efektifitas metode hypnobirthing dan metode birth …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
EFEKTIFITAS METODE HYPNOBIRTHING DAN METODE
BIRTH BALL TERHADAP NYERI DAN SELF EFFICACY PERSALINAN PADA PRIMIGRAVIDA
DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2018
RIA NIARI NASUTION NIM. P07524517088
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN D-IV KEBIDANAN ALIH JENJANG
TAHUN 2018
SKRIPSI
EFEKTIFITAS METODE HYPNOBIRTHING DAN METODE BIRTH BALL TERHADAP NYERI DAN SELF EFFICACY
PERSALINAN PADA PRIMIGRAVIDA DI KECAMATAN MEDAN JOHOR
TAHUN 2018
Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi D-IV Kebidanan
RIA NIARI NASUTION NIM. P07524517088
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN D-IV KEBIDANAN ALIH JENJANG
TAHUN 2018
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY THESIS, July 2018 Ria Niari Nasution Effectiveness of Hypnobirthing and Birth Ball Methods to Lower Pain and Enhance Self efficacy in in Primigravida in Medan Johor District in 2018 Vi+ 36 pages, 6 images, 17 attachments
Abstract Stress and fear facing the childbirth physiologically can cause decresed blood and oxygen flow to the uterine muscles that increase painful uterine contractions decreases self efficacy. This study aimed to find out the effectiveness of hypnobirthing method on reducing pain intensity and increasing self efficacy of delivery in primigravida.
This study was a study of true experiment with a posttest only control group design approach. The population in this study were all primigravida mothers who would give birth in 4 clinics in the area of Medan Johor Subdistrict and 24 samples were taken through consecutive sampling techniques starting from 30 March to 29 June 2018. The data were analyzed with Independent T tests with a significant level of 0.005.
Through the research, it was found the mean results of pain intensity on birth ball method that was higher than the hypnobirthing method (5.25> 2.33) and the results of the average self efficacy in the hypnobirthing method was higher than the birth ball method (114.42> 106.33). Through the research, it was found that the mean difference of hypnobirthing and birth ball methods to pain intensity was 2.92 with p value 0.001 and the difference in average self efficacy 8.08 and p value 0.001.
It can be concluded that hypnobirthing was effective in reducing pain intensity and increasing self efficacy of labor, if the pain intensity decreases, the value of self efficacy of labor would get higher in primigravida mothers. Hypnobirthing method is expected to be one of the midwifery cares provided in labor as a nonpharmacological action to reduce pain intensity and increase self efficacy of delivery in primigravida mothers. Keywords : Hypnobirthing, hypnotheraphy, non-pharmacology Reference : 28 (1981-2017)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV SKRIPSI, JULI 2018 Ria Niari Nasution Efektifitas Metode Hypnobirthing dan Metode Birth Ball terhadap Nyeri dan Self efficacy Persalinan pada Primigravida di Kecamatan Medan Johor Tahun 2018 Vii + 36 halaman, 6 tabel, 6 gambar, 13 lampiran
Abstrak
Stres dan rasa takut dalam menghadapi persalinan secara fisiologis dapat menyebabkan aliran darah dan oksigen ke dalam otot-otot rahim berkurang sehingga kontraksi rahim semakin nyeri dan self efficacy menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas metode hypnobirthing terhadap penurunan intensitas nyeri dan peningkatan self efficacy persalinan pada primigravida.
Jenis penelitian ini adalah true eksperimen dengan pendekatan posttest only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida yang akan bersalin di 4 klinik daerah Kec. Medan Johor dan sampel diambil dengan cara concecutive sampling dimulai pada tanggal 30 Maret–29
Juni 2018 didapatkan 24 responden. Analisis data yang digunakan adalah Independent T tes dengan tingkat signifikan 0,005.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa hasil rerata intensitas nyeri pada metode birth ball lebih tinggi dibandingkan metode hypnobirthing ( 5,25 > 2,33 ) dan hasil rerata self efficacy pada metode hypnobirthing lebih tinggi dibandingkan metode birth ball ( 114,42 > 106,33 ). Sehingga ditemukan perbedaan rerata pada metode hypnobirthing terhadap intensitas nyeri 2,92 dengan p value 0,001 dan perbedaan rerata terhadap self efficacy 8,08 dan p value 0,001.
Metode hypnobirthing efektif menurunkan intensitas nyeri dan meningkatkan self efficacy persalinan, apabila intensitas nyeri menurun maka akan semakin tinggi nilai self efficacy persalinan pada ibu primigravida. Diharapkan metode hypnobirthing menjadi tindaklanjut pemberian asuhan kebidanan dalam persalinan sebagai tindakan nonfarmakologi untuk menurunkan intensitas nyeri dan meningkatkan self efficacy persalinan pada ibu primigravida. Kata kunci : Hypnobirthing, hypnotheraphy, nonfarmakologi Daftar Pustaka : 28 ( 1981-2017 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga peneliti dapat menyeselesaikan skripsi Skripsi yang
berjudul “Efektifitas Metode Hypnobirthing dan Metode Birth Ball Terhadap Nyeri
Dan Self Efficacy Persalinan Pada Primigravida Di Kecamatan Medan Johor
Tahun 2018”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana
Sains Terapan Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan Medan Poltekkes
Kemenkes RI Medan.
Dalam hal ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Medan, yang
telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes
Medan dan Pembimbing akademik Jurusan Kebidanan yang telah
memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.
3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun
dan membimbing skripsi ini.
4. Rismahara Lubis SSiT., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
5. Yulina Dwi Hastuti, S.Kep, Ners, M.Biomed , selaku Dosen Pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bidan Sumiariani, Bidan Rukni, Bidan Suryani dan Bidan Kurnia sebagai
pemilik PMB yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian.
7. Sembah sujud peneliti yang tidak terhingga kepada Ayahanda tercinta
Marwan Nasution dan Ibunda tercinta Maswarni Hasibuan yang telah
membesarkan, membimbing, dan mengasuh peneliti dengan penuh cinta dan
kasih sayang yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi peneliti dan juga
telah memberikan dukungan moril dan materil selama peneliti menyelesaikan
pendidikan.
8. Buat adik-adik peneliti yaitu Permata Putri Nasution, Yuniar Romaito
Nasution, Nurmutiah Nasution dan Ahmad Fatir Nasution yang telah
memberikan doa dan dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi
.
9. Bebaskita br. Ginting SSiT, MPH selaku Dosen yang selalu membantu,
mendukung dan menyemangati peneliti dalam menyelesaikan tugas skripsi
ini.
10. Sahabat yang selalu mendukung dan membantu peneliti yaitu Heldia Putri
Sitompul, Natalia Girsang dan Uswatun Rahman Tanjung.
11. Seluruh sahabat dan teman – teman seperjuangan di D-IV Kebidanan Alih
Jenjang Poltekkes Kemenkes Medan, terima kasih atas doa, kebersamaan
dan kerjasamanya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak
yang membacanya.
Medan, Juli 2018
peneliti
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR ........................................................................ i DAFTAR ISI ...................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR. ......................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... v BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3 E. Keaslian Penelitian .................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 6
A. Hypnobirthing ............................................................................. 6 B. Metode Birth Ball ........................................................................ 9 C. Nyeri Persalinan ......................................................................... 10 D. Self Efficacy ............................................................................... 16 E. Kerangka Teori ........................................................................... 20 F. Kerangka Konsep....................................................................... 20 G. Defenisi Operasional .................................................................. 21 H. Hipotesa Penelitian ................................................................... 22 BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................. 23 A. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................... 23 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 23 C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 23 D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data............................................ 24 E. Instrumen dan Bahan penelitian ................................................ 24 F. Prosedur Penelitian .................................................................... 25 G. Pengolahan dan Analisa Data .................................................... 26 H. Etika Penelitian ........................................................................... 27 BAB IV PEMBAHASAN ................................................................... 28
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 28 B. Pembahasan ............................................................................ 29 BAB V PENUTUP ............................................................................. 34
A. Kesimpulan ............................................................................... 34 B. Saran ........................................................................................ 34 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gbr 2.1 Skala Nyeri VAS ................................................................. 14 Gbr 2.2 Skala Nyeri Oucher ............................................................. 15 Gbr 2.3 Skala Nyeri Wong Baker FACES Pain Rating Scale ......... 15 Gbr 2.4 Skala Nyeri Numerical Rating Scale ................................... 16 Gbr 2.5 Kerangka Teori .................................................................... 21 Gbr 2.6 Kerangka Konsep ................................................................ 21
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Komite Etik Peneletian 2. Pernyataan persetujuan publikasi 3. Pernyataan bahwa karya tulis tidak pernah diajukan 4. Permohonan izin survey awal 5. Surat balasan permohonan izin 6. Surat izin penelitian 7. Surat balasan penelitian 8. Lembar konsul 9. Panduan Hypnobirthing 10. Formulir persetujuan responden 11. Informed consent responden 12. Lembar pelaksanaan Hypnobirthing 13. Alat ukur nyeri 14. Kuesioner self efficacy 15. Log book Hypnobirthing 16. Output deskripsif data Hypnobirthing dan Birth Ball terhadap nyeri dan self
efficacy persalinan 17. Output uji T test independen data Hypnobirthing dan Birth Ball terhadap nyeri
persalinan dan self efficacy persalinan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persalinan merupakan kejadian fisiologis tetapi keadaan tidak nyaman,
rasa cemas dan rasa nyeri merupakan masalah dalam persalinan. Hal ini
menjadi tantangan besar dan jika tidak di tangani dapat berdampak pada
terhambatnya kemajuan persalinan (Kurniawati et al, 2016).
Dalam Permenkes nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Bidan yaitu Profesi Bidan diwajibkan memberikan pelayanan pada Kala I
persalinan seperti : pengaturan posisi, hidrasi, memberikan dukungan moril,
pengurangan nyeri tanpa obat, memantau kemajuan persalinan normal dan
penggunaan partograf serta memantau proses penurunan janin melalui pelvic
selama persalinan dan kelahiran. Dalam hal ini merupakan upaya yang dilakukan
Pemerintah melakukan untuk mengatasi partus lama.
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2010) partus lama merupakan
komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak No. 5 di Indonesia. Kejadian
partus lama yang dirawat di Rumah Sakit di Indonesia diperoleh proporsi 4,3%
yaitu 12.176 dari 281.050 persalinan (Suksesty, 2017).
Berbagai upaya fisiologis dilakukan untuk mencegah partus lama, seperti
senam hamil, hypnobirthing dan pelvic rocking dengan birth ball yang
mendukung persalinan agar dapat berjalan secara fisiologis. Hal ini juga
merupakan salah satu metode yang sangat membantu merespon rasa sakit
dengan cara aktif dan mengurangi lama persalinan kala I fase aktif (Aprilia,
2011).
Latihan hypnobirthinng dapat dilakukan mulai masa kehamilan , kerutinan
latihan hypnobirthing dapat berhasil bergantung pada ibu hamil itu sendiri.
Terbiasanya ibu melakukan relaksasi , jalan lahir untuk janin akan lebih mudah
terbuka sehingga ibu tidak terlalu kelelahan saat melahirkan. Manfaat
hypnobirthing tidak hanya dirasakan pada masa kehamilan namun juga masa
persalinan ( Mahastuti, 2015).
2
Berdasarkan penelitian Astuti, 2015 ditemukan bahwa hypnobirthing
memiliki pengaruh yang signifikan dengan tingkat nyeri dan kemajuan persalinan
pada ibu bersalin. Sedangkan dalam hasil penelitian Gau, 2011 menemukan
bahwa penerapan latihan birth ball merupakan salah satu teknik relaksasi dan
tindakan nonfarmakologis dalam persalinan pervaginam. Hasil temuan ini juga
menyatakan bahwa birth ball yang dimulai pada saat hamil sangat
mempengaruhi rasa nyeri dan self efficacy persalinan dibandingkan dengan
kelompok yang tidak meggunakan birth ball selama hamil sampai persalinan.
Stres dan rasa takut dalam menghadapi persalinan secara fisiologis dapat
menyebabkan kontraksi rahim semakin nyeri dan sakit. Saat dalam kondisi stres
tubuh akan merangsang untuk mengeluarkan hormon stresor yaitu hormon
katekolamin dan hormon adrenalin. Akibat respon tubuh tersebut, rahim menjadi
semakin tegang sehinngga aliran darah dan oksigen ke dalam otot-otot rahim
berkurang yang menyebabkan rasa nyeri ( Aprillia, 2010).
Self efficacy adalah kepercayaan atau kemampuan untuk melalui
persalinan dengan baik. Hal ini merupakan faktor penting yang mempengaruhi
motivasi perempuan untuk melahirkan secara normal (Leung et al, 2013 ).
Hasil penelitian Sriwenda, 2016 menemukan bahwa terjadi peningkatan
self efficacy setelah melakukan metode birth ball yang membuat ibu merasa
aman dan nyaman dalam bergerak sehingga memudahkan janin untuk bergerak
di dalam panggul.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, Bidan sebagai pemberi
asuhan dalam pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan ibu
dan anak merupakan faktor penting dalam proses persalinan. Bidan juga dituntut
untuk melakukan inovasi-inovasi baru dalam pemberian asuhan. Penelitian ini
dilakukan untuk membandingkan kedua metode yang saat ini sedang
berkembang yaitu metode hypnobirthing dan metode birth ball terhadap nyeri
dan self efficacy dalam persalinan primigravida.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka masalah penelitian
ini adalah : Apakah metode hypnobirthing lebih efektif dibandingkan dengan
metode birth ball dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan self efficacy
persalinan pada primigravida ?
C. Tujuan Penelitian
C.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Efektifitas Hypnobirthing dan Birth ball terhadap Nyeri
dan Self Efficacy persalinan pada primigravida.
C.2 Tujuan Khusus
1. Diskripsi metode hypnobirthing dan metode birth ball terhadap
intensitas nyeri persalinan pada primigravida.
2. Diskripsi metode hypnobirthing dan metode birth ball terhadap self
efficacy persalinan pada primigravida
3. untuk mengetahui intensitass nyeri terhadap Untuk mengetahui
efektifitas hypnobirthing dan birth ball terhadap penurunan nyeri
pada primigravida.
4. Untuk mengetahui efektifitas hypnobirthing dan birth ball terhadap
peningkatan self efficacy pada primigravda.
D. Manfaat Penelitian
D.1 Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
mengenai hypnobirthing dan birth ball sebagai tindakan non-farmakologis yang
mampu menurunkan nyeri dan meningkatkan self efficacy persalinan.
D.2 Manfaat Praktik
1. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian dapat dijadikan salah satu intervensi kebidanan yang
efektif dalam tindakan nonfarmakologis untuk menurunkan insensitas nyeri
dan meningkatkan self efficacy persalinan yang diharapkan dapat
mengurangi angka secsio cesaria.
4
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi mengenai
tindakan non-farmakologis melalui hypnobirthing dan birth ball terhadap
nyeri dan self efficacy persalinan.
3. Bagi Penulis
Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam mengaplikasikan
perkembangan ilmu yang telah didapat dalam dunia hypnotherapy dan
berguna untuk pelaksaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
E. Keaslian Penelitian
Nama dan Judul Penelitian
Metode Hasil Penelitian Kesamaan dan Perbedaan
1. Pengaruh hypnobirthing
terhadap tingkat nyeri dan kemajuan persalinan pada ibu bersalin di BPM kota Cimahi. Astuti Indria dan Noviyanti, 2015.
True experiment
dengan posttest only control design.
Hypnobirthing memiliki pengaruh yang signifikan dengan tingkat nyeri dan kemajuan persalinan pada ibu bersalin.
Kesamaan yaitu variabel dependen sama mengenai nyeri dan metode penelitian yang digunakan sama. Perbedaan yaitu variabel dependen dalam penelitian ini bertambah mengenai self efficacy persalinan dan kelompok kontrol adalah yang menggunakan birth ball.
2. Effects of birth ball exercise on pain and self efficacy during childbirth : a randomised controlled trial in Taiwan, penulis Gau, Meei-Ling et al, 2011.
Randomised controlled study
Penerapan program latihan birth ball bisa menjadi alat tambahan yang efektif untuk meningkatkan keefektifan persalinan itu sendiri dan mengurangi rasa sakit di kalangan wanita dalam persalinan. Berdasarkan mediasi latihan birth ball, menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri meningkat setelah persiapan prenatal
Kesamaan yaitu memiliki Variable dependen yg sama yaitu rasa nyeri dan self efficacy. Perbedaan yaitu pada penelitian ini birth ball sebagai kelompok kontrol yang akan dibandingkan dengan kelompok hypnotherapy sebagai kelompok eksperimen.
5
terkait persepsi nyeri dan penurunan penggunaan obat selamapersalinan.
3. Efektifitas latihan Birth ball terhadap efikasi diri primipara dengan persalinan normal. Penulis Sriwenda dan Yulinda.
Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen post test only.
Terdapat pengaruh antara latihan birth ball terhadap efikasi
diri primipara pada persalinan normal.
Kesamaan yaitu variabel dependen : self efficacy
persalinan. Perbedaan yaitu penelitian ini menjadikan birth ball sebagai kelompok kontrol sedangkan kelompok eksperimen yaitu hypnobirthing .
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hypnobirthing
A.1 Pengertian Hypnobirthing
Awalnya hypnobirthing dikembangkan oleh seorang ahli kebidanan Inggris
dan pendiri yayasan Natural Childbirth Trust, Dr. Grantly Dick Read. Pada awal
tahun 1900 Dick-Read memperhatikan bahwa para wanita yang tenang dan
amat gembira menerima kehamilannya ternyata lebih mudah melahirkan
dibandingkan dengan mereka yang selalu diliputi kecemasan dan kekhawatiran.
Selanjutnya teknik ini diadaptasi oleh Marie F. Mongan seorang hypnothherapist
di Amerika Serikat.
Kata hypnobirthing dipatenkan oleh Marie F. Mongan ( 2007 ) dari kata
hypno dari hypnosis dan birthing yang berarti melahirkan. Hypnobirthing berarti
proses melahirkan dengan hypnosis, dimana ibu sepenuhnya sadar dan
menikmati proses persalinan. Metode ini berakar pada ilmu hypnosis dengan
metode pendekatan kejiwaan yang memberikan kesempatan kepada wanita
untuk berkonsentrasi, fokus dan rileks sehingga hypnobirthing lebih mengacu
kepada hypnosis yakni latihan penanaman sugesti pada alam bawah sadar oleh
ibu dalam mendukung alam bawah sadar untuk mengendalikan tindakan ibu
dalam menjalani proses persalinan.
A.2 Relaksasi Dasar Hypnobirthing
Relaksasi adalah teknik untuk mencapai kondisi rileks. Saat ibu hamil
beristirahat dalam keadaan duduk atau berbaring rileks, otot-otot dinding perut
dan rahim juga dalam keadaan rileks sehingga meningkatkan jumlah darah dan
iksigen ke rahim serta zat-zat gizi yang dibutuhkan janin ( Aprillia, 2010).
Latihan relaksasi hypnobirthing secara alamiah meningkatkan ketenangan
diri dan menanamkan program atau sugesti positif selama masa kehamilan
sampai proses persalinan. Relaksasi yang mendalam dapat membuat ibu hamil
bertambah peka terhadap janinnya. Jika ibu hamil dalam kondisi nyaman dan
tenang janin pun akan merasakannya karena frekuensi ibu hamil tersambung
kepada janinnya. Pada saat proses persalinan berlangsung ibu dan janinnya
dapat bekerjasama sehingga proses persalinan itu dilalui dengan tenang,
nyaman dan tanpa rasa sakit ( Kuswandi, 2014).
7
A.3 Tahapan Relaksasi
Keberhasilan hypnobirthing adalah praktik dalam kelas antenatal
(persiapan persalinan) sehingga teknik-teknik dalam hypnobirthing dapat menjadi
kebiasaan bagi calon ibu untuk mencapai dan menciptakan kondisi relaksasi
selama kehamilan dan menghadapi persalinan. Tahapan-tahapan untuk
melakukan hypnobirthing , yaitu ( Aprilia, 2010) :
1. Pre-induction
Pre induction merupakan tahap persiapan atau pretalk yang merupakan
tahap awal saat klien pertama sekali bertemu hipnoterapis. Preinduction dimulai
dari pengumpulan data awal, persepsi tentang hipnoterapi dan prosesnya, serta
anemsnesa dengan klien mengenai masalah yang dihadapi. Tahapan
preinduction yang perlu dilakukan hypnoterapis , yaitu :
a. Building rapport
Membangun relasi dengan klien melalui NLP ( Neuro Linguistic Programme)
dan empati yang sangat penting untuk membangun kepercayaan klien kepada
terapis.
b. Intake interview
Wawancara untuk memperoleh latar belakang klien dan permasalahan klien
secara lebih benar.
c. Exploring client modalities
Eksplorasi kemampuan klien (kedalaman pengetahuan, komunikasi dan lain-
lain).
d. Hipnoterapi traininng
Pemahaman tentang konsep hipnosis dan hipnoterapi atau bisa juga disebut
apersepsi ( penyamaan persepsi dengan klien) tentang hipnoterapi.
e. Suggestibility test
Uji sugestibilitas untuk mengetahui tinngkat sugesti klien sebagai gambaran
awal untuk menyusun dan menentukan teknik berikutnya.
f. Hipnotherapi strategi
Penyusunan strategi teknik yang akan digunakan.
g. Hipnoterapi contact
Kontrak lisan dan tulisan yang sangat penting karena dalam setiap terapi
harus dilakukan informed choice terlebih dahulu. Kontrak tertulis biasanya lebih
8
ditekankan untuk kepentingan penegasan bahwa klien mengikuti terapi
dengan sukarela dan benar-benar telah memahami mekanisme dari hipnoterapi.
2. Suggestibility Test
Sugestibilitas adalah kepribadian hipnotik seseorang yang ditentukan atau
dipengaruhi oleh semua pengondisian dan pengalaman hidup. Secara umum
sugesti dibagi dua yaitu sugesti sederhana ( dalam percakapan biasa) dan
sugesti hipnotik ( dalam sesi hipnoterapi). Uji sugestibilitas digunakan untuk
mengetahui tipe sugetibilitas seseorang. Sugestibilitass yang dapat dilakukan
yaitu dengan sugesti langsung/otoriter, sugestooi metafora dan sugesti imajinasi
terarah.
3. Induction/induksi
Induksi adalah sesi hipnoterapi yang mengantar klien memasuki kondisi
trance hypnosis yaitu suatu kondisi kesadaran ketika bagian kritis pikiran sadar
tidak aktif sehingga klien menjadi sangat reseptif terhadap sugesti yang diberikan
terapis. Dengan pikiran yang terfokus dan terarah secara fisiologis klien masuk
perlahan dari irama beta ke alpha kemudian ke delta sampai tubuh dan
pikirannya terasa rileks. Pada tahap ini sebaiknya terapis mengetahui learning
channels klien.
4. Deepening
Deepening bertujuan untuk membuat klien semakin suggestible ( lebih
mampu meneria sugesti).
5. Terapi atau implantasi
Dalam sesi ini hipnoterapis memberikan terapi sesuai permasalahan yang
dihadapi klien . Terapi akan menanamkan sugesti pascahipnotis tersebut berupa
kalimat teurapeutik yang berfungsi menghilangkan gejala dan keluhan klien,
meghilangkan akar masalah dan penyebab gangguan serta kaitannya dengan
apek-aspek lain.
6. Terminasi / mengakhiri sesi hypnoterapi
Terminasi adalah tahap akhir dari sesi hipnoterapi, sebelum sesi terminasi
dilakukan sebaiknya klien dipersiapkan sedemikian rupa dengan cara
memberitahu bahwa sesi hipnoterapi akan berakhir, diberi sugesti untuk saat
berikutnya sehingga klien dapat segera masuk dalam kondisi rileks melalui
keyword/ anchor.
9
B. Metode Birth Ball
B.1 Pengertian Birth Ball
Birth ball atau dikenal sebagai Swiss ball, semula dikembangkan di tahun
1963 dan digunakan pada therapy fisik untuk pengobatan perkembangan saraf.
Perez dan Simkin pada tahun 1980 yang pertama sekali memperkenalkan birth
ball sebagai alat bantu dalam persalinan yang disampaikan kepada siswa,
perawat, bidan dan profesional pendamping persalinan dalam pendidikan
persalinan. Perez menyebutkan birth ball bermanfaat untuk digunakan selama
proses kehamilan dan persalinan karena birth ball merupakan posisi yang baik
untuk mengurangi rasa nyeri selama kontraksi uterus. Secara psikologi birth ball
dapat memperbaiki keseimbangan tubuh sehingga membantu ibu untuk percaya
diri ( Gau et al, 2011).
Birth ball adalah bola terapi fisik yang membantu ibu inpartu Kala I ke
posisi yang membantu kemajuan persalinan yang dapat digunakan dalam
berbagai posisi untuk meningkatkan rasa nyaman pada saat persalinan. Salah
satu gerakannya yaitu dengan duduk di bola dan bergerak ke kiri-kanan akan
memberikan rasa nyaman dan membantu kemajuan persalinan dengan
menggunakan gravitasi bumi kemudian meningkatkan pelepasan endorfin karena
elastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor di panggul yang
bertanggungjawab untuk mensekresi endorphin ( Gau et al, 2011).
Wanita dalam kondisi inpartu akan sering mengalami stress maka secara
otomatis tubuh akan merangsang hormon katekolamin dan hormon adrenalin
sehingga uterus semakin tegang, aliran darah dan oksigen ke dalam otot-otot
terus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa
nyeri yang tak terelakkan ( Kurniawati et al, 2017).
B.2 Teknik Gerakan Birth Ball
Posisi birth ball akan membuka panggul 30% lebih lebar dan gaya gravitasi
bumi juga membantu menarik tubuh bayi semakin turun ke dasar panggul (
Aprilia, 2014).
1. Posisi jongkok ( Squatting)
Posisi jonngkok sangat menguntungkan dan membantu proses pembukaan
supaya lebih lancar dan cepat karena tekanan di serviks dapat segera membuka
dengan sempurna. Ini menghindari kasus bibir serviks anterior yaitu kegagalan
penipisan serviks pada posisi anterior atau posisi jam 12. Berbeda dengan posisi
10
tiduran selama Kala I maka tekanan kepla ke serviks akan lebih banyak di
serviks posterior ( serviks arah jam 6 ) sehingga banyak sekali kasus bibir serviks
anterior yang membuat proses persalinan menjadi semakin lama dan semakin
menyakitkan.
2. Posisi Duduk
Posisi duduk dengan tubuh agak condong ke depan sangatlah bagus untuk
proses persalinan semakin cepat dan lancar. Selain nyaman untuk ibu, posisi ini
juga mampu mengoptimalkan posisi janin di dalam kandungan supaya sejajar
dengan jalan lahir.
3. Posisi berlutut dan nungging
Posisi ini sering digunakan ibu yang mengalami rasa tidak nyaman di
pinggang dan membantu mengurangi tekanan pada tulang ekor.
C. Nyeri Persalinan
C.1 Pengertian Nyeri Persalinan
Beberapa jam terakhir pada kehamilan manusia ditandai dengan kontraksi
uterus yang menyebabkan dilatasi serviks dan mendorong janin melalui jalan
lahir. Banyak energi yang dikeluarkan pada waktu ini, oleh karena itu
penggunaan istilah labor (kerja keras) dimaksudkan untuk menggambarkan
proses ini. Kontraksi miometrium pada persalinan dapat menyebabkan rasa
nyeri, sehingga istilah nyeri persalinan digunakan untuk mendiskripsikan proses
ini (Cunningham et al., 2005).
Nyeri persalinan merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang
terjadi selama proses persalinan. Rasa nyeri merupakan salah satu mekanisme
pertahanan alami yaitu suatu peringatan tentang adanya bahaya. Pada
kehamilan, serangan nyeri memberitahukan bahwa ibu tengah mengalami
kontraksi rahim. Persalinan tanpa nyeri adalah kejadian yang berbahaya seperti
halnya silent coronary thrombosis. Banyak teknik baru ditemukan dalam
menanggulangi nyeri tetapi metode yang sempurna untuk mnghilangkan nyeri
pada kelahiran anak sampai sekarang belum diperoleh (Harry & William 2003).
Ketika mengalami stres (rasa takut) tubuh akan merangsang mengeluarkan
hormon stres yaitu katekolamin dan adrenalin. Ibu hamil yang tidak bisa
melepaskan rasa cemas dan takut sebelum melahirkan akan melepaskan
hormon katekolamin dalam kontransi yang tinggi. Akibatnya, secara fisiologis
11
dapat menyebabkan kontraksi rahim terassa semakin nyeri dan sakit.
Sebaliknya, jika saat persalinan dihadapi dengan tenang, ikhlas dan psrah
secara alami tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang membuat
perasaan menjadi nyaman sehingga mengurangi bahkan menghilangkan rasa
nyeri (Kuswandi, 2014 ).
C.2 Penyebab Rasa Nyeri
Penyebab rasa nyeri pada persalinan menurut Harry dan William,2003
adalah sebagai berikut:
1) Anoksia miometrium: kontraksi otot selama periode anoksia relatif
menyebabkan rasa nyeri. Kalau relaksasi uterus antara saat-saat terjadinya
kontraksi tidak cukup untuk memungkinkan oksigenasi yang adekuat, maka
beratnya rasa nyeri semakin bertambah.
2) Peregangan serviks: peregangan serviks menyebabkan rasa nyeri yang
terutama terasa pada bagian punggung.
3) Penekanan pada ganglia saraf yang berdekatan dengan serviks dan
vagina.
4) Tarikan pada tuba, ovarium dan peritoneum.
5) Tarikan dan peregangan pada ligamentum penyangga.
6) Penekanan pada uretra, kandung kemih dan rektum.
7) Distensi otot-otot dasar panggul dan perineum
C.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan
Menurut Bobak et al., (2004) faktor-faktor yang memperngaruhi nyeri
persalinan adalah :
a. Pengalaman masa lalu
Melalui pengalaman nyeri, wanita mengembangkan berbagai macam
mekanisme untuk mengatasi nyeri tersebut. Persalinan sebelumnya dapat
mempengaruhi persepsi wanita tentang nyeri persalinan. Wanita yang tidak
didukung secara emosional atau mengalami kesulitan dalam persalinan yang lalu
maka dapat menyebabkan persalinan yang sangat nyeri.
b. Paritas
Wanita primipara mengalami persalinan yang lebih panjang, mereka
merasa letih. Hal ini menyebabkan peningkatan nyeri. Pasien yang mengalami
persalinan untuk pertama kalinya umumnya akan terasa lebih nyeri jika
dibandingkan dengan pasien yang sudah pernah mengalami persalinan. Rasa
12
nyeri pada satu persalinan di bandingkan dengan nyeri pada persalinan
berikutnya akan berbeda.
c. Budaya
Pengaruh budaya dapat menimbulkan harapan yang tidak realistis dan
dapat mempengaruhi respon serta persepsi individu terhadap nyeri. Misalnya
wanita asli dari Amerika menahan nyeri dengan menunjukkan sikap diam,
sedangkan wanita Hispanik menahan nyeri dengan bersikap sabar, tetapi
menganggap sebagai sesuatu yang wajar jika berteriak-teriak.
d. Keletihan
Keletihan dan kurang tidur dapat memperberat nyeri. Keletihan akibat nyeri
terus menerus yang mengakibatkan penurunan kontraksi uterus. Hal ini dapat
mengakibatkan lamanya persalinan. Persalinan yang lama akan membahayakan
ibu dan membahayakan bayi yang di kandungnya. Keletihan, kekhawatiran, dan
ketakutan akan rasa nyeri dapat meningkatkan rasa nyeri yang dialami seorang
ibu selama persalinan sehingga rasa nyeri menjadi tidak tertahankan.
e. Emosi
Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut memperberat
persepsi nyeri selama persalinan. Rasa cemas yang berlebihan juga
menambahkan nyeri. Nyeri dan cemas menyebabkan otot menjadi spastik dan
kaku sehingga menyebabkan jalan lahir menjadi kaku, sempit dan kurang
relaksasi. Nyeri dan ketakutan dapat menimbulkan stress. Terjadinya reaksi
stress yang kuat dan berkelanjutan sehingga akhirnya akan berdampak negatif
terhadap ibu dan janinnya.
f. Ansietas
Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri. Stimulus nyeri
mengaktifkan bagian sisteem limbik yang diyakini mengendalikan emosi
seseorang, khususnya ansietas. Sistem limbik dapat memproses reaksi emosi
terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri. Ansietas yang
relevan dan berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien
terhadap nyeri.
13
C.4 Skala nyeri
Terdapat beberapa skala nyeri menurut Potter dan Perry,2005 yang dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat nyeri antara lain:
a. Verbal Descriptor Scale (VDS
Skala pendeskripsi verbal merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga
sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di
sepanjang garis. Pendeskripsi ini diurutkan dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri
yang tidak tertahan”. Perawat menunjukkan klien tentang skala tersebut dan
meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang dirasakannya. Perawat
juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa
jauh nyeri terasa tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih
sebuah kategori untuk mendeskripsikan rasa nyeri.
b. Visual Analog Scale (VAS)
VAS merupakan suatu garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus
menerus. Skala ini memberikan kebebasan penuh pada klien untuk
mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS merupakan pengukur keparahan nyeri
yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian
dari pada dipaksa memilih satu kata .
Penjelasan tentang intensitas VAS digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Skala Nyeri VAS
Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri pada skala 1
sampai 3, rasa nyeri seperti gatal atau tersetrum atau nyut-nyutan atau melilit
atau terpukul atau perih atau mules. Intensitas nyeri pada skala 4 sampai 6,
seperti kram atau kaku atau tertekan atau sulit bergerak atau terbakar atau
ditusuk-tusuk. Sangat nyeri pada skala 7 sampai 9 tetapi masih dapat dikontrol
oleh klien. Intensitas nyeri sangat berat pada skala 10 nyeri tidak terkontrol.
c. Skala Nyeri Oucher
Skala nyeri Oucher merupakan salah satu alat untuk mengukur intensitas
nyeri pada anak, yang terdiri dari dua skala yang terpisah, yaitu sebuah skala
dengan nilai 0-100 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang lebih besar dan
14
skala fotografik dengan enam gambar pada sisi kanan untuk anak-anak yang
lebih kecil. Foto wajah seorang anak dengan peningkatan rasa tidak nyaman
dirancang sebagai petunjuk untuk memberi anak-anak pengertian sehingga
dapat memahami makna dan tingkat keparahan nyeri.
Gbr 2.7 Skala Nyeri Oucher
Gbr 2.2 Skala nyeri oucher
d. Wong-Baker FACES Pain Rating Scale
Skala ini terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang menggambarkan
wajah dari wajah yang sedang tersenyum hal ini menunjukkan tidak adanya nyeri
kemudian secara bertahap meningkat menjadi wajah kurang bahagia, wajah
yang sangat sedih, sampai wajah yang sangat ketakutan hal ini menunjukkan
adanya yang sangat nyeri.
Gambar 2.3
Gambar 2.3 Skala Nyeri Wong-Baker FACES Pain Rating Scale
Keterangan dari gambar diatas adalah angka 0 menunjukkan sangat
bahagia sebab tidak ada rasa sakit, angka 1 menunjukkan sedikit menyakitkan,
angka 2 menunjukkan lebih menyakitkan, angka 3 menunjukkan lebih
menyakitkan lagi, angka 4 menunjukkan jauh lebih menyakitkan dan angka 5
menunjukkan benar-benar menyakitkan (Wong 2004).
15
e. Numerical Rating Scale (NRS)
NRS digunakan untuk menilai intensitas atau keparahan nyeri dan memberi
kebebasan penuh klien untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. NRS merupakan
skala nyeri yang popular dan lebih banyak digunakan di klinik, khususnya pada
kondisi akut, mengukur intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi
teraupetik, mudah digunakan dan didokumentasikan (Datak, 2008).
Gbr 2.3 Numerical Rating Scale (NRS)
Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri ringan pada
skala 1 sampai 3, intensitas nyeri sedang pada skala 4 sampai 6, intensitas nyeri
berat pada skala 7 sampai 10. Cara penggunaan skala ini adalah : berilah tanda
salah satu angka sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakan pasien. NRS
merupakan skala pengukuran nyeri yang mudah dipahami oleh pasien, dalam
penelitian ini skala nyeri NRS diberi warna yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
skala NRS ini yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian.
Intensitas skala nyeri dikategorikan sebagai berikut:
1 2 3 4
0 1-3 4-6 7-10
: : : :
tidak nyeri , tidak ada keluhan nyeri. nyeri ringan, ada rasa nyeri, mulai terasa dan masih dapat ditahan. nyeri sedang , ada rasa nyeri, terasa mengganggu dengan usaha yang cukup untuk menahannya nyeri berat, ada nyeri, terasa sangat mengganggu/tidak tertahankan sehingga harus meringis, menjerit bahkan berteriak
16
D. Self efficacy
D.1 Pengertian Self efficacy
Dalam buku Self efficacy , Bandura (2000) menuliskan Self efficacy
merupakan keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu mengatur dan
melakukan tindakan untuk memenuhi suatu tugas. Self efficacy mengacu pada
keyakinan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya
dalam melakukan tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurutnya, Self efficacy yang kuat dapat meningkatkan prestasi yang baik
dalam melakukan berbagai hal. Seseorang yang memiliki kemampuan yang lebih
baik akan mengangggap bahwa tugas-tugas yang sulit untuk dikerjakan akan
dianggap sebagai suatu tantangan daripada suatu ancaman yang harus
dihindari. Padangan Self efficacy yang seperti ini akan membantu
perkembangan minat intrinsik dalam melakukan suatu kegiatan yang lebih
mendalam. Individu akan menetapkan tujuan-tujuan yang menantang dan
memelihara komitmen yang kuat serta motivasi dirinya sendiri untuk mencapai
tujuan tersebut dengan cara meningakatkan dan mempertahankan usaha-usaha
ketika menghadapi kegagalan.
Seseorang yang memiliki Self efficacy tinggi akan menganggap
kegagalan sebagai suatu usaha yang kurang maksimal atau kurangnya
pengetahan yang diperoleh. Ketika menghadapi situasi yang mengancam maka
individu dapat memastikan bahwa dirinya mampu berlatih dan mengontrol diri
dari situasi tersebut. Individu yang memiliki Self efficacy yang tinggi dapat
mengurangi stress dan tidak mudah terpengaruh oleh situasi yang
mengancamnya. Sebaliknya, seseorang yang meragukan kemampuan dirinya
maka ketika menghadapi tugas yang sulit ia akan melarikan diri dari tugas
tersebut dan mengangggapnya sebagai ancaman pribadi. Self efficacy
sebagai keyakinan yang dimiliki indvidu terhadap kemapuan dirinya dalam
mengontrol peristiwa yang mempengaruhi kehidupan yang dijalaninya.
Salah satu karakteristik ibu yang berhubungan dengan Self efficacy
adalah maternal confidence (Leahy-Warren et al., 2011). Kesamaan dengan
orang lain dianggap dapat mempertinggi Self efficacy seseorang dalam satu
situasi. Tindakan memperkuat pengalaman dapat dilakukan dengan membuat
perbandingan dengan orang yang mirip dengan dirinya yang telah berhasil dalam
tugas atau situasi tertentu.
17
D.2 Aspek Pengukuran Self Efficacy
Childbirth Self Efficacy Inventory ( CBSI) awalnya dikembangkan di USA,
disusun berdasarkan teori Self Effiacy Bandura (Lowe 1993,2000). Instrumen ini
telah diuji dibeberapa Negara seperti Australia (Drummond dan Rickwood 1997),
Irlandia ( Sinclair dan O’boyle 1999), Hong Kong ( Kamonthip,2010). Banyak
yang membuktikan bahwa instrumen penelitian ini valid dan reliabel. Skor skala
yang dinilai yaitu nilai 1-10 ( Kamonthip,2010).
Tipe descriptive graphic rating scale sebagai panduan observasi untuk
mendeskripsikan profil suatu kegiatan, prosedur atau hasil kegiatan tertentu.
Pada descriptive graphic rating scale pengumpulan data dengan memberti tanda
tertentu pada suatu kontinum baris.
D.3 Faktor Pembentuk Sumber Self efficacy
Bandura ( 2000 ) mengemukakan ada 4 sumber penting yang digunakan
individu dalam membentuk Self efficacy , yaitu:
a. Mastery experience adalah evaluasi diri terhadap pencapaian beberapa hal
selama ini. Semua pengalaman yang pernah dialami, akan dievaluasi untuk
menemukan kesimpulan tentang kemampuan diri seseorang. Keberhasilan
yang sering didapatkan akan meningkatkan Self efficacy yang dimiliki
seseorang, sedangkan kegagalan akan menurunkan Self efficacy -nya.
Apabila keberhasilan yang didapat seseorang lebih banyak karena faktor-
faktor di luar dirinya, biasanya tidak akan membawa hubungan dengan
peningkatan Self efficacy . Akan tetapi, jika keberhasilan tersebut
didapatkan dengan melalui hambatan yang besar dan merupakan hasil
perjuangannya sendiri, maka hal itu akan membawa hubungan pada
peningkatan Self efficacy –nya.
b. Vicarious experience adalah saat seseorang mengamati keberhasilan dan
kegagalan orang lain, melakukan benchmarking terhadap yang
dilakukannya beserta konsekuensi/dampak yang dirasakan dari
keberhasilan ataupun kegagalan tersebut. Pengalaman keberhasilan orang
lain yang memiliki kemiripan dengan individu dalam mengerjakan suatu
tugas biasanya akan meningkatkan Self efficacy seseorang dalam
mengerjakan tugas yang sama. Self efficacy tersebut didapat melalui
social models yang biasanya terjadi pada diri seseorang yang kurang
pengetahuan tentang kemampuan dirinya sehingga mendorong seseorang
18
untuk melakukan modeling. Namun Self efficacy yang didapat tidak akan
terlalu berhubungan bila model yang diamati tidak memiliki kemiripan atau
berbeda dengan model.
c. Verbal persuasion, yaitu feedback dari orang lain yang dapat membangun
kepercayaan diri bahwa seseorang mampu melakukan tugas tersebut.
Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh
seseorang yang berhubungan biasanya digunakan untuk meyakinkan
seseorang bahwa ia cukup mampu melakukan suatu tugas. Individu dapat
bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa ia dapat mengatasi masalah-
masalah yang akan dihadapinya. Persuasi verbal ini dapat mengarahkan
individu untuk berusaha lebih gigih untuk mencapai tujuan dan kesuksesan.
Akan tetapi Self efficacy yang tumbuh dengan metode ini biasanya tidak
bertahan lama, apalagi kemudian individu mengalami peristiwa traumatis
yang tidak menyenangkan.
d. Physiological and psychological states. Kondisi fisik seperti kelelahan,
kejenuhan dan juga munculnya rasa kecemasan, akan mempengaruhi Self
efficacy seseorang. Kecemasan dan stres yang terjadi dalam diri
seseorang ketika melakukan tugas sering diartikan sebagai suatu
kegagalan. Pada umumnya, seseorang cenderung akan mengharapkan
keberhasilan dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan atau tidak
merasakan adanya keluhan. Self efficacy yang tinggi biasanya ditandai
oleh rendahnya tingkat stres dan kecemasan, sebaliknya Self efficacy
yang rendah ditandai oleh tingkat stres dan kecemasan yang tinggi pula.
D.4 Aspek/Komponen Self efficacy
Bandura (2000) mengungkapkan bahwa perbedaan Self efficacy pada
setiap individu terletak pada tiga aspek/komponen, yaitu: magnitude (tingkat
kesulitan tugas), strength (kekuatan keyakinan), dan generality (generalitas).
a. Magnitude. Aspek ini berkaitan dengan kesulitan tugas. Apabila tugas-
tugas yang dibebankan pada individu disusun menurut tingkat
kesulitannya, maka perbedaan Self efficacy secara individual mungkin
terbatas pada tugas-tugas yang sederhana, menengah, atau tinggi.
Individu akan melakukan tindakan yang dirasakan mampu untuk
dilaksanakannya dan yang diperkirakan di luar batas kemampuan yang
dimilikinya
19
b. Generality. Aspek ini berhubungan luas dengan bidang tugas atau tingkah
laku. Beberapa pengalaman berangsur-angsur menimbulkan penguasaan
terhadap pengharapan pada bidang tugas atau tingkah laku yang khusus
sedangkan pengalaman lain membangkitkan keyakinan penyelesaiannya.
c. Strength. Aspek ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan
digoyangkan oleh pengalaman-pengalaman yang memperlemahnya,
sedangkan seseorang yang memiliki Self efficacy yang kuat akan tekun
dalam meningkatkan usahanya meskipun dijumpai pengalaman yang
memperlemahnya.
20
E. Kerangka Teori
Gambar. 2.5 Kerangka Teori diadopsi Aprilia 2014, Kuswandi 2014, Potter dan Perry,2005 dan Bandura 2000.
F. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar. 2.6 Kerangka Konsep
Hypnobirthing Nyeri Persalinan
Self Efficacy
Metode Birth Ball :
- Jongkok
- Duduk
- Berlutut dan
menungging
Hormon Stressor menurun :
Hormon katekolamin & hormon adrenalin.
Hormon endorfin meningkat.
Nyeri Self Effcicacy
Hypnobirthing :
1. Pre induction
2. Sugestibility test
3. Induction
4. Deepening
5. Terapi atau implantasi
6. Terminasi
Birth Ball
21
G. Definisi Operasional
No
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1. Hypnobirthing
Merupakan teknik relaksasi yang dilakukan sejak kehamilan TM III akhir minimal 5 kali dalam seminggu dan dilanjutkan pada saat persallinan ketika pembukaaan 6 cm untuk menciptakan kondisi yang tenang dan nyaman ketika menghadapi persalinan sehingga dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan self efficacy persalinan.
Panduan pelaksanaan Hypnobirthing
Dilaksanakan sesuai
panduan
Ordinal
2. Metode Birth Ball
Merupakan cara yang dilakukan dengan duduk pada bola sebagai alat bantu untuk meregangkan panggul dengan cara bergerak ke depan, belakang, samping ataupun memutar sehingga kepala janin lebih mudah masuk ke dalam rongga panggul pada saat persalinan sesuai dengan prosedur pelaksanaan di PMB Rukni.
Panduan pelaksanaan birth ball di PMB Rukni
Dilaksanakan sesuai panduan pelaksanaan di
PMB Rukni
Ordinal
3. Nyeri Persalinan
Proses fisiologis sebagai akibat dari kontraksi miometrium dengan insensitas yang berbeda-beda pada masing-masing individu.
Skala nyeri NRS
- 1-3 : Nyeri - ringan. - 4-6 : Nyeri - sedang. - 7-10 : Nyeri - berat.
Skala Interval
4. Self efficacy
merupakan keyakinan diri responden dalam menghadapi persalinan
Kuesioner Mean Skala Rasio
22
H. Hipotesis Penelitian
Judul : Efektifitas Metode Hypnobirthing dan Metode Birth Ball terhadap Nyeri
Dan Self Efficacy Persalinan pada Primigravida di Kecamatan Medan
Johor Tahun 2018.
RM : Apakah metode hypnobirthing lebih efektif dibandingkan dengan metode
birth ball dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan self efficacy
persalinan pada primigravida ?
Ha : Metode hypnobirthing lebih efektif dibandingkan dengan metode birth
ball dalam menurunkan rasa nyeri dan meningkatkan self efficacy
persalinan pada primigravida di di kecamatan Medan Johor Tahun 2018.
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian true eksperimen dengan Posttest Only
Control Group Design ( Rancangan Posttest dengan Kelompok Kontrol ).
Rancangan ini merupakan eksperimen sungguhan karena kasus-kasus telah
dirandomisasi baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok perlakuan
( Notoatmodjo, 2012).
Perlakuan Posttest
X 02 02
Desain ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas hypnobirthing terhadap
nyeri dan self efficacy persalinan pada primigravida dengan kelompok
eksperimen yaitu ibu hamil TM III akhir yang diberikan hypnobirthing dan
kelompok kontrol yaitu ibu yang bersalin dengan metode birth ball yang akan
dinilai pada saat fase aktif pembukaan 6 cm.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Johor. Pemilihan lokasi
penelitian di beberapa Praktek Mandiri Bidan di Kec. Medan Johor yaitu PMB
Suryani, PMB Sumiariani, PMB Rukni dan PMB Kurnia untuk memenuhi target
pencapaian responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dalam metode
hypnobirthing dan metode birth ball.
Perencanaan pelaksaan penelitian ini dilakukan selama dua belas minggu
periode Maret s/d Juni 2018.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Arikunto, 2010 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang akan
bersalin pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yang akan dinilai
pada saat persalinan fase aktif pembukaan 6 cm dan telah memenuhi kriteria
inklusi di Kec. Medan Johor tahun 2018.
24
Perhitungan sampel diambil dari teori Rescoe, 1975 bahwa dalam
pengambilan sampel dengan jenis penelitian eksperimen dapat dilakukan
dengan berhasil apabila sampel yang digunakan sebanyak 10 sampai 20.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel sebanyak 24
responden yang terdiri dari 12 kelompok intervensi dan 12 kelompok kontrol.
Teknik sampling yang digunakan yaitu consecutive sampling dengan kriteria
inklusi pada masing-masing kelompok yaitu ibu primi pada hamil TM III akhir,
usia kehamilan ≥ 35 minggu, usia ibu 20-35 tahun, kehamilan normal dengan
kondisi ibu dan janin sehat, janin tunggal dan bersedia menjadi responden.
Sedangkan kriteria eklusi pada kedua kelompok yaitu gameli, terjadi perubahan
keadaan ibu dan janin menjadi patologis.
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a. Data primer yaitu data yang diambil langsung dari pasien yang ingin
bersalin di Kec. Medan Johor tahun 2018.
b. Data sekunder yaitu data yang tidak langsung diperoleh oleh peneliti
akan tetapi diperoleh dari data yang sudah ada atau sudah
dikumpulkan oleh pihak lain.
Pada penelitian ini cara pengumpulan data untuk tingkat rasa nyeri
persalinan yaitu dengan alat ukur Numeric Rating Scale (NRT) dengan kategori
1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang dan 7-10 nyeri berat dengan skala ukur
interval. Pengumpulan data pada self efficacy menggunakan alat ukur kuesioner
yang telah dikategorikan tingkatan kepercayaannya melalui 16 items pertanyaan
dengan nilai 1 yaitu tidak percaya diri, 10 yaitu sangat percaya diri,kemudian
akan dihitung dengan nilai mean pada setiap items dan skala ukurnya interval.
E. Instrumen dan Bahan Penelitian
Instrumen dan bahan adalah segala alat, bahan dan sarana yang
diperlukan selama penelitian. Instrumen penelitian berupa panduan
hypnobirthing, bola dalam persalinan birth ball, panduan pelaksanaan birth ball ,
lembar skala nyeri dengan NRS ( Numerical Rating Scale) dan kuesioner yang
telah baku yang diadopsi dari Lowe 1993.
25
Skala NRS dapat digunakan untuk menilai intensitas nyeri. NRS
merupakan skala nyeri yang paling banyak digunakan di Klinik. Intensitas nyeri
NRS yaitu pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri ringan pada skala 1
sampai 3, intensitas nyeri sedang pada skala 4 sampai 6, intensitas nyeri berat
pada skala 7 sampai 10. Cara penggunaan skala ini adalah dengan memberi
tanda salah satu angka sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakan pasien.
Namun pada skala 0 yaitu tidak nyeri merupakan nilai mutlak atau tidak mungkin
tidak ada rasa nyeri selama proses persalinan berlangsung.
Instrumen penilaian self efficacy melalui 16 pertanyaan berbentuk
kuesioner yang akan diberikan kepada responden. Nilai mean dari tanggapan
responden untuk setiap item dari nilai 1 (sama sekali tidak membantu atau tidak
yakin sama sekali) dan untuk 10 (sangat membantu atau sepenuhnya yakin).
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang digunakan saat pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Peneliti meminta izin kepada pemilik praktek mandiri di Kec. Medan Johor
yaitu PMB Suryani, PMB Sumiariani, PMB Rukni dan PMB Kurnia sebagai
tempat penelitian dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian dari
Institusi Pendidikan.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian yang akan dilakukan.
3. Setelah diizinkan peneliti meminta data-data ibu primigravida yang akan
bersalin.
4. Peneliti kemudian mendatangi rumah pasien untuk menjelaskan tujuan dan
prosedur penelitian agar pasien bersedia menandatangani lembar
persetujuan responden.
5. Pada ibu primigravida dengan intervensi metode hypnobirthing di PMB
Sumiariani dan PMB Rukni dilakukan berdasarkan panduan yang dimulai
pada TM III akhir. Sedangkan pada kelompok kontrol sesuai dengan
standart operasional pelaksanaan di PMB ( PMB Suryani dan PMB Kurnia )
yang menggunakan birth ball dalam pelaksanaan asuhan persalinan.
6. Kemudian peneliti melakukan penilaian Nyeri dengan lembar NRS (
Numeric Rating Scale ) dan melakukan penilaian self efficacy dengan
26
kuesioner yang telah diadopsi dari Lowe 1993 saat persalinan fase aktif
pembukaan 6cm terhadap kedua kelompok.
7. Mengecek kembali kelengkapan pengisian yang diberikan responden .
8. Data yang telah terkumpul kemudian diuji dengan t-test independen untuk
melihat efektifitas hypnobirthing dan birth ball terhadap nyeri dan self
efficacy persalinan.
G. Pengolahan dan Analisis Data
G.1 Pegolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data yaitu :
a. Edit ( Editing )
Melakukan pengecekan dari lembar NRS dan kuesioner yang sudah
lengkap terisi dan tidak ada kesalahan agar data yang diolah benar.
b. Kode ( Coding )
Kode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara melihat
nilai NRS untuk perubahan penurunan rasa nyeri dan kuesioner untuk
melihat nilai mean pada self efficacy ketika diberikan metode
hypnobirthing dan metode birth ball.
c. Entry
Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel agar
dapat dikelola menggunakan fasilitas komputer.
d. Cleaning
Melakukan pengecekan kembali pada data-data yang sudah
dimasukkan ke dalam komputer untuk memastikan tidak adanya
kesalahan.
G.2 Analisis Data
Analisis data yang digunakan yaitu t-tes independen untuk melihat
efektifitas hypnobirthing dan birth ball terhadap nyeri dan self efficacy
selama persalinan dengan taraf signifikan α = 0,05. Hasil perhitungan
statistik dapat menunjukkan efektifitas hypnobirthing dan birth ball
terhadap nyeri dan self efficacy pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol dengan nilai probabilitas ( p < 0,05 ) maka hasil perhitunngan
statististik bermakna hypnobirthing lebih efektif dibanding birth ball
terhadap nyeri dan self efficacy persalinan pada primigravida.
27
Peneliti menggunakan SPSS sebagai alat bantu untuk menganalisis data
yang akan diolah oleh peneliti.
H. Etika penelitian
Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan dari komite etik
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Efektifitas Metode Hypnobirthing
Dan Metode Birth Ball Terhadap Nyeri Dan Self efficacy Persalinan Pada
Primigravida Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2018” berjumlah 24 responden
dan didapatkan hasil sebagai berikut :
A.1 Analisis Univariat Tabel 4.1 Deskripsi Intensitas Nyeri pada Persalinan dengan Metode
Hypnobirthing dan Birth Ball pada Ibu Primigravida
Berdasarkan tabel diatas ditemukan hasil rerata nyeri pada metode birth ball
lebih tinggi dibandingkan hypnobirthing ( 5,25 > 2,33 ) dengan selisih 2,92.
Tabel 4.2 Deskripsi Peningkatan Self efficacy Pada Persalinan Dengan
Metode Hypnobirthing Dan Metode Birth Ball Pada Ibu Primigravida
n Min Max Med Mean MD
Hypnobirthing 12 110 121 114,42 114,42 8,08
Birth ball 12 101 111 106,3 106,33
Berdasarkan tabel 4.2 Ditemukan hasil rerata nilai self efficacy pada metode
Hypnobirthing lebih tinggi dibandingkan metode birth ball (114,42 > 106,33)
dengan selisih 8,08.
A.2 Analisis Bivariat
Tabel 4.3 Efektifitas Metode Hypnobirthing Dan Metode Birth Ball terhadap
Nyeri pada Ibu Primigravida Di Kec. Medan Johor Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.3 ditemukan rerata skor nyeri pada kelompok birth
ball lebih tinggi dibandingkan hypnobirthing dengan beda rerata 2,92 dan nilai p
value 0.001 < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Hypnobirthing efektif
menurunkan intensitas nyeri persalinan pada ibu primigravida.
Intervensi n Min Max Med Mean MD
Birth Ball Hypnobirthing
12 4 7 5 5,25 2,92
12 1 3 2,5 2,33
Intervensi N Mean MD t p value
Birth Ball
Hypnobirthing 12
5,25 2,92
7,71 0,001
2,33
29
Tabel 4.4 Efektifitas Metode Hypnobirthing Dan Metode Birth Ball Terhadap
Self efficacy Persalinan Di Kec. Medan Johor Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.4 ditemukan rerata skor self efficacy pada
hypnobirthing lebih tinggi dibandingkan birth ball dengan beda mean 8,08 dan
nilai p value 0.001 < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Hypnobirthing efektif
meningkatkan self efficacy selama persalinan pada ibu primigravida.
B. Pembahasan
B.1 Analisis univariat
1. Deskripsi Intensitas Nyeri pada Persalinan dengan Metode
Hypnobirthing dan Birth Ball pada Ibu Primigravida
Berdasarkan tabel 4.1 ditemukan hasil rerata nyeri pada metode birth ball
lebih tinggi dibandingkan hypnobirthing ( 5,25 > 2,33 ) dengan selisih 2,92.
Artinya terdapat perbedaan mean dengan intensitas nyeri semakin rendah
apabila diberikan metode hypnobirthing selama hamil TM III sampai proses
persalinan. Ketika alam bawah sadar ibu yang akan bersalin dipengaruhi dan
diberikan sugesti yang positif dalam menghadapi persalinan, maka ibu akan
merasakan keadaan yang lebih rileks, nyaman dan lebih terkontrol dalam
menghadapi nyeri.
Hypnobirthing bertujuan agar ibu dapat melahirkan dengan nyaman, cepat
dan lancar serta membantu menghilangkan rasa sakait saat bersalin tanpa
menggunakan obat bius. Hypnobirthing membuat ibu lebih rileks sehingga otak
mengeluarkan hormon endorfin yang mampu menekan stress dan
ketidaknyamanan dalam persalinan. (Aprillia, 2010 )
Dalam penelitian Astuti, 2015 ditemukan bahwa Kenyamanan saat
bersalin mampu menekan nyeri sehingga dapat berdampak positif seperti
kemajuan pesalinan dengan hasil penelitian lama rerata waktu dalam persalinan
pada ibu bersalin dengan hypnobirthing yaitu 66,7 menit sedangkan tanpa
hypnobirthing yaitu 100 menit dengan nilai p value 0,038 berarti ada pengaruh
hypnobirthing terhadapa kemajuan persalin.
Intervensi N Mean MD p value T
Birth Ball Hypnobirthing
12 114,42
8,08 0,001 6,81 106,3
30
2. Deskripsi Peningkatan Self efficacy Pada Persalinan Dengan Metode
Hypnobirthing Dan Metode Birth Ball Pada Ibu Primigravida.
Berdasarkan tabel 4.2 ditemukan hasil rerata nilai self efficacy pada
metode Hypnobirthing lebih tinggi dibandingkan metode birth ball (114,42 >
106,33) dengan selisih 8,08. Ibu bersalin yang dapat mengendalikan dirinya akan
lebih tinggi self efficacy- nya dalam menghadapi persalinannya. Self efficacy
meningkat pada ibu primigravida karena dalam metode hypnobirthing yang
dimulai pada TM III akhir, ibu diajarkan dan diberi sugesti positif serta diberi
gambaran mengenai persalinan yang menyenangkan sehingga ibu merasa lebih
rileks dan nyaman dalam menghadapi proses persalinan.
Self efficacy adalah proses yang mempengaruhi motivasi dalam
berperilaku untuk menciptakan keadaan yang lebih rileks. Keyakinan akan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam bertindak sesuai dengan situasi
yang sedang berlangsung akan berkembang secara terus-menerus sejalan
dengan meningkatnya kemampuan dan pengalaman-pengalaman yang
berkaitan.
Self efficacy kemampuan yang diyakini individu untuk melakukan proses
belajar sehingga mendapat hasil yang optimal dan keyakinan untuk mampu
menyelesaikan berbagai tugas. Dengan demikian, apabila self efficacy ibu saat
bersalin rendah maka akan berdampak pada hambatan proses adaptasi pada
saat bersalin meskipun memiliki potensi yang besar untuk bersalin normal. (
Tanglakmankhong K, et al , 2011 )
Dalam metode hypnobirthing diajarkan untuk rileksasi mengistirahatkan
tubuh dan jiwa sehingga mengurangi nyeri, ketegangan otot dan kecemasan.
Pada saat rileks terjadi pemtusan lingkaran kecemasan sehingga dengan kondisi
tersebut ibu akan menjadi lebih nyaman, rileks dan mampu menghadapi masalah
dengan cara yang tepat. ( Davis,M. 1995 ).
Dalam penelitian Marliana, 2016 menemukan bahwa hypnobirthing efektif
menurunkan kecemasan selama TM III sampai pada persalinan dengan nilai p=
,000. Kecemasan akan mempengaruhi peningkatan kemampuan ibu dalam
beradaptasi terhadap perubahan keadaannya sehingga lebih rileks dan mampu
berpikir positif.
31
B.2 Analisis Bivariat
1. Efektifitas Metode Hypnobirthing dan Metode Birth Ball terhadap
Intensitas Nyeri pada Ibu Primigravida
Berdasarkan hasil uji T Independent ditemukan nilai rerata (mean)
intensitas nyeri pada metode birth ball 5,25 dan pada metode hypnobirthing
2,33. Jadi dapat disimpulkan bahwa rerata skor nyeri pada metode birth ball lebih
tinggi dibandingkan metode hypnobirthing dengan beda mean 2, 92 dengan nilai
p value 0,001 < 0,05 artinya bahwa metode hypnobirthing efektif menurunkan
intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin primigravida.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Surati, 2013 yang menemukan
bahwa hypnobirthing berpengaruh terhadap nyeri pada persalinan karena
hypnobirthing menekankan pada munculnnya sugesti positif, perasan tenang,
dan rileks. Saat kondisi tenang dan rileks otomatis hormon endorfin yang
mengurangi rasa sakit akan bekerja.
Dalam penelitian Astuti dan Noviyanti, 2015 juga mendukung penelitian ini
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara hypnobirthing
dengan intensitas nyeri persalinan pada ibu primigravida dengan nilai p 0,001.
Nyeri pada persalinan adalah kontraksi uterus yang dapat menyebabkan
perubahan-perubahan fisiologi tubuh seperti kenaikan tekanan darah, kenaikan
denyut jantung dan kenaikan laju pernafasan dan apabila keadaan ini tidak
diatasi maka keadaan ini akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan
stress ( Bobak 2005, Cuningham, 2004 ).
Metode hypnobirthing merupakan tindakan nonfarmakologis dengan
memberikan sugesti positif sehingga menimbulkan perasaaan tenang, rileks dan
nyaman. Ketika dalam keadaan rileks, alam bawah sadar ibu akan mengatur
keselarasan tubuh dan menghasilkan anastesi atau pembiusan yang alami pada
ibu yaitu hormon endorfin. Saat kondisi menjadi rileks, maka secara otomatis
otak akan mengalirkan hormon endorphin yang mengurangi rasa sakit.
Hypnobirthing membawa ibu untuk tidak memikirkan sama sekali rasa nyerinya
atau mengalihkan rasa nyeri menjadi lebih tenang, rileks dan nyaman ( Aprilia,
2010 ).
Menurut asumsi peneliti ketika dilakukan hypnobirthing dengan
memasukkan sugesti yang positif akan memeberikan perasaan yang lebih rileks,
tenang dan nyaman. Hypnobirthing dimulai pada trimester III akhir untuk
32
penanaman sugesti positif di alam bawah sadar ibu sehingga membantu ibu
menghadapi persalinannya. Proses yang terjadi ketika dilakukan hypnobirthing
adalah meningkatnya hormon endorfin dan menekan hormon stressor sehingga
mendukung alam bawah sadar untuk mengendalikan tindakan ibu dalam
menghadapi persalinan.
2. Efektifitas Hypnobirthing dan Birth Ball terhadap Peningkatan Self
Efficacy pada Ibu Primigravida
Berdasarkan hasil uji T Independent pada self effocacy ditemukan Self
efficacy rerata nilai self efficacy pada metode Hypnobirthing lebih tinggi
dibandingkan metode birth ball dengan selisih 8,08 dengan p value 0,001 < 0,005
artinya metode hypnobirthing efektif meningkatkan self efficacy persalinan pada
ibu bersalin primigravida.
Seseorang dengan self efficacy yang tinggi akan mengerahkan
kemampuannya untuk mencapai keberhasilan tanpa terbebani oleh kesulitan
yang dihadapinya. Pengembangan konsep self efficacy dikembangkan oleh
Lowe melalui Childbirth Self efficacy Inventory (CBSEI) untuk mengukur
kepercayaan diri dan kemampuan mengatasi selama proses persalinan. ( Gau L.
et al, 2011 ).
Childbirth Self Efficacy Inventory ( CBSI) awalnya dikembangkan di USA,
disusun berdasarkan teori self effiacy Bandura (Lowe 1993,2000). Self efficacy
ibu bersalin dinilai dari 16 pertanyaan dengan rentang nilai 1-10. Dalam hal ini
ibu bersalin dinilai self efficacy-nya atau kepercayaan dirinya dalam mengontrol
diri sehingga mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapinya.
Hasil penelitian Bjork E, 2007 dalam penelitian Sriwenda, 2016
menemukan bahwa self efficacy yang baik akan mengarahkan ibu pada keadaan
yang lebih stabil sehingga ibu mampu mengontrol diri dan menerima arahan. Ibu
bersalin yang telah mendapatkan persiapan menghadapi persalinan seperti
hypnobirthing dan psikologis akan mendapatkan pembelajaran sehingga lebih
beradaptasi terhadap nyeri dan ketidaknyamanan selama persalinan.
Ibu bersalin yang sedang dalam keadaan takut, tidak mengetahui yang
akan terjadi pada dirinya dan tidak mempersiapkan dengan teknik relaksasi dan
pernafasan untuk mengatasi kontraksi tidak akan mampu mengendalikan dirinya
meskipun kontraksi ringan. Sebaliknya, jika ibu dipersiapkan menghadapi
33
persalinannya dan mendapat dukungan dari tenaga profesional, maka akan
menunjukkan pengendalian diri meskipun kontraksi hebat ( Venkatesan, 2013 ).
Rasa takut, cemas dan tegang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk
menahan rasa nyeri. Tindakan nonfarmakologi dapat diberikan untuk mengurangi
rasa cemas dengan menggunakan self hypnosis melalui hypnobirting.
Hypnobirthing adalah penggunaan hypnosis untuk proses persalinan yang alami
dan lancar yang dilakukan dalam keadaan sadar sehingga dengan menurunnya
rasa cemas akan meningkatkan self efficacy untuk bersalin normal (
Ananasari, 2011).
Dalam penelitian Ananasari et al, 2011 menyatakan bahwa ada perbedaan
bermakna tentang rasa cemas pada responden terhadap kerutinan mengikuti
pelatihan hypnobirthing dapat menurunkan tingkat kecemasan pada masa hamil.
Hal ini juga didukung dengan penelitian Martalisa dan Budisetiyani, 2015 bahwa
semakin rutin intensitas keikutsertaan hypnobirthing berhubungan maka tingkat
kecemasan semakin menurun.
Menurut asumsi peneliti hypnobirthing yang diberikan pada ibu bersalin
menimbulkan rangsangan terhadap hormon endorfin di otak yang membuat
perasaan emosi dan stress dapat terkontrol seehingga terjadi peningkatan self
efficacy. Seiring dengan peningkatan hormon endorfin maka akan menekan
hormon stessor maka seluruh badan akan mulai berfungsi dengan rileks
sehingga gejala kecemasan mulai berkurang. Artinya Semakin tinggi self efficacy
maka akan berdampak pada menurunnya intensitas nyeri dan keadaan tidak
nyaman dalam persalinan.
34
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini, adalah :
1. Ditemukan rerata skor pada intensitas nyeri pada metode birth ball lebih
tinggi dibandingkan pada metode hypnobirthing ( 5,25 > 2,33 ) dengan
selisih 2,92.
2. Ditemukan rerata skor pada self efficacy pada metode hypnobirthing lebih
tinggi dibandingkan pada metode birth ball ( 114,42 > 106,33 ) dengan
selisih 8,08.
3. Ditemukan rerata skor intesitas nyeri pada metode birth ball 5,25 lebih
tinggi dibandingkan hypnobirthing 2,33 denagn selisih mean 2,92 dan nilai
p-value 0,001 < 0,005. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode
hypnobirthing efektif menurunkan intensitas nyeri persalinan pada ibu
primigravida di Kecamatan Medan Johor tahun 2018.
4. Ditemukan hasil rerata nilai self efficacy pada metode Hypnobirthing 114,42
lebih tinggi dibandingkan metode birth ball 106,33 dengan selisih mean
8,08 dan nilai p-value 0,001 < 0,005. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Hypnobirthing efektif meningkatkan self efficacy persalinan pada ibu
primigravida di Kecamatan Medan Johor tahun 2018.
B. Saran
1. Bagi tempat penelitian
Mampu memberikan asuhan kebidanan dengan tindakan non-farmakologi
melalui hypnobirthing untuk mengurangi intensitas nyeri persalinan
sehingga dapat meningkatkan self efficacy pada ibu primigravida.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang hypnoterapy sebagai tindakan non farmakologi
untuk menurunkan intensitas nyeri dan meningkatkan self efficacy
persalinan pada primigravida.
35
3. Bagi Pembaca
Diharapkan bagi pembaca untuk memberikan tindakan non-farmakologi
sehingga pelaksanaan dan penerapannya di lapangan diharapkan mampu
menjadi contoh dalam pelaksanan hypnobirthing untuk menurunkan
intensitas nyeri dan meningkatkan self efficacy pada primigradvida.
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia,Y. 2010.Hipnostetri Rileks, Nyaman dan Aman saat Hamil dan Melahirkan. Jakarta Selatan: Gagas Media.
Aprilia,Y. Ritchmond.2011.Gentle Birth Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia.
Astuti, I dan Noviyanti. 2015. Pengaruh Hypnobirthing Terhadap Tingkat Nyeri Dan Kemajuan Persalinan Pada Ibu Bersalin Di BPM Kota Cimahi. 1(1): 43-47.
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Yogyakarta: Rineka Cipta.
Bandura,A. dan Adams, N. E.2000. Analysis of Self-Efficacy Theory of Behavioral Change , 1(4), 287–310
Batbual,Bringiwatty. 2010. Hypnosis Hypnobirthing Nyeri Persalinan dan Berbagai Metode Penanganannya. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Bandura, A. (1981) “Human Agency in Social Cognitive Theory Americans Psycologist”, Journal of Personality and Social Psycchology, (vol. 44, No. 9, 1981) hlm. 1175-1184.
Bobak, Lowdermilk, & Jensen. 2004 Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC.
Cuningham G, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Obstetri Wiliams. Jakarta. EGC.2005; Vol 1:273-351
Gau M-L,et al,. 2011. Effects Of Birth Ball Exercise On Pain And Self Efficacy During Childbirth : A Randomised Controlled Trial In Taiwan. Elsevier Midwifery.27 : 293-300.
Harry, O., & William, R.F.2003. Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi. Bandung: Yayasan Essentia Medica.
Hill, Robin. 1998. An Electronic Journal for the 21st Century. Vol 6.3-4
Hermina C.W dan Wirajaya A, 2015. Hypnobirthing the Conny Method: Menjalani Kehamilan dan Persalinan dengan Nyaman, Tenang, Bahagia dan Penuh Percaya Diri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kurniawati A, et al. 2016. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. Efektivitas Latihan Birth Ball terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida 5 (1). 1-10.
Kuswandi,L. 2014. Hipnobirthing A Gentle Way TO Give Birth. Jakarta : Pustaka
Bunda.
Kamonthip T,et al 2010. Childbirth Self-Efficacy Inventory and Childbirth Attitudes Questionnaire: psychometric properties of Thai language versions. Journal Of Advanced Nursing.
Leung RWC, et al. 2013. Efficacy of Birth Ball Exercises on labour pain management. Original articel. I19(5).393-399.
Leahy-warren, P., et al. 2011 First-time mothers : social support,maternal
parental self-efficacy and postnatal depression.
Mirzakhani, Kobra, et al.2014. The Effect of birth ball exercise during pregnancy on mode of delivery in primiparous women.
Mahastuti I dan Ninik C. 2015. Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper. Manfaat Metode Hypnobirthing Dalam Proses Persalinan.Universitas Ngudi Waluyo : 210-2217.
Notoatmodjo, Soekidjo.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta : EGC
Sumarah. (2008 Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya
Suksesty, CE.2017. Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for paper. Efektifitas Pelvic Rocking terhadap Lama Persalinan, Dilatasi Servik dan Penurunan Kepala Janin pada Ibu Primigravida.Universitas Muhammadiyah Tangerang : 225-231.
Sriwenda, D dan Yulinda. 2016.Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. Efektifitass Latihan Birth Ball terhadap Efikasi Diri Primipara dengan Persalinan Normal. 4(3). 141-147.
Theresa Jamison.Yoga For Pregnancy: Vitality Relaxation Balance.Australia.Hinkler Books Pty LTd.2004;Hal:58
Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. Buku Ajar Asuhan Kebidanan ,Ed.4 Vol 2. Jakarta. EGC. 2007
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Prosedur Pelaksanaan Hypnobirthing
No Rangkaian Hypnotherapy
Pelaksanaan
1. Pre-induction 1. Siapkan ruangan yang tenang dan nyaman. 2. Jelaskan mengenai hypnobirthing dan
prosesnya. 3. Bangun kepercayaan responden terhadap
peneliti 4. Anamnesa responden mengenai keluhan
yang dialami. 5. Eksplorasi kemampuan responden dalam
menghadapi persalinan. 6. Penyamaan persepsi antara peneliti dan
responden terhadap hypnobirthing. 7. Uji sugestibilitas responden sebagai
gambaran untuk menentukan teknik berikutnya.
8. Informed choice mengenai pelaksanaan yang akan diberikan.
2. Suggestibility test 1. Relaksasi otot. Melepaskan ketegangan sambil mengendurkan seluruh otot, mulai dari wajah sampai telapak tangan.
2. Pahami tipe responden dengan learing channels untuk membantu peneliti dalam therapy.
3. Relaksasi napas. Perhatikan napas yang keluar-masuk lewat hidung. Napas yang rileks menggunakan perut, perlahan-lahan dan dalam sambil diniatkan bahwa setiap hembusan napas membuat tenang.
4. Relaksasi pikiran. Pikiran perlu dilatih agar dapat mencapai ketenangan. Sarana yang digunakan adalah indra mata. Saat berbaring fokuskan pikiran pada satu titik terus menerus. Saat mulai merasakan kelopak mata semakin santai dan mulai berkedip, biarkan mata terpejam. Nikmati santainya jiwa dan raga.
5. Berikan sugesti yang dapat membantu responden untuk lebih rileks sesuai dengan tipe responden.
3. Induction/Induksi 1. Memandu responden untuk masuk dalam kondisi trance hyposis ( bagian kritis pikiran
tidak aktif ) dengan memahami tipe responden.
2. Memandu responden secara bertahap.
4. Deepening 1. Memandu responden untuk relaksasi lebih dalamsesuai dengan kebutuhan untuk
melahirkan dengan nyaman dan tenang.
5. Implantasi atau Terapi
1. Setelah mencapai kondisi rileks yang dalam, lakukan swasugesti (subconcous reprogramming) atau dengan kata lain masukkan niat atau program positif sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Misalnya “ mulai sekarang dan selanjutnya saya akan semakin tenang dalam menghadapi kehidupan terutama dalam menghadapi persalinan, persalinan yang alami, nyaman dan lancar”.
2. Beri anchor (keyword) sehingga responden dapat segera masuk dalam kondisi rileks.
6. Terminasi/ mengakhiri sesi hypnotherapy
1. Beritahu bahwa sesi hypnotherapy akan segera berakhir.
2. Penerapan benteng yang merupakan tindakan terapis untuk melindungi responden oleh pihak lain.
3. Penetralan sugesti hypnosis saat induksi 4. Bangunkan responden dengan hitungan.
Penanggungjawab
Ria Niari Nasution
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN
EFEKTIFITAS METODE HYPNOBIRTHING DAN METODE BIRTH
BALL TERHADAP NYERI DAN SELF EFFICACY PERSALINAN
TAHUN 2018
Oleh : Ria Niari Nasution
Nim : P07524517088
Saya adalah mahasiswi Prodi D IV Kebidanan Alih Jenjang Poltekkes
Kemenkes Medan ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
Efektifitas Metode Hypnobirthing Dan Metode Birth Ball Terhadap Nyeri Dan
Self Efficacy Persalinan. Penelitian ini salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
program studi D IV Kebidanan Alih Jenjang Poltekkes Kemenkes Medan.
Saya mengharapkan kesediaan Ibu untuk berrsedia menjadi responden
dalam penelitian ini. Informasi yang saya dapatkan ini digunakan untuk
pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain.
Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi responden
penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika Ibu bersedia untuk menjadi
responden silahkan menandatangani formulir persetujuan ini.
Medan, 2018
No. responden :
Tanda tangan :
INFORMED CONSENT MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :
No. Responden :
Umur :
Alamat :
HPHT :
TTP :
Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden penelitian Skripsi untuk
menyelesaikan program studi mahasiswa Prodi D IV Kebidanan Alih Jenjang
Poltekkes Kemenkes Medan dengan senang hati dan sukarela menerima intervensi
Metode Hypnobirthing yang dilakukan mahasiswa
Nama : Ria Niari Nasution
Nim : P07524517088
Semester/Tahun Akademik : II/2017-2018
Medan, 2018
Responden
( )
Log Book Hypnobirthing Dalam Masa Hamil TM III dan Persalinan
Kode Responde
n
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Persalinan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
Penanggungjawab
Ria Niari Nasution
Lembar Pelaksanaan Hypnobirthing Responden Selama Hamil TM III
Nama Responden :
No. Responden :
Usia Kehamilan :
Mulai pada Tanggal :
Hypnobirthing Minggu pertama Minggu Ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
Tanggal Pukul Tanggal Pukul Tanggal Pukul Tanggal Pukul
1
2
3
4
5
Penanggungjawab
Ria Niari Nasution