disiplin kelas

65
Kompetensi Dasar : Menjelaskan hakekat disiplin kelas dan strategi penanaman, penanganan disiplin kelas. Indikator : a. Menjelaskan pengertian disiplin kelas, b. Memberi contoh disiplin kelas, c. Menjelaskan alasan pentingnya mengajarkan disiplin kelas, d. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kelas, e. Mengidentifikasi berbagai strategi untuk menanamkan disiplin kelas. 11.1 Hakikat Disiplin Kelas Disiplin merupakan kata yang tidak asing, sering ditakuti, terkadang memang terdengar membosankan sehingga kedisiplinan sering dilanggar, bahkan sering dianggap sebagai hukuman. Namun jika dilihat dari perspektif yang berbeda, disiplin yang berasal dari katadiscere, memiliki arti belajar. Jadi disiplin berarti belajar. Seorang guru atau orang tua yang mendisiplinkan anak didiknya, maka guru atauorang tua tersebut memberi pelajaran kapada anak didiknya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah disiplin merupakan ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku dan dibuat oleh suatu golongan atau kelompok, maupun aturan tang dibuat sendiri. Mendisiplinkan juga berarti mengembalikan yang salah kepada sesuatu yang benar dan tertib. Disiplin dengan ketertiban, jika dilihat secara awam, merupakan dua hal yang hamper sama. Tetapi secara harafiah, keduanya merupakan dua hal yang berurutan. Artinya, disiplin akan terbentuk jika ada tata tertib (ketertiban) yang dibuat dan disepakati. Jadi ketertiban itulan yang membentuk kedisiplinan (disiplin).

Upload: fauzhi-fajar

Post on 16-Feb-2016

117 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

disiplin kelas

TRANSCRIPT

Page 1: disiplin kelas

Kompetensi Dasar : Menjelaskan hakekat disiplin kelas dan strategi penanaman, penanganan disiplin kelas.

Indikator :a.       Menjelaskan pengertian disiplin kelas,b.      Memberi contoh disiplin kelas,c.       Menjelaskan alasan pentingnya mengajarkan disiplin kelas,d.      Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kelas,e.       Mengidentifikasi berbagai strategi untuk menanamkan disiplin kelas.

11.1 Hakikat Disiplin Kelas            Disiplin merupakan kata yang tidak asing, sering ditakuti, terkadang memang terdengar membosankan sehingga kedisiplinan sering dilanggar, bahkan sering dianggap sebagai hukuman.Namun jika dilihat dari perspektif yang berbeda, disiplin yang berasal dari katadiscere, memiliki arti belajar. Jadi disiplin berarti belajar. Seorang guru atau orang tua yang mendisiplinkan anak didiknya, maka guru atauorang tua tersebut memberi pelajaran kapada anak didiknya.            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah disiplin merupakan ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku dan dibuat oleh suatu golongan atau kelompok, maupun aturan tang dibuat sendiri. Mendisiplinkan juga berarti mengembalikan yang salah kepada sesuatu yang benar dan tertib. Disiplin dengan ketertiban, jika dilihat secara awam, merupakan dua hal yang hamper sama. Tetapi secara harafiah, keduanya merupakan dua hal yang berurutan. Artinya, disiplin akan terbentuk jika ada tata tertib (ketertiban) yang dibuat dan disepakati. Jadi ketertiban itulan yang membentuk kedisiplinan (disiplin).            Dari uraian tersebut, maka dapat diperoleh bahwa disiplin kelas merupakan keadaan tertib, dimana pendidik dan peserta didik mematuhi dan menaati segala peraturan atau tata tertib yang berlaku di kelas maupun sekolah dengan senang hati, dan didalamnya terjadi proses pengendalian untuk menciptakan suasana disiplin itu sendiri.Pernyataan tersebut didukung oleh  Suharsimi Arikunto (dalam Chumdari dan Sutini 1996:55) yang menyatakan bahwa disiplin kelas adalah keadaan tertib dimana guru dan murid-murd yang tergabung dalam suatu kelas tunduk kepada peraturan-peraturan (tata tertib) yang telah ditetapkan dengan senang hati.

Dalam prakteknya, disiplin kelas dapat dibagi menjadi dua jenis. Yaitu :

Page 2: disiplin kelas

1.      Disiplin kelas yang berasal dari kesadaran peserta didik sendiri.Artinya perilaku disiplin dating dari kesadaran masing-masing siswa tanpa perlu diperingatkan. Namun kesadaran disiplin ini perlu dibentuk sejak dini dengan proses yang terus menerus.

2.      Disiplin kelas yang timbul karena adanya paksaan dari pendidik atau wali kelas.Jenis disiplin kelas yang timbul karena adanya paksaan, memang kurang baik. Karena dapat menimbulkan perasaan tertekan pada peserta didik, sehingga tidak dapat mengganggu perkembangan psikologinya, bahkan dapat menghilangkan kepercayaan diri peserta didik, membuat siswa menjadi pemalu dan penakut.

11.2 Pentingnya Penanaman Disiplin Kelas            Suasana belajar yang kondusif sangat penting dalam proses pembelajaran siswa-siswi di kelas. Sadar atau tidak, suasana belajar yang kondusif dapat menyumbangkan hasil belajar yang lebih berkualitas. Suasana belajar yang kondusif adalah suasana belajar yang disiplin, namun tidak monoton dan keras. Dengan kata lain serius tapi santai.Dapat dilihat dalam suatu kasus seperti dibawah ini : 

11.2.1            Pada gambar diatas terlihat suasana belajar yang sangat kondusif, nyaman, dan tentunya disiplin. Kedisiplinan yang tampak pada gambar adalah para siswa benar-benar disiplin dalam memperhatikan materi dan tugas yang diberikan. Dan yang perlu diketahui, disiplin bukan berarti harus memakai seragam, harus bersepatu hitam, atau

Page 3: disiplin kelas

memakai dasi. Tetapi disiplin adalah bagaimana cara kita dalam menghargai dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin, menghargai orang lain dan menaati peraturan yang berlaku dengan benar, siap menerima segala konsekuensinya jika melanggar peraturan tersebut, dan mampu mempertanggung jawabkan setiap apa yang kita kerjakan.            Dalam penananman disiplin kelas, manfaat yang diperoleh tidak hanya hasil belajar yang berkualitas, namun penanaman disiplin kelas juga bertujuan untuk membentuk peserta didik yang berkepribadian santun dan berkarakter, yang mampu menghargai dan memanfaatkan waktu dengan baik, taat pada peraturan serta dapat mempertanggung jawabkan segala tindakannya. Dalam pelaksaan disiplin kelas, harus berdasarkan dalam diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apa pun usaha yang dilakukan oleh orang disekitarnya hanya akan sia-sia.Contoh pelaksanaan disiplin kelas :

Datang ke sekolah tepat waktu Rajin belajar Menaati peraturan sekolah Mengikuti upacara dengan tertib Melaksanakan dan mengumpulkan tugas dengan baik dan tepat waktu

11.3 Strategi Penanaman Disiplin Kelas            Dalam penerapannya, disiplin kelas tidak dapat begitu saja diberikan kepada peserta didik. Dalam hal ini dibutuhkan sosialisasi yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu, dalam penanaman disiplin kelas memerlukan strategi yang jitu, yakni dengan menggunakan pendekatan yang baik terhadap peserta didik. Strategi yang dapat digunakan dalam penanaman disiplin kelas tersebut antara lain :

1.      Dengan model contoh yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. Dalam hal ini guru memberikan contoh tentang cara bersikap, bertutur, dan berperilaku yang baik yang sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku.

2.      Penerapan peraturan tata tertib yang fleksibel, yang nyaman dan tidak membuat peserta didik merasa tertekan selama proses belajar.

3.      Menyesuaikan peraturan dengan psikologi dan perkembangan anak. Hal ini bertujuan supaya anak tidak merasa tertekan dan perkembangannya tidak terganggu karena tekanan terhadap psikologinya.

4.      Melibatkan peserta didik dalam pembuatan aturan atau tata tertib, supaya siswa merasa memiliki tanggung jawab terhadap peraturan yang dibuatnya sendiri, meski pada kenyataannya peraturan tersebut dibuat dan disepakati bersama.

Page 4: disiplin kelas

5.      Menjalin hubungan sosial yang baik dengan peserta didik agar tercipta suasana kekeluargaan yang nyaman.

6.      Mengajarkan untuk hidup menurut prinsip struktur otoritas. Hal ini berkaitan dengan prinsip dalam bertindak yang sesuai dengan aturan Tuhan YME.

7.      Memperlakukan orangtua peserta didik sebagai mitra kerja. Seorang pendidik sudah seharusnya bekerjasama dengan orangtua peserta didik dalam penanaman sikap disiplin. Karena bagaimana pun keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses belajar anak.

8.      Mengatur dan menciptakan suasana kelas dengan baik. Kelas yang teratur dapat menjadi wadah peserta didik dalam “mengikuti arus” saat proses belajar dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan fisik sekolah, misalnya : penataan ruang kelas, pangaturan tempat duduk, dan persiapan mengajar.

9.      Pemberian reward (penghargaan) kepada siswa yang berperikalu baik. Hal ini dapat memacu siswa untuk menaati kedisiplinan.

11.4 Faktor yang Mempengaruhi Strategi Penanaman Disiplin Kelas            Dalam proses penanaman disiplin kelas tentu tida terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi strategi penanaman disiplin kelas itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi tersebut tentu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Untuk lebih jelasnya mari kita lihat keterangan berikut !!

A.    Faktor internal :a.       Faktor fisiologis,

yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain, pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang di derita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam menentukan disiplin belajar siswa. Siswa yang memiliki keadaan fisiologis yang sehat cenderung dapat melaksanakan disiplin kelas dengan baik.

b.      Faktor Psikologis,

Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses disiplin kelas : 1.  MinatMinat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar. Seseorangyang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat meraihhasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki minat yang tinggiterhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.

Page 5: disiplin kelas

2.  BakatBakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses belajar.Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh hasilyang lebih baik. Dan apabila peserta didik mempelajari sesuatu yang kurang sesuai dengan bakatnya, tingkat kedisiplinannya juga rendah.

3. Motivasi

Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseoranguntuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah untukmemberikan semangat pada seseorang daam belajar untuk mencapaitujuan.

4.  KonsentrasiKonsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi psikisyang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar terhadapsuatu obyek (materi pelajaran).

5.  KemampuankognitifTujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif danpsikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih diutamakan, sehinggadalam menacapai hasil belajar faktor kemampuan kognitif lebihdiutamakan.

b. Faktor Perorangan

Yang dimaksudkan faktor perorangan adalah sikap seseorang terhadap suatu peraturan. Walaupun sudah mengetahui tentang ketentuan atau peraturan yang sudah ada masih juga dilanggar, atau bersikap acuh tak acuh terhadap ketentuan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari murid-murid yang tidak mau mengindahkan peraturan digariskan baik oleh guru/wali kelas maupun oleh sekolah. Sebagai contoh misalnya hari Senin murid-murid diharuskan untuk ikut apel bendera dan memakai pakaian seragam sekolah. Tetapi peraturan tersebut masih juga dilanggar murid, walaupun ia

Page 6: disiplin kelas

sudah mengetahuinuya. Ia tidak ikut apel dan bahkan tidak memakai pakaian seragam dengan disengaja.

B.     Faktor eksternal :a.       Faktor Sosial

Yang dimaksudkan dengan faktor sosial di sini adalah faktor manusia sebagai makhluk sosial yang berkaitan dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebagai makhluk sosial maka manusia mempunyai kecendrungan-kecendrungan sebagai berikut :

1). Manusia didalam kelompoknya selalu ingin diikutsertakan.

2) Manusia didalam kelompoknya ingin diperhatikan.

3). Manusia didalam kelompoknya selalu ingin berhasil dan dihargai kelompoknya.

4). Manusia didalam kelompoknya memerlukan penghargaan dan perasaan diperlukan    oleh orang lain.

5). Manusia didalam kelompoknya memerlukan sesuatu yang dapat  membebaskan diri dari keterikatan waktu dan ruang.

Murid-murid atau siswa-siswa sebagai manusia, makhluk sosial tidak terlepas dari kecendrungan-kecendrungan tersebut. Oleh karena itu seorang guru/wali kelas dalam usaha untuk menciptakan, memelihara dan meningkatkan disiplin kelas harus memperhatikan hal-hal tersebut. Sebagai contoh seorang guru/wali kelas dalam mengambil suatu keputusan yang menyangkut kepentingan kelas, tanpa berunding dengan murid-murid, mengakibatkan keputusan-keputusan tersebut tidak dilaksanakan atau dipatuhi oleh murid-muridnya.

b.         Faktor Nonsosial

         Lingkungan fisik

Dalam hal ini lingkungan fisik berkaitan dengan suasana kelas/sekolah, dan sarana prasarana yang ada. Lingkungan kelas yang baik dapat membangkitkan semangat peserta didik maupun pengajar untuk melaksanakan disiplin kelas dengan baik, namun sebaliknya apabila lingkungan kelas maupun sekolah tidak baik dan tidak mendukung,

Page 7: disiplin kelas

maka persentase pelaksanaan disiplin kelas juga akan sangat kecil. Kelas yang lingkungan kerjanya sehat dalam arti terdapat hubungan interpersonal yang baik antara murid dengan murid, guru dengan murid dan guru dengan guru akan meningkatkan disiplin belajar mengajar dikelas. Selain itu lingkungan fisik yang baik, juga dapat meningkatkan disiplin kelas. Lingkungan fisik yang baik misalnya fasilitas kelas yang teratur dan tersusun rapi serta cukup. Kekurangan fasilitas untuk belajar dapat menimbulkan kemalasan yang pada akhirnya mempengaruhi disiplin kelas. Sebagai contoh misalnya seorang guru diserahi tugas untuk mengajar bidang studi biologi. Ternyata buku wajib untuk mengajarkan ilmu tersebut tidak ada, sedangkan guru tersebut hanya diberikan GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) untuk bidang studi tersebut. Akibatnya guru tersebut selalu mencari bahan-bahan pelajaran tersebut sesuai dengan GBPP dari buku-buku lain yang materinya dipandang relevan dengan GBPP tersebut. Apabila guru tersebut kewalahan mencari bahan-bahan pelajaran tersebut, maka sudah barang tentu dia tidak akan masuk mengajar karena materi yang akan disampaikan tidak ada. Kalaupun guru tersebut mengajar, maka materi yang akan disampaikan kepada anak menyimpang dari ketentuan yang sudah digariskan dalam GBPP untuk bidang studi biologi tersebut.

11.5 Strategi Penanganan Disiplin KelasDalam praktiknya, pelaksanaan disiplin kelas tidak jarang mengalami masalah.

Sebagai misal, adanya oknum yang melanggar disiplin kelas yang telah disepakati. Maka dari itu, untuk mengatasi adanya gangguan tersebut, perlu adanya strategi penanganan disiplin kelas. Strategi ini dikelompokkan menjadi tiga, sesuai dengan berat-ringannya pelanggaran yang terjadi.

1.      Penanganan Gangguan RinganGangguan-gangguan ringan yang tidak mengganggu kelas memang sering terjadi. Namun ika gangguan-gangguan kecil ini tidak segera ditangani, maka akan menjadi gangguan besar. Sebagai contoh, seorang siswi memperlihatkan sesuatu kepada teman sebangkunya, jika hal ini dibiarkan, maka siswa yang lain akan penasaran dan ikut melihat sehingga kelas bisa menjadi ramai. Winzer (1995) menguraikan beberapa strategi yang dapat digunakan pendidik untuk mengatasi gangguan tersebut. Antara lain :

a.         MengabaikanGanggunguan kecil dan ringan yang dianggap tidak akan mempengaruhi yang lain dapat diabaikan saja.

b.         Menatap agak lama

Page 8: disiplin kelas

Untuk mengatasi peserta didik yang melanggar bisa ditangani dengan menatapnya agak lama.

c.         Menggunakan tanda nonverbalPenanganan bagi peserta didik yang melanggar juga dapat diatasi dengan memberikan tanda nonverbal, misalnya dengan mengangkat tangan, atau meletakkan jari diatas bibir untuk menyuruh siswa yang gaduh diam.

d.        MendekatiTrik mendekati peserta didik yang melanggar juga dapat digunakan dalam mengatasi adanya pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik. Saat pendidik mendekati peserta didik yang melanggar, dapat menimbulkan perasaan bersalah bagi peserta didik, sihingga ia memiliki tanggung jawab atas perbuatannya.

e.         Memanggil namaMemanggil nama siswa yang sedang melakukan pelanggaran kecil akan dapat membantu memulihkan disiplin kelas asal dilakukan secara bijaksana, dan usahakan untuk tidak membuat siswa sakit hati, ataupun tersinggung.

f.          Mengabaikan secara sengajaStrategi ini biasanya digunakan untuk menangani siswa yang mencari perhatian yang terlalu berlebihan. Misalnya siswa yang berlagak pintar, dan berlagak menggurui,. Artinya, kita tidak perlu menegurnya, tidak mendekati, maupun menatapnya. Hal ini dilakukan atas dasar asumsi bahwa tingkah anak yang mencari perhatian berlebih akan menjadi-jadi jika kita menanggapinya.

2.      Penanganan Gangguan BeratGangguan berat merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik yang dapat mempengaruhi siswa lain dan mengganggu jalannya proses belajar. Sebagai contoh adalah adanya siswa yang berkelahi, membolos, ada yang tidak mau mengerjakan tugasnya, sering terlambat, atau gangguan berat lainnya. Maka Winzer (1995) mengemikakan beberapa strategi sebagai berikut :

a.       Memberikan hukumanMemberikan hukuman pada siswa yang melakukan pelanggaran memang masih menjadi persoalan, karena pemberian hukuman dianggap lebih banyak memberikan efek negative dibandingkan efek positifnya. Hal ini didukung oleh pernyataan Kohn (1996) mengemukakan bahwa hukuman dapat memperparah masalah, meerusak hubungan guru-siswa, dan menghambat proses perkembangan etika.Winzer (1995) menyatakan bahwa dalam pemberian hukuman ada hal-hal yang harus diperhatikan :

Page 9: disiplin kelas

         Gunakan hukuman jika hal tersebut dianggap sangat perlu.         Mulai dengan hukuman yang ringan, misalnya : memberikan teguran yang halus

sebelum memutuskan memberikan hukuman.         Hukuman harus diberikan secara adil dan sesuai dengan tingkat pelanggaran.         Ketika memberikan hukuman, guru hendaknya memberikan contoh apa yang

semestinya dilakukan.b.      Melibatkan orang tua

Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan sekolah. Oleh karena itu, wajar jika seorang guru melibatkan orang tua dalam mengangani masalah pelanggaran disiplin kelas. Untuk melibatkan orang tua, ada baiknya guru membuat laporan secara teratur kepada orang tua tentang perkembangan anaknya. Termasuk pelanggaran yang dibuat maupun prestasi yang dicapai.

3.      Penanganan Perilaku AgresifPerilaku agresif merupakan perilaku menyerang yang ditunjukkan oleh siswa di dalam kelas. Misalnya ada siswa yang berteriak, menyerang atau menyakiti siswa lain, atau bahkan menyerang guru. Kita tentu mengharapkan hal-hal tersebut tidak terjadi di kelas kita.jika perilaku agresif tersebut sampi muncul, kita harus segera mengatasinya, dengan cara-cara sebagai berikut :

a.       Mengubah tempat duduk.Jika ada siswa yang berkelahi dengan teman sebangkunya, maka perluadanya perpindahan (rolling) tempat duduk, agar tidak terjadi perkelahian yang dapat mengganggu suasana belajar.

b.      Jangan terjebak konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu.Kita harus menyadari, ketika di kelas V dan VI merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan siswa yang biasannya menunjukkan sifat agresif. Untuk itu, kita tidak boleh menanganinnya dengan kasar, bahkan kita tidak boleh mengucapkan kata-kata kasar, karena jika kita menanganinya dengan emosi, maka masalah justru akan bertambah parah.

c.       Jangan melayani siswa yang agresif dalam keadaan emosi.Kita tidak boleh melayani siswa agresif dengan keadaan emosi, karena dapat memperparah masalah.

d.      Tidak mengucapkan perkataan kasar dan tidak menghina.Penggunaan kata-kata kasar yang menghina akan menimbulkan perasaan dendam siswa terhadap gurunya. Di samping itu penggunaan kata-kata yang kasar akan menurunkan martabat kita sebagai guru.

Page 10: disiplin kelas

e.       Konsultasi pada pihak lain yang lebuh berpengalaman.Jika guru dihadapkan pada perilaku / pelanggaran yang membahayakan siswa lain maupun guru sendiri, sebaiknya guru segera meminta bantuan kepada orang yang sudah ahli.

DAFTAR PUSTAKA

Bolla, J.I (1984), Keterampilan Mengelola Kelas, Jakarta, Proyek Pengembangan Pendidikan Guru, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 11: disiplin kelas

Danielson, Ch. (1996), Enchanging Professional Practice A frame work for Teaching, Alexandria, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

http://yachmad.blogspot.com/2011/05/hakikat-disiplin-dan-disiplin-kelas.html

Kohn, A. (1996), Beyond Discipline From Complience to Community, Alexandria, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Turney, C. & Crains, L.G (1980), Sydney Macro Skills Series 3 Classroom Management and Discipline, Sydney: Sydney University Press.

Weber, W.A. (1977), Classroom Management. Dalam James M. Coeper (General Ed). Classroom Teaching Skills A Handbook Lexington: D.C, Heath and Company.

Winzers, M (1995), Educational Psychologyin the Canadian Classroom.Scarborough, Ontario: Allyn & Baxon Canada

Page 12: disiplin kelas

disiplin kelas

BAB IIPEMBAHASAN

 2. I Pengertian Disiplin KelasDisiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun (AsyMas’udi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Yogyakarta: PT TigaSerangkai, 2000). Sedangkan The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin sebagai berikut Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang.

Dengan disiplin dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatur perilaku anak dalam mencapai tujuan pendidikan, karena ada perilaku yang harus dicegah atau dilarang, dan sebaliknya, harus dilakukan. Pembentukan disiplin pada saat sekarang buakn sekedar menjadikan anak agar patuh dan taat pada atyran dan tata tertib tanpa alas an sehingga mau menerima begitu saja, melainkan sebagai usaha mendisiplinkan diri sendiri (self discipline). Artinya ia berperilaku baik, patuh dan taat pada aturan bukan karena paksaan dari orang lain atau guru melainkan karena kesadaran dari dirinya.

Disiplin bukanlah kepatuhan lahiriah, bukanlah paksaan, bukanlah ketaatan pada otoritas gurunya untuk menuruti aturan. Disiplin adalah suatu sikap batin, bukan kepatuhan otomatis. Siswapun bertanggung jawab untuk menciptakan suasana kelas yang baik. Suasana kelas yang tidak tegang, ada kebebasan tapi ada pula kerelaan mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam tertib, teratur dan semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.2 Bentuk- Bentuk  Disiplin Belajar Siswa Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajarKeberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif.

Page 13: disiplin kelas

Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektip dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektip dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila kita memiliki :

1. Kesadaran atas tanggung jawab belajar,2. Cara belajar yang efisien,3. Syarat-syarat yang diperlukan ( Oemar Hamalik,Metoda Belajar Dan Kesulitan-

Kesulitan Belajar(Bandung: Tarsito,2005)Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Demikianlah cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa, karena dengan memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik secara teratur setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang pada dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara belajar yang tepat baginya.

Disiplin terhadap pemanfaatan waktu1. Cara mengatur waktu belajar.Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekuragan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisnnya. Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya.

Page 14: disiplin kelas

Dalam ajaran islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan.

Dalam belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan tepat waktu adalah merupakan hal yang terpuji. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara efisien.

1. Pengelompokan waktu.Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu, berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.

1. Penjatahan waktu belajar.Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara taratur.danuntuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak bayak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipekajari suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karna itu agar siswa tidak dihinggapi keraguan-keraguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut

Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperlua-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga dan lain-lain.

Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari. Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran

dan urutan-urutan yang harus dipelajari. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil

terbaik. Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai pekerjaan,

termasuk juga belajar.1. Disiplin terhadap tugas. Mengerjakan tugas rumahSalah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa : ”Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan

Page 15: disiplin kelas

yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri”(Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto yang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,2003)

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah.jika siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.

Mengerjakan tugas di sekolahAdapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai berikut :

1. Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terahir mengerjakan tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).

2. Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari sebelumnya.

3. Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu.

4. Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.5. Peliharalah kondisi kesehatan.6. Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.7. Siapkanlah segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika

diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin. Disiplin terhadap tata tertib.Didalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan, karna dalam suatu sekolah tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana,

 Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas.

Untuk melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru bertanggung jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertip kelas yang baik tampa adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertip sekolah serta terciptanya suasana balajar yang tidak diinginkan.

Page 16: disiplin kelas

Dengan demikian untuk terciptanya disiplin yang harmonis dan terciptanya disiplin dari siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata tertib dengan baik, maka di dalam suatu lambaga atau lingkungan sekolah perlu menetapkan sikap disiplin terhadap siswa, agar tercipta proses belajar mengajar yang baik.2.3 Teknik-Teknik Membina Disiplin KelasTerdapat beberapa teknik membina disiplin kelas, antara lain:

1. Teknik keteladanan guru, yaitu guru hendaknya memberi contoh teladan sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.

2. Teknik bimbingan guru, yaitu diharapkan guru senantiasa memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya.

3. Teknik pengawasan bersama, yaitu dalam disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama, guru dan siswa menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib.

Dalam mewujudkan tujuan bersama tersebut, beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas adalah:

Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa. Membina organisasi kelas secara demokratis. Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri atau mandiri dalam melaksanakan tugas

dan kewajibannya. Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya.  Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengettahuan dan

keterampilan.2.4 Upaya Menegakan DisiplinUpaya menegakan disiplin didalam kelas dapat dilakukan dengan meminta dukungan berbagai pihak terkait, misalnya dari pihak guru, siswa dan orang tua. Pihak-pihak tersebut selayaknya diajak bekerja sama dengan baik dan harmonis serta ikut bertanggung jawab untuk menciptakan disiplin siswa. Upaya yang dapat dilakukan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Pihak guruDisiplin banyak bergantung pada pribadi guru. Ada guru yang mempunyai kewibawaan sehingga disegani oleh siswanya. Ia tidak akan mengalami kesulitan dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelasnya walaupun tanpa menggunakan tindakan atau hukuman yang ketat. Adapula guru yang tampaknya tidak mempunyai kepribadian, ia tidak berwibawa sehingga tidak disegani siswanya sekalipun ia menggunakan hukuman dan

Page 17: disiplin kelas

tindakan yang keras. Akhirnya hukuman dan tindakan tidak efektif.Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

Guru hendaknya jangan ingin berkuasa dan otoriter, memaksa siswa untuk patuh terhadap segala sesuatu yang diperintahkan, karena sikap guru yang otoroter membuat suasan kelas menjadi tegang dan sering diliputi rasa takut.

Guru harus percaya diri bahwa ia mampu menegakan disiplin bagi dirinya dan siswanya. Jangan tunjukan kelemahan dan kekurangannya pada siswa sebab pada dasarnya siswa perlu perlindungan dan rasa aman dari gurunya.

Guru jangan memberikan janji-janji yang tidak mungkin dapat ditepati. Juga tidak memaksa siswa bebrjanji untuk memperbaiki perilakunya seketika sebab mengubah perilaku tidak mudah, memerlukan waktu dan bimbingan.

Guru hendaknya pandai bergaul dengan siswanya, akan tetapi jangan terlampau bersahabat erat sehingga hilang rasa hormat siswa terhadapnya. Akibatnya siswa menanggap guru sebagai teman dekat, sehingga cenderung akan hilang kewibawaanya.

1. Pihak siswaPeranan siswa dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelas tak kalah pentingnya, karena factor utama adalah siswa sendiri dan siswa merupakan subyek dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk turut serta mewujudkan disiplin di kelasnya.Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam mewujudkan disipilin dalam kealas, anatara lain:

 Siswa hendaknya memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk turut serta menciptakan suasana disiplin didalam kelas.

Siswa hendaknya memiliki keasadaran untuk mentaati aturan dan tata tertib sekolah bukan karena rasa takut atau karena merasa terpaksa.

Siswa hendaknya bertindak sebagai pengontrol atau pengawas dirinya sendiri tanpa harus diawasi oleh orang lain.

Apabila suatu saat melakukan pelanggaran, maka siswa harus berjanji pada dirinya sndiri untuk tidak mengulanginya.

 Pihak siswaPeranan orang tua dalam mewujudkan disiplin putra-putrinya dirumah, akan sangat membantu penegakan disiplin kelas. Karena itu ada bbebrapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam rangka turut menegakan disiplin, antara lain:

Orang tua hendaknya mengetahui tentang tata tertib sekolah yang harus dilaksanakan putra putrinya ketika disekolah.

Page 18: disiplin kelas

Orang tua hendaknya ikut bertanggung jawab terhadap putra putrinya dengan cara turut serta mengawasinya.

Orang tua hendaknya turut berbicara dan turut membina putra putrinya apabila ia melanggar tata tertib atau aturan sekolah.

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanDisiplin kelas adalah rasa tanggung jawab dari pihak siswa berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata tertib di sekolah sehingga dapat belajar dengan baik dan sebagai upaya untuk mengatur perilaku anak dalam mencapai tujuan pendidikan.

Dalam membina disiplin kelas diperlukan beberapa teknik sperti, teknik keteladanan guru, teknik bimbingan guru dan teknik pengawasan bersama. Dalam upaya menegakan disiplin kelas, akan lebih mudah jika kita meminta dukungan dari pihak-pihak terkait yaitu, pihak guru, pihak siswa dan orang tua.

Disiplin kelas lebih cenderung agar siswa dapat membina disiplin diri (self discipline). Self discipline biasanya terdapat pada kelas yang gurunya bersikap demokratis bukan pada kelas yang memiliki sikap guru yang otokratis.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta AsyMas’udi.2000.  Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Yogyakarta: PT Tiga

Serangkai, 2000) Oemar Hamali. 2005. Metode Belajar Dan Kesulitan-KesulitanBelajar Bandung: Tarsito Slameto.2003. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta

Page 19: disiplin kelas

FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN DISIPLIN KELAS

A.            Faktor  Penyebab Gangguan Disiplin  Dari Segi  SiswaGangguan   disiplin   kelas   dapat   saja   terjadi   setiap   saat 

dalam proses pembelajaran yang akan mengganggu kelancaran pembelajaran tersebut.  Oleh sebab itu  guru  perlu mengenal  ciri-ciri   perilaku   siswa   yang   dapat   menimbulkan   gangguan disiplin   kelas   dan   berdasarkan   pengetahuan   tersebut   akan dapat memprediksi  cara menghindari atau mengatasi masalah tersebut.

Perilaku   manusia   pada   umumnya   disebabkan   karena adanya dorongan dalam diri   yang perlu   dipenuhi   yang akan menimbulkan rasa puas dalam diri   orang. Begitu juga halnya dengan   anak-anak.   Ada   lima   tingkatan   kebutuhan  manusia  yaitu:

1. Kebutuhan   fisiologis   yang   bersifat   jasmaniah   seperti kebutuhan  makan minum, istirahat, pakaian ,perumahan dsb.

2. Kebutuhan   akan rasa aman, yaitu kebutuhan rasa aman dari sakit  atau bahaya.

3. Kebutuhan akan kasih sayang atau cinta, yaitu kebutuhan  anda dibutuhkan atau   disayangi.

4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk  merasa sanggup atau mampu  dan diakui orang  atau merasa diri berguna.

Page 20: disiplin kelas

5. Kebutuhan mengembangkan diri,   yaitu kebutuhan  untuk mengembangkan     semua   potensi   yang   ada   dalm   diri sendiri.

Kelima   kebutuhan   di   atas   merupakan   dasar   penyebab tingkah   laku   manusia   termasuk   anak.   Kebutuhan   tersebut  biasanya tidak sekaligus  muncul semuanya   tetapi tergantung pada   kebutuhan   yang   dominan   yang   dirasakan.   Apabila kebutuhan   tersebut   telah   dipenuhi   maka   perilaku   untuk memenuhinya   akan  melemah   dan   begitulah   untuk  masing-masing kebutuhan.  Sebaliknya apabila kebutuhan   pokok anak tidak   terpenuhi   akan   terjadi   masalah-masalah   tingkah   laku yang  akan mengganggu  keamanan atau  disiplin kelas. Tingkah laku anak  dalam kelas dapat dibedakan  atas 2 kategori yaitu  masalah   tingkah   laku   individual   dan   masalah   tingkah   laku kelompok. Masalah tingkah laku individual  terdiri dari  tingkah laku   menarik   perhatian, mencari   kekuasaan, pembalasan dendam, dan memperlihatkan ketidakmampuan.  Tingkah laku anak   yang salah  disebabkan   oleh motif,   mencari  perhatian, pemuasan   secepatnya   dorongan-dorongan   dan   kehendak   , keinginan mengepalai, atau menguasai orang lain, pembalasan terhadap   kesalahan   yang   lalu,   patah   semangat   atau rendahnya harga diri. 

Adapun masalah   perilaku   kelompok   yang   dapat menggangu   disiplin   kelas ada   7   macam   masalah   perilaku kelompok  dalam manajemen kelas, yaitu: (1) kurang kompak/ bersatu;.(2) tidak mematuhi aturan dan prosedur; (3) bereaksi 

Page 21: disiplin kelas

negatif   terhadap   anggota   kelompok;   (4)   tingkah   laku menyimpang yang disetujui  kelas   ;(5)  mudah bingung,  macet kerja,  perilaku   suka  meniru;   (6)   rendah  moral,  bermusuhan, mempertahankan   diri;   (7)   tidak   mampu   menyesuaikan   diri dengan perubahan lingkungan.

1.             Perilaku  Kurang Kompak/ Bersatu

Ciri perilaku  kurang kompak ini terlihat  dari timbulnya konflik diantara   individu-individu   atau   kelompok-kelompok   kecil   di kelas.   Terjadinya   konflik   ini   dapat   disebabkan   adanya perbedaan   nilai-nilai  yang  dianut   siswa,  perbedaan   persepsi mengenai   hal   tertentu   dan   dapat   juga   disebabkan   salah pengertian  dalam komunikasi dengan teman sehingga masing-masing  merasa   tidak   cocok   satu   sama   lain.   Anda   mungkin dapat membayangkan perilaku apa yang muncul karena adanya konflik   tersebut.   Salah   satunya   mungkin   akan   terjadi  pertengkaran  atau perang mulut antar siswa  dalam kelompok  atau  antar kelompok kecil dalam  kelas yang akan menggangu disiplin   kelas   .   Selain   dari   itu   Anda   mungkin   juga   pernah  mengalami adanya siswa   yang bermusuh musuhan dan tidak bertegur   sapa   satu   sama   lain   sehingga   iklim   kelas   terasa  tegang  dan tidak puas dengan kelompoknya.  Hal ini tentu akan berdampak pada proses  belajar  siswa dan perlu   diatasi  oleh guru  dengan bijaksana.

2.             Perilaku   yang   Tidak  Mematuhi   Aturan   dan   Prosedur Kerja

Page 22: disiplin kelas

Perilaku ini  jelas   ditandai dengan tidak   taatnya akan norma-norma atau tidak  patuhnya  siswa pada aturan  dan  prosedur kelas   yang   sudah   ada.   Dapatkah   Anda  memberikan   contoh tentang  perilaku   tersebut?.  Apakah  siswa yang  suka  meribut pada saat Anda menerangkan pelajaran dapat kita kategorikan pada   perilaku   tersebut?.   Tentu   dapat   bukan?.   Selain   dari perilaku tersebut   sering  juga kita  jumpai   adanya siswa yang suka berbicara keras-keras saat diperlukan suasana yang tenang dalam  mengerjakan   tugas-tugas,   atau   ada   siswa   yang   suka mondar mandir   di  kelas sedangkan temannya   duduk tenang menerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.  Perilaku tersebut  semuanya   mengganggu   ketenangan   temannya   belajar   dan perlu diatasi guru  dengan segera.

3.             Perilaku Reaksi Negatif terhadap Anggota Kelompok 

Ciri   dari   perilaku   ini   kelihatan   dari   ekspresi   siswa   yang bermusuhan   terhadap   teman-temannya   yang  tidak  diterima dalam   kelompok,   atau   temannya   yang   menyimpang   dari  norma kelompok,   dan terhadap temannya yang menghalangi  usaha   kelompok.   Pernahkah   Anda   melihat   siswa   yang   di kucilkan   oleh   kelompoknya   karena   teman-temannya   tidak  menyenangi  dia  masuk   kelompok   tersebut.   Contoh   lain  ada juga   siswa  yang  berpenampilan   lain  dari   kelompok  menjadi  sumber   penolakan   atau   ketidaksukaan   teman-temanya   . Perilaku   kelompok   tersebut   tentu   akan  menggangu   disiplin kelas.

4.             Perilaku Menyimpang yang  disetujui Kelas

Page 23: disiplin kelas

Munculnya   perilaku   ini   biasanya   bermula   dari   siswa   yang  mempunyai      kebiasaan   suka   membadut   dan   teman-temannya   yang   lain   senang   dengan   perilaku   tersebut.   Oleh karena   dapat   dukungan   dari   teman-teman   perilaku   si pembadut akan menjadi jadi dan suasana kelas akan terganggu. Hal   ini   tentu   tidak   dapat   dibiarkan   terus,   apalagi   kalau leluconnya   sudah   menyimpang   dari   norma-norma   yang berlaku.   Misalnya   kadang-kadang   siswa   senang   meniru tingkah   laku   guru   yang   kurang   disenanginya   ,   atau   teman-temannya  di   kelas  yang   kurang  disukainya.   Sering   juga  kita jumpai  siswa yang berasaldari  keluarga yang kurang mampu,  menjadi   bulan-bulanan oleh teman-temannya di kelas.   Tentu saja perilaku demikian jelas sudah melanggar disiplin.

5.             Perilaku Mudah Bingung, Macet Kerja dan Suka Meniru

Perilaku ini muncul  karena adanya gangguan  kecil yang terjadi di kelas yang membuat siswa merasa  bingung  tidak  menentu  dan   kadang-   kadang    macet   kerja.   Misalnya   pada   suatu  ketika   siswa    menyangka   guru    kurang   adil   terhadap mereka.   Hal ini tentu  didasarkan pada perilaku guru terhadap siswa   sebelumnya.   Siswa   memprotes   sikap   tersebut   baik secara   tersembunyi  maupun   terang   terangan   dengan   tidak mematuhi   guru   melakukan   tugas   yang   diberikan   kepada  mereka. Perilaku   ini biasanya dimulai oleh kelompok tertentu tapi   tetapi   kemudian   diikuti   oleh   kelompok   lain   yang menjadikan   kelas  macet   kerja.   Jadi  walaupun   kelihatannya  penyebabnya   kecil   tetapi   dapat   berdampak   besar   pada 

Page 24: disiplin kelas

perilaku   siswa.   Oleh   sebab   itu   kita      sebagai   guru   harus bijaksana dan adil   sehingga tidak ada kelompok yang merasa diperlakukan   tidak   adil.   Anak-anak   perlu   kasih   sayang   dan  dihargai sebagaimana  mestinya. 

6.             Perilaku Rendah Moral,  Permusuhan, Mempertahankan Diri dan Agresif

Kita   tahu  bahwa siswa  berasal  dari   berbagai   latar  belakang kehidupan   keluarga   dan   masyarakat.   Perilaku   siswa  dipengaruhi   oleh   lingkungan   dan   akan   terbawa   kesekolah. Oleh    karena   itu   pada   saat  di kelas  dapat  muncul perilaku  siswa yang kurang baik kalau    kalau di rumah sudah   terbiasa demikian.  Misal;nya   ada   anak-anak yang suka mengucapkan kata-kata yang    kurang  etis  dan kalau dilarang temannya dia akan marah sehingga akan terjadi pertengkaran. Disamping itu ada  pula   siswa   yang   suka  mempertahankan   diri   dan   kalau  dikatakan   dia  telah   melakukan   suatu    kesalahan tidak akan mau mengakuinya  dan akan mencari  berbagai  alasan untuk   mempertahankan dirinya tidak bersalah.   Disamping itu sering juga kita jumpai siswa    yang suka berkelahi atau bermusuhan sesama   temannya   di   kelas   yang  membuat      suasana   kelas  tidak   tertib   lagi.   Selain   dari   contoh-contoh   tersebut  mungkin   Anda     juga   pernah   menjumpai   adanya   kelompok siswa   yang   suka  menertawakan   atau  mengejek    kekurangan temannya   yang  berasal   dari   keluarga   yang   kurang  mampu,  atau yang  mempunyai cacat tertentu.

Page 25: disiplin kelas

7.             Ketidakmampuan Menyesuaikan Diri  dengan Perubahan Lingkungan   

Di   sekolah   sering   terjadi   perubahan-perubahan    seperti  perubahan   peraturan   sekolah/perubahan   tata   tertib   kelas,  yang sulit  diterima oleh  sebagian  siswa   yang sudah terbiasa dengan   keadaan  yang   lama.  Mereka  sulit  menyesuaikan  diri dengan   perubahan   baru   tersebut   sehingga   akan mempengaruhi   pada   perilakunya   yang   dapat    menggangu disipli   n   kelas   .   Misalnya   mungkin   mereka   akan   sering  melanggar aturan  yang baru tersebut  karena sudah terkondisi dengan aturan yang lama  dan mungkin juga lupa bahwa   ada peraturan   baru.   Perubahan   lain   yang   terjadi   disekolah   yang menuntut  penyesuaian baru bagi siswa adalah perubahan guru mengajar, terutama sekali di SD. Mereka sudah  serasi dengan guru kelas yang lama  dan perlu menyesuaikan diri lagi dengan guru   yang   baru   sehingga   akan   menimbulkan   berbagai kesulitan  bagi siswa yang tidak mampu menyesuaikan diri.

B.            Faktor  Penyebab Gangguan Disiplin  Dari Segi Guru

Kita tahu bahwa guru  memegang peranan penting  dalam membina   disiplin   siswa,   tetapi   apabila   peran   guru   tersebut tidak berjalan sebagaimana  mestinya maka dapat berdampak  pada prilaku siswa yang kurang disiplin.

Secara garis besarnya  masalah disiplin yang bersumber dari guru   dapat dilihat  dari  segi  sifat  dan sikap guru,  komunikasi 

Page 26: disiplin kelas

guru,   pengawasan dan kemampuan profesional guru. Berikut ini akan kita lihat satu persatu dari faktor tersebut.

1.             Faktor  Sifat dan Sikap  Guru

Kita   tahu   bahwa  guru  merupakan  orang   yang   terdekat  bagi   siswa   di   sekolah,   dan   karena   itu   sifat   dan   sikap   guru berdampak   langsung   pada   prilaku   siswa.   Pernahkah   Anda  melihat seorang guru yang  bersikap  otoriter  pada siswa atau yang   suka   memaksakan   kehendaknya,   tanpa   meperhatikan keadaan   siswanya?   Apa   respon   siswa   terhadap   sikap   guru tersebut?  Sikap guru tersebut dapat menjadikan siswa   pura-pura  patuh,  apatis,  dan agresif.    Apabila  keadaan  ini   terjadi  dapat kita bayangkan   siswa  tidak patuh lagi pada guru, tidak mau tahu saja   dan siswa yang mempunyai sifat berani   tentu akan  memprotes   atau  melawan   pada   guru.   Jadi   sikap   guru yang otoriter   tersebut  akan mengganggu  disiplin kelas.

Sikap   apa   lagi   dari   guru   yang   juga   dapat  menimbulkan gangguan disiplin kelas? Apakah  menurut Anda   sikap kurang menghargai siswa dapat mengganggu disiplin kelas?  Kita tahu siswa sebagai manusia  butuh untuk dihargai dan apabila guru  tidak menghargai mereka   setelah mereka melakukan sesuatu yang pantas  dihargai   mereka  akan    kecewa dan timbul   rasa tidak   puas   pada   diri   siswa.   Rasa   tidak   puas   ini   akan berkembang   menjadi   prilaku-prilaku   yang   menggangu ketentraman   kelas   seperti   memukul   meja,   memaki-maki guru ,marah dsb.

Page 27: disiplin kelas

Di   samping  kedua  sikap  yang  kita   sebutkan  diatas,   ada   pula  guru   yang mempunyai  sikap kurang senang pada   anak secara umum atau  pada anak-anak tertentu.  Kita tahu anak – anak  butuh  perhatian  dan kasih sayang baik dari orang tuanya maupun dari guru.  Kalau guru kurang menyukai mereka berarti kebutuhan   untuk   mendapat   perhatian   dan   kasih   sayang kurang terpenuhi.   Siswa yang melihat sikap kuru yang kurang menyenangi mereka akan  bereaksi   dengan ber bagai   bentuk prilaku    supaya guru  memperhatikannya.  Misalnya ada siswa yang   membuat   lelucon   ketika   guru   sedang   mengajar, berbicara keras  keras supaya kedengaran oleh guru, bernyanyi nyanyi   sendiri,  meniru   -niru   cara   orang   berbicara   sehingga teman-temannya   tertawa   dan   ketentraman   kelas   akan terganggu.  Reaksi lain dari siswa terhadap sikap guru tersebut  adalah  timbulnya   rasa   benci   dan   dendam  dalam  diri   siswa karena merasa tidak diberlakukan secara  wajar. 

Sikap   guru   yang terlalu   mementingkan   mata   pelajaran daripada   siswa   sendiri   juga   dapat   merupakan   penyebab gangguan  disiplin kelas. Pernahkan Anda melihat seorang guru yang   terlalu   terfokus   pada   kegiatan   instruksional   yang dilakukannya   dan   tidak  memperhatikan   situasi   dan   kondisi siswa.   Apakah   siswa   memperhatikan   penjelasan   yang diberikannya,    atau    apakah  mereka   dapat  memahami   atau tidak   ,   tidak   dipedulikan   guru   yang   penting   tugasnya  mengajar   selesai.  Bagaimana menurut  pendapat  Anda reaksi siswa   belajar   dengan   guru    tersebut?   Anda   mungkin sependapat   dengan   saya   ,   bahwa   siswa   yang   mempunyai  

Page 28: disiplin kelas

motivasi belajar yang tinggi  akan mendengarkan guru tersebut mengajar   sedangkan siswa yang mempunyai  motivasi  belajar yang   kurang   akan   berprilaku   semau   mereka   karena   tidak diperhatikan   guru.   Anda   mungkin   dapat   membayangkan  berbagai  prilaku   siswa   kalau  guru  tidak  memperhatikannya.  Misalnya   ada   siswa   yang  bercerita   sesama   temannya   ,   ada yang bermain-main sambil duduk , ada yang  bergelut  dengan temanya  yang semuanya itu  menunjukkan kelas tidak disiplin.  Guru   hanya   terfokus   pada   pengajaran   dan   mengabaikan manajemen kelas sehingga pengajaran kurang efektif.

 Masalah   sikap kurang sopan dari  guru   juga akan dapat  menimbulkan   gangguan   disiplin   kelas.Guru   sebagai   orang panutan   bagi   siswanya   perlu   mempunyai   sopan   santun  terhadap   orang   lain   termasuk   pada   siswanya.   Prilaku   guru akan ditiru dan digugu  oleh siswanya. Oleh sebab itu  apabila guru   kelihatan   oleh   siswa   kurang   sopan,   misalnya   :   guru duduk  di depan kelas dengan kaki ke atas meja  atau berdiri  di depan kelas dengan sebelah kaki  naik atas kursi  atau prilaku lainnya yang kurang sesuai dengan norma-norma yang berlaku.  Siswa akan cepat bereaksi  menunjukkan rasa tidak senang atau memprotes prilaku guru tersebut  sehingga kelas akan ribut.

Selanjutnya  mari   kita   lihat   faktor   sifat   guru   yang   dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas.

a.     Sifat tidak konsisten 

Guru   hendaklah  mempunyai   pendirian   yang   sudah  mantap  tidak   mudah   berubah   karena   ada   prinsip   yang   dipegang  

Page 29: disiplin kelas

sebagai   seorang   guru. Sifat   konsisten   adalah   perlu   dalam membina disiplin kelas. Oleh karena itu   sifat tidak konsisten  akan   menimbulkan  gangguan   disiplin   kelas.  Misalnya   siswa telah   sepakat   dengan   guru   untuk   melaksanakan   tata tertib kelas,   yaitu   siapa   yang   terlambat   datang   tidak   boleh masuk   kelas.   Pada   suatu   pagi   Ani   terlambat   datang   .   Dia mengetuk pintu  minta izin masuk  guru tidak mengizinkannya  tanpa   bertanya   alasannya   terlambat.   Tidak   lama   kemudian datang pula  Ana  mengetuk pintu minta izin masuk   dan guru mengizinkanya.   Dari   contoh   tersebut   kelihatan   guru   tidak  konsisten   menjalankan   tata   tertib  kelasnya.   Sifat   guru  yang tidak konsisten ini akan dapat menimbulkan protes bagi siwa   yang  mengatakan  guru  tidak  adil   dan  kelas  akan   ribut.   Bila guru selalu bersifat tidak konsisten siswa akan menjadi bingung mana   aturan   yang   boleh  mana   yang   tidak   sehingga   akan  mempengaruhi prilaku siswa  menjadi kurang disiplin.

b.     Sifat  kurang pengendalikan  diri

Guru yang  kurang dapat menahan emosi, cepat marah   tanpa alasan , suka memukul siswa , atau menyakiti perasaan siswa  dengan kata-katanya , cenderung mendapat reaksi negatif dari siswa   sehingga   ketertiban   kelas   terganggu.   Bagaimanakah menurut   Anda   reaksi   siswa terhadap guru   yang demikian?  Sebagian  siswa   mungkin  akan  takut,   sebagian   lagi  mungkin  tertawa  dalam hati atau dengan temannya secara diam-diam  sehingga konsentrasi siswa terhadap pelajaran akan  terganggu.

c.     Sifat suka bergunjing

Page 30: disiplin kelas

Sifat   guru   yang   suka   bergunjing   dapat  mengganggu   disiplin kelas.   Kebiasaan   guru   yang   suka   menyebut   kekurangan-kekurangan   siswa atau   guru   lainnya   di   kelas   dapat menimbulkan   reaksi   kurang   senang  pada   siswa   dan   kurang menghargai guru tersebut.    Siswa yang berani  mungkin akan langsung   berkomentar   pada   guru   kenapa   Bapak/Ibu   suka  menyebut  keburukan  orang  lain?   Menurut   Ibu  Agama tidak baik.  Kalau hal ini terjadi   situasi kelas sudah terganggu.  Bagi siswa   yang   suka  meniru    mereka   akan  meniru   prilaku   guru tersebut    dan   akan membicarakan  temannya  sambil  belajar  yang juga akan menggangu disiplin kelas.

d.     Sifat kurang  humor

Perasaan   humor   sekali-kali   diperlukan   dalam   proses pembelajaran   untuk  menyelingi   situasi   kelas   supaya   tidak membosankan siswa belajar.    Kalau siswa belajar waktu siang atau   sore   dengan   udara   yang   panas,   atau   waktu   siswa kelihatannya  mengantuk   maka   humor   dari   guru   perlu   ada untuk  menyegarkan situasi kelas yang kurang kondusif untuk belajar.  Tanpa adanya  sifat humor dari guru  akan menjadikan siswa bosan atau  jenuh belajar  sehingga   tidak meperhatikan lagi   pelajaran yang diberikan guru.   Jadi   sifat  kurang humor dapat menggangu disiplin kelas .

2.             Faktor Komunikasi Guru

Dalam   proses   belajar   mengajar   faktor   komunikasi  mempunyai  peranan  penting   dalam  menentukan  efektivitas  

Page 31: disiplin kelas

pembelajaran.   Oleh   karena   itu   guru   hendaklah  mempunyai kemampuan   berkomunikasi   yang   baik   agar   dapat  mengajar secara efektif.  Apabila kemampuan berkomunikasi guru kurang baik,   akan   dapat   menimbulkan   gangguan   disiplin   kelas.  Diantara   faktor   komunikasi   ini   yang  mempengaruhi   disiplin kelas   adalah   kejelasan   pengucapan   kata-kata,   kecepatan  berbicara,   nada   suara   dan   ketepatan   penggunaan   bahasa  dengan   latar   belakang   siswa.    Pernahkah   Anda  mendengar guru   mengajar   yang   tidak   jelas   pengucapan   kata-katanya  karena   disebabkan bunyi vokal yang diucapkan tidak   tepat?. Pengucapan   kata   yang   kurang   jelas   susah   ditangkap   siswa  maksudnya sehingga  mereka akan saling bertanya satu sama lain yang akan membuat suasana kelas   terganggu atau ribut.  Begitu   juga   halnya   dengan   guru   yang   suka   berbicara  cepat,siswa sulit  memahami pelajaran yang disampaikan guru. Situasi   ini   dapat   menimbulkan   reaksi   siswa   untuk  berkomentar   tidak   mengerti   pak/bu   atau   terlalu   cepat pak/bu,   sehingga   kelas   menjadi   terganggu.   Bagaimana  pula pendapat   Anda   kalau   nada   suara   guru   terlalu   tinggi   atau terlalu   ren  dah   serta  tidak  bervariasi?  Keadaannya  mungkin sama bukan/ dan malah dapat  menimbulkan kebosanan bagi siswa mendengarkan suara guru yang  tidak bervariasi tersebut. Selain  dari   itu   guru  yang   suka   memakai  bahasa   asing  atau bahasa   yang   tidak   dipahami   siswa   juga   akan   menggangu disiplin kelas.

    Berdasarkan   uraian   di   atas   jelas   bahwa   faktor  kejelasan  ,kecepatan,  nada, dan bahasa yang digunakan guru 

Page 32: disiplin kelas

dalam menyampaikan pelajaran dapat mempengaruhi  disiplin kelas.  Oleh karena itu guru   hendaklah mampu menyesuaikan  tempo  berbicara   ,   kejelasan   kata   yang  diucapkan  dan  nada suara   serta   bahasa   yang   digunakan   dengan   tingkat   bahasa anak.

3.             Faktor Kemampuan Profesional Guru

Ketertiban   dalam   kelas   juga   ada   kaitannya   dengan  kemampuan profesional  guru itu sendiri.  Misalnya guru yang tidak mampu menvariasikan metode mengajarnya akan dapat  menjadikan   siswa   bosan   belajar   dan   kurang   perhatiannya terhadap pelajaran dan kelas akan menjadi ribut.  Begitu juga halnya dengan guru   yang kurang pandai mempertimbangkan  tugas-tugas yang diberikan kepada   siswa . Kalau guru terlalu  berat memberi  tugas    dan tidak sesuai  dengan   kemampuan  siswa   ,   siswa   akan   mengeluh   dan   mungkin   juga   tidak mengerjakannya karena tidak mampu   melakukannya.   Hal   ini dapat   berdampak   kepada   kepatuhan   siswa   pada   guru.  Bagaiman siswa  akan mengerjakan   tugas  kalau  mereka  tidak tahu   mengerjakannya   ,   atau   dapat   juga   terlalu   banyak sehingga   tidak   cukup  waktu   untuk  menyelesaikannya.   Oleh karena itu pemberian tugas pada siswa hendaklah disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan siswa.   .   Hal   lain   lagi  yang berkaitann   dengan   tugas   adalah   pemeriksaan   tugas   dan pemberian balikan kepada siswa.   Guru yang tidak memeriksa tugas   dan   tidak   mengembalikannya   kepada   siswa   dapat menjadikan siswa malas mengerjakan tugas-tugas  dan kurang 

Page 33: disiplin kelas

patuh pada guru.   Siswa ingin   tahu apakah tugas yang dibuat itu   betul   atau   salah.   Balikan   yang   diberikan   guru   akan menimbulkan   rasa   puas   dalam   diri   siswa   dan   dapat   lebih memotivasi siswa belajar 

C.            Faktor  Penyebab Gangguan Disiplin  Dari Segi Lingkungan

Lingkungan   yang   dimaksudkan   disini   adalah   lingkungan kelas,   sekolah,   keluarga   dan  masyarakat   baik   fisik  maupun sosial.   Lingkungan   ini   baik   secara   langsung   maupun   tidak langsung  akan  dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas.

1.             Lingkungan  kelas

Diantara   lingkungan   kelas   yang   dapat   menimbulkan gangguan   disiplin   adalah   kurang   lengkapnya   sarana   dan prasarana ,  kepadatan ruangan kelas, dan  sirkulasi udara.  Kita tahu   keadaan sekolah   dasar   di negara kita belum semuanya memenuhi  syarat sebagai suatu sekolah yang baik.  Dilihat dari sarana   masih   ada   sekolah   yang   kurang   lengkap   sarananya sesuai  dengan  jumlah anak.  Misalnya   jumlah kursi  dan meja tidak  cukup, sehingga 3 orang anak duduk  untuk dua kursi. Hal ini   dapat   menjadi   sumber   pertengkaran   diantara   mereka  karena   sempitnya   tempat   duduk   dan   mereka   tidak   dapat bergerak lebih leluasa sedang belajar. Kita tahu anak-anak SD  karena   dalam   pertumbuhan   senang   bergerak   dan   tempat 

Page 34: disiplin kelas

yang   sempit  akan  menjadikan  mereka   saling   bersinggungan  dan   terganggunya   temannya   yang   sedang   bekerja.   Begitu jugahalnya  dengan buku teks yang tidak cukup sebanyak anak akan dapat berdampak sama.   Kepadatan ruangan kelas   akan dapat   menghalangi   anak   bergerak   bebas   dan   juga   dapat menimbulkan gangguan disiplin kelas. 

Bagaimanakah menurut pendapat Anda  mengenai  keadan sirkulasi   udara?.   Apakah   dapat   menimbulkan   gangguan disiplinkelas?.   Tentu   dapat   bukan?.   Kelas   yang   sirkulasi udaranya   tidak   lancar   akan   dapat  menjadikan   udara   dalam  kelas terasa panas,   apalagi di waktu  siang hari sehingga siswa akan  merasa   gelisah   dan   tidak   konsentrasi   belajar.   Siswa butuh udara segar  dan untuk memenuhi kebutuhan itu mereka akan   berganti   ganti   minta   izin   keluar   dan   hal   itu   akan mengganggu   disiplin kelas.

2.             Lingkungan sekolah

Lingkungan   sekolah   yang   dapat  menimbulkan   gangguan antara   lain   adalah   batas   kelas   yang   kurang   kedap   suara, tempat  olahraga  yang  dekat  dengan kelas,   sitem aturan dan hubungan   interpersonal.   Batas   ruangan   kelas   yang   kurang baik   yang  memungkinkan  kedengaranya   suara   guru   dikelas yang bersebelahan  akan sangat mengganggu konsentrasi siwa belajar  dan  menyebabkan siswa ribut  karena tidak tahu suara mana yang akan didengarnya dan kelas menjadi  kurang tertib.  Begitu   juga   halnya   dengan   tempat   olahraga   sekolah   yang berdekatan dengan kelas.  Kita  tahu bahwa   di  SD umumnya   

Page 35: disiplin kelas

tidak   mempunyai   ruangan   khusus   untuk   olahraga.   Untuk pelajaran tersebut   biasanya dilakukan   di pekarangan sekolah yang   mempunyai   pekarangan   luas   atau   di   lapangan   lain  disekitar   sekolah.   Bila   dilakukan   di   pekarangan   yang   dekat betul dengan  kelas , suara guru  dan suara siswa yang sedang  berolahraga akan kedengaran langsung ke dalam kelas sehingga dapat menggangu  perhatian siswa  belajar  dan  disiplin kelas  dapat terganggu.

Selain dari  dua faktor di atas, sistem aturan sekolah yang terlalu  mengikat   dan   kurang  mngikut   sertakan   siswa  dalam penentuannya   akan    dapat  menimbulkan   gangguan   disiplin kelas karena akan sering dilanggar siswa. Misalnya  siswa tidak boleh minta izin keluar kelas saat   guru   sedang menerangkan pelajaran   atau sedang ujian.    Aturan ini   dapat saja dilanggar siswa   karena   adanya   kebutuhan  mendesak   yang   tidak   bisa ditunda, seperti  terdesak  buang air atau sakit perut dsb.  Anda mungkin punya contoh aturan lain yang  dalam penerapannya  sulit dipatuhi anak.  Anda masih ingat aturan yang  tradisional  yang menyuruh siswa duduk   dengan melipat tangan dimeja?  Aturan ini  kurang mempertimbangkan karakteristik anak  yang suka   bergerak   sehingga   akan   sering   dilanggar   siswa.   Oleh karena   itu   kalau   sekolah   akan  membuat   aturan   ikutkanlah siswa dan pertimbangkanlah   berbagai  aspek   sehingga  dapat diterapkan dengan baik.

Faktor   lain   yang   juga   dapat   menimbulkan   gangguan disiplin adalah  hubungan   interpersonal   di   sekolah   .   Kadang-

Page 36: disiplin kelas

kadang disuatu sekolah  hubungan sesama guru dan hubungan guru   dengan   siswa   kurang   baik,   begitu   juga   halnya   dengan hubungan siswa sesama siswa.  Apabila hubungan antar siswa   kurang  baik  akan  mudah  timbul   konflik  diantara   siswa   baik  secara diam-diam maupun  secara terang-terangan  yang dapat berupa   pertengkaran   ,   permusuhan   sehingga   akan  mengganggu   disiplin.kelas.   Begitu   juga   halnya   apabila hubungan   guru-sesama guru kurang baik   akan timbul konflik sesama guru dan   perasaan guru yang dalam situasi demikian akan   berdampak   pada   prilaku   guru   dalam  mengajar   yang kurang terkendali sehingga akan  mengganggu disiplin kelas.

Faktor   kekurang   cermatan   sekolah   mengatur   jadwal  dapat   juga   menimbulkan   ganguan   disiplin   kelas.   Misalnya  dalam jadwal kelas IV  jam ke 4 adalah  pelajaran Agama , tetapi karena   kekurang   telitian   sekolah   menyusun   jadwal    guru Agama   juga   mengajar   di   KelasV   jam   yang   sama.   Hal   ini menyebabkan   salah   satu   kelas   tidak   belajar   Agama    dan diganti dengan pelajaran lain . Siswa  protes karena tidak  siap untuk pelajaran yang baru  karena bukunya tidak mereka bawa. Jadi hal-hal  yang kelihatanya kecil tapi dapat berdampak besar bagi  disiplin kelas.

3.             Lingkungan  Keluarga dan Masyarakat

Prilaku   siswa   menurut   teori   Konvergensi   terbentuk karena   bawaan   dari   lahir   dan   pengaruh   lingkungan.  Lingkungan   yang   terdekat   dari   siswa   adalah   keluarga   atau rumah   tangga.   Apabila   rumah   tangga   kurang  menanamkan  

Page 37: disiplin kelas

sikap  disiplin  di   rumah   akan   terbawa  dalam kelas   sehingga akan mudah muncul prilaku yang kurang disiplin tersebut.  Hal yang  menyebabkan   kurang   disiplin   anak   di   rumah   tangga  disebabkan   berbagai   hal,   antara   lain    karena   terlalu dimanjakan., sehingga tidak terbiasa  mematuhi aturan-aturan  yang seharusnya  dipatuhi anak. 

Faktor lain yang  dapat menyebabkan  anak kurang disiplin adalah   faktor   kesibukan   orang   tua   di   luar   rumah   sehingga tidak  mempunyai waktu membina  dan memperhatikan disiplin anknya .Keadaan orang tua yang stress dan  orang tuanya yang tinggal   satu   dapat   menyebabkan   gangguan   disiplin   kelas.  Misalnya   apabila   orang   tua   siswa  hanya   satu   dan   keadaan ekonomi mereka kurang , anak akan terpaksa melakukan tugas-tugas   rumah   tangga   karena   orang   tuanya   harus   bekerja mencari   nafkah.   Anak    tidak   terkontrol   prilakunya   dan mungkin   tidak   mepunyai   waktu   untuk   mengerjakan   tugas-tugas sekolah    sehingga di kelas sering dimarahi guru.   Begitu juga   halnya   anak-anak   dari   sosial   ekonomi   kurang   yang terpaksa bekerja membantu orang tua  mencari nafkah, karena kelelahan bekerja,   kelihatan loyo   tidak bersemangat   belajar  dan  mungkin tertidur  sambil belajar.  Anak-anak semacam ini  akan sering   jadi  ejekan temannya sebagai anak pemalas  dan  akan mengganggu disiplin kelas.  Bagaimana menurut pendapat Anda   dengan  orang   tua   yang   stress.   Apa  dampaknya   pada prilaku anak?.  Seperti telah dikatakan dari awal  prilaku siswa dipengaruhi oleh lingkungannya.  Oleh karena orang tua dalam situasi   terganggu   emosionalnya   dan   kacau   maka   dapat 

Page 38: disiplin kelas

menjadikan anak kurang merasa  nyaman  dan prilakunya tidak stabil.  Di kelas  prilaku anak tersebut   menjadi lebih emosional  dan  mudah tersinggung sehingga dapat  mengganggu disiplin kelas.

Selanjutnya   faktor   apakah   dari   lingkungan   sosial   yang dapat  mempengaruhi  disiplin  kelas?   .  Kita   tahu bahwa siswa hidup  tidak terpisah dari masyarakat  tempat tinggalnya.  Kalau keadaan   masyarakat   lingkungannya   kurang   baik   ,   sering terjadi   perkelahian   antar   warga,   atau   kekerasan   oleh kelompok   tertentu,   tambahlagi   dari   pengamatannya   di   TV tentang   berbagai   kekerasan   dan   kekacauan,   hal   itu   akan mempengaruhi   sikap   dan   prilaku   siswa.   Tayangan-tayangan prilaku masyarakat  yang dilihat  sehari-hari   tersebut  berkesan dalam  ingatan anak  dan  sesuai dengan sifat anak suka meniru maka   prilaku   tersebut   akan   ditiru   dan   dicobakanya   pada temann   apabila   ada   kesempatan   melakukannya.   Jadi   sadar atau tidak sadar .jika anak mencobakan prilaku tersebut di kelas tentu   akan  mengganggu   disiplin   kelas.   Oleh   karena   itu   kita sebagai guru   hendaklah dapat memonitor prilaku siswa   saat mengajar sehingga tidak memungkinkan siswa berprilaku yang  tidak baik.

   Selain   dari   faktor   yang   telah   disebutkan   diatas,   faktor kerjasama   sekolah   dengan  masyarakat   terutama   orang   tua akan   ikut   mempengaruhi   disiplin   kelas.   Misalnya   apabila sekolah telah menetapkan bersama  aturan aturan sekolah  dan telah disampaikan kepada orang tua, maka  bantuan orang tua 

Page 39: disiplin kelas

sangat diperlukan  membimbing anak untuk  mematuhi aturan tersebut.   Contoh: Siswa   ke sekolah   hendaklah   membawa  peralatan   belajarnya masing-masing.   Dalam hal ini orang tua hendaklah mengingatkan anaknya untuk  membawa peralatan tersebut   setiap  akan  berangkat   sekolah.   Begitu   juga  halnya  dengan   aturan aturan yang  lain  seperti membuat   pekerjaan rumah yang diberikan guru.

Page 40: disiplin kelas

disiplin dalam pengelolaan kelas

 Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata  tertib yang diberlakukan di  sekolahnya,  dan setiap siswa dituntut  untuk dapat  berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai  aturan dan tata  tertib yang yang berlaku di   sekolahnya  itu  biasa disebut disiplin siswa.   Sedangkan  peraturan,   tata   tertib,   dan  berbagai   ketentuan   lainnya  yang  berupaya  mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.

A.    Pengertian disiplin kelas dan sekolah

 Kata disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah “disiple” yang berarti mengikuti orang belajar dibawah pengawasan seorang pemimpin. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Di antara kedua istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian disiplin (Suharsimi, 1993: 114).  Ketertiban menunjuk kepada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari   luar.  Disiplin atau siasat  menunjuk kepada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peratran atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.

Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang didalamnya tergabung guru dan siswa   taat   kepada   tata   tertib   yang   telah   ditetapkan   (Dirjen   PUOD   dan   Dirjen   Dikdasmen, 1996:10).Disiplin pada hakekatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.

Sedangkan Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk   kesalahan   perlakuan   fisik   (physical maltreatment)   dan   kesalahan   perlakuan   psikologis (psychological maltreatment), sebagaimana   diungkapkan   oleh   Irwin   A.   Hyman   dan   Pamela   A. Snockdalam bukunya “Dangerous School” (1999).

Berkenaan  dengan tujuan  disiplin   sekolah,  Maman  Rachman   (1999)  mengemukakan  bahwa tujuan disiplin sekolah adalah :

1)      memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,

2)      mendorong siswa melakukan yang baik dan benar

3)      membantu   siswa  memahami  dan  menyesuaikan  diri   dengan   tuntutan   lingkungannya  dan  menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan

4)      siswa   belajar   hidup   dengan   kebiasaan-kebiasaan   yang   baik   dan   bermanfaat   baginya   serta lingkungannya.

Page 41: disiplin kelas

 Sikap   disiplin   yang   dilakukan   oleh   seseorang   sebenarnya   adalah   suatu   tindakan   untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut dapat diklasifikasikan menjadi:

a.   Nilai-nilai keagamaan atau nilai-nilai kepercayaan

Nilai ini diyakini kebenarannya sehingga melahirkan tindak-tanduk disiplin yang penuh ketulusan untuk berkorban.

b.   Nilai-nilai tradisional

Nilai-nilai ini melahirkan tindak-tanduk pantangan yang kebanyakan tidak masuk akal dan mengandung misteri.

c.   Nilai-nilai kekuasaan

Nilai   ini   bersumber   dari   penguasa   yang  melahirkan   tindak-tanduk   disiplin   demi   terlaksananya   tata kepemimpinan   menurut   kehendak   penguasa.   Nilai   ini   biasanya   diikuti   sanksi   bagi   yang   tidak melaksanakan.

d.   Nilai-nilai subjektif

Pengakuan dari niali ini berdasarkan penilaian pribadi yang melahirkan tindak-tanduk egosentrik.

e.    Nilai-nilai Rasional

Nilai yang memberi penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan tindak-tanduk disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

 Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental.

B.     Prinsip-prinsip disiplin tingkat sekolah maupun kelas

                                                       

Dalam semangat  pendekatan pendidikan disiplin  hendaknya memiliki  basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kemanusiaan dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi   para   guru   dalam  mengambil   kebijakan   yang   berhubungan   dengan   disiplin.   Oleh   karena   itu, pendekatan disiplin yang dilakukan oleh guru harus:

a.   Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan;

b.   Mengembangkan dan membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan;

c.   Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan kontrol dari peserta didik;

d.  Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan peserta didik  tanpa ada kecurigaan dan kecemasan;

e.   Menghindari perasaan beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para peserta didik.

  Cara/teknik membina disiplin kelas

Page 42: disiplin kelas

Perlunya digunakan suatu metode dalam pembelajaran disiplin kelas, untuk itu seorang guru perlu menentukan metode yang akan dipakai dalam pembelajaran, adapun metode yang cocok dipakai dalam mengajarkan disiplin kelas kepada siswa   yaitu :

a.    Pendekatan yang digunakan

1)    Pemberian Bimbingan

Guru   hendaknya   memberikan   kesempatan   bagi   siswa   untuk   berbuat   dan   menumbuhkan gagasan baru/ ide-ide baru secara wajar sesuai tingkat Kelasnya.

Dalam   hubungan   ini   siswa   perlu   diberi   bimbingan   dan   penyuluhan   untuk  memahami   dan mengenali diri sendiri.

Untuk   itu   diperlukan   pendekatan   dengan   siswa   dalam   situasi   yang   wajar   sehingga memungkinkan  mereka  mengembangkan  pola-pola  tingkah   laku   yang  baik   ke   arah  pembinaan  diri sendiri.

2)    Evaluasi pada diri Pribadi

Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi tingkah lakunya berdasarkan peraturan tata tertib yang telah ditetapkan.

Dengan demikian dapat terwujud disiplin yang baik dalam kelas yang diidamkan. Disiplin kelas yang baik dimaksudkan untuk pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan tindakan orang dalam suatu kelas untuk mewujudkan dan memelihara suatu suasana mengajar belajar yang efektif.

b.    Teknik-teknik yang digunakan

Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :

o   Menjadi model atau memberi contoh

o   Mengadakan pertemuan kelas secara berkala

o   Menerapkan aturan secara luwes

o   Menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak, serta

o   Meningkatkan partisipasi siswa

1)    Teknik Keteladanan Guru

 Guru hendaknya memberikan contoh teladan sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.

2)    Teknik Bimbingan Guru

 Guru hendaknya senantiasa memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan  kedisiplinan para siswanya.

3)    Teknik Pengawasan Bersama

 Disiplin   kelas   yang   baik   mengandung   pula   kesadaran   akan   tujuan   bersama,   guru   dan   siswa menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib.

Page 43: disiplin kelas

Dalam mewujudkan tujuan bersama beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas sebagi berikut:

(a)  Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa

(b)  Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa.

(c)  Membina organisasi kelas secara demokratis

(d) Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri/ mandiri dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

(e)  Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya.

(f)  Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

Menegakkan  disiplin  tidak  bertujuan  untuk  mengurangi  kebebasan  dan kemerdekaan siswa. Menegakkan disiplin justru sebaiknya, ia ingin memberi kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa dalam  batas-batas   kemampuannya.   Akan   tetapi,   juga   kalau   kebebasan   siswa   terlampau   dikurangi, dikekang   dengan   peraturan   maka   siswa   akan   berontak   dan   mengalami   frustasi   dan   kecemasan. Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.

Disiplin  merupakan   hal   penting   yang   harus   ditanamkan   pada   anak   didik   di   sekolah   sedini mungkin.   Sekolah   adalah   tempat   utama   untuk  melatih   dan  memahami   pentingnya   disiplin   dalam kehidupan sehari-hari. Dengan peraturan dan tata tertib kelas yang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol yang terus menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin.

Kelas  harus  mempunyai  peraturan dan tata  tertib.  Peraturan  dan tata   tertib kelas   ini  harus dijelaskan dan dicontohkan kepada siswa serta dilaksanakan secara terus-menerus. Peraturan dan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa.

Sekolah, dalam upaya menciptakan disiplin secara nyata sudah barang tentu akan berusaha dan melinatkan berbagai unsur atau pihak. Misalnya: dalam guru dalam memberdayakan semua kebijakan; usaha mengidentifikasi secara jelas sebab-sebab siswa berperilaku menyimpang; bekerja sama secara erat   dengan   orang   tua,   dan   para   pembina   atau   pendamping   sekolah.   Sekolah   juga  menggunakan beberapa   pendekatan   untuk  menanggulangi   perilaku  menyimpang   para   siswa  melalui  manajemen pembelajaran atau kurikuler.

C.    Sumber pelanggaran disiplin dan peraturan atau tata tertib kelas

 Sumber pelanggaran disiplin

Dalam   suatu   proses   belajar   mengajar   tentu   ada   sebab-sebab   yang   menimbulkan   proses   belajar mengajar terganggu diantaranya kurang kedisiplinan guru dan siswa dalam mentaati peraturan.  Ada beberapa sumber-sumber pelanggaran disiplin  yaitu :

1.      Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah

Page 44: disiplin kelas

2.      Kelompok besar siswa dikurangi hak-haknya

3.      Kurang memperhatikan kelompok  minoritas

4.      Kurang dilibatkan dalam kegiatan tanggung jawab sekolah

Menurut Eko siswoyo dan rochman Terdapat beberapa faktor atau sumber yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin. Ketidakteraturan selama proses  belajar  mengajar  dapat  disebabkan   juga  oleh  masalah  yang  ditimbulkan  oleh  peserta  didik. Sejumlah hal yang disebabkan oleh peserta didik berikut ini cenderung memberi kontribusi membuat disiplin kelas terganggu, seperti:

1.      Anak yang suka membadut atau berbuat aneh yang semata-mata untuk menarik perhatian di kelas.

2.      Anak dari keluarga yang kurang harmonis atau kurang perhatian dari orang tuanya.

3.      Anak yang sakit.

4.      Anak yang tidak punya tempat untuk mengerjakan tugas sekolah di rumah.

5.      Anak yang kurang tidur.

6.      Anak yang malas membaca atau tidak mengerjakan tugas-tugas sekolah.

7.      Anak yang pasif atau potensi rendah yang datang ke sekolah sekedarnya.

8.      Anak yang memiliki rasa bermusuhan atau menentang kepada semua peraturan.

9.      Anak memiliki rasa pesimis atau putus asa terhadap semua keadaan.

10.  Anak yang berkeinginan berbuat segalanya dapat dikuasai secara sempurna.

Gangguan disiplin yang datang dari kelompok peserta didik dapt berupa:

1.      Ketidakpusan dengan pekerjaan kelas

Ketidakpuasan  ini  dapat  disebabkan oleh  tugas  yang terlalu  mudah atau terlalu   sulit,  beban  terlalu ringan   atau   terlalu   berat,   penugasan   cenderung   kurang   terbuka   karena  mereka  tidak   siap,   latihan pembelajaran   bersifat   verbal   kurang   menekankan   pada   keterampilan   dan   manipulasi   aktivitas, penugasan kurang terjadwal tidak sistematis atau membingungkan.

2.      Hubungan interpersonal lemah

Hal ini dapat disebabkan pengelompokkan didasarkan pertemanan, peran kelompok sangat lemah.

3.      Gangguan suasana kelompok

Hal   ini   disebabkan  oleh   suasana   tercekam,   kompetitif   yang  berlebihan,   sangat  eksklusif   (kelompok menolak individu yang tidak siap)

4.      Pengorganisasian kelompok lemah

Pengorganisasian   kelompok   lemah   ditandai   oleh   tekanan   otokrasi   yang   berlebihan   atau   lemahnya supervisi dan pengawasan, standar perilaku terlalu tinggi atau rendah, kelompok diorganisir terlalu ketat (banyak aturan) atau terstruktur, pengorganisasian kurang memperhatikan unsur perkembangan usia, latar belakang sosial, kebutuhan, atau kemampuan anggota kelompok.

Page 45: disiplin kelas

5.      Emosi mendadak dan perubahan mendadak

Hal ini dapat diakibatkan karena kelompok memiliki watak temperamen yang tinggi, kejadian depresi yang mendadak, ketakutan atau kegemparan, kelompok dhinggapi rasa bosan, kurang berminat atau emosionalnya lemah.

Masalah yang ditimbulkan lingkungan

Lingkungan, situasi atau kondisi yang dapat menimbulkan masalah yaitu:

1.   Lingkungan rumah atau keluarga yang kurang perhatian, ketidakteraturan,

pertengkaran, ketidakharmonisan, kecemburuan, masa bodoh, tekanan, dan sibuk

dengan urusannya masing-masing.

2.   Lingkungan tempat tinggal yang tidak baik seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras.

3.   Lingkungan   sekolah,   seperti   kelemahan   guru,   kelemahan   kurikulum,   kelemahan  manajemen   kelas, ketidaktertiban, dan kekurangan fasilitas.

4.   Situasi sekolah seperti hari-hari pertama atau hari-hari akhir (akan libur dan setelah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku, sekolah yang kurang cermat, bau makanan dari cafetaria, suasana gaduh dari praktik kegiatan musik.

  Peraturan dan Tata Tertib Kelas

Disiplin  merupakan hal  penting yang harus  ditanamkan pada anak didik  di   sekolah  sedini  mungkin. Sekolah adalah tempat utama untuk melatihkan dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan peraturan dan tata tertib kelas yang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol yang terus menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin.

Peraturan dan tata tertib kelas untuk sekolah dasar seperti yang tercantum dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:78-81) antara lain harus membuat hal-hal berikut ini:

  Masuk Sekolah

a.       Siswa harus datang ke sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.

b.      Menaruh tas dan alat tulis lainnya di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas.

c.        Siswa yang mendapat tugas jaga/piket harus hadir lebih awal.

d.      Siswa yang sering terlambat harus diberi teguran.

e.       Siswa yang tidak masuk karena alasan tertentu harus memberi tahu sebelum atau sesudahnya secara lisan atau tulisan.

f.       Guru tidak boleh terlambat atau absen tanpa ijin.

      Masuk kelas

a.       Siswa segera berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi.

Page 46: disiplin kelas

b.      Ketua kelas menyiapkan barisan.

c.       Siswa masuk kelas satu persatu dengan tertib dan duduk di tempatnya masing-masing.

d.       Guru memeriksa kerapian, kebersihan, dan kesehatn siswa satu persatu.

·      Dalam kelas

a.       Berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang siswa.

b.      Memberi salam kepada guru dan pelajaran dimulai.

c.       Guru menuliskan siswa yang tidak masuk di papan absen serta alasan atau keterangannya.

d.      Saat   pelajaran   berlangsung   siswa   harus   tetap   tertib,   tidak   boleh   ribut,   bercanda   atau  melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

e.       Siswa tidak boleh meninggalkan kelas tanpa ijin dari guru.

f.       Guru tidak diperkenankan meninggalkan kelas ketika pelajaran berlangsung.

      Ketika waktu istirahat

a.       Pada saat bel istirahat berbunyi siswa keluar kelas dengan tertib.

b.      Guru keluar kelas setelah semua siswa keluar kelas.

c.       Siswa tidak boleh berada dalam kelas ketika waktu istirahat.

d.      Selama istirahat siswa tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah tanpa ijin dari guru.

e.       Pada saat bel masuk siswa masuk dengan tertib dan teratur.

f.       Sebaiknya guru sudah berada di kelas lebih dahulu menjelang bel masuk.

      Waktu pulang

a.       Ketika bel pulang berbunyi, pelajaran berakhir, ditutup dengan do’a dan salam kepada guru.\

b.      Guru memberikan nasihat-nasihat, mengingatkan tentang tugas-tugas pekerjaan rumah dan sebagainya.

c.       Siswa keluar rumah dengan tertib.

DAFTAR PUSTAKA

 Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Asli Mahasatya, 2004

 Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009

 http://pujirokhayanti99.blogspot.com/2012/10/prinsip-prinsip-disiplin-kelas.html

 http://nay-hyukvie.blogspot.com/2012/10/makalah-prinsip-prinsip-disiplin-kelas.html