epidemiologi klinik dan biomedik

6
I. Rangkuman Teori Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan frekuensi penyakit pada manusia. Terdapat tiga komponen dalam definisi tersebut yaitu frekuensi, distribusi dan determinan yang menjadi dasar pendekatan dalam penelitian epidemiologi. Pengukuran frekuensi penyakit berkaitan dengan kuantifikasi kejadian penyakit pada populasi manusia. Distribusi (penyebaran) penyakit pada populasi dideskripsikan menurut orang (person), tempat (place), dan waktu (time). Artinya, epidemiologi mendeskripsikan penyebaran penyakit pada populasi menurut faktor sosio-ekonomi-demografi- geografi, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, ras, keyakinan agama, pola makan, kebiasaan, gaya hidup, tempat tinggal, tempat bekerja, tempat sekolah, dan waktu terjadinya penyakit. Epidemiologi klinik merupakan penerapan prinsip- prinsip dan metoda epidemiologi untuk masalah-masalah dalam ilmu kedokteran klinik. Tujuan dari epidemiologi klinik itu sendiri adalah untuk menggunakan metode epidemiologi dalam observasi klinik dan interpretasi yang mengacu pada suatu kesimpulan yang tepat berdasarkan prinsip dasar ilmiah, sehingga bisa menghasilkan kesimpulan yang sahih dalam pengelolaan pasien. Epidemiologi klinik juga bertujuan menjembatani kedokteran klinik dengan ilmu dasar.

Upload: gabriela-insani-y

Post on 13-Aug-2015

503 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Epidemiologi Klinik Dan Biomedik

I. Rangkuman Teori

Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan frekuensi

penyakit pada manusia. Terdapat tiga komponen dalam definisi tersebut yaitu

frekuensi, distribusi dan determinan yang menjadi dasar pendekatan dalam

penelitian epidemiologi. Pengukuran frekuensi penyakit berkaitan dengan

kuantifikasi kejadian penyakit pada populasi manusia. Distribusi (penyebaran)

penyakit pada populasi dideskripsikan menurut orang (person), tempat (place),

dan waktu (time). Artinya, epidemiologi mendeskripsikan penyebaran penyakit

pada populasi menurut faktor sosio-ekonomi-demografi-geografi, seperti umur,

jenis kelamin, pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, ras, keyakinan agama,

pola makan, kebiasaan, gaya hidup, tempat tinggal, tempat bekerja, tempat

sekolah, dan waktu terjadinya penyakit.

Epidemiologi klinik merupakan penerapan prinsip-prinsip dan metoda

epidemiologi untuk masalah-masalah dalam ilmu kedokteran klinik. Tujuan dari

epidemiologi klinik itu sendiri adalah untuk menggunakan metode epidemiologi

dalam observasi klinik dan interpretasi yang mengacu pada suatu kesimpulan

yang tepat berdasarkan prinsip dasar ilmiah, sehingga bisa menghasilkan

kesimpulan yang sahih dalam pengelolaan pasien. Epidemiologi klinik juga

bertujuan menjembatani kedokteran klinik dengan ilmu dasar.

Ciri pendekatan epidemiologi klinik yaitu :

1. Normalitas dan abnormalitas

Normalitas dan abnormalitas seseorang ditentukan dengan distribusi

kekerapan yaitu mean, median dan sebarannya. Namun untuk menetapkan kriteria

abnormal tidak mudah karena penyakit terjadi secara bertahap. Dalam fenomena

kedokteran, kriteria normal atau abnormal biasanya ditetapkan melaluui alat ukur.

2. Perjalanan penyakit

Merupakan waktu berlangsungnya suatu penyakit, dimulai dari onset biologis

sampai penyakit berakhir (sembuh, cacat, atau mati). Perjalanan penyakit terdiri

dari fase pre-patogenesa dan fase patogenesa (masa inkubasi, penyakit dini,

penyakit lanjut dan akhir penyakit). Metoda penilaian dari perjalan penyakit bias

Page 2: Epidemiologi Klinik Dan Biomedik

dilakukan dengan observasi klinis, registrasi (kanker, CHD, stroke, dan lainnya),

studi kohort atau studi kasus-kontrol.

3. Diagnosis

Uji diagnostik diartikan sebagai hasil tes yang dilakukan di laboratorium, atau

informasi klinik yang didapat dari anamnesis (riwayat penyakit), pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang/alat. Diagnosis merupakan proses yang tidak

pasti, karena hanya berupa kemungkinan saja. Dalam mengatasi hal tersebut,

diperlukan adanya gold standard atau patokan emas dalam menentukan hasil

diagnosis yang tepat yaitu tes yang sensitif (menyatakan adanya penyakit pada

orang dengan hasil tes positif) dan tes spesifik (penyatakan tidak adanya penyakit

pada orang dengan hasil tes negatif).

4. Kekerapan

Hasil observasi klinik biasanya dinyatakan dalam bentuk ukuran-ukuran

antara lain jumlah kasus proporsi, insidensi, prevalensi dan rasio.

5. Resiko penyakit

Faktor resiko penyakit merupakan suatu kondisi atau sifat fisik atau perilaku

yang dapat meningkatkan probabilitas kejadian penyakit pada manusia. Faktor

resiko berguna dalam prediksi kejadian penyakit, mempelajari penyebab penyakit,

membantu menegakkan diagnosis, menentukan prognosis dan untuk pencegahan

penyakit.

6. Prognosis

Merupakan prediksi perjalanan penyakit setelah penyakit timbul. Gambaran

prognosis terdiri atas :

a. Harapan hidup 5 tahun, yaitu persentase penderita yang mampu hidup selama

5 tahun dari saat tertentu dalam perjalanan penyakitnya.

b. Kausa fatal, yaitu persentas penderita yang mati karena penyakit itu.

c. Respon, yaitu persentase penderita yang menunjukkan adanya perbaikan

setelah adanya intervensi.

d. Remisi, yaitu persentase pasien yang mencapai fase dimana penyakit tidak

dapat dideteksi.

Page 3: Epidemiologi Klinik Dan Biomedik

e. Kambuh, yaitu persentase penderita yang kembali sakit setelah lewat fase

bebas penyakit.

7. Pengobatan/perawatan

Merupakan upaya untuk penyembuhan dan untuk menghindari cacat dari

penyakit, atau suatu teknik pengobatan yang diperoleh melalui uji klinik.

8. Pencegahan

Pencegahan bertujuan untuk tidak sakit dan mencegah perjalanan penyakit

atau mencegah 6D, yaitu death (kematian), disease (sakit), disability (ketidak-

mampuan), discomfort (ketidaknyamanan), dissatisfaction (ketidakpuasan), dan

destitution (kemiskinan).

Terdapat 3 macam pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu :

- Pencegahan primer : menjauhkan kejadian sakit dengan cara

menghilangkan faktor resiko.

- Pencegahan sekunder : menemukan penyakit secara awal, saat masih

tanpa gejala dan saat pengobatan awal.

- Pencegahan tersier : berupa aktifitas klinik guna mengurangi

komplikasi.

9. Kausa

Merupakan kondisi yang menimbulkan penyakit dan patogenesis. Bukti suatu

kejadian penyakit memiliki hubungan sebab-akibat, antara lain :

- Temporal, yaitu kausa mendahului efek

- Kekuatan, resiko penyakit relative besar

- Respon terhadap dosis, makin besar paparan maka kejadian penyakit

semakin tinggi

- Reversibilitas, yaitu penuruan paparan diikuti dg penurunan penyakit

- Konsistensi, kejadian jika berulang akan menghasilkan dampak yang

sama

- Masuk akal secara biologis, yaitu sesuai dengan pengetahuan biologi

(teoritis)

- Spesifisitas, artinya satu penyebab hanya menimbulkan satu efek

Page 4: Epidemiologi Klinik Dan Biomedik

- Analogi, yaitu hubungan sebab-akibat telah terbukti untuk penyakit

yang sama.

10. Ekonomi pengobatan/perawatan

Pelayanan kesehatan harus efektif dan efisien untuk menghindari inefisiensi.

Keputusan pengobatan harus berorientasi untuk kesembuhan pasien minimalisir

biaya si pasien dan manfaat dari tindakan itu sendiri terhadap pasien.

II. Kontribusi Epidemiologi Klinik dengan Ilmu Biomedik

Sebagaimana yang telah dijelaskan secara ringkas mengenai epidemiologi

klinik, terlihat jelas bahwa epidemiologi klinik sangat bermanfaat dalam

membantu kedokteran klinik. Selain itu, epidemiologi klinik juga bermanfaat bagi

ilmu biomedik. Epidemiologi klinik mempelajari variasi luaran dan perjalanan

penyakit pada perorangan atau sekelompok orang serta sebab variasi penyakit

tersebut. Hasil observasi atau kajian dari epidemiologi klinik itu dapat dijadikan

sebagai dasar dalam penelitian biomedik untuk menelaah kausa penyakit ditingkat

jaringan, sel, bahkan genetiknya secara eksperimental di laboratorium. Kemudian

hasil penelitian biomedik itu dapat digunakan dalam epidemiologi klinik sebagai

sumber informasi untuk mendiagnosis atau mempelajari perjalanan penyakit.

Referensi :

1. Fletcher, Robert H., et al. 1991. Sari Epidemiologi Klinik. Yogyakarta : UGM Press.

2. Amiruddin, Ridwan. dkk. 2011. Modul Epidemiologi Dasar. Makassar : Universitas Hasanuddin. http://repository. unhas.ac.id/ bitstream/ handle/ 123456789/ 868/Modul% 20Prinsip%20 Epidemiologi. pdf;jsessionid = 50A10508D00BFDA7D347F8189CF8B355?sequence=1