuk meningkatkan

keselamatan pasien (patient safety), mendeteksi perburukan kondisi pasien.

Page 28: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

8

2.1.3 ParameterNational Early Warning Score (NEWS)

Parameter pada National Early Warning Score (NEWS) menggunakan

beberapa kategori yaitu: pernafasan, saturasi oksigen, penggunaan alat bantu nafas,

suhu, tekanan darah sistolik, denyut jantung, dan tingkat kesadaran.

Pernapasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara

atmosfer dengan darah serta darah dengan sel (Perry & Potter, 2016). Saturasi

oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dalam oksigen dalam arteri,

saturasi oksigen normal adalah antara 95-100%. Pada tekanan parsial oksigen yang

rendah sebagian besar hemoglobin terdeoksigenasi, maksudnya adalah proses

pendistribusian darah beroksigen dari arteri ke jaringan tubuh (Hidayat, 2009).

Penggunaan alat bantu nafas pada pasien digunakan beberapa alat bantu nafas yaitu

kanul oksigen, simple mask, non rebreather mask, rebreather mask, dan

sebagainya (Perry & Potter, 2016). Suhu adalah “panas” atau “dingin” suatu

substansi. Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh

proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar (Perry & Potter,

2016).

Menurut Sherwood (2011), tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada

dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Merupakan

indikator kardiovaskuler. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan

tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan maksimum saat terjadi ejeksi adalah tekanan

sistolik. Pada saat ventrikel relaks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan

tekanan diastolic atau minimum. Lebih lanjut lagi Sherwood menjelaskan nadi atau

denyut nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat di raba di berbagai

Page 29: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

9

tempat pada tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi. Tingkat kesadaran

adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari

lingkungan (Perry & Potter, 2016). Salah satu metode pengukuran tingkat

kesadaran adalah menggunakan AVPU yaitu alert (sadar penuh), verbal

(menggunakan verbal), pain (menggunakan nyeri), unresponsive (tidak ada

respon).

Parameter yang digunakan dalam penilaian Nursing Early Warning Scoring

System mengadopsi National Early Warning Score (NEWS). Beberapa parameter

yang ada dalam skoring tersebut dapat dilihat di tabel National Early Warning

Score (NEWS) berikut:

Tabel 2.1.

National Early Warning Score (NEWS)

Parameter 3 2 1 0 1 2 3

Pernafasan ≤8 9-11 12-20 21-24 ≥25

Saturasi oksigen ≤91 92-

93

96

Penggunaan alat

bantu O2

Ya Tidak

Suhu ≤35 35,1-36,0 36,1-38,0 38,1-39,0 ≥39,1

Tekanan darah

sistol

≤90 91-

100

101-110 111-219 ≥220

Denyut jantung ≤40 41-50 51-90 91-110 111-

130

≥131

Tingkat kesadaran A V P U

Total

Page 30: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

10

Tabel 2.2.

Skor NEWSS dan Respon Klinis yang diberikan

Skor Klasifikasi Respons klinis Tindakan Frekuensi

monitoring

0 Sangat

rendah

Dilakukan monitoring Melanjutkan

monitoring

Minimal 12

jam

1-4 Rendah Harus segera dievaluasi oleh

perawat memutuskan apakah

perubahan frekuensi pemantauan

klinis atau wajib eskalasi

perawatan klinis.

Assessment

dilakukan atau

frekuensi

monitoring

ditingkatkan.

Minimal 4-

6 jam

5-6 Sedang Harus segera melakukan tinjauan

mendesak oleh klinisi yang

terampil dengan kompetensi dalam

penilaian penyakit akut di bangsal

biasanya oleh dokter atau perawat

dengan mempertimbangkan apakah

eskalasi perawatan ke tim

perawatan kritis diperlukan (yaitu

tim penjangkauan perawatan kritis)

Perawat

berkolaborasi

dengan tim/

pemberian

assesmen

kegawatan/

meningkatkan

perawatan

dengan fasilitas

monitor yang

lengkap.

Minimal 1

jam

≥7 Tinggi harus segera memberikan penilaian

darurat secara klinis oleh tim

penjangkauan/ critical care

outreach dengan kompetensi

penanganan pasien kritis dan

biasanya terjadi transfer pasien ke

Berkolaborasi

dengan tim

medis/

pemberian

assesmen

kegawatan/

Bad set

monitor/

every time

Page 31: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

11

area perawatan dengan alat bantu. pindah ruang

ICU

2.1.4 Parameter Nursing Early Warning Scoring System (NEWSS)

Standar operasional prosedur NEWSS (2016) pada pasien dewasa yang

digunakan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo menggunakan beberapa parameter

sebagai berikut:

Tabel. 2.2.

Parameter NEWSS pada pasien dewasa di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Skor/

Parameter

3 2 1 0 1 2 3

Frekuensi

nafas (/menit)

<8 8 9-17 18-20 21-29 ≥30

Frekuensi

nadi (/menit)

<4

0

41-50 51-100 101-110 111-129 ≥130

Tekanan

darah sistol

≤70 71-

80

81-100 101-159 160-199 200-220 >220

Tingkat

kesadaran

Unrespon

sive

Pai

n

Voices Alert Gelisah/

bingung

Acute

confusio

nal states

Suhu <3

5

35,05-

36

36,05-38 38,05-

38,5

>38,5

Total

Page 32: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

12

Hasil pengukuran NEWSS:

Hijau : 0-1

Kuning : 2-3

Orange : 4-5

Merah : ≥6

2.1.4 Tata Laksana Sesuai dengan Skoring NEWSS dan Kode Warna

Berdasarkan hasil skoring dengan SOP NEWSS RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo, tata laksana yang dapat dilakukan berdasarkan kode warna,

sebagai berikut:

a. Hijau : 0-1

Pasien dalam kondisi stabil, pemantauan dapat dilakukan setiap 1 kali setiap

shift.

b. Kuning : 2-3

Pengkajian ulang harus dilakukan oleh perawat primer (PP) penanggung jawab

shift (PJ). Jika skor pasien akurat maka PP/PJ shift harus menentukan tindakan

terhadap kondisi pasien dan melakukan pengkajian ulang tiap 2 jam sekali oleh

perawat pelaksana.

c. Orange : 4-5

Pengkajian ulang harus diketahui oleh perawat primer/ PJ shift dan diketahui

oleh dokter jaga/dokter residen. Perawat pelaksana harus memonitor tanda vital

setiap jam. Apabila diperlukan, perawat primer dapat berkonsultasi dengan

perawat ruang insentif.

Page 33: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

13

Dokter jaga melaporkan kondisi pasien ke DPJP dan memanggil tim responder

NEWSS. DPJP utama dana tau DPJP tim responder menentukan tindak lanjut

terhadap kondisi perburukan pasien. pertimbangkan alih rawat ke ruang

intensive atau high care unit.

d. Merah : ≥ 6

Aktifkan code blue, TMRC akan melakukan tata laksana kegawat daruratan

pada pasien. perawat melakukan pemantauan tanda-tanda vital setiap jam.

Apabila pemantauan staf medis (dokter atau perawat) merasa khawatir dengan

kondisi pasien dan dicurigai mengalami kegawatdaruratan, atau terdapat tanda

kegawatan sesuai kriteria code blue, sedangkan kategori NEWSS belum merah,

maka staf medis diperbolehkan mengaktifkan code blue.

Rumah Sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang

bagaimana melakukan identifikasi, bagaimana mencari bantuan serta

bagaimana cara melaporkan perubahan kondisi pasien. Bukti hasil edukasi serta

pemahaman pasien dan keluarga atas pentingnya pengetahuan ini dituliskan

dalam rekam medik pada formulir edukasi pasien dan keluarga terintegrasi.

Dokumentasikan hasil pemantauan pasien di formulir pemantauan harian pasien

rawat inap dan tata laksana pasien sesuai algoritme di formulir catatan

perkembangan pasien terintegrasi.

Page 34: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

14

2.2 Konsep Teori Kepuasan

2.2.1 Definisi

Menurut Mangkunegara (2013), kepuasan kerja adalah suatu perusahaan yang

menyokong atau tidak menyokong diri karyawan yang berhubungan dengan

pekerjaanya maupun dengan kondisi dirinya. Karyawan akan merasa puas dalam

bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan

sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak menyokong maka karyawan tidak akan

merasa puas.

Menurut Rivai (2009), kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan

seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas

dalam bekerja. Menurut Sutrisno (2009), kepuasan kerja sebagai suatu sikap

karyawan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan sistuasi kerja, kerja sama

antar karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja dan hal-hal yang menyangkut

faktor fisik dan psikologis.

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kepuasan kerja

adalah suatu evaluasi atau sikap yang ditunjukan pekerja/karyawan terhadap

pekerjaannya, yang berhubungan dengan situasi kerja, imbalan, faktor fisik dan

psikologis. Penelitian Remawitda (2014) tentang gambaran kepuasan kerja pada

perawat di rumah sakit umum swasta x di kota Padang, didapatkan hasil kepuasan

kerja perawat didapatkan 33 perawat (58,9%) masuk kedalam kategori kepuasan

kerja rendah, dan 23 perawat (41,1%) masuk dalam kategori sedang.

Penelitian Argapati, dkk (2013) tentang gambaran kepuasan kerja perawat

rawat inap Rumah Sakit Stella Maris Makassar, didapatkan hasil bahwa 60,8%

Page 35: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

15

perawat merasa puas dengan pekerjaannya. Penelitian Kusumawati (2004) tentang

gambaran kepuasan kerja perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit MH. Tamrin

Internasional Salemba Jakarta tahun 2004, didapatkan hasil bahwa mayoritas

perawat merasa tidak puas dengan pekerjaannya sebanyak 50,6%.

2.2.2.Teori Kepuasan

Menurut Rivai dan Sagala (2013) terdapat tiga teori kepuasan yang cukup

dikenal yaitu:

a. Teori ketidak sesuaian (Discrepancy theory)

Teori ini mengukur kepuasan kerja sesorang dengan menghitung selisih

antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Sehingga

apabila tingkat kepuasan yang dirasakan melibihi dari yang diinginkan, maka

seseorang akan menjadi lebih puas yang menimbulkan Discrepancy positif.

Kepuasan kerja seseorang akan didapatkan dengan apa yang dicapai.

b. Teori keadilan (Equity theory)

Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas,

tergantung pada ada atau tidaknya keadilan dalam suatu sistuasi kerja.

Menurut teori ini komponen utama dalam teori keadilan adalah input hasil,

keadilan dan ketidakadilan. Input adalah faktor yang bernilai bagi karyawan

yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman,

kecakapan,jumlah tugas dan peralatan atau perlengkapan yang dipergunakan

untuk melaksanakan pekerjaannya.

Page 36: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

16

c. Teori dua faktor (Two Factor Theory)

Menurut teori ini kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu merupakan

hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu bukan

suatu variabel kontinu. Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi

dua kelompok yaitu satifies atau motivator dan dissatisfies. Satifies ialah

faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan kerja

yang terdiri dari pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada kesempatan

untuk berprestasi, kesempatan memperoleh penghargaan. Dissatisfies adalah

faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan yang terdiri dari gaji,

hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan status.

2.2.3. Pengukuran Kepuasan Kerja

Menurut Greenberg & Baron (2013) terdapat tiga cara untuk mengukur

kepuasan kerja, yaitu:

a. Rating Scales dan Kuesioner

Rating scales dan kuesionermerupakan pendekatan pengukuran kepuasan

kerja yang paling umum dipakai dengan menggunakan kuesioner dimana

rating scales secara khusus disiapkan. Dengan menggunakan metode ini,

orang menjawab pertanyaan yang memungkinkan mereka melaporkan reaksi

mereka pada pekerjaan mereka. Pada rating scale digunakan skala penilaian

dengan menggunakan angka sebagai dasar nilai yang biasa digunakan adalah

nilai 1-5 atau 1-4, dengan perttimbangan bahwa nilai semakin tinggi skor

yang diperoleh seseorang maka tinggi tingkat kepuasan seorang

pekerja.Rating scale dan kuesioner merupakan satu instrument yang satu

Page 37: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

17

kesatuan. Di dalam kuesioner terdapat rating scale sebagai bentuk

pengukuran kepuasan pekerja.

b. Critical Incidents

Disini individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan

mereka, yang mereka rasakan terutama memuaskan atau tidak memuaskan.

Jawaban mereka dipelajari untuk mengungkap tema yang mendasari. Sebagai

contoh misalnya apabila banyak pekerja menyebutkan situasi di pekerjaan

dimana mereka diperlakukan kasar oleh supervisor atau apabila pekerja

memuji supervisor atas sensitifitas yang ditunjukkan pada masa yang sulit,

gaya pengawasan memainkan peranan penting dalam kepuasan kerja mereka.

c. Interview

Interview merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan

melakukan wawancara tatap muka dengan pekerja. Dengan menanyakan

secara langsung tentang sikap mereka, sering mungkin mengembangkan lebih

mendalam dengan menggunakan kuesioner yang sangat terstruktur. Dengan

mengajukan pertanyaan secara berhati-hati kepada pekerja dan mencatat

jawabannya secara sistematis, hubungan pekerjaan dengan sikap dapat

dipelajari.

2.2.4.Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Menurut Luthans (2012), ada enam faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan, yaitu:

Page 38: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

18

a. Pekerjaan itu sendiri

Dimana suatu pekerjaan-pekerjaan dapat menyediakan tugas-tugas yang

menarik bagi individual itu sendiri. Hal yang menarik dari individu terhadap

pekerjaan-pekerjaannya merupakan sumber utama dari kepuasan kerja.

Elemen utamanya adalah : Autonomy, yaitu tingkat dimana pekerjaan

memberikan kebebasan atau kemandirian serta keleluasaan bagi karyawan

dalam menjadwalkan pekerjaannya dan menentukan prosedur yang

digunakan dalam menyelesaikan pekerjaannya tersebut. Feedback, yaitu

tingkat dimana dalam menyelesaikan aktivitas-aktivitas kerja yang dituntut

oleh pekerjaan memberikan konsekuensinya pada pekerjaan guna

memperoleh informasi langsung dan jelas mengenai aktivitas pekerjaan

tersebut.

b. Upah (Pay)

Yaitu suatu balas jasa yang diterima karyawan dalam bentuk finansial

atas pekerjaan yang telah mereka lakukan.

c. Peluang promosi

Yaitu peluang untuk mengalami peningkatan dalam hierarki. Kesempatan

promosi tampaknya memiliki berbagai pengaruh terhadap kepuasan kerja, ini

dikarenakan promosi memiliki bentuk-bentuk yang berbeda, didampingi

dengan imbalan-imbalan yang mendampinginya. Contoh: individu-individu

yang dipromosikan atas lamanya bekerja seringkali menerima kepuasan kerja,

akan tetapi tidak sebanyak kepuasan yang diterima jika dipromosikan atas

dasar kinerja. Demikian suatu promosi dengan 10% kenaikan gaji tidak sama

Page 39: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

19

puasnya dengan kenaikan gaji 20%. Perbedaan ini menjelaskan mengapa

promosi-promosi eksekutif lebih memuaskan daripada yang ada di level

bawah.

d. Pengawasan (Supervision)

Yaitu hal yang cukup mempengaruhi dari kepuasan kerja. Kemampuan

dari supervisor untuk menyediakan bantuan teknik dan dukungan. Hal

tersebut dapat berupa dari adanya pengawasan yang langsung dilakukan oleh

seorang atasan terhadap bawahannya.

e. Kelompok kerja

Kelompok Kerja (Work Group), yaitu pada dasarnya kelompok kerja

akan memiliki efek terhadap kepuasan kerja. Keramahan dari teman kerja

yang kooperatif merupakan sumber yang sederhana terhadap kepuasan kerja

untuk satu individu karyawan. Kelompok kerja berfungsi sebagai sumber

dukungan kenyamanan, saran, nasihat, dan bantuan-bantuan terhadap satu

individu pekerja. Kelompok kerja yang baik membuat pekerjaan lebih

menyenangkan. Akan tetapi, faktor ini tidaklah terlalu penting terhadap

kepuasan kerja. Dilain pihak, jika kondisi sebaliknya terjadi ketika orang-

orang tidak akrab, maka faktor ini memiliki efek negatif terhadap kepuasan

kerja.

f. Kondisi Kerja (Working Condition)

Yaitu kondisi kerja memiliki efek yang sederhana terhadap kepuasan

kerja, jika kondisi kerjanya baik (bersih, dan memiliki lingkungan yang

menarik), maka para karyawan akan menemukan bahwa sangat mudah untuk

Page 40: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

20

melakukan pekerjaan mereka, tetapi jika kondisi kerja yang buruk (panas,

lingkungan yang berisik), maka para karyawan akan merasakan sangat sulit

untuk melakukan pekerjaan. Dalam kata lain pengaruh kondisi kerja terhadap

kepuasan kerja, sama dengan kelompok kerja. Jika kondisinya baik maka

tidak akan terdapat masalah, tetapi jika kondisinya buruk, maka akan terdapat

masalah kepuasan kerja.

2.2.3.Faktor individu yang berhubungan dengan kepuasan kerja

Menurut Baron & Byrne (1994) dalam Eman (2004), ada beberapa karakterisik

individu yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

a. Umur

Karyawan yang muda tuntutan kepuasan kerjanya sangat tinggi,

sedangkan pekerja yang tua tuntutan kepuasan kerja rendah. Bagi karyawan

professional umur meningkat maka kepuasan kerja meningkat pula. Sedangkan

pada karyawan non profesional kepuasan merosot selama usia tengah baya dan

kemudian naik kembali dalam tahun selanjutnya, seperti kurva huruf U

(Hasibuan, 2015).Rendahnya kepuasan kerja timbul pada saat karyawan berusia

25-30 tahun (Gilmer, 2009), pendapat ini didukung oleh Atliselli dan Brown

dalam As’ad (2015) bahwa batasan umur 25-30 tahun sebagai masa timbulnya

rasa kurang puas terhadap pekerjaan.

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tahsina (2013) tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat di Rumah

Sakit Rumah Sehat Terpadu Parung Bogor tahun 2013, didapatkan data

Page 41: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

21

demografis usia perawat mayoritas adalah ≤30 tahun sebanyak 37 responden

(80,4%). Dalam penelitian Setiawan (2007) tentang hubungan antara

karakteristik individu dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RS

Banyumanik, didapatkan hasil bahwa mayoritas usia perawat adalah 25-34

tahun (58,4%).Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan hubungan yang

signifikan antara usia dengan kepuasan kerja perawat dengan nilai p: 0,017

(<0,05). Setiawan dalam penelitian nya menegaskan bahwa semakin tinggi

usia, akan mempengaruhi untuk semakin baik kepuasan kerja yang dirasakan.

b. Lama kerja

Menurut Robbins (2013), semakin lama seorang bekerja maka akan

menyesuaikan diri dengan pekerjaan, hal ini mendorong bahwa masa kerja

yang tinggi maka memiliki kepuasan tinggi dan sebaliknya. Menurut (Doering

et al dalam rezky ,2010) menyatakan bahwa karyawan yang lama bekerja akan

memiliki kepuasan lebih tinggi dibandingkan pekerja yang baru bekerja.

Menurut penelitian Welda (2012), tentang hubungan karakteristik

perawat, isi pekerjaan, dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja perawat di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit MH. Tamrin Salemba, didapatkan bahwa

sebagian besar lama kerja perawat adalah ≥7 tahun (45,1%). Hasil penelitian

Welda disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara lama kerja

dengan kepuasan kerja perawat, dengan nilai p: 0,019 (<0,05). Menurut

penelitian Nugroho (2004) tentang hubungan karakteristik perawat dengan

kepuasan kerja perawat di Instalansi Rawat Inap BP. RSUD Kraton Kabupaten

Page 42: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

22

Pekalongan, didapatkan bahwa mayoritas lama kerja perawat adalah lebih dari

10 tahun (57,1%).

c. Pendidikan

Pendidikan merrupakan salah satu karakteristik demografis yang penting,

karena mampu mempengaruhi persepsi terhadap lingkungan dan sebagainya.

Menurut As’ad (2015), terdapat kecenderungan bahwa pendidikan memiliki

pengaruh negative terhadap kepuasan pekerjaan. Hal ini dikarenakan system

penggajian yang kurang jelas pada pendidikan, tidak seimbangnya harapan

dengan realita bahwa pendidikan hanya mampu berpengaruh rendah terhadap

prestasi kerja membuat pekerja merasa kurang puas terhadap pekerjaan.

Menurut Depkes RI (2017) keseluruhan perawat yang bekerja di Layanan

Kesehatan di Indonesia sebanyak 296.876 perawat. Yang memiliki pendidikan

D3 Keperawatan sebanyak 77,56%, pendidikan Ners sebanyak 10,84%, dan

sisanya 5,17% perawat lulusan SPK, dan 6,42% perawat dengan pendidikan

spesialis. Menurut penelitian Tahsina (2013) tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Rumah Sehat

Terpadu Parung Bogor tahun 2013. Didapatkan data demografis pendidikan D3

Keperawatan sebanyak 87%, sedangkan pendidikan S1 Ners sebanyak 13%.

Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan

dengan kepuasan kerja perawat, dengan nilai p: 0,213 (>0,05), sedangkan

variabel gaji memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja

perawat dengan nilai p: 0,041 (<0,05). Penelitian yang mendukung hasil

penelitian ini adalah penelitian Welda (2012) tentang hubungan karakteristik

20

Page 43: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

23

perawat, isi pekerjaan, dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja perawat di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit MH. Tamrin Salemba, didapatkan bahwa

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kepuasan

kerja perawat dengan nilai p: 0,290 (>0,05). Penelitian lainnya adalah

penelitian Setiawan (2007) tentang hubungan antara karakteristik individu

dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RS Banyumanik, didapatkan hasil

tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kepuasan kerja

perawat, dengan nilai p: 1,000 (>0,05).

Page 44: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

24

2.3. Kerangka Teori

Gambar 2.1.

Kerangka Teori

Keterangan:

- - - - - - - : tidak diteliti

------------- : diteliti

Baron & Byrne (1994) dalam Eman (2004), Luthans (2012), Greenberg & Baron (2013), Rivai

dan Sagala (2013)

KepuasanNEWSS

Faktor individu:

- Umur- Lama kerja- Pendidikan

Definisi

Teori :

- Discrepancytheory

- Equity theory- Two Factor

Theory

Faktor-faktoryang

mempengaruhi:

- Pekerjaan- Upah- Peluang

promosi- Pengawasan- Kelompok

kerja- Kondisi kerja

Pengukurankepuasan:

- Rating scale- Critical

incidents- Interview

Page 45: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

25

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai kerangka konsep penelitian, hipotesis, dan

definisi operasional.

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang

dilakukan dan memberi landasan terhadap topik yang dipilih dalam

penelitian, kerangka konsep diperlukan sebagai landasan berfikir untuk

melakukan suatu penelitian yang dikembangkan dari tinjauan teori yang telah

dibahas (Notoatmodjo, 2012).

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian

3.2. Hipotesis

Ho : tidak ada hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo.

Ha : ada hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan

NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo.

Karakteristik perawat:- Usia- Pendidikan- Lama kerja

KepuasanPelaksanaan NEWSS

Page 46: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

26

Ho : tidak ada hubungan pendidikan perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo.

Ha : ada hubungan pendidikan perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo.

Ho : tidak ada hubungan lama kerja perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo.

Ha : ada hubungan lama kerja perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo.

1.1. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Kepuasan

perawat

Kepuasan perawat tentang

dilaksanakannya NEWSS di

ruangan, dilihat dari

keuntungan dan kekurangan

pelaksanaan NEWSS.

Kuisioner 1:baik

(>mean)

0: kurang

(≤mean)

Ordinal

2. Usia Lama hidup responden yang

dihitung dari tanggal lahir

sampai dengan saat dilakukan

penelitian.

Kuisioner

demografi

2: >35 tahun

1: 26-35

tahun

0: <26 tahun

Interval

Page 47: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

27

(Depkes RI,

2009)

3. Pendidikan Pendidikan terakhir yang

dimiliki responden saat

dilakukan penelitian.

Kuisioner

demografi

2: S2

1: Ners

0: D3

Keperawatan

Ordinal

4. Lama kerja Lama kerja yang dimiliki

perawat, terhitung dari pertama

perawat bekerja di ruang

Neurosain RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo.

Kuisioner

demografi

1: > 5 tahun

0: ≤ 5 tahun

Interval

Page 48: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

28

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, bertujuan untuk

mengetahui hubungan karakteristik perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1.Populasi

Populasi adalah seluruh obyek yang menjadi pusat perhatian

penelitian (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh perawat di ruang Neurosain RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo yang berjumlah 47 perawat.

4.2.2. Sampel

Sedangkan sampel adalah subyek yang diteliti dan dianggap dapat

mewakili seluruh populasi (Sugiyono, 2014). Sampel dalam penelitian

ini adalah perawat yang bekerja di ruang neurosain RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo.

Kriteria inklusi dan kriteria ekslusi sebagai berikut:

4.2.2.1. Jumlah Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2014), besar sampel dapat disesuaikan

dengan jumlah subjek. Menurut Arikunto (2010), besar

sampel dapat disesuaikan dengan jumlah subjek. Jika jumlah

Page 49: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

29

subjeknya kecil yaitu kurang dari 100 maka lebih baik sampel

diambil semua dan jika jumlah subjeknya besar yaitu lebih

dan 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih,

tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti (waktu,

tenaga, biaya), sempit luasnya wilayah penelitian dan besar

kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.

Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

47 responden yang merupakan total perawat yang berada di

ruang Neurosain yang terbagi dalam ruang neurologi dan

bedah saraf. Pengambilan sampling menggunakan teknik

total sampling.

4.2.2.2. Kriteria inklusi :

a. Perawat yang bertugas di ruang Neurosain RSUPN Dr.

Cipto Mangunkusumo.

b. Perawat yang memiliki masa kerja lebih dari 6 bulan

(melewati masa uji coba).

c. Perawat yang bersedia menjadi responden dan

menandatangani informed consent.

4.2.2.3.Kriteria ekslusi:

a. Kepala ruangan.

b. Perawat yang cuti tahunan atau cuti hamil/melahirkan atau

cuti sakit.

Page 50: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

30

4.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di ruang Neurosain RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo Jakarta Pusat pada bulan 1 s.d. 30 Januari 2019.

4.4. Alat Pengumpulan Data

Alat atau instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian

ini berupa kuesioner demografi, kuesioner pelaksanaan NEWSS, kuesioner

kepuasan perawat.

4.4.1. Kuesioner

4.4.1.1. Kuesioner demografi

a. Usia (dimodifikasi dari Depkes RI, 2009)

1. >35 tahun

2. 26-35 tahun

3. <26 tahun

b. Pendidikan (diambil dari standar PPNI, 2014)

1. S-1 Ners

2. DIII Keperawatan

c. Jenis kelamin

1. Laki-laki

2. Perempuan

d. Lama kerja

1. > 5 tahun

2. ≤ 5 tahun

4.4.1.2. Kuesioner tingkat kepuasan perawat terhadap pelaksanaan

NEWSS

Page 51: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

31

Kuesioner berisi kepuasan pasien terhadap pelaksanaan

NEWSS, lembar kuisioner tingkat kepuasan sebelum

dilakukan uji validitas reliabilitas berisikan 30 item

pertanyaan, setelah uji validitas reliabilitas menjadi 19 item

pertanyaan. Hasil pengolahan data dapat diklasifikasikan

menjadi:

a. Baik, jika skor kepuasan >nilai rata-rata (mean)

b. Kurang, jika skor kepuasan <nilai rata-rata (mean)

4.4.2.Uji Instrumen Penelitian

4.4.2.3. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu tingkatan yang mengukur

karakteristik yang ada dalam penelitian dengan tepat dan

akurat, hasil dari pengukuran ini akan menyimpulkan suatu

kuisioner layak atau tidak digunakan untuk penelitian

(Notoatmodjo, 2012).

Instrumen penelitian dilakukan uji validitas dengan

menggunakan 15 responden pada tanggal 21 Desember

2018 di ruang Bedah Saraf RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo. Dikatakan Valid, jika r hitung lebih besar

dari pada r tabel (0,514). Setelah dilakukan uji validitas

didapatkan pertanyaan yang memiliki nilai r hitung < r tabel

product moment (0,514) adalah no. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

14, dan 17. Pada pertanyaan yang tidak valid tidak

digunakan dalam penelitian.

Page 52: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

32

4.4.2.4. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu tingkatan yang mengukur

konsistensi hasil suatu pertanyaan jika dilakukan

pengukuran secara berulang pada suatu karakteristik,

penghitungan uji reliabilitas ini dapat diukur dengan

formula Cronbach’s alpha (Notoatmodjo, 2012).

Instrumen penelitian sudah dilakukan uji reliabilitas

dengan menggunakan 15 responden pada tanggal 21

Desember 2018 di ruang Bedah Saraf RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo dengan mengisi kuesioner yang diberikan.

Berikut adalah tingkatan hasil reliabilitas :

a. Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

b. Jika alpha 0,70 s.d. 0,90 maka reliabilitas tinggi

c. Jika alpha 0,50 s.d. 0,70 maka reliabilitas moderat

d. Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah

Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan nilai

Cronbach’s alpha: 0,889 yang berarti keseluruhan

pertanyaan reliabel tinggi.

Page 53: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

33

4.5. Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dimulai dari penyusunan izin di tempat

penelitian sampai dengan pengumpulan data selesai dilakukan. Tahapannya

sebagai berikut ini:

4.5.1. Peneliti melakukan perizinan tertulis pada instansi RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo Jakarta Pusat.

4.5.2. Peneliti mendapatkan izin dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Jakarta Pusat untuk melakukan penelitian.

4.5.3. Peneliti menentukan sampel penelitian dan melakukan inform consent

pada responden

4.5.4. Peneliti mengadakan pendekatan dengan responden dan menjelaskan

tujuan, manfaat dan peran serta selama penelitian. Peneliti menjamin

kerahasiaan responden dan hak responden untuk menolak menjadi

responden. Bila responden menyetujui maka peneliti meminta

responden untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi

responden.

4.5.5. Responden mengisi kuesioner yang diberikan peneliti.

4.5.6. Setelah selesai, lembar kuesioner diperiksa kembali kelengkapannya

oleh peneliti, bila ada data yang kurang lengkap diselesaikan saat itu.

Page 54: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

34

4.6. Etika Penelitian

Mengingat etika penelitian keperawatan berhubungan dengan manusia, maka

sebuah penelitian harus memperhatikan etika penelitian. Ada tiga etika

penelitian yang penulis gunakan pada penelitian ini.

4.6.1. Beneficience

Penelilitian ini tidak bersifat menguntungkan pasien. Penelitian ini

bersifat sukarela dan memiliki manfaat yang dirasakan responden

(Notoatmodjo, 2012).

4.6.2. Mal-efficience

Penelitian tidak merugikan atau tidak membahayakan dan tidak

memaksa. Peneliti menjamin responden terlindung dari setiap resiko

yang ada (Notoatmodjo, 2012).

4.6.3. Respect for human dignity

Responden berhak menentukan dirinya sendiri, mendapatkan

informasi mengenai tujuan penelitian, cara pelaksanaan penelitian,

manfaat, dan hal yang berkaitan dengan penelitian (Notoatmodjo,

2012).

4.6.4. Informed consent

Penelitian ini memperlakukan subjek penelitian dengan adil baik

sebelum, saat, dan setelah penelitian selesai dilakukan, tanpa adanya

diskriminasi dan semua subyek diperlakukan dengan baik

(Notoatmodjo, 2012).

Page 55: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

35

4.6.5. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity (tanpa nama) merupakan etika penelitian dengan tidak

mencantumkan identitas/nama responden tetapi menggunakan kode.

Hal ini bermaksud menghormati privasi dan menjaga kerahasiaan

identitas responden (Notoatmodjo, 2012).

4.6.6. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah–masalah

lainnya. Semua data yang terkumpul dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012).

4.7. Analisis Data

4.7.1. Melakukan Teknik Analisis

Penelitian menggunakan analisis terhadap data penelitian

menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian. Pada penelitian ini penelitian mengggunakan statistik

deskritif (menggambarkan) yaitu statistik yang membahas cara-cara

meringkas, menyajikan, dan mendiskripsikan suatu data dengan

tujuan agar mudah di mengerti dan lebih mempunyai makna.

4.7.1.1. Analisis univariat

Analisis univariat adalah analisis satu variabel. Analisis ini

di gunakan untuk melakukan analisis distribusi dan

Page 56: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

36

presentasi dari masing-masing variabel usia, pendidikan

dan lama kerja responden.

a. Penghitungan skor

Berikut rumus skor yang digunakan:

Keterangan :

f = Frekuensi

n = Jumlah Responden

4.7.1.2. Analisis bivariat

Analisa bivariat adalah analisa pengaruh atau hubungan

antara dua variabel. Menurut Dahlan (2008) dalam

menggunakan rumus chi-square, sebagai berikut :

Keterangan:

X2 : chi kuadrat

O : Frekuensi observasi

E : Frekuensi Ekspektasi

Menurut Dahlan (2008) dalam memberikan interpretasi

hasil uji korelasi chi-square dapat dilihat dari nilai p:

a. nilai p < 0,05, maka terdapat hubungan yang bermakna

antara dua variabel yang di uji.

b. nilai p> 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara dua variabel yang di uji.

Page 57: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

28

4.8. Jadwal Penelitian

Tabel 4.1.

Jadwal pelaksanaan penelitian

No Kegiatan

Agustus

2018

September

2018

Oktober

2018

November

2018

Desember

2018Januari 2018

Februari

2018

Maret 2018 April 2018 Mei 2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Memilih judul

2. Studi pendahuluan

3. Penyusunan proposal

4. Revisi proposal

5. Persiapan lapangan

6. Uji coba instrument

7. Pengumpulan data

8. Pengolahan data

9. Analisis data

10. Penyusunan laporan

11. Seminar hasil penelitian

12. Revisi hasil penelitian

13. Penyerahan hasil penelitian

37

Page 58: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

26

Page 59: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

38

38

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan hasil penelitian tentang hubungan karakteristik perawat

dengan tingkat kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN

Dr. Cipto Mangunkusumo. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1 s.d. 30

Januari 2019 menggunakan jumlah sampel sebanyak 47 responden. Hasil

penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel didasarkan pada analisa univariat dan

bivariat.

5.1. Analisis Univariat

Analisa univariat pada penelitian ini terdiri dari distribusi frekuensi

tentang data demografi dan kepuasan perawat di ruang rawat Neurosain

RSUPN Cipto Mangunkusumo. Analisis tersebut terdiri dari distribusi

frekuensi usia, pendidikan, lama kerja, dan kepuasan perawat di ruang rawat

Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo.

5.1.1. Gambaran distribusi frekuensi usia perawat

Berikut ini akan diuraikan distribusi perawat berdasarkan usia:

Tabel 5.1. Gambaran distribusi frekuensi usia perawat

Usia Frekuensi Persentase

<26 tahun 0 026-35 tahun 24 51.1%> 35 tahun 23 48.9%

Total 47 100.0

Berdasarkan tabel 5.1. didapatkan data responden yang berusia

<26 tahun sebanyak 0 responden (0%), usia 26-35 tahun sebanyak 24

reponden (51,1%), sedangkan responden yang berusia > 35 tahun

Page 60: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

39

sebanyak 23 responden (48,9%). Mayoritas usia responden adalah 26-

35 tahun.

5.1.2. Gambaran distribusi frekuensi pendidikan perawat

Berikut ini akan diuraikan distribusi perawat berdasarkan pendidikan:

Tabel 5. 2. Gambaran distribusi frekuensi pendidikan perawat

Pendidikan Frekuensi Persentase

D3 Keperawatan 34 72.3%

S1, Ners 13 27.7%

Total 47 100.0

Berdasarkan tabel 5.2. didapatkan data responden yang memiliki

pendidikan D3 Keperawatan sebesar 34 reponden (72,3%), responden

yang memiliki S1 Ners sebesar 13 reponden (27,7%). Mayoritas

pendidikan responden adalah D3 Keperawatan.

5.1.3. Gambaran distribusi frekuensi lama kerja perawat

Berikut ini akan diuraikan distribusi perawat berdasarkan lama kerja

dalam bentuk tabel:

Tabel 5. 3. Gambaran distribusi frekuensi lama kerja perawat

Lama kerja Frekuensi Persentase

≤ 5 tahun 12 25.5%

>5 tahun 35 74.5%

Total 47 100.0

Berdasarkan tabel 5. 3. didapatkan data responden yang memiliki

lama kerja ≤ 5 tahun sebesar 12 reponden (25,5%), responden yang

memiliki lama kerja > 5 tahun sebesar 35 reponden (74,5%). Mayoritas

lama kerja responden adalah > 5 tahun.

Page 61: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

40

5.1.4. Gambaran distribusi frekuensi kepuasan perawat

Berikut ini akan diuraikan distribusi perawat berdasarkan kepuasan:

Tabel 5. 4. Gambaran distribusi frekuensi kepuasan perawat

Kepuasan Frekuensi Persentase

Kurang 24 51.1

Baik 23 48.9

Total 47 100.0

Berdasarkan tabel 5. 4. didapatkan nilai rata-rata (mean) kepuasan

perawat adalah 60,5, data responden yang memiliki kepuasan kurang

sebanyak 24 reponden (51,1%), sedangkan responden yang memiliki

kepuasan baik sebanyak 23 reponden (48,9%). Kesimpulan dari data

tersebut bahwa kepuasan responden adalah kurang.

Page 62: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

41

5.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini berisi tentang hubungan karakteristik

perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang rawat

Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo.

5.2.1. Hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan

NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo

Tabel 5.5. Hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan

NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo

Usia

KepuasanTotal

P value ORKurang Baik

n % n % n %

26-35 tahun 17 70,8% 7 29,2% 24 100

0,006 5,551>35 tahun 7 30,4% 16 69,6% 23 100

Total 24 51,1% 23 48,9% 47 100

Berdasarkan tabel 5.5. didapatkan data perawat dengan usia 26-35

tahun sebagian besar memiliki kepuasan kurang sebanyak 17 reponden

(70,8%), pada perawat yang memiliki usia >35 tahun mayoritas

memiliki kepuasan baik sebanyak 16 reponden (69,6%).

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan chi-square

didapatkan nilai odd ratio (OR): 5,551 dan nilai p: 0,006 (<0,05) yang

berarti ada hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo. Dengan umur >35 tahun meningkatkan 5,5x lebih

puas daripada umur <35 tahun.

Page 63: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

42

5.2.2. Hubungan pendidikan perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo

Tabel 5.6. Hubungan pendidikan perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo

Pendidikan

KepuasanTotal

P value ORKurang Baik

n % n % n %

D3 16 47,1% 18 52,9% 34 100

0,374 0,556S1, Ners 8 61,5% 5 38,5% 13 100

Total 24 51,1% 23 48,9% 47 100

Berdasarkan tabel 5.6. didapatkan data perawat dengan pendidikan

D3 Keperawatan sebagian besar memiliki kepuasan baik sebanyak 18

reponden (52,9%), pada perawat yang memiliki pendidikan S1, Ners

sebagian besar memiliki kepuasan baik sebanyak 5 responden (61,5%).

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan chi-square

didapatkan odd ratio (OR): 0,556 dan nilai p: 0,374 (>0,05) yang

berarti tidak ada hubungan pendidikan perawat dengan tingkat

kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN

Cipto Mangunkusumo.

5.2.3. Hubungan lama kerja perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo

Page 64: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

43

Tabel 5.7. Hubungan lama kerja perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan

NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo

Lama kerja

KepuasanTotal

P value ORKurang Baik

n % n % n %

≤ 5 tahun 10 83,3% 2 16,7% 12 100

0,01 7,5>5 tahun 14 40% 21 60% 35 100

Total 24 51,1% 23 48,9% 47 100

Berdasarkan tabel 5.7. didapatkan data perawat dengan lama kerja

≤ 5 tahun mayoritas memiliki kepuasan kurang sebanyak 10 reponden

(83,3%), pada perawat yang memiliki lama kerja >5 tahun mayoritas

memiliki kepuasan baik sebanyak 21 reponden (60%).

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan chi-square

didapatkan nilai odd ratio (OR): 7,5 dan nilai p: 0,01 (<0,05) yang

berarti ada hubungan lama kerja perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo. Lama kerja perawat akan meningkatkan 7,5x tingkat

kepuasan.

Page 65: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

45

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan tentang penelitian ini, yang terdiri dari dua bagian

yaitu pembahasan univariat yang yang berisi tentang gambaran data demografi

dan gambaran tingkat kepuasan, dan pembahasan bivariat yang berisi tentang

hubungan karakteristik perawat (usia, pendidikan, dan masa kerja) dengan tingkat

kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan

menggunakan 47 responden yang diambil dengan tehnik total sampling.

6.1. Analisis Univariat

6.1.1. Gambaran data demografi perawat (usia, pendidikan, dan masa kerja)

di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo

Gambaran demografi pada responden yang digunakan dalam

penelitian ini dibagi menjadi beberapa variabel, yaitu usia, pendidikan, dan

masa kerja. Usia diklasifikasikan menjadi <26 tahun, 26-35 tahun, dan >35

tahun (Depkes RI, 2009); pendidikan diklasifikasikan menjadi DIII

Keperawatan, dan S-1 Ners (PPNI, 2012); dan lama kerja diklasifikasikan

menjadi >5 tahun dan ≤5 tahun.

a. Gambaran usia perawat di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo

Karakteristik demografis yang pertama adalah usia. Berdasarkan

tabel 5.1. didapatkan data tidak ada responden yang berusia <26 tahun,

usia 26-35 tahun sebanyak 51,1%, sedangkan responden yang berusia

Page 66: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

46

> 35 tahun sebanyak 48,9%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

sebagian responden adalah usia 26-35 tahun atau dewasa awal (Depkes

RI, 2009). Lebih lanjut dalam Depkes RI dijelaskan bahwa pada usia ini

individu mulai masuk ke dalam penemuan jati diri yang sesungguhnya,

sehingga individu sudah dewasa dalam menghadapi pekerjaannya.

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tahsinaa

(2013), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja

perawat di Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Parung Bogor tahun

2013, didapatkan data demografis usia perawat mayoritas adalah ≤30

tahun sebanyak 37 responden (80,4%). Berdasarkan hasil penelitian ini,

teori terkait, dan penelitian sebelumnya. Peneliti menyimpulkan bahwa

gambaran usia perawat di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo sebagian besar adalah usia 26-35 tahun.

b. Gambaran pendidikan perawat di ruang rawat Neurosain RSUPN

Cipto Mangunkusumo

Karakteristik yang kedua adalah pendidikan. Berdasarkan tabel 5.2.

didapatkan data responden yang memiliki pendidikan D3 Keperawatan

sebesar 72,3%, responden yang memiliki S1 Ners sebesar 27,7%. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

pendidikan D3 Keperawatan. Menurut PPNI (2014), tentang pendidikan

perawat dibagi menjadi beberapa diantaranya adalah pendidikan D3

Keperawatan yang merupakan jenjang vokasi dan jenjang perawat

professional adalah S1 dengan tambahan pendidikan Profesi.

Page 67: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

47

Menurut Depkes RI (2017), keseluruhan perawat yang bekerja di

Layanan Kesehatan di Indonesia sebanyak 296.876 perawat. Yang

memiliki pendidikan D3 Keperawatan sebanyak 77,56%, pendidikan

Ners sebanyak 10,84%, dan sisanya 5,17% perawat lulusan SPK, dan

6,42% perawat dengan pendidikan spesialis. Menurut penelitian

sebelumnya yang dilakukan Tahisna (2013), tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Rumah

Sehat Terpadu Parung Bogor tahun 2013, didapatkan data demografis

pendidikan D3 Keperawatan sebanyak 87%, sedangkan pendidikan S1

Ners sebanyak 13%.

Berdasarkan hasil penelitian ini, teori terkait, dan penelitian

sebelumnya. Peneliti mengimpulkan bahwa gambaran pendidikan

perawat di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo

sebagian besar adalah D3 Keperawatan.

c. Gambaran lama kerja perawat di ruang rawat Neurosain RSUPN

Cipto Mangunkusumo

Karakteristik yang ketiga adalah lama kerja. Berdasarkan tabel 5.3.

didapatkan data responden yang memiliki lama kerja ≤ 5 tahun sebesar

25,5%, responden yang memiliki lama kerja > 5 tahun sebesar 74,5%.

Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas perawat bekerja lebih dari 5

tahun di Neurosain RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Menurut penelitian Welda (2012) tentang hubungan karakteristik

perawat, isi pekerjaan, dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja

perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit MH. Tamrin Salemba,

Page 68: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

48

didapatkan bahwa sebagian besar lama kerja perawat adalah ≥7 tahun

(45,1%). Menurut penelitian Nugroho (2004), tentang hubungan

karakteristik perawat dengan kepuasan kerja perawat di Instalansi

Rawat Inap BP. RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan, didapatkan

bahwa mayoritas lama kerja perawat adalah lebih dari 10 tahun

(57,1%).

Berdasarkan hasil penelitian ini, teori terkait, dan penelitian

sebelumnya. Peneliti mengimpulkan bahwa gambaran lama kerja

perawat di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo

sebagian besar adalah lebih dari 5 tahun.

6.1.2. Gambaran tingkat kepuasan perawat di ruang rawat Neurosain

RSUPN Cipto Mangunkusumo

Berdasarkan tabel 5.4. didapatkan nilai rata-rata (mean) kepuasan

perawat adalah 60,5, data responden yang memiliki kepuasan kurang

sebanyak 51,1%, sedangkan responden yang memiliki kepuasan baik

sebanyak 48,9%. Dalam penelitian ini, mean atau nilai rata-rata digunakan

dalam membagi tingkat kepuasan perawat menjadi dua klasifikasi yaitu

kurang dan baik. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas kepuasan

perawat adalah kurang. Kepuasan perawat yang cenderung kurang akan

mempengaruhi kinerja yang ditunjukkan dalam melakukan asuhan

keperawatan nantinya.

Menurut Rivai (2009), kepuasan merupakan evaluasi yang

menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak

senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. Menurut Sutrisno (2009)

Page 69: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

49

kepuasan kerja sebagai suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang

berhubungan dengan sistuasi kerja, kerja sama antar karyawan, imbalan

yang diterima dalam kerja dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan

psikologis.

Penelitian (Argapati dkk, 2013) tentang gambaran kepuasan kerja

perawat rawat inap Rumah Sakit Stella Maris Makassar, didapatkan hasil

bahwa 60,8% perawat merasa puas dengan pekerjaannya.

Penelitian Kusumawati (2004), tentang gambaran kepuasan kerja

perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit MH. Tamrin Internasional

Salemba Jakarta tahun 2004, didapatkan hasil bahwa mayoritas perawat

merasa tidak puas dengan pekerjaannya sebanyak 50,6%.

Dampak dari kepuasan perawat akan mempengaruhi kinerja perawat

tersebut. Menurut penelitian Yanidrawati (2011), tentang hubungan

kepuasan kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD

Kabupaten Bekasi, dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara kepuasan dengan kinerja perawat dengan koefisien korelasi sebesar

0,409.

Berdasarkan hasil penelitian ini, teori terkait, dan penelitian

sebelumnya. Peneliti mengimpulkan bahwa gambaran tingkat kepuasan

perawat di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo sebagian

besar adalah kurang.

Page 70: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

50

6.2. Analisis Bivariat

6.2.1. Hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan

NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo

Berdasarkan tabel 5.5. didapatkan data perawat dengan usia 26-35

tahun sebagian besar memiliki kepuasan kurang (70,8%), pada perawat

yang memiliki usia >35 tahun mayoritas memiliki kepuasan baik (69,6%).

Berdasarkan hasil ini didapatkan kecenderungan semakin tua usia perawat

maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dimiliki. Berdasarkan hasil uji

hipotesis dengan menggunakan chi-square didapatkan nilai p: 0,006

(<0,05) yang berarti ada hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo. Berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan nilai odd

ratio: 5,551 yang berarti perawat yang berusia >35 tahun memiliki

peluang sebesar 5,551 kali lebih besar untuk memiliki kepuasan lebih baik

daripada perawat yang berusia 26-35 tahun.

Menurut Baron & Byrne dalam Eman (2014), ada beberapa

karakterisik individu yang mempengaruhi kepuasan kerja, salah satunya

adalah usia. Bagi karyawan profesional umur meningkat maka kepuasan

kerja meningkat pula. Sedangkan pada karyawan non professional

kepuasan merosot selama usia tengah baya dan kemudian naik kembali

dalam tahun selanjutnya, seperti kurva huruf U (Hasibuan, 2015).

Rendahnya kepuasan kerja timbul pada saat karyawan berusia 25-30 tahun

(Gilmer, 2009), pendapat ini didukung oleh Atliselli dan Brown dalam

Page 71: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

51

As’ad (2015) bahwa batasan umur 25-30 tahun sebagai masa timbulnya

rasa kurang puas terhadap pekerjaan.

Penelitian ini menggunakan responden dengan karakteristik profesi

sebagai perawat. Ditemukan fenomena bahwa semakin tinggi usia maka

semakin baik kepuasan perawat. Berdasarkan hasil pengolahan data

didapatkan bahwa tingginya kesadaran perawat tentang pentingnya

pelaksanaan NEWSS, sehingga mayoritas perawat mendukung

dilaksanakannya NEWSS. Dampak yang dirasakan perawat terhadap

efisiensi pelaksanaan asuhan keperawatan adalah pelaksanaan NEWSS

membutuhkan waktu yang cukup banyak, sehingga memerlukan tambahan

tenaga ekstra dalam melakukan asuhan keperawatan. Bagi perawat yang

berusia lebih tua atau sudah lama bekerja akan menjadi hal yang biasa

karena sudah sering dilaksanakan, tetapi bagi perawat yang baru bekerja

atau masih muda menjadi hal yang berbeda. Karena pelaksanaan NEWSS

memberikan beban kerja tersendiri.

Menurut penelitian Setiawan (2007) tentang hubungan antara

karakteristik individu dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RS

Banyumanik. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan hubungan

yang signifikan antara usia dengan kepuasan kerja perawat dengan nilai p:

0,017 (<0,05). Setiawan dalam penelitian nya menegaskan bahwa semakin

tinggi usia, akan mempengaruhi untuk semakin baik kepuasan kerja yang

dirasakan.

Usia seseorang sangat mempengaruhi terhadap tingkat kepuasan yang

dimiliki, sehingga penting dilakukan pembenahan pada kepuasan perawat

Page 72: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

52

dengan usia yang lebih muda, tetapi tetap mempertahankan hasil kepuasan

perawat yang berusia lebih tua. Berdasarkan uraian hasil penelitian,

implikasi penelitian, teori terkait, dan penelitian sebelumnya, peneliti

menyimpulkan ada hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo. Berdasarkan kesimpulan ini, peneliti menyarankan

kepada bagian diklat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo diharapkan

memberikan pelatihan dan seminar tentang pentingnya penggunaan

standar operasional prosedur NEWSS sesuai dengan kebutuhan pasien

yang ada, sehingga pelaksanaan NEWSS dapat meningkat.

6.2.2. Hubungan pendidikan perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan

NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo

Berdasarkan tabel 5.6. didapatkan data perawat dengan pendidikan D3

Keperawatan yang memiliki kepuasan baik (52,9%), kurang (47,1%). Pada

perawat yang memiliki pendidikan Ners sebagian besar memiliki kepuasan

kurang (61,5%), sedangkan baik (38,5%). Berdasarkan hasil uji hipotesis

dengan menggunakan chi-square didapatkan nilai p: 0,374 (>0,05) yang

berarti tidak ada hubungan pendidikan perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo. Berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan nilai odd

ratio: 0,556 yang berarti perawat yang berpendidikan S1 Ners memiliki

peluang sebesar 0,556 kali lebih besar untuk memiliki kepuasan lebih baik

daripada perawat yang pendidikan D3 Keperawatan.

Page 73: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

53

Pendidikan merupakan salah satu karakteristik demografis yang

penting, karena mampu mempengaruhi persepsi terhadap lingkungan dan

sebagainya. Menurut As’ad (2015), terdapat kecenderungan bahwa

pendidikan memiliki pengaruh negative terhadap kepuasan pekerjaan. Hal

ini dikarenakan system penggajian yang kurang jelas berdasarkan

pendidikan yang dimiliki pekerja, tidak seimbangnya harapan dengan

realita bahwa pendidikan hanya mampu berpengaruh rendah terhadap

penggajian atau reward membuat pekerja merasa kurang puas terhadap

pekerjaan.

Pendidikan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kepuasan

pekerja. Terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap kepuasan

pekerja. Salah satunya adalah upah atau penggajian (Luthans (2012). Hal

ini dikuatkan oleh Rivai dan Sagala (2013) dalam teori keadilan. Teori ini

mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung

pada ada atau tidaknya keadilan dalam suatu sistuasi kerja. Menurut teori

ini komponen utama dalam teori keadilan adalah input hasil, keadilan dan

ketidakadilan. Input adalah faktor yang bernilai bagi karyawan yang

dianggap mendukung pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman,

kecakapan, jumlah tugas dan peralatan atau perlengkapan yang

dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaannya. Pekerja akan merasa

tidak puas jika memiliki input yang baik tetapi tidak berbanding lurus

dengan penghasilan yang didapatkan.

Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo perawat dengan masa kerja

yang tinggi walaupun dengan pendidikan D3 Keperawatan masih cukup

Page 74: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

54

banyak. Lama kerja ini mempengaruhi penghasilan yang didapatkan.

Karena berkaitan dengan tunjangan remunerasi dan sebagainya yang

memiliki nominal yang cukup besar dibandingkan gaji pokok. Sedangkan

pada perawat yang baru bekerja walaupun memiliki pendidikan Ners

sekalipun masih memerlukan lama kerja yang cukup untuk mendapatkan

tunjangan remunerasi yang baik. Sehingga pendidikan yang dimiliki

perawat tidak memberikan dampak yang signifikan pada tingkat kepuasan

yang dimiliki perawat terhadap pekerjaan.

Menurut penelitian Tahsina (2013) tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Rumah Sehat

Terpadu Parung Bogor tahun 2013. Disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kepuasan kerja

perawat, dengan nilai p: 0,213 (>0,05), sedangkan variabel gaji memiliki

hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja perawat dengan nilai p:

0,041 (<0,05). Penelitian yang mendukung hasil penelitian ini adalah

penelitian Welda (2012) tentang hubungan karakteristik perawat, isi

pekerjaan, dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja perawat di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit MH. Tamrin Salemba, didapatkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan

kepuasan kerja perawat dengan nilai p: 0,290 (>0,05). Penelitian lainnya

adalah penelitian Setiawan (2007) tentang hubungan antara karakteristik

individu dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RS Banyumanik,

didapatkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan

dengan kepuasan kerja perawat, dengan nilai p: 1,000 (>0,05).

Page 75: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

55

Dalam kondisi ini pendidikan tidak memegang peranan kuat dalam

memberikan kepuasan pada perawat, terdapat faktor lain yang

mempengaruhi kepuasan perawat seperti lama kerja, pengalaman, dan

sebagainya yang berujung pada sistem penggajian yang dapat memberikan

kepuasan pada perawat. Peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan

pendidikan perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan NEWSS di

ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo. Berdasarkan hasil

ini, peneliti menyarankan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo hendaknya

memberikan reward terkait kinerja asuhan keperawatan yang diberikan

perawat, sehingga pelaksanaan asuhan keperawatan khususnya NEWSS

dapat meningkat dan kepuasan kerja perawat dapat meningkat pula.

6.2.3. Hubungan lama kerja perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan

NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo

Berdasarkan tabel 5.7. didapatkan data perawat dengan lama kerja ≤ 5

tahun mayoritas memiliki kepuasan kurang (83,3%), pada perawat yang

memiliki lama kerja >5 tahun mayoritas memiliki kepuasan (60%).

Berdasarkan hasil ini ditemukan kecenderungan bahwa semakin tinggi

lama kerja perawat maka semakin tinggi kepuasan perawat. Berdasarkan

hasil uji hipotesis dengan menggunakan chi-square didapatkan nilai p:

0,01 (<0,05) yang berarti ada hubungan lama kerja perawat dengan tingkat

kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo. Berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan nilai odd

ratio: 7,5 yang berarti perawat yang memiliki lama kerja >5 tahun

Page 76: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

56

memiliki peluang sebesar 7,5 kali lebih besar untuk memiliki kepuasan

lebih baik daripada perawat yang memiliki lama kerja ≤ 5 tahun.

Menurut Robbins (2013) semakin lama seorang bekerja maka akan

menyesuaikan diri dengan pekerjaan. Semakin banyak pengalaman yang

dimiliki pekerja akan memberikan dampak pada pekerjaan yang dilakukan

pekerja tersebut, sehingga pekerja tersebut puas terhadap pekerjaannya,

hal ini mendorong bahwa masa kerja yang tinggi maka memiliki kepuasan

tinggi dan sebaliknya. Menurut Doering et al dalam rezky (2010)

menyatakan bahwa karyawan yang lama bekerja akan memiliki kepuasan

lebih tinggi dibandingkan pekerja yang baru bekerja. Menurut Luthans

(2012) peluang promosi memberikan dampak kepuasan yang cukup tinggi

pada pekerja. Peluang promosi dimiliki pada pekerja dengan masa kerja

atau lama kerja yang tinggi, sehingga semakin tinggi masa kerja maka

semakin tinggi pula peluang promosi yang dimiliki. Hal ini menjelaskan

bahwa lama kerja memberikan dampak yang cukup tinggi terhadap

kepuasan kerja pegawai.

Menurut penelitian Welda (2012) tentang hubungan karakteristik

perawat, isi pekerjaan, dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja

perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit MH. Tamrin Salemba.

Didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama

kerja dengan kepuasan kerja perawat, dengan nilai p: 0,019 (<0,05).

Sehingga penting bagi seorang perawat dalam mendalami asuhan

keperawatan yang dilakukan, karena dengan bertambahnya lama kerja

akan semakin baik pula pengalaman dan penggajian yang akan diterima

Page 77: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

57

perawat. Berdasarkan hasil penelitian ini, teori terkait dan penelitian

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan lama kerja

perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang rawat

Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo. Berdasarkan kesimpulan ini,

peneliti menyarankan perawat hendaknya meningkatkan penerapan standar

operasional prosedur pelaksanaan NEWSS yang ada di RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo terutama untuk mendeteksi dini perburukan pada pasien

di ruangan dengan harapan mutu asuhan keperawatan dapat meningkat.

6.3. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa

implikasi yang diperoleh,yaitu:

1. Pentingnya penerapan NEWSS sesuai dengan standar operasional

prosedur.

2. Pentingnya pelaksanaan kegiatan pelatihan dan seminar tentang

penggunaan standar operasional prosedur NEWSS sesuai dengan

kebutuhan pasien yang ada, sehingga pelaksanaan NEWSS dapat

meningkat.

3. Adanya reward terkait pelaksanaan NEWSS yang dilakukan oleh perawat.

6.4. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian, yaitu karakteristik

responden yang kurang pada pendidikan S1 Ners. Pada penelitian selanjutnya

diharapkan peneliti dapat menggunakan responden yang lebih besar dengan

Page 78: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

58

karakteristik pendidikan S1 Ners lebih banyak lagi, sehingga fenomena yang

ditemukan dapat dilihat lebih luas lagi.

Keterbatasan yang lain adalah pada variabel penelitian. Variabel

penelitian masih dapat dikembangkan lagi menjadi lebih luas dengan harapan

fenomena tentang kepuasan kerja dapat diketahui. Seperti faktor lain yang

dapat mempengaruhi kepuasan kerja perawat, dampak kepuasan kerja

perawat, dan sebagainya.

Page 79: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

59

BAB VII

PENUTUP

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian

dan beberapa saran mengenai penelitian yang berjudul Hubungan Karakteristik

Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pelaksanaan Nursing Early Warning Scoring

System (NEWSS) di Ruang Rawat Neurosain RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo.

7.1.Kesimpulan

7.1.1. Sebagian besar usia perawat di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo adalah 26-35 tahun (51,1%).

7.1.2. Sebagian besar pendidikan perawat di ruang rawat Neurosain RSUPN

Cipto Mangunkusumo adalah D3 Keperawatan (72,3%).

7.1.3. Sebagian besar lama kerja perawat di ruang rawat Neurosain RSUPN

Cipto Mangunkusumo adalah lebih dari 5 tahun(74,5%).

7.1.4. Gambaran tingkat kepuasan perawat di ruang di ruang rawat Neurosain

RSUPN Cipto Mangunkusumo adalah kurang (51,1%).

7.1.5. Ada hubungan usia perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan

NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo,

dengan nilai p: 0,013 (<0,05).

7.1.6. Tidak ada hubungan pendidikan perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo, dengan nilai p: 0,574 (>0,05).

Page 80: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

60

7.1.7. Ada hubungan lama kerja perawat dengan tingkat kepuasan

pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto

Mangunkusumo, dengan nilai p: 0,024(<0,05).

7.2. SaranBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

diberikan saran sebagai berikut:

7.2.1 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Bagian Diklat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo diharapkan

memberikan pelatihan dan seminar tentang pentingnya penggunaan

standar operasional prosedur NEWSS sesuai dengan kebutuhan

pasien yang ada, sehingga pelaksanaan NEWSS dapat meningkat.

RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo hendaknya memberikan

seminar atau pelatihan kepada perawat, sehingga pelaksanaan

asuhan keperawatan khususnya NEWSS dapat meningkat dan

kepuasan kerja perawat dapat meningkat pula.

7.2.2 Perawat

Perawat hendaknya menggunakan standar operasional prosedur

pelaksanaan NEWSS yang ada di RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo terutama untuk meneteksi dini perburukan pada

pasien di ruangan, dengan harapan angka kematian dapat menurun.

7.2.3 Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti variabel lain yang

mempengaruhi kepuasan kerja perawat, sehingga fenomena pada

variabel lain dapat diketahui.

Page 81: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

DAFTAR PUSTAKA

As’ad. (2015). Psikologi industry. Yogyakarta: Liberty

Depkes RI (2017). Infodatin Perawat tahun 2017. Jakarta: Kemenkes RI

Depkes RI. (2009). Profil kesehatan Indonesia tahun 2008. Jakarta: Kemenkes RI

Doering. (2005). The relationships between job characteristic, job satisfaction, and

turnover intention among software developers.Disertasi

Duncan &Mcmullan. (2012). Early warning systems: the next level of rapid response.

Philadelphia: Lippincott

Gilmer. (2009). Industrial psychology. USA: McGraw Hill Book Company Inc

Greenberg, J. And Robert A. Baron. (2013). Behavior in Organization International

Edition, New Jersey: Prentice Hall

Hasibuan. (2015). Manajemen sumber daya manusia: Dasar dan kunci keberhasilan.

Jakarta: GunungAgung

Luthans, Fred. (2012). Perilaku Organisasi, (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk), Edisi

Bahasa Indonesia, Yogyakarta: ANDI.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Notoatmodjo. (2012). Metodologi penelitian. Jakarta: RinekaCipta

Page 82: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Nugroho. (2004). Hubungan karakteristik perawat dengan kepuasan kerja perawat di

Instalansi Rawat Inap BP. RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Jurnal

penelitian online

Potter, & Perry, A. G. (2016). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,.

Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC

Rivai. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta cetakan kesembilan

Robbins. (2013). Organizational behavior: Concepts, controversies, and application

(8th Edition). Engelwood Cliffs: Prentice-Hall

Setiawan,T.(2007). Hubungan antara karakteristik individu dengan kepuasan kerja

perawat pelaksana di RS Banyumanik. Jurnalpenelitian online

Sherwood. (2011). Fisiologi manusia dari sel ke jaringan. Jakarta:EGC

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung

:Alfabeta

Sutrisno. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

Tahsina. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat di

Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Parung Bogor tahun 2013. Jurnal

penelitian online

Page 83: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Welda. (2012). Hubungan karakteristik perawat, isi pekerjaan, dan lingkungan kerja

dengan kepuasan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit MH.

Tamrin Salemba. Jurna lpeneliitan online

WHO. (2012).Cerebrovasculer Accident (Data base)

Page 84: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Jakarta, Oktober 2018

Kepada Yth:

Calon responden penelitian

di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewi Darmawanti

NIM : 011721043

adalah Mahasiswa Universitas Binawan yang sedang melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pelaksanaan Nursing Early

Warning Scoring System (NEWSS) di ruang rawat Neurosain RSUPN Cipto Mangunkusumo”.

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden. Kerahasiaan informasi

yang diberikan akan kami jaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila

Bapak/Ibu bersedia maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan

responden serta mengisi kuisioner yang telah tersedia.

Atas perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Dewi Darmawanti

Page 85: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Lembar Persetujuan Responden

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama (Inisial) : ....................

Umur : ........... tahun

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Dewi

Darmawanti, Mahasiswa Universitas Binawan yang melakukan penelitian “Hubungan

karakteristik perawat dengan tingkat kepuasan pelaksanaan NEWSS di ruang rawat Neurosain

RSUPN Cipto Mangunkusumo”. Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan menyebabkan

kerugian kepada saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

Responden

(................)

Page 86: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASANPELAKSANAAN NURSING EARLY WARNING SCORING SYSTEM (NEWSS) DI

RUANG RAWAT NEUROSAINRSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO

A. Data Demografi

Nama perawat : ……..……..

Pendidikan : ……..……..

Usia : ……..……..

Lama Kerja : ……..……..

B. Tingkat Kepuasan Perawat terhadap Pelaksanaan NEWSS

Berikan tanda cek list (v) pada jawaban yang tersedia,

SS : Sangat setuju

S : Setuju

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju

NO. Pernyataan SS S TS STS1. Pelaksanaan NEWSS sangat penting

dilakukan pada pasien.2. Pelaksanaan NEWSS memungkinkan saya

mendeteksi perburukan kondisi pasienlebih dini.

3. Pelaksanaan NEWSS membutuhkan waktuyang cukup lama.

4. Pelaksanaan NEWSS dapat memperberatbeban kerja yang ada di ruangan.

5. Perawat yang bekerja setiap shift dinasbelum sesuai dengan kebutuhan tenaga yangada.

6. Perawat membutuhkan bantuan dalammenangani pasien yang membutuhkanpengawasan.

Page 87: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

7. Pelaksanaan NEWSS mengurangi waktukerja efektif bagi perawat.

8. Pelaporan NEWSS membuat dokumentasikeperawatan menjadi lebih banyak.

9. Dokumentasi NEWSS yang dilakukankurang maksimal.

10. Pelaksanaan NEWSS tidak berdampakterlalu signifikan pada pelaporan asuhankeperawatan.

11. Pelaksanaan NEWSS hanya sebagaipelengkap asuhan keperawatan saja.

12. Secara individu saya merasa puas terhadappelaksanaan NEWSS.

13. Saya merasa terbebani dengan pelaksanaanNEWSS.

14. Saya merasa manfaat pelaksanaan NEWSStidak sebanding dengan tenaga dan waktuefektif yang dibutuhkan dalam asuhankeperawatan.

15. Saya mendukung pelaksanaan NEWSSuntuk ditingkatkan lagi.

16. Saya merasa pelaksanaan NEWSSbermanfaat bagi mutu asuhan keperawatan.

17. Saya merasa tertekan karena pelaksanaanNEWSS di ruangan menghambat asuhankeperawatan saya.

18. Saya merasa pelaksanaan NEWSSmemberikan dampak positif bagipengembangan diri saya secara profesional.

19. Saya merasa senang terhadap pelaksanaanNEWSS yang dilakukan di ruangan.

20. Saya sudah mulai terbiasa denganpenggunaan NEWSS dalam asuhankeperawatan.

21. Pelaksanaan NEWSS memudahkanperawat dalam memberikan asuhankeperawatan.

22. NEWSS merupakan salah satu indikatorpenilaian untuk menentukan tingkat

Page 88: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

kegawatan pasien.

23. Penting untuk perawat untuk memahamipenilaian NEWSS pada pasien.

24. Skoring NEWSS membantu perawat dalammenentukan tingkat kegawatan pasien.

25. Perawat perlu mengupdate pengetahuantentang penilaian NEWSS.

26. Selama ini saya sudah melakukan scoringNEWSS dengan tepat.

27. Penerapan NEWSS membutuhkankelengkapan nursing kit.

28. Ketidaklengkapan nursing kit menghambatperawat dalam melakukan scoring NEWSS.

29. Dengan coring NEWSS perawat lebihtanggap terhadap perburukan kondisipasien.

30. NEWSS dapat diterapkan di semua ruangrawat.

Page 89: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Pendidikan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid D3 34 72.3 72.3 72.3

S1, Ners 13 27.7 27.7 100.0Total 47 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 26-35

tahun 24 51.1 51.1 51.1

> 35 tahun 23 48.9 48.9 100.0Total 47 100.0 100.0

Lama_Kerja

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid <= 5 tahun 12 25.5 25.5 25.5

> 5 tahun 35 74.5 74.5 100.0Total 47 100.0 100.0

Kepuasan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid Kurang 24 51.1 51.1 51.1

Baik 23 48.9 48.9 100.0Total 47 100.0 100.0

CrosstabsCase Processing Summary

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%Pendidikan * KepuasanN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

Page 90: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Crosstabs

Pendidikan * Kepuasan Crosstabulation

16 18 3417.4 16.6 34.0

47.1% 52.9% 100.0%8 5 13

6.6 6.4 13.061.5% 38.5% 100.0%

24 23 4724.0 23.0 47.0

51.1% 48.9% 100.0%

CountExpected Count% within PendidikanCountExpected Count% within PendidikanCountExpected Count% within Pendidikan

D3

S1, Ners

Pendidikan

Total

Kurang BaikKepuasan

Total

Chi-Square Tests

.789b 1 .374

.316 1 .574

.795 1 .373.517 .288

.772 1 .380

47

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.36.

b.

Risk Estimate

.556 .151 2.048

.765 .438 1.337

1.376 .646 2.935

47

Odds Ratio forPendidikan (D3 / S1,Ners)For cohortKepuasan = KurangFor cohortKepuasan = BaikN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Page 91: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Case Processing Summary

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%Usia * KepuasanN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

Usia * Kepuasan Crosstabulation

17 7 2412.3 11.7 24.0

70.8% 29.2% 100.0%7 16 23

11.7 11.3 23.030.4% 69.6% 100.0%

24 23 4724.0 23.0 47.0

51.1% 48.9% 100.0%

CountExpected Count% within UsiaCountExpected Count% within UsiaCountExpected Count% within Usia

26-35 tahun

>35 tahun

Usia

Total

Kurang BaikKepuasan

Total

Chi-Square Tests

7.671b 1 .0066.139 1 .0137.893 1 .005

.009 .006

7.507 1 .006

47

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.26.

b.

Page 92: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Crosstabs

Risk Estimate

5.551 1.590 19.384

2.327 1.192 4.544

.419 .213 .827

47

Odds Ratio for Usia(26-35 tahun / >35 tahun)For cohort Kepuasan =KurangFor cohort Kepuasan =BaikN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Case Processing Summary

47 100.0% 0 .0% 47 100.0%Lama_Kerja * KepuasanN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

Lama_Kerja * Kepuasan Crosstabulation

10 2 126.1 5.9 12.0

83.3% 16.7% 100.0%14 21 35

17.9 17.1 35.040.0% 60.0% 100.0%

24 23 4724.0 23.0 47.0

51.1% 48.9% 100.0%

CountExpected Count% within Lama_KerjaCountExpected Count% within Lama_KerjaCountExpected Count% within Lama_Kerja

<= 5 tahun

> 5 tahun

Lama_Kerja

Total

Kurang BaikKepuasan

Total

Page 93: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

Chi-Square Tests

6.715b 1 .0105.093 1 .0247.210 1 .007

.017 .011

6.572 1 .010

47

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.87.

b.

Risk Estimate

7.500 1.423 39.523

2.083 1.291 3.361

.278 .076 1.013

47

Odds Ratio forLama_Kerja (<= 5tahun / > 5 tahun)For cohortKepuasan = KurangFor cohortKepuasan = BaikN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Page 94: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …

ReliabilityCase Processing Summary

15 100.00 .0

15 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.889 .923 30

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items N of Items

Item-Total Statistics

85.47 48.981 .259 . .88985.53 48.552 .287 . .88886.40 47.257 .272 . .89186.20 48.029 .457 . .88687.93 53.067 -.398 . .90387.87 53.552 -.455 . .90486.67 55.952 -.645 . .91287.33 52.524 -.271 . .90586.73 44.924 .498 . .88586.33 46.095 .551 . .88386.27 46.924 .518 . .88486.13 45.981 .753 . .88086.20 46.029 .886 . .87987.13 51.838 -.197 . .90386.07 45.210 .806 . .87886.20 45.457 .669 . .88186.33 47.667 .493 . .88586.13 45.267 .887 . .87886.20 46.029 .886 . .87986.13 45.267 .887 . .87886.13 45.267 .887 . .87886.13 45.267 .887 . .87886.13 45.267 .887 . .87886.13 45.267 .887 . .87886.13 45.267 .887 . .87886.13 45.267 .887 . .87886.13 45.267 .887 . .87886.13 45.838 .557 . .88386.20 45.171 .712 . .88086.13 45.267 .887 . .878

p1p2p3p4p5p6p7p8p9p10p11p12p13p14p15p16p17p18p19p20p21p22p23p24p25p26p27p28p29p30

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Page 95: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …
Page 96: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …
Page 97: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT …