express volume xi no 18 fix

2
Vol XI No 18, 3 Oktober 2013 Kampus Vol XI No 18, 3 Oktober 2013 3 Editorial 2 Pelayanan Publik, . . . Sambungan halaman 1 Gazebo UNNES Diterbitkan oleh Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M) Unnes; Penanggung Jawab: Pemimpin Umum; Redaktur Senior: Ellectra A.A; Pemimpin Redaksi: Angghi Novita; Redaktur Pelaksana: Fajar Tri S, Fatimah. Editor: Eta, Misbah. Reporter: Aini, Alya, Ana, Arifin, Azizah, Eta, Fajar, Fatimah, Janti, Kirana, Misbah, Palupi, Rahma, Reza, Riani, Setyowati, Susi, Umi, Yuni, Zaka. Fotografer: Zaini. Lay-outer: Janti, Zaka. Ilustrator: Arifin. Alamat Redaksi: Gedung UKM Lt 2 Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229; www.bp2munnes.com Telp: 024-70789389; ISSN: 0216-5589 Unnes. Hal ini juga berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung perkuliahan yang dinilai sudah baik bagi 66,30 persen responden. Sementara itu Vania Destyan Fauziah mahasiswi Jurusan Matematika menyatakan bahwa ia tidak tahu jika Unnes menjadi juara satu pelayanan publik bidang akademik se-Indonesia. “Pelayanan sistem akademik Unnes juga belum memuaskan, karena kadang sikadu lemot,” ujarnya, Selasa (1/10). Ia juga mengatakan bahwa sarana dan prasarana serta fasilitas yang disediakan belum memberikan kenyamanan dalam perkuliahan. “ WC kurang memadai, sinyal wifi banyak yang susah untuk connect, serta LCD dalam ruang kuliah banyak yang perlu perawatan karena banyak yang sudah bergaris- garis,” tambahnya. Ia berharap Unnes semakin meningkatkan fasilitas untuk menunjang proses perkuliahan, dan kedepannya ia berharap agar pegawai lebih ramah dalam melayani mahasiswa. Fajar, Ima, Riani, Wati Narasumber dihadirkan bukan tanpa alasan, mereka kelompok Teater Mangga Pisang Jambu memang tengah menggarap sebuah proyek pementasan yang diambil dari kumpulan cerpen kang putu yaitu penggali kubur. Mereka menggambil makna dari kaum Ahmadiyah yang memang di Indonesia ini jarang mendapat keadilan sebagai sesama umat manusia. Diskusi yang berlangsung cukup hangat ini, membuka jalan pada kami yang sebelumnya hampir menghakimi kaum mereka tanpa alasan, selalu berpikiran jelek tentang mereka. Memang salah dugaan yang ada selama ini, Narasumber yang mencoba menjelaskan dengan gamblang memberikan kami banyak pengetahuan. Setidaknya kami tau bahwa mereka adalah sama dengan umat Islam pada umumnya. Hanya kaum akhmadiyah telah jelas menetapkan siapa imam mereka. Usut punya usut kaum merekapun banyak yang memang berjasa, antara lain adalah W.R Soepratman yang diketahui adalah kaun akmadiayah. Namun fatwa MUI dan SKB tiga menteri membuat mereka hanya bisa diam dan bersabatr atas teror yang selama ini di alami. Dari diskusi ini juga diselingi dengan dramatic reading oleh kelompok Mangga Pisang Jambu. Yang selanjutnya dilanjutkan diskusi tanya jawab. Diskusi berlangsung nyaman tanpa ada pihak yang kontra di dalamnya. Dan diskusi berakhir ketika malam sudah semakin larut yang dinginya dapat membekukan tulang, bahkan mengoyak ke tulang. Mengapa Tak Disamakan? PERATURAN Unnes mengenai kebijakan berkendara telah lama dijalankan seluruh sivitas akademika Unnes. Salah satu kebijakan berkendara tersebut adalah larangan masuk kendaraan di lingkungan kampus saat jam perkuliahan berlangsung. Melihat sisi positif, tentu kebijakan tersebut memacu warga Unnes agar mengurangi aktifitas berkendara namun bagaimana bila kebijakan tersebut dilihat dari sisi sebaliknya? Redaksi Express sering menerima keluhan dari mahasiswa lewat Smsivitas perihal seringnya kendaraan mewah yang diizinkan melintas kawasan kampus saat jam peraturan tersebut berlang- sung. Beberapa dari mereka memiliki nomor plat kendaraan merah (pemerintahan). Hal ini tentu menjadi batu sandungan dari mulusnya jalan dalam suatu aturan yang telah disepakati. Semoga bukan soal ancang- ancang melegalkan pelanggaran bagi yang memiliki jabatan. Lalu apakah ada perbedaan subjek bagi pelanggar aturan tersebut? Ketika sang pelanggar berdalih tak mengetahui aturan bebas kendaraan ini, bukankah seharusnya kita justru harus mengenalkan dan menegaskan aturan tersebut? Lewat evidential value tadi mestinya banyak pihak yang belajar. Artinya tidak hanya pengemudi mobil-mobil mewah itu yang patut disalahkan, tapi juga para pembuat aturan yang melanggar hal yang mestinya tak dilanggar. Jadi, mengapa tak disamakan? (Asal jangan plin- plan). Berawal dari Kesederhanaan Oleh Nur azizah Reporter Express OLOHIYO butuhiyo. Sebagai mahasiswa, kita tidak boleh hanya bergantung pada dosen saja. Namun, juga dari sumber-sumber lain, seperti halnya buku maupun sarana belajar yang lain. Tentunya kita bersyukur berada di tempat yang mudah terhadap akses informasi. Berbeda halnya dengan masyarakat yang berada di daerah yang cukup terbatas dalam sarana dan prasarana. Keterbatasan bukanlah halangan, karena olohiyo butuhiyo. Keterbatasan memberi kekuatan tersendiri. Siasat akan dirumuskan menghadapi keterbatasan tadi. Kalau tak mau kalah dengan keterbatasan, usaha keras patut dilakukan guna mencapai keyakinan yang telah dirumuskan. Pengalaman keterbatasan terhadap akses informasi, seperti halnya keterbatasan buku dialami oleh mahasiswa di Gorontalo. Aku berani menyuarakan ini berdasar perkataan- perkataan Rahman Mustofa. Ya, salah satu mahasiswa dari Gorontalo yang sedang menempuh studi di Unnes. Karena keterbatasan buku, mereka menyiasati dengan memperbanyak diskusi setelah pulang kuliah. Hal ini (barangkali) berbeda dengan beberapa mahasiswa yang sering saya amati. Lain cerita apabila seorang mahasiswa hanya kupu-kupu. Setelah selesai kuliah, langsung pulang dengan masalah-masalahnya sendiri, entah kuliah, cinta, finansial atau sebagainya. Di gorontalo, buku merupakan barang mewah dan sangat berharga, tidak seperti di sini, buku (mungkin) hanya pajangan semata, bahkan bisa jadi buat bantal tidur. Semangat tanpa lelah dan kesederhanaan mahasiswa yang berkuliah di Gorontalo memberikan pelajaran hidup bagi kita. Mereka menggapai masa depan dengan apa adanya dan kesederhanaan. Dua belas jam perjalanan dengan bus dari rumah hingga ke Universitas dilaluinya tanpa lelah, demi sebuah ilmu untuk masa depan. Lalu manakah yang akan sukses nantinya? Mereka yang selalu diskusi sebagai tambahan kuliah atau mereka yang sibuk dengan urusan masing- masing dan tidak bisa memanfaatkan fasilitas yang begitu mudah dan lengkap? Kita harus membuktikannya. Semua itu teringkas dalam ungkapan olohiyo butuhiyo. Siapa yang rajin pasti ia peroleh cita-citanya. Atau versi terkenalnya Man jadda wa jadda. Wah, malah judul novel. Latih Jiwa Kepemimpinan Lewat Outbond JIWA kepemimpinan dibutuhkan dalam menyokong kinerja organisasi. Berbagai latihan kepemimpinan diselenggarakan guna mencapai terwujudnya pemimpin tangguh dalam organisasi. Pendidikan karakter pemimpin dapat ditanamkan, salah satunya dengan outbond. Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyelenggarakan acara outbond sebagai salah satu agenda tahunan terhadap aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Lembaga Kemahasiswaan (LK) Unnes. Kegiatan Training Pengembangan Manajemen dan Kepemimpinan yang diselenggarakan, dihadiri tak kurang dari 354 peserta dari masing-masing UKM dan LK. “Acara ini diselenggara- kan sebagai wahana pendidikan kepemimpinan, karakter dan soft skill serta menciptakan suasana lain dibandingkan rutinitas di organisasi,” ungkap Masrukhi saat upacara pembukaan, Selasa (1/10). Masrukhi menambahkan tak hanya menyoal dipimpin dan memimpin namun diharapkan juga dapat menambah kepekaan dan kepedulian aktivis terhadap aktivis UKM dan LK lainnya serta dapat mengambil pengalaman berharga dari training berupa outbond ini. Outbond yang dilakukan di Taman Kyai Langgeng, Magelang tampak seru dengan beragam permainan yang disajikan. Kekompak- kan, kepemimpinan, serta nilai yang mengajarkan kerja tim diuji dalam berbagai permainan. Nilai-nilai kepemimpinan, kebersama- an, dan tanggung jawab dalam setiap permainan diharapkan dapat dipetik dalam kegiatan ini. UKM Pramuka yang menyabet 3 nominasi tampil sebagai juara umum dan berhak atas uang pembinaan sebesar 1,5 juta rupiah. “Pelaksanaan outbondnya berjalan dengan seru dan mengasyikkan. Meskipun permainan-permainannya sudah sering dimainkan tetapi karena dimainkan bersama dengan rekan organisasi tetap berbeda suasananya,” ujar Edi Tarsono salah satu peserta Let’s join us at BP2M Open Recruitment BP2M “Jurnalis Berekspresi” Pendaftaran hingga 7 Oktober 2013 Gedung UKM lt.2 COMING SOON PENDIDIKAN JURNALISTIK DASAR (PJD) 2013 PESERTA TERBATAS 200 ORANG PERS MAHASISWA : MENOLAK DIAM Tragedi Menjadi . . . Sambungan halaman 1 Hasil Polling Pembaca Express @bp2munnes @bp2munnes dari DPM KM Unnes. Edi juga menambahkan bahwa semua permainan yakni paint ball , tarik tambang, jembatan bambu, pipa bocor, transporter, the ring, harta karun, dan go futsal melatih jiwa penuh harapan, keberanian, dan pengorbanan. Harapan bahwa dengan diadakan outbond ini semoga semua aktivis mampu memberi-kan kontribusinya yang luar biasa untuk Universitas Negeri Semarang dan antar UKM dan LK tetap kompak dan solid. Fatimah, Susi, Alya

Upload: bp2m-unnes

Post on 29-Mar-2016

245 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: express volume xi no 18 fix

Vol XI No 18, 3 Oktober 2013 KampusVol XI No 18, 3 Oktober 2013 3Editorial2

Pelayanan Publik, . . .Sambungan halaman 1

Gazebo

UNNES

Diterbitkan oleh Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M) Unnes; Penanggung Jawab: Pemimpin Umum; Redaktur Senior: Ellectra A.A; Pemimpin Redaksi:

Angghi Novita; Redaktur Pelaksana: Fajar Tri S, Fatimah. Editor: Eta, Misbah. Reporter: Aini, Alya, Ana, Arifin, Azizah, Eta, Fajar, Fatimah, Janti, Kirana, Misbah, Palupi, Rahma, Reza, Riani, Setyowati, Susi, Umi, Yuni, Zaka. Fotografer: Zaini. Lay-outer: Janti, Zaka. Ilustrator: Arifin. Alamat Redaksi: Gedung UKM Lt 2 Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229; www.bp2munnes.com Telp: 024-70789389; ISSN: 0216-5589

Unnes. Hal ini juga berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung perkuliahan yang dinilai sudah baik bagi 66,30 persen responden.

Sementara itu Vania Destyan Fauziah mahasiswi J u r u s a n M a t e m a t i k a menyatakan bahwa ia tidak tahu jika Unnes menjadi juara satu pelayanan publik bidang akademik se-Indonesia. “Pelayanan sistem akademik U n n e s j u g a b e l u m memuaskan, karena kadang sikadu lemot,” ujarnya, Se lasa (1/10) . I a juga mengatakan bahwa sarana dan prasarana serta fasilitas

yang disediakan belum memberikan kenyamanan dalam perkuliahan. “WC kurang memadai, sinyal wifi banyak yang susah untuk connect, serta LCD dalam ruang kuliah banyak yang perlu perawatan karena banyak yang sudah bergaris-g a r i s , ” t a m b a h n y a . I a berharap Unnes semakin meningkatkan fasilitas untuk m e n u n j a n g p r o s e s perkuliahan, dan kedepannya ia berharap agar pegawai lebih ramah dalam melayani mahasiswa. Fajar, Ima, Riani, Wati

Narasumber dihadirkan bukan tanpa alasan, mereka kelompok Teater Mangga Pisang Jambu memang tengah menggarap sebuah proyek pementasan yang diambil dari kumpulan cerpen kang putu yaitu penggali kubur. Mereka menggambil makna dari kaum Ahmadiyah yang memang di Indonesia ini jarang mendapat keadilan sebagai sesama umat manusia.

Diskusi yang berlangsung cukup hangat ini, membuka jalan pada kami yang sebelumnya hampir menghakimi kaum mereka tanpa alasan, selalu berpikiran jelek tentang mereka. Memang salah dugaan yang ada selama ini, Narasumber yang mencoba menjelaskan dengan gamblang memberikan kami banyak pengetahuan. Setidaknya kami tau

bahwa mereka adalah sama dengan umat Islam pada umumnya. Hanya kaum akhmadiyah telah jelas menetapkan siapa imam mereka. Usut punya usut kaum merekapun banyak yang memang berjasa, antara lain adalah W.R Soepratman yang diketahui adalah kaun akmadiayah. Namun fatwa MUI dan SKB tiga menteri membuat mereka hanya bisa diam dan bersabatr atas teror yang selama ini di alami.

Dari diskusi ini juga diselingi dengan dramatic reading oleh kelompok Mangga Pisang Jambu. Yang selanjutnya dilanjutkan diskusi tanya jawab. Diskusi berlangsung nyaman tanpa ada pihak yang kontra di dalamnya. Dan diskusi berakhir ketika malam sudah semakin larut yang dinginya dapat membekukan tulang, bahkan mengoyak ke tulang.

Mengapa Tak Disamakan?PERATURAN Unnes mengenai

kebijakan berkendara telah

lama dijalankan seluruh sivitas

akademika Unnes. Salah satu

kebijakan berkendara tersebut

a d a l a h l a r a n g a n m a s u k

kendaraan d i l ingkungan

kampus saat jam perkuliahan

ber langsung. Mel ihat s is i

positif, tentu kebijakan tersebut

memacu warga Unnes agar

m e n g u r a n g i a k t i f i t a s

berkendara namun bagaimana

bila kebijakan tersebut dilihat

dari sisi sebaliknya?

Redaksi Express sering

m e n e r i m a k e l u h a n d a r i

mahasiswa lewat Smsivitas

perihal seringnya kendaraan

mewah yang diizinkan melintas

kawasan kampus saat jam

peraturan tersebut berlang-

sung. Beberapa dari mereka

memiliki nomor plat kendaraan

merah (pemerintahan). Hal ini

tentu menjadi batu sandungan

dari mulusnya jalan dalam suatu

aturan yang telah disepakati.

Semoga bukan soal ancang-

ancang melegalkan pelanggaran

bagi yang memiliki jabatan.

Lalu apakah ada perbedaan

subjek bagi pelanggar aturan

tersebut? Ketika sang pelanggar

berdalih tak mengetahui aturan

bebas kendaraan ini, bukankah

seharusnya kita justru harus

mengenalkan dan menegaskan

aturan tersebut? Lewat evidential

value tadi mestinya banyak pihak

yang belajar. Artinya tidak hanya

pengemudi mobil-mobil mewah

itu yang patut disalahkan, tapi

juga para pembuat aturan yang

melanggar hal yang mestinya tak

dilanggar. Jadi, mengapa tak

disamakan? (Asal jangan plin-

plan).

Berawal dari KesederhanaanOleh Nur azizah

Reporter Express

OLOHIYO butuhiyo. Sebagai mahasiswa, kita tidak boleh hanya bergantung pada dosen saja. Namun, juga dari sumber-sumber lain, seperti halnya buku maupun sarana belajar yang lain. Tentunya kita bersyukur berada di tempat yang mudah terhadap akses informasi. Berbeda halnya dengan masyarakat yang berada di daerah yang cukup terbatas dalam sarana dan prasarana.

Keterbatasan bukanlah halangan, karena olohiyo butuhiyo. Keterbatasan memberi kekuatan tersendiri. Siasat akan dirumuskan menghadapi keterbatasan tadi. Kalau tak mau kalah dengan keterbatasan, usaha keras patut dilakukan guna mencapai keyakinan yang telah dirumuskan.

Pengalaman keterbatasan terhadap akses informasi, seperti halnya keterbatasan buku dialami oleh mahasiswa di Gorontalo. Aku berani menyuarakan ini berdasar perkataan-perkataan Rahman Mustofa. Ya, salah satu mahasiswa dari Gorontalo yang sedang menempuh studi di Unnes. Karena keterbatasan buku, mereka menyiasati dengan memperbanyak diskusi setelah pulang kuliah. Hal ini (barangkali) berbeda dengan beberapa mahasiswa yang sering saya

amati.Lain cerita apabila seorang

mahasiswa hanya kupu-kupu. Setelah selesai kuliah, langsung pulang dengan masalah-masalahnya sendiri, entah kuliah, cinta, finansial atau sebagainya. Di gorontalo, buku merupakan barang mewah dan sangat berharga, tidak seperti di sini, buku (mungkin) hanya pajangan semata, bahkan bisa jadi buat bantal tidur.

Semangat tanpa lelah dan kesederhanaan mahasiswa yang berkuliah di Gorontalo memberikan pelajaran hidup bagi kita. Mereka menggapai masa depan dengan apa adanya dan kesederhanaan. Dua belas jam perjalanan dengan bus dari rumah hingga ke Universitas dilaluinya tanpa lelah, demi sebuah ilmu untuk masa depan.

Lalu manakah yang akan sukses nantinya? Mereka yang selalu diskusi sebagai tambahan kuliah atau mereka yang sibuk dengan urusan masing-masing dan tidak bisa memanfaatkan fasilitas yang begitu mudah dan lengkap? Kita harus membuktikannya.

Semua itu teringkas dalam ungkapan olohiyo butuhiyo. Siapa yang rajin pasti ia peroleh cita-citanya. Atau versi terkenalnya Man jadda wa jadda. Wah, malah judul novel.

Latih Jiwa Kepemimpinan Lewat OutbondJ I W A k e p e m i m p i n a n d i b u t u h k a n d a l a m m e n y o k o n g k i n e r j a organisasi. Berbagai latihan k e p e m i m p i n a n d i s e l e n g g a r a k a n g u n a m e n c a p a i t e r w u j u d n y a pemimpin tangguh dalam o r g a n i s a s i . P e n d i d i k a n karakter pemimpin dapat ditanamkan, salah satunya dengan outbond.

U n i v e r s i t a s N e g e r i S e m a r a n g ( U n n e s ) menyelenggarakan acara outbond sebagai salah satu agenda tahunan terhadap a k t i v i s U n i t K e g i a t a n Mahas i swa (UKM) dan Lembaga Kemahasiswaan ( L K ) U n n e s . K e g i a t a n Training Pengembangan M a n a j e m e n d a n K e p e m i m p i n a n y a n g diselenggarakan, dihadiri tak kurang dari 354 peserta dari masing-masing UKM dan LK.

“Acara ini diselenggara-k a n s e b a g a i w a h a n a pendidikan kepemimpinan, karakter dan soft skill serta menciptakan suasana lain dibandingkan rutinitas di o r g a n i s a s i , ” u n g k a p Masrukhi saa t upacara pembukaan, Selasa (1/10). Masrukhi menambahkan tak hanya menyoal dipimpin d a n m e m i m p i n n a m u n

diharapkan juga dapat menambah kepekaan dan kepedulian aktivis terhadap aktivis UKM dan LK lainnya ser ta dapat mengambi l pengalaman berharga dari training berupa outbond ini.

Outbond yang dilakukan di Taman Kyai Langgeng, Magelang tampak seru dengan beragam permainan yang disajikan. Kekompak-kan, kepemimpinan, serta nilai yang mengajarkan kerja tim diuji dalam berbagai p e r m a i n a n . N i l a i - n i l a i kepemimpinan, kebersama-an, dan tanggung jawab

dalam setiap permainan diharapkan dapat dipetik dalam kegiatan ini.

UKM Pramuka yang menyabet 3 nominasi tampil sebagai juara umum dan berhak atas uang pembinaan sebesar 1,5 juta rupiah. “Pelaksanaan outbondnya berjalan dengan seru dan mengasyikkan. Meskipun permainan-permainannya sudah sering dimainkan tetapi karena dimainkan b e r s a m a d e n g a n r e k a n organisasi tetap berbeda s u a s a n a n y a , ” u j a r E d i Tarsono salah satu peserta

Let’s join us at BP2M

Open Recruitment BP2M

“Jurnalis Berekspresi”

Pendaftaran hingga7 Oktober 2013

Gedung UKM lt.2

COMING SOONPENDIDIKAN JURNALISTIK DASAR

(PJD) 2013

PESERTA TERBATAS 200 ORANG

PERS MAHASISWA : MENOLAK DIAM

Tragedi Menjadi . . .Sambungan halaman 1

Hasil Polling Pembaca Express

@bp2munnes @bp2munnes

dari DPM KM Unnes.Edi juga menambahkan

bahwa semua permainan y a k n i p a i n t b a l l , t a r i k tambang, jembatan bambu, pipa bocor, transporter, the ring, harta karun, dan go futsal melatih jiwa penuh harapan, keberanian, dan p e n g o r b a n a n . H a r a p a n bahwa dengan diadakan outbond ini semoga semua aktivis mampu memberi-kan kontribusinya yang luar biasa untuk Universitas Negeri Semarang dan antar UKM dan LK tetap kompak dan solid. Fatimah, Susi, Alya

Page 2: express volume xi no 18 fix

iklan: 081229324330surel: [email protected]@bp2munnes 3 Oktober 2013Volume XI No 18

Exprejo4

Bersambung ke halaman 2 kolom 3Bersambung ke halaman 2 kolom 3

Feature

Opini

(

Pasang Iklan

di Express? 081229324330

[email protected]

Ukuran iklan:1/16 halaman1/8 halaman1/4 halaman1/2 halaman

Ingin menyampaikan usul,dan saran seputar Unnes? Atau menanggapi dan memberikan hak jawab atas Smsivitas? Gunakan bahasa yang santun, elegan, jelas dan tidak mengandung fitnah.

Kirim SMS Anda Ke:085328724100

Redaksi menerima tulisan berupa opini, panjang tulisan 3000 karakter. Kirim tulisan Anda beserta foto dan identitas diri ke Surat Elektronik (surel) [email protected] atau kirim langsung berupa softfile ke kantor BP2M. Sertakan n o m o r H P y a n g b i s a dihubungi.

SMSivitas

Atraksi- Sejumlah mahasiswa Stimart AMNI Semarang menunjukkan kebolehan mereka dalam acara pembukaan Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (Pomda), Kamis (26/9) di lapangan Rektorat Unnes. Zaini/Express

KICAU KONSERVASI

Pelayanan Publik, Perlu Kerja KerasKeberhasilan Unnes menyabet peringkat satu pelayanan publik bidang pendidikan se-Indonesia patut diapresiasi, apalagi Unnes akan mewakili Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk bersaing dengan kementerian lain di Indonesia. Unnes masih perlu kerja keras.

WAHYONO selaku PR II m e n e g a s k a n b a h w a pelayanan publ ik yang d i m a k s u d a d a l a h c a r a memberikan pelayanan yang mudah, tidak menyulitkan kepada semua pihak, baik kepada mahasiswa, dosen, orang tua, dan mitra kerja. Itu semua diatur sedemikian rupa untuk bisa memberikan pelayanan terbaik, dengan berbasis IT. Agung Yulianto, Sekretaris Badan Penjaminan Mutu Unnes menjelaskan setelah menjadi juara satu

pelayanan publik di tingkat Kemendikbud Unnes akan maju ke tingkat nasional dengan bersaing dengan kementerian lain.

Divisi layanan TIK Alfath Yanuarto menjelaskan Badan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPTIK) merupakan badan yang diikut sertakan dalam indikator penilaian layanan publik yakni dari Sikadu, Sikeu, Siskripsi, dan lainnya. Sejak dua minggu yang lalu tim BPTIK mendapatkan pe la t ihan dar i Humas mengenai kode etik pegawai, salah satunya dalam hal sikap dan perilaku pegawai d a l a m m e m b e r i k a n pelayanan kepada pengguna l a y a n a n . “ K a m i mendapatkan pelatihan dari Humas mengenai cara

m e n e r i m a t a m u a t a u pengguna layanan. Kami dilatih untuk bagaimana cara melayani pengguna layanan, cara mengangkat telepon dan lain-lain,” ungkapnya, Senin (30/9). “Setelah berpartisipasi secara optimal dan dinilai cukup untuk menjadi yang terbaik, Insya Allah kita bisa menjadi yang terbaik pula,” tambahnya.

Dominan PuasRedaksi Express juga

melakukan polling untuk menunjukkan gambaran dan penilaian mahasiswa Unnes terhadap pelayanan Unnes yang diberikan sejauh ini. Dari 246 polling yang tersebar di delapan fakultas di Unnes sebanyak 66 ,30 persen mengaku puas terhadap pelayanan akademik di

MALAM ini, Kamis (19/9) Fakultas Bahasa dan Seni khususnya gedung B1 yang merupakan markas besar bahasa dan Sastra Indonesia nampak ada yang berbeda. Sekelompok mahasiswa mulai berkumpul ketika jarum jam menunjukan pukul 19.00 WIB. Apa yang sedang mereka lakukan terlihat samar karena memang tak ada kabar akan adanya suatu acara.

Nampak jelas setelah beberapa mahasiswa yang berkumpul itu memasuki salah satu ruang, B1 106 yang tak asing lagi adalah Lab. Teater Usman Ismail. Nampak pula di depan pintu masuk sebuah banner bertuliskan agitasi sungai-sungai, yang tak ketinggalan dibarengi dengan nama kelompok teater Mangga Pisang Jambu. Nampaknya akan ada pementasan mungkin...? Namun mengapa banyak orang berpakaian layaknya seorang ulama.

Bukan sebuah pementasan rupanya, namun adalah sebuah diskusi yang diadakan oleh kelompok teater Mangga Pisang Jambu. Diskusi yang bertemakan tragedi dan seni ini memang sudah disarankan oleh seorang dosen mereka. Gunawan Budi Susanto, atau yang lebih akrab di sapa kang putu oleh mahasiswanya ini memimpin diskusi yang berjalan sekitar 3 jam. Dalam diskusi ini memang sengaja dihadirkan oleh mereka narasumber dari kalangan Ahmadiyah. Narasumber yang hadir di antaranya Bapak Agus Supriyanto yaitu ketua jemaat Ahmadiyah Kota Semarang dan Bapak Firman Alisyakh yang merupakan mubaligh dari Ahmadiyah itu sendiri.

Surat Punya HatiOleh : Agung Kuswantoro*

Assalamualaikum, mau ngasih usulan nih, kalau bisa bis Unnes muter sampai rusunawa, jadinya mahasiswa yang dirusunawa tidak perlu ngangkot, soalnya sekarang Ppnya sudah 4ribu, kalau ada bis kan pengeluarannya tidak kebanyakan. 085740520308

Assalamualaikum, bangun mushola buat FE dong, kasihan anak-anak FE kalau mau sholat numpang terus.

089635027739

Salam konservasi. Kasihan motor-motor yang ada di parkiran FE, kasihan cat motornya kepanasan. 087832516202

Salam konservasi, kapan ya taman A1 FIP bisa difungsikan kembali sebagaimana mestinya, karena telah sekian lama telah beralih fungsi menjadi parkiran sepeda motor akibat membludaknya pengguna kendaraan bermotor. 085865091326

Janti

@LLAffandi : Kapan ya koleksi

buku di perpustakaan pusat

nambah? Bukunya kok kudet ?

@kicaukonservasi : Jadi buku

Sejarah semua dong…

Tragedi Menjadi Karya SeniMalam yang cerah tanpa bintang memang terasa sama seperti malam- malam sebelumnya. Dingin malam yang selalu menyapa, menandakan musim memang tengah berganti. Bukan sebuah tragedi namun hanya sebuah siklus yang terkadang memaksa kita beradaptasi lebih jauh.

Oleh : Palupi Endah H

TIAP orang pasti melakukan komunikas i . Sa lah sa tu komunikasi yang digunakan oleh manusia adalah surat. Kelebihannya karena simpel, relatif murah dan intim (berasa). Kekurangannya adalah membutuhkan waktu dalam menyampaikannya.

Surat memiliki dua segi pandangan yaitu eksplisit dan implisit. Implisit terlihat dari sampul kertas, kerapian, dan tulisan. Eksplisit terlihat dari bahasa, gaya bahasa, dan maknanya.

Menilai surat seperti memaknai orang. Orang memiliki dhohir dan batin. Dhohir berupa anggota tubuh manusia sedangkan batin berupa hati. Orang yang tampan atau cantik itu tidak cukup, jika hatinya buruk. Orang akan memuji jika hatinya baik, meskipun tidak memiliki wajah tampan atau cantik.

Demikian juga surat, orang akan menilai surat secara e k s p l i s i t a t a u b a t h i n . P e n e r i m a s u r a t a k a n menangis, jika surat tersebut menyiratkan kesedihan. Dia akan tersenyum, jika isinya menyiratkan kesenangan. Dia akan takut jika isinya berupa ancaman. Dia akan

resah jika isinya mengandung keluhan.

Orang yang tersugesti oleh i s i sura t dan merasakan d a m p a k n y a , m a k a s u r a t tersebut memiliki hati. Hati surat muncul dari pesan surat.

Tugas seorang pembaca s u r a t a d a l a h m e n y e l a m i k e d a l a m a n p e s a n s u r a t . Kedalaman ini terukur dari kata yang dipilih, penulisan kata, dan rangkaian kalimat yang digunakan penulis surat.

Juliet selalu menyimpan surat kekasihnya yaitu Romeo y a n g b e r i s i s e b u a h pengungkapan rasa cinta. Dia mengarsipkan suratnya di tempat khusus. Logikanya, jika surat tidak berhati mengapa dia masih menyimpannya? Mengapa pula disimpan di tempat khusus? Sebaliknya, mengapa ada orang bunuh diri ketika membaca surat yang isinya berupa penolakan cinta? Mengapa pula, ada surat yang disobek atau dibakar?

Demikian pula surat yang ditulis oleh Presiden Soekarno (saat itu) kepada Panglima Komando Operasi Keamanan d a n K e t e r t i b a n a t a u P a n g k o p k a m t i b u n t u k mengambil segala tindakan yang dianggap perlu dalam mengatasi situasi keamanan

yang buruk pada waktu itu. Surat sakti tersebut dikenal dengan nama Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret. Begitu berharganya pesan surat tersebut sehingga b a n g s a I n d o n e s i a mencatatnya bagian dari sejarahnya. Bagaimana jika surat itu hilang? Apakah nilai implisit dan eksplisit itu ada?

Jika surat itu disobek, dibakar, atau hilang maka nilai ada yang melekat dalam diri surat juga lenyap, baik secara impl is i t maupun eksplisit. Tidak ada artinya arti sebuah kertas atau tinta yang mahal tetapi penerima surat menghilangkan pesan surat. Itulah bukti bahwa surat punya hati. Semoga kita bisa pandai dan bijak menjadi penulis dan pembaca surat yang memiliki seribu rasa.

*) dosen pendidikan adm perkantoran,

jurusan pendidikan ekonomi