gerakan politik dan spritual parmalim dalam rangka ... · pdf filedan kepercayaan kuno suku...

12
Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka Mempertahankan Eksistensi Agama Suku Di Tanah Batak Corry Purba Dosen Prog. Studi Pendidikan Sejarah FKIP-USI Abstrak Gerakan parmalim mulai berkembang sekitar tahun 1883, menjelang kematian Raja Sisingamangaraja XII. Gerakan mesianisme ini dipelopori oleh Guru Somalaing Pardede. Gerakan ini mengkultuskan Sisingamangaraja XII sebagai pemimpin tertinggi agama mereka. Hal ini memicu perlawanan politik dan teologis terhadap zending Eropa. Kelompok parmalim terus melakukan perlawanan terhadap Belanda, meskipun Sisingamangaraja XII telah wafat. Mesianisme menurut Parmalim, lahir ketika masyarakat mengalami krisis multi-dimensional. Dalam konteks kolonialisme dan imperialisme pada abad ke-19-20, represi dan restriksi itu berasal dari pemerintah asing. Pada masa inilah gerakan mesianisme tumbuh subur di daerah jajahan. Di Tanah Batak, tiga gerakan mesianis lahir sebagai bentuk perlawanan berciri politis-religius terhadap pemerintah kolonial Belanda. Ketiga gerakan tersebut yakni Parmalim, Na Siak Bagi, dan Parhudamdam, yang lahir setelah Si Singamangaraja XII kalah berperang melawan Belanda. Berbagai stigma kemudian dilekatkan Belanda kepada para pengikut Parmalim untuk mengerem laju gerakan ini, mulai dari sebutan kaum pembangkang, penyembah pagan (berhala), hingga pelaku kanibalisme atau pemakan sesama manusia. Para penganut Parmalim diburu dan berbagai kegiatan upacara keagamaan mereka pun dilarang. Komunitas keagamaan ini secara substansial belum memperoleh kebebasan mengekspresikan identitasnya dalam ranah sosial politik. Permasalahan yang dialami Parmalim merepresentasikan gambaran politik identitas yang terjadi di Indonesia. Dalam kondisi ini, Parmalim tampil menggunakan internet sebagai medium komunikasi cyberspace untuk mengartikulasikan dan mengkomunikasikan eksistensi identitasnya. ----------------------------------------------------------------------------- Kata kunci: Parmalim, Mesianisme, Sisingamangaraja XII, Belanda, Batak PENDAHULUAN Parmalim awalnya merupakan gerakan spiritual untuk mempertahankan adat istiadat dan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang terancam dengan masuknya agama baru yang dibawa oleh orang-orang Eropa, utamanya Belanda dan Jerman. Gerakan ini akhirnya menyebar ke seluruh Tanah Batak, serta menjadi gerakan politik atau parhudamdam yang menyatukan orang Batak dalam rangka menentang kolonialisme Belanda. Gerakan parmalim ini memunculkan hadirnya seorang mesianis yang mulai berkembang sekitar tahun 1883, sebelum kematian Si Singamangaraja XII, dengan

Upload: hacong

Post on 07-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka Mempertahankan

Eksistensi Agama Suku Di Tanah Batak

Corry Purba

Dosen Prog. Studi Pendidikan Sejarah FKIP-USI

Abstrak

Gerakan parmalim mulai berkembang sekitar tahun 1883, menjelang kematian Raja Sisingamangaraja XII.

Gerakan mesianisme ini dipelopori oleh Guru Somalaing Pardede. Gerakan ini mengkultuskan Sisingamangaraja

XII sebagai pemimpin tertinggi agama mereka. Hal ini memicu perlawanan politik dan teologis terhadap zending

Eropa. Kelompok parmalim terus melakukan perlawanan terhadap Belanda, meskipun Sisingamangaraja XII telah

wafat.

Mesianisme menurut Parmalim, lahir ketika masyarakat mengalami krisis multi-dimensional. Dalam konteks

kolonialisme dan imperialisme pada abad ke-19-20, represi dan restriksi itu berasal dari pemerintah asing. Pada

masa inilah gerakan mesianisme tumbuh subur di daerah jajahan. Di Tanah Batak, tiga gerakan mesianis lahir

sebagai bentuk perlawanan berciri politis-religius terhadap pemerintah kolonial Belanda. Ketiga gerakan tersebut

yakni Parmalim, Na Siak Bagi, dan Parhudamdam, yang lahir setelah Si Singamangaraja XII kalah berperang

melawan Belanda.

Berbagai stigma kemudian dilekatkan Belanda kepada para pengikut Parmalim untuk mengerem laju gerakan ini,

mulai dari sebutan kaum pembangkang, penyembah pagan (berhala), hingga pelaku kanibalisme atau pemakan

sesama manusia. Para penganut Parmalim diburu dan berbagai kegiatan upacara keagamaan mereka pun

dilarang.

Komunitas keagamaan ini secara substansial belum memperoleh kebebasan mengekspresikan identitasnya dalam

ranah sosial politik. Permasalahan yang dialami Parmalim merepresentasikan gambaran politik identitas yang

terjadi di Indonesia. Dalam kondisi ini, Parmalim tampil menggunakan internet sebagai medium komunikasi

cyberspace untuk mengartikulasikan dan mengkomunikasikan eksistensi identitasnya.

-----------------------------------------------------------------------------

Kata kunci: Parmalim, Mesianisme, Sisingamangaraja XII, Belanda, Batak

PENDAHULUAN

Parmalim awalnya merupakan gerakan

spiritual untuk mempertahankan adat istiadat

dan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang

terancam dengan masuknya agama baru yang

dibawa oleh orang-orang Eropa, utamanya

Belanda dan Jerman. Gerakan ini akhirnya

menyebar ke seluruh Tanah Batak, serta menjadi

gerakan politik atau parhudamdam yang

menyatukan orang Batak dalam rangka

menentang kolonialisme Belanda.

Gerakan parmalim ini memunculkan

hadirnya seorang mesianis yang mulai

berkembang sekitar tahun 1883, sebelum

kematian Si Singamangaraja XII, dengan

Page 2: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2015

2

pelopornya Guru Somalaing Pardede. Dalam

perkembangannya, gerakan yang menempatkan

Si Singamangaraja sebagai pemimpin tertinggi

agama ini telah memicu perlawanan politik

dalam bentuk pertempuran-pertempuran kecil di

berbagai kawasan Batak Toba, sekaligus pula

merupakan bentuk perlawanan teologis terhadap

zending-zending Barat. Gerakan parmalim ini

ternyata terus melakukan perlawanan terhadap

Belanda, meskipun SiSingamangaraja XII telah

wafat.

Mesianisme yang diharapkan oleh kaum

Parmalim, lahir ketika masyarakat mengalami

krisis multi dimensional. Krisis multi-

dimensional yang menyebabkan keresahan

kolektif merupakan imbas dari kebijaksanaan

politis yang represif dan restriktif yang awalnya

dilakukan oleh pemerintah asing (penjajah).

Namun kemudian dilanjutkan tindakan tersebut

juga dilanjutkan oleh pemerintahan sendiri,

pascakemerdekaan Negara Republik Indonesia.

Dalam konteks kolonialisme dan im-

perialisme pada abad ke-19 dan ke-20, represi

dan restriksi itu berasal dari pemerintah asing.

Pada masa inilah gerakan mesianis tumbuh

subur di daerah jajahan. Di Tanah Batak, tiga

gerakan mesianis lahir sebagai bentuk

perlawanan berciri politis-religius terhadap

pemerintah kolonial Belanda. Ketiga gerakan

tersebut yakni Parmalim, Na Siak Bagi, dan

Parhudamdam, yang lahir setelah Si

Singamangaraja XII kalah berperang melawan

Belanda.

Ketiganya berkiblat kepada dinasti Si

Singamangaraja dan mengharapkan kembalinya

tokoh imam dan raja tersebut sebagai mesias

untuk membebaskan Tanah Batak (Toba) dari

pemerintah kolonial Belanda dan merestorasi

tatanan sosial, politik dan religius di Toba.

Dalam perjuangannya, ketiga gerakan tersebut

ternyata memiliki gambaran yang berbeda

tentang Si Singamangaraja.

Gerakan Parmalim menyakini bahwa

kelak Sisingamangaraja akan datang lagi untuk

mengakses sumber kekuatan Eropa yaitu

Yahweh. Gerakan Na Siak Bagi meyakini Si

Singamangaraja yang baru sedang dalam

pengembaraan dan dalam rupa seorang yang

hina - dina. Gerakan Parhudamdam meyakini Si

Singamangaraja sebagai permilik ilmu kebal

yang unggul dan tiada taranya.

Berbagai stigma kemudian dilekatkan

Belanda kepada para pengikut Parmalim untuk

mengerem laju gerakan ini, mulai dari sebutan

kaum pembangkang, penyembah pagan

(berhala), hingga pelaku kanibalisme atau

pemakan sesama manusia. Para penganut

Parmalim diburu dan berbagai kegiatan upacara

keagamaan mereka pun dilarang.

Pada tahun 1895, Guru Somalaing

Pardede ditangkap Belanda dan kemudian

dibuang ke Kalimantan ada tahun berikutnya.

Gerakan Parmalim pun mulai memudar walau

tidak habis. Raja Mulia Naipospos, tokoh

spiritual, yang disebut-sebut mendapat restu dari

Si Singamangaraja XII, kemudian memegang

tongkat kepemimpinan Parmalim.

Page 3: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka Mempertahankan Eksistensi Agama Suku Di Tanah

Batak ………………………………………………………………………………………………………………………………………..Corry Purba

3

Gerakan Parmalim pun kembali memu-

satkan diri pada spiritual dan tata cara hidup

berdasarkan adat Batak Toba. Tongkat

kepemim-pinan ini diwariskan turun-temurun

dan kini dipegang oleh Raja Marnakkok

Naipospos, cucu dari Raja Mulia. Saat ini pusat

kegiatan keberagamaan kaum Parmalim

dipusatkan di Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti,

Kabupaten Toba Samosir (pemekaran dari

kabupaten Tapanuli Utara), Sumatera Utara.

1. Resistensi Belanda Terhadap

Munculnya Gerakan Parmalim

Asal usul kata malim bagi masyarakat

Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim”

yang artinya pintar dalam pengetahuan

agama. Kata parmalim sendiri bisa dipi-

sahkan dalam dua kata, yaitu “par” dan

“malim”. “Par” dalam bahasa Batak Toba

merupakan awalan aktif yang berarti orang

yang mengerjakan atau menganut sesuatu.

“Malim” sendiri berasal dari kata bahasa

masyarakat di pesisir pantai yang beragama

Islam, baik Melayu Aceh maupun

Minangkabau, yang berarti pemuka agama.

Parmalim juga berkonotasi dengan

para malim atau sekumpulan orang yang

pengetahuan agamanya luas. Munculnya

kosa kata parmalim ditengarai karena

adanya interaksi antara Guru Somalaing

Pardede dengan orang-orang Melayu dan

Aceh, yang ketika itu banyak membantu

peperangan Si Singamangaraja XII melawan

Belanda di Tanah Batak.

Parmalim sendiri, menurut Raja

Marnakkok Naipospos, yang saat ini menja-

di Raja Ihutan atau pemimpin tertinggi kaum

Parmalim, adalah ajaran tradisional Batak.

Sebelum kedatangan agama Islam dan

Kristen di Tanah Batak, nenek moyang

orang Batak telah memiliki ajaran keper-

cayaan tersendiri. Inti ajarannya adalah,

bagaimana bisa mempersembahkan hidup

kepada Mula Jadi Nambolon (Tuhan), dan

bagaimana cara hidup bermasyarakat dengan

baik. Prinsip-prinsip ajaran klasik inilah

yang diajarkan oleh Raja Si Singamangaraja

sesama hidupnya.

Ciri khas dari kepercayaan Parmalim

adalah kearifan lokal mereka dalam menjaga

alam. Para pengikut Parmalim dilarang

menebang pohon, kecuali menanam tunas

baru dengan jumlahlebih banyak. Mereka

juga tidak boleh merusak tunas-tunas kecil

saat merobohkan pohon besar. Mereka

berprinsip bahwa manusia telah diberi hak

untuk mengelola alam, manusia telah

didukung alam untuk hidup, maka manusia

juga harus mendukung alam untuk hidup.

Namun hingga kini, prinsip- prinsip

kepercayaan Parmalim sering disalah taf-

Page 4: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2015

4

sirkan oleh masyarakat luas. Parmalim

masih dianggap sebagai ancaman atas

kemapanan. Hingga kini, para pengikut

Parmalim belum bisa memperoleh akta

catatan sipil sebagaimana warga negara

yang lain. Mereka tak mendapatkan akta

catatan sipil untuk kelahiran dan pernikahan,

sehingga kesulitan menyesuaikan diri

dengan sistem kemasyarakatan yang ada.

Upaya diskriminasi terhadap pengikut

Parmalim yang awalnya dilakukan oleh

penjajah karena Si Singamangaraja XII

melakukan perlawanan terhadap Belanda,

ternyata diteruskan pemerintah Indonesia

hingga saat ini. Sejak itulah Belanda

mendiskreditkan Parmalim dengan citra

buruk, termasuk disebutkan sebagai orang

tidak beradab yang makan manusia.

Padahal, makan babi, anjing, atau darah saja

kaum Parmalim sangat dilarang.

Selama ini mereka menjadi warga

negara yang terpinggirkan karena hak-

haknya selaku warga negara belum ter-

penuhi. Pemerintah Kabupaten Toba

Samosir sendiri tidak mau memberikan

catatan sipil kepada mereka, dengan alasan

pencatatan terhadap warga penghayat

kepercayaan tidak ada dalam perundang-

undangan. Seakan penghayat kepercayaan

Parmalim berada di luar bingkai hukum

Indonesia. Padahal, golongan Tionghoa

malah sudah bisa mendapatkannya.

Berdasarkan identitas yang tertera

dalam milis parmalim@yahoogroups dan

situs www.parmalim.com nyata bahwa ko-

munitas Parmalim maupun penganut agama

Malim tidak terdiri atas suatu rumpun marga

Batak tertentu. Tetapi mereka berasal dari

rumpun marga-marga Batak yang cukup

beragam. Mereka tidak hanya bermukim di

tanah Batak melainkan menyebar diberbagai

daerah di Indonesia bahkan di luar negeri.

Identitas sosial mereka pun tampak sangat

variatif.

Menurut data yang dilansir dapat

diakses dari internet ini, jumlah pengikut

Parmalim di Tobasa mencapai 1.500 ke-

luarga atau sekitar 6.000 jiwa. Sebagian

besar pengikut Parmalim itu belum

mendapat akta catatan sipil. Pengikut

Parmalim yang mendapatkan akta kelahiran

biasanya harus mencantumkan salah satu

dari enam agama yang diakui pemerintah

dalam identitas mereka.

2. Mempertahankan Eksistensi

Budaya Batak Dari Pengaruh

Kolonialisme

Agama atau kepercayaan yang ada di

Indonesia hampir dapat dikatakan tidak

terlepas dari pengaruh agama Hindu, tidak

Page 5: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka Mempertahankan Eksistensi Agama Suku Di Tanah

Batak ………………………………………………………………………………………………………………………………………..Corry Purba

5

terkecuali agama kepercayaan suku Batak,

Sipelebegu, Parbaringin, Parmalim dan lain-

lain. Dalam perkembangannya agama-

agama suku ini kemudian bersentuhan de-

ngan pengaruh agama Islam Pro-

testan/Katolik.

Agama Permalim ini merupakan

sebuah kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa yang tumbuh dan berkembang di

Sumatera Utara sejak dahulukala. Tuhan

Debata Mulajadi Nabolon adalah pencipta

manusia, langit, bumi dan segala isi alam

semesta yang disembah oleh Umat Ugamo

Malim (Parmalim).

Mengutip penelitian Profesor Dr. Uli

Kozok, MA dari University of Hawaii,

Minoa, USA, Raja Sisingamangaraja XII

bukan beragama Islam, Kristen maupun

Parmalin melainkan beragama Batak Asli.

“Selama ini banyak kontroversi yang terjadi

dimasyarakat tentang agama yang dianut

Sisingamangaraja XII. Ada yang menga-

takan dia beragama Kristen, maupun Islam,

bahkan tidak sedikit yang menyebut dia

beragama Parmalin, yang menurut sebagian

orang merupakan agama aslinya orang-

orang Batak,” katanya, sebagaimana dimuat

dalam Harian Analisa Online.

Menurutnya, Parmalin bukanlah

agama asli orang Batak. Parmalin merupa-

kan agama kombinasi atau perpaduan dari

agama Islam dan Kristen. Ketika agama

Parmalin berkembang di Tanah Batak,

Sisingamangaraja XII sendiri sudah berada

di wilayah Dairi dalam pengungsian

menghindari serbuan-serbuan tentara Belan-

da. “Jadi agama Sisingamangaraja XII

adalah Batak asli yang usianya jauh lebih

tua dari agama Parmalin,” katanya. Menge-

nai bukti-bukti yang ditunjukkan dalam

stempel Sisingamangaraja XII yang meng-

gunakan aksara campuran Batak Mandailing

Angkola, Arab Melayu dan Kawi juga tidak

membuktikan bahwa ia telah memeluk

agama Islam.

Sebagai seorang yang mengklaim

dirinya penguasa di tanah Batak, sudah

selayaknya Sisingamangaraja XII memilik

sebuah stempel sebagai lambang kebe-

sarannya dan wajar saja jika dia meng-

gunakan aksara Arab Melayu dalam

stempelnya kerena saat itu Bahasa Melayu

sudah menjadi bahasa pengantar di

Sumatera.

Dari pernyataan Prof.Dr.Uli Kozok

MA itu, agama Parmalim adalah bagian dari

agama asli Batak (agama dari Sisinga-

mangaraja), yang awalnya bergerak sebagai

gerakan politik atau parhudamdam yang

dipelopori oleh Guru Somalaing Pardede

Page 6: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2015

6

untuk menggalang kekuatan menentang

Belanda, namun kemudian berkembang

menjadi benteng untuk mempertahankan

adat istiadat Batak yang mulai tertekan

dengan agama baru disponsori Belanda

yakni agama Kristen.

Parmalim dengan kekuatan yang mulai

berkembang menjadi suatu kepercayaan

dengan sentuhan - sentuhan Islam dan

Kristen. Dengan kata lain agama Parmalim

percaya kepada Tuhan yang Esa yang

disebut “Debata Mulajadi Nabolon”. Oppu

Mula Jadi Nabolon dipercaya sebagai

pencipta alam semesta yang tak berwujud.

Dia mengutus manusia sebagai

perantaranya, yaitu Raja Sisingamangaraja,

yang juga dikenal dengan Raja Nasiak Bagi.

Raja Nasiak Bagi adalah istilah untuk

kesucian atau hamalimon serta jasa-jasa

sang raja hingga akhir hayat yang tetap setia

mengayomi Bangsa Batak.

Dengan begitu, agama Parmalim

meyakini Raja Sisingamangaraja dan

utusan-utusannya mampu mengantarkan

Bangsa Batak kepada Debata atau Tuhan.

Ada 3 (tiga ) tokoh yang sangat berperan

dalam agama Parmalim yaitu:

Sisingamangaraja XII: (Raja Nasiak Bagi)

adalah tokoh yang diyakini sebagai utusan

Mulajadi Na Bolon untuk orang Batak.

Guru Somalaing Pardede: adalah

tokoh karismatik spritual, politik ahli

strategi dan selalu nekad melakukan aksi

pengorganisasian hamalimon. Karenanya

Sisingamangaraja XII lebih memper-

cayainya sebagai penasehat perang.

Disamping itu Guru Somalaing Pardede

memiliki wawasan dan ilmu yang luas, oleh

karenanya seorang ilmuawan dari Italia

bernama Modigliano sangat mengharap

bantuan Guru Somalaing Pardede untuk

mendampinginya dalam perjalanan nya

keliling Tapanuli hingga Asahan. Tidak

mustahil ilmu dan wawasan Guru Somalaing

Pardede bertambah baik dibidang obat-

obatan, dan spritual, serta pengenalannya

akan ajaran Kristen. Begitu juga sebelumnya

beliau lebih dahulu mengenal kespritualan

Islam, karena Guru Somalaing pernah

menuntut ilmu perang di Aceh dengan

rekomindasi Panglima Aceh yang

diperbantukan pada Sisingamangaraja.

Raja Mulia Naipospos: Sebelum

menjadi pemimpin Parmalim Huta Tinggi,

beliau adalah Raja Parbaringin bius

Laguboti. Raja Mulia memegang teguh

peranannya untuk tidak muncul sebagai

sosok perlawanan anti kolonial, sehingga

lebih didekatkan kepada missionaris

Nommensen di Sigumpar. Ini merupakan

pengkaderan secara terselubung agar tidak

Page 7: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka Mempertahankan Eksistensi Agama Suku Di Tanah

Batak ………………………………………………………………………………………………………………………………………..Corry Purba

7

segera dipatahkan oleh gerakan misi Kristen

dan penjajah. Dengan sikapnya yang

kooperatif terhadap Belanda dan misionaris

Kristen ketika itulah, makanya agama

Parmalim dapat eksis hingga saat ini.

Jadi Parmalim sebagai agama

monoteis (menurut keyakinan penganutnya)

juga mempunyai sekte-sekte yaitu:

Parmalim sekte rasulnya Guru Somalaing

Pardede berkedudukan di Balige, Parmalim

sekte di Huta Tinggi Laguboti, yang

dipimpim Rasul Raja Mulia Naipospos.

Sekte dengan Rasul Guru Mangantar

Manurung di Si Gaol Huta Gur-gur, Porsea.

Sekte lain yang sudah pudar adalah Agama

Putih dan Agama Teka. Meskipun demikian

sekarang agama Parmalim yang berpusat di

Huta Tinggi Laguboti adalah agama

Parmalim yang sangat menonjol.

3. Tumbuhnya Kesadaran Politik dan

Nasionalisme Parmalim

Perjuangan terakhir dari Raja

Sisingamangaraja XII adalah komitmennya

yang menyatakan menolak kolonialisme

Belanda di Tanah Batak, karena dinilai telah

merusak tatanan kehidupan masyarakat adat

dan budaya. Masuknya tatanan baru, seiring

dengan menyusupnya ‘kepercayaan baru”

yang bukan hanya meninggalkan, tetapi juga

tidak mengakui lagi Mulajadi na Bolon.

Bahkan kata Ompu sudah beralih kepada

manusia sebagai seorang pemimpin, bukan

lagi kepada Tuhan.

Begitu Indonesia merdeka, Parmalim

langsung mendukung kemerdekaan itu.

Mendukung bukan hanya dengan cakap atau

dengan perjuangan peperangan melawan

Belanda dalam agresi pertama dan kedua

saja. Parmalim langsung menyerahkan

Parmalim Schoole kepada pemerintah

menjadi Sekolah Rakyat (SR). Parmalim

Schoole adalah sekolah pemerintah yang

pertamadi tanah Batak.

Sedangkan sekolah-sekolah yang

dibangun oleh berbagai zending Kristen

masih mempertahankan sekolah itu dan

tidak menyerahkan kepada pemerintah untuk

dikelola oleh pemerintah. Rasa nasionalisme

mereka sebagai bagian dari bangsa, terlihat

pada saat Pemilu pertama tahun 1955.

Mereka tidak ikut pada Partai Lokal yang

ada di tanah Batak, seperti Partai Sibual-

buali, PRN, Lubuk Raya, Silindung Jaya,

Samosir Bersatu dan sebagainya. Para

pengikut Parmalim, memilih bersatu dengan

Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan

ideologi Marhaenisme-nya.

Marhaenisme menurut mereka lebih

tepat untuk kaum Parmalim. Kegotong-

Page 8: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2015

8

royongan, ada lah hidup dan kehidupan

orang Parmalim. Hal ini rasanya perlu

menjadi catatan penting bagi kaum

Marhaenis yang sekarang berkoak-koak

tentang Marhaenisme di Tanah Batak, tapi

tidak mengetahui bagaimana sejarah

Marhaenisme berkembang di tanah Batak.

Sejak itulah Marhaenisme berkem bang di

Batak.

Memasuki era Orde Baru, hujatan

terhadap Parmalim semakin dahsyat.

Hujatan itu datangnya justru dari para

pemuka-pemuka agama, untuk mengem-

bangkan ajarannya. Mereka mengatakan

kepada para umatnya, bahwa Parmalim itu

ajaran sesat, tidak beragama, tidak

berbudaya, tidak memiliki peradaban dan

banyak hujatan lainnya. Bahkan ada sumber

yang mengatakan, banyak orang-orang

Parmalim ditangkap dengan tuduhan terlibat

PKI, karena tidak menganut agama seperti

Kristen, Katolik dan Islam. Sejak peristiwa

G.30.S/PKI, Parmalim yang diperkirakan

mempunyai pengikut lebih 30% di Tanah

Batak, terpaksa “harus menyeberang” ke

agama lain.

4. Pantang Surut Berjuang Meski

Terus Mendapat Tekanan

Kehidupan kaum Parmalim terus

mendapat tekanan, namun dengan hati,

mereka terus berjuang. Penguasa negeri ini,

mulai era kolonial dan sekarang tetap tidak

mengakui ajaran Hamalimon/Parmalim.

Pemerintah pun melebur ajaran Sisinga-

mangaraja itu pada Aliran Kepercayaan di

bawah naungan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, bukan di Departemen Agama.

Baru setelah tahun 2006 dengan

lahirnya UU No. 23 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan, mereka mendapat kesem-

patan untuk dicatatkan sebagai warga

negara, melalui catatan sipil dan berhak

mendapat Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Kehidupan mereka sangat sedih karena

adanya diskriminasi sejak dulu hingga

sekarang. Sejak 17 Agustus 1945, baru

tahun 2006 mereka “diakui” sebagai warga

negara, padahal mereka telah turut berjuang

untuk mengusir penjajah dari bumi Indo-

nesia.

Beberapa kali masyarakat Batak

dengan bangga ikut melakukan napak tilas

perjalanan perjuangan Sisingamangaraja XII

dalam melawan Belanda. Napak tilas itu,

hanya sebuah seremonial perjalanan

perjuangan saja. Pendiskreditan terhadap

Parmalim, seperti tiada berujung. Baik dari

kalangan pemuka agama, maupun dari

kalangan masyarakat yang bukan Parmalim.

Bertahun-tahun mereka menunggu dan

menunggu agar rumah ibadah mereka di

Page 9: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka Mempertahankan Eksistensi Agama Suku Di Tanah

Batak ………………………………………………………………………………………………………………………………………..Corry Purba

9

Jalan Air Bersih Ujung di Medan, tak bisa

dibangun. Hanya karena ulah beberapa

rumah tangga yang nota bene adalah etnis

Batak juga.

Beberapa etnis Batak yang berdekatan

dengan rumah ibadah Parmalim mengata-

kan, mereka takut anak-anak mereka bisa te-

rikut menjadi Parmalim. Sebuah alasan yang

sagat menggelikan. Bukankah setiap kepala

rumah tangga wajib mendidik anak-anak

mereka agar kokoh pada imannya masing-

masing?

Setelah perjuangan dan doa yang tak

pernah henti-hentinya, akhirnya rumah

ibadah mereka di Jalan Air Bersih Medan

pun bisa diresmikan. Nyatanya tidak ada

warga setempat yang terindi kasi beralih ke

agama Parmalim. Kenapa? Mereka

beribadah, penuh dengan keheningan. Tidak

memakai mic atau pengeras suara dengan

loudspeaker untuk mengeluarkan suara yang

membahana. Mereka juga tidak ada

pendakwahan atau semacam penginjilan

kepada orang yang bukan Parmalim.

Jelasnya, tidak ada syiar-syiar agama dari

mereka.

Lalu bagaimana mereka menyampai-

kan kepada masyarakat tentang kepar-

maliman itu? Ternyata tidak dengan kata-

kata, melainkan dengan tingkah laku saja.

Dengan tingkah laku/perbuatan, mereka

menyampaikan syiar agama mereka kepada

siapa saja. Berbicara dengan lemah lembut

dan tidak pernah menyakiti hati orang lain.

Mereka adalah orang yang sangat mudah

memaafkan orang lain atas kesalahan yang

mereka perbuat.

Pernah ada cerita, saat pergi ke Huta

Tinggi Laguboti dalam upacara ritual Sipaha

Lima, ada seorang wartawan yang

ketinggalan camera yang harganya berkisar

Rp. 60 juta karena kelupaan. Dua jam

kemudian sang wartawan menjadi pucat pasi

karena camera milik kantor itu tinggal di

sebuah kedai minuman.

Apa yang terjadi? Camera yang

tertingal tetap berada di tempatnya semula di

atas meja, bahkan ada beberapa banyak yang

minum di sana, malah tidak berani

mendekati meja yang di atasnya ada camera

mahal. Camera tidak hilang, bahkan

bergeser sedikit saja pun tidak. Para

pengikut Parmalim justru menjaga camera

itu dari kejauhan, karena mereka takut ada

orang yang bukan pengikut Parmalim

mencuri camera yang tertingal itu.

Semua upacara ritual yang

dilaksanakan oleh Parmalim, tidak seperti

upacara-upacara yang dilaksanakan oleh

etnis Batak lainnya yanag penuh dengan

Page 10: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2015

10

hiruk-pikuk bahkan teriakan-teriakan keras.

Mereka penuh dengan senyum dan tegur

sapa yang sopan dan lemah lembut.

Mengerjakan pekerjaan dengan tertib dan

teratur tanpa disuruh. Mereka sudah tahu

fungsi masing-masing apa yang harus

dilakukan.

Tidak seperti dalam bayangan banyak

orang yang tak pernah menyaksikan upacara

ritual Parmalim, tapi mampu memberikan

opini. Mengatakan Parmalim ikut menyem-

bah begu-begu/hantu, menyembah berhala

dan tidak bertuhan serta ucapan yang

menyakitkan lainnya.

Nyatanya tidak demikian. Mereka

mengenal Tuhan dengan sebutan Ompu

Mulajadi na Bolon. Mereka memiliki nabi,

memiliki Kitab Suci, memiliki rumah

ibadah, memiliki tata ibadah, memiliki

imam dan memiliki pengikut. Tujuh persa-

yaratan yang ditetapkan oleh convensi

Jeneva bila terpenuhi, maka dapat

dinyatakan sebuah agama. Convensi Jeneva

itu berlaku untuk semua negara yang ada di

dunia dan Indonesia adalah salah satu negara

yang menyetujui isi dari Convensi Jeneva

itu. Sebuah convensi yang kita setujui dan

sudah dipenuhi oleh Parmalim, namun kita

belum juga mengakui mereka sebagai

sebuah agama resmi di Indonesia?.

PENUTUP

Parmalim merupakan suatu identitas

individu dari penganut agama Malim yang

berpusat di Hutatinggi, Laguboti, Sumatera

Utara. Secara historis, religi Parmalim

pertama kali diprakarsai oleh seorang datu

bernama Guru Somaliang Pardede, seorang

yang sangat dekat dengan Sisingamangaraja

XII (raja terakhir dari dinasti Sisinga-

mangaraja). Menurut beberapa penulis

Barat, ajaran ini dijalankan oleh para pengi-

kut Sisingamangaraja (khususnya oleh dua

orang pemimpin perangnya, Guru Soma-

liang dan Raja Mulia Naipospos), dengan

tujuan untuk melindungi kepercayaan dan

kebudayaan tradisional Batak Toba dari

pengaruh Kristen, Islam, dan kolonialis

Belanda.

Si Raja Batak, dan kelompok masya-

rakat tradisional yang tidak memeluk satu

pun dari keduanya. Setelah agama Kristen

dan Islam masuk ke Tanah Batak, sebagian

masyarakat menerima dan berpindah ke

salah satu dari kedua agama tersebut.

Meskipun mereka telah menganut salah satu

agama, berbagai konsep berasal dari

kepercayaan tradisional tetap dipraktekkan,

khususnya pada masyarakat yang berdiam

di pedesaan.

Page 11: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka Mempertahankan Eksistensi Agama Suku Di Tanah

Batak ………………………………………………………………………………………………………………………………………..Corry Purba

11

Kebanyakan masyarakat menganggap,

konsep maupun perilaku tradisional tersebut

hanya sebagai ‘adat’. Kenyataannya, sulit

untuk membedakan/memisahkan antara

‘adat’ dan ‘religi’ dalam kehidupan orang

Batak Toba. Kedua aspek tersebut menyatu

di dalam kebudayaan spiritualnya Komu-

nitas keagamaan ini secara substansial

belum memperoleh kebebasan meng-

ekspresikan identitasnya dalam ranah sosial

politik. Permasalahan yang dialami Parma-

lim merepresentasikan gambaran politik

identitas yang terjadi di Indonesia. Dalam

kondisi ini, Parmalim tampil menggunakan

internet sebagai medium komunikasi

cyberspace untuk mengartikulasikan dan

mengkomunikasikan eksistensi identitasnya.

Mereka, dalam milis dan situsnya,

merepresentasikan serangkaian pengalaman

dan pandangan hidupnya. Teks-teks berupa

tulisan, artikel dan foto yang disajikan

mengabtrasikan identitas Parmalim sebagai

bagian integral peradaban Batak, sebagai

pengampu otensititas ajaran leluhur, sebagai

pejuang kesetaraan identitas, dan sebagai

komunitas yang mengadaptasi modernitas

dengan bersikap positif terhadap kemajuan

jaman, tentu dengan ikhtiar tanpa

mengorbankan esensi ajaran agama Malim.

Parmalim terus berupaya membangun citra

komunitas keagamaannya yang niscaya

dapat pula mencerahkan persepsi khalayak

tentang urgensi mewujudkan kesetaraan

identitas.

KEPUSTAKAAN

Gultom, Ibrahim., 2010, Agama Malim di

Tanah Batak, Jakarta: Bumi

Aksara. Hutauruk, JR., 2011,

Lahir, berakar dan Bertumbuh di

Dalam Kristus: Sejarah 150

Tahun HKBP (7 Oktober 1861-7

Oktober 2011), Pearaja: Kantor

Pusat HKBP.

Perret, Daniel, 2010, Kolonialisme dan

Etnisitas: Batak dan Melayu di

Sumatera Timur Laut (terjemahan

Saraswati Wardhany), Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia.

Schreiner, Lothar., 1996, Adat dan Injil:

Perjumpaan Adat dengan Iman

Kristen di Tanah Batak

(terjemahan P.S. Naipospos, Th.

van den End, J.S. Aritonang),

Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Severin, Werner J., dan Tankard, James W.,

2007, Teori Komunikasi: Sejarah,

Metode, dan Terapan di dalam

Media Massa (terjemahan Sugeng

Haryanto), Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Page 12: Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka ... · PDF filedan kepercayaan kuno suku Batak Toba yang ... Melayu berasal dari bahasa Arab “mualim” ... Prinsip-prinsip ajaran

www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2015

12

Sijabat, W.B., 1983, Ahu Si

Singamangaraja, Jakarta: Sinar

Harapan.

Sinaga, Anicetus B., 2007, Imamat Batak

Meyongsong Katolik, Medan:

Bina Media Perintis.

Situmorang, Sitor, 2009, Toba Na Sae:

Sejarah Lembaga Sosial Politik

Abad XIII-XX, Jakarta:

Komunitas Bambu.

Naipospos, Monang., 2007, “Mengenal

Parmalim” dalam pdf, diakses 13

Oktober 2013.

Robert Sibarani, 2007, “Sisingamangaraja

XII, Nilai Budaya dan Nilai-nilai

Keluarga”. Makalah pada Seminar

Nasional Peringatan 100 Tahun

Gugurnya Pahlawan Raja

Sisingamangaraja XII, tahun 2007

dalam

http://images.sibabiat.multiply.mu

ltiplycontent. com, diakses 23

Oktober 2013.

Sihaloho, Limantina., 2010, “Parmalim

dalam Benak Batak Kristen,

dalam http://agama.

kompasiana.com/2010/09/19/par

malimdan-benak-batak-kristen/,

diakses 2 Nopember 2013.

Catatan : Tulisan ini telah dimuat dalam

Jurnal Sejarah Historica

Tahun II Nomor 6 Mei 2013,

ISSN 2252-5521. Hal. 5-10