disiplin kelas
DESCRIPTION
disiplin kelasTRANSCRIPT
Kompetensi Dasar : Menjelaskan hakekat disiplin kelas dan strategi penanaman, penanganan disiplin kelas.
Indikator :a. Menjelaskan pengertian disiplin kelas,b. Memberi contoh disiplin kelas,c. Menjelaskan alasan pentingnya mengajarkan disiplin kelas,d. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kelas,e. Mengidentifikasi berbagai strategi untuk menanamkan disiplin kelas.
11.1 Hakikat Disiplin Kelas Disiplin merupakan kata yang tidak asing, sering ditakuti, terkadang memang terdengar membosankan sehingga kedisiplinan sering dilanggar, bahkan sering dianggap sebagai hukuman.Namun jika dilihat dari perspektif yang berbeda, disiplin yang berasal dari katadiscere, memiliki arti belajar. Jadi disiplin berarti belajar. Seorang guru atau orang tua yang mendisiplinkan anak didiknya, maka guru atauorang tua tersebut memberi pelajaran kapada anak didiknya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah disiplin merupakan ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku dan dibuat oleh suatu golongan atau kelompok, maupun aturan tang dibuat sendiri. Mendisiplinkan juga berarti mengembalikan yang salah kepada sesuatu yang benar dan tertib. Disiplin dengan ketertiban, jika dilihat secara awam, merupakan dua hal yang hamper sama. Tetapi secara harafiah, keduanya merupakan dua hal yang berurutan. Artinya, disiplin akan terbentuk jika ada tata tertib (ketertiban) yang dibuat dan disepakati. Jadi ketertiban itulan yang membentuk kedisiplinan (disiplin). Dari uraian tersebut, maka dapat diperoleh bahwa disiplin kelas merupakan keadaan tertib, dimana pendidik dan peserta didik mematuhi dan menaati segala peraturan atau tata tertib yang berlaku di kelas maupun sekolah dengan senang hati, dan didalamnya terjadi proses pengendalian untuk menciptakan suasana disiplin itu sendiri.Pernyataan tersebut didukung oleh Suharsimi Arikunto (dalam Chumdari dan Sutini 1996:55) yang menyatakan bahwa disiplin kelas adalah keadaan tertib dimana guru dan murid-murd yang tergabung dalam suatu kelas tunduk kepada peraturan-peraturan (tata tertib) yang telah ditetapkan dengan senang hati.
Dalam prakteknya, disiplin kelas dapat dibagi menjadi dua jenis. Yaitu :
1. Disiplin kelas yang berasal dari kesadaran peserta didik sendiri.Artinya perilaku disiplin dating dari kesadaran masing-masing siswa tanpa perlu diperingatkan. Namun kesadaran disiplin ini perlu dibentuk sejak dini dengan proses yang terus menerus.
2. Disiplin kelas yang timbul karena adanya paksaan dari pendidik atau wali kelas.Jenis disiplin kelas yang timbul karena adanya paksaan, memang kurang baik. Karena dapat menimbulkan perasaan tertekan pada peserta didik, sehingga tidak dapat mengganggu perkembangan psikologinya, bahkan dapat menghilangkan kepercayaan diri peserta didik, membuat siswa menjadi pemalu dan penakut.
11.2 Pentingnya Penanaman Disiplin Kelas Suasana belajar yang kondusif sangat penting dalam proses pembelajaran siswa-siswi di kelas. Sadar atau tidak, suasana belajar yang kondusif dapat menyumbangkan hasil belajar yang lebih berkualitas. Suasana belajar yang kondusif adalah suasana belajar yang disiplin, namun tidak monoton dan keras. Dengan kata lain serius tapi santai.Dapat dilihat dalam suatu kasus seperti dibawah ini :
11.2.1 Pada gambar diatas terlihat suasana belajar yang sangat kondusif, nyaman, dan tentunya disiplin. Kedisiplinan yang tampak pada gambar adalah para siswa benar-benar disiplin dalam memperhatikan materi dan tugas yang diberikan. Dan yang perlu diketahui, disiplin bukan berarti harus memakai seragam, harus bersepatu hitam, atau
memakai dasi. Tetapi disiplin adalah bagaimana cara kita dalam menghargai dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin, menghargai orang lain dan menaati peraturan yang berlaku dengan benar, siap menerima segala konsekuensinya jika melanggar peraturan tersebut, dan mampu mempertanggung jawabkan setiap apa yang kita kerjakan. Dalam penananman disiplin kelas, manfaat yang diperoleh tidak hanya hasil belajar yang berkualitas, namun penanaman disiplin kelas juga bertujuan untuk membentuk peserta didik yang berkepribadian santun dan berkarakter, yang mampu menghargai dan memanfaatkan waktu dengan baik, taat pada peraturan serta dapat mempertanggung jawabkan segala tindakannya. Dalam pelaksaan disiplin kelas, harus berdasarkan dalam diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apa pun usaha yang dilakukan oleh orang disekitarnya hanya akan sia-sia.Contoh pelaksanaan disiplin kelas :
Datang ke sekolah tepat waktu Rajin belajar Menaati peraturan sekolah Mengikuti upacara dengan tertib Melaksanakan dan mengumpulkan tugas dengan baik dan tepat waktu
11.3 Strategi Penanaman Disiplin Kelas Dalam penerapannya, disiplin kelas tidak dapat begitu saja diberikan kepada peserta didik. Dalam hal ini dibutuhkan sosialisasi yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu, dalam penanaman disiplin kelas memerlukan strategi yang jitu, yakni dengan menggunakan pendekatan yang baik terhadap peserta didik. Strategi yang dapat digunakan dalam penanaman disiplin kelas tersebut antara lain :
1. Dengan model contoh yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. Dalam hal ini guru memberikan contoh tentang cara bersikap, bertutur, dan berperilaku yang baik yang sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku.
2. Penerapan peraturan tata tertib yang fleksibel, yang nyaman dan tidak membuat peserta didik merasa tertekan selama proses belajar.
3. Menyesuaikan peraturan dengan psikologi dan perkembangan anak. Hal ini bertujuan supaya anak tidak merasa tertekan dan perkembangannya tidak terganggu karena tekanan terhadap psikologinya.
4. Melibatkan peserta didik dalam pembuatan aturan atau tata tertib, supaya siswa merasa memiliki tanggung jawab terhadap peraturan yang dibuatnya sendiri, meski pada kenyataannya peraturan tersebut dibuat dan disepakati bersama.
5. Menjalin hubungan sosial yang baik dengan peserta didik agar tercipta suasana kekeluargaan yang nyaman.
6. Mengajarkan untuk hidup menurut prinsip struktur otoritas. Hal ini berkaitan dengan prinsip dalam bertindak yang sesuai dengan aturan Tuhan YME.
7. Memperlakukan orangtua peserta didik sebagai mitra kerja. Seorang pendidik sudah seharusnya bekerjasama dengan orangtua peserta didik dalam penanaman sikap disiplin. Karena bagaimana pun keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses belajar anak.
8. Mengatur dan menciptakan suasana kelas dengan baik. Kelas yang teratur dapat menjadi wadah peserta didik dalam “mengikuti arus” saat proses belajar dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan fisik sekolah, misalnya : penataan ruang kelas, pangaturan tempat duduk, dan persiapan mengajar.
9. Pemberian reward (penghargaan) kepada siswa yang berperikalu baik. Hal ini dapat memacu siswa untuk menaati kedisiplinan.
11.4 Faktor yang Mempengaruhi Strategi Penanaman Disiplin Kelas Dalam proses penanaman disiplin kelas tentu tida terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi strategi penanaman disiplin kelas itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi tersebut tentu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Untuk lebih jelasnya mari kita lihat keterangan berikut !!
A. Faktor internal :a. Faktor fisiologis,
yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain, pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang di derita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam menentukan disiplin belajar siswa. Siswa yang memiliki keadaan fisiologis yang sehat cenderung dapat melaksanakan disiplin kelas dengan baik.
b. Faktor Psikologis,
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses disiplin kelas : 1. MinatMinat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar. Seseorangyang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat meraihhasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki minat yang tinggiterhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.
2. BakatBakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses belajar.Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh hasilyang lebih baik. Dan apabila peserta didik mempelajari sesuatu yang kurang sesuai dengan bakatnya, tingkat kedisiplinannya juga rendah.
3. Motivasi
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseoranguntuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah untukmemberikan semangat pada seseorang daam belajar untuk mencapaitujuan.
4. KonsentrasiKonsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi psikisyang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar terhadapsuatu obyek (materi pelajaran).
5. KemampuankognitifTujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif danpsikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih diutamakan, sehinggadalam menacapai hasil belajar faktor kemampuan kognitif lebihdiutamakan.
b. Faktor Perorangan
Yang dimaksudkan faktor perorangan adalah sikap seseorang terhadap suatu peraturan. Walaupun sudah mengetahui tentang ketentuan atau peraturan yang sudah ada masih juga dilanggar, atau bersikap acuh tak acuh terhadap ketentuan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari murid-murid yang tidak mau mengindahkan peraturan digariskan baik oleh guru/wali kelas maupun oleh sekolah. Sebagai contoh misalnya hari Senin murid-murid diharuskan untuk ikut apel bendera dan memakai pakaian seragam sekolah. Tetapi peraturan tersebut masih juga dilanggar murid, walaupun ia
sudah mengetahuinuya. Ia tidak ikut apel dan bahkan tidak memakai pakaian seragam dengan disengaja.
B. Faktor eksternal :a. Faktor Sosial
Yang dimaksudkan dengan faktor sosial di sini adalah faktor manusia sebagai makhluk sosial yang berkaitan dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebagai makhluk sosial maka manusia mempunyai kecendrungan-kecendrungan sebagai berikut :
1). Manusia didalam kelompoknya selalu ingin diikutsertakan.
2) Manusia didalam kelompoknya ingin diperhatikan.
3). Manusia didalam kelompoknya selalu ingin berhasil dan dihargai kelompoknya.
4). Manusia didalam kelompoknya memerlukan penghargaan dan perasaan diperlukan oleh orang lain.
5). Manusia didalam kelompoknya memerlukan sesuatu yang dapat membebaskan diri dari keterikatan waktu dan ruang.
Murid-murid atau siswa-siswa sebagai manusia, makhluk sosial tidak terlepas dari kecendrungan-kecendrungan tersebut. Oleh karena itu seorang guru/wali kelas dalam usaha untuk menciptakan, memelihara dan meningkatkan disiplin kelas harus memperhatikan hal-hal tersebut. Sebagai contoh seorang guru/wali kelas dalam mengambil suatu keputusan yang menyangkut kepentingan kelas, tanpa berunding dengan murid-murid, mengakibatkan keputusan-keputusan tersebut tidak dilaksanakan atau dipatuhi oleh murid-muridnya.
b. Faktor Nonsosial
Lingkungan fisik
Dalam hal ini lingkungan fisik berkaitan dengan suasana kelas/sekolah, dan sarana prasarana yang ada. Lingkungan kelas yang baik dapat membangkitkan semangat peserta didik maupun pengajar untuk melaksanakan disiplin kelas dengan baik, namun sebaliknya apabila lingkungan kelas maupun sekolah tidak baik dan tidak mendukung,
maka persentase pelaksanaan disiplin kelas juga akan sangat kecil. Kelas yang lingkungan kerjanya sehat dalam arti terdapat hubungan interpersonal yang baik antara murid dengan murid, guru dengan murid dan guru dengan guru akan meningkatkan disiplin belajar mengajar dikelas. Selain itu lingkungan fisik yang baik, juga dapat meningkatkan disiplin kelas. Lingkungan fisik yang baik misalnya fasilitas kelas yang teratur dan tersusun rapi serta cukup. Kekurangan fasilitas untuk belajar dapat menimbulkan kemalasan yang pada akhirnya mempengaruhi disiplin kelas. Sebagai contoh misalnya seorang guru diserahi tugas untuk mengajar bidang studi biologi. Ternyata buku wajib untuk mengajarkan ilmu tersebut tidak ada, sedangkan guru tersebut hanya diberikan GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) untuk bidang studi tersebut. Akibatnya guru tersebut selalu mencari bahan-bahan pelajaran tersebut sesuai dengan GBPP dari buku-buku lain yang materinya dipandang relevan dengan GBPP tersebut. Apabila guru tersebut kewalahan mencari bahan-bahan pelajaran tersebut, maka sudah barang tentu dia tidak akan masuk mengajar karena materi yang akan disampaikan tidak ada. Kalaupun guru tersebut mengajar, maka materi yang akan disampaikan kepada anak menyimpang dari ketentuan yang sudah digariskan dalam GBPP untuk bidang studi biologi tersebut.
11.5 Strategi Penanganan Disiplin KelasDalam praktiknya, pelaksanaan disiplin kelas tidak jarang mengalami masalah.
Sebagai misal, adanya oknum yang melanggar disiplin kelas yang telah disepakati. Maka dari itu, untuk mengatasi adanya gangguan tersebut, perlu adanya strategi penanganan disiplin kelas. Strategi ini dikelompokkan menjadi tiga, sesuai dengan berat-ringannya pelanggaran yang terjadi.
1. Penanganan Gangguan RinganGangguan-gangguan ringan yang tidak mengganggu kelas memang sering terjadi. Namun ika gangguan-gangguan kecil ini tidak segera ditangani, maka akan menjadi gangguan besar. Sebagai contoh, seorang siswi memperlihatkan sesuatu kepada teman sebangkunya, jika hal ini dibiarkan, maka siswa yang lain akan penasaran dan ikut melihat sehingga kelas bisa menjadi ramai. Winzer (1995) menguraikan beberapa strategi yang dapat digunakan pendidik untuk mengatasi gangguan tersebut. Antara lain :
a. MengabaikanGanggunguan kecil dan ringan yang dianggap tidak akan mempengaruhi yang lain dapat diabaikan saja.
b. Menatap agak lama
Untuk mengatasi peserta didik yang melanggar bisa ditangani dengan menatapnya agak lama.
c. Menggunakan tanda nonverbalPenanganan bagi peserta didik yang melanggar juga dapat diatasi dengan memberikan tanda nonverbal, misalnya dengan mengangkat tangan, atau meletakkan jari diatas bibir untuk menyuruh siswa yang gaduh diam.
d. MendekatiTrik mendekati peserta didik yang melanggar juga dapat digunakan dalam mengatasi adanya pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik. Saat pendidik mendekati peserta didik yang melanggar, dapat menimbulkan perasaan bersalah bagi peserta didik, sihingga ia memiliki tanggung jawab atas perbuatannya.
e. Memanggil namaMemanggil nama siswa yang sedang melakukan pelanggaran kecil akan dapat membantu memulihkan disiplin kelas asal dilakukan secara bijaksana, dan usahakan untuk tidak membuat siswa sakit hati, ataupun tersinggung.
f. Mengabaikan secara sengajaStrategi ini biasanya digunakan untuk menangani siswa yang mencari perhatian yang terlalu berlebihan. Misalnya siswa yang berlagak pintar, dan berlagak menggurui,. Artinya, kita tidak perlu menegurnya, tidak mendekati, maupun menatapnya. Hal ini dilakukan atas dasar asumsi bahwa tingkah anak yang mencari perhatian berlebih akan menjadi-jadi jika kita menanggapinya.
2. Penanganan Gangguan BeratGangguan berat merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik yang dapat mempengaruhi siswa lain dan mengganggu jalannya proses belajar. Sebagai contoh adalah adanya siswa yang berkelahi, membolos, ada yang tidak mau mengerjakan tugasnya, sering terlambat, atau gangguan berat lainnya. Maka Winzer (1995) mengemikakan beberapa strategi sebagai berikut :
a. Memberikan hukumanMemberikan hukuman pada siswa yang melakukan pelanggaran memang masih menjadi persoalan, karena pemberian hukuman dianggap lebih banyak memberikan efek negative dibandingkan efek positifnya. Hal ini didukung oleh pernyataan Kohn (1996) mengemukakan bahwa hukuman dapat memperparah masalah, meerusak hubungan guru-siswa, dan menghambat proses perkembangan etika.Winzer (1995) menyatakan bahwa dalam pemberian hukuman ada hal-hal yang harus diperhatikan :
Gunakan hukuman jika hal tersebut dianggap sangat perlu. Mulai dengan hukuman yang ringan, misalnya : memberikan teguran yang halus
sebelum memutuskan memberikan hukuman. Hukuman harus diberikan secara adil dan sesuai dengan tingkat pelanggaran. Ketika memberikan hukuman, guru hendaknya memberikan contoh apa yang
semestinya dilakukan.b. Melibatkan orang tua
Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan sekolah. Oleh karena itu, wajar jika seorang guru melibatkan orang tua dalam mengangani masalah pelanggaran disiplin kelas. Untuk melibatkan orang tua, ada baiknya guru membuat laporan secara teratur kepada orang tua tentang perkembangan anaknya. Termasuk pelanggaran yang dibuat maupun prestasi yang dicapai.
3. Penanganan Perilaku AgresifPerilaku agresif merupakan perilaku menyerang yang ditunjukkan oleh siswa di dalam kelas. Misalnya ada siswa yang berteriak, menyerang atau menyakiti siswa lain, atau bahkan menyerang guru. Kita tentu mengharapkan hal-hal tersebut tidak terjadi di kelas kita.jika perilaku agresif tersebut sampi muncul, kita harus segera mengatasinya, dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Mengubah tempat duduk.Jika ada siswa yang berkelahi dengan teman sebangkunya, maka perluadanya perpindahan (rolling) tempat duduk, agar tidak terjadi perkelahian yang dapat mengganggu suasana belajar.
b. Jangan terjebak konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu.Kita harus menyadari, ketika di kelas V dan VI merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan siswa yang biasannya menunjukkan sifat agresif. Untuk itu, kita tidak boleh menanganinnya dengan kasar, bahkan kita tidak boleh mengucapkan kata-kata kasar, karena jika kita menanganinya dengan emosi, maka masalah justru akan bertambah parah.
c. Jangan melayani siswa yang agresif dalam keadaan emosi.Kita tidak boleh melayani siswa agresif dengan keadaan emosi, karena dapat memperparah masalah.
d. Tidak mengucapkan perkataan kasar dan tidak menghina.Penggunaan kata-kata kasar yang menghina akan menimbulkan perasaan dendam siswa terhadap gurunya. Di samping itu penggunaan kata-kata yang kasar akan menurunkan martabat kita sebagai guru.
e. Konsultasi pada pihak lain yang lebuh berpengalaman.Jika guru dihadapkan pada perilaku / pelanggaran yang membahayakan siswa lain maupun guru sendiri, sebaiknya guru segera meminta bantuan kepada orang yang sudah ahli.
DAFTAR PUSTAKA
Bolla, J.I (1984), Keterampilan Mengelola Kelas, Jakarta, Proyek Pengembangan Pendidikan Guru, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Danielson, Ch. (1996), Enchanging Professional Practice A frame work for Teaching, Alexandria, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
http://yachmad.blogspot.com/2011/05/hakikat-disiplin-dan-disiplin-kelas.html
Kohn, A. (1996), Beyond Discipline From Complience to Community, Alexandria, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
Turney, C. & Crains, L.G (1980), Sydney Macro Skills Series 3 Classroom Management and Discipline, Sydney: Sydney University Press.
Weber, W.A. (1977), Classroom Management. Dalam James M. Coeper (General Ed). Classroom Teaching Skills A Handbook Lexington: D.C, Heath and Company.
Winzers, M (1995), Educational Psychologyin the Canadian Classroom.Scarborough, Ontario: Allyn & Baxon Canada
disiplin kelas
BAB IIPEMBAHASAN
2. I Pengertian Disiplin KelasDisiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun (AsyMas’udi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Yogyakarta: PT TigaSerangkai, 2000). Sedangkan The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin sebagai berikut Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang.
Dengan disiplin dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatur perilaku anak dalam mencapai tujuan pendidikan, karena ada perilaku yang harus dicegah atau dilarang, dan sebaliknya, harus dilakukan. Pembentukan disiplin pada saat sekarang buakn sekedar menjadikan anak agar patuh dan taat pada atyran dan tata tertib tanpa alas an sehingga mau menerima begitu saja, melainkan sebagai usaha mendisiplinkan diri sendiri (self discipline). Artinya ia berperilaku baik, patuh dan taat pada aturan bukan karena paksaan dari orang lain atau guru melainkan karena kesadaran dari dirinya.
Disiplin bukanlah kepatuhan lahiriah, bukanlah paksaan, bukanlah ketaatan pada otoritas gurunya untuk menuruti aturan. Disiplin adalah suatu sikap batin, bukan kepatuhan otomatis. Siswapun bertanggung jawab untuk menciptakan suasana kelas yang baik. Suasana kelas yang tidak tegang, ada kebebasan tapi ada pula kerelaan mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam tertib, teratur dan semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.2 Bentuk- Bentuk Disiplin Belajar Siswa Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajarKeberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif.
Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektip dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektip dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila kita memiliki :
1. Kesadaran atas tanggung jawab belajar,2. Cara belajar yang efisien,3. Syarat-syarat yang diperlukan ( Oemar Hamalik,Metoda Belajar Dan Kesulitan-
Kesulitan Belajar(Bandung: Tarsito,2005)Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Demikianlah cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa, karena dengan memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik secara teratur setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang pada dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara belajar yang tepat baginya.
Disiplin terhadap pemanfaatan waktu1. Cara mengatur waktu belajar.Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekuragan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisnnya. Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya.
Dalam ajaran islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan.
Dalam belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan tepat waktu adalah merupakan hal yang terpuji. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara efisien.
1. Pengelompokan waktu.Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu, berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.
1. Penjatahan waktu belajar.Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara taratur.danuntuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak bayak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipekajari suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karna itu agar siswa tidak dihinggapi keraguan-keraguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut
Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperlua-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga dan lain-lain.
Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari. Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran
dan urutan-urutan yang harus dipelajari. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil
terbaik. Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai pekerjaan,
termasuk juga belajar.1. Disiplin terhadap tugas. Mengerjakan tugas rumahSalah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa : ”Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan
yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri”(Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto yang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,2003)
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah.jika siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
Mengerjakan tugas di sekolahAdapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai berikut :
1. Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terahir mengerjakan tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).
2. Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari sebelumnya.
3. Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu.
4. Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.5. Peliharalah kondisi kesehatan.6. Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.7. Siapkanlah segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika
diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin. Disiplin terhadap tata tertib.Didalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan, karna dalam suatu sekolah tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana,
Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas.
Untuk melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru bertanggung jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertip kelas yang baik tampa adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertip sekolah serta terciptanya suasana balajar yang tidak diinginkan.
Dengan demikian untuk terciptanya disiplin yang harmonis dan terciptanya disiplin dari siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata tertib dengan baik, maka di dalam suatu lambaga atau lingkungan sekolah perlu menetapkan sikap disiplin terhadap siswa, agar tercipta proses belajar mengajar yang baik.2.3 Teknik-Teknik Membina Disiplin KelasTerdapat beberapa teknik membina disiplin kelas, antara lain:
1. Teknik keteladanan guru, yaitu guru hendaknya memberi contoh teladan sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.
2. Teknik bimbingan guru, yaitu diharapkan guru senantiasa memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya.
3. Teknik pengawasan bersama, yaitu dalam disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama, guru dan siswa menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib.
Dalam mewujudkan tujuan bersama tersebut, beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas adalah:
Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa. Membina organisasi kelas secara demokratis. Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri atau mandiri dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya. Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya. Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengettahuan dan
keterampilan.2.4 Upaya Menegakan DisiplinUpaya menegakan disiplin didalam kelas dapat dilakukan dengan meminta dukungan berbagai pihak terkait, misalnya dari pihak guru, siswa dan orang tua. Pihak-pihak tersebut selayaknya diajak bekerja sama dengan baik dan harmonis serta ikut bertanggung jawab untuk menciptakan disiplin siswa. Upaya yang dapat dilakukan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
1. Pihak guruDisiplin banyak bergantung pada pribadi guru. Ada guru yang mempunyai kewibawaan sehingga disegani oleh siswanya. Ia tidak akan mengalami kesulitan dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelasnya walaupun tanpa menggunakan tindakan atau hukuman yang ketat. Adapula guru yang tampaknya tidak mempunyai kepribadian, ia tidak berwibawa sehingga tidak disegani siswanya sekalipun ia menggunakan hukuman dan
tindakan yang keras. Akhirnya hukuman dan tindakan tidak efektif.Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
Guru hendaknya jangan ingin berkuasa dan otoriter, memaksa siswa untuk patuh terhadap segala sesuatu yang diperintahkan, karena sikap guru yang otoroter membuat suasan kelas menjadi tegang dan sering diliputi rasa takut.
Guru harus percaya diri bahwa ia mampu menegakan disiplin bagi dirinya dan siswanya. Jangan tunjukan kelemahan dan kekurangannya pada siswa sebab pada dasarnya siswa perlu perlindungan dan rasa aman dari gurunya.
Guru jangan memberikan janji-janji yang tidak mungkin dapat ditepati. Juga tidak memaksa siswa bebrjanji untuk memperbaiki perilakunya seketika sebab mengubah perilaku tidak mudah, memerlukan waktu dan bimbingan.
Guru hendaknya pandai bergaul dengan siswanya, akan tetapi jangan terlampau bersahabat erat sehingga hilang rasa hormat siswa terhadapnya. Akibatnya siswa menanggap guru sebagai teman dekat, sehingga cenderung akan hilang kewibawaanya.
1. Pihak siswaPeranan siswa dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelas tak kalah pentingnya, karena factor utama adalah siswa sendiri dan siswa merupakan subyek dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk turut serta mewujudkan disiplin di kelasnya.Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam mewujudkan disipilin dalam kealas, anatara lain:
Siswa hendaknya memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk turut serta menciptakan suasana disiplin didalam kelas.
Siswa hendaknya memiliki keasadaran untuk mentaati aturan dan tata tertib sekolah bukan karena rasa takut atau karena merasa terpaksa.
Siswa hendaknya bertindak sebagai pengontrol atau pengawas dirinya sendiri tanpa harus diawasi oleh orang lain.
Apabila suatu saat melakukan pelanggaran, maka siswa harus berjanji pada dirinya sndiri untuk tidak mengulanginya.
Pihak siswaPeranan orang tua dalam mewujudkan disiplin putra-putrinya dirumah, akan sangat membantu penegakan disiplin kelas. Karena itu ada bbebrapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam rangka turut menegakan disiplin, antara lain:
Orang tua hendaknya mengetahui tentang tata tertib sekolah yang harus dilaksanakan putra putrinya ketika disekolah.
Orang tua hendaknya ikut bertanggung jawab terhadap putra putrinya dengan cara turut serta mengawasinya.
Orang tua hendaknya turut berbicara dan turut membina putra putrinya apabila ia melanggar tata tertib atau aturan sekolah.
BAB IIIPENUTUP
KesimpulanDisiplin kelas adalah rasa tanggung jawab dari pihak siswa berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata tertib di sekolah sehingga dapat belajar dengan baik dan sebagai upaya untuk mengatur perilaku anak dalam mencapai tujuan pendidikan.
Dalam membina disiplin kelas diperlukan beberapa teknik sperti, teknik keteladanan guru, teknik bimbingan guru dan teknik pengawasan bersama. Dalam upaya menegakan disiplin kelas, akan lebih mudah jika kita meminta dukungan dari pihak-pihak terkait yaitu, pihak guru, pihak siswa dan orang tua.
Disiplin kelas lebih cenderung agar siswa dapat membina disiplin diri (self discipline). Self discipline biasanya terdapat pada kelas yang gurunya bersikap demokratis bukan pada kelas yang memiliki sikap guru yang otokratis.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta AsyMas’udi.2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Yogyakarta: PT Tiga
Serangkai, 2000) Oemar Hamali. 2005. Metode Belajar Dan Kesulitan-KesulitanBelajar Bandung: Tarsito Slameto.2003. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta
FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN DISIPLIN KELAS
A. Faktor Penyebab Gangguan Disiplin Dari Segi SiswaGangguan disiplin kelas dapat saja terjadi setiap saat
dalam proses pembelajaran yang akan mengganggu kelancaran pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu guru perlu mengenal ciri-ciri perilaku siswa yang dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas dan berdasarkan pengetahuan tersebut akan dapat memprediksi cara menghindari atau mengatasi masalah tersebut.
Perilaku manusia pada umumnya disebabkan karena adanya dorongan dalam diri yang perlu dipenuhi yang akan menimbulkan rasa puas dalam diri orang. Begitu juga halnya dengan anak-anak. Ada lima tingkatan kebutuhan manusia yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis yang bersifat jasmaniah seperti kebutuhan makan minum, istirahat, pakaian ,perumahan dsb.
2. Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan rasa aman dari sakit atau bahaya.
3. Kebutuhan akan kasih sayang atau cinta, yaitu kebutuhan anda dibutuhkan atau disayangi.
4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa sanggup atau mampu dan diakui orang atau merasa diri berguna.
5. Kebutuhan mengembangkan diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan semua potensi yang ada dalm diri sendiri.
Kelima kebutuhan di atas merupakan dasar penyebab tingkah laku manusia termasuk anak. Kebutuhan tersebut biasanya tidak sekaligus muncul semuanya tetapi tergantung pada kebutuhan yang dominan yang dirasakan. Apabila kebutuhan tersebut telah dipenuhi maka perilaku untuk memenuhinya akan melemah dan begitulah untuk masing-masing kebutuhan. Sebaliknya apabila kebutuhan pokok anak tidak terpenuhi akan terjadi masalah-masalah tingkah laku yang akan mengganggu keamanan atau disiplin kelas. Tingkah laku anak dalam kelas dapat dibedakan atas 2 kategori yaitu masalah tingkah laku individual dan masalah tingkah laku kelompok. Masalah tingkah laku individual terdiri dari tingkah laku menarik perhatian, mencari kekuasaan, pembalasan dendam, dan memperlihatkan ketidakmampuan. Tingkah laku anak yang salah disebabkan oleh motif, mencari perhatian, pemuasan secepatnya dorongan-dorongan dan kehendak , keinginan mengepalai, atau menguasai orang lain, pembalasan terhadap kesalahan yang lalu, patah semangat atau rendahnya harga diri.
Adapun masalah perilaku kelompok yang dapat menggangu disiplin kelas ada 7 macam masalah perilaku kelompok dalam manajemen kelas, yaitu: (1) kurang kompak/ bersatu;.(2) tidak mematuhi aturan dan prosedur; (3) bereaksi
negatif terhadap anggota kelompok; (4) tingkah laku menyimpang yang disetujui kelas ;(5) mudah bingung, macet kerja, perilaku suka meniru; (6) rendah moral, bermusuhan, mempertahankan diri; (7) tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
1. Perilaku Kurang Kompak/ Bersatu
Ciri perilaku kurang kompak ini terlihat dari timbulnya konflik diantara individu-individu atau kelompok-kelompok kecil di kelas. Terjadinya konflik ini dapat disebabkan adanya perbedaan nilai-nilai yang dianut siswa, perbedaan persepsi mengenai hal tertentu dan dapat juga disebabkan salah pengertian dalam komunikasi dengan teman sehingga masing-masing merasa tidak cocok satu sama lain. Anda mungkin dapat membayangkan perilaku apa yang muncul karena adanya konflik tersebut. Salah satunya mungkin akan terjadi pertengkaran atau perang mulut antar siswa dalam kelompok atau antar kelompok kecil dalam kelas yang akan menggangu disiplin kelas . Selain dari itu Anda mungkin juga pernah mengalami adanya siswa yang bermusuh musuhan dan tidak bertegur sapa satu sama lain sehingga iklim kelas terasa tegang dan tidak puas dengan kelompoknya. Hal ini tentu akan berdampak pada proses belajar siswa dan perlu diatasi oleh guru dengan bijaksana.
2. Perilaku yang Tidak Mematuhi Aturan dan Prosedur Kerja
Perilaku ini jelas ditandai dengan tidak taatnya akan norma-norma atau tidak patuhnya siswa pada aturan dan prosedur kelas yang sudah ada. Dapatkah Anda memberikan contoh tentang perilaku tersebut?. Apakah siswa yang suka meribut pada saat Anda menerangkan pelajaran dapat kita kategorikan pada perilaku tersebut?. Tentu dapat bukan?. Selain dari perilaku tersebut sering juga kita jumpai adanya siswa yang suka berbicara keras-keras saat diperlukan suasana yang tenang dalam mengerjakan tugas-tugas, atau ada siswa yang suka mondar mandir di kelas sedangkan temannya duduk tenang menerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Perilaku tersebut semuanya mengganggu ketenangan temannya belajar dan perlu diatasi guru dengan segera.
3. Perilaku Reaksi Negatif terhadap Anggota Kelompok
Ciri dari perilaku ini kelihatan dari ekspresi siswa yang bermusuhan terhadap teman-temannya yang tidak diterima dalam kelompok, atau temannya yang menyimpang dari norma kelompok, dan terhadap temannya yang menghalangi usaha kelompok. Pernahkah Anda melihat siswa yang di kucilkan oleh kelompoknya karena teman-temannya tidak menyenangi dia masuk kelompok tersebut. Contoh lain ada juga siswa yang berpenampilan lain dari kelompok menjadi sumber penolakan atau ketidaksukaan teman-temanya . Perilaku kelompok tersebut tentu akan menggangu disiplin kelas.
4. Perilaku Menyimpang yang disetujui Kelas
Munculnya perilaku ini biasanya bermula dari siswa yang mempunyai kebiasaan suka membadut dan teman-temannya yang lain senang dengan perilaku tersebut. Oleh karena dapat dukungan dari teman-teman perilaku si pembadut akan menjadi jadi dan suasana kelas akan terganggu. Hal ini tentu tidak dapat dibiarkan terus, apalagi kalau leluconnya sudah menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Misalnya kadang-kadang siswa senang meniru tingkah laku guru yang kurang disenanginya , atau teman-temannya di kelas yang kurang disukainya. Sering juga kita jumpai siswa yang berasaldari keluarga yang kurang mampu, menjadi bulan-bulanan oleh teman-temannya di kelas. Tentu saja perilaku demikian jelas sudah melanggar disiplin.
5. Perilaku Mudah Bingung, Macet Kerja dan Suka Meniru
Perilaku ini muncul karena adanya gangguan kecil yang terjadi di kelas yang membuat siswa merasa bingung tidak menentu dan kadang- kadang macet kerja. Misalnya pada suatu ketika siswa menyangka guru kurang adil terhadap mereka. Hal ini tentu didasarkan pada perilaku guru terhadap siswa sebelumnya. Siswa memprotes sikap tersebut baik secara tersembunyi maupun terang terangan dengan tidak mematuhi guru melakukan tugas yang diberikan kepada mereka. Perilaku ini biasanya dimulai oleh kelompok tertentu tapi tetapi kemudian diikuti oleh kelompok lain yang menjadikan kelas macet kerja. Jadi walaupun kelihatannya penyebabnya kecil tetapi dapat berdampak besar pada
perilaku siswa. Oleh sebab itu kita sebagai guru harus bijaksana dan adil sehingga tidak ada kelompok yang merasa diperlakukan tidak adil. Anak-anak perlu kasih sayang dan dihargai sebagaimana mestinya.
6. Perilaku Rendah Moral, Permusuhan, Mempertahankan Diri dan Agresif
Kita tahu bahwa siswa berasal dari berbagai latar belakang kehidupan keluarga dan masyarakat. Perilaku siswa dipengaruhi oleh lingkungan dan akan terbawa kesekolah. Oleh karena itu pada saat di kelas dapat muncul perilaku siswa yang kurang baik kalau kalau di rumah sudah terbiasa demikian. Misal;nya ada anak-anak yang suka mengucapkan kata-kata yang kurang etis dan kalau dilarang temannya dia akan marah sehingga akan terjadi pertengkaran. Disamping itu ada pula siswa yang suka mempertahankan diri dan kalau dikatakan dia telah melakukan suatu kesalahan tidak akan mau mengakuinya dan akan mencari berbagai alasan untuk mempertahankan dirinya tidak bersalah. Disamping itu sering juga kita jumpai siswa yang suka berkelahi atau bermusuhan sesama temannya di kelas yang membuat suasana kelas tidak tertib lagi. Selain dari contoh-contoh tersebut mungkin Anda juga pernah menjumpai adanya kelompok siswa yang suka menertawakan atau mengejek kekurangan temannya yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, atau yang mempunyai cacat tertentu.
7. Ketidakmampuan Menyesuaikan Diri dengan Perubahan Lingkungan
Di sekolah sering terjadi perubahan-perubahan seperti perubahan peraturan sekolah/perubahan tata tertib kelas, yang sulit diterima oleh sebagian siswa yang sudah terbiasa dengan keadaan yang lama. Mereka sulit menyesuaikan diri dengan perubahan baru tersebut sehingga akan mempengaruhi pada perilakunya yang dapat menggangu disipli n kelas . Misalnya mungkin mereka akan sering melanggar aturan yang baru tersebut karena sudah terkondisi dengan aturan yang lama dan mungkin juga lupa bahwa ada peraturan baru. Perubahan lain yang terjadi disekolah yang menuntut penyesuaian baru bagi siswa adalah perubahan guru mengajar, terutama sekali di SD. Mereka sudah serasi dengan guru kelas yang lama dan perlu menyesuaikan diri lagi dengan guru yang baru sehingga akan menimbulkan berbagai kesulitan bagi siswa yang tidak mampu menyesuaikan diri.
B. Faktor Penyebab Gangguan Disiplin Dari Segi Guru
Kita tahu bahwa guru memegang peranan penting dalam membina disiplin siswa, tetapi apabila peran guru tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya maka dapat berdampak pada prilaku siswa yang kurang disiplin.
Secara garis besarnya masalah disiplin yang bersumber dari guru dapat dilihat dari segi sifat dan sikap guru, komunikasi
guru, pengawasan dan kemampuan profesional guru. Berikut ini akan kita lihat satu persatu dari faktor tersebut.
1. Faktor Sifat dan Sikap Guru
Kita tahu bahwa guru merupakan orang yang terdekat bagi siswa di sekolah, dan karena itu sifat dan sikap guru berdampak langsung pada prilaku siswa. Pernahkah Anda melihat seorang guru yang bersikap otoriter pada siswa atau yang suka memaksakan kehendaknya, tanpa meperhatikan keadaan siswanya? Apa respon siswa terhadap sikap guru tersebut? Sikap guru tersebut dapat menjadikan siswa pura-pura patuh, apatis, dan agresif. Apabila keadaan ini terjadi dapat kita bayangkan siswa tidak patuh lagi pada guru, tidak mau tahu saja dan siswa yang mempunyai sifat berani tentu akan memprotes atau melawan pada guru. Jadi sikap guru yang otoriter tersebut akan mengganggu disiplin kelas.
Sikap apa lagi dari guru yang juga dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas? Apakah menurut Anda sikap kurang menghargai siswa dapat mengganggu disiplin kelas? Kita tahu siswa sebagai manusia butuh untuk dihargai dan apabila guru tidak menghargai mereka setelah mereka melakukan sesuatu yang pantas dihargai mereka akan kecewa dan timbul rasa tidak puas pada diri siswa. Rasa tidak puas ini akan berkembang menjadi prilaku-prilaku yang menggangu ketentraman kelas seperti memukul meja, memaki-maki guru ,marah dsb.
Di samping kedua sikap yang kita sebutkan diatas, ada pula guru yang mempunyai sikap kurang senang pada anak secara umum atau pada anak-anak tertentu. Kita tahu anak – anak butuh perhatian dan kasih sayang baik dari orang tuanya maupun dari guru. Kalau guru kurang menyukai mereka berarti kebutuhan untuk mendapat perhatian dan kasih sayang kurang terpenuhi. Siswa yang melihat sikap kuru yang kurang menyenangi mereka akan bereaksi dengan ber bagai bentuk prilaku supaya guru memperhatikannya. Misalnya ada siswa yang membuat lelucon ketika guru sedang mengajar, berbicara keras keras supaya kedengaran oleh guru, bernyanyi nyanyi sendiri, meniru -niru cara orang berbicara sehingga teman-temannya tertawa dan ketentraman kelas akan terganggu. Reaksi lain dari siswa terhadap sikap guru tersebut adalah timbulnya rasa benci dan dendam dalam diri siswa karena merasa tidak diberlakukan secara wajar.
Sikap guru yang terlalu mementingkan mata pelajaran daripada siswa sendiri juga dapat merupakan penyebab gangguan disiplin kelas. Pernahkan Anda melihat seorang guru yang terlalu terfokus pada kegiatan instruksional yang dilakukannya dan tidak memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Apakah siswa memperhatikan penjelasan yang diberikannya, atau apakah mereka dapat memahami atau tidak , tidak dipedulikan guru yang penting tugasnya mengajar selesai. Bagaimana menurut pendapat Anda reaksi siswa belajar dengan guru tersebut? Anda mungkin sependapat dengan saya , bahwa siswa yang mempunyai
motivasi belajar yang tinggi akan mendengarkan guru tersebut mengajar sedangkan siswa yang mempunyai motivasi belajar yang kurang akan berprilaku semau mereka karena tidak diperhatikan guru. Anda mungkin dapat membayangkan berbagai prilaku siswa kalau guru tidak memperhatikannya. Misalnya ada siswa yang bercerita sesama temannya , ada yang bermain-main sambil duduk , ada yang bergelut dengan temanya yang semuanya itu menunjukkan kelas tidak disiplin. Guru hanya terfokus pada pengajaran dan mengabaikan manajemen kelas sehingga pengajaran kurang efektif.
Masalah sikap kurang sopan dari guru juga akan dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas.Guru sebagai orang panutan bagi siswanya perlu mempunyai sopan santun terhadap orang lain termasuk pada siswanya. Prilaku guru akan ditiru dan digugu oleh siswanya. Oleh sebab itu apabila guru kelihatan oleh siswa kurang sopan, misalnya : guru duduk di depan kelas dengan kaki ke atas meja atau berdiri di depan kelas dengan sebelah kaki naik atas kursi atau prilaku lainnya yang kurang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Siswa akan cepat bereaksi menunjukkan rasa tidak senang atau memprotes prilaku guru tersebut sehingga kelas akan ribut.
Selanjutnya mari kita lihat faktor sifat guru yang dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas.
a. Sifat tidak konsisten
Guru hendaklah mempunyai pendirian yang sudah mantap tidak mudah berubah karena ada prinsip yang dipegang
sebagai seorang guru. Sifat konsisten adalah perlu dalam membina disiplin kelas. Oleh karena itu sifat tidak konsisten akan menimbulkan gangguan disiplin kelas. Misalnya siswa telah sepakat dengan guru untuk melaksanakan tata tertib kelas, yaitu siapa yang terlambat datang tidak boleh masuk kelas. Pada suatu pagi Ani terlambat datang . Dia mengetuk pintu minta izin masuk guru tidak mengizinkannya tanpa bertanya alasannya terlambat. Tidak lama kemudian datang pula Ana mengetuk pintu minta izin masuk dan guru mengizinkanya. Dari contoh tersebut kelihatan guru tidak konsisten menjalankan tata tertib kelasnya. Sifat guru yang tidak konsisten ini akan dapat menimbulkan protes bagi siwa yang mengatakan guru tidak adil dan kelas akan ribut. Bila guru selalu bersifat tidak konsisten siswa akan menjadi bingung mana aturan yang boleh mana yang tidak sehingga akan mempengaruhi prilaku siswa menjadi kurang disiplin.
b. Sifat kurang pengendalikan diri
Guru yang kurang dapat menahan emosi, cepat marah tanpa alasan , suka memukul siswa , atau menyakiti perasaan siswa dengan kata-katanya , cenderung mendapat reaksi negatif dari siswa sehingga ketertiban kelas terganggu. Bagaimanakah menurut Anda reaksi siswa terhadap guru yang demikian? Sebagian siswa mungkin akan takut, sebagian lagi mungkin tertawa dalam hati atau dengan temannya secara diam-diam sehingga konsentrasi siswa terhadap pelajaran akan terganggu.
c. Sifat suka bergunjing
Sifat guru yang suka bergunjing dapat mengganggu disiplin kelas. Kebiasaan guru yang suka menyebut kekurangan-kekurangan siswa atau guru lainnya di kelas dapat menimbulkan reaksi kurang senang pada siswa dan kurang menghargai guru tersebut. Siswa yang berani mungkin akan langsung berkomentar pada guru kenapa Bapak/Ibu suka menyebut keburukan orang lain? Menurut Ibu Agama tidak baik. Kalau hal ini terjadi situasi kelas sudah terganggu. Bagi siswa yang suka meniru mereka akan meniru prilaku guru tersebut dan akan membicarakan temannya sambil belajar yang juga akan menggangu disiplin kelas.
d. Sifat kurang humor
Perasaan humor sekali-kali diperlukan dalam proses pembelajaran untuk menyelingi situasi kelas supaya tidak membosankan siswa belajar. Kalau siswa belajar waktu siang atau sore dengan udara yang panas, atau waktu siswa kelihatannya mengantuk maka humor dari guru perlu ada untuk menyegarkan situasi kelas yang kurang kondusif untuk belajar. Tanpa adanya sifat humor dari guru akan menjadikan siswa bosan atau jenuh belajar sehingga tidak meperhatikan lagi pelajaran yang diberikan guru. Jadi sifat kurang humor dapat menggangu disiplin kelas .
2. Faktor Komunikasi Guru
Dalam proses belajar mengajar faktor komunikasi mempunyai peranan penting dalam menentukan efektivitas
pembelajaran. Oleh karena itu guru hendaklah mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik agar dapat mengajar secara efektif. Apabila kemampuan berkomunikasi guru kurang baik, akan dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas. Diantara faktor komunikasi ini yang mempengaruhi disiplin kelas adalah kejelasan pengucapan kata-kata, kecepatan berbicara, nada suara dan ketepatan penggunaan bahasa dengan latar belakang siswa. Pernahkah Anda mendengar guru mengajar yang tidak jelas pengucapan kata-katanya karena disebabkan bunyi vokal yang diucapkan tidak tepat?. Pengucapan kata yang kurang jelas susah ditangkap siswa maksudnya sehingga mereka akan saling bertanya satu sama lain yang akan membuat suasana kelas terganggu atau ribut. Begitu juga halnya dengan guru yang suka berbicara cepat,siswa sulit memahami pelajaran yang disampaikan guru. Situasi ini dapat menimbulkan reaksi siswa untuk berkomentar tidak mengerti pak/bu atau terlalu cepat pak/bu, sehingga kelas menjadi terganggu. Bagaimana pula pendapat Anda kalau nada suara guru terlalu tinggi atau terlalu ren dah serta tidak bervariasi? Keadaannya mungkin sama bukan/ dan malah dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa mendengarkan suara guru yang tidak bervariasi tersebut. Selain dari itu guru yang suka memakai bahasa asing atau bahasa yang tidak dipahami siswa juga akan menggangu disiplin kelas.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa faktor kejelasan ,kecepatan, nada, dan bahasa yang digunakan guru
dalam menyampaikan pelajaran dapat mempengaruhi disiplin kelas. Oleh karena itu guru hendaklah mampu menyesuaikan tempo berbicara , kejelasan kata yang diucapkan dan nada suara serta bahasa yang digunakan dengan tingkat bahasa anak.
3. Faktor Kemampuan Profesional Guru
Ketertiban dalam kelas juga ada kaitannya dengan kemampuan profesional guru itu sendiri. Misalnya guru yang tidak mampu menvariasikan metode mengajarnya akan dapat menjadikan siswa bosan belajar dan kurang perhatiannya terhadap pelajaran dan kelas akan menjadi ribut. Begitu juga halnya dengan guru yang kurang pandai mempertimbangkan tugas-tugas yang diberikan kepada siswa . Kalau guru terlalu berat memberi tugas dan tidak sesuai dengan kemampuan siswa , siswa akan mengeluh dan mungkin juga tidak mengerjakannya karena tidak mampu melakukannya. Hal ini dapat berdampak kepada kepatuhan siswa pada guru. Bagaiman siswa akan mengerjakan tugas kalau mereka tidak tahu mengerjakannya , atau dapat juga terlalu banyak sehingga tidak cukup waktu untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu pemberian tugas pada siswa hendaklah disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan siswa. . Hal lain lagi yang berkaitann dengan tugas adalah pemeriksaan tugas dan pemberian balikan kepada siswa. Guru yang tidak memeriksa tugas dan tidak mengembalikannya kepada siswa dapat menjadikan siswa malas mengerjakan tugas-tugas dan kurang
patuh pada guru. Siswa ingin tahu apakah tugas yang dibuat itu betul atau salah. Balikan yang diberikan guru akan menimbulkan rasa puas dalam diri siswa dan dapat lebih memotivasi siswa belajar
C. Faktor Penyebab Gangguan Disiplin Dari Segi Lingkungan
Lingkungan yang dimaksudkan disini adalah lingkungan kelas, sekolah, keluarga dan masyarakat baik fisik maupun sosial. Lingkungan ini baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas.
1. Lingkungan kelas
Diantara lingkungan kelas yang dapat menimbulkan gangguan disiplin adalah kurang lengkapnya sarana dan prasarana , kepadatan ruangan kelas, dan sirkulasi udara. Kita tahu keadaan sekolah dasar di negara kita belum semuanya memenuhi syarat sebagai suatu sekolah yang baik. Dilihat dari sarana masih ada sekolah yang kurang lengkap sarananya sesuai dengan jumlah anak. Misalnya jumlah kursi dan meja tidak cukup, sehingga 3 orang anak duduk untuk dua kursi. Hal ini dapat menjadi sumber pertengkaran diantara mereka karena sempitnya tempat duduk dan mereka tidak dapat bergerak lebih leluasa sedang belajar. Kita tahu anak-anak SD karena dalam pertumbuhan senang bergerak dan tempat
yang sempit akan menjadikan mereka saling bersinggungan dan terganggunya temannya yang sedang bekerja. Begitu jugahalnya dengan buku teks yang tidak cukup sebanyak anak akan dapat berdampak sama. Kepadatan ruangan kelas akan dapat menghalangi anak bergerak bebas dan juga dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas.
Bagaimanakah menurut pendapat Anda mengenai keadan sirkulasi udara?. Apakah dapat menimbulkan gangguan disiplinkelas?. Tentu dapat bukan?. Kelas yang sirkulasi udaranya tidak lancar akan dapat menjadikan udara dalam kelas terasa panas, apalagi di waktu siang hari sehingga siswa akan merasa gelisah dan tidak konsentrasi belajar. Siswa butuh udara segar dan untuk memenuhi kebutuhan itu mereka akan berganti ganti minta izin keluar dan hal itu akan mengganggu disiplin kelas.
2. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan gangguan antara lain adalah batas kelas yang kurang kedap suara, tempat olahraga yang dekat dengan kelas, sitem aturan dan hubungan interpersonal. Batas ruangan kelas yang kurang baik yang memungkinkan kedengaranya suara guru dikelas yang bersebelahan akan sangat mengganggu konsentrasi siwa belajar dan menyebabkan siswa ribut karena tidak tahu suara mana yang akan didengarnya dan kelas menjadi kurang tertib. Begitu juga halnya dengan tempat olahraga sekolah yang berdekatan dengan kelas. Kita tahu bahwa di SD umumnya
tidak mempunyai ruangan khusus untuk olahraga. Untuk pelajaran tersebut biasanya dilakukan di pekarangan sekolah yang mempunyai pekarangan luas atau di lapangan lain disekitar sekolah. Bila dilakukan di pekarangan yang dekat betul dengan kelas , suara guru dan suara siswa yang sedang berolahraga akan kedengaran langsung ke dalam kelas sehingga dapat menggangu perhatian siswa belajar dan disiplin kelas dapat terganggu.
Selain dari dua faktor di atas, sistem aturan sekolah yang terlalu mengikat dan kurang mngikut sertakan siswa dalam penentuannya akan dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas karena akan sering dilanggar siswa. Misalnya siswa tidak boleh minta izin keluar kelas saat guru sedang menerangkan pelajaran atau sedang ujian. Aturan ini dapat saja dilanggar siswa karena adanya kebutuhan mendesak yang tidak bisa ditunda, seperti terdesak buang air atau sakit perut dsb. Anda mungkin punya contoh aturan lain yang dalam penerapannya sulit dipatuhi anak. Anda masih ingat aturan yang tradisional yang menyuruh siswa duduk dengan melipat tangan dimeja? Aturan ini kurang mempertimbangkan karakteristik anak yang suka bergerak sehingga akan sering dilanggar siswa. Oleh karena itu kalau sekolah akan membuat aturan ikutkanlah siswa dan pertimbangkanlah berbagai aspek sehingga dapat diterapkan dengan baik.
Faktor lain yang juga dapat menimbulkan gangguan disiplin adalah hubungan interpersonal di sekolah . Kadang-
kadang disuatu sekolah hubungan sesama guru dan hubungan guru dengan siswa kurang baik, begitu juga halnya dengan hubungan siswa sesama siswa. Apabila hubungan antar siswa kurang baik akan mudah timbul konflik diantara siswa baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan yang dapat berupa pertengkaran , permusuhan sehingga akan mengganggu disiplin.kelas. Begitu juga halnya apabila hubungan guru-sesama guru kurang baik akan timbul konflik sesama guru dan perasaan guru yang dalam situasi demikian akan berdampak pada prilaku guru dalam mengajar yang kurang terkendali sehingga akan mengganggu disiplin kelas.
Faktor kekurang cermatan sekolah mengatur jadwal dapat juga menimbulkan ganguan disiplin kelas. Misalnya dalam jadwal kelas IV jam ke 4 adalah pelajaran Agama , tetapi karena kekurang telitian sekolah menyusun jadwal guru Agama juga mengajar di KelasV jam yang sama. Hal ini menyebabkan salah satu kelas tidak belajar Agama dan diganti dengan pelajaran lain . Siswa protes karena tidak siap untuk pelajaran yang baru karena bukunya tidak mereka bawa. Jadi hal-hal yang kelihatanya kecil tapi dapat berdampak besar bagi disiplin kelas.
3. Lingkungan Keluarga dan Masyarakat
Prilaku siswa menurut teori Konvergensi terbentuk karena bawaan dari lahir dan pengaruh lingkungan. Lingkungan yang terdekat dari siswa adalah keluarga atau rumah tangga. Apabila rumah tangga kurang menanamkan
sikap disiplin di rumah akan terbawa dalam kelas sehingga akan mudah muncul prilaku yang kurang disiplin tersebut. Hal yang menyebabkan kurang disiplin anak di rumah tangga disebabkan berbagai hal, antara lain karena terlalu dimanjakan., sehingga tidak terbiasa mematuhi aturan-aturan yang seharusnya dipatuhi anak.
Faktor lain yang dapat menyebabkan anak kurang disiplin adalah faktor kesibukan orang tua di luar rumah sehingga tidak mempunyai waktu membina dan memperhatikan disiplin anknya .Keadaan orang tua yang stress dan orang tuanya yang tinggal satu dapat menyebabkan gangguan disiplin kelas. Misalnya apabila orang tua siswa hanya satu dan keadaan ekonomi mereka kurang , anak akan terpaksa melakukan tugas-tugas rumah tangga karena orang tuanya harus bekerja mencari nafkah. Anak tidak terkontrol prilakunya dan mungkin tidak mepunyai waktu untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah sehingga di kelas sering dimarahi guru. Begitu juga halnya anak-anak dari sosial ekonomi kurang yang terpaksa bekerja membantu orang tua mencari nafkah, karena kelelahan bekerja, kelihatan loyo tidak bersemangat belajar dan mungkin tertidur sambil belajar. Anak-anak semacam ini akan sering jadi ejekan temannya sebagai anak pemalas dan akan mengganggu disiplin kelas. Bagaimana menurut pendapat Anda dengan orang tua yang stress. Apa dampaknya pada prilaku anak?. Seperti telah dikatakan dari awal prilaku siswa dipengaruhi oleh lingkungannya. Oleh karena orang tua dalam situasi terganggu emosionalnya dan kacau maka dapat
menjadikan anak kurang merasa nyaman dan prilakunya tidak stabil. Di kelas prilaku anak tersebut menjadi lebih emosional dan mudah tersinggung sehingga dapat mengganggu disiplin kelas.
Selanjutnya faktor apakah dari lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi disiplin kelas? . Kita tahu bahwa siswa hidup tidak terpisah dari masyarakat tempat tinggalnya. Kalau keadaan masyarakat lingkungannya kurang baik , sering terjadi perkelahian antar warga, atau kekerasan oleh kelompok tertentu, tambahlagi dari pengamatannya di TV tentang berbagai kekerasan dan kekacauan, hal itu akan mempengaruhi sikap dan prilaku siswa. Tayangan-tayangan prilaku masyarakat yang dilihat sehari-hari tersebut berkesan dalam ingatan anak dan sesuai dengan sifat anak suka meniru maka prilaku tersebut akan ditiru dan dicobakanya pada temann apabila ada kesempatan melakukannya. Jadi sadar atau tidak sadar .jika anak mencobakan prilaku tersebut di kelas tentu akan mengganggu disiplin kelas. Oleh karena itu kita sebagai guru hendaklah dapat memonitor prilaku siswa saat mengajar sehingga tidak memungkinkan siswa berprilaku yang tidak baik.
Selain dari faktor yang telah disebutkan diatas, faktor kerjasama sekolah dengan masyarakat terutama orang tua akan ikut mempengaruhi disiplin kelas. Misalnya apabila sekolah telah menetapkan bersama aturan aturan sekolah dan telah disampaikan kepada orang tua, maka bantuan orang tua
sangat diperlukan membimbing anak untuk mematuhi aturan tersebut. Contoh: Siswa ke sekolah hendaklah membawa peralatan belajarnya masing-masing. Dalam hal ini orang tua hendaklah mengingatkan anaknya untuk membawa peralatan tersebut setiap akan berangkat sekolah. Begitu juga halnya dengan aturan aturan yang lain seperti membuat pekerjaan rumah yang diberikan guru.
disiplin dalam pengelolaan kelas
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.
A. Pengertian disiplin kelas dan sekolah
Kata disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah “disiple” yang berarti mengikuti orang belajar dibawah pengawasan seorang pemimpin. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Di antara kedua istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian disiplin (Suharsimi, 1993: 114). Ketertiban menunjuk kepada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar. Disiplin atau siasat menunjuk kepada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peratran atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.
Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang didalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:10).Disiplin pada hakekatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Sedangkan Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snockdalam bukunya “Dangerous School” (1999).
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah :
1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar
3) membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan
4) siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang sebenarnya adalah suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Nilai-nilai keagamaan atau nilai-nilai kepercayaan
Nilai ini diyakini kebenarannya sehingga melahirkan tindak-tanduk disiplin yang penuh ketulusan untuk berkorban.
b. Nilai-nilai tradisional
Nilai-nilai ini melahirkan tindak-tanduk pantangan yang kebanyakan tidak masuk akal dan mengandung misteri.
c. Nilai-nilai kekuasaan
Nilai ini bersumber dari penguasa yang melahirkan tindak-tanduk disiplin demi terlaksananya tata kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini biasanya diikuti sanksi bagi yang tidak melaksanakan.
d. Nilai-nilai subjektif
Pengakuan dari niali ini berdasarkan penilaian pribadi yang melahirkan tindak-tanduk egosentrik.
e. Nilai-nilai Rasional
Nilai yang memberi penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan tindak-tanduk disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental.
B. Prinsip-prinsip disiplin tingkat sekolah maupun kelas
Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kemanusiaan dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi para guru dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan disiplin. Oleh karena itu, pendekatan disiplin yang dilakukan oleh guru harus:
a. Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan;
b. Mengembangkan dan membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan;
c. Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan kontrol dari peserta didik;
d. Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan peserta didik tanpa ada kecurigaan dan kecemasan;
e. Menghindari perasaan beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para peserta didik.
Cara/teknik membina disiplin kelas
Perlunya digunakan suatu metode dalam pembelajaran disiplin kelas, untuk itu seorang guru perlu menentukan metode yang akan dipakai dalam pembelajaran, adapun metode yang cocok dipakai dalam mengajarkan disiplin kelas kepada siswa yaitu :
a. Pendekatan yang digunakan
1) Pemberian Bimbingan
Guru hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbuat dan menumbuhkan gagasan baru/ ide-ide baru secara wajar sesuai tingkat Kelasnya.
Dalam hubungan ini siswa perlu diberi bimbingan dan penyuluhan untuk memahami dan mengenali diri sendiri.
Untuk itu diperlukan pendekatan dengan siswa dalam situasi yang wajar sehingga memungkinkan mereka mengembangkan pola-pola tingkah laku yang baik ke arah pembinaan diri sendiri.
2) Evaluasi pada diri Pribadi
Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi tingkah lakunya berdasarkan peraturan tata tertib yang telah ditetapkan.
Dengan demikian dapat terwujud disiplin yang baik dalam kelas yang diidamkan. Disiplin kelas yang baik dimaksudkan untuk pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan tindakan orang dalam suatu kelas untuk mewujudkan dan memelihara suatu suasana mengajar belajar yang efektif.
b. Teknik-teknik yang digunakan
Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
o Menjadi model atau memberi contoh
o Mengadakan pertemuan kelas secara berkala
o Menerapkan aturan secara luwes
o Menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak, serta
o Meningkatkan partisipasi siswa
1) Teknik Keteladanan Guru
Guru hendaknya memberikan contoh teladan sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.
2) Teknik Bimbingan Guru
Guru hendaknya senantiasa memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya.
3) Teknik Pengawasan Bersama
Disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama, guru dan siswa menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib.
Dalam mewujudkan tujuan bersama beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas sebagi berikut:
(a) Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa
(b) Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa.
(c) Membina organisasi kelas secara demokratis
(d) Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri/ mandiri dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
(e) Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya.
(f) Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan siswa. Menegakkan disiplin justru sebaiknya, ia ingin memberi kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa dalam batas-batas kemampuannya. Akan tetapi, juga kalau kebebasan siswa terlampau dikurangi, dikekang dengan peraturan maka siswa akan berontak dan mengalami frustasi dan kecemasan. Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.
Disiplin merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada anak didik di sekolah sedini mungkin. Sekolah adalah tempat utama untuk melatih dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan peraturan dan tata tertib kelas yang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol yang terus menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin.
Kelas harus mempunyai peraturan dan tata tertib. Peraturan dan tata tertib kelas ini harus dijelaskan dan dicontohkan kepada siswa serta dilaksanakan secara terus-menerus. Peraturan dan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa.
Sekolah, dalam upaya menciptakan disiplin secara nyata sudah barang tentu akan berusaha dan melinatkan berbagai unsur atau pihak. Misalnya: dalam guru dalam memberdayakan semua kebijakan; usaha mengidentifikasi secara jelas sebab-sebab siswa berperilaku menyimpang; bekerja sama secara erat dengan orang tua, dan para pembina atau pendamping sekolah. Sekolah juga menggunakan beberapa pendekatan untuk menanggulangi perilaku menyimpang para siswa melalui manajemen pembelajaran atau kurikuler.
C. Sumber pelanggaran disiplin dan peraturan atau tata tertib kelas
Sumber pelanggaran disiplin
Dalam suatu proses belajar mengajar tentu ada sebab-sebab yang menimbulkan proses belajar mengajar terganggu diantaranya kurang kedisiplinan guru dan siswa dalam mentaati peraturan. Ada beberapa sumber-sumber pelanggaran disiplin yaitu :
1. Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah
2. Kelompok besar siswa dikurangi hak-haknya
3. Kurang memperhatikan kelompok minoritas
4. Kurang dilibatkan dalam kegiatan tanggung jawab sekolah
Menurut Eko siswoyo dan rochman Terdapat beberapa faktor atau sumber yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin. Ketidakteraturan selama proses belajar mengajar dapat disebabkan juga oleh masalah yang ditimbulkan oleh peserta didik. Sejumlah hal yang disebabkan oleh peserta didik berikut ini cenderung memberi kontribusi membuat disiplin kelas terganggu, seperti:
1. Anak yang suka membadut atau berbuat aneh yang semata-mata untuk menarik perhatian di kelas.
2. Anak dari keluarga yang kurang harmonis atau kurang perhatian dari orang tuanya.
3. Anak yang sakit.
4. Anak yang tidak punya tempat untuk mengerjakan tugas sekolah di rumah.
5. Anak yang kurang tidur.
6. Anak yang malas membaca atau tidak mengerjakan tugas-tugas sekolah.
7. Anak yang pasif atau potensi rendah yang datang ke sekolah sekedarnya.
8. Anak yang memiliki rasa bermusuhan atau menentang kepada semua peraturan.
9. Anak memiliki rasa pesimis atau putus asa terhadap semua keadaan.
10. Anak yang berkeinginan berbuat segalanya dapat dikuasai secara sempurna.
Gangguan disiplin yang datang dari kelompok peserta didik dapt berupa:
1. Ketidakpusan dengan pekerjaan kelas
Ketidakpuasan ini dapat disebabkan oleh tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit, beban terlalu ringan atau terlalu berat, penugasan cenderung kurang terbuka karena mereka tidak siap, latihan pembelajaran bersifat verbal kurang menekankan pada keterampilan dan manipulasi aktivitas, penugasan kurang terjadwal tidak sistematis atau membingungkan.
2. Hubungan interpersonal lemah
Hal ini dapat disebabkan pengelompokkan didasarkan pertemanan, peran kelompok sangat lemah.
3. Gangguan suasana kelompok
Hal ini disebabkan oleh suasana tercekam, kompetitif yang berlebihan, sangat eksklusif (kelompok menolak individu yang tidak siap)
4. Pengorganisasian kelompok lemah
Pengorganisasian kelompok lemah ditandai oleh tekanan otokrasi yang berlebihan atau lemahnya supervisi dan pengawasan, standar perilaku terlalu tinggi atau rendah, kelompok diorganisir terlalu ketat (banyak aturan) atau terstruktur, pengorganisasian kurang memperhatikan unsur perkembangan usia, latar belakang sosial, kebutuhan, atau kemampuan anggota kelompok.
5. Emosi mendadak dan perubahan mendadak
Hal ini dapat diakibatkan karena kelompok memiliki watak temperamen yang tinggi, kejadian depresi yang mendadak, ketakutan atau kegemparan, kelompok dhinggapi rasa bosan, kurang berminat atau emosionalnya lemah.
Masalah yang ditimbulkan lingkungan
Lingkungan, situasi atau kondisi yang dapat menimbulkan masalah yaitu:
1. Lingkungan rumah atau keluarga yang kurang perhatian, ketidakteraturan,
pertengkaran, ketidakharmonisan, kecemburuan, masa bodoh, tekanan, dan sibuk
dengan urusannya masing-masing.
2. Lingkungan tempat tinggal yang tidak baik seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras.
3. Lingkungan sekolah, seperti kelemahan guru, kelemahan kurikulum, kelemahan manajemen kelas, ketidaktertiban, dan kekurangan fasilitas.
4. Situasi sekolah seperti hari-hari pertama atau hari-hari akhir (akan libur dan setelah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku, sekolah yang kurang cermat, bau makanan dari cafetaria, suasana gaduh dari praktik kegiatan musik.
Peraturan dan Tata Tertib Kelas
Disiplin merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada anak didik di sekolah sedini mungkin. Sekolah adalah tempat utama untuk melatihkan dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan peraturan dan tata tertib kelas yang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol yang terus menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin.
Peraturan dan tata tertib kelas untuk sekolah dasar seperti yang tercantum dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:78-81) antara lain harus membuat hal-hal berikut ini:
Masuk Sekolah
a. Siswa harus datang ke sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
b. Menaruh tas dan alat tulis lainnya di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas.
c. Siswa yang mendapat tugas jaga/piket harus hadir lebih awal.
d. Siswa yang sering terlambat harus diberi teguran.
e. Siswa yang tidak masuk karena alasan tertentu harus memberi tahu sebelum atau sesudahnya secara lisan atau tulisan.
f. Guru tidak boleh terlambat atau absen tanpa ijin.
Masuk kelas
a. Siswa segera berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi.
b. Ketua kelas menyiapkan barisan.
c. Siswa masuk kelas satu persatu dengan tertib dan duduk di tempatnya masing-masing.
d. Guru memeriksa kerapian, kebersihan, dan kesehatn siswa satu persatu.
· Dalam kelas
a. Berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang siswa.
b. Memberi salam kepada guru dan pelajaran dimulai.
c. Guru menuliskan siswa yang tidak masuk di papan absen serta alasan atau keterangannya.
d. Saat pelajaran berlangsung siswa harus tetap tertib, tidak boleh ribut, bercanda atau melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran.
e. Siswa tidak boleh meninggalkan kelas tanpa ijin dari guru.
f. Guru tidak diperkenankan meninggalkan kelas ketika pelajaran berlangsung.
Ketika waktu istirahat
a. Pada saat bel istirahat berbunyi siswa keluar kelas dengan tertib.
b. Guru keluar kelas setelah semua siswa keluar kelas.
c. Siswa tidak boleh berada dalam kelas ketika waktu istirahat.
d. Selama istirahat siswa tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah tanpa ijin dari guru.
e. Pada saat bel masuk siswa masuk dengan tertib dan teratur.
f. Sebaiknya guru sudah berada di kelas lebih dahulu menjelang bel masuk.
Waktu pulang
a. Ketika bel pulang berbunyi, pelajaran berakhir, ditutup dengan do’a dan salam kepada guru.\
b. Guru memberikan nasihat-nasihat, mengingatkan tentang tugas-tugas pekerjaan rumah dan sebagainya.
c. Siswa keluar rumah dengan tertib.
DAFTAR PUSTAKA
Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Asli Mahasatya, 2004
Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009
http://pujirokhayanti99.blogspot.com/2012/10/prinsip-prinsip-disiplin-kelas.html
http://nay-hyukvie.blogspot.com/2012/10/makalah-prinsip-prinsip-disiplin-kelas.html