glo me rulo nefritis

36
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN GLOMERULONEFRITIS KRONIS OLEH : KELOMPOK I 1. G A Eka Pridayanti 10.322.0725 2. I Ketut Sidia 10.322.0731 3. I Nyoman Wiana 10.322.0740 4. Ni Luh Heni Indrawati 10.322.0750 5. Ni Nyoman ayu Krisna Dewi 10.322.0759 6. Ni Komang Indah Lestari 10.322.0768

Upload: gustave-suryantara

Post on 04-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Glo Me Rulo Nefritis

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN GLOMERULONEFRITIS KRONIS

OLEH :

KELOMPOK I

1. G A Eka Pridayanti 10.322.07252. I Ketut Sidia 10.322.07313. I Nyoman Wiana 10.322.07404. Ni Luh Heni Indrawati 10.322.07505. Ni Nyoman ayu Krisna Dewi 10.322.07596. Ni Komang Indah Lestari 10.322.0768

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALIPROGRAM SI KEPERAWATAN

2011

Page 2: Glo Me Rulo Nefritis

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Hyang Widhi Wasa,karena berkat anugerah-

Nya sehingga tugas mata ajar System Perkemihan tentang Laporan Pendahuluan pada

Klien Dengan Glomerulunefritis kronis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

dan sesuai dengan harapan.

Tugas kelompok ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi SKS kurikulum

mata ajar sistem perkemihan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan mahasiswa dalam memahami asuhan keperawatan pada klien dengan

glomerulonefritis kronis.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas kuliah ini masih ada kekurangan

mengingat keterbatasan yang kami miliki baik dalam buku-buku sumber maupun

kemampuan. Kami tidak menutup kemungkinan untuk menerima kritik dan saran

yang bersifat membangun dari berbagai pihak baik secara lisan maupun tulisan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Denpasar,24 mei 2011

Kelompok I

Page 3: Glo Me Rulo Nefritis

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN

GLOMERULONEFRITIS KRONIS

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Glomerulonefritis adalah penyakit yang ditandai oleh inflamasi

glomerulus ginjal, dengan proteinuria, eritrosit, leukosit dalam

urin dan retensi garam, air dan nitrogen dalam derajat yang

bervariasi.

Glomerulusnefritis kronis adalah penyakit yang berkembang lambat yang

sering menimbulkan gagal ginjal ireversible. (Brunner &

Suddarth,Keperawatan Medikal bedah,2002)

Glomerulonefritis Kronis adalah glomerulonefritis tingkat akhir (“and stage”)

dengan kerusakan jaringan ginjal akibat proses nefrotik dan hipertensi

sehingga menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang irreversible.

2. Epidemiologi/insiden kasus

Glomerulusnefritis kronis sering ditemukan pada anak-anak

berumur 3-7 tahun dan lebih sering mengenai anak laki-laki

daripada perempuan, perbandingannya 2:1. Diperkirakan pada

lebih dari 90% anak-anak yang menderita penyakit ini. Pada

orang dewasa prognosisnya kurang baik (30% sampai 50%). 2%

sampai 5% dari semua kasus akut mengalami kematian . Hasil

penelitian di indonesia tahun 2008 melaporkan adanya 270

pasien yang dirawat di RS dalam setahun. Pasien terbanyak

dirawat di RS dr. Soetomo (26,5%),di RS Cipto mangun Kusumo

(24,7%),di RS Ssadikin Bandung (17,6%).

Page 4: Glo Me Rulo Nefritis

3. Etiologi

Glomerulanefritis disebabkan oleh kuman streptocuccus beta

hemoliticus golongan A tipe 12,4,16,25 dan 29 . Lanjutan GNA,

seringkali tanpa riwayat infeksi terjadi akumulasi komplek antigen-antibody

pada membran glomerulus, Penyebab lain yang tidak diketahui yang ditemui

pada stadium lanjut.

4. Patofisiologi

Glomerulusefritis kronik awitannya mungkin seperti GNA atau

tampak sebagai tipe reaksi antigen-antibody yang lebih ringan,

kadang-kadang sangat ringan sehingga terabaikan.Setelah

kejadian berulang akhirnya erjadi kerusakan glomerulus yang

lebih parah,menghasilkan penyakit ginjal tahap akhir (ESRD).

Diawali dari infeksi streptococcus beta hemoliticus grup A tipe

12,4,16,25,29 yang terjadi pada tenggorokan dan kadang-kadang

pada kulit . Setelah masa laten 1 sampai dengan 2 minggu infeksi

ini menimbulkan reaksi antibodi dengan antigen khusus dari

streptococcus yang merupakan unsur membrana plasma spesifik

khusus, yang menimbulkan kompleks antigen-antibodi dalam

darah yang bersirkulasi kedalam glomerulus yang terperangkap

dalam membran basalis yang mengakibatkan terjadinya distensi

yang merangsang terhadap reflek reno-intestinal dan proksimili

anatomi meningkat sehingga timbul anoreksia, mual ,muntah.

Kompleks tersebut juga akan terfiksasi sehingga mengakibatkan

lesi dan peradangan yang menarik leukosit polimerfonuklear

(PMN) dan trombosit menuju tempat lesi terjadi fagositosis dan

pelepasan enzim lisosom yang merusak endotel dan membrana

basalis glomerulus. Respon dari lesi tersebut timbul proliferasi.

Page 5: Glo Me Rulo Nefritis

Sel-sel endotel yang diikuti oleh sel-sel mesangium dan sel-sel

epitel akibatnya menimbulkan kebocoran kapiler glomerulus

maka protein dan sel darah merah dapat keluar bersama kemih

yang sedang dibentuk ginjal timbul protenuria, hematuria,

albuminuria, oliguria. Dengan penurunan ureum mengakibatkan

pruritus ,hematuria menimbulkan anemia, kadar hb menjadi

menurunyang menyebabkan mengeluh sesak.Albuminuria

mengakibatkan hipoalbumenia yang berpengaruh pada sistem

imun mengakibatkan tekanan osmotik menurun mempengaruhi

transudasi cairan ke interstitiil mengakibatkan edema. selain

menimbulkan, kerusakan kapiler generalit , proliferasi dan

kerusakan glomerulus dapat mempengaruhi GFR yang mengalami

penurunan sehingga aldosteron meningkat terjadi retensi Na + dan

air sehingga menimbulkan edema. Retensi air mempengaruhi

ECF yang meningkat sehingga memicu terjadi hipertensi. Selain

itu hipertensi juga dapat diakibatkan dari aktivitas vasodepresor

yang meningkat sehingga terjadi vasospasme.

Page 6: Glo Me Rulo Nefritis
Page 7: Glo Me Rulo Nefritis

PATHWAYS

Page 8: Glo Me Rulo Nefritis

5. Klasifikasi

Glomerulonefritis dibedakan menjadi 2 :

a.Glomerulus ringan (terjadi setelah infeksi acut,Biasanya

didapat protein uria,hematuria,lesi yang reversible,fungsi

ginjal normal).

b.Glomerulus persisten (terjadi setelah infeksi kronis lesinya

ireversible,tidak ada hematonia makroskopik,sudah mencapai

gagal ginjal)

6. Manifestasi klinis

Gejala glomerulunefritis kronis bervariasi,banyak pasien dengan

penyakit yang telah parah memperlihatkan kondisi tanpa gejala

sama sekali untuk beberapa tahun.Berikut beberapa gejala klinis

yang dapat ditemui:  

a. Kadang-kadang tidak memberikan keluhan sama sekali sampai terjadi

gagal ginjal.

b. Rasa lelah dan lemah

c. Sakit kepala, gelisah, coma dan kejang pada stadium akhir.

d.  Edema pada wajah sedikit bertambah jelas jika memasuki fase nefrotik.

e. Suhu subfebril (demam)

f. Kolestrol darah naik.

g. Penurunan kadar albumin.

h. Fungsi ginjal menurun.

i. Ureum dan kreatinin serum meningkat

j. Anemia.

k.  Tekanan darah meningkat mendadak meninggi.

l. Anoreksia

m. Mual,muntah

Page 9: Glo Me Rulo Nefritis

n. Nokturia (Selalu merasa haus dan miksi pada malam hari)

o.  Hematuria.

p. Proteinuria

q. Oligouria

r. Kulit tampak kuning keabu-abuan

7. Pemeriksaan fisik

Inspeksi :

- Dilakukan pengukuran berat badan

Berat badan biasa ditemukan meningkat.

- Dilakukan pengukuran tekanan darah biasa terjadi

peningkatan tekanan darah.

- Tampak odema dan pruritus

- Kulit tampak kuning keabu-abuan

8. Pemeriksaan diagnostik/penunjang    

a.Pemeriksaan laboratorium

Urine

Terdapat protein (proteinuria), terdapat darah

(hematuria), albuminuria, urine tampak kemerah-merahan

seperti kopi.

Secara mikroskopik : sedimen kemih tampak adanya

silindruria (banyak silinder dalam kemih), sel-sel darah

merah dan silinder eritrosit. Berat jenis urine 1,008-1,012

(menetap) biasanya tinggi meskipun terjadi azotemia.

Biakan kuman (sediaan dari suab tenggorokan dan tites

antistreptolisin/ASO) untuk tentukan etiologi

streptococcus.

Page 10: Glo Me Rulo Nefritis

Darah

Laju endapan darah tetap meningkat, kadar Hb

menurun,ureum meningkat, fosfor serum

meningkat,kalsium serum menurun.

b.Biopsi ginjal

Untuk menegakkan diagnosis penyakit glomerulus. pada uji

fungsi ginjal menunjukan kelainan ginjal yang progresif.

c.Pada stadium akhir:

Serum natrium dan klorida menurun

Kalium meningkat

Anemia tetap

9. Penatalaksanaan

a.     Medik  :

Pengobatan ditujukan pada gejala klinik dan gangguan elektrolit.

Pengobatan aktivitas sehari-hari sesuai batas kemampuan pasien.

Pengawasan hipertensi dengan pemberian antihipertensi, tekanan

darah diturunkan dengan natrium dan pembatasan cairan.

Pengaturan dalam pemberian cairan (perlu diperhatikan keseimbangan

cairan dan elektrolit) dan diuretik digunakan untuk mengurangi

kelebihan cairan

Pemberian diet rendah protein, rendah garam,dan kalori yang adekuat

untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan.

Berat Badan dipantau

Pemberian antibiotik seperti penisillin untuk mengurangi penyebaran

infeksi streptococus pada traktus urinarius untuk mencgah kerusakan

renal lebih lanjut.

Jika edem berat terjadi,pasien harus tirah baring.

Page 11: Glo Me Rulo Nefritis

Dialisis berulang untuk memperpanjang harapan hidup

pasien,mencegah ketidak seimbangan cairan dan elektrolit dan

mengurangi resiko komplikasi gagal ginjal.

b.     Keperawatan    :

Disesuaikan dengan keadaan pasien,perawat akan mengobservasi

perubahan status cairan elektrolit dan neurologi pasien dan tanda-tanda

kemunduran fungsi renal. Jika terjadi perubahan dilaporkan dengan

segera ke dokter.

Perawat dapat memberikan dukungan emosi selama perjalanan

penyakit dan penanganan dengan memberi kesempatan pada pasien

dan keluarga untuk mengungkapkan kekhawatiran mereka dan

menjawab pertanyaan mereka serta mendiskusikan beberapa pilihan.

Pasien dianjurkan secara teratur untuk senantiasa kontrol pada ahlinya.

Program diet ketat tetapi cukup asupan gizinya.

Penjelasan kepada pasien tentang pambatasan aktivitas sesuai

kemampuannya.

Anjuran kontrol ke dokter harus ditaati untuk mencegah berlanjut ke

sindrom nefrotik atau GGK.(Mencangkup kontrol TD,Protein

urinalisis,kadar BUN dan kreatinin serum,fungsi renal)

10. Komplikasi

a. Nefritis lokal

b. Oklusi arteri renalis dan trombosis vena renalis

c. Gagal jantung/hati

d. Endokarditis bakterialis

e. Lesi obstruktif dari traktus urinarius dan hidronefrosis

Page 12: Glo Me Rulo Nefritis

11. Prognosis

Dapat terjadi gagal jantung sampai kematian.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Data subyektif :

a. Pasien mengeluh mual

b. Anoreksia

c. Muntah

d. Mengeluh demam

e. Mengeluh sakit kepala/pusing

f. Mengeluh sesak

Data subyektif:

.        a. Genitourinaria

         Urine keruh

        Proteinuria

  Penurunan output urine (oliguria)

        Hematuri

Albuminuria

b. Kardiovaskuler

      Hipertensi

c. Neurologis

Lemah

         Letargi

     Iritabilitas

     Kejang

Page 13: Glo Me Rulo Nefritis

d.  Gastrointestinal

      Anorexia

      Vomitus

     Diare

e.  Hematologi

      Anemia

      Azotemia

      Hiperkalemia

f.  Integumen

      Pucat

      Tampak edema dan pruritus

Pada saat disentuh teraba hangat

Kulit kuning keabu-abuan

2. Diagnosa keperawatan

a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi

ditandai dengan pasien mengeluh sesak.

b. Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya

termoregulasi sekunder terhadap infeksi ditandai dengan

demam

c. Perubahan pola eleminasi BAK berhubungan dengan

penurunan kapasitas atau iritasi kandung kemih sekunder

terhadap infeksi ditandai dengan oliguri/anuria

d. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan

mekanisme regulator (gagal ginjal) dengan potensi air

ditandai dengan oliguria, edema, peningkatan berat badan.

e. Gangguan perfusi jaringan b/d  retensi air dan hipernatremia ditandai

dengan tekanan darah meningkat, peningkatan retensi air, ada tanda-tanda

hipernatremia

Page 14: Glo Me Rulo Nefritis

f. Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan mual, muntah.

g. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan

imunologi.

h. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan gangguan turgor kulit (edema), pruritus.

i . Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan

kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan

kognitif ditandai dengan pertanyaan/permintaan informasi,

pernyataan salah konsep , sering bertanya-tanya tentang

penyakitnya.

3. Perencanaan

1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses

inflamasi

Intervensi Rasional

a) Kaji frekuensi

kedalaman pernafasan

dan ekspansi dada

- Frekuensi nafas biasanya

meningkat, dispnea dan terjadi

peningkatan kerja nafas.

Ekspansi dada yang terbatas

menandakan adanya nyeri dada

b) Tinggikan posisi

kepala dan bantu

bantu dalam

mengubah posisi

- Posisi kepala lebih tinggi

memungkinkan ekspansi paru

dan memudahkan pernafasan.

Pengubahan posisi

meningkatkan pengisian

segmen paru yang berbeda

sehingga memperbaiki

Page 15: Glo Me Rulo Nefritis

difusigas

c) Membantu pasien

mengatasi ketakutan

dalam bernafas

- Perasaan takut bernafas

meningkatkan terjadi

hipoksemia

d) Kolaborasi dalam

pemberian oksigen

tambahan

- Memaksimalkan bernafas

dan menurunkan kerja nafas

2) Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi sekunder

terhadap infeksi

Intervensi Rasional

a) Pantau suhu pasien

perhatikan menggigil

- Membantu dalam

menentukan dalam

diagnosis

b) Pantau suhu lingkungan - Suhu ruangan harus

diubah untuk

mempertahankan suhu

mendekati normal.

c) Berikan kompres air hangat - Dapat membantu

mengurangi demam.

d) Kolaborasi dalam

pemberian antipiretik

- Digunakan untuk

mengurangi demam

3) Perubahan pola eleminasi BAK berhubungan dengan kapasitas

atau iritasi kandung kemih sekunder terhadap infeksi

Intervensi Rasional

Page 16: Glo Me Rulo Nefritis

a) C

atat keluhan urine

(sedikit penurunan/

penghentian aliran

urine tiba-tiba)

- Penurunan aliran urine

tiba-tiba dapat

mengindikasikan

obstruksi/disfungsi

b) O

bservasi dan catat

warna urine,

perhatikan hematuria

- Urine dapat agak

kemerahmudaan

c) A

wasi tanda-tanda vital

- Indikator keseimbangan

cairan menunjukkan tingkat

hidrasi dan keefektifan therapi

penggantian cairan

d) K

olaborasi dalam

pemberian cairan

intravena

- Membantu

mempertahankan

hidrasi/sirkulasi volume

adekuat dan aliran urine.

4) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan

mekanisme regulator (gagal ginjal) dengan potensi air

Page 17: Glo Me Rulo Nefritis

Intervensi Rasional

a) Aw

asi denyut jantung,

tekanan darah

- Takikardia dan hipertensi

karena kegagalan ginjal untuk

mengeluarkan urine dan

pembatasan cairan berlebihan

selama mengobai

hipovolemik/hipotensi.

b) Cat

at pemasukan dan

pengeluaran adekuat

- Perlu untuk menentukan

fungsi ginjal, kebutuhan

penggantian cairan dan risiko

kelebihan cairan.

c) Kaj

i kulit , wajah, area

tergantung untuk

edema

- Edema terjadi terutama

pada jaringan yang tergantung

pada tubuh.

d) Aw

asi pemeriksaan

laboratorium seperti

BUN/kreatinin

- Mengkaji berlanjutnya

dan penanganan

disfungsi/gagal ginjal

e) Ber

ikan/batasi cairan

- Manajemen cairan diukur

untuk menggantikan

Page 18: Glo Me Rulo Nefritis

sesuai indikasi pengeluaran dari semua

sumber ditambah perlaraan

kehilangan yang tak tampak

f) Kol

aborasi dalam

pemberi piuretik

- Diberikan pada fase

oliguria dan meningkatkan

volume urine adekuat

5).  Gangguan perfusi jaringan b/d  retensi air dan hipernatremia

Intervensi

a) Monitor dan catat TD setiap 1 – 2

jam perhari selama fase akut

b) Jaga kebersihan jalan nafas,

siapkan suction

c) Atur pemberian anti HT, monitor

reaksi klien

d) Monitor status volume cairan

setiap 1 – 2 jam, monitor urine

output (N : 1 – 2 ml/kgBB/jam)

e) Kaji status neurologis (tingkat

kesadaran, refleks, respon pupil)

setiap 8 jam

Rasional

- untuk mendeteksi gejala

dini perubahan TD dan

menentukan intervensi

selanjutnya

- serangan dapat terjadi

karena kurangnya perfusi

oksigen ke otak

- Anti HT dapat diberikan

karena tidak terkontrolnya HT

yang dapat menyebabkan

kerusakan ginjal

- monitor sangat perlu

karena perluasan volume cairan

dapat menyebabkan tekanan

darah

- Untuk mendeteksi secara

dini perubahan yang terjadi pada

Page 19: Glo Me Rulo Nefritis

f) Atur pemberian diuretic :

Esidriks, lasix sesuai order

status neurologis, memudahkan

intervensi selanjutnya

- diuretic dapat

meningkatkan eksresi cairan

6) Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia, mual, muntah.

Intervensi Rasional

a) Kaji/catat pemasukan diet -Membantu dalam

mengidentifikasi

defisiensi dan kebutuhan

diet

b) Berikan makan sedikit dan

sering

-Meminimalkan anoreksia

dan mual sehubungan

dengan status

uremik/menurunnya

peristaltik

c) Berikan pasien/orang

terdekat daftar makanan

-Memberikan pasien

tindakan kontrol dalam

pembatasan diet.

d) Tawarkan perawatan mulut

sering

-Membran mukosa yang

kering dan pecah dengan

perawatan mulut

menyejukkan, membantu

menyegarkan rasa mulut.

e) Timbang berat badan tiap

hari

-Mengetahui status gizi

pasien

Page 20: Glo Me Rulo Nefritis

7). Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan imunologi.

Intervensi Rasional

a) Tingkatkan

cuci tangan yang baik pada

pasien dan staf

-Menurunkan risiko

kontamiasi silang

b) Hindari

prosedur, instrumen dan

manipulasi kateter tidak

menetap, gunakan teknik

aseptik bila

merawat/memanipulasi IV

-Membatasi introduksi

bakteri ke dalam tubuh,

deteksi dini/pengobatan

terjadinya infeksi dapat

mencegah sepsis

c) Berikan

perawatan kateter dan

tingkatkan perawatan

kateter dan tingkatkan

perawatan perionatal

-Menurunkan kolonisasi

bakteri dan risiko 15K

asenden

d) Kaji

integritas kulit

-Ekskoriasi akibat gesekan

dapat menjadi infeksi

sekunder

e) Awasi tanda

vital

-Demam dengan

peningkatan nadi dan

pernafasan adalah tanda

peningkatan laju

metabolik dari proses

inflamasi.

f) Ambil -Memastikan infeksi dan

Page 21: Glo Me Rulo Nefritis

spesimen untuk kultur dan

sensitivitas dan berikan

antibiotik tepat sesuai

indikasi

identifikasi organisme

khusus, membantu

memilih pengobatan

infeksi paling efektif.

8). Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

gangguan turgor kulit (edema), pruritus.

Intervensi Rasional

a) Inspeksi kulit terhadap

perubahan warna, turgor,

vaskuler

-Menandakan area

sirkulasi buru/kerusakan

yang dapat menimbulkan

pembentukan infeksi.

b) Pantau masukan cairan dan

hidrasi kulit dan membran

mukosa

-Mendeteksi adanya

dehidrasi atau hidrasi

berlebihan yang

mempengaruhi sirkulasi

dan integrasi jaringan

pada tingkat seluler

c) Inspeksi area tergantung

terhadap odema

-Jaringan edema lebih

cenderung rusak/robek

d) Ubah posisi dengan sering -Menurunkan tekanan pada

odema, jaringan denagn

perfusi buruk untuk

menurunkan iskemia

e) Berikan perawatan kulit -Iosion dan salep mungkin

dinginkan untuk

menghilangkan kering,

robekan kulit .

Page 22: Glo Me Rulo Nefritis

9). Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

Intervensi Rasional

a) Kaji ulang proses penyakit

prognosis dan faktor

pencetus bila diketahui

-Memberikan dasar

pengetahuan dimana

pasien dapat membuat

pilihan informasi

b) Diskusikan/kaji ulang

penggunaan obat. Dorong

pasien untuk mendiskusikan

semua obat

-Obat yang terkonsentrasi/

dikeluarkan oleh ginjal

dapat menyebabkan reaksi

kerusakan permanen pada

ginjal

c) Tekankan perlunya

perawatan evaluasi,

pemeriksaan laboratorium

-Fungsi ginjal dapat

lambat sampai gagal akut

dan defisit dapat menetap,

memerlukan perubahan

dalam terapi untuk

menghindari

kekambuhan/komplikasi

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat.

5. Evaluasi

Kriteria evaluasi yang diharapkan :

Diagnosa 1

Page 23: Glo Me Rulo Nefritis

- Menunjukkan pola nafas efektif, sesak berkurang atau

hilang

Diagnosa 2

- Menunjukkan suhu dalam batas normal

Diagnosa 3

- Menunjukkan aliran urine terus-menerus dengan haluaran

urine adekuat untuk situasi individu

Diagnosa 4

- Menunjukkan haluaran urine tepat dengan berat jenis/hasil

laboratorium mendekati normal, berat badan stabil, tanda

vital dalam batas normal, tidak ada odema.

Diagnosa 5

- Menunjukkan tekanan darah dalam batas normal,tidak

terjadi hipernatremia.

Diagnosa 6

-Mempertahankan/meningkatkan berat badan seperti yang

diindikasikan oleh situasi individu, bebas edema.

Diagnosa 7

- Tidak mengalami tanda/gejala infeksi

Diagnosa 8

- Menunjukkan perilaku/tehnik untuk mencegah

kerusakan/cedera kulit .

Page 24: Glo Me Rulo Nefritis

Diagnosa 9

- Menyatakan pemahaman kondisi, proses penyakit,

prognosis dan pengobatan.

- Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala proses penyakit

dan gejala yang berhubungan dengan faktor penyebab.

- Melakukan perubahan perilaku yang perlu dan

berpartisipasi pada program pengobatan.

Page 25: Glo Me Rulo Nefritis

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer and Brenda. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Brunner and Suddarth edisi 8 volume 2, Jakarta: EGC

Buku saku Keperawatan Pediatri, Cecily L.Betz dan Linda A. Sowden,  Edisi 3, Penerbit EGC Jakarta 2002

Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah, Barbara Engram, Volume I, Penerbit EGC, Jakarta 1998.

Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah, Penerbit EGC, Jakarta 1997. 

Perawatan Medikal Bedah, Volume 3, Barbara C. Long, Bandung 1996.

Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit buku 2 edisi 4, Penerbit EGC, Jakarta 1995.

Pedoman Praktek Keperawatan, Sandra M.Nettina, Penerbit EGC, Jakarta.

Page 26: Glo Me Rulo Nefritis