surveilans epidemiologi chikungunya

Upload: hokagerizkip668

Post on 06-Jul-2015

531 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Rizki Pratama Ferdi Kurniadi Chabibah Chrisnawati Puput Rahayu Fenny Mutia Sari Siti Khaerunisa

(200931043) (200931075) (200931064) (200931058) (200931049) (200931089)

Menyerupai kelumpuhan, tidak mematikan dan dapat sembuh sendiri. Gejala utamanya demam mendadak, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Gejala lainnya yang dapat dijumpai adalah nyeri otot, sakit kepala, menggigil, kemerahan pada konjungtiva mata, pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, mual, muntah. dan kadang-kadang disertai dengan gatal pada kulit yang ruam. Belum pernah dilaporkan adanya kematian karena penyakit ini. Demam chikungunya sering rancu dengan penyakit demam dengue,

Survailens

Demam Chikongunya ini bertujuan untuk memastikan adanya penyakit yang dicurigai sebagai demam chikungunya (penegakan diagnose KLB, bukan diagnose individu, tetapi diagnose komunitas) dan sebagai bahan rekomendasi untuk seksi wabah dan bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar dan Puskesmas Katumbangan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan dan penanggulangan.

Gambaran

epidemiologi demam chikungunya menurut umur yaitu umur yang dikelompok pada umur balita (0-5 tahun), anak sekolah (6-15 tahun), usia produktif (16-45 tahun) dan kelompok umur diatas 46 tahun

Pe

erit Ter es r Terj

i Pada Usia Pr duktif

Potongan

warna hijau yaitu umur 16-45 tahun kelompok umur yang dapat dikatakan usia produktif berada pada potongan terbesar (60%= 18 penderita), potongan terkecil terdapat pada golongan umur balita dan 6-15 tahun, kelompok yang sangat perlu mendapat perlindungan khusus yaitu masing-masing sebesar 3 % = 1 penderita. Pada Potongan warna unggu kelompok usia 46 tahun keatas ditemukan sebesar 34% = 10 penderita, merupakan kelompok usia lanjut,

Tidak

mengherankan kalau penderita dengan kelompok usia lanjut ini dicurigai juga menderita Rematik Atritis, salah satu alasan yang tepat yang dapat menunjukkan tidak semua penderita (30 penderita) adalah dicurigai sebagai demam chikungunya.

Distribusi Penderita pada Laki-Laki sedikit lebih banyak dari Pada Perempuan

Gambaran

epidemiologi penderita menurut jenis kelamin memperlihatkan kejadian demam chikungunya laki-laki hampir sebanding dengan kejadian pada perempuan yaitu masing-masing 53% (16 Penderita) dan 47 % (14 penderita)

Dapat

dilihat kasus pertama terjadi pada minggu pertama Juni 2010 terjadi di Desa Katumbangan Lemo yaitu sebanyak 4 kasus, kemudian secara berturut-turut ditemukan juga pada minggu ke dua dan ketiga bulan Juni 2010 dan pada akhir bulan juni 2010 terjadi penurunan kasus (1 kasus), Namun pada awal bulan Juli 2010 kasus ini mulai menunjukkan kurva alamia penyakit yang bersifat epidemic, sebelumnya hanya terjadi pada Desa Katumbangan Lemo, mulai menyebrang pada Desa Tetangganya yaitu Desa Katumbangan.

Puncak

Kasus epidemic demam chikungunya ini terjadi pada minggu ke tiga Juli 2010. Adanya tindakan pencegahan dan penanngulangan pada minggu ke empat Juli 2010 mulai terlihat penurunan kasus.

Metode

yang digunakan adalah observasi lokasi kejadian, pengumpulan data penderita minimal 30 penderita dan informasi-informasi lain yang mendukung pencapaian tujuan penyelidikan.

Diperlukan

secrening kasus untuk memastikan setiap penderita dicurigai benar-benar menderita demam chikungunya dan penderita yang tidak menderita demam chikungunya Perlu dilakukan fogging terhadap semua rumah penduduk baik yang ada penderita maupun tidak ada penderita, yang dilanjutkan dengan gerakan masyarakat dalam pembersihan sarang Perlu dilakukan gerakan masyarakat pembersihan sarang nyamuk. Gerakan pembersihan sarang nyamuk harus terus dikampanyekan sampai kasus ini benar-benar telah berakhir

Menurut kami tindak lanjut yang di lakukan oleh pemerintah sulawesi barat sudah baik. Dan laporan yang di terima serta laporan yang di cari sudah hampir lengkap. Pemerintah daerah sudah memaksimalkan surveilans yang di lakukan oleh puskesmas dengan baik. Kejadian penyakit cikungunya di poliwali mandar sudah di tangani dengan baik dan sudah di berikan penanganan. Menurut kami metode yang di lakukan sudah baik dan tepat untuk melakukan surveilans tentang cikungunya.