definisi apartment

127
i LAPORAN PENULISAN BUKU AJAR Perumahan Berlantai Banyak/ Vertical Housing (339 D51 03) Dr. Ir. Idawarni Asmal, MT PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014

Upload: eggyyoga

Post on 17-Dec-2015

168 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

definisi apartemen

TRANSCRIPT

  • i

    LAPORAN PENULISAN BUKU AJAR

    Perumahan Berlantai Banyak/

    Vertical Housing

    (339 D51 03)

    Dr. Ir. Idawarni Asmal, MT

    PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    2014

  • ii

  • iii

    Kata Pengantar

    Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas terselesaikannya penulisan buku ajar

    Perumahan Berlantai Banyak / Vertical Housing. Tujuan penulisan buku ajar adalah untuk memberikan materi perkuliahan tentang perumahan pesisir yang terstruktur dan sesuai

    dengan GBRP (Garis-Garis Besar Pembelajaran). Menarik, interaktif, dan inovatif, serta

    memudahkan mahasiswa dalam belajar. Selain itu juga akan memudahkan dosen atau tenaga

    pengajar dalam memberikan mata kuliah.

    Hasil dari penulisan buku ajar ini menghasilkan sebuah karya ilmiah yang dapat

    diakses oleh semua kalangan terutama mahasiswa, karena selain disajikan dalam bentuk hard

    copi, juga disajikan dalam bentuk soft copi yang dapat diakses dilaman UNHAS.

    Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepakan bapak-bapak dan ibu-ibu rekan

    tenaga pengajar di jurusan Arsitektur Fakultas Teknik atas masukan yang sangat penting

    dalam penyempurnaan laporan ini.

    Penulis menyadari bahwa hasil penulisan buku ajar tentang perumahan pesisir ini

    tentunya masih memiliki kekurangan. Untuk itu penulis berharap akan ada penelitian-

    penelitian lain yang melengkapi penulisan buku ajar ini.

    Penulis

    Dr. Ir. Idawarni Asmal, MT.

  • iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i

    HALAMAN PENGESAHAN Ii

    KATA PENGANTAR iii

    DAFTAR ISI iv

    PENDAHULUAN 1

    GARIS-GARIS BESAR PEMBELAJARAN 2

    1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN

    BERLANTAI BANYAK

    6

    2 TUJUAN PENGADAAN PERUMAHAN

    BERLANTAI BANYAK

    7

    3 DEFINSI PERUMAHAN BERLANTAI BANYAK

    7

    4. KLASIFIKASI 8

    A. Apartemen Berdasarkan Golongan Ekonomi Penghuninya

    8

    B. Apartemen Berdasarkan Ketinggian Bangunan : 13 C. Apartemen Berdasarkan Ketinggian Bangunan 17 D. Apartemen Berdasarkan Bentuk Massa

    Bangunan

    18

    E. Apartemen Berdasarkan Pencapaian Vertical 31 F. Apartemen Berdasarkan Pencapaian Horizontal 32 G. Mix Use Apartemen 34 H. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Kepadatan

    Ruang Tidur Tiap Unitnya

    39

    5 PERSYARATAN TEKNIS PERUMAHAN

    BERLANTAI BANYAK

    43

    A. Kriteria Pemilihan Lokasi Permukiman dan Rumah Susun

    43

    B. Prasarana Lingkungan Perumahan Berlantai Banyak

    50

    6 STANDAR: TATA CARA PERENCANAAN

    FASILITAS LINGKUNGAN RUMAH SUSUN

    SEDERHANA. DEPARTEMEN PEKERJAAN

    UMUM

    63

    7 PERAN RUANG PUBLIC PADA PERUMAHAN

    BERLANTAI BANYAK

    74

    A. Definisi Ruang Publik

    74

    B. Ruang Terbuka Hijau Pada Bangunan/Perumahan

    75

    C. Peran Ruang Public pada Perumahan Berlantai

    Banyak

    78

  • v

    D. Peran Ruang Public Perumahan Berlantai Banyak Kaitannya Dengan Budaya

    80

    E. Peran Ruang Public Perumahan Berlantai Banyak Kaitannya Dengan Jenis Kelamin dan

    Usia

    84

    8 SISTEM PEMBIAYAAN DAN KEPEMILIKAN

    PERUMAHAN BERLANTAI BANYAK

    89

    A. Sistem Pembiyaaan 89 B. Sistem Kepemilikan

    89

    9 SISTEM STRUKTUR DAN UTILITAS

    PERUMAHAN BERLANTAI BANYAK

    91

    A. Sistem Struktur 91 B. Sistem Utilitas

    109

    DAFTAR PUSTAKA 118

  • 1

    PENDAHULUAN

    Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di Universitas

    hasanuddin fakultas Teknik jurusan Arsitektur adalah pembelajaran dengan sistem

    learing Base Education ( LBE). Sistem learning ini dimasudkan untuk menggantikan

    sistem pembelajaran lama yang masih konvensional. Dengan sistem learning maka

    sangat diharapkan bahan ajar akan dapat diperoleh oleh mahasiswa dengan cara yang

    mudah mudah melalui media online, Selain itu, sistem tersebut juga dapat meningkatkan

    kompetensi mahasiswa sehingga menunjang pembelajaran berbasis KBK.

    Selama ini pada mata kuliah Perumahan Berlantai Banyak (Vertical Housing), sistem

    pembelajaran masih dilakukan dengan cara konvensional yang terbatas waktu

    penyajiannya dan kurang kreatif dan inovatif sehingga kurang diminati oleh mahasiswa,

    padahal mata kuliah perumahan berlantai banyak (vertical housing) sangat penting untuk

    disajikan dan diambil oleh mahasiswa, mengingat saat ini sedang gencar-gencarnya

    pemerintah melaksanakan program pengadaan perumahan yang salah satunya adalah

    program perumahan berlantai banyak atau rumah susun, apartemen maupun

    kondominium. Jenis perumahan seperti ini lahir karena tingginya permintaan masyarakat

    akan sarana hunian, sedang ketersediaan lahan hunian diperkotaan sangat terbatas dan

    harganyapun tinggi.

    Untuk merealisasikan hal tersebut, maka dibutuhkan tenaga-tenaga yang handal dan

    terampil dalam bidang disain arsitektur perumahan berlantai banyak, maka arsitektur

    sebagai salah satu bidang keilmuan memiliki kurikulum dengan memasukkan perumahan

    berlantai banyak sebagai salah satu matakuliah.

    Matakuliah Perumahan Berlantai Banyak merupakan mata kuliah pilihan dengan jumlah

    kredit 3 SKS (Satuan Kredit Semester) yang disajikan pada semester genap (mahasiswa

    mengambil mata kuliah pilihan dimulai dari semester 6 (enam) ke atas). Mata kuliah ini

    merupakan mata kuliah yang termasuk dalam rumpun matakuliah laboratorium

    perumahan dan permukiman. Apabila mahasiswa berencana untuk menyelesaikan tugas

    akhir baik konsentrasi riset atau disain / perancangan yang terkait dengan bidang

    keilmuan perumahan dan permukiman berlantai banyak, maka seharusnya mengambil

    mata kuliah pilihan tersebut. Untuk mendukung hal ini, maka melalui program

    pembuatan buku ajar akan dibuat materi mengenai matakuliah Perumahan Berlantai

    Banyak (Vertical Housing) yang akan mengajikan presentasi informasi dan

    pengetahuan yang komprehensif dalam bentuk teks, gambar, latihan-latihan, umpan balik

    secara langsung dari mahasiswa dan pengamatan lapangan.

  • 2

    RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS KGB

    MATAKULIAH PERUMAHAN BERKANTAI BANYAK (VERTICAL HOUSING)

    1. Kompetensi Utama : a. Mampu menangkap, menelaah, mengolah pikiran dan rasa dan secara kreatif, imajinatif dan inovatif terhadap teori dan konsep tentang perumahan berlantai banyak atau vertical housing

    b. Mampu menerapkan teori-teori, konsep-konsep, norma-norma dan standar ilmiah/sains, teknologi dalam

    konteks perumahan berlantai banyak atau vertical housing di kawasan perkotaan, baik dalam kawasan

    inner city maupun dalam kawasan area pesisir dengan pendekatan kehidupan social-budaya, ekonomi

    masyarakat.

    2. Kompetensi Pendukung : a. Menguasai wawasan pengetahuan lingkungan b. Menguasai teori arsitektur permukiman/perumahan dan perkotaan

    c. Menguasai konstruksi dan utilitas bangunan berkantai banyak

    3. Kompetensi Lainnya : a. Mahasiswa mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin b. Mahasiswa memiliki nilai kompetitif dan rasa percaya diri pada kemampuan yang dimiliki dalam

    komunitas professional dalam lingkup nasional dan internasional

    Sasaran Belajar : a. Mahasiswa dapat berpikir kritis dalam menyikapi issu-issu, fenomena, perkembangan dan permasalahan

    yang berkaitan dengan perumahan berlantai banyak atau verikal hosuing.

    b. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian dan berperanserta dalam menyikapi masalah-masalah terkait dengan perumahan berlantai banyak, baik dalam kawasan inner city maupun dalam area

    pesisir.

    c. Mahasiswa mampu merumuskan suatu konsep dan mampu mengaplikasinya dalam bentuk disain

  • 3

    Minggu Sasaran Pembelajaran Materi Pembelajaran Strategi/ Metode

    Pembelajaran Indikator Penilaian

    Bobot

    Nilai (%)

    1

    Mampu memahami materi ,

    metode perkuliahan dan

    penilaian mata kuliah

    Kontrak perkuliahan Menjelaskan hak-hak dan

    kewajiban mahasiswa serta aturan-

    aturan dalam melaksanakan

    perkuliahan

    Menjelaskan secara umum dan ringkas tentang materi Perumahan

    Berlantai Banyak (Vertical

    Housing)

    Latar Belakang dan tujuan Pengadaan Perumahan Berlantai

    Banyak

    Ceramah interaktif

    Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif)

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (softskills

    /physikomotorik)

    Kedisiplinan (apektif)

    5

    2-5

    Mampu mengetahui, dan

    memahami teori-teori dan

    konsep-konsep serta standar-

    standar tentang Perumahan

    Berlantai Banyak (Vertical

    Housing)

    Tinjauan Umum Perumahan Berlantai

    banyak

    Definisi Perumahan Berlantai Banyak

    Klasifikasi Perumahan Berlantai Banyak

    Persyaratan teknis perumahan berlantai banyak

    Sarana dan prasarana Perumahan Berlantai Banyak

    Ceramah interaktif Kajian pustaka

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif)

    Ketelitian dan kebenaran perhitungan standar

    permukiman

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (softskills/

    physikomotorik) Kedisiplinan (apektif)

    10

    6-8

    Mampu mengetahui, dan

    memahami teori-teori dan

    konsep-konsep seta standar-

    standar perihal ruang public

    pada permukiman berlantai

    banyak

    Peran ruang public pada

    Perumahan Berlantai Banyak

    Definisi ruang public

    Peran ruang public pada Perumahan Berlantai Banyak

    Peran ruang public Perumahan Berlantai banyak kaitannya dengan

    budaya

    Peran ruang public Perumahan Berlantai Banyak kaitannya

    Ceramah interaktif Kajian pustaka

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif)

    Ketelitian dan kebenaran perhitungan standar

    permukiman

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas

    (softskills/physikomotorik)

    10

  • 4

    Minggu Sasaran Pembelajaran Materi Pembelajaran Strategi/ Metode

    Pembelajaran Indikator Penilaian

    Bobot

    Nilai (%)

    dengan jenis kelamin dan usia Kedisiplinan (apektif)

    9-10 Mampu memahami dan

    menyimak tentang sistem

    pembiayaan dan kepemilikan

    perumahan berlantai banyak

    Sistem Pembiayaan dan

    kepemilikan Perumahan Berlantai

    banyak

    Sistem Pembiyaaan

    Sistem kepemilikan

    Sistem struktur dan utilitas perumahan Berlantai Banyak

    Ceramah interaktif Kajian pustaka

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif)

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (softskills)

    Kedisiplinan (apektif)

    10

    11-12

    Mampu memahami dan

    menyimak permasalahan

    perumahan berlantai banyak,

    serta mampu membuat laporan

    yang baik dan benar serta

    sistimatis.

    Kegiatan lapangan dengan melihat, mencatat, mengerti dan memahami

    permasalahan di perumahan

    berlantai banyak

    Pembuatan laporan eksisting condition lapangan (perumahan

    berlantai banyak)

    Survey kelompok Diskusi kelompok

    (Small group)

    Self Directed Learning

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif)

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (softskills)

    Kedisiplinan (apektif)

    10

    13

    Mampu mempresentasikan

    permasalahan -permasalahan

    perumahan berlantai banyak

    Presentasi kondisi lapangan dan

    permasalahan perumahan berlantai

    banyak.

    Presentasi & diskusi kelompok

    Self Directed Learning

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Estetika (kebenaran, kelengkapan, kerapihan

    gambar)

    Teknik presentasi (kreatif dan komunikatif)

    Kontribusi keaktifan dalam diskusi kelompok

    (softskills/physikomotorik)

    Kedisiplinan mhs

    10

    14-15

    Mampu menganalisis problem

    solving perumahan berlantai

    banyak

    Pembuatan kelanjutan laporan

    tentang penyelesaian problem

    dengan berpedoman pada teori-

    teori, konsep dan standar yang ada.

    diskusi kelompok(small

    group)

    Self Directed Learning

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Estetika (kebenaran, kelengkapan, kerapihan

    gambar)

    10

  • 5

    Minggu Sasaran Pembelajaran Materi Pembelajaran Strategi/ Metode

    Pembelajaran Indikator Penilaian

    Bobot

    Nilai (%)

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok

    (softskills/physikomotorik)

    Kedisiplinan mhs (apektif)

    16

    Mampu mempresentasikan

    permasalahan permasalahan dan

    solusi dari permasalahan tersebut

    pada perumahan berlantai

    banyak

    Presentasi hasil problem solving

    terhadap permasalahan perumahan

    berlantai banyak.

    Presentasi & diskusi

    kelompok(small

    group)

    Self Directed Learning

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Estetika (kebenaran, kelengkapan, kerapihan

    gambar)

    Teknik presentasi (kreatif dan komunikatif)

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok

    (softskills/physikomotorik)

    Kedisiplinan mhs (apektif)

    10

    16

    Final Test

    Mendiskripsikan secara ringkas

    konsep yang terkait dengan

    perumahan berlantai banyak

    Self Directed Learning

    Estetika (kebenaran, kelengkapan, kerapihan

    gambar)

    Kedisiplinan (apektif)

    25

  • 6

    1. LATAR BELAKANG PENGADAAN PERUMAHAN BERLANTAI BANYAK

    Unite dHabitation adalah rumah susun yang dicetuskan oleh Lee Corbusier pada

    CIAM V di Paris (1937) dengan tema Housing and Home yang kelak menjadi cikal bakal

    rumah susun modern. Gagasan ini juga merupakan cikal bakal dari mega struktur di tahun

    limapuluhan (Johan Silas, 1993).

    Menurut Johan silas (1993) Ide Lee Corbusier ini didasarkan oleh :

    Adanya pertentangan antara gagasan J.P. Proudhon (Perancis) yang menolak keras

    milik pribadi atas property, dia ingin melihat kehidupan masyarakat yang adil melalui

    kebersamaan masyarakat dalam menghasilkan barang dan jasa. Ide tersebut disanggah

    oleh F. Engelas (German-Ingris) yang menganggapi bahwa model telah terlanjur

    dikuasai oleh kalangan terbatas dengan segala akibatnya serta adanya keraguan

    terhadap peran pemeriintah yang bisa efektif.

    Perang dunia pertama yang merubah status quo dari pemerintah dan makin gencarnya

    gerakan humanism.

    Banyaknya kota-kota di Barat yang rusak akibat perang

    Banyaknya tentara yang pulang dari peperangan tanpa memiliki rumah, dan

    pemerintah tidak dapat lepas dari tanggung jawab terhadap keadaan perumahan. Hal

    tersebut menjadi awal munculnya perumahan sosial,

    Industrialis Filantrop yang solider terhadap nasib buruhnya sehingga membangunkah

    beberapa perumahan bagi kalangan pekerja industry seperti workeras village yang

    dibangun oleh perusahaana coklat Cadbury

    Tugas bagi Lee Corbusier untuk membangun perumahan bagi buruh pabrik di Pessac

    Prancis.

    Setiap orang memiliki keinginan untuk mempunyai rumah. Rumah yang dimiliki

    seseorang dimana mereka sangat ingin membeli rumah tunggal, rumah gandeng, rumah

    ganda/koppel, atau rumah berteras dengan berbagai keunggulan yang manfaatnya berguna

    bagi anak-anak dan bagi orang tua yang tekun/rajin. Terdapat halaman belakang dimana

    segala sesuatunya dapat ditanam dan dipelihara seperti bunga dahlia, binatang peliharaan

    kelinci, sehingga mereka dapat menjadi tukang kebun yang amateur. Hal mana dapat

    meningkatkan kepuasan dari penghuni/pemilik rumah, tapi tujuan dari kepemilikan rumah

    juga juga di capai dalam rumah apartemen dan blok-blok hunian yang terdapat kota

    (Barbara Ward, 1976).

  • 7

    2. TUJUAN PENGADAAN PERUMAHAN BERLANTAI BANYAK

    Pengadaan perumahan berlantai banyak bertujuan untuk menjawab kebutuhan

    masyarakat akan hunian. Sebagaimana yang tercantum dalam UUD45 pasal 33 yang

    menyatakan bahwa pemerintah menjamin kebutuhan masyarakat akan sandang, pangan dan

    papan (perumahan). Sementara itu, lahan di wilayah perkotaan sangat terbatas luasnya dan

    harga yang sangat tinggi, sedang jumlah penduduk terus bertambah karena kelahiran maupun

    urbanisasi. Untuk memenuhi hak tersebut, maka salah satu cara yang dilakukan oleh

    pemerintah maupun pihak lainnya adalah dengan membangun rumah susun.

    3. DEFINISI PERUMAHAN BERLANTAI BANYAK

    Perumahan berlantai banyak disebut juga dengan rumah susun, apartemen atau

    kondominium. Rumah susun menurut PERMEN PU. NO 60/PRT/1992, adalah suatu

    bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang dibagi dalam suatu bagian-

    bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal mauoun vertical dan

    merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah,

    terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama atau

    tanah bersama.

    Sedang untuk istilah apartemen terdapat beberapa definisi yang dikutip dari beberapa

    sumber yang menjelaskan arti dari kata tersebut, yaitu sebagai berikut :

    Tempat tinggal suatu bangunan bertingkat yang lengkap dengan ruang duduk, kamar

    tidur, dapur, ruang makan, jamban, dan kamar mandi yang terletak pada satu lantai,

    bangunan bertingkat yang terbagi atas beberapa tempat tinggal. ( Kamus Umum Bahasa

    Indonesia, 1994, p : 69 )

    Bangunan hunian yang dipisahkan secara horizontal dan vertikal agar tersedia hunian

    yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat rendah atau bangunan tinggi,

    dilengkapi berbagai fasilitas yang sesuai dengan standart yang ditentukan. ( Ernst

    Neufert, 1980, p : 86 )

    Apartemen atau rumah susun memiliki pengertian sbb ( Komaruddin, 1997) sbb :

    Adalah bangunan bertingkat yang distrukturkan secara fungsional dalam arah

    horizontak mauoun vertical dan nama tersebut sebagai terjemahan dari kata-kata

    condominium, flat atau apartemen.

  • 8

    Sertifikat hal milik atas satuan rumah susun, mempunyai pengertian adanya

    kepemilikan perseorangan dengan kepemilikan bersama yang merupakan satu kesatuan

    yang tidak terpisah-pisahkan satu dengan lainnya.

    Jadi secara umum apartemen dapat didefinisikan sebagai bangunan bertingkat yang

    memiliki unit-unit hunian yang di mana setiap unit terdapat ruang yang dapat menampung

    aktifitas sehari-hari, dan antar penghuni saling berbagi fasilitas yang disediakan secara

    bersama-sama.

    4. KLASIFIKASI PERUMAHAN BERLANTAI BANYAK

    Perumahan berlantai banyak atau disebut juga dengan rusun, rusuna, apartemen atau

    kondominium dapat diklasifikasikan atas beberapa cara, yaitu : berdasarkan

    pengelompokannya maka apartemen dibedakan atas golongan ekonomi, ketinggian

    bangunan, bentuk massa bangunan, pencapaian vertical, pencapaian horizontal, mix use

    apartemen, kepadatan ruang tidur tiap unitnya. Apartemen dapat dibedakan berdasarkan

    pengelompokannya yaitu :

    A. Apartemen Berdasarkan Golongan Ekonomi Penghuninya

    Ada 3 macam apartemen berdasarkan golongan ekonomi penghuninya, yaitu : (Apartments:

    Their Design and Development, 1967 : 42-43).

    Apartemen golongan bawah

    Apartemen golongan bawah adalah apartemen yang diperuntukkan bagi masyarakat yang

    berada pada level ekonomi rendah. Apartemen jenis ini dihuni oleh mereka yang bermata

    pencaharian sebagai buruh tani, nelayan, buruh industry atau mereka yang bekerja pada

    sector non formal lainnya seperti pedagang kaki lima, tukang becak, sopir dll. Selain kepada

    kelompok tersebut, rusun jenis ini juga diperuntukkan bagi karyawan isntansi swasta.

    Pembangunan apartemen jenis ini biasanya terkait dengan program pemerintah karena adanya

    perubahan fungsi lahan (alih fungsi lahan), mengembalikan fungsi lahan ke fungsi semula,

    perbaikan kualitas lingkungan perumahan baik perumahan kumuh maupun perumahan liar.

    Apaartemen golongan bawah juga sering disebut rusun (rumah susun) atau rusuna (rumah

    susun sederhana). Rusun atau rusuna dapat disewakan atau dijual oleh pihak pengemban

    yang biasanya adalah perumnas (BUMN). Rusun atau rusuna memiliki fasilitas yang sangat

    minim dan privacy yang kurang karena memang diupayakan standar perencencanannya

    seminimum mungkin karena terkait dengan biaya yang juga minim. Oleh karena itulah

  • 9

    pemerintah memiliki prototype dari rusun yang dapat digunakan di seluruh Indonesia, untuk

    meminimumkan biaya perencanaan. Berikut gambar-gambar rumah susun (rusun) bagi

    kalangan ekonomi bawah)

    Rumah Susun Tambora Jakarta Barat

    Apartemen golongan bawah atau rusun dalam masa pasca huni berkembang menjadi kumuh.

    Rusun nelayan di Tanjung Bunga Makassar. Pada bagian bawah rusun dijadikan sebagai area

    publik bagi penghuni rusun

    Gambar 1. Apartemen Golongan Masyarakat Kelas Ekonomi Bawah (sumber :Google.com)

  • 10

    Berikut ini gambar denah prototipe rusuna (rumah susun sederhana) yang dibuat oleh

    departemen P.U. Cipta Karya yang dapat digunakan di seluruh Indonesia.

    Gambar 2. Prototipe Rusuna (Sumber : Google.com)

  • 11

    Apartemen golongan menengah

    Apartemen kalangan menengah biasanya dihuni oleh mereka yang bekerja sebagai

    professional, pengusaha kelas menengah, orang asing. Apartemen jenis ini memiliki fasilitas

    yang lebih baik dari rusuna, demikian pula dengan keamanan, kenyamanan, dan privacy.

    Gambar 3. Apartemen Golongan Menengah (Sumber : Google.com)

    Apartemen atau rumah susun yang akan dibangun tersebut, dikhususkan untuk para pekerja,

    mahasiswa/i, polisi dan penghuni pondok pesantren. Lokasi Jabodetabek. (sumber

    (HarianDepok.com Properti)

    Apartemen golongan mewah

    Apartemen golongan mewah umumnya berlokasi dikawasan strategis dan memiliki kualitas

    lingkungan yang baik. Apartemen jenis tersebut umumnya dihuni oleh kalangan bisnismen,

    professional, orang asing. pejabat tinggi. Kawasan strategis dalam hal ini dapat berarti di

    pusat kota atau kawasan CBD (Central Bisniss District) atau kawasan yang memiliki kualitas

    lingkungan yang baik seperti kawasan water front city yang memiliki view yang baik dan

    bebas polusi. Apartemen golongan mewah memiliki maksimal security (kemanan) dan

    kenyamanan baik dari aspek teknis maupun non teknis.

  • 12

    Apartemen Green Buy Pluit. Agung Podomoro (Sumber: Google.com)

    Gambar 4. Apartemen Kalangan Atas (Kondominium)

    Perbedaan antara ketiga jenis apartemen ini hanya terletak pada lokasi, ukuran ruang

    pada tiap unit hunian, serta fasilitas yang disediakan oleh apartemen tersebut. Semua

    pembangunan rumah susun/apartemen/condominium tersebut di atas, termasuk flat, town

  • 13

    house, baik untuk hunian maupun non hunian atau campuran keduanya, semuanya mengacu

    kepada Undang-Undang Rumah Susun sebagai dasar perencanaan.

    B. Apartemen Berdasarkan Ketinggian Bangunan

    Berdasarkan ketinggian bangunan apartemen, menurut Samuel, Paul (1967 : 44-47),

    apartemen dibagi atas 3 jenis yaiyu : bertingkat rendah, sedang, dan tinggi.

    Apartemen bertingkat rendah / low-rise, yaitu apartemen yang mempunyai jumlah

    tingkat/lapis sampai 6 lantai. Apartemen low rise dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:

    1. Garden apartment, yaitu apartemen dengan 2-3 lantai, dengan 2-16 unit perlantainya.

    Sirkulasi vertikal menggunakan tangga dan terdapat banyak open space. Open space

    digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti untuk interaksi social, bermain, taman, dll).

    Gambar 5a. Garden Apartemen di Sanfrancisco menggunakan pola loop

    (sumber : Idawarni, 2010)

    Garden apartemen ini, pada bagian tengahnya merupakan ruang terbuka yang sifatnya pasif,

    tidak digunakan untuk kegiatan manusia/penghuni, tapi hanya untuk hijauan.

  • 14

    Gambar 5b. Mission Creek Park Apartemen Sanfrancisco (sumber : Idawarni, 2010)

    Apartemen ini adalah jenis garden apartemen. Pada apartemen ini jalan masuk tidak

    diperuntukkan untuk kendaraan, namun untuk pejakan kaki atau kendaraan sepeda.

    Jalan selain digunakan untuk jogging track dan untuk rekreatif. Kendaraan di parkir

    pada sisi lain dari apartemen.

    Gambar 5. Garden Apartemen

    2. Maissionette, yaitu apartemen yang tiap unitnya terdapat 2 lantai berdempetan unit

    yang satu dengan yang lain, dan fasilitas tempat parkir bersama.

    Gambar 6. Maisonette Apartemen, Lokasi Sanfransisco (sumber : Idawarni, 2010)

    Setiap unit bangunan apartemen dihuni oleh dua keluarga yang masing-masing

    memiliki tempat parkir pada lantai bawah.

  • 15

    3. Town house, yaitu hampir sama dengan massionette, perbedaannya tiap unit

    memiliki tempat parkir sendiri.

    Townhouse adalah kompleks kecil yang berisi rumah-rumah yang dibangun berderet.

    Kompleks rumah kecil ini disebut dengan cluster, yang umumnya memakai sistem

    keamanan one gate sistem. Dalam satu cluster umumnya berisi tidak lebih dari 30

    rumah. Umumnya, townhouse dilengkapi dengan fasilitas bersama seperti kolam

    renang, club house, dan ruang terbuka bersama untuk mendukung kenyamanan dan

    aktifitas penghuni (Suci, 2009). Facade seluruh rumah townhouse dalam cluster

    adalah sama. Hal ini menjadi pembeda dasar antara townhouse dan rumah mewah.

    Gambar 7. Town House (sumber : Idawarni, 2010)

  • 16

    Apartemen bertingkat rendah / low-rise sebaiknya diperuntukkan untuk ukuran

    lingkungan (neighboorhod), yang diperuntukkan khusus untuk satu kelompok masyarakat

    yang homogeny, misal apartemen atau rusun bagi nelayan, buruh pabrik, dsb. Ukuran jumlah

    penduduknya tidak terlalu besar (small) dan merupakan kantong-kantong dari orang-orang

    yang menyediakan atau meberikan suatu elemen-elemen sosial dan fisik yang menengah

    diantara individu, keluarga, dan yang lebih luas lagi yaitu kelompok yang heterogen.

    Kelompok-kelompok homogenitie ini adalah salah satu bagian dari process

    clustering. Proses clustering ini cenderung terjadi di kota, yang didasarkan pada penerimaaan

    pada perbedaan interprestasi dari kualitas lingkungan, gaya hidup, dan sistem pertahanan,

    dan homogenities. Proses clustering ini sangat baik untuk menjaga sebuah budaya dapat tetap

    survive. Menyediakan suatu setting yang tepat bagi sebuah sikap atau kelakuan yang mana

    akan dapat dimengerti, diatur dengan tepat dari makna dan komunikasi, dan dapat membagi

    symbol dan aturan-aturan tak tertulis, sistem aktivitas yang sama dan organisasi temporal.

    Clustering akan menjaga dan menciptakan jaringan kerja, penggunaan control keluarga dan

    pola budaya (Amos Rapoport, 1977). Cluster-cluster dari rumah susun ini dapat diikat oleh

    kehadiran open space sebagai ruang bersama public bagi kelompok-kelompok rusun.

    Apartemen bertingkat sedang / mid-rise.

    Apartemen ini memiliki ketinggian antara 6-9 lantai. Apartemen jenis telah menggunakan

    lift sebagai akses sirkulasi vertical menunju ke unit-unit huniannya.

    Gambar 8. Apartemen Tingkat Sedang (sumber: Google.com)

  • 17

    Apartemen bertingkat tinggi / high-rise.

    Apartemen tipe ini memiliki ketinggian di atas 9 lantai. Tipe apartemen ini umumnya

    merupakan apartemen untuk golongan menengah ke atas karena biasanya dibangun di daerah

    yang memiliki keterbatasan lahan yang harga lahannya mahal, yaitu dalam kawasan CBD

    (Central Bisnis District). Kawasan central bisniss distrik adalah kawasan pusat kota yang

    diperuntukkan untuk multi storage building.

    Gambar 9. Apartemen Tingkat banyak (High Rise Apartemen)(sumber: Google.com)

    C. Apartemen Berdasarkan Sistem Penyusunan Lantai

    Apabila apartemen di bedakan berdasarkan sistem penyusunan lantai, maka apartemen dibagi

    atas simplex, duplex, dan triplex ( Samuel Paul, Apartment, 1979, hal : 410-418 )

    Simplex

    Pada apartemen jenis ini, setiap unit keluarga memiliki satu lantai hunian.

    Duplex

    Pada apatemen jenis ini, setiap unit memiliki dua lantai, dalam pembagian ruangnya satu

    lantai berfungsi sebagai lantai bersifat semi privasi sedangkan lantai yang lainnya bersifat

    privasi. Lantai yang bersifat privacy biasanya terletak pada lantai 2 dari unit hunian tersebut.

    Triplex

    Pada apartemen jenis ini memiliki pembagian menjadi 3 lantai per unitnya. Di mana di

    tingkat 1 menjadi tempat servis, area di tingkat 2 bersifat semi privat sedangkan area di

  • 18

    tingkat 3 merupakan area yang bersifat privat. Dalam pembagian tingkat bervariasi yaitu:

    Half level dan split level.

    Simplex Duplex Triplex

    Gambar 10a. Apartemen Berdasarkan Penyusunan Lantai

    Gambar 10b. Apartemen Tipe Duplex dan Triplex (sumber : Idawarni, 1010)

    D. Apartemen Berdasarkan Bentuk Massa Bangunan : (Joseph De Chiare, Lee

    Koppelman, Manual of Housing/Planning and Design Criteria, New Jersey, 1975).

  • 19

    Slab

    Apartemen di Bronx, New York (sumber: Google.com)

    Gambar 11. Apartemen Tipe Slab

    Pada apartemen berbentuk slab, bangunan berbentuk seperti kotak yang pipih. Massa yang

    berbentuk slab biasanya menggunakan koridor sebagai penghubung ruang, yang terdiri dari:

    1. Double loaded corridor

    Gambar 12. Double Loaded Corridor (sumber: Google.com)

    Susunan penempatan unit-unit hunian secara ganda (berhadap-hadapan) sehingga

    menempatkan koridor pada bagian dalam gedung. Kedua unit-unit ruang hunian apartemen

  • 20

    yang saling berhadap-hadapan dapat diakses pada kedua sisi koridor. Manfaat koridor yang

    dapat diakses pada kedua sisinya adalah:

    Efisiensi yang lebih besar dari ruang sirkulasi dibandingkan dengan koridor yang

    hanya dapat diakses pada satu sisi saja

    Secara keseluruhan kepadatan lebih tinggi dari unit perumahan, hal ini mungkin

    diperlukan untuk apartemen yang berlokasi di lokasi di kota atau pusat distrik di

    mana jaringan transportasi umum dan fasilitas yang ada baik

    Potensi untuk bangunan yang memiliki dua sisi yang sama di lokasi yang sesuai

    Kesempatan bervariasi yang lebih besar dalam mix use apartemen karena

    kedalaman bangunan (lebar bangunan/bentangan) yang lebih besar.

    Lebih baik untuk membatasi jumlah apartemen dari salah satu koridor dari double

    loaded corridor.

    Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan termasuk:

    Jendela di ujung koridor untuk membiarkan cahaya dan udara leluasa ke dalam

    gedung, dan memungkinkan pandangan keluar yang lebih baik.

    Ruang ekstra di sekitar lift dan area sirkulasi, untuk membentuk lobi di mana orang

    dapat bertemu

    Lebar dan tinggi ruang tambahan di koridor, khususnya di sekitar pintu, untuk

    memberikan rasa kelapangan

    Menggunakan atrium di sebuah bangunan dengan rencana yang lebih baik. Hal ini

    dapat memungkinkan masuknya cahaya ke tengah bangunan.

    Terdapat potensi untuk menyelesaikan akses surya bagi unit hunian yang memiliki koridor

    tunggal atau double-loaded dengan cara menggunakan ketinggian ganda, kadang-kadang

    disebut sebagai "up-dan-over", apartemen. Ini akan efektif menjadi apartemen tingkat dua,

    dan tingkat kenyamanan yang lebih baik karena memiliki jendela di kedua sisi bangunan.

    Umumnya, unit-unit yang diatur dengan double louded corridor, sejumlah unit-unit dapat

    diakses dari core tunggal/corridor seharusnya dibatasi hingga 8 unit. Hal-hal yang

    mungkin diperkenankan :

    - Untuk adaptasi bangunan-bangunan reuse (penggunaan ulang dari bangunan-bangunan)

    - Pembangunan dapat memperlihatkan pemenuhan terhadap keinginan calon penghuni pada

    streetscape dan respon terhadap jalan masuk

    - Pembangunan dapat memperlihatkan level yang tinggi dari kenyamanan terhadap lobbi

    umum, corridor, dan unit-unit hunian.

  • 21

    2. Single loaded corridor

    Enclosed Corridor

    External Corridor

  • 22

    Gambar 12. Single Loaded Corridor (sumber: Google.com)

    Sebuah koridor yang dibuat tunggal berada di sepanjang bagian luar (atau atrium) bangunan.

    Tempat tinggal hanya memiliki akses dari satu sisi saja dan mungkin berada pada satu atau

    lebih tingkat jika akses koridor berada pada tingkat alternatif.

    Manfaat dari pengaturan single loaded corridor adalah:

    Secara keseluruhan bangunan tidak terlalu panjang dari dua kali lipat-yang dapat

    dimuat, sehingga lebih baik untuk site yang terbatas.

    Orientasi semua apartemen adalah menuju aspek yang disukai

    Koridor eksternal memungkinkan untuk koridor dengan pencahayaan alami dan

    berventilasi yang baik

    Terdapat potensi untuk tempat tinggal menggunakan ventilasi silang jika koridor

    eksternal yang digunakan.

    Corridor ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan pengaturan double-loaded.

    Akses koridor eksternal sering dapat terlihat tidak menarik dan terasa tidak nyaman atau tidak

    aman pada gedung-gedung tinggi. Perlu desain yang cermat untuk memastikan hal tersebut

    telah terintegrasi ke dalam bentuk keseluruhan bangunan, tidak terlihat 'terjebak pada',

    memiliki perlindungan cuaca yang baik dan merasa aman.

  • 23

    Sertakan ruang ekstra di sekitar tangga dan lift untuk membentuk ruang lobi yang terlindung.

    Ini harus cukup besar untuk menjadi ruang sosial di mana orang dapat berhenti dan

    berinteraksi.

    Gunakan skrining (sun screen) pada akses eksternal, dan perubahan material. Sertakan

    ruang ekstra di sekitar pintu dan sepanjang koridor sehingga warga dapat menempati ruang,

    menggunakannya sebagai area sosial dan dapat dilihat sebagai bagian positif dari bangunan.

    Sebagai bangunan tinggi, maka koridor eksternal dapat terasa tidak aman. Oleh karena itu

    maka ketinggian pagar harus ditingkatkan dari 1200 mm. Pertimbangkan menambah

    ketinggian pagar hingga 1400mm pada bangunan yang lebih dari 10 lantai. Menggunakan

    pemagaran (langkan) yang solid sehingga akan memberikan perasaan yang lebih aman.

    Apabila memiliki jendela yang membuka ke ruang tersebut (corridor), maka setiap bukaan

    jendela memerlukan desain yang cermat untuk memastikan bahwa ada cukup privasi bagi

    penghuni.

    Memiliki koridor yang lebar (jauh dari dinding depan unit hunian) dapat menyelesaikan

    masalah privasi untuk kamar tidur, memungkinkan membuka jendela dan dapat

    menyelesaikan isu-isu seputar desain terhadap proteksi pada bahaya kebakaran/api.

    3. Skip stop plan (single loaded corridor)

    Elevator membuka pada lantai-lantai tertentu, biasanya digunakan pada duplek apartemen

    atau tripleks apartemen. Lantai-lantai tertentu tersebut adalah lantai dimana pintu masuk unit-

    unit hunian berada.

    4. Terrace plan

    Lantai dasar apartemen adalah hal yang istimewa karena menawarkan potensi untuk

    akses langsung dari jalan ke daerah lanskap pribadi. Terrace juga memberikan kesempatan

    untuk membangun apartemen dan lansekapnya sebagai respon terhadap streetscape dan

    domain publik di skala pedestrian (pejalan kaki). Lantai dasar apartemen juga mendukung

    pilihan perumahan dengan menyediakan akses bagi orang tua dan orang cacat serta

    mendukung keluarga yang memiiliki anak-anak kecil. Lantai dasar apartemen

    mengakomodir pilihan gaya hidup penghuni pada bangunan apartemen dengan menyediakan

    fasilitas-fasilitas, seperti berkebun, bermain dan kepemilikan hewan peliharaan.

    Tujuan:

    Berkonribusi dalam memberikan pemenuhan hasrat terhadap streetscape pada

    sebuah area dan untuk menciptakan aktifitas yang aman di jalan.

  • 24

    Menciptakan kesan rumah tinggal dan pilihan terhadap gaya hidup yang tersedia di

    bangunan apartemen.

    Pelaksanaan desain yang lebih baik

    Desain taman depan atau teras, yang berkontribusi pada tata ruang dan visualisasi ke

    jalan namun tetap memadai dalam menjaga privasi penghuni apartemen. Hal ini

    dapat dicapai dengan: menjiwai tepi jalan, misalnya, dengan mempromosikan entri

    individu untuk apartemen lantai dasar. Hal ini menciptakan aktivitas pejalan kaki di

    sepanjang jalan dan mengartikulasikan tepi jalan dengan cara:

    - Menyeimbangkan kebutuhan privasi dan aksesibilitas pejalan kaki

    - Menyediakan penghalang yang tepat terhadap pencahayaan dan / atau lansekap

    untuk memenuhi kebutuhan privasi dan keamanan penghuni yang memiliki

    akses ke streetscape yang menyenangkan

    - Memanfaatkan perubahan level (ketinggian/perbedaan peil) dari jalan ke taman

    atau teras pribadi untuk meminimalkan garis dari site (batas site) dari jalan ke

    apartemen bagi beberapa apartemen

    - Meningkatkan pengawasan ke jalan dengan mengadakan pintu dan jendela yang

    menghadap ke jalan.

    Memastikan privasi dan keamanan yang cukup pada unit lantai dasar apartemen

    yang terletak di daerah perkotaan tanpa memundurkan jalan dengan cara:

    - Meningkatkan ketinggian lantai dasar dari ketinggian jalan setapak maksimal

    1,2 meter. Merancang langkan (balustrade/reiling pagar/tangga) dan

    membangun ketinggian ambang jendela untuk meminimalkan site lines (batas

    site) menjadi apartemen, terutama di daerah yang jalannya tidak dimundurkan.

    - Menentukan kelayakan masing-masing jalan masuk (entri))

    - Memastikan keselamatan tabir-tabir atau sekat-sekat penghalang yang

    diintegrasikan ke dalam keseluruhan desain elevasi dan detail .

    Meningkatkan pilihan perumahan dengan cara:

    - Menyediakan taman-taman pribadi, yang dapat diakses secara langsung dari

    ruang tamu utama apartemen dan mendukung berbagai kegiatan

    - Memaksimalkan jumlah dari ground floor apartemen yang dapat diakses dan

    dikunjungi.

  • 25

    - Mendukung perubahan atau penggunaan perubahan parsial, seperti kantor rumah

    yang dapat diakses dari jalan atau sudut toko (lihat Mixed Use, Fleksibilitas

    danketingggian langit-langit ).

    Meningkatkan peluang untuk akses surya di unit lantai dasar, khususnya di daerah

    padat dengan cara:

    - Menyediakan tinggi langit-langit dan tinggi jendela (lihat Heights Ceiling)

    - memilih jenis pohon dan semak-semak yang menyediakan akses matahari di

    musim dingin dan teduh di musim panas (lihat Landscape Design).

    Teras masuk pribadi ditinggikan dari tanah untuk menyediaka privacy dan untuk

    menfasilitasi ventilasi/penghawaan parkir mobil. Tanaman disepanjang pinggiran teras

    berkontribusi terhadap kualitas streetscape (sumber: Building Design .Residential Flat Design Code Part03. Tools for improving the design)

    Gambar 13a. Terrace Apartemen

  • 26

    Lansekap pribadi yang baik ditaman belakang apartemen yang luas akan

    menghidupkan ruang apartemen dan menyediakan variasi area material lansekap baik

    hard maupun soft material. Beberapa fungsi yang dapat digunakan pada bagian ini

    seperti menjemur pakaian dan juga menyediakan ruang untuk bersantai dan bermain

    yang teduh dan nyaman (sumber: Building Design .Residential Flat Design Code Part03. Tools for improving the design).

    Gambar 13b. Terrace Apartemen

  • 27

    13c. Teras Apartement (Scape apartemen sanur taman/teras : sumber : Google.com)

    Apartemen ini menyediakan akses ke taman belakang yang teduh dan fasilitas kolam renang

    yang dapat digunakan bagi semua penghuni apartemen. Setiap unit hunian di apartemen

    memiliki teras yang berhubungan langsung ke taman belakang.

    Gambar 13. Terrace Apartemen

    Tower

    Biasanya ketinggian bangunannya di atas 20 lantai. Sistem sirkulasinya menggunakan sistem

    core karena menggunakan lift. Ada berbagai variasi bentuk tower antara lain:

    1. Single tower

    Single tower atau tower tunggal. Apartemen tower tunggal bisa memiliki podium atau

    tidak memiliki podium.

    Gambar 14a. Apartemen Kampung Tunjungan Baru (sumber : Google.com)

  • 28

    Single tower adalah apartemen tunggal (hanya ada satu unit) yang memiliki ketinggian lebih

    dari 20 lantai.

    2. Multi tower

    Adalah apartemen yang memiliki beberapa unit atau blok-blok apartemen yang masing-

    masing unit memiliki ketinggian lebih dari 20 lantai, tower-tower ini dapat dihubungkan atau

    disatukan oleh podium.

    Gambar 14b. Multi Tower Apartemen

    (Apartemen Taman Anggrek | Jakarta | Residential | 46 floors | 151m: sumber Google.com)

    Gambar 14. Tower Apartment

    Apartemen berbentuk tower ini dapat juga dibedakan berdasarkan sistem core yaitu :Tower

    plan, Expanded tower plan, Cross plan, Expanded cross plan, Three wing plan, Five wing

    plan, Circular plan

  • 29

    Circular plan

    Two wings plan

    Three wings plan

    Gambar 15. Bentuk-Bentuk Tower Apartemen yang Didasarkan oleh Sistem Core

    (sumber: Google.com)

  • 30

    Sebuah tower apartemen memiliki core sebagai inti gedung yang merupakan ruang

    dimana fasilitas sirkulasi ditempatkan. Penempatan Core Menurut Yeang, Posisi

    service core sangat penting dalam merancang bangunan tingkat tinggi. Service core bukan

    hanya sebagai bagian struktur, tapi juga mempengaruhi kenyamanan ternal. Posisi core

    dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk, yaitu :

    Core pusat

    Core ganda .

    Core tunggal terletak pada sisi bangunan.

    Gambar 16. Penempatan Core pada Apartemen (sumber: Google.com)

    Core ganda memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua core dapat dijadikan

    sebagai penghalang panas yang masuk kedalam bangunan. Penelitian harus

    menunjukkan penggunaan pengkondisian udara secara minimum dari penempatan

    service core ganda yang tampilan jendala menghadap utara dan selatan, dan core

    ditempatkan pada sisi timur dan barat. Penerapan ini juga dapat diterapkan pada

    daerah beriklim sejuk

    Varian

    Massa apartemen yang berbentuk varian ini merupakan bentuk gabungan massa slab dengan

    podium dan tower dengan podium.

  • 31

    Gambar 17. Varian Apartemen

    E. Apartemen Berdasarkan Pencapaian Vertikal : (Site Planning, 1984 : 280-281)

    Walk-up apartment

    Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah menggunakan tangga. Ketinggian

    bangunan apartemen ini maksimal hanya 4 lantai. Dinamakan walk up apartemen,

    maksudnya adalah apartemen ini penghuninya berjalan ke atas untuk mencapai unit

    huniannya, tidak menggunakan escalator atau lift.

    Gambar 18. Walk Up Apartemen (sumber: Google.com)

    Elevator apartment

    Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah lift dan memiliki sirkulasi vertikal

    sekunder berupa tangga yang seringkali juga merupakan tangga darurat. Ketinggian

    bangunan

    di atas 6 lantai. Ada dua macam sistem lift yang dapat digunakan pada tipe apartemen ini:

  • 32

    1. Lift berhenti di setiap lantai

    2. Skip-floor elevator sistem. Lift yang digunakan diprogram untuk berhenti pada lantai-lantai

    tertentu pada bangunan. Umunya sistem ini digunakan pada apartemen dengan sistem

    penyusunan lantai Duplex atau triplex.

    F. Apartemen Berdasarkan Pencapaian Horizontal :

    Single-loaded corridor apartement

    Apartemen dengan tipe koridor ini dapat terbagi lagi menjadi dua yaitu:

    Gambar 19. Single Loaded Apartement

    1. Open corridor apartment

    Koridor pada tipe ini bersifat terbuka dengan pembatas terhadap ruang luar berupa tembok

    atau railing.

    2. Closed corridor apartment

    Koridor bersifat tertutup oleh dinding, kadang memiliki bukaan berupa jendela ataupun jalusi

    atau bahkan tidak ada bukaan sama sekali.

    Gambar 20. Open dan close corridor ((sumber google.com)

    Double-loaded corridor apartment

    Tipe koridor pada apartemen ini dikelilingi oleh unit-unit hunian sehingga seringkali terletak

    di tengah-tengah bangunan ( central corridor ).

  • 33

    Gambar 21. Double-loaded corridor apartment

    Lobi, tangga, lift dan koridor membentuk ruang sirkulasi umum dalam bangunan.

    Pertimbangan desain yang juga penting termasuk keselamatan, kemudahan dan daya tahan.

    Selain itu, lokasi, proporsi, tingkat dan frekuensi elemen ini memiliki hubungan langsung

    dengan bentuk bangunan, tata letak dan artikulasi.

    Tujuan

    - Untuk menciptakan ruang yang aman dan menyenangkan bagi sirkulasi dari para

    penghuni dan barang-barang pribadi mereka.

    - Untuk memfasilitasi layout apartemen yang berkualitas

    - Untuk memberikan kontribusi positif terhadap bentuk dan artikulasi fasad bangunan

    dan hubungannya dengan lingkungan perkotaan.

    - Untuk mendorong interaksi dan penghargaan antara penghuni yang dapat

    berkontribusi pada rasa kebersamaan dan meningkatkan rasa aman.

    Pelaksanaan Desain yang lebih baik

    Meningkatkan kemudahan dan keamanan dalam ruang sirkulasi dengan cara:

    - Menyediakan koridor yang lebih lebar dan ketinggian langit-langit, terutama pada

    area lobi, lift luar dan pintu masuk apartemen

    - Menyediakan level yang tepat dari pencahayaan, termasuk penggunaan sinar

    matahari pada tempat yang memungkinkan

    - Meminimalkan panjang koridor untuk memberikan kesan garis pandang yang jelas

    - Menghindari sudut ketat/tajam

    - Menyediakan signage (tanda-tanda) terbaca dengan mencatat nomor apartemen,

    area umum dan pentunjuk arah area umum

    - Menyediakan ventilasi yang memadai.

    Dukungan yang lebih baik dari layout bangunan apartemen dengan merancang

    bangunan yang memiliki beberapa core yang:

    - Meningkatkan jumlah jalan masuk di sepanjang jalan

  • 34

    - Meningkatkan jumlah titik sirkulasi vertikal

    - Memberikan lebih banyak artikulasi untuk fasad

    - Membatasi jumlah unit-unit dari sebuah core sirkulasi pada tingkat/level satu.

    Mengartikulasikan koridor yang lebih panjang. Kemungkinan Solusi desain

    termasuk:

    - Memanfaatkan serangkaian daerah foyer

    - Menyediakan jendela di sepanjang atau di ujung koridor.

    Meminimalkan pemeliharaan dan menjaga daya tahan dengan menggunakan bahan

    yang kuat di daerah sirkulasi umum. (Lihat Building Entry, Natural Ventilation).

    G. Mix Use Apartemen

    Selain jenis-jenis rusun yang telah diseburtkan, rusun juga dapat dibentuk menjadi rusun

    dengan Fungsi Campuran (Mixed Use), terutama bagi Pembangunan Rumah Susun

    Sederhana

    Mixed Use adalah suatu area atau bangunan multi fungsi yang terpadu dan saling

    berhubungan secara langsung dengan fungsi peruntukan yang berbeda. Mixed Use

    menggabungkan antara fasilitas hunian, fasilitas bisnis, fasilitas rekreasi, dan biasanya

    dimiliki oleh satu pengembang. Fungsi mixed use yang dapat dicampurkan dengan

    keberadaan rusun yaitu yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Dengan adanya

    konsep mixed use menjadikan penggunaan lahan lebih efektif dan efisien, membuat

    pelayanan kebutuhan lebih mudah, dan lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni.

    Konsep mixed use juga dapat diterapkan pada sebuah rumah tangga. Dimana rumah yang

    memiliki usaha dapat juga disebut dengan rumah produktif / usaha (Home Based

    Enterprises), penggunaan ruang untuk usaha dapat diletak pada halaman depan, lantai dasar

    atau halaman belakang rumah tersebut sehingga tidak mengganggu aktivitas penghuni itu

    sendiri. Adanya rumah berbasis usaha (HBEs) dapat memberikan pengaruh pada daerah

    sekitarnya karena HBEs dapat memberikan kesempatan kerja, mempermudah memenuhi

    kebutuhan dasar hidup dll

    Faktor faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya rumah berbasis usaha yaitu lokasi

    yang dekat dengan pusat kota/jaringan jalan, letak yang strategis memberikan pengaruh

    terhadap aksesibilitas, dimana kemudahan tersebut ditunjangan dengan kelengkapan

    transportasi umum dan sarana yang tersedia, serta keberadaan pasar tradisional memiliki

    pertimbangan tersendiri, dimana semakin dekat dapat mematikan pangsa pasar sedangkan

    semakin jauh mempengaruhi biaya transportasi karena pasar juga dapat sebagai tempat

  • 35

    suplay barang. Sehingga dibutuhkan jarak yang sesuai dalam penerapan rusun mixed use 3

    (Mixed Use in Urban Centres: Guidelines for Mixed Use Development, Department of Urban

    Affairs and Planning, 2000.)(sumber :Building Design .Residential Flat Design Code Part03.

    Tools for improving the design)

    Gambar 22a. Mix use Apartemen ditunjau dari akses terhadap pencahayaan alami

    Rencana ini menggunakan pencampuran dari apartemen dengan dua dan tiga kamar tidur

    untuk mengoptimalkan lay out bangunan dan untuk menyediakan akses pencahayaan dari

    arah utara bagi semua apartemen.

    Gambar 22b. Mix use apartemen ditinjau dari respon terhadap konteks dan lingkungan

    Variasi dari ukuran dan tipe apartemen yang berkontribusi kepada artikulasi bangunan dari

    respon terhadap konteks dan lingkungan

  • 36

    Tipe mix use apartemen menyediakan pilihan terhadap rumah dan mendukung akses

    prumahan yang pantas, dengan mengakomodasi beberapa tipe rumah tangga. Apartemen

    campuran dapat menjamin bangunan apartemen mendukung kebutuhan dari masyarakat

    sekarang dan yang akan datang. Ini sangat penting khususnya bagi bentuk bangunan

    apartemen yang signifikan dan bagian yang permanen dari produk urban.

    Tujuan

    Untuk menyediakan type-tipe apartemen yang berbeda, dalam hal mana untuk

    memenuhi bagi permintaan rumah tangga yang berbeda sekarang dan masa yang akan

    datang

    Untuk menjaga akses yang layak kepada perumahan baru melalui kelompok budaya

    dan ekonomi social.

    Pelaksanaan design yang baik

    Menyediakan variasi dari type apartemen yang berbeda dari type studio, satu, dua,

    tiga, atau leebih dari tiga kamar tidur apartemen, khususnya bagi apartemen yang

    luas. Variasi ini mungkin tidak bisa pada apartemen yang kecil, sebqagai contoh di

    atas 7 unit.

    Memperhalus pencampuran apartemen yang tepat untuk sebuah lokasi melalui :

    - Pertimbangan kecenderungan populasi dimasa yang akan datang sebaik

    permintaan pasar saat ini.

    - Memperhatikan lokasi apartemen dalam kaitannya ke transportasi public,

    fasilitas public, area pekerjaan, sekolah, universitas, dan pusat perbelanjaan.

    Lokasi dari pencampuran antara apartemen dengan satu dan tiga tempat tidur pada

    level dasar dimana aksesibilitinya adalah lebih mudah pencapaiannnya dari orang-

    orang cacat (disable), orang tua atau keluarga yang memiliki anak.

    Mengoptimalkan sejumlah akses dan adaptasi apartemen ke pemenuhan sejumlah

    besar dari standar hunian Australia adalah hanya minimum

    Memeriksa kemungkinan dari konfigurasi apartemen yang fleksibel, yang mana

    mendukung perubahan di masa depan

  • 37

    Gambar 22c. Mix use apartement ditinjau dari ketinggian lantai ke lantai

    Bagian yang mengillustrasikan ketinggian ceiling yang tepat bagi mix use building

    Gambar 22c. Mix use apartement ditinjau dari ketinggian ceiling untuk habitable room

    Ilustrasi bagian yang menyediakan ketinggian ceiling yang tepat bagi bagunan flat untuk

    hunian.

  • 38

    Dimensi yang direkomendasikan berikut diukur dari level (ketinggian) lantai yang telah

    selesai (FFL) untuk menyelesaiakn ketinggian langit-langit (FCL). Ini adalah minimum saja

    dan tidak melarang menggunakan ketinggian langit-langit yang lebih tinggi, jika diinginkan.

    - Pada gedung-gedung mixed use: 3.3 meteran minimum untuk ground floor ritel atau untuk

    komersial dan untuk lantai pertama hunian, ritel atau komersial untuk mempromosikan

    fleksibilitas dari masa depan penggunaan bangunan

    - pada gedung-gedung flat dengan fungsi hunian di daerah mixed use: 3.3 m. minimum

    untuk grand floor sebagai promosi kefleksibililan penggunaan untuk masa depan

    - Di gedung-gedung perumahan flat atau lantai-lantai hunian lainnya pada bangunan-

    bangunan yang mix use building ::

    - Pada umumnya, 2,7 m. minimum untuk semua kamar yang dihuni pada semua lantai, 2,4

    meter adalah minimum yang lebih disukai untuk semua lantai non-dihuni, namun 2.25m

    juga diperbolehkan

    - Untuk apartemen dengan dua unit lantai (bertingkat dua), minimum 2,4 m bagi lantai

    kedua jika 50 persen atau lebih dari apartemen memiliki minimum ketinggian ceiling 2,7

    m.

    - Untuk unit dua lantai dengan dua lantai yang mmeiliki ruang void, ketinggian langit-

    langit minimum adalah 2.4 m.

    - Ruang loteng, 1,5 m minimum ketinggian dinding di pinggir ruangan dengan minimal

    lereng (sudut) langit-langit 30 derajat .

    - Perkembangan yang berusaha untuk memvariasikan ketinggian langit-langit yang

    direkomendasikan harus menunjukkan bahwa apartemen akan menerima cahaya siang

    hari yang memuaskan (misalnya. apartemen berlantai rendah dengan sejumlah area

    jendela).

  • 39

    Gambar 22d. Mix use apartemen . Bagian ini memperlihatkan penempatan area komersial pada kedua yang menyediakan peredam akustik bagi apartemen dari kebisingan penggunaan

    area retail di lantai dasar (ground floor).

    (Mix Use for Urban Centres : Guidelines for Mixed Use Development, Department of Urban

    Affairs and Planning 2000) (sumber: Building Design .Residential Flat Design Code Part03. Tools for improving the design)

    Gambar 22. Mix Use Apartement

    H. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Kepadatan Ruang Tidur Tiap Unitnya

    Berdasarkan pada kepadatan ruang pada tiap unitnya , maka apartemen di bagi atas tipe studio,

    tipe dengan dua kamar tidur, tiga kamar tidur, empat kamar tidur,dan lima kamar tidur.

    Berikut gambaran tentang tipe-tipe tersebut (sumber: Building Design .Residential Flat

    Design Code Part03. Tools for improving the design).

    Apartemen tipe studio atau efisiensi

    Gambar 23a. Kepadatan Ruang Tidur Tipe studio

  • 40

    Apartemen satu tempat tidur

    Banyak digunakan oleh mereka yang masih singke atau pasangan-pasangan muda

    yang belum memiliki anak. Tipe maisonette dengan satu tempat tidur/loft apartemen

    Apartemen dengan satu tempat tidur

    Gambar 23b. Kepadatan FRuang Tidur Tipe satu tempat tidur

    Apartemen dua tempat tidur

    Apartemen yang biasanya digunakan oleh keluarga yang telah memiliki anak lebih

    dari satu orang

    Apartemen dengan dua kamar tidur di bagian sudut

  • 41

    Apartemen dengan dua tempat tidur yang saling berhadapan. Kedua ruang tidur

    berada pada lantai yang sama

    Apartemen dengan dua tempat tidur yang salah satu dari ruang tidurnya terletak pada

    lantai atas. Apartemen dapat pula dikelompokkan dalam apartemen dupleks.

  • 42

    Apartemen dengaan dua kamar tidur pada bagian sudut ruang dan dengan ruang

    belajar. Semua ruang dalam hunian berada pada lantai yang sama. Apartemen ini

    dapat pula dikelompkkkan pada apartemen taman (garden apartemen) karena

    memiliki taman pada bagian luar.

    Gambar 23c. Kepadatan Ruang Tidur Tipe dua ruang tidur

    Apartemen tiga tempat tidur

    Apartemen seperti ini biasanya digunakan oleh satu keluarga yang memiliki dua anak

    dengan jenis kelamin berbeda dan telah berusia remaja, sehingga dibutuhkan ruangan

    yang berbeda untuk digunakan secara terpiusah oleh anak-anak tersebut.

    Apartemen dengan tiga kamar tidur

    Gambar 23d. Kepadatan Ruang Tidur Tipe tiga ruang tidur

  • 43

    Apartemen empat tempat tidur

    Apartemen yang biasanya digunakan oleh keluarga yang memiliki 3 orang anak, dank

    arena kesibukan masing-masing anggota keluarga sehingga dibutuhkan ruang untuk

    pembantu yang akan melakukan pekerjaan keluarga sehari-hari.

    Gambar 23e . Kepadatan Ruang Tidur Tipe 4 kamar tidur

    Apartemen lima tempat tidur

    Apartemen seperti ini biasanya digunakan bagi keluarga besar (extended family)

    yaitu keluarga yang membawa angora keluarga lainnya untuk tinggak di

    apartemennya sehingga dibutuhan suatu ruangan yang lebih luas. Apartemen seperti

    ini umumnya adalah apartemen mewah dengan harga yang mahal dan setiap unitnya

    memiliki 3 lantai.

    5. PERSYARATAN TEKNIS PERUMAHAN BERLANTAI BANYAK

    B. Kriteria Pemilihan Lokasi Permukiman dan Rumah Susun

    Terdapat beberapa kriteria yang mendasari dalam menentukan lokasi pemukiman serta rumah

    susun yang tepat, diantaranya disebutkan dalam pendapat para ahli yaitu :

    Aksesbilitas

    Dalam penentuan lokasi rumah susun sederhana campuran sangat erat kaitannya dengan

    aksesbilitas. Aksesibilitas yang baik dapat didukung dengan ketersediaan sarana

    angkutan umum dan kedekatan dengan jaringan jalan maupun pusat kota. Berdasarkan

    Menteri Negara Perumahan dan Permukiman yaitu Jarak fisik kepusat kota maksimum 5

    km atau jarak tempuh sekitar 1 jam perjalanan kaki) dan Jarak fisik maksimum dari

  • 44

    lokasi shelter angkutan umum adalah 1.200 meter dengan jarak tempuh sekitar 1 jam

    perjalanan kaki. Selain itu, aksesibiliti dapat digambarkan sebagai berikut:

    Gambar24. symbol aksesibility yang disyaratkan untuk Apartemen

    Gambar menjelaskan bahwa apartemen juga menyediakan akses yang mudah bagi mereka

    yang dipensible seperti bagi mereka yang cacat seperti tuna rungu, tuna netra, dll.

    Pemilihan Lokasi Rumah Susun

    Lokasi adalah tempat berlangsungnya suatu kegiatan. Lokasi merupakan tempat yang dapat

    dikenali dan dibatasi dimana suatu kegiatan berlangsung atau dapat juga merupakan suatu

    tempat dimana suatu obyek terletak (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

    Dalam Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1988, tentang : Rumah Susun Bab 11 pasal 22

    dijelaskan tentang lokasi pembangunan rumah susun adalah sbb:

    Rumah susun harus dibangun di lokasi yang sesuai dengan peruntukan dan keserasian

    lingkungan dengan memperhatikan rencana tata ruang dan tata guna tanah yang ada.

    Rumah susun harus dibangun pada lokasi yang memungkinkan berfungsinya dengan

    baik saluran-saluran pembuangan dalam lingkungan ke sistem jaringan pembuangan

    air hujan dan jaringan air limbah kota.

    Lokasi rumah susun harus mudah dicapai angkutan yang diperlukan baik langsung

    maupun tidak langsung pada waktu pembangunan maupun penghunian serta

    perkembangan dimasa mendatang, dengan memperhatikan keamanan, ketertiban, dan

    gangguan pada lokasi sekitarnya.

    Lokasi rumah susun harus dijangkau oleh pelayanan jaringan air bersih dan listrik.

    Dalam hal lokasi rumah susun belum dapat dijangkau oleh pelayanan jaringan air

    bersih dan listrik, penyelenggara pembangunan wajib menyediakan secara tersendiri

    sarana air bersih dan listrik sesuai dengan tingkat keperluannya, dan dikelola

    berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Selain aturan yang disebutkan dalam pp tersebut, juga terdapat beberapa kriteria yang di

    persyaratkan dalam penentuan lokasi pembangunan atau pendirian rumah susun, yaitu:

  • 45

    Dalam penentuan lokasi perumahan yang perlu diperhatikan adalah jarak dengan

    tempat pekerjaan, pusat kota, perdagangan, pendidikan, kesehatan, keamanan, fasilitas

    pelayanan kota. (James C.Snyder ;Anthony J.Catanese (1985)

    Mempertimbangkan lingkungan sekitar sebagai salah satu atribut penentu pilihan

    lokasi huniannya karena kemudahan untuk berhubungan dengan tempat lainnya.

    (Turner 1972)

    Prinsip-prinsip lainnya tentang pemilihan lokasi perumahan dan rumah susun, juga

    diutarakan oleh Nova nadya Angraini 2010. Disebutkan ada beberapa kriteria yang

    dinyatakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :

    Bourne (1981)

    1. Aksesibilitas.

    2. Karakteristik fisik dari lingkungan permukiman

    3. Fasilitas, kualitas utilitas

    4 Demografi

    5. Karakteristik lokasi dan rumah

    Kuswara (2004)

    1. Arahan kawasan budidaya & lindung

    2. Kondisi lahan & lingkungan

    3. Sistempusat kegiatan ekonomi

    4. Perkembangan sosial kependudukan

    5. Pertumbuhan kawasan

    6. Sistemjaringan regional

    Carn et al (1988)

    1. Tata letak lokasi

    2. Karakterisitik lingkungan sekitar

    3. Kenyamanan lokasi

    4. Aksesibilitas

    5. Nilai lahan

    Lester W.Milbrath, UNESCO, 1979

    1. Jumlah rumah

    2. Luas lokasi perumahan

    3. Supply dan demand perumahan

    4. Perkembangan lokasi Perumahan

  • 46

    Rabinowitz (1989)

    1. Kondisi fisik lahan

    2. Kualitas lingkungan

    3. Aksesibilitas

    4. Ketersediaan prasarana

    5. Harga lahan

    6. Kesesuaian dengan RencanaTata Ruang

    7. PermintaanPasar

    Komaruddein (1997)

    1. Aksesibilitas

    2. Dekat dg fasilitas sosial dan umum

    3. Terhindar dari kerawanan bencana

    4. Sesuai dengan arahan RTR (Rencana Tata Ruang)

    Miles (2000)

    1. Peruntukkan lahan

    2. Kondisi fisik lahan

    3. Ketersediaan prasarana

    4. Aksesibilitas

    5. Kondisi sosial & lingkungan

    6. Ketersediaan fasilitas public

    7. Harga lahan

    8.Permintaan dan penawaran

    Selain yang disebutkan di atas, terdapat hal lain yang mesti dipertimbangkan dalam

    memilih lokasi perumahana lantai banyak. Antara lain dari segi pekerjaan, atau dari segi

    ekonomi.

    Apabila ditinjau dari pekerjaan, maka sebuah perumahan haruslah dekat dengan

    pekerjaan penghuninya.hal ini bertujuan untuk kemudahan pencapaian ke tempat kerja,

    menghemat biaya transportasi, memudahkan control anggota keluarga. Namun apabila

    ditinjau dari peruntukan ekonominya dan tujuan pengadaan rumah susun sebagau upaya

    untuk penghematan lahan, maka hal tersebut dapat dikaitkan dengan pola ruang perkotaan.

    Dalam pola ruang petkotaan dikenal adanya pembagian kawasan-kawasan. Seperti diketahui

    bahwa

  • 47

    Rumah susun baik rusuna, apartemen dan terutama apartemen golongan mewah

    umumnya berlokasi dikawasan strategis dan memiliki kualitas lingkungan yang baik.

    Apartemen jenis tersebut umumnya dihuni oleh kalangan bisnismen, professional, orang

    asing. pejabat tinggi. Kondominium dibangun dengan mengambil lokasi di kawasan CBD

    (Central Bisnis Dstrik) adapun letak kawasan tersebut dalam struktur ruang perkotaan maka

    dapat dilihat sbb:

    Gambar 26. Pola Pengembangan Struktur Ruang Kota (sumber: Google.com).

    kedua gambar di atas memperlihatkan pola pengembangan struktur ruang kota. Pada kedua

    bentuk struktur tersebut, letak CBD pada bagian pusat. Di tempat inilah kondominium

    biasanya di tempatkan.

  • 48

    Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara PerencanaanLingkungan

    Perumahan di Perkotaan, pembangunan hunian bertingkat atau rumah usun dapat

    dikembangkan pada kawasan lingkungan permukiman yang direncanakan untuk kepadatan

    penduduk lebih dari 200 jiwa per hektar. Pada dasarnya, pengembangan rumah susun

    dilakukan pada kawasan-kawasan di perkotaan, yaitu.

    Pusat kegiatan kota.

    a. Kawasan-kawasan dengan kondisi kepadatan penduduk sudah mendekati atau

    melebihi 200 jiwa per hektar.

    b. Kawasan-kawasan khusus yang karena kondisinya memerlukan rumah susun, seperti

    kawasan-kawasan industri, pendidikan dan campuran

    Tabel. Kebutuhan Rumah Susun Berdasarkan Kepadatan Penduduk

    Klasifikasi

    kawasan

    rendah Sedang Tinggi Sangat padat

    Kepadatan

    penduduk

    kebutuhan

    rumah susun

    < 150

    jiwa/ha

    Alternative

    Untuk

    kawasan

    tertentu

    151-200 jiwa

    perhectar

    Disarankan

    untuk pusat-

    pusat kegiatan

    kota dan

    kawasan

    tertentu

    200-400 jiwa

    perhectar

    Diisyaratkan

    peremajaan

    lingkungan

    permukimana

    perkotaan

    >400 jiwa

    perhectar

    Diisyaratkan

    peremajaan

    lingkungan

    permukimana

    perkotaan

    Sumber: Badan Standardisasi Nasional, 2004

    Daya Dukung Fisik Lingkungan

    Daya dukung fisik lingkungan dapat diterjemahkan sebagai suatu upaya yang dilakukan

    oleh lingkungan dalam melakukan 3 hal penting terhadap material yang dihasilkan dan

    yang digunakan, hal tersebut disimbolkan sebagai berikut:

    Gambar 25. symbol Daya Dukung Fisik Lingkungan

    yang disyaratkan untuk Apartemen

  • 49

    Kemiringan lahan, jenis tanah, hidrologi serta bentuk dan ukuran lahan dapat

    mempengaruhi pembangunan rumah susun sederhana campuran campuran, karena daya

    dukung fisik lingkungan dapat mempengaruhi kendala dan potensi fisik lahan tersebut.

    kelabu tua serta terdapat sungai sebagai penampung air hujan dan sumur bor sebagai

    sumber air.

    Daya dukung fisik lingkungan juga dapat diterjemahkan sebagai suatu upaya untuk

    menggunakan potensi yang ada pada alam ke dalam desain agar diperoleh kualitas

    bangunan yang lebih baik, terutama penggunaan energy.

    Ketersediaan sarana dan prasarana

    Ketersedian sarana dan prasarana merupakan salah satu menunjang dalam membangun

    permukiman maupun rumah susun. Keberadaan sarana dan prasarana harus mudah

    dijangkau. Berdasarkan SNI 2004 keberadaan saraan prasarana minimal memiliki radius

    pelayanan antara 500 3000 m2 .

    Kondisi Demografi

    Jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan tingkat pendapatan dapat mempengaruhi

    penentuan lokasi permukiman maupun rumah susun, karena semakin padat penduduk

    disuatu wilayah semakin diperlukannya tempat tinggal. Menurut SNI 2004 pembangunan

    permukiman bertingkat dapat dibangun pada kawasan permukiman yang memiliki

    kepadatan penduduk antara 150 jiwa/ha jiwa/ha - 200 jiwa/ha.

    Harga lahan

    Secara umum harga lahan dapat mempengaruhi seseorang dalam memilih lokasi

    permukiman. Seseorang akan memilih wilayah pinggiran dibandingkan tengah kota

    akibat harga lahan di tengah kota lebih tinggi dibandingkan pinggiran kota, sehingga

    secara tidak langsung harga lahan dapt mempengaruhi penentuan pembangunan lokasi

    rumah susun sederhana campuran. Harga lahan tersebut disesuaikan dengan kemampuan

    masyarakat berpenghasilan menengah bawah dan berpenghasilan rendah. Karena harga

    lahan dijadikan sebagai dasar penetapan harga jual rumah susun tersebut

  • 50

    Kesesuain Dengan Landasan Hukum Dan Aturan Yang Berlaku

    Dalam menentukan suatu lokasi agar suatu lahan memiliki jaminan dan kepastian hukum,

    bahwa lahan tersebut sesuai dengan Rencana Tata Ruang. Sehingga kedepannya tidak

    terjadi

    B. Prasarana Lingkungan Perumahan Berlantai Banyak

    Prasarana lingkungan rumah susun (PERMEN PU. NO 60/PRT/1992) adalah kelengkapan

    dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan rusun dapat berfungsi sebagaimana

    mestinya yang antara lain berupa jaringan jalan dan utilitas umum.

    Prasarana lingkungan perumahan berlantai banyak yang harus disediakan antara lain berupa :

    1. Jalan

    Klasifikasi jalan pada lingkungan rusunawa perlu disesuaikan dengan lokasi dimana

    rusunawa itu dibangun.

    Berikut table yang memperlihatkan fungsi jalan di lingkungan permukiman (Jacobs,

    1995).

    Table Fungsi jalan di lingkungan permukiman

    A. Safe sanctuary

    Jalan lingkungan harus aman dari lalu-lintas cepat Akses untuk kendaraan darurat seperti mobil pemadam

    kebakaran, mobil polisi, ambulans tetap disediakan untuk

    mengatasi keadaan darurat

    B. Livable and

    healthy

    Terhindar dari polusi suara, asap dan getaran secara berlebihan.

    Memiliki dranaise dan sunlight acces yang baik Memiliki tempat untuk duduk, bercakap-cakap, dan

    bermain

    C. Community Memiliki tempat yang memungkinkan untuk kehidupan komunitas, dapat digunakan ketika pemakai jalan

    membutuhkannya

    Memberikan perhatian pada detail desain jalan seperti trotoar, pagar, furniture street dan ruang untuk bermain

    Dapat digunakan perayaan lokal dan mempertahankan jalan dan lingkungan dari intruksi maupun proyek atau

    rencana yang tidak diharapkan

    D. Neighborly

    territory

    Menjaga hak tiap penghuni untuk hidup sendiri menghormati domain privat-nya

    Jalan harus menjadi simbol teritori yang membuat penghuni merasa memilikinya, dan tanggung jawab

    terhadapnya.

  • 51

    E. Place for play

    and learning

    Menjadi tempat yang aman untuk bermain bagi anak-anak. Tempat yang baik untuk bermain haruslah memiliki

    karakter beragam

    Menjadi tempat untuk belajar untuk belajar, dimana anak-anak belajar tentang alam, melalui matahari, angin,

    tanaman, dan melalui pengalaman itu sendiri bahkan

    mereka bisa belajar tentang kehidupan sosial jika ada

    orang di jalan yang dapat dengan aman ditemui.

    F. Green and

    pleasant land

    Pohon, rumput tanaman, dan bunga merupakan salah satu unsur dari jalan yang mana memberikan keteduhan dan

    mengingatkan orang pada lingkungan natural. Juga

    menjadi penawar kerasnya dan membosankan kota yang

    semakin hiruk pikuk.

    G. Unique and

    historic place

    Memiliki identitas khusus, contoh: memiliki pemandangan, sungai, pohon tua atau taman

    Memiliki sejarah, meskipun untuk sebagian orang. Jalan lingkungan permukiman haruslah merupakan tujuan

    bukan rute

    Sumber. Jacobs: 1995

    Tabel Klasifikasi Jalan di Lingkungan Perumahan

  • 52

    Berikut gambar yang memperlihatkan hirarki jalan dalam lingkungan permukiman. Dalam

    lingkungan permukiman terdapat utama permukiman yang dunamakan kolektor/local

    sekunder. Kemudian bercabang menjadi local sekunder 1, selanjutnya local sekunder 1

    bercabang menjadi local sekunder 2, setelah itu local sekunder 3.

    Gambar 27. Hirarki jalan Lingkungan Perumahan

    Bagian-Bagian Jalan

    Bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan

    jalan.

    Daerah manfaat jalan (Damaja). Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan

    ambangpengamannya. Yang dimaksud dengan ruang manfaat jalan adalahsuatu ruang

    yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan dan terdiri atasbadan jalan, saluran tepi

    jalan, serta ambang pengamannya.

    Badan jalan meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah danbahu jalan,

    termasuk jalur pejalan kaki. Ambang pengaman jalanterletak di bagian paling luar,

    dari ruang manfaat jalan, dandimaksudkan untuk mengamankan bangunan jalan.

    Daerah milik jalan (Damija). Meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu

    di luar ruang manfaat jalan. Yang dimaksud dengan ruang milik jalan (right of street)

  • 53

    Gambar 28. Bagian-bagian potongan jalan

  • 54

    2. Air Minum

    Lingkungan rusunawa ini harus menyediakan sumber air bersih bagipenghuninya.

    Sumber air bersih ini sedapat mungkin disediakan per unit atau per lantai dan tidak secara

    sentral untuk seluruh area rusunawa. Kebutuhan air bersih dari tiap rumah tangga yaitu

    100 liter/hari untuk setiap anggota keluarga, dengan kualitas jernih, tidak berasa dan tidak

    berbau.

    Gambar 29. Gambaran umum jaringan air bersih (sumber Google.com)

  • 55

    Gambar 30. Gambaran khusus jaringan air minum (sumber Google.com)

    3. Air Limbah

    Lingkungan rusunawa harus memiliki sarana pengolahan air limbah, baik yang berasal

    dari air bekas cucian, mandi ataupun kakus. Karena rusunawa memiliki fungsi yang

    hampir sama dengan perumahan, maka air limbah rumah tangga pengelolaannya cukup

    dengan menyediakan septic tank dan sumur resapan.

  • 56

    Sistem Pembuangan Air Kotor Pada Multi Stories Building

    Gambar 31. The Fully Vented gambar 3.2. The Fully Vent

    One Sistem Two Pipe Sistem

    Gambar 32. Sistem jarungan air bersih (sumber: Google.com)

    The Fully Vented One Sistem

    EQ adalah bak ekualisasi; bak penampungan sebelum dibuang keluar.

    Pada one pipe sistem, semua sistem pembuangan dialirkan melalui satu pipa (air tinja

    dan air sabun atau air kotor lainnya).

    Pada ujung pipa bangunan bagian atas selalu terbuka dan sering disebut sebagai vent

    stack.

    Manfaat vent stack adalah untuk menghindari terjadinya cyclone effect karena sifat

    pipa merupakan bejana berhubungan.

  • 57

    Jika buntu dan tidak diketahui sebabnya apa, kemungkinan buntu terbesar terletak

    pada pipa horizontal.

    Dalam sistem ini waste dan soil stack digabungkan dalam satu saluran dan masing-

    masing cabang dihubungkan dengan vent sistem, keadaan ini lebih baik bila waste dan

    soil stack masing-masing diatur berkelompok pada setiap dan bersama-sama

    dihubungkan dengan vent.

    Yang perlu diperhatikan pada sistem ini adalah air kotor pada tempat yang satu jangan

    sampai mengalir ke tempat yang lain, yang berdekatan.

    Untuk itu dibuat kemiringan saluran dengan perbandingan 1:12.

    Banyak digunakan pada bangunan yang mempunyai lantai/tingkat banyak (lebih dari

    10 lantai).

    The Fully Vent Two Pipe Sistem

    Pada sistem ini, waste dan soil stack dipisahkan satu sama lain dan masing-masing

    mempunyai vent.

    Keuntungan memakai sistem ini adalah:

    1. Pipa yang digunakan lebih kecil daripada single stack sistem.

    2. Dalam pemasangan pipa dapat lebih teratur dan terarah.

    3. Pengontrolan mudah.

    Pada Two Pipe Sistem, air tinja dan air kotor atau air sabun dipisahkan pembuangan

    dengan 2 jenis pipa.

    Soil pipe mengalirkan tinja, water pipe mengalirkan air kotor atau air sabun.

    4. Pembuangan Sampah

    Dari hasil pengamatan, salah satu kebiasaan masyarakat tepian sungai adalah membuang

    sampah di sungai. Agar rusunawa tetap terjaga kebersihannya, maka sarana pembuangan

    sampah harus diperhitungkan dalam perencanaan dan perancangan rusunawa terkait

    dengan kesehatan lingkungan.

    Berikut salah satu bentuk pengelolaan persampahan di SFST (SanFrancisco State

    University) sbb:

  • 58

    Saft sampah dari setiap unit hunian dan mobil yang menarik bak-bak sampah plastik

    yang berasal dari unit-unit hunian (sumber: Idawarni, 2010)

    Gambar 33. Bentuk saft sampah dan angkutan sampah lingkungan apartemen

    Umumnya sistem jaringan sampah pada unit-unit hunian baik gedung tinggi maupun

    perumahan horizontal membagi sampah dalam dua bentuk, yaitu Sampah Organik

    Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk.

    Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang

    diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.

    Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami dan dapat diolah lebih lanjut

    menjadi kompos. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.

    Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit

    buah, dan daun-daun kering.

    Sampah Anorganik

    Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah dan bahkan tidak bisa

    membusuk. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tidak dapat

    diperbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Sebagian dari

    sampah anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang

    sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah

    anorganik pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik,

    dan kaleng.

    Pada apartemen-apartemen, saft untuk sampah anorganik dan anorganik berbeda

    meskipun masih dalam satu ducting yang sama.

  • 59

    Gambar 34. Bentuk truk penghancur sampah dari batang pohon (sumber : Idawarni,2010)

    Pembersihan sampah organic (pohon/kayu) melalui mekanisme pengghancuran menjadi

    serbuk, yang selanjutnya ditampung pada sebuah mobil container untuk setelah itu di

    bawa ke industry pengolahan.

    5. Jaringan Listrik

    Pada lingkungan rusunawa pasokan listrik diperhitungkan dengan standar minimal 450

    VA per hunian.

    Peletakan Jaringan dalam Bangunan

    MDP : Main Distribution Panel

    SDP : Sub Distribution Panel

    PP : Panel Pembagi

    Gambar 35. Peletakan Jaringan listrik dalam Bangunan (sumber: Google.com)

  • 60

    6. Jaringan pemadam kebakaran

    Untuk proteksi terhadap kebakaran (Fire Protection) kebakaran pada multistorage building

    dapat diupayakan melalui beberarapa cara sebagai berikut

    1. Preventif

    adalah cara mencegah kebakaran dengan :

    Perlengkapan Pencegahan

    Perlengkapan dirancang dan diadakan secara khusus untuk mencegah

    terjadinya kebakaran, misalnya dengan CCTV (Close Cirkuit Televisi ) sebagai upaya

    memonitor keadaan termasuk kemungkinan terjadinya kebakaran.

    Pemilihan Bahan Bangunan

    Diutamakan menggunakan bahan bahan yang tidak mudah terbakar pada bangunan

    (uncombustible materials) dengan fire severity sesuai dengan persyaratan ruangnya.

    Fire Severity adalah durasi ketahanan suatu bahan terhadap api.

    Isolasi Terhadap Api (-yang menentukan fire severity)

    Jenis Bahan

    Kekentalan Bahan

    Misalnya pada sebuah Bank, umumnya disyaratkan fire severity bagi

    almari besi utama minimal 2 jam.

    Isolasi Terhadap Api

    Dengan cara mengisolir bahan-bahan yang mudah terbakar jauh dari api.

    Cara Mengisolir :

    o Membuat bahan isolasi mudah terbakar terhadap api.

    o Menjauhkan bahan-bahan mudah terbakar dari api.

    o Penempatan bahan-bahan mudah terbakar dari api. Maksudnya adalah

    menempatkan bahan-bahan mudah terbakar pada lokasi-lokasi yang relatif jauh

    dari jangkauan api dengan proses optimal.

    2. Represif

    Adalah cara penyelamatan pada saat terjadi kebakaran.

    Usaha represif ini meliputi pengadaan alat pemadam kebakaran serta penunjang lainnya

    seperti :

    Fire Alarm Sistem

    Fire Springkle Sistem

    Fire Detector

  • 61

    Smoke and Heat Venting

    Fire Dumper and Shutter

    Water Supply Sistem

    Punch Register

    Fire Hydrant

    Portable Fire Extinguisher atau Chemical Extinguishing

    Unit Penyelamat Darurat (Fire Space)

    Unit ini merupakan perlengkapan penunjang bila terjadi suatu kebakaran.

    Tujuannya agar pemakai bangunan dapat dengan cepat dan aman menyelamatkan diri

    keluar dari loksi kebakaran, sehingga dapat terhindar atau mengurangi korban jiwa.

    Dengan adanya penyelamatan darurat ini pemakai bangunan yang berada pada lokasi

    kebakaran dapat menyelamatkan diri pada tempat ini atau menunggu bantuan yang

    akan diberikan oleh regu penyelamat.

    Unit ini terdiri atas beberapa jenis, yaitu :

    1. Tangga Darurat

    Peralatan penyelamatan berupa tangga yang penempatannya harus memenuhi standar

    persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

    Dekat dengan fasilitas transport utama

    Letak tangga tiap lantai sama

    Lebar tangga minimum untuk 2 orang

    Pencapaian mudah dan jelas

    Ballustrade tangga dari bahan tahan api

    Ruang tangga harus bebas dari asap, gas, api, biasanya ruang ini dibatasi dengan

    pintu tahan api yang dapat memblokir asap, gas, api, dari daerah yang terbakar.

    2. Hely pad

    Unit ini berupa suatu landasan pesawat jenis helikopter untuk mengangkut orang atau

    korban akibat kebakaran pada bangunan tersebut.

    Landasan ini juga dapat berfungsi sebagai tempat berkumpul atau untuk menyelamatkan

    diri akibat terjebak kobaran api, sambil menunggu pertolongan.

    Sedangkan persyaratan-persyaratan pengadaan hely pad ini, antara lain :

    Letak pada bagian aras dan terluar dari bangunan, seperti penthouse, top floor, atau

    kedua-duanya dan harus memungkinkan untuk dapat didarati oleh helikopter.

    Adanya tangga yang menuju ke hely pad.

    Peralatan pembantu untuk penghuni di bawahnya.

  • 62

    3. Unit Ladder

    Peralatan ini berupa tangga-tangga yang dapat ditempatkan pada bagian-bagian yang

    membutuhkan, dan pemakaiannya diatur dari luar bangunan, biasanya berupa unit mobil

    yang diperlengkapi dengan tangga-tangga.

    Penggunaan alat ini hanya untuk lantai-lantai bawah atau lantai yang tidak terlalu tinggi,

    dan dilengkapi dengan petugas yang membawa peralatan-peralatan, seperti masker,

    pakaian tahan api, penutup mulut dan hidung, untuk dipakaikan kepada korban yang

    terjebak kebakaran.

    4. Tangga dan Jaring

    Gambar 36. Peralatan proteksi Kebakaran (sumber: Google.com)

    7. Jaringan komunikasi dan telepon

    Selain utilitas umum, pada rumah susun juga harus disediakan fasilitas lingkungan

    dan tempat parkir. Fasilitas lingkungan, adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk

    menyelenggarakan dan mengembangkan kehidupan ekonomi, social dan budaya, yang antara

    lain dapat berupa bangunan perniagaan atau perbelanjaan (aspek ekonomi), lapangan terbuka,

    pendidikan, kesehatan, peribadatan, fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum serta

    pemakaman dan pertamanan. Tempat parkir adalah sarana dasar untuk pelayanan

    penyimpanan kendaraan yang dapat berupa bangunan atau ruang terbuka

  • 63

    6. STANDAR: TATA CARA PERENCANAAN FASILITAS LINGKUNGAN

    RUMAH SUSUN SEDERHANA. DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

    Tabel A. Luas Lahan untuk Fasilitas Lingkungan Rumah Susun dengan KDB 50%

    No. Jenis Peruntukan Luas Lahan

    Maksimum (%) Minimum (%)

    1. Bangunan Hunian 50 -

    2. Bangunan Fasilitas 10 -

    3. Fasilitas Ruang terbuka 20

    4. Prasarana Lingkungan - 20

    Keterangan:

    1. Luas tanah untuk fasilitas lingkungan rumah susun seluas-luasnya 30% dari luas seluruhnya;

    2. Luas tanah untuk fasilitas ruang terbuka, berupa taman sebagai penghijauan, tempat bermain anak-anak dan atau lapangan olah raga sekurang-kurangnya 20% dari luas

    lahan fasilitas lingkungan rumah susun.

    Fasilitas Lingkungan Pada Bangunan Hunian

    Fasilitas lingkungan yang ditempatkan pada lantai bangunan rumah susun hunian harus

    memenuhi ketentuan sebagai berikut:

    1. Maksimal 30% dari jumlah luas lantai bangunan.

    2. Tidak ditempatkan lebih dari lantai ke 3 bangunan rumah susun hunian.

    Jenis dan Besaran Fasilitas Lingkungan

    Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan fasilitas lingkungan berupa ruang dan

    atau bangunan sesuai Tabel berikut:

  • 64

    Tabel B Jenis Fasilitas Lingkungan Rumah Susun Sederhana

    Jenis Fasilitas

    Lingkungan

    Fasilitas yang tersedia Keterangan

    1. Niaga/Tempat Kerja 1. Warung. 2. Toko-toko perusahaan dan dagang. 3. Pusat Perbelanjaan termasuk

    usahan jasa.

    Persyaratan lihat

    Tabel C.

    2. Pendidikan 1. Ruang belajar untuk pra belajar. 2. Ruang belajar untuk sekolah dasar. 3. Ruang belajar untuk sekolah

    lanjutan tingkat pertama.

    4. Ruang belajar untuk sekolah menengah umum.

    Persyaratan lihat

    Tabel D.

    3. Kesehatan 1. Posyandu. 2. Balai Pengobatan. 3. BKIA dan rumah bersalin. 4. Puskesmas. 5. Praktek dokter. 6. Apotik.

    Persyaratan lihat

    Tabel D.

    4. Peribadatan 1. Mushola. 2. Masjid Kecil

    -

    5. Pemerintahan dan pelayanan umum

    1. Kantor RT. 2. Kantor/Balai RW. 3. Pos Hansip/Siskampling. 4. Pos Polisi. 5. Telepon umum. 6. Gedung serbaguna. 7. Ruang duka. 8. Kota Surat.

    Persyaratan lihat

    Tabel E.

    6. Ruang Terbuka 2. Taman. 3. Tempat Bermain. 4. Lapangan Olah Raga. 5. Pelataran Usaha. 6. Sirkulasi. 7. Parkir.

    Persyaratan lihat

    Tabel F.

  • 65

    Fasilitas lingkungan rumah susun yang dibangun harus memenuhi ketentuan seperti pada tabel berikut:

    Tabel C Fasilitas Niaga/Tempat Kerja

    Fasilitas yang

    Disediakan

    Jumlah Maks

    Penghuni yang

    dapat dilayani (tiap

    satuan fasilitas)

    Fungsi Lokasi dan Jarak

    Maks dari Unit

    Hunian

    Letak dan Posisi

    pada Lantai

    Bangunan

    Luas Lantai

    Minimum (m2)

    Luas Tanah

    Minimum (jika

    merupakan

    bangunan

    tersendiri) (m2)

    Warung 250 penghuni Menjual sembilan

    bahan pokok

    1. Di pusat lingkungan. 2. Mudah dicapai. 3. Radius maksimum

    300 m.

    1. Dapat ditempatkan pada lantai 1, 2 atau

    3.

    2. Mengelompok pada lantai dasar.

    Sama dengan luas

    satuan unit rumah

    susun sederhana,

    maks 36 m2,

    termasuk gudang

    kecil.

    72 (dengan KDB

    50%)

    Toko-toko 2500 penghuni Menjual barang

    kebutuhan sehari-

    hari termasuk

    sandang pangan.

    1. Di pusat lingkungan.

    2. Radius maksimum

    500 m.

    1. Mengelompok pada

    lantai dasar.

    2. Dikelompokkan

    pada bangunan

    tersendiri.

    50 100

    Pusat

    perbelanjaan

    termasuk usaha

    jasa

    2500 penghuni Menjual kebutuhan

    sandang dan pangan

    serta jasa pelayanan

    1. Di pusat lingkung-an.

    2. Radius maksimum

    1000 m.

    Dikelompokkan pada

    bangunan sendiri.

    60 120 (dengan KDB

    50%)

  • 66

    Tabel D Fasilitas Pendidikan

    Fasilitas yang

    Disediakan

    Jumlah Maks

    Penghuni