final bab 3 chapter report hk dagang inter
TRANSCRIPT
Aspek-aspek Hukum Perdagangan Internasional dalam GATT dan WTO
A. Aspek-aspek Hukum Perdagangan dalam GATT
1. GATT sebagai Sistem dalam Pengendalian
Kegiatan di Bidang Perdagangan Internasional
Persetujuan umum mengenai Tarif dan Perdagangan (General Agreement on Tarif and
Trade) yang biasa disingkat dengan GATT merupakan suatu perjanjian perdagangan
multilateral yang disepakati pada tahun 1948, tujuan pokoknya ialah untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan guna tercapainya kesejahteraan umat
manusia.Lebih lanjut GATT bertujuan untuk menjaga upaya agar perdagangan dunia dapat
menjadi semakin terbuka supaya arus perdagangan dapat berkembang dengan mengurangi
hambatan-hambatan dalam bentuk tarif maupun nontarif.
Komponen utama GATT sebagai lembaga internasional terdiri dari:
a. GATT sebagai Perjanjian Internasional
General Agreement on Tarif and Trade sebagai perjanjian merupakan instrumen formal
yang memberikan batasan maupun ruang gerak GATT sebagai lembaga
b. GATT sebagai Forum Pengambilan Keputusan
Secara bersama dan melakukan consensus negara anggota GATT mengambil keputusan
untuk menentukan kebijaksanaan bersama
c. GATT sebagai Forum Penyelesaian Sengketa
Dengan adanya suatu perjanjian formal, yang isinya mengikat,GATT juga menyediakan
forum penyelesaian sengketa yang semakin berkembang dan yang semakin disempurnakan
terutama setelah selesainya Perundingan Uruguay.
d. GATT sebagai Forum Negosiasi
Sebagai forum negosiasi,GATT menyelenggarakan serangkaian Perundingan formal untuk
meningkatkan perdagangan dunia melalui upaya mengurangi hambatan hambatan terhadap
perdagangan dunia,baik yang berupa tarif maupun non tarif.
e. GATT sebagai Organisasi Internasional
Secara defacto masyarakat internasional telah lama menerima GATT sebagai organisasi
internasional,walaupun secara formal untuk selama hidupnya, GATT merupakan satu
perjanjian intern yang hanya dapat diubah setelah perundingan Uruguay Round.
f. GATT sebagai Sekretariat Internasional
GATT juga telah mengembangkan suatu sekretariat internasional, walaupun dalam
perjanjian tidak tercantum ketentuan, baik mengenai organisasi maupun mengenai
secretariat.
GATT dilihat dari segi yuridis merupakan suatu perjanjian internasional atau international
Treaty. Dari segi yuridis, GATT dapat dilihat sebagai sengkaian "aturan permainan" di
bidang perdagangan internasional yang tercantum dalam suatu dokumen utama, yakni
General Agreement on Tarif and Trade.
2. GATT dari segi yuridis sebagai suatu perjanjian internasional
Dalam GATT pendekatan yang diambil adalah pendekatan yang pragmatis dengan
memusatkan pada prinsip umum yang di damping oleh perkecualian yang di perbolehkan
tetapi dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi,dan dalam banyak hal harus mendapatkan
kesepakatan bersama.
Prinsip-prinsip menurut Oliver Long adalah :
a. Most-Favored-Nation atau nondiskriminasi
MFN merupakan suatu prinsip bahwa perdagangan internasional antara anggota GATT
harus dilakukan secara nondiskriminasi.
b. National Treatment
Prinsip National Treatment melarang perbedaan perlakuan antara barang asing dan barang
domestic.
c. Tarif sebagai instrument tunggal proteksi
GATT mengizinkan proteksi terhadap barang hasil dalam negeri, namun demikian,
proteksi yang diperlakukan terhadap hasil dalam negeri hanya dapat diperlakukan melaui
tariff atau bea masuk yang dikenakan terhadap barang impor dan tidak boleh dengan cara
pembatasan lainnya.
d. Tarif Binding
Tariff binding atau suatu komitmen yang mengikat Negara – Negara anggota supaya tidak
meningkatkan bea masuk terhadap barang impor setelah masuk dalam daftar komitmen
binding.
e. Persaingan yang adil
Aturan GATT juga mengandung prinsip persaingan yang adil atau fair competition.
f. Larangan terhadap restruksi kuantitatif
Bersifat kuantitatif, yaitu kuota dan jenis pembatasan yang serupa. Ketentuan ini oleh para
pendiri GATT dianggap sangat penting karena pada waktu GATT didirikan,
g. Waiver dan pembatasan darurat terhadap impor
GATT mengizinkan diadakan perkecualian dalam bentuk waiver dan langkah darurat lain.
Sistematika dari uraian mengenai berbagai prinsip – prinsip tersebut diataa terdapat
pula publikasi GATT yang dikeluarkan oleh secretariat GATT. Uraian tersebut merumuskan
suatu sistematika yang secara “ arsitektur “ menunjang pandangan yang megandung tema
utama yang mengarah pada tujuan akhir untuk menerapkan sistem perdagangan yang terbuka
dan bebas.
3. Sumber Hukum GATT
Sumber utama GATT sebagai sistem yuridis, yaitu teks perjanjian GATT itu sendiri.
Bila kita gambarkan secara kronologis, sumber hukum GATT terutama terdiri dari :
a. Dokumen prepatori work dalam rangka perundingan Havana mendirikan ITO
b. Perjanjian GATT dan dokumentasi persiapan nya maupun keputusan – keputusan
council.
c. Hasil perundingan Tokyo round 1979 serta dokumen persiapan nya maupun
interpretasi perjanjian serta sejarah negosiasi.
d. hasil perundingan Uruguay round 1994 serta dokumen persiapan dan sejarah
negosiasi.
Secara garis besar prinsip – prinsip hukum dalam GATT adalah menginginkan perlakuan
yang sama atas setiap produk impor maupun produk domestic tujuan utamanya adalah agar
terciptanya perdagangan bebas yang teratur berdasarkan norma – norma hukum GATT.
B. Aspek-Aspek Hukum dalam Perdagangan WTO
Struktur dan system pengambilan keputusan dalam WTO dilaksanakan setelah
perundingan Uruguay Round.
Pengertian:
WTO adalah lembaga perdagangan multilateral permanen. Dibentuk pada 1 Januari 1955
Fungsi:
- Mendukung pelaksanaan administrasi dan menyelenggarakan persetujuan dan
mewujudkan sasaran.
- Menciptakan kerangka kerjasama internasional dengan Dana Moneter
Internasional dan badan-badan lainnya
GATT 1947 kini diintegrasikan kedalam suatu perjanjian yang merupakan ANNEX
perjanjian WTO, yakni Multilateral Agreement on Trade in Goods.
Dalam Agreement Establishing The World Trade Organization dicantumkan bahwa para
pejabat dan utusan negaranya akan memiliki hak-hak istimewa, serta kekebalan hak-hak
serupa.
Menjelaskan fungsi WTO yang terpenting sebagai forum negosiasi bagi para anggota.
Terdiri dari :
1. Ministrial Conference
Pertemuan 2 tahun sekali dan memiliki kekuasaan untuk memutuskan apa yang akan
diambil oleh WTO.
2. General Council
Organ ini terdiri dari utusan-utusan Negara anggota yang melaksanakan fungsi-fungsi
Ministerial Conference pada saat pertemuan Ministerial Conference. Organ ini
menetapkan prosedurnya sendiri serta menyetujui peraturan procedural dari komite-
komite WTO dan mengadakan pertemuan di bawah Multiateral Trade Agreements
dan juga Plurilatural Trade Agreement.
3. Council Trade in Goods (Dewan Perdagangan Jasa)
Badan ini bergerak dibawah General Council yang bertugas memantau pelaksanaan
persetujuan yang dicapai di bidang perdagangan jasa.
4. Council Trade Related Aspects of International Property Rights (Dewan untuk Aspek
Dagang yang terkait dengan HAKI)
Badan yang berada dibawah General Council yang bertujuan untuk memantau
perdagangan di bidang HAKI.
5. Dispute Settlement Body (Badan Penyelesaian Sengketa)
Berada dibawah Ministerial Conference yang menyelenggarakan forum pelaksanaan
penyelesaian sengketa perdagangan yang timbul di antara Negara anggota.
6. Trade Policy Review Body (Badan Peninjauan Kebijaksanaan Perdagangan)
Berada di bawah Ministerial Conference yang bertujuan untuk menyelenggarakan
mekanisme pemantauan kebijakan di bidang perdagangan.
Peran WTO sebagai organisasi perdagangan multilateral adalah:
1. Mengadministrasikan berbagai persetujuan yang dihasilkan Putaran Uruguay di
bidang barang atau jasa, naik multilateral maupun plurilateral, serta mengawasi
pelaksanaan komitmen akses pasar di bidang tariff maupun nontariff.
2. Mengawasi praktik-praktik perdagangan internasional dengan caea regular meninjau
kebijaksanaan perdagangan Negara naggotanya dan melalui jalur prosedur notifikasi.
3. Sebagai forum dalam menyelesaikan sengketa dan menyediakan mekanisme
konsiliasi guna mengatur sengketa perdagangan yang timbul.
4. Menyediakan bantuan teknis yang diperlukan bagi anggotanya termasuk bagi Negara
berkembang dalam melaksanakan hasil putaran Uruguay.
5. Sebagai forum bagi Negara anggotanya untuk terus menerus melakukan perundingan
pertukaran konsesi di bidang perdagangan guna mengurangi hambatan perdagangan
dunia.
Mengenai tujuan GATT ditegaskan di dalam Prambule dari Agreement Establishing WTO,
yang juga menyebutkan pemikiran mengenai pembangunan berkesinambungan (sustainable
development)
WTO menggunakan praktik yang juga telah dilakukan oleh GATT dalam melakukan
pengambilan keputusan, yaitu secara consensus bila tidak ada anggota yang secara resmi
merasa keberatan atas suatu masalah.
Keanggotaan WTO adalah anggota GATT yang pada saat berlakunya persetujaun WTO
masih memenuhi syarat mengenai komitmen dan konsesi.
C. Perubahan Prinsip Hukum Perdagangan Internasional dalam Putaran Uruguay
1. Sebelum Putaran Uruguay
Perundingan mengenai perdagangan internasional telah dilakukan sebanyak 8 kali, Putaran
Uruguay adalah perundingan yang kedelapan, yang berlangsung pada tanggal 20 September
1986 yang mencakup perdagangan barang dan jasa sertahak intelektual dan investasi.Putaran-
putaran yang telah dilangsungkan sebelum Putaran Uruguay adalah:
a. Perundingan di Jenewa (April-Oktober 1947)
Perundingan yang dilakukan oleh 23 negara ini menentukan bea masuk dengan
meleksanakan perundingan demi produk, tercatat ada 45.000 produk yang diturunkan
tarifnya.
b. Perundingan di Uruguay (1949)
Putaran ini dilakukan oleh 33 negara dan menambah penurunan bea masuk yang
disepakati.
c. Perundingan di Targuay (1959-1951)
Dilakukan oleh 34 negara yang mengupayakan penurunan tariff dengan
merundingkan konsensi penurunan produk demi produk.
d. Perundingan di Jenewa (1955 – 1956)
Hambatan tarif masih menjadi maslah yang dirundingkan 26 negara perundingan.
e. Perundingan Dillon Round (1960 – 1961)
Putaran perundingan ini dilatarbelakangi oleh pembentukan MEE pada tahun 1957.
Pada tahun 1960 sampai 1961 sejumlah 26 negara telah mengadakan negosiasi
dibidang tarif yang cakupannya cuup luas.
f. Perundingan kennedy Round
Putaran ini diikuti kurang lebih 62 negara dan pada saat itu telah ditetapkan suatu
metode baru dibidang negosiasi tarif, yaitu “Across the Board Reduction” untuk
produk-produk industri.
g. Tokyo Round (1972 – 1979)
Diikuti 102 negara telah menyelesaikan pengurangan atau penurunan tarif terhadap
ribuan produk industri dan pertanian yang berkaitan dengan tarif dan nontarif.
Tokyo Round juga menghasilkan persetujuan-persetujuan yang disebut Tokyo Round
Codes, yakni :
1. The Agreement On Technical Barries To Trade ( Standard Code).
2. Subsidies And Contrevailing Measures.
3. Import Licensing Procedure.
4. Government Procurement.
5. Costum Valuation.
6. Revesed GATT Anti-Dumping Code.
Tokyo Round juga menyelesaikan perjanjian khusus dibidang pertanian yang mulai
berlaku pada tanggal 1 januari 1980 bagi negara yang menandatangani. Ada juga perjanjian
mengenai pesawat terbang sipil.perjanjian tersebut adalah sebagai berikut :
a. Arrangement Regarding Bavine Meat.
b. Iternational Dairy Arrangement.
c. Perdagangan Dibidang Pesawat Terbang Sipil.
Dari hasil-hasil yang dicapai dalam perundingan Tokyo Round, dapat disimpulkan bahwa
dalam Perundingan Tokyo Round GATT mulai terlihat secara sistematis masalah nontarif
yang semakin merupakan rintangan terhadap kegiatan perdagangan internasional.
2. Perundingan Uruguay Round (1984 – 1994)
Periode awal pembentukan GATT, yakni duapuluh tahun pertama kegiatan GATT perhatian
dipusatkan kepada masalah tarif. Hal yang menjadi perhatian setelah duapuluh tahun
pertemuan GATT adalah masalah nontarif.
Tujuan Putaran Uruguay adalah :
a. Menciptakan perdagangan bebas yang akan memberi keuntungan bagi semua
negara, khususnya negara-negara berkembang.
b. Meningkatkan peranan GATT dan memperbaiki sistem perdagangan multilateral.
c. Meningkatkan kesigapan sistem GATT terhadap perkembangan situsasi
perekonomian dunia dan high technology.
d. Mengembangkan suatu bentuk kerjasama pada tingkat nasional dan international .
a. Prinsip-prinsip umum perundingan adalah :
1. Negosiasi dilaksanakan secara terbuka untuk semua anggota sesuai dengan
komitmen yang disepakati dalam putaran Uruguay dan prinsip-prinsip GATT;
2. Peluncuran keputusan, secara implementasi hasil perundingan merupakan satu
paket.
3. Konsesi yang berimbang untuk semua masalah.
4. Penerapan differential anf most favoured treatment bagi negara berkembang
didalam seiap pelaksanaan perundingan;
5. Negara maju tidak mengharapakan rollback negara berkembang jika hal tersebut
tidak sesuai dengan perimbangan keuangan dan perdagangan negara berkembang
bersangkutan.
b. Materi yang dirundingkan
Berdasarkan Deklarasi Punta del Este mencakup 15 bidang :
1. Tarif
Bertujuan untuk menghapuskan atau memenuhi tingkat tarif terutama tarif tinggi
dan tarif ekskalasi.
2. Non-tariff Measures
Bertujuan untuk mengurangi atau menghapuskan tindakan-tindakan nontarif
termasuk pembatasan kuantitatif.
3. Tropical product
Bertujuan untuk menciptakan liberalisasi dalam perdagangan produk tropis, baik
dalam bentuk proses maupun semi proses, serta akan mencakup tarif dan nontarif.
4. Natural Resources-Based products
Ditujukan untuk liberalisasi menyeluruh prdagangan produk-produk yang berasal
dari sumber alam, baik dalm bentuk proses maupun semi proses.
5. Tectiles and clothing
Bertujuan untuk meneruskan modalitas yang memungkinkan sektor ini kembali
pada pengaturan GATT.
6. Agriculture
Bertujuan untuk mencapai liberalisme yang lebih luas dalam bidang perdagangan
hasil-hasil yang lebih luas dalam bidang perdagangan hasil-hasil pertanian dan
mengembalikan semua tindakan yang berakibat terhadap akses impor dan
kompetisi ekspor ke dalam ketentuan sistem GATT.
7. GATT Articles
Para peserta perundingan meninjau beberapa artikel peraturan dan disiplin GATT.
8. MTN agreement and Arrangements
Bertujuan untuk menyempurnakan, memperjelas, serta memperluas berbagai
persetujuan dan pengaturan yang dirundingkan.
9. Subsidies and Contervalling
Bertujuan menyempurnakan disiplin GATT yang berhubungan dengan subsidi dan
tindakan counter vailling duty.
10. Dispute settlement
Bertujuan utnuk menyempurnakan serta memperketat ketentuan dan prosedur
proses penyelesaian sengketa.
11. Trade related aspects of intelectual property right including trade in counterfeit
goods.
Bertujuan untuk memperjelas ketentuan-ketentuan GATT yang berkaitan dengan
hak milik intelektual.
12. Trade related invesment measures
Perundingan ini merupakan artikel GATT yang berkaitan dengan hambatan
perdagangan dan ada nya distorsi yang disebabkan oleh langkah-langkah di
bidang investasi.
13. Functioning of the GATT Sistem
Bertujuan untuk membentuk persetujuan dan tatanan guna mendorong system
pengawasan dalam GATT,menyempurnakan efektivitas peranan
GATT,meningkatkan kontribusi GATT guna terwujudnya keterkaitan dalam
pembuatan kebijaksanaan ekonomi global.
14. Safeguard
Bertujuan tercapainya persetujuan mengenai safeguard yang komprehensif yang
didasarkan pada prinsip-prinsip dasar GATT seperti transparansi,cakupan,criteria
objektif,dan lain-lain untuk mengambil suatu tindakan safeguard.
15. Trade in Services
Bertujuan untuk menetapkan suatu kerangka kerja multilateral dan prinsip-prinsip
dan peraturan untuk perdagangan jasa-jasa (services).
c. Hasil Perjanjian
1. Dibentuknya satu organisasi penerus GATT yaitu WTO (World Trade
Organization) yang mempunyai wewenang yang lebih luas daripada GATT dan
yang merupakan organisasi internasional secara penuh.
2. Negara anggota bersedia untuk memenuhi tingkat bea masuk sebesar rata-rata 33
% dari tingkat semula,khususnya di bidang manufaktur.
3. Untuk dua sector tradisional yang di dalam aturan peranannya masih banyak
unsure sepihak dan penuh dengan distorsi yang bentuknya nontariff,yaitu tekstil
dan pertanian,Perjanjian Uruguay Round ini telah membuka kesempatan secara
bertahap menempatkan aturan permainan dalam sector itu di bawah naungan
aturan GATT yang di awasi oleh WTO.
4. Perjanjian umum di bidang jasa-jasa (trade in services),telah disepakati sebagai
kerangka umum atau frame work agreement untuk menentukan aturan permainan
yang berlaku untuk perdagangan jasa.
5. Diberikannya perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual atau
Agreement on Intellectual Property Right
6. Telah disempurnakan serangkaian aturan main GATT yang sifatnya sangat teknis
untuk menunjang kelancangan guna yang lebih terbuka.
d. Perubahan Prinsip Hukum Perdagangan Internasional dalam Putaran Uruguay
Dengan adanya penyempurnaan dalam aturan permainan di berbagai bidang,maka
untuk sector-sektor manufaktur maupun pertanian,yang sering menghadapi ketidakpastian
akibat langkah-langkah unilateral yang diambil alih alih Negara yang lebih kuat,terdapat
peningkatan kepastian usaha sehingga dapat mengurangi hambatan dalam perdagangan yang
dapat timbul akibat penyalahgunaan aturan GATT yang ada.
Kepentingan Negara Asia PAsifik yang terletak pada kelangsungan system
perdagangan yang terbuka.Untuk mencapau tujuan itu,Negara-negara tersebut perlu
meningkatkan kegiatannya di masa mendatang dan turut serta menjaga agar system
perdagangan internasional tetap terbuka serta membendung gejala proteksionisme,terutama di
negara maju.
CHAPTER REPORT BAB 3
BUKU HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Syamin AK., S.H., M.H.
Disusun Oleh :
1. Ardita Velarasi ( 02091001205 )
2. Ditiya Duparia Mona Timur (02091001024 )
3. Felicia fanny ( 02091001081 )
4. Lisga Amelia Sasra ( 02091001208 )
5. Putri Asri Oktariana ( 02091001156 )
6. Resti Andini ( 02091001027 )
7. Silta Emalia ( 02091001236 )
8. Sri Wahyuni Muliawan ( 02091001243 )
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA