dokumen rencana pengolahan dan pemurnian

21
A. PENDAHULUAN Gambar 1. Peta Wilayah Kerja

Upload: courtney-kelley

Post on 26-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

A. PENDAHULUAN

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja

Page 2: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

1. STATUS IZIN USAHA PERTAMBANGAN

Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP)

Eksplorasi telah mendapatkan izin

pengusahaan yang ditandatangani pada

tanggal 24 Juli 2008, untuk bahan galian

nikel. Dengan luas wilayah eksplorasi

2.399Ha, Wilayah eksplorasi berada di

Kabupaten Bombana tepatnya pada wilayah

P. Kabaena, meliputi 2 Kecamatan yaitu

Kecamatan Kabaena seluas 1.499 Ha (62%)

dan sisanya berada di Kecamatan Kabaena

Selatan dengan luas 900 Ha (38%), Izin

Usaha Pertambangan ini berlaku selama 5

tahun, sehingga akan berakhir pada tanggal

23 Juli 2013.

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi deposit

bijih nikel yang terkandung di dalam wilayah eksplorasi,

sekaligus dalam rangka memenuhi kewajiban terhadap

pemerintah sesuai dengan yang tercantum dalam

Permen No. 7 Tahun 2012 Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan

Pemurnian Mineral, oleh karena itu berencana akan melakukan penambangan bahan galian bijih nikel dan

mengolahnya dengan metode pyrometalurgi (peleburan) dengan hasil akhir berupa Crude Ferro Nickel

dengan kapasitas produksi pertahun adalah 7.000 ton/tahun CFN, yang akan dibangun pada wilayah wilayah

kerja eksplorasi.

Page 3: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

2. KONDISI GEOLOGI WILAYAH BLOK IUP

Wilayah IUP Eksplorasi berada pada

Mendala Sulawesi Timur yang dicirikan

oleh gabungan batuan ultramafik, mafik

dan malihan. Pada Mendala Geologi

Sulawesi Timur, batuan tertua adalah

batuan ultramafik yang merupakan

batuan alas.

Hazburgit, berwarna kelabu tua-kehijauan

dan hitam kehijauan bila lapuk, berbutir

menengah; hablur penuh; hipidiomorfik,

berbutir seragam. Susunan mineralnya

olivine (70% - 80%), ortopiroksin (7%),

klinopiroksin (3%).

Dunit, berwarna hijau kelabu, berbutir

halus, setempat terbreksikan, umumnya

terkekarkan. Mineral penyusun utamanya

olivine (90%), piroksin, plagioklas.

Serpentin, berwarna hijau kotor dan hitam kehijauan, keras tetapi rapuh dan mudah pecah. Mineral

penyusun utamanya serpentin, piroksin, olivine dan talcum.

Wehrlit, berwana hitam kehijauan, hablur penuh, berbutir tak seragam, terdirid dari olivine (62%),

ortopiroksin (3%), klinopiroksin (3%) dan sisanya epidot, klorit.

Page 4: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

3. CADANGAN ENDAPAN BIJIH NIKEL LATERIT

Hasil Perhitungan Cadangan Blok 1 Wilayah Desa Langkema dan Blok 2 Wilayah Desa Batuawu

Bijih nikel limonit yaitu :

Total kedalaman seluruh titik bor dan Test Pit = 250 m

Luas setiap daerah pengaruh pertitik = 100 x 100 m = 2.500 m2

Volume Total = 250 m x 10.000 m2 = 2.500.000 m3

Bijih nikel saprolit yaitu :

Tebal untuk seluruh titik bor dan Test Pit = 170 m

Luas setiap daerah pengaruh pertitik = 100 x 100 m = 10.000 m2

Volume total = 170 m x 10.000 m2 = 1.700.000 m3

Jadi jumlah cadangan bijih nikel laterit pada kedua blok tersebut adalah :

Limonit dengan cut of grade Ni ≥ 1,3% dan Fe ≥ 25% sebesar :

2.500.000 m3 x 1,6 ton/m3 = 4.000.000 ton

Saprolit dengan cut of grade Ni ≥ 1,6 % dan Fe ≤ 25% sebesar :

1.700.000 m3 x 1,5 ton/m3 = 2.550.000 ton

Page 5: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

Gambar 2. Peta Geologi Blok IUP

Page 6: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

4. LOKASI SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG PABRIK PENGOLAHAN BIJIH NIKEL

Lokasi pabrik pengolahan bijih nikel :

Posisi geografis : 121, 8410 E dan -5,2997 S, berada pada bagian Selatan wilayah Izin

Usaha Pertambangan

Luas lahan pabrik pengolahan : 55 Hektar

Pabrik pengolahan dan pemurnian ini merupakan jenis pabrik pengolahan dan pemurnian bahan galian

bijih nikel, dimana nantinya bijih nikel yang ditambang akan menghasilkan nilai tambah. Sumber bahan

baku yang digunakan untuk mendukung pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel adalah bersumber

dari cadangan bahan galian yang ada di dalam wilayah IUP PT. International Mining Jaya (kepemiliki

sendiri). Rencana kapasitas pabrik pengolahan dan pemurnian yang akan dibangun adalah 7.000

ton/tahun, dengan kapasitas umpan bahan baku pabrik yang dibutuhkan adalah 52.000 ton/tahun, dengan

tipe bijih nikel yang diolah adalah Limonit.

Kebutuhan energi listrik yang akan digunakan adalah sebesar 2 MW.

Jenis komoditas tambang yang akan dihasilkan adalah logam paduan Fe-Ni yang berdasarkan persentasi

kadar Ni 5% di kategorikan pada jenis Crude Ferro Nickel. Produk dari Fe-Ni ini akan menjadi bahan baku

industri yang termasuk First User.

Lokasi Pabrik Pengolahan Bijh Nikel

Page 7: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

5. DISTRIBUSI PASOKAN BAHAN GALIAN NIKEL DUNIA

Nikel adalah logam berwarna putih perak yang keras namun dapat dibentuk. Pertumbuhan permintaan

akan nikel dengan demikian sangat erat dengan pertumbuhan industri stainless steel serta sektor-sektor

tersebut diatas, yang mempunyai korelasi tinggi dengan Produksi Industri (Industrial Production). Produksi

Industri global mencatat pertumbuhan 5,1% didukung oleh pertumbuhan yang tinggi di berbagai ekonomi

negara maju maupun berkembang – terutama Cina – di tahun 2006.

(Sumber : Annual Report PT. Antam , 2005)

Gambar 3. Peta distribusi pasokan bahan galian logam dari Indonesia

Page 8: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

Tabel 1. Keseimbangan Pasokan dan Konsumsi Nikel Dunia

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Pasokan 1.430 1.508 1.609 1.681 1.751 1.840 1.893 1.936 1.982 1.999 2.034 2.109

Konsumsi 1.454 1.536 1.610 1.659 1.680 1.785 1.880 1.935 1.989 1.990 2.037 2.118

Keseimbangan -24 -27 -1 21 72 55 13 0 -7 9 -3 -9

Sumber : Brookhunt

Konsultan metal, Brookhunt, memperkirakan harga nikel akan tetap tinggi untuk beberapa tahun

kedepan dengan harga rata-rata diperkirakan US$16,88 per pon di tahun 2007 dan US$16,79 di tahun

2008. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang tetap tinggi akan industri stainless steel dan industri logam

campuran lainnya, kekurangan produksi serta persediaan di London Metal Exchange (LME) yang terus

menurun dengan cepat. Mereka memperkirakan harga-harga akan mulai menurun di tahun 2009.

Tabel 2. Perkiraan Harga Nikel LME (US$ c/lb)

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Harga 1.688 1.679 1.250 800 580 510 540 540 650 610 650 750

Sumber : Brookhunt

Page 9: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

6. SARANA PENDUKUNG PABRIK PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

Sarana pendukung kegiatan pengolahan

dan pemurnian bijih nikel laterit :

Mine Production

Office Mine

Area Stockpile Port

Workshop

Back Fill Area

Sum Pit

IPAL

Page 10: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

7. ALTERNATIF PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN BIJIH NIKEL

Pengolahan dan pemurnian bijih nikel terbagi dalam beberapa proses salah satunya adalah dengan

proses pirometalurgi, dimana pada proses ini dilakukan melalui dua rangkaian proses utama yaitu reduksi

dalam tungku putar (rotary kiln) dan peleburan dalam tungku listrik (electrical furnance), dan lazim dikenal

dengan nama Rotary kiln Electrical Smelting Furnance Process. Rencana pabrik pengolahan dan

pemurnian bijih nikel yang akan dibangun menghasilkan Crude Ferro Nickel dimana Crude Ferro Nickel ini

mempunyai kandungan 5 % unsur Ni, dan energi yang dibutuhkan dalam pengolahan dan pemurnian bijih

nikel ini sangat rendah yaitu 2 MW.

Page 11: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

8. RENCANA ALTERNATIF PEMILIHAN TEKNOLOGI PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN BIJIH NIKEL

KRITERIA CRUDE FERRO NIKEL (t/th) NIKEL PIG IRON (t/th) Fe – Ni (t/th) Ni-MATE

(t/th) HEAP LEACH

(t/th) HPAL CARON

7.000 50.000 100.000 100.000 200.000 5.500 15.000 40.000 24.500 Ni = 39% 22.700 Ni 18.000 Ni

INVESTASI Terjangkau oleh ivestor lokal

US$ 8,5 Jt - 10,5 Jt

US$ 60 Jt - 75 Jt

US$ 120 Jt - 150 Jt

US$ 265 Jt - 330 Jt

US$ 530 Jt - 660 Jt

US$ 132 Jt - 165 Jt

US$ 400 Jt - 500 Jt

US$ 1,1 B - 1,3 B

US$ 498 Jt Investasi Sedang

Investasi Tinggi (< US$ 15 Jt) Investasi menengah Investasi besar Investasi sangat besar PASOKAN BAHAN BAKU (BIJI NIKEL) TON Tipe bijih laterit Limonit Limonit Limonit Limonit Limonit Saprolit Saprolit Saprolit Saprolit Limonit Saprolit/ Limonit Untuk 1 tahun produksi 52.000 368.000 736.000 1.620.000 3.240.000 382.000 1.100.000 2.920.000 3.000.000 Ni = 1,3% Ni = 1,8 % Untuk 30 tahun produksi 1.600.000 11.100.000 22.100.000 48.600.000 97.200.000 11.460.000 33.000.000 87.600.000 90.000.000 Mg = 1 % Co = 0,1 % Fe = 47 % Fe = 25 - 40% Mg = 0 - 12% TEKNOLOGI Tidak rampung/ rumit Crushing Crushing Crushing Crushing Crushing Crushing Crushing Crushing Crushing Crushing Crushing Penguasaan teknologi Drying Drying Drying Drying Drying Drying Drying Drying Leaching HPL Grinding Proses oleh industri dalam negeri

Reduction Reduction Reduction Reduction Reduction Reduction Reduction Reduction Separation Pemisahan Roasting

Enrichment Enrichment Enrichment Enrichment Smelting Smelting Smelting Smelting Precipitation Pengendapan HPL Shotting Shotting Shotting Pemisahan Pengendapan POLUSI

Polusi udara Polusi Udara

Polusi Udara

Polusi Udara

Polusi Udara

Polusi Udara Polusi Udara Polusi Udara Polusi Udara Polusi Udara Polusi Udara Polusi Udara

Limbah padat Limb. Padat

Limb. Padat

Limb. Padat

Limb. Padat Limb. Padat Limb. Padat Limb. Padat Limb. Padat Limb. Padat Limb. Padat Limb. Padat

Limbah cair Limb. Cair Limb. Cair Limb. Cair KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK

Kecil ( < 9MW) 20 MW (konsumsi)

Daya Listik Daya Listrik

Menengah (>10 : < 29) 2 MW 14 MW 28 MW 84 MW 167 MW 27 MW 74 MW 190 MW 36 MW (output)

Sedang Besar

(Sumber : Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia)

Page 12: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

9. RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN BIJIH NIKEL

Parameter Investasi Pabrik Crude Ferronickel

Peleburan 2 x 1000 Kwh

Umpan Bijih Nikel 2.571.000 ton per tahun

Kandungan Nickel (% Ni) 0,79 %

Produksi CFN 7.000 ton per tahun

Kualitas CFN (Kandungan Ni dalam CFN) 5%

Konsumsi Listrik 2 MW

Konsumsi Gas 181 x 1.000 kNm3/tahun

Konsumsi Air 2,4 x 1.000 km3/tahun

Staf 752 orang

Besar Investasi dan Biaya Produksi

Deskripsi Nilai (US$) Keterangan Nilai Investasi 555,300,000 Biaya Produksi 2,485 per lb Ni Harga Ni 4.25 per lb Ni Kredit Besi 0.13 100 US$/t Fe Penalti Kobalt, Co 0.05 Nisbah Co/Ni>1/25 Biaya Produksi (setelah kredit besi) 2,355

Harga Peralatan

No Unit Sistem Proses Harga (US$ 1.000)

1 Sistem Pra Pengolahan Bahan Baku 690

2 Sistem Produksi Langsung 3.870

3 Sistem Penghalus Batubara 390

4 Sistem Benefisasi 460

5 Sistem Kelistrikan 385

6 Total 5.795

Revenue = 2.485 – 2.355

= 1.895 US$/ lb Ni

Page 13: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

10. ANALISIS FINANSIAL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN BIJIH NIKEL

ANALISIS KEUANGAN Biaya US$

per ton CFN

1 Biaya pengolahan

a. Pengolahan 3 ton bijih akan menghasilkan 1 ton crude ferronickel 13

b. Bahan pembantu (termasuk listrik, batubara, kapur dll) 25.5

c. buruh, consumable, asuransi, welfare cost 3

d. Lain - lain 1.5

Total biaya proses : 3x(13+25,4+3,1+5) 129

2 Harga Penjualan

a. Rata-rata kandungan nickel dalam bijih 1,5% Ni, sehingga dalam 3 ton bijih terdapat 3 x 0,015 ton = 0,045

ton logam nikel murni

b. Recovery 75% setara dengan produksi nikel murni = 0,045 x 0,075 = 0,0337 ton Ni

c. Harga penjualan crude ferronickel 35% dari LME, harga Ni LME US$ 19.000 per ton. US$ 19.000 x 355 =

US$ 6.650 per ton, Sehingga harga penjualan nikel US$ 6.650 x 0,0337 224

Keuntungan

Harga penjualan crude ferronickel per ton 224

Dikurangi biaya produksi per ton ferro nickel 129

Keuntungan 95

Maka untuk kapasitas produksi 10.000 ton crude ferronickel dan 10 bulan/ tahun akan dihasilkan keuntungan per tahun

= 10.000 x 95 x 10 9,500,000

Page 14: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

11. INVESTASI PEMBANGKIT LISTRIK

No Jenis Pembangkit

Investasi (US$/kWh)

Kapasitas Pembangkit

(kWh) Total Investasi

(US$)

1 PLTU 1,000 3000 3,000,000 2 PLTA 2,200 3000 6,600,000 3 PLTD 3,000 3000 9,000,000 4 PLTG 875 3000 2,625,000 5 PLTGL 2,000 3000 6,000,000

Asumsi Pemakaian Gas Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Biaya pembangkit PLTA Kapasitas 2 x 1000 kWh

Kebutuhan Gas Kapasitas Pembangkit (kWh) 3.000 Harga Gas (US$/MMBTU) 6 1 MMBTU membangkitkan 293,5 kWh Jadi 3000 kWh membutuhkan 10 MMBTU Kebutuhan Gas (MMBTU) 10 Total harga kebutuhan Gas (US$/MMBTU) 60 US$ (1Rp) 9.100 Total harga kebutuhan Gas (Rp/MMBTU) 546,000

Asumsi Pemakaian Batubara Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Kebutuhan Batubara Kapasitas Pembangkit (kWh) 3.000 Kalori (kkal/kg) 4.200 Capacity Factor (CF) 0.85 Kebutuhan Batubara tiap kWh (kg/kWh) 0.514 Faktor Koreksi 8.760 Kebutuhan Batubara/ tahun 11,481,732

No Perhitungan Suku Bunga

6% 9% 12% 1 Biaya Pembangunan (US$/ kW) 2200 2200 2200 2 Umur Operasi (Tahun) 25 25 25 3 Kapasitas (MW) 2000 2000 2000 4 Biaya Bahan Bakar (US$/ kW) 0 0 0 5 B.O & M (US$/ kWh) 0.700 0.700 0.700 6 Biaya Modal (US$/kWh) 0.02448 0.03202 0.03987 7 Total Cost (US$/kWh) 0.03148 0.03902 0.04687 8 Investasi (Juta US$) 4.4 4.4 4.4 9 Investasi pd th ke-1 (juta US$) 4.66 4.79 4.92

Page 15: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

RENCANA PABRIK PENGOLAHAN BIJIH NIKEL Kapasitas produksi : 7.000 ton/tahun Umpan produksi bijih nikel : 52.000 ton/tahun Jenis bijih nikel yang dibutuhkan : Limonite Ore Kebutuhan energi listrik : 2 MW

PACKING

DRYING

CALCINING

ELECTRICAL SMELTING (CRUDE FERRONICKEL)

FERRONICKEL REFINING MATTE REFINING

PACKING

FERRONICKEL IN SHOT FORM MATTE INGOTS

BLENDING AND SHIPPING SHIPPING

COSTUMERS (STAINLESS STEEL PRODUCERS)

COSTUMERS (STAINLESS STEEL PRODUCERS)

TRANSPORT/ UNLOADING STOCKPILING/ BLENDING

12. DIAGRAM ALUR PABRIK CRUDE FERRO NICKEL

Diagram 1. Alur rencana pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel

Page 16: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

13. DIAGRAM ALUR PABRIK STAINLESS STEEL

AOD, Duplex stainless steels : 1. Duplex stainless steels

(22% Cr) 2. Duplex stainless steels

(25% Cr)

ELECTRICAL FURNANCE

PIG IRON 94% Fe, 4,4% Cr

FERRONICKEL OR NICKEL 23% Ni, 69% Fe, 0r 100% Ni

CHARGE CHROMIUM 55% Fe, 30% Cr CARBON STEEL SCRAP

ARGON-OXIGEN DECARBURIZATION (AOD)

CONTINOUS CASTING

STAINLESS STELL

Komposisi Stainlees Stell yang dihasilkan : Kandungan 68% Fe, 19% Cr, 9,3% Ni

dan 0,008% C SHIPPING

Argon/ Nitrogen Oxygen Decarburization

Diagram 2. Skema produksi stainless stell yang dihasilkan dari pengolahan dan pemurnian bijih nikel.

Page 17: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

14. FASILITAS PELABUHAN

Pelabuhan akan di bangun di area barat desa langkema disekitar area pelabuahn akan dibangun

stockpile, dengan luasan stok pile 4 ha, koordinat geografis dari plebauhan yaitu South 5 18 00,0

East 121 49 23,0.

Page 18: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

15. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN FASILITAS PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

TAHUN KE- 1 TAHUN KE- 2 TAHUN KE- 3 TAHUN KE- 4 TAHUN KE- 5

F.S LISTRIK (0,5 – 1 Th)

RENCANA PABRIK NIKEL

IUP ESKPLORASI

F.S INFRASTRUKTUR

(1 – 1,5 Th)

NEGOSIASI PEMASARAN

(2 – 3 Th)

F.S PABRIK (1 – 1,5 Th)

TAHUN KE- 6

E. P. C LISTRIK

(2 – 2,5 Th)

E. P. C JARINGAN (1 – 2,5 Th)

E. P. C PELABUHAN

(2 – 3 Th)

E. P. C JALAN/ JEMBATAN

(1,5 – 2 Th)

IUP OP. PRODUKSI >5.000 Ha

REVIEW F.S PABRIK

(0,3 – 0,5 Th)

E.P.C PABRIK

(2 – 3 Th)

PRODUKSI CFN

(0,2 – 0,5 Th) C F N

EKSPOR

Page 19: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

16. SKEMA POLA KEMITRAAN DALAM TATA NIAGA HASIL TAMBANG

BIJIH Ni SAPROLIT BIJIH NI LIMONITE (Fe >40%) BIJIH Ni SAPROLIT

PABRIK CRUDE FERRO NICKEL KAPASITAS 7.000 Ton/Th

PABRIK Fe-Ni PABRIK NPI PABRIK Ni-Matte

PABRIK STAINLESS STEEL

END USER PASAR DALAM NEGERI

Ekspor

Ekspor

Ekspor Ekspor

Page 20: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

17. KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH UNTUK MELAKUKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN BIJIH NIKEL

A. Kebijakan Pemerintah Pusat Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia

Kebijakan Kementrian Energi dan

Sumberdaya Mineral R.I tertuang dalam

Rencana Strategi KESDM Tahun 2010-2014,

secara eksplisit di dalam Undang-Undang

No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara diamanatkan bahwa

pengusahan pertambangan mineral harus

disertai dengan peningkatan nilai tambah

melalui program pengelolaan di dalam

negeri. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mendotong manfaat optimal produk pertambangan,

sehingga produk pertambangan tidak di ekspor semata dalam bentuk barang mentah (raw

material) seperti selama ini terjadi.

Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara telah

mewajibkan pemurnian, pengolahan serta pemanfaatan mineral dan batubara di dalam negeri.

Pasal-pasal yang mengatur tentang nilai tambah antara lain :

Pasal 102 : “Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral

dan/atau batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta

pemanfaatan mineral dan batubara”.

Pasal 103 ayat 1 : “Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan

dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri”

Pasal 107 : “Pemegang IUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang sudah beroperasi

produksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam pasal 103 ayat (1)

selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 diterbitkan.

Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha

pertambangan mineral dan batubara, Pasal-pasal yang mengatur tentang nilai tambah antara

lain :

Page 21: Dokumen Rencana Pengolahan Dan Pemurnian

Pasal 112 ayat 4 point (c) : “Pemegang IUP dan IUPK operasi produksi wajib melakukan

pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) tahun

sejak berlakunya Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara”.

Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral

Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral, salah satu pasal yang mengatur tentang

peningkatan nilai tambah adalah:

Pasal 21 pada Bab Ketentuan Peralihan : “Pemegang IUP Operasi Produksi dan Izin

Pertambangan Rakyat dilarang untuk menjual bijih (raw material atau ore) mineral ke luar

negeri dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak berlakukan Peraturan Menteri ini”.

Departemen Perindustrian Republik Indonesia

Kebijakan Departemen Perindustrian Republik Indonesia ini termuat di dalam salah satu program

Departemen Perindustrian R.I berupa strategi memperkuat industri baja nasional, salah satu

program Departemen Perindustrian R.I agar produksi besi baja lokal meningkat, dengan

mengundang beberapa investor asing untuk membangun industri baja di dalam negeri, terutama di

daerah penghasil bahan baku baja, para investor

ini diharapkan akan bermitra mendirikan

perusahaan baja di dalam negeri, dengan

memanfaatkan bahan baku lokal, agar investor

bersedia mengembangkan bahan baku lokal,

Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang

tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 1

Tahun 2007 Tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang

Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu. dimana perusahaan yang industri baja

yang menggunakan bahan baku lokal akan mendapatkan insentif fiskal berupa fasilitas

pengurangan penghasilan netto diberikan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tahun

dimulainya produksi komersial, yaitu setiap tahunnya sebesar 5% (lima persen).

B. Kebijakan Pemerintah Daerah Kebijakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara saat ini telah termuat dalam strategi

pembangunan daerah Sulawesi Tenggara, dimana untuk mendukung pembangunan ekonomi adalah