efektifitas penggunaan metode inquiry ipa

Upload: hari-zajuli

Post on 03-Jun-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    1/21

    6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2. 1 Landasan Teori2. 1.1 Metode Inquiry2.1.1.1 Pengertian Metode Inquiry

    Metode menurut Sanjaya (2011) merupakan cara yang digunakan untuk

    mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan

    yang telah disusun tercapai secara optimal.

    Metode inquirymenurut Nanang dan Cucu (2009) merupakan suatu rangkaian

    pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik

    untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka

    dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai wujud adanya

    perubahan perilaku. Menurut Roestiyah (Rohana,2009) metode inquiry merupakan

    suatu tehnik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar didepan kelas, dimana

    guru membagi tugas suatu masalah didalam kelas. Siswa dibagi kedalam kelompok,

    setiap kelompok mengerjakan tugas yang sudah ditentukan guru. Menurut Piaget

    (Wafi, 2009) metode inquiry merupakan suatu metode yang mempersiapkan siswa

    pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar dapat melihat apa

    yang terjadi, ingin melakuka0n sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan

    mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan

    penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang

    ditentukan peserta didik. Sanjaya (2011) mengemukakan metode inquiry adalah

    rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis

    dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

    dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab

    antara guru dan siswa.

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    2/21

    7

    2.1.1.2 Macam-Macam MetodeInquiry

    Menurut Nanang dan Cucu (2009), metode inquirydibagi menjadi tiga jenis

    berdasarkan besarnya bimbingan yang diberikan guru kepada siswanya. Ketiga jenis

    metode itu adalah:

    1.Inquiryterbimbing.Metode inquiry terbimbing merupakan metode dimana guru membimbing

    siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaanawal dan mengarahkan pada

    suatu diskusi. Guru mempunyai peranaktif dalam menentukan permasalahan dan

    tahap-tahappemecahannya. Metode inquiry terbimbing ini digunakan bagisiswa yang

    kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inquiry.Dengan pendekatan ini

    siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingandan petunjuk dari guru hingga siswa

    dapat memahami konsep-konseppelajaran. Pada metode ini siswa akan dihadapkan

    pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi

    kelompokmaupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah danmenarik

    suatu kesimpulan secara mandiri.

    2.InquirybebasPada metode ini, siswa diberi kebebasan untuk menentukan sendiri masalah

    yang akan dimiliki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri,

    merancang prosedur atau langkah-langkah yang akan diperlukan. Selama proses

    pembelajaran, guru hanya sedikit memberikan bimbingan. Salah satu keuntungan dari

    metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah dan

    mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu, karena tergantung

    bagaimana cara mereka mengkonstruksikan jawabannya sendiri.

    3.Inquirybebas yang dimodifikasi

    Dalam metode ini, guru membatasi bimbingan agar siswa berupaya terlebih

    dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa menemukan sendiri jawaban.

    Namun, apabila siswa tidak dapat menyelesaikan masalahnya, maka bimbingan dapat

    diberikan secara tidak langsung yaitu dengan cara memberikan contoh-contoh yang

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    3/21

    8

    relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa

    dalam kelompok lain.

    2.1.1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Dengan Metode Inquiry

    Menurut Wina Sanjaya (2011), secara umum proses pembelajaran dengan

    menggunakan metode inquirydapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

    1. OrientasiLangkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

    pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini mengondisikan agar siswa siap

    melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah penting,

    keberhasilan model ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktifitas

    menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

    Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi adalah:

    a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai olehsiswa.

    b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untukmencapai tujuan.

    c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.2. Merumuskan masalah

    Merumuskan masalah merupakan langkah yang membawa siswa pada suatu

    persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan

    yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan

    masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang

    tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri,oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang

    sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    4/21

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    5/21

    10

    Pengetahuan dan keterampilan siswa tidak diperoleh dari hasil mengingat fakta tetapi

    hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya. Dengan metode ini siswa

    dilatih untuk selalu berpikir kritis karena membiasakan siswa memecahkan masalah

    sendiri. Metode ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam meneliti,

    menjelaskan fenomena dan memecahkan masalah secara ilmiah. Seperti langkah-

    langkah pembelajaran inquiry yang dikemukan oleh para ahli diatas, mulai dari

    orientasi, kemudian siswa melakukan verifikasi dan ekperimentasi, siswa

    mengumpulkan data dari kegiatan eksperimentasi sampai dengan menyimpulkan,

    guru hanya bertindak sebagai fasilitator, nara sumber dan penyuluh kelompok.

    Tujuan utama pembelajaran ini adalah untuk menolong siswa dalam mengembangkan

    disiplin intelektual dan kemampuan berpikir dengan memberikan pertanyaan-

    pertanyaan, menyelesaikan masalah dan menarik kesimpulan secara mandiri.

    Pada prinsipnya, inquiryadalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka

    peranan guru adalah sebagai pembimbing, stimulator dan fasilitator. Sedangkan siswa

    dalam pembelajaran inquiry adalah sebagai pengambil inisiatif dalam menentukan

    sesuatu. Siswa aktif menggunakan cara mereka sendiri, dengan demikian diharapkan

    mereka mempunyai keberanian untuk mengajukan masalah, merespon masalah, dan

    berpikir untuk menyelesaikan masalah atau menemukan jawabannya melalui

    penyelidikan atau percobaan secara mandiri. Dengan demikian dalam penelitian ini,

    peneliti memilih metode inquiry terbimbing, karena guru yang berperan dalam

    menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya, dan siswa menyelesaikan

    masalah secara diskusi kelompok dan menarik kesimpulan secara mandiri.

    2.1.1.4 Keunggulan dan Kelemahan Inquiry

    Menurut Wina Sanjaya (2011) metode inquirymemiliki beberapa keunggulan

    dan juga kelemahan, adapun keunggulannya seperti:

    a.Inquiry menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, danpsikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap

    lebih bermakna.

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    6/21

    11

    b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.c. Merpakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar

    modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat

    adanya pengalaman.

    d. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata rata.Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh

    siswa yang lemah dalam belajar.

    Sedangkan kelemahan metode inquiryyaitu:

    a. Kesulitan mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan

    siswa dalam belajar.

    c. Kadang kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yangpanjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah

    ditentukan.

    d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasaimateri pelajaran, maka metode inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap

    guru.

    Uraian diatas merupakan keunggulan dan kelemahan dari metode inquiry. Jika

    dilihat dari kelemahannya memang begitu banyak kelemahan yang mengacu pada

    pengelolaan kelas. Namun dari segi kelebihan inquiry cukup banyak diantaranya

    pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Metode

    inquirymemang mempunyai kelemahan tetapi dengan inquiry terbimbing kelemahan

    tersebut dapat diminimalisir, terlebih karena siswa-siswa yang diteliti baru pertama

    kali menggunakan metodeinquirydalam proses belajar mengajar.

    2. 1.2 Pembelajaran di Luar Kelas2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran di Luar Kelas

    Pembelajaran di luar kelasmenurut Indramunawar (Susanti, 2010) adalah

    kegiatan di alam bebas atau kegiatan di luar kelas dan mempunyai sifat

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    7/21

    12

    menyenangkan, karena kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar

    mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang terbentang di alam, yang dapat

    disajikan dalam bentuk permainan, observasi/pengamatan, simulasi, diskusi dan

    petualangan sebagai media penyampaian materi. Berdasarkan uraian di atas,

    pembelajaran di luar kelas adalah suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas yang

    dapat menambah aspek kegembiraan dan kesenangan bagi siswa sebagaimana

    layaknya seorang anak yang sedang bermain di alam bebas dan kegiatan di luar

    kelasjuga dapat menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan karena dengan mengamati

    sendiri siswa akan mengetahui keindahan alam dan cara untuk menjaga atau

    melestarikan lingkungan sekaligus dapat mewujudkan nilai-nilai spiritual siswa

    mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

    Dari teori di atas dapat ditarik kesimpulan kegiatan di luar kelas adalah suatu

    kegiatan pembelajaran di luar kelas yang berorientasi pada alam sekitar yang

    mempunyai sifat menyenangkan dan dapat mewujudkan nilai spiritual siswa

    mengenai keindahan ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dengan cara mengamati,

    menyelidiki, menemukan sendiri segala sesuatu ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

    Peranan lingkungan sebagai sumber belajar sering dilupakan, padahal sumber

    belajar dapat diperoleh dimana-mana termasuk di lingkungan sekitar anak, menurut

    Anggani S ( Yuliarto, 2010). SedangkanAbdurrahman(2007: 100)mengungkapkan

    bahwa saat ini pembelajaran yang dilakukan masih belum bermakna bahwa selama

    mengikuti pembelajaran di sekolah siswa jarang bersentuhan dengan pendidikanyang

    berorientasi pada alam sekitar. Mempelajari keadaan sebenarnya di luar kelas dengan

    menghadapkan para siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati

    dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, cara ini lebih bermakna

    disebabkan para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya

    secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat

    dipertanggungjawabkan, (W. Gulo, 2004: 208).

    Berdasarkan uraian di atas bahwa kegiatan pembelajaran yang berorientasi

    pada lingkungan luar kelas dapat digunakan sebagai sumber belajar karena

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    8/21

    13

    pembelajaran akan lebih bermakna jika sistem pembelajaran diprioritaskan di alam

    sekitar atau sekitar lingkungan anak. Pembelajaran di luar kelas yang berorientasi

    pada alam sekitar atau lingkungan, kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan

    secara ilmiah dan dapat mengubah cara belajar yang monoton yang hanya

    mementingkan nilai kuantitatif saja tanpa mengedepankan nilai kualitatif atau proses.

    Dan kegiatan di luar kelas dapat digunakan sebagai pembelajaran yang berorientasi

    pada lingkungan luar kelas, karena kegiatan ini dilaksanakan di alam bebas.

    Menurut Abulraihan (Yuliarto, 2010) lingkungan bisa lingkungan sekolah dan

    luar sekolah, yang terpenting bahwa aktivitas pembelajaran di luar kelas yang

    dilakukan siswa, guru harus pandai-pandai memilih model atau jenis pembelajaran

    yang tepat sesuai situasi lingkungan. Belajar tidak mesti di dalam kelas, belajar dapat

    juga dilaksanakan di alam bebas, tatkala siswa-siswa sudah jenuh di dalam kelas,

    (Martinis Yamin, 2007: 176).

    Dari teori-teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan di luar kelas

    yang berorientasi pada lingkungan luar kelas atau kegiatan pembelajaran luar kelas

    dapat digunakan sebagai sumber belajar dan sebagai sumber-sumber pengetahuan.

    Kegiatan di luar kelas dapat digunakan pada setiap pembelajaran karena

    kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan dapat mengubah cara

    belajar yang monoton yang hanya mementingkan nilai kuantitatif saja tanpa

    mengedepankan nilai kualitatif atau proses, artinya siswa secara aktif dilibatkan

    secara langsung atau siswa dapat mengamati secara langsung sesuatu yang ada di

    sekitar mereka. Pembelajaran yang dilakukan di luar kelas juga mempunyai

    keunggulan yaitu kegiatan pembelajaran ini mempunyai sifat menyenangkan, karena

    kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar mengenai ciptaan Tuhan Yang

    Maha Kuasa yang terbentang di alam dan di dalam pembelajaran kegiatan di luar

    kelas kita dapat memasukkan pembelajaran secara spiritual.

    2.1.2.2 Manfaat Pembelajaran di Luar Kelas

    Manfaat Pembelajaran di luar kelas menurut W. Gulo (2004) yaitu:

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    9/21

    14

    1. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, karena kegiatan belajar lebihmenarik dan tidak membosankan.

    2. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan

    kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta lingkungan.

    3. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dankeadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.

    4. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehinggakebenarannya lebih akurat.

    5. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapatdilakukakan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara,

    membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.

    6. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisaberaneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan

    buatan.

    7. Mencegah siswa belajar hanya pada tingkat verbal saja8. Melatih siswa untuk mengkontruk konsep dari pengalaman-pengalaman yang

    menyenangkan.

    9. Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung10. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

    Berdasarkan uraian di atas pembelajaran dengan kegiatan di luar kelas siswa

    dapat membangun pengalamam belajarnya atau pengetahuannya sendiri karena siswa

    belajar dengan mencari, menyilidiki, mengamati sehingga siswa dapat membangun

    konsepnya sendiri dan siswa juga terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran

    (learning by doing) sehingga siswa akan segera mendapat umpan balik tentang

    dampak dari kegiatan yang dilakukan. Pembelajaran di luar kelas kebenarannya dapat

    dipertanggungjawabkan secara ilmiah atau secara objektif dan jujur karena dipelajari

    dengan cara mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau

    mendemonstrasikan, menguji fakta dan tidak hanya sebatas pada tingkat verbal atau

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    10/21

    15

    penjelasan saja.Pembelajaran di luar kelasjuga dapat menumbuhkan rasa cinta akan

    lingkungan karena dengan mengamati sendiri siswa akan mengetahui keindahan alam

    dan cara untuk menjaga atau melestarikan lingkungan, siswa juga akan lebih

    termotivasi karena mereka sendirilah yang mencari atau menyelidiki untuk

    membangun pengalaman atau pengetahuannya sendiri, karena hal itulah pembelajaran

    di luar kelas lebih menarik.

    Dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran di luar kelas bahwa penyampaian

    suatu pesan pendidikan melalui sebuah pengalaman langsung cepat meresap ke daya

    tangkap pikiran manusia. Sehingga siswa di dalam belajar akan lebih memahami

    materi yang disampaikan oleh guru. Karena siswa belajar secara langsung

    berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan, dan siswa belajar tidak hanya

    dengan mendengar penjelasan guru, tetapi dengan cara mengamati, menyelidiki,

    mencari, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji

    fakta sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara jujur dan objektif

    atau secara ilmiah.

    Dari uraian di atas maka metode inquirydengan pembelajaran di luar kelas

    adalah suatu metode yang mengkolaborasikan antara inquiry dengan pembelajaran di

    luar kelas untuk melatih siswa berpikir kritis dan analitis dengan menggunakan

    lingkungan sekitar sebagai obyek dalam pembelajaran sehingga memupuk hati dan

    jiwa siswa untuk menghargai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

    2.1.3 Belajar

    2.1.3.1. Pengertian belajar

    Belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah

    belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan

    bahwa padanya telah berlangsung proses belajar. (Aqip, 2002:43).

    John Dewey (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:44) menyatakan bahwa

    belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri,

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    11/21

    16

    maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan

    pengarah.

    Dari berbagai pendapat tentang belajar, semua dapat digunakan dalam

    pembelajaran karena belajar harus diterapkan dalam siswa untuk memperoleh

    perubahan siswa dalam hal perilaku siswa.

    2.1.3.2. Hasil Belajar

    Menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah: Pola-pola perbuatan, nilai-

    nilai pengertian, sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hasil belajar merupakan tolok

    ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang

    hasil belajarnya tinggi dapat dikatakan, bahwa dia telah berhasil dalam belajar.

    Demikian pula sebaliknya. Sedangkan dalam usaha untuk mencapai suatu hasil

    belajar dari proses belajar mengajar, seorang siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor

    baik faktor internal maupun faktor eksternal.

    Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:17), hasil belajar merupakan hal yang

    dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil

    belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan

    pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada

    jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil

    belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

    Dimyati dan Mudjiono (2009:26) mengemukakan bahwa, ranah tujuan

    pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan

    menjadi 3, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

    2.1.3.2.1. Ranah Kognitif

    Bloom dalam Dimyati dan Mudjiyono (2009:26) mengemukakan adanya

    enam kelas/tingkatan yaitu:

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    12/21

    17

    1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dantersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,

    pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.

    2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yangdipelajari.

    3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untukmenghadapi masalah yang nyata dan baru.

    4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagiansehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

    5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

    berdasarkan kriteria tertentu.

    2.1.3.2.2.Ranah Afektif

    Kratwohl & Bloom dalam Dimyati dan Mudjiyono (2009:27) mengemukakan

    ranah afektif sebagai berikut:

    1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaanmemperhatikan hal tersebut.

    2) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, danberpartisipasi dalam suatu kegiatan.

    3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai,menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.

    4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagaipedoman dan pegangan hidup.

    5) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai danmembentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

    Penilaian afektif pada penelitian ini menggunakan motivasi belajar siswa.

    Dengan mengetahui tingkat motivasi belajar siswa akan lebih mudah menilai hasil

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    13/21

    18

    belajar siswa pada ranah afektif. Karena siswa yang motivasi belajarnya baik, maka

    hasil belajar pada ranah kognitif dan psikomotor juga akan lebih baik.

    2.1.3.2.2.1. Motivasi Belajar

    Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

    dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi memiliki

    komponen dalam dan komponen luar. Ada kaitan yang erat antara motivasi dan

    kebutuhan, serta drivedengan tujuan dan insentif. (Aqib, 2010:50).

    Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta

    didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar

    adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya,

    perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan

    lama. (Suprijono, 2009:163).

    Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

    adalah dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik internal maupun eksternal

    yang dapat merubah perilaku. Perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh

    energi, terarah, dan bertahan lama.Mc Clleland dalam Arfiandi (2011:13)

    mengemukakan 6 (enam) aspek motivasi belajar pada individu :

    a) Tanggung jawab pribadi terhadap tugas, yaitu individu yang mempunyaimotivasi belajar yang tinggi kan selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

    dan selalu menerima tugas dengan senang hati.

    b) Umpan balik atau perbuatan (tugas) yang dilakukannya, yaitu individu akanselalu mengharapkan hasil atau feedback dari setiap pekerjaan yang

    dilakukannya.

    c)

    Tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak terlalu sulit tetapijuga tidak terlalu mudah, yang penting adanya tantangan dalam tugas, serta

    dimungkinkan diraih dengan hasil yang memuaskan, yaitu individu akan tertarik

    dengan tugas yang menantang serta memberikan hasil yang maksimal.

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    14/21

    19

    d) Tekun dan ulet dalam bekerja, yaitu individu yang mempunyai motivasi belajartinggi akan selalu berusaha melakukan tugas pekerjaannya sebaik mungkin dan

    pantang menyerah.

    e) Dalam melakukan tugas penuh pertimbangan dan perhitungan (spekulasi danuntung-untungan), yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan

    menghindari pekerjaan yang asalasalan atau berspekulasi karena setiap tugas

    yang dikerjakan penuh dengan pertimbangan.

    f) Keberhasilan tugas merupakan faktor yang penting bagi dirinya yang akanmeningkatkan aspirasi dan tetap bersifat relisties, yaitu individu yang

    mempunyai motivasi belajar tinggi akan selalu bersikap realistis dan

    mengutamakan keberhasilan dalam tugas.

    2.1.3.2.3 Ranah psikomotor

    Ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku (Dimyati dan Mudjiyono

    (2009:29).

    1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendiskriminasikan)hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.

    2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam keadaan dimanaakan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

    3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh,atau gerakan peniruan.

    4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpacontoh.

    5) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atauketerampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancer, efisien, dan tepat.

    6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahandan penyesuaian pola gerak-gerik dengan pernyataan khusus yang berlaku.

    7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atasdasar prakarsa sendiri.

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    15/21

    20

    2.1.4 Pengertian Pembelajaran IPA

    Pembelajaran IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta.

    IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di sekolah

    diharapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka

    melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan (Agus. S, 2003 : 11)

    Menurut Suyoso (dalam Danang, 2011:13) IPA sendiri berasal dari kata sains

    yang berarti alam. Sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia melalui

    metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobyek, bermetode dan berlaku secara

    universal. Menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006tentang Standar Isi, Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

    sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

    berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

    suatu proses penemuan.

    Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

    mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut

    dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

    menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

    kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan

    IPA diarahkan untuk inquiry dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik

    untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran IPA merupakan

    suatu pembelajaran yang membahas tentang ilmu alam sehingga dapat

    mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa.

    2. 2 Kajian Hasil Penelitian yang RelevanSuatu penelitian yang akan dibuat, perlu memperhatikan penelitian lain yang

    digunakan sebagai bahan kajian yang relavan. Adapun penelitian-penelitian yang

    berkaitan dengan variabel penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    16/21

    21

    Wafi Rif`atul Himmah (2009) dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan

    Metode Inquiry Guna Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Pada

    Pembelajaran IPA Di SD Negeri Tutup 2 Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora

    Semester I Tahun Ajaran 2009/2010, menyimpulkan bahwa didalam penelitiannya

    ada peningkatan ketuntasan prestasi belajar siswa yang terjadi secara bertahap,

    dimana pada kondisi awal hanya terdapat 3 siswa (10.71 %) yang telah tuntas dalam

    belajarnya, pada Siklus I ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 20 siswa (78,57

    %) yang telah tuntas, dan pada Siklus 2 ketuntasan belajar siswa menjadi 100%.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inquirydapat meningkatkan

    prestasi belajar siswa kelas IV Pada Pembelajaran IPA Di SD Negeri Tutup 2

    Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester I Tahun Ajaran 2009/2010.

    Didalam penelitiannya jumlah siswa kelas IV ada 28 siswa, 13 siswa laki-laki dan 15

    siswa perempuan.

    Dwi Wahyuningsih (2009) dalam skripsinnya yang berjudul Efektivitas

    Penggunaan metode Pembelajaran Inquiry Dalam Meningkatkan Hasil belajar IPS

    Tentang Aktivitas Ekonomi Melalui Pengembangan Asesmen Pembelajaran Bagi

    Siswa Kelas IV SD Negeri Mudal Mojotengah Wonosobo Semester 2 tahun

    2009/2010,menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran inquiry dapat

    meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV, hal tersebut nampak pada: jumlah

    siswa yang tuntas dalam pembelajaran yang tidak menggunakan metode inquiry

    sebesar 50%, yang menggunakan metode inquirypada siklus I sebesar 86,36 % dan

    pada siklus 2 sebesar 100 %, yakni peningkatan ketuntasan terjadi sebesar 36,36 %

    dan 13,64 %. Didalam penelitian ini ada 22 siswa, 13 siswa laki-laki dan 9 siswa

    perempuan.

    Dari penelitian yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa setiap penelitian

    itu ada perbedaan. Misalnya pada penelitian Wafi (2009) mengkaji tentang

    penggunaan metode inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV

    padamata pelajaran IPA. Ini merupakan suatu kelebihan, karena semua siswa dapat

    tuntas walupun melalui dua tahap yaitu siklus I dan siklus 2. Kemudian Dwi

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    17/21

    22

    (2009),mengkaji tentang penggunaan metodel pembelajaran inquiry dapat

    meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV tentang aktivitas ekonomi melalui

    pengembangan asesmen pembelajaran. Dalam penelitian Dwi ini juga merupakan

    suatu kelebihan, karena semua siswa juga mengalami ketuntasan dalam belajar. Pada

    siklus I siswa yang tuntas dalam pembelajarn dengan menggunakan metode inquiry

    mencapai 83,36%, dan siklus 2 100% siswa tuntas. Walaupun kedua penelitian

    tersebut berbeda tetapi intinya sama yaitu penggunaan metode inquiry dapat

    meningkatkan prestasi belajar siswa. Jadi dapat diartikan bahwa penggunaan metode

    inquiryitu dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

    Kedua penelitian tersebut walaupun berbeda akan tetapi masih berhubungan

    dengan penelitian ini. Sehingga penelitian di atas mendukung penelitian ini. Pada

    penelitian ini menekankan penggunaan metode inquiry dapat mempengaruhi prestasi

    belajar siswa.

    2. 3 Kerangka BerpikirKeberhasilan proses pembelajaran tentunya tidak lepas dari guru sebagai salah

    satu sumber belajar. Peran guru sebagai sumber belajar sangatlah penting dimana

    guru harus lebih menguasai materi pelajaran/bahan ajar. Tidak hanya itu guru harus

    lebih banyak memiliki bahan referensi, hal ini untuk menjaga agar guru memilikipemahaman yang jauh lebih baik tentang materi yang akan diajarkan.

    Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar

    siswa pada mata pelajaran IPA adalah melalui metode inquirydengan pembelajaran

    di luar kelas, dimana metode ini didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    18/21

    23

    pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk

    mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan

    (Sanjaya, 2011). Diharapkan dengan memanfaatkan metode inquiry dengan kegiatan

    di luar kelas dalam pembelajaran dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

    Dengan metode ini siswa dilatih untuk selalu berpikir kritis karena

    membiasakan siswa memecahkan masalah sendiri sampai siswa dapat menemukan

    jawaban dari masalah itu. Melalui pemanfaatan metode inquirydengan pembelajaran

    di luar kelas ini siswa akan lebih mudah memahami dan menguasai materi pada

    mata pelajaran IPA, siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran,

    motivasi belajar siswa meningkat, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran

    sehingga suasana kelas menjadi lebih menarik dan tidak membosankan.Dengan

    diterapkanya pembelajaran yang menggunakan metode inquirydengan pembelajaran

    di luar kelas ini, suasana kelas yang tidak membosankan, siswa dapat aktif dalam

    mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.

    Dan sebagian besar siswa nilainya mencapai hasil yang baik.Berdasarkan uraian

    tersebut, maka penulis menggambarkan kerangka pikir dengan skema dibawah ini:

    Mengumpulkan

    data

    Menguji hipotesis

    Merumuskankesimpulan

    Kognitif

    Siswa membuat

    hipotesis,

    menemukan sendiri,

    dan membuat

    Metode

    Inquiry dengan

    pembelajarand

    i luar kelas

    Orientasi

    Merumuskan

    masalah

    Merumuskan

    hipotesisAfektif

    Siswa

    mengemukakan

    pendapat dan saling

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    19/21

    24

    Gambar. 2.1. Skema Kerangka Berpikir

    2. 4 Hipotesis PenelitianBerdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan suatu hipotesis.

    Menurut Sugiyono (2009:64) mengemukakan Hipotesis merupakan jawaban

    sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

    telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis dalam

    penelitian ini yaitu :

    1. Metode inquirydengan pembelajaran di luar kelas efektif terhadapa hasil belajarkognitif pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Gugus Bung Hatta

    Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan .

    Hal ini diukur dari:

    a. 1 > 2(rata-rata hasil belajar kognifif dengan metode inquiry dengan

    pembelajaran di luar kelas lebih besar dari pada hasil belajar kognitif dengan

    metode konvensional)

    b. Ho:1=

    2(tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar

    kognifif dengan metode inquirydengan pembelajaran di luar kelas lebih besar

    dari pada hasil belajar kognitif dengan metode konvensional )

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    20/21

    25

    Ha :1 2(ada perbedaan yang signifikan antararata-rata hasil belajar

    kognifif dengan metode inquirydengan pembelajaran di luar kelas lebih besar

    dari pada hasil belajar kognitif dengan metode konvensional )

    2. Metode inquirydengan pembelajaran di luar kelas efektif terhadapa hasil belajarafektif pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Gugus Bung Hatta

    Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

    Hal ini diukur dari:

    a. 3> 4(rata-rata hasil belajar afektif dengan metode inquiry dengan

    pembelajaran di luar kelas lebih besar dari pada hasil belajar afektif dengan

    metode konvensional)

    b. Ho:3= 4(tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar

    afektif dengan metode inquirydengan pembelajaran di luar kelas lebih besar

    dari pada hasil belajar afektif dengan metode konvensional )

    Ha :34(ada perbedaan yang signifikan antararata-rata hasil belajar afektif

    dengan metode inquiry dengan pembelajaran di luar kelas lebih besar dari

    pada hasil belajar afektif dengan metode konvensional )

    3. Metode inquirydengan pembelajaran di luar kelas efektif terhadap hasil belajar

    psikomotor siswa kelas IV SD dengan aspek mengidentifikasi sumber-sumber

    energi panas, mendemonstrasikan adanya perpindahan panas, membuat daftar

    sumber-sumber bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar,menyimpulkan bahwa

    bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, menunjukkan bukti perambatan

    bunyi pada benda padat, cair, dan gas, serta menunjukkan bahwa bunyi dapat

    dipantulkan atau diserap jika penilaian unjuk kerja lebih besar dari 34.

    .

    Keterangan

    1= Rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang belajar menggunakan metode inquiry

    dengan pembelajran di luar kelas

  • 8/12/2019 Efektifitas Penggunaan Metode Inquiry IPA

    21/21