edisi 3 - memanusiakan manusia : ajaran kanjeng nabi

4
Belakangan ini, saya sering melihat yang terjadi di kompleks perumahannya bentangan spanduk di berbagai ustadz Arifin Ilham beberapa waktu sudut kota Yogyakarta yang yang lalu. bertuliskan “Syi’ah bukanlah Islam”, Yang membuat saya lebih “Syi’ah sesat”, “Syi’ah mengancam NKRI”, prihatin, di mana bapak polisi atau dan sebagainya. Sebagai orang awam, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saya hanya bisa ngelus dada. Umat Islam yang katanya biasa ikut menjaga seperti diaduk-aduk, akibat banyak stabilitas kerukunan di tengah-tengah provokasi yang berisikan kebencian kita? Karena spanduk-spanduk yang terhadap kelompok lain. Saya prihatin, tersebar itu—kalau dipampang secara sebab provokasi spanduk yang umum—biasanya mendapat terpampang begitu menyolok, bisa periijinanan. Kalau ihwal itu diijinkan menyulut api perseteruan, sebagaimana berarti ketegangan di tengah-tengah Buletin SANTRI Edisi 03 Jum’at, 06 Maret 2015 1 Edisi 03/2015 Memanusiakan Manusia: Ajaran Kanjeng Nabi Oleh Rifqi Rafiq

Upload: santri-gus-dur

Post on 21-Jul-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi 3 - Memanusiakan Manusia : Ajaran Kanjeng Nabi

Jawaban: Soal qunut: Islam itu satu. Tetapi pemahaman atas Islam sangatlah banyak. Fikih

yang mengatur hukum Islam merupakan hasil dari pemahaman dan penafsiran para ulama

terhadap sumber-sumber Islam. Dalam menyikapi masalah doa Qunut, para ulama berbeda

pendapat:

Pendapat 1) Menurut Imam Syafi'i dan Imam Malik, Qunut pada shalat subuh hukumnya

sunnah. Menurut Imam Nawawi, hukumnya sunnah muakkad. Pendapat ini berdasarkan

hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah saw senantiasa berdoa qunut hingga akhir

hayatnya;

Pendapat 2) Menurut Hanafiyah, Hanabilah, Imam Tsauri, dan sejumlah ulama salaf, qunut

hukumnya tidak sunah. Mereka bersandar pada sebuah hadits yang menerangkan bahwa

awalnya Rasulullah berdoa qunut tetapi pada waktu selanjutnya beliau meninggalkannya.

Kata "meninggalkan" (tarakahu) dalam hadits menunjukkan bahwa qunut telah dihapus

hukumnya.

Perbedaan dalam qunut sebaiknya jangan sampai menimbulkan konflik. Imam Syafi'i telah

memberi kita contoh yang arif. Beliau yang berpendapat qunut hukumnya sunnah, suatu hari

pernah meninggalkan doa qunut saat shalat subuh yang dilakukan di dekat makam Abu

Hanifah yang tidak mensunahkan doa qunut. Tujuan Imam Syafii meninggalkan qunut adalah

untuk menghormati Abu Hanifah. Kita boleh meninggalkan doa qunut pada saat berjamaah

dengan imam yang tidak berdoa qunut dengan niat menghormatinya, sebagaimana yang

dilakukan oleh Imam Syafi'i. Inilah salah satu contoh toleransi dalam berfikih.

Belakangan ini, saya sering melihat yang terjadi di kompleks perumahannya

bentangan spanduk di berbagai ustadz Arifin Ilham beberapa waktu

sudut kota Yogyakarta yang yang lalu.

bertuliskan “Syi’ah bukanlah Islam”, Yang membuat saya lebih

“Syi’ah sesat”, “Syi’ah mengancam NKRI”, prihatin, di mana bapak polisi atau

dan sebagainya. Sebagai orang awam, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

saya hanya bisa ngelus dada. Umat Islam yang katanya biasa ikut menjaga

seperti diaduk-aduk, akibat banyak stabilitas kerukunan di tengah-tengah

provokasi yang berisikan kebencian kita? Karena spanduk-spanduk yang

terhadap kelompok lain. Saya prihatin, tersebar itu—kalau dipampang secara

sebab provokas i spanduk yang u m u m — b i a s a n y a m e n d a p a t

terpampang begitu menyolok, bisa periijinanan. Kalau ihwal itu diijinkan

menyulut api perseteruan, sebagaimana berarti ketegangan di tengah-tengah

Buletin SANTRI Edisi 03Jum’at, 06 Maret 2015 1Buletin SANTRI Edisi 01

Jum’at, 06 Maret 20154

Pertanyaan: Assalamu'laikum ustadz nanya. Saya sering kali jama'ah subuh berpindah-pindah

tempat. Krn saya adl seorang pedagang sayuran di pasar yg harus buka lapak ketika pagi buta. Jadi,

saya juga trkdang sholat di jama'ah entah itu masjidnya kelompok mama. Yg saya alami, kadanh

saya do'a qunut kadang nggak pake' doa qunut. Bagaimana sholat saya ustad. Krn seringkali saya

mengalami kebimbangan. Dan harus bgimna ktk saya sholat yg nggak pake do'a. Qunut, apakah

saya hrs sujud sahwi. Terimakasih.

Sholat Subuh Pakai

Qunut

Edisi 03/2015

Memanusiakan Manusia:

Ajaran Kanjeng NabiOleh Rifqi Rafiq

Page 2: Edisi 3 - Memanusiakan Manusia : Ajaran Kanjeng Nabi

kita sengaja dipelihara. Begitu su’udzon tidak suka kepada satu golongan. “Hai

hasanah saya mengenai hal ini. Dan saya orang-orang yang beriman hendaklah

berdo’a , semoga ke tegangan- kamu jadi orang-orang yang selalu

ketegangan seperti ini akan segera usai. menegakkan (kebenaran) karena Allah,

Sepertihalnya pepatah orang Jawa, ora menjadi saksi dengan adil. Dan

elok. Istilah ora, atau kurang elok bukan janganlah sekali-kali kebencianmu

semata-mata perkara benar atau salah. terhadap sesuatu kaum, mendorong

Bisa jadi benar, hanya saja kurang sedap kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku

dipandang. Dulu, sewaktu di pesantren, adillah, karena adil itu lebih dekat

saya pernah belajar kitab grammar Arab kepada takwa.” (QS 5 : ayat 9).

Jurumiyah. Di dalam kitab itu dijelaskan Dengan sederhana, saya

bahwa kalam atau kalimat mempunyai membayangkan tentang statemen,

syarat-syarat yang harus dipenuhi. Salah Syi’ah bukan Islam atau Syi’ah

satunya mempunyai unsur “mufid”, mengganggu NKRI, kelompok ini sesat,

yakni mempunyai faedah, untuk kelompok ini harus dibasmi dari NKRI.

memahamkan, atau memberi informasi Bagaimanapun kalimat tersebut

bagi orang lain. Dengan demikian, kata- kemudian mempengaruhi perilaku,

kalimat yang keluar dari lisan kita tidak pola pikir dan opini masyarakat umum.

benar-benar merdeka dari interaksi kita P a d a a k h i r n y a , k i t a h a r u s

dengan orang lain. Kata-kata yang bertanggungjawab atas apa yang kita

keluar dari kita sedikit-banyaknya pasti keluarkan dari pernyataan itu kepada

akan mempengaruhi pikiran, maupun publik.

perbuatan orang lain. Saya jadi teringat dengan

Sebagai muslim, kita diperintah nasehat Kiai saya, tentang memaknai

untuk sangat menjaga sikap dalam ayat ud’uu ilaa sabiili Rabbika bil-

bertutur. Bahkan dalam mbatin hikmah, wa mau’idhati hasanah, wa

prasangka kita terhadap orang lain. jaadilhum bi al-latii hiya ahsan. Di ayat

Boleh saja kita tidak cocok secara prinsip ini, jika kita cermati, tidak ada maf’ul-

dengan orang lain, tapi bukan nya, atau tidak ada objek yang

kemudian menggembar-gemborkan diperintah. Lantas, siapa yang diajak,

ketidaksukaan kita kepada khalayak kalau begitu?

ramai bahwa kita tidak suka dengan Ketika terdapat kata perintah

mereka. “ajaklah ke jalan Tuhanmu”, maka

Kitab suci al-Qur’an sudah objeknya tentu adalah “mereka yang

mewanti-wanti jangan sampai kita tidak di jalan Tuhanmu”. Ketika anda

terseret perilaku tidak adil hanya karena mengajak seseorang untuk naik bus

misalnya, maka anda sudah pasti akan sebagai umatnya Nabi Muhammad

mengajak orang yang belum naik bus, SAW harus bisa meniru akhlaknya yang

atau yang ada di luar bus. Maka ajakan “memanusiakan manusia”. Sebab, titik

di ayat tersebut adalah bagi mereka temu di antara sekian perseteruan di

yang kita anggap di luar ‘bus’ Tuhan. tengah-tengah kita tak lain adalah

Oleh karenanya, jika memang bahwa kita harus menyadari kalau kita

saudara-saudara Syi’ah diasumsikan ini sama-sama manusia. Kita sama-

tidak di jalan Tuhan, maka ajaklah sama umat Islam. Dan dari ajaran

mereka dengan hikmah, nasehat yang manapun, saya kira tidak dibenarkan

baik, atau debatlah dengan cara dan untuk mengolok manusia lain. Ketika

argumen yang baik. Bukan dengan anda tidak ingin dipukul, maka jangan

nasehat dan perkataan di sudut-sudut memukul. Ketika saya tidak ingin dicela,

j a l a n a n y a n g p ro vo k a t i f n a n maka saya sebisa mungkin untuk tidak

menyakitkan. Dalam mencermati mencela yang lain.

fenomena tentang Syi’ah ini, tidak perlu Karena ketika melihat sesama

memaksakan aqidah atau apa yang kita I s l a m b e r s e t e r u , a d a y a n g

yakini kepada mereka. Karena saya bertepuktangan di luar sana. Saat umat

yakin masing-masing aliran sudah saling mencela dan mengolok-olok, ada

demikian fanatik dan memegang teguh yang bilang: “eh, lihat! Itu umat Islam

ajaran masing-masing. pada olok-olokan sendiri!” dan tertawa

Memanusiakan manusia di luar sana.

Kekhawatiran seperti ini , Dan ketika melihat sesama muslim

sepertinya sudah diprediksi oleh saling berseteru, Saya sama sekali tidak

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Di bangga. Karena di situ saya merasa

mana menjelang wafatnya beliau, yang sedih.

dikhawatirkan olehnya bukanlah

keadaan dirinya yang mendekati ajal. Wallahu a’lam bis-shawab.

T e t a p i , u m a t n y a ;

“ummati..ummati..ummati..” bagaimana Yogyakarta, 28 Februari 2015.

nanti kondisi umatku, wahai umatku,

umatku. Begitu cerita dalam Sirah Penulis adalah seorang muslim, masih

ngangsu kawruh di UGM.Nabawi yang sering saya dengar dan

baca.

Sebab itu, kalau kita memang mengaku

Buletin SANTRI Edisi 03Jum’at, 06 Maret 2015

Buletin SANTRI Edisi 01Jum’at, 06 Maret 2015

“Saya jadi teringat

dengan nasehat Kiai saya,

tentang memaknai ayat

ud’uu ilaa sabiili Rabbika

bil-hikmah...”

Page 3: Edisi 3 - Memanusiakan Manusia : Ajaran Kanjeng Nabi

kita sengaja dipelihara. Begitu su’udzon tidak suka kepada satu golongan. “Hai

hasanah saya mengenai hal ini. Dan saya orang-orang yang beriman hendaklah

berdo’a , semoga ke tegangan- kamu jadi orang-orang yang selalu

ketegangan seperti ini akan segera usai. menegakkan (kebenaran) karena Allah,

Sepertihalnya pepatah orang Jawa, ora menjadi saksi dengan adil. Dan

elok. Istilah ora, atau kurang elok bukan janganlah sekali-kali kebencianmu

semata-mata perkara benar atau salah. terhadap sesuatu kaum, mendorong

Bisa jadi benar, hanya saja kurang sedap kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku

dipandang. Dulu, sewaktu di pesantren, adillah, karena adil itu lebih dekat

saya pernah belajar kitab grammar Arab kepada takwa.” (QS 5 : ayat 9).

Jurumiyah. Di dalam kitab itu dijelaskan Dengan sederhana, saya

bahwa kalam atau kalimat mempunyai membayangkan tentang statemen,

syarat-syarat yang harus dipenuhi. Salah Syi’ah bukan Islam atau Syi’ah

satunya mempunyai unsur “mufid”, mengganggu NKRI, kelompok ini sesat,

yakni mempunyai faedah, untuk kelompok ini harus dibasmi dari NKRI.

memahamkan, atau memberi informasi Bagaimanapun kalimat tersebut

bagi orang lain. Dengan demikian, kata- kemudian mempengaruhi perilaku,

kalimat yang keluar dari lisan kita tidak pola pikir dan opini masyarakat umum.

benar-benar merdeka dari interaksi kita P a d a a k h i r n y a , k i t a h a r u s

dengan orang lain. Kata-kata yang bertanggungjawab atas apa yang kita

keluar dari kita sedikit-banyaknya pasti keluarkan dari pernyataan itu kepada

akan mempengaruhi pikiran, maupun publik.

perbuatan orang lain. Saya jadi teringat dengan

Sebagai muslim, kita diperintah nasehat Kiai saya, tentang memaknai

untuk sangat menjaga sikap dalam ayat ud’uu ilaa sabiili Rabbika bil-

bertutur. Bahkan dalam mbatin hikmah, wa mau’idhati hasanah, wa

prasangka kita terhadap orang lain. jaadilhum bi al-latii hiya ahsan. Di ayat

Boleh saja kita tidak cocok secara prinsip ini, jika kita cermati, tidak ada maf’ul-

dengan orang lain, tapi bukan nya, atau tidak ada objek yang

kemudian menggembar-gemborkan diperintah. Lantas, siapa yang diajak,

ketidaksukaan kita kepada khalayak kalau begitu?

ramai bahwa kita tidak suka dengan Ketika terdapat kata perintah

mereka. “ajaklah ke jalan Tuhanmu”, maka

Kitab suci al-Qur’an sudah objeknya tentu adalah “mereka yang

mewanti-wanti jangan sampai kita tidak di jalan Tuhanmu”. Ketika anda

terseret perilaku tidak adil hanya karena mengajak seseorang untuk naik bus

misalnya, maka anda sudah pasti akan sebagai umatnya Nabi Muhammad

mengajak orang yang belum naik bus, SAW harus bisa meniru akhlaknya yang

atau yang ada di luar bus. Maka ajakan “memanusiakan manusia”. Sebab, titik

di ayat tersebut adalah bagi mereka temu di antara sekian perseteruan di

yang kita anggap di luar ‘bus’ Tuhan. tengah-tengah kita tak lain adalah

Oleh karenanya, jika memang bahwa kita harus menyadari kalau kita

saudara-saudara Syi’ah diasumsikan ini sama-sama manusia. Kita sama-

tidak di jalan Tuhan, maka ajaklah sama umat Islam. Dan dari ajaran

mereka dengan hikmah, nasehat yang manapun, saya kira tidak dibenarkan

baik, atau debatlah dengan cara dan untuk mengolok manusia lain. Ketika

argumen yang baik. Bukan dengan anda tidak ingin dipukul, maka jangan

nasehat dan perkataan di sudut-sudut memukul. Ketika saya tidak ingin dicela,

j a l a n a n y a n g p ro vo k a t i f n a n maka saya sebisa mungkin untuk tidak

menyakitkan. Dalam mencermati mencela yang lain.

fenomena tentang Syi’ah ini, tidak perlu Karena ketika melihat sesama

memaksakan aqidah atau apa yang kita I s l a m b e r s e t e r u , a d a y a n g

yakini kepada mereka. Karena saya bertepuktangan di luar sana. Saat umat

yakin masing-masing aliran sudah saling mencela dan mengolok-olok, ada

demikian fanatik dan memegang teguh yang bilang: “eh, lihat! Itu umat Islam

ajaran masing-masing. pada olok-olokan sendiri!” dan tertawa

Memanusiakan manusia di luar sana.

Kekhawatiran seperti ini , Dan ketika melihat sesama muslim

sepertinya sudah diprediksi oleh saling berseteru, Saya sama sekali tidak

Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Di bangga. Karena di situ saya merasa

mana menjelang wafatnya beliau, yang sedih.

dikhawatirkan olehnya bukanlah

keadaan dirinya yang mendekati ajal. Wallahu a’lam bis-shawab.

T e t a p i , u m a t n y a ;

“ummati..ummati..ummati..” bagaimana Yogyakarta, 28 Februari 2015.

nanti kondisi umatku, wahai umatku,

umatku. Begitu cerita dalam Sirah Penulis adalah seorang muslim, masih

ngangsu kawruh di UGM.Nabawi yang sering saya dengar dan

baca.

Sebab itu, kalau kita memang mengaku

Buletin SANTRI Edisi 03Jum’at, 06 Maret 2015

Buletin SANTRI Edisi 01Jum’at, 06 Maret 2015

“Saya jadi teringat

dengan nasehat Kiai saya,

tentang memaknai ayat

ud’uu ilaa sabiili Rabbika

bil-hikmah...”

Page 4: Edisi 3 - Memanusiakan Manusia : Ajaran Kanjeng Nabi

Jawaban: Soal qunut: Islam itu satu. Tetapi pemahaman atas Islam sangatlah banyak. Fikih

yang mengatur hukum Islam merupakan hasil dari pemahaman dan penafsiran para ulama

terhadap sumber-sumber Islam. Dalam menyikapi masalah doa Qunut, para ulama berbeda

pendapat:

Pendapat 1) Menurut Imam Syafi'i dan Imam Malik, Qunut pada shalat subuh hukumnya

sunnah. Menurut Imam Nawawi, hukumnya sunnah muakkad. Pendapat ini berdasarkan

hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah saw senantiasa berdoa qunut hingga akhir

hayatnya;

Pendapat 2) Menurut Hanafiyah, Hanabilah, Imam Tsauri, dan sejumlah ulama salaf, qunut

hukumnya tidak sunah. Mereka bersandar pada sebuah hadits yang menerangkan bahwa

awalnya Rasulullah berdoa qunut tetapi pada waktu selanjutnya beliau meninggalkannya.

Kata "meninggalkan" (tarakahu) dalam hadits menunjukkan bahwa qunut telah dihapus

hukumnya.

Perbedaan dalam qunut sebaiknya jangan sampai menimbulkan konflik. Imam Syafi'i telah

memberi kita contoh yang arif. Beliau yang berpendapat qunut hukumnya sunnah, suatu hari

pernah meninggalkan doa qunut saat shalat subuh yang dilakukan di dekat makam Abu

Hanifah yang tidak mensunahkan doa qunut. Tujuan Imam Syafii meninggalkan qunut adalah

untuk menghormati Abu Hanifah. Kita boleh meninggalkan doa qunut pada saat berjamaah

dengan imam yang tidak berdoa qunut dengan niat menghormatinya, sebagaimana yang

dilakukan oleh Imam Syafi'i. Inilah salah satu contoh toleransi dalam berfikih.

Belakangan ini, saya sering melihat yang terjadi di kompleks perumahannya

bentangan spanduk di berbagai ustadz Arifin Ilham beberapa waktu

sudut kota Yogyakarta yang yang lalu.

bertuliskan “Syi’ah bukanlah Islam”, Yang membuat saya lebih

“Syi’ah sesat”, “Syi’ah mengancam NKRI”, prihatin, di mana bapak polisi atau

dan sebagainya. Sebagai orang awam, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

saya hanya bisa ngelus dada. Umat Islam yang katanya biasa ikut menjaga

seperti diaduk-aduk, akibat banyak stabilitas kerukunan di tengah-tengah

provokasi yang berisikan kebencian kita? Karena spanduk-spanduk yang

terhadap kelompok lain. Saya prihatin, tersebar itu—kalau dipampang secara

sebab provokas i spanduk yang u m u m — b i a s a n y a m e n d a p a t

terpampang begitu menyolok, bisa periijinanan. Kalau ihwal itu diijinkan

menyulut api perseteruan, sebagaimana berarti ketegangan di tengah-tengah

Buletin SANTRI Edisi 03Jum’at, 06 Maret 2015 1Buletin SANTRI Edisi 01

Jum’at, 06 Maret 20154

Pertanyaan: Assalamu'laikum ustadz nanya. Saya sering kali jama'ah subuh berpindah-pindah

tempat. Krn saya adl seorang pedagang sayuran di pasar yg harus buka lapak ketika pagi buta. Jadi,

saya juga trkdang sholat di jama'ah entah itu masjidnya kelompok mama. Yg saya alami, kadanh

saya do'a qunut kadang nggak pake' doa qunut. Bagaimana sholat saya ustad. Krn seringkali saya

mengalami kebimbangan. Dan harus bgimna ktk saya sholat yg nggak pake do'a. Qunut, apakah

saya hrs sujud sahwi. Terimakasih.

Sholat Subuh Pakai

Qunut

Edisi 03/2015

Memanusiakan Manusia:

Ajaran Kanjeng NabiOleh Rifqi Rafiq