ad-dakhil dalam tafsir al-khazin (analisa ad-dakhil pada
TRANSCRIPT
AD-DAKHIL DALAM TAFSIR AL-KHAZIN
(Analisa ad-Dakhil pada Ayat-ayat Kisah di Surah an-Naml)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Fauziah
NIM. 14210572
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1439 H/2018 M
AD-DAKHIL DALAM TAFSIR AL-KHAZIN
(Analisa ad-Dakhil pada Ayat-ayat Kisah di Surah an-Naml)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Fauziah
NIM. 14210572
Pembimbing:
DR. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Ad-Dakhil dalam Tafsir al-Khazin (Analisa ad-
Dakhil pada Ayat-Ayat Kisah di Surah an-Naml)” yang disusun oleh
Fauziah dengan Nomor Induk Mahasiswa 14210572 telah diujikan dalam
sidang Munaqasyah Fakulas Ushuluddin Insitut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)
Jakarta pada tanggal 21 Agustus 2018. Skripsi ini diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).
Jakarta, 21 Agustus 2018
Dekan Fakulas Ushuluddin
Insitut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Ruqoyyah Tamami
Penguji I, Penguji II,
Drs. Arison Sani, MA Ahmad Hawasyi, M.Ag
Pembimbing,
DR. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fauziah
NIM : 14210572
Tempat/Tgl. Lahir : Sumenep, 19 Desember 1994
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Ad-Dakhil dalam Tafsir al-
Khazin (Analisa ad-Dakhil pada Ayat-Ayat Kisah di Surah an-Naml)”
adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah
disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 18 Agustus 2018
Fauziah
iv
MOTTO
“Jika seseorang mengatakan bahwa sesuatu tidak
mungkin untuk dilakukan, itu adalah cerminan dari
batasan yang mereka miliki,
bukan batasanmu.”
(Rintisan.id)
“Change your life today, don’t gamble on the future.
Act now, without delay.”
(Simone de Beauvoir)
v
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahhaturkan untuk kedua orangtua; Ayah
Moh. Tanzil dan Mama Helyatun Aziziyah
Serta kepada sidang pembaca sekalian.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas nikmat
serta ma’unah Allah swt, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi yang
berjudul “Ad-Dakhil dalam Tafsir al-Khazin (Analisa ad-Dakhil pada Ayat-
Ayat Kisah di Surah an-Naml)”
Shalawat beriring salam semoga selalu tercurahlimpahkan kepada
nabiyyuna, Muhammad saw. Serta seluruh keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Allahumma shalli ‘alaihim.
Dalam menyusun skripsi ini, tentu tidak bisa ditampik bahwa penulis
didukung oleh berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu, penulis ingin berterimakasih kepada mereka:
1. Allah swt, tempat bergantung, meminta kekuatan serta kesabaran
2. Kedua orangtua nun jauh di pulau Garam, Ayah Moh. Tanzil dan
Mama Helyatun Aziziyah. Terimakasih atas dukungan do’a yang
tanpa dipinta, dan harapan yang tak pernah pupus.
3. Keluarga besar, mbak Amel, mas Barok, mas Emi, mbak Maya, de
Dina, de Wida, atas support tanpa batas.
4. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA., selaku Rektor Institut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta atas kemampuan memimpin yang mumpuni,
hingga institut tercinta bisa menjalankan roda akademisnya.
5. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang telah
memberikan arahan, motivasi dan dedikasinya atas kemajuan Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah.
6. Bapak Dr. H. M. Ulinnuha Husnan, Lc, MA kepala prodi Ilmu Al-
Qur`an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta, telah menjadi
figur yang keren dan guru dengan penuh dedikasi.
vii
7. Dosen pembimbing Ibu Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA yang
telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan
bimbingan, arahan dan saran demi kelancaran skripsi ini. Semoga
beliau dalam lindungan Allah dan diberikan kesehatan.
8. Para instruktur tahfidz yang membersamai dan mendukung
perjuangan penulis untuk menuntaskan hafalan. Terkhusus ibu
Atiqoh, ibu Maunatul Mahmudah, dan Ka Ayuna Faizatul Fikriyah.
9. Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta atas ilmu-ilmu
yang telah diberikan.
10. Seluruh Staf Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, terkhusus staf
Fakultas Ushuluddin yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dari proses awal hingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
11. Partner Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) IIQ Jakarta. Azza, Azmi,
Amah, Kyuna, Ulp, Ihwal, Ulfi, Ana. Buat semua semangat, canda,
travelling, curhat. Terimakasih sudah menjadi partner terkece!
12. Teman-teman Fakultas Ushuluddin `14. Meski tanpa kata, kalian
memompakan semangat yang tak pernah padam.
13. Roommate N4. Illy, Ayu Suai, Tia, Iis, Cipil, Ainun, Naimah,
Rahayu. Dan Halimah 1, mbak Ikri, teh Inay, Ruroh, mbak Anit. Buat
kebersamaan dan kepedulian 3 tahun di asrama, sampai sekarang, dan
semoga longlasting sampai Jannah.
14. Teman-teman Q-Razinica. Terima kasih atas kebersamaan selama 11
tahun ini.
15. Sahabat-sahabat tempat curhat, muara tangis dan keluh kesah. Laras
mblaem, makasih sudah jadi partner galau-galauan, A`yun yang
biasanya ngajak diskusi, nyi Dina anak “baru” di Jakarta tapi sudah
melancong kemana-mana, Nadia untuk tumpangan motornya dan
viii
saran-saran bijaknya, teh Nufus yang baru setahun kenal sudah berasa
saudara.
16. Dan semua pihak terlibat lainnya, yang barangkali tidak
mempelihatkan dukungan namun diam-diam mendoakan.
Akhirul kalam, penulis berharap bahwa penelitian ad-dakhil ini akan
mengalami kontinuitas ke depannya dan tidak berhenti sampai disini saja.
Dan karya ini masih mempunyai banyak kekurangan yang perlu ditambal,
jadi tidak menutup kemungkinan untuk dikritisi. Harapan terakhir, semoga
skripsi ini dapat memberikan sumbangsih berarti bagi perkembangan ilmu
Al-Qur`an, khususnya di IIQ Jakarta, serta menjadi salah satu amal jariyah
penulis. Amin allahumma amin.
Jakarta, 18 Agustus 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS ................................................................... iii
MOTTO .................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN .................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................... xii
ABSTRAKSI .......................................................................................... xv
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 8
E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8
F. Metode Penelitian ........................................................................ 17
1. Jenis Penelitian ..................................................................... 17
2. Sumber Data ......................................................................... 18
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 18
4. Metode Analisis Data ........................................................... 18
G. Teknik dan Sistematika Penulisan ............................................... 19
x
BAB II: DISKURSUS AD-DAKHIL DALAM TAFSIR AL-
QUR`AN ................................................................................................. 21
A. Ad-Dakhil dalam Tafsir Al-Qur`an ............................................ 21
1. Pengertian ad-Dakhil ........................................................... 21
2. Sejarah Kemunculan dan Perkembangan ad-Dakhil ............ 24
3. Klasifikasi Bentuk ad-Dakhil .......................................... 32
4. Implikasi ad-Dakhil terhadap Tafsir Al-Qur`an .............. 37
5. Urgensi Mempelajari ad-Dakhil ...................................... 40
B. Surah an-Naml ............................................................................. 40
1. Gambaran Umum Surah an-Naml ................................. 40
2. Isi dan Kandungan Surah an-Naml ............................... 41
BAB III: BIOGRAFI AL-KHAZIN DAN KITAB TAFSIR LUBAB AT-
TA`WIL FI MA’ANI AT-TANZIL ........................................................ 45
A. Riwayat Hidup al-Khazin ............................................................ 45
1. Biografi dan Latar Belakang Sosio Historis al-Khazin ... 45
2. Perjalanan Intelektual ...................................................... 46
3. Guru-Gurunya .................................................................. 47
4. Karya-Karyanya ............................................................... 47
B. Profil Tafsir Lubab at-Ta`wil fi Ma’ani at-Tanzil ....................... 48
1. Latar Belakang Penulisan dan Penamaan Tafsir ............. 48
2. Aliran Kalam dan Mazhab Fikih ..................................... 49
3. Sumber dan Referensi Penafsiran .................................... 50
4. Metode dan Corak Penafsiran .......................................... 50
5. Karakteristik Penafsiran .................................................. 52
6. Sistematika Penulisan ...................................................... 53
BAB IV: ANALISA AD-DAKHIL PADA SURAH AN-NAML ........ 55
A. Ad-Dakhil pada Surah an-Naml .................................................. 55
1. Kekuasaan Nabi Sulaiman (Ayat 16) .............................. 55
xi
2. Kemampuan Nabi Sulaiman Mentakwil Suara Burung
(Ayat 16) .......................................................................... 59
3. Perjalanan Nabi Sulaiman Hingga Sampai ke Lembah
Naml (Ayat 18) ................................................................ 62
4. Sebab Absennya Hud-Hud dari Parade Pasukan Nabi
Sulaiman (Ayat 21) .......................................................... 66
5. Ratu Balqis Keturunan Bangsa Jin (Ayat 23) .................. 72
6. Hadiah Ratu Saba` (Ayat 35) ........................................... 78
7. Pertemuan Nabi Sulaiman dan Ratu Saba`
(ayat 41-44) ..................................................................... 84
B. Analisa ad-Dakhil pada Surah an-Naml ...................................... 90
BAB V PENUTUP ............................................................................... 91
A. Kesimpulan .................................................................................. 91
B. Saran ............................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 93
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Skripsi ini ditulis dengan menggunakan pedoman transliterasi sebagaimana
diuraikan di bawah ini. Trasliterasi ini ditulis dengan menggunakan pedoman
transliterasi huruf Arab ke huruf latin yang telah disusun oleh Institut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Tahun 2017.
1. Konsonan
th : ط a : أ
zh : ظ b : ب
‘ : ع t : ت
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق h : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : م dz : ذ
n : ن r : ر
w : و z : ز
h : ه s : س
` : ء sy : ش
y : ي sh : ص
xiii
dh : ض
2. Vokal
Vocal Tunggal Vocal Panjang : Vocal Rangkap:
Fathah : a أ: â ... ي : ai
Kasrah : i ي: î و…: au
Dhammah: u و: û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikansesuaidenganbunyinya, Contoh:
Al-Mâidah : المائدة Al-Baqarah : البقرة
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan
sesuai dengan bunyinya. Contoh:
السيدة ar-rajulu : الرجل : as-Sayyidah
مسالش : asy-Syams الدارمي : ad-Dârimî
c. Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang (
_), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di
akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
Âmana as-Sufahâ’u :أمنالسفهاء Âmannâbillâhi :أمنابالل
الذي ن كع Inna al-ladzîna : إن waar-rukka’i : والر
xiv
d. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
الأسلامية al-Af`idah : الأفئدة -al-Jâmiah al : الجامعة
Islâmiyah
Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
Âmilatun Nâshibah : عاملةناصبة
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,
seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainya.
xv
ABSTRAKSI
Ad-Dakhil menjadi disiplin ilmu yang layak diperhitungkan dewasa ini.
Muhammad Ulinnuha menulis, bahwa tafsir adalah produk manusia. Jadi
alpa ataupun kesalahan pada produk tafsir merupakan keniscayaan. Ad-dakhil
dicetuskan antara lain untuk membersihkan dan menetralisir kesalahan
tersebut agar tafsir bersih dan steril dari unsur-unsur yang dapat
melemahkannya.
Salah satu karya tafsir yang menjadi sorotan adalah tafsir Lubab at-
Ta'wil fi Ma'ani at-Tanzil, atau yang lebih dikenal dengan tafsir al-Khazin.
Bukan hanya karena banyaknya pelansiran riwayat israiliyyat di dalamnya—
yang sering dibiarkan tanpa komentar meskipun berkategori bathil—, namun
juga masifnya pemotongan sanad riwayat-riwayat yang dicantumkan, yang
kemudian membuat tafsirnya tidak dijadikan rujukan oleh para ulama.
Karya-karya ilmiah mengenai ad-dakhil sudah banyak ditulis, meliputi
skripsi, tesis, dan jurnal-jurnal ilmiah. Semua karya-karya tersebut mengupas
ad-dakhil fi tafsir dengan sampel kitab-kitab tafsir yang berbeda. Dari hasil
pencarian, belum ditemukan penelitian ad-dakhil yang mengambil tafsir al-
Khazin.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa unsur-unsur ad-dakhil yang
terdapat di dalam tafsir al-Khazin, dengan sampel ayat-ayat kisah disurah an-
Naml. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kritik tafsir—ad-dakhil—dan
kritik hadis, menggunakan referensi kepustakaan terkait judul penelitian, dan
dianalisa menggunakan teknik deskriptif-analisis agar diketahui ayat-ayat
yang mengandung ad-dakhil serta bentuk-bentuknya.
Dari proses tersebut, kemudian diketahui bahwa ad-dakhil yang terdapat
di dalam sampel hanyalah ad-dakhil bi al-ma`tsur (riwayat), dengan deskripsi
bentuk-bentuknya sebagai berikut: 1 hadis maudhu', 1 hadis dhaif, 3
israiliyyat dengan kategori tawaqquf dan 2 israiliyyat dengan kategori bathil.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi ad-dakhil dalam tafsir Al-Qur`an terhitung baru, tidak seperti
ilmu-ilmu Al-Qur`an lainnya yang muncul berabad-abad silam. Meski
begitu, ad-dakhil sebagai suatu disiplin ilmu sudah diajarkan dan
dijadikan materi kuliah di berbagai universitas Islam terutama di jurusan
Tafsir Universitas al-Azhar Kairo, Mesir.1 Banyak buku tentang ilmu
ad-dakhil yang telah ditulis oleh para profesor dan dosen al-Azhar,
diantaranya Ushul ad-Dakhil fi Tafsir ayi at-Tanzil karya Jamal
Musthafa ‗Abd al-Hamid an-Najjar, ad-Dakhil di at-Tafsir al-Qur`an al-
Karim yang ditulis oleh ‗Abd al-Wahhab Fayed, ad-Dakhil fi at-Tafsir
karya Ibrahim ‗Abd ar-Rahman al-Khalifah. Sayangnya, kajian ilmu ad-
dakhil ini masih jarang ditemukan dan diajarkan di perguruan-
perguruan tinggi Islam di Indonesia. Padahal pada praktiknya, ad-dakhil
penting untuk dipelajari, terutama bagi para pemerhati tafsir, agar
produk tafsir Al-Qur`an bisa bersih dari segala hal yang nyatanya tidak
layak dimasukkan ke dalam penafsiran.
Menurut ar-Raghib al-Asfahani, kata ad-dakhil yang terdiri dari huruf
dal, kha`, dan lam berpusat maknanya pada aib dan cacat internal. Ibn
Manzhur mengatakan bahwa ad-dakhil adalah semua unsur eksternal
yang masuk ke dalam diri manusia, dan ia dapat merusak akal, mental
dan fisiknya.
Padanan kata ad-dakhil dalam bahasa Inggris adalah outsider, yang
bermakna orang luar dan infiltration yang berarti peresapan, penyusupan
1 Burhan Munawir, ―Al-Dakhil dalam Penafsiran Al-Qur`an tentang al-Sam‘iyyat
dan Al-Kauniyah‖, Tesis, Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2008 hlm. 5.
Tidak diterbitkan (t.d)
2
dan perembesan. Berdasarkan pemaknaan ini, maka secara bahasa virus
atau bakteri penyakit dapat disebut ad-dakhil karena ia merupakan unsur
eksternal yang meresap ke dalam tubuh manusia.
Secara terminologi, ad-dakhil berarti penafsiran Al-Qur`an yang
tidak memiliki sumber, argumentasi dan data yang valid dari agama.
Dengan kata lain, ad-dakhil adalah penafsiran yang tidak mempunyai
dasar yang valid dan ilmiah, baik dari Al-Qur`an, hadis sahih, pendapat
sahabat dan tabi‘in, maupun dari akal sehat yang memenuhi kriteria dan
prasyarat ijtihad.2
Ad-dakhil diklasifikasikan menjadi tiga. Pertama, ad-dakhil bi al-
ma`tsur yang bersumber dari riwayat (hadis nabi, pendapat sahabat dan
tabi‘in serta israiliyyat). Kedua, ad-dakhil bi al-ra`yi yang bersumber
dari rasio atau ijtihad. Dan ketiga, ad-dakhil bi al-isyarah yang
sumbernya berasal dari hati/intuisi. Klasifikasi ini kemudian memiliki
bentuknya masing-masing.3
Ditilik dari sejarahnya, bibit ad-dakhil telah muncul sejak Islam
belum masuk di Jazirah Arab. Sekelompok Ahli Kitab yang mendengar
dari pemuka agama mereka bahwa akan ada utusan yang disebutkan
dalam kitab dan mengembalikan mereka ke tanah suci yang telah
dijanjikan, berbondong-bondong menuju Yatsrib dan bermukim disana.
Interaksi sosial ini cukup lama, dan menyebabkan pertukaran kultur
dan budaya di kalangan bangsa Arab. Ketika Rasulullah membawa
risalah, beberapa diantara kalangan Ahli Kitab itu kemudian masuk
Islam. Mereka inilah yang kemudian terkadang menjadi rujukan para
sahabat untuk memahami kandungan Al-Qur`an, terutama yang
2
Muhammad Ulinnuha, ―Konsep al-Ashil dan al-Dakhil dalam Tafsir Al-Qur`an‖,
dalam Madania vol. 21., no. 2, Desember 2017 hlm. 129-130
3 Muhammad Ulinnuha, ―Konsep al-Ashil dan al-Dakhil dalam Tafsir Al-Qur`an‖,
dalam Madania vol. 21., no. 2, Desember 2017 hlm. 135
3
berkenaan dengan kisah umat-umat terdahulu. Diantara para sahabat
yang banyak bertanya kepada mereka adalah Abdullah bin ‗Abbas, Abu
Hurairah, dan Abdullah bin ‗Amr bin ‗Ash.
Pelansiran israiliyyat dari ahli kitab yang masuk Islam ini semakin
marak pada masa tabiin sehingga seorang pembaca tafsir akan sulit
membedakan mana cerita yang sahih dan mana cerita yang dibuat-buat
oleh ahli kitab. Dan begitu seterusnya, dari generasi ke generasi,
fenomena ad-dakhil dalam tafsir Al-Qur`an (khususnya ad-dakhil bi al-
ma`tsur yang berasal dari israiliyyat) terus berkembang seiring
perkembangan zaman. 4
Ditambah dengan merebaknya fanatisme mazhab oleh beberapa
sekte—yang berujung pada berkembangnya ad-dakhil bi al-ra`yi—yang
menafikan makna lahiriah ayat serta menggunakan ayat-ayat Al-Qur`an
untuk mendukung mazhab mereka, infiltrasi ad-dakhil menjadi tidak
terbendung di dalam tafsir-tafsir Al-Qur`an. Fenomena ad-dakhil ini
berkembang pesat terutama pada masa dinasti Umayyah (661-750 M)
dan dinasti ‗Abbasiyah (750-1258 M) ketika kebudayaan, tradisi
penerjemahan dan kajian-kajian ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu
ditumbuhsuburkan.5
Diskursus tentang ad-dakhil bisa dikatakan menawarkan wajah baru
dalam dunia tafsir Al-Qur`an. Secara teologis-normatif, kebenaran Al-
Qur`an bersifat mutlak karena ia berasal dari Allah yang Maha Mutlak.
Namun setelah kebenaran mutlak Al-Qur`an itu masuk dan berpindah ke
dalam ―disket‖ pemikiran manusia, kebenarannya berubah menjadi
4 Muhammad Ulinnuha, ―Konsep al-Ashil dan al-Dakhil dalam Tafsir Al-Qur`an‖,
dalam Madania vol. 21., no. 2, Desember 2017 hlm. 131
5 Muhammad Ulinnuha, ―Konsep al-Ashil dan al-Dakhil dalam Tafsir Al-Qur`an‖,
dalam Madania vol. 21., no. 2, Desember 2017 hlm. 131-132
4
relatif.6 Ungkapan ini tidak lain menunjukkan bahwa tafsir hanyalah
usaha manusia untuk mendalami makna yang terkandung di dalam Al-
Qur`an, oleh karena itu kebenarannya tidak bisa disamakan dengan
keshahihan Al-Qur`an yang berasal dari Allah swt. Tafsir bisa dikritisi
dan diperbaiki dengan studi ad-dakhil ini, agar kitab-kitab tafsir dapat
dipastikan bersih dari segala bentuk penyelewengan data dan informasi.7
Fakta di lapangan menunjukkan, bahwa penyusupan ad-dakhil
banyak masuk ke dalam tafsir Al-Qur`an, tidak hanya pada tafsir bi al-
ra`yi yang rentan terinfiltrasi karena sumber interpretasinya adalah rasio,
namun juga terdapat pada tafsir bi al-riwayah. Beberapa penelitian
menunjukkan hal tersebut, seperti pada tafsir al-Qurthubi, atau asy-
Syaukani.8
Salah satu produk penafsiran yang banyak mendapat perhatian
pemerhati tafsir Al-Qur`an adalah tafsir al-Khazin. Tafsir ini
mempunyai judul lengkap Lubab al-Ta`wil fi Ma’ani al-Tanzil. Muallif
nya adalah Syekh ‗Alauddin ‗Ali bin Muhammad bin Ibrahim al-
Baghdadi as-Syafi‘i as-Shufi9, atau yang lebih masyhur dengan sebutan
al-Khazin.
Dalam muqaddimahnya, al-Khazin mengatakan, bahwa kitab tafsir
yang disusunnya adalah ringkasan dari tafsir Ma’alim al-Tanzil karya al-
Baghawi. Selain menyanjung pribadi al-Baghawi, ia juga memuji
6 Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung: Tafakur, 2011) cet. III, hlm. 49
7 Muhammad Ulinnuha, ―Konsep al-Ashil dan al-Dakhil dalam Tafsir Al-Qur`an‖,
dalam Madania vol. 21., no. 2, Desember 2017 hlm. 143
8 Lihat Maryam Shofa, ―Ad-Dakhil dalam Tafsir al-Jami` li Ahkam al-Qur`an karya
al-Qurthubi: Analisis Tafsir Surah al-Baqarah‖, dalam Suhuf, Vol. 6 No. 2 2013, hlm. 271-
294; Azhar Amrullah Hafidz, ―Dakhil al-Israiliyyat Kisah Nabi Yusuf dalam al-Jami‘ li
Ahkam al-Qur`an karya Al-Qurthubi‖, dalam Mutawatir, vol. 5 no. 1 Juni 2015, hlm. 116;
Wahdah Farhati, Ad-Dakhil dalam Tafsir Fath Al-Qadir (Studi Analisis Ad-Dakhil dan
Implikasinya dalam Surat Yusuf), (Jakarta: PT Qaf Media Kreativa, 2017) .
9 Muhammad Husein adz-Dzahabi, at-Tafsir wa al-Mufassirun, (Kairo: Maktabah
Wahbah) juz 1 hlm. 220
5
produk penafsiran al-Baghawi tersebut, yang kemudian menjadi sebab ia
meringkas tafsir al-Baghawi.
Sebagaimana hasil ringkasan yang biasanya hanya mengambil intisari
dari objeknya, maka tafsir al-Khazin juga mempunyai teknik yang sama.
Al-Khazin berkata bahwa apa yang dilakukannya memang hanyalah
sekedar menyalin dan memilih isi penafsiran—kendati di beberapa
tempat ditemukan komentar ataupun tafsir darinya—. Dalam
mencantumkan suatu riwayat, ia tidak menyajikan sanadnya secara
lengkap, karena menurutnya hal itu akan mempermudah pembaca
memahami artinya.10
Demikian dengan teks matan hadis, terkadang ia
hanya mencantumkan inti makna, tanpa menulisnya secara panjang lebar
seperti dalam tafsir ath-Thabari.
Beberapa faktor tersebut yang kemudian menjadikan tafsir al-Khazin
sebagai sasaran empuk kritikan-kritikan para pemerhati tafsir. Ditambah
dengan atensi al-Khazin yang cukup besar terhadap periwayatan
israiliyyat dalam tafsirnya.
Penggunaan riwayat sebagai sumber interpretasi dalam karya tafsir
al-Khazin ini sangat kentara dan bahkan lebih dari kitab tafsir al-
Baghawi yang sedang diringkas. Hanya saja penambahan yang
dilakukan al-Khazin terkadang berisi riwayat yang tidak bisa
difungsikan untuk menafsirkan ayat.
Mustafa al-Maraghi menyatakan bahwa al-Khazin dikelompokkan
pada mufasir yang menafsirkan ayat al-Qur`an dengan
mengkonsentrasikan pada cerita-cerita yang tidak valid, dimana adanya
campur tangan cerita-cerita yang tidak benar serta tanpa menyeleksi
mana yang menyelisihi syara` dan mengandung kontradiksi dengan akal
10
Al-Khazin, Lubab al-Ta`wil fi Ma’ani al-Tanzil, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyah, 2004) hlm. 3-4
6
dari kitab-kitab tarikh dan cerita-cerita israiliyyat. Ia juga menyertakan
kisah-kisah yang ganjil, hanya saja tidak berkaitan dengan akidah.
Senada dengan al-Maraghi, Husein adz-Dzahabi mengomentari,
bahwa al-Khazin banyak menggunakan kisah-kisah israiliyyat tanpa
penelitian yang kritis dan mendalam, diantara tafsir-tafsir yang bercorak
ra`yi. Juga dalam mengemukakan riwayat-riwayat israiliyyat tidak
menyertakan sanad, terkadang memberi isyarat terhadap kelemahannya,
dan ketidaksahihannya, namun terkadang tidak memberikan penilaian
sama sekali, walaupun riwayat tersebut bertentangan dengan ajaran
syari‘at.11
Karena banyaknya pelansiran riwayat israiliyyat yang
dilakukan oleh al-Khazin, membuat kitab tafsirnya dikategorikan ke
dalam tafsir bercorak qashashi.12
Hadis-hadis nabi yang digunakan dalam kitab tafsir akan ditemui
dalam setiap interpretasi ayat-ayat Al-Qur`an. Sedangkan riwayat
israiliyyat cenderung banyak tersebar dalam kisah-kisah yang mayoritas
tidak dijelaskan secara detail oleh Al-Qur`an. Banyaknya periwayatan
israiliyyat ini menyebabkan tercampurnya kisah yang orisinil dari Al-
Qur`an dan riwayat yang bersumber dari ahli kitab. Satu sisi memiliki
dampak positif, karena cerita yang disajikan lebih detail. Namun di sisi
lain, riwayat-riwayat israiliyyat membawa dampak negatif atas citra
tafsir itu sendiri. Sebab diantara riwayat-riwayat tersebut ada yang
bersifat batil dan tak dapat diterima baik secara naql ataupun aql.
Diantara banyaknya surah dalam Al-Qur`an, surah an-Naml
menyajikan beberapa kisah nabiyullah, antara lain kisah Musa a.s,
Sulaiman a.s dan Ratu Saba`, Saleh a.s dan Luth a.s. Dan di dalam tafsir
11 Zulfikri, dalam artikel ―Pemikiran Penafsiran Al-Qur`an, Tafsir dan Ta‘wil Abad
Pertengahan (Studi Tafsir Lubab al-Ta`wil fi Ma‘ani al-Tanzil)‖ hlm. 8
12 Zulfikri, dalam artikel ―Pemikiran Penafsiran Al-Qur`an, Tafsir dan Ta‘wil Abad
Pertengahan (Studi Tafsir Lubab al-Ta`wil fi Ma‘ani al-Tanzil)‖ hlm. 3
7
al-Khazin sendiri, penulis mendapati adanya israiliyyat dan beberapa
riwayat pada surah an-Naml ini, yang terindikasi masuk dalam kategori
ad-dakhil bi al-ma`tsur.
Beberapa latar belakang diatas, yang kemudian menjadi sebab urgent
nya permasalahan ad-dakhil ini untuk diteliti lebih lanjut. Dan dalam hal
ini, penelitian akan berfokus menganalisa tafsir al-Khazin. Penelitian
skripsi ini akan dituangkan dalam judul, Ad-Dakhil dalam Tafsir al-
Khazin (Analisa ad-Dakhil pada Ayat-ayat Kisah di Surah an-Naml).
B. Identifikasi Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan:
1. Perkembangan keilmuan dan fanatisme mazhab membuat maraknya
infiltrasi ad-dakhil ke dalam tafsir Al-Qur`an
2. Tafsir al-Khazin kental dengan periwayatan israiliyyat (ad-dakhil bi
al-ma`tsur), serta hadis-hadis tanpa sanad atau matan lengkap yang
perlu diteliti lebih lanjut kualitasnya.
3. Israiliyyat yang banyak terdapat pada interpretasi ayat-ayat kisah,
berdampak pada biasnya kebenaran kisah-kisah Al-Qur`an di dalam
tafsir.
4. Indikasi adanya ad-dakhil dalam surah an-Naml di tafsir al-Khazin.
Ayat-ayat dalam surah an-Naml menyajikan kisah beberapa nabi,
yang kemungkinan besar disusupi israiliyyat.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Menilik identifikasi masalah diatas, maka akan dilakukan pembatasan
masalah agar penelitian tidak meluas. Permasalahan yang akan dikaji
lebih detail adalah infiltrasi ad-dakhil ke dalam tafsir Al-Qur`an,
8
meliputi sejarahnya serta bentuk-bentuk ad-dakhil. Studi analisa ad-
dakhil ini akan dikaji dari tafsir al-Khazin, yang dikerucutkan hanya
pada ayat-ayat kisah di surah an-Naml.
Permasalahan diatas dapat dirumuskan ke dalam poin berikut:
1. Bagaimana sejarah infiltrasi ad-dakhil ke dalam tafsir Al-
Qur`an? Dan bagaimana bentuk-bentuk ad-dakhil?
2. Bagaimana eksistensi ad-dakhil yang terdapat di ayat-ayat kisah
pada surah an-Naml dalam tafsir al-Khazin?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam mengenai ad-dakhil
dalam tafsir Al-Qur`an.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk ad-dakhil pada ayat-ayat kisah
di surah an-Naml dalam tafsir al-Khazin
Sedangkan kegunaan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk memperkaya khazanah dunia tafsir dan ulumul Qur`an,
terutama berkenaan dengan ad-dakhil dalam tafsir Al-Qur`an.
2. Dalam tataran praktis, dapat digunakan sebagai salah satu
sumber menelaah kualitas riwayat atau penafsiran, khususnya
pada tafsir al-Khazin.
E. Tinjauan Pustaka
1. Tesis oleh Wahdah Farhati, Ad-Dakhil dalam Tafsir Fath Al-Qadir
(Studi Analisis Ad-Dakhil dan Implikasinya dalam Surat Yusuf).
Konsentrasi Ulumul Qur`an dan Ulumul Hadis, Program Studi Ilmu
Agama Islam, Pasca Sarjana Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,
diterbitkan oleh Penerbit Qaf.
9
Tesis ini menganalisa adanya ad-dakhil dalam tafsir as-Syaukani
yang dikerucutkan hanya di surat Yusuf, lalu ditelaah implikasinya
terhadap penafsiran as-Syaukani.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa di dalam tafsir Fath al-Qadir
mengandung ad-dakhil dengan bentuk israiliyyat, hadis dhaif, dan
hadis maudhu’. Adanya riwayat-riwayat ad-dakhil tersebut disinyalir
karena as-Syaukani hanya menafsirkan Al-Qur`an berdasarkan
informasi dari gurunya tanpa mengadakan penelitian lebih lanjut atas
apa yang ia terima.
Sedangkan implikasinya antara lain; masuknya hal-hal yang
tidak penting untuk dibicarakan dan diberitahukan dalam tafsir,
sehingga melupakan hikmah atau tujuan dibalik suatu kisah dalam
Al-Qur`an itu sendiri; memungkinkan masuknya informasi yang
datangnya dari nabi, namun tidak bersumber dari nabi; membuat
kitab tafsir Fath al-Qadr diindikasi mengandung hadis yang maudhu’
dan dhaif, sebab as-Syaukani tidak mengomentari status hadis yang
dicantumkan; memberi kesan kitab tafsir Fath al-Qadir mengandung
banyak khurafat dan kisah-kisah yang datang dari ahli kitab,
sehingga untuk memahami dibutuhkan ketelitian.13
Tesis diatas menjadi bahan bacaan yang sangat mendukung
penulis untuk memahami ad-dakhil dan menyusun proposal
penelitian. Sebab tema yang diambil sama, hanya berbeda dalam
rumusan masalah dan kitab yang diteliti. Penulis akan meneliti ad-
dakhil dalam tafsir al-Khazin.
2. Tesis oleh Siar Ni‘mah, Ad-Dakhil dalam Tafsir Al-Mizan fi Tafsir
al-Qur`an karya Husain ath-Thabathaba’i (Studi Kritis Tafsir
13 Wahdah Farhati, Ad-Dakhil dalam Tafsir Fath Al-Qadir (Studi Analisis Ad-
Dakhil dan Implikasinya dalam Surat Yusuf), (Jakarta: PT Qaf Media Kreativa, 2017) hlm.
151.
10
Esoterik Ayat-Ayat Imamah). Konsentrasi Ulumul Qur`an dan
Ulumul Hadis, Program Studi Ilmu Agama Islam, Pasca Sarjana
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, diterbitkan oleh Penerbit Qaf.
Penelitian ini berusaha mengulik ad-dakhil di dalam tafsir Syekh
Husain ath-Thabathaba‘i yang bermazhabkan Syiah. Peneliti
mengkhususkan objek penelitiannya pada penafsiran isyari Syekh
Husain terhadap ayat-ayat imamah.
Hasilnya, setelah meneliti riwayat-riwayat pada objek penelitian,
disimpulkan bahwa para perawinya kebanyakan merupakan perawi
yang majhul, kadzdzab, matruk al-hadits dan lain-lain, yang
mengindikasikan bahwa 22 hadis yang diteliti merupakan hadis
dha’if dan maudhu’. Maka penafsiran esoterik ayat-ayat imamah
dalam tafsir Al-Mizan adalah penafsiran yang menyimpang,
sehingga dapat dikatakan kualitas penafsiran isyari-nya bernilai
rendah. Fakta ini juga memperjelas bahwa dalam menafsirkan ayat-
ayat imamah ini, Syekh Husein masih mempunyai kecenderungan
pada mazhab Syiah yang dianutnya.14
3. Syarifah Monalisa, الدخيل في التفسير: قصة آدم عليه السلام نموذجا, Fakultas
Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Hasil
penelitian skripsi ini menyimpulkan dua hal. Pertama, ad-dakhil
adalah antonim dari al-ashil. Ad-dakhil secara bahasa memiliki
makna yang dekat dengan aib dan kerusakan internal. Sedangkan
secara istilah, ad-dakhil mempunyai arti sesuatu yang tidak
mempunyai landasan yang shahih dari agama. Ad-dakhil terbagi
menjadi dua; ad-dakhil bi al-ma`tsur dan ad-dakhil bi al-ra`yi. Dan
mayoritas yang tercantum di kitab tafsir adalah israiliyyat, hadis
14
Siar Ni‘mah, Ad-Dakhil dalam Tafsir Al-Mizan fi Tafsir Al-Qur`an karya Husain
ath-Thabathaba’i (Studi Kritis Tafsir Esoterik Ayat-Ayat Imamah), (Jakarta: PT Qaf Media
Kreativa, 2017) hlm. 155
11
dhaif, dan hadis maudhu’. Kedua, ad-dakhil yang terdapat dalam
kisah nabi Adam a.s ada tujuh tema, yang disarikan dari surat al-
Baqarah dan al-A‘raf.15
Skripsi ini menambah pengetahuan penulis tentang ad-dakhil,
dengan titik persamaan yang terletak pada tema (ad-dakhil).
Perbedaannya, penulis akan mengambil sampel penelitian dari surat
an-Naml.
4. Muhammad Hizbullah, الدخيل في قصة يوسف عليه السلام الواردة في التفسير,
Fakultas Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2009. Kesimpulan skripsi ini adalah riwayat-riwayat yang
mempunyai landasan lemah mayoritas diriwayatkan dari Ka‘ab al-
Ahbar, Wahab bin Munabbih dan selainnya. Disertai dengan anjuran
agar para penikmat tafsir sedikit banyak mengetahui ad-dakhil agar
bisa memilih dan memilah riwayat-riwayat yang tercantum dalam
Al-Qur`an. Terlebih yang terdapat dalam kisah-kisah Al-Qur`an,
agar tidak mengaburkan hikmah sesungguhnya yang hendak Al-
Qur`an tampilkan, dalam pembahasan ini adalah kisah nabi Yusuf
a.s.16
Skripsi ini memperluas pemahaman penulis tentang urgensi ad-
dakhil, yang nyatanya sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang
berkecimpung dalam dunia penafsiran. Persamaannya dengan skripsi
ini adalah dari sisi tema, yakni ad-dakhil. Sedangkan perbedaannya
adalah pada sampel surat yang diambil. Penulis akan meneliti ad-
dakhil di dalam surat an-Naml.
15 Syarifah Monalisa, “الدخيل في التفسير: قصة آدم عليه السلام نموذجا, Skripsi, Fakultas
Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015 hlm. 63-64 . Tidak diterbitkan
(t.d)
16
Muhammad Hizbullah, ― عليه السلام الواردة في التفسيرالدخيل في قصة يوسف ‖, Skripsi,
Fakultas Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 hlm. 47. Tidak
diterbitkan (t.d)
12
5. Tesis yang ditulis oleh Burhan Munawir dengan judul Al-Dakhil
dalam Penafsiran Al-Qur`an tentang al-Sam’iyyat dan al-Kauniyyat,
Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah tahun 2008. Peneliti
mengkaji sejarah perkembangan ad-dakhil dan realitas ad-dakhil di
dalam kitab –kitab tafsir berkenaan dengan al-Sam’iyyat dan al-
Kauniyat.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa penyimpangan secara
riwayat yang terjadi pada ayat-ayat al-Sam’iyyat di dalam kitab tafsir
umumnya karena penafsir tidak menyebutkan sanad—kecuali tafsir
ath-Thabari—dan tidak mentakhrij hadis-hadis dan keterangan yang
disebutkan di dalam menafsirkan ayat yang terkait. Selain itu, para
mufasir juga terkadang tidak menegaskan sikap terkait dengan
keterangan tafsirnya. Sedangkan penyimpangan secara akal terjadi
karena niat baik ingin menjelaskan persoalan-persoalan akustik
secara empiris, namun bertentangan dengan nash. Di dalam ayat-
ayat yang berkenaan dengan al-Kauniyyat, sebab-sebab
penyimpangan secara riwayat juga sama. Sedangkan penyimpangan
secara akal disebabkan oleh penjelasan tentang al-Kauniyyat yang
tidak didukung oleh fakta-fakta ilmiah.17
6. Jurnal Konsep al-Ashil dan al-Dakhil dalam Tafsir Al-Qur`an yang
ditulis oleh Muhammad Ulinnuha. Penulis mendapat banyak sekali
sumber informasi dari jurnal ini, antara lain ad-dakhil secara
etimologi dan terminologi, sejarah kemunculan ad-dakhil,
perkembangannya dari masa ke masa, klasifikasi bentuk ad-dakhil.
Dan barometer yang harus dipakai dalam penafsiran, yakni Al-
17 Burhan Munawir, ―Al-Dakhil dalam Penafsiran Al-Qur`an tentang al-Sam‘iyyat
dan Al-Kauniyah‖, Tesis, Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2008 hlm. 154.
Tidak diterbitkan (t.d)
13
Qur`an, as-sunnah, pendapat sahabat dan tabi‘in, bahasa Arab serta
ijtihad yang objektif dan sehat.
Serta dikemukakan urgensi mempelajari ad-dakhil adalah
sebagai upaya mengkritisi tafsir—yang merupakan karya turunan
dari Al-Qur`an—agar bersih dari segala bentuk penyelewengan data
dan informasi, sebab bagaimanapun tafsir adalah produk buatan
manusia, yang dibuat sebagai usaha menyelami kandungan dalam
Al-Qur`an.18
7. Artikel Pemikiran Penafsiran Al-Qur`an, Tafsir dan Ta’wil Abad
Pertengahan (Studi Tafsir Lubab at-Ta`wil fi Ma’ani at-Tanzil),
yang ditulis oleh Zulfikri.
Artikel ini membahas pola pemikiran dan penafsiran al-Khazin
tentang Al-Qur`an, tafsir dan ta‘wil, yang diawali dengan biografi
singkat al-Khazin, karya-karyanya, lalu penafsirannya tentang tafsir
dan ta`wil di dalam karya tafsirnya, ditambah dengan penjelasan
mengenai israiliyyat yang banyak ditemukan di dalam kitab Lubab
at-Ta`wil fi Ma’ani at-Tanzil.
Disimpulkan bahwa dalam penjelasannya mengenai Al-Qur`an,
tafsir dan ta`wil, al-Khazin masih dipengaruhi oleh pemikiran
mufasir sebelumnya, sedikit banyak dari al-Baghawi, dimana tafsir
Lubab at-Ta`wil fi Ma’ani at-Tanzil sendiri merupakan ringkasan
dari Ma’alim at-Tanzil karya al-Baghawi, dan Ma’alim at-Tanzil
karya al-Baghawi juga merupakan ikhtisar dari tafsir al-Kasyaf wa
al-Bayan ‘an Tafsir Al-Qur`an karya ats-Tsa‘laby. Dalam
penyantuman israiliyyat pun al-Khazin lebih sering tidak menyebut
18 Muhammad Ulinnuha, ―Konsep al-Ashil dan al-Dakhil dalamTafsir Al-Qur`an‖,
dalam Madania, Vol. 21 No. 2 Desember 2017, hlm. 127-143
14
sanad secara lengkap, sehingga penafsirannya cenderung bersifat
deskriptif, bukan analisis.19
Artikel ini sangat membantu penulis mengetahui profil al-Khazin
dan sisi historis kritikan ulama tentang israiliyyat di tafsir al-Khazin.
8. Artikel al-Dakhil dalam Kitab al-Kasyfu wa al-Bayan ‘an Tafsir al-
Qur`an karya Imam ats-Tsa’laby (Mulai Awal Surat al-Qashash
sampai akhir Surat Saba`), yang ditulis oleh Khoirun Niat.
Disimpulkan bahwa dalam tafsir karya ats-Tsa‘laby, khususnya
dari surat Qashash sampai Saba` yang menjadi objek penelitian,
terdapat banyak hadis yang lemah sanadnya, bahkan termasuk hadis
palsu. Ats-Tsa‘laby merangkum semua hadis yang diketahuinya,
yang berkaitan dengan ayat, tanpa memerhatikan kualitas sanadnya.
Ia juga menyantumkan israiliyyat, yang lagi-lagi tanpa
memerhatikan riwayat tersebut bisa diterima atau tidak.20
Dalam artikel ini juga disebutkan beberapa komentar para ulama
terhadap tafsir karya ats-Tsa‘laby ini, yang menurut penulis
mempunyai titik kesamaan dengan al-Khazin. Tafsir al-Khazin yang
akan digunakan penulis juga banyak mendapat komentar bahkan
kritikan tajam dari ulama tentang riwayat-riwayat yang tercantum di
dalamnya, baik dari hadis maupun israiliyyat. Dan keduanya
memang berhubungan, sebab tafsir al-Khazin adalah ringkasan dari
tafsir al-Baghawi, dan tafsir al-Baghawi merupakan ikhtisar dari
tafsir ats-Tsa‘laby.
19 Zulfikri, dalam artikel ―Pemikiran Penafsiran Al-Qur`an, Tafsir dan Ta‘wil Abad
Pertengahan (Studi Tafsir Lubab al-Ta`wil fi Ma‘ani al-Tanzil)‖ hlm. 1-13
20
Khoirun Niat dalam artikel ―al-Dakhil dalam Kitab al-Kasyfu wa al-Bayan ‗an
Tafsir al-Qur`an karya Imam ats-Tsa‘laby (Mulai Awal Surat al-Qashash sampai akhir Surat
Saba`)‖ hlm. 1-14
15
9. Jurnal ad-Dakhil dalam Tafsir al-Jami’ li Ahkam Al-Qur`an karya
al-Qurthubi: Analisis Tafsir Surah Al-Baqarah yang ditulis oleh
Maryam Shofa. Tulisan dalam artikel ini menjelaskan bahwa Tafsir
al-Qurthubi yang termasuk kategori bi al-ma`tsur, masih terindikasi
adanya ad-dakhil di dalamnya. Kendati al-Qurthubi sendiri
mensyaratkan adanya penyandaran sebuah riwayat kepada
perawinya, sedikit banyak ia tidak konsisten pada syarat yang ia
tetapkan.
Terdapat 5 ayat yang dikaji dalam artikel ini. Kesimpulannya
adalah adanya unsur ad-dakhil dalam tafsir al-Qurthubi. Sebagian
diantaranya berbentuk hadis dha’if atau maudhu’, sebagian berupa
israiliyyat yang bertentangan dengan nas atau akal sehat, serta hadis
dhaif atau palsu yang disandarkan kepada sahabat.
Faktor yang menjadikan adanya unsur ad-dakhil dalam tafsir al-
Qurthubi disebutkan karena ia kurang selektif mengutip hadis yang
digunakan dalam penafsirannya, dan masih menggampangkan
riwayat israiliyyat.21
10. Ibrahim Syuaib Z, Dakhil al-Naqli dalam Al-Qur`an dan Tafsirnya
Departemen Agama RI edisi 2004, Lembaga Penelitian Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2009. Tulisan ini
mengungkap adanya ad-dakhil khusunya ad-dakhil al-naqli yang
terdapat di dalam Al-Qur`an dan Tafsirnya, yang disusun oleh
Departemen Agama Republik Indonesia.
Hasil penelitian yang mengambil sampel hanya 10 juz pertama
Al-Qur`an, menyebutkan adanya unsur ad-dakhil di dalam tafsir.
Terdiri dari 14 tafsir yang menggunakan hadis dhaif, satu tafsir
21 Maryam Shofa, ―Ad-Dakhil dalam Tafsir al-Jami` li Ahkam al-Qur`an karya al-
Qurthubi: Analisis Tafsir Surah al-Baqarah‖, dalam Suhuf, Vol. 6 No. 2 2013, hlm. 271-294
16
menggunakan hadis maudhu’, dan satu tafsir menggunakan pendapat
sahabat yang kontradiksi dengan hadis sahih.22
11. Hana Andriana, Israiliyyat dalam Kisah Harut dan Marut
(Komparasi Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Khazin). Skripsi ini
meneliti tentang kualitas israiliyyat kisah Harut dan Marut dari dua
tafsir, salah satunya al-Khazin yang juga menjadi objek penelitian
skripsi ini. Hasil akhirnya adalah adanya riwayat israiliyyat yang
disajikan dalam kedua tafsir tersebut, dan kualitasnya tertolak.23
Persamaannya dengan skripsi ini adalah kajian tentang israiliyyat
dalam tafsir al-Khazin (salah satu bentuk ad-dakhil bi al-ma`tsur).
Perbedaaannya, penulis tidak hanya meneliti tentang israiliyyat,
namun juga hadis dan riwayat lainnya.
12. Jurnal Kepemimpinan Wanita dalam Surah al-Naml (Analisis dalam
Perspektif Gender), yang ditulis oleh Suharno. Tulisan ini berfokus
menelaah kepemimpinan Balqis di dalam surat an-Naml. Didahului
dengan deksripsi umum mengenai surat an-Naml, perdebatan soal
hak perempuan untuk ada dalam kursi pemerintahan tertinggi, lalu
kajian tentang kepemimpinan Ratu Saba` di dalam surat an-Naml
yang dinilai dari perspektif gender. Kesimpulannya, wanita bisa saja
menjadi pemimpin asalkan memiliki kemampuan yang memadai
sehingga sanggup menjalankan roda pemerintahan, sebagaimana
yang ditampakkan Ratu Saba` dalam surat An-Naml.24
22 Ibrahim Syuaib Z, “Dakhil al-Naqli dalam Al-Qur`an dan Tafsirnya Departemen
Agama RI edisi 2004‖, Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung, 2009 hlm. 1-16
23 Hana Andriana, ―Israiliyyat dalam Kisah Harut dan Marut (Komparasi Tafsir
Ibnu Katsir dan Tafsir al-Khazin‖, Skripsi, Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta, 2017 h. 133-134. Tidak diterbitkan (t.d)
24 Suharno, “Kepemimpinan Wanita dalam Surah al-Naml (Analisis dalam
Perspektif Gender)‖, dalam Musawa, vol. 4, no. 1, Juni 202 hlm. 83-92
17
Dari kajian-kajian pustaka diatas, dapat disimpulkan bahwa belum
ada yang meneliti tentang ad-dakhil dalam tafsir al-Khazin,
khususnya pada ayat-ayat tentang kisah di surah an-Naml,
sebagaimana judul skripsi ini.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, yaitu suatu proses penemuan dan pengumpulan,
analisis dan interpretasi data visual dan naratif yang komprehensif untuk
mendapatkan pemahaman tentang suatu fenomena atau masalah yang
menarik perhatian25
, dimana peneliti sebagai instrumen kunci.26
Dan
akan diteliti dengan menggunakan pendekatan kritik tafsir dan kritik
hadis.
Kritik tafsir adalah cara, prosedur, langkah-langkah ilmiah dan
sistematis untuk melakukan analisis, evaluasi dan penilaian terhadap
tafsir Al-Qur`an. Metodologi kritik tafsir mempunyai berbagai macam
bentuk, diantaranya kritik sejarah, kritik sastra, hermeneutika, kritik al-
inhiraf, dan kritik ad-dakhil.27
Dalam hal ini, penelitian akan fokus
menelaah tentang unsur ad-dakhil.
Kritik hadis akan digunakan untuk menyeleksi riwayat-riwayat yang
dicantumkan dalam kitab tafsir. Ada dua tahapan dalam pendekatan
kritik ini, yakni meneliti sanad (jalur periwayatan/para perawi hadis).
Jika sudah didapatkan kesimpulan mengenai status sanad tersebut, dan
dapat dipastikan bahwa matan (materi) riwayat bersumber dari
25 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2017) hlm. 330
26
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2016) hlm. 347
27 Muhammad Ulinnuha, Rekonstruksi Metodologi Kritik Tafsir, (Jakarta:
Azzamedia, 2015) hlm. 70-86
18
Rasulullah saw, tahap selanjutnya adalah meneliti matan guna
menjelaskan apabila terjadi kontradiktif atau kesulitan dalam
pemahamannya. Tahapan ini dilakukan secara hierarki.28
2. Sumber Data
Sumber data primer untuk penelitian ini adalah Al-Qur`an dan kitab
Tafsir Al-Khazin, Lubab at-Ta’wil fi Ma’ani at-Tanzil. Dan sumber data
sekunder akan dikaji dari buku-buku, kitab-kitab, jurnal, dan artikel-
artikel otoritatif yang mempunyai keterkaitan dengan judul skripsi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data.
Dalam hal ini, penulis akan menggunakan studi dokumentasi (library
research)29
, yakni mengumpulkan data dari berbagai sumber data yang
telah disebutkan diatas untuk kemudian diklasifikasikan berdasarkan
sistematika pembahasan.
4. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri dan
orang lain.30
Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif-analisis. Setelah data diperoleh, data itu akan diolah
28
Ahmad Fudhaili, Perempuan di Lembaran Suci, (Jakarta: Transpustaka, 2013)
hlm. 44-45
29
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2016) hlm. 396
30 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta 2016) hlm. 402
19
menggunakan deskriptif-analisis. Metode deskriptif akan penulis
gunakan untuk menjabarkan ad-dakhil, yang meliputi pengertian ad-
dakhil, sejarah kemunculan dan perkembangannya, sumber serta
bentuknya dan sebagainya, lalu deskripsi singkat tentang surah an-Naml
serta ayat-ayat kisah di dalamnya. Juga akan digunakan di bab ketiga,
yakni deskripsi mengenai al-Khazin dan kitab tafsirnya. Sedangkan
metode analisis akan penulis gunakan untuk mengindikasi unsur ad
dakhil dalam penafsiran al-Khazin yang ditelaah pada ayat-ayat kisah di
surah an-Naml.
G. Teknik dan Sistematika Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Petunjuk Teknis
Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta tahun
2016.
Bab pertama. Di bab pertama ini penulis akan menjabarkan
pendahuluan skripsi yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, teknik dan sistematika
penulisan.
Bab kedua. Pada poin pertama penulis akan memaparkan deskripsi
mengenai ad-dakhil. Meliputi pengertiannya secara etimologi dan
terminologi, sejarah kemunculan dan perkembangannya, bentuk-bentuk
ad-dakhil, implikasi ad-dakhil terhadap penafsiran, serta urgensi
mempelajari ad-dakhil. Serta akan dijabarkan gambaran umum tentang
surah an-Naml serta yang berkaitan dengan kandungan maupun ayat-
ayat kisah di dalamnya. Pada bab ini, akan digunakan metode deskriptif.
Bab ketiga. Penulis akan mengisi bab tiga skripsi ini dengan
mendeskripsikan sumber primer yang akan didahului dengan biografi
20
pengarangnya, yakni al-Khazin. Meliputi latar belakang sosio historis
kehidupannya, perjalanan intelektual, guru-guru dan karya-karyanya,.
Penulis juga akan menjabarkan profil kitab Lubab at-Ta’wil fi Ma’ani
at-Tanzil dari latar belakang penulisan tafsir dan latar belakang
penamaan kitab. Serta metodologi kitab yang meliputi metode dan corak
penafsiran, sumber dan referensi penafsiran, karakteristik penafsiran dan
sistematika penulisan, serta aliran kalam dan mazhab fikih yang
tentunya juga berpengaruh pada produk tafsir al-Khazin. Di bab ketiga
ini juga akan digunakan metode deskriptif.
Bab keempat adalah inti dari pembahasan skripsi. Penulis akan
menjabarkan analisa ad-dakhil di dalam tafsir al-Khazin. Analisa ayat
akan dijabarkan dalam tema-tema, dan disajikan dalam deretan angka.
Metode yang akan digunakan adalah metode analisis. Ayat-ayat yang
terindikasi unsur ad-dakhil akan dianalisa dengan pendekatan kritik
hadis dan kritik tafsir.
Bab kelima, yang merupakan bab terakhir. Di bab ini penulis akan
mencantumkan kesimpulan dari penelitian ini dan saran serta masukan
terkait.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian mengenai ad-dakhil dalam tafsir al-Khazin
ini, penulis dapat menyimpulkan:
1. Bibit ad-dakhil tumbuh bersamaan dengan sejarah masuknya
israiliyyat, yakni adanya akulturasi budaya serta intelektual antar
Ahli Kitab—yang mayoritas berbangsa Yahudi—dan masyarakat
Arab pada masa pra Islam. Ad-dakhil kemudian berkembang dan
tumbuh pesat antara lain disebabkan oleh fanatisme, perbedaan
mazhab, kebencian terhadap Islam, kepentingan politik dan lain-lain.
Bentuk-bentuk ad-dakhil secara garis besar terbagi menjadi
israiliyyat (dengan kategori tawaqquf dan bathil); maudhu’at (baik
hadis yang disandarkan kepada nabi dan pendapat yang dinisbahkan
pada sahabat atau tabi’in, ataupun pendapat keduanya yang
kontradiktif dan tidak dapat dipadukan dengan Al-Qur`an, sunnah,
ataupun akal); hadis dhaif (dengan penelitian komprehensif); serta
takwil (dari rasio) yang berlebihan, baik dari segi bahasa, sufistik,
ataupun saintifik.
2. Ad-Dakhil pada ayat-ayat kisah di surah an-Naml ditemukan dalam 6
ayat yang kesemuanya merupakan ad-dakhil bi al-ma`tsur
(riwayat), dan banyak didapati di kisah nabi Sulaiman serta kisah
Ratu Saba`. Bentuk-bentuknya berupa; 1 hadis maudhu’, 1 hadis
dhaif, 2 riwayat israiliyyat dengan kategori bathil, dan 3 israiliyyat
dengan kategori tawaqquf. Dan sangat disayangkan, bahwa al-
Khazin tidak mengemukakan komentar atau perhatian terhadap
riwayat-riwayat ad-dakhil tersebut.
92
B. Saran
1. Penelitian mengenai ad-dakhil fi tafsir harus berkelanjutan, dengan
harapan agar produk tafsir bersih dari segala hal yang dapat
melemahkannya.
2. Studi ad-dakhil fi tafsir sudah selayaknya menjadi pertimbangan
serius untuk diajarkan di PTN/PTS Islam di Indonesia.
93
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur`an al-Karim
Abidu, Yunus Hasan, Tafsir Al-Qur`an (Sejarah Tafsir dan Metode Para
Mufasir) terj. Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq, Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2007
Abu Syahbah, Muhammad, Israiliyyat dan Hadis-Hadis Palsu Tafsir Al-
Qur`an, terj. Mujahidin Muhayan dkk, Depok: Keira Publishing,
2016
Andriana, Hana, “Israiliyyat dalam Kisah Harut dan Marut (Komparasi
Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Khazin”, Skripsi, Fakultas
Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, 2017. Tidak
diterbitkan (t.d)
al-Baghawi, Ma’alim at-Tanzil, Dar Thibah li an-Nasyr wa at-Tauzi’,
ditahqiq oleh Muhammad ‘Abdullah an-Namr dkk
al-Bukhari, Muhammad ibn Isma’il, Shahih al-Bukhari, Dar Tuq an-Najah
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen
Agama RI, 2009
adz-Dzahabi, Husein, at-Tafsir wa al-Mufassirun, Kairo: Maktabah Wahbah
__________, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis, terj. Didin Hafidhuddin,
(Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 1993)
__________, Penyimpangan dalam Penafsiran Al-Qur`an, terj. Hamim Ilyas
dan Machnun Husein, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996)
Farhati, Wahdah, Ad-Dakhil dalam Tafsir Fath Al-Qadir (Studi Analisis Ad-
Dakhil dan Implikasinya dalam Surat Yusuf), Jakarta: PT Qaf
Media Kreativa, 2017
al-Farmawi, Abdul Hayy, Metode Tafsir Maudhui dan Cara Penerapannya,
terj. Rosihon Anwar, Bandung: CV Pustaka Setia, 2002
94
Fudhaili, Ahmad, Perempuan di Lembaran Suci, Jakarta: Transpustaka,
2013
Hizbullah, Muhammad, “الدخيل في قصة يوسف عليه السلام الواردة في التفسير”,
Skripsi, Fakultas Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2009. Tidak diterbitkan (t.d)
Ibn Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah, Dar Ihya` at-Turots al-‘Araby, 1988
________, Tafsir Al-Qur`an al-‘Adhim, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,
1419 H
Ibn Sulaiman, Muqatil, Tafsir Muqatil ibn Sulaiman, Beirut: Dar Ihya` at-
Turots, 1423 H, ditahqiq oleh ‘Abdullah Mahmud Syahatah
‘Itr, ‘Nuruddin, Ulumul Hadits, terj. Mujiyo, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012
Iyyazi, Ali, Al-Mufassirun Hayatuhum wa Manhajuhum, Teheran:
Muassasah ath-Thaba’ah wa an-Nasyr, 1212 H
Izzan, Ahmad, Metodologi Ilmu Tafsir, Bandung: Tafakur, 2011
Khaled, Amr, Pesona Al-Qur`an, terj. Ahmad Fadhil, Jatiwaringin: Sahara,
2005
al-Khatib, Muhammad ‘Ajjaj, Ushul al-Hadits (Pokok-pokok Ilmu Hadis),
Jakarta: Gaya Media Pratama, 2013
al-Khazin, Lubab al-Ta`wil fi Ma’ani al-Tanzil, Beirut: Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyah, 2004
al-Maristan, Abu Bakr Muhammad, Ahadits asy-Suyukh ats-Tsiqat (al-
Masyikhah al-Kubra), Dar ‘Alim, 1422 H
al-Mishri, Ibn Mulqin Sirajuddin as-Syafi’i, Mukhtasar Istidrak al-Hafidz
adz- Dzahabi ‘ala Mustadrak Abi ‘Abdillah al-Hakim, Riyadh: Dar
al-‘Ashimah, 1411 H
al-Mizzy, Abu al-Hajjaj, Tahdzib al-Kamal fi Asma` ar-Rijal, Beirut:
Muassasah ar-Risalah
95
Munawir, Burhan, “Al-Dakhil dalam Penafsiran Al-Qur`an tentang al-
Sam’iyyat dan Al-Kauniyah”, Tesis, Sekolah Pascasarjana UIN
Syarif Hidayatullah, 2008. Tidak diterbitkan (t.d)
Monalisa, Syarifah, “الدخيل في التفسير: قصة آدم عليه السلام نموذجا, Skripsi,
Fakultas Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015 . Tidak diterbitkan (t.d)
an-Naisaburi, Abu ‘Abdillah al-Hakim, al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihain,
ditahqiq oleh Mustafa ‘Abdul Qadir ‘Atha, Beirut: Dar al-
Kutub al-Ilmiyah, 1990
an-Najjar, Jamal Musthofa, Usul ad-Dakhil fi Tafsir `Ayi at-Tanzil, Kairo:
Jami’ah al-Azhar 2009
Niat, Khoirun, dalam artikel “al-Dakhil dalam Kitab al-Kasyfu wa al-Bayan
‘an Tafsir al-Qur`an karya Imam ats-Tsa’laby (Mulai Awal Surat al-
Qashash sampai akhir Surat Saba`)”
Ni’mah, Siar, Ad-Dakhil dalam Tafsir Al-Mizan fi Tafsir Al-Qur`an karya
Husain ath- Thabathaba’i (Studi Kritis Tafsir Esoterik Ayat-Ayat
Imamah), Jakarta: PT Qaf Media Kreativa, 2017
al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam al-Qur`an, Kairo: Dar al-Kutub al-Mishriyah,
1964
Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta: Amzah, 2014
as-Sayyid ‘Ali Isa, Ibrahim ‘Ali, Keutamaan Surah-Surah Al-Qur`an, terj.
Abdul Hamid, Jakarta: Sahara, 2010
ash-Shabuny, Muhammad ‘Ali, Cahaya Al-Qur`an, terj. Munirul Abidin,
Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2002
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah, (Ciputat: Lentera Hati, 2009
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, Bandung: Alfabeta, 2016
Sumarna, Elan, dan M. Abdurrahman, Metode Kritik Hadis, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013
96
Suryadilaga M. Alfatih dkk, Metodologi Ilmu Tafsir, Yogyakarta: Penerbit
Teras, 2005
Sya’roni, Usman, Otentisitas Hadis Menurut Ahli Hadis dan Kaum Sufi,
Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008
Syibromailisi, Faizah Ali, Tafsir bi al-Ma`tsur, Jakarta: PT Siwibakti Darma,
2010
Syuaib, Ibrahim, “Dakhil al-Naqli dalam Al-Qur`an dan Tafsirnya
Departemen Agama RI edisi 2004”, Lembaga Penelitian
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2009
ath-Thabari, Ibn Jarir, Jami’ al-Bayan ‘an Ta`wil ‘Ayi Al-Qur`an, Dar
Hijrah li ath-Thaba’ah wa an-Nashr
ath-Thabrani, Abu al-Qasim, Musnad asy-Syamiyyin, Beirut: Muassasah ar-
Risalah, 1984
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996
ats-Tsa’laby, Abu Ishaq, al-Kasyf wa al-Bayan ‘an Tafsir al-Qur`an,
Beirut: Dar Ihya at-Tsurots al-‘Araby, 2002
at-Turmudzi, Al-Hakim, Nawadir al-Ushul fi Ahadits ar-Rasul saw, Beirut:
Dar al-Jil
Ulinnuha, Muhammad, Rekonstruksi Metodologi Kritik Tafsir, Jakarta:
Azzamedia, 2015
Yusuf, A. Muri, Metode Penelitian, (akarta: Penerbit Kencana, 2017
Zulfikri, dalam artikel “Pemikiran Penafsiran Al-Qur`an, Tafsir dan Ta’wil
Abad Pertengahan (Studi Tafsir Lubab al-Ta`wil fi Ma’ani al-
Tanzil)” hlm. 8
Jurnal Fikri, Vol. 1 No.2 Desember 2016
Jurnal Madania Vol. 21 No. 2 Desember 2017
Jurnal Mutawatir, vol. 5 no. 1 Juni 2015
97
Jurnal Musawa, Vol. 4 No. 1 Juni 202
Jurnal Suhuf, Vol. 6 No. 2 2013