hubungan antara kestabilan emosi dan ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 hubungan antara...

101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi Oleh : Ulva Ulandari G0106094 Pembimbing 1. Dra. Salmah Lilik, M.Si. 2. Rin Widya Agustin, M.Psi. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

Upload: duongnhi

Post on 24-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PADA REMAJA

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi

Oleh :

Ulva Ulandari G0106094

Pembimbing

1. Dra. Salmah Lilik, M.Si.

2. Rin Widya Agustin, M.Psi.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

i

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

saya ini, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengamatan dan

pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dipergunakan dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak

sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya

dicabut.

Surakarta, Januari 2011

Ulva Ulandari

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

MOTTO

-orang mdak げenyadari betapa dekatnya

(Thomas Alva Edison)

yakinlah besok kita menjadi pemain,

dan berusahalah lusa kita

(Penulis)

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh hormat, cinta dan kasih sayang,

karya ini kupersembahkan kepada

Bapak & Ibuku, sumber Kasih Sayang

kakak-kakakku sumber motivasi,

teman-temanku, sumber keindahan hidup dan keceriaan,

dan almamaterku, batu pijakan untuk melompat lebih tinggi.

vi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur batas segala limpahan rahmat, nikmat dan hidayah Allah SWT,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai syarat mendapatkan gelar

Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Pendidikan Strata I Psikologi dengan

Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Rema

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan, bantuan, dorongan dan doa dari berbagai pihak oleh karena itu penulis

mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. AA. Subiyanto, MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Dra. Salmah Lilik, M.Si., selaku pembimbing I atas bimbingan, saran

dan kritik yang sangat bemanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi., selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, saran dan kritik yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian skripsi

ini.

5. Ibu Dra. Suci Murti Karini, M.Si., selaku penguji I yang telah memberikan

waktu dan kritik yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

vii

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

6. Bapak Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., selaku penguji II, yang telah

memberikan waktu dan saran yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian skripsi

ini.

7. Bapak Drs. Suranto, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Boyolali

yang telah memberikan ijin bagi peneliti sehingga dapat melakukan penelitian

di SMA tersebut.

8. Ibu Dra. Sri Maryanti selaku pembimbing lapangan dan seluruh TU SMA N 1

Boyolali, atas waktu dan bantuan yang diberikan kepada peneliti sehingga

penelitan menjadi lancar.

9. Seluruh staff Program Studi Psikologi yang telah membantu peneliti dalam

mengurus administrasi.

10. Semua siswa siswi SMA N 1 Boyolali yang telah memberikan bantuannya.

11. Bapak, ibu, kakak-kakakku dan mas Dirham, yang telah memberikan do a,

dukungan, kasih sayang dan nasihat sehingga peneliti mampu menyelesaikan

skripsi ini, serta ponakan-ponakan kecilku Refa, Farrel dan Zahra terimakasih

atas keceriaan yang diberikan.

12. Terimakasih untuk sahabat-sahabatku (mbak Nuzul, Siti, Putri, Vina, Tanti,

Febi) dan teman-teman Psikologi angkatan 2006 yang telah banyak

memberikan bantuan dan keceriaannya yang tak bisa terlupakan.

Surakarta, 17 Januari 2011

Penulis

viii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PADA REMAJA

Ulva Ulandari G0106094

Kecemasan komunikasi interpersonal merupakan permasalahan yang dapat terjadi dalam kegiatan komunikasi setiap individu, tidak terkecuali pada remaja. Hal ini menyebabkan minimnya partisipasi remaja dalam kegiatan komunikasi dan merupakan kondisi yang tidak kondusif bagi perkembangan sosial pada remaja. Kestabilan emosi dan penerimaan diri merupakan faktor personal yang dimungkinkan dapat mempengaruhi kecemasan komunikasi interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kestabilan emosi dan penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA N 1 Boyolali, diambil dengan teknik cluster random sampling. Data diambil dengan menggunakan Skala Kestabilan Emosi, Skala Penerimaan Diri dan Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi ganda.

Analisis data menunjukkan nilai F=32,93; p<0,05 dan nilai R=0,667. Ini berarti ada hubungan kuat dan signifikan antara kestabilan emosi dan penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal. Analisis data juga menunjukkan nilai rx1y=-0,428; p<0,05, artinya ada korelasi negatif yang signifikan antara kestabilan emosi dengan kecemasan komunikasi interpersonal, semakin tinggi kestabilan emosi semakin rendah kecemasan komunikasi interpersonalnya, sebaliknya semakin rendah kestabilan emosi maka semakin tinggi kecemasan komunikasi interpersonalnya. Nilai rx2y=-0,538; p<0,05, artinya ada korelasi negatif yang signifikan antara penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal, semakin tinggi penerimaan diri semakin rendah kecemasan komunikasi interpersonalnya, sebaliknya semakin rendah penerimaan diri maka semakin tinggi kecemasan komunikasi interpersonalnya.

Dari hasil tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Sumbangan efektif kestabilan emosi dan penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal dapat dilihat dari koefisien determinan (R2)sebesar 0,445 atau 44,5%, terdiri dari sumbangan efektif kestabilan emosi sebesar 16,95% dan sumbangan efektif penerimaan diri sebesar 27,55%. Ini berarti masih terdapat 55,5% faktor lain yang mempengaruhi kecemasan komunikasi interpersonal selain kestabilan emosi dan penerimaan diri. Kata kunci: kestabilan emosi, penerimaan diri dan kecemasan komunikasi

interpersonal.

ix

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL STABILITY AND SELF ACCEPTANCE WITH ANXIETY OF INTERPERSONAL

COMMUNICATION IN ADOLESCENTS

Ulva Ulandari G0106094

Anxiety of interpersonal communication is a problem that can be occur in the communication activities of each individual, no exception in adolescents. This is causes the lack of participation in communication activities and a condition that not conducive for social development in adolescents. Emotional stability and self acceptance are the personal factors that possible to influence the anxiety of interpersonal communication. This study aimed to find out the correlation between emotional stability and self acceptance with anxiety of interpersonal communication in adolescents. The subject of this study were students from Xth grade of SMA N 1 Boyolali taken by cluster random sampling technique. The data were collected using Emotional Stability Scale, Self Acceptance Scale and Anxiety of Interpersonal Communication Scale. The data were analyzed by multiple regression analyzed technique. Data analize showed that the value of F=32,93; p<0,05 and the value of R=0,667. This means there are strong and significanct correlation between emotional stability and self acceptance with anxiety of interpersonal communication. Data analize also showed the value of rx1y=-0,428; p<0,05, this means there are negative and significant correlation between emotional stability with anxiety of interpersonal communication, the higher of emotional stability the lower his or her anxiety of communication interpersonal and the other way the lower of emotional stability the higher his or her anxiety of interpersonal communication. The value of rx2y = -0,538; p<0,05, this means there are negative and significant correlation between self acceptance with anxiety of interpersonal communication, the higher of self acceptance, the lower his or her anxiety of communication interpersonal and the other way the lower of self acceptance, the higher his or her anxiety of interpersonal communication. From the result we can conclude that the hipothesis of this study received. Effective contribution of emotional stability and self acceptance to the anxiety of interpersonal communication can be seen from the determinant coefficient (R2)=0,445 or 44,5%, consist of effective contibution of emotional stability=16,95% and the effective contribution of self acceptance=27,55%. This means there are still 55,5% of the other factors that influence the anxiety of interpersonal communication in addition to emotional stability and self acceptance. Keywords: emotional stability, self acceptance, anxiety of interpersonal

communication

x

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................ ........................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................ .................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .... ................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 8

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 10

A. Kecemasan Komunikasi Interpersonal ................................. 10

1. Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal................ 10

xi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a. Pengertian Kecemasan ....................................... ......... 10

b. Pengertian Komunikasi Interpersonal ........................... 12

c. Kecemasan Komunikasi Interpersonal ........................... 13

2. Aspek-aspek Kecemasan Komunikasi Interpersonal ........... 15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Komunikasi Interpersonal ................................................. 17

B. Kestabilan Emosi .................................................................. 21

1. Pengertian Kestabilan Emosi ............................................ 21

2. Aspek-aspek Kestabilan Emosi ........................................ 23

C. Penerimaan Diri ................................................................... 25

1. Pengertian Penerimaan Diri ............................................. 25

2. Aspek-aspek dan Ciri-ciri Penerimaan Diri ...................... 27

3. Proses Terbentuknya Penerimaan Diri ................................ 30

4. Manfaat Penerimaan Diri...................................................... 31

D. Hubungan antara Kestabilan Emosi dan Penerimaan Diri

dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Remaja 32

E. Kerangka Pemikiran .............................................................. 36

F. Hipotesis ................................................................................ 37

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 38

A. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................. 38

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................. 38

C. Populasi, Sampel dan Sampling ............................................ 40

D. Metode Pengumpulan Data ................................................... 41

xii

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

E. Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 44

F. Metode Analisis Data ............................................................ 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian ............................................................... 46

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................ 46

2. Persiapan Penelitian ........................................................ 49

3. Pelaksanaan Uji Coba ..................................... ............... 51

4. Uji Validitas dan Reliabilitas .......................... ............... 51

5. Penyusunan Alat Ukur Penelitian ............................... ... 56

B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 58

1. Penentuan Subjek Penelitian ......................................... 58

2. Pengumpulan Data .......................................................... 59

3. Pelaksanaan Skoring ....................................................... 59

C. Analisis Data dan Interprestasi .............................................. 60

1. Uji Asumsi Dasar ............................................................ 60

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 62

3. Uji Hipotesis ................................................................... 66

4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ................... 69

5. Hasil Analisis Deskriptif ................................................. 70

D. Pembahasan ........................................................................... 73

xiii

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................... 80

B. Saran ..................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 83

LAMPIRAN ............................................................................................... 87

xiv

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

DAFTAR TABEL

1. Distribusi Skor Skala................................................................................ .. 41

2. Blue Print Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal ........................... 42

3. Blue Print Skala Kestabilan Emosi ............................................................ 43

4. Blue Print Skala Penerimaan Diri .............................................................. 44

5. Jumlah Siswa SMA N 1 Boyolali ............................................................ .. 49

6. Distribusi Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal yang Valid dan

Gugur.. ..

7. Distribusi Skala Kestabilan Emosi yang Valid dan Gugur ...................... . 53

8. Distribisi Skala Penerimaan Diri yang Valid dan Gugur.......................... . 54

9. Distribusi Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal

untuk Penelitian ....................................................................................... 56

10. Distribusi Skala Kestabilan Emosi untuk Penelitian ............................... . 57

11. Distribusi Skala Penerimaan Diri untuk Penelitian ................................. . 58

12. Uji Normalitas ......................................................................................... . 60

13. Uji Linieritas ............................................................................................ 61

14. Uji Multikolineraitas ................................................................................ 63

15. Uji Autokorelasi ....................................................................................... 65

16. Hasil Uji F ................................................................................................ 66

17. Hasil Analisis Korelasi Ganda ................................................................. 67

18. Korelasi antara Kestabilan Emosi dengan Kecemasan Komunikasi

Interpersonal ................................................. ............................................ 68

xv

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

19. Korelasi antara Penerimaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi

Interpersonal ............................................................................................. 69

20. Deskripsi Data Penelitian 70

21. Kriteria Kategori Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal dan

Distribusi Skor Subjek .............................................................................. 71

22. Kriteria Kategori Skala Kestabilan Emosi dan Distribusi Skor Subjek..... 72

23. Kriteria Kategori Skala Penerimaan Diri dan Distribusi Skor Subjek..... . 73

xvi

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 36

2. Scatterplot ............................................................................................... 64

3. Pengujian Autokorelasi............................................................................ 65

xvii

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

DAFTAR LAMPIRAN

A. Alat Ukur Penelitian .................................................................................. 87

1. Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal Sebelum Uji Coba ......... 90

2. Skala Kestabilan Emosi Sebelum Uji Coba .......................................... 93

3. Skala Penerimaan Diri Sebelum Uji Coba ............................................ 96

B. Data Uji Coba Skala Penelitian ............................................................... 100

1. Data Uji Coba Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal ............... 101

2. Data Uji Coba Skala Kestabilan Emosi ................................................ 109

3. Data Uji Coba Skala Penerimaan Diri .................................................. 117

C. Uji Daya Beda Aitem & Reliabilitas Skala Penelitian .............................. 125

1. Uji Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi

Interpersonal ......................................................................................... 126

2. Uji Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Kestabilan Emosi .......... 128

3. Uji Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Penerimaan Diri ............ 130

D. Alat Ukur Penelitian .................................................................................. 132

1. Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal penelitian ....................... 134

2. Skala Kestabilan Emosi ........................................................................ 137

3. Skala Penerimaan Diri .......................................................................... 140

E. Data Penelitian .......................................................................................... 143

1. Data Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal .............................. 144

2. Data Skala Kestabilan Emosi ............................................................... 152

3. Data Skala Penerimaan Diri .................................................................. 160

xviii

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

F. Analisis Data Penelitian ............................................................................ 165

1. Hasil Analisis Deskriptif ..................................................................... 166

2. Uji Normalitas ...................................................................................... 166

3. Grafik Normalitas Kecemasan Komunikasi Interpersonal ................... 166

4. Grafik Normalitas Kestabilan Emosi .................................................... 167

5. Grafik Normalitas Penerimaan Diri ...................................................... 167

6. Uji Linieritas ......................................................................................... 168

7. Uji Multikolinearitas ............................................................................. 168

8. Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 169

9. Uji Autokorelasi .................................................................................... 169

10. Uji Hipotesis.......................................................................................... 170

11. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ....................................... 171

G. Surat Ijin Penelitian dan Surat Tanda Bukti Penelitian ............................. 178

H. Dokumentasi .............................................................................................. 182

xix

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa. Pada

masa ini remaja bukan lagi seorang anak, namun belum dapat dikatakan dewasa.

Tugas perkembangan pada masa ini dipusatkan pada penanggulangan sikap dan

pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk

menghadapi masa dewasa. Perkembangan yang dialami remaja ini menimbulkan

perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat

baru. Seiring perkembangannya tersebut, remaja mengalami perubahan secara

fisik, psikologis, maupun sosial. Dalam hal fisik remaja mengalami perubahan

pada tinggi badan, berat badan, proporsi tubuh, organ seks serta ciri-ciri sekunder,

yang dipengaruhi oleh seks dan usia kematangan yang banyak menimbulkan

keprihatinan bagi remaja laki-laki maupun perempuan karena tidak semua remaja

merasa puas dengan perubahan dan kondisi fisiknya (Hurlock, 1993).

Secara psikologis remaja mengalami perubahan dalam keadaan emosinya

dimana remaja mengalami badai

dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya (Mappiare, 1982). Pada masa

ini ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar

yang mengakibatkan sebagian besar remaja mengalami perubahan kondisi emosi

dari waktu ke waktu. Berkaitan dengan perubahan sosial, remaja cenderung

bergabung dan berinteraksi dengan kelompok sosialnya dengan melakukan

1

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

penyesuaian baru terhadap pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku

sosial, maupun dalam pengelompokkan sosial yang baru (Hurlock, 1993). Dalam

pergaulan remaja baik dengan teman sebaya maupun anggota kelompok yang

lainnya tersebut terjadi suatu komunikasi. Komunikasi merupakan hal penting

bagi remaja, hal itu sejalan dengan salah satu tugas perkembangan yang harus

dipenuhi salah satunya dapat memperluas hubungan antar pribadi dan

berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya, baik pria maupun

wanita (Soetjiningsih, 2007). Kendati komunikasi telah manjadi bagian dari

kehidupan sehari-hari, akan tetapi masih terdapat permasalahan atau hambatan

yang timbul salah satunya adalah kecemasan ketika melakukukan komunikasi,

tidak terkecuali pada remaja yang berstatus pelajar (Appolo, 2007).

Kecemasan dalam komunikasi dikenal dengan berbagai istilah oleh para

ahli. Burgoon dan Ruffner (1977) menyebut masalah dalam komunikasi tersebut

dengan dengan istilah communication apprehension yaitu istilah yang tepat untuk

menggambarkan reaksi negatif dalam bentuk kecemasan yang dialami seseorang

dalam pengalaman komunikasinya, baik itu kecemasan berbicara di muka umum

maupun kecemasan komunikasi interpersonal.

Daly dan McCroskey (1984) menjelaskan kecemasan komunikasi

interpersonal sebagai suatu ketakutan atau kecemasan dalam komunikasi baik

sedang berlangsung atau akan berlangsung, yang terjadi antar individu atau

beberapa individu. Kecemasan komunikasi interpersonal ini terjadi karena

kekhawatiran individu pada penilaian oranglain terhadap performancenya,

termasuk ketika berkomunikasi interpersonal. Sesuai dengan yang dikemukakan

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Naditch dan Morrisey (dalam Jersild 1978), bahwa kecemasan yang dialami

remaja muncul karena ketakutan atau keragu-raguan terhadap penilaian atau

evaluasi yang diberikan oleh oranglain pada dirinya.

Remaja yang mengalami kecemasan ketika melakukan komunikasi

interpersonal, tidak berani untuk berbicara bahkan ketika tidak setuju dengan

pendapat yang disampaikan orang lain. Keinginan untuk menyatakan

ketidaksetujuannya menjadi terhambat karena adanya ketakutan untuk

menyampaikan pendapat (Jersild, 1978). Remaja tersebut merasakan adanya

perubahan secara psikis dan fisiologis. Perubahan psikis yang dialami remaja

yang cemas antara lain adanya perasaan sangat takut, tidak mampu memusatkan

pikiran serta merasa tidak tenang, sedangkan perubahan fisiologis yang terjadi

antara lain unjung tangan dan kaki terasa dingin, keluar banyak keringat dan

denyut jantung cepat (Daradjat, 1977).

Kecemasan yang timbul pada saat melakukan komunikasi interpersonal

tersebut pada akhirnya juga menyebabkan remaja berusaha sekecil mungkin

dalam berkomunikasi dan hanya berbicara apabila terdesak saja. Apabila

kemudian harus berkomunikasi, sering pembicaraannya tidak relevan, sebab

pembicaraan yang relevan tentu akan mengundang reaksi orang lain dan akan

dituntut untuk berbicara lagi. Remaja akan lebih memilih untuk menghindari

situasi komunikasi dan akibat lebih lanjut adalah remaja akan menarik diri dari

pergaulan sehingga keterlibatan remaja dalam berkomunikasi menjadi minim atau

sedikit (Daly dan McCroskey, 1984). Sebagaimana diketahui, padahal remaja

memiliki tugas perkembangan salah satunya mengembangkan interaksi dan

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

komunikasi untuk meningkatkan kemampuan dalam berhubungan dengan orang

lain. Hal ini untuk mengembangkan ketrampilan sosial yang lebih baik pada

remaja (Soesilowindradini,1988). Mencermati dampak dari kecemasan

komunikasi interpersonal yang dialami remaja, membawa pemikiran bahwa

kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja merupakan masalah yang cukup

serius.

Banyak penelitian terdahulu baik di Indonesia maupun di negara lain yang

berkaitan dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja, diantaranya

penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sedikitnya

20% remaja mengalami kecemasan komunikasi yang sangat tinggi, dan 20%

lainnya mengalami kecemasan komunikasi yang cukup tinggi (Burgoon dan

Ruffner, 1977). Hasil penelitian lain juga dilakukan oleh Croskey, dkk (dalam

Rakhmat, 2001) menunjukkan bahwa 10-20% remaja di Amerika Serikat

mengalami kecemasan ketika berkomunikasi dengan individu lain.

Kecemasan komunikasi interpersonal di Indonesia juga telah diteliti oleh

Rilin (dalam Rakhmawati dan Safitri, 2007) menyatakan bahwa 26% dari 86

siswa kelas 2 SMU Muhammadiyah 1 Klaten mengalami kecemasan komunikasi

interpersonal yang tinggi. Data dari sahabat Remaja PKBI DIY juga

menunjukkan bahwa pada tahun 1997, 19% remaja Yogyakarta meminta layanan

karena masalah yang berhubungan dengan komunikasi interpersonal (Rakhmawati

dan Febiyanti, 2007).

Beberapa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecemasan

komunikasi interpersonal merupakan masalah yang cukup banyak terjadi pada

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kalangan remaja, baik di Indonesia maupun negara lain. Kecemasan komunikasi

pada umumnya terjadi karena individu mengembangkan penilaian negatif

terhadap situasi komunikasi dan memperkirakan hasil yang negatif pula dalam

komunikasinya (De Vito, 1995). Remaja dimungkinkan tidak mudah mengalami

kecemasan komunikasi interpersonal, jika remaja mampu berpikir positif dan

optimis, serta dapat bersikap tenang dalam berbagai situasi, termasuk situasi

komunikasi. Individu yang memiliki kemapuan tersebut, adalah individu yang

memiliki kestabilan emosi.

Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Goleman dkk (dalam Irma,

2003) yang mengungkapkan bahwa individu yang memiliki kestabilan emosi

mempunyai adaptabilitas, dalam arti luwes dalam menangani perubahan dan

tantangan, mampu berfikir positif dalam segala hal, memiliki rasa harga diri yang

tinggi dan optimis. Senada dengan hal tersebut, Darmawan (2008)

mengungkapkan kestabilan emosi sebagai kemampuan individu untuk dapat

mengendalikan dirinya sendiri dari berbagai situasi dan tidak bertindak emosional

karena faktor dari luar dirinya. Costa dan McCrae (dalam MacIntyre, dkk, 1999)

menjelaskan bahwa individu dengan kestabilan emosi yang tinggi akan lebih

tenang dan merasa aman. Dengan demikian remaja dengan yang memiliki

kestabilan emosi akan tidak mudah mengalami kecemasan dalam komunikasi

interpersonal.

Kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja juga diduga tidak

terlepas dari penerimaan diri yang dimiliki remaja. Pernyataan tersebut sesuai

dengan pendapat McCroskey (dalam Crawford dkk, 2006) bahwa kecemasan

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

komunikasi interpersonal terkait dengan beberapa variabel, antara lain harga diri

dan masalah penerimaan diri. Penerimaan diri merupakan suatu tingkatan

kesadaran mengenai karakteristik pribadi dan adanya keinginan untuk hidup

dengan keadaan tersebut (Hurlock, 1974). Menurut Hjelle dan Zeigler (1992)

individu yang memiliki penerimaan diri dapat menerima dirinya dengan

kelemahan dan keterbatasan yang ada, tidak terbebani oleh rasa bersalah, rasa

malu, dan kecemasan. Individu tersebut akan menyadari kelemahan yang

dimilikinya itu dan mengetahui kesalahan yang dilakukan sehingga mampu

memperbaikinya, serta mampu belajar untuk hidup dengan oranglain.

Individu yang memiliki penerimaan diri merasa sebagai seseorang yang

bisa diharapkan, namun tidak merasa dirinya sempurna, sebaliknya individu yang

kurang memiliki penerimaan diri akan meragukan nilai atau harga dirinya dan

cenderung menghindari perhatian yang akan mengungkap kelemahannya.

Individu tersebut cenderung menghindar dari perkumpulan, merasa inferior, tidak

pernah belajar hidup dengan keadaan dirinya dan merasa kekurangan, kurang

tekun, terlalu banyak terjadi konflik dan kecemasan (Cronbach 1954).

Berdasarkan uraian diatas dapat dipaparkan bahwa dimungkinkan terdapat

keterkaitan antara kestabilan emosi dan penerimaan diri dengan kecemasan

komunikasi interpersonal pada remaja. Remaja dengan kestabilan emosi akan

mampu mengendalikan emosi dengan tepat dan bersikap tenang dalam berbagai

situasi. Selanjutnya, dengan penerimaan diri remaja dapat menyadari kelemahan

dan kelebihan yang dimiliki, tidak terbebani oleh rasa bersalah, rasa malu, dan

kecemasan. Remaja yang mampu mengendalikan emosi dengan tepat dan mampu

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

bersikap tenang, serta tidak terbebani rasa malu dan kecemasan, dimungkinkan

tidak akan mudah mengalami kecemasan komunikasi interpersonal.

Untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan tersebut, maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul

Kestabilan Emosi dan Penerimaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka didapatkan perumusan masalah:

1. Apakah ada hubungan antara kestabilan emosi dan penerimaan diri

dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja?

2. Apakah ada hubungan antara kestabilan emosi dengan kecemasan

komunikasi interpersonal pada remaja?

3. Apakah ada hubungan antara penerimaan diri dengan kecemasan

komunikasi interpersonal pada remaja?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan antara kestabilan emosi dan penerimaan diri dengan

kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja.

2. Hubungan antara kestabilan emosi dengan kecemasan komunikasi

interpersonal pada remaja.

3. Hubungan antara penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi

interpersonal pada remaja.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

informasi mengenai kestabilan emosi, penerimaan diri dan kecemasan

komunikasi interpersonal dalam pengembangan ilmu psikologi,

khususnya psikologi sosial, maupun studi lainnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Remaja

Memberikan informasi dan masukan mengenai hubungan

antara kestabilan emosi dan penerimaan diri dengan kecemasan

komunikasi interpersonal pada remaja, sehingga remaja diharapkan

dapat meningkatkan kestabilan emosi dan penerimaan diri sehingga

tidak mudah mengalami kecemasan komunikasi interpersonal.

b. Bagi Orang Tua dan Sekolah

Memberikan informasi dan masukan mengenai hubungan

antara kestabilan emosi dan penerimaan diri dengan kecemasan

komunikasi interpersonal, sehingga orang tua dapat memberi

pengetahuan dan pengarahan yang positif pada anak dalam

meningkatkan kestabilan emosi dan penerimaan diri, yang

diharapkan nantinya anak tidak mudah mengalami kecemasan

komunikasi interpersonal. Serta bagi pihak sekolah, nantinya

diharapkan dapat mengadakan program pengembangan kestabilan

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

emosi dan penerimaan diri sehingga para siswa tidak mudah

mengalami kecemasan komunikasi interpersonal.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan dan

referensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut

khususnya berkaitan dengan hubungan antara kestabilan emosi dan

penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kecemasan Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal

a. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan reaksi individu terhadap hal-hal yang

dihadapinya, yang merupakan suatu perasaan yang menyakitkan seperti

kegelisahan dan kebingungan. Kecemasan merupakan suatu perasaan

khawatir yang dialami seseorang menghadapi suatu situasi yang tidak

pasti, dimana situasi tersebut bisa membahayakan diri seseorang atau dapat

memberikan perubahan besar dalam hidup seseorang, kecemasan

dirasakan sebagai suatu pengalaman yang tidak menyenangkan dan

cenderung dihindari (Lazarus, 1969).

Menurut Daradjat (1977) kecemasan adalah keadaan yang umum,

timbul ketika terjadinya pertentangan antara dorongan-dorongan dan usaha

individu untuk menyesuaikan diri. Selanjutnya Semiun (2006)

menjelaskan bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan tegang yang

berhubungan dengan ketakutan, kekhawatiran, perasaan-perasaan bersalah,

perasaan tidak aman, dan kebutuhan akan kepastian. Kecemasan pada

dasarnya merupakan respon terhadap apa yang akan terjadi (antisipatif)

dan faktor dinamik yang mempercepat kecemasan tidak disadari. Tanpa

ada sedikit kecemasan sesuai dengan kenyataan, individu mungkin tidak

10

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

akan memperhatikan peristiwa-peristiwa akan datang yang sangat penting

bagi perlindungan dirinya, tetapi kecemasan yang tidak wajar (tidak sehat)

akan memberatkan individu dan menyebabkan ketidakmampuan dalam

memberikan keputusan dan melakukan tindakan. Secara khas terdapat

simptom-simptom psikofisiologis seperti misalnya keluar keringat terlalu

banyak, kesulitan bernafas, gangguan pada perut, dan denyut jantung

sangat cepat. Kecemasan diungkapkan sebagai kondisi tidak memiliki

harapan, ketidakpastian, antisipasi, atau variasi lainnya (Zuckerman dan

Spielberger, 1976)

Pendapat lain disampaikan oleh Chaplin (1999), yang

mengemukakan kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan

dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus

untuk ketakutan tersebut. Menurut Brenneck & Amick (dalam Sudardjo,

1999), kecemasan mempunyai tingkat, taraf atau derajat sehingga tidak

semua dikatakan buruk. Tinggi atau rendahnya kecemasan tergantung pada

masing-masing individu.

Beberapa pengertian para ahli diatas, dapat diketahui bahwa

kecemasan merupakan suatu keadaan yang timbul ketika terjadinya

pertentangan antara dorongan-dorongan dan usaha individu untuk

menyesuaikan diri, berupa perasaan gelisah, kebingungan, kekhawatiran,

dan perasaan tidak aman dalam menghadapi masa-masa yang akan terjadi.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Menurut De Vito (1997) komunikasi interpersonal merupakan

penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh

sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dengan peluang

untuk memberikan umpan balik segera. Littlejohn dan Foss (2005)

menyatakan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antar

manusia, biasanya saling berhadapan dan dalam situasi pribadi.

Komunikasi interpersonal merupakan interaksi tatap muka antara

dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan secara

langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara

langsung pula. Kebanyakan komunikasi interpersonal berbentuk verbal

disertai ungkapan-ungkapan non verbal dan dilakukan secara lisan

(Hardjana, 2003).

Dalam komunikasi interpersonal, sejumlah orang terlibat

didalamnya dan berpotensi untuk saling memberikan umpan balik dan

berlangsung dalam situasi bertatap muka. Sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Rogers (dalam Liliweri, 1997) komunikasi

interpersonal merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi

dalam interaksi tatap muka antara beberapa orang.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat diperoleh pengertian

komunikasi interpersonal merupakan suatu bentuk pengiriman dan

penerimaan pesan antara dua orang atau lebih, yang memberikan dampak

atau umpan balik secara langsung.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c. Kecemasan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi merupakan bagian yang fundamental dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk komunikasi interpersonal. Kendati

demikian, dalam komunikasi interpersonal adakalanya terdapat masalah

yang berupa kecemasan ketika melakukan komunikasi. Kecemasan

komunikasi interpersonal merupakan kecemasan yang terjadi pada

individu yang menyampaikan pesan ataupun individu sebagai penerima

pesan, dalam situasi interpersonal. Individu yang mengalami kecemasan

komunikasi interpersonal biasanya kurang membuka diri terhadap

informasi (Hamilton dalam Snavely, dkk, 1976).

Burgoon dan Ruffner (1977) menyebut kecemasan komunikasi

dengan dengan istilah communication apprehension yaitu istilah yang

tepat untuk menggambarkan reaksi negatif dalam bentuk kecemasan yang

dialami seseorang dalam pengalaman komunikasinya, baik itu kecemasan

berbicara di muka umum maupun kecemasan komunikasi interpersonal.

Daly dan McCroskey (1984) menjelaskan communication

apprehension sebagai suatu ketakutan atau kecemasan individu dalam

berkomunikasi dengan individu lain, baik yang akan berlangsung atau

sedang berlangsung. Kecemasan yang timbul pada saat melakukan

komunikasi interpersonal tersebut pada akhirnya menyebabkan remaja

menarik diri dari pergaulan sehingga keterlibatan remaja dalam

berkomunikasi menjadi minim atau sedikit.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

De Vito (1995) menjelaskan bahwa kecemasan komunikasi

interpersonal merupakan keadaan cemas dalam interaksi komunikasi,

disebabkan karena individu mengembangkan perasaan negatif dan

memperkirakan hasil yang negatif pula dalam komunikasinya. Individu

merasa bahwa apapun keuntungan yang dihasilkan dari komunikasi tidak

lebih penting dari ketakutan yang dialami.

Hardjana (2003) mengemukakan kecemasan komunikasi

interpersonal sebagai rasa takut, bingung, kacau pikiran, tubuh gemetar,

dan rasa demam panggung yang muncul saat berkomunikasi dengan

individu lain. Philips (dalam Apollo, 2007) menyebut permasalahan dalam

komunikasi dengan istilah reticence, yaitu ketidakmampuan dalam

mengikuti diskusi secara aktif, mengembangkan percakapan, menjawab

pertanyaan yang diajukan atau pekerjaan yang bukan disebabkan karena

kurangnya pengetahuan akan tetapi karena kesulitan dalam menyusun

kata-kata dan ketidakmampuan menyampaikan pesan secara sempurna.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa kecemasan komunikasi interpersonal merupakan suatu keadaan

cemas, bingung, atau ketakutan yang dialami individu ketika melakukan

interaksi komunikasi dengan individu lain, baik yang sedang berlangsung

atau akan berlangsung dikarenakan individu mengembangkan perasaan

negatif dan memperkirakan hasil yang negatif pula dalam komunikasinya.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2. Aspek-aspek Kecemasan Komunikasi Interpersonal

Burgoon dan Ruffner (1977) menerangkan beberapa aspek kecemasan

komunikasi interpersonal. Aspek-aspek tersebut adalah:

a. Unwillingness

Individu yang mengalami kecemasan komunikasi interpersonal

menunjukkan ketidaksediaan untuk berkomunikasi yang ditandai

dengan kecemasan, introversi, dan rendahnya frekuensi partisipasi

dalam berbagai situasi komunikasi.

b. Avoiding

Menghindarkan diri untuk berpartisipasi dalam komunikasi karena

kecemasan dan pengalaman komunikasi yang tidak menyenangkan.

Ditandai dengan tidak adanya penghargaan yang baik terhadap situasi

komunikasi dan kurangnya pengenalan situasi komunikasi yang

mempengaruhi intimasi dan empati.

c. Control

Rendahnya kontrol atau pengendalian terhadap situasi komunikasi

yang terjadi, meliputi kurangya pengendalian terhadap lingkungan

komunikasi yang berbeda dan kurangnya pengendalian terhadap reaksi

lawan bicara.

Richmond dan McCroskey (dalam Weitten, dkk, 2009) juga

mengungkapkan bahwa individu yang mengalami kecemasan komunikasi

interpersonal dapat terlihat dari beberapa aspek, yaitu:

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

a. Avoidance

Individu yang mengalami kecemasan komunikasi interpersonal akan

memilih untuk tidak berpartisipasi dalam kesempatan komunikasi. Jika

komunikasi terasa tidak nyaman bagi individu tersebut, maka individu

cenderung menghindari situasi komunikasi.

b. Withdrawal

Individu akan menarik diri ketika secara tidak sengaja terlibat dalam

situasi komunikasi, dimana individu tersebut tidak dapat keluar dari

situasi komunikasi itu, individu lebih memilih untuk diam dan hanya

berbicara sesedikit mungkin.

c. Disruption

Individu yang mengalami kecemasan komunikasi interpersonal,

menunjukkan ketidakmampuan ketika berbicara secara verbal dengan

lancar, atau ketidakmampuan dalam berperilaku verbal atau non verbal

dengan tepat dalam komunikasi.

d. Overcommunication

Hal ini sangat jarang dan tidak biasa terjadi pada individu yang

mengalami kecemasan komunikasi interpersonal. Namun pernah

terjadi bahwa individu yang mengalami kecemasan komunikasi

interpersonal terlihat ingin mendominasi komunikasi dengan bicara

yang tidak ada hentinya (non stop).

Peneliti menggunakan ketiga aspek kecemasan komunikasi

interpersonal dari Burgoon dan Ruffner (1977) untuk penyusunan skala

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

penelitian yang terdiri dari unwillingness yaitu ketidaksediaan untuk

berkomunikasi, avoiding yaitu menghindarkan diri dari situasi komunikasi,

dan control yaitu rendahnya kontrol terhadap situasi komunikasi.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Komunikasi

Interpersonal

Kecemasan komunikasi interpersonal yang dialami individu dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Daly dan McCroskey (1984)

mengemukakan timbulnya kecemasan komunikasi interpersonal yang terjadi

pada individu dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain:

a. Faktor personal (traitlike)

Terdiri dari faktor herediti (keturunan) dimana individu sejak

lahir sesudah memiliki tendensi dan predisposisi kepribadian tertentu.

Menurut Crawford,dkk (2006) faktor personal yang dapat

mempengaruhi kecemasan komunikasi interpersonal antara lain self

esteem, kontrol diri dan asertivitas. Selain herediti, faktor lingkungan

juga berpengaruh, karena manusia hidup di dalam lingkungan

masyarakat yang didalamnya terdapat faktor penting yang

mempengaruhi kecemasan komunikasi interpersonal yang dialami

individu yaitu reinforcement dan modelling.

Individu yang sejak anak-anak mendapat reinforcement untuk

berkomunikasi, maka anak akan lebih banyak terlibat dalam aktivitas

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

komunikasi, sebaliknya, jika anak tidak mendapat penguatan untuk

berkomunikasi, anak akan tumbuh dengan sedikit melakukan aktivitas

komunikasi. Modelling merupakan faktor kedua setelah reinforcement.

Teori modelling menunjukkan bahwa anak menyaksikan perilaku

komunikasi orang lain dilingkungan mereka dan mencoba

menyamainya.

b. Faktor situasional

Faktor situasional ini terdiri dari (1) novelty (kebaruan), situasi

baru akan meningkatkan ketidakpastian akan apa yang harus

dilakukan oleh seseorang. Jika individu belum pernah diwawancarai,

dan kemudian individu tersebut harus diwawancarai, maka situasi

baru tersebut menjadikannya tidak yakin pada apa yang dia lakukan

dan menjadi cemas. (2) formality (situasi formal), kecemasan

komunikasi dapat meningkat jika dalam situasi formal karena

pemikirannya mengenai tingkahlaku yang dapat diterima (3)

subordinate status, dalam situasi ini tingkahlaku yang tepat

didefinisikan menurut individu yang berada pada posisi yang lebih

tinggi. (4) conspicuousness, menjadi individu yang baru dalam situasi

situasi sosial akan menjadikan individu merasa bingung, individu

yang merasa bingung biasanya lebih tinggi kecemasan

komunikasinya. (5) unfamiliarity, biasanya dalam situasi yang sudah

familiar, tingkat kecemasan komunikasinya menurun (6) dissimiliarity

dan degree of attention from others. Individu lebih mudah dalam

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

komunikasi dengan orang-orang yang memiliki kesamaan daripada

dengan orang-orang yang banyak perbedaan. Individu juga akan lebih

nyaman ketika tingkat perhatian yang diberikan oleh oranglain dalam

tingkat yang sedang-sedang saja.

De Vito (1995) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi

timbulnya kecemasan komunikasi interpersonal pada individu, antara lain

sebagai berikut:

a. Kurangnya keterampilan dan pengalaman komunikasi masa lalu

Kurangnya keterampilan dan pengalaman masa lalu dapat

menyebabkan individu mengalami kesulitan dan kecemasan dalam

berkomunikasi. Individu menjadi sulit berkomunikasi dengan efektif

jika individu kurang memiliki ketrampilan dan kurangnya pengalaman

dalam menjalin komunikasi interpersonal akan menyebabkan individu

lebih mudah cemas apabila mnenghadapi situasi komunikasi.

b. Tingkat evaluasi

Jika individu menghadapi situasi komunikasi yang lebih evaluatif,

individu akan lebih mudah mengalami kecemasan. Semakin besar

perasaan dievaluasi, maka kecemasan juga akan meningkat.

c. Status yang lebih rendah

Adanya perasaan bahwa oranglain merupakan komunikator yang lebih

baik dan lebih banyak pengetahuan daripada individu yang

bersangkutan, akan meningkatkan kecemasan pada individu tersebut.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Berfikir positif tentang diri sendiri dan meningkatkan ketrampilan

dapat membantu mengatasi perasaan ini.

d. Tingkat kejelasan

Lebih jelas satu keadaan, lebih rendah pula kecemasan yang dialami

dalam komunikasi. Hal ini yang menyebabkan berbicara di depan

orang banyak lebih menyebabkan kecemasan daripada berbicara

didepan orang-orang yang jumlahnya lebih sedikit. Hal tersebut

disebabkan oleh adanya perasaan yang membebani bahwa lebih

banyak orang yang memperhatikan dirinya.

e. Tingkat ketidakpastian

Semakin tidak terramalkan suatu situasi, semakin besar kecemasan

yang akan terjadi. Situasi ambigu atau situasi baru yang tidak pasti apa

tujuan dan apa yang diinginkan dari situasi komunikasi akan

menyebabkan individu lebih merasa cemas. Misalnya ketika

berkomunikasi dengan orang yang baru dikenal.

f. Tingkat kesamaan

Jika individu merasa hanya ada sedikit kesamaan dengan lawan

bicara, individu akan lebih merasa cemas. Dengan memberi perhatian

pada kesamaan yang dimiliki maka tingkat kecemasan akan menurun.

g. Pengalaman kegagalan dan kesuksesan masa lalu

Pengalaman masa lalu akan mempengaruhi respon individu apabila

menghadapi situasi yang sama. Pengalaman keberhasilan seseorang

dalam menjalin komunikasi akan menyebabkan individu optimis akan

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

berhasil dalam komunikasi selanjutnya, sedangkan pengalaman

kegagalan individu akan membuatnya merasa kegagalan komunikasi

yang terjadi akan terulang lagi.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat diketahui bebarapa

faktor yang mempengaruhi kecemasan komunikasi interpersonal, antara lain

faktor personal yang terdiri dari herediti dan faktor lingkungan yang terdiri

dari reinforcement dan modelling, dan faktor situasional yang terdiri dari

kurangnya ketrampilan dan pengalaman komunikasi, tingkat evaluasi, status

yang lebih rendah (subordinate status), tingkat kejelasan (conspicuousness),

tingkat ketidakpastian, tingkat kesamaan (dissimiliarity), pengalaman

kegagalan dan atau kesuksesan masa lalu, novelty (kebaruan), formality

(situasi formal), unfamiliarity, serta degree of attention.

B. Kestabilan Emosi

1. Pengertian Kestabilan Emosi

Kestabilan emosi merupakan kematangan emosional yang berdasarkan

kesadaran yang mendalam terhadap kebutuhan-kebutuhan, keinginan-

keinginan, cita-cita dan alam perasaannya serta pengintegrasian semuanya itu

kedalam suatu kepribadian yang bulat dan harmonis (Gerungan, 1978).

Hurlock (1993) mengemukakan bahwa kestabilan emosi adalah keadaan yang

tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati kesuasana hati lain

seperti dalam periode sebelumnya. Kestabilan emosi bukan hanya

determinant efektif dalam pola kepribadian individu, melainkan juga

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

membantu mengontrol pertumbuhan dan perkembangan individu. Kestabilan

emosi sebagai suatu proses kepribadian yang terus-menerus bekerja dengan

perasaan yang lebih baik dalam kesehatan emosi, baik intrapsikis ataupun

intrapersonal. Hal tersebut menjelaskan bahwa kestabilan emosi dapat dilihat

dari kemampuan individu untuk menahan atau menunda pemuasan

kebutuhan, kemampuan toleransi terhadap frustrasi, kepercayaan pada

rencana jangka panjang serta kemampuan menunda atau memperbaiki

harapan atau dugaan dalam suatu situasi (Smitson, dalam Aleem, 2005).

Scheneider (1964) mengungkapkan bahwa kestabilan emosi didukung oleh

penyesuaian dan kesehatan emosi yang terdiri dari adekuasi emosi, kontrol

emosi dan kematangan emosi.

Menurut Darmawan (2008) kestabilan emosi merupakan kemampuan

individu untuk dapat mengendalikan dirinya sendiri dari berbagai situasi.

Individu yang memiliki kestabilan emosi tidak bertindak emosional karena

faktor dari luar dirinya, sehingga tidak akan mudah terpengaruh pada hal-hal

yang negatif. Kestabilan emosi merupakan keberhasilan pencapaian

keyakinan dalam diri individu, yaitu keyakinan dalam pencapaian cita-cita

yang diharapkan. Individu yang memiliki kestabilan emosi memiliki rasa

aman yang tercermin dalam kekuatan kepercayaan spiritual dan membantu

individu untuk bersikap secara seimbang dan stabil tanpa memperhatikan

masalah-masalah yang dihadapi. Kestabilan emosi menanggulangi ketakutan-

ketakutan pada kesalahan masa lalu dan menahan diri dari segala sesuatu

yang berlebihan (Franco dalam Santos, dkk, 2008).

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Chaplin (1995) mengemukakan individu yang memiliki kestabilan

emosi akan terbebas dari sejumlah besar variasi atau perselang-selingan

dalam suasana hati dan memiliki kontrol yang baik. Wiggins (dalam Cable

dan Judge, 2003) mengemukakan bahwa individu dengan kestabilan emosi

tinggi akan bersikap tenang, merasa aman, dan tidak nervous. Sebaliknya

individu yang memiliki kestabilan emosi yang rendah akan cenderung merasa

cemas, emosional, mudah malu, dan murung.

Berbagai pengertian kestabilan emosi oleh beberapa ahli diatas, dapat

disimpulkan bahwa kestabilan emosi merupakan kemampuan individu untuk

dapat mengendalikan dirinya sendiri dari berbagai situasi dan tidak mudah

berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati kesuasana hati lain serta

adanya kontrol yang baik dalam emosinya.

2. Aspek-aspek Kestabilan Emosi

Sharma (2006) mengemukakan aspek-aspek kestabilan emosi sebagai

berikut:

a. Firmly Established

Individu dengan kestabilan emosi memiliki kondisi emosi yang kuat

atau mantap. Kemantapan atau kekuatan emosi dapat dilihat kondisi

emosi yang tidak mudah tergoyahkan dan terganggu dan tidak mudah

terpengaruh pada hal-hal yang negatif disekitarnya.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Well Balanced

Yaitu kemampuan untuk mengalami atau menghadapi emosi yang

terjadi secara seimbang. Individu tidak menghindari emosi negatif,

tetapi akan menghadapi, mengatasi dan menjaganya untuk lebih

tenang, mampu untuk merespon emosi positif dan emosi negatif

dengan seimbang, tidak mudah mengalami emosi yang ekstrem

(Johnston, 2002).

c. Capable Remain in same Status

Individu yang memiliki kestabilan emosi, mampu untuk berada dalam

kondisi emosi yang sama atau tetap dalam suatu situasi. Individu tidak

cepat mengalami mengalami perubahan emosi serta tidak mengalami

perubahan emosi yang disebabkan oleh sesuatu yang tidak terprediksi.

Smitson (dalam Aleem, 2005) menegaskan bahwa individu yang

memiliki kestabilan emosi adalah individu yang memiliki kemampuan untuk

menghadapi perbedaan, kemampuan untuk menunda respon khususnya pada

emosi yang negatif, bebas dari ketakutan yang tidak beralasan, serta memiliki

kemampuan untuk memaafkan kesalahan tanpa merasa malu.

Peneliti merujuk pada aspek-aspek kestabilan emosi yang

diungkapkan oleh Sharma (2006) meliputi firmly established, well balanced

dan capable remain in same status.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Penerimaan Diri

1. Pengertian Penerimaan Diri

Cronbach (1962) mengemukakan penerimaan diri sebagai

karakteristik mendalam yang menerangkan secara luas mengapa seseorang

melakukan sesuatu. Individu yang memilki penerimaan diri mengetahui

kelemahan yang ada pada dirinya, tahu kesalahan yang diperbuat dan mampu

memperbaikinya dan belajar untuk bergaul dengan individu lain.

Penerimaan diri merupakan sikap yang pada dasarnya merasa puas

dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri, dan pengakuan

akan keterbatasan diri sendiri (Chaplin, 1995). Penerimaan diri adalah

sejauhmana seseorang dapat menyadari dan mengakui karakteristik pribadi

dan menggunakannya dalam menjalani kelangsungan hidupnya. Sikap

penerimaan diri ditunjukkan oleh sikap pengakuan seseorang terhadap

kelebihan-kelebihannya sekaligus menerima kelemahan-kelemahannya tanpa

menyalahkan oranglain dan memiliki keinginan untuk terus mengembangkan

diri. (Handayani,dkk, 1998).

Selanjutnya, menurut Johnson (1993) penerimaan diri adalah

penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri serta tidak bersikap sinis

terhadap diri sendiri. Individu yang memiliki penerimaan diri lebih membuka

diri dan menerima oranglain. Branden (dalam Trimulyaningsih dan

Rachmahana, 2008) mengemukakan bahwa penerimaan diri adalah sebuah

penolakan untuk menganggap setiap bagian dari individu sebagai asing atau

bukan bagian dari diri individu. Penerimaan diri merupakan sejauhmana

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

individu menganggap atau mengakui karakteristik pribadi, kemampuan serta

bersedia untuk hidup dengan keadaan individu tersebut.

Schultz (1991) mengemukakan individu yang menerima diri tidak

berusaha mengubah atau memalsukan diri, tidak defensif dan tidak tidak

bersembunyi dibelakang peranan-peranan sosial. Calhoun dan Acocella (1990)

mengemukakan penerimaan diri sebagai sikap menerima diri sendiri apa

adanya. Penerimaan diri bukan berarti bahwa individu tidak pernah kecewa

dengan dirinya, atau merasa bahwa individu tersebut gagal mengenali

kesalahannya sebagai suatu kesalahan serta adanya perasaan tidak perlu

meminta maaf atas keberadaannya.

Dengan menerima diri individu akan dapat menerima orang lain

dengan baik. Sartain (dalam Andromeda dan Rachmahana, 2006)

mengemukakan penerimaan diri sebagai kesadaran seseorang untuk menerima

dirinya sebagaimana adanya dan memahami dirinya seperti apa adanya.

Individu yang telah menerima diri berarti telah menjalani proses yang

menghantarkan dirinya pada pengetahuan dan pemehaman dirinya sehingga

dapat menerima dirinya secara utuh dan bahagia.

Berdasarkan uraian beberapa ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

penerimaan ini merupakan sikap individu yang pada dasarnya merasa puas

dengan kualitas dan kemampuan diri sendiri, dan bersedia untuk hidup dengan

keadaan tersebut serta mampu untuk belajar bergaul dengan orang lain.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2. Aspek dan Ciri-ciri Penerimaan Diri

Supratiknya (1995) mengemukakan aspek-aspek penerimaan diri

sebagai berikut:

a. Pembukaan diri

Penerimaan diri individu terlihat dari pembukaan dirinya terhadap

orang lain. Individu yang memiliki pembukaan diri membiarkan

oranglain mengetahui tentang dirinya, termasuk apa yang dirasa dan

dipikirkannya. Pembukaan diri ditandai dengan kemampuan

mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi kepada oranglain dan

merasa tertarik dalam kegiatan yang bersifat pengungkapan diri.

b. Penerimaan terhadap oranglain

Individu yang menerima diri memiliki penerimaan terhadap orang lain.

Penerimaan terhadap oranglain ditandai dengan kepekaan terhadap

kebutuhan oranglain dan bersedia menerima bantuan atau peran

oranglain.

c. Kesehatan psikologis

Kesehatan psikologis merupakan kualitas perasaan yang dimiliki

individu. Individu yang sehat secara psikologis memandang dirinya

sebagai individu yang disenangi, memiliki kemampuan, yakin bahwa

dirinya merupakan individu yang berguna atau pantas serta adanya

keyakinan untuk dapat diterima oranglain.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Sheerer (dalam Cronbach,1962) menjelaskan ciri-ciri individu yang

memiliki penerimaan diri, sebagai berikut:

a. Keyakinan akan kemampuan untuk menghadapi persoalan.

b. Menganggap diri berharga sebagai seorang manusia dan sederajat

dengan orang lain.

c. Tidak menganggap dirinya aneh atau abnormal dan tidak ada harapan

ditolak orang lain.

d. Tidak malu dan sadar diri.

e. Memikul tanggung jawab terhadap perilakunya sendiri.

f. Mempunyai standar tersendiri dan termasuk pada saat menyesuaikan

dengan tekanan eksternal.

g. Menerima pujian atau celaan secara objektif.

h. Tidak menyalahkan diri atas keterbatasan yang dimilikinya ataupun

mengingkari kelebihannya.

i. Tidak mengingkari dan menolak perasaan yang ada di dalam dirinya

ataupun merasa bersalah atasnya.

Matthews (1993) menjelaskan beberapa karakteristik dan perilaku

yang tampak pada orang yang memiliki penerimaan diri antara lain:

a. Percaya secara penuh akan nilai dan prinsip dan adanya keinginan

untuk mempertahankannya di depan opini kelompok.

b. Dapat bertindak dalam keputusannya yang terbaik tanpa merasa

bersalah atau rugi bila tidak ada ketidaksetujuan.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

c. Tidak menghabiskan waktu untuk menghawatirkan masa depan, masa

kini ataupun masa lalunya.

d. Memiliki kepercayaan diri akan kemampuannya untuk mengatasi

permasalahan bahkan saat menghadapi kegagalan dan kemunduran.

e. Merasa sejajar dengan orang lain sebagai individu, tidak superior

maupun inferior, tidak memandang perbedaan dalam kemampuan

khusus, latar belakang keluarga, ataupun sikap orang tersebut terhadap

diri.

f. Mempercayai bahwa diri adalah individu yang memiliki interest dan

berharga bagi orang lain sedikitnya bagi orang-orang yang dipilih

untuk berhubungan

g. Dapat menerima pujian tanpa merasa adanya kepalsuan ataupun

dengan rasa bersalah.

h. Tidak melawan usaha oranglain untuk menguasai atau mendominasi

dirinya.

i. Mampu menerima ide dan mengaku kepada oranglain akan apa yang

menjadi dorongan dan keinginannya, dimulai dari kemarahan sampai

rasa cinta, kesedian dan kebahagiaan, kearahan yang mendalam sampai

penerimaan yang mendalam.

j. Secara alami menikmati dirinya dalam berbagai aktivitas termasuk

pekerjaan, permainan, ekspresi kreatif diri persahabatan atau

kemalasan.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

k. Sensitif akan kebutuhan oranglain, menerima kebebasan sosial, dan

secara khusus tidak bersenang-senang di atas pengorbanan oranglain.

Peneliti merujuk pada aspek-aspek penerimaan diri yang dikemukakan

oleh Supratiknya (1995) yang meliputi pembukaan diri, penerimaan terhadap

oranglain dan kesehatan psikologis.

3. Proses Terbentuknya Penerimaan Diri

Menurut Supratiknya (1995) penerimaan diri terbentuk melalui lima

tahap, yaitu Reflected Self Acceptance, Basic Self Acceptance, Conditional

Self Acceptance, Self Evaluation, Real Ideal Comparison seperti yang

dijelaskan dibawah ini :

a. Reflected Self Acceptance

Membuat kesimpulan tentang diri berdasarkan penangkapan individu

tentang bagaimana oranglain memandang diri kita. Jika orang lain

menyukai diri kita maka kita akan cenderung untuk menyukai diri kita

juga.

b. Basic Self Acceptance

Perasaan yakin bahwa dirinya tetap dicintai dan diakui oleh orang lain

walaupun dia tidak mencapai patokan yang diciptakannya oleh orang

lain terhadap dirinya.

c. Conditional Self Acceptance

Penerimaan diri yang berdasarkan pada seberapa baik seseorang

memenuhi tuntutan dan harapan orang lain terhadap dirinya.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

d. Self Evaluation

Penilaian individu tentang seberapa positifnya berbagai atribut yang

dimilikinya dibandingkan dengan berbagai atribut yang dimiliki orang

lain yang sebaya dengan seseorang membandingkan keadaan dirinya

dengan keadaan orang lain yang sebaya dengannya.

e. Real Ideal Comparison

Derajat kesesuaian antara pandangan seseorang mengenai diri yang

sebenarnya dan diri yang diciptakan yang membentuk rasa berharga

terhadap dirinya sendiri.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat diketahui proses

terbentuknya penerimaan diri pada individu meliputi reflected self

acceptance, basic self acceptance, conditional self acceptance, self

evaluation dan real ideal comparison.

4. Manfaat Penerimaan Diri

Hurlock (1974) menjelaskan bahwa semakin baik seseorang dapat

menerima dirinya, maka akan semakin baik pula penyesuian diri dan

sosialnya. Kemudian Hurlock membagi manfaat penerimaan diri dalam dua

kategori yaitu :

a. Dalam penyesuaian diri

Individu yang memiliki penerimaan diri tidak berfikir sebagai

individu yang sempurna, tetapi mampu mengenali kelebihan dan

kekurangan yang ada pada dirinya. Selain itu juga lebih dapat

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

menerima kritik, dibandingkan dengan orang yang kurang dapat

menerima dirinya. Dengan demikian orang yang memiliki

penerimaan diri dapat mengevaluasi dirinya secara realistik,

sehingga dapat menggunakan semua potensinya secara efektif hal

tersebut dikarenakan memiliki anggapan yang realistik terhadap

dirinya maka akan bersikap jujur dan tidak berpura-pura.

b. Dalam penyesuaian sosial

Penerimaan diri biasanya disertai dengan adanya penerimaan dari

orang lain. Individu yang memiliki penerimaan diri akan merasa

aman untuk memberikan perhatiannya pada orang lain, seperti

menunjukkan rasa empati. Dengan demikian individu yang memiliki

penerimaan diri dapat mengadakan penyesuaian sosial yang lebih

baik dibandingkan dengan orang yang merasa rendah diri atau

merasa tidak adekuat sehingga mereka itu cenderung untuk bersikap

berorientasi pada dirinya sendiri (self oriented).

D. Hubungan antara Kestabilan Emosi dan Penerimaan Diri dengan

Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Remaja

Setiap masa perkembangan akan terjadi suatu perubahan, salah

satunya perubahan dalam kehidupan dan peran sosial, pada remaja. Remaja

lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah dan berkumpul dengan

teman sebaya ataupun anggota kelompok sosial yang lain dan mulai banyak

berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial (Hurlock, 1993). Meningkatnya

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

partisipasi sosial pada masa remaja menyebabkan meningkatnya kebutuhan

komunikasi interpersonal pada remaja. Kendati komunikasi interpersonal

telah menjadi bagian yang hampir terjadi disetiap kehidupan manusia, masih

ada permasalahan atau hambatan dalam komunikasi interpersonal berupa

kecemasan komunikasi interpersonal.

Patterson dan Ritts (dalam Littlejohn dan Foss, 2005) menjelaskan

bahwa individu yang mengalami kecemasan komunikasi interpersonal

menunjukkan beberapa perubahan, secara fisiologis individu yang mengalami

kecemasan akan meningkat denyut jantungnya, muka memerah, dan lain-lain.

Perubahan dalam perilaku, antara lain memproteksi diri serta perubahan

dalam kognitif antara lain fokus pada diri sendiri dan gagasan yang negatif.

Menurut Littlejohn dan Foss (2005) kecemasan komunikasi

interpersonal yang tinggi dan tidak wajar akan menjadikan individu

merasakan ketidaknyamanan sehingga berupaya untuk selalu menghindari

situasi komunikasi yang akhirnya akan menghalangi individu untuk dapat

produktif dalam partisipasi dan kehidupan sosial.

Kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja dimungkinkan

terkait dengan kestabilan emosi dan penerimaan diri yang dimiliki oleh

remaja. Remaja yang memiliki kestabilan emosi serta didukung dengan

penerimaan diri, cenderung tidak mudah mengalami kecemasan komunikasi

interpersonal. Menurut Goleman (dalam Irma, 2003) individu yang memiliki

kestabilan emosi akan memiliki kendali diri dalam arti mampu mengelola

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

emosi dan impuls yang merusak dengan efektif, memiliki adaptabilitas,

dalam arti luwes dalam menangani perubahan dan tantangan, dan optimis.

Dengan kestabilan emosi individu akan bersikap tenang, sabar dan

tidak mudah mengalami nervous. Lebih lanjut dijelaskan oleh Locke (2003)

bahwa individu dengan kestabilan emosi yang tinggi akan merasa tenang, dan

lebih percaya diri untuk mencapai kesuksesan. Sebaliknya, individu yang

memiliki kestabilan emosi yang rendah dimungkinkan cenderung mudah

mengalami kecemasan komunikasi interpersonal.

Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Wiggins (dalam Cable

dan Judge, 2003) bahwa individu yang memiliki kestabilan emosi rendah

akan mudah merasa cemas, emosional, mudah malu, dan murung. Locke

(2003) juga menambahkan individu dengan kestabilan emosi yang rendah

individu akan mudah cemas, moody, lebih banyak ekspresi negatif dalam

afeksinya, atau bahkan malu dalam kerjasama.

Kecemasan komunikasi interpersonal pada umumnya juga terjadi

karena kekhawatiran individu pada penilaian oranglain terhadap

performancenya, termasuk ketika berkomunikasi interpersonal. Sesuai

dengan yang dikemukakan Naditch dan Morrisey (dalam Jersild 1978),

bahwa kecemasan yang dialami remaja muncul karena ketakutan atau keragu-

raguan terhadap penilaian atau evaluasi yang diberikan oleh oranglain pada

dirinya.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Individu yang memiliki penerimaan diri akan percaya dan yakin pada

kemampuannya, sehingga terbebas dari rasa malu dan cemas terhadap

penilaian oranglain terhadap dirinya, sehingga tidak mudah mengalami

kecemasan komunikasi interpersonal. Pernyataan tersebut didukung oleh

pendapat Hjelle dan Zeigler (1992) yang menyatakan bahwa individu yang

memiliki penerimaan diri akan dapat menerima dirinya dengan kelemahan

dan keterbatasan yang ada, tidak terbebani oleh rasa bersalah, rasa malu, dan

kecemasan.

Johnson (1993) juga mengemukakan bahwa menerima diri sendiri

merupakan salah satu cara untuk dapat menanggulangi ketakutan dan

kecemasan pada individu. Dengan demikian remaja yang memiliki

penerimaan diri akan mampu menghargai diri sendiri, bersikap positif

terhadap diri sendiri, tidak menanggap kemampuannya jauh lebih rendah

dibanding oranglain serta terbebas dari perasaan bersalah dan kecemasan,

sehingga cenderung tidak mudah mengalami kecemasan komunikasi

interpersonal.

Sebaliknya remaja yang penerimaan dirinya rendah cenderung mudah

mengalami kecemasan yang ketika melakukan komunikasi interpersonal. Hal

ini sesuai dengan pendapat Crawford, dkk (2006) bahwa kecemasan

komunikasi berkaitan beberapa variabel, antara lain harga diri dan masalah

pada penerimaan diri.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Berdasarkan uraian diatas dapat diterangkan bahwa kecemasan

komunikasi interpersonal yang terjadi pada remaja dimungkinkan sangat

terkait dengan kestabilan emosi dan penerimaan diri. Remaja yang memiliki

kestabilan emosi yang tinggi didukung dengan penerimaan diri yang dimiliki,

akan lebih tenang dan tidak mudah mengalami kecemasan dalam

mengahadapi situasi seperti apapun termasuk situasi komunikasi

interpersonal karena remaja yang memiliki kestabilan emosi dan penerimaan

diri akan lebih merasa tenang, lebih percaya diri, mampu menerima

keterbatasan dan kelebihan yang dimiliki, dan dan tidak terbebani rasa malu

dan kecemasan. Dengan demikian remaja cenderung tidak mudah mengalami

kecemasan komunikasi interpersonal.

E. Kerangka Pemikiran

(-)

(-)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Kestabilan Emosi

Remaja Kecemasan Komunikasi

Interpersonal

Penerimaan Diri

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, hipotesis yang

diajukan adalah:

1. Terdapat hubungan antara kestabilan emosi dan penerimaan diri dengan

kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja.

2. Terdapat hubungan negatif antara kestabilan emosi dengan kecemasan

komunikasi interpersonal pada remaja.

3. Terdapat hubungan negatif antara penerimaan diri dengan kecemasan

komunikasi interpersonal pada remaja.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel tergantung : Kecemasan komunikasi interpersonal

2. Variabel bebas : a. Kestabilan emosi

b. Penerimaan diri

B. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Kecemasan komunikasi interpersonal

Kecemasan komunikasi interpersonal adalah suatu kondisi

kekhawatiran atau ketakutan yang dialami individu ketika melakukan

komunikasi dengan individu lain, baik yang sedang berlangsung atau akan

berlangsung yang ditunjukkan dengan minimnya keinginan untuk

berpartisipasi dalam situasi komunikasi. Tingkat kecemasan komunikasi

interpersonal akan diungkap melalui SkalaKecemasan Komunikasi

Interpersonal dengan menggunakan aspek-aspek kecemasan komunikasi

interpersonal yang diungkapkan oleh Burgoon dan Ruffner (1977) yaitu

unwillingness, avoiding dan control. Semakin tinggi skor yang diperoleh

subjek berarti semakin tinggi kecemasan komunikasi interpersonal,

38

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek berarti semakin

rendah kecemasan komunikasi interpersonal dari subjek tersebut.

2. Kestabilan emosi

Kestabilan emosi adalah kemampuan individu untuk dapat

mengendalikan dirinya sendiri dari berbagai situasi dan tidak mudah berubah-

ubah dari satu emosi atau suasana hati kesuasana hati lain serta adanya

kontrol emosi yang baik. Tingkat kestabilan emosi akan diungkap melalui

Skala Kestabilan Emosi yang dibuat berdasarkan aspek-aspek kestabilan

emosi yang diungkapkan oleh Sharma (2006) meliputi firmly established,

well balanced, dan capable remain in same status. Semakin tinggi skor yang

diperoleh subjek berarti semakin tinggi kestabilan emosi, sebaliknya semakin

rendah skor yang diperoleh subjek berarti semakin rendah kestabilan emosi

dari subjek tersebut.

3. Penerimaan diri

Penerimaan diri adalah sikap individu yang pada dasarnya merasa

puas dengan kualitas dan kemampuan diri sendiri, dan bersedia untuk hidup

dengan keadaan tersebut serta mampu untuk belajar bergaul dengan orang

lain. Tingkat penerimaan diri akan diungkap melalui Skala Penerimaan Diri

yang dibuat berdasarkan aspek-aspek penerimaan diri yang dikemukakan oleh

Supratiknya (1995) yaitu pembukaan diri, penerimaan terhadap orang lain

dan kesehatan psikologis. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti

semakin tinggi penerimaan diri subjek, dan sebaliknya semakin rendah skor

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

yang diperoleh subjek berarti semakin rendah penerimaan diri yang dimiliki

subjek.

C. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa tingkat X SMA N I

Boyolali. Pemilihan populasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa siswa

tingkat X merupakan masa dihadapkannya para siswa pada lingkungan yang

baru, sehingga dimungkinkan tidak sedikit siswa yang mengalami kecemasan

komunikasi interpersonal.

2. Sampel

Ukuran sampel yang tepat untuk kebanyakan penelitian biasanya lebih

dari 30 dan kurang dari 500 (Roscoe, dalam Sekaran 2006). Penelitian ini

menggunakan dua kelas sebagai uji coba dan tiga kelas lainnya digunakan

untuk pelaksanaan penelitian.

3. Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan sampel

secara acak untuk memberikan kesempatan yang sama kepada masing-masing

kelas atau kelompok untuk dijadikan sampel penelitian, dengan terlebih

dahulu mengidentifikasikan semua kelas yang ada pada tingkat X tersebut

untuk didaftar sebagai anggota populasi dan kemudian mengundinya.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tiga jenis skala psikologi, yaitu

SkalaKecemasan Komunikasi Interpersonal, Skala Kestabilan Emosi dan Skala

Penerimaan Diri yang ketiganya menggunakan modifikasi model Likert yaitu

merupakan metode penskalaan pernyataan yang menggunakan distribusi respon

sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Tiap-tiap aitem berbentuk favourable dan

unfavourable. Penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban dengan

-

- yang diberikan,

sehingga data yang didapatkan kurang informatif (Azwar, 2008). Penghilangan

-

hanya memberikan jawaban yang diyakini oleh subjek. Penilaian distribusi skor

subjek dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1 Distribusi Skor Skala

Pilihan Jawaban Bentuk Pernyataan

Favorable Unfavorable Sangat Sesuai (SS) 4 1 Sesuai (S) 3 2 Tidak Sesuai (TS) 2 3 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

1. SkalaKecemasan Komunikasi Interpersonal

Skala dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan

SkalaKecemasan Komunikasi Interpersonal berdasarkan aspek-aspek

kecemasan komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh Burgoon dan

Ruffner (1977) yang terdiri dari unwillingnes, avoiding dan control. Skala

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

yang digunakan merupakan modifikasi dari skala Aad Satria Permadi (skripsi,

2007) yang terdiri dari 54 aitem dengan koefisisen korelasi aitem total bergerak

dari 0,282-0,665 dengan p<0,05 dan koefisisen reliabilitas 0,964. Skala

dimodifikasi dengan pengurangan jumlah aitem menjadi 50 aitem yang terdiri

dari 25 aitem favourable dan 25 aitem unfavourable dan pengubahan kalimat

yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi subjek dalam penelitian ini. Blue

Print dan sebaran distribusi aitem skala ini tertera dalam tabel berikut:

Tabel 2 Blue Print dan sebaran distribusi aitem SkalaKecemasan Komunikasi Interpersonal (sebelum uji coba).

Aspek Indikator Nomer Aitem Jumlah Favourable Unfavourable

Unwillingness Kecemasan 1,2,3,5 4,6,7 7 Introversi 10,12,13,15 16,17, 34 7 Rendahnya frekuensi partisipasi dalam situasi komunikasi

11,14 8,18,19 5

Avoiding Kurang menghargai situasi komunikasi

20,22,27,29,31 24,26,33 8

Kurangya pengenalan terhadapsituasi komunikasi

21,23,28,30 25,32 6

Control Kurangya pengendalian terhadap situasi komunikasi karena lingkungan yang berbeda

35,36,45 9,39,40,42, 44,47

9

Kurangya pengendalian terhadap situasi komunikasi karena reaksi lawan bicara

37,49,50 38,41,43, 46,48 8

Jumlah 25 25 50 Prosentase 50% 50% 100%

2. Skala Kestabilan Emosi

Kestabilan emosi dalam penelitian ini akan diukur dengan

menggunakan Skala Kestabilan Emosi berdasarkan berdasarkan aspek-aspek

kestabilan emosi yang diungkapkan oleh Sharma (2006) meliputi firmly

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

established, well balanced, dan capable remain in same status. Skala

Kestabilan Emosi dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari 25 aitem

favuorable dan 25 aitem unfavourable. Blue print dan sebaran distribusi aitem

skala ini tertera dalam tabel berikut:

Tabel 3 Blue print dan sebaran distribusi aitem Skala Kestabilan Emosi (sebelum uji

coba). Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable Firmly Established

Kondisi emosi tidak mudah tergoyahkan dan terganggu

1,21,43 8,17,25,42 7

Tidak mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif

7,19,31,44 38,41,45 7

Well Balanced Tidak menghindari emosi negative, tetapi akan menghadapi, mengatasi dan menjaganya untuk lebih tenang

2,9,20,35 16,28,36 7

Mampu merespon emosi positif dan emosi negative dengan seimbang

3,14,24 18,22,39,40 7

Tidak mudah mengalami emosi yang ekstrem

32,34,37 6,12,26,46 7

Capable Remain in Same Status

Tidak cepat mengalami perubahan emosi

4,10,23,47 30,33,50 7

Tidak mengalami perubahan emosi yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak terprediksi

11,15,27,48 5,13,29,49 8

Jumlah 25 25 50 Prosentase 50% 50% 100%

3. Skala Penerimaan Diri

Penerimaan diri dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan

Skala Penerimaan Diri berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan

Supratiknya (1995) yaitu pembukaan diri, penerimaan terhadap oranglain dan

kesehatan psikologis.Skala dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari 25

aitem favourable dan 25 aitem unfavourabe. Blue print dan sebaran distribusi

aitem skala ini tertera dalam tabel berikut:

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

TABEL 4 Blue Print dan sebaran distribusi aitem Skala Penerimaan Diri (sebelum uji

coba). Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable Pembukaan diri Kemampuan

mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi kepada orang lain

9,22,34 1,26,39 6

Perasaan tertarik dalam kegiatan yang bersifat pengungkapan diri

8,28,41 21,33,40 6

Penerimaan terhadap orang lain

Peka terhadap kebutuhan oranglain

12,23,43 2,10,38 6

Bersedia menerima bantuan atau peran orang lain

7,15,31 11,27,45 6

Kesehatan psikologis

Memandang dirinya sebagai individu yang disenangi

13,24,35 3,20,46 6

Merasa dirinya memiliki kemampuan

6,14,32, 49 16,29,47 7

Yakin bahwa dirinya merupakan individu yang berguna atau pantas

17,36,44 4,19,42 6

Terdapat keyakinan untuk dapat diterima orang lain

5,25,48 18,30,37, 50

7

Jumlah 25 25 50 Prosentase 50% 50% 100%

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Prosedur validitas skala melalui pengujian isi skala dengan

menganalisis secara rasional oleh professional judgement, yaitu

pembimbing. Daya beda aitem dipilih dengan menggunakan korelasi

product moment dari Pearson. Untuk mempermudah perhitungan penelitian

ini menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for windows.

2. Reliabilitas

Teknik untuk mengetahui reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini

menggunakan koefisien Reliabilitas Alpha dari Cronbach. Pertimbangan

memilih teknik ini karena data untuk menghitung koefisien reliabilitas

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

alpha diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya

sekali saja pada sekelompok responden (single-trial administration),

sehingga problem yang mungkin timbul pada pendekatan reliabilitas

terulang dapat dihindari (Azwar, 2008). Untuk mempermudah perhitungan

penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for windows.

F. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi ganda untuk

melakukan pengujian dan pembuktikan secara statistik hubungan antara

kestabilan emosi dan penerimaan diri secara bersama-sama dengan kecemasan

komunikasi interpersonal, serta menggunakan uji korelasi parsial untuk

mengetahui hubungan masing-masing variabel dependen (kestabilan emosi dan

penerimaan diri) dengan kecemasan komunikasi interpersonal. Penghitungan

metode ini akan diolah program SPSS 16.00 for windows untuk mempermudah

penghitungan.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian

1. Gambaran UmumTempat Penelitian

Pemahaman terhadap tempat penelitian dan persiapan mengenai segala

sesuatu yang berkaitan dengan jalannya penelitian merupakan tahap awal yang

dilakukan penulis sebelum melaksanakan penelitian. Penentuan tempat

penelitian ini disesuaikan dengan populasi yang sebelumnya telah ditetapkan

antara Kestabilan Emosi

dan Penerimaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada

Remaja A N 1 Boyolali.

Pada tahun 1958 di Kabupaten Boyolali telah terdapat dua buah sekolah

melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi bagi siswa-siswi lulusan

kedua sekolah tersebut. Dengan demikian para lulusan harus memilih antara

putus sekolah atau melanjutkan sekolah ke kota-kota lain, seperti Surakarta,

Salatiga, Jogjakarta dll. Realita inilah yang menjadi benih perhatian Kepala

Daerah Boyolali saat itu yakni Bapak M.S. Handjojo yang selanjutnya turut

andil memprakarsai dan mempersiapkan berdirinya sebuah sekolah setingkat

SMA di Boyolali.

Mengalirnya dukungan atas prakarsa Bapak M.S. Handjojo tersebut

turut memperlancar proses yang dicanangkan dan akhirnya diawali dengan

pembentukan sebuah panitia pendiri SMA Negeri 1 Boyolali dengan salah

46

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

seorang anggotanya ialah Bapak I.S. Siswosoebroto yang kala itu menjabat

sebagai Kepala SMP Negeri 1 Boyolali. Panitia ini bertugas mempersiapkan

persyaratan dan pelaksanaan pendaftaran calon siswa, sementara Bapak M.S.

Handjojo mengusahakan fasilitas gedung yang hendak digunakan kegiatan

bejajar mengajar sementara.

Setelah selesainya pendaftaran calon siswa dan persiapan-persiapan

lainnya, barulah Bapak I.S. Siswosoebroto mengajukan persetujuan ke Kantor

Wilayah Departemen Pengajaran Propinsi Jawa Tengah di Semarang. Berkat

keuletan beliau, persetujuan segera turun dengan SK Nomor 26/S.K/B.III yang

berisi persetujuan secara resmi dari Menteri Pengajaran untuk dibukanya

sebuah SMU di Boyolali yang dikenal dengan nama SMA Negeri ABC

Boyolali terhitung semenjak tanggal 1 Agustus 1958.

Setelah mendapat SK dari Kantor Wilayah Departemen Pengajaran

Propinsi Jawa Tengah, SMA Negeri ABC segera memulai kegiatannya,

tepatnya pada tanggal 11 Agustus 1958 dan diresmikan pada tanggal 22

September 1958 oleh Bapak Ali Marsaban, seorang putera daerah yang

menjabat sebagai Inspektur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pengajaran di Jakarta dan Boyolali. Sejak saat itulah SMA Negeri

ABC Boyolali terus berperan aktif sebagai sebuah institusi pendidikan guna

mencetak generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia,

dan berpengetahuan luas yang handal dan kompetitif.

Selama kurun waktu 51 tahun SMA Negeri 1 Boyolali dalam proses

perkembangannya mengalami tiga kali perubahan nama, yaitu pada saat

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

berdirinya bernama SMA ABC Boyolali, pada tahun 1962 menjadi SMA

Negeri Boyolali, pada tahun 1993 menjadi SMA Negeri 1 Boyolali, dan pada

tahun 1996 menjadi SMU Negeri 1 Boyolali sampai tahun 2004, dan kembali

lagi menjadi SMA Negeri 1 Boyolali sampai tahun 2010 ini.

SMA N 1 Boyolali beralamat di Desa Pulisen, Kecamatan Boyolali

Kota, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Website www.sman1-

boyolali.com, e-mail info@sman1_boyolali.com. Nomor Telepon (0276)

321059.

SMA N 1 Boyolali mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

Visi Sekolah :

Menjadi sekolah yang berkualitas dan berprestasi dengan sumber daya

manusia yang cerdas dan inovatif berdasarkan iman dan taqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Misi Sekolah :

a. Mengembangkan prestasi peserta didik secara berkualitas melalui

pembelajaran dan bimbingan, yang efektif, efisien, inovatif dan relevan

dengan kebutuhan masyarakat serta perguruan tinggi.

b. Mewujudkan sekolah sebagai pusat kajian, percontohan serta pengalaman

ilmu pengetahuan, teknologi serta keimanan dan ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa.

c. Meningkatkan SDM yang kreatif, inovatif dan profesional dengan berdaya

saing tinggi yang tetap berkepribadian dan berbudi pekerti luhur.

d. Menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang bersih, nyaman dan

kondusif guna keberhasilan pendidikan.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

e. Menyelenggarakan proses pendidikan yang berorentasi pada mutu dan

tekhnologi informasi (ICT).

Adapun Kepala Sekolah yang pernah menjabat di SMA N 1 Boyolali

adalah sebagai berikut :

Dari awal berdirinya sampai Tahun 2009 SMA Negeri 1 Boyolali telah

mengalami pergantian sebelas orang Kepala Sekolah, yaitu Bp. R. Soebadar

(alm), Bp. Soewito, BA (alm), Bp. Soepono, BA (alm), Bp. Engan Hermanto

(alm), Bp. Soedarno, BA, Bp. Soelaiman HS, dan Ibu Sri Muryati, S.Pd., Bp.

Basoeki, Bp. Marsum M. Dahlan, Bp.Drs. Sumarno,M.Pd., Bp.Drs. Hardiman,

MH, serta Bp. Drs. Suranto,M.Pd. Beliaulah yang secara gigih

memperjuangkan aspirasi warga Boyolali untuk memiliki SMA Bertaraf

Internasional yang diharapkan siswa dapat aktif dan lebih berprestasi.

Keduabelas Kepala Sekolah tersebut telah berhasil memberi warna sekolah

yang dipimpin sehingga selalu tampil di jajaran paling depan dalam

pendidikan, sehingga bisa menjadi rintisan sekolah berbasis internasional.

Jumlah siswa SMA N 1 Boyolali tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Jumlah Siswa

Tahun Pelajaran Jumlah Siswa

Jumlah Ket. Kelas X Kelas XI Kelas XII L P L P L P

2008/2009 162 153 143 178 109 206 951 2009/2010 81 170 162 153 143 178 887 2010/2011 80 185 94 155 153 161 828

2. Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, perlu adanya persiapan yang berkaitan

dengan perijinan dan penyusunan alat ukur yang digunakan dalam penelitian.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

a. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan

yang diajukan pada pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian.

Peneliti meminta surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada

kepala Sekolah SMA N 1 Boyolali dengan memberikan surat pengantar

penelitian dengan nomor 820/H 27.1.17.3/TU/2010, yang sebelumnya

diserahkan dahulu kepada Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Boyolali

untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan surat pengantar dari Kesbangpol

dan Linmas dengan nomor 070/301/X/24/2010, kepada SMA N 1

Boyolali. Setelah mendapat surat pengantar dari program studi Psikologi

dan Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Boyolali, kemudian penulis

mengajukan permohonan kepada pihak SMA N 1 Boyolali dan setelah

mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti baru bisa mengadakan

penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.

b. Persiapan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi,

yang terdiri atas Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal, Skala

Kestabilan Emosi dan Skala Penerimaan Diri. Persiapan mengenai alat ukur

sendiri telah melalui proses proofessional judgement oleh pembimbing.

Mengenai distribusi aitem ketiga skala psikologi serta aspek apa saja yang

mendasarinya telah dibahas pada bab sebelumnya.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3. Pelaksanaan Uji Coba (Try Out)

Pelaksanaan uji coba dilakukan pada dua kelas yaitu kelas X 6 & X 8

yang sejumlah 58 siswa dilaksanakan pada tanggal 1 November 2010.

Pelaksanaan uji coba dilakukan dengan memberikan skala yang terdiri dari

Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal, Skala Kestabilan Emosi dan

Skala Penerimaan Diri. Rata-rata waktu yang diperlukan subjek untuk

mengerjakan ketiga skala tersebut kurang lebih 45 menit. Skala yang dibagikan

berjumlah 58 eksemplar dan semua skala terisi dan terkumpul dengan lengkap.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah skala yang memenuhi syarat terkumpul kemudian dilakukan

penskoran, penskoran dilakukan berdasarkan penyusunan alternatif jawaban

model skala likert yang telah dimodifikasi dengan menghilangkan alternatif

jawaban ragu-ragu (Azwar, 1999). Penskoran pada aitem favourable Skala

Kecemasan Komunikasi Interpersonal, Skala Kestabilan Emosi dan Skala

Penerimaan Diri yaitu Sangat Sesuai (SS) = 4, Sesuai (S) = 3, Tidak Sesuai

(TS) = 2 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) = 1. Penskoran untuk aitem

unfavourable Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal, Skala Kestabilan

Emosi dan Skala Penerimaan Diri yaitu Sangat Sesuai (SS) = 1, Sesuai (S) = 2,

Tidak Sesuai (TS) = 3 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) = 4.

Setelah dilakukan penskoran untuk ketiga skala, maka diperoleh skor

setiap subjek. Hasil dari penskoran tersebut kemudian dilakukan pengujian

daya beda aitem dan reliabilitas skala, daya beda aitem dikatakan baik bila nilai

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

korelasi diatas 0,30 atau di atas 0,25 sudah dianggap baik dan untuk reliabilitas

dapat dikatakan baik jika nilai alpha diatas 0,80.

a. Uji Validitas

1) Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal

Uji validitas skala dilakukan dengan review profesional judgement,

yaitu oleh pembimbing. Daya beda aitem dihitung dengan menggunakan

korelasi product moment dengan bantuan SPSS 16.0. Dari 50 aitem yang

diuji cobakan terdapat 8 aitem dinyatakan gugur, yaitu nomor 2, 24, 25, 29,

31, 33, 34, 44. Daya beda aitem untuk aitem yang valid bergerak dari 0,265

sampai dengan 0,627 dengan p < 0,05. Distribusi aitem Skala Kecemasan

Komunikasi Interpersonal yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel.

Tabel 9 Distribusi Aitem Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal

yang Valid dan Gugur Aspek Indikator Nomer Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable Valid Gugur Valid Gugur

Unwillingness Kecemasan 1,3,5 2 4,6,7 - 7 Introversi 10,12,

13,15 - 16,17 34 7

Rendahnya frekuensi partisipasi dalam situasi komunikasi

11,14 - 8,18, 19

- 5

Avoiding Kurang menghargai situasi komunikasi

20,22, 27

29,31 26 24,33 8

Kurangya pengenalan terhadapsituasi komunikasi

21,23, 28,30

- 32 25 6

Control Kurangya pengendalian terhadap situasi komunikasi karena lingkungan yang berbeda

35,36, 45

- 9,39, 40,42,

47

44 9

Kurangya pengendalian terhadap situasi komunikasi karena reaksi lawan bicara

37,49, 50

- 38,41, 43,46,

48

- 8

Jumlah 22 3 20 5 50

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2) Skala Kestabilan Emosi.

Uji validitas skala dilakukan dengan review profesional judgement,

yaitu oleh pembimbing. Daya beda aitem dihitung dengan menggunakan

korelasi product moment dengan bantuan SPSS 16.0. Dari 50 aitem yang

diuji cobakan terdapat 11 aitem dinyatakan gugur, yaitu aitem nomor 3, 6, 9,

10, 12, 16, 19, 24, 27, 29, 34, Daya beda aitem untuk aitem yang valid

bergerak dari 0,272 sampai dengan 0,580 dengan p<0,05. Distribusi aitem

Skala Kestabilan Emosi yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel.

Tabel 10 Distribusi Aitem Skala Kestabilan Emosi

yang Valid dan Gugur

Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah Favourable Unfavourable

Valid Gugur Valid Gugur Firmly Established

Kondisi emosi tidak mudah tergoyahkan dan terganggu

1,21, 43

- 8,17, 25,42

- 7

Tidak mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif

7,31, 44

19 38,41, 45

- 7

Well Balanced Tidak menghindari emosi negatif, tetapi akan menghadapi, mengatasi dan menjaganya untuk lebih tenang

2,20, 35

9 28,36 16 7

Mampu merespon emosi positif dan emosi negatif dengan seimbang

14 3,24 18,22, 40,39

- 7

Tidak mudah mengalami emosi yang ekstrem

32,37 34 26,46 6,12 7

Capable Remain in Same Status

Tidak cepat mengalami perubahan emosi

4,23, 47

10 30,33, 50

- 7

Tidak mengalami perubahan emosi yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak terprediksi

11,15,48 27 5,13, 49

29 8

Jumlah 18 7 21 4 50

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3) Skala Penerimaan Diri

Uji validitas skala dilakukan dengan review profesional

judgement, yaitu oleh pembimbing. Daya beda aitem dihitung dengan

menggunakan korelasi product moment dengan bantuan SPSS 16.0. Dari

50 aitem yang diuji cobakan terdapat 19 aitem dinyatakan gugur, yaitu

aitem nomor 2, 11, 12, 14, 15, 16, 21, 25, 29, 33, 34, 35, 42, 44, 45, 46,

48, 49 dan 50. Daya beda aitem untuk aitem yang valid bergerak dari

0,265 sampai dengan 0,613. Distribusi aitem Skala Penerimaan Diri yang

valid dan gugur dapat dilihat pada tabel.

Tabel 11 Distribusi Aitem Skala Penerimaan Diri

yang Valid dan Gugur

Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable

Valid Gugur Valid Gugur Pembukaan diri Kemampuan

mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi kepada orang lain

9,22 34 1,26,39

- 6

Perasaan tertarik dalam kegiatan yang bersifat pengungkapan diri

8,28,41

- 40 21,33 6

Penerimaan terhadap orang lain

Peka terhadap kebutuhan orang lain

23,43 12 10,38 2 6

Bersedia menerima bantuan atau peran orang lain

7,31 15 27 11,45 6

Kesehatan psikologis

Memandang dirinya sebagai individu yang disenangi

13,24 35 3,20 46 6

Merasa dirinya memiliki kemampuan

6,32 14, 49 47 16,29 7

Yakin bahwa dirinya merupakan individu yang berguna atau pantas

17,36 44 4,19 42 6

Terdapat keyakinan untuk dapat diterima orang lain

5 25,48 18,30,

37

50 7

Jumlah 16 9 15 10 50

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

a. Uji Reliabilitas

Setelah uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas pada

aitem yang valid. Pengujian reliabilitas diperlukan untuk mengetahui

konsistensi atau keterpercayaan skala psikologi, sehingga didapat skala

psikologi yang konsisten dari waktu ke waktu (Azwar, 1999). Uji

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien reliabilitas alpha,

dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0 for

windows. Pengujian reliabilitas diperlukan untuk mengetahui konsistensi

atau keterpercayaan skala psikologi, sehingga didapat skala psikologi

yang konsisten dari waktu ke waktu (Azwar, 1999).

1) Uji Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal

Hasil uji reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal

dari 42 aitem yang valid menunjukan hasil yang reliabel, dengan

koefisien reliabilitas (rtt) sebesar 0,906. Skala Kecemasan Komunikasi

Interpersonal telah memenuhi persyaratan keandalan alat ukur, sehingga

Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal ini dapat digunakan sebagai

alat pengumpulan data.

2) Uji Reliabilitas Skala Kestabilan Emosi

Hasil uji reliabilitas Skala Kestabilan Emosi dari 39 aitem yang

valid menunjukan hasil yang reliabel, dengan koefisien reliabilitas (rtt)

sebesar 0,881. Skala Kestabilan Emosi telah memenuhi persyaratan

keandalan alat ukur, sehingga Skala Kestabilan Emosi ini dapat

digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3) Uji Reliabilitas Skala Penerimaan Diri

Hasil uji reliabilitas Skala Penerimaan Diri dari 31 aitem yang

valid menunjukan hasil yang reliabel, dengan koefisien reliabilitas (rtt)

sebesar 0,820. Skala Penerimaan Diri telah memenuhi persyaratan

keandalan alat ukur, sehingga Skala Penerimaan Diri ini dapat digunakan

sebagai alat pengumpulan data.

5. Penyusunan Alat Ukur untuk Penelitian

Tahap selanjutnya setelah pengujian validitas dan reliabilitas adalah

mempersiapkan aitem-aitem yang valid, kemudian didistribusi ulang untuk

mengambil data penelitian. Distribusi ulang skala yang digunakan untuk

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 12, 13 dan 14.

Tabel 12 Distribusi Aitem Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal

untuk Penelitian

Aspek Indikator Nomer Aitem Jumlah Item Favourable Unfavourable

Unwillingness Kecemasan 1(1),3(2),5(4) 4(3),6(5),7(6) 6 Introversi 10(9),12(11),

13(12),15 (14) 16(15),17(16) 6

Rendahnya frekuensi partisipasi dalam situasi komunikasi

11(10),14(13) 8(7),18(17), 19(18)

5

Avoiding Kurang menghargai situasi komunikasi

20(19),22(21),27(24)

26(23) 4

Kurangya pengenalan terhadapsituasi komunikasi

21(20),23(22),28(25), 30(26)

32(27) 5

Control Kurangya pengendalian terhadap situasi komunikasi karena lingkungan yang berbeda

35(28),36(29) 45(37)

9(8),39(32), 40(33),42(35) 47(39)

8

Kurangya pengendalian terhadap situasi komunikasi karena reaksi lawan bicara

37(30),49(41) 50(42)

38(31),41(34),43(36),46(38) 48(40)

8

Jumlah 22 20 42 Catatan: nomor yang diberi tanda ( ) adalah nomor urut baru.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 13 Distribusi Aitem Skala Kestabilan Emosi

untuk Penelitian

Catatan: nomor yang diberi tanda ( ) adalah nomor urut baru.

Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah Favourable Unfavourable

Firmly Established

Kondisi emosi tidak mudah tergoyahkan dan terganggu

1(1),21(14), 43(32)

8(6),17(11), 25(17),42(31)

7

Tidak mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif

7(5),31(21), 44(33)

38(27),41(30),45(34)

6

Well Balanced Tidak menghindari emosi negatif, tetapi akan menghadapi, mengatasi dan menjaganya untuk lebih tenang

2(2),20(13), 35(24)

28(19),36(25) 5

Mampu merespon emosi positif dan emosi negatif dengan seimbang

14(9) 18(12),22(15),39(28), 40(29)

5

Tidak mudah mengalami emosi yang ekstrem

32(22),37(26) 26(18),46(35) 4

Capable Remain in Same Status

Tidak cepat mengalami perubahan emosi

4(3),23(16), 47(36)

30(20),33(23),50(39)

6

Tidak mengalami perubahan emosi yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak terprediksi

11(7),15(10), 48(37)

5(4),13(8),49 (38)

6

Jumlah 18 21 39

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 14 Distribusi Aitem Skala Penerimaan Diri

untuk Penelitian

Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah Favorable Unfavourable

Pembukaan diri

Kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi kepada oranglain

9(8),22(15) 1(1),26(18), 39(27)

5

Perasaan tertarik dalam kegiatan yang bersifat pengungkapan diri

8(7),28(20), 41(29)

40(28) 4

Penerimaan terhadap oranglain

Peka terhadap kebutuhan oranglain

23(16),43(30) 10(9),38(26) 4

Bersedia menerima bantuan atau peran oranglain

7(6),31(22) 27(19) 3

Kesehatan psikologis

Memandang dirinya sebagai individu yang disenangi

13(10),24(17) 3(2),20(14) 4

Merasa dirinya memiliki kemampuan

6(5),32(23) 47(31) 3

Yakin bahwa dirinya merupakan individu yang berguna atau pantas

17(11),36(24) 4(3),19(13) 4

Terdapat keyakinan untuk dapat diterima oranglain

5(4) 18(12),30(21), 37(25)

4

Jumlah 16 15 31 Catatan: nomor yang diberi tanda ( ) adalah nomor urut baru.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X sebanyak tiga kelas

yaitu X2, X3 dan X7 yang diperoleh dengan teknik cluster random sampling.

Jumlah subjek yang dipergunakan dalam penelitian sebanyak 85 siswa.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada hari Senin tanggal 22 November 2010

dengan memberikan skala penelitian yang terdiri dari Skala Kecemasan

Komunikasi Interpersonal, Skala Kestabilan Emosi dan Skala Penerimaan Diri

kepada masing-masing subjek. Rata-rata waktu yang dipergunakan subjek

untuk mengisi seluruh skala adalah 35 menit. Dari 85 eksemplar skala yang

disebar terkumpul 85 eksemplar skala, selanjutnya dilakukan pemeriksaan

kelengkapan data terhadap masing-masing 85 eksemplar skala tersebut. Dari

pemeriksaan tersebut didapatkan semua skala yang berjumlah 85 eksemplar,

layak untuk dilakukan skoring.

3. Pelaksanaan Skoring

Setelah data terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan pemberian skor

pada hasil pengisian skala untuk keperluan analisis data. Ketiga skala

menggunakan sistem penilaian dengan kategori Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),

Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Aitem-aitem dalam ketiga skala

ini terdiri aitem yang favorable dan aitem unfavorable. Skor untuk aitem yang

favorable yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Skor untuk aitem yang

unfavorable yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4. Skor total setiap aitem yang

diperoleh dari subjek penelitian dijumlahkan untuk tiap-tiap skala. Total skor

setiap aitem dari setiap skala yang diperoleh subjek ini akan digunakan dalam

analisis data.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

C. Analisis Data dan Interpretasi

Perhitungan analisis data dilakukan setelah syarat uji asumsi terpenuhi,

syarat tersebut meliputi uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik. Perhitungan

dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan komputer program Statistical

Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.

1. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berditribusi normal atau tidak (Priyatno, 2008). Data yang diuji adalah

sebaran data pada Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal, Skala

Kestabilan Emosi dan Skala Penerimaan Diri. Dalam penelitian ini akan

digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi

0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar

dari 5% atau 0,05 (Priyatno, 2009). Berdasarkan hasil perhitungan dalam

tabel di bawah ini, diperoleh nilai signifikansi K-S sebesar 0,200. Karena

nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data

pada variabel kecemasan komunikasi interpersonal, kestabilan emosi dan

penerimaan diri berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel.

Tabel 15 Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kecemasan Komunikasi Interpersonal

.066 85 .200* .975 85 .094

Kestabilan Emosi .078 85 .200* .992 85 .902

Penerimaan Diri .071 85 .200* .975 85 .103

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Pengujian

pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan taraf

signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang

linier bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 2009).

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di bawah ini,

menunjukkan bahwa hubungan antara variabel kestabilan emosi dengan

kecemasan komunikasi interpersonal menghasilkan nilai signifikansi

Linearity sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa antara variabel kestabilan emosi dan kecemasan

komunikasi interpersonal terdapat hubungan yang linier.

Tabel 16 Hasil Uji Linieritas antara Variabel Kestabilan Emosi dengan

Kecemasan Komunikasi Interpersonal

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Kecemasan Komunikasi Interpersonal * Kestabilan Emosi

Between Groups

(Combined) 5256.074 41 128.197 1.241 .243

Linearity 2129.505 1 2129.505 20.614 .000

Deviation from Linearity

3126.569 40 78.164 .757 .812

Within Groups 4442.114 43 103.305

Total 9698.188 84

Sedangkan untuk hasil perhitungan pada variabel penerimaan diri

dengan kecemasan komunikasi interpersonal menghasilkan nilai

signifikansi Linearity sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel penerimaan diri

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

dengan kecemasan komunikasi interpersonal terdapat hubungan yang

linier. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 17 Hasil Uji Linieritas Antara Variabel Penerimaan Diri dengan

Kecemasan Komunikasi Interpersonal ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Kecemasan Komunikasi Interpersonal * Penerimaan Diri

Between Groups

(Combined) 5843.105 30 194.770 2.728 .001

Linearity 3113.705 1 3113.705 43.615 .000

Deviation from Linearity

2729.400 29 94.117 1.318 .188

Within Groups 3855.083 54 71.390

Total 9698.188 84

2. Uji Asumsi Klasik

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya hubungan linier

antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus

terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinieritas. Dalam

uji multikolinieritas ini akan melihat nilai variance inflation factor (VIF)

pada model regresi. Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih

besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas

dengan variabel bebas lainnya (dalam Priyatno, 2009).

Dari hasil perhitungan, dapat diketahui nilai VIF kedua variabel,

yaitu variabel kestabilan emosi dan penerimaan diri adalah 1,051 yang lebih

kecil dari 5, sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa antarvariabel

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kestabilan emosi dan penerimaan diri tidak terjadi persoalan

mulitikulinearitas. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 18 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 178.929 10.971 16.310 .000

Kestabilan Emosi

-.314 .073 -.361 -4.288 .000 .952 1.051

Penerimaan Diri

-.638 .110 -.487 -5.779 .000 .952 1.051

a. Dependent Variable: Kecemasan Komunikasi Interpersonal

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidak

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi. Prasyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya gejala heteroskedastisitas (Priyatno,2008). Menurut Priyatno (2009)

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat

dilihat pada pola gambar Scatterplot yang menyatakan bahwa model

tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, jika:

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka nol.

2) Titik-titik data membentuk pola yang tidak jelas.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pola gambar berikut ini:

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 2

Pola gambar Scatterplot

Dari hasil analisis pola gambar Scatterplott di atas dapat dilihat

bahwa pola gambar tersebut tidak menunjukkan adanya gejala

heteroskedastisitas sehingga model dalam penelitian ini terbebas dari

heteroskedastisitas.

e. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidak

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara

residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.

Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam

model regresi (Priyatno, 2008). Metode pengujian yang digunakan adalah

Uji Durbin-Watson (uji DW), dengan ketentuan jika d terletak antara dU dan

(4-dU), maka tidak ada autokorelasi. Hasil analisis menunjukkan nilai

Durbin-Watson sebesar 2,126 dan hasil tersebut disimpulkan bahwa model

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

ini tersebas dari autokorelasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 2 berikut ini:

Tidak ada autokorelasi

0 dl du 2 4-du 4-dl 4

2,126 (nilai hitung Durbin Watson)

Gambar 2 Pengujian Autokorelasi

Penentuan nilai du dan dl seperti terlihat pada gambar di atas

berdasarkan pada tabel uji durbin Watson dengan k=2 dan N=85 (k=jumlah

variabel bebas dan N= jumlah sampel) maka diperoleh nilai dl=1,5995 dan

niali du=1,6957. Perhitungan selanjutnya 4-du (4-1,6957=2,3043) dan 4-dl

(4-1,5995=2,4005). Hasil analisis diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar

2,126 sehingga terletak di daerah tidak ada autokorelasi sehingga model ini

terbebas dari autokorelasi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel

dibawah:

Tabel 19 Uji autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .667a .445 .432 8.099 2.126

a. Predictors: (Constant), Penerimaan Diri, Kestabilan Emosi

b. Dependent Variable: Kecemasan Komunikasi Interpersonal

2,3043 2,4005 1,69577 1,5995

Daerah Keragu-raguan

Autokorelasi Negatif

Daerah Keragu-raguan

Autokorelasi Positif

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi, langkah selanjutnya adalah melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik analisis

regresi linier berganda.

a. Uji Koefisien Regresi secara Bersama-sama (Uji-F)

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan Uji-F, yang bertujuan

untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama

berhubungan secara signifikan terhadap variabel dependen. Hasil F-Test

menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berhubungan

terhadap variabel dependen jika F Hitung (pada kolom F) lebih besar dari F

Tabel (Priyatno, 2009). Hasil Uji-F dalam penelitian ini adalah:

Tabel 20 Hasil Uji-F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4319.746 2 2159.873 32.930 .000a

Residual 5378.442 82 65.591

Total 9698.188 84

a. Predictors: (Constant), Penerimaan Diri, Kestabilan Emosi

b. Dependent Variable: Kecemasan Komunikasi Interpersonal

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai F Hitung sebesar 32,930

dan F Tabel (dilihat dalam lampiran tabel F) sebesar 3,108. Karena

FHitung>FTabel (32,930 > 3,108) dan p<0,05, artinya ada hubungan yang

signifikan antara kestabilan emosi dan penerimaan diri secara bersama-sama

dengan kecemasan komunikasi interpersonal.

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b. Analisis Korelasi Ganda (R)

Selanjutnya, untuk menunjukkan seberapa besar hubungan yang

terjadi antara variabel independen secara serentak terhadap variabel

dependen, dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi ganda (R).

Dari hasil analisis regresi, diperoleh nilai koefisien korelasi ganda (R)

sebagai berikut:

Tabel 21 Hasil Analisis Korelasi Ganda

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .667a .445 .432 8.099

a. Predictors: (Constant), Penerimaan Diri, Kestabilan Emosi

b. Dependent Variable: Kecemasan Komunikasi Interpersonal

Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R sebesar 0,667. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara kestabilan emosi

dan penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal.

c. Analisis Determinasi (R2)

Pada tabel 21 dapat dilihat persentase sumbangan hubungan variabel

independen secara serentak terhadap variabel dependen, yaitu dengan

melihat kolom R square (determinasi). Koefisien ini menunjukkan seberapa

besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model

mampu menjelaskan variabel dependen (Priyatno, 2008). Dari tabel tersebut

diperoleh nilai R square sebesar 0,445 atau 44,5%. Hal ini menunjukkan

bahwa persentase sumbangan hubungan variabel independen (kestabilan

emosi dan penerimaan diri) terhadap variabel dependen (kecemasan

komunikasi interpersonal) sebesar 44,5%. Atau variasi variabel independen

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

kestabilan emosi dan penerimaan diri) mampu menjelaskan sebesar 44,5%

variasi variabel dependen (kecemasan komunikasi interpersonal).

Sedangkan sisanya sebesar 55,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

d. Uji Korelasi secara Parsial

Uji korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh

dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r)

berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti

hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0

berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif

menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif

menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun), (Priyatno,2008).

Hasil perhitungan korelasi parsial dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 22 Korelasi antara Kestabilan Emosi dengan Kecemasan

Komunikasi Interpersonal

Correlations

Control Variables Kecemasan Komunikasi

Interpersonal Kestabilan

Emosi

Penerimaan Diri Kecemasan Komunikasi Interpersonal

Correlation 1.000 -.428

Significance (1-tailed)

. .000

df 0 82

Kestabilan Emosi Correlation -.428 1.000

Significance (1-tailed)

.000 .

df 82 0

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial diatas didapat korelasi

antara kestabilan emosi dengan kecemasan komunikasi interpersonal (rx1y)

dimana variabel penerimaan diri dikendalikan, adalah -0,428 dan p<0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan negatif yang signifikan antara

kestabilan emosi dengan kecemasan komunikasi interpersonal.

Tabel 23 Korelasi antara Penerimaan diri dengan Kecemasan

Komunikasi Interpersonal Correlations

Control Variables Kecemasan Komunikasi

Interpersonal Penerimaan

Diri

Kestabilan Emosi Kecemasan Komunikasi Interpersonal

Correlation 1.000 -.538

Significance (1-tailed)

. .000

df 0 82

Penerimaan Diri Correlation -.538 1.000

Significance (1-tailed)

.000 .

df 82 0

Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial diatas didapat korelasi

antara penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal (rx2y)

dimana variabel kestabilan emosi dikendalikan adalah -0,538 dan p<0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan negatif yang signifikan

antara penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal.

4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Setelah dilakukan perhitungan secara manual, sumbangan relatif

kestabilan emosi sebesar 38,1% dan sumbangan relatif penerimaan diri

sebesar 61,9%. Sumbangan efektif kestabilan emosi dengan kecemasan

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

komunikasi interpersonal sebesar 16,95% dan sumbangan efektif

penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal sebesar

27,55%. Total sumbangan efektif kestabilan emosi dan penerimaan diri

terhadap kecemasan komunikasi interpersonal sebesar 44,5% yang

ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,445.

5. Hasil Analisis Deskriptif

Berikut ini akan disajikan deskripsi data penelitian, deskripsi data

penelitian dijelaskan sebagai gambaran umum mengenai data penelitian yang

lengkap dan dapat dilihat pada tabel 24 berikut ini:

Tabel 24 Deskripsi Data Penelitian

Keterangan: M : Mean

: Standar Deviasi

a. Kategorisasi tingkat kecemasan komunikasi interpersonal berdasarkan nilai

subjek.

Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal akan dikategorikan

untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang

dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek

Skala Jum

Subjek

Data hipotetik M

SD

Data empirik M

SD Skor

Min Skor Maks

Skor Min

Skor Maks

Kecemasan Komunikasi Interpersonal

85 42 168 105 21 58 110 90,21 10,765

Kestabilan Emosi

85 39 156 97,5 19,5 72 134 104,85 12,385

Penerimaan Diri 85 31 124 77,5 15,5 70 113 87,46 8,199

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut

model normal (Azwar, 1999). Skor minimal yang diperoleh subjek adalah

42 x 1 = 42 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 42 x 4 =

168, maka jarak sebarannya adalah 168 42 = 126 dan setiap satuan deviasi

standarnya bernilai 126 : 6,0 = 21, sedangkan rerata hipotetiknya 42 x 2,5 =

105. Apabila subjek digolongkan dalam 3 kategorisasi, maka akan diperoleh

kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel.

Tabel 25 Kriteria Kategori Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal

dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi Subjek

Rerata empirik Frek

(N) Presentase

(%) 126 Tinggi - -

(MH-

84 126 Sedang 65 76,5 90,21

X < (MH- X < 84 Rendah 20 23,5 Jumlah 85 100

Dari kategori Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal seperti

terlihat pada tabel, dapat diambil kesimpulan bahwa 76,5% subjek memiliki

tingkat kecemasan komunikasi interpersonal yang tergolong sedang dan

23,5% subjek tergolong memiliki tingkat kecemasan komunikasi

interpersonal yang tergolong rendah.

b. Kategorisasi tingkat kestabilan emosi berdasarkan nilai subjek.

Skala Kestabilan Emosi akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi

rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan

mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal,

sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal (Azwar, 1999).

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 39 x 1 = 39 dan skor maksimal

yang dapat diperoleh subjek adalah 39 x 4 = 156, maka jarak sebarannya

adalah 156 - 39 = 117 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 117 : 6,0

= 19,5, sedangkan rerata hipotetiknya 39 x 2,5 =97,5. Apabila subjek

digolongkan dalam 3 kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta

distribusi skor subjek seperti pada tabel.

Tabel 26 Kriteria Kategori Skala Kestabilan Emosi

dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi Subjek

Rerata empirik Frek

(N) Presentase

(%) 117 Tinggi 15 17,6

(MH-

78 117 Sedang 69 81,2 104,85

X < (MH- X < 78 Rendah 1 1,2 Jumlah 85 100

Dari kategori Skala Kestabilan Emosi seperti terlihat pada tabel

dapat diambil kesimpulan bahwa 17,6% subjek memiliki kestabilan emosi

yang tergolong tinggi, 81,2% subjek memiliki tingkat kestabilan emosi

yang tergolong sedang dan 1,2% subjek memiliki kestabilan emosi yang

tergolong rendah.

c. Kategorisasi tingkat penerimaan diri berdasarkan nilai subjek.

Skala Penerimaan Diri akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi

rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan

mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal,

sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal (Azwar, 1999).

Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 31 x 1 = 31 dan skor maksimal

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

yang dapat diperoleh subjek adalah 31 x 4 = 124, maka jarak sebarannya

adalah 124 31 =93 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 93 : 6,0 =

15,5 sedangkan rerata hipotetiknya 31 x 2,5 = 77,5. Apabila subjek

digolongkan dalam 3 kategori, maka akan diperoleh kategorisasi serta

distribusi skor subjek seperti pada tabel.

Tabel 27 Kriteria Kategori Skala Penerimaan Diri

dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi Subjek

Rerata empirik Frek

(N) Presentase

(%) 93 Tinggi 19 22,3

(MH-

62 93 Sedang 66 77,7 87,46

X < (MH- X < 62 Rendah - - Jumlah 85 100

Dari kategori Skala Penerimaan Diri seperti terlihat pada tabel, dapat

diambil kesimpulan bahwa 22,3% subjek memiliki penerimaan diri yang

tergolong tinggi, dan 77,7% subjek memiliki penerimaan diri yang

tergolong sedang.

D. Pembahasan

Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan diterimanya hipotesis yang

diajukan, yaitu adanya hubungan yang signifikan antara kestabilan emosi dan

penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal. Hal tersebut

didasarkan atas hasil output SPSS, dimana nilai p-value 0,000 < 0,05 sedangkan F

Hitung > F Tabel (32,930 > 3,108). Serta nilai R sebesar 0,667 menunjukkan

bahwa adanya hubungan yang kuat antara kestabilan emosi dan penerimaan diri

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja. Hasil tersebut berarti

bahwa kestabilan emosi dan penerimaan diri dapat digunakan sebagai prediktor

untuk memprediksi kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja. Semakin

tinggi kestabilan emosi dan penerimaan diri, maka semakin rendah kecemasan

komunikasi interpersonal. Sebaliknya semakin rendah kestabilan emosi dan

penerimaan diri, maka semakin tinggi kecemasan komunikasi interpersonal.

Kecemasan komunikasi interpersonal merupakan keadaan cemas dalam

interaksi komunikasi, disebabkan karena individu mengembangkan perasaan

negatif dan memperkirakan hasil yang negatif pula dalam komunikasinya (De

Vito, 1995). Individu yang memiliki kestabilan emosi dan penerimaan diri yang

tinggi akan lebih merasa tenang, mampu berpikir positif dalam segala hal serta

lebih memiliki keyakinan akan kemampuan diri sendiri (Goleman, dkk (dalam

Irma, 2003); Matthews, 1993), dengan demikian kecemasan komunikasi

interpersonal yang dialami individu akan rendah. Sebaliknya, dengan kestabilan

emosi dan penerimaan diri yang rendah, individu cenderung mudah merasa takut,

lebih memikirkan terjadinya kegagalan, kurang memiliki keyakinan untuk

menunjukkan diri dan mudah merasa takut jika oranglain mengetahui apa yang

difikirkan dan dirasakan (Durham (dalam Locke, 2003); Matthews, 1993).

Dengan demikian kecemasan komunikasi interpersonal yang dialami individu

akan semakin tinggi.

Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa hipotesis penelitian yang

berbunyi ada hubungan negatif antara kestabilan emosi dengan kecemasan

komunikasi interpersonal diterima. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rx1y

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

sebesar -0,428 dengan p-value 0,000 dimana p-value < 0,05. Nilai tersebut

menunjukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kestabilan emosi

dengan kecemasan komunikasi interpersonal. Semakin tinggi kestabilan emosi

maka semakin rendah kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja, begitu

juga sebaliknya semakin rendah kestabilan emosi maka semakin tinggi kecemasan

komunikasi interpersonal pada remaja.

Hubungan antara kestabilan emosi dengan kecemasan komunikasi

interpersonal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Goleman

(dalam Irma, 2003) bahwa individu yang memiliki kestabilan emosi akan

memiliki kendali diri dalam arti mampu mengelola emosi dan impuls yang

merusak dengan efektif, memiliki adaptabilitas, dalam arti luwes dalam

menangani perubahan dan tantangan, dan optimis. Wiggins (dalam Cable dan

Judge, 2003) juga menambahkan bahwa individu dengan kestabilan emosi tinggi

akan bersikap tenang, merasa aman, dan tidak nervous.

Sebaliknya individu yang memiliki kestabilan emosi yang rendah akan

cenderung merasa cemas, emosional, mudah malu, dan murung. Locke (2003)

juga menambahkan individu dengan kestabilan emosi yang rendah akan mudah

cemas, moody, lebih banyak ekspresi negatif dalam afeksinya, atau bahkan malu

dalam kerjasama. Sehingga individu mudah mengalami kecemasan komunikasi

interpersonal yang tinggi. Hasil tersebut juga sesuai dengan pendapat

Macyntre,dkk (dalam Chienjing, 2010) yang mengemukakan bahwa kecemasan

berbicara berhubungan signifikan dengan beberapa faktor kepribadian, salah

satunya adalah kestabilan emosi.

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa skor kestabilan emosi subjek

berada pada kategori sedang dengan prosentase 81,2 % dan 78 < 117 dengan

rerata empirik 104,85 dan rerata hipotetik 97,5. Sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa kestabilan emosi pada kelas X SMA N 1 Boyolali pada umumnya termasuk

dalam kategori sedang. Kondisi emosi siswa kelas X yang tergolong dalam usia

remaja pada umumnya memang belum menunjukkan kestabilan yang tinggi

dikarenakan secara psikologis remaja mengalami perubahan dalam keadaan

, dimana remaja

mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya (Mappiare,

1982). Pada masa ini ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan

fisik dan kelenjar yang mengakibatkan sebagian besar remaja mengalami

perubahan kondisi emosi dari waktu ke waktu.

Mengingat dengan adanya kestabilan emosi yang tinggi individu akan

lebih dapat merasa tenang dan lebih percaya diri untuk mencapai kesuksesan

(Locke, 2003), maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kestabilan emosi

pada remaja. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal yang

mempengaruhinya, antara lain pola asuh orangtua dan pola pikir yang dimiliki

oleh individu (Mappiare, 1982).

Hasil perhitungan juga menunjukkan adanya hubungan negatif antara

penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal, hal tersebut dapat

dilihat dari nilai rx 2 y sebesar -0,538 dengan p-value 0,000 < dari 0,05. Nilai

tersebut mempunyai arti semakin tinggi penerimaan diri maka semakin rendah

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

kecemasan komunikasi interpersonal, begitu juga sebaliknya semakin rendah

penerimaan diri maka kecemasan komunikasi interpersonal semakin tinggi.

Hasil tersebut sesuai pendapat yang dikemukakan Hjelle dan Zeigler

(1992) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki penerimaan diri akan

dapat menerima dirinya dengan kelemahan dan keterbatasan yang ada, tidak

terbebani oleh rasa bersalah, rasa malu, dan kecemasan. Johnson (1993) juga

mengemukakan bahwa menerima diri sendiri merupakan salah satu cara untuk

dapat menanggulangi ketakutan dan kecemasan pada individu. Dengan demikian

kecemasan komunikasi interpersonal yang mungkin dialami oleh remaja

cenderung rendah. Sebaliknya remaja yang penerimaan dirinya rendah cenderung

mengalami kecemasan yang tinggi ketika melakukan komunikasi interpersonal.

Hal ini sesuai dengan pendapat Crawford, dkk (2006) yang menyatakan bahwa

kecemasan komunikasi berkaitan beberapa variabel, antara lain harga diri dan

masalah penerimaan diri. McCrosckey (dalam William, 1991) juga menambahkan

bahwa kecemasan komunikasi interpersonal berhubungan dengan penerimaan diri

pada individu. Hubungan negatif antara penerimaan diri dengan kecemasan

komunikasi interpersonal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang pernah

dilakukan oleh Lustig (dalam Croskey, 1977) yang menunjukkan adanya

hubungan negatif antara penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi

interpersonal.

Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa skor penerimaan diri subjek

berada pada kategori sedang 77,7% dengan 62 93, dengan rerata empirik

87,46 dan rerata hipotetik 77,5. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerimaan

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

diri siswa kelas X SMA N 1 Boyolali pada umumnya termasuk dalam kategori

sedang. Beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada individu

antara lain pemahaman diri, harapan yang realistis, sikap lingkungan sosial yang

mendukung, perspektif diri dan pelatihan pada masa kanak-kanak yang baik

(Hurlock, 1974).

Skor kecemasan komunikasi interpersonal pada subjek berada pada

kategori sedang 76,5% dengan 84 126, dengan rerata empirik 90,21% dan

rerata hipotetik 105. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya

kecemasan komunikasi interpersonal siswa kelas X SMA N 1 Boyolali temasuk

dalam kategori sedang. Kecemasan yang dialami pada saat individu melakukan

komunikasi interpersonal dapat menyebabkan remaja menarik diri dari pergaulan

sehingga keterlibatan remaja dalam berkomunikasi menjadi minim atau sedikit

(Daly dan McCroskey, 1984).

Berdasarkan dari nilai koefisien determinasi (R2) diketahui besarnya

sumbangan efektif kedua variabel bebas (kestabilan emosi dan penerimaan diri)

terhadap variabel tergantung (kecemasan komunikasi interpersonal) sebesar

44,5%, artinya sebesar 44,5% kecemasan komunikasi interpersonal dapat

dijelaskan oleh variabel kestabilan emosi dan penerimaan diri, sedangkan sisanya

sebesar 55,5% dipengaruhi oleh beberapa variabel lainnya, baik dari faktor

personal (kepribadian) lain misalnya self esteem, kontrol diri, asertivitas maupun

dari faktor situasional seperti subordinate status, pengalaman atau ketrampilan

komunikasi yang dimiliki individu, ataupun tingkat evaluasi yang diberikan oleh

oranglain.

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan, sehingga untuk penerapan

penelitian bagi populasi yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda

memerlukan penelitian lebih lanjut dengan menambah variabel lain yang belum

disertakan dalam penelitian ini, perbaikan dalam pemakaian alat ukur, prosedur,

serta memperluas ruang lingkup penelitian. Sehingga diharapkan penelitian

selanjutnya dapat menemukan hasil yang lebih komprehensif.

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ada hubungan yang signifikan antara kestabilan emosi dan penerimaan

diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja.

2. Secara parsial ada hubungan negatif yang signifikan antara kestabilan

emosi dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja. Artinya

semakin tingi kestabilan emosi, semakin rendah kecemasan komunikasi

interpersonalnya. Sebaliknya semakin rendah kestabilan emosi maka

semakin tinggi kecemasan komunikasi interpersonal.

3. Secara parsial ada hubungan negatif yang signifikan antara penerimaan

diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja. Artinya

semakin tinggi penerimaan diri, semakin rendah kecemasan komunikasi

interpersonalnya. Sebaliknya semakin rendah penerimaan diri maka

semakin tinggi kecemasan komunikasi interpersonal.

4. Sumbangan relatif kestabilan emosi sebesar 38,1% dan sumbangan relatif

penerimaan diri sebesar 61,9%. Sumbangan efektif kestabilan emosi

terhadap kecemasan komunikasi interpersonal sebesar 16,95% dan

sumbangan efektif penerimaan diri terhadap kecemasan komunikasi

interpersonal sebesar 27,55%. Total sumbangan efektif ditunjukkan oleh

nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,445 atau 44,5%.

80

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

5. Kecemasan komunikasi interpersonal, kestabilan emosi dan penerimaan

diri pada siswa kelas X SMA N 1 Boyolali pada umumnya termasuk dalam

kategori sedang.

B. Saran

1. Bagi remaja

Bagi remaja terkait peranan kestabilan emosi dan penerimaan diri

terhadap kecemasan komunikasi interpersonal, remaja diharapkan untuk

meningkatkan kestabilan emosi dan penerimaan diri dengan cara lebih

berfikir positif, memahami diri dengan baik dan lebih memiliki harapan-

harapan yang realistis dalam kehidupannya, dengan demikian diharapkan

dapat menghindari terjadinya kecemasan komunikasi interpersonal.

2. Bagi pihak-pihak terkait seperti pendidik atau sekolah dan orang tua

Bagi pendidik dan orangtua, diharapkan menjadikan kestabilan emosi

dan penerimaan diri sebagai bahan pertimbangan dalam pencegahan dan

penanganan masalah kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja.

Pendidik diharapkan berupaya memberikan perlakuan atau program-

program yang dapat membantu peningkatan kestabilan emosi dan

penerimaan diri pada siswa, dengan cara memberikan penyuluhan kepada

siswa untuk memperbaiki pola pikir, sehingga dapat lebih berfikir positif,

dan lebih memahami diri sendiri dengan baik. Serta memberikan

penyuluhan kepada orangtua siswa mengenai cara mendidik atau

mengasuh anak dengan pola asuh yang tepat salah satunya dengan

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN ... digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

menerapkan pola asuh demokratis. Sehingga nantinya diharapkan siswa

tidak mudah mengalami kecemasan komunikasi interpersonal.

3. Bagi peneliti lain

Bagi peneliti lain khususnya ilmuwan psikologi yang tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan tema yang sama, diharapkan penelitian ini

dapat digunakan sebagai informasi dan bahan acuan dalam penelitian.

Peneliti menyarankan untuk lebih memperluas ruang lingkup, misalnya

dengan memperluas populasi atau menambah variabel-variabel lain,

seperti faktor personal (kepribadian) lain yang dimiliki individu misalnya

harga diri, kontrol diri, asertivitas maupun dari faktor situasional seperti

subordinate status, pengalaman atau ketrampilan komunikasi yang

dimiliki individu, ataupun tingkat evaluasi yang diberikan oleh oranglain.

Dengan demikian, hasil yang didapat lebih bervariasi dan beragam,

sehingga kesimpulan yang diperoleh lebih komprehensif.