hubungan interpersonal pada anak-anak dalam teknik anamnesapp

25
Hubungan Interpersonal pada Anak-anak dalam Teknik Anamnesa

Upload: joongie-ulzzang

Post on 19-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Hubungan Interpersonal pada Anak-anak dalam Teknik Anamnesa

Hubungan Interpersonal pada Anak-anak dalam Teknik AnamnesaPengertian AnamnesaAnamnesa adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya. (Aswar, 2003).

Tujuan AnamnesisTujuan melakukan anamnesis adalah mengembangkan pemahaman mengenai masalah medis pasien dan mambuat diagnosis banding. Walaupun telah banyak kemajuan dalam pemeriksaan diagnostik modern, namun anamnesis masih sangat diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Akan tetapi, proses ini juga memungkinkan dokter untuk mengenal pasiennya (dan begitu pula sebaliknya) serta memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar belakang sosial pasien (Jonathan, 2003).

Jenis-jenis AnamnesaAda 2 jenis anamnesa yang sering di lakukan:Teknik autoanamnesis yaitu anamnesa yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesa terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.Teknik alloanamnesa atau heteroanamnesa yaitu anamnesa yang didapat dari informasi orang lain atau pihak ke-2. Yang di maksud disini adalah orang yang dapat dipercaya dapat memberikan data yang akurat mengenai penyakit yang di derita oleh pasien (Damiyanti,2008).

Teknik Anamnesis

Memberi salam dan konfirmasi administratifKonfirmasi antara yang tertulis pada rekam medis dengan pasien. Biasanya dokter menyebut nama pasien. Proses ini sangat penting untuk menghindari kekeliruan yang dapat menyulitkan pasien maupun dokter.Mendapatkan keluhan utama beserta waktunya. Yang dimaksud keluhan utama adalah keadaan yang mendorong pasien untuk meminta pertolongan medis. Riwayat penyakit sekarang. Deskripsi keluhan termasuk keluhan utama. (Daldiyono, 2006).

Sistematika AnamnesaSebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau sistematika yang baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis seorang dokter tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat. Sistematika ini juga berguna dalam pembuatan status pasien agar memudahkan siapa saja yang membacanya. (Gleale, 2007)

Sistematika tersebut terdiri dari:

Data umum pasienNama pasienJenis kelaminUmurAlamatPekerjaanPerkawinanAgamaSuku bangsa

Keluhan UtamaKeluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis.

Riwayat Penyakit SekarangTahapan ini merupaka inti dari anamnesis. Terdapat 4 unsur utama dalam anamnesis riwayat penyakit sekarang, yakni : (a) kronologi atau perjalanan penyakit, (b) gambaran atau deskripsi keluhan utama, (c) keluhan atau gejala penyerta, dan (d) usaha berobat. Selama melakukan anamnesis keempat unsur ini harus ditanyakan secara detail dan lengkap.

Riwayat Penyakit dahulu Riwayat penyakit KeluargaRiwayat Kebiasaan/SosialAnamnesa Sistem(Gleale, 2007)

Hal-hal yang Perlu di Perhatikan dalam Melakukan AnamnesaTempat dan suasanaPenampilan dokterPeriksa kartu dan data pasienDorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannyaGunakan bahasa/istilah yang dapat dimengertiBuat catatanPerhatikan pasiennyaGunakan metode yang sistematis(Hardjodisastro, 2006)

Hambatan dalam Melakukan Anamnesa1. Pasien yang tertutup Anamnesa akan sulit dilakukan bila pasien membisu dan tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan dokternya.2. Pasien yag terlalu banyak keluhan Sebaliknya tidak jarang seorang pasien datang ke dokter dengan begitu banyak keluhan dari ujung kepala sampai ujung kaki.

3. Hambatan bahasa dan atau intelektual Seorang dokter mungkin saja ditempatkan atau bertugas disuatu daerah yang mayoritas penduduknya menggunakan bahasa daerah yang belum kita kuasai. Keadaan semacam ini dapat menyulitkan dalam pelaksanaan anamnesa. 4. Pasien dengan gangguan atau penyakit jiwa Diperlukan satu tehnik anamnesa khusus bila seorang dokter berhadapan dengan penderita gangguan atau penyakit jiwa. 5. Pasien yang cenderung marah dan menyalahkan Tidak jarang dijumpai pasien-pasien yang datang ke dokter sudah dalam keadaan marah dan cenderung menyalahkan. (Hardjodisastro, 2006).

Sistematika anamnesa pada anak-anak yang didampingi oleh orangtua atau orang terdekatIdentitas anak (nama, jenis kelamin, usia, tempat sekolah, dan kelas)Keadaan UmumRiwayat Anak Riwayat MedisPengalaman Mengenai Kesehatan GigiKeluhan Utama

Contoh Menggunakan PedomanMacleods clinical examination seperti disebutkan dalam Kurtz (1998)Macleods clinical examination: Di mana dirasakan? (site) Sampai di bagian tubuh mana hal tersebut dirasakan? (radiation) Bagaimana karakteristik dari nyerinya, berdenyut-denyut? Hilang timbul? Nyeri terus menerus? (character) Nyeri? Amat nyeri? Sampai tidak dapat melakukan kegiatan mengajar?(severity) Berapa lama nyeri berlangsung? Sebentar? Berjam-jam? Berhari-hari? (duration) Setiap waktu tertentu nyeri tersebut dirasakan? Berulang-ulang? Tidak tentu? (frequency) Apa yang membuatnya reda? Apa yang membuatnya kumat? Saat istirahat? Ketika kerja? Sewaktu minum obat tertentu? (aggravating and relieving factors) Adakah keluhan lain yang menyertainya? (associated phenomenon)Menjalin Hubungan Interpersonal

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi kita juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan konten melainkan juga menentukan relationship. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan (KOMUNIKASI UNISAN,2009)

Menjalin Hubungan Interpersonal Dengan Anak-anak

Menjalin hubungan interpersonal dengan anak-anak tidak semudah menjalin hubungan interpersonal dengan orang dewasa. Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjada hubungan dengan anak. Salah satu penelitian dalam bidang komunikasi dengan anak dilakukan oleh Wurster dkk. (1979). Mereka memeriksa pola komunikasi antara mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi dengan pasien anak-anak(A.S.Blinkhorn, 2005).Bagi anak-anak, tingkah laku yang terlihat dikelompokkan menjadi : kooperatif ( bereaksi dengan rileksa dan tidak takut), melawan (bila anak tampaknya mengalami tekanan, tetapi tidak mengganggu perawatan), atau tidak kooperatif (melawan secara langsung sehingga mengganggu perawatan). Tingkah laku para mahasiswa dikategorikan sebagai mengarahkan dan membimbing (misalnya memberikan instruksi secara jelas sambil membujuk pasien), permisif (membiarkan tingkh laku negatif berlangsung tanpa usaha mengurangi), atau memaksa (mencoba mengatasi tingkah laku negatif dengan mengancam, menertawakan, atau menggunakan kekuatan fisik). (A.S.Blinkhorn, 2005).Masalah tingkah laku yang ditunjukan oleh anak-anak (seperti mendorong instrumen menjauh, menolak membuka mulut) sering dianggap merupakan manisfestasi dari kecemasan. Suatu metode yang menilai tingkatan tingkah laku anak adalah skala 4 angka yang dikembangkan oleh Frankl dkk (1962)Tingkah laku anak dikategorikan menjadi 4 kategori sesuai kriteria berikut :Sangat negatif : menolak perawatan, melonta-lonta dan membantah, amat takut, menangis kuat kuat, menarik atau mengisolasi diri, atau keduanya.Sedikit negatif : tidak negatif minor, atau mencoba bertahan, menyimpan rasa takut, dari minimal sampai sedang, nervous atau menangis.Sedikit positif : berhari - hari menerima perawatan, dengan agak segan, dengan teknik bertanya atau menolak, cukup bersedia bekerja sama dengan dokter gigi.Sangat positif : bersikap baik dengan operator, tidak ada tanda - tanda takut, tertarik pada prosedur, membuat kontak verbal yang baik.(A.S.Blinkhorn, 2005)Faktor pendukung dan penghambat terciptanya hubungan interpersonal Faktor pendukung menurutPoernomo(2003)adalah :- Penampilan dokter Dokter yang berpenampilan menarik, bersih dan tampak ramh akan membuat anak-anak kagum dan semakin mempercayai bahwa dokter tersebut mampu mengatasi masalah atau penyakit yang sedang dialaaminya.- Tempat dan suasana Tempat dan suasana disebut sedemikian rupa agar anak merasa nyaman, serta tidak merasa diinterogasi saat proses anamnesa berlangsung. - Perhatian dokter kepada anakPerhatian yang diberikan dokter pada pasien akan membuat pasien senang. Pada dasarnya setiap anak membutuhkan perhatian, apalagi pada saat berhadapan dengan dokter, anak harus mendapatkan banyak perhatian agar ia tidak merasakan takut dan tegang. Jika anak senang proses anamnesa dapat berjalan dengan baik.- Keterbukaan seorang anakAnak yang mempunyai sikap terbuka, dengan menceritakan keluhan yang dialaminya dan menjawab pertanyaan dari dokter, dapat membantu dokter untuk bisa mendiagnosis penyakit yang dialami anak tersebut. Dengan demikian hubungan interpersonal anak tersebut dan dokter telah berjalan dengan baik.- Motivasi dokter terhadap anakDengan memberi motivasi pada anak, pemikiran dan pemahaman anak mengenai dokter dan alat-alat yang digunakan dalam bidang kedokteran yang menakutkan dan mengerikan itu akan hilang. Yang ada dalam pemikiran mereka yaitu dokter dan alat yang digunakan sangat membantu dan berguna untuk proses pemeriksaan dan penyembuhan mereka.- Penggunaan bahasa dokter yang mudah dimengerti anakDokter menggunakan bahasa dan istilah yang mudah dimengerti oleh anak. Sehingga tidak ada kesenjangan dalam komunikasi, dan komunikasi akan berjalan dengan lancar.

Faktor-faktor penghambat pada pasien anak menurut Andi (2009)adalah :- Anak yang tertutup Anak yang terlalu banyak keluhan Hambatan bahasa dan intelektual- Selain itu jika ia berhadapan dengan anak yang intelektualnya rendah- Anak dengan gangguan atau penyakit jiwa- Anak yang cenderung dan menyalahkan

Dokter gigi tidak dapat melanjutkan pemeriksaan apabila kondisi pasien tidak memungkinkanDokter gigi tidak boleh bingung dan tergesa-gesa dalam menghadapi pasien karena ketenangan merupakan kunci keberhasilan anamnesaDokter gigi tidak boleh terpancing dengan gaya dan pembawaan pasiennya sehingga terintimidasi dan menjadi takut untuk melakukan anamnesa dan membuat diagnosis yang benar

Batasan antara dokter gigi dengan pasien umumDokter gigi tidak boleh marah dan bersikap tidak peduli saat pemeriksaan dilaksanakan Dokter gigi tidak dapat melanjutkan pemeriksaan apabila anak tersebut meronta dan menangis ketika merasa sakit Dokter gigi tidak dapat memaksakan pemeriksaan hingga anak tersebut benar-benar siap untuk dilakukan pemeriksaan Batasan antara dokter gigi dan pasien anak-anak