hubungan industrial sesi 4 oleh: mohammad mustaqim, mm, aaaij , qip

29
17.06.22 17.06.22 04:12 04:12 HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi 4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ, QIP Jaminan Sosial Tenaga Kerja Saat Jam Kerja (Astek) Jenis-Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja Cara Penghitungan Premi Jamsostek Jaminan untuk pekerja harian/proyek Diluar Jam Kerja (JKDK)

Upload: giona

Post on 20-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi 4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Saat Jam Kerja (Astek) Jenis-Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja Cara Penghitungan Premi Jamsostek Jaminan untuk pekerja harian/proyek Diluar Jam Kerja (JKDK). Pasal 99 UU No. 13 tahun 2003. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

HUBUNGAN INDUSTRIALSesi 4

Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ, QIP

Jaminan Sosial Tenaga Kerja• Saat Jam Kerja (Astek)

Jenis-Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja Cara Penghitungan Premi Jamsostek Jaminan untuk pekerja harian/proyek

• Diluar Jam Kerja (JKDK)

Page 2: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Pasal 99 UU No. 13 tahun 20031. Setiap pekerja/buruh dan keluarganya

berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.

2. Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

[email protected]

Yang dimaksud di ayat 2 tersebut adalah UU No. 3 tahun 1992

Page 3: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Jenis-Jenis Jaminan Sosial TK

Page 4: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Sesuai UU No.3 Tahun 1992 dan PP No. 14 Tahun

1993

Jaminan Penggantian Uang

Jaminan Pelayanan

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Jaminan Kematian (JKM)

Jaminan Hari Tua (JHT)

Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan (JPK)

Rawat Jalan

Rawat Inap

Rawat Melahirkan

Rawat Gigi

Penggantian Kacamata

Hak Dasar Karyawan

Page 5: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Jaminan Asuransi Sosial Tenaga Kerja Definisi

Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk

santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan

kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

Peserta Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih , atau

membayar upah paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya pada Program Jamsostek (PP No. 14 / 1993)

Page 6: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Definisi Benefit Jamsostek Kecelakaan Kerja Kecelakaan Kerja adalah peristiwa kecelakaan yang terjadi dalam bekerja, termasuk penyakit yang timbul dalam bekerja dan kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Kematian Kematian adalah peristiwa meninggal dunia yang bukan disebabkan oleh kecelakaan kerja, seperti sakit, korban kriminilitas dan lain-lain. Hari Tua Hari Tua adalah kondisi dimana seorang karyawan telah mencapai usia 55 tahun atau mengalami cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter atau memenuhi persyaratan tertentu. Pemeliharaan Kesehatan Hak karyawan dalam bentuk pelayanan yang diberikan jika karyawan tersebut mengalami gangguan kesehatan. Hak pelayanan kesehatan ini berlaku bukan hanya untuk karyawan, tapi juga untuk tanggungannya, yaitu seorang istri dan maksimal 3 anak kandung.

Page 7: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Iuran Premi JamsostekJaminan Kecelakaan Kerja

Kelompok I : 0.24% dari upah sebulanKelompok II : 0.54% dari upah sebulan; Kelompok III : 0.89% dari upah sebulan; Kelompok IV : 1.27% dari upah sebulan; Kelompok V : 1.74 % dari upah sebulan;

Jaminan Hari Tua , sebesar 5.70% dari upah sebulan;

Jaminan Kematian, sebesar 0.30% dari upah sebulan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, sebesar 6% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3% dari upah bagi tenaga kerja yang belum menikah.

Page 8: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Catatan Iuran Premi Jamsostek

Iuran jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan pemeliharaan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha

Iuran jaminan hari tua sebesar 3.70% ditanggung oleh pengusaha dan sebesar 2% ditanggung oleh tenaga kerja.

Dasar perhitungan iuran jaminan pemeliharaan kesehatan dari upah sebulan setinggi-tingginya Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah)

Page 9: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Jenis Kelompok UsahaKelompok I

Perusahaan Dagang, Bank, Konveksi, Perusahaan Jasa, dll

Kelompok II Pabrik gula, Pabrik Rokok, Perkebunan Rakyat, Jasa Hiburan, dll

Kelompok III Industri Makanan, Pabrik Minuman dan Alkohol, Percetakan,

Perusahaan Farmasi, Hotel, dll

Kelompok IV Pabrik Kendaraan bermotor, Perusahaan Angkutan Darat, dll

Kelompok V Perusahaan Angkutan Laut/Udara, Perusahaan Penggalian,

Pertambangan, Pabrik Bahan Peledak, dll

Page 10: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

IlustrasiSeorang karyawan Bank swasta yang telah

menikah dengan dikaruniai 2 anak didaftarkan oleh perusahaannya sebagai peserta Jamsostek untuk benefit : JKM, JKK, JHT dan JPK. Upah terakhir ybs

adalah IDR 3.000.000,- per bulan. Tentukan besar iuran premi per bulan yang harus

dibayarkan ke PT. Jamsostek!Tentukan Iuran premi yang menjadi tanggung

jawab dan dibebankan kepada karyawan tsb!

Page 11: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

JawabJ K M : 0.30% x Rp 3.000.000,- = Rp 9.000,-J H T : 5.70% x Rp.3.000.000,- = Rp 171.000,-J K K : 0.24% x Rp.3.000.000,- = Rp 7.200,-J P K : 6.00% x Rp.1.000.000,- = Rp 60.000,-

+Iuran Premi Jamsostek: Rp 247.200,-

Beban Karyawan:2,00% x Rp. 3.000.000,- Rp 60.000,- - Beban Pengusaha: Rp 187.200,-

Page 12: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Besar Jaminan Kecelakaan Kerja (PP Nomor 64 tahun 2005) Besar Jaminan Kecelakaan Kerja (PP Nomor 64 tahun 2005) Biaya Transport Darat Rp. 150.000,- Laut Rp. 300.000,- Udara Rp. 400.000,-Sementara tidak mampu bekerja 4 bulan pertama 100% upah, 4 bulan kedua 75 % upah, Selanjutnya 50 %

upah Biaya Pengobatan/Perawatan Maksimal Rp 8.000.000,-Santunan Cacat Total-tetap:

Sekaligus 70 % x 70 bulan upah Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan

Sebagian-tetap: % tabel x 70 bulan upah Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 70 bulan upah.Santunan Kematian Sekaligus 60 % x 70 bulan upah Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan Biaya pemakaman Rp. 1.500.000,- Biaya Rehabilitasi Patokan harga RS DR. Suharso, Surakarta ,ditambah 40 %

Prothese anggota badan Alat bantu (kursi roda)

Page 13: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

TabelProsentase Cacat Tetap

Sebagian

MACAM CACAD TETAP SEBAGIAN % X UPAH

- Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah 40

- Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah 35

- Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah 35

- Lengan kiri dari atau dari atas siku bawah 30

- Tangan kanan dari atau dari atas siku pergelangan ke bawah 32

- Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke bawah 28

- Kedua belah kaki dari pangkal paha ke bawah 70

- Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah 35

- Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah 50

- Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah 25

- Kedua belah mata 70

- Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat 35

- Pendengaran pada kedua belah telinga 40

- Pendengaran pada sebelah telinga 20

- Ibu jari tangan kanan 15

- Ibu jari tangan kiri 12

- Telunjuk tangan kanan 9

- Telunjuk tangan kiri 7

- Cacad hilangnya cuping hidung 30

- Perforasi sekat rongga hidung 15

- Kehilangan daya penciuman 10

- Hilangnya kemampuan kerja fisik

- 50% - 70% 40

- 25% - 50% 20

- 10% - 25% 5

- Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70

- Kehilangan sebagian fungsi penglihatan setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10%

7

-

Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda, maka efisiensi penglihatan binokuler dengan rumus kehilangan efisiensi penglihatan (3 x % ef. peng. Terbaik) + % ef.

Peng. Terburuk. Setiap kehilangan efisiensi Tajam penglihatan 10%

7

Kehilangan penglihatan warna 10

Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 7

Page 14: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Tata Cara Pengajuan JKKApabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi

form jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada PT. Jamsostek tidak lebih dari 2x24 Jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan.

Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawat / meninggal dunia, pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT. Jamsostek tidak lebih dari 2X 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal. Selanjutnya PT. Jamsostek akan menghitung dan membayar santunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga kerja/ahliwaris.

Form Jamsostek 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan pembayaran jaminan disertai bukti-bukti: Fotokopi kartu peserta. Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form

Jamsostek 3b atau 3c. Kwitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi

pengangkutan.

Page 15: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Besar Jaminan KematianBesar Jaminan KematianDengan PP No. 14 Tahun 1993, ditetapkan :

Santunan kematian sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah); Biaya pemakaman sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

Dengan PP No. 83 Tahun 2000, ditetapkan : Santunan kematian sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) Biaya pemakaman sebesar Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah)

Dengan PP Nomor 64 Tahun 2005, ditetapkan : Santunan Kematian sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta

rupiah) Biaya Pemakaman Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu

rupiah); Santunan Berkala sebesar Rp. 200.000,- / bulan (selama 24

bulan)

Page 16: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Tata Cara Pengajuan JKMPengusaha/Keluarga dari tenaga kerja yang

meninggal dunia mengisi dan mengirim form 4 kepada PT. Jamsostek disertai bukti-bukti : Kartu peserta Surat keterangan kematian dari Rumah

sakit/Kepolisian/Kelurahan Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan

Kartu Keluarga) PT. Jamsostek akan membayar jaminan

kepada yang berhak.

Page 17: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Besar Jaminan Hari TuaBesar Jaminan Hari TuaBesarnya Jaminan Hari Tua adalah sebesar iuran yang terkumpul ditambah dengan hasil pengembangannya, dibayarkan apabila tenaga kerja :

Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap

Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun dengan masa tunggu 6 bulan

Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/ABRI.

Jaminan hari tua dibayar kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau cacat total untuk selama-lamanya dapat dilakukan :

sekaligus apabila jumlah seluruh jaminan hari tua yang harus dibayar kurang dari Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah); atau

berkala apabila seluruh jumlah jaminan hari tua mencapai Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) atau lebih, dan dilakukan paling lama 5 (lima) tahun.

Pembayaran jaminan hari tua secara berkala dilakukan atas pilihan tenaga kerja yang bersangkutan.

Page 18: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Tata Cara Pengajuan JHTSetiap permintaan JHT, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan formulir 5 Jamsostek kepada kantor Jamsostek setempat dengan melampirkan :

Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli. Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi).

Tambahan dokumen (tergantung kondisinya): Surat Keterangan Dokter Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia Photocopy Paspor Photocopy VISA Surat keterangan kematian dari Rumah

Sakit/Kepolisian/Kelurahan. Photocopy Kartu keluarga. Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan. Surat pernyataan belum bekerja lagi

Page 19: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Hak Setelah Hubungan Kerja berakhir Tenaga kerja yang berdasarkan keterangan dokter yang

ditunjuk dinyatakan menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja, berhak memperoleh jaminan kecelakaan kerja meskipun hubungan kerja telah berakhir.

Hak atas hubungan jaminan kecelakaan kerja sebagaimana dimaksud diatas diberikan apabila penyakit tersebut timbul dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak hubungan kerja berakhir.

Sesuai PSAK no.24-Revisi 2004 dinyatakan bahwa tiap perusahaan selain wajib memenuhi pembayaran Imbalan kerja jangka pendek, seperti upah,gaji, iuran jaminan sosial, cuti tahunan, cuti sakit, bagi laba dan bonus serta imbalan non moneter, tiap perusahaan juga diwajibkan memenuhi penyiapan pembayaran Imbalan pasca kerja. Regulasi ini menyiratkan perlunya tiap perusahaan mengantisipasi kewajiban masa depannya secara bijaksana baik melalui jasa asuransi atau lembaga keuangan lainnya.

Page 20: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Penyakit Akibat Hubungan Kerja (1)1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan

parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.

2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.

3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).

4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.

5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.

6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.

7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun.

8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.

9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.

10.Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun.

Page 21: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Penyakit Akibat Hubungan Kerja (2)

11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.

12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.

13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun.

14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yang beracun.

15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. 16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan

hidrokarbon alifatik atu aromatik yang beracun. 17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang

beracun. 18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari

benzena atau homolognya yang beracun. 19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat

lainnya. 20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.

Page 22: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Penyakit Akibat Hubungan Kerja (3)

21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.

22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan. 23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan

otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi). 24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang

bertekanan lebih. 25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi

yang mengion. 26. Penyakit kulit (dermatoses) yang disebabkan oleh penyebab fisik,

kimiawi atau biologik. 27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic,

bitumen, minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.

28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes. 29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit

yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.

30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi.

31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

Page 23: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Jamsostek Bagi Pekerja Proyek

Page 24: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

For Expatriat (TKA)KEPUTUSAN Menakertrans RI NOMOR : KEP-67/MEN/IV/2004

TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA

KERJA ASING Pasal 2

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing di Indonesia wajib mengikutsertakan tenaga kerja asing yang bersangkutan dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

PERATURAN Menakertrans RI NOMOR : PER-02/MEN/XII/2004TENTANG

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA KERJA ASING

Pasal 2Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing yang telah memiliki perlindungan melalui Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di negara asalnya yang sejenis dengan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagaimana diatur dalam UU No.3 thn 1992

tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, tidak wajib mengikutsertakan tenaga kerja asing yang bersangkutan dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia

Page 25: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Sanksi Bagi Pengusaha Yang Melanggar

hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

Setelah diberikan peringatan tetapi tidak melaksanakan kewajibannya dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan ijin usaha.

Page 26: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

KATEGORI KECELAKAAN DILUAR JAM KERJA

1. Kecelakaan yang terjadi pada waktu cuti atau hari-hari libur lainnya, dimana yang bersangkutan bebas dari urusan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya, kecuali jika yang bersangkutan mendapat panggilan atau tugas perusahaan, maka dalam perjalanan untuk memenuhi panggilan tersebut yang bersangkutan dijamin oleh ASTEK (termasuk cuti menunaikan ibadah Haji).  

2. Kecelakaan yang terjadi di Mess/Perkemahan yang tidak berada di lokasi (tempat) kerja.

3. Kecelakaan yang terjadi di luar waktu kerja atau dalam rangka melakukan kegiatan bukan merupakan tugas dari atasan untuk kepentingan perusahaan.  

4. Kecelakaan yang terjadi pada waktu yang bersangkutan meninggalkan tempat kerja untuk kepentingan pribadi.

Page 27: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

Tujuan dan Manfaat JKDKTujuan Perlindungan atas pekerja termasuk bagi keluarga dan

Perusahaan. Memberi ketenangan dan percaya diri sehingga tercipta disiplin

kerja. Meningkatkan kesejahteraan pekerja sehingga tercipta

produktivitas dan meningkatkan keuntungan Perusahaan.Manfaat Jaminan bagi pekerja dan Perusahaan. Mendorong motivasi untuk lebih tekun bekerja. Menciptakan Sense of Belonging dan kerjasama antara pekerja

dan Perusahaan. Dengan pengalihan resiko kepada Asuransi, Perusahaan tidak

dibebani biaya-biaya unpredictable. Kesejahteraan pekerja akan menambah motivasi, disiplin dan rasa

memiliki sehingga meningkatkan produktivitas. Ikut secara riil dalam memberikan kontribusi kepada

Pembangunan Daerah.

Page 28: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

BENEFIT PROGRAM JKDK

Tunjangan Kematian diterimakan kepada ahli waris, setinggi-tingginya 60% x 60 bulan gaji/upah, ditambah uang kubur sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) dengan perincian sebagai berikut :  

1. 30 % X 60 bulan upah/gaji bagi janda/duda, istri/suami sah pekerja yang meninggal.   

2. 15 % X 60 bulan upah/gaji bagi setiap anak, sebanyak-banyaknya 2 (dua) anak kandung sah atau anak angkat yang disahkan yang belum mencapai usia 21 tahun belum pernah menikah dan belum bekerja dengan menerima upah.  

3. Setinggi-tingginya 30 % X 60 bulan upah/gaji bagi bapak/ibu apabila pekerja yang meninggal tidak mempunyai istri atau suami atau anak.

Santunan Cacat  1. Cacat tetap sebagian sebesar % sesuai tabel x 60 bulan

gaji/upah.  2. Cacat tetap total sebesar 70% x 60 bulan gaji/upah.  3. Cacat kekurangan fungsi sebesar % berkurangnya fungsi x

% sesuai tabel x 60 bulan gaji/upah.

Page 29: HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi  4 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ , QIP

21.04.2321.04.23 17:1817:18

PROSEDUR PEMBAYARAN IURAN / PREMI JKDK

Besarnya Iuran/Premi Program JKDK adalah 0,24 % x Upah/Gaji satu bulan (yang tercantum dalam daftar upah perusahaan).

Perusahaan peserta Program JKDK membayar iuran/premi setiap bulannya dengan tanggal yang telah ditentukan menurut perjanjian ke rekening yang telah disepakati.

BUKTI SETOR dari BPD yang diterima oleh PT. Asuransi Umum BUMIPUTERAMUDA 1967 akan dibuatkan KWITANSI PREMI sebagai tanda terima pembayaran iuran/premi bulanan dan dikirimkan ke Alamat Perusahaan Peserta Program JKDK.

Perusahaan peserta Program JKDK wajib mengisi secara lengkap form AKTK 01 (DAFTAR NAMA DAN/ATAU MUTASI TENAGA KERJA) yang baru masuk dan yang telah keluar atau mutasi kenaikan upah/gaji.