definisi tafsir, ta'wil, al-dakhil dan israiliyat pdf
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
1/14
DEFINISITAFSR, TAWL, AL-DAKHL DAN ISRILIYYT
MAKALAH
Diajukan Untuk Memeneuhi Mata KuliahAl-Dakhl fi al-Tafsir
DOSEN PEMBIMBING;
DR. FAIZAH ALI SYIBROMAILISI, MA
DISUSUN OLEH;
HASRUL(NIM: 21150340000010)
PROGRAM STUDI TAFSIR HADISFAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA2016 M/1437 H
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
2/14
2
A. Pendahuluan
Al-Quran merupakan petunjuk dalam ragam aspek kehidupan manusia, seperti sisi
akidah, ibadah, akhlak, hukum, muamalah, dan berbegai aspek lainnya. Namun perlu
diketahui, usaha untuk mengamalkan aspek-aspek tersebut tidak akan tercapai jika
tidak didahului dengan proses pemahaman dan penghayatan terlebih dahulu. Nasihat dan
petunjuk yang termuat di dalamnya tidak akan tercapai tanpa penjelasan dan perincian
sebagaimana yang dikehendaki oleh ayat-ayat al-Quran. Disinilah letak peranan tafsir
dan tawiluntuk mehamahami pesan-pesan ayat al-Quran agar dapat diamalkan dalam
kehidupan yang nyata.
Menurut Muhammad Ali al-Sha>bu>ny, keberkahan dari al-Quran yang besar itu
sebenarnya hanya diperoleh dengan menghayati dan memahaminya, menuruti
petunjuknya serta mengamalkan ajaran-ajarannya. Kemudian berpijak pada seluruh
perintah dan yang dikehendakinya serta menjauhi segala yang dibenci dan dilarangnya.1
Inilah maksud dari firman Allah SWT:
:Artinya: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran. (Q.S. Sha>d [38]: 29)
Penafsiran terhadap al-Quran telah dilakukan oleh Rasulullah Saw seiring dengan
masa turunnya. Setelah wafatnya Rasulullah Saw, upaya penafsiran dilanjutkan oleh para
sahabat, tabiin, dan tabi tabiinyang disebut dengan periode mutaqaddimin. Setelah itu,
memasuki periode mutaakkhirin dan kini saatnya memasuki periode kontemporer. Kegiatan tafsir tersebut dimaksudkan agar pesan-pesan Ilahi yang termaktub di dalamnya
dapat dipahami dan disampaikan kepada manusia. Upaya ini terus berlangsung seiring
dengan kehidupan umat Islam di setiap era yang menuntut berbagai jawaban, solusi
bahkan penguatan dari al-Quran itu sendiri.2
Selain menggunakan kata Tafsir, upaya pemahaman dan pengungkapan makna-
makna al-Quran sering juga diungkapkan dengan kata Tawil. Kedua kata ini merujukpada satu tujuan, yaitu upaya untuk memahami kandungan ayat-ayat al-Quran. Terdapat
berbagai macam latar belakang dan metode-metode yang dipakai oleh para ulama dalam
mentafsiri atau mentakwili al-Quran demi kemaslahatan individual, kelompok maupunmasyarakat Islam secara luas, maka lahirlah konsep permasalahan yang ada dalampentafsiran al-Quran itu sendiri, yaitu al-dakhl fi al-Tafsir al-Quran. Salah satupembahasan penting dalam kajian al-dakhl Fi al-Tafsir al-Quran ialah isriliyyt.Bahasan inilah yang akan menjadi topik dalam makalah ini yang penguraiannya hanya
sekilas definisinya saja. Poin-poin pembahasannya ialah; definisi Tafsir, definisi Tawil,definisi al-dakhl, dan definisi isriliyyt.
1Al-Shabuny, Al-Tibyan fi Ulum al-Quranterj. Aminuddin (Bandung, Pustaka Setia: 1998), Cet. I,
hal. 2412
Ulya Fikriyati, Tafsir Ilmi Nusantara; Antara Kepentingan Ideologis dan Pragmatis dalam al-Burhan;Jurnal Kajian Ilmu dan Pengembangan Budaya al-Quran,Volume XIII, No. 1, Jakarta: Institut PTIQ, Oktober
2013, h. 52
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
3/14
3
B. Definisi Tafsir dan Tawil
1.
Definisi TafsirTafsir (
) secara bahasa adalah masdar fassara (
), yang mengikuti wazan
tafil(
).3Tasrifnya ialah (
-
). Kata () ini berasal dari kata
fasara (
) tanpa mentasydidkan sin-nya, masdaranya adalah al-fasr (
) yang katakerjanya bisa pengikuti wazan (
-
) atau (
-
). Sehingga bisa disebut
( / ).4
Kata al-fasr (
) memiliki beberapa arti, diantaranya menurut Murtadho Al-
Zabidi dalam Taj Arusy mengartikannya dengan (
), yaitu penjelasan dan
pengungkapan;5Al-Suyuti dalam al-Itqan mengartikannya dengan (
), yaitu
penjelasan dan pengungkapan;6 Al-Zahabi dan Al-Zarqani mengartikannya dengan
(
) yaitu menjelaskan dan menerangkan. Lebih lanjut, Ibnu Mandzur
menyebutkan dalam Lisan al-Arab, al-fasr (
) berarti menyingkap sesuatu yang
tertutup, sedangkan kata al-Tafsir (
) berarti menyingkap apa yang dimaksud dari
lafazh yang tidak jelas.7Dalam al-Quran disebutkan:
:Artinya: Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu
yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling
baik penjelasannya.(Q.S. Al-Furqan [25]: 33)
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa kata tafsir digunakan secara bahasa untuk
makna membuka benda yang sifatnya materi dan membuka makna yang bisa
dijangkau akal. Namun, makna kedua inilah yang lebih banyak digunakan untuk kata
tafsir, yaitu untuk mengungkapkan makna yang bisa dijangkau akal. Ini sejalan dengan
pendapat Al-Raghib Al-Asfahani yang mengatakan bahwa kata al-fasr
(dan al-
safr (
) adalah dua kata yang berdekatan makna dan lafaznya. Al-fasr
(
digunkaan untuk menampakkan makna yang abstrak, sedangkatan al-safr
(
digunakan untuk menampakkan benda kepada penglihatan mata.8
Maka dikatakanlah,
(perempuan itu menampakkan
mukanya) dan
(waktu shubuh telah terang). Abu Hayyan juga menegaskan
bahwa kata al-Tafsir (
) juga punya makna al-thariyyah li al-Inthilaq (
), yaitu melepaskan atau membebaskan untuk bergerak.9Pembentukan kata Al-
fasr (
) menjadi al-Tafsir (
) menunjukkan arti taksir (
), yaitu banyak dansering berbuat. Dengan demikian, kata al-Tafsir (
mengandung makna
kesungguhan membuka atau berulang-ulangnya upaya untuk membuka apa yang
tertutup, menjelaskan yang musykil dan lain-lain terhadap ayat-ayat al-Quran.10
3 Ibnu Athiyyah, Al-Muharra al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-Aziz (Beirut: Darr al-Kitab al-Ilmiyah, 2007M/1428 H), Cet. II, Juz I, h. 3
4Ibnu Asyur,Al-Tahrir wa al-Tanwir (Tunis: Darr Sahnun li al-Nasyr wa al-Tauziy: tt), Juz I, h. 105Murtadho Al-Zabidi, Taj Arusy (Darr al-Hidayah: tt), Juz 13, h. 3236Al-Suyuti, Al-Itqan fi Ulum al-Quran (Beirut: Darr al-Fikr, tt), Juz 2, h. 1847Ibnu Mandzur,Lisan al-Arab (Beirut: Darr al-Sadr, tt), Cet. I, Juz V, h. 55
8Manna Khalil al-Qattan,Mabahis fi Ulum al-Quran (Jakarta: Litera AntarNusa, 2011), Cet. XIV, h. 4569Abu Hayyan, Bahr al-Muhit (Beirut: Darr al-Fikr, 1992 M/1412 M), Juz I, h. 26
10Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tangerang: Lentera Hati, 2013), Cet. II, h. 9
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
4/14
4
Adapaun, tafsir menurut istilah diantaranya sebagai berikut:
a.
Menurut Abu Hayyan, tafsir ialah ilmu yang membahas tentang pengucapan lafaz-
lafaz al-Quran, petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya baik ketika berdiri sendiri
maupun ketika tersusun dan makna-makna yang dimungkinkan baginya ketika
tersusun serta hal-hal lain yang melengkapinya.11
b. Menurut Al-Zarkasyi, tafsir ialah ilmu untuk memahami kitabullah yang diturunkan
kepada nabi Muhammad, menjelaskan makna-maknanya serta mengeluarkan
hukum dan hikmanya.12
c.
Menurut al-Zarqani, tafsir adalah ilmu yang membahas al-Quran dari segi
dilalahnya sesuai dengan yang dikehendaki Allah menurut kemampuan manusia.13
Ketiga definisi di atas memiliki kesesuaian bahwa tafsir adalah ilmu yang
membahas maksud yang diinginkan oleh Allah SWT dalam al-Quran sesuai
kemampuan manusia. Maka ia mencakup setiap sesuatu yang menjadi tempat
bergantungnya pemahaman terhadap makna dan penjelasan yang dimaksudkan.
2
efinisi Tawi
>l
Kata tawil () secara bahasa berasal dari kata al-Aul () yang berarti(
), kembali.14 Atas dasar kata ini disebutkan, ( ), artinya
kembali kepadanya. Dalam kamus Lisan al-Arab disebutkan, kata tawil () yangmemiliki tasrif (
- ) yang tsulasinya ( - ) memiliki beberapa arti,
diantaranya (
) memikirkan, (
) memperkirakan, dan (
) menafsirkan.15Ada juga
yang mengatakan, kata Tawil (
) berasal dari kata Iyalah (
) yang berarti
(
). Seolah-olah yang melakukan pentawilan menyiasati atau mengatur ucapandan menempatkannya pada tempatnya.
Kata Tawil () banyak digunakan dalam ayat al-Quran dengan penggunaanyang berbeda-beda. Diantara ayat-ayat tersebut ialah:16
a. Tawilbermakna tawilsebagaimana penggunaanya dalam tafsir
:
Artinya: Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada
kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat
daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahaltidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah.(Q.S. Ali Imran [3]: 7)
b. Tawil bermakna datangnya apa yang diberitakan
:
11Abu Hayyan, Bahr al-Muhit (Beirut: Darr al-Fikr, 1992 M/1412 M), Juz I, h. 2612Al-Zarkasyi,Al-Burhan fi Ulum al-Quran (Beirut: Darr al-Fikr, 1988 M/ 1408 H), Juz II, h. 3313Al-Zarqani, Manahil al-Urfan fi Ulum al-Quran (Kairo, Darr al-Hadis, 2001 M/1422 H), Juz II, h. 714Al-Suyuti,Al-Itqan fi Ulum al-Quran (Beirut: Darr al-Fikr, tt), Juz 2, hal 183, Lihat juga Al-Alusi,Ruh
al-Maani (Beirut: Darr al-Fikr, 1994 H/1414 H), Juz I, h. 13,
15Ibnu Mandzur,Lisan al-Arab (Beirut: Darr al-Sadr, tt), Cet. I, Juz XI, h. 3216Husein al-Zahabi,Al-Tafsir wa al-Mufassirun terj. Nabbani Idris (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 5-7
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
5/14
5
Artinya: Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka
belum mengetahuinya dengan sempurna padahal belum datang kepada mereka
penjelasannya.(Q.S. Yunus [10]: 39)
c. Tawilbermakna akibat
:
Artinya: Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(Q.S. Al-Nisa [4]: 59)d.
Tawil bermakna maksud dari impian
:Artinya: Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah tabir mimpiku yangdahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. (Q.S.
Yusuf [12]: 100)
e. Tawil bermakna tujuan suatu perbuatan
:Artinya: Kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan
yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.(Q.S. Yusuf [18]: 78)
Demikianlah beberapa makna tawil dalam al-Quran sebagimana disebutkanoleh Husein al-Zahabi dalam bukunya, Tafsir wa al-Mufassirun. Adapun menurut
istilah Tawil (
) mempunyai beberapa makna, di antaranya:
a. Menurut Ulama Salaf/Mutaqaddimin, Tawil (
) adalah sinonim tafsir. Oleh
karenanya, bila dikatakan tafsir al-Quran atau tawil al-Quran, maka pengertiannyasama. Ibnu Jarir Al-Thabari mengatakan dalam tafsirnya, satu pendapat tentangtawil firman ini atau ahli tawil berbeda pendapat tentang ayat ini, yangdimaksud ialah ahli tafsir. Demikian pula ungkapan Mujahid, Bahwasanya ulamamengetahui tawil al-Quran, maksudnya ialah mengetahui tafsirnya.17
b.
Menurut Ulama Mutaakhkhirin yang terdiri dari ulama ahli fiqih, ilmu kalam,
hadis, dan tasawuf. Menurut mereka, Definisi tawil ialah:
.
Memalingkan lafazh dari makna rajih (yang lebih kuat) ke makna marjuh
(dianggap kuat) karena adanya dalil yang mendukungnya.18
Misalnya, kata
dalam ayat berikut:
17Husein al-Zahabi, Al-Tafsir wa al-Mafassirun terj. Nabbani Idris (Jakarta: Kalam Mulia, 2009),h. 7-8
18Husein al-Zahabi, Al-Tafsir wa al-Mafassirun, h. 8
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
6/14
6
:Artinya: Tangan (kekuasaan) Allah di atas tangan (kekuasaan mereka).
(Q.S. Al-Fath [48]: 10)
Arti yang kuat (rajih) dari kata (
) adalah tangan, sedangkan makna yang
dianggap kuat (marjuh)-ny adalah kekuasaan. Para mufassir ketika memahami ayat
ini pada umumnya menggunakan tawil, yakni mengalihkan makna rajih (tangan)kepada makna marjuh (kekuasaan) karena ada alasan bahwa kemustahilan Allah
memiliki tangan dalam arti indrawi. Dengan demikian, makna tawil pada zamanini mulai dibedakan dengan makna tafsir. Uraian perbedaannya akan diuraikan pada
bahasan berikutnya secara tersendiri.
c. Menurut Al-Jurjani:
.Memalingkan suatu lafadh dari makna dhahirnya terhadap makna yang
dikandungnya apabila makna alternatif yang dipandangnya sesuai dengan
ketentuan al-Kitab dan as-Sunnah.
3. Perbedaan antara Tafsir dan TawilTafsir dan tawil adalah adalah dua kata yang berdekatan atau sama maknanya.
Pandangan ini dikemukakan oleh para ulama mutaqaddimin, diantaranya Abu Ubaidah
seperti disebutkan sebelumnya. Oleh karenanya, bila dikatakan tafsir al-Quran atau
tawil al-Quran, maka pengertiannya sama. Termasuk pengertian ini ialah doa
Rasulullah untuk Ibnu Abbas:
Artinya: Ya Allah, berikanlah kepadanya kemampuan untuk memahami agama
dan ajarkanlah kepadanya tawil.19(H.R. Ibnu Hibban)
Pada perkembangan selanjutnya, tafsir dan tawil mulai dibedakan akanmaknanya masing-masing. Al-Zahabi menyatakan bahwa perbedaan tersebut
berpangkal pada penggunaan kata-kata tawil oleh al-Quran, lalu para ahli ushul fiqihmenggunakan istilah khsusus di dalamnya, ditambah dengan populernya pemakaian
kata tersebut oleh ahli ilmu kalam. Sejak itulah, para ulama mulai berselih tentang
perbedaan tafsir, tawil, dan keterkaitan keduanya. Sampai Ibnu Hubeib al -Naisaburiberkata; telah muncul pada masa kami para ahli tafsir yang seandainya ditanyatentang perbedaan tafsir dan tawil, niscaya mereka tidak dapat menjelaskannya.20
Perbedaan tafsir dan tawil dapat dilihat dari beberapa pandangan ulama dibawah ini:
1)Menurut Raghib Al-Asfihani, tafsir lebih umum dari tawil. Tafsir kebanyakandigunakan untuk lafaz sedangkan tawil lebih sering dipakai untuk yang bersifatmaknawi, seperti tawil (tabir) mimpi. Tafsir digunakan pada semua kitab,termasuk kitab Ilahi, adapun tawil lebih banyak digunakan untuk kitab-kitab Ilahi.
19Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Hibban (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1993), Cet. II, Jilid XV, hal. 53120Al-Suyuti, Al-Itqan fi Ulum al-Quran (Beirut: Darr al-Fikr, tt), Juz 2, hal 183
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
7/14
7
Tafsir juga lebih banyak digunakan untuk kosa kata, sedangkan tawilpenggunaannya untuk susunan kalimat.21
2)Menurut Al-Maturidi, tafsir adalah memastikan bahwa yang dimaksud oleh lafaz
ini adalah makan ini. Jika didukung dengan dalil yang qathi, maka ia shahih. Jikatidak, maka ia adalah tafsir bi al-rayi yang dilarang. Sedangkan tawil ialahmertarjih salah satu dari beberapa kemungkinan tanpa memastikan dan bersaksi
kepada Allah.22
3)Menurut Husein al-Zahabi, tafsir adalah kembali kepada riwayat, sedangkan tawilkembali kepada dirayah. Tafsir adalah mengungkap dan menjelaskan tentang apa
yang dimaksud oleh Allah. Pengungkapan dan penjelasan tersebut tidak dapat
dipastkan ketetapannya kecuali jika penjelasan itu datang dari Raslullah Saw atau
datang dari sahabat yang menyaksikan turunnya wahyu. Adapun tawil adalahmentarjih (mengunggulkan/menguatkan) salah satu makna dari beberapa
kemungkinan makna yang ditujukan lafaz dengan dalil. Prosesnya yang melalui
tarjih merupakan bagian dari ijtihad yang dicapai melalui pengetahuan tentang
perbendaharaan lafaz, makna-maknanya dalam bahasa arab, penggunaannya dalam
struktur kalimat, pengetahuan mengenai susunan dan gaya bahasa arab serta
penyimpulan makna-makna darinya.23
Untuk memberikan kejelasan akan perbedaan tafsir dan tawil, perhatikancontoh dibawah ini:
:Artinya: sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Q.S. Al-Fajr
[89]: 14)
Tafsirnya adalah, kata
( berasal dari kata (
). Dikatakan (
),
maknanya saya
mengawasi dia. Tawilnya ialah, peringatan agar tidak meremehkanperintah Allah dan mempersiapkan diri untuk menghadap dengan-Nya.24
21Al-Suyuti, Al-Itqan fi Ulum al-Quran (Beirut: Darr al-Fikr, tt), Juz 2, hal 183
22Al-Zarqani, Manahil al-Urfan fi Ulum al-Quran (Kairo, Darr al-Hadis, 2001 M/1422 H), Juz II, hal. 923Husein al-Zahabi, Al-Tafsir wa al-Mafassirun terj. Nabbani Idris (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 13.
24Al-Suyuti, Al-Itqan fi Ulum al-Quran, h. 183.
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
8/14
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
9/14
9
al-Quran dengan metode dan atau dengan cara yang bukan dari Islam.33SedangkanJumah Ali Abdul Qadir mendefinisikan al-dakhl (
) dengan penafsiran yang
tidak memiliki orisinalitas agama dari sisi pemaknaan karena ada unsur kecacatan
dalam penafsiran al-Quran yang ditafsiri secara tiba-tiba (kesengajaan), lalai ataukontemporisasi penafsiran yang disesuaikan dengan situasi kondisi kejadian setelah
wafatnya nabi Muhammad Saw.34
Berdasarkan pengertian di atas, maka al-dakhl (
) dalam tafsir adalah suatu
aib atau cacat yang bersumber dari pemikiran rusak atau unsur asing yang sengaja
disisipkan ke dalam beberapa bentuk tafsir al-Quran.Dalam ruang lingkup tafsir, kataal-dakhl (
) berlawanan dengan kata al-Ashil (
). Menurut bahasa, al-Ashil
(
) adalah sesuatu yang memiliki asal yang kuat dalam objek yang dimasukinya.
Sedangkan menurut istilah, al-Ashil adalah Tafsir yang berlandaskan kepada al-Quran
dan al-Sunnah atau pendapat sahabat dan tabiin, atau berdasarkan ijtihad dan royuyang sesuai dengan kaidah bahasa arab dan kaidah-kaidah dalam penafsiran.35
2. Definisi isriliyytKemunculan al-dakhl dalam penafsiran disebabkan oleh beberapa hal, di
antaranya pengaruh khabar atau berita-berita israiliyyat. Secara bahasa, Isriliyyt(
) adalah bentuk jamak dari kata isriliyyat (
( merupakan isim yang
dinisbatkan pada kata Israil yang berasal dari kata Ibrani.36isriliyyat ((terdiridari dua kata, yaitu Isra ( ) berarti hamba, dan i>l() berarti Tuhan, yang jikadigabungkan akan bermakna hamba Tuhan.37 Dalam perspektif historis, Israil
berkaitan erat dengan Nabi Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim a.sdi mana keturunan beliauyang berjumlah dua belas itu disebut Bani Israil.38
Sedangkan Isriliyyt menurut istilah para Ulamaadalah perkataan atau ucapanyang mengarah pada cerita-cerita dan legenda-legenda yang dikaitkan dengan asal usul
Yahudi ataupun Nashrani yang sebagian besar cerita didalamnya mengandung mitos
tentang apa yang terjadi pada orang-orang terdahulu. Seperti halnya cerita-cerita
tentang para Nabi dan Rasul. Isriliyyt mayoritas berasal dari Taurat dan Injil.Sehingga sering kali ditemukan absurditas dan pertentangan dengan Al-Qurn,mengingat keberadaan keduanya yang tidak bisa dilepaskan dari tahrf.39 Sementaraitu, Ahli Tafsr dan adberpandangan bahwa Isriliyytsecara terminologis adalahkisah atau peristiwa yang diriwayatkan dari sumber Isrilyat.40
33Abdul Wahhab Fayad,Al-Dakhl f Tafsr al-Qurn Al-Karm(Mesir: Mabaah Hasan, 1978), h. 14.34Jumah Ali Abdul Qadir, Al-Dakhil Fi al-Dirasah al-Manhajiyah wa al-Namadij al-Tatbiqiyah(Kairo:
Al Azhar Press, 2006), h. 15.35Muhammad Said Muhammad Athiyyah Aram, Al-Sabil ila Marifat al-Ashil wa al-Dakhil fi al-Tafsir
(Zaqaziq: Misr, 1998 M/1419 H), Jilid I, h. 45.36Khalf Muhammad Al-Husain,Al-Yahdiyyahbain Al-Masihiyyah wa Al-Islm (Mesir: Al-Muassasah
Al-'Ammah, 1964), h. 14.37Muhammad Farid Wajd,Dirah Al-Ma'rif,juz I (Beirut: Dr Al-Ma'rifah, 1971), h. 14.38 Husein Al-ahabi,Al-Isr'iliyt f Al-Tafsr wa Al-ad (Kairo: Majma' Al-Buus Al-Islmiyyah,
1971), h. 20.39 Mihjah Glib Abdurrahman,Dirsah Mauiyyah wa Tabqiyyah fAd-Dakhl(Kairo: Jamiah Al-
Azhar, 1998), h. 15.40Ahmad Muhammad Syakir, Umdah At-Tafsr an Al-Hafiz Ibn Kasir (Mesir: Dr Al-Marif, 1956),
jilid I, h. 138.
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
10/14
10
Husein Al-ahab, mengemukakan pengertian Isriliyyt sebagai kisah dandongeng klasik atau kuno yang masuk ke dalam tafsr dan ad, yang asal
periwayatannya dari sumber Yahudi, Nasrani atau yang lain.Sebagian Ahli tafsr danadmemperluas lagi pengertian Isriliyyt ini sehingga mencakup pula cerita -ceritayang sengaja deselundupkan oleh musuh-musuh Islam ke dalam tafsr dan ad, yangtidak dijumpai sama sekali dasarnya dalam sumber-sumber lama.41 Definisi yang
cukup komperehensif tentang Isriliyyt, juga dikemukakan oleh Ahmad Khall,bahwa Isriliyyt adalah kisah-kisah dan riwayat-riwayat yang berasal dari Ahli Kitab,baik yang ada hubungannya dengan ajaran agama mereka maupun tidak.42
Walaupun kata Isriliyyt pada lahirnya merujuk pada riwayat yang bersumberpada kalangan Yahudi, namun demikian dalam realitas, peristilahan ahli tafsr danadmencakup juga riwayat yang bersumber dari kalangan Nasrani. Lebih populerdan dominannya unsur Yahudi, dengan meminjam istilah Husain A-ahab, maka
penisbatan istilah Isriliyyt hanyalah min bb al-taglb. Dominasi unsur Yahudi ini
bisa jadi disebabkan karena sebagian besar mereka yang meriwayatkan kisah-kisah itu
terdiri dari orang Yahudi yang memeluk Islam atau juga karena menonjolnya peranan
mereka terhadap kaum Muslimin yang sudah sedemikian dekat semenjak permulaan
Islam.43
3. Hubungan al-Dakhl dengan IsriliyytSetelah makna al-Dakhl dan makna Isriliyyt masing-masing terpaparkan
dengan jelas sebagaimana diatas, maka konklusi mengenai hubungan antara keduanya
terletak pada pengertian relenvansional bahwa al-Dakhl memiliki arti lebih luas danumum dari pada Isriliyyt. Karena al-Dakhl memuat Isriliyyt didalamnya, dan hal-hal lainnya seperti ad-adyang af, dan Mau. Begitu juga memuat tawl-tawl yang tidak bertendensikan pada sanad yang ahh, dan menyeleweng dari ayat-ayat Al-Qurn baik berupa penyelewengan maknanya yang hakiki, dan denganmenggunakan dalil-dalil yang tidak sesuai dengan kebenaran maknanya. Begitu juga
syaht para Sufi dalam penafsiran mereka merupakan bagian dari al-Dakhl. Semuaitu disebut dengan al-Dakhl.44
Sehingga kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa Isriliyyt merupakanbagian dari bagian-bagian yang dimiliki oleh al-Dakhl. Dengan pengertian lainbahwa setiap Isriliyyt adalah al-Dakhl, namun setiap al-Dakhl itu belum tentu
Isriliyyt. Hubungan antara keduanya, al-Dakhl dan Isriliyyt adalah hubunganmengenai hal yang umum mutlaq dengan yang khusus spesifik. Sehubungan
banyaknya ahli tafsir yang mengaitkan penafsirannya dengan israiliyyat, Yusuf
Qardhawi mengungkapkan bahwa setidaknya terdapat dua sebab dalam hal ini.45
Sebab pertama berdasarkan hadis Nabi:
41 Husein Al-ahabi,Al-Isr'iliyt f At-Tafsr wa Al-ad(Kairo: Majma' Al-Buus Al-Islmiyyah,1971), h. 20.
42Ahmad Khall,Dirsat fAl-Qurn(Mesir: Dr Al- Maarif, 1972), h.113.43Amin Al-Khull, Manhij At-Tajdd(Kairo: Dr Al-Marifah, 1961), h. 277.
44Mihjah Glib Abdurrahman,Dirsah Mauiyyah wa Tabqiyyah fAd-Dakhl,h. 16.45 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan al-Quran terj. Abdul hayyie al-Kattani dari judul asli KaifaNataamalu maa al-Quran al-Azhim(Jakarta: Gema Insani Pers, 1999), h. 496-497.
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
11/14
11
: .
Artinya: Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat dan bicaralah apa
saja tentang Bani Israil tanpa ada larangan, dan siapa yang berdusta atas namaku
dengan sengaja maka bersiap-siaplah untuk mengambil tempatnya di neraka.46(H.R.
al-Bukhari)
Ibnu Katsir menyebut hadis ini di dalam mukaddimah tafsirnya sebagai dalil
bolehnya berbicara tentang isriliyytmengenai masalah yang tidak didustakan dalamagama Islam. Sebab kedua, banyak berita mengenai isriliyytyang berkaitan denganmasalah-masalah yang tidak dibicarakan oleh Islam dan tidak ada nash shahih yang
ada di tengah kaum Muslimin yang membenarkan atau menolak berita itu.
Muhammad Abdurrahim menyebutkan yang beliau kutip dari Ibnu Taimiyah bahwa
penuturan riwayat-riwayat isriliyyt itu diperbolehkan hanya sekedar sebagai
pelengkap (istisyhad), bukan untuk diyakini (Itiqad).47
Namun, pada periode tabiin seringkali terjadi penafsiran atau periwayatan yang
tidak selektif dalam artianbahwa banyak periwayatan hadis tidak melalui jalur kodeetik metodologi penelitian ilmu-ilmu Hadis, dengan tanpa menuliskan sanadnyasecara lengkap. Akibatnya, banyak muncul periwayatan dalam penafsiran al-Quran
yang terkena infiltrasi (tasarrub) isriliyyt. Tokoh penting yang banyak meriwayatkanisriliyytpada periode ini, di antaranya Kaab al Akhbar dan Wahb bin Munabbih.48Keberagaman kitab tafsir yang memuat israiliyyahhasrn berbeda kuantitas dan
kualitasnya antara satu kitab dengan kitab lainnya. Ada yang memberikan komentar
dan ada juga yang tidak memberikan komentar. Dalam hal ini, Al-Dzahabi telah
mengklasifikasikan kitab tafsir yang memunculkan kisah-kisah isriliyyt:49a. Tafsir yang meriwayatkan isriliyyt lengkap dengan sanad dan beberapa kritikan
terhadapnya. Tafsir yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah tafsir Al-Thabari
(w.310 H) yang berjudul Jami al-Bayan fi Tafsir al-Quran.b. Tafsir yang meriwayatkan isriliyyt lengkap dengan sanad tapi kemudian
menjelaskan kebatilan yang ada dalam sanad tersebut. Termasuk dalam klasifikasi
ini adalah tafsir Ibnu Katsir (w.774 H) yang bernama Tafsir al-Quran al-Azhim.
c. Tafir yang meriwayatkan isriliyyt dengan menyajikannya tanpa memberkomentar, atau tidak menjelaskan mana riwayat riwayat yang benar dan mana yang
salah. Tafsir yang termasuk dalam jenis ini ialah tafsir Muqatil ibn Sulayman (w.150 H).
d. Tafsir yang meriwayatkan isriliyyt tanpa sanad, dan kadang-kadangmenunjukkan kelemahannya atau menyatakan dengan tegas ketidakshahihannya.
Tetapi dalam meriwayatkan, terkadang tidak memberikan kritik sama sekali kendati
riwayat tersebut bertentangan dengan syariat Islam.
46Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari(Kairo: Darr al-Syaab, 1407 H/1987 M), Cet. I, Juz IV, h. 207.47Muhammad Abdurrahim, Penafsiran al-Quran Perspektif Nabi Muhammad Saw terj. Rosihon Anwar
dari Judul Asli Al-Tafsir al-Nabawi: Khashaishuhu wa mashadiruhu (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. I,h. 80
48 Zainun Hasan Rifai, Kisah Isriliyyt dalam Penafsiran al-Quran, dalam Ulum al-Quran; StudiKhasanah Ilmu al-Quran/editor Sukardi K.D (Jakarta: Lentera, 2002), Cet. I, h. 280.
49Zainun Hasan Rifai, Kisah Isriliyytdalam Penafsiran al-Quran, h. 281-282
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
12/14
12
e. Tafsir yang meriwayatkan isriliyyt tanpa sanad dan bertujuan menjelaskankepalsuan dan kebatilannya. Tafsir yang termasuk klasifikasi ini adalah tafsir al-
Alusi (w. 1270 H) yang berjudul Ruh al-Maani fi Tafsir al-Quran wa al-Sab al-Matsani
f. Kitab tafsir yang mengomentari dengan pedas para mufassir yang menyajikan
israiliyyah dalam tafsirnya. Komentar-komentar tersebut berupa tuduhan yangtidak selayaknya pada pembawa kisah isriliyytini, sebab di antara mereka terdiridari sahabat-sahabat terpilih dan para tabiin. Meskipun demikian, pengarang kitabini juga terperangkap dalam situasi serupa dalam artian tanpa disadari dia
menampilkan kisah isriliyyt dalam tafsirnya. Termasuk dalam klasifikasi iniadalah tafsir susunan Rasyid Ridha (w. 1354 H) yang bernama Tafsir al-Manar.
4.
Kitab-kitab tentang al-DakhlKitab-kitab induk yang dijadikan kajian sekaligus rujukan dalam studi Ad-
Dakhl saat ini yaitu Ad-Dakhl f at-Tafsr karya Ibrhim Khalfah, Ushl Ad-DakhlfTafsr A at-Tanzl karya Abdul Wahhb An-Najjr, Ad-Dakhl fi Tafsr Al-QurnAl-Karm karya Abdul Wahhb Fai, Ad-Dakhl f Tafsr Al-Qurn Al-Karm karyaAbdul Fath Khaar, Al-Kasyfu wa al-Baynu an ad-Dakhl fi Tafsr A Al-Qurnkarya Abdurrahman, Ad-Dakhl f at-Tafsr karya Mukhtr Marzq, Ad-Dakhl f At-Tafsr karya Husain Sayyid Ridwn, Ad-Dakhl fi at-Tafsr karya Abdul Muhaimin,dan Asbb al-Kha f at-Tafsr karya Mahmd Muhammad Yaqb.50
Selain kitab-kitab di atas, terdapat beberapa karya referensional lainnya dalam
bidang al-dakhl fi al-tafsir, yaitu Al-Ittijht al-Munarifah fi Tafsr Al-Qurn Al-Karm karya Muhammad Husain A-ahb, munculnya karya ini setelah terbitnyaAl-Itiijaht karya Ramz Nannah. Nannah menulis karyanya tersebut setelah
Husein A-ahb menulis artikel Bida At-Tafsir f al-Mai wa al-Hir, sebagaireferensi dalam menulis kitabnya.51 Masih terdapat beberapa kitab yang sekilas
membahas kajian al-Dahkil fi al-Tafsir, namun belum spesifik seperti yang
disebutkan di atas dan juga masih menyatu dengan pembahasan kaidah-kaidah tafsir
atau ulumul Quran pada umumnya.
SEKIAN
50Mohamad Sobirin, Makalah Tradisi Kritik Tafsir; Studi al-Dakhil (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,2013), h. 6-7.
51Mohamad Sobirin,Makalah Tradisi Kritik Tafsir; Studi al-Dakhil,h. 7.
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
13/14
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahim, Muhammad. Penafsiran al-Quran Perspektif Nabi Muhammad Saw terj.
Rosihon Anwar dari Judul Asli Al-Tafsir al-Nabawi: Khashaishuhu wa mashadiruhu, Cet.
I, Bandung: Pustaka Setia, 1999
Abdurrahim, Muhammad. Penafsiran al-Quran Perspektif Nabi Muhammad Sawterj.
Rosihon Anwar dari Judul Asli Al-Tafsir al-Nabawi: Khashaishuhu wa mashadiruhu, Cet.I, Bandung: Pustaka Setia, 1999
Abu Hayyan, Bahr al-Muhit, Beirut: Darr al-Fikr, 1992 M/1412 M
Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, Cet. I, Kairo: Darr al-Syaab, 1407 H/1987 M
Al-Burhan; Jurnal Kajian Ilmu dan Pengembangan Budaya al-Quran, Volume XIII,No. 1, Jakarta: Institut PTIQ, Oktober 2013
Al-Husain, Ahmad Muhammad Syakir. Umdah al-Tafsr an Al-Hafiz Ibn Kasir,Mesir: Dr Al-Marif, 1956
Al-Husain, Khalf Muhammad. Al-Yahdiyyahbain Al-Masihiyyah wa Al-Islm(Mesir: Al-Muassasah Al-'Ammah, 1964
Ali Mukhaimir, al-Dakhl fi al-Tafsr, (Jamia al-Azhar, ttp, tt.), h. 15.
Al-Khull, Amin.Manhij At-Tajdd, Kairo: Dr Al-Marifah, 1961
Al-Qattan, Manna Khalil. Studi Ilmu-ilmu al-Quran terj. Mudzakir dari judul asliMabahis fi Ulum al-Quran, Cet. XIV, Bogor: Pustaka LiteraAntarNusa, 2011
Al-Shabuny,Al-Tibyan fi Ulum al-Quranterj. Aminuddin, Cet. I , Bandung: Pustaka
Setia,
Al-Suyuti, Al-Itqan fi Ulum al-Quran, Beirut: Darr al-Fikr, tt
Al-Zabidi, Murtadho. Taj Arusy, Darr al-Hidayah: tt
Al-Zahabi, Husein. Al-Tafsir wa al-Mafassirun, terj. Nabbani Idris, Jakarta: Kalam
Mulia, 2009
Al-Zarkasyi,Al-Burhan fi Ulum al-Quran, Beirut: Darr al-Fikr, 1988 M/ 1408 H
Al-Zarqani,Manahil al-Urfan fi Ulum al-QuranKairo: Darr al-Hadis, 2001 M/1422 H
Aram, Muhammad Said Muhammad Athiyyah.Al-Sabil ila Marifat al-Ashil wa al-Dakhil fi al-Tafsir (Zaqaziq: Misr, 1998 M/1419 H), Jilid I, h. 45.
Asyur, Ibnu.Al-Tahrir wa al-Tanwir, Tunis: Darr Sahnun li al-Nasyr wa al-Tauziy: tt
Athiyyah, Ibnu.Al-Muharar al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-Aziz, Cet. II, Beirut: Darr al-
Kitab al-Ilmiyah, 2007 M/1428 H
Fairuzzabaadi,Al-Kamus Al-Muhit(T.tp: tp, tt), Juz I, h. 1290-1291.
Fayad, Abdul Wahhab.Al-Dakhl f TafsrAl-Qurn Al-Karm(Mesir: MabaahHasan, 1978
-
7/25/2019 Definisi Tafsir, Ta'wil, al-Dakhil dan Israiliyat PDF
14/14
14
Hasan Rifai, Zainun. Kisah Israiliyah dalam Penafsiran al-Quran, dalam Ulum al-
Quran; Studi Khasanah Ilmu al-Quran/editor Sukardi K.D, Cet. I, Jakarta: Lentera, 2002
Husain Az-ahabi,Al-Isr'iliyt f-At-Tafsr wa Al-ad, Kairo: Majma' Al-BuusAl-Islmiyyah, 1971
Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Hibban, Cet. II, Beirut: Muassasah al-Risalah, 1993
Izzan, Ahmad.Metodologi Ilmu Tafsir, Cet. II, Bandung: Tafakur, 2009
Khalifah, Abdurrahman Khalifah. al-Dakhl fi al-Tafsr, Jamia al-Azhar, ttp, tt.,
Khall,Ahmad.Dirsat f Al-Qurn, Mesir: Dr Al- Maarif, 1972
Mandzur, Ibnu.Lisan al-Arab, Cet. I, Beirut: Darr al-Sadr, tt
Mandzur, Ibnu.Lisan al-Arab, Cet. I, Beirut: Darr al-Sadr, tt
Mihjah Glib Abdurrahman,Dirsah Mauiyyah wa Tabqiyyah f Ad-DakhlKairo: Jamiah Al-Azhar, 1998
Mohamad Sobirin, Makalah Tradisi Kritik Tafsir; Studi al-Dakhil, Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2013
Mohamad Sobirin,Makalah Tradisi Kritik Tafsir; Studi al-Dakhil,Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2013
Muhammad Farid Wajd,Dirah Al-Ma'rif,Beirut: Dr Al-Ma'rifah, 1971
Munawwir, A.W.. Kamus Al-Munawwir,Surabaya: Pustaka Progresif, 1997, h. 392-
393.
Qadir, Jumah Ali Abdul. Al-Dakhil Fi al-Dirasah al-Manhajiyah wa al-Namadij al-Tatbiqiyah(Kairo: Al-Azhar Press, 2006), h. 15.
Qardhawi, Yusuf. Berinteraksi dengan al-Quranterj. Abdul Hayyie al-Kattani dari
judul asliKaifa Nataamalu maa al-Quran al-Azhim, Jakarta: Gema Insani Pers, 1999
Raghib Al-Asfihani, Al-Mufradat fi Gariib al-Quran,Beirut: Darr al-Ilm, 1412 H
Rifai, Zainun Hasan. Kisah Israiliyah dalam Penafsiran al-Quran, dalam Ulum al-
Quran; Studi Khasanah Ilmu al-Quran/editor Sukardi K.D, Cet. I, Jakarta: Lentera, 2002
Shihab, Quraish. Kaidah Tafsir; syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Diketahui
dalam Memahami Ayat-ayat al-Quran, Cet. II, Tangerang: Lentera Hati, 2013