efeektifitas layanan konseling individual dalam …

105
EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM MEMBANTU MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SISWA KELAS IX SMPN 22 KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu (Bimbingan Penyuluhan Islam) Fakultas Dakwah Oleh : SUCI GUSTI LOTA NIM:UB 160254 PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

i

EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL

DALAM MEMBANTU MENGATASI PERILAKU

MEMBOLOS SISWA KELAS IX

SMPN 22 KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Ilmu (Bimbingan Penyuluhan Islam)

Fakultas Dakwah

Oleh :

SUCI GUSTI LOTA

NIM:UB 160254

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

ii

Page 3: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

iii

Page 4: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

iv

Page 5: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

v

MOTTO

قل يعباد الذيه امىوا اتقوا

للذيه احسىوا في هذي الدويا ربكم

اوما يوفى وارض الله واسعة حسىة

﴾۰۱﴿الزمر : الصهبزون اجزهم بغيز حساب

Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman!

Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini

akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang

bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.1

1 Departeman Agama RI Al-‘Alliy, Al-Quran dan Terjemahannya, Diponegoro Bandung,

2006, hlm. 365

Page 6: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

vi

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena peserta didik di SMP Negeri

22 Kota Jambi membolos. Fenomena ini perlu penanganan tersendiri oleh pihak

sekolah. Selain membolos, banyak siswa yang tidak berkata jujur. Melalui

penggunaan konseling individual yang berpengaruh besar terhadap peningkatan

peserta didik penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanan layanan

konseling individal di SMPN 22 kota Jambi, bagaimana konseling individual yang

efektif dalam membantu mengatasi perilaku membolos dan apa saja faktor dari

efektifitas konseling individual dalam membantu mengatasi perilaku membolos di

SMPN 22 Kota jambi.

Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini

adalah siswa yang melakukan perilaku membolos dan telah mendapatkan layanan

konseling individual yang berjumlah 5 orang. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

Wawancara dilakukan dengan 12 informan, observasi pada bulan januari hingga

februari 2020 sedangkan dokumentasi dilakukan saat wawancara dan observasi

dilakukan.

Peneliti menemukan dalam penelitian ini bahwa pelaksanan konseling di

SMPN 22 Kota jambi dilaksanakan dengan baik. Ini disebabkan karena layanan

konseling dilakukan dengan prosedur dan tehnik yang benar oleh guru BK. Hasil

dari penelitian ini menemukan bahwa efektifitas layanan konseling individual

dalam membantu mengatasi perilaku membolos siswa efektif dilihat dari absen

semester ganjil dan genap siswa yang melakukan perilaku membolos. Efektifitas

ini di pengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu: faktor guru pembimbing, peserta didik,

sarana dan prasaran dan juga waktu.

Page 7: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

vii

PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT Shalawat dan

salam kucurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW Dengan segala

kerendahan hati dan rasa syukur dari lubuk hati yang paling dalam karya tulis ini

kupersembahkan kepada orang-orang yang mendukung terselesainya karya tulis

ini,diantaranya:

Kepada Ibu Rini, Ibuku tercinta yang selalu berusaha memberikan yang

terbaik untuk anak-anaknya. Terimakasih atas do‟a dan dukungan yang tiada henti

selama ini, kesabaran ibu yang selalu membimbing dan mengajarkanku dengan

penuh kasih sayang untuk menjadi seseorang yang baik di mata Allah dan

manusia.

Kepada Mamah Martini terimakasih telah melahirkanku kedunia ini,

perjuangan mu tidak akan pernah bisa kubalas.

Kepada Mimih Rosita, Apih Suhanda yang menyayangiku serta Abang

kebangaanku Ramdan Imel Nur Media, kakak iparku Meri Maryanti dan My baby

Hendro Sofyan. Terimakasih atas kesabaran dan ketulusan serta tak penuh henti

memberikan dukungan dan do‟a untukku.

Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan Norimirani, Ayu Silvia,

Riski Asmanovita, Puji Astuti.

Terimakasih kepada Ibu Dian Mursyidah dan Bapak Affriansyah yang

sudi merelakan waktunya untuk membimbing dengan baik serta memberikan

saran dan motivasi untukku.

Hidup terlalu berat jika mengandalkan diriku sendiri aku tak kuasa Tanpa

melibatkan Allah dan orang lain dihidup ini.

Page 8: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Assalamu‟alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillah, puji syukur tiada henti-hentinya atas kehadirat Allah SWT,

yang telah memberikan kesehatan dan anugrah, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat beserta salam serta salam kepada baginda Rasulullah SAW.

Yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju alam yang terang

benderang yaitu ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa upaya dalam menyelesaikan karya ilmiah ini

banyak hambatan dan rintangan yang penulis temui, baik disebabkan kekurangan

penulis dan keterbatasan waktu. Namun penulis dapat menyelesaikan skipsi yang

berjudul” Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Membentuk Akhlak Anak Di

Kelurahan Jambi Kecil Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi”. Guna

melengkapi salah satu syarat memperoleh Strata (S1) dalam ilmu Bimbingan

Penyuluhan Islam (BPI) pada Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin

Jambi.

Tak lupa pula rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph.D selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.,M. EI selaku Wakil Rektor I Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd selaku Wakil Rektor II Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., MA selaku Wakil Rektor III Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. Zulqarnin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Dr. D.I. Ansusa Putra, Lc.,M.A.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas

Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Bapak Arfan.S.Th.I.M.Sos,Sc, Ph.D selaku Wakil Dekan II Fakultas Dakwah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Bapak Dr. Samin, M. HI selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Bapak Abdullah Yunus, M.Pd.I selaku Ketua Prodi Bimbingan Penyuluhan

Islam (BPI).

10. Ibu Dr. Dian Mursyidah, M,Ag selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membantu dalam menyusun Skipsi ini.

11. Bapak Afriansyah, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu

dalam penyusunan Skipsi ini.

12. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmunya Kepada Fakultas

Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 9: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

ix

Page 10: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN ..................................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ORIENTASI SKRIPSI ....................................... iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

MOTO ............................................................................................................. v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8

C. Batasan Masalah................................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

E. Kerangka Teori

1. Efektifitas ...................................................................................... 9

a. Pengertian Efektifitas ............................................................... 9

b. Faktor-faktor Efektivitas Layanan Konseling Individual ........ 11

2. Layanan Konseling Individual .................................................... 14

a. Pengertian Layanan Konseling Individual ............................... 14

b. Tujuan Layanan Konseling Individual ..................................... 15

c. Teknik Layanan Konseling individual ..................................... 17

d. Proses Layanan Konseling Individual ...................................... 19

3. Perilaku Membolos ...................................................................... 24

a. Pengertian Perilaku Membolos ................................................ 24

b. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Membolos ........................... 25

F. Metode Penelitian................................................................................. 28

G. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 31

H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 32

I. Pemeriksa Keabsahan Data .................................................................. 32

J. Studi Relevan ....................................................................................... 33

BAB II: PROFILE SEKOLAH

A. Sejarah Sekolah .................................................................................... 35

B. Identitas Sekolah .................................................................................. 36

C. Visi dan Misi Sekolah .......................................................................... 37

D. Kurikulum ............................................................................................ 37

E. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan...................................... 38

F. Struktur Organisasi............................................................................... 44

G. Sarana dan Prasarana............................................................................ 47

Page 11: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

xi

BAB III: PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DI

SMPN 22 KOTA JAMBI

A. Layanan Bimbingan dan Konseling ..................................................... 51

B. Prosedur Layanan Konseling Individual .............................................. 54

C. Fungsi Layanan Konseling Individual ................................................. 58

BAB IV: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DI

SMPN 22 KOTA JAMBI

A. Pelaksanaan Layanan Konseling Individual ........................................ 60

B. Efektivitas Layanan Konseling Individual ........................................... 61

C. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Layanan Konseling Individual

.............................................................................................................. 69

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 76

B. Saran ..................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Page 12: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Data Peserta Didik SMPN 22 Kota Jambi ........................................ 7

Tabel 2 : Identitas SMPN 22 Kota Jambi......................................................... 36

Tabel 3 : Struktur Organisasi SMPN 22 Kota Jambi ....................................... 46

Tabel 4 : Sarana dan Prasarana SMPN 22 Kota Jambi .................................... 47

Tabel 5 : Ruang BK SMPN 22 Kota Jambi ..................................................... 48

Page 13: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 : Tehnik-tehnik Layanan Konseling Individual .............................. 18

Bagan 2.2 : Proses Layanan Konseling Individual .......................................... 20

Page 14: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam memperoleh pendidikan sekolah merupakan salah satu

lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal yang mempunyai

peranan sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Pendidikan

merupakan alat terpenting bagi masyarakat untuk menghantarkan setiap

individu pada target tertentu sekaligus menyempurnakan perannya sebagai

makluk yang peling mulia. Pendidikan sangat mempengaruhi sendi-sendi

kehidupan manusia.2

Para ahli pendidikan sepakat bahwa tujuan pendidikan dan

pengajaran bukanlah memahami otak peserta didik semata, tetapi juga lebih

jauh dari itu yakni mendidik jiwaan akhlak mereka, menanamkan rasa

keutamaan dan membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi agar

peserta menjadi insan kamil yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga

orang lain.3 Jadi pokok isi dari pendidikan adalah bimbingan. Sebab

pendidikan bertujuan agar peserta didik menjadi kreatif, produktif dan

mandiri. Apabila misi sekolah adalah menyediakan pelayanan yang luas

secara efektif membantu peserta didik mengatasi permasalahnnya maka

sebab itu kegiatan dan kemudahan yang diselenggarakan sekolah perlu

diarahkan ke sana. Disinilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan

konseling disamping kegiatan pengajaran.

Layanan bimbingan dan konseling digunakan sebagai terjemahan

dari bahasa inggris guidance dan counseling. Bimbingan (guidance)

mempunyai pengertian yaitu memberikan petunjuk, pemberian bantuan atau

pemberian bimbingan pada orang lain yang membutuhkan. Menurut winkel

2 Abu Ahmad dan Nur Uhbaiti. Ilmu pendidikan, PT.Roenka Cipta, Jakarta, 2001. Hal 98 3 Abu Ahmad dan Nur Uhbaiti, Op. Cit. Hal 99

1

Page 15: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

2

kata guidance berkaitan dengan kata guiding, menunjukan jalan (Showing

the way), memimpin (Leading), memberikan petunjuk (giving intruction),

mengatur (regulating), mengarahkan (governing), memberikan nasehat

(giving advice).4

Menurut Frank W. Miller dalam bukunya Guindance, principle and

Services, mengemukakan definisi “bimbingan adalah proses bantuan

terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri

yang dibutuhkan bagi penyesuain diri secara baik dan maksimum disekolah,

keluarga, dan masyarakat‟Sedangkan istilah konseling berasal dari bahasa

inggris “Counseling” yang mempunyai beberapa arti yaitu nasehat (to

obtain consel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel).

Berdasarkan arti diatas, konseling secara etimologis berarti pemberian

nasehat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran lebih lanjut

Prayitno, mengemukakan bahwa : “Konseling adalah pertemuan empat mata

antara konseli dan konselor yang berisi usaha yang selaras, unik, human

(manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas

norma – norma yang berlaku.5

Dalam era global dan pembangunan, konseling lebih menekan kan

pada potensi pengembangan individu yang terkandung didalam dirinya,

termasuk dalam potensi itu adalah aspek intelektual, afektif, sosial,

emosional, dan relegius. Sehingga individu akan berkembang dengan

nuansa yang lebih bermakna, harmonis, sosial, dan bermanfaat. Maka

definisi konseling adalah upaya bantuan yang diberikan seorang

pembimbing yang terlatih dan berpengalaman terhadap individu-individu

yang membutuhkannya, agar individu tersebut berkembang potensinya

4 Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Edisi

Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, Hal 16 5 Sofyan S.Wilis. Konseling individual Teori dan Praktek, Alfabeta, Bandung, 2013. Hal

13

Page 16: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

3

secara optimal mampu mengatasi masalahnya dan mampu menyesuaikan

diri terhadap lingkungan selalu berubah.6

Berdasarkan layanan konseling tersebut diatas maka jelaslah bahwa

konseling adalah proses pemberian bantuan atau pertolongan yang

sistematis dari pembimbing kepada konseli, melalui pertemuan tatap muka

atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap masalah

konseli, sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri, sesuai dengan

potensinya serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.

Jika mengacu kepada tugas dan fungsi guru bimbingan dan

konseling disekolah hendaknya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik

sehingga dapat mencapai pada fungsi BK agar permasalahan yang dihadapi

oleh konseli dapat dicegah dan teratasi dengan baik. Konselor dalam tugas

bimbingannya haruslah merupakan teladan yang baik bagi peserta didik

(konseli), meskipun tidak berarti berbagai kelemahan serta keterbatasan

perilaku yang dapat atau dijadikan ukuran kualitas konseling. Berikut

pedoman bagi seorang konselor ataupun guru bimbingan dan konseling

dalam melaksanakan tugas dan harus menjadi cermin bagi seorang konseli.

Seperti diterangkan dalam firman Allah SWT, yaitu:

ر كخر وذ

يوم ال

وال

ه يرجو الل

ان

لمن ك

ة حسن

سوة

أ

هي رسول الل

م ف ك لان

كدقل

ا ثير ك

ه الل

Arinya : ”Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan banyak mengingat Allah (QS. Al-Ahzab:21)7

Konselor dalam bimbingannya haruslah merupakan teladan yang

baik bagi peserta didiknya (konseli). Telah disebutkan dalam Firman Allah

SWT QS. Al-Ahzab: 21 bahwa Rasulullah tidak hanya dikenal sebagai orang

yng baik dalam mengji beribadah, kepribadian Rasullulah bukanlah setting

6 Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah, PT.Rienka Cipta, Jakarta, 2000. Hal 21 7 Departeman Agama RI Al-‘Alliy, Al-Quran dan Terjemahannya, Diponegoro Bandung,

2006, hlm. 336.

Page 17: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

4

tertentu tetapi kepribadian beliau relatif tetap dan permanen. Rasulullah

adalah contoh perilaku yang patut dicontoh dalam setiap hal dan

kepribadian itu harus diterapkan oleh seorang konselong, meskipun tidak

berarti konselor atau guru bimbingan dan konseling tanpa kesalahan.

Sebagai manusia memiliki berbagai kelemahan serta keterbatasan perilaku

yang dapat atau dijadikan ukuran kualitas oleh konseli.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang konselor atau

guru bimbingan konseling harus memiliki karakter kepribadian agar dapat

menjadi konselor yang baik. Karakter atau sifat yang harus dimiliki oleh

seorang konselor antara lain sederhana, jujur, simpatik, harmonis, ramah,

sabar, bijaksana, tulus, bersikap tenang, siap menerima tugas, memahami

perbedaan individu peserta didik, berpengetahuan luas, bersikap profesional,

mengenal situasi dan kondisi kerja serta yang diutamakan membimbing

seluruh peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

Salah satu layanan konseling yang dapat dilakukan oleh guru BK

adalah layanan konseling individual. Konseling individual mempunyai

makna spesifik dalam arti pertemuan konselor dengan konseli secara

individual, dimana terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan

konselor berupaya memberikan bantuan pengembangan pribadi konseli serta

konseli dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.8

Dalam bimbingan konseling terdapat berbagai macam yang dapat

digunakan untuk membantu mengatasi masalah yang dialami peserta didik.

Salah satu layanan konseling individual atau yang sering juga dikenal

dengan non-direktif. Cart R.Rogers dipandang sebagai pelopor dan tokoh

konseling tersebut. Menurut Rogers konseling dan psikoterapi tidak

mempunyai perbedaan. Konseling yang berkembang pesat di Amerika

Serikat dan diterima ebagai konsep, dan alat baru dalam terapi yang

8 Sofyan S.Wilis. Konseling individual Teori dan Praktek, Alfabeta, Bandung, 2013. Hal

159

Page 18: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

5

diterapkan tidak hanya bagi orang dewasa akan tetapi bagi remaja dan anak-

anak.9

Menurut Dewa Ketut Sukardi konseling individual atau yang disebut

konseling non-directive, yaitu yang memberikan suatu gambaran bahwa

proses konseling yang menjadi pusatnya adalah konseli, dan bukan

konselor. Karena itu dalam proses konseling ini kegiatan sebagaian besar

diletakkan dipundak konseli itu sendiri. Dalam pemecahan masalah, maka

konseli itu sendiri didorong oleh konselor untuk mencari serta menemukan

cara yang baik dalampemecahan masalahnya.10

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa konseling individual adalah suatu metode perawatan psikis yang

dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan konseling, untuk

menetukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah bagi

dirinya, maka konseli itu sendiri didorong oleh konselor untuk mencari serta

menemukan cara yang baik dalam pemecahan masalahnya.

Konsep konseling individual ditunjukan untuk membantu peserta

didik memperbaiki kebiasan yang kurang memadai (perilaku menyimpang)

agar menjadi perilaku yang lebih baik terutama dalam lingkungan sekolah.

Cara yang dilakukan yaitu dengan menyadarkan peserta didik atas sikap dan

perilaku yang kurang tepat agar dapat diubah dan diperbaiki. Diharapkan

peserta didik dapat memahami dan menyadari bahwa sikap dan perilaku

lamanya itu tidak layak dilakukan dan mesti diubah menuju kondisi yang

lebih baik.

Perilaku peserta didik dalam kenyataan dilingkungan sekolah dapat

dilihat dari tata tertib yang dibuat dilembaga pendidikan, pada prinsipnya

merupakan peraturan yang harus dipatuhi oleh peserta didik. Jika peserta

didik mematuhi peraturan disekolah makan peserta didik tersebut

9Nelson Richard-Jones. Theory and Practice Of Counseling an Terapy, Terjemahan Helly

Prajitno Seotjipto, Teori dan Praktek Konseling dan Terapi, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2011. Hal 129

10 Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, PT.Rienka Cipta, Jakarta, 2000. Hal 70

Page 19: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

6

melakukan perilaku yang baik, jika peserta didik melanggar peraturan

tersebut berarti peserta didik menunjukan perilaku yang kurang baik

(perilaku menyimpang). Masalah sosial dewasa ini yang terjadi di

masyarakat cukup menjadi perhatian semua pihak, diataranya adalah

masalah kenakalan peserta didik. Adapun kenakalan peserta didik yang

merupakan salah satu perilaku yang menyimpang. Sarlito Wirawan Sarwono

mengatakan “kenakalan anak adalah tindakan seorang yang belum dewasa

yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak-anak itu

sendiri bahwa jika perbuatan itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia

bisa dikenai hukuman”.11

Berkenan dengan kenakalan remaja, adapun beberapa jenis atau

bentuk kenakalan remaja yang ada disekolah misalnya peserta didik yang

tidak mengikuti pelajaran, membolos, merokok dilingkungan sekolah,

datang terlambat, membuka situs porno, pakaian tidak sesuai aturan sekolah

dan lain sebagainya. Kenakalan remaja yang sangat marak diperbincangkan

adalah masalah membolos. Perilaku membolos bukanlah hal yang baru lagi

bagi kalangan pelajar.

Menurut Kun Maryati dan Juju Suryawati menjelaskan bahwa

perilaku membolos merupakan salah satu bentuk penyimpangan perilaku,

penyimpangan itu terjadi karena adanya proses labeling (pemberian julukan,

cap atau merk yang dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial)

yang diterima seseorang yang membuatnya melakukan penyimpangan.12

Membolos adalah pergi dari sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

Untuk menangani dan mencegah terjadinya perilaku membolos

peserta didik, maka diperlukan sebuah terobosan baru yakni dengan

memberikan layanan konseling. Itulah sebabnya layanan bimbingan dan

konseling sangat diperlukan dalam suatu lembaga pendidikan. Di sekolah

guru bimbingan dan konseling (BK) bertugas membantu memecahkan

11 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2010. Hal

215-252 12 Kun Maryati dan Juju Suryawanti, Sosiologi 1 B For Senior High Scool Grade X

Semester 2, Gelora Aksara Pratama, jakarta, 2010. Hal-23

Page 20: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

7

masalah yang dihadapi oleh peserta didik termasuk didalamnya perilaku

membolos.

Hasil wawancara dan observasi awal dengan guru bimbingan dan

konseling, diperkuat dengan data perilaku membolos peserta didik. Data

tersebut merupakan data pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik

kelas IX tahun ajaran 2019/2020. Data tersebut dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 1

Data Peserta Didik di SMPN 22 Kota Jambi

NO Nama

Kelas Mendapatkan

Konseling

Layanan

Individual

Sudah Belum

1. SY IX

2. HL IX

3. MD IX

4. AD IX

5. RM IX

6. MR IX

7. YS IX

8. AL IX

9. JU IX

10. RD IX

11. FH IX

12. BT IX

13. ARD IX

14. MS IX

Perilaku membolos peserta didik yang terjadi di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri 22 Kota Jambi merupakan fenomena yang perlu

penanganan tersendiri oleh pihak sekolah. Menurut hasil dari wawancara

dengan guru bimbingan dan konseling pada observasi dan wawancara awal,

guru bimbingan konseling mengatakan “Disekolah ini banyak layanan

konseling yang dilakukan tetapi yang sering digunakan adalah layanan

konseling individual dan klasikal”. Guru BK juga mengatakan bahwa “ada

berbagai macam kenakalan peserta didik disekolah ini, namun pada

umumnya kenakalan yang sering terjadi yaitu kurangnya disiplin atau

melanggar tata tertib sekolah seperti: Perilaku membolos, tidak berkata jujur

Page 21: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

8

dan kurang menghargai guru saat menerangkan dan layanan konseling

individu sudah dilaksanakan tetapi perilaku membolos tetap saja terjadi

namun ada juga yang berubah”.

Permasalahan di atas seharusnya tidak terjadi karena salah satu tugas

perkembangan peserta didik adalah belajar dan mampu mengaktualisasikan

diri seoptimal mungkin. Jika dalam melaksanakan tugas perkembangan

selanjutnya. Oleh karena itu permasalahan tersebut harus kita tangani,

pecahkan dan selesaikan.

Melalui penggunaan konseling individual yang berpengaruh besar

terhadap peningkatan peserta didik karena pada konseling individual

konselor berusaha meningkatkan sikap peserta didik dengan berinteraksi

selama jangka waktu tertentu dengan cara bertatapan secara langsung untuk

menghasilkan peningkatan-peningkatan pada diri peserta didik baik secara

berpikir, berperasaan, sikap dan perilaku.13

Berdasarkan uraian diatas

penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam dengan

mengangkat judul penelitian: “Efektivitas Konseling Individual dalam

Membantu Mngatasi Perilaku Membolos Siswa Peserta Didik Kelas IX

SMPN 22 Kota Jambi”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan konseling individual dalam membantu

mengatasi perilaku membolos peserta didik kelas XI SMPN 22 Kota

jambi?

2. Bagaimana efektifitas layanan konseling individual dalam membantu

mengatasi perilaku membolos peserta didik kelas IX SMPN 22 Kota

jambi?

13Holipah, “Penggunaan Layanan Konseling Individu Untuk Meningkatkan Sikap Moral

Siswa Kelas VIII SMP PGRI 6 Bandar Lampung”,Jurnal Bimbingan Konseling FKIP Universitas Lampung, Vol.4:1

Page 22: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

9

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas konseling individual

dalam membantu mengatasi perilaku membolos peserta didik kelas

IX SMPN 22 Kota Jambi?

B. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan kajian skripsi

ini dibuat batasan untuk menghindari kesalahpahaman sehingga tidak timbul

penafsiran yang berbeda-beda yang akan mengakibatkan kekacauan dalam

penulisan skripsi ini, maka dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup

dan fokus masalah yang diteliti sebagai berikut:

1. Penggunaan konseling individual yang dimaksud adalah dengan cara

guru bimbingan konseling memberikan layanan konseling individual

untuk membantu peserta didik memperbaiki perilaku yang

melanggar aturan.

2. Peserta didik yang melakukan perilaku membolos dan mendapatkan

layanan konseling individual.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan dalam rangka penulisan

skripsi adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksaan konseling individual dalam

membantu mengatasi perilaku membolos.

2. Untuk mengetahui efektifitas konseling individual dalam membantu

mengatasi perilaku membolos siswa.

3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi

efektifitas konseling individual dalam membantu perilaku membolos

siswa.

D. Kerangka Teori

Kerangka teori sebagai pedoman bagi penulis dalam melakukan

penelitian guna untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam judul

skripsi dan menghindari penafsiran yang berbeda sehingga penulisan ini

terarah dan lebih baik maka skripsi ini sangat perlu untuk diperhatikan

kerangka teori dibawah ini.

Page 23: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

10

1. Efektifitas

a. Pengertian Efektifitas

Didalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan bahwa efektifitas merupakan

“hal yang menunjukkan taraf tercapainya tujuan dan suatu usaha yang

dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuan. Seiring dengan

itu,pendapat lain juga mengatakan bahwa efektifitas adalah “pengukuran

dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya”.14

Menurut Ravianto pengertian efektifitas adalah seberapa baik pekerjaan

yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan

yang diharapkan. Artinya apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan sesuai

dengan perencanaan baik dalam waktu, biaya maupun mutunya maka

dikatakan efektif.15

Menurut Gibson pengertian efektifitas adalah penilaian yang dibuat

sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan organisasi. Semakin

dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan (standar), maka

mereka dinilai efektif.16

Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas

adalah suatu tingkat keberhasilan yang dihasilkan seseorang dengan cara

tertentu sesuai dengan tujuan yag hendak dicapai. Sedangkan yang dimaksud

dengan layanan yang efektif adalah terlaksananya layanan dalam

menyelesaikan masalah peserta didik sehingga tercapai tujuan layanan

tersebut. Sehingga yang menjadi tolak ukur efektifitas layanan yaitu

tercapainya tujuan dan hasil yang tinggi. Dan dalam konteks layanan

konseling individual, suatu bantuan yang dikatakan efektif apabila mencapai

tujuan seperti pengembangan diri yang optimal dan mengambil keputusan

untuk dirinya sendiri.

14 DEBDIKBUD RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 1995. Hal 338 15 Ravianto J, Produktivitas dan Pengukuran, Binaman Aksara, Jakarta, 2014. Hal 11 16 Heri Risal Bungkaes, J H Posumah & Kiyai B, Hubungan Efektifitas Pengelolaan

Program Raskin dengan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepulauan Taland, Jurnal, 2013. Vol 2 No 2

Page 24: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

11

Dari penjelasan diatas, bahwa pengertian efektifitas dalam konteks

pencapaian tujuan layanan konseling individual adalah tercapainya tujuan

layanan konseling individual yaitu mengentaskan masalah yang dialami

peserta didik dan dapat mengembangkan dirinya secara optimal.

b. Faktor-Faktor Efektifitas Layanan Konseling Individual

Dalam pelaksanaan layanan konseling individual terdapat beberapa

faktor agar konseling individual tersebut berjalan dengan efektif, berikut

faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas layanan konseling individual:17

1. Faktor dari Siswa

Dalam proses konseling individu ada beberapa kondisi yang harus

dilakukan oleh siswa untuk mendukung keberhasilan konseling yaitu

keadaan awal, maksudnya keadaan sebelum proses konseling dan keadaan

yang menyangkut proses konseling secara langsung, yaitu:

a) Siswa harus termotivasi untuk mencari penyelesaian terhadap

masalah yang sedang dihadapi.

b) Siswa harus mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan apa

yang diputuskan dalam proses konseling.

c) Siswa harus mempunyai keberanian dan kemampuan untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaannya serta masalah yang sedang

dihadapi.

2. Faktor dari Guru BK

Menurut Belkin, dalam buku yang ditulis Fenti Hikmawati yang berjudul

bimbingan konseling edisi revisi menyatakan bahwa seorang guru BK harus

itu harus mempunyai tiga kemampuan yaitu kemampuan mengenal diri

sendiri, kemampuan memahami orang lain dan kemampuan berkomunikasi

dengan orang lain. Sedangkan guru BK yang efektif dan tidak efektif dapat

17 Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2011. Hal 26.

Page 25: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

12

dibedakan atas tiga dimensi yaitu pengalaman, corak hubungan antar pribadi

dan faktor-faktor non kognitif.

Dalam proses konseling individu, ada beberapa kondisi yang harus

dilakukan guru BK, yaitu:

a) Guru BK dituntut untuk mampu bersikap simpatik dan empati.

Keberhasilan pembimbing bersimpati dan berempati akan

memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada konselor.

b) Guru BK berpakaian rapi. Kerapian dalam berpakaian sudah

menimbulkan kesan pada siswa bahwa siswa dihormati dan

sekaligus menciptakan suasana agak formal.

c) Guru BK tidak memasang rekaman atas pembicaraannya dengan

siswa, baik berupa rekaman radio ataupun video.

d) Penggunaan sistem janji. Guru BK membuat janji dengan siswa

kapan konseling dapat dilakukan, sehingga siswa tidak perlu

menunggu lama dan tidak kecewa karena konseling tidak dapat

dilakukan.

3. Faktor dari Kepala Sekolah

a) Menyediakan prasarana dan sarana yang dibutuhkan dalam layanan

konseling individu yang efektif.

b) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan layanan konseling individu.

4. Faktor dari Guru Mata Pelajaran

a) Membangun kerjasama dengan guru BK dalam mengidentifikasi

siswa yang memerlukan konseling kepada guru BK.

b) Mengalih tangankan kasus siswa yang perlu konseling dengan guru

BK. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

layanan konseling individu dari guru BK.

5. Faktor dari Wali Kelas

a) Memberikan informasi kepada guru BK tentang siswa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus.

Page 26: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

13

b) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa

khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk

mengikuti layanan konseling individu.

c) Memantau siswa dalam perkembangannya, sehingga bisa

mengetahui siswa yang memerlukan bantuan dari guru BK.

6. Faktor Setting atau Tempat

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan layanan

konseling individu dalam hal setting (tempat) atau ruangan konseling

yaitu sebagai berikut:

a) Lingkungan fisik dan tempat wawancara berlangsung. Warna cat

tembok yang terang, beberapa hiasan dinding, satu atau dua pot

tumbuhan dan sinar cahaya yang tidak menyilaukan membantu

suasana yang tenang sehingga siswa merasa nyaman di ruang

konseling.

b) Penataan ruangan, misalnya tempat duduk yang memungkinkan

duduk dengan enak sampai agak lama.

c) Susunan tempat duduk guru BK dan siswa sebaiknya diatur dengan

posisi siswa duduk agak ke samping di sisi kiri atau kanan meja dan

tidak duduk berhadapan langsung dengan pembimbing. jarak antara

guru BK dan siswa adalah antara 1,5 meter, namun tidak

ditumbuhkan kesan bahwa pembimbing dan siswa sedang berkencan.

Serta barang atau perabot yang terdapat di ruang dan di atas meja

guru BK diatur dengan rapi, berkas-berkas yang berserakan di mana-

mana dan ruangan yang tidak bersih, mudah menimbulkan kesan

bahwa siswa adalah orang yang tidak tahu disiplin diri dan sopan

santun terhadap tamu.

d) Bentuk bangunan ruangan, yang memungkinkan pembicaraan secara

pribadi (private). Pembicaraan di dalam ruang tidak boleh

didengarkan orang lain di luar ruang, dan orang lain tidak boleh

melihat ke dalam, paling sedikit tidak dapat melihat siswa dari depan.

Hal ini berkaitan erat dengan etika jabatan pembimbing, yang

Page 27: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

14

mengharuskan guru BK untuk menjamin kerahasiaan pembicaraan

dan karena itu merupakan prasyarat. Namun perlu diingat pertemuan

dua orang yang berlainan jenis di ruang tertutup, harus dijaga jangan

sampai timbul kesan-kesan yang dapat mencemarkan nama baik guru

BK dan siswa.

Berdasarkan pemaparan faktor-faktor yang mempengaruhi proses

konseling individu di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi proses konseling terdiri dari faktor eksternal dan faktor

internal. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan fisik dan tempat wawancara

berlangsung, penataan ruangan, dan bentuk bangunan ruangan. Sedangkan

faktor internal terdiri dari pihak siswa yang harus termotivasi untuk mencari

penyelesaian terhadap masalah yang sedang dihadapi, harus mempunyai

tanggung jawab untuk melaksanakan apa yang diputuskan dalam proses

konseling, harus mempunyai rasa simpati dan empati, kemampuan

memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, guru BK , menyisihkan

berbagai barang yang ada di atas meja saat berwawancara dengan siswa,

tidak memasang rekaman atau pembicaraannya dengan siswa, penggunaan

sistem janji, serta guru BK berpakaian rapi.

2. Layanan Konseling Individu

a. Pengertian Layanan Konseling Individu

Konseling individual mempunyai makna spesifik dalam arti pertemuan

konselor dengan konseli secara individual, dimana terjadi hubungan

konseling bernuansa rapport (Kondisi saling memahami), dan konselor

berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi konseli serta

konseli dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinya.18

Jadi

konseling individual adalah pertemuan antara konselor dan konseli untuk

memberi bantuan pengembangan potensi konseli guna mencapai suatu

tujuan yaitu penyelesaian sebuah masalah. Dalam Islam telah diterangkan

dalam Al-Qur‟an tentang konseling individual ialah sebagai berikut:

18 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Edisi

Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2013. Hal 21

Page 28: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

15

إن

ه ٱلل

واقن وٱت و

عد

م وٱل

ث ٱل

ل

ع

واعاون

ت

وى ول

ق وٱلت ي

ٱل

ل

ع

واعاون

وت

ديد

ش

هٱلل

اب عق

ٱل

Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajukan dan takwa. Dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa

dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah amat berat siksa-

Nya (QS. Al-Maidah: 2)19

Dari Qs. Al-maidah ayat 2 sebagai makluk Allah SWT, hendaknya kita

saling tolong menolong antar sesama, didalam konseling yaitu antara

konselor dan konseli dalam hal kebaikan agar mendapat pahala dan berkah

dari Allah SWT, baik didunia maupun di akhirat.

Menurut kamus konseling dan terapi, istilah layanan konseling

diartikan sebagai suatu hubungan profesional yang dilakukan oleh konselor

untuk membantu konseli mendapatkan pengertian dan menjernihkan atau

memperjelas pandangannya untuk dipakai sepanjang hidup sehingga

konseli pada tiap kesempatan dapat menentukan pilihan yang berguna

sesuai dengan sifat esensial khusus disekitarnya; konseling merupakan

suatu proses belajar-membelajarkan pada kedua pihak konseli dan

konselor.20

Istilah konseling berasal dari bahasa inggris “Counseling”

yang mempunyai beberapa arti yaitu nasehat (to obtain counsel), anjuran

(to be give counsel), dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti

diatas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran, dan

pembicaraan dengan bertukar pikiranLayanan konseling dapat dipahami

sebagai bagian dari bimbingan baik sehingga pelayanan maupun sebagai

teknik. Layanan konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik

antara dua orang individu, dimana konselor berusaha membantu konseli

untuk mencaoai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan

19 Departeman Agama RI Al-‘Alliy, Al-Quran dan Terjemahannya, Diponegoro Bandung,

2006. Hal 85 20 Andi Mappier, Kamus Istilah Konseling dan Terapi, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2006, Hal 69

Page 29: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

16

masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.21

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pendekatan konseling individual adalah suatu metode perawatan psikis

yang dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan konseli,

untuk menentukan isi yang penting dalam bagi dirinya dan pada pemecahan

masalah bagi dirinya, maka konseli itu sendiri didorong oleh konselo untuk

mencari serta menemukan cara yang baik dalam pemecahan masalahnya.

b. Tujuan Layanan Konseling

Konseling individual memiliki tujuan seperti yang dijelaskan oleh

beberapa para ahli. Menurut Tohirin, tujuan layanan konseling individual

adalah agar peserta didik memahami kondisi dirinya, sehingga peserta didik

mempu mengatasinya. Dengan kata lain, konseling individual bertujuan

untuk mengetaskan masalah yang dialamai konseli(peserta didik).22

Secara lebih khusus, tujuan konseling individual adalah merujuk pada

fungsi-fungsi bimbingan dan konseling sebagaimana telah dikemukakan:

1. Pertama, merujuk kepada fungsi pemahaman, maka tujuan layanan

konseling adalah agar peserta didik memahami seluk-beluk yang

dialami secra mendalam dan komprehensif, positif dan dinamis.

2. Kedua, merujuk kepda fungsi pengetasan, maka layanan konseling

perorang bertujuan untuk mengetaskan peserta didik dari masalah

yang dihadapinya.

3. Ketiga, dilihat dari fungsi pengembangan dan pemeliharaan, tujuan

layanan konseling individual adalah untuk mengembangkan potensi-

potensi individu dan memelihara unsur-unsur positif yang ada pada

diri peserta didik.23

Adapun tujuan dari konseling individual menurut Dewa Ketut tujuan

dari pendekatan konseling non-direktif ialah sebagai berikut:

21 Dewa Ketut Sukardi dan Desak Nila K, Proses bimbingan dan Konseling di Sekolah,

Rineka Cipta, Jakarta, 2008, Hal 5 22 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Edisi

Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2013. Hal 158 23 Tohirin ,Op. Cit. Hal 158-159

Page 30: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

17

a) Membebaskan konseli dari berbagai konflik psikologis yag

dihadapinya.

b) Menumbuhkan kepercayaan pada diri konseli, bahwa ia memiliki

kemampuan sendiri tanpa merugikan orang lain.

c) Memberikan kesempatan seluas-luasnya, kepada konseli untuk

mempercayai orang lain, dan memiliki kesiapan secara terbuka untuk

menerima berbagai pengalaman orang lain yang bermanfaat bagi

dirinya.

d) Memberikan kesadaran kepada konseli bahwa dirinya adalah

merupakan bagian dari suatu lingkup sosial budaya yang luas,

walaupun demikian ia masih memiliki kekhasan atau keunikan

tersendiri.

e) Menumbuhkan suatu keyakinan pada konseli bahwa dirinya terus

bertumbuh dan berkembang (proces of becoming).24

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulakn bahwa

konseling individu bertujuan agar konseli dapat mengenal diri sendiri,

menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian dengan

lingkungannya. Suatu hubungan pribadi yang unik dalam konseling dapat

membantu individu membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang

bijaksana, serta dapat berkembang dan berperan lebih baik

dilingkungannya. Layanan konseling membantu konseli untuk mengerti diri

sendiri mengeksplorasi diri sendiri dan dapat memimpin diri sendiri dalam

suatu masyarakat.

c. Teknik konseling individu

Penekanan masalah ini adalah dalam hal filsofis dan sikap konselor

ketimbang teknik. Dan mengutamakan hubungan layanan konseling

ketimbang perkataan dan perbuatan konselor, implementasi teknik layanan

konseling didasari atas paham filsafat serta sikap konselor, karena itu

penggunaan teknik seperti pertanyaan, dorongan, interpretasi dan sugesti

24 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksana Program dan Konseling di Sekolah, Rienka

Cipta, Jakarta, 2002, Hal 90-91

Page 31: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

18

yang dipakai data frekuensi yang rendah. Karena itu teknik layanan

konseling Rogers berkisar antara lain pada cara-cara penerimaan

pernyataan dan komunikasi, menghargai orang lain, dan memahami

konseli. Adapun teknik-teknik layanan konseling yang digunakan adalah

seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah ini:

Bagan 2.1

Gambar diatas menjelaskan tentang teknik-teknik layanankonseling

yang dogunakanpenelitian,25

untuk membantu konseli selama penelitian

dilaksanakan yaitu diawali dengan menggunakan teknik-teknik sebagai

berikut:

1. Attending (menghampiri konseli) yaitu konselor

berperilakumenghampiri konseli yang mencakup komponen kontak

mata, bahasa badan dan bahasa lisan.

2. Empati, konselor mencoba memahami konseli mengenai emosi,

perasaan serta ketika konseli sedang menyampaikan permasalahnnya

kepda konselor.

3. Refleksi, konselor coba mengulang apa yang telah dikatakn oleh

konseli dalam rangkaian kata pendek.

25 Sofyan S.WiliS,Op. Cit. Hal 160-172

Konfrontasi Attending

Empati Menjernihkan

Refleksi Memudahkan

Diam Eksplorasi

TEKNIK-TEKNIK

KONSELING

Open questions

Paraphrasing Mengambil inisiatif

Memberi Nasehat

Memberi informasi Close questions

Dorongan Minimal Merencanakan

Menyimpulkan Mengarahkan

Summarizing Interpretasi

Fokus Mempimpin

Page 32: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

19

4. Eksplorasi, konselor mencoba menggali perasaan, pengalaman, dan

pikitran konseli.

5. Paraphrasing (menangkap pesan utama) konselor memahami inti

ungkapan konseli secara sederhana dan mudah dipahami disampaikan

dengan bahasa konselor sendiri.

6. Open Questions (bertanya untuk membuka percakapan), konselor

mencoba membuka percakapan dengan konseli.

7. Close Questions (bertanya tertutup), konselor tidak selalu bertanya

terbuka, akan tetapi ada juga yang tertutup yaitu bentuk pertanyaan

yang sering dimulai dengan kata-kata apakah, adakah dan konselipun

menjawab dengan kata “ya” atau “tidak”.

8. Dorongan Minimal, konselor mencoba memberikan dorongan melalui

kata-kata kepada konseli agar konseli dapat menyampaikan

permaalahannya.

d. Proses Layanan Konseling Individual

Setiap tahapan proses laynan konseling membutuhkan keterampilan-

keterampilan khusus. Namun keterampilan itu bukanlah yang utama jika

hubungan layanan konseling tidak mancapai rapport (Kondisi saling

memahami). Hubungan layanan konseling ditentukan oleh penggunaan

keterampilan layanan konseling yang bervariasi. Dengan demikian proses

layanan konseling tidak dirasakan oleh peserta konseling sebagai hal yang

menjemukan. Akibatnya keterlibatan mereka dalam proses layanan

konseling sejak awal hingga akhir dirasakan sangat bermakna dan berguna.

Proses layanan konseling terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap

mendefinisikan masalah, tahap pertengahan atau juga disebut tahap kerja

dan tahap akhir atau tahap perubahan dan tindakan. Sedangkan tahapan

layanan konseling individual terdiri dari beberapa tahapan-tahapan

konseling individual sebagai beriku:

1. Konseli datang kepada konselor atas kemauan sendiri.

2. Situasi konseling sejak awal harus menjadi tanggung jawab konseli,

untuk itu konselor harus menyadarkan konseli.

Page 33: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

20

3. Konselor memberikan konseli agar ia mampu mengemukakan

perasaannya, konselor harus bersifat ramah, dan menerima konseli

sebagaimana adanya.

4. Konselor menerima perasaan konseli serta memahaminya.

5. Konselor berusaha agar konseli dapat memahami dan menerima

keadaan dirinya.

6. Konseli menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil.

7. Konseli merealisasikan pilihannya itu.26

Dari penjelasan diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2.2

Pada garis besarnya langkah-langkah proses terapi dalam layanan

konseling yang berpusat pada konseli diatas adalah sebagai berikut27

:

a) Konseli datang kekonselor, atas kemauan sendiri. Datang kepada

konselor yang berpengalaman atau sudah ahli untuk dimintai bantuan.

Apabila konseli itu datang atas prtunjuk orang lain, maka konselor

harus menciptakan situasi yang sangat bebas dan permisif, sehingga

individu dapat menentukan pilihannya, apakah akan melanjutkan

meminta bantuan kepada konselor atau tidak.

b) Penyadaran konseli, situasi layanan konseling ditetapkan atau dimulai

sejak situasi telah disadarkan bahwa yang bertanggung jawab dalam hal

ini adalah konseli, untuk hal ini konselor harus yakin bahwa konseli

26 Ibid., hlm 50-53 27 Ibid., hlm 64

Konseli

datang ke

konselor

Penyadaran

konseli

Konseli menyadari

permasalhannya

pProses

konseling pPermasalahan

yang dialami

konseli

Penentuan

pilihan

Pperealisasian

pilihan konseli

Page 34: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

21

mempunyai kemampuan untuk “menolong” dirinya dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi.

c) Konseli manyadari permasalahannya, konselor mendorong atau

memberanikan konseli agara ia mampu mengungkapkan perasaanya

secara bebas berkenaan dengan masalah yang dihadapinya. Untuk

memungkinkan terjadinya hal itu, konselor harus memperhatikan sikap

ramah, bersahabat, dan menerima sebagaimana adanya.

d) Permasalahan yang dialami konseli, ungkapan-ungkapan perasaan

negatif yang meluap dari konseli itu biasanya disertai ungkapan-

ungkapan perasaan positif yang lemah atau smar-samar yang dapat

disembuhkan. Konselor menerima dan memahami perasaan-perasaan

positif yang diungkapkan konseli sebagaimana adanya, sama seperti

menerima dan memahami dirinya sendiri sebagaimana adanya. Hal itu

terjadi setelah konseli memahami dan menerima hal-hal yang negatif

dan positif pada dirinya.

e) Proses layanan konseling, konselor menerima, mengenal dan

memahami perasaan-perasaan negatif yang diungkapkan konseli,

kemudian meresoinnya. Respon konselor harus menunjukan atau

mengarahkan kepada apa yang ada dibalik ungkapan-ungkapan

perasaan itu, sehingga menimbulkan suasana konseli dapat memhami

dan menerima keadaan negatif atau tidak menynangkan itu tidak di

proyeksikan kepada orang lain atau disembunyikan sehingga menjadi

mekanisme pertahanan diri.

f) Penentuan pilihan, apabila konseli telah memahami dan menerima

dirinya maka tahap berikutnya adalah memilih dan menentukan pilihan

sikap dan tindakan mana yang akan diambil, sejak saat itu

terbayangkanlah oleh konseli rangkaian kegiatan yang harus dilakukan

sehubungan dengan keputusan pilihannya dan ia menyadari tanggung

jawabnya. Dalam hal ini konsleor membantu memberikan penjelasan-

penjelasan yang berhubungan dengan keputusan pilihan yang diambil

konseli, untung rugianya, resiko dan konsekuensinya. Konselor pun

Page 35: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

22

berharap perilaku konseli semakin berintegrasi dan pilihan-pilihan yang

dilakukan semakin kuat, kemandirian dan pengarahan dirinya makin

meyakinkan.

g) Perealisasian pilihan konseli, konseli mencoba merealisasikan atau

mengaktualisasikan pilihannya itu dalam sikap dan perilakunya.

Perkembangan sikap dan tingakah lakunya itu adalah sejalan dengan

perkembangan dirinya.

Selain beberapa tahapan diatas, Winkel menyatakan bahwa proses

layanan konseling individual terbagi dalam lima fase atau tahapan, setiap

tahapan memiliki keterkaitan dan hubungan dengan tahapan yang lain.

Tahapan-tahapan layanan konsleing individual yang dimaksud yaitu28

:

a. Pembukaan. Diletakkan dasar bagi pengembangan hubungan antar

pribadi (working relationship) yang baik, yang memungkinkan

pembicaraan terbuka dan terarah dalam wawancara layanan konseling.

b. Penjelasan masalah. Konseli mengutarakan hal yang ingin dibicarakan

dengan konselor, sambil mengutarakan sejumlah pikiran dan perasaan

yang berkaitan dengan hal itu.

c. Penggalian latar belakang masalah. Oleh karena konseli pada fase

penjelasan masalah belum menyajikan gambaran lengkap mengenai

kedudukan masalah, diperlukan penjelasan lebih mendetail dan

mendalam.

d. Penyelesaian masalah. Berdasarkan apa yang telah digali dalam fase

analisis kasus, konselor dan konseli membahas bagaimana persoalan

diatasi.

e. Penutup. Bilamana konseli telah merasa mantap tentang penyelesaian

masalah yang ditemukan dengan konselor, proses layanan konseling

dapat diakhiri.29

Klien dipersilahkan mengungkapkan pengalamanya

selama pertemuan-pertemuan dan menyatakan dalam hal-hal apa yang

merasa puas dan masih ingin memperdalam sendiri (evaluasi diri 28 WS. Winkel, Bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah, Grasindo, Jakarta. 2001. Hal 473-476

29 Ibid,.Hal 476

Page 36: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

23

sendiri). Konselor menawarkan untuk bertemu kembali pada lain

kesempatan, bila klien menghadapi persoalan lain. Dalam fase ini

konselor harus membantu klien refleksi atau manfaat yang diperoleh

dari pengalaman dalam diri klien tersebut, dan menyilahkan klien

untuk terjun langsung ke lapangan. Proses layanan konseling belum

selesai dan waktu pertemuan kali ini habis, maka konselor meringkas

apa yang sudah dibahas bersama dan menunjukkan kemauan yang

telah dicapai. Serta memberikan satu dua pertanyaan untuk dipikirkan

selama hari-hari sebelum pertemuan berikutnya.30

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka diketahui bahwa proses

layanan konseling individual dapat diuraikan menjadi tiga tahapan, antara

lain:

a) Tahap pembukaan (awal)

Tahap ini merupakan tahap pertama dalam kegiatan layanan

konseling. Pada tahap ini konselor membangun hubungan baik dengan

konseli. kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain: menyambut

kedatangan konseli, mengajak berbasa-basi sebentar, dan

mempersilahkan konseli untuk mengemukakan masalah yang ingin

dihadapinya dan membicarakannya dengan konseli.

b) Tahap inti kegiatan (pertengahan)

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan kegiatan layanan

konseling. Tahap inti ini terbagi dalam beberapa kegiatan antara lain:

mendefinisikan masalah, penggalian latar belakang masalah, memeriksa

kembali definisi masalah, mengembangkan solusi alternatif

penyelesaian masalah, memutuskan solusi mana yang paling tepat bagi

klien, dan meninta klien untuk menyusun rencana atas solusi yang telah

diambil.

c) Tahap penutup (pengakhiran)

30 Gerald Corey, Theory and Practice of Counseling and Psychoteraphy, Terjemahan

Kaswara, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Rafika Aditama, Bandung. 2013. Hal 13

Page 37: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

24

Pada tahap ini konseli menyatakan kemantapannya atas keputusan

yang telah diambil. Sedang konselor pada tahap ini mengakhiri

hubungan pribadi dengan konseli. kegiatan yang dilakukan oleh

konselor pada tahap ini antara lain: memberikan ringkasan jalannya

pembicaraan, menengaskan kembali keputusan yang diambil klien, dan

menutup kegiatan layanan konseling.

3. Perilaku Membolos

a. Pengertian Prilaku Membolos

Perilaku membolos dapat dimaksudkan sebagai salah satu bagian dari

kenakalan remaja. Masalah ini berkaitan dengan pelanggaran norma hukum

dan norma-norma sosial. Dalam hal ini peserta didik yang melakukan

pelanggaran terhadap aturan atau norma atau tata tertib yang diterapkan

disekolah.

Perilaku adalah pengaruh hubungan antara organisme dengan

lingkungannya terhadap perilaku, intrapsikis yaitu proses-proses dan

dinamika mental atau psikologis yang mendasari prilaku. Sedangkan

membolos adalah bentuk perilaku yang meninggalkan aktivitas yang

seharusnya dilakukan dalam waktu tertentu dan tugas atau peranan tertentu

tanpa pemberitahuan yang jelas.

Menurut kun Maryati dan Juju Suryawati menjelaskan bahwa perilaku

membolos merupakan salah satu bentuk dari penyimpangan perilaku,

penyimpangan itu terjadi karena adanya proses labeling (pemberian julukan,

cap atau merk yang dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial)

yang diterima seseorang yang membuatnya melakukan penyimpangan31

Menurut Imam Musbikin membolos adalah “pergi meninggalkan sekolah

tanpa sepengetahuan pihak sekolah”32

. Berdasarkan definisi diatas, maka

dapat diketahui bahwa perilaku membolos adalah tindakan yang dilakukan

oleh peserta didik dalam bentuk pelanggaran tata tertib yatitu meninggalkan

sekolah pada jam pelajaran berlangsung atau tidak masuk sekolah tanpa izin

31 Kun Maryati dan Juju Suryawati, Sosiologi Untuk SMA/MA KELAS x. Jakarta. 32 Imam Musbikin, Mengatasi Kenakalan Remaja, Zafana Publishing, Jakarta, 2013. Hal

30

Page 38: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

25

dan tanpa sepengetahuan orang tua, membolos dari awal pelajaran dampai

akhir pelajaran.

Membolos merupakan tindakan yang tidak baik dan seharusnya tidak

dilakukan oleh peserta didik karena membolos merupakan tindakan yang

tidak bermoral. Perilaku tidak bermoral adalah perilaku yang tidak sesuai

dengan harapan sosial. Perilaku tidak bermoral disebabkan karena ketidak

setujuan individu dengan standar sosial atau kurang adanya perasaan wajib

menyesuaikan diri. Pada peserta didik yang membolos, mereka kurang

adanya perasaan wajib menyesuaikan diri terhadap tata tertib sekolah.

Sehingga mereka melanggar tata tertib yang ada disekolah, padahal perilaku

tersebut tidak sesuai dengan harapan sosial.

Perilaku membolos disebut juga perilaku yang tidak disiplin. Disiplin

merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui

kelompok. Disiplin ini digunakan bila anak melanggar peraturan dan

perintah yang diberikan orang tua, guru atau orang dewasa yang berada

disekitar peserta didik. Peserta didik yang membolos merupakan hasil dari

pendidikan anak yang diperoleh dari lingkungan pada kesalahan bawaan.

b. Faktor Penyebab Perilaku Membolos

Perilaku membolos peserta didik tidak terjadi begitu saja, tetapi perilaku

yang telah membudaya tersebut didukung oleh faktor-faktor yang

menguatkan timbulkan perilaku membolos peserta didik, diantaranya karena

peserta didik memiliki atau mempunyai kesempatan untuk membolos dari

sekolah atau kondisi lingkungan sekitar yang mendukung sehingg perlaku

membolos itu sering kali terjadi.

Perilaku membolos ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor pribadi, setiap anak mempunyai kepribadian khusus.

Kepribadian ini bisa menjadi sumber munculnya perilaku

menyimpang.

2. Faktor keluarga, merupakan faktor unit sosial paling kecil dalam

masyarakat yang peranannya besar sekali terhadap perkembangan

Page 39: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

26

sosila terlebih awal-awal perkembangan yang menjadi landasan

perkembangan kepribadian selanjutnya.

3. Faktor lingkungan, masyarakat, pada lingkungan masyarakat inilah

remaja dihadapkan berbagai bentuk kenyataan yang da dalam

kehidupan masyrakat yang berbeda-beda, akibatnya remaja

terpengaruh dengan adanya yang terjadi dalam masyarakat yang

mana kurang landasan agamanya, dan masyarakat yang acuh

terhnadap lingkungan yang ada disekitarnya.

4. Faktor lingkungan sekolah, bisa menyebabkan timbulnya kenakalan

remaja, yang mana penyebab terjadinya kenakalan remaja dipicu dari

adanya pengaruh teman-temanya.

Menurut Prayitno dan Erman Amti, penyebab peserta didik membolos

dari sekolah yaitu sebagai berikut:33

a) Tak senang dengan sikap dan perilaku guru.

b) Merasa kurang mendapatkan perhatian guru.

c) Proses belajar mengajar yang membosankan.

d) Pengaruh teman yang suka membolos.

e) Merasa gagal dalam belajar.

f) Kurang berminat terhadap matapelajaran.

Menurut M.Surya, kebiasaan membolos dapat bersumber dari berbagi

faktor, baik internal maupun eksternal, yaitu sebagai berikut:34

1. Secara internal, kebiasaan membolos bersumber dari kondisi

didalam diri peserta didik yang antara lain berkaitan erat dengan

faktor kecakapan potensial maupun aktual, kematangan

perkembangan, sikap dan kebiasaan, minat, kestabilan emosional,

pengalaman, kemandirian, kualitas kepribadian, dan sebagainya.

2. Faktor eksternal yang mempengaruhi timbulnya kebiasaan

membolos dapat bersumber dari lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat dan pergaulan sebaya.

33 Prayitno dan Eman prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta, Jakarta,2016. Hal 19

34 Mohammad Surya, Bina Keluarga Cet Ke-2, Aneka Ilmu, Bandung, 2005. Hal 23

Page 40: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

27

3. Faktor keluarga yang menjadi sumber timbulnya kebiasaan

membolos, yaitu suasana keluarga yang kurang mendukung,

keterbatasan sarana dalam keluarga, kurangnya keharmonisan

hubungan dalam keluarga. Lingkungan sekolah yang kurang baik

dapat menjadi sumber timbulnya kebiasaan membolos seperti

suasana kelas kurang menyenangkan, sikap guru yang kurang baik,

hubungan antara peserta didik yang kurang baik, lingkungan sekolah

yang kurang baik, materi pelajaran yang kurang menarik.

Berdasarkan beberapa faktor diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

faktor dari perilaku membolos yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor

internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik bisa

berupa karakter peserta didik yang memang suka membolos, sekolah hanya

dijadikan tempat mangkal dari rutinitas-rutinitas yang membosankan

dirumah. Sementara faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi

dari luar diri peserta didik, misalnya kebijakan sekolah yang tidak berdamai

dengan kepentingan peserta didik, guru tidak professional, fasilitas

penunjang sekolah yang tidak memadai.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kualitatif, yaitu data penelitian diungkap ini diungkap

melalui wawancara mendalam, observasi dan metode dokumentasi.

Narasumber penelitian dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan

Teknik purposive sampling dimana narasumber hanya berjumlah 5 orang

dengan kriteria subjek penelitian adalah:

a. Siswa yang pernah membolos.

b. Siswa yang membolos dan mendapatkan konseling oleh guru BK.

Adapun lokasi penelitian ini berada di SMP Negeri 22 Kota Jambi.

Pada penelitian ini data-data yang diperoleh dari penelitian kemudian

dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif.

Page 41: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

28

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian

kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengangkat

fakta, keadaan, variable dan fenomena-fenomena yang terjadi ketika

penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya.

2. Setting Dan Subjek Penelitian

Setting penelitian adalah di SMPN 22 Kota Jambi, Jl. HM Thaib

Fachrudin Kenali besar, Alam Barajo, Kota jambi. Pemilihan settingan

didasarkan atas pertimbangan praktis bahwa penulis sering melihat anak-

anak membolos disekitaran SMPN 22 Kota Jambi. Subjek penelitian dalam

penelitian kualitatif ini terdiri dari Guru BK. Mengingat subjek yang baik

adalah subjek yang terlibat aktif, dan berkepentingan dengan aktifitas yang

akan diteliti, serta memberikan informasi secara benar.

3. Sumber Data Dan Jenis Data

Sumber data ini diambil dari unsur manusia dan non manusia yang

masuk dalam sebuah penelitian. Unsur manusia yaitu unsur yang langsung

terlibat dalam sebuah penelitian seperti perkataan ataupun perbuatan. Orang

yang bisa memberi data melalui wawancara. Sedangkan yang non manusia

yaitu dapat berupa suasana yang bergerak ataupun diam meliputi ruangan,

suasana, dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan di

observasi.

Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data dari sumber pertama ( first hand) melalui observasi

dan wawancara dilapangan, sedanglan data sekunder adalah data yang

diperoleh dengan mengguakan studi literature yang dilakukan terhadap

banyak kubu, yang kadang-kadang diperoleh melalui internet yang

berhubungan dengan penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data di lapangan yang diperlukan dalam

penelitian ini digunakan beberapa metode, yaitu sebagai berikut:

Page 42: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

29

a. Metode Wawancara

Wawancara adalah instrumen pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari

narasumbernya. Wawancara terbagi menjadi 2 jenis yaitu:35

1) Wawancara Tersruktur

Wawancara terstruktur merupakan jenis wawancara yang

dilaksanakan secara terencana dengan pedoman pertanyaan yang

telah disiapkan.

2) Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak

berpedoman pada daftar pertanyaan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancar tidak

terstrutur karena wawancara tidak terstruktur dirasa lebih bebas

dibanding wawancara terstruktur, sehingga narasumber lebih terbuka

dalam menyampaikan pendapatnya.

b. Metode Observasi

Metode observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan

data yang diinginkan dengan mengadakan pengamatan secara

langsung.36

Menurut Gall dkk. memandang observasi sebagai salah

satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati perilaku dan

lingkungan (sosial dan atau material) individu yang sedang diamati.37

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan metode observasi disini adalah suatu cara yang

digunakan dalam mengumpulkan data-data melalui suatu pengamatan

dan juga pencatatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana.

Dilihat dari keterlibatan subjek terhadap objek yang sedang di

observasi (observee), observasi bisa dibedakan menjadi tiga bentuk

yaitu:

35 Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfa Beta,

Bandung, 2009. Hal 317 36 Anas Salahudin, Op. Cit,. Hal 72 37 Anwar Sutoyo, Pemahaman Individu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2012. Hal 85-86

Page 43: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

30

1) Observasi partisipan, yaitu bila pihak yang melakukan observasi

(observer) turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang

dilakukan oleh subjek yang sedang diobservasi (observee).

2) Observasi non-partisipan, yaitu bila observer tidak terlibat secara

langsung atau tidak berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang

dilakukan oleh observee.

3) Observasi kuasi-partisipan, yaitu bila observer terlibat pada sebagian

kegiatan yang sedang dilakukan oleh observee, sementara pada

sebagian kegiatan yang lain observer tidak melibatkan diri.38

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi non partisipan

karena peneliti tidak mengambil bagian secara penuh dari aktifitas objek

yang diteliti.Dalam observasi ini, peneliti mengamati pelaksanaan layanan

konseling individual dalam mengatasi perilaku membolos peserta didik

kelas IX SMPN 22 Kota Jambi. Dari penelitian tersebut dapat dilihat gejala-

gejala yang nampak pada peserta didik, sehingga peserta peneliti dapat

mengambil kesimpulan dari observasi bahwa peserta didik mengalami

perbaikan perilaku menyimpang atau sebaliknya.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sejumlah besar fakta dan data yang

tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumen baik berupa surat,

buku atau catatan harian, memorial, cendera mata, laporan, artefak,

maupun foto.39

Menurut Suharsimi Arikunto dokumentasi yaitu

“mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda, dan sebagainya”.40

38 38 Anas Salahudin, Op. Cit,. Hal 86-87 39 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skirpsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah,

Kencana Pernada Media Grouup, Jakarta, 2011. Hal 141 40 Suharismi Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, Cet

Ke-4 Bina Aksara, Jakarta,1998. Hal 27

Page 44: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

31

Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat dipahami bahwa

metode dokumentasi adalah suatu cara dalam mengumpulkan data-

data yang diperlukan dengan melalui catatan tertulis.

d. Triagulasi

Pemeriksaan pengumpulan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi juga bisa disebut

sebagai tekhnik pengujian yang memanfaatkan penggunaan sumber

yaitu membandingan dan mengecek terhadap data yang diperoleh.

Triangulasi dilakukan dengan sumber data yang memanfaatkan

penggunaan sumber yaitu membandingkan dengan mengecekan balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif . Triangulasi ini

dilakukan dengan cara :

1) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

2) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

saling berkaitan.

3) Mengadakan perbincangan dengan banyak pihak untuk mencapai

pemahaman tentang sesuatu atau berbagai hal.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses pelacakan dan

pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman

terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat diinterpresentasikan temuannya

kepada orang lain”

Sesuai dengan bentuk penelitiannya, dalam penelitian ini analisis

data yang digunakan adalah seperti yang dikemukakakn miles dan

huberman, mereka mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

Page 45: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

32

sampai tuntas , sehingga datanya sudah jenuh. Akitivitas dalam analisisn

data tersebut,analisis data tersebut :

a. Data Reduction (Reduksi data)

“Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

pokok,memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian dana yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya , dan mencarinnya bila diperlukan”.

Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan kata

dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat

ditarik dan diverifikasi.

b. Display Data (penyajian data)

Pada proses ini penelitian berusaha menyusun data yang relevan,

sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna

tertentu dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar variable.

c. Verifikasi

Pada langkah verifikasi penbeliti menuju kearah kesimpulan yang

sifatnya terbuka, juga peneliti masih dapat menerima masukan data dari

penelitian lain.

H. Pemeriksaan Keabsahan Data

Selama pelaksanaan penelitian, Suatu kesalahan dimungkinkan dapat

timbul. Entah itu berasal dari diri penelitian atau dari pihak informan. Untuk

mengurangi dan meniadakan kesalahan data tersebut, penelitian perlu

mengadakan pengecekan kembali data tersebut sebelum diproses dalam

bentuk laporan dengan harapan laporan yang disajikan nanti tidak

mengalami kesalahan.Ada 3 tekhnik yang dapat dilakukan dalam

pemeriksaan keabsahan data :

Page 46: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

33

a. Memperpanjang masa pengamatan

Hal ini memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data

yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji

informasi dari responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan

para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti

sendiri.

b. Pengamatan yang terus menerus.

Dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam

situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara inci.

c. Diskusi dengan teman sejawat

Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, penelitian akan

melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa

data diterima benar-benar real dan buka semata persepsi sepihak

dari peneliti atau informan. Melalui cara tersebut peneliti

mengharapkan mendaptkan sumbangan, masukan, dan saran yang

berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.

I. Studi Relevan

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan dari berbagai

sumber penulis menemukan penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan

penelitian yang penulis lakukan yaitu :

a. Peneliti dilakukan oleh Marti Yoan Tutiona, mahasiswa fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Tadaluko, dengan judul

“Upaya mengurangi perilaku membolos melalui konseling individual

dengan teknik behavior contract pada siswa SMPN 6 Palu”. Pada

penelitian yang dilakukan Marti Yoan Tutiona adalah tentang

bagaimana upaya mengurangi perilaku membolos siswa dengan

teknik behavior contract pada siswa SMPN 6 Palu, sedangkan

peneliti hanya melakukan penelitian menggunakan layanan konseling

individual.

Page 47: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

34

b. Penelitian dilakukan oleh Risa Septi Wahyuni, mahasiswa fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau, dengan judul “Pengaruh

keaktifan mengikuti konseling individual terhadap kenakalan siswa

SMP Negeri 21 Pekanbaru”. Pada penelitian yang dilakukan oleh

Risa Septi Wahyuni tentang bagaimana tingkat keaktifan siswa kelas

VIII SMP Negeri 21 Pekanbaru dalam mengikuti layanan konseling

individu dan mengetahui bagaimana tingkat kenakalan siswa kelas

VIII SMP Negeri 21 Pekanbaru, sedangkan dalam penelitian ini

meneliti tentang perilaku membolos dan mengatasinya dengan

layanan konseling individual.

c. Penelitian dilakukan oleh Astuti Indri, mahasiswa fakultas ilmu

pendidikan Universitas Negeri Semarang, dengan judul “Mengurangi

perilaku membolos siswa dengan menggunakan layanan konseling

individual (Studi kasus pada siswa kelas XI IPS di SMA

Muhammadiyah 1 purbalingga)”. Pada penelitiaan yang dilakukan

oleh Astuti Indri tentang bagaimana cara mengurangi perilaku

membolos dengan layanan konseling individual pada siswa kelas IX

IPS SMA Muhammadiyah 1 prubalingga, peneliti juga

menggunakan konseling individual dalam membantu mengatasi atau

mengurangi perilaku membolos siswa.

Page 48: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

35

BAB II

PROFIL SEKOLAH

A. Sejarah Sekolah

1. Sejarah SMP Negeri 22 Kota Jambi

SMP Negeri 22 Kota Jambi berdiri sejak tahun 1995, sejak berdiri

hingga sekarang telah mengalami 8 (delapan) kali pergantian Kepala

Sekolah, yaitu41

:

a. Drs. Ikwan (1995-1996)

b. Mustakim (1996-1998)

c. Sunarto, S.Pd (1998-2001)

d. Mardiah, S.Pd (2001-2007)

e. Mahfud, S.Pd (2007-2014)

f. Drs. Tedi Suyono (2014-2015)

g. Arman Danil, S.Pd (2015-2016)

h. Erdalena M.Pd (2017- sekarang)

Sekolah ini mengalami 4 kali renovasi, yang di mulai sejak tahun

1997 hingga sekarang yang dilakukan secara bertahap.

2. Letak Geografis SMP Negeri 22 Kota Jambi

SMPN 22 Kota Jambi berada di Jln. HM. Thaib Fachrudin

Kelurahan Kenali besar, Kecamatan Alam Barajo. Secara geografis,

SMPN 22 Kota Jambi jauh dari pusat kota jambi sehingga transpotasi

umum susah ditemukan. Dulu SMP ini didominasi pepohonan, semak

belukar dan beberapa tanah sekelilingnya masih hutan belum banyak

pemukiman warga sehingga proses belajar mengajar sangat ideal karena

tidak bising, tetapi sekarang sudah banyak pemukiman warga bahkan

dibelakang sekolah sedang dibangun perumahan sehingga sedikit

menganggu proses belajar karena terdengar suara pekerja.

41 Observasi SMPN 22 Kota Jambi, Januari 2020

35

Page 49: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

36

B. Identitas Sekolah

Tabel 2

Nama Sekolah : SMP Negeri 22 Kota Jambi

Nomor Sekolah : 201100407022

NPSN : 10504672

Provinsi : Jambi

Otonomi Daerah : Kota Jambi

Kecamatan : Alam Barajo

Desa/Kelurahan : Kenali Besar

Jalan : Thaib Fahruddin SimpangRimbo

Kode Pos : 36129

Telp : (0741) 580588

Fax : -

Daerah : Perkotaan

Status Sekolah : Negeri

Kelompok Sekolah : B

Akreditasi : B

SK : No. 0315/0/1995 tanggal 26-11-1995

Penerbit SK di tandatangai oleh : Mnedikbud RI

Tahun berdiri : 1995

Tahun Penegrian : 1995

Kegiatan belajar mengajar : pagi

Bangunan Sekolah : Milik Sendiri

Lokasi Sekolah : Kelurahan Kenali Besar

Jarak ke pusat kecamatan : 5 km

Jarak ke pusat otoda : 10 km

Terletak pada lintasan : Desa/kabupaten/Kota

Perjalanan Perubahan Sekolah : -

Jumlah keanggotaan Rayon : 10

Organisasi penyelenggara : Pemerintah

Gedung Bangunan Sekolah :

Jumlah gedung SMPN 22 Kota

Jambi, diantaranya:

- Kelas VII = 8 kelas

- Kelas VIII = 7 kelas

- Kelas IX = 7 kelas

- Gedung Perpustakaan = 1 bangunan

- Gedung Laboratorium = 1 bangunan

- Bangunan Ruang Kantor = 1 bangunan

- Bangunan Musholla = 1 bangunan

- Ruangan kepala Sekolah = 1 Ruangan

- Ruang Tata Usaha = 1 Ruangan

- Ruang BK = 1 Ruangan

Page 50: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

37

C. Visi dan Misi SMP Negeri 22 Kota Jambi

Visi dan Misi dari sekolah SMPN 22 Kota Jambi sebagai berikut42

:

VISI

“TERWUJUDNYA PRESTASI GEMILANG, BERWAWASAN

LINGKUNGAN BERLANDASAN IMAN DAN TAQWA”

MISI

- MENINGKATKAN – Keimanan dan ketaqwaan terhadap allah

SWT/Tuhan yang maha esa, sebagai pemilik tunggal ilmu

pengetahuan.

- MELAKSAAKAN – Pembelajaran dan bimbingan secara optimal

berdasarkan potensi yang handal dan teruji.

- MENGEMBANGJAN – Kemampuan peserta didik, pendidik, dan

tenaga kependidikan, menjadi lebih terampil, kreatif, dinamis dan

inovatif, melalui pemberdayaan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

- MEWUJUDKAN – Lingkungan sekolah yang rapi, bersih, kondusif,

dan menyenangkan sebagai wujud wawasan “ ADIWIYATA

SEKOLAH” yang indah, damai, sejahtera lahir, dan batin.

- MENGEJAWANTAHKAN – Semua kemampuan dalam upaya

meraih tujuan sekolah hingga menjadi yang terdepan dalam

menghadapi setiap tantangan.

D. Kurikulum Sekolah

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya

pelari dan curare yang berarti tempat berpacu.Kurikulum adalah

seperangkat perencanaan pengajaran yang sistematik yang berisi

pernyataan tujuan, organisasi konten, organisasi pengalaman belajar,

program pelayanan, pola belajar mengajar, dan program evaluasi agar

pebelajar dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dan

perubahan tingkah laku.

Kurikulum yang digunakan di SMP 22 Kota Jambi yaitu

kurikulum 2013 dan kurikulum satuan pendidikan. Kurikum 2013 ini di

42 Dokumentasi SMPN 22 Kota Jambi

Page 51: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

38

gunakan untuk kelas VII dan VIII, sedangkan kurikulum satuan

pendidikan digunakan untuk kelas IX.

E. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan penanggung jawab pelaksana teknis

bimbingan dan konseling. Kepala sekolah juga bertanggung jawab

tentang kelancaran pelaksanaan serta peningkatan mutu pendidikan di

sekolah. Kepala sekolah merupakan pemimoin, yang dalam

kepemimpinannya di bantu oleh wakil kepala sekolah. Pada saat ini

SMPN 22 Kota Jambi dipimpin oleh Ardalena, M.Pd.

Adapun tugas kepala sekolah adalah:

a. Membina dan memberi pengarahan

b. Mengembangkan program sekolah sesuai dengan kebijakan

sekolah

c. Menyesuaikan program sesuai dengan situasi dan kondisi

masyarakat

d. Menyusun jabatan petugas personalia sekolah

e. Mengembangkan kemampuan staf personalia

f. Menentukan judul-judul survey yang di perlukan sekolah

g. Mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain

h. Bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana sekolah

i. Kerjasama dengan pengurus komite sekolah

2. Komite Sekolah

Komite sekolah merupakan organisasi persatuan antara orang tua

siswa, masyarakat, dan pihak sekolah yang bertujuan untuk

mewujudkan dan memelihara hubungan antara orang tua siswa dan

guru agar sekolah dapat berkembang dan snaggup memenuhi

kebutuhan sebagai tempat manusia berakhlak, berkualitas dan dapat

menerapkan ilmunya di tengah masyarakat, bangsa dan negara.

Adapun tugas dan wewenang komite sekolah SMPN 22 Kota Jambi

yaitu :

Page 52: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

39

a. Mendorong dan mengembangkan hubungan yang baik antara

orang tua siswa, masyarakat dan pihak sekolah

b. Membantu kelancaran kegiatan pendidikan

c. Membantu bantuan dari masyarakat yang berupa benda dan jasa

uang dapat mendukung kegaiatan pendidikan

3. Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala sekolah merupakan orang-orang yang di

perbantukan khusus untuk memegang beberapa bidang yang berada

di bawah koordinasi kepala sekolah, misalnya kepala sekolah bidang

kesiswaan, kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah

bidang humas. Wakil kepala sekolah SMPN 22 Kota Jambi memiliki

tuagas sebagai berikut :

a. Penyususnan rencana kegiatan

b. Pembuatan program kegiatan dan pelaksanaan program

c. Pengorganisasian

d. Pengarah pelaksanaan

e. Ketenagaan

f. Pengorganisasian laporan

g. Penilaian

h. Koordinasi dan pengawasan

i. Identifikasi dan pengumpulan data

j. Penyusunan laporan

Di SMPN 22 Kota Jambi terdapat 4 (empat) orang wakil kepala

sekolah, yaitu :

1) Wakil kepala sekolah bidang kurikulum yaitu Bapak Edimar,

S.Pd. Tugas dari wakil kepala sekolah bidang kurikulum yaitu:

a. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan

b. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran

Page 53: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

40

c. Mengatur penyusuna program pengajaran (program semester

satuan pelajaran dan persiapan mengajar, penjabaran dan

penyelesaian kurikulum )

d. Mengatur kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler dan kulikuler

e. Mengatur pelaksanaan program penilaian kreteria kenaikan

kelas, kreteria ketulusan dan laporan kemajuan belajar siswa

serta pembagian lapor dan STTB.

f. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran

g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

h. Mengatur pengembangan MGMP dan koordinasi mata

pelajaran

i. Mengatur mutasi siswa

j. Melakukan pengawasan administrasi dan akademis

k. Menyusun laporan

2) Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yaitu Ibu Ir. Efiryati.

Tugas dari wakil kepala sekolah bidang kurikulum yaitu,

a. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan konseling

b. Mengatur dan mengkoordinasi pelaksanaan 6k (keamanan,

kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kerindangan)

c. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi ke

pramukaan, palang merah remaja (PMR), kelompok ilmiah

kerja (KIR), usaha kesehatan sekolah (UKS), patroli

keamanan sekolah (PKS), paskibraka.

d. Mengatur program semester kilat

e. Menyusun dan mangatur pelaksanaaan pemilihan sisiwa

teladan sekolah

f. Menyelenggaraan cerdas cermat dan olahraga prestasi

g. Menyeleksi calon untuk di usulkan untuk mendapatkan

beasiswa

Page 54: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

41

3) Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasaranayaitu Dra. HJ

Rasmiati Umar. Tugas dari wakil kepala sekolah bidang sarana

dan prasarana yaitu,

a. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk

menunjang proses belajar mengajar

b. Merencanakan proses pengadaannya

c. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana

d. Mengelola perawatan, perbaikan, dan pengisian sarana dan

prasarana

e. Mengatur pembukaannya

f. Menyusun laporan

4) Wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat yaitu

.Hasnawati, S.Pd.I Tugas dari wakil kepala sekolah bidang

hubungan masyarakat yaitu,

a. Mengatur dan mengembnagkan hubungan dengan kommite

sekolah dan peran komite sekolah

b. Menyelanggarakan bakti sosial dan karya wisata

c. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah

(gebya pendidik)

d. Menyusun laporan

4. Majelis Guru

Majelis guru di SMPN 22 Kota Jambi adalah berjumlah 46 orang,

terbagi menurut bidang studi masing-masing. Guru memiliki

tanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.

Sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berpotensi

bagi pembangunan, karena keberhasilan proses belajar mengajar

terletak pada peran dan tugas guru dalam melaksanakan tanggung

jawabnya. Adapun tugas guru adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi tentang sistem sekolah dan kegiatan sekolah

secara langsung kepada orang tua siswa melalui kontak sehari-hari

Page 55: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

42

b. Mengembangkan kerja sama dengan orang tua siswa dan masyarakat

c. Mendidik siswa dan melakukan proses belajar mengajar dengan baik

d. Menerima informasi dan keluhan dari masyarakat untuk di

sampaikan kepada wakil kepala sekolah biadang humas

e. Memelihara kode etik jabatan guru

5. Wali kelas

Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

a. Pengelolaan kelas

b. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi :

- Denah tempat duduk siswa

- Papan absensi kelas

- Daftar pelajaran kelas

- Daftar piket kelas

- Buku absensi siswa

- Buku kegiatan pembelajaran kelas

- Tata tertib kelas

6. Bimbingan Konseling

Guru bimbingan konselling mempunyai kelas dan wewenang di

luar mata pelajaran. Khususnya bagi siswa yang bermasalah. Melalui

guru bimbingan konseling di harapkan bagi para siswa yang memiliki

masalah yang mengakibatkan terganggunya proses belajar mengajar,

maka guru bimbingan konseling bertugas menyelesaikan masalah

siswa tersebut melalui proses, di harapkan setelah berkonsultasi

dengan guru bimbingan konseling tersebut maka siswa yang

mempunyai masalah dapat menyelesaikan nya dengan baik.

7. Tenaga Administrasi dan Tata Usaha

Dalam usaha pendidikan atau sekolah tidak pernah terlepas dari

tenaga administrasi, yaitu tata usaha. Pegawai-pegawai yang ada di

dalam tata usaha bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan

memiliki tugas menjalankan ketatausahan sekolah. Di SMPN 22 Kota

Page 56: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

43

Jambi terdapat 14 orang pagawai tata usaha. Adapun tugas tata usaha

adalah sebagai berikut:

a. Menyusun program tata usaha

b. Mengelola keuangan

c. Mengurus administrasi ketenagaan dan siswa

d. Membina dan mengambangkan karir pegawai tata usaha sekolah

e. Menyusun perlengkapan administrasi sekolah

f. Menyusun dan menyajikan data administrasi sekolah

g. Mengkoordinasikan dan melaksankan 7 K

h. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan secara

berkala

8. Pengelolaan Laboratorium

Pengelola laboratorium membantu kepala sekolah dalam

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium

b. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratoriu m

c. Meyusun penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium

d. Memelihara dan memperbaiki alat-alat laboratorium

e. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium

9. Teknisi Media

Teknisi media membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan

sekolah sebagai berikut:

a. Merencanakan pengadaan alat-alat media

b. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaaan media

c. Menyusun program kegiatan teknisi media

d. Mengatur penyimpanan, pemeliharaan, dan perbaikan alat-alat

media

e. Inventarisasi dan pengadministrasian alat-alat media

f. Meyusun laporan pemanfaatan alat-alat sekolah

10. Layanan Teknisi di Bidang Pertamanan ( Tukang Kebun)

Layanan teknisi di bidang pertamanan ( tukang kebun ) bertugas :

Page 57: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

44

a. Mengusulkan keperluan alat perkebunan

b. Merencanakan jenis dan pemilah tanaman

c. Memotong rumput

d. Memelihara dan memangkas tanaman

e. Memupuk tanaman

f. Menjaga kebersihan dan keindahan tanaman serta

kerindangannnya

g. Memberantas hama dan penyakit tanaman

h. Merawat tanaman beserta infrastruktur ( pagar, saluran air, dsb)

i. Merawat dan memperbaiki peralatan kebun

j. Membuang sampah kebun dan lingkungan sekolah ke tempat

sampah

11. Pelayanan teknisi ( satpam)

Pelayanan teknisi ( satpam) bertugas :

a. Mengisi buku catatan kejadian

b. Mengantar atau memberi petunjuk tamu sekolah

c. Mengamankan pelaksanaan upacara bendera, PBM, UAS, UAN,

dan rapat

d. Menjaga kebersihan pos

e. Menjaga ketenangan dan keamanan siang dan malam

f. Merawat peralatan jaga malam

g. Melaporkan kejadian secepatnya,

F. Struktur Organisasi

Dalam rangka menjalankan proses belajar mengajar yang telah

dilakukan, maka tentulah memerlukan pengorganisasian yang jelas dan

terarah sesuai dengan aturan yang ada di sekolah.

Berdasarkan struktur yang ada, maka dilihatlah garis fungsi dan

tanggung jawab masing-masing.Melalui struktur organisasi yang jelas

dan terarah dapat dilihat dari pembagian tugas dan terdapat pemisahan

tugasnya antara pemimpin dan bawahan.

Page 58: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

45

Srtuktur organisasi di SMP Negeri 22 Kota Jambi dalam

penyelenggaraannya telah terorganisir dengan baik dan tidak terdapat

kejanggalan dan kendala yang cukup berarti bagan struktur organisasi

pada SMP Negeri 22 Kota Jambi terdapat pada gambar43

:

43 Dokementasi SMPN 22 Kota Jambi, Januari 2020.

Page 59: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

46

STRUKTUR ORGANISASI SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2018-2019

NO. 318/800/SMPN22/2018 Tabel 3

KOMITE

KEPALA SEKOLAH

ERDALENA M.Pd NIP. 19680212 198812 2 002

TATA USAHA 1. KARTINI

NIP. 196304211986032003 9. BASRI

2. INDRAMAWAN NAIPOSPOS, SE NUPTK.6346757658200013 NIP.196309201994032001 10.JUSMAN, S.Pd .

3. Y A T N O NUPTK.2842753654200020 NIP.196212311986031177 11.RISMAL AKBAR, A.Md.

4. MURNIWATI, SE NUPTK.2061759661200023 NIP.197103121992032004 12.PRAWOTO

URUSAN KURIKULUM EDIMAR, S.Pd

NIP.196906141997021001

URUSAN KESISWAAN Ir. EFIRYATI

NIP.196311101998022001

URUSAN HUMAS HASNAWATI, S.Ag

NIP.196704091996022001

PENGELOLA KEUANGAN BOS HASNAWATI

NIP. 196704091996022001

PENGELOLA PERPUSTAKAAN 1. Hj. RAFNIS M.Pd

NIP. 19600105 198203 2 008 2. EKA HERLINDA.

NUPTK---

WALI KELAS IX

SUHARNI, S.Kom IX A NIP. 197912312006042012 SOFIANIS, S.Pd IX B NIP.196504091992032002 YULIA M.Pd IX C NIP. 197406152009032003 SITI ATIKA S.Pd IX D NIP. 19700402 199703 2 003 MARDIANA, S.Pd IX E NUPTK Dra. ROSITA IX F

WALI KELAS VIII

DWI ASTUTI, S.Pd VIII A NUPTK RINI NURMALA VIII B NUPTK. HAYATI S.Pd VIII C NIP. 196804291997022001 NADILA ANISA PUTRI VIII D NUPTK Drs. Syahril, M.Si VIII E NIP. 196803161995121001 ARMAINI VIII F NIP. 196004131984032002 Dra. Zaharah, M.Pd VIII G NIP. 196710121995122004 YARTI NIP. 196206111984122001

PENGELOLA LABOR IPA 1. Drs. SYAHRIL, M.Si

NIP.196803161995121001 2. RAFIAH, S.Pd

NIP.196811161991032005 3. ADE SUSILOWATI

NUPTK--- 4. Dra. ZAHARAH

NIP.196710121995122004 5. DETRINA, S.Pd

NIP.197208071997022001

WALI KELAS VII

DIRMANIDA S.Pd.I VII A NIP. 196012301986102001 PENTI WAHYU ANGGELINA, S.Pd VII B NUPTK Liston L. Tobing, S.Pd VII C NIP. 197003211998021002 MISWANI, S.Pd VII D NIP. 196208291984122001 LILI DEWITA, MPd VII E NIP. 197007031998022002 RAFIAH S.Pd VII F NIP. 19681116 199103 2 005 Bimbi mukhtar S.Pd VII G NUPTK--- Sri Yulia, S.Pd NUPTK

PENGELOLA LABORAN TIK

1. SUHARNI, S.Kom NIP. 197912312006042012

2. KURNIATI, S.Kom NUPTK---

PENGELOLA MUSHOLA

1. RAMIDAS, S.Pdi NIP.196112311987122002

2. Dra.Hj.Rasmiati Umar NIP.195811251986032005

3. Hj. DIRMANIDA, S.Pdi NIP.196012301986102001

4. Drs. H.Mustapa Sabri, M.Pdi NIP.196512311992031094

5. HASNAWATI, S.Ag NIP.196704091996022001

PENGELOLA KANTIN KEJUJURAN

1. Dra. ERNAWATI NIP.196808181997032002

2. Dra. ROSITA NIP.196412312012122004

GURU MATA PELAJARAN

GURU PEMBIMBING

BIMBINGAN KONSELING

1. Dra. Martha Br. Tarigan NIP.196602271995122001 2. HAYATI, S.Pd NIP.196804291997022001 3. KHOLILAH, M.Pdi NIP.19760528200

O S I S

1. SITI ATIKA, S.Pd NIP.197004021997032003

2. RAFIAH S.Pd NIP. 19681116 199103 2 005

PRAMUKA

1. Dra Martha Br. Tarigan NIP. 196602271995122001

2. JUSMAN S.Pd NUPTK. 2842753654200020

SISWA / SISWI

UKS / PMR

1. KHOLILAH, M.Pdi NIP.197605282009032003

2. M.SYAHRONI S.Pd NUPTK---

Keamanan, Cleaning Service & Penjaga Malam 1. B A S R I

NUPTK. 6346757658200013 2. PRAWOTO

NUPTK. 9237734635200003 3. JUSMAN, S.Pd

NUPTK. 2842753654200020 4. ANDRIYADI NUPTK ---

KESENIAN

1. MESSI JULIZA S.Pd Kons NUPTK---

2. NIA ARYASTUTI S.Pd NIP.198604192011012002

3. Y A R T I NIP.196206111984122001

OLAH RAGA

1. Drs. YOSNEDI NIP.196103101988031006

2. M. SYAHRONI S.Pd NUPTK----

URUSAN SARANA & PRASARANA Dra.Hj. RASMIATI UMAR

NIP.195811251986032005

Page 60: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

47

G. Sarana dan Prasarana

Saranan dan prasarana SMPN 22 Kota Jambi akan disajikan dalam tabel

berikut ini44

:

Tabel 4

12. NO

Standar Minumum

Sarpras Sekolah

Keadaaan Standarisasi Ket

Ada Rusak Tidak

ada

Ideal Tidak

1 Ruang Kelas 21

2 Ruang Guru 1

3 Ruang TU 1

4 Ruang Kepsek 1

5 Lapangan Upacara 1

6 Ruang BP/BK 1

7 Ruang UKS 1

8 Ruang OSIS 1

9 Lab IPA -

10 Lab Bahasa -

11 Lab Komputer 1

12 Perpustakaan 1

13 Media pembelajaran LCD -

14 Sarana Olahraga 1

15 Tempat Ibadah 1

16 Pusat Sumber Belajar

(PBS)

-

17 Lab IPS -

18 Ruang Kesenian -

19 Wc Guru 1

20 Wc Siswa 4

21 Kantin Sekolah 7

22 Kantin Kejujuran 1

1. Ruang Perkantoran

Ruang perkantoran baik untuk kepala sekolah, TU maupun majelis

Guru di SMP Negeri 22 Kota Jambi tergolong dalam keadaan baik.Semua

guru mempunyai meja kerja masing-masing dan satu ruangan guru

lainnya, sehingga satu guru dengan guru yang lainnya bisa saling

membaur dan berinteraksi dengan baik.

44 Observasi, Sarana dan Prasarana SMPN 22 Kota Jambi, Januari 2020

Page 61: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

48

2. Ruang Kelas

Ruang kelas di SMP Negeri 22 Kota Jambi ada 21 lokal, dalam

kondisi baik meskipun ada beberapa ruang kelas yang tergolong kurang

kondusif untuk jumlah siswa yang mencapai 40 siswa. Letak ruang kelas

satu sama lain saling berdekatan sehingga siswa kelas yang satu dengan

yang lainnya dapat saling berinteraksi dengan baik.

3. Ruang BK (Bimbingan Konseling)

Ruangan BK adalah ruangan yang sangat privasi karena ruangan

ini digunakan untuk berkonseling dari masalah yang ringan hingga

masalah yang berat. Ruang konseling idealnya sedikit celah untuk melihat

kedalam agar saat melakukan konseli tidak terdengar keluar atau terlihat

dari luar. Ruang Bk juga harus nyaman karena saat melakukan konseling

butuh waktu yang lama sehingga ruangan di tata dengan rapi agar konseli

nyaman berlama-lama. Sarana dan prasarana ruangan BK akan dirangkum

dalam tabel investari berikut ini:

Tabel 5

No

urut

Nama Barang Jumlah Keadaan Ket

Baik Kurang

Baik

Rusak

Berat

1 Meja Guru 5 buah - -

2 Kursi Guru 5 buah - - -

3 Kursi Tamu 5 buah - -

4 Kipas 2 buah - -

5 Jam 1 buah - -

6 Ruang Konseling

Pribadi

1

ruangan

- -

7 AC - - - -

8 Komputer - - - -

4. Perpustakaan

Perpustakaan mempunyai peranan yang besar dalam menciptakan

peserta didik yang cerdas dan mampu berpikir maju.Perpustakaan

mempunyai peranan vital dalam menciptakan semangat membaca dalam

diri seseorang anak didik.Kelengkapan buku-buku dan bahan yang ada

Page 62: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

49

dalam perpustakaan menjadi penting untuk diperhatikan. Sumber-sumber

informasi terbaru juga penting untuk dihadirkan diperpustakaan untuk

memberikan informasi-informasi actual pada peserta didik sehingga

peserta didik menjadi orang yang cepat tanggap dan memahami kondisi

sosialnya.

5. Sarana Olahraga

Sarana Olahraga terutama lapangan olahraga di SMP Negeri 22

Kota Jambi bisa dikatakan cukup baik. Namun dikarenakan hanya ada 2

lapangan maka setiap aktivitas olahraga baik itu bola kaki, badminton,

senam, dan basket dilakukan dilapangan yang sama dipakai secara

bergantian, sedangkan voly memiliki lapangan sendiri. Hal ini dikarenakan

luas sekolah yang tidak memungkinkan untuk menambah lapangan

olahraga lagi.

6. Ruang Kegiatan Kesiswaan

Ruang kegiatan kesiswaan seperti ruang osis, ruang UKS dan

ruang olahraga yang ada di SMP Negeri 22 Kota Jambi bisa dikategorikan

dalam keadaan baik.

7. Laboratorium Komputer

Laboratorim computer merupakan salah satu sarana yang

terpenting, yang harus ada setiap istansi pendidikan guna menunjang

keterampilan siswa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Di SMP Negeri 22 Kota Jambi mempunyai laboratorium yang

bisa dikatakan baik dan lengkap. Karena sudah dilengkapi fasilitas internet

hingga para siswa dapat mengakses informasi pendidikan lewat internet

secara teratur dan didampingi oleh guru yang bersangkutan.

8. Sarana Ibadah/Mushola

Mayoritas siswa SMP 22 Kota Jambi adalah beragama islam.

Sehingga pihak memprioritaskan pembangunan sarana ibadah untuk para

muslimin dan muslimat. Di SMP Negeri 22 kota jamni untuk bangunan

masjidnya tergolong cukup bagus. Sedangkan untuk sarana peribadatan

agama lain selain agama islam tidak ada, namun setiap pemeluk agama

Page 63: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

50

diberikan waktu dan kebebasan dalam menjalankan agamanya sesuai

dengan ajaran masing-masing.

9. Kantin

Kantin di SMP 22 Kota jambi bias dikatakan lengkap. Bangunan

untuk kantin pun tertata rapu dan berada dalam satu tempat, sehingga tak

mengganggu proses belajar mengajar. Dikantin siswa dapat menikmati

berbagai jenis makanan dengan harga yang cukup standard.

Page 64: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

51

BAB III

LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM MEMBANTU

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SISWA KELAS IX

SMPN 22 KOTA JAMBI

A. Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan konseling individual merupakan layanan yang paling

utama dalam pelaksanaan mengetaskan permasalahan pribadi yang dialami

oleh peserta didik. Banyak peserta didik yang tidak mau membicarakan

permasalah pribadi mereka dalam diskusi kelompok saat jam BK,

beberapa dari mereka ragu untuk mengatakan dalam diskusi kelompok-

kelompok tersebut. Oleh karena itu, konseling individual dalam sekolah

tidak terlepas dari psikoterapi yang didasarkan pada asumsi bahwa peserta

didik akan lebih suka berbicara berdua dengan guru BK.

Menurut Prayitno layanan BK terapat 9 jenis layanan, yaitu45

:

a. Layanan orientasi

Layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan

konseli memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk

mempermudah dan memperlancar berperannya konseli dalam

lingkungan baru tersebut.

b. Layanan informasi

Layanan informasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan

konseli menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan

untuk kepentingan konseli.

c. Layanan penempatan dan penyaluran

45 Prayitno dan Eman prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta, Jakarta,2016. Hal 25

51

Page 65: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

52

Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan yang

memungkinkan konseli memperoleh penepatan dan penyaluran yang

sesuai dengan bakat dn kemampuan masing-masing.

d. Layanan penguasaan konten

Layanan penguasaan konten yakni layanan yang memungkinkan

konseli mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan

yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan

belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainya.

e. Layanan konseling perorang

Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus

secara pribadi dalam wawancara atau seorang konselor dan seorang

kopnseli. Konseli mengalami kesukaran pribadi yang tidak dpat

dipecahkan sendiri,, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai

petugas yang profesional dalam jabatan dan pengetahuannya.

f. Layanan bimbingan dan konseling kelompok

Bimbingan kelompok yang dimaksud adalah memecahkan

perkembangan masalah atau kesulitan pada diri konseli. Isi dari kegiatan

bimbingan kelompok terdiri dari penyampaian inforrmasi yang

berkenaan dengan masalah, pekerjaan, pendidikan, pribadi, dan masalah

sosial yang tidak disajikan dalm bentuk pelajaran.

g. Layanan konsultasi

Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan

permasalahan atau perse;isihan yang dialami konseli dengan pihak lain

dapat di tetaskan dengan konselor sebgai ediator.

h. Layanan mediasi

Layanan konseultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses

penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan

konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah.

i. Layanan advokasi

Layanan advokasi yakni layanan yang membantu konseli untuk

memperoleh kembali hak-hak dirinya uang tidak diperhatikan atau

Page 66: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

53

mendapatkan perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter

cerdas dan terpuji.

Layanan yang sering dilakukan di SMPN 22 Kota Jambi adalah

layanan orientasi, informasi, bimbingan kelompok dan layanan konseling

individu. Layanan yang sangat sering dilakukan layanan konseling

individu atau perorang karena dirasa lebih efektif untuk mengatasi

perilaku disiplin peserta didik. Tetapi layanan konseling individual ini

tidak hanya dilakukan satu kali saja.

[K]onseling individual sering dilakukan disekolah karena dirasa

lebih tepat untuk melakukan pendekatan dan penyelesaian masalah

pada siswa, tetapi konselingnya dilakukan berkali-kali sampai anak

itu ibu lihat sudah tidak melakukan kesalahannya lagi. Ada yang 2

atau 3 kali pertemuan sudah berubah.46

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

layanan konseling individual adalah layanan yang paling sering digunakan

disekolah karena layanan konseling individual dirasa lebih baik dilakukan

dari pada layanan yang lain karena membantu peserta didik memperbaiki

perilaku yang buruk menuju kondisi yang lebih baik.

Dalam penelitian yang sama yang berjudul “Pengunaan Layanan

Konseling Individual Dalam Membantu mnegatasi Perilaku Membolos

Peserta Didik Kelas XI SMA Pangudi Luhur Bandar Lampung”

menggenai pelaksanaan layanan konseling individual adalah layanan yang

sering digunakan disekolah dalam mengetaskan permasalahan siswa.

Layanan konseling individu tersebut berarti dilakukan tergantung

peserta didiknya. Jika masalah peserta didik cukup berat maka konseling

individual tersebut dilakukan berkali-kali sampai anak tersebut punya

tanggung jawab atas dirinya sendiri.

Pelaksanaan konseling individual yang utama adalah konselor dan

konseli akan tetapi jika konseli tidak juga ada perubahan saat melakukan

layanan maka orang tua konseli ikut andil dalam pengawasan keberhasilan

pelaksanaan layanan konseling individual.

46 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 24 Januari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi

Page 67: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

54

[K]ita lihat dulu apa penyebabnya sampai dia melakukan perilaku

tersebut, misalkan karena keluarganya jadi kita ajak orang

tuanyanya atau keluarganya bicara agar si anak tidak melakukan

perilaku itu lagi.47

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

Selain orang tua karena guru BK tidak bisa mengawasi peserta didik

sampai kerumah. Jadi orang tua dipanggil untuk mengawasi sang anak

yang sedang melakukan proses ke arah yang lebih baik. Tetapi peserta

didiklah yang berperan penting dalam layanan konseling ini, karena siswa

harus mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan apa yang

diputuskan dalam proses konseling karewna proses konseling individual

yang terpenting adalah konseli itu sendiri.

Dalam penelitian yang sama yang berjudul “Pengunaan Layanan

Konseling Individual Dalam Membantu mnegatasi Perilaku Membolos

Peserta Didik Kelas XI SMA Pangudi Luhur Bandar Lampung”

menggenai pelaksanaan layanan konseling individual setelah

terlaksananya konseling individual orang tua ikut perpartisipasi dalam

keberhasilan pelaksanaan layanan.

B. Prosedur Layanan Konseling

Layanan BK mempunyai prosedur umum dalam pelaksaan layanan

konseling individual, yaitu:

1. Identifikasi kasus

Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan peserta didik

yang diduga memerlukan bimbingan dan konseling. Menurut Robinson

adal beberapa pendekatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi

konseli yang diduga membutuhkan layanan dan bimbingan, yaitu48

:

a. Call them approach. Melakukan wawancara dengan memanggil

semua peserta didik secara bergiliran agar dapat mengetahui siapa

yang benar-benar memerlukan layanan konseling.

47 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 24 Januari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi 48 Abin Syamsyudin Makmun, Psikologi Pendidikan, PT Rosda Karya Remaja, Bandung,

2003. Hal 17

Page 68: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

55

b. Mantaun good realitionship. Menciptakan hubungan yang baik

dengan penuh keakraban sehingga tidak terbentuk jarak pemisah

antara guru pembimbing dan peserta didik.

c. Developing a desire for counseling. Menciptakan suasana yang

menimbulkan penyadaran peserta didik akan masalah yang

dihadapinya.

d. Melakukan analisis terhadap hasil belajr peserta didik. Dengan cara

ini dapat diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan

belajar yang dihadapi peserta didik.

e. Melakukan analisis sosiometri. Dengan cara ini dapat ditemukan

peserta didik yang diduga mengalami kesulitan penyesuaian sosial.

2. Identifikasi Masalah

Merupakan lanjutan setelah identifikasi kasus yang ditemukan

serta merupakan upaya untuk memahami jenis dan karakter kesulitan

maupun masalah yang di hadapi peserta didik. Dalam konteks proses

belajar mengajar, masalah peserta didik dapat berkenaan dengan aspek

substansial-material, stucktural-fungsional, behavioral dan personality.

3. Melakukan Diagnosis

Dalam konteks proses belajar mengajar, faktor-faktor penyebab

kegagalan belajar peserta didik bisa dilihat dari segi input, roses, ataupun

putput belajarnya. Dalam melakukan diagnosis pembimbing atau konselor

harus berhati-hati ketika menyimpulkan temuan masalah yang diketahui,

karena kesalahan mengdiagnosis permasalahan akan berakibat fatal.

4. Remedial dan alih tangan kasus

Jika jenis dan sifat serta sumber permaslaahanya masih berjaitan

dengan sistem pembelajaran dan masih berada dalam kesanggupan dan

kemampuan guru atau konselor , pemberian bantuan bimbingan dapat

dilakukan oleh guru maupun guru pembimbing itu sendiri. Namun jika

permasalahan menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam

dan luas maka selayaknya tugas guru pembibing hanya sebatas membuat

Page 69: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

56

rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten atau kata lain diberikan

reveral kepada ahlinya.

5. Evaluasi dan follow up

Tahap ini merupakan langkah terakhir dalam prosedur pelaksanaan

bimbingan dan konseling. Depdiknas telah memberikan kriteria

keberhasilan layanan konseling yaitu:

a. Berkembangya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik

berkaitan dengan masalah yang dibahas.

b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang

dibawakan melalui layanan.

c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik

sesudah pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya

lebih lanjut guna pengetasan masalah yang dialaminya.

Dalam Identifikasi kasus agar telaksaan layanan konseling

individual dilakukan jika peserta didik mendapatkan masalah tetapi peran

guru mata pelajaran dan walikelas juga sangat penting karena guru mata

pelajaran dan walikelas harus bekerjasama dengan guru BK dalam

mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan layanan konseling.

Diperkuat dengan wawancara dan observasi ,oleh guru BK SMPN

22 Kota Jambi, berikut yang dikatakan ibu martha:

[A]da beberapa guru mata pelajaran yang bekerjasama langsung

dengan guru BK dia ngomong langsung dengan saya kalau ada

anak yang perlu saya ajak bicara karena kadang anak-anak ini jam

pertama masuk jam kedua tidak masuk itulah sebabnya guru

tersebut lapor kesaya. Tetapi untuk wali kelas jarang yang ngmong

langsung kesaya mungkin karena dia punya rasa tanggung jawab

atas siswa yang dia pegang.49

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

dalam mekanisme penanganan siswa bermasalah disekolah seharusnya

guru mata pelajaran memberikan laporannya terlebih dahulu kepada wali

kelas karena wali kelas memiliki tanggung jawab setiap kelas yang

49 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 24 Januari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi

Page 70: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

57

dipimpinnya setelah itu baru ke guru BK. Tetapi karena banyaknya wali

kelas yang tidak ingin anaknya masuk ke ruang BK, dan ada guru BK

yang menjadi wali kelas ketika anak bermasalah jarang ada yang melapor

langsung ke guru BK.

Dalam penelitian yang sama berjudul “Efektifitas Layanan

Konseling Individual Mengatasi Kenakalan Siswa Kelas XI Di SMAN 12

Pekan baru” pelaksanaan layanan konseling individual wali kelas dan

guru mata pelajaran ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan dengan

memberikan informasi siswa mana yang membutuhkan layanan tersebut.

Konseling individual dilakukan dengan mengarahkan konseli agar

termotivasi untuk menyelesaikan masalah yang ia hadapi, serta

mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan apa yang diputuskan

dalam proses konseling

Diperkuat dengan wawancara dan observasi ,oleh guru BK SMPN

22 Kota Jambi, berikut yang dikatakan ibu martha:

[S]aat melakukan konseling saya membuat anak tersebut

menyadari kesalahannya dan saya buat dia berfikir kalau yang dia

lakukan salah, saya mengarahkan anak tersebut untuk tidak

melakukannya lagi,ini adalah hal yang paling penting.50

Ketika peserta didik sudah mendapatkan rasa tanggung jawab atas

kesalahannya sendiri hal yang tidak boleh lupa adalah memberikan peserta

didik keberanian dan kemampuan dalam mengungkapkan pikirannya dan

perasaan serta masalah yang dihadapinya agar guru BK tau apa

penyebabnya peserta didik melakukan perilaku tersebut. Hal ini membuat

perasaan klien terbuka lalu menyatakan perasaan dengan bebas dan terus

bergerak kearah pemahaman dan penyadaran diri. Akibatnya klien menjadi

rasional dalam menghadapi masalahnya sehingga melahirkan rencana-

rencana yang realistis untuk mengatasinya.

Diperkuat dengan wawancara dan observasi ,oleh guru BK SMPN

22 Kota Jambi, berikut yang dikatakan ibu martha:

50 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 24 Januari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi

Page 71: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

58

[S]aat melakukan layanan konseling individual saya

mengutamakan pendekatan kepada anak-anak supaya saya bisa

membangun kepercayaannya, karena setiap anak berbeda cara

pendekatannya oleh sebab itu saya suka memperhatikan anak

tersebut seperti apa dia suka diperlakukan sehingga saat konseling

dia bisa bercerita tanpa ragu dan bisa menyelesaikan masalahnya.51

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

dalam pelaksaan layanan konseling yang diutamakan adalah

pendekatan kepada konseli, agar saat melakukan layanan konseling

individual konseli terbuka dalam menceritakan masalahnya. Guru

BK smpn 22 Kota Jambi banyak menggunakan pendekatan

Mantaun good realitionship dan Developing a desire for

counseling. Dengan pendekatan tersebut lebih mempermudah

konselor untuk mendiagnosis permasalahan yang dialami oleh

konseli.

Dalam penelitian yang sama yang berjudul “Pengunaan Layanan

Konseling Individual Dalam Membantu mnegatasi Perilaku Membolos

Peserta Didik Kelas XI SMA Pangudi Luhur Bandar Lampung”

menggenai pelaksanaan layanan konseling individual pendekatan Mantaun

good realitionship dan Developing a desire for counseling sangat

diutamakan dalam pelaksanaan layanan konseling individual.

C. Fungsi Layanan Konseling Individual

Fungsi utama layanan konseling individual yang sangat dominan

adalah fungsi pengetasan. Menurut Prayitno terdapat 5 fungsi dalam

layanan konseling individual yakni:52

a. Fungsi pemahaman.

b. Fungsi pengetasan

c. Fungsi mengembangkan atau pemeliharaan

d. Fungsi pencegahan

e. Fungsi advokasi.

51 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 24 Januari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi 52 Prayitno, Konseling Perorang, Padang, Universitas Negeri Padang, 2005. Hal 52

Page 72: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

59

Setelah penelitian yang dilakukan peneliti menemukan hasil

wawancara dan observasi layanan konseling individual dengan guru BK

SMPN 22 Kota jambi, berikut penjelasan yang dikatakan oleh ibu martha:

[F]ungsi BK kalo kita konseling kan pasti digunakan dalam

layanan manapun, karena fungsi itu juga bisa menjadi tolak ukur

pelaksanan layanan konseling berlangsung dengan baik atau tidak

mendiagnosis permasalahan yang dialami oleh konseli.53

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

dalam fungsi layanan bimbingan dan konseling di SMPN 22 Kota Jambi

dilakukan dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang ada di bimbingan

konseling.

Dalam penelitian yang sama yang berjudul “Pengunaan Layanan

Konseling Individual Dalam Membantu mnegatasi Perilaku Membolos

Peserta Didik Kelas XI SMA Pangudi Luhur Bandar Lampung”

menggenai pelaksanaan layanan konseling individual menggunakan fungsi

layanan BK.

53 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 3 Februari 2020, SMPN 22 Kota Jambi

Page 73: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

60

BAB IV

EFEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM

MEMBANTU MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS

SISWA KELAS IX SMPN 22 KOTA JAMBI

A. Pelaksanaan Layanan Konseling Individual

Pelaksanaan layanan konseling individual dilaksanakan

berdasarkan proses dan juga tehnik-tehnik konseling yang baik, selain itu

prosedur pelaksanaan layanan juga menentukan keberhasilan layanan

konseling individual. Identifikasi kasus yang merupakan prosedur pertama

yang dilakukan harus dilakukan dengan cara yang sangat teliti.

Setelah penelitian yang dilakukan peneliti menemukan hasil

wawancara dan observasi layanan konseling individual dengan guru BK

SMPN 22 Kota jambi, berikut penjelasan yang dikatakan oleh ibu martha:

[P]elaksanaan layanan konseling individual ini kan dilakukan

sangat sering, sudah pasti ibu mengikuti prosedur dan juga tehnik-tehnik

yang ibu pelajari. Syukurnya dalam pelaksanaan layanan konseling

disekolah ini bisa berjalan dengan lancar.54

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan, guru

BK SMPN 22 Kota Jambi melakukan layanan konseling individual

berdasarkan prosedur umum dalam pelaksanaan layanan konseling

individual

Dalam penelitian yang sama berjudul “Efektifitas Layanan

Konseling Individual Mengatasi Kenakalan Siswa Kelas XI Di SMAN 12

Pekan baru” pelaksanaan layanan konseling individual menggunakan

prosedur umum BK.

Hubungan Raport (saling memahami) bagian yang penting dalam

pelaksanaan layanan konseling individual, karena saat melakukan layanan

konseling individual konselor dan konseli harus mempunyai hubungan

yang baik dan saling memahami agar pelaksanaan layanan berjalan dengan

54 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 3 Februari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi 60

Page 74: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

61

lancar. Konseli yang terbuka adalah salah satu kunci layanan konseling

individual bisa berjalan dengan baik.

Setelah penelitian yang dilakukan peneliti menemukan hasil

wawancara dan observasi layanan konseling individual dengan guru BK

SMPN 22 Kota jambi, berikut penjelasan yang dikatakan oleh ibu martha:

[M]aka dari itu saya selau mengakrabkan diri dengan anak-anak

ada ataupun tidaka adanya masalah karena hubungan yang baik

dan rasa saling memahami adalah hal yang sulit dilakukan tetapi

saat kita sama-sama memahami anak-anak akan merasa terbuka

saat melakukan konseling.55

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan, guru

BK SMPN 22 Kota Jambi melakukan layanan konseling individual

berdasarkan prosedur umum dalam pelaksanaan layanan konseling

individual terlaksana dengan baik karena guru BK di SMPN 22 Kota

Jambi mempunyai hubungan yang baik dengan peserta didiknya.

B. Efektifitas Layanan Konseling Individual

Layanan konseling individual adalah layanan bimbingan dan

konseling dimana peserta didik mendapatkan layanan langsung secara

tatap muka dengan guru pembimbingnya dalam rangka pembahasan dan

pengetasan masalahnya.

Layanan yang efektif adalah terlaksananya layanan dalam

menyelesaikan masalah peserta didik sehingga tercapainya tujuan layanan

tersebut. Sehingga menjadi tolak ukur efektifitas yaitu tercapai tujuan dan

hasil yang tinggi. Dan dalam konteks layanan konseling individual, suatu

bantuan yang dikatakan efektif apabila mencapai tujuan seperti

pengembangan diri yang optimal dan mengambil keputusan untuk dirinya

sendiri.

Setelah penelitian yang dilakukan peneliti menemukan hasil

wawancara dan observasi layanan konseling individual dengan guru BK

SMPN 22 Kota jambi, berikut penjelasan yang dikatakan oleh ibu martha:

55 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 3 Februari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi

Page 75: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

62

[A]nak-anak ni kadang perlu diajak bicara, karena kan siapa tau dia

dirumah juga tidak terbuka jadi guru BK harus pandai membaca

situasinya. Setiap melakukan layanan konseling pasti ada

perjanjian antara si anak dengan guru BK biar dia ada tanggung

jawabnya untuk diri sendiri dia juga56

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

semua konseli hidup dalam pikiran, badan, waktu dan ruang hidup mereka

sendiri, serta di dalam relasi dan lingkungan sendiri. Karenanya setiap data

konseli harus dipandang sebagai suatu yang bersifat unik, miliknya sendiri

dan mempunyai nilai dan makna tertentu yang sesuai dengan keadaan

dirinya. Atas dasar tersebut pekerjaan konselor adalah berusaha secara

sadar memasuki dunia konseli sebagai seorang pribadi yang berbeda

dengan orang lain.

Setelah penelitian yang dilakukan peneliti menemukan hasil

wawancara dan observasi layanan konseling individual dengan guru BK

SMPN 22 Kota jambi, berikut penjelasan yang dikatakan oleh ibu martha:

[S]etiap anak itu berbeda-beda cara pendekatannya. Ini kan suci

ngambil sampelnya 5 anak setiap anak itu permasalahannya

berbeda meskipun sama-sama membolos. Kalo AD dia melakukan

perilaku membolos karena faktor keluarganya, selain membolos

dia juga jarang masuk diaktualisasi dirinya itu kurang. Nah kalo

MS karena lingkungan pertemanannya dia tu suka berteman sama

yang lebih tua dari dia jadi dia terpengaruh, sedangkan RM dia

bolos karena asik dengan kegiatan lain dia tu suka bawak-bawak

sporter kalo ada lomba gitu nah kadang dia bolos karena kegiatan

tersebut. Sedangkan FR dan MD itu sama karena malas ketemu

guru mata pelajaran karena waktu pelajaran penjas kan disuruh

jalan jongkok dulu naj mereka ni ga mau dan juga ikutikutan

teman57

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, penulis lakukan setiap

peserta didik pasti berbeda cara pendekatannya dan juga cara

penyelesaianya tetapi menggunakan tehnik yang sama yaitu layanan

konseling individual.

56 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 3 Februari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi 57 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 3 Februari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi

Page 76: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

63

Dalam penelitian yang sama berjudul “Efektifitas Layanan

Konseling Individual Mengatasi Kenakalan Siswa Kelas XI Di SMAN 12

Pekan baru” layanan konseling individual pendekatan kepada siswa

dibangun agar layanan konseling individual efektif.

Hal lain yang perlu diperhatikan saat melakukan konseling

individual adalah bagaimana konseli bisa mengambil keputusan dalam

proses konseling yang dilakukan dengan guru BK. Karena agar

terlaksananya layanan konseling individual yang efektif adalah dengan

adanya tanggung jawab konseli terhadap dirinya sendiri. Berikut yang

dikatakan oleh ibu martha:

[S]uci juga sudah pasti tau gimana sih cara konseling dengan orang

maskipun disekolah caranya sama aja, kita setiap konseling kan

akhirnya harus ada persetujuan lah istilahnya antara ibu dengan

anak-anak ni kedepannya dia mau gimana, apa yang dia lakukan

setelah konseling ini jangan sampai anak ga ada rasa malu atau ga

ada rasa tanggung jawab dalam dirinya sendiri.58

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, penulis lakukan setiap

peserta didik diberikan rasa tanggung jawab agar dia bisa melakukan hal

positif setelah melakukan layanan konseling individu.

Dalam penelitian yang sama berjudul “Efektifitas Layanan

Konseling Individual Mengatasi Kenakalan Siswa Kelas XI Di SMAN 12

Pekan baru” layanan konseling individual dilaksanakan berdasarkan

tehnik-tehnik konseling.

Konseli atau siswa adalah pribadi yang sangat penting dalam

hubungan konseling, diamana semua efektifitas yang diselenggarakan

didalamnya semata-mata ditunjukan kepada peningkatan dirinya. Tetapi

konselor juga berpengaruh dalam konseling.

Konselor adalah pribadi yang memiliki keterampilan dan keahlian

dalam suatu hubungan dan aktifitas-aktifitas bantuan interpersonal.

Melalui keterampilan dan keahlian tersebut konselor akan menerapkan

berbagai tehnik dan metode bantuan yang cocok dengan kebutuhan

58 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 3 Februari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi

Page 77: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

64

konselinya. Bila keterampilan dan keahlian konselor tidak lebih tinggi

dari konseli maka konseling tidak akan berjalan efektif.

Setelah penelitian yang dilakukan peneliti menemukan hasil

wawancara dan observasi layanan konseling individual dengan guru BK

SMPN 22 Kota jambi, berikut penjelasan yang dikatakan oleh ibu martha:

[B]alik lagi setiap anak pendekatannya berbeda dan perilakunya

berbeda-beda, saat melakukan layanan konseling pun ada yang

nyaman ada yang tidak, itu sangat berpengaruh terhadap hasil

layanannya nanti. Seperti AD saat melakukan layanan dia kurang

percaya ada beberapa hal yang ia sembunyikan sedangkan yang

lainnya terbuka hanya dia saja yang begitu59

Keberhasilan suatu proses konseling individual juga dapat dilihat

apa yang diperoleh, dirasakan oleh konseli selama dan setelah mengikuti

konseling individual, juga dapat dilihat dari konseli yang menunjukkan

perubahan sikap kearah yang positif dan akhirnya konseli dapat

mengambil keputusan sendiri untuk masa depannya secara baik.

Diperkuat oleh wawancara dan observasi dengan peserta didik

yang telah melakukan konseling individual yaitu RM yang melakukan

perilaku membolos karena sibuk dengan kegiatan diluar sekolah, ia

mengatakan:

[K]ami terbukalah dengan ibu tu kak lagian kan kami masalahnya

dak terlalu berat, kami juga dak malu kok masuk ruang BK apa

lagi ibu tu baik nian kalo ngomong lembut. Kami sadar bahwa

perilaku membolos tu salah dan kelas 9 ni kami dak membolos

lagi60

Sama halnya dengan MS yang melakukan perilaku membolos

karena pengaruh teman, ia mengatakan:

[T]erus terang kami sering masuk ruang BK kak tapi kami terbuka

dengan ibu tu tetang masalah yang kami hadapi apa lagi orang tua

kami sudah dipanggil beberapa kali ke ruang BK untuk apa

ditutupin. Sadar nian kalo perilaku membolos salah walaupun baru

59 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 3 Februari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi 60 RM, siswa kelas IX D, wawancara dengan penulis, 12 februari 2020, SMPN 22 Kota

Jambi

Page 78: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

65

sekarang sadarnyo karena sudah mau lulus boleh dilihat absen

kami kelas 9 kami dak pernah bolos lagi kak61

Dibenarkan oleh guru BK SMPN 22 Kota Jambi, berikut yang

dikatakan ibu martha:

[I]ya kalo MS emang ga pernah lagi dia membolos walaupun dia

masih sering ngumpul dengan teman-temannya yang lebih tua. Itu

karena dia kerja juga diterminal pasar jadi nongkrong kadang-

kadang tapi dia ga pernah lagi bolos orang tuanya juga pernah

dipanggil kesekolah.62

Perubahan tingkah laku yang dapat meningkatkan diri konseli tidak

datang secara misterius, dramatis atau atas dasar nasib belaka, tetapi lebih

banyak berasal dari usaha dan aktifitas yang terencana secara matang.

Begitu pula dengan MD yang melakukan perilaku membolos

karena pengaruh teman sebaya, ia mengatakan:

[J]ujur saya bolos karena malas disuruh jalan jongkok waktu

pelajaran olahraga kak soalnya kaki kami sakit jadi ada kawan

ngajak bolos ya kami ikut bae lah. Tapi sekarang sadar itu tidak

bagus saya gak pernah lagi kek gitu mau dak mau saya harus rajin

karena untuk kebaikan diri kami jugo kak.63

Dibenarkan oleh guru BK SMPN 22 Kota Jambi, berikut yang

dikatakan ibu martha:64

[K]alo MD orang tuanya pernah di ajak bicara cuman orang tuanya

ini agak keras seperti tidak mau ambil pusing terhadap prilaku

anaknya, kalo sudah begini ya kita arahkan anaknya dengan baik.

Syukurnya dia bisa mengatasi masalahnya sekarang tidak pernag

membolos lagi.

Sama seperti MD, informan FH yang melakukan perilaku

membolos karena teman sebaya, ia mengatakan:

[K]ami tu ngikut kawan bolos kak cuman tu keterusan jadinya

sehingga orang tua saya dipanggil karena keseringan tu. Semenjak

konseling sama ibu martha sadarlah kami kalo itutu salah.65

61 MS, siswa kelas IX B, wawancara dengan penulis, 12 februari 2020, SMPN 22 Kota

Jambi 62 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 12 Februari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi 63 RM, siswa kelas IX c, wawancara dengan penulis, 13 februari 2020, SMPN 22 Kota

Jambi 64 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 13 Februari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi 65 FH, siswa kelas IX C, wawancara dengan penulis, 17 februari 2020, SMPN 22 Kota

Jambi

Page 79: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

66

Dibenarkan oleh guru BK SMPN 22 Kota Jambi, berikut yang

Dikatakan Ibu Martha66

:

[J]adi MD sama FH ni sekolah ci, itulah mungkin rame-rame dia tu

kan membolosnya sama saja anak ini orang tuanya ibu panggil juga

karena sudah ebebrapa kali membolos tapi sekarang tidak pernah

membolos lagi.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

metode yang digunakan oleh konselor untuk keempat informan tersebut

menggunakan metode directive dan non-directive. metode non-direktive

dilakukan tanpa pengarahan. Metode ini dilakukan jika konseli dianggap

mampu memecahkan masalahnya sendiri. Metode ini di kombinasikan saat

melakukan layanan konseling, keempat informan bisa terima dan

memecahkan masalahnya sendiri tetapi konselor membutuhkan orang tua

agar konseli bisa lebih diperhatikan karena guru BK tidak sepenuhnya bisa

mengambil alih.

Dalam penelitian yang sama yang berjudul “Pengunaan Layanan

Konseling Individual Dalam Membantu mnegatasi Perilaku Membolos

Peserta Didik Kelas XI SMA Pangudi Luhur Bandar Lampung”

menggenai keberhasilan layanan konseling individual dikarenakan konseli

itu sendiri.

Konselor membantu konseli untuk memperoleh informasi,

menyelidiki masalah dan menganalisisnya, serta menemukan dan

mengevaluasi solusinya. Ada konseli yang tidak percaya dengan konselor,

hal tersebut akan membuat konselor sulit memahami konselinya.

Diperkuat oleh wawancara dan observasi dengan peserta didik

yang telah melakukan konseling individual yaitu AD yang melakukan

perilaku membolos, ia mengatakan:

[M]emang ada beberapa hal yang saya sembunyikan soalnya itu

soal keluarga dak bisa saya omongin sama ibu tu kak. Pokoknya

66 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 17 Februari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi

Page 80: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

67

susah buat kami omongin. Tapi kami dak pernah bolos lagi sih

kak.67

Diperkuat dengan wawancara dan observasi ,oleh guru BK SMPN

22 Kota Jambi, berikut yang dikatakan ibu martha:

[A]D ini tidak tinggal sama orang tuanya jadi dia tinggal sama

kakak perempuannya, sudah pernah diajak bicara tetapi dia kadang

tidak masuk sekolah tetap. Kalo membolos tidak pernah tapi alfa

kadang-kadang masih.68

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

dalam melakukan layanan konseling dengan AD menggunakan metode

Directive. Metode Directive yaitu konseling dengan adanya pengarahan.

Metode ini dilakukan jika klien benar-benar dalam kondisi kritis dalam

memecahkan masalah yang sedang dihadapinya, tingkat pendidikan yang

rendah atau kepribadian yang tertutup, serta klien yang kurang memiliki

pengetahuan tentang bagaimana konsep keberagaman seseorang dalam

menghadapi masalah dan menyelesaikannya.

Dalam penelitian yang sama yang berjudul “Pengunaan Layanan

Konseling Individual Dalam Membantu mnegatasi Perilaku Membolos

Peserta Didik Kelas XI SMA Pangudi Luhur Bandar Lampung”

menggenai keberhasilan layanan konseling individual ada siswa yang

tertutup dalam menceritakan masalahnya sehingga di aplikasikan metode

Directiv.

Konseling yang efektif dapat dinilai dengan ukuran adanya

perubahan positif pada diri konseli, yaitu perubahan yang bersifat mental,

emosional dan fisik diluar setting konseling. Bila tidak ditemukan

perubahan positif seperti diluar konseling maka pengaruh-pengaruh yang

didapatkan dalam konseling tidak ada artinya sama sekali.

Diperkuat dengan hasil wawancara dan observasi dengan teman

sekelas tiap informan, yaitu vebby teman sekelas RM ia mengatakan:

67 AD, siswa kelas IX B, wawancara dengan penulis, 11 februari 2020, SMPN 22 Kota

Jambi 68 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 11 Februari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi

Page 81: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

68

[S]elama semester ini dia gak pernah bolos kak, biasanya juga suka

permisi keluar saat jam pelajaran kurang, jarang telat juga. Ada sih

perubahan dia disemester ini.69

Layanan konseling individual ditunjukan untuk membantu peserta

didik memperbaiki kebiasaan yang kurang memadai agar menjadi perilaku

yang lebih baik lagi terutama dilingkungan sekolah.

Diperkuat dengan hasil wawancara dan observasi dengan teman

sekelas tiap informan, yaitu Virgin teman sekelas MS ia mengatakan:

[M]S ni kak semester ini berubah sekali dia gak ada lagi dia bolos

bolos, kalo dulu belajar ngantuk ngantuk sekarang tidak baik

sekarang dia. Kan sudah diajak ngomong juga sama ibu martha tu

jadi mngkin dia ngertilah kalo kemarin dia tu salah.70

Dikatakan oleh Diah sebagai berikut:

[F]H kalo bolos lagi tu idak sih kak cuman ya kalo belajar tu dio

kurang berpartisipasi atau pas kerja kelompok agak kurang sih kak

cuman itulah dia yang dak berubah.71

Dikatakan oleh Egy sebagai berikut:

[A]D tu temen sebangku kami kak jadi ya kami kenal nian lah.

Kalo semester kemarin sih dia sering telat karena kesiangan ga ada

yang bangunin cuman semester ini dia jarang telat. Kalo membolos

juga dia dak pernah lagi tapi kadang masih suka alfa kayak jum‟at

kemarin nih dak masuk dia dak ada ngirim surat juga kesekolah.72

Dikatakan oleh Hanny sebagai berikut

[M]D semester ini sudah kelihatan sih perubahannya, gak kayak

dulu males malesan mungkin karena mau lulus juga. Bolos gak pernah lagi

cuamn sih kurang aktif be dikelas kak.73

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

Fungsi utama layanan konseling individual yang sangat dominan adalah

fungsi pengetasan. Agar peserta didik dapat mengembangkan potensi yang

69 Vebby, siswa kelas IX D, wawancara dengan penulis, 24 februari 2020, SMPN 22 Kota

Jambi 70 Virgin, siswa kelas IX C, wawancara dengan penulis, 24 februari 2020, SMPN 22 Kota

Jambi 71 Diah, siswa kelas IX C, wawancara dengan penulis, 24 februari 2020, SMPN 22 Kota

Jambi 72 Eggy, siswa kelas IX B, wawancara dengan penulis, 24 februari 2020, SMPN 22 Kota

Jambi 73 Hanny, siswa kelas IX B, wawancara dengan penulis, 24 februari 2020, SMPN 22 Kota

Jambi

Page 82: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

69

dimiliki dan dapat menjadi individu yang mandiri. Sehingga kedepannya

peserta didik mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik.

Diperkuat dengan wawancara dan observasi ,oleh guru BK SMPN

22 Kota Jambi, berikut yang dikatakan ibu martha:

[S]yukurnya dengan adanya kegiatan konseling anak-anak banyak

yang berubah. Lihat saja di agenda persemester anak-anak yang diteliti

tidak melakukan perilaku membolos.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

peserta didik yang melakukan kegiatan membolos bisa diukur dari absen

semester yang memperlihatnya informan tidak lagi melakukan kegiatan

membolos.

Dalam penelitian yang sama berjudul “Efektifitas Layanan

Konseling Individual Mengatasi Kenakalan Siswa Kelas XI Di SMAN 12

Pekan baru” layanan konseling individual 88% efektif dilakukan dalam

mengatasi kenakalan remaja.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Layanan Konseling

Individual

1. Guru Pembimbing

Untuk dapat terciptanya proses dan hasil layanan konseling

individual yang efektif, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan,

teruutama dari pihak konselor selaku orang yang memberikan layanan dan

sebagai seseorang yang memiliki peran penting dalam terciptanya suasana

yang kondusif serta hasil yang optimal dalam memberikan suatu layanan

terhadap konseli yang didalan hal ini layanan konseling individual.

Karakteristik konselor akan tergambar melalui sikap-sikap dan ciri-

ciri kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor yang efektiv.

Penciptaan suasana konseling akan lebih banyak ditentukan oleh sikap dan

keterampilan konselor. Konselor harus dapat menerima kehadiran konseli

sebagaimana adanya dan konselor harus memiliki pemahaman yang

mendalam mengenai permasalahan konseli.

Page 83: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

70

Ada tiga hal yang penting mempengaruhi konselor atau guru

pembimbing, baik positif maupun negatif, dalam kegiatan konseling

sebagai kegiatan profesional ialah :

a. Kualitas Pribadi

Kualitas pribadi konselor adalah kriteria yang menyangkut segala

aspek kepribadian yang amat penting dan menentukan keefektifan

konselor jika dibandingkan dengan pendidikan dan latihan yang

diperoleh.

b. Pengetahuan tentang profesi

c. Keterampilan khusus konseling.

Setelah penelitian yang dilakukan peneliti menemukan hasil

wawancara dan observasi layanan konseling individual dengan tata

usaha SMPN 22 Kota jambi, berikut penjelasan yang dikatakan oleh

bapak Jusman:

[B]isa di lihat diluar ada stuktur organisasi disitu ada nama

guru BK di smp ni tiap kelas ada guru Bknya, kelas 8 siapa

kelas 9 siapa begitu juga kelas 7. Allhamdulilah guru BK di

SMP ini sudah sangat berpengalaman.74

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan, guru

BK di SMPN 22 kota jambi memenuhi standar karakterisk konselor.

Dalam penelitian yang sama yang berjudul “Pengunaan Layanan

Konseling Individual Dalam Membantu mnegatasi Perilaku Membolos

Peserta Didik Kelas XI SMA Pangudi Luhur Bandar Lampung”

menggenai keefektifan layanan konseling individual didukung dengan

guru Bk yang profesional.

2. Siswa atau Konseli

Konseli atau siswa adalah pribadi yang sangat penting dalam

hubungan konseling, diamana semua efektifitas yang diselenggarakan

74 Jusman, Tata Usaha, wawancara dengan penulis, 23 februari 2020, SMPN 22 Kota

Jambi

Page 84: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

71

didalamnya semata-mata ditunjukan kepada peningkatan dirinya. Dengan

demikian segala sesuatu aktifitas yang bertujuan untuk kepentingan

konselor tidaklah dapat disebut sebagai suatu konseling.

Setelah penelitian yang dilakukan peneliti menemukan hasil

wawancara dan observasi layanan konseling individual dengan Guru BK

SMPN 22 Kota jambi, berikut penjelasan yang dikatakan oleh Ibu Martha:

[S]yukurnya anak-anak ni bisa di arahkan dengan baik saat

melakukan layanan konseling individu, saya berbicara dengan lembut agar

si anak tidak merasa kalo lagi dikonseling jadi seperti ngobrol biasa

supaya si anak menganggap kita teman jadi dia mudah mengerti apa yang

harus dilakukan kedepannya setelah selesainya layanan ini.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

peserta didik SMPN 22 Kota Jambi mudah mengerti saat dilakukannya

layanan konseling individual sehingga peserta didik bisa meningkatkan

kualitas dirinya.

Dalam penelitian yang sama berjudul “Efektifitas Layanan

Konseling Individual Mengatasi Kenakalan Siswa Kelas XI Di SMAN 12

Pekan baru” mengenai kefektifan layanan konseling individual adalah

konseli itu sendiri.

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan bagian dari manajemen. Sarana

dalam bimbingan dan konseling berapa alat pengumpulan data,

penyimpanan data dan perlengkapan teknis. Salah satu prasarana atau

sarana fisik yang merupakan faktor penting untuk menunjang efektifitas

dan efisiensi layanan bimbingan dan konseling disekolah adalah

ketersediaan ruangan Bimbingan dan konseling yang refresentatif, dalam

arti dapat menampung segenap aktifitas pelayanan Bimbingan konseling.

Setelah penelitian yang dilakukan peneliti menemukan hasil

wawancara dan observasi layanan konseling individual dengan guru BK,

berikut penjelasan yang dikatakan ibu martha:

[D]ulu ruangan BK sangat kecil sangat tidak efektif untuk

melakukan layanan konseling individual, tetapi dengan adanya

kepala sekolah yang baru dan ia mengerti, ruangan BK

Page 85: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

72

dipindahkan ke ruangan yang lebih besar sehingga bisa dibuat

rungan lain yang lebih pribadi lagi. 75

Saat layanan konseling dilakukan diruang BK seharusnya tidak

bisa terlihat langsung dari luar sehingga peserta didik nyaman melakukan

konseling diwaktu yang lama. Ruangan BK sangat berpengaruhi

keberhasilan layanan konseling individual, karena konseling dilakukan

tidak hanya sebentar tetapi dalam waktu yang lama dan tidak sekali

pertemuan.

Setelah penelitian yang dilakukan peneliti menemukan hasil

wawancara dan observasi layanan konseling individual dengan guru BK,

berikut penjelasan yang dikatakan ibu martha:

[K]adang anak-anak ni gak nyaman waktu konseling soalnya

banyak guru ngumpul didalam ruangan BK. kalo masalah pribadi

siswa yang mungkin dia malu untuk mengungkapkannya karena

ada guru lain. Kita bicara didalam, ada ruangan kecil khusus kita

ngmong berdua aja. Tapi kalo cowok palingan ngomong diruang

ini aja. Kalo untu penataan ya sudah cukup rapi bisa suci lihat

cuman kadang saya kadang heran juga sama guru disini nitip

barangnya diruang BK saat saya mau negur raanya segan sekali

padahal saya punya hak. Gimanalah ya.76

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan, Di

SMPN 22 kota jambi ini, justru ruangan BK kurang efektif digunakan

karena guru lainnya tidak mendukung terlaksananya layanan konseling

individual dengan menggunkan ruangan saat konseling berlangsung dan

tidak tertibnya guru lain dalam menggunakan ruangan BK.

Diperkuat dengan wawancara dan observasi ,oleh guru BK SMPN

22 Kota Jambi, berikut yang dikatakan ibu martha:

[R]uangan pribadi yang dibuat itu kadang disalahgunakan, dipake

buat sholat padahal mushola disekolah kan ada. Ada juga yang

dipake buat tidur.jadi kalo melakukan layanan konseling

tergantung situasinya lah kadang siswa ni nyaman konseling lama

75 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 27 Januari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi 76 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 27 Januari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi

Page 86: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

73

karena situasinya enak. Kadang ga enak situasinya karena ada guru

Bk yang ikutan nimbrung77

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan, saat

layanan konseling dilakukan harus melihat situasi dan kondisi terlebih

dahulu, jika masalahnya bersifat pribadi maka guru BK akan mengajak

peserta didik ke ruang lain yang telah disediakan agar peserta didik

tersebut nyaman saat konseling berlangsung.

Dalam penelitian yang sama yang berjudul “Pengunaan Layanan

Konseling Individual Dalam Membantu mnegatasi Perilaku Membolos

Peserta Didik Kelas XI SMA Pangudi Luhur Bandar Lampung”

menggenai pelaksanaan layanan konseling individual yang kurang efektif

karena ruangan BK yang tidak memadai.

4. Waktu

Pada dasarnya layanan konseling individual dapat diselenggarakan

kapan saja, atas kesepakatan dengan konseli dan memperhatikan

kenyamanan konseli dan asas kerahasiaan.

Setelah penelitian yang dilakukan peneliti menemukan hasil

wawancara dan observasi layanan konseling individual dengan Guru BK

SMPN 22 Kota jambi, berikut penjelasan yang dikatakan oleh Ibu Martha:

[W]aktu ini penting juga apalagi konseling individu tidak bisa

langsung selesai sehari. Butuh berkali-kali pertemuan agar sia anak

bisa berubah menjadi lebih baik. Anak-anak yang suci ambil jadi

sampel ini adalah anak-anak yang di konseling semester kemarin,

ya ada yang masih nakal-nakal sedikit tidak masuk sekolah tapi

kalo membolos syukurnya sudah tidak. Apa lagi kita berkonstribusi

juga dengan orang tuanya. Bisa dilihat juga dari absen atau agenda

yang nak suci lihat bahwa mereka tidak lagi melakukan perilaku

membolos.78

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis lakukan,

layanan konseling individual dilakukan dalam waktu yang tidak singkat

tetapi waktu yang lama dan pertemuan yang berkali-kali sampai peserta

77 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 27 Januari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi 78 Martha, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan penulis, 17 Februari 2020,

SMPN 22 Kota Jambi

Page 87: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

74

didik memperlihatkan perubahan pada perilakunya. Hingga peserta didik

yang membolos di semester ganjil tidak membolos lagi disemester genap.

Dalam penelitian yang sama berjudul “Efektifitas Layanan

Konseling Individual Mengatasi Kenakalan Siswa Kelas XI Di SMAN 12

Pekan baru”faktor yang mempengaruhi efektifitas layanan konseling

individual dalam membantu mentasi masalah siswa adalah

pembimbingatau guru BK, siswa atau konseli itu sendiri, sarana dan

prasarana dan waktu.

Page 88: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari skripsi yang sudah penulis sajikan, penulis mendapatkan

kesimpulan untuk menjawab dari rumusan masalah dalam skripsi ini,

yaitu:

1. Pelaksanaan layanan konseling individual di SMPN 22 Kota Jambi dapat

dikatakan terlaksana dengan baik.

2. Efektifitas layanan konseling individual dalam mengatasi perilaku

membolos siswa di SMPN 22 Kota Jambi dikategorikan “sangat baik”.

Hal ini dapat dilihat bahwa peserta didik yang membolos di semester

ganjil tidak lagi membolos di semester genap berdasarkan agenda.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas layanan konseling individual

dalam membantu mengatasi perilaku membolos di SMPN 22 Kota Jambi

adalah:

a. Guru pembimbing atau Guru Bimbingan Konseling

b. Peserta didik

c. Saranan dan Prasarana

d. Waktu

Kempat faktor diatas penulis menyimpulkan telah terlaksana dengan baik,

namun hanya perlu ditingkatkan lagi terutama dalam hal sarana dan

prasarana.

B. Saran

1. Bagi program studi bimbingan dan penyuluhan islam, ada kajuan

yangserius dan mendalam tentang bimbingan yang menjadi mata

kuliah, sehingga dalam penerapan dilapangan sarjana lulusan

bimbingan penyuluhan islam bisa memberikan bimbingan yang lebih

komprehensif bagi peserta didik.

Page 89: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

76

2. Kepala sekolah SMPN 22 Kota Jambi dapat memenuhi sarana dan

prasarana untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling

disekolah agar lebih berjalan efektif.

3. Guru pembimbing kiranya dapat mempertahankan kualitas

pengetahuan dan kualitas pribadi dalam memberikan layanan kepada

seluruh siswa.

4. Guru pembimbing kiranya butuh kerjasama dengan guru matapelajaran

dan wali kelas dalam mengatasi perilaku membolos.

5. Kepada siswa-siswi SMPN 22 Kota Jambi untuk dapat mengikuti

layanan bimbingan konseling individual dengan baik, sehingga bisa

mendapatakan wawasan mengenai tugas seorang pelajar dan

mengurangi tindak kenakalan.

76

Page 90: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran :

Departeman Agama RI Al-„Alliy, Al-Quran dan Terjemahannya, Diponegoro

Bandung, 2006.

Buku :

Ahmad, Abu dan Nur Uhbaiti., Ilmu pendidikan, PT.Roenka Cipta, Jakarta, 2001.

Bungkaes H S, J H Posumah & Kiyai B, Hubungan Efektifitas Pengelolaan

Program Raskin dengan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa

Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepulauan Taland, Jurnal,

2013.

DEBDIKBUD RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 1995.

Departeman Agama RI Al-„Alliy, Al-Quran dan Terjemahannya, Diponegoro

Bandung, 2006.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Andi Offiset, Yogyakarta, 2000.

Hikmawati Fenti, Bimbingan Konseling Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta. 2011

J Ravianto, Produktivitas dan Pengukuran, Binaman Aksara, Jakarta, 2014. Kunto, Ari Suharismi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi

Revisi, Cet Ke-4 Bina Aksara, Jakarta,1998.

Mappier, Andi. Kamus Istilah Konseling dan Terapi, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2006.

Mardalis. Metode Penelitian Sebagai Pendekatan Proposal, Bumi Aksara,

Jakarta,2004.

Maryati, Kun dan Juju Suryawanti, Sosiologi 1 B For Senior High Scool Grade X

Semester 2, Gelora Aksara Pratama, jakarta, 2010.

Musbikin, Imam, Mengatasi Kenakalan Remaja, Jakarta, Zafana Publishing,

2013.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian Skirpsi, Tesis, Disertasi dan Karya

Ilmiah,

Kencana Pernada Media Grouup, Jakarta, 2011.

Prayitno dan Eman prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta,

Rineka Cipta, 2016.

Richard-Jones, Nelson. Theory and Practice Of Counseling an Terapy,

Terjemahan

Helly Prajitno Seotjipto, Teori dan Praktek Konseling dan

Terapirapi,PustakaPelajar, Yogjakarta, 2011.

S.Willis, Sofyan. Konseling individual Teori dan Praktek, Alfabeta, Bandung,

2013.

Salahudin Anas, Bimbingan & Konseling, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010. Sugiono. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfa

Beta, Bandung, 2009.

Sukardi, Dewa Ketut dan Desak Nila K, Proses bimbingan dan Konseling di

Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2008.

Page 91: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

Sukardi, Dewa Ketut., Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling

di Sekolah, PT.Rienka Cipta, Jakarta, 2000.

Sukardi, Dewa Ketut., Pengantar Pelaksana Program dan Konseling di Sekolah,

Rienka Cipta, Jakarta, 2002.

Surya, Mohamad. Bina Keluarga, Cet. Ke-2, Aneka Ilmu, Bandung, 2005.

Sutijono Anas. 1983, Metodologi Research dan bimbingan Penelitian Skripsi,

(Yogyakarta; UD Rama)

Sutoyo, Anwar. Pemahaman Individu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2012.

Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2013.

W. Sarwono ,Sarlito. Psikologi Remaja, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta,2010.

Winkel, WS. Bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah, Grasindo, Jakarta.

2001.

Page 92: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

DAFTAR INFORMAN/RESPONDEN

NO NAMA UMUR KETERANGAN

1. Dra. Martha Br.

Tarigan

42 Tahun Guru Bimbingan Dan

Konseling Kelas IX SMPN 22

Kota Jambi

2. Jusman, S.Pd 45 Tahun Tata Usaha SMPN 22 Kota

Jambi

3. Diah 14 Tahun Siswi kelas IX C SMPN 22

Kota Jambi

4. Egy 14 Tahun Siswa Kelas IX B SMPN 22

Kota Jambi

5. Hanny 14 Tahun Siswi Kelas IX C SMPN 22

Kota Jambi

6. Virgin 14 tahun Siswi Kelas IX C SMPN 22

Kota Jambi

7. Vebby 14 Tahun Siswi Kelas IX DSMPN 22

Kota Jambi

8. AD 14 Tahun Siswa Kelas IX B SMPN 22

Kota Jambi

9. MS 14 Tahun Siswa Kelas IX C SMPN 22

Kota Jambi

10. MD 14 Tahun Siswa Kelas IX C SMPN 22

Kota Jambi

11. FH 14 Tahun Siswa Kelas IX C SMPN 22

Kota Jambi

12. RM 14 Tahun Siswa Kelas IX D SMPN 22

Kota Jambi

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

EFEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM

MEMBANTU MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SISWA KELAS IX

SMPN 22 KOTA JAMBI

NO Jenis Data Metode Sumber Data

1. Sejarah SMPN 22 Kota

Jambi - Wawancara

- Dokumentasi

- Guru

- Arsip

Sekolah

2. Visi dan Misi SMPN 22

Kota Jambi - Wawancara

- Dokumentasi

- Guru BK

- Arsip

Sekolah

3. Keadaan Guru BK - Wawancara - Guru BK

Page 93: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

- Dokumentasi

- Observasi

- Arsip

Sekolah dan

Observasi

4. Keadaan Fasilitas ruang

BK - Wawancara

- Observasi

- Dokumentasi

- Guru BK

- Arsip

Sekolah dan

Observasi

5. Layanan Bimbingan

Konseling - Wawancara

- Observasi

- Guru BK

- Observasi

6. Layanan Bimbingan

Konseling Individual Di

SMPN 22 Kota Jambi

- Wawancara

- Observasi

- Guru BK dan

Observasi

1. Panduan Observasi

NO. Jenis Data Objek Observasi

1. Pelaksanaan Layanan Konseling

Individual a. Merumuskan Masalah

atau beberapa Pertanyaan

b. Mengembangkan Atau

Mneyusun Instrumen

Pengumpulan data

c. Mengumpul dan

Menganalisis data

d. Melakukan Tindak lanjut

2. Perilaku Membolos Peserta Didik a. Perilaku Peserta Didik

Yang Telah Melakukan

Layanan Konseling

Individual

b. Perilaku Peserta Didik

Saat Proses Pembelajaran

Disekolah

2. Panduan Wawancara

NO. Jenis Data Sumber Data dan Substansi

Wawancara

1. Sejarah SMPN 22 Kota Jambi Guru

a. Bagaimana Sejarah SMPN

22 Kota Jambi?

b. Identitas kepala sekolah

dan wakil kepala Sekolah

SMPN 22 Kota Jambi?

c. Siapa saja guru SMPN 22

Page 94: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

Kota Jambi?

d. Apa saja sarana dan

prasarana SMPN 22 Kota

Jambi?

2. Layanan Bimbingan dan Konseling Guru BK

a. Apa saja layanan

konseling yang sudah

dilaksanakan?

b. Layanan apa yang sering

digunakan disekolah?

c. Apa saja jenis perilaku

menyimpang yang

dilakukan peserta didik?

d. Apa upaya pihak sekolah

dalam mengatasi perilaku

membolos?

e. Apakah layanan konseling

individu telah berhasil

mengatasi perilaku

membolos?

f. Apakah guru mata

pelajaran dan wali kelas

bekerjasama dengan guru

BK dalam

mengidentifikasi siswa

yang memerlukan layanan

konseling?

g. Apakah ruang BK

disekolah ini sudah

memenuhi standar

persyaratan?

3. Layanan Bimbingan dan Konseling Peserta Didik

a. Apakah saat melakukan

layanan konseling

individual anda

termotivasi untuk

menyelesaikan masalah

yang anda hadapi?

b. Apakah setelah

Page 95: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

mendapatkan layanan

konseling anda menyadari

bahwa perilaku membolos

salah?

c. Apakah setelah

mendapatkan layanan

konseling anda

mengetahui potensi adna?

d. Apakah setelah

mendapatkan layanan

konseling individual anda

bisa mengembangkan

potensi yang anda miliki?

3. Panduan Dokumentasi

NO. Jenis Data Data Dokumentasi

1. Sejarah Berdirinya sekolah. Arsip Sekolah

2. Struktur Organisasi Arsip Sekolah

3. Daftar Guru Arsip Sekolah

4. Daftar Peserta Didik Kelas IX. Arsip Sekolah

5. Daftar Sarana Prasarana. Arsip Sekolah

6. Pelanggaran Peserta Didik. Arsip Sekolah dan Catatan Harian

Guru BK

7. Perangkat Pelaksanaan Layanan

Bimbingan dan Konseling Individu.

Arsip Sekolah dan Catatan Guru

BK

8. Perangkat Satuan Layanan

Bimbingan dan Konseling dalam

Mengatasi Perilaku Membolos.

Arsip Sekolah dan Catatan Guru

BK

Page 96: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

DOKUMENTASI

( SMPN 22 Kota Jambi)

( Struktur Organisasi SMPN 22 Kota Jambi )

Page 97: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

( Identitas dan Visi Misi SMPN 22 Kota Jambi )

( Ruangan BK SMPN 22 Kota Jambi)

Page 98: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

( Ruangan Konseling Pribadi SMPN 22 Kota Jambi )

( Meja Kerja Guru BK SMPN 22 Kota Jambi

Page 99: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

( Wawancara Guru BK kelas IX SMPN 22 Kota Jambi Ibu Dra Martha )

Page 100: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

( Wawancara Dengan Siswa Kelas IX SMPN 22 Kota Jambi)

Page 101: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

( AGENDA Semester Ganjil Kelas IX SMPN 22 Kota Jambi)

Page 102: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

( AGENDA Semester Ganjil Kelas IX SMPN 22 Kota Jambi)

Page 103: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

(AGENDA Semester Genap Kelas IX SMPN 22 Kota Jambi)

Page 104: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

(AGENDA Semester Genap Kelas IX SMPN 22 Kota Jambi)

Page 105: EFEEKTIFITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM …

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri

Nama : Suci Gusti Lota

Tempat & Tanggal Lahir : Jambi, 17 Agustus 1998

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jln. Thaib Fahrudin RT.08 Kel.Kenali

Besar

Kec. Alam Barajo, Kota Jambi.

B. Riwayat Pendidikan

Srata I : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

SLTA : SMKN 4 Kota Jambi

SLTP : SMPN 22 Kota Jambi

SD : SDN 205 Kota Jambi

C. Karya Tulis : Efektivitas Layanan Konseling

Individual Dalam Membantu Mengatasi

Perilaku Membolos Siswa Kelas IX

SMPN 22 Kota Jambi.