bab 4 pemurnian

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemarannya. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan satu sel tunggal (Pelczer, 1986). Pemurnian merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian, akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik pemurnian biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja. Identifikasi biakan mikroorganisme sering kali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Selain itu untuk menghindari adanya kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan (Budiarti, 2009). Oleh karena itu, pentingnya kegiatan praktikum kali ini dimaksudkan agar praktikan dapat memahami dan terampil melakukan pemurnian mikroorganisme. Dalam praktikum tidak lupa juga diharapkan ketelitian dan kestrerilan praktikan, karena semuanya akan berpengaruh pada individu praktikan. 1.2 Rumusan masalah

Upload: etha-comical

Post on 11-Dec-2014

164 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 Pemurnian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu

biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemarannya.

Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan satu sel

tunggal (Pelczer, 1986). Pemurnian merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri

dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat

tinggi. Dengan demikian, akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan

untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik pemurnian

biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu

kultur murni saja.

Identifikasi biakan mikroorganisme sering kali memerlukan pemindahan ke biakan

segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan

teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang

kali. Selain itu untuk menghindari adanya kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme

yang tidak diinginkan (Budiarti, 2009).

Oleh karena itu, pentingnya kegiatan praktikum kali ini dimaksudkan agar

praktikan dapat memahami dan terampil melakukan pemurnian mikroorganisme. Dalam

praktikum tidak lupa juga diharapkan ketelitian dan kestrerilan praktikan, karena

semuanya akan berpengaruh pada individu praktikan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu

“Bagaimanakah metode yang harus dilakukan agar mendapatkan biakan murni?”

1.3 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui metode yang

harus dilakukan agar mendapatkan biakan murni.

1.4 Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari praktikum pemurnian ini adalah dapat mengetahui

metode yang harus dilakukan agar mendapatkan biakan murni.

Page 2: BAB 4 Pemurnian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Isolasi Bakteri dan Purifikasi (Pemurnian Bakteri)

Isolasi bakteri merupakan usaha untuk mendapatkan biakan murni bakteri yang

diharapkan berasal dari satu jenis koloni. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan

bakteri adalah medium, yang merupakan media dalam menjaga kelangsungan hidup bakteri

seperti karbon, nitrogen, mineral, hara dan air. Serta kondisi temperatur, pH, tekanan

osmotik dan kondisi atmosfer.

Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari

lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Biakan murni adalah

kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Biakan murni

diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan

mengidentifikasi mikroba termasuk penelaahan ciri-ciri kultur, morfologis, fisiologis maupun

serologis yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba saja

(Waluyo, 2005).

Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari

lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur

yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal (Pelczar, 1986).

Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk

menelaahdan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri cultural,

morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu popolasi yang terdiri dari satu

macam mikroorganisme saja. Untuk beberapa bakteri yang ada dan tersebar dimana sangat

membantu dalam hal biokimia dan biofisika lingkungan. Biokimia (masalah nutrient)

lingkungan ada karena berkat adanya kultur medium,dan semua itu tergantung dari bakteri

particular itu (sebagaimana sebagai particular investigator) bermacam sumber dan jenis dari

kultur media akan berkembang dengan adanya perbedaan maksud dan kultur media

sebagai tempat untuk teknik isolasi dan pemeliharaan kultur murni dari bakteri dan juga

digunakan untuk mengidentifikasi bakteri menurut biokimia dan biofisika yang ada (Todar,

2000) Sel–sel bakteri mempunyai muatan yang agak negatif bila pH lingkungannya

mendekati netral. Muatan negatif dari sel bakteri akan bergabung dengan muatan positif

dari ion zat warna misalnya methylen blue, sehingga selnya akan berwarna. Perbedaan

muatan inilah yang menyebabkan adanya ikatan atau gabungan antara zat warnadan sel

bakteri.

Page 3: BAB 4 Pemurnian

Untuk mengsiolasikan bakteri adalah dengan menginokulasikan koloni bakteri yang

terpisah pada biakan campuran secara aseptik pada medium dalam cawan petri. Kemudian

mengambil satu jenis bakteri dengan menggunakan ose dan diletakkan medium agar dalam

tabung reaksi untuk dijadikan biakan murni (kultur murni) yang hanya terdiri dari satu jenis

mikrobia.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi,dan khamir

dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran

serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah tekhnik

cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu

mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies

dapat dipisahkan dari lainnya (Hadioetomo, 1993).

Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran

mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang

digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya

tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya

berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata

telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan

menginokulasi medium agar nutrien (nutrien agar) dengan metode cawan gores atau media

cawan tuang, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel

mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam

terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh

mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme

(Pelczar dan Chan, 2007).

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme

yaitu metode cawan gores (streak plate method), metode cawan tuang (pour plate method),

metode cawan sebar (spread plate method), metode pengenceran (dilution method) dan

micromanipulator method. Dua metode yang sering digunakan adalah metode cawan gores

dan metode cawan tuang karena metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu

mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga ada koloni bakteri yang terpisah

(Hadioetomo, 1993).

a. Teknik Pour Plate (Lempeng Tuang)

Teknik Pour Plate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme

dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar cair dengan stok kultur.

Teknik ini umumnya digunakan pada metode Total Plate Count (TPC). Sedangkan

Page 4: BAB 4 Pemurnian

teknik streak plate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme dalam

media agar dengan cara menggores (streak) permukaan agar dengan jarum yang telah

diinokulasi dengan kultur mikroba. Teknik ini menjadikan mikroorganisme tumbuh dan

tampak pada goresan-goresan inokulasi bekas jarum (Radchie, 2008).

b. Teknik Streak Plate

Gambar 2 . Teknik Streak Plate (Rachdie, 2008)

Teknik streak plate (lempeng gores) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan

mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menstreak (menggores) permukaan agar

dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur bakteri. Dengan teknik ini

mikroorganisme yang tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan inokulum bekas dari streak

jarum enten.

Metode cawan gores (streak plate method) lebih menguntungkan jika ditinjau dari segi

ekonomi dan waktu tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan

latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum

digoreskan di permukaan media agar dalam cawan Petri dengan jarum inokulum (ose). Koloni

yang terbentuk merupakan sel-sel yang tumbuh secara terpisah di antara garis-garis goresan.

Cara penggoresan dilakukan pada medium pembiakan padat berbentuk lempeng. Teknik ini

akan menjadi lebih praktis apabila dilakukan dengan benar. Beberapa teknik dalam metode

goresan yang dapat dilakukan adalah goresan T, goresan kuadran, goresan radian dan goresan

sinambung (Winarni, 1997).

2. Pemurnian Biakan Murni (Purifikasi)

Pemurnian biakan murni bertujuan untuk mendapatkan satu spesies dalam satu tabung

pemeliharaan kultur. Langkah-langkah pemurnian biakan murni adalah sebagai berikut, koloni

Page 5: BAB 4 Pemurnian

dengan karakter morfologi tertentu (koloni tunggal) dapat dipisahkan satu dengan lainnya

dengan cara mengambilnya dengan ose (diusahakan koloni yang berjauhan). Kemudian

digoreskan pada media nutrien agar atau medium agar pemurnian yang lain. Pengambilan

dengan ose dapat memisahkan koloni tunggal dengan yang lainnya. Medium buatan berfungsi

sebagai medium pertumbuhan biakan murni bakteri. Pada medium bakteri dapat tumbuh dan

berkembang biak. Inkubasi dilakukan pada suhu 300C (jika tergolong mikroba mesofil) dengan

lama inkubasi 24 jam. Inkubasi dilakukan untuk memberikan suasana yang memungkinkan

(optimal) untuk pertumbuhan bakteri. Namun hasil pemurnian yang saya lakukan masih belum

murni. Hal ini dikarenakan hasil purifikasi milik saya masih terkontaminasi dengan miselium

jamur. Sehingga saya harus melakukan pemurnian kembali hingga tidak tercampur dengan

mikro organisme yang lain.

Teknik aseptis sangat diperlukan dalam bidang mikrobiologi termasuk teknik

penggoresan pada cawan Petri maupun pada media agar miring. Kontaminasi udara paling

sering menjadi masalah karena udara selalu kontak dengan partikel debu dan umumnya

banyak komunitas mikroorganisme di dalamnya. Teknik aseptis dilakukan dengan cara

menyemprotkan alkohol 70% ke area meja kerja sebelum meja kerja (LAF) digunakan dan

ketika pemindahan biakan tangan juga selalu disemprot dengan alkohol 70% serta bekerja

didekat api (pembakar spirtus). Transfer aseptik pada kultur dari salah satu medium ke medium

yang lain harus dilakukan dengan lihai menggunakan jarum ose yang terlebih dahulu disterilkan

oleh pembakaran pada nyala api (menggunakan pembakar spirtus) (Cappuccino, 1983).

3. Penyimpanan Biakan Murni

Penyimpanan biakan murni menggunakan teknik agar miring yang berisi serta Tauge

Agar (TA) untuk bakteri. Pada teknik ini, agar didinginkan dalam keadaan miring untuk

memperoleh luar permukaan yang lebih besar sehingga koloni yang berkembeng diharapkan

lebih banyak. Tujuan utama preservasi, yaitu mereduksi atau mengurangi laju metabolisme

sekecil mungkin dengan tetap mempertahankan viabilitas (daya hidupnya) ciri-ciri genetiknya

tetap stabil dan tidak berubah dan memelihara sebaik mungkin biakan, sehingga diperoleh

angka perolehan (recovery) dan kehidupan (survival) yang tinggi dengan perubahan ciri-ciri

yang minimum. Caranya hampir sama dengan pemurnian biakan, yaitu dengan mengambil

sedikit koloni bakteri dengan menggunakan jarum ose kemudian menaruhnya pada media TA

yang telah disediakan. Sterilisasi mulut tabung reaksi dilakukan dengan melewatkan mulut

tabung pada api bunsen. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah menginokulasikan biakan.

Kemudian dilakukan inkubasi ke dalam inkubator dan diamati bentuk koloni yang tumbuh.

Page 6: BAB 4 Pemurnian

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan tempat penelitian

Praktikan secara bertahap melaksanakan praktikum pemurnian dan penanaman

biakan murni pada media agar miring pada hari kamis tanggal 7 maret 2013 (proses

pemurnian) dan hari jum’at tanggal 8 maret 2013 (proses penanaman biakan murni).

Praktikan melaksanakan kedua praktikum tersebut di Laboratorium Mikrobiologi Dasar,

Gedung C9, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Surabaya.

3.2. Bahan dan alat Penelitian

a. Alat

Erlenmeyer

Tabung Reaksi dan Rak Tabung Reaksi

Suntikan/spet

Cawan Petri

Bunsen

Sprayer/wadah alkohol

Jarum inokulasi/Ose

Lemari pendingin

Penjepit

Incubator

Vortex

b. Bahan

Air selokan depan gedung C3 FMIPA (1 mL)

Taoge agar (150 mL dan 100 mL)

Akuades (9 mL x 7 = 63 mL)

3.3. Metode

Metode praktikum isolasi, enumerasi, dan pemurnian mikroorganisme yang telah

kami lakukan menggunakan metode penelitian karena kami melakukan isolasi, enumerasi

Page 7: BAB 4 Pemurnian

dan pemurnian mikroorganisme tersebut dengan menerapkan metode-metode yang telah

ditetapkan.

Prosedur yang pertama untuk isolasi/penanaman mikroorganisme dilakukan dengan

mengambil 1 mL air selokan menggunakan suntikan/spet yang dimasukkan ke dalam

tabung reaksi yang telah berisi 9 mL akuades steril (disebut juga suspensi pengenceran

10-1). Setiap langkah tersebut dilakukan secara aseptis. Suspensi pengenceran 10-1

dihomogenisasi dengan divortex selama 1 menit kemudian diambil 1 mL dan dimasukkan

ke dalam tabung reaksi berisi 9 mL akuades steril (disebut suspensi pengenceran 10 -2).

Langkah tersebut diulang-ulang sampai mendapatkan sampel dengan suspensi

pengenceran 10-7. Sampel tersebut diambil sebanyak 1 mL dari pengenceran 10-5, 10-6,

dan 10-7 secara aseptis, kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri steril secara terpisah

dengan menggunakan cara duplo (satu sampel dari setiap pengenceran ditanam pada

dua cawan petri masing-masing sebanyak 1 mL). Media taoge agar yang telah dicairkan

terlebih dahulu dengan suhu media kurang lebih 45oC dituangkan ke setiap cawan petri

yang telah berisi sampel. Sampel dan media tersebut dihomogenisasi dengan cara

menggerakkan cawan petri membentuk angka 8 sehingga diihasilkan biakkan. Biakan

tersebut diinkubasi dengan posisi cawan petri terbalik, pada suhu antara 28-30oC selama

24 jam. Koloni yang terbentuk dari hasil tersebut kami amati karakteristik morfologinya.

Prosedur yang kedua untuk enumerasi/penghitungan mikroorganisme yang terdapat

pada sampel dilakukan dengan cara koloni yang terbentuk setelah diinkubasi pada setiap

cawan petri diamati dan dihitung jumlahnya. Jumlah mikroorganisme yang terdapat pada

sampel uji ditentukan berdasarkan Standart Plate Count dengan menggunakan teknik

duplo (dua cawan petri).

Prosedur yang ketiga untuk pemurnian mikroorganisme dilakukan dengan cara

koloni yang akan dimurnikan ditandai dan secara aseptis koloni tersebut diambil dengan

menggunakan jarum ose kemudian digoreskan dengan metode cawan gores secara

kuadran pada cawan petri baru sehingga dihasilkan sampel baru. Sampel tersebut

diinkubasi pada suhu 28-30oC selama 24 jam dengan posisi cawan petri terbalik. Hasil

dari teknik cawan gores kuadran diamati dan ditentukan ada tidaknya satu koloni yang

terpisah atau koloni tunggal. Koloni tersebut adalah koloni yang telah murni dan dapat

disebut biakan murni yang selanjutnya diambil dan ditanam pada media agar baru di

tabung reaksi (media agar miring). Biakan tersebut diinkubasi pada suhu 28-30oC selama

24 jam kemudian diamati koloni yang tumbuh. Koloni yang tumbuh sudah murni disimpan

dalam lemari pendingin.

Page 8: BAB 4 Pemurnian

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 4.1.1 Hasil pengamatan kuadran cawan gores Titis Malaysiati F.M (103204071)

Kuadran

ke-

Karakteristik

optikBentuk Elevasi

Bentuk

tepianJumlah koloni Gambar

1

Opaque

Opaque

Circular

Circular

- Flat

-

Raised

- Entire

Entire

Koloni sangat

banyak sehingga

tidak dapat

dihitung serta

terdapat bakteri

lain yang tumbuh

2 Opaque Circular Flat Entire 4 koloni

3Opaque

Opaque

Circular

Circular

Flat

Raised

Entire

Entire

4 koloni

dan terdapat

bakteri lain yang

tumbuh.

4Opaque

Opaque

Circular

Circular

Flat

Raised

Entire

Entire

1 koloni tunggal

dan terdapat

bakteri lain yang

tumbuh.

Kuadran 1

Kuadran 2

Kuadran 3

Kuadran 4

Page 9: BAB 4 Pemurnian

Tabel 4.1.2 Hasil pengamatan biakan murni pada agar miring

Penjelasan Gambar

Koloni yang tumbuh pada agar miring

sama dengan koloni yang tumbuh pada

cawan petri yaitu koloni yang berbentuk

Circular. Metode yang digunakan

adalah metode streak.

Tabel 4. 1.3 Hasil pengamatan kuadran cawan gores Nadiyah Rif`atul `Azizah (103204073)

Kuadra

n ke-

Karakteristik

optikBentuk Elevasi

Bentuk

tepian

Jumlah

koloniGambar

1 Opaque Circular Raised Entire

Banyak dan

tidak

terhitung

karena

menggabun

g menjadi

satu

III

IV

II I

2 Opaque Circular Raised Entire Banyak dan

tidak

terhitung

karena

menggabun

g menjadi

satu (lebih

sedikit/

jarang dari

pada

Page 10: BAB 4 Pemurnian

kuadaran1)

3 Opaque Circular Raised Entire

Banyak dan

tidak

terhitung

karena

menggabun

g menjadi

satu namun

terdapat 4

koloni

tunggal

4

Opaque

Translucen

t

Circular

Iregular

Raised

Raised

Entire

Lobat

e

Banyak

menggabun

g menjadi

satu dan

terdapat

bakteri lain

yang

tumbuh

Tabel 4.1.4 Hasil pengamatan biakan murni pada agar miring

Penjelasan Gambar

Page 11: BAB 4 Pemurnian

Bakteri yang tumbuh pada media agar

miring dalam tabung reaksi memiliki ciri

yang sama dengan bakteri yang tumbuh

pada cawan Petri.

Metode yang digunakan adalah metode

streak.

Tabel 4.1.5 Hasil pengamatan kuadran cawan gores Bachtiar Adi Saputra (103204077)

Kuadran

ke-

Karakteristik

optikBentuk Elevasi

Bentuk

tepianJumlah koloni Gambar

1 Opaque Spind Convex Unduate

Koloni sangat

banyak

sehingga tidak

dapat dihitung

2 Opaque Spind Convex Unduate Koloni sangat

banyak

sehingga tidak

Page 12: BAB 4 Pemurnian

dapat dihitung

3 Opaque Spind Convex Unduate

Koloni sangat

banyak

sehingga tidak

dapat dihitung

4 - - - -

Koloninya tidak

ada hanya

terdapat juga

koloni yang

tunggal.

Tabel 4.1.6. Hasil pengamatan biakan murni pada agar miring

Penjelasan Gambar

Koloni yang tumbuh pada agar miring sama dengan koloni

yang tumbuh pada cawan Petri yaitu koloni yang berbentuk

Circular. Metode yang digunakan adalah metode streak.

4.1. Hasil

Tabel 4.1.7. Hasil pengamatan kuadran cawan gores Arista Dewi Pramita (103204203)

Kuadran

ke-

Karakteristik

optikBentuk Elevasi

Bentuk

tepianJumlah koloni

Gambar Pemurnian di

cawan petri

1. Opaque Circular Flat

Raised

Entire

Undulate

Koloni sangat

banyak

sehingga tidak

dapat dihitung

Page 13: BAB 4 Pemurnian

2. Opaque Circular Flat

Raised

Entire

Undulate

Koloni sangat

banyak

sehingga tidak

dapat dihitung

3. Opaque Circular Flat Entire

Koloni sangat

banyak

sehingga tidak

dapat dihitung

4. Opaque Circular Flat Entire Koloni sangat

banyak

sehingga tidak

dapat dihitung

Tabel 4.1.8. Hasil pengamatan biakan murni pada agar miring

Penjelasan Gambar

Koloni yang tumbuh pada agar miring sama

dengan koloni yang tumbuh pada cawan

Petri yaitu koloni yang berbentuk Circular.

Pada tabung reaksi tidak terjadi kontaminasi.

Adapun metode yang digunakan adalah

metode cawan gores (Streak Plate Method).

Tabel 4.1.9. Hasil pengamatan kuadran cawan gores Ratih Purbaningsih Widarmayanti

(103204206)

Kuadran

ke-

Karakteristik

optikBentuk Elevasi

Bentuk

tepianJumlah koloni Gambar

1 Opaque

Opaque

Puctiform

Circular

Flat

Raised

Entire

Entire

Koloni sangat

banyak

1 2

Page 14: BAB 4 Pemurnian

sehingga tidak

dapat dihitung

3 4

2 Opaque Puctiform flat Entire

Koloni sangat

banyak

sehingga tidak

dapat dihitung

3 Opaque Puctiform flat Entire

Koloni sangat

banyak

sehingga tidak

dapat dihitung

4 Opaque Puctiform flat Entire

Koloni sangat

banyak

sehingga tidak

dapat dihitung

Tabel 4.1.10. Hasil pengamatan biakan murni pada agar miring

Penjelasan Gambar

Koloni yang tumbuh pada media agar

miring adalah koloni punctiform. Koloni ini

sesuai dengan bakteri yang terdapat di

cawan petri namun ketika berada di cawan

petri koloni punctiform ini membentuk koloni

yang besar sehingga mirip dengan bentuk

circular. Metode yang digunakan adalah

gores (streak).

4.2 Pembahasan

Metode yang digunakan untuk pembiakan murni bakteri adalah metode gores (streak)

baik pada media agar baru (dalam cawan petri) maupun pada media agar miring (dalam

tabung reaksi) sehingga data yang penulis ambil memiliki prosedur kerja yang sama.

Hasil biakan murni secara teori ditemukan pada kuadran IV, karena menurut teori dan

di kuadran 4 bakteri yang muncul adalah koloni tunggal karena telah mengalami streak 3

kali, akan tetapi hasil yang kami peroleh dalam percobaan ini bervariasi antara kuadran III

Page 15: BAB 4 Pemurnian

dan IV. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya dalam penggoresan di cawan

petri (baru) dengan cara penggoresan masing-masing individu yang berbeda-beda atau

bisa terjadi karena pengambilan bakteri dari cawan petri dengan jumlah yang berbeda.

Media atau jarum ose yang terlalu panas juga dapat menjadi faktor penyebab adanya

variasi pada hasil.

Hasil penanaman biakan murni yang dilakukan dengan menggunakan metode gores

pada media agar miring (dalam tabung reaksi) telah berhasil, dibuktikan dengan tumbuhnya

bakteri yang asli (disengaja ditanam) dan tidak terkontaminasi oleh bakteri lain seperti pada

kelima tabung reaksi kelompok kami, padahal pada sumber bakteri yakni dari cawan petri

(yang telah diisolasi) ada yang terkontaminasi dengan bakteri lain. Kontaminasi bakteri bisa

terjadi karena LAF belum steril atau dalam pengambilan bakteri (yang akan disolasi)

bersinggungan dengan bakteri lain, dan lain-lain. Biakan yang dihasilkan bisa benar-benar

murni karena dalam penanaman dalam media agar miring tidak terjadi kesalahan dalam

mengambil bakteri, misalnya tidak bersinggungan dengan bakteri yang lain, mungkin juga

LAF juga telah benar-benar steril sehingga bakteri yang ditanam dalam tabung reaksi berisi

agar miring berhasil.

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode yang

harus dilakukan untuk mendapatkan biakan murni adalah sebagai berikut :

a. Menandai koloni bakteri yang akan dimurnikan

Page 16: BAB 4 Pemurnian

b. Mengambil koloni tersebut dengan menggunakan jarum ose dan menggoreskan dengan

metode cawan gores secara kuadran pada media cawan petri baru.

c. Menginkubasi media tersebut pada suhu 28-30oC selama 24 jam dengan posisi cawan

terbalik.

d. Mengamati hasil media yang telah diinkubasi dan menentukan apakah terdapat koloni

yang terpisah atau biasa disebut dengan biakan murni.

e. Mengamati koloni tersebut dan menanam pada media agar yang baru pada tabung

reaksi (media agar miring).

f. Menginkubasi biakan pada suhu 28-30oC selama 48 jam kemudian mengamati koloni

yang tumbuh.

g. Koloni yang telah tumbuh, disimpan di dalam lemari pendingin.

5.2 Saran

Praktikan harus menguasai prosedur pemurnian mikroorganisme dengan benar,

cekatan, teliti dan selalu menerapkan teknik aseptis pada alat, bahan, tempat praktikum

maupun diri praktikan, baik sebelum, selama proses pemurnian ataupun sesudah kegiatan

praktikum untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

DAFTAR PUSTAKA

C a p p u c c i n o , J . G . d a n N a t a l i e . S . 1 9 8 3 . Microbiology A Laboratory Manual . New York: Addison-Wesley Publishing Company.

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalamPraktek : Teknik dan P rosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Page 17: BAB 4 Pemurnian

Ibrahim, M. 2007. Mikrobiologi Prinsip dan Aplikasi. Surabaya : Unesa University Press

Pelczar, Jr et al. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta

Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York

Rachdie. 2008. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba. http://rachdie .blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-mikroba/. Diakses pada tanggal 12 Maret 2013