contoh laporan pkl.pdf

54

Click here to load reader

Upload: handayanidwi

Post on 07-Feb-2016

190 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

Page 1: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

STUDI PENULARAN PENYAKIT GARIS KHLOROSIS

(CHLOROTIC STREAK DISEASE) PADA TANAMAN TEBU

(Saccharum officinarum L.) VARIETAS UTHONG

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

OLEH

MUH. SHOFI

NIM 306342403682

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

JANUARI 2010

Page 2: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

STUDI PENULARAN PENYAKIT GARIS KHLOROSIS

(CHLOROTIC STREAK DISEASE) PADA TANAMAN TEBU

(Saccharum officinarum L.) VARIETAS UTHONG

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir

Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan

Program Studi Biologi

OLEH:

MUH. SHOFI

NIM 306342403682

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

JANUARI 2010

Page 3: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) oleh Muh. Shofi ini telah diperiksa dan

disetujui oleh:

Malang, Januari 2010

Pembimbing Kampus

Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

NIP 19551013 198003 2 001

Pasuruan , Januari 2010

Pembimbing Lapangan

Ari Kristini, SP. MPlant Prot.

NIK. 87990622

Page 4: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

nikmat-Nya berupa waktu dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini tepat pada waktunya yang berjudul

Studi Penularan Penyakit Garis Khlorosis (Chlorotic Streak Disease) pada

Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas Uthong. Laporan ini

menyajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi bagaimana penyakit garis

khlorosis dapat ditularkan pada tanaman tebu.

Untuk menyelesaikan laporan ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd, selaku pembimbing kampus yang

telah memberikan arahan dan masukan dalam menyelesaikan laporan ini

sekaligus membantu menyempurnakan tulisan ini dengan penuh ketekunan

dan perhatian.

2. Ari Kristini, SP. MPlant Prot., selaku pembimbing lapangan di Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia yang telah memberikan masukan,

arahan, penyediaan literatur yang dibutuhkan dalan pelaksanaan kegiatan

PKL.

3. Teknisi Kelti Proteksi Tanaman Pusat Penelitian Perkebunan Gula

Indonesia Pasuruan khususnya Bapak Mustajab, Edy Sanyoto, dan M.

Toyib, yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan kegiatan.

4. Dr. Istamar Syamsuri, M. Pd. selaku Dekan Fakultas MIPA Universitas

Negeri Malang.

5. Dr. Abdul Ghofur M.Si, selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas MIPA

Universitas Negeri Malang.

6. Sujud dan terima kasih yang sangat dalam penulis persembahkan kepada

Abi dan Umi tercinta, atas dorongan spirit yang kuat, kebijaksanaan,

materiil, dan spirituil yang selalu dicurahkan untuk penulis.

7. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan motivasi dan doa yang

mendorong penulis untuk menyelesaikan laporan ini.

Page 5: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

iv

8. Teman-teman PKL di P3GI Lia Indira Laksmi ”Ndut”, Ekwa Gelang

Santi, Mas Joko, teman-teman sekosan (Billy, Eka, Esti, dan Sari) selama

PKL dan teman-teman Offering G Biologi 2006 yang telah memberi

sumbangan pemikiran dan dorongan.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini.

Segala upaya telah penulis lakukan demi kesempurnaan laporan PKL ini,

namun penulis sebagai manusia biasa tak luput dari salah dan lupa. Oleh karena

itu, saran dan kritik dari pembaca sekalian senantiasa penulis harapkan demi

kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata semoga naskah yang sederhana ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Malang, Januari 2010

Penulis

Page 6: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

v

RINGKASAN

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 7 Juli s.d. 15 Agustus 2008. PKL ini bertujuan untuk mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah diperoleh, memperluas wawasan, cakrawala, pengetahuan dan pengalaman, melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi masalah di lingkungan kerja, memperdalam sekaligus meningkatkan kualitas keterampilan dan kreativitas, serta membina hubungan kerjasama antara instansi luar kampus dengan Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang di masa yang akan datang khususnya mengenai pengembangan R & D (Research and Development) dalam bidang biologi.

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) merupakan suatu lembaga riset pergulaan di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dengan usia lebih dari 121 tahun, yang dahulu bernama Het Proefstation voor de Java Suiker Industrie. P3GI berlokasi di jalan Pahlawan no. 10 Kota Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Lembaga ini didirikan untuk mengemban misi dan melaksanakan tugas yakni memberikan inovasi teknologi dan konsepsi-konsepsi baru yang diperlukan guna kelangsungan dan kemajuan subsektor perkebunan khususnya pada bidang perkebunan tebu.

Chlorotic Streak Disease (CSD) atau garis khlorosis merupakan penyakit sistemik yang belum diketahui penyebabnya, namun diduga penyakit ini disebabkan oleh virus. Karakteristik dari penyakit ini yaitu adanya garis berombak yang tidak beraturan dengan warna kuning hingga putih pada daun. Pada daun muda garis tersebut tidak beraturan, selalu berbagi, pendek dan berwarna kusam. Semakin lama gejala ini akan tampak jelas dan berwarna kuning. Pada banyak kasus garis tersebut akan mengalami nekrotik, baik sebagian maupun sepanjang dari garis tersebut.

Metode yang digunakan selama PKL yaitu penelitian eksperimen berupa penularan penyakit CSD pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) varietas Uthong. Metode penularan yang digunakan pada PKL ini yaitu dengan 4 macam cara penularan. Perlakuan pertama atau A, bibit sebelum ditanam direndam larutan yang mengandung nira batang berpenyakit CSD selama 30 menit, perlakuan kedua atau B bibit dipotong dengan pisau potong bekas memotong batang tebu berpenyakit CSD, perlakuan ketiga atau C bibit ditanam pada media yang dicampuri dengan daun tebu berpenyakit CSD, dan perlakuan yang keempat atau D yaitu bibit sakit langsung ditanam pada media tanam. Pengamatan mengenai pengaruh berbagai macam penularan penyakit CSD pada tebu varietas Uthong dilakukan selama 2 bulan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian pada Praktik Kerja Lapangan di Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ini terbukti bahwa setiap perlakuan memiliki respon kecepatan tertentu terhadap munculnya gejala CSD. Hal tersebut terbukti dari hasil pengamatan yaitu pada perlakuan A dan B gejala CSD tidak muncul, perlakuan C semua tanaman gejala CSD muncul, dan pada perlakuan D yaitu bibit sakit yang langsung ditanam muncul gejala CSD yaitu 3 tanaman dari 4 bibit tebu yang ditanam. Hasil uji statistic dengan menggunakan analisis varian tunggal menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari pada Ftabel maka dapat disimpulkan ada pengaruh perlakuan penularan penyakit CSD pada tanaman tebu varietas Uthong. Sedangkan berdasarkan hasil uji BNT

Page 7: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

vi

5% diketahui bahwa perlakuan C merupakan cara yang efektif untuk menularkan penyakit CSD pada tebu varietas Uthong dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu perlakuan D, A dan C. Hal tersebut telah membuktikan bahwa penyakit CSD tidak bisa disebarkan secara mekanik melalui peralatan panen maupun peralatan tanam. Namun penyakit ini dapat disebarkan melalui bagian tanaman yang terserang penyakit, luapan air, dan pengairan dari ladang yang terserang penyakit ke ladang sehat.

Page 8: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PENGESAHAN ........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

RINGKASAN............................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1B. Tujuan PKL ............................................................................. 3

BAB II PELAKSANAAN

A. Profil Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ....... 5B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................... 12C. Metode Pelaksanaan ................................................................. 12D. Deskripsi dan Sekuensi Waktu .................................................. 12E. Prosedur Kerja .......................................................................... 14F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 15G. Teknik Analisis Data ................................................................ 16

BAB III PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan .............................. 17B. Pembahasan ............................................................................. 20

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 24B. Saran ....................................................................................... 24

DAFTAR RUJUKAN .................................................................................. 26

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 45

Page 9: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gedung Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ............... 5 3.1 Perbandingan Gejala Visual Daun yang Terserang Penyakit CSD

dengan Daun Sehat (a) Daun Tebu Sakit dengan Garis Khlorosis pada Helean Daun Tebu dan (b) Daun Tebu Sehat Tanpa Gejala Garis Khlorosis ............................................................................................. 18

Page 10: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Model tabel Hasil Pengamatan Mengenai Penularan Penyakit Garis Khlorosis (CSD) pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) Varietas Uthong .................................................................................. 16

3.1 Hasil Pengamatan Mengenai Penularan Penyakit Chlorotic Streak Disease (CSD) pada Tanaman Tebu Varietas Uthong ......................... 17

3.2 Data Hasil Scoring Penularan Penyakit Garis Khlorosis pada Tanaman Tebu Varietas Uthong ......................................................................... 17

3.3 Data Hasil Transformasi dengan X + 0,5......................................... 183.4 Data Hasil Perhitungan Anava Tunggal .............................................. 193.5 Hasil Perhitungan BNT 5% ................................................................. 19

Page 11: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I Struktur Organisasi Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ...... 27II Denah Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia .......................... 28III Layout Penelitian Tentang Chlorotic Streak Disease ......................... 29IV Dokumentasi Kegiatan Selama PKL di Pusat Penelitian Perkebunan

Gula Indonesia ................................................................................. 30V Analisis Data .................................................................................... 35VI Agenda Harian Kegiatan PKL .......................................................... 38VII Surat Permohonan Izin Melakukan PKL ........................................... 42VIII Surat Izin Melakukan PKL ............................................................... 43IX Surat Telah Melakukan PKL di P3GI ................................................ 44

Page 12: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perguruan Tinggi merupakan suatu institusi yang diharapkan mampu

mengembangkan dan menerapkan serta meningkatkan pengetahuan yang

sangat berguna demi kemajuan masyarakat. Pada konteks inilah Perguruan

Tinggi memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selain itu, berbagai bentuk kegiatan dapat dijumpai sebagai konsekuensi dari

segenap civitas akademika kampus yang ingin melatih dan mengembangkan

potensi diri mahasiswa serta melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Tiga komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut meliputi pendidikan

dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat. Tujuan dari

pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada akhirnya adalah mampu

mendidik dan mencetak sarjana yang mampu menguasai ilmu pengetahuan

secara praktis dan teoritis serta mampu berperan dalam kehidupan masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan tujuan di atas maka diharapkan mahasiswa

mempunyai motivasi untuk menekuni bidang ilmunya masing-masing secara

mendalam dan mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap perkembangan

teknologi serta permasalahan yang ada. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat

menambah pengetahuan, memperluas pandangan tentang cakrawala ilmiah

dan teknologi terutama yang berhubungan dengan profesionalisme akademik

yang ditekuni, serta melihat secara langsung penerapan ilmunya.

Jurusan Biologi merupakan salah satu jurusan yang terdapat di

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.

Setelah lulus dari jurusan Biologi diharapkan dapat menghasilkan para peneliti

yang dapat membantu pengembangan dan penelitian dalam suatu perusahaan

ataupun instansi yang berkaitan dengan bidang biologi tentunya

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

dibutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan profesional di bidangnya.

Adanya praktik kerja lapangan ini diharapkan agar lebih mantap dalam

menentukan langkah dimasa yang akan datang agar dapat mengimbangi arus

Page 13: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

2

teknologi dan informasi yang semakin berkembang serta menambah

ketrampilan mahasiswa dalam dunia kerja nantinya.

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) merupakan salah

satu lembaga penelitian dari Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI)

yang beranggotakan BUMN Perkebunan dan perusahaan perkebunan swasta.

Dalam pelaksanaan kegiatannya P3GI dan Pusat Penelitian Perkebunan

(Puslitbun) yang lain dibina dan diwasi oleh Dewan Pembina Puslitbun yang

terdiri dari unsur pemerintah dan anggota APPI. Seperti halnya Puslitbun yang

lain, P3GI diharapkan menghasilkan teknologi dan landasan kebijakan yang

dapat memandu pembangunan industri perkebunan di Indonesia pada

umumnya dan industri gula pada khususnya. Tugas dari P3GI yaitu

menghasilkan berbagai inovasi teknologi dan produk bagi kemajuan

masyarakat, khususnya para petani tebu dan Pabrik Gula (PG) (Admin, 2008),

sehingga P3GI ini dari tahun ke tahun terus meningkatkan penelitian dibidang

perkebunan gula.

Ruang lingkup penelitian P3GI terdiri atas bidang onfarm dan offfarm.

Bidang offfarm mencangkup kegiatan pasca panen atau segala kegiatan yang

dilakukan di dalam pabrik. Sedangkan pada bidang onfarm mencangkup

beberapa aspek yang meliputi pemuliaan tanaman, budidaya, tanah, dan

proteksi tanaman. Pada aspek proteksi tanaman, penelitian tentang hama dan

penyakit terus dilakukan dan dikembangkan, diantara penelitian yang terus

dikaji oleh P3GI adalah penyakit chlorotic streak disease (CSD) atau garis

khlorosis pada daun tebu.

Tanaman tebu merupakan tanaman yang paling efisien dalam

mengkonversi energi matahari menjadi energi kimia. Banyak produk dapat

dihasilkan dari tanaman tebu. Proses pembuatan gula sebagai produk utama

dari tanaman tebu diperoleh dari pucuk tebu, ampas, blotong, abu ketel dan

tetes yang dapat diolah lebih lanjut sebagai produk samping yang nilai

produksinya dapat mencapai 50 % dari nilai produk gula (Anonim, tanpa

tahun).

Banyaknya perkebunan tebu yang ada di Indonesia memacu para

peneliti untuk melakukan penelitian mengenai tebu termasuk di dalamnya

Page 14: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

3

mengenai proteksi tanaman. Bidang proteksi tanaman menarik untuk diteliti

karena hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang dapat

menurunkan produksi tebu. Salah satu penyakit tebu yang saat ini banyak

dijumpai di lapangan adalah penyakit garis khlorosis atau chlorotic streak

disease (CSD).

Penyakit ini belum dilaporkan sebagai penyakit penting di Indonesia

tetapi tingginya serangan penyakit garis khlorosis di beberapa tempat di Jawa

akhir-akhir ini mengharuskan kita untuk mewaspadai penyakit ini. Meskipun

penyakit ini sudah cukup lama diketahui menyerang tanaman tebu di dunia,

agen penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Penyakit ini menyerang

daun tebu dengan gejala khas berupa garis khlorosis berwarna kuning atau

krem pada daun dengan batas tepi yang tidak teratur sehingga dapat

mengganggu proses fotosintesis dari tanaman tebu.

Serangan penyakit garis khlorosis cukup banyak ditemui di lapang.

Beberapa kebun contoh di 21 pabrik gula dari 30 pabrik gula yang disurvei

yang dilakukan oleh P3GI pada tahun 2008 di Jawa terinfeksi oleh penyakit

ini. Hasil survei menunjukkan bahwa penyakit garis khlorosis menyerang

hampir semua varietas tebu. Meskipun secara umum rata-rata serangan

penyakit garis khlorosia di Jawa masih rendah tapi keberadaan penyakit ini

perlu diwaspadai karena penyakit garis khlorosis berpotensi menurunkan

produksi tebu. Egan (1989) menyatakan bahwa penyakit garis khlorosis pada

tebu mengakibatkan kerugian yang cukup nyata di beberapa negara di dunia

termasuk Australia, Guyana, Hawai, Mauritius, dan Puerto Rico. Di Taiwan

kerugian akibat penyakit ini berkisar 4-14% pada beberapa varietas tebu

(Wang dan Jiang, 1982 dalam Kristini, 2009).

Berdasarkan pernyataan di atas maka dalam laporan ini akan dibahas

mengenai bagaimana proses penyebaran penyakit garis khlorosis atau

chlorotic streak disease (CSD). Penelitian yang akan dilaksanakan di Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan ini dengan harapan

dapat memberikan informasi kepada para petani tebu tentang bagaimana

proses penyebaran atau penularan penyakit CSD itu sendiri.

Page 15: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

4

B. Tujuan PKL

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

(PKL) ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Memperkenalkan kepada mahasiswa kondisi nyata dalam dunia kerja

sebagai upaya melatih menjadi tenaga kerja yang profesional.

2. Menyesuaikan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh

selama kegiatan perkuliahan dengan kondisi nyata di luar kuliah.

3. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja secara langsung di

lapangan.

4. Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi masalah di

lingkungan kerja serta memperdalam dan meningkatkan kualitas

keterampilan dan kreativitas.

5. Membina hubungan kerjasama antara instansi luar kampus dengan

Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang di masa yang akan datang

khususnya mengenai pengembangan R & D (Research and Development)

dalam bidang biologi.

Page 16: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

5

BAB II

PELAKSANAAN

A. Profil Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) merupakan suatu

lembaga riset pergulaan di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dengan

usia lebih dari 121 tahun, yang dahulu bernama Het Proefstation voor de Java

Suiker Industrie. Pada waktu didirikan tahun 1887, institusi ini berperan dalam

mendukung industri gula di wilayah Hindia Belanda agar mampu memberikan

pelayanan kepada stakeholders, penyandang dana dan para pengguna

teknologi gula. Proefstation menjadi kiblat industri gula tebu dunia dengan

prestasi spektakuler diraih pada tahun 1921 melalui penemuan varietas POJ

2878 yang dapat menyelamatkan industri gula dunia dari serangan penyakit

sereh dan pada tahun 1930 melalui penemuan varietas POJ 3016 karena

mampu menghasilkan 18 ton gula per hektar (Admin, 2008).

1. Sejarah Pendirian P3GI

P3GI didirikan pada tanggal 9 Juli 1887 dengan nama "Het

Proefstation Oost Java". Ada dua hal yang melatarbelakangi berdirinya

P3GI pada saat itu yakni menanggulangi serangan penyakit "Sereh" yang

melanda hampir seluruh tanaman tebu di dunia dan mengimbangi dan

memenangkan persaingan/ancaman gula bit khususnya dari Eropa.

Gambar 2.1 Gedung Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)

Page 17: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

6

Adanya dua permasalahan tersebut ternyata mendorong P3GI

untuk merakit varietas unggul tahan penyakit Sereh yakni varietas POJ

2878. Sejak berdirinya P3GI hasil varietas rakitan P3GI diberi initial POJ

= Proefstation Oost Java, dan sejak tahun 1957 diberi initial PS =

Pasuruan.

Secara kronologis garis besar perjalanan sejarah P3GI adalah

sebagai berikut:

a. Tahun 1885 "Het Preofstation Midden Java" untuk pertama kali

didirikan di Semarang.

b. Tahun 1886 menyusul "Proefstation voor Suikerrient in West Java"

didirikan di Kagok.

c. Tahun 1887 "Proefstation Oost Java" didirikan di Pasuruan, dikenal

dengan nama POJ

d. Tahun 1893 Proefstation di Semarang ditutup.

e. Tahun 1990 Proefstation di Kagok dipindahkan ke Pekalongan dan

akhrinya ke Semarang.

f. Tahun 1905 Proefstation di Semarang dan POJ Pasuruan secara

organisatoris menjadi satu dan pada tahun 1925 secara fisik

organisatoris menjadi satu di Pasuruan.

g. Tahun 1942-1945 POJ dikuasai oleh Pemerintah Jepang dan pada

tahun 1945 Komite Nasional Indonesia mengambil alih POJ dari

Pemerintah Jepang.

h. Tahun 1947 pekerjaan rehabilitasi POJ dilakukan oleh Pemerintah

Belanda.

Berdasarkan SK Mentan No. 229/Um/57 tanggal 10 Desember

1957 yang diperbaharui dengan SK Mentan No. 49/Um/57 tanggal 17

April 1958, POJ diambil alih Pemerintah Indonesia, dengan nama Balai

Penyelidikan Perusahaan Perusahaan Gula (BP3G). Status Balai tersebut

oleh "Dewan Pembina" sekarang dikembalikan seperti sebelum perang,

yaitu suatu Balai Penyelidikan Perusahaan Perkebunan Gula yang diurus

dan dibiayai oleh perindustrian gula sendiri.

Page 18: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

7

Pada tahun 1963 kepengurusuan BP3G diserahkan kepada Badan

Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Gula Negara (BPU-PPN Gula)

Jakarta. Setelah turunnya SK Mentan No. 344/Kpts/Um/12/1968 Menteri

Pertanian membentuk "Dewan Pembina BP3G" yang diserahi tugas

mengurus BP3G dan tahun 1977-1978 diadakan rehabilitasi gedung

BP3G yang penggunaannya diresmikan oleh Menteri Pertanian Republik

Indonesia Prof. Ir. Soedarsono Hadisapoetro pada tanggal 23 September

1978. Pada tahun yang sama turun SK Mentan No. 136/Kpts/OP/3/1978

diadakan perubahan susunan keanggotaan Dewan Pembina BP3G dan

selang satu tahun yaitu tahun 1986 dibentuklah Asosiasi BP3G.

Pada Tanggal 11 Mei 1987 rapat Dewan Pembina mengubah nama

BP3G menjadi P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia),

sehingga tanggal tersebut merupakan cikal bakal berdirinya P3GI di

Pasuruan. Sedangkan pada tanggal 9 Juli 1987 P3GI merayakan hari

jadinya ke 100 tahun, dan bertepatan dengan Peringatan Hari Jadi tersebut

dilaksanakan Konferensi Gula Internasional ISSCT (International Sugar

Society Conference Technology) yang dilaksanakan di Indonesia.

Dalam kiprahnya P3GI merupakan lembaga yang mengabdi pada

industri gula, secara konsen berpedoman pada Tri Dharma-nya yakni:

Penelitian, Pelayanan, dan Pengembangan yang meliputi:

a. Melaksanakan penelitian untuk meningkatkan produksi gula maupun

pemanis lainnya.

b. Menyampaikan hasil-hasil penelitian kepada klien (pengguna jasa)

P3GI.

c. Memberikan bantuan teknis dan teknologi pada kliennya.

Berdasar pada Tri Dharma tersebut P3GI diharapkan dapat berfungsi

sebagai inovator dan merupakan ujung tombak pembangunan dan dapat:

a. Menjadi pelopor pembaharuan dalam rekayasa dan merakit teknologi

baru.

b. Mengantisipasi masalah masa depan serta mencari jalan keluar

pemecahannya.

Page 19: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

8

c. Tanggap terhadap tantangan yang timbul sehubungan dengan

perubahan-perubahan yang terjadi.

d. Membantu dalam menanggulangi kesulitan-kesulitan para pengguna

jasa P3GI.

2. Ruang Lingkup dan Tugas P3GI

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) merupakan

salah satu lembaga penelitian dari Asosiasi Penelitian Perkebunan

Indonesia (APPI) yang beranggotakan BUMN Perkebunan dan perusahaan

perkebunan swasta. Dalam pelaksanaan kegiatannya P3GI dan Pusat

Penelitian Perkebunan (Puslitbun) yang lain dibina dan diwasi oleh Dewan

Pembina Puslitbun yang terdiri dari unsur pemerintah dan anggota APPI.

Seperti halnya Puslitbun yang lain, P3GI diharapkan menghasilkan

teknologi dan landasan kebijakan yang dapat memandu pembangunan

industri perkebunan di Indonesia pada umumnya dan industri gula pada

khususnya.

Industri Gula Indonesia pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap

II (PJPT II) akan menghadapi lingkungan strategis yang berbeda dengan

yang dihadapinya pada PJPT I. Di samping karena terjadi perubahan di

dalam negeri seperti berlakunya Undang-undang Sistem Budidaya

Tanaman (UU No. 12/1992), serta perubahan orientasi program umum

pembangunan pertanian dari orientasi produksi ke orientasi kesejahteraan

petani, perubahan lingkungan strategis itu juga terjadi karena perubahan

yang sudah dan sedang terjadi pada hubungan ekonomi international baik

di tingkat global maupun di tingkat regional yang mengarah pada

liberalisasi. Perubahan lingkungan strategis tersebut juga terjadi pada

komoditi pertanian lain.

Pusat penelitian perkebunan didirikan untuk mengemban misi dan

melaksanakan tugas yakni memberikan inovasi teknologi dan konsepsi-

konsepsi baru yang diperlukan guna kelangsungan dan kemajuan

subsektor perkebunan. Perlu disadari bahwa keberadaan dan kelangsungan

puslitbun ditentukan oleh keuntungan timbal balik antara puslitbun dan

Page 20: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

9

pihak-pihak yang berkepentingan (stake holder) yang tergabung dalam

APPI.

Maksud dari pembentukan P3GI adalah untuk menunjang

kemajuan usaha-usaha di bidang pergulaan melalui kegiatan penelitian dan

pengembangan teknologi, pelayanan dan konsultasi yang mencakup antara

lain:

a. melakukan penelitian tentang masalah pengembangan industri gula dan

peningkatan pendapatan petani,

b. melakukan pengujian dan adaptasi hasil-hasil penelitian terdahulu, baik

yang berasal dari penelitian sendiri maupun yang berasal dari luar

negeri,

c. menyebarkan hasil-hasil penelitian yang telah dirakit menjadi paket

teknologi siap pakai,

d. menyediakan dukungan pelayanan bagi penerapan hasil penelitian

antara lain berupa penyediaan bibit unggul, penyelenggaraan latihan

kerja, serta pemberian jasa konsultasi.

3. Visi dan Misi P3GI

Tanaman tebu merupakan tanaman yang paling efisien dalam

mengkonversi energi matahari menjadi energi kimia. Banyak produk dapat

dihasilkan dari tanaman tebu. Proses pembuatan gula sebagai produk

utama dari tanaman tebu didapat pucuk tebu, ampas, blotong, abu ketel

dan tetes yang dapat diolah lebih lanjut sbagai produk samping yang nilai

produksinya dapat mencapai 50 % dari nilai produk gula.

Konsumsi gula dunia tetap cenderung meningkat terutama di

negara berkembang. Konsumsi gula nasional juga akan meningkat seiring

pertambahan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan dan

perkembangan industri makanan dan minuman. Isu bahwa gula dapat

mengganggu kesehatan tidak terbukti dan kebutuhan akan gula rendah

kalori hanya terjadi di negara maju. Gula masih merupakan sumber kalori

yang murah bagi kebutuhan pangan dunia.

Page 21: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

10

Pasar dunia merupakan pasar residual negara-negara yang surplus

produksinya dan mengarah pada bentuk oligopoli. Pemenuhan konsumsi

gula nasional melalui peningkatan produksi nasional merupakan kebijakan

strategis untuk pengamanan pangan.

Industri gula cair High Fructose Syrop (HFS) dilaporkan

berkembang dengan pesat seiring berkembangnya industri makanan dan

minuman. Di lain pihak, teknologi enzimatis telah memungkinkan untuk

membuat HFS dari tetes tebu atau nira tebu muda (genjah). Pengembangan

industri HFS di wilayah agroindustri tebu akan menambah daya saing

industri gula.

Rendahnya daya saing industri gula nasional dibandingkan

tanaman lain ditengarai karena efisiensi pengelolaan yang masih rendah.

Dengan berkembangnya teknologi dan perangkat peraturan yang kondusif,

industri gula nasional diharapkan lebih efisien. Berkembangnya industri

gula baru di luar Jawa yang mengusahakan lahan HGU akan mengarahkan

pada efisiensi tersebut. Efisiensi itu akan lebih meningkat bila

dikembangkan dalam suatu wilayah agroindustri berbasis tebu. Sementara

itu industri gula di Jawa tetap dapat dimanfaatkan dengan mengoptimalkan

produktivitas bahan baku dan diversifikasi produksi dengan produk hasil

samping. Dengan berkembangnya agrobisnis berbasis tebu, nilai tanaman

tebu seharusnya tidak hanya dikaitkan dengan nilai produk gula yang

dihasilkan tetapi juga dengan produk samping yang dikembangkan.

Berdasarkan gambaran tersebut maka pada masa sepuluh tahun

mendatang kehadiran industri gula di Indonesia masih tetap relevan. Agar

industri gula mempunyai daya saing tinggi maka arah pengembangan di

luar Jawa adalah dibangunnya agro industri berbasis tebu dengan

dukungan pengelolaan lahan inti yang lebih besar dari lahan plasma serta

biaya produksi yang rendah setara dengan biaya produksi industri gula

Australia. Sementara itu di Jawa, industri gula dapat dikembangkan

dengan diversifikasi bahan baku seperti misalnya mengolah gula mentah

menjadi gula kristal dan diversifikasi produk misalnya mengolah hasil

Page 22: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

11

samping terutama memanfaatkan kebutuhan pasar yang pangsanya

terbesar di Jawa.

Suatu perusahaan atau balai penelitian pasti mempunyai suatu visi

dan misi demi kemajuan perusahaan tersebut. Dalam hal ini, salah satu

perusahan yang mempunyai visi yaitu P3GI. Adapun visi dari P3GI yaitu

menjadi mitra yang handal bagi industri gula melalui paket teknologi dan

tenaga ahli baik dalam upaya mencari terobosan maupun pemecahan

masalah. Adanya kemitraan yang handal tersebut diwujudkan dalam peran

sebagai:

1) penggerak utama pertumbuhan industri gula melalui penelitian-

penelitian terobosan;

2) pendamping industri gula dengan menghasilkan dan menyediakan

paket-paket teknologi untuk mengatasi masalah aktual serta

menyediakan pakar untuk jasa konsultasi

3) pendukung upaya perkembangan yang dilakukan pabrik gula dengan

melakukan penelitian uji dan adaptasi.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka misi P3GI adalah:

1) mempelajari dan mencarikan upaya untuk menanggulangi kendala

dalam pembangunan bidang pergulaan Nasional,

2) mengidentifikasi dan mengupayakan pemecahan masalah-masalah

yang dihadapi oleh industri pergulaan dan pabrik gula pada khususnya

3) melakukan kegiatan pengembangan dan pelayanan kepada perusahaan

gula, demi mencapai efektifitas kerja dan efisiensi pengelolaannya

dalam arti seluas-luasnya.

Dalam mewujudkan visi dan misi, budaya kerja dalam manajemen

adalah meningkatkan citra, kualitas pelayanan dan kualitas sumberdaya

manusia. Sementara itu budaya kerja atau tata nilai seluruh karyawan P2GI

adalah mengutamakan pelayanan prima, selalu komit pada keperluan stake

holder, bersikap jujur, memiliki rasa bangga menjadi karyawan P3GI,

bekerja keras dan cermat untuk mencapai sasaran, belajar setiap hari,

berdisiplin dan tepat waktu, menyadari akan adanya responsibility dan

Page 23: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

12

accountibility, mempunyai standard etis tinggi, bersikap efektif dan

efisien, penuh inisiatif, penuh motivasi untuk maju, membangun keluarga

harmonis, mampu bersaing dengan akrab, serta berpikir bijaksana.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) yang bertempat di Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ini dilaksanakan selama 2

bulan. Kegiatan tersebut dimulai pada tanggal 15 Juni sampai dengan 14

Agustus 2009.

2. Tempat Pelaksanaan

Tempat dilaksanakan PKL ini bertempat di Laboratorium Penyakit

dan rumah kaca Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang

berlokasi di Jalan Pahlawan No. 25 Kota Pasuruan Provinsi Jawa Timur.

C. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah

dengan pengamatan secara langsung di lapangan pada instansi yang

bersangkutan untuk memperoleh data-data yang nantinya diperlukan dalam

penyusunan laporan. Kegiatan tersebut meliputi:

1. Praktik langsung mengikuti aktivitas di lokasi atau instansi tempat

kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

2. Konsultasi dengan dosen pembimbing tentang hal-hal yang berhubungan

dengan proteksi tanaman.

3. Mengumpulkan data sekunder, yaitu profil lokasi Praktik Kerja Lapangan

(PKL) beserta struktur organisasinya.

D. Deskripsi dan Sekuensi Waktu

Sub-bab ini terdiri atas tiga bagian yang berisi tahapan kegiatan PKL

yang meliputi tahap perizinan, tahap pengarahan, dan tahap pelaksanaan.

Page 24: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

13

Masing-masing tahapan mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan dan

sekuensi waktu selama pelaksanaan kegiatan.

1. Tahap Perizinan

Tahap ini diawali dengan pembuatan surat izin dan penyusunan

proposal PKL yang dilaksanakan + 1 bulan sebelum PKL dilaksanakan.

Surat izin dialamatkan pada instansi yang akan dituju, yaitu Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang berada di Jl. Pahlawan

no. 25 Pasuruan Jawa Timur dan disertai 1 bendel proposal berisikan topik

kegiatan yang akan dilakukan pada selama kegiatan PKL.

2. Tahap Pengarahan

Tahap pengarahan dimulai dengan perkenalan dengan Dosen

Pembimbing PKL dan staf peneliti yang terlibat selama pelaksanaan

kegiatan PKL. Setelah perkenalan selesai, dilanjutkan dengan pemaparan

ruang lingkup kegiatan PKL, tahapan kegiatan dan waktu pelaksanaan,

serta prosedur kerja kegiatan PKL. Kegiatan selanjutnya adalah tinjauan

langsung lingkungan kantor P3GI serta sarana dan prasarana yang

nantinya akan digunakan selama PKL. Tahap pengarahan ini berlangsung

pada tanggal 15 Juni 2009 di Laboratorium Penyakit Kelti Proteksi

Tanaman P3GI.

Hasil dari tahapan ini adalah diketahuinya fokus kegiatan PKL,

yaitu melakukan penelitian tentang studi penularan penyakit garis

khlorosis (CSD) pada tanaman tebu (Saccharum officinarum) varietas

Uthong.

3. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan PKL berlangsung selama kurang lebih 2 bulan,

dimulai dari tanggal 15 Juni sampai dengan 14 Agustus 2009. Selama

berlangsungnya proses kegiatan PKL, perkembangan dan hasil sementara

yang telah dicapai senantiasa dipantau oleh Pembimbing Lapangan dan

beberapa kali diadakan konsultasi kegiatan PKL. Deskripsi pelaksanaan

Page 25: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

14

kegiatan harian selama pelaksanaan kegiatan PKL di Kelti Proteksi P3GI

dapat dilihat pada lampiran.

E. Prosedur Kerja

Untuk melaksanakan penelitian pada kegiatan PKL ini perlu dilakukan

beberapa tahapan, yakni persiapan media tanam, penularan penyakit CSD,

penanaman, dan perawatantanaman.

1. Persiapan Media Tanam

Media tanam dibuat dari campuran antara tanah, kompos, dan pasir

dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Setelah itu campuran tanah tersebut

dimasukkan ke dalam ember plastik yang sudah dilubangi untuk jalan air

keluar. Sebelum media tanam digunakan terlebih dahulu disterilisasi

dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi ini dimaksudkan untuk

mengurangi mikroorganisme pathogen yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian.

2. Persiapan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tebu sehat dan tebu

yang terkena penyakit CSD. Tebu yang digunakan berupa tebu varietas

Uthong. Kemudian sampel percobaan ini dipotong-potong menjadi bagal

mata 2.

3. Pembuatan Suspensi untuk Penularan Penyakit Garis Khlorosis

Sebelum penularan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pembuatan

suspensi nira tebu yang terkena CSD. Suspensi ini dibuat dari cacahan 30

batang tebu yang berpenyakit CSD yang dilarutkan dengan air sebanyak

250 liter. Untuk mendapatkan campuran yang sempurna, cacahan batang

tebu sakit tersebut dan air diaduk selama 30 menit.

4. Penularan Penyakit CSD

Penularan penyakit CSD ini digunakan empat perlakuan yaitu seperti

berikut.

Page 26: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

15

A : Bibit sehat direndam dalam suspense nira batang sakit

B : bibit sehat dipotong dengan pisau potong bekas memotong batang

tebu bergejala CSD

C : bibit sehat ditanam pada media yang dicampuri potongan daun tebu

bergejala CSD

D : bibit sakit (bergejala CSD) sebagai kontrol sakit

Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 ulangan. Denah percobaan dapat

dilihat pada lampiran. Setelah bibit diperlakukan, kemudian bibit ditanam

pada media yang telah disediakan dan disiram dengan air.

5. Perawatan Bibit Tebu

Perawatan bibit tebudilakukan dengan menyirami tanaman tebu setiap 2

hari sekali dan menyiangi gulma yang tumbuh di sekitar tanaman tebu.

Setelah tebu berumur kira-kira 1 bulan, tanaman tebu diberi pupuk KCl.

6. Pengamatan

Pengamatan terhadap penularan penyakit CSD dilakukan setelah mucul

tunas hingga tanaman berumur 2 bulan. Gejala yang diamati berupa

munculnya garis khlorosis pada daun tebu dengan batas tepi yang tidak

beraturan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diambil pada penelitian ini adalah munculnya penyakit CSD

tiap tanaman yang sudah diberi perlakuan. Gejala awal penyakit CSD

ditunjukkan dengan adanya adanya garis berombak yang tidak beraturan

dengan warna kuning hingga putih pada helaian daun. Setiap kali muncul

gejala, dilakukan pencatatan waktu dan pengambilan foto gejala. Data hasil

pengamatan tersebut dimasukkan ke dalam tabel 2.1 sebagai berikut dengan

memberi nilai 1 bila tanaman muncul gejala CSD dan nilai 0 bila tanaman

tidak muncul gejala CSD.

Page 27: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

16

Tabel 2.1 Model Tabel Hasil Pengamatan Mengenai Penularan Penyakit

Garis Khlorosis (CSD) pada Tanaman Tebu (Saccharum

officinarum) Varietas Uthong

No Perlakuan Ulangan

1 2 3 4

1 A

2 B

3 C

4 D

G. Teknik Analisis Data

Data berupa munculnya gejala CSD pada tiap perlakuan dianalisis

secara statistik menggunakan anava tunggal dan bila F hitung lebih besar dari

pada F tabel dilanjutkan dengan uji lanjut berupa uji BNT 5%. Sebelum data

dianalisis, data yang diperoleh ditanformasi terlebih dahulu dengan rumus

√ .

Page 28: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

17

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Selama PKL dilakukan beberapa kegiatan pokok diantaranya yaitu

mempelajari proses penularan penyakit garis khlorosis atau Chlorotic Streak

Disease (CSD) pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) varietas

Uthong. Cara penularan yang dilakukan merupakan perlakuan dalam

percobaan. Empat perlakuan yang digunakan yaitu bibit sehat direndam dalam

suspense nira batang sakit, bibit sehat dipotong dengan pisau yang

terkontaminasi nira batang sakit, bibit sehat ditanam pada media yang

dicampur dengan daun bergejala penyakit garis khlorosis, bibit sakit sebagai

kontrol. Data mengenai hasil penelitian tersebut disajikan pada tabel 3.1

berikut.

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Mengenai Penularan Penyakit Chlorotic Streak

Disease (CSD) pada Tanaman Tebu Varietas Uthong

No PerlakuanUlangan

1 2 3 41 A - - - -2 B - - - -3 C + + + +4 D + + - +

Tabel 3.2 Data Hasil Skoring Penularan Penyakit Garis Khlorosis pada

Tanaman Tebu Varietas Uthong

No PerlakuanUlangan

1 2 3 41 A 0 0 0 02 B 0 0 0 03 C 1 1 1 14 D 1 1 0 1

Keterangan :

+ : ada gejala penyakit CSD

- : tidak ada gejala penyakit CSD

Page 29: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

18

0 : tidak ada gejala penyakit CSD

1 : ada gejala penyakit CSD

Gambar 3.1 Perbandingan Gejala Visual Daun yang Terserang Penyakit

CSD dengan Daun Sehat (a) Daun Tebu Sakit dengan Garis

Khlorosis pada Helean Daun Tebu dan (b) Daun Tebu Sehat

Tanpa Gejala Garis Khlorosis

Tabel 3.3 Data Hasil Transformasi dengan

No PerlakuanUlangan

1 2 3 4

1 A 0.707 0.707 0.707 0.707

2 B 0.707 0.707 0.707 0.707

3 C 1.225 1.225 1.225 1.225

4 D 1.225 1.225 0.707 1.225

Hasil transformasi tersebut kemudian data dianalisis dengan analisis statistik

berupa analisis varian tunggal dan bila F hitung lebih besar dari pada F tabel

maka dilanjutkan BNT 5% untuk mengetahui perlakuan mana yang paling

baik menularkan penyakit CSD pada tanaman S. officinarum varietas Uthong.

Adapun perhitungannya seperti pada tabel 3.4 berikut.

(a) (b)

Page 30: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

19

Tabel 3.4 Data Hasil Perhitungan Anava Tunggal

SK db JK KT FhitFtab

5% 1%Perlakuan 3 0.8540881 0.284696 16.666496 3.86255 6.99192Ulangan 3 0.0502405 0.016747 0.980382Galat 9 0.1537374 0.017082Total 15 1.0580659

Berdasarkan Tabel 3.4 diketahui bahwa Fhitung (16.666496) lebih besar dari

pada Ftabel (3.86255). Ini berarti ada pengaruh macam penularan penyakit

garis khlorosis atau CSD pada tanaman S. officinarumvarietas Uthong.

Karena Fhitung lebih besar dari pada Ftabel, maka dilanjutkan dengan uji lanjut

berupa uji BNT 5%. Hasil perhitungan uji BNT 5% dapat dilihat pada tabel

3.5 berikut.

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan BNT 5%

Perlakuan Rerata NotasiA 0.707 aB 0.707 aD 1.095 bC 1.225 b

Berdasarkan Tabel 3.5 dapat diketahui perlakuan yang efektif menularkan

penyakit garis khlorosis (CSD) pada tanaman tebu (Saccharum officinarum)

varietas Uthong adalah perlakuan C yaitu bibit sehat ditanam pada media

yang dicampuri potongan daun tebu bergejala CSD dan tidak berbeda nyata

dengan perlakuan D yaitu bibit sakit (bergejala CSD) sebagai kontrol sakit,

tetapi berbeda nyata dengan perlakuan B yaitu bibit sehat dipotong dengan

pisau potong bekas memotong batang tebu bergejala CSD dan perlakuan A

yaitu bibit sehat direndam dalam suspense nira batang sakit.

Keterangan :

A : Bibit sehat direndam dalam suspense nira batang sakit

B : bibit sehat dipotong dengan pisau potong bekas memotong batang

tebu bergejala CSD

Page 31: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

20

C : bibit sehat ditanam pada media yang dicampuri potongan daun tebu

bergejala CSD

D : bibit sakit (bergejala CSD) sebagai kontrol sakit

B. Pembahasan

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan memberikan mahasiswa

pengalaman secara praktis di lapangan sebagai wahana pembentukan

kemampuan akademik profesional dalam bidang keahliannya. Melalui

kegiatan PKL mahasiswa juga memperoleh pengalaman praktis dan

keterampilan yang berhubungan dengan tema PKL yang sebelumnya tidak

pernah diperoleh selama kegiatan perkuliahan, dan mahasiswa dapat melihat

dan merasakan langsung hiruk-pikuk dunia kerja beserta batasan-batasannya,

sehingga secara tidak langsung menyiapkan individu mahasiswa yang siap

terjun dan berkompetisi di dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian yang

ditekuninya.

Selama kegiatan PKL ini mahasiswa menjadi mampu melakukan

penularan penyakit garis kholorosis atau yang dikenal dengan Chlorotic Streak

Disease (CSD) dengan benar yang selama ini belum di dapatkan pada saat

perkuliahan. Metode penularan yang digunakan pada PKL ini yaitu dengan

cara 4 macam penularan. Perlakuan pertama, bibit sebelum ditanam direndam

larutan yang mengandung nira batang berpenyakit CSD selama 30 menit,

perlakuan kedua bibit dipotong dengan pisau potong bekas memotong batang

tebu berpenyakit CSD, perlakuan ketiga bibit ditanam pada media yang

dicampuri dengan daun tebu berpenyakit CSD, dan perlakuan yang keempat

yaitu bibit sakit langsung ditanam pada media tanam. Pengamatan pengaruh

berbagai macam penularan penyakit CSD selama 2 bulan.

Chlorotic Streak Disease (CSD) merupakan penyakit sistemik yang

belum diketahui penyebabnya. Namun diduga penyakit ini disebabkan oleh

virus (Anonim b, tanpa tahun). Karakteristik dari penyakit ini yaitu adanya

garis berombak yang tidak beraturan dengan warna kuning hingga putih pada

daun. Pada daun muda garis tersebut tidak beraturan, selalu berbagi, pendek

dan berwarna kusam. Semakin lama gejala ini akan tampak jelas dan berwarna

Page 32: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

21

kuning. Pada banyak kasus garis tersebut akan mengalami nekrotik, baik

sebagian maupun sepanjang dari garis tersebut (Magarey dan Egan, 1999).

Kemunculan dari garis tersebut secara bertahap. Pada awalnya garis ini

akan tampak pendek, terputus-putus, sempit, berwarna redup namun kemudian

akan tampak jelas. Biasanya garis melebar 1/8 hingga 5/8 inci dan dapat

memanjang hingga seluruh panjang daun (Wilbrink 1932 dalam Abbott, et al,

1961). Beberapa garis dapat ditemukan pada satu daun atau beberapa daun

dalam satu tanaman. Berdasarkan karakteristik tersebut, gejala CSD diamati

dan dicatat ketika garis yang dihasilkan tampak jelas. Tindakan ini dilakukan

agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan jenis penyakit yang menyerang

tanaman tebu. Sebab penyakit ini hampir mirip dengan penyakit blendok.

Namun antara blendok dan CSD dapat dibedakan yaitu tepi garis pada

penyakit CSD yang tampak pada daun memiliki garis yang tidak jelas

sedangakan blendok sangat jelas garis kuningnya. Garis kuning pada penyakit

CSD tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 di atas.

Penyakit ini pertama kali ditemukan di Jawa, Australia, dan Hawaii.

Penyakit ini pada mulanya dinamakan Vierde Ziekte di Jawa, karena dianggap

mirip dengan penyakit sereh, busuk akar, dan penyakit blendok. Sedangkan di

Australia dinamakan pseudo scald dan di Hawai dinamakan chorotic streak.

Pada tahun 1932 yang bertepatan dengan konkres ke-4 International

Society of Sugar Cane Technologists penyakit ini dinamakan penyakit

Chlorotic Streak Disease (CSD). Pernyataan tersebut berdasarkan penelitian

dari para pakar penyakit di Jawa, Australia, dan Hawaii yang menyatakan

bahwa penyakit yang ditemukan pada tiga daerah tersebut mempunyai ciri

yang sama (Handojo, 1982).

Salah satu varietas S. officinarum yang mudah terserang penyakit CSD

yaitu S. officinarum varietas Uthong. Tebu varietas ini berasal dari Negara

Thailand. Namun di Indonesia sudah dikembangkan di P3GI Pasuruan Jawa

Timur dan sudah menjadi komoditi lokal bagi pabrik gula.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada Praktik Kerja

Lapangan di Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ini terbukti

bahwa setiap perlakuan memiliki respon kecepatan tertentu terhadap

Page 33: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

22

munculnya gejala Chlorotic Streak Disease (CSD). Hal tersebut terbukti dari

hasil pengamatan yaitu pada perlakuan A dan B gejala CSD tidak muncul,

perlakuan C semua tanaman gejala CSD muncul, dan pada perlakuan D yaitu

bibit sakit yang langsung ditanam muncul gejala CSD yaitu 3 tanaman dari 4

bibit tebu yang ditanam. Hasil analisis varian tunggal menunjukkan bahwa

Fhitung lebih besar dari pada Ftabel maka dapat disimpulkan ada pengaruh

perlakuan penularan penyakit Chlorotic Streak Disease (CSD) pada tanaman

S. officinarum varietas Uthong.

Sedangkan dari hasil analisis BNT 5% menunjukkan bahwa perlakuan

C dan D lebih mudah menularkan penyakit CSD bila dibandingkan dengan

perlakuan A dan B. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Handojo (1982),

bahwa penyakit CSD tidak dapat ditularkan dengan parang yang terkena nira

bibit sakit dan bibit yang direndam pada nira S. officinarum yang terkena

penyakit CSD, tetapi dapat ditularkan dengan bibit yang sakit dan tanah yang

terdapat daun yang terkena penyakit CSD.

Hal ini sesuai dengan Crowder (1990) yang menyebutkan bahwa

secara umum penyakit merupakan hasil interaksi antara inang, patogen dan

lingkungan. Adanya interaksi patogen, inang dan lingkungannya yang berbeda

dapat memunculkan variasi gejala yang berbeda antar perlakuan. Faktor

lingkungan inilah yang biasanya dapat menularkan penyakit CSD. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu apabila pada media tempat

tumbuhnya tebu terdapat daun tebu yang bergejala penyakit garis khlorosis

maka tebu sehat yang ditanam pada media tersebut dapat tertular penyakit ini.

Sebab daun tersebut akan membusuk dan bercampur dengan tanah, sehingga

penyakit ini mudah tertular.

Selain itu, air merupakan salah satu faktor penting dalam penularan

penyakit CSD. Hal tersebut terbukti dari penelitian Magarey dan Neilsen

(2006) tahun 2002 di Queensland Australia bahwa ladang yang terinfeksi oleh

CSD bila dialiri dengan air, maka kerugiannya dapat mencapai 33%

dibandingkan dengan genangan air yang hanya menimbulkan kerugian sekitar

4%.

Page 34: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

23

Robert dan Brian (1999) menyatakan bahwa CSD tidak bisa

disebarkan secara mekanik melalui peralatan panen maupun peralatan tanam.

Penyakit ini dapat disebarkan melalui bagian tanaman yang terserang

penyakit, luapan air, dan pengairan dari ladang yang terserang penyakit ke

ladang sehat. Sehingga dari hasil penelitian ini terbukti bahwa penyakit CSD

tidak mudah tersebar secara mekanik yaitu dengan cara merendam bibit sehat

pada nira tebu yang terkena CSD ataupun bibit yang dipotong dengan pisau

hasil memotong bibit yang terkena CSD.

Page 35: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

24

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang penulis lakukan

dan sesuai dengan tujuan dari kegiatan PKL ini, maka penulis membuat

kesimpulan sebagai berikut:

1. Setelah melaksanakan PKL ini mahasiswa mendapatkan pengalaman

praktis di lapangan sebagai wahana pembentukan kemampuan akademik

profesional dalam bidang keahlian sehingga secara tidak langsung

menyiapkan individu mahasiswa yang siap terjun dan berkompetisi di

dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuninya

2. Mahasiswa memperoleh pengetahuan baru serta dapat mengaplikasikan

ilmu di bidang penyakit khususnya penyakit garis khlorosis (CSD) pada

tanaman tebu (Saccharum officinarum).

3. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada pengaruh

perlakuan cara penularan terhadap munculnya gejala penyakit garis

khlorosis (CSD) pada tanaman tebu (Saccharum officinarum) varietas

Uthong.

4. Sedangkan dari hasil uji BNT 5% dapat diketahui bahwa perlakuan dengan

menambahkan daun yang terserang penyakit CSD pada media tanam

merupakan perlakuan yang paling efektif menularkan penyakit garis

khlorosis (CSD), dibandingkan dengan ketiga perlakuan yang lainnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian

Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) penulis ingin menyampaikan beberapa

saran yang berhubungan dengan fasilitas maupun kegiatan PKL:

1. Hasil kegiatan PKL ini dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut tentang

penyebab penyakit garis khlorosis yang selanjutnya dapat dikembangkan

teknik deteksinya secara molekuler.

Page 36: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

25

2. Karena penyakit garis khlorosis telah banyak menyerang tanaman tebu di

Jawa, penelitian untuk mengidentifikasi ketahanan varietas tebu terhadap

penyakit ini juga perlu dilakukan.

3. Penelitian mengenai beberapa cara pengendalian penyakit khlorosis juga

perlu dilakukan agar diperoleh teknik pengendalian yang paling efektif dan

efisien.

4. Sosialisasi mengenai ciri-ciri penyakit garis khlorosis kepada para petani

tebu agar penularan penyakit ini secara luas dapat dihindari.

Page 37: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

26

DAFTAR RUJUKAN

Abbott, E. V, Hughes, C. G, dan Martin, J. P. 1961. Chlorotic streak. Dalam J. P. Martin, E. V. Abbott, C. G. Hughes (Eds), Sugarcane Disease of The World Volume I (hal. 371-382). New York: Elsevier Publishing Company.

Anonim a. Tanpa tahun. Profil P3GI. (Online), (http://www.geocities.com/ p3gi/isri, diakses 14 Juni 2009).

Anonim b. Tanpa tahun. Chlorotic Streak 2. (Online), (http://www.nswsugar.com. au/index.php?option=com_content&task=view&id=49&Itemid=1, diakses 13 Agustus 2009).

Admin. 2008. P3GI. (Online), (http://sugarresearch.org/index.php/profil, diakses 12 Agustus 2009).

Crowder, L, V. 1990. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 499

Handojo. 1982. Penyakit Tebu di Indonesia. Pasuruan: Balai Penelitian Perusahaan Perkebunan Gula. Hal. 70-72

Kristini, Ari. ([email protected]). 11 November 2009. CSD. E-mail kepada Muh. Shofi ([email protected]).

Magarey, R. C. dan Neilsen, W.. 2006. Chlorotic Streak, a Disease Reducing Sugarcane Yields in Queensland. (Online), (http://www.cababstractsplus. org/abstracts/Abstract.aspx?AcNo=20023087317, diakses 13 Agustus 2009).

Page 38: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

27

Lampiran I

STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PENELITIAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA

Page 39: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

28

Lampiran II

DENAH PUSAT PENELITIAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA

Page 40: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

29

D1 D3 D4D2

C1 C3 C4C2

B1 B3 B4B2

A1 A3 A4A2

U

Lampiran III

LAYOUT PENELITIAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT GARIS

KHOLOSIS PADA TANAMAN TEBU VARIETAS UTHONG

Foto Denah Penelitian Tentang Penularan Penyakit Garis Kholosis pada Tanaman Tebu Varietas Uthong

Page 41: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

30

Lampiran IV

DOKUMENTASI KEGIATAN SELAMA PKL DI PUSAT PENELITIAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA

Gambar 1 Proses Pemotongan Bibit Tebu Menjadi Bagal Mata Dua

Gambar 2 Bagal Mata Dua Tebu Siap Ditanam

Page 42: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

31

Gambar 3 Mencacak Tanaman Tebu untuk Diambil Nira

Gamabar 4 Membaut Suspensi CSD dari Nira Tebu yang Dicampur Air

Page 43: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

32

Gambar 5 Media Tanam Siap Ditanami Bibit Tebu

Gambar 6 Proses Penanamanan Bibi Tebu yang Sudah Diberi Perlakuan

Page 44: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

33

Gambar 7 Peneliti Sedang Menyiram Tanaman Percobaan

Gambar 8 Peneliti Sedang Mengamati Gejala CSD pada Tanaman Percobaan

Page 45: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

34

Gambar 9 Tanaman Percobaan Setelah Berumur 2 Bulan

Gambar 10 Perbandingan Gejala Visual Daun yang Terserang Penyakit CSD

dengan Daun Sehat (a) Daun Tebu Sakit dengan Garis Khlorosis

pada Helaian Daun Tebu dan (b) Daun Tebu Sehat Tanpa Gejala

Garis Khlorosis

(a) (b)

Page 46: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

35

Lampiran V

ANALISIS DATA

Tabel 1 Hasil Skoring Serangan CSD Berdasarkan Ada Tidaknya Gejala

CSD pada Daun Tebu

No Perlakuan Ulangan

1 2 3 4

1 A 0 0 0 0

2 B 0 0 0 0

3 C 1 1 1 1

4 D 1 1 0 1

Tabel 2 Hasil Transformasi dengan √

No Perlakuan Ulangan

Jumlah 1 2 3 4

1 A 0,707 0,707 0,707 0,707 2,828

2 B 0,707 0,707 0,707 0,707 2,828

3 C 1,225 1,225 1,225 1,225 4,899

4 D 1,225 1,225 0,707 1,225 4,381

Total 3,864 3,864 3,346 3,864 14,937

FK =

=

= 13,94495005

JK Total = 0,7072 + 0,707

2 + 0,707

2 + 0,707

2 + 0,707

2 + 0,707

2 + 0,707

2 +

0,7072 + 1,225

2 + 1,225

2 + 1,225

2 + 1,225

2 + 1,225

2 + 1,225

2 +

0,7072 + 1,225

2 - 13,94495005

= 1,05806595

JK Ulangan = (

) - 13,94495005

= 0,05024047

JK Perlakuan = (

) - 13,94495005

= 0,85408805

Page 47: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

36

JK Galat = 1,05806595 - 0,05024047 - 0,85408805

= 0,15373742

Tabel 3 Ringkasan Anava

SK db JK KT Fhit

F

tab

5% 1%

Perlakuan 3 0,8540881 0,284696 16,6664963 3,862548 6,991917

Ulangan 3 0,0502405 0,016747 0,9803821

Galat 9 0,1537374 0,017082

Total 15 1,0580659

Kesimpulan :

Fhitung (16,666496) lebih besar dari pada Ftabel (3,86255). Ini berarti ada

pengaruh cara penularan penyakit garis khlorosis (CSD) pada

tanaman tebu (Saccharum officinarum) varietas Uthong.

Karena Fhitung lebih besar dari pada Ftabel, maka dilakukan uji lanjut dengan

menggunakan uji BNT 5%.

BNT 5% = ( ) √

= √

= 0,201

Tabel 4 Uji BNT 5%

Perlakuan Rerata Notasi

A 0.707 a

B 0.707 a

D 1.095 b

C 1.225 b

Kesimpulan :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui perlakuan yang efektif menularkan

penyakit garis khlorosis (CSD) pada tanaman tebu (Saccharum

officinarum) varietas Uthong adalah perlakuan C yaitu bibit

Page 48: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

37

sehat ditanam pada media yang dicampuri potongan daun tebu

bergejala CSD dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan D

yaitu bibit sakit (bergejala CSD) sebagai kontrol sakit, tetapi

berbeda nyata dengan perlakuan B yaitu bibit sehat dipotong

dengan pisau potong bekas memotong batang tebu bergejala

CSD dan perlakuan A yaitu bibit sehat direndam dalam

suspense nira batang sakit.

Page 49: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

38

Lampiran VI

AGENDA HARIAN KEGIATAN PKL

Nama mahasiswa : Muh. ShofiNIM : 306342403682Program studi : BiologiJurusan : BiologiTempat PKL : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Pasuruan

No Hari/Tanggal Urainan Kegiatan yang Dilakukan1 Senin, 15 Juni 2009 1. Pengenalan tempat magang

2. Menyusun proposal penelitian2 Selasa, 16 Juni 2009 1. Mempelajari cara tanam tebu di lahan

percobaan2. Pengamatn tebu di lahan percobaan yang

terserang penyakit3. Menyusun proposal penelitian dan konsultasi

pada pembimbing3 Rabu, 17 Juni 2009 1. Persiapan tanaman percobaan

2. Menanam tanaman percobaan3. Memulai perlakuan4. Menyusun proposal penelitian dan konsultasi

pada pembimbing4 Kamis, 18 Juni 2009 1. Menanam tanaman percobaan

2. Memulai perlakuan3. Menyiangi lahan tanam4. Menyusun proposal penelitian dan konsultasi

pada pembimbing5. Menyusun metode penelitian yang

digunakan5 Jumat, 19 Juni 2009 1. Mencari penyakit tebu secara langsung di

lahan percobaan2. Menyusun proposal penelitian (BAB I dan

BAB II) dan konsultasi pada pembimbing3. Merawat tanaman dan menyiram

6 Senin, 22 Juni 2009 1. Menyusun proposal penelitian (BAB I dan BAB II) dan konsultasi pada pembimbing

2. Membuat dan mengamati preparat basah anatomi daun tebu

3. Merawat tanaman dan menyiram7 Selasa, 23 Juni 2009 Konsultasi dengan pembimbing kampus dan

mencari literatur8 Rabu, 24 Juni 2009 Konsultasi dengan pembimbing kampus9 Kamis, 25 Juni 2009 1. Membuat media PDA dan tuang

2. Sterilisasi cawan petri

Page 50: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

39

No Hari/Tanggal Urainan Kegiatan yang Dilakukan10 Jumat, 26 Juni 2009 1. Merawat tanaman dan menyiram

2. Menyusun proposal penelitian (BAB I dan BAB II) dan konsultasi pada pembimbing

11 Senin, 29 Juni 2009 1. Merawat tanaman dan menyiram2. Mencari penyakit pokahbung dan luka api di

lahan percobaan P3GI3. Isolasi penyakit pokahbung dan luka api tebu

pada media PDA4. Membantu sterilisasi tanah

12 Selasa, 30 Juni 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Melakukan sterilisasi tanah dan alat

13 Rabu, 1 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan

percobaan3. Melakukan serelogi pada nira tebu yang

terkena penyakit RSD14 Kamis, 2 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan percobaan

3. Melakukan serelogi pada nira tebu yang terkena penyakit RSD

15 Jumat, 3 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan yang terkena

penyakit CSD 3. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan

percobaan16 Senin, 6 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan percobaan

3. Isolasi jamur penyebab penyakit luka api17 Selasa, 7 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan percobaan

3. Mengamati anatomi jamur Fusarium pada akar tanaman Beta vulgaris

18 Rabu, 8 Juli 2009 Libur pemilu presiden19 Kamis, 9 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan percobaan

3. Membersihkan cup20 Jumat, 10 Juli 2009 Mengikuti acara ultah P3GI yang ke-122 tahun21 Senin, 13 Juli 2009 Konsultasi dengan pembimbing kampus22 Selasa, 14 Juli 2009 Konsultasi dengan pembimbing kampus23 Rabu, 15 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Pengamatan tanaman percobaan3. Sterilisasi alat-alat yang digunakan penelitian

Page 51: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

40

4. Membuat media PDANo Hari/Tanggal Urainan Kegiatan yang Dilakukan24 Kamis, 16 Juli 2009 1. Memupuk tanaman percobaan dengan pupuk

ZA2. Merawat dan menyiram tanaman percobaan3. Pengamatan tanaman percobaan

25 Jumat, 17 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan

26 Senin, 20 Juli 2009 Libur Iso’ Mi’roj27 Selasa, 21 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mengamati anatomi jamur Fusarium pada

tebu yang terkena penyakit Pokahbung4. Sterilisasi alat yang digunakan untuk

percobaan28 Rabu, 22 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Pengamatan tanaman percobaan29 Kamis, 23 Juli 2009 Libur30 Jumat, 24 Juli 2009 Libur31 Senin, 27 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

serta pengamatan tanaman percobaan2. Menanam tebu varietas PS 864 sakit dan

sehat3. Melepas shanding net di rumah kaca

32 Selasa, 28 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari serangga vektor di lapang4. Pembiakan serangga vektor

33 Rabu, 29 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari serangga vektor di lapang

34 Kamis, 30 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Memfoto tanaman yang terkenan penayakit

mosaic tipe A, B, E dan streak mosaic35 Jumat, 31 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Pengamatan tanaman percobaan3. Konsultasi BAB III dengan pembimbing

lapangan36 Senin, 3 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Pengamatan tanaman percobaan3. Memfoto tanaman yang terkenan penayakit

mosaic tipe A, B, E dan streak mosaic4. Mengamati perkecambahan spora penyebab

penyakit luka api

Page 52: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

41

No Hari/Tgl Urainan Kegiatan yang Dilakukan

37 Selasa, 4 Agustus 2009

1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari vektor penyakit mosaic di lahan

percobaan4. Membuat media PDA5. Inventarisasi alat yang ada di laboratorium

penyakit

38 Rabu, 5 Agustus 2009

1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari vektor penyakit mosaic di lahan

percobaan4. Inventarisasi alat yang ada di laboratorium

penyakit39 Kamis, 6 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Pengamatan tanaman percobaan3. Inventarisasi alat dan zat kimia yang ada di

laboratorium penyakit40 Jumat, 7 Agustus 2009 Libur 41 Senin, 10 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Pengamatan tanaman percobaan42 Selasa, 11 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Pengamatan tanaman percobaan3. Memfoto tebu yang terkena penyakit RSD

43 Rabu, 12 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Inventarisasi alat dan zat kimia yang ada di

laboratorium penyakit44 Kamis, 13 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari vektor penyakit mosaic di lahan

percobaan45 Jumat, 14 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan

2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari vektor penyakit mosaic di lahan

percobaan

Page 53: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

42

Lampiran VII

SURAT PERMOHONAN IZIN MELAKUKAN PKL

Page 54: CONTOH LAPORAN PKL.pdf

43

Lampiran VIII

SURAT IZIN MELAKUKAN PKL