diet tinggi karbohidrat dengan tidak terkendalinya sindrom metabolik

Upload: thedidarmawijaya

Post on 11-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

diet

TRANSCRIPT

Diet tinggi karbohidrat dengan tidak terkendalinya sindrom metabolikObesitas (Sidartawan Sugondo) Jilid IIIDiet tinggi karbohidrat, lemak, kurangnya aktivitas fisik, menyebabkan ketidak seimbangan antara asupan nutrisi dengan aktivitas dan metabolisme basal tubuh sehari-hari, sehingga terjadi kelebihan nutrisi yang disimpan sebagai sumber energi cadangan melalui proses lipogenesis.

Jaringan lemak merupakan jaringan ikat yang memiliki fungsi untuk tempat penyimpanan lemak dalam bentuk trigliserida. Distribusi jaringan lemak ditentukan oleh keseimbangan antara sintesis lemak (lipogenesis) dan pemecahan lemak (lipolisis oksidasi asam lemak)

Lipogenesis dirangsang oleh diet tinggi karbohidrat, namun dapat dihambat dengan oleh adanya asam lemak tak jenuh ganda dan dengan berpuasa. Efek tersebut diperantarai oleh hormon yang dapat menghambat (hormon pertumbuhan, leptin) atau merangsang (seperti insulin) lipogenesis.

Lipogenesis adalah proses deposisi lemak dan meliputi proses sintesis asam lemak dan kemudian sintesis trigliserida yang terjadi di hati pada daerah sitoplasma dan mitokondria dan jaringan adiposa. Energi yang berasal dari lemak dan melebihi kebutuhan tubuh akan disimpan dalam jaringan lemak, begitu pula dengan energi yang berasal dari karbohidrat dan protein dari makanan.

Faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit adalah kelebihan lemak viseral dan bukan lemak subkutan pada tubuh. Lemak viseral atau jaringan lemak intra abdominal terdiri dari lemak omental dan mesenterial serta massa lemak retroperitoneal (sepanjang perbatasan dorsal usus dan bagian permukaan ventral ginjal). Kelebihan lemak viseral menyebabkan obesitas sentral .

Pada obesitas sentral terjadinya resistensi insulin yang diduga merupakan penyebab sindrom metabolik. Insulin mempunyai peran penting karena berpengaruh baik pada penyimpanan lemak maupun sintesis lemak dalam jaringan adiposa. Resistensi insulin menyebabkan terganggunya proses penyimpanan dan sintesis lemak, sehingga dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke. Insulin merangsang lipogenesis pada jaringan artterial dan jaringan adiposa melalui peningkatan produksi acetl-CoA, meningkatkan asuppan trigliserida dan glukosa. Dislipiemia yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi trigliserida dan penurunan kolesterol HDL merupakan akibat insulin terhadap Cholesterol Ester Transfer Protein (CETP) yang memperlancar transfer Cholesteryl Ester (CE) dari HDL ke VLDL (trigliserida) dan mengakibatkan terjadinya katabolisme dari apoA, komponen protein HDL

Tekanan darah terdiri dari curah jantung dikali tahanan perifer. Dimana tekanan darah dipengaruhi oleh Preload dan kontraktilitas jantung, sedangkan tahanan perifer dipengaruhi oleh konstriksi fungsionil dari pembuluh darah atau hipertrofi struktural. Preload dipengaruhi oleh volume cairan yang berada dalam vaskuler dan konstriksi pembuluh darah tersebut.

Konsumsi diet tinggi garam pada tubuh menyebabkan terjadinya retensi garam berlebihan juga. Dimana retensi natrium pada ginjal menyebabkan tingginya volume cairan dalam tubuh sehingga meningkatnya preload. (Hipertensi esensial (Mohammad Yogiantoro) jilid II)

Serat dalam sayuran dan buah-buahan dapat meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Hal ini disebabkan peran HDL dalam membalikkan transport kolesterol dari membran sel ke hati memungkinkan hati mengeksresikan kelebihan kolesterol dalam jaringan perifer sehingga melindungi organ dari aterosklerosis. (http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/viewFile/751/1685)Hubungan minum obat tidak teratur dengan tidak terkendalinya sindrom metabolik

(Farmakoterapi DM tipe 2 sidartawan soegondo)

Terapi farmakologis dengan obat-obatan pada sindrom metabolik harus bersama juga dengan perubahan gaya hidup dan aktifitas fisik yang teratur.

Obat anti hiperglikemik oral untuk diabetes melitus seperti golongan Insulin Sensitizing menurunkan glukosa darah melalui kerja insulin tingkat selular, distal reseptor insulin, dan menurunkan produksi glukosa hati. Metformin juga meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah. Metformin mencapai kadar tertinggi dalam darah setelah 2 jam, dan dieksresi lewat urin dalam keadaan utuh dengan waktu paruh 2,5 jam.

Obat anti-hipertensi seperti captopril menurunkan tekanan darah melalui sistem Renin Angiotensin Aldosteron pada ginjal, yaitu menghambat Angiotensin I diubah menjadi angiotensin II sehingga tidak terjadi konstriksi glomelurus yang dapat meningkatkan tekanan darah. Obat golongan diuretik mekanisme bekerja pada tubulus distal ginjal dengan menghambat reabsorbsi Natrium dan Klorikda.

Ketidak teraturan menkonsumsi obat dapat menyebabkan tidak terkendalinya glukosa darah dan keadaan resistensi insulin terus berlanjut. Tingginya gula darah pada sirkulasi tubuh dapat menimbulkan komplikasi lanjut seperti kerusakan organ lainnya seperti retinopati diabetikum, nefropati diabetikum, neuropati perifer, ulkus diabetes, stroke, penyakit jantung koroner.